Cover Fistum i

44
RESPON FISIOLOGI TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescent L) TERHADAP STRESS GARAM Disusun oleh : Atina Istiqomah Hadi B1J011006 Mukharomatul Afsoh B1J011024 Tri Yulia Ningsih B1J011056 Ilham B1J011074 LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN I

description

tugass

Transcript of Cover Fistum i

Page 1: Cover Fistum i

RESPON FISIOLOGI TANAMAN CABAI RAWIT(Capsicum frutescent L) TERHADAP STRESS GARAM

Disusun oleh :

Atina Istiqomah Hadi B1J011006 Mukharomatul Afsoh B1J011024 Tri Yulia Ningsih B1J011056

Ilham B1J011074

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN I

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO

2012

Page 2: Cover Fistum i

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN I

Disusun oleh :

Atina Istiqomah Hadi B1J011006Mukharomatul Afsoh B1J011024Tri Yulia Ningsih B1J011056Ilham B1J011074Kelompok : 6Rombongan : IV

Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan mengikuti ujian akhir praktikum mata kuliah Fisiologi Tumbuhan I pada Fakultas Biologi

Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

Menerima dan menyetujui Purwokerto, Desember 2012

Asisten

Hety Sartika

B1J010188

Page 3: Cover Fistum i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

laporan praktikum Fisiologi Tumbuhan I sebagai salah satu syarat untuk

mengikuti ujian responsi dan ujian akhir mata kuliah Fisiologi Tumbuhan I di

Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan praktikum Fisiologi

Tumbuhan I tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dosen Fisiologi Tumbuhan I yang telah memberikan bimbingan.

2. Asisten praktikum yang telah membantu pelaksanaan praktikum dan

penyusunan laporan ini.

3. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan praktikum

Fisiologi Tumbuhan I.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih banyak

kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu segala kritik dan saran yang

membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan

ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Purwokerto, Desember 2012

Penulis

Page 4: Cover Fistum i

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii

PRAKATA .................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iv

I. PENDAHULUAN................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Tujuan .............................................................................................. 4

II. MATERI DAN METODE ................................................................... 5

A. Materi ............................................................................................. 5

B. Metode ............................................................................................ 5

III. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 6

A. Hasil ................................................................................................ 6

B. Pembahasan ..................................................................................... 11

I. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 13

A. Kesimpulan ..................................................................................... 13

B. Saran ............................................................................................... 13

DAFTAR REFERENSI ................................................................................. 14

Page 5: Cover Fistum i

RESPON FISIOLOGI TANAMAN CABAI RAWIT(Capsicum frutescent L) TERHADAP STRESS GARAM

Oleh :

Tri Yulia Ningsih B1J011056

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN I

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO

2012

Page 6: Cover Fistum i

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan tanaman didefinisikan sebagai bertambah besarnya tanaman

yang diikuti oleh peningkatan berat kering. Proses pertumbuhan tanaman terdiri

dari pembelahan sel, perbesaran sel dan diferensiasi sel. Pada umumnya

keberadaan garam-garam terlarut dalam medium dapat mempengaruhi

pertumbuhan tanaman dengan dua cara. Pertama konsentrasi tinggi ion-ion

tertentu dapat meracuni dan menginduksi gangguan fisiologis (misal Na+, borat),

kedua garam-garam terlarut menekan potensi air dari medium dan berakibat

terbatasnya penyerapan air oleh akar. Konsentrasi garam yang lebih tinggi di

medium, cenderung meningkatkan penyerapan ion dan menurunkan potensial air

dalam akar tanaman yang akan menstimulir penyerapan air dan akan

meningkatkan turgor sel dan turgiditas jaringan tanaman. Hal ini dimaksudkan

untuk menjaga keseimbangan air yang dikenal dengan penyesuaian osmotik.

Pada praktikum kali ini varietas cabai yang digunakan adalah jenis cabai

rawit (Capsicum frutescent). Beberapa tanaman mengembangkan mekanisme

untuk mengatasi cekaman tersebut di samping ada pula yang menjadi teradaptasi.

Mayoritas tanaman budidaya rentan dan tidak dapat bertahan pada kondisi

salinitas tinggi; atau sekalipun dapat bertahan tetapi dengan hasil panen yang

berkurang. Tanaman yang toleran terhadap cekaman garam Na disebut tanaman

natrofilik (halophyta), sedangkan yang tidak toleran disebut tanaman natrofobik

(glycophyta).

Salinitas dapat berpengaruh menghambat pertumbuhan tanaman dengan

dua cara yaitu :

a. Dengan merusak sel-sel yang sedang tumbuh sehingga pertumbuhan tanaman

terganggu.

b. Dengan membatasi jumlah suplai hasil-hasil metabolisme esensial bagi

pertumbuhan sel melalui pembentukan tyloses.

Salinitas menekan proses pertumbuhan tanaman dengan efek yang

menghambat pembesaran dan pembelahan sel, produksi protein serta penambahan

biomass tanaman. Tanaman yang mengalami stres garam umumnya tidak

Page 7: Cover Fistum i

menunjukkan respon dalam bentuk kerusakan langsung tetapi pertumbuhan yang

tertekan dan perubahan secara perlahan.

B. Tujuan

1. Memahami bahwa pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh faktor internal

dan eksternal (lingkungan).

2. Memahami bahwa kondisi lingkungan yang ekstrim (cekaman) merupakan

kondisi yang kurang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman.

3. Menentukan konsentrasi garam yang masih dapat ditoleransi oleh tanaman

cabai (Capsicum frutescent).

4. Menjelaskan perubahan-perubahan fisiologi dan anatomi tanaman cabai

(Capsicum frutescent) akibat cekaman garam tinggi.

Page 8: Cover Fistum i

II. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat yang digunakan adalah spektrofotometer, timbangan analitik, oven,

mikroskop, gelas ukur, gelas beaker, mortar dan pestle, gunting, object glass dan

cover glass, penggaris, kertas label, kamera, dan kertas bujur sangkar.

Bahan yang digunakan adalah tanaman cabai (Capsicum frutescent),

larutan NaCl (konsentrasi 10, 20, 30, 40, dan 50), akuades dan aseton 80%.

B. Metode

1. Cara Kerja

Pengukuran Luas Daun

1. Data luas daun diperoleh dengan cara mengukur luas daun ke dua (fully

expanded leaf) dan dinyatakan dalam cm2

2. Pengukuran luas daun dilakukan dengan metode gravimetric

a) Dengan menggunakan kertas HVS 70 gram, dibuat kotak bujur sangkar

berukuran 4 x 4 cm.

b) Kertas bujusangkar ditimbang dengan timbangan analitik

c) Dibuat pola daun kedua tanaman sampel. Kertas bujursangkar dipotong

sesuai pola yang dibuat, untuk kemudian ditimbang dengan timbangan

analitik .

3. Luas daun ke-2 dihitung dengan rumus :

Luas daun= AC/B cm2

A : Luas kertas bujur sangkar

B : Berat kertas bujur sangkar

C : Berat pola sampel daun

Pengukuran Tinggi Tanaman

1. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan cara mengukur tinggi

tanaman mulai dari pangkal batang sampai titik tumbuh apical tanaman.

2. Pertambahan tinggi tanaman dihitung dengan rumus (Δh= ht-ht-1).

Pengukuran Berat Basah dan Berat Kering

Page 9: Cover Fistum i

1. Memisahkan media dari akar tanaman, dilakukan dengan cara menyobek

polybag .

2. Memotong/ memisahkan bagian akar, batang, dan daun tanaman.

3. Menimbang masing-masing bagian tanaman dan hasilnya sebagi berat

basah.

4. Mengkeringkan masing-masing bagian tanaman dengan cara mengoven

sampai dengan diperoleh berat yang konstan sebagai berat kering.

Pengukuran Kandungan Klorofil

1. Memotong daun segar dengan ukuran 1 x 1 cm dan dilumatkan dalam

mortal dengan pelarut aseton sampai semua pigmen terlarut.

2. Setelah daun lumat, pigmen terlarut dimasukkan ke dalam tabung reaksi

dan sisa daun disaring dengan kertas penyaring.

3. Dengan menggunakan spektrofotometer, baca absorbansi filtrat pada

panjang gelombang 470 nm, 646 nm, dan 663 nm.

4. Kandung klorofil dapat ditentukan dengan menggunakan formulasi :

2.Metode Penelitian

Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan dasar Rancangan

Acak Lengkap (RAL) dengan pola perlakuan petak terpisah (split plot design).

Petak utama yang dicobakan adalah cabai (Capsicum frutescent) yang diduga

tidak tahan cekaman lingkungan abiotik. Sebagai anak petak adalah konsentrasi

garam NaCl yang diberikan yaitu 0 mM, 10 mM, 20 mM, 30 mM, 40 mM dan 50

mM. Masing-masing kombinasi perlakuan diulang paling sedikit 3 kali.

Page 10: Cover Fistum i

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel Data Pengamatan

Tabel 1. Tinggi Pohon cabai (Capsicum frutescent)

A. Tinggi tanaman minggu pertama

Perlakuan Ulangan      1 2 3 4 5 Jumlah Rataan

K0 (0 mM) 22.8 22.4 10.2 15.5 10 80.9 16.18

K1 (10 mM) 22.5 23.5 17 16 22.6 101.6 20.32

K2 (20 mM) 17.9 17 14 16 15 79.9 15.98

K3 (30 mM) 15.5 17.6 18 18.5 15 84.6 16.92

K4 (40 mM) 22.4 19.3 16.5 17.4 23 98.6 19.72

K5 (50 mM) 25.6 19.5 17 15 20 97.1 19.42

B. Tinggi tanaman minggu kedua

Perlakuan Ulangan      1 2 3 4 5 Jumlah Rataan

K0 (0 mM) 23 23 11.5 15.5 11 84 16.8

K1 (10 mM) 23 24 20.1 17 23 107.1 21.42

K2 (20 mM) 18.9 18 18.4 17 17 89.3 17.86

K3 (30 mM) 17.1 21 21 19 16.8 94.9 18.98

K4 (40 mM) 25.5 21.3 18 20 24 108.8 21.76

K5 (50 mM) 25.8 24.8 19.5 17.5 20.5 108.1 21.62

C. Tinggi tanaman minggu ketiga

Perlakuan Ulangan      1 2 3 4 5 Jumlah Rataan

K0 (0 mM) 26 26.5 12.5 18.5 12 95.5 19.1

K1 (10 mM) 24 28.3 22.6 18.5 24 117.4 23.48

K2 (20 mM) 19.5 24.5 22.3 18 19.5 103.8 20.76

K3 (30 mM) 21 22 22.5 20.5 17.5 103.5 20.7

K4 (40 mM) 30.4 21.5 19 23.5 26.3 120.7 24.14

K5 (50 mM) 28.1 25.7 20 20.5 22.5 116.8 23.36D. Tinggi tanaman minggu keempat

Page 11: Cover Fistum i

Perlakuan Ulangan      1 2 3 4 5 Jumlah Rataan

K0 (0 mM) 27.5 28.8 18.5 20 12.4 107.2 21.44

K1 (10 mM) 25.5 33.6 29 19.5 26.5 134.1 26.82

K2 (20 mM) 20.3 28 25.3 19 21 113.6 22.72

K3 (30 mM) 23.5 28.2 27 22 19.5 120.2 24.04

K4 (40 mM) 36.5 24.2 22 27.8 27.1 137.6 27.52

K5 (50 mM) 30 29.5 24 21.5 23 128 25.6

E. Tinggi tanaman minggu kelima

Perlakuan Ulangan      1 2 3 4 5 Jumlah Rataan

K0 (0 mM) 37.5 34.5 34.5 31 13 150.5 30.1K1 (10 mM) 33.6 39.5 28 22 29.5 152.6 30.52K2 (20 mM) 29 44 40.5 24.8 25.5 163.8 32.76K3 (30 mM) 32.5 23 31 33.5 27.3 147.3 29.46K4 (40 mM) 52 34 22 35.2 27.3 170.5 34.1K5 (50 mM) 37.7 54.5 33 23 24.2 172.4 34.48

F. Tinggi tanaman minggu keenam

Perlakuan Ulangan      1 2 3 4 5 Jumlah Rataan

K0 (0 mM) 39 35.5 40.5 31 20.8 166.8 33.36K1 (10 mM) 36.3 43 28.5 22 23.7 153.5 30.7K2 (20 mM) 32.5 46.5 41 29 26.5 175.5 35.1K3 (30 mM) 38 32 32 38 29.6 169.6 33.92K4 (40 mM) 54 35 23 40.6 36 188.6 37.72K5 (50 mM) 40.1 61 33 30 27.2 191.3 38.26

G. Tinggi tanaman minggu ketujuh

Page 12: Cover Fistum i

Perlakuan Ulangan      1 2 3 4 5 Jumlah Rataan

K0 (0 mM) 40 38 47.5 34.5 29 189 37.8K1 (10 mM) 39.2 46 28.5 23 27 163.7 32.74K2 (20 mM) 32.5 50 41 33.4 28 184.9 36.98K3 (30 mM) 38 36.8 33 40.6 35 183.4 36.68K4 (40 mM) 54 36 25 53.5 45 213.5 42.7K5 (50 mM) 40.1 62 41 41 31 215.1 43.02

H. Tinggi tanaman minggu kedelapan

Perlakuan Ulangan      1 2 3 4 5 Jumlah Rataan

K0 (0 mM) 41.3 41 49 50 31.8 213.1 42.62K1 (10 mM) 42.5 51 28.8 34 28.6 184.9 36.98K2 (20 mM) 39 50 41 42 38.1 210.1 42.02K3 (30 mM) 42.5 40 39 45 38 204.5 40.9K4 (40 mM) 57 37 25 55 60 234 46.8K5 (50 mM) 44 37.5 46 50 46 223.5 44.7

Tabel 2. Luas Permukaan Daun cabai (Capsicum frutescent)

A. Luas daun I

PerlakuanUlangan

Jumlah Rataan1 2 3 4 5

K0 (0 mM) 0.9 0.68 0.45 0.676 0.53 3.236 0.6472

K1 (10 mM) 1.35 0.23 0.22 0.451 0.45 2.701 0.5402

K2 (20 mM) 0.9 0.9 0.02 0.45 0.02 2.29 0.458

K3 (30 mM) 0.9 0.67 0.225 0.225 0.451 2.471 0.4942

K4 (40 mM) 0.45 0.67 0.225 4.51 0.12 5.975 1.195

K5 (50 mM) 0.45 0.99 0.225 0.676 1.32 3.661 0.7322B. Luas daun II

Page 13: Cover Fistum i

PerlakuanUlangan

Jumlah Rataan1 2 3 4 5

K0 (0 mM) 0.225 0.23 0.45 0.676 0.6 2.181 0.4362

K1 (10 mM) 1.12 0.45 0.67 0.676 0.45 3.366 0.6732

K2 (20 mM) 0.45 1.13 0.04 0.225 0.02 1.865 0.373

K3 (30 mM) 0.45 1.1267 0.68 0.225 0.451 2.9327 0.58654

K4 (40 mM) 0.45 1.1267 0.68 6.76 1.005 10.0217 2.00434

K5 (50 mM) 0.676 1.1267 0.68 1.127 1.03 4.6397 0.92794

C. Luas daun III

PerlakuanUlangan

Jumlah Rataan1 2 3 4 5

K0 (0 mM) 0.907 0.68 0.45 0.901 0.82 3.758 0.7516

K1 (10 mM) 0.9 0.45 0.22 0.676 0.45 2.696 0.5392

K2 (20 mM) 1.13 0.45 0.05 0.225 0.02 1.875 0.375

K3 (30 mM) 0.45 0.9 0.45 0.225 0.67 2.695 0.539

K4 (40 mM) 0.9 0.9 0.26 6.76 1.53 10.35 2.07

K5 (50 mM) 0.676 0.45 0.26 1.127 1.05 3.563 0.7126

D. Luas daun IV

PerlakuanUlangan

Jumlah Rataan1 2 3 4 5

K0 (0 mM) 0.676 0.45 0.67 1.577 0.23 3.603 0.7206

K1 (10 mM) 0.9 0.23 0.22 0.901 0.45 2.701 0.5402

K2 (20 mM) 0.9 0.45 0.02 0.676 0.45 2.496 0.4992

K3 (30 mM) 0.67 0.9 0.45 0.901 0.45 3.371 0.6742

K4 (40 mM) 0.9 0.9 0.45 0.901 0.68 3.831 0.7662

K5 (50 mM) 0.9 0.9 1.13 0.901 0.23 4.061 0.8122

Tabel 4. Total klorofil Cabai (Capsicum frutescents) dengan umur tanaman 7

minggu.

PerlakuanUlangan

Jumlah Rataan1 2 3 4 5

K0 (0 mM) -0.904 0.86 2.26 1.29 0.93 4.436 0.8872

K1 (10 mM) 0.333 5.01 0.63 1.09 2.729 9.792 1.9584

K2 (20 mM) 14.704 2.51 1.4332 0.8684 0.9108 20.4264 4.08528

K3 (30 mM) 0.7672 7.4 1.34 0.9272 3.5092 13.9436 2.78872

Page 14: Cover Fistum i

K4 (40 mM) 0.42 5.5852 1.69 3.19 0.696 11.5812 2.31624

K5 (50 mM) 0.11 0.439 3.03 1.8 0.768 6.147 1.2294

Tabel anova kandungan klorofil

No Sumber ragam dB JK KT Fhitung

FTabel

0.05 0.01

1 Perlakuan 5 33.19 6.637553 0.730147 ns 2.62 3.9

2 Galat 24 218.18 9.090713  3 Total 29 251.36  

Kurva kandungan klorofil

Page 15: Cover Fistum i

Tabel 5. Bobot basah Cabe (Capsicum frutescents) dengan umur tanaman 8

minggu

Perlakuan Ulangan      1 2 3 4 5 Jumlah Rataan

K0 (0 mM) 28.96 9.8 6.76 10.23 23.9 79.65 15.93

K1 (10 mM) 9.41 13.88 8.02 12.12 5.7 49.13 9.826

K2 (20 mM) 7.68 33.69 30.27 9.91 3.99 85.54 17.108

K3 (30 mM) 17.99 15.43 17.29 28.05 6.88 85.64 17.128

K4 (40 mM) 26.02 14.27 5.91 16.07 6.3 68.57 13.714

K5 (50 mM) 23.9 44.36 14.45 12.51 46.65 141.87 28.374

Tabel 6. Bobot kering Cabai (Capsicum frutescents) dengan umur tanaman 8

minggu

Perlakuan Ulangan      1 2 3 4 5 Jumlah Rataan

K0 (0 mM) 18.08 4.2 3.32 5.52 14.93 46.05 9.21

K1 (10 mM) 5.43 6.4 4.31 6.01 2.38 24.53 4.906

K2 (20 mM) 3.01 21.67 18.31 1.65 0.9108 45.5508 9.11016

K3 (30 mM) 9.45 7.09 8.19 4.73 2.02 31.48 6.296

K4 (40 mM) 15.75 4.75 1.55 10.56 1.69 34.3 6.86

K5 (50 mM) 10.23 30.58 20.77 7.56 29.52 98.66 19.732

Tabel 7. Uji Anova

A. Uji Anova RGR I

No Sumber ragam

dB JK KT Fhitung

FTabel

0.05 0.01

1 Perlakuan 5 0.00 8.94E-05 0.877704 ns 2.62 3.9

2 Galat 24 0.00 0.000102  3 Total 29 0.00  

Page 16: Cover Fistum i

B. Uji Anova RGR II

No Sumber ragam

dB JK KT Fhitung

FTabel

0.05 0.01

1 Perlakuan 5 0.006.37E-

05 0.645984 ns 2.62 3.9

2 Galat 24 0.009.86E-

05  3 Total 29 0.00  

C. Uji Anova RGR III

No Sumber ragam

dB JK KT Fhitung

FTabel

0.05 0.01

1 Perlakuan 5 0.00 5.67E-05 0.379235 ns 2.62 3.9

2 Galat 24 0.00 0.000149  3 Total 29 0.00  

D. Uji Anova RGR IV

No Sumber ragam

dB JK KT Fhitung

FTabel

0.05 0.01

1 Perlakuan 5 0.00 0.000722 0.957475 ns 2.62 3.9

2 Galat 24 0.02 0.000754  3 Total 29 0.02  

E. Uji Anova RGR V

No Sumber ragam

dB JK KT Fhitung

FTabel

0.05 0.01

1 Perlakuan 5 0.00 0.000323 1.051447 ns 2.62 3.9

2 Galat 24 0.01 0.000308  3 Total 29 0.01  

F. Uji Anova RGR VI

No Sumber ragam

dB JK KT Fhitung

FTabel

0.05 0.01

1 Perlakuan 5 0.00 0.000143 0.733808 ns 2.62 3.9

2 Galat 24 0.00 0.000195  3 Total 29 0.01  

Page 17: Cover Fistum i

G. Uji Anova RGR VII

No Sumber ragam

dB JK KT Fhitung

FTabel

0.05 0.01

1 Perlakuan 5 0.00 0.000102 0.158206 ns 2.62 3.9

2 Galat 24 0.02 0.000648  3 Total 29 0.02  

Grafik RGR

A. RGR I

B. RGR II

Page 18: Cover Fistum i

C. RGR III

D. RGR IV

Page 19: Cover Fistum i

E. RGR V

F. RGR VI

Page 20: Cover Fistum i

G. RGR VII

Gambar 1. Tanaman Minggu ke-1

Page 21: Cover Fistum i

Gambar 2. Tanaman minggu ke-2

Gambar 3. Tanaman Minggu ke-3

Gambar 4. Tanaman Minggu ke-4

Page 22: Cover Fistum i

Gambar 5. Tanaman Minggu ke-5

Gambar 6. Tanaman Minggu ke-6

Page 23: Cover Fistum i

Gambar 7. Tanaman Minggu ke-7

Gambar 8. Tanaman Minggu ke-8

Gambar 9. Luas Daun I

Page 24: Cover Fistum i

Gambar 10. Luas Daun II

Gambar 11. Luas Daun III

Gambar 12. Luas Daun IV

Page 25: Cover Fistum i

B. Pembahasan

Berdasarkan dari tabel pertambahan tinggi tanaman, hasil yang didapat

menunjukkan bahwa stress garam tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap tinggi tanaman cabai (Capsicum frutescent), hal ini tidak sesuai dengan

pustaka yang mana menurut Zoko (2009), konsentrasi NaCl yang tinggi sangat

mengurangi pertumbuhan, cara tumbuhan dalam mengatasi salinitas dengan cara

menurunkan tekanan turgor sehingga menyebabakan menurunnya kemampuan

pertumbuhan pada batang. Salinitas menekan proses pertumbuhan tanaman

dengan efek menghambat pembesaran dan pembelahan sel, produksi protein serta

penambahan biomasa tanaman (Sipayung, 2003).

Hasil yang didapat dari tabel berat basah tanaman menunjukan bahwa

stress garam tidak berpengaruh terhadap berat basah tanaman dan tidak

menyebabkan berat basah tanaman menurun. Hal ini tidak sesuai dengan pustaka.

Penurunan berat basah tanaman diakibatkan adanya pemberian larutan NaCl pada

media tanah yang menyebabkan kepekatan larutan tanah lebih besar sehingga

jumlah air yang masuk keakar tanaman akan berkurang. Adanya garam-garam

dalam tanah berpengaruh terhadap penurunan kemampuan tanaman untuk

mengabsorbsi air sehingga jumlah air dalam sel tanaman semakin berkurang dan

dapat menaikkan titik layu tanaman (Hakim, 1986). Hal ini didukung oleh

Pangaribuan (2001) yang menyatakan bahwa adanya NaCl mengakibatkan

peningkatan transpirasi. Peningkatan laju transpirasi akan menurunkan jumlah air

tanaman sehingga tanaman menjadi layu.

Hasil yang diperoleh dari tabel berat kering tanaman menunjukkan bahwa

pemberian stress garam tidak berpengaruh terhadap berat kering, hal ini tidak

sesuai dengan pendapat Manurung (2001), bahwa berat kering pada pemberian

NaCl 78,48 mg/pot menurun dikarenakan semakin meningkatnya ion Na di dalam

tanah sehingga perkembangan tanaman akan menjadi tertekan akibat akumulasi

ion Na disekitar komplek serapan.

Hasil yang diperoleh dari tabel luas daun menunjukkan bahwa pemberian

stress garam tidak berpengaruh terhadap luas daun tanaman cabai. Luas daun

menjadi kecil karena membran plasma menjadi menyempit dan lebih tertekan,

Page 26: Cover Fistum i

sehingga menyebabkan daunnya lebih mengecil dari sebelumnya karena telah

kehilangan tekanan yang merupakan pengaruh dari salinitas (Widari, 2007).

Penurunan berat kering tajuk tanaman pada perlakuan yang tidak

menggunakan salinitas awal sangat terkait dengan penurunan jumlah daun, luas daun,

dan klorofil. Penurunan parameter daun menyebabkan intensitas cahaya yang mampu

diterima tanaman berkurang sehingga mengganggu proses fotosintesis. dalam kondisi

salin, ketersediaan air juga berkurang tetapi laju respirasi tanaman cenderung

meningkat. Hal ini yang kemudian mendorong terjadinya penurunan berat kering

tanaman. Pengaruh NaCl terhadap pertumbuhan tanaman terjadi akibat penghambatan

baik oleh Na+ maupun Cl-. Pada tanaman graminae, Na+ merupakan ion penyebab

utama yang merusak pertumbuhan tanaman. Perlu adanya perhatian kita terhadap

kontribusi stomata dalam toleransi tanaman terhadap salinitas. Pada tanaman non-

halophita, fungsi stomata dirusak oleh ion natrium sehingga terjadi perusakan proses

transpirasi dan hal ini memberikan kontribusi yangbesar terhadap

ketidakmampuannya untuk tumbuh normal dalam kondisi salin (Suwignyo et al.,

2011).

Hasil dari tabel kandungan klorofil dapat dilihat bahwa stress garam tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap kandungan klorofil tanaman. Hal ini tidak

sesuai dengan pustaka yang menyatakan bahwa salinitas akan menyebabkan stress

ion. Keracunan ion akibat tingginya konsentrasi NaCl akan merusak ikatan kimia

klorofil sehingga kadar klorofil akan berkurang (Levit, 1980).

Stress merupakan suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang tidak

menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman. Stress garam merupakan salah-satu

dari antara enam bentuk stres tanaman yaitu stres suhu, stres air, stres radiasi, stres

bahan kimia dan stres angin, tekanan, bunyi dan lainnya. Stres garam termasuk

stres bahan kimia yang meliputi garam, ion-ion, gas, herbisida, insektisida dan

lain sebagainya. Stres garam terjadi dengan terdapatnya salinitas atau konsentrasi

garam-garam terlarut yang berlebihan dalam tanaman. Stres garam ini umumnya

terjadi dalam tanaman pada tanah salin. Stres garam meningkat dengan

meningkatnya konsentrasi garam hingga tingkat konsentrasi tertentu yang dapat

mengakibatkan kematian tanaman. Garam-garam yang menimbulkan stres

tanaman antara lain ialah NaCl, NaSO4, CaCl2, MgSO4, MgCl2 yang terlarut dalam

air. Dalam larutan tanah, garam-garam ini mempengaruhi pH dan daya hantar

Page 27: Cover Fistum i

listrik. Tanah salin memiliki pH < 8,5 dengan daya hantar listrik > 4 mmhos/cm.

Pada kebanyakan spesies, pengaruh jenis-jenis garam umumnya tidak khas

terhadap tumbuhan tanaman tetapi lebih tergantung pada konsentrasi total garam.

Salinitas tidak ditentukan oleh garam Na Cl saja tetapi oleh berbagai jenis garam

yang berpengaruh dan menimbulkan stres pada tanaman. Dalam konteks ini

tanaman mengalami stres garam bila konsentrasi garam yang berlebih cukup

tinggi sehingga menurunkan potensial air sebesar 0,05–0,1 Mpa. Stres garam ini

berbeda dengan stres ion yang tidak begitu menekan potensial air. Tanah dengan

kadar garam tinggi akan menghambat beberapa aktivitas yang sangat essensial

untuk respirasi dan fotosintesis serta terdapat beberapa pengaturan kembali

beberapa proses metabolisme guna mengkompensasi perubahan-perubahan

osmosis dan konsentrasi ion. Dibawah kondisi kadar garam tinggi, pertumbuhan

tumbuhan dibatasi baik oleh stress air (stress osmotik) maupun toksisitas garam

(Haryanti, 2009).

Garam-garam atau Na+ yang dapat dipertukarkan akan mempengaruhi

sifat-sifat tanah jika terdapat dalam keadaan yang berlebihan dalam tanah.

Kekurangan unsur Na+ dan Cl- dapat menekan pertumbuhan dan mengurangi

produksi. Peningkatan konsentrasi garam terlarut di dalam tanah akan

meningkatkan tekanan osmotik sehingga menghambat penyerapan air dan unsur-

unsur hara yang berlangsung melalui proses osmosis. Jumlah air yang masuk ke

dalam akar akan berkurang sehingga mengakibatkan menipisnya jumlah

persediaan air dalam tanaman. Dalam proses fisiologi tanaman, Na+ dan Cl-

diduga mempengaruhi pengikatan air oleh tanaman sehingga menyebabkan

tanaman tahan terhadap kekeringan. Sedangkan Cl- diperlukan pada reaksi

fotosintetik yang berkaitan dengan produksi oksigen. Sementara penyerapan Na+

oleh partikel-partikel tanah akan mengakibatkan pembengkakan dan penutupan

pori-pori tanah yang memperburuk pertukaran gas, serta dispersi material koloid

tanah. Salinitas akan mempengaruhi sifat fisik dan kimia tanah, yaitu:

1. Tekanan osmotik yang meningkat

2. Peningkatan potensi ionisasi

3. Infiltrasi tanah yang menjadi buruk

4. Kerusakan dan terganggunya struktur tanah

Page 28: Cover Fistum i

5. Permeabilitas tanah yang buruk

6. Penurunan konduktivitas.

Salinitas atau konsentrasi garam-garam terlarut yang cukup tinggi akan

menimbulkan stres dan memberikan tekanan terhadap pertumbuhan tanaman.

Faktor yang mempengaruhi kandungan klorofil, yaitu gen, cahaya, air,

karbohidrat dan mineral (Pardossi et al., 1998).

Pertumbuhan tanaman akan berkurang pada kadar salinitas yang tinggi.

Penghambatan terhadap pertumbuhan ini akan menyebabkan berat basah dan

berat kering tanaman berkurang. Salinitas tinggi akan mengganggu pertumbuhan

dengan cara menghambat proses osmotiknya. Salah satu akibatnya adalah

tanaman kehilangan tekanan turgor. Tumbuhan merespon stress garam dengan

cara mengatur keseimbangan kadar ion Ca2+ (Amirjani, 2010).

Page 29: Cover Fistum i

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan,maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Stress garam tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan berat basah.

2. Stress garam tidak berpengaruh terhadap berat kering,luas daun dan jumlah

klorofil.

3. Stress garam pada tinggi tanaman tidak berpengaruh.

4. Stress garam pada berat basah tidak berpengaruh.

B. Saran

Praktikum Fisiologi Tumbuhan I ini sudah cukup lancar namun perlu

ditingkatkan komunikasi antara praktikan dan asisten, serta kordinasi antar asisten

sehingga dalam pelaksanaan rangkaian acara praktikam tidak dibuat bingung

dengan adanya perbedaan informasi.

Page 30: Cover Fistum i

DAFTAR REFERENSI

Amirjani. 2010. Effect of Salinity Stress on Growth, Mineral Composition, Proline Content, Antioxidant Enzym Of Soyabean. Arak university, Iran.

Hakim. 1986. Fisiologi Tanaman. PenerbitBharata Karya Aksara. Jakarta.

Haryanti, Sri, T. Meirina. 2009. Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata Daun Kedelai (Glycine max (L) merril)Pada Pagi Hari dan Sore. BIOMA. Vol. 11, No. 1, Hal. 18-23.

Levit, O.F. dan Clark, G.C. 1980. AnIntroduction to Plant Physiology.McGraw Hill Book Compant. Inc.

Manurung. 2001. Pengaruh Cekaman Air Terhadap Perumbuhan dan HasilTanaman. Universitas Sumatra Utara.Medan.

Pangaribuan, N. 2001.Hardening dalam Upaya Mengatasi Efek Salin pada Tanaman Bayam (Amaranthus sp.).h ttp.//www.ut.ac.id/imst/nurmala/hardening.htm.

Sipayung, R. 2003. Stres Garam dan Mekanisme Toleransi Tanaman. USU, Medan.

Suwignyo, Rujito Agus, Renih Hayati dan Mardiyanto. 2011. Pengaruh Perlakuan Salinitas Awal Rendah terhadap Pertumbuhan dan Toleransi Salinitas Tanaman Jagung. Universitas Sriwijaya, Sumatra Selatan.

Widari, T. Sri. 2007. Tanggap Kedelai ( Glycine max. L. ) Terhadap Inokulasi Mikoriza Mesikular Arbuskulas pada Berbagai Tingkat Cekaman Kekeringan. USU, Medan

Zoko, G. 2009. Cekaman Kekeringan. Diakses dari gozomora.blogspot.com