Post on 24-Jul-2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang maha esa, karena atas limpahan rahmat dan
karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Dan ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Agama
Hindu Bapak “Ida Bagus Made Suriawan”, berkat bimbingan beliau penulis mampu
menyusun makalah ini sedemikian rupa. Terima kasih pula kepada rekan-rekan yang
ikut berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini, semoga apa yang telah kita perbuat
akan bermanfaat di suatu hari nanti.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini, masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan yang perlu di benahi. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
bersifat membangun dari dosen pembimbing dan pembaca sangat diharapkan, guna
kesempurnaan makalah berikutnya. Saran dan kritik itu akan menjadi pedoman dan
motivasi penulis di karya-karya berikutnya, sehingga akan menghasilkan karya yang
lebih baik lagi.
Yogyakarta, 22 Juni 2012
Penulis
Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit Page 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................................1
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................................3
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................3
1.3 Konsep .................................................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................................5
2.1 Bhuwana Agung ...................................................................................................................5
2.1.1 Pengertian Bhuwana Agung .......................................................................................5
2.1.2 Proses Terciptanya Bhuwana Agung.......................................................................5
2.1.3 Proses terjadinya Bhuwana Agung...........................................................................7
2.1.4 Unsur-unsur Bhuwana Agung ...................................................................................8
2.1.5 Cloka dan Mitologi yang menyatakan penciptaan Bhuwana Agung..........9
2.1.6 Sebab-sebab terjadinya Pralaya Bhuwana Agung ............................................11
2.2 Bhuwana Alit .........................................................................................................................11
2.2.1 Pengertian Bhuwana Alit .............................................................................................11
2.2.2 Proses Terciptanya Bhuwana Alit ............................................................................11
BAB III PENUTUP ....................................................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................16
3.2 Saran.......................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................17
Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit Page 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberadaan alam semesta ini “ Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit “ tidak dapat
terlepas dari keberadaan Brahmana. Kurun waktu Brahmana menciptakan semua
semua yang ada dimulai pada masa srsti. Suatu saat bila beliau menghendaki maka
yang semua ada ini kembali kepada asalnya. Periode ini disebut dengan istilah
pralaya. Kapan semuanya itu terjadi, tidak seorang pun dapat mengetahui secara
pasti. Brahmana yang tunggal dan mengetahui semuanya ini sering disebut Sang
Hyang Widhi Wasa. Beliau juga disebut dengan panggilan Tuhan Yang Maha Esa.
Umat hindu menyakini sepenuhnya bahwa Ida Sang Hyang Widhi Wasa/
Tuhan Yang Maha Esa bersifat maha pencipta, pengasih dan pemurah. Beliau telah
menciptakan alam semesta berserta isinya termasuk manusia. Dengan sifatnya
yang maha pengasih,beliau memeliharasemua yang ada ini.Dan dengan sifatnya
yang pemurah,beliau selalu mengampuni ciptaan-Nya yang selalu sujud dan
bhakti.Pada alam semesta” Bhuwana Agung” semua jenis mahluk hidup termasuk
manusia”bhuwana alit”hidup dan berkehidupan secara alami.
1.2 Rumus Masalah
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Bhuwana Agung?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Buwana Alit ?
1.3 Konsep
Hindu adalah salah satu agama yang hidup yang berasal dari Asia selatan
bersama dengan...Beberapa penganut menyembah Daya Alam dipersonifikasikan
sementara yang lain menyembah berhala daerah setempat...Untuk mendapatkan
keselamatan menurut ajaran Weda orang harus shalat,...Mereka yang memahami
kebenaran ini akan mengalami keselamatan...
Hindu adalah tradisi keagamaan yang dominan dan asli benua India...Konsep
"kekuasaan" yang diselenggarakan untuk berada di belakang alam dan yang
membuat...Mereka didasarkan pada kepribadian dan ajaran individu, seperti
dengan...yoga atas orang lain, sesuai dengan kecenderungan-nya dan
pemahaman.Metafisika / Filsafat Diskusi Agama Hindu Keyakinan, dan...Seni
adalah penciptaan ulang-selektif dari realitas metafisik menurut seorang artis
Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit Page 3
nilai...bahwa kita dapat memahami Realitas dan interkoneksi dari semua hal di
alam semesta
Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit Page 4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bhuwana Agung
2.I.I Pengertian Bhuwana Agung
Bhuwana Agung adalah merupakan salah satu dari berbagai istilah yang
dipergunakan dalam Agama Hindu untuk menyebutkan alam semesta atau alam
raya ini. Bhuwana agung juga disebut dengan istilah “ Makro- kosmos,jagat raya,
alam besar, Brahmanda”. Semua gugusan ,matahari, bintang, planet,bumi,bulan,
dan yang menjadi isi alam semesta ini disebut Bhuwana Agung.
Kitab Brhad Aranyaka Upanisad, menjelaskan bahwa Bhuwana Agung diciptakan
oleh Tuhan. Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang bersifat abstrak atau niskala
dilukiskan kan dalam wujud personifikasi sebagai alam semesta ini.
2.I.2 Proses terciptanya Bhuwana Agung
Menurut ajaran agama Hindu dinyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari
Bhatara.Ciwa. Beliau juga disebut Rudra yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Proses
terjadinya alam semesta ini adalah secara bertahap. Dimulai dari tahap yang
sangat teramat halus dan gaib berevolusi ke tahap yang semakin kasar atau nyata.
Disebutkan ada dua belas tahapan atau jenjang yang disebut dengan yang istilah
dalam proses penjadian alam semesta ini. Adapun kedua belas tahapan yang
dimaksud antara lain: Bhatara Ciwa (Rudra), Sang purasa (Brahma), Awyakta
(Wisnu), Budhi yang bersifat sattwa, Ahamkara yang bersifat rajah, pancatanmatra
yang bersifat tamah,Manah,Akasa,Bayu,Agni,Apah,dan Prthiwi.
Sabda, Sparsa, Rupa, Rasa dan Gandha adalah bagian-bagian dari pancatanmatra.
Sedangkan Akasa,Bayu,Teja,Apah,dan prthiwi adalah merupakan bagian-bagian
dari panca Mahabhuta. Ke dua macam unsur “ Pancatanmatra dan panca
Mahabhuta” inilah yang menjadi pembangun dari alam semesta “ Bhuwana agung
ini. Bhuwana agung dan bhuwana alit memiliki unsur-unsur yang sama. Tuhan
menciptakan alam semesta (Bhuwana agung) dan isinya (Bhuwana alit)
berdasarkan. Dari tapanya muncullah dua kekuatan yang saling melengkapi.
Tuhan menciptakan alam semesta (Bhuwana agung)dan isinya (Bhuwana alit)
terdiri dari berbagai unsur. Diantara unsur-unsur disebutkan ada lebih rendah dan
ada juga yang lebih tinggi. Unsur yang lebih rendah disebut unsur alam.sedangkan
unsur yang lebih tinggi disebut unsur hidup. Bila kedua unsur itu bersatu dan
Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit Page 5
merupakan satu kesatuan yang utuh disebut Tuhan Yang Maha Esa yang juga
dikenal dengan sebutan “ Brahman”
Sebelum diciptakan alam semesta ini tidak apa-apa. Sebelum alam semesta
diciptakan hanya Ida Hyang Widhi yang ada. Mahaesa tiada duanya pada mulanya
tiada apa-apa. Yang ada hanyalah Tuhan yang disebut “ parama siwa” atau nirguna
Brahma yang berwujud sunyi,sepi,kosong,dan hampa. Kemudian Tuhan
paramasiwa atau Nirguna Brahma menjadikan dirinya sadasiwa atau saguna
Brahma. Dalam keadaan demikian Tuhan telah menjadi atau berwujud. “purusa”
dan “Prakti”. Purusa adalah unsur dasar yang bersifat kejiwaan atau rohani
sedangkan Prakrti adalah unsur dasar unsur dasar yang bersifat kebendaan atau
jasmani.purusa dan prakrti keduanya bersifat sangat halus.tidak dapat diamati dan
tanpa permulaan. Kitab Bhagawad Gita menyebutkan sebagai berikut: Ketahuilah
bahwa prakrti dan purusa kedua-duanya adalah tanpa permulaan dan ketahuilah
juga bahwa segalah bentuk dan ketida guna lahir dari Prakrti.
Bhuwana agung dan Bhuwana alit saling melengkapi. Manusia, bintang dan
tumbuh-tumbuhan hidup dan berkembang pada alam semesta. Alam semesta
dapat memberikan hidup pada isinya akibat dari keterampilan atau kemampuan
yang dimiliki oleh manusia,bintang dan tumbuh-tumbuhan. Alam semesta disebut
bhuwana agung serta isi dari alam semesta disebut bhuwana alit. Bhuwana agung
dan Bhuwana alit selalu mengalami proses yang disebabkan oleh tuhan. Menyadari
akan segala peristiwa atau kejadian yang ada terjadi di dunia ini adalah
diakibatkan oleh Tuhan. Karena beliaulah yang menciptakan dan
mengendalikannya,seperti halnya adanya matahari yang terbit dari timur dan
tenggelam dibarat sapi dan kambingyang selalu makan rumput dan dedaunan,kera
makan buah-buahan begitu pula dengan keberadaan benda-benda lainya selalu
berkaitan satu dengan yang lainnya.
Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit Page 6
2.1.3 Proses terjadinya Bhuwana Agung
Menurut ajaran Agama Hindu dinyatakan bahwa alam semesta ini berasal
dari Bhatara Siwa, yang disebut juga Rudra. Proses terjadinya alam semesta ini
dimulai dari tahapan yang sangat halus dan gaib (niskala), berevolusi ke tahap
yang semakin kasar atau nyata (sekala). Disebutkan ada duabelas tahapan yang
disebut “Tattwa rwawelas”.
Rudra merupakan asal mula alam semesta ini, beliau berkeadaan sunya
(sepi). Dari Rudra muncullah Sang Purusa “Brahma” yang merupakan benih
kehidupan bersifat nitya (abadi). Selain sifat Purusa muncul juga Awyakta
(Pradhana atau Prakerti) yang bersifat material. Dari Awyakta (Wisnu) muncul
Budhi yang bersifat sattwa sebagai asa kesadaran. Dari Budhi muncullah
Ahamkara yang bersifat rajas sebagai asas individualis. Dari Ahamkara
muncullah yang bersifat tamas yaitu Panca Tan Matra yang kemudian
memunculkan Manah yang merupakan asas akal dan pikiran. Dari Manah
muncullah Akasa yang bersifat sabda (suara). Dari Akasa muncullah Bayu yang
bersifat sabda, sparsa (suara dan rabaan). Dari Bayu muncullah Agni yang
bersifat sabda, rupa, rasa (suara, rupa dan rasa). Dari Agni muncullah Apah yang
bersifat sabda, sparsa, rupa, rasa (suara, rabaan, rupa dan rasa). Dari Apah
muncullah Perthiwi bersifat sabda, sparsa, rupa, rasa, dan gandha (suara, rabaan,
rupa, rasa, dan bau) yang merupakan bagian dari Panca Tan Matra. Sedangkan
Akasa, Bayu, Teja, Apah dan Perthiwi adalah bagian dari Panca Maha
Butha.kedua unsure inilah yang membangun alam semesta. Tuhan menciptakan
alam semesta berdasarkan Tapa yang memunculkan dua kekuatan yang saling
melengkapi yaitu Purusa bersifat kejiwaan dan Prakerti bersifat kebendaan yang
memunculkan zat yang sangat halus yaitu Citta yang berpengaruh pada Tri Guna
yaitu Satwam bersifat bijaksana Rajas bersifat aktif dan Tamas bersifat gelap.
Melalui Prakerti dan Tri Guna maka bergeraklah unsure-unsur yang menjadikan
alam semesta seperti Pramanu, Akasa, Kola, dan Dik. Pramanu dan Akasa disebut
juga Panca Maha Bhuta. Panca Maha Bhuta kemudian berevolusi terciptalah
Brahmanda-Brahmanda dalam jagat raya, salah satu wujud Brahmanda adalah
bumi. Bumi sebagai tempat hidup makhluk hidup yang diciptakan Tuhan meiliki
beberapa lapisan, yaitu :
Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit Page 7
1. Lapisan menuju ruang jagat raya disebut sapta Loka, diantaranya :a. Bhur Loka
(alam manusia),b. Bhuwah Loka (alam pitara),c.Swah Loka (alam dewa),d.Maha
Kota,e.Jana Loka,f.Tapa Loka,g.Satya Loka (alam Nirguna Brahman).
2. Lapisan menuju inti bumi (Kalagni Rudra) disebut Sapta Petala, diantaranya:
Atala, Vatala, Sutala, Talatala, Mahatala,Rasatala,Patala
Setelah alam semesta ini ada, bila Tuhan berkehendak maka yang ada di
alam semesta ini akan kembali kepada-Nya. Saat itu disebut dengan Pralaya
(Brahmanakta). Gambaran saat terjadinya Pralaya dikatakan bermula dari
hancurnya ikatan kesatuan api (teja) lalu menyebar ke seluruh ruangan besar
yang menyebabkan udara menjadi panas dan air menjadi menguap. Zat logam
atau tanah huncur menjadi cair kemudian menjadi asap. Panca Maha Bhuta
kembali menjadi atom-atom. Segala ruang dipenuhi hawa kemerah-merahan
dengan gejolak yang hebat dan dentuman halilintar sambung-menyambung.
Tuhan mengembalikan semua unsure alam melalui hokum-Nya yang disebut
“Rta”. Demikianlah ajaran Agama Hindu menyebutkan proses terjadinya alam
semesta dan saat Pralayanya alam semesta ini.
2.1.4 Unsur-unsur Bhuwana Agung
Sebelum terciptakannya alam semesta ini tidak ada apa-apa. Sebelum
alam semesta yang diciptakan hanya Hyang Widhi yang ada. Maha Esa dan
tidak ada duanya. Alam semesta yang diciptakan oleh Sang Hyang Widhi
adalah merupakan wujud pancaran kemaha kuasaannya. Wibhuti adalah
pancaran kemaha kuasa beliau melalui tapa. Tapa adalah pemusatan tenaga
pikiran yang terkeram sehingga menimbulkan panas yang memancar.dengan
tanpa beliau menciptakan alam semesta ini berserta dengan isinya.
Penciptaan ini terjadi secara bertahap dari unsur yang sangat halus menjadi
wujud yang keras dan kadar. Setelah semuanya ini tercipta, kedalam
ciptaannya itulah beliau yang meresap menjadi satu.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa terciptanya alam semesta “
Bhuwana Agung “ ini, terdiri dari berbagai macam unsur. Diantara unsur-
unsur tersebut adalah
Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit Page 8
1. Sang Hyang Widhi “ Brahmana , BhataraCiwa, Rudra”
2. Tapa (pemusatan tenaga)
3. Sang Purusa (Brahma)
4. Awyakta (Wisnu)
5. Manah (Alam pikiran)
6. Buddhi (yang bersifat Sattwa)
7. Ahamkara (yang bersifat Rajah)
8. Pancatanmatra (Sabda,Sparsa,Rupa,Rasa,dan Gandha)Tanmatra
9. Panca Mahabhuta (Akasa,Teja,Bayu,Apah,dan prthiwi)
2.1.5 Cloka dan mitologi yang menyatakan penciptaan Bhuwana Agung
Sebagai akibat adanya kerjasama antara purusa dan prakrti tersebut
menyebabkan triguna menjadi tidak seimbang. Pada mulanya kekuatan
satwan lebih besar dari rajas dan tamas maka lahirlah yang disebut “mahat “
yang berarti “Maha Agung” dari mahat ini kemudian munculah buddhi.budha
adalah azas atau benih kejiwaan yang tertinggi. Fungsinya adlah untuk
menentukan keputusan. Buddhi adlah bersifat satwan. Sehingga keputusanya
tentu bersifat bijaksana.selanjutnya dari buddhi inilah lahir yang disebut
dengan nama “ Ahamkara” yaitu azas kedirian atau indifiduasi .adapun
fungsinya adalah untuk merasakan kemudian dari Ahamkara ini lahirnya
yang disebut “Manas” yaitu akal dan pikiran yang berfungsi untuk
berpikir.panca Tan Matra adalah lima unsur zat yang bersifat sangat halus
yang terdiri dari :
1. Sabda Tanmatra (sarisuara)
2. Sparsa Tanmatra (sari rabaan)
3. Rupa Tanmatra (sari warna)
4. Rasa Tanmatra (sari rasa)
5. Gandha Tanmatra (sari bau)
Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit Page 9
Dalam perkembangan selanjutnya dari unsur-unsur Panca Tan mantra ini muncul
Panca Maha bhuta. Panca Maha bhuta adalah lima macam unsur alam yang bersifat
lebih kasar dario Pnca Tan Matra. Lima macam Panca Maha Bhuta tersebut adalah:
1. Aska (ether atau ruang)
2. Wayu (hawa atau udara)
3. Teja (api)
4. Apah (air)
5. Prthiwi (tanah)
Unsur-unsur panca Maha Bhuta ini berevolusi serta menyempurnakan bentuknya
maka terciptalah Brahmanda –Brahmanda. Di dalam ruang jagat raya ini keberadaan
brahmanda-brahmanda tersebut sedemikian rupa banyaknya. Salah satu diantaranya
adalah termasuk “bumi”. Bumi sebagai tempat makhluk hidup (manusia) keberadannya
berlapis-lapis. Lapisan menuju ruang jagadraya disebut “Sapta Loka” yang terdiri dari :
1. Bhur Loka (alam manusia)
2. Bhuwah Loka (alam pitra)
3. Swah Loka (alam dewa)
4. Maha Loka
5. Jana Loka
6. Tapa Loka
7. Satya Loka
Tingkatan-tingkatan lapisan tersebut di atas rejadi sebagai akibat dari kuat atau
lemahnya menuju panas inti bumi atau “ Kalagni Rudra “ di sebut Sapta Patala yang
terdiri dari :
1. Patala (kulit bumi)
2. Watala
3. Nitala
4. Maha-Tala
5. Sutala
6. Tala-tala
7. Rasa Tala
Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit Page 10
2.1.6 Sebab-sebab terjadinya pralaya Bhuwana Agung
Pralaya dapat dinyatakan sebagai berikut: bermula dari hancurnya iktan
kesatuan api atau matahari “teja” lalu menyebar keseluru ruangan besar yang
mengakibatkan udra menjadi panas dan terus membara akibatnya “air” yang
ada menjadi manguab dan habis. Dengan tidak adanya air , maka manusia,
hewan dan tumbuh-tumbuhan semuanya mati. Zat logam atau batu “tanah”
yaamg di bumi dan planet-planet lainya hancur menjadi cair, kemudian
menjadi asap kena panas yang amat dahsyat. Panca maha buta kembali
menjadi “atom-atom” dalm wujud yang amat sangat kecil sekali .
2.2 Bhuwana Alit
2.2.1 pengertian Bhuwana Alit
Hidup dan berkehidupan diantara yang tercipta ternaksud manusia di
alam semesta ini,satu dengan yang lainya sangat sulit untuk dapat
dipisahkan. Karna sesungguh semua yang ada ini berasal dari sumber
pencipta.unsur-unsur penciptanya pun diyakini berasal dari sumber bahan
yang sama.keberadaa manusia (bhuwana alit) tidak dapt dipisaghkan dengan
bhuwana agung.
2.2.2 Proses terciptanya Bhuwana Alit
Dijelaskan lebih lanjut, bahwa mahluk hidup yang diciptakan oleh Tuhan
Yang Maha Esa setelah terciuptanya alam semesta ini adalah sebagai berikut:
a. Kelompok “Ekapramana” yaitu mahkluk hidup yang memiliki satu
kekuatan dalam hidupnya yakni “Bayu”. Mahluk hidupoini juga dikenal
dengan nama “Sthawara” yaitu mahluk hidup yang hidupnya tidak
berpindah–pindah seperti tumbuh-tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan
tergolong mahluk hidup yang hidupnya tidak berpindah-pindah atau
diam dan ditempat dan mempartahankan hidupnya dengan cara
mengambil sari-sari makanamn dari dalam tanah. Tumbuh-tumbuhan
yang mengembangkan hidupnya melalui: akar, batng, daun, biji atau
buah dan yang lainya. Dan yang targolong “Sthawar” antara lain:
Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit Page 11
1. Trana (bangsa rumput) baik yang hidup diair dan didarat
2. Lata (bangsa tumbuhan yang menjalar) yang keadaan hidupnya menjalar pada tanah
atau pohon yang lainnya.
3. Taru (bangsa semak dan pepohonan)
4. Gulma (bangsa pohon yang bagian luar pohon bersangkutan berkayu keras dan
bagian dalamnya berongga tau kosong)
5. Janggama (bangsa tumbuhan yang hidupnya menumpang pada pohon yang lain)
b. Kelompok “Dwi Pramana “ adalah Makhluk hidup ini juga dikenal juga
dengan sebutan “ Satwa” atau Sato.Satwa atau Sato adalah bangsa
binatang pada umumnya bersifat buas, namun diantaranya ada juga yang
bersifat jinak terutama yang mendapat pendekatan secara manusiawi.
Adapun yang termasuk makhluk marga satwa atau sato yang diciptakan
oleh Tuhan, adalah sebagai berikut :
1. Swedaya (bangsa binatang satu sel) yang hidupnya diair atau pada tanah basah.
2. Andaya (bangsa binatang yang bertelur) yang biasanya hidup diair, di darat
maupum diatas pohon atau udara. Bangsa binatang yang dimaksud seperti : bangsa
ikan, bangsa amphibi, bangsa ular dan bangsa burung.
3. Jarayudha (bangsa binatang yang menyusui)yakni baik binatang pemakan rumput
maupun binatang pemakan daging.
c. Kelompok “ Tripramana “ adalah mahkluk yang memiliki tiga kekuatan
dalam hidupnya seperti : Bayu,Sabda, dan Idep. Mahkluk hidup ini juga
dikenal dengan sebutan “Manusya”. Manusya atau manusia adalah
mahkluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna diantara ciptaanya, Dalam
hidupnya manusia selain memiliki “ Tri Pramana “ juga dilengkapi
dengan unsur-unsur yang lain seperti : pikiran,buddi,rasa dan lainya.
Manusia sebagai mahkluk Tuhan yang paling sempurna diklasipikasikan
sebagai berikut:
1. Nara Merga (manusia binatang) Para seniman “Hindu” melukiskan keberadaan
manusia ini seperti : “ Nara Singa” yaitu mahkluk hidup yang berbadan manusia
dan berkepala “singa”. Sedangkan seniman lainya ada yang melukiskan sebagai
Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit Page 12
“Mahkluk berkepala manusia berbadan binatang”. Manusia binatang adalah
manusia yang masih memiliki pola berpikir seperti manusia hanya saja pada salah
satu bagiann tubuhnya berwujud binatang.
2. Wamana (Manusia Kerdil) Mahkluk hidup ciptaan Tuhan sebagaimana manusia
hanya saja mereka memiliki postur tubuh lebih kecil dari pada manusia-manusia
biasanya. Barang kali dapat ditafsirkan manusia seperti ini sebagai manusia yang
memiliki pemikiran lebih kerdil dari manusia yang lainnya.
3. Jatma “ Manusya “ adalah manusia yang sempurna yaitu manusia yang telah
memiliki sikap mental: beriman,terbelajar,berbudhi luhur,cakap dan trampil,
berkepribadian mandiri dan mantap serta bertanggung jawab terhadap
sesama,masyarakat,nusa dan bangsa.
Selain tipe manusia seperti tersebut diatas, terdapat juga tipe-tipe manusia
lainnya.tipe manusia yang dimaksud berdasarkan atas sifat dan jenis
kelaminya,antara lain:
1. Manusia laki-laki “Purusa” adalah manusia yang berjenis kelamin laki-laki dan
dominan bersifat kelaki-lakian.
2. Manusia perempuan “ Pradana” adalah manusia yang berjenis kelamin perempuan
dan dominan yang bersifat kewanitaan.
3. Manusia banci adalah manusia yang berjenis kelamin laki-laki dan bersifat
perempuan atau manusia yang berjenis kelamin perempuan bersifat laki-laki.
2.2.3 Unsur unsur Bhuwana Alit
Unsur-unsur Panca Tan Matra seperti tersebut diatas selanjutnya mengalami
evolusi yaitu perubahan-perubahan secara berlahan-lahan yang kemudian menjadi
bentuk unsur-unsur “ Panca Mahabhuta” perubahan yang dimaksud adalah sebagai
berikut :
a. Sabda Tan Matra dapat berubah bentuk menjadi akasa atau ether dan
dalam bentuk bhuwana alit berwujud rongga dada, rongga mulut dan
segala ronggayang ada pada bhuwana alit tersebut. Perasaan marah,
malu,kagum,ramah tamah, kikir dan nafsu birahi yang terjadi pada
bhuwana alit sumber dari akasa atau ether.
Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit Page 13
b. Sparsa Tan Matra dapat berubah bentuk menjadi bayu atau wayu dan
dalam Bhuwana alit berwujud nafas dan udara. Bayu adalah benih-benih
yang dalam bhuwana alit menjadi tenaga penggerakan seperti :
Memegang ,bergerak untuk mengelolah badan,menarik, mendorong,dan
melahirkan seperti tenaga pada saat melahirkan bayi.
c. Rupa Tan Mantra dapat berubah bentuk menjadi teja yaitu zat panas dan
dalam bentuk bhuwana alit berwujud panas badan, sinar mata yang
segala panas certa bercahaya. Teja dalam bhuwana alit akan dapat
menimbulkan: rasa tidur atau rasa ngantuk,rasa lapar,rasa giat untuk
bangkit,rasa letih atau lelah,rasa malah dan yang lainnya
d. Rasa Tan Matra dapat berubah bentuk menjadi apah yaitu buih-buih air
yang dalam bhuwana alit dapat berwujud seperti : tulang belulang,
otot,daging, dan segala yang bersifat padat. Gandha atau prthiwi dalam
bhuwana alit dapat berubah menjadi tulang-belulang,urat-
urat,kulit,kuku,dan rambut. Terkait dengan keberadaan sthula sarira atau
badan kasar manusia juga disebutkan memiliki unsur-unsur yang lainnya
seperti:
1. Sad Kosa yaitu ; enam lapis pembungkus sthula sarira manusia,yang
terdiri dari :
a. Asti atau tawulan (tulang)
b. Odwad (otot)
c. Mamsa (daging)
d. Rudhira (darah)
e. Carma (kulit)
2. Dasa Bayu atau Dasa Prana yaitu sepuluh macam udara dalam badan
manusia yang terdiri dari ;
a. Prana (udara pada paru-paru)
b. Samana (udara pada pencernaan)
c. Apana (udara pada pantat)
d. Udana (udara pada kerongkongan)
e. Byana (udara yang menyebar keseluruh tubuh)
f. Naga (udara pada perut yang keluar dari saat mengempis)
g. Kumara (udara yang keluar dari badan,tangan dan jari)
Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit Page 14
h. Krakara (udara pada saat bersin)
i. Dewadatta (udara sangat menguap)
j. Dananjaya (udara yang memberi makan pada badan)
Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit Page 15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bhuwana Agung adalah merupakan salah satu dari berbagai istilah yang
dipergunakan dalam Agama Hindu untuk menyebutkan alam semesta atau
alam raya ini. Bhuwana agung juga disebut dengan istilah “ Makro-
kosmos,jagat raya, alam besar, Brahmanda”. Semua gugusan ,matahari,
bintang, planet,bumi,bulan, dan yang menjadi isi alam semesta ini disebut
Bhuwana Agung.
Kitab Brhad Aranyaka Upanisad, menjelaskan bahwa Bhuwana Agung
diciptakan oleh Tuhan. Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang bersifat abstrak
atau niskala dilukiskan kan dalam wujud personifikasi sebagai alam semesta
ini.
Hidup dan berkehidupan diantara yang tercipta ternaksud manusia di alam
semesta ini,satu dengan yang lainya sangat sulit untuk dapat dipisahkan.
Karna sesungguh semua yang ada ini berasal dari sumber pencipta.unsur-
unsur penciptanya pun diyakini berasal dari sumber bahan yang
sama.keberadaa manusia (bhuwana alit) tidak dapt dipisaghkan dengan
bhuwana agung.
3.2 Saran
Adapun saran dari makalah ini adalah dalam makalah ini masih banyak
kesalahan dalam penyusunan.Dalam makalah ini untuk itu, kritik dan saran
dari berbagai pihak sangat diharapkan.
Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit Page 16
DAFTAR PUSTAKA
Www.wordepress.com/2010/10/11/proses-terjadinya-bhuwana agung -atau alam
semesta.
Www.jalanallah.com /statis -18-ajaran hindu 14html
Id.wikipedia.org./wiki/agama hindu.
Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit Page 17