Post on 15-Feb-2016
description
KATA PENGANTAR
Maha besar Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyusun makalah Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin yang
berjudul “Tumor Kulit”. Kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam pembuatan makalah ini terutama kepada dosen
pembimbing mata kuliah Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin dr. Sri Lestari Sp. KK
yang telah memberikan arahan dalam pembuatan makalah ini. Disamping itu juga
kami berterima kasih juga kepada pengelola perpustakaan Fakultas Kedokteran
Universitas Baiturrahmah yang telah meminjamkan buku –buku panduan dalam
menunjang proses kelancaran pembuatan makalah ini ini.
Makalah ini disusun dalam rangka tugas diskusi kelompok mata kuliah Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin yang berguna sebagai wawasan ilmu pengetahuan.
Segala usaha telah kami lakukan untuk pembuatan makalah ini . Namun, kami
menyadari tentu masih terdapat kekurangan. Untuk itu, kami mengharap kritik
dan saran dari semua pihak demi penyempurnaan makalah.
Padang , Desember 2015
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................3
A. Latar Belakang...........................................................................................3
B. Rumusan Masalah......................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA TUMOR KULIT JINAK....................................5
A. Defenisi......................................................................................................5
B. Etiologi.......................................................................................................8
C. Patofisiologi ..............................................................................................9
D. Manifestasi Klinis....................................................................................10
E. Pemeriksaan Diagnostik...........................................................................11
F. Penatalaksanaan.......................................................................................11
G. Komplikasi...............................................................................................13
H. Prognosis..................................................................................................13
BAB III TINJAUAN PUSTAKA TUMOR KULIT JINAK................................15
A. Defenisi....................................................................................................15
B. Etiologi.....................................................................................................16
C. Patofisiologi ............................................................................................17
D. Manifestasi Klinis....................................................................................18
E. Pemeriksaan Diagnostik...........................................................................19
F. Penatalaksanaan.......................................................................................19
G. Komplikasi...............................................................................................20
H. Prognosis..................................................................................................20
BAB IV PENUTUP...............................................................................................21
A. Kesimpulan..............................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kulit adalah organ terbesar dan organ yang paling kompleks dari
tubuh. Meskipun kulit pada dasarnya berfungsi sebagai pelindung untuk
berinteraksi dengan lingkungan. Kulit juga melindungi terhadap agen
paling berbahaya seperti bahan kimia (yang impermeabilitas terhadap
epidermis), radiasi matahari (dengan membentuk pigmentasi), agen infeksi
(melalui immuno surveillance efficient) dan deformitas fisik (pertahanan
dermis).
Kemampuan untuk secara efisien mempertahankan atau
menyebarkan panas membuat organ-organ utama yang bertanggung jawab
untuk termoregulasi kulit. Untuk menjalankan semua fungsinya, kulit
memiliki struktur saraf yang sangat khusus. Telapak tangan dan telapak
kaki sangat tebal untuk menopang berat badan. Jari-jari memiliki densitas
tertinggi terhadap persarafan sensori dan memungkinkan melakukan kerja
yang rumit. Bahkan garis-garis kulit, dijelaskan oleh Langer, berorientasi
tegak lurus dengan sumbu panjang axis otot untuk memungkinkan
terjadinya peregangan dan kontraksi tanpa terjadi deformitas.
Penyakit tumor kulit dewasa ini cendenrung mengalami
peningkatan jumlah terutama di Amerika, Australia dan Inggris.
Berdasarkan beberapa penelitian, orang kulit putih yang lebih banyak
menderita kanker kulit. Hal tersebut diprediksikan sebagai akibat
seringnya terkena (banyak terpajan) cahaya matahari. Di Indonesia
penderita kanker kulit terbilang sangat sedikit dibandingkan ke-3 negara
tersebut, namun demikian kanker kulit perlu dipahami karena selain
menyebabkan kecacatan juga pada stadium lanjut dapat berakibat fatal.
Benjolan pada atau di dalam kulit sangat umum ditemukan dan
masalah yang berkaitan dengan hal ini meningkat akibat semakin
meningkatnya usia. Sebagian besar tumor kulit adalah jinak (benigna),
sering hanya merupakan gangguan kosmetik. Namun demikian, penting
3
untuk menentukan dengan cepat dan efektif apakah suatu tumor bukan
merupakan tumor ganas (maligna) atau mempunyai potensi untuk menjadi
ganas, karena keputusan tentang apa yang harus dilakukan terhadap suatu
lesi hanya dapat dibuat sesudah diagnosis tingkat awal ditentukan. Kulit
merupakan sistem organ yang kompleks, di mana tumor jinak maupun
ganas bisa timbul pada tiap bagian (Robin Graham-Brown, 2005)
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tumor kulit jinak dan ganas?
2. Apa etiologi dari tumor kulit jinak dan ganas?
3. Bagaimana patofisiologi dari tumor kulit jinak dan ganas?
4. Apa saja manifestasi klinis dari tumor kulit jinak dan ganas?
5. Apa saja komplikasi dari tumor kulit jinak dan ganas?
6. Bagaimana pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunujang dari tumor
kulit jinak dan ganas?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari tumor kulit jinak dan ganas?
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA TUMOR KULIT JINAK
A. Definisi
Kata tumor secara literal mempunyai arti pembengkakan yang
abnormal. Dalam bahasa kedokteran modern, kata tersebut mempunyai arti
yang lebih spesifik. Tumor (neoplasma) merupakan suatu lesi sebagai hasil
pertumbuhan abnormal dari sel yang autonom atau relatif autonom, yang
menetap, walaupun rangsang penyebabnya telah dihilangkan.
Tumor merupakan hasil transformasi neoplastik dari semua sel
berinti tunggal dalam tubuh, walaupun beberapa jenis sel lebih mudah
tumbuh membentuk tumor dibandingkan dengan yang lain. Sel yang telah
mengalami transformasi disebut sel neoplastik. Dengan transformasi yang
meliputi satu seri perubahan genetik (misal mutasi), sel melepaskan diri
secara permanen dari mekanisme pengatur pertumbuhan normal. Sel
neoplastik dalam tumor disebut maligna yang memiliki tambahan
kemampuan khas yang mematikan yang memungkinkan sel tersebut
menembus dan menyebar, atau metastasis ke jaringan yang lain.
(Underwood, 1999).
Tumor jinak biasanya terlokalisir. Tumor jinak merupakan suatu
kelainan dengan pertumbuhan yang lambat, yang biasanya tidak
menembus jaringan sekitarnya atau menyebar ke bagian lain dalam tubuh.
Pada waktu tumor jinak timbul pada epitel atau permukaan
mukosa, tumor akan tumbuh menjauhi permukaan, karena tumor tidak
dapat mengadakan invasi, sehingga sering kemudian terbentuk polip yang
bentuknya bertangkai atau tonjolan datar, pertumbuhan non-invasi ke arah
luar memberikan bentuk lesi yang eksofitik. Tumor jinak pada organ yang
solid , khas berbatas tegas dan sering dibatasi dengan kapsul jaringan ikat.
Walaupun tumor jinak sesuai dengan definisi, letaknya terlokalisir
dan berbatas tegas dengan jaringan asal, tumor jinak dapat menyebabkan
masalah klinis akibat desakan pada jaringan sekitarnya (Underwood,
1999).
5
Ada beberapa tumor jinak yang dikenal di bidang medis, yaitu:
a. Neurofibromatosis
Adalah gangguan genetis yang mengganggu pertumbuhan sel
pada sistem saraf pusat, sehingga menyebabkan munculnya
tumor pada jaringan saraf. Tumor ini dapat muncul di otak,
tulang belakang, saraf yang besar maupun kecil. Biasanya
terjadi pada anak-anak.
b. Kista
Suatu rongga patologis yang dilapisi oleh epitel. Kista terjadi
akibat pembentukan cairan antara lapisan sisa-sisa epitel luar
dan dalam atau antara lapisan organ.
c. Keratosis
Papula atau plak yang berbatas tegas, kasar, berpigmen dan
mengenai wajah dan dada. Mereka timbul pada orang-orang
setengah baya atau yang berusia lebih tua.
6
d. Veruka
Suatu tumor jinak yang biasa disebut sebagai kutil atau mata
ikan yang disebabkan oleh infeksi HPV yang membuat lapisan
kulit menjadi menebal. Gejala yang timbul, umumnya ada
peninggian permukaan kulit berbentuk bulat atau oval yang
kasar, berwarna lebih terang atau bahkan lebih gelap
dibandingkan daerah sekitarnya. Pada umumnya penderita
tidak merasakan nyeri, karena verruca ini tidak berbahaya dan
dapat sembuh sendiri dengan hitungan bulan atau tahun.
e. Angioma
Malformasi unsur dari cabang-cabang vaskular. Bila ditekan
kaca obyek di atas angioma, ia akan memucat. Hal ini yang
dapat membedakan angioma dengan petekia.
f. Nevus
7
Sel melanoblas yang pada keadaan normal berada pada lapisan
basal epidermis. Sel dapat dan tidak mengandung pigmen
melamin. Pembentukan pigmen melanin yang berlebihan akan
difagosit oleh sel makrofag yang dinamakan melanofor yang
terletak di dermis bagian atas.
g. Keloid
Jaringan parut yang luas karena hiperaktif proses
penyembuhan. Penimbunan kolagen maupun lisis kolagen
meningkat. Keloid ini sangat sering pada ras berkulit gelap dan
sering ada riwayat keloid. Hipertrofi jaringan parut dapat di
kurangi dengan melepas tegangan bila jaringan parut melewati
lipatan fleksi. Suntikan kortison juga membantu untuk keloid
kecil.
B. Etiologi
Penyebab Tumor kulit jinak dapat terjadi karena (Wijayakusuma,
Hembing 2005):
1. Faktor eksternal
a. Sering terpapar sinar matahari
8
Sinar matahari, khususnya UV B memiliki dampak buruk bagi
kulit yaitu menyebabkan kerusakan fotokimia pada DNA sel
sehingga memicu timbulnya kelainan pada kulit.
b. Terpapar sinar X-ray dan radionuklir dalam waktu lama
Radiasi yang dikeluarkan oleh sinar X maupun zat-zat radioaktif
lainnya dapat memicu terjadinya mutasi pada susunan kode genetik
pada DNA manusia sehingga memungkinkan terjadinya tumor
pada kulit.
c. Pemakaian bahan-bahan kimia seperti arsen, berilium, cadmium,
merkuri, plumbum, dan berbagai logam berat lainya.
Bahan-Bahan tersebut termasuk bahan yang bersifat karsinogenik
sehingga jika terpapar dalam waktu lama dapat mengakibatkan
tumor.
2. Faktor internal
a. Imunitas rendah
Jika imunitas rendah maka sel-sel kulit tidak mampu
mengidentifikasi dan memperbaiki kerusakan DNA sehingga
meningkatkan karsinogenesis.
b. Genetik
Pada orang dengan tipe kulit albino atau orang-orang keturunan
kulit putih. Hal ini disebabkan di dalam kulit mereka tidak terdapat
banyak pigmen sehingga tidak tahan terhadap radiasi sinar UV.
C. Patofisiologi
Patofisiologi tumor kulit jinak (verucca)
Penyebab dari veruka ini adalah invasi dari Human Papilloma
Virus (HPV) tipe 2, 27, dan 57 yang biasanya ditemukan pada binatang
seperti ternak, anjing, kuda, dan tikus besar. Tapi hal ini ditularkan dari
9
manusia ke manusia yang lain, tidak dari hewan yang ditularkan ke
manusia.
Data dari masa inkubasi virus ini adalah antara seminggu sampai
dengan setahun. Sistem imun ini berperan dalam angka awitan veruka ini.
Infeksi dari HPV masuk ke kulit melalui lesi dan menginfeksi keratinosis
basal. Virus menginfeksi keratinosit basal dari epidermis, melalui disrupsi
permukaan kulit dan mukosa. Di tempat ini, virus akan menetap di dalam
sel sebagai episom sirkuler dalam jumlah yang tidak banyak. Ketika sel
epidermal berdiferensiasi dan bermigrasi ke permukaan, virus akan
memperbanyak diri. Proses replikasi virus akan mengubah karakter
epidermis menghasilkan keluaran yang dikenal sebagai wart (kutil).
Human Papilloma virus dibagi ke dalam tipe kutaneus dan mukosa,
berdasarkan lokasi klinis dari lesi..Gejala viral protein biasanya terjadi di
stratum dan granulosum dari squamous ephitelium. Setelah masa laten,
HPV menyebabkan peningkatan pertumbuhan sel yang ditunjukkan
menjadi akanthopapilloma secara histologi. Bersamaan dengan
peningkatan ekspresi sel dari partikel viral, keratinosis juga menyebabkan
sumber infeksi baru (Florian, 2009).
D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari tumor kulit jinak yaitu (Imam Budi Putra 2008):
a. Tekanan atau desakan tumor menyebabkan sakit atau disfungsi
b. Gatal
c. Obstruksi saluran tubuh
d. Kompresi dari pembuluh darah atau organ vital.
Keadaan umum dan penampilan penderita tumor jinak kulit pada
umumnya baik. Ciri-ciri fisik tumor jinak pada kulit secara umum
menunjukkan gambaran sebagai beriku:
a. Bentuk teratur, meliputi: bulat, oval, polipoid
b. Batas tegas
10
c. Tidak ada infiltrasi atau melekat dengan organ atau jaringan sekitarnya
d. Tumbuh terbatas lokal saja, tidak menyebar
e. Vaskularisasi normal.
E. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik untuk menentukan adanya tumor kulit jinak
(Imam Budi Putra 2008) yaitu:
1. Biopsy
Memastikan diagnosis Tumor. Spesimen biopsy yang diperoleh
dengan cara eksisi akan mengungkapkan informasi histologik
mengenai tipe, taraf invasi dan ketebalan lesi. Spesimen biopsi yang
mencakup jaringan normal sebesar 1 cm dari bagian tepinya dan
bagian jaringan lemak subkutan yang ada dibawahnya sudah cukup
untuk menentukan stadium tumor, yang bisa melanoma in situ atau
melanoma noninvasive yang dini.
Pemeriksaan lain yang mungkin diperlukan jika dicurigai adanya
keganasan adalah:
1. Pemeriksaan sinar-x toraks
dilakukan jika ada indikasi bahwa sel-sel tumor telah berubah menjadi
kanker (mengalami keganasan) dan dicurigai bermetastase ke organ-
organ yang ada di rongga thorax
2. Tes faal hepar
Dilakukan jika ada indikasi bahwa sel-sel tumor telah berubah menjadi
kanker (mengalami keganasan) dan dicurigai bermetastase ke hepar.
3. Pemeriksaan CT scan radionukleida.
F. Penatalaksanaan
Sangatlah penting untuk meninjau kembali secara singkat
tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk mengobati tumor kulit. Hal
ini untuk menghindari pengulangan.
11
Prinsip penting yang pertama adalah baghwa sebagian jaringan
harus diambil untuk pemeriksaan histologi, kecuali bila didiagnosis sudah
pasti. Kegagalan dalam melakukan ini berarti kekeliruhan dalam
mendiagnosis keganasan, dan merupakan salah satu penyebab penyebaran
limfatik yang tidak diketahui atau deposit pada tempat yang jauh dari
tempat awal pertumbuhan tumor.
Penatalaksaan yang dilakukan untuk tumor kulit jinak (Graham-
Brown, Robin dan Tony Burns, 2005) yaitu:
1. Operasai pengangkatan tumor atau biopsy
Pengangkatan tumor kulit yang kecil bersifat cepat, sederhana,
dan ekonomis. Bila tumor terlalu besar untuk eksisi primer, maka
lakukan biopsy insisi yang kecil, dan ingatlah untuk memotong
melintangi bagian tepi mulai dari jaringan yang abnormal. Tidak
didapatkan adanya bukti bahwa biopsy berpengaruh buruk terhadap
perkembangan tumor, walaupun disarankan untuk sedapat mungkin
menghindari biopsy insisi pada melanoma invasive apabila mungkin.
2. Kuretase dan/ atau keuterisasi
Tindakan ini merupakan cara yang sangat memuaskan untuk
mengangkat tumor-tumor superficial.
C&C :
a. Gunakan kuret (volkman spoon) untuk mengerok lesi
b. Tutulkan kauter beberapa kali untuk mengatasi pendarahan
c. Tutup luka dan/atau beri antiseptic
Alternative lain dari kauterisasi adalah dengan hifrekator, yang
menyebabkan terjadinya hemostasis secara elektris dan desikasi
(membuat kulit kering). Tumor-tumor yang bertangkai dapat diangkat
sengan melakukan pemotongan sepanjang bagian dasarnya dengan
kauter
3. Krioterapi
Tindakan yang ideal untuk tumor kulit superfisial, karena dapat
dilakukan dengan cepat dan relative hanya sedikit meninggalkan
bekas. Akan tetapi, interpretasi histologist pada kriobiopsi tidak
12
mudah, dan hanya digunakan jika : tumor sudah jelas jinak, atau
biopsy insisi telah dilakukan. Krioterapi tidak boleh dilakukan pada
melanoma. Bahan terbaik adalah nitrogen cair.
4. Terapi laser dan fotodinamik
Banyak tumor epitel jinak memberikan respons terhadap ablasi
dengan laser CO2, walaupun juga sangat mudah diobati dengan cara
lain yang lebih sederhana dan murah. Lesi-lesi berpigmen merespon
terhadap pengobatan laser tetapi penggunaan laser dalam hal ini masih
memerlukan pemantapan.
Terapi fotodinamik merupakan tindakan dengan menggunakan porfirin
dan penyinaran, yang akan merusak lesi superfisial seperti penyakit
bowen dan karsinoma sel basal superfisial.
5. Radioterapi
Metode pengobatan yang efektif untuk karsinoma sel basal dan
sel skuamosa, dan sering menjadi pilihan paling praktis untuk tumor
yang sangat besar yang terdapat pada orang-orang berusia lanjut. Akan
tetapi tindakan ini tidak ideal untuk tumor yang terdapat pada tempat
tertentu, dan pilihan apakah akan dilakukan eksisi atau radioterapi
tergantung pada keadaan masing-masing pasien. Radioterapi juga
dapat mengendalikan deposit tumor sekunder.
G. Komplikasi
Pada nevus junctional dan nevus compound harus mendapat
perhatian , karena ada kemungkinan berubah menjadi ganas. Pada Kista
epidermal jika tidak diobati kadang-kadang dapat mengalami transformasi
granulomaltosa dan mengalami resolusi dengan meninggalkan parut
dermal fokal yang kecil.
H. Prognosis
Pada nevus pigmentosus dan veruka vulgaris (kutil) prognosis
umumnya baik. Tetapi pada nevus junctional dan nevus compound harus
mendapat perhatian , karena ada kemungkinan berubah menjadi ganas.
13
Pada keratosis seboroika prognosis umumnya baik, lesi tidak pernah
berubah menjadi ganas. Kista epidermal jika tidak diobati kadang-kadang
dapat mengalami transformasi granulomaltosa dan mengalami resolusi
dengan meninggalkan parut dermal fokal yang kecil. Jarang sekali terjadi
transformasi maligna.Keloid tidak dapat mengalami resolusi spontan,
tetapi dengan pengobatan yang sesuai progresinya dapat dihambat.
14
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA TUMOR KULIT GANAS
A. Definisi
Tumor ganas pada organ solid cenderung mempunyai batas yang
tidak jelas, kadang disertai tebaran lembar jaringan neoplastik ke dalam
jaringan normal sekitarnya. Keadaan ini akan memberikan bentuk
potongan permukaan yang mirip kepiting dimana penyakit ini kemudian
diberi nama cancer. Tumor ganas sering terlihat nekrosis sentral karena
berkurangnya perfusi vaskuler.
Morbiditas dan mortalitas yang berhubungan dengan tumor ganas
dapat disebabkan oleh tekanan dan penghancuran jaringan sekitarnya,
pembentukan tumor sekunder, hilangnya darah dari permukaan yang
ulserasi, produksi hormon, efek paraneoplastik yang menyebabkan berat
badan berkurang dan kelemahan serta kekhawatiran dan kesakitan
(Underwood, 1999).
Beberapa tumor ganas, yaitu:
a. Basalioma
Suatu tumor ganas kulit yang berasal dari pertumbuhan
neoplastik sel basal epidermis dan apendiks kulit, juga
merupakan kanker kulit yang timbul dari lappisan sel basal
epidermis atau folikel rambut yang paling umum dan jarang
bermetastasis. Penyebab tersering yaitu terpapar sinar matahari
atau UV dan sering muncul pada usia di atas 40 tahun.
15
b. Skuamosa
Suatu bentuk karsinoma sel skuamosa yang terbatas pada
epidermis dan belum menyusup ke jaringan bawah (dermis).
Kulit yang terkena tampak coklat-merah dan bersisik terkadang
menyerupai bercak pada dermatitis atau infeksi jamur.
c. Melanoma
Kanker yang berasal dari sel kulit yang memproduksi melanin
(pigmen). Kanker hitam kulit terjadi karena pertumbuhan ganas
dari sel-sel ini berimigrasi dari bingkai neural ke kulit untuk
menjalankan tugasnya yaitu melindungi kulit terhadap
spektrum sinar.
B. Etiologi
Penyebab dari tumor ganas pada kulit belum diketahui pasti. Namun ada
faktor yang yang memepengaruhi terjadinya tumor kulit ganas.
16
Faktor predisposisi:
1. Kontak jangka panjang terhadap radiasi UVB
UV-B memiliki panjang gelombang 290-320 nm dan memiliki
intensitas tertinggi saat sinar matahari terang (antara jam 10:00-14:00).
Sinar UV B memiliki dampak buruk bagi kulit yaitu menyebabkan
kerusakan fotokimia pada DNA sel sehingga memicu tumbuhnya
kanker kulit.
2. Kontak arsenic
Arsenik merupakan salah satu zat karsinogen yang dalam dosis
tertentu dapat menimbulkan kanker pada tubuh manusia.
3. Genetik
Pada orang dengan tipe kulit albino atau orang-orang keturunan kulit
putih. Hal ini disebabkan di dalam kulit mereka tidak terdapat banyak
pigmen sehingga tidak tahan terhadap radiasi sinar UV.
4. Pemakaian obat imunosupresan
Pemakaian obat imunosupresan dalam jangka waktu lama dapat
menyebabkan penurunan sel-sel imun pada kulit. Hal ini
mengakibatkan sel-sel kulit tidak mampu mengidentifikasi dan
memperbaiki kerusakan DNA sehingga meningkatkan karsinogenesis
(Corwin, Elizabeth J 2009)
C. Patofisiologi
Patofisiologi tumor kulit ganas basalioma
Basal cell carcinoma (BCC) ini adalah tipe tersering dari kanker
kulit seperti halnya karsinoma sel skuamosa (SCC). Penyebab pasti dari
hal ini masih belum diketahui. Kedua hal tersebut sama diduga disebabkan
oleh paparan sinar Ultraviolet (UV), namun mekanisme paparannya
berbeda.
Basal Cell Carcinoma (BCC) muncul karena paparan UV yang
menyebabkan mutasi gen p53, munculnya dimulai dari interfollicular sel
17
basal, folikel rambut atau kelenjar sebasea yang letaknya lebih dalam dari
karsinoma sel skuamosa (SCC) yang menunjukkan bahwa ada perbedaan
dosis paparan panjang gelombang sinar UV pada keduanya. Gelombang
290-320 nm yang sering duga penyebab basalioma. Pada basal cell
carcinoma (BCC), gen p53 dan Patched gene (PTCH) adalah target utama
paparan sinar UV. Mutasi pada p53 ditunjukkan pada hasil penelitian BCC
sebanyak 56% termasuk lesi yang masih dini yang disebabkan mutasi ini.
Tanda-tanda paparan UV diamati 65% dari mereka. Mutasi PTCH juga
memiliki peran utama dalam terjadinya BCC. Penyakit herediter yakni
sindrom Gorlin dan xerodema pigmentosum juga ikut berperan meskipun
insiden terjadinya lebih rendah dari penyebab paparan UV. Aktivasi
mutasi dari smoothened dan mutasi PTCH2 juga terlibat dalam
pembentukan BCC. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian pada tikus
percoban yang menunjukkan lesi kulit yang menyerupai basal cell
carcinoma (BCC) pada manusia (Lacour, 2002).
Sel karsinoma BCC ini jarang terjadi metastasis karena adanya
ketergantungan antara sel tumor epithelial yang berasal dari sel primitif
selubung akar rambut dan elemen stroma yang menyerupai lapisan
papilaris dermis yang terdiri dari kolagen, fibroblast, dan substansia dasar.
Bolus metastase yang besar sulit memasuki sistem limfatik ataupun sistem
vaskuler.
D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada tumor kulit ganas tergantung pada jenis tumor
ganas (Corwin, Elizabeth J 2009):
1. Sel basal
Nodus berwarna seperti daging atau pink, biasanya cekung di tengah-
tengahnya dan dapat terus membesar. Warnanya mengkilat/seperti
lilin, paling sering terlihat pada area yang terpajan sinar matahari di
telinga, wajah, atau tangan.
2. Sel skuamosa
18
Lesi bersisik dan sedikit menonjol, disertai ulkus pada area tengah lesi.
Batas lesi tidak beraturan dan mengeras pada tahap lanjut. Paling
sering mengenai area yang terpajan sinar matahari, biasanya di wajah
atau area jaringan parut.
3. Melanoma maligna
Lesi yang tumbuh dengan cepat dan membentuk de novo atau tumbuh
dari mole yang sebelumnya diderita. Biasanya menonjol, berwarna
hitam atau cokelat, atau terkadang muncul dalam bermacam-macam
warna. Batas tidak beraturan, tidak simetris, dan dapat mengeluarkan
darah. Paling sering ditemukan pada area terpajan sinar matahari,
namun dapat tumbuh pada area kulit lain. Berhubungan dengan lesi
akibat terbakar sinar matahari.
E. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis kanker kulit dibuat dengan biopsi dari lesi-lesi yang dicurigai,
jenis biopsi meliputi penyayatan,dimana lapisan kulit diatas lesi diambil,
yakin dengan cara biopsi, insisi dan eksisi. Bila dicurigai adanya
melanoma maka iopsi dan eksisi merupakan metode pilihan sehingga
kedalamn lesi dapat diukur.Setiap lesi harus dicurigai bila menunjukan
satu dari tanda kanker kulit, yaitu ABCD (Asymmetry, Border, Color,
Diameter). Untuk melanoma-melanoma tipis dan kebanyakan karsinoma
sel basal dan sel squamosa, pengangkatan melalui pembedahan adalah
semua yang diindikasikan dan tidak membutuhkan pemeriksaan diagnosa
lenjutan. Untuk melanoma yang dalam pemeriksaan mungkn diindikasikan
untuk menemukan adanya metastase penyakit.ini meliputi pemeriksaan
darah,pemeriksaan sinar-x, dan atau skar CT. (Corwin, Elizabeth J 2009).
F. Penatalaksanaan
1. Pencegahan terhadap karsinoma sel basal dan skuamosa dapat
dilakukan dengan melindungi kulit dari pajanan sinar matahari,
termasuk menghindari matahari tengah hari, pemakaian topi, baju
pelindung , dan tabir surya berspektrum luas.
19
2. Insidens melanoma maligna juga dapat dikurangi dengan menghindari
pajanan sinar matahari dan memakai baju pelindung. Penggunaan
tanning (penyamakan kulit) secara indoor (dalam ruangan) harus
dihindari berdasarkan riset yang menunjukkan adanya hubungan kuat
antara penyamakan kulit indoor dan melanoma. Tabir surya mungkin
tidak dapat mencegah timbulnya maligna.
3. Karsinoma sel basal dieksisi secara bedah . karsinoma sel skuamosa
dieksisi secara bedah dan terapi radiasi.
4. Melanoma maligna dieksisi secara bedah, dengan batas insisi yang
lebar. Dilkukan biopsy kelenjar limfe untuk menentukan adanya
metastasis. Biopsy kelenjar limfe sentinel(biopsy nodus terdekat
dengan kanker) merupakan indicator yang efektif terhadap metastasis
dan menjadi terapi pengarah.
5. Kemoterapi dan terapi imun dapat dilakukan selain pembedahan
melanoma maligna dan terkadang pada karsinoma sel skuamosa.
6. Vaksin tumor yang secara aktif melawan antigen spesifik pada
melanoma maligna digunakan pada pasien tertentu.
G. Komplikasi
1. Invasi local dan kerusakan jaringan dapat terjadi pada semua jenis
kanker kulit
2. Dapat terjadi metastasis ke kelenjar limfe regional dan ke seluruh
tubuh terutama melanoma maligna. Karsinoma sel basal sangat kecil
untuk bermetastasis, sedangkan karsinoma sek skuamosa berpotensi
sedang.
H. Prognosis
Prognosis baik jika karsinoma sel basal dieksisi secara bedah.
Karsinoma sel skuamosa memiliki prognosis baik jika belum terjadi
metastasis. Biopsy kelenjar limfe sentinel(biopsy nodus terdekat dengan
kanker) merupakan indicator yang efektif terhadap metastasis dan menjadi
terapi pengarah. Prognosis bergantung pada ukuran lesi dan hasil biopsy
kelenjar limfe. Pertumbuhan nodular memiliki prognosis yang lebih buruk.
20
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tumor merupakan hasil transformasi neoplastik dari semua sel
berinti tunggal dalam tubuh, walaupun beberapa jenis sel lebih mudah
tumbuh membentuk tumor dibandingkan dengan yang lain. Sel yang telah
mengalami transformasi disebut sel neoplastik. Dengan transformasi yang
meliputi satu seri perubahan genetik (misal mutasi), sel melepaskan diri
secara permanen dari mekanisme pengatur pertumbuhan normal. Sel
neoplastik dalam tumor disebut maligna yang memiliki tambahan
kemampuan khas yang mematikan yang memungkinkan sel tersebut
menembus dan menyebar, atau metastasis ke jaringan yang lain.
(Underwood, 1999).
Tumor jinak biasanya terlokalisir. Tumor jinak merupakan suatu
kelainan dengan pertumbuhan yang lambat, yang biasanya tidak
menembus jaringan sekitarnya atau menyebar ke bagian lain dalam tubuh.
Walaupun tumor jinak sesuai dengan definisi, letaknya terlokalisir
dan berbatas tegas dengan jaringan asal, tumor jinak dapat menyebabkan
masalah klinis akibat desakan pada jaringan sekitarnya (Underwood,
1999).
Tumor ganas pada organ solid cenderung mempunyai batas yang
tidak jelas, kadang disertai tebaran lembar jaringan neoplastik ke dalam
jaringan normal sekitarnya. Keadaan ini akan memberikan bentuk
potongan permukaan yang mirip kepiting dimana penyakit ini kemudian
diberi nama cancer. Tumor ganas sering terlihat nekrosis sentral karena
berkurangnya perfusi vaskuler.
21
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J. Buku Saku Patofisiologi. 2009. Jakarta. EGC.
Delf, Mohlan .H. 1996. Major Diagnosa Fisik ed.9. Jakarta: EGC.
Wijayakusuma, Hembing. Atasi Kanker Dengan Tanaman Obat. 2005. Jakarta: Puspa Swara .
Graham-Brown, Robin. 2005. Dermatologi ed.8. Jakarta: Erlangga.
Graham-Brown, Robin dan Tony Burns. 2005. Lecture Note on Dermatologi.Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama.
Jong, Wimde. 2004. Kanker, Apa itu?. Jakarta: Arcan.
JP, Lacour. 2002. Carcinogenesis of basal cell carcinomas: genetics and molecular mechanisms. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11966727# (diakses tanggal 14 Desember 2015).
Lang, florian. 2009. Encyclopedia of Molecular Mechanisms of Disease. Tuebingen: Springer.
Lukitto, Pisi. 2010. Penuntun Diagnostik dan Tindakan Terapi Tumor Ganas. Jakarta: CV Sagung Seto.
Sabiston, David .C. 1995. Buku Ajar Bedah. Jakarta: EGC.
Swartz, Mark H. 1995. Buku Ajar Diagnostik Fisik. Jakarta: EGC.
Underwood, J.C. 1999. Patologi Umum dan Sistemik vol. 1. Jakarta : EGC.
Willms, Junice .L. 2003. Diagnosis Fisik.Jakarta: EGC.
22