makalah fistum

Post on 17-Nov-2015

28 views 2 download

description

fisiologi tumbuhan

Transcript of makalah fistum

MAKALAH PRAKTIKUMFISIOLOGI TUMBUHANAIR SEBAGAI KOMPONEN TUMBUHAN & KOMPOSISI KIMIA MEMBRAN SEL DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMEABILITASOLEH :Eggy Triana Putri (1310422040)Kelompok : 1A (Satu)Nama Anggota Kelompok :1. Pratiwi Mutiah Putri (1310421088)2. Haffi Indra Fitriadi (1310322020)3. Wilda Sasra Yulita (1310421060)

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHANJURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGERTAHUAN ALAMUNIVERSITAS ANDALASPADANG, 2014AIR SEBAGAI KOMPONEN TUMBUHAN & KOMPOSISI KIMIA MEMBRAN SEL DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMEABILITAS

Air merupakan bahan yang sangat esensial bagi kehidupan dan perkembangan tumbuhan. Selain itu, air juga merupakan penyusun tubuh dan diperlukan untuk banyak proses kehidupan yang terjadi pada tumbuhan. Dengan demikian, ketersediaan air adalah salah satu faktor penting dalam proses yang terjadi pada tumbuhan (Lukman, 1997).Peranan air bagi tumbuhan sangat penting, karena lebih 89 % berat basah jaringan tumbuhan terdiri dari air. Air merupakan senyawa utama protoplasma.Air membawa nutrisi mineral dari tanah kedalam tumbuhan melalui akar dan diteruskan kedalam jaringan pembuluh.Air dan komponen yang terkandung di dalamnya dapat masuk ke dalam tubuh tumbuhan secara difusi dan osmosis (Irawati dan Sutoyo, 1991).Sel tumbuhan dapat mengalami kehilangan air, apabila potensial air di luar sel lebih rendah daripada potensian air di dalam sel. Apabila sel kehilangan air cukup besar, maka ada kemungkinan volume isi sel akan menyusut, sehingga tidak dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel. Artinya membran dan sitoplasma akan terlepas dari dinding sel. Peristiwa ini disebut plasmolisis (Tjitrosomo,1983).Plasmolisis dibedakan menjadi 2 tingkatan yaitu plasmolisis sempurna dan plasmolisis insipien. Plasmolisis insipien adalah bila 50% jumlah sel dalam suatu jaringan mengalami plasmolisis. Keadaan ini dapat dikembalikan dengan meletakkan jaringan pada larutan yang hipotonis. Bila plasmolisis terus berlanjut, cairan dalam sel akan tertarik keluar. Keadaan ini menyebabkan tekanan turgor menurun, akibatnyaseluruh protoplasma keluar dan sel tidak dapat dikembalikan pada keadaan semula. Peristiwa ini yang disebut sebagai plasmolisis sempurna (Loveless,1987).Terdapat dua proses fisikokimiawi yang penting dalam transport materi dalam sel yaitu difusi dan osmosis. Difusi merupakan peristiwa perpindahan melekul dengan menggunakan tenaga kinetik bebas, proses perpindahan ini berlangsung dari derajat konsentrasi tinggi ke derajat konsentrasi rendah. Proses ini akan terus berlangsung hingga dicapai titik keseimbangan. Osmosis merupakan suatu peristiwa perembesan suatu molekul air melintasi membran yang memisahkan dua larutan dengan potensial air yang berbeda. Proses osmosis berlangsung dari larutan hipotonik menuju larutan yang hipertonik atau perpindahan air dari molekul air larutan yang potensial air tinggi menuju potensial air rendah (Tjitrosomo, 1987).Difusi di pengaruhi oleh : suhu, tekanan, konsentrasi, dan kerapatan molekul, semakin besar perbedaan konsentrasi antar dua daerah, yaitu makin tajam gradasi konsentrasinya, makin besar kecepatan difusinya. (Kimball, 1983). Pada osmosis pelarut berpindah dari daerah berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke daerah berkonsentrasi tinggi (hipertonik) sehingga konsentrasi di kedua daerah menjadi berimbang. Proses ini terjadi secara alami sehingga tidak membutuhkan energi (Dwijoseputro, 1986).Dalam membandingkan larutan yang konsentrasi zat terlarutnya berbeda, larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi disebut sebagai hipertonik. Larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih rendah disebut sebagai hipotonik (disini yang dimaksud adalah konsentrasi zat terlarutnya).Ini merupakan istila-istilah relatif yang hanya bermakna bila terdapat suatu perbandingan (Campbell, dkk, 2002).Adanya potensial osmosis cairan sel air murni cenderung untuk memasuki sel, sedangkan potensial turgor yang berada di dalam sel mengakibatkan air untuk cenderung meninggalkan sel. Saat pengaturan potensial osmosis maka potensial turgor harus sama dengan nol. Agar potensial turgor sama dengan nol maka haruslah terjadi plasmolisis (Salisbury & Ross, 1995).Masalah yang timbul dari pemerasan sel hidup adalah diperolehnya air yang hampir murni akibat terjadinya penyaringan osmotik. Jika cairan di setiap jaringan tumbuhan berada dalam kesetimbangan osmotik dengan larutan di sekelilingnya pada tekanan atmosfer dan tak ada tekanan atau tegangan di dalam jaringan, maka potensial osmotik cairan tersebut akan sama dengan potensial osmotik larutan sekitar. Masalah yang dihadapi dari pengukuran semacam ini ialah memperoleh tekanan nol dalam jaringan tanpa mengubah lagi sifat osmotik lainnya bila tidak diperlukan (yang mungkin bias terlalu banyak). Metode ini untuk mengukur potensial osmotik dengan mengamati plasmolisis insipien. (Salisbury dan Ross, 1995).Pada jaringan yang berada pada kesetimbangan (benar-tidaknya bergantung seluruhnya pada anggapan bahwa plamolisis insipien terjadi saat tekanan nol), perlu dipertanyakan berapa besar perubahan yang dialami jaringan saat terjadi plasmolisis insipien. Terlepasnya protoplas dari dinding sel disebabkan oleh penyusutan atau pengurangan volume, karena cairan di dalam protoplas sudah menjadi lebih pekat dan karenanya berpotensial osmotik lebih negatif (Salisbury dan Ross, 1995).Semua sel memiliki membran yang berfungsi membungkus isinya tapi sel hewan dan beberapa sel protista tidak berdinding hanya bermembran yang kadang sangat khusus. Membran adalah bahan berupa selaput yang sangat tipis, sebagian besar terdiri dari lipid dan protein, yang memisahkan bagian-bagian sel dari sekelilingnya. Sel muda yang sedang tumbuh, beberapa macam sel penyimpanan, sel yang berfotosintesis di daun, semua sel parenkim, dan beberapa jenis sel lainnya hanya mempunyai selapis dinding primer. Dinding ini tipis dan terbentuk selagi sel sedang tumbuh. Dinding sel membungkus protoplas yang meliputi membran plasma dan semua yang ada didalamnya. Membran ini biasanya melekat erat pada dinding karena adanya tekanan dari cairan didalamnya (Sallisbury dan Ross,1995) Membran sel tersusun atas lemak lapis ganda, tiga lipida polar terdapat pada sebagian besar membran yaitu fosfolipid, glukolipid dan sulfolipid yang jumlahnya lebih kecil.Dalam lipida polar, asam lemak rantai panjang bertindak sebagai ekor hidrofobik yang berorientasi ke arah dalam membran. Membran sel memegang peranan penting dalam sirkulasi material-material ke dalam dan keluar sel. Dengan kata lain membran adalah pembeda dimana molekul yang cocok dapat masuk sedangkan molekul yang tidak cocok akan dihambat sehingga tidak melewati membran (Devlin, 1985).Perkembangan membran plasma merupakan tahap sangat penting dalam terjadinya bentuk kehidupan yang paling awal.Tanpa membran plasma sebuah sel tidak mungkin dapat melangsungkan kehidupan.Membran plasma yang menyelubungi sebuah sel selain membatasi keberadaan sebuah sel juga memelihara perbedaan pokok antara isi sel dengan lingkungannya. Membran tersebut tidak hanya sebagai penyekat pasif melainkan juga sebagai filter yang memiliki kemampuan memilih bahan yang melintasinya dengan tetap memelihara kadar ion di dalam dan di luar sel. Bahan yang diperlukan sel dapat masuk sedangkan bahan yang merupakan limbah sel dapat melintas keluar sel. Aktivitas keluar masuknya bahan organic melalui membran sel terjadi karena adanya potensi permeabilitas suatu membran sel. Semua membran hidup termasuk membran plasma dan membran internal sel eukariotik, memiliki susunan yang sama yaitu terdiri dari himpunan molekul protein dan lipid yang terikat secara non kovalen (Subowo, 1995).

DAFTAR PUSTAKACampbell, dkk.2002.Biologi Edisi Kelima Jilid 1.Jakarta : Erlangga.Devlin, R.M and F.H Witham.1983. Plant Physiology. Williard Grand Press :BostonDwidjoseputro.1986.Pengantar Fisiologi Tumbuhan.Jakarta : Gramedia.Irawati, dan Sutoyo.1991. Dasar dasar Fisiologi Tumbuhan.Padang :Fakultas Pertanian Universitas Andalas.Kimball, J. W.1983. Biologi. Jakarta : Erlangga.Loveles, A.R.1987. Prinsip - Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik.Jakarta :GramediaPustaka Utama.Lukman, Diah Ratna Dewi, dkk. 1997.Buku Ajar Fisiologi Tumbuhan.Universitas Andalas : Padang.Salisbury, F. B dan Cleon W, Ross. 1995.Fisiologi Tumbuhan Jilid I.Bandung : ITB.Subowo. 1995. Biologi Sel. Bandung : Angkasa.Tjitrosomo.1983.Botani Umum 2.Bandung : Angkasa.Tjitrosomo.1987.Botani Umum 2.Bandung : Angkasa.