Post on 16-Jun-2015
BAB I
PENDAHULUAN
I.Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan sinetron di Indonesia mengalami kemajuan karena
beragamnya jenis-jenis sinetron, seperti sinetron religi dan sinetron anak-anak. Namun, di
dalam beberapa hal yang lain sinetron di Indonesia telah mengalami kemunduran , karena
sinetron yang ada sekarang tidak banyak memberi manfaat yang dapat dicontoh , tetapi
sinetron yang ada sekarang lebih memberikan gambaran-gambaran buruk tentang sisi lain
kehidupan. Misalnya saja adegan-adegan pertengkaran ibu rumah tangga atau seorang ibu
dan anak yang mengalami, bahkan ada adegan yang tidak masuk akal seperti pemujaan
pada bangsa siluman dan cara-cara pesugihan lainnya. Jika keadaan ini dibiarkan, sudah
pasti para penonton hanya mendapat hiburan semata, tetapi tidak mendapat amanat dan
moral dari segi pendidikan yang akan mereka dapatkan dari sinetron tersebut.
II.Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah untuk meningkatkan mutu
sinetron Indonesia agar penonton atau masyarakat Indonesia sendiri mendapat pendidikan
moral yang baik dan dapat memetik hikmah dari sinetron yang telah mereka tonton. Dan para
pembuat sinetron sebagai sebuah hiburan sekaligus tuntunan.
III.Ruang Lingkup
Ruang lingkup makalah ini adalah informasi pilihan sinetron-sinetron yang
berkulitas yang dipilih oleh masyarakat Indonesia agar tidak hanya menampilkan hiburan
tetapi juga memberikan pengetahuan yang mendidik.
IV.Metode dan Teknik
Perumusan masalah ini menggunakan analisa dengan membuat angket dan
kemudian disimpulkan dan disertai perbandingan yang ada.
BAB II
PEMBAHASAN
Setelah ditelusuri dari dasar pertimbangan yang biasa dipakai dalam memilih tontonan
atau sinetron, mereka lebih memilih tidak menonton sinetron dan memilih menonton serial
asing. Tetapi mereka tetap mencintai produk dalam negeri.
Hasil dari pengamatan kami, bahwa ternyata mereka tidak menyukai sinetron karena
isi atau jalan cerita yang tak berisi dan sinetron Indonesia lebih mementingkan rating daripada
kualitas yang ada. Sinetron Indonesia juga banyak menyita waktu , sehingga tidak memberi
kesempatan untuk program lain tayang. Seperti yang dilakukan stasiun televisi swasta Indosiar.
Indosiar menampilkan sinetron-sinetron yang konteksnya sama sekali di luar logika, contohnya
ada sinetron yang bersettingkan negeri kahyangan tetapi dalam konteksnya barang-barang
modern masih tetap digunakan, seperti mobil dan handphone. Belum lagi kebanyakan sinetron
yang ditayangkan di Indosiar hasil dubbingan, menurut kami itu sama sekali tidak ada gunanya,
karena bahasa yang digunakan adalah sama-sama bahasa Indonesia, hal tersebut menjadi sia-
sia.Tidak lepas dari ingatan kita semua tentang Sinetron Tersanjung yang menjadi sinetron
terpanjang dalam sejarah dunia persinetronan Indonesia. Bahkan sinetron ini masuk dalam
rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai sinetron dengan episode terpanjang. Untuk
peran utamanya saja, yaitu Indah, diganti sampai empat kali. Tapi yang ditanyakan di sini bukan
soal rekor tersebut melainkan, efisienkah ribuan episode tersebut yang memakan syuting
sampai 6 tahun. Bahkan orang-orang saja tidak tahu bagaimana tamatnya sinetron tersebut.
RCTI sebagai salah satu stasiun yang bagi ibu-ibu rumah tangga adalah gudangnya sinetron-
sinetron rating tinggi tidak serta merta membuat judul sinetron yang tampak menarik.
Kebanyakan judul-judul sinetron RCTI hanya seputar nama pemeran utamanya saja, misalnya
Alysa, Lia, Sekar, Rafika. Bahkan SCTV pun juga mengikuti jejak RCTI walaupun sedikit lebih
panjang, misalnya Cinta Fitri, Cinta Bunga. Kadang juga mereka hanya main ambil judul lagu
dari soundtrack yang mengisi sinetron tersebut, contohnya Sumpah I love You, Benci Bilang
Cinta dan Baby Doll. Hal ini dikarenakan mereka tidak perlu berpikir keras hanya untuk
menamai sebuah produk, yang penting ada judul dan produk tersebut siap dilempar ke
pasaran.Dibandingkan dengan serial asing, mutu sinetron Indonesia sangat jauh. Dapat dilihat
dari kualitas gambar yang ditayangkan di televisi. Pada sinetron Indonesia banyak mengekspos
si tokoh tokoh, sedangkan di serial asing lebih mengutamakan cerita dan setting tempat yang
berupa pemandangan, sehingga penonton merasa puas dan kagum. Mereka juga menyisipkan
kebudayaan-kebudayaan local. Misalnya, tari-tarian, baju daerah, dll. Sehingga menjadi
tontona yang penuh pengetahuan.
Oleh karena itu, sebaiknya juga Indonesia mengangkat cerita-serita tentang kebudayaan local
seperti yang terjadi pada 1,5 dekade yang lalu, yaitu sinetron Si Doel Anak Sekolahan. Dimana
ceritanya mengangkat kearifan lokal dalam suasana Betawi yang kental. Di dalam cerita Si Doel
dan keluarga yang sederhana dan hangat , kita dapat melihat keharmonisan sebuah keluarga
dan perjuangan seorang Si Doel yang ingin menjadi Insinyur. Bahkan, Si Doel anak Betawi
merupakan sinetron dengan rating yang paling tinggi dan belum ada yang menyainginya sampai
sekarang.
BAB IIILAMPIRAN
I.Pertanyaan
1. Tema sinetron yang paling diminati
a. Religi
b. Komedi
c. Fantasi
d. Romantis
e. Horor
2. Judul sinetron di bawah ini yang menurut kalian paling aneh
a. Melati untuk Marvel
b. Cinta Fitri
c. Manohara
d. Tangisan Issabela
e. Isabela
f. Ronaldowati
g. Anak Membawa Berkah
h. Mansoor La Gokilun
3. Judul sinetron di bawah ini yang paling Anda sukai
a. Melati untuk Marvel
b. Cinta Fitri
c. Manohara
d. Tangisan Isabela
e. Isabela
f. Ronaldowati
g. Anak Membawa Berkah
h. Mansoor La Gokilun
4. Biasanya Anda mengikuti sinetron yang anda tonton...
a. Hanya di episode-episode awal
b. Hanya sampai ditengah-tengahnya
c. Hanya melihatnya ketika sedang ingin saja, jadi tidak berdasar episode
d. Sampai tamat
5. Alasan anda menonton sinetron
a. Ceritanya bagus
b. Pemainnya ganteng/cantik
c. Terpaksa, karena sebenarnya ibu Anda yang menonton jadi Anda mau tidak mau juga ikutan menonton
6. Alasan Anda mulai malas untuk menonton sinetron
a. Ceritanya jelek
b. Episodenya kebanyakan
c. Ceritanya berputar-putar
d. Akting pemainnya kacangan
II.Hasil
BAB IVPENUTUPAN
Banyak sinetron-sinetron yang ditayangkan di televisi ceritanya hanya menjiplak
dari serial luar negeri, bahkan kadang-kadang ceritanya di luar logika. Hal tersebut terjadi
karena minimnya kreativitas, tetapi bila imajinasinya terlalu tinggi bisa mengakibatkan
cerita tersebut menjadi irasional.
Seharusnya sebelum membuat sinetron, sutradara dan segenap kru yang ada
melakukan observasi terhadap cerita yang akan mereka tayangkan. Sebaiknya cerita yang
mereka tayangkan haruslah cerita yang orisinil dan benar-benar memang layak tampil.
Bukan hanya cerita yang aneh dan dengan penggambaran yang aneh juga tentunya. Bila
memang teknologi yang ada belum bisa menampilkan efek-efek visual maupun audio yang
tidak memenuhi standar mutu, seharusnya para pembuat sinetron tidak perlu
memaksakan diri untuk membuat sinetron dengan efek-efek yang tanggung. Para pembuat
sinetron juga harus mempunyai target untuk episode yang akan mereka buat, bukan
karena lantas rating tinggi maka episode juga diperbanyak. Dengan adanya target episode,
para pembuat sinetron juga bisa mempunyai gamabran di mana sinetron ini akan berakhir,
sehingga tidak terjadi sinetron dengan episode yang panjang yang mengakibatkan cerita
bertele-tele, menggantung, dan tidak mempunyai konklusi.
Lembaga sensor juga sangat diperlukan dalam meningkatkan kualitas sinetron
Indonesia. Dengan adanya lembaga sensor, adegan-adegan yang tidak layak tonton seperti
kekerasan dan seksual dapat diminimalisir. Lembaga sensor juga membantu para orang
tua untuk melindungi anak-anak di bawah umur yang belum dapat berpikir dewasa
dengan adanya kategori-kategori untuk acara tv, khususnya sinetron
Sebenarnya banyak sekali sumber-sumber cerita yang dapat diangkat selain cerita
bertemakan perebutan harta, takhta, dan pasangan, ataupun cerita di mana sang pemeran
utamanya selalu menderita dan disia-sia, karena tanpa disadari masyarakat Indonesia
sudah muak menonton cerita yang bertemakan itu-itu saja. Para pembuat sinetron dapat
mengangkat tema kebudayaan yang ada di Indonesia tentang adat-istiadat di berbagai
suku Indonesia.
Banyak masyarakat Indonesia yang menuntut adanya penyegaran dalam cerita
Sinetron Indonesia. Diharapkan mutu sinetron di Indonesia dapat lebih baik ke depannya,
dan para kreator sinetron tidak hanya mementingkan rating tapi juga wawasan terhadap
masyarakat Indonesia, khususnya bagi para penikmat sinetron lokal.