Post on 02-Jan-2016
description
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
yang telah mengutus Nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan agama yang
haqq, memberi petunjuk kepada sesama manusia ke jalan kebaikan untuk kehidupan
di dunia dan keselamatan di akhirat.
Ilmu Pendidikan Islam merupakan mata kuliah yang sangat penting terutama
untuk kami, sebab ilmu ini bisa menjadi dasar pendidikan Islam, baik pendidikan
yang formal maupun yang non-formal.
Alat-alat pendidikan Islam merupakan alat-alat yang dapat digunakan selama
melaksanakan pendidikan Islam agar tujuan pendidikan Islam tersebut lebih berhasil.
Ilmu pendidikan Islam memiliki arti dan peranan yang sangat penting dalam
kehidupan. Hal tersebut disebabkan karena ilmu pendidikan Islam memiliki fungsi
dalam proses pembentukan pribadi manusia. Pendidikan Islam pada khususnya yang
bersumberkan nilai-nilai agama Islam di samping menanamkan atau membentuk
sikap hidup yang dijiwai nilai-nilai tersebut, juga mengembangkan kemampuan
berilmu pengetahuan sejalan dengan nilai-nilai Islam yang melandasinya. Ini
merupakan proses ikhtiyariyah yang secara pedagogis mampu mengembangkan
hidup anak didik kepada arah kedewasaan/kematangan yang menguntungkan dirinya.
Karena sangat pentingnya ilmu pendidikan Islam, maka tersusunlah makalah
ini dengan harapan bisa menjadi panduan bagi kami dalam dunia pendidikan Islam,
terutama dalam mengetahui alat-alat pendidikan Islam.
1. Latar Belakang
Jika direnungkan syari’at Islam tidak akan dihayati dan diamalkan orang
kalau hanya diajarkan saja, tetapi harus didirikan melalui proses pendidikan
dengan berbagai metode dan pendekatan. Dari satu segi kita melihat, bahwa
pendidikan Islam itu lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap dan mental
yang akan terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan diri sendiri
maupun orang lain. Di segi lain pendidikan Islam tidak hanya bersifat teoritis
tetapi juga praktis, oleh karena itu pendidikan Islam adalah sekaligus pendidikan
iman dan pendidikan amal.
1
Karena ajaran Islam berisi ajaran tentang sikap dan tingkah laku pribadi
masyarakat menuju kesejahteraan hidup perorangan dan bersama, maka orang
pertama yang bertugas mendidik masyarakat adalah para nabi dan rasul,
selanjutnya para ulama dan cerdik pandai sebagai penerus tugas dan kewajiban
mereka.
Maka dengan itu kami penyusun mengharapkan kemajuan dalam bidang
pendidikan sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan
harapan bisa berguna baik untuk penyusun maupun orang lain.
2. Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini kami hanya akan membatasi pembahasan
mengenai alat-alat pendidikan Islam. Permasalah di atas kami tuangkan dalam
rumusan masalah sebagai berikut:
a. Apakah yang dimaksud dengan metode dan alat-alat pendidikan Islam?
b. Bagaimana fungsi alat-alat pendidikan Islam?
c. Bagaimana hubungan antara alat pendidikan Islam dengan pendidikan Islam?
d. Mengapa pentingnya metode dan alat pendidikan Islam?
3. Tujuan Penulisan
Dalam karya ini penulis mempunyai tujuan selain untuk memenuhi tugas
sebagai syarat untuk memenuhi diskusi kelas, bertujuan juga untuk:
a. mengetahui secara jelas pengertian metode dan alat-alat pendidikan Islam,
b. mengetahui hal apa saja yang menjadi kendala dalam penggunaan alat-alat
pendidikan Islam, dan;
c. mengetahui hubungan antara alat-alat pendidikan Islam dengan pendidikan
Islam.
4. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis mengambil data dari sumber buku
bacaan dan dari hasil tersebut dihimpun dalam sebuah makalah yang berjudul:
“Alat-alat Pendidikan Islam” serta mempelajari literatur-literatur yang ada.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Metode dan Alat Pendidikan Islam
Kata metode berasal dari bahasa latin, yaitu meta dan hodos. Meta artinya
melalui, sedangkan hodos berarti jalan atau ke atau cara ke. Metode dalam bahasa
Arab disebut Thariqah yang artinya jalan, cara, sistem atau ketertiban dalam
mengerjakan sesuatu. Sedangkan menurut istilah ialah sistem atau cara yang
mengatur suatu cita-cita.
Alat pendidikan Islam, yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
mencapai tujuan Islam, dengan demikian maka alat ini mencakup apa saja yang
dapat digunakan yang termasuk di dalamnya metode pendidikan.
Metode dan alat pendidikan Islam, yaitu cara dan segala apa saja yang
dapat digunakan untuk menuntun atau membimbing anak dalam masa
pertumbuhannya, agar kelak menjadi manusia yang berkepribadian muslim yang
diridhoi oleh Allah SWT.
Menurut Islam pendidikan adalah pemberi corak hitam putihnya
perjalanan hidup seseorang. Oleh karena itu ajaran Islam menetapkan bahwa
pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang wajib hukumnya, baik bagi pria
maupun wanita dan berlangsung seumur hidup semenjak dari buaian hingga ajal
datang. Pendidikan merupakan bimbingan secara sadar dari pendidik kepada anak
yang dalam proses pertumbuhan berdasarkan norma-norma yang Islami agar
terbentuk kepribadian yang muslim.
Pendidikan dalam pengertian yang luas adalah meliputi semua perbuatan
atau semua usaha dari generasi muda, sebagai usaha untuk menyiapkan mereka
agar dapat memenuhi fungsi hidupnya. Baik jasmaniah maupun rohaniah.
Banyak sekali yang termasuk alat pedidikan Islam termasuk segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan Islam, dengan
demikian maka alat ini mencakup apa saja yang dapat digunakan, temasuk di
dalamnya metode pendidikan Islam. Pendidikan berkembang dari yang sederhana
(primitif) yag berlangsung dalam zaman dimana manusia masih berada dalam
ruang lingkup yang serba sederhana.
Dengan demikian metode dan alat pendidikan Islam saling terkait dan ini
harus searah dengan Al-Qur’an dan As-sunnah atau dengan kata lain tidak boleh
bertentangan dengan keduanya.
3
3
2. Pentingnya Metode dan Alat Pendidikan Islam
Peranan metode dan alat pendidikan Islam sangatlah penting dan tidak
dapat dipisahkan, sebab keduanya merupakan jembatan yang menghubungkan
pendidik dengan anak didik menuju kepada tujuan pendidikan Islam yang
terbentuknya kepribadian muslim.
Adapun berhasil atau tidaknya pendidikan Islam ini dipengaruhi oleh
seluruh faktor yang mendukung pelaksanaannya pendidikan Islam ini. Bila ada
permasalahan yang timbul di dalam pendidikan Islam, maka kita harus dapat
mengklasifikasikan masalah yang kita hadapi itu ke dalam faktor-faktor yang ada.
Kita tidak boleh mementingkan materi atau bahan dengan mengorbankan
anak didik, yang kita lakukan adalah mengusahakan dengan jalan yang bisa
dimengerti oleh anak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh anak.
3. Jenis-jenis Metode dan Alat-alat Pendidikan Islam
Dalam pelaksanaan pendidikan Islam sejak zaman silam maupun
sekarang ini ternyata metode sangatlah berpengaruh, walaupun metode
pendidikan Islam itu masih banyak kekurangannya. Islam sendiri tidak
menggariskan secara jelas mengenai metode pendidikan Islam ini semuanya
diserahkan sepenuhnya kepada kaum muslimin.
Dalam kitab suci orang Islam ada dua macam, yang sudah jelas dan yang
belum jelas. Kita tinggal melaksanakan dan mengamalkannya dan mengkaji serta
meneliti untuk mengungkapkan yang belum jelas.
Dalam pengembangan dan penggalian kesejahteraan hidup manusia,
banyak sekali prinsip-prinsip yang dapat dijadikan dasar. Seperti dalam sabda
Rasul yang artinya: “Mudahkanlah, janganlah engkau persulit. Berilah kabar-
kabar yang menggembirakan dan jangan sekali-kali engkau memberikan kabar
yang menyusahkan sehingga mereka lari menjauh dari dirimu, saling taatlah
kamu dan jangan berselisih yang dapat merenggangkan kamu.”
Kita dapat mengambil kesimpulan dari hadits di atas, termasuk di
dalamnya pelaksanaan (metode) Islam yang didasari dengan prinsip:
a. Memudahkan dan tidak mempersulit.
b. Menggembirakan dan tidak menyusahkan.
c. Selalu memiliki kesatuan paham atau pandangan dalam memutuskan sesuatu.
Seperti halnya dalam hadits yang lain, yang diriwayatkan oleh Ahmad
Abu Daud, Turmudzi dan lain-lain dari Muadz bahwa Rasulullah menyambut
4
gembira terhadap sikap Muadz yang mengambil keputusan untuk berijtihad
dalam menyelesaikan sesuatu, karena tidak diperolehnya dari Al-Qur'an dan Al-
Hadits.
Dalam surat Al-Hajr ayat 2 bahwa manusia yang mempunyai pandangan
harus bisa mengambil pelajaran terhadap sesuatu peristiwa maupun ilmu dari
siapa pun asalkan dapat mendatangkan keuntungan dan kemanfaatan serta tidak
bertentangan dengan ajaran Islam.
Rasulullah SAW bersabda: “Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri
Cina.” Dari hadits tersebut kita dapat mengambil kesimpulan meskipun
masyarakat Cina yang mayoritas komunis kita tidak boleh melihat agama yang
ada, tetapi ilmu pengetahuan yang berkembang di sana. Ironisnya, bahwa
menuntut ilmu tidak dibatasi dengan agama, daerah dan subjek ilmu yang
dipelajari.
Dari kegiatan dan usaha yang dilakukan oleh umat Islam selama ini
terutama dalam bidang pendidikan Islam ternyata mereka telah melaksanakan
berbagai kegiatan antara lain:
a. Mendidik dengan cara memberikan kebebasan sesuai dengan kebutuhan.
Artinya kebebasan itu tentunya tidak mutlak (tidak terbatas),
melainkan dengan batasan-batasan tertentu. Sebab anak yang masih dalam
proses pertumbuhan belum memiliki kepribadian yang kuat dan ini
memerlukan petunjuk untuk mengambil alternatif dari beberapa aternatif
yang ada. Rasulullah bersabda yang diriwayatkan oleh Iman Muslim, bahwa
“setiap yang dilahirkan itu adalah dalam keadaan fitrah.”
Kita harus bersikap tegas dalam mendidik anak, tetapi ketegasan itu
jangan sampai memberikan pengaruh yang buruk. Sehingga anak merasa
dikekang oleh ketegasan itu. Seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh
Imam Tirmidzi, yaitu perintah menyuruh anak untuk shalat saat berusia tujuh
tahun dan apabila sudah berumur sepuluh tahun dan ia masih meninggalkan
shalat, maka kita diperbolehkan untuk memukulnya. Cara mendidik anak
seperti ini disebut “metode pendidikan demokrasi yang luwes.”
b. Mendidik anak dengan pendekatan perasaan dan akal pikiran.
Setiap orang tua menginginkan anaknya menjadi orang yang shaleh
dan berguna, oleh karena itu orang tua berusaha menciptakan hal yang
diinginkannya dengan segala kemampuan. Sebab anak yang shaleh dapat
melanjutkan perjuangannya kelak. Seperti dalam do’a Nabi Ibrahim AS: “Ya
5
Tuhanku! Anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-
orang shaleh.” Anak adalah amanat Tuhan, maka setiap amanat harus dijaga
dan dipelihara serta berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap
peliharaannya.
Metode pendidikan ini menekankan segi pikiran yang tajam dan
perasaan yang halus. Di dalam bahasa Arab metode ini disebut:
Artinya: “Metode pendidikan yang mencakup akal dan perasaan secara
sekaligus.”
c. Mendidik secara informal
Manusia diperintahkan untuk mendidik anaknya agar kelak menjadi
manusia shaleh, takwa kepada Allah, dan hidup bahagia baik dunia maupun
akhirat. Allah berfirman dalam surat At-Tahrim ayat 6.
.....
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; .....”
Pendidikan informal biasanya dilakukan di dalam
keluarga yang telah menggunakan perencanaan, kurikulum,
jam pelajaran dan lain-lain tanpa dibatasi oleh tempat dan
waktu yang dilakukan dengan santai. Namun diharapkan
keberhasilan pendidikan sesuai dengan cita-cita yang
diinginkan. Pada saat tertentu metode ini sangat baik
digunakan.
d. Pendidikan secara formal
Pendidikan formal sudah dilakukan oleh Rasulullah ketika beliau
mengajarkan wahyu yang diterimanya kepada para sahabat. Ustadz
Muhammad bin Sa’id Ramadhan Al-Buwithy dalam bukunya yang berjudul
Al-Manhajut Tarbawy Faridh Filqur’an menyatakan bahwa ada tiga asas
dasar yang dipakai Al-Qur'an dalam menanamkan pendidikan, yaitu:
1) Mahkamah aqliyah adalah merupakan mengetuk akal pikiran untuk
memecahkan masalah. Ini menjelaskan tentang asal usul awal kejadian,
perkembangan baik fisik maupun akal dan ilmunya ataupun mental
spiritual kemudian kepada alam cakrawala yang luas terbentang ini.
6
2) Al-Qishash wat Tarikh, yaitu menggunakan cerita-cerita dan pengetahuan
sejarah. Cerita-cerita ini dijadikan cerminan manusia kepada fakta dan
data yang terdahulu itu untuk melihat dirinya. Cerita dan sejarah lebih
mudah meresapkan kepada anak-anak mereka.
3) Al-Isyaroh Al-Widaniyah, yaitu memberikan perangsang kepada
perasaan-perasaan meskipun merupakan jalan yang terpendek untuk
menanamkan sesuatu karakter kepada anak-anak. Perasaan itu dibagi
menjadi:
a) Perasaan pendorong, yaitu rasa gembira, harapan hasrat yang besar
dan seumpamanya.
b) Perasaan penahan, yaitu rasa takut (berbuat kejahatan), rasa sedih
(berbuat kedhaliman) dan seumpamanya.
c) Perasaan kekaguman, yaitu rasa hormat dan kagum, rasa cinta, rasa
bakti dan pengabdian dan lain sebagainya.
Nabi Muhammad sebagai pendidik tertinggi memiliki tiga sifat utama,
yaitu:
1) Syahidan (penggerak perasaan-perasaan),
2) Mubasysyiron (pembawa berita gembira) dan;
3) Nadziron (pembawa peringatan untuk menahan kejahatan).
Menurut Muhammad Quthb dalam bukunya Minhajut Tarbiyyah
Islamiyyah menyatakan bahwa teknik atau metode pendidikan Islam ada
delapan macam, yaitu:
1) Pendidikan Melalui Teladan
Ini merupakan salah satu teknik yang efektif dan sukses. Karena
Allah mengutus Nabi Muhammad sebagai teladan bagi manusia dan ini
akan selalu hidup abadi selama sejarah masih berlangsung.
2) Pendidikan Melalui Nasehat
Nasehat yang berpengaruh membuka jalannya ke jiwa secara
langsung melalui perasaan. Adapun surat-surat Al-Qur'an yang berisi
nasehat-nasehat di antaranya: An-Nisa ayat 36 dan 58, Luqman ayat 13
dan seterusnya.
3) Pendidikan Melalui Hukuman
Ini merupakan jalan alternatif bila teladan dan nasehat tidak
efektif, tindakan tegas itu adalah hukuman. Tetapi ini juga tidak mutlak
7
dilakukan/diperlukan. Menurut Athiyah Al-Abrasyi hukuman ada tiga
syarat:
a) Anak-anak yang belum berumur sepuluh tahun tidak boleh dipukul.
b) Pukulan tidak boleh dilakukan lebih dari tiga kali dan tidak
menggunakan tongkat yang besar.
c) Memberikan kesempatan untuk bertobat kepada anak untuk
memperbaiki kesalahannya.
Sedangkan menurut Ibnu Sina dalam mendidik anak haruslah:
a) Dengan tingkah laku yang terpuji sebelum sifat buruk tertanam
kepada anak.
b) Apabila memberikan hukuman haruslah mempertimbangkan dari
berbagai segi dan secara bijaksana.
c) Hukuman yang diberikan jangan terlalau keras, tetapi dilakukan
dengan lunak dan lembut.
Sedangkan menurut Al- Ghazali, seorang pendidik harus mengetahui:
a) Jenis penyakit dan umur anak yang sakit.
b) Memberikan pelayanan yang sesuai.
c) Mampu menganalisa jenis penyakit dan mengetahui obat yang akan
diberikan.
d) Memberikan kesempatan kepada anak untuk memperbaiki kesalahan
yang diperbuatnya.
e) Dapat membedakan antara anak yang kecil dan yang besar dalam
menjatuhi hukuman.
f) Memberikan sanjungan dan pujian sebagai suatu encouragement atau
bersikap lebih baik dan lebih maju.
g) Janganlah memberikan celaan dan dakwaan kepada anak.
Menurut pendapat Al Abdari, bahwa:
a) Anak-anak yang salah harus di teliti, diberikan pencegahan dan
perbaikan.
b) Dalam memberikan hukuman tidak boleh menggunakan tongkat,
kecuali kalau sudah putus asa.
c) Cukup memberikan tiga kali pukulan.
Ibnu Kaldhun tidak menyetujui hukuman kepada anak, karena akan
mengakibatkan antara lain:
a) Anak akan selalu dipengaruhi oleh kekerasan.
8
b) Anak akan merasa sempit hati.
c) Menjadi pemalas dalam segala kegiatan.
d) Menyebabkan anak akan menjadi pendusta dan akan melakukan hal-
hal buruk.
e) Hancurnya arti kemanusiaan yang masih ada pada dirinya.
Menurut M. Athiyah Al-Abrasyi bahwa hukuman moral dapat
meninggalkan pengaruh besar dalam jiwa anak dan ini jauh lebih efektif
dari pada hukuman badan.
4) Pendidikan Melalui Ceritera
Ceritera mempunyai daya tarik yang menyentuh perasaan sebab
bagaimanapun perasaan, ceritera itu pada kenyataannya dapat merajut hati
manusia dan dapat mempengaruhi kehidupan mereka. Al-Qur'an
menggunakan ceritera sebagai alat pendidikan seperti ceritera nabi atau
rasul terdahulu, ceritera kaum yang terdahulu baik yang ingkar maupun
yang beriman kepada Allah.
5) Pendidikan Melalui Kebiasaan
Kebiasaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
kehidupan manusia dan Islam menggunakan kebiasaan itu sebagai salah
satu teknik pendidikan, yaitu mengubah seluruh sifat-sifat yang baik
menjadi kebiasaan.
6) Menyalurkan Kekuatan
Teknik Islam yang lain dalam membina manusia dan juga dalam
memperbaikinya adalah mengaktifkan kekuatan-kekuatan yang tersimpan
di dalam jiwa, tumbuh dari diri dan tidak memendamnya kecuali bila
potensi-potensi itu memang tertumpu untuk lepas.
Kekuatan yang dikandung oleh eksistensi manusia dan dihimpun
oleh Islam adalah kekuatan energik yang dapat baik dan buruk serta
menghancurkan, dan dapat pula habis percuma tanpa tujuan dan arah.
Islam menyalurkan kekuatan itu ke arah yang benar untuk kebaikan.
7) Mengisi Kekosongan
Kerusakan utama yang timbul oleh kekosongan adalah habisnya
kekuatan potensial untuk mengisi tersebut. Maka Islam ingin
memfungsikan manusia secara baik dan ingin sekali meluruskan kekuatan
itu kepada jalannya semula.
9
8) Pendidikan Melalui Peristiwa-peristiwa
Keistimewaan peristiwa-peristiwa itu adalah dapat menimbulkan
situasi-situasi yang khas di dalam perasaan, dengan demikian peristiwa itu
lebih berpengaruh kepada manusia yang tidak dapat sampai sendiri ke
tingkat keluhuran. Ali Khalil Abul Ainain di dalam kitabnya Falsafah
Tarbiyatul Islamiyah fil Qur’anil Karim mengemukakan tentang metode
pendidikan Islam ada sepuluh macam, yaitu:
a) Pengajaran tentang cara beramal dan pengalaman/keterampilan,
contohnya melalui ibadah shalat, zakat, puasa, dan lain-lain.
b) Mempergunakan akal.
c) Contoh yang baik dan jujur.
d) Peringatan kepada kebaikan dan larangan perbuatan mungkar.
e) Nasehat-nasehat.
f) Metode kisah.
g) Tamsil.
h) Menggemarkan dan menakutkan atau dorongan dan ancaman.
i) Menanamkan dan menghilangkan kebiasaan.
j) Peristiwa-peristiwa yang lalu.
Di dalam lembaga pendidikan Islam formal tertua di Indonesia
menggunakan dua metode yang terkenal, yaitu:
1) Sorogan atau yang lebih dikenal dengan sebutan bandongan, yaitu
penyampaian pelajaran dari santri dan kiai hanya membetulkan bila
terjadi kekeliruan.
2) Wetonan ialah penyampaian dilakukan oleh kiai dihadapan sekelompok
murid atau santri.
Menurut Drs. H. M. Arifin, M. Ed. bahwa dalam Al-Qur'an dan As-
Sunnah dapat ditemukan metode-metode untuk pendidikan agama antara lain:
1) Peringatan atau larangan.
2) Cerita tentang orang-orang yang taat dan berdosa serta akibat-akibatnya.
3) Peragaan.
4) Instruksional (bersifat pengajaran).
5) Acquisition (self education)
6) Mutual education (mengajar dalam kelompok)
7) Exposition (dengan penyajian) yang didahului dengan motivation
(menimbulkan minat).
8) Function (pelajaran dihidupkan dengan praktek)
9) Explanation (memberikan penjelasan tentang hal-hal yang kurang jelas).
10
4. Metode Pembelajaran dalam Pendidikan Islam
a. Metode pembelajaran di kalangan anak-anak melalui:
1) Metode pembelajaran Al-Qur'an, syair dan sajak.
2) Metode pembelajaran akhlak
b. Metode pembelajaran di tingkat tinggi.
Adapun mengenai metode pembelajaran di tingkat tinggi yang
dilakukan pada saat itu banyak, antara lain yang terkenal yaitu:
1) Sistem muhadloroh atau kuliah.
Kadang-kadang guru menempuh pula dengan metode sebagai berikut:
a) Mulai dengan membaca teks dan menerangkannya.
b) Menguraikan dan memberikan penjelasan.
c) Mengeluarkan pendapat.
d) Membandingkan antar subjek yang dipelajari dengan yang lain.
e) Memberikan kesempatan kepada siswa.
2) Sistem diskusi dan berdebat
Mengenai metode diskusi untuk menguasai ilmu sangatlah penting
dan tepat, tetapi menggunakan dengan berlebihan untuk mengalahkan
lawan bicara dengan tanpa mengindahkan karakteristik keilmuan dengan
alasan yang logis adalah membahayakan dan bertentangan dengan
ukhuwah yang ditegakkan oleh Islam.
11
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dalam penyelenggaraan pendidikan Islam, metode dan alat-alat
pendidikan Islam sangatlah penting untuk tercapainya tujuan pendidikan yang
diinginkan. Oleh karena itu metode dan alat-alat pendidikan Islam tidak dapat
dipisahkan, karena metode pendidikan Islam merupakan cara untuk mengatur
suatu cita-cita atau tujuan sedangkan alat-alat pendidikan Islam merupakan
sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan Islam.
Berhasil atau tidaknya pendidikan Islam dipengaruhi oleh seluruh faktor
yang mendukung pelaksanaan pendidikan Islam itu. Apabila ada permasalahan
yang timbul di dalam pendidikan Islam, maka kita harus dapat
mengklasifikasikan masalah yang kita hadapi itu ke dalam faktor-faktor yang ada.
2. Saran
a. Dalam pelaksanaan pendidikan Islam, kita harus benar-benar mengerti dan
memahami metode dan alat-alat pendidikan Islam yang diperlukan.
b. Para penyelenggara dan pelaku pendidikan seharusnya memahami
karakteristik para siswa, sehingga mereka dapat memilih metode dan alat-alat
pendidikan Islam yang tepat dan efektif.
c. Para ahli pendidikan Islam sudah sepantasnya membuka mata terhadap
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan selanjutnya berhati terbuka
untuk perbaikan dan penyempurnaan metode pendidikan Islam dan umumnya
untuk sistem pendidikan Islam.
12
12
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Shalawat dan
salam semoga dilimpahkan atas Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat
dan para pengikutnya.
Dengan rahmat dan inayah Allah, kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini yang berjudul “Alat-alat Pendidikan Islam” yang kami susun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam (IPI).
Kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan,
oleh karena itu kami memohon dukungan serta bimbingan dari dosen, khususnya
mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam.
Kami memberanikan diri menyusun makalah ini untuk memudahkan kami
sendiri dalam proses penyelenggaraan pendidikan Islam dan kami berharap semoga
proses belajar mengajar utamanya mata kuliah IPI akan lebih sukses.
Kepada para ahli penyusun berharap tegur sapanya untuk perbaikan dalam
penulisan makalah tersebut. Sebelum dan sesudahnya kami mengucapkan terima
kasih.
Akhirnya, penulis berharap makalah ini memberikan manfaat baik bagi
pembaca maupun penulis dan khususnya bagi pendidikan Islam. Kepada Allah SWT
kami memohon taufik dan hidayahNya semoga usaha yang kami lakukan senantiasa
mendapat keridloanNya. Amin.
13
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1. Latar Belakang.................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah............................................................................... 2
3. Tujuan Penulisan................................................................................. 2
4. Metode Penulisan................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
1. Pengertian Metode dan Alat Pendidikan Islam................................... 3
2. Pentingnya Metode dan Alat Pendidikan Islam.................................. 4
3. Jenis-jenis Metode dan Alat-alat Pendidikan Islam............................ 4
4. Metode Pembelajaran dalam Pendidikan Islam.................................. 11
BAB III PENUTUP................................................................................................. 12
1. Kesimpulan.......................................................................................... 12
2. Saran.................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
14
ii
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta: Yamuni, 1973).
Uhbiyati, Nur, Dra. Hj., Ilmu Pendidikan Islam I, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998).
Yamin, Martinis, Drs., M. Pd., Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2004).
15