Post on 04-Aug-2015
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
Perusahaan PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk merupakan sebuah
perusahaan yang mengolah berbagai hasil perkebunan seperti cokelat, teh, karet,
kelapa sawit dan kopi. Perusahaan ini pada awalnya berdiri pada tahun 1906
dengan nama Harrisons and Crossfield Plc (H&C). Perusahaan ini juga
merupakan bekas hak Concessie berdasarkan perjanjian Zelfbes Turn tanah jawa
dengan beberapa perusahaan Rubber Company Ltd, kemudian disahkan dengan
ketetapan Residen Sumatera Timur, dalam bentuk konversi Undang-Undang
Pokok Agraria (UU No. 5 Tahun 1906). Hak Concessie kemudian dikonversi
menjadi Undang-Undang Hak Guna Usaha (UU HGU) dan ditegaskan dalam
surat Menteri Agraria 1 Maret 1962 No. Ka. 13/7/1962. Perusahaan ini didirikan
oleh Group Harrisons and Crossfield dari Inggris. Tahun 1962 perusahaan ini
mengalami pergantian nama menjadi PT. PP. London Sumatra Indonesia dengan
akte notaris Raden Kadiman di Jakarta pada tanggal 18 Desember 1962 serta akte
pembaharuan tanggal 9 September 1963 No. 2 dengan status Hak Guna Usaha
(HGU).
Beberapa perkebunan dan pabrik yang dimiliki tersebar dipulau Sumatera,
Jawa, Kalimantan serta Sulawesi. Namun dari semua itu yang terbanyak dan
terluas terletak berada di pulau Sumatera. Pada pulau Sumatera terdapat 24 kebun
yang berupa kebun kelapa sawit serta karet, diantaranya 11 kebun di Sumatera
Universitas Sumatera Utara
Utara dan 13 kebun di Sumatera Selatan. Pada wilayah Jawa terdapat 2
perkebunan cokelat, dan teh. Sedangkan pada Kalimantan Timur hanya 1 kebun
kelapa sawit dan Sulawesi Selatan terdapat 1 perkebunan karet. PT. PP. London
Sumatra Indonesia Tbk, yang aktifitasnya terdiri dari perkebunan kelapa sawit,
karet, kopi dan teh merupakan salah satu perusahaan perkebunan terkemuka di
Indonesia. Pada tanggal Desember 2000, perusahaan ini telah melakukan
penanaman kelapa sawit seluas 38.163 hektar dan karet seluas 15.879 hektar,
dengan 16 pabrik dan sejumlah kawasan yang masih memungkin untuk
melakukan pembangunan berikutnya.
PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk, telah mendirikan beberapa pabrik
dan kebun (estate) yang tersebar pada beberapa wilayah di Indonesia terutama
pada pulau Sumatera. Berikut ini adalah pabrik-pabrik yang telah didirikan :
1. Sumatera Utara antara lain :
a. TOM (Turangi Oil Mill), kapasitas 50 ton/jam.
b. Begerpang POM (Palm Oil Mill), kapasitas 45 ton/jam.
c. Dolok Palm Oil Mill, kapasitas 30 ton/jam.
d. Gunung Melayu Palm Oil Mill, kapasitas 30 ton/jam.
e. Sei Rumbia, komoditi karet.
2. Sumatera Selatan antara lain :
a. Sei Lakitan Palm Oil Mill, kapasitas 60 ton/jam.
b. Belani Elok Palm Oil Mill, kapasitas 60 ton/jam.
c. Artha Kencana Palm Oil Mill, kapasitas 15 ton/jam.
d. Tirta Agung Palm Oil Mill, kapasitas 45 ton/jam.
e. Gunung Bais Palm Oil Mill, kapasitas 10 ton/jam.
Universitas Sumatera Utara
f. Terawas Palm Oil Mill, kapasitas 20 ton/jam.
g. Makp, komoditi karet.
h. Cengal Crumb Rubber, komoditi karet.
3. Luar daerah Sumatera diantaranya :
a. Kertasari (Jawa Barat), komditi teh.
b. Trebasala (Jawa Timur), komoditi kopi dan cokelat.
c. Palangisang (Sulawesi Selatan), komoditi karet.
Begerpang POM (Palm Oil Mill) merupakan Pabrik Kelapa Sawit (PKS)
milik PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk, yang berada pada wilayah
Sumatera Utara yang terletak di Desa Begerpang, Kecamatan Galang, Kabupaten
Deli Serdang. Pabrik ini didirikan sejak tahun 2002 dan mulai beroperasi pada
tanggal 9 Juli 2003 dengan kapasitas produksi 45 ton/jam.
2.2. Ruang Lingkup Perusahaan
Ruang lingkup pabrik kelapa sawit Begerpang POM (Palm Oil Mill) milik
PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk, bergerak dalam bidang pengolahan buah
kelapa sawit. Pabrik ini memproduksi dua jenis minyak dari hasil pengolahan
yang dipasarkan, yaitu :
1. Fresh Fruit Bunch (FFB) diolah menjadi minyak sawit atau CPO (Crude Palm
Oil).
2. Inti biji sawit diolah menjadi PKO (Palm Kernel Oil) yang mulai diproduksi
sejak awal bulan Juni 2006.
Universitas Sumatera Utara
2.3. Lokasi Perusahaan
Pabrik kelapa sawit Begerpang POM (Palm Oil Mill) milik PT. PP.
London Sumatra Indonesia Tbk, terletak di Desa Begerpang, Kecamatan Galang,
Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, dengan jarak 10 km dari Tanjung
Morawa atau sekitar 20 km dari kota Medan.
2.4. Daerah Pemasaran
Pabrik kelapa sawit Begerpang POM memiliki daerah pemasaran yang meliputi
wilayah dalam negeri, dan sebagian diekspor ke luar negeri seperti Singapura,
Australia, Vietnam, Amerika Serikat, Brazil, Inggris, Korea, dan lain-lain.
Untuk selanjutnya CPO dan PKO diolah lagi menjadi minyak goreng, sabun,
deterjen, margarine, dan lain-lain.
2.5. Proses Produksi
Proses dari pengolahan minyak pada Begerpang POM dimulai proses
penerimaan buah (Reception Station), perebusan (Sterilizer Station),
pembantingan (Thresing Station), pengepressan (Pressing), pengolahan biji
(Kernel Station), dan klarifikasi (Clarification Station). Uraian dari proses
pengolahan dapat dilihat sebagai berikut.
A. Penerimaan Buah (Reception Station)
FFB (Fresh Fruit Bunch) hasil dari kebun dibawa ke pabrik dengan
menggunakan truk. Kemudian dilakukan penimbangan buah pada jembatan
timbangan untuk mengukur berat bersih (netto) FFB yang masuk. Berat bersih
Universitas Sumatera Utara
FFB yang masuk dihitung dengan mencari selisih antara berat truk beserta isinya
(bruto) dengan berat truk dalam keadaan kosong (tarra).
Kemudian setelah ditimbang FFB dibawa ke bagian penimbunan buah
(loading ramp) yang berfungsi sebagai tempat penampungan sementara. Sebelum
FFB diisikan ke dalam lorry, buah disortir untuk mengetahui mutu buah yang
akan diolah yang berdasarkan jumlah buah yang brondol sampai di loading ramp.
FFB yang telah di sortir dibawa ke dalam loading ramp dengan tujuan
untuk memudahkan masuknya buah ke dalam lorry. Loading ramp dibuat dari plat
baja dengan kemiringan 25°-40° dan terdiri dari 20 pintu dengan kapasitas 15 ton
tiap pintunya dan dibuka secara mekanis dengan menggunakan tenaga hidrolik.
Cara pengisian lorry :
1. Lorry digunakan untuk mengangkut ke tempat perebusan buah sawit ditarik
dengan tali capstand dan diposisikan didepan pintu loading ramp. Satu unit
lorry memiliki kapasitas ± 10 ton FFB.
2. Pintu loading ramp yang telah penuh dengan FFB dibuka satu persatu dan
FFB masuk ke dalam lorry.
3. Lorry yang sudah penuh dibawa ke stasiun perebusan (sterilization).
B. Perebusan (Sterilizer Station)
Lorry-lorry yang telah berisi FFB dimasukkan ke ketel perebusan (sterilizer)
dengan bantuan bollard dan tali capstand. Setiap satu sterilizer mampu memuat 5
lorry dengan masing-masing lorry berkapasitas 10 ton FFB.
1. Tujuan Perebusan.
Tujuan dilakukannya perebusan pada FFB adalah untuk :
Universitas Sumatera Utara
a. Penyempurnaan dalam Pengolahan Minyak, karena zat globulin yang
dapat menimbulkan emulsi pada daging buah terkoagulasi sehingga tidak
terikut pada minyak kasar dari hasil pengempaan. Zat-zat yang
terkoagulasi ini tinggal dalam ampas kempa.
b. Memudahkan pelepasan brondolan (loose fruit), karena suhu yang tinggi
selama perebusan mengakibatkan pektin (zat perekat/pengikat buah
dengan tandan) terhidrolisa menjadi asam-asam pektin sehingga brondolan
mudah lepas.
c. Perebusan juga mengurangi kadar air pada buah dan melelehkan lapisan
lilin pada daging buah sehingga melunakkan daging buah, Hal ini
memudahkan proses pengadukan dan memudahkan lepasnya minyak dari
sel daging buah.
d. Mematikan enzim lipase maupun enzim lainnya seperti lipoxidase yang
menyebab hidrolisa pada minyak.
e. Penyempurnaan pengolahan inti sawit, karena berfungsi untuk
memudahkan pelepasan inti dari cangkang. Dengan perebusan, kadar air
dalam cangkang dikurangi sehingga daya lekat akan berkurang.
f. Sistem Perebusan.
2. Sistem perebusan dan lamanya perebusan dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1. Sistem Perebusan Tiga Puncak
Step Status Step
Waktu (Menit)
Total Waktu (Menit)
Valve Position Inlet Exhause Condensate
1 Deaeration 2 - o s o 2 First Peak 18 20 o s s 3 Condensate Open 2 22 s s o 4 Blow Off 2 24 s o o
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1. Sistem Perebusan Tiga Puncak (lanjutan)
Step Status Step
Waktu (Menit)
Total Waktu (Menit)
Valve Position Inlet Exhause Condensate
5 Second Peak 17 41 o s s 6 Condensate Open 3 44 s s o 7 Blow Off 2 46 s o o 8 Third Peak 17 63 o s s 9 Deaeration 0,5 63,5 o s o 10 Third Peak 15 78,5 o s s 11 Deaeration 0,5 79 o s o 12 Deaeration 16 95 o s s 13 Condensate Open 3 98 s s o 14 Blow Off 7 105 s o o
Sumber : PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk Begerpang POM
Jadi total keseluruhan ini sebesar 105 menit lamanya pada proses sterilizer.
Status Valve Position :
O = Open (Buka)
S = Shut (Tutup)
Sistem perebusan dan lamanya perebusan dapat dilihat pada gambar 2.1.
4120 4624 95 105
1,5
2,5
3,5
Time
Bar
Gambar 2.1. Grafik Sistem Perebusan Tiga Puncak
Universitas Sumatera Utara
3. Hal-hal yang Mempengaruhi Perebusan.
a. Tekanan dan waktu perebusan yang terlalu tinggi atau lama akan
menimbulkan :
- Warna minyak terlalu tua (coklat).
- Tingkat losses minyak pada empty bunch akan naik.
b. Tekanan dan waktu perebusan yang kurang atau cepat akan menimbulkan :
- Buah kurang masak sehingga sebagian berondolan tidak lepas dari
tandan.
- Pelumatan didalam digester tidak sempurna.
- Oil Losses pada saat pengepresan tinggi (fibre basah).
- Serabut (fibre) basah akan menyebabkan pembakaran pada boiler tidak
sempurna.
4. Perhitungan.
Perhitungan kapasitas perebusan dilakukan dengan rumus berikut :
Kapasitas Perebusan = T
xNxLxS60 = 120
105260 xxx = 50 Ton
Keterangan :
N = Jumlah Sterilizer
L = Jumlah Lorry Dalam 1 Sterilizer
S = Kapasitas Lorry (10 Ton)
T = Waktu Siklus (120 Menit)
Universitas Sumatera Utara
C. Pembantingan (Treshing Station)
Pembantingan (treshing station) adalah proses pemisahan brondolan dari
janjang buah kelapa sawit setelah dari Sterilizer dengan menggunakan mesin
tresher. Treshing station pada Begerpang POM terdiri dari :
1. Tippler.
Tippler berfungsi mengeluarkan tandan buah sawit yang telah direbus dari
lorry dengan cara memutar lorry 3600 di dalam tippler gate. Lorry kemudian
diputar dengan menggunakan tippler sehingga buah yang ada didalamnya
akan ditumpahkan ke bunch scraper conveyor. Penuangan FFB pada bunch
conveyor ini harus benar-benar dijaga agar tidak terjadi kelebihan kapasitas
dan mengurangi efektifitas tresher yang membuat losses minyak pada empty
bunch menjadi tinggi.
2. Fruit Bunch Scraper Conveyor.
Fruit bunch yang telah ditumpahkan oleh tippler selanjutnya dibawa oleh fruit
bunch scraper conveyor ke tresher 1 dengan bantuan top distributing bunch
conveyor.
3. Tresher.
Setelah melalui top distributing bunch conveyor, FFB masuk kedalam tresher,
maka FFB tersebut akan diputar dibanting berulang-ulang dengan tujuan
untuk melepaskan semua loose fruit dari bunch. Tresher ini dilengkapi dengan
batang-batang besi yang memanjang sepanjang Tresher yang berfungsi untuk
memudahkan FFB terangkat dan jatuh terbanting sehingga loose fruit akan
terlepas dari bunch. Putaran tresher ± 20 rpm, bila terlalu cepat buah tidak
terbanting secara sempurna. Sedangkan bila putaran terlalu lambat maka akan
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan buah tertumpuk sehingga tidak akan terjadi pembantingan
karena beban melebihi kapasitas drum tresher.
4. Hard Bunch Recycling Conveyor.
Hard bunch recycling conveyor berfungsi untuk membawa empty bunch yang
keluar dari tresher 1 menuju ke empty bunch crusher.
5. Empty Bunch Crusher.
Empty bunch yang dibawa oleh hard bunch recycling conveyor dimasukkan ke
empty bunch crusher untuk dihancurkan sebelum masuk ke thresher 2
sehingga memudahkan pemisahan lebih lanjut loose fruit yang masih melekat
pada bunches.
6. Fruit Conveyor.
Loose fruit yang berasal dari tresher 1 dan 2 kemudian diangkut oleh fruit
conveyor menuju fruit elevator. Fruit conveyor Begerpang POM terdiri dari
thresher 1 bottom fruit conveyor, tresher 2 bottom fruit conveyor, bottom
cross fruit conveyor, dan main bottom fruit conveyor.
7. Empty Bunch Scraper Conveyor.
Empty bunch dari tresher 2 dibawa oleh empty bunch scraper conveyor 1st ke
mesin empty bunch press. Choping (hasil dari empty bunch press) dibawa oleh
empty bunch scraper conveyor 2nd ke empty bunch hopper.
8. Empty Bunch Hopper.
Empty bunch hopper berfungsi untuk penampungan sementara empty bunch
yang dibawa oleh empty bunch conveyor sebelum dibawa ke enriched mulch
location/composting area.
Universitas Sumatera Utara
D. Stasiun Pengepresan (Pressing Station)
Stasiun pengepresan melakukan pengambilan minyak dari pericarp yang
dilakukan dengan cara pelumatan dan pengempaan. Pelumatan dilakukan dengan
digester dan pengempaan dilakukan dengan Screw Press. Proses Press station
terdiri dari :
1. Loose Fruit Elevator.
Loose fruit yang berasal dari fruit conveyor pada threshing station kemudian
diangkut dengan loose fruit elevator ke bagian atas untuk didistribusikan ke
setiap digester dengan distribution conveyor.
2. Top Distributing Fruit Conveyor.
Loose fruit (brondolan) yang berasal dari loose fruit elevator selanjutnya
didistribusikan oleh top distributing fruit conveyor ke bagian digester.
3. Digester.
Digester merupakan sebuah tabung silinder berlapis dan mempunyai as putar
yang dilengkapi dengan pisau pengaduk. Pisau-pisau ini dibuat bersilang
antara satu dengan yang lainnya agar daya aduk pisau ini cukup besar dan
letak pisau dibuat miring, sehingga buah yang diaduk turun naik agar proses
pelumatan menjadi lebih sempurna serta membuat pericarp pecah dan terlepas
dari bijinya. Alat ini berfungsi untuk melumatkan Loose Fruit sebelum
diproses didalam mesin screw press. Tujuan pelumatan ini adalah membuka
daging buah (mesocarp), sehingga mempermudah dalam proses pengempaan
(pressing). Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses pengadukan
ini :
Universitas Sumatera Utara
a. Minyak yang terbentuk dalam proses pengadukan harus dikeluarkan
karena jika minyak dan air tersebut tidak dikeluarkan maka akan bertindak
sebagai bahan pelumas sehingga gaya gesekan akan berkurang dimesin
press.
b. Digester harus selalu penuh atau sedikitnya ¾ dari kapasitas Digester. Hal
ini dilakukan agar terjadi penekanan buah didalam Digester untuk masuk
kedalam screw press sehingga akan terjadi pengepresan yang sempurna.
c. Temperatur dijaga ± 95° C untuk mempermudah proses pada Digester.
4. Screw Press.
Screw press merupakan mesin yang memiliki fungsi untuk mengekstraksi
minyak dari daging buah. Prinsip dari pengepresan adalah melakukan
penekanan terhadap loose fruit yang telah diaduk sehingga terperas dan
mengeluarkan minyak yang dikeluarkan melalui oil gutter dan dialirkan ke
sand trap tank, sedangkan nut dan fibre dari screw press dikirim ke cake
breaker conveyor pada Kernel Recovery Station. Ekstrak crude oil dari mesin
screw press kemudian ditambahkan dengan kondensat sebagai dilution water.
Campuran crude oil dan dilution water ini dinamakan diluted crude oil
(DCO). Dilution water yang ditambahkan berfungsi untuk mempermudah
proses pemisahan antara crude oil dengan sludge pada Clarification Station.
5. Sand Trap Tank
Minyak yang berasal dari screw press selanjutnya diproses di sand trap tank
untuk memisahkan pasir dari minyak sebelum dibawa ke DCO tank diproses
di Clarification Station.
Universitas Sumatera Utara
E. Stasiun Pengolahan Biji (Kernel Station)
Pada proses Pressing diperoleh Crude Oil dan Nut. Crude Oil diproses di
Clarification Station sedangkan Nut dan Fibre diolah distasiun ini hingga
diperoleh produk berupa inti sawit (Palm Kernel). Pada stasiun ini dapat dibagi
menjadi 3 proses yaitu Depericarper, Nut Cracking System, dan Kernel Drying.
1. Depericarper.
a. Cake Breaker Conveyor.
Nut dan fibre dari screw press yang masih menyatu masuk ke cake breaker
conveyor (CBC). CBC adalah suatu conveyor yang terdiri dari screw yang
berputar pada poros. Pada alat ini cake dipecahkan serta dibawa menuju
depericarper untuk memudahkan proses pemisahan nut dan fibre pada
separating column.
b. Depericarper dan Fibre Cyclone.
Pada depericarper dilakukan pemisahan fibre dari nut. Fibre yang
merupakan partikel ringan akan terhisap menuju fibre cyclone. Setelah dari
fibre cyclone, fibre dibawa ke boiler dengan menggunakan fuel conveyor
untuk dijadikan bahan bakar boiler. Nut yang merupakan partikel berat
akan dikirim ke nut polishing drum.
c. Nut Polishing Drum.
Nut polishing drum berfungsi untuk memoles dan membersihkan nut yang
berasal dari depericarper agar nut terbebas dari fibre.
d. Destoner.
Biji-biji dari nut polishing drum melalui nut auger conveyor diteruskan ke
destoner nut separating column yang berfungsi untuk memisahkan
Universitas Sumatera Utara
kotoran-kotoran seperti batu dan besi yang terdapat pada biji-biji. Batu dan
besi harus dipisahkan dari biji untuk mencegah kerusakan mesin pemecah
biji (Ripple Mill).
2. Nut Cracking.
a. Nut Grading Drum.
Nut separating column berfungsi memisahkan fibre halus dan dihisap oleh
nut cyclone fan, sedangkan biji-biji masuk ke nut grading drum. Nut
grading drum berfungsi sebagai alat pembagi berdasarkan besar kecilnya
diameter biji. Dengan menggunakan nut grading drum, nut dipisahkan
menjadi tiga fraksi, yaitu fraksi besar, sedang, dan kecil. Ketiga fraksi
tersebut berfungsi juga untuk mempermudah proses pemecahan biji.
b. Nut Hopper.
Biji-biji dari nut grading drum ditampung secara sementara di nut hopper
sebelum diproses di ripple mill.
c. Ripple Mill.
Nut akan masuk ke dalam ripple mill diantara rotor tube yang berputar dan
ripple plate yang bergerigi. Nut akan bergesekan dan terbentur berkali-kali
oleh rotor dan gerigi ripple plate yang akhirnya memecahkan shell
sehingga kernel dapat keluar. Nut yang diproses oleh ripple mill disebut
cracked mixture selanjutnya melalui cracked mixture conveyor diangkut
ke Winnowing System.
d. Cracked Mixture Elevator.
Selanjutnya nut tersebut diangkut ke Winnowing System I dengan
menggunakan cracked mixture elevator.
Universitas Sumatera Utara
e. Winnowing System I.
Shell yang merupakan partikel ringan akan ditarik dengan menggunakan
winnowing cyclone fan ke Winnowing System I untuk memisahkan shell
dari kernel. Dari Winnowing System I, shell tersebut ditransfer oleh fuel
conveyor menuju boiler dan digunakan sebagai bahan bakar. Kernel yang
merupakan partikel berat akan masuk ke claybath. Sedangkan cracked
mixture yang merupakan partikel menuju ke Winnowing System II.
f. Winnowing System II.
Shell dari kernel yang tidak bisa dipisahkan oleh Winnowing System I,
dikirimkan ke Winnowing System II untuk dipisahkan lagi. Pada
Winnowing System II, shell akan ditarik ke winnowing cyclone dengan
menggunakan winnowing fan. Setelah dari shell cyclone, shell tersebut
kemudian ditransfer dengan fuel conveyor ke boiler sebagai bahan bakar,
sedangkan kernel menuju ke kernel conveyor. Cracked mixture yang tidak
dapat dipisahkan oleh Winnowing System II ditransfer ke claybath.
g. Claybath.
Claybath berfungsi untuk memisahkan shell dari kernel yang masih tidak
dapat dipisahkan oleh Winnowing System I dan Winnowing System II.
Shell dipisahkan berdasarkan sensitifitas gaya berat antara Shell dan
kernel. Dengan menggunakan larutan CaCO3 (specific grafity 1,140-1,160)
sebagai media, kernel yang memiliki berat jenis yang lebih kecil dari pada
shell akan mengapung diatas dan mengalir ke kernel side pada claybath
screen. Berat jenis larutan semakin lama makin turun karena terbawa atau
lengket pada inti sawit ataupun cangkang, sehingga secara berkala
Universitas Sumatera Utara
dilakukan penambahan CaCO3. Cangkang ditransfer ke shell cyclone dan
diangkut ke boiler untuk digunakan sebagai bahan bakar.
h. Wet Kernel Conveyor.
Kernel yang jatuh dari Winnowing System I dan Claybath kemudian
diangkut oleh wet kernel conveyor.
i. Wet Kernel Elevator.
Dari kernel conveyor, kernel diangkut dengan wet kernel elevator menuju
kernel dryer silo.
3. Kernel Drying.
a. Kernel Dryer Silo.
Dengan wet kernel elevator, kernel tersebut didistribusikan ke kernel dryer
silo. Pada kernel dryer silo dilakukan pengeringan kernel dengan demikian
dihasilkan kernel dengan kualitas baik sesuai yang telah ditargetkan.
Proses pengeringan di kernel silo memakai panas steam dari BPV (Back
Pressure Vessel) dengan menggunakan sistem air heater. Kernel dari
kernel dryer silo ditransfer ke kernel bulking silo dengan menggunakan
kernel transporter yang memakai fan system. Kualitas dari kernel kering
(produksi kernel) adalah sebagi berikut :
- Dirt : < 6,00 %
- VM (Volatile Matter) : < 7,00 %
- FFA (Free Fatty Acid) : < 1 %
b. Kernel Bulking Silo.
Kernel yang berasal dari kernel dryer silo selanjutnya dikirim ke kernel
bulking silo sebagai tempat penyimpanan produksi kernel sebelum
Universitas Sumatera Utara
diangkut oleh truk dan dikirim ke pembeli serta sebelum diproses pada
kernel crushing plant menjadi palm kernel oil (PKO).
F. Stasiun Klarifikasi (Clarification Station)
Crude oil yang berasal dari condensate tank masih mengandung kotoran
dari daging buah seperti lumpur, air dan lain-lain. Keadaan ini menyebabkan
penurunan mutu CPO, maka untuk mendapatkan CPO yang memenuhi standar
diperlukan pemurnian CPO tersebut. Proses clarification station terdiri dari :
a. Sand Trap Tank.
Minyak yang berasal dari screw press selanjutnya di-press di sand trap tank
untuk menahan pasir ke DCO sebelum di-press pada clarifier station.
b. Vibrating Screen.
Fungsi dari vibrating screen adalah untuk menyaring minyak (crude oil) dari
serabut, ampas dan pasir yang dapat mengganggu proses pemisahan minyak.
Vibrating screen yang digunakan bertipe double deck (dua kali penyaringan)
dengan saringan pertama 20 mesh dan saringan terakhir 40 mesh yang
selanjutnnya dialirkan ke DCO tank.
c. DCO Tank.
DCO tank merupakan tangki penyimpanan sementara crude oil setelah dari
vibrating screen sebelum didistribusikan ke clarification tank. DCO tank
dilengkapi dengan steam injection agar minyak tetap encer.
d. Distribution Tank.
Distribution tank berfungsi untuk menerima crude oil dari DCO tank dan
mendistribusikannya ke 2 unit clarifier tank.
Universitas Sumatera Utara
e. Clarifier Tank.
Clarifier tank berfungsi untuk memisahkan antara crude oil dengan sludge
dengan cara pengendapan. Clarifier tank dilengkapi dengan alat pengaduk
yang berfungsi untuk mempercepat proses pemisahan minyak, temperatur
dijaga tetap pada suhu 95º C. Minyak pada lapisan atas meluap melalui
skimmer ke bagian clean oil sedangkan sludge turun melalui under flow
menuju vibrating screen sludge.
f. Clean Oil Tank.
Clean oil yang berasal dari clarifier tank ditampung di clean oil tank. Minyak
yang ditampung ini masih mengandung air dan kotoran sehingga dilakukan
pengendapan dengan melakukan drain down clean oil tank setiap 1 jam sekali.
Kandungan air bersih (VM) pada clean oil tank sebesar 0,79 % dan kotoran
0,061 %.
g. Float Tank.
Float tank berfungsi untuk menstabilkan air untuk feeding pada vacuum drier,
agar vacuum drier tidak hanya akan menghisap udara.
h. Vacuum Drier.
Pada vacuum drier dilakukan pemisahan air dari crude oil yang masih
mengandung kadar air setelah dari float tank yang dihisap dengan bantuan
vacuum pump sehingga air terhisap dan keluar menuju hot water tank.
Sedangkan minyak murni keluar dari bottom vacuum drier yang kemudian
dipompakan ke storage tank melalui extraction pump.
Universitas Sumatera Utara
i. Storage Tank.
Minyak yang dipompakan dengan transfer pump ditampung didalam storage
tank yang berupa CPO produksi dari pabrik sebelum dikirimkan kepada
customer. Pada tangki ini, CPO dijaga pada suhu ± 55º C dengan tujuan agar
tidak cepat beku.
j. Vibrating Screen Sludge.
Fungsi dari vibrating screen sludge hampir sama vibrating screen, tetapi
digunakan untuk menyaring sludge yang masih mengandung kotoran-kotoran
padat. Vibrating screen sludge yang digunakan bertipe single deck (satu kali
penyaringan) dengan saringan 30 mesh. Selanjutnya dipompakan ke sludge
tank.
k. Sludge Tank.
Sludge yang telah tersaring dari vibrating screen sludge dan masih
mengandung minyak ditampung dalam sludge tank untuk sementara sebelum
dipompakan ke sand cyclone. Sludge dipanaskan pada suhu 95º C dengan
menggunakan steam coil.
l. Sand Cyclone.
Pada sand cyclone, pasir yang terikut pada sludge dari sludge tank dipisahkan
dengan rutin setiap 15 menit. Pasir yang terpisahkan jatuh ke bawah dan
ditampung dengan sand collecting tank. Sludge yang bersih keluar dari bagian
atas dan dialirkan ke balance tank untuk didistribusikan ke sludge centrifuge.
m. Balance Tank.
Sludge yang keluar dari sand cyclone ditampung sementara kedalam balance
tank sebelum didistribusikan ke 6 unit sludge centrifuge. Balance tank
Universitas Sumatera Utara
ditempatkan pada posisi tinggi agar memudahkan pengaliran sludge, sehingga
sludge pada centrifuge selalu dalam keadaan penuh.
n. Sludge Centrifuge.
Sludge centrifuge berfungsi untuk memisahkan minyak yang masih terdapat
pada sludge. Dengan adanya gaya gerak vertikal sentrifugal maka minyak
akan terkumpul ditengah dan akan mengalir ke reclaimed oil tank yang
kemudian dipompakan ke DCO tank untuk didaur ulang, sedangkan sludge
akan keluar melewati nozzle dan keluar dari sludge centrifuge menuju sludge
pit.
o. Sludge Pit.
Sludge yang keluar dari centrifuge dialirkan ke sludge pit untuk ditampung
sementara dan sebelum dialirkan kembali ke kolam limbah. Minyak pada
lapisan atas meluap melalui skimmer dan dialirkan ke DCO tank untuk didaur
ulang, sedangkan sludge turun melalui under flow menuju bak sludge pit
kedua sebelum dialirkan menuju sediment pond.
2.6. Standard Mutu Bahan/Produk
Jenis FFB (Fresh Fruit Bunch) digolongkan berdasarkan pada jumlah
buah yang telah brondol. Jenis FFB ini nantinya akan menjadi standar mutu
bahan/produk. Jenis-jenis FFB dikelompokkan ke dalam 10 kategori FFB, yaitu :
1. Buah Immature (0%).
Keadaan buah yang masih hitam dan keras, tidak ada brondolan yang lepas
dari janjang.
Universitas Sumatera Utara
2. Buah Unripe (0%).
Keadaan buah yang mentah dan brondolan yang lepas dari janjang kurang dari
10 brondolan.
3. Buah Under Ripe (20%).
Keadaan buah yang mengkal dengan kurang dari 10-24 brondolan yang lepas
dari janjang.
4. Buah Normal Ripe (75%).
Keadaan buah yang telah matang dengan lebih dari 25 brondolan yang lepas
dari janjang.
5. Buah Over Ripe (2%).
Yaitu buah dengan brondolan yang lepas 75% atau masih tertinggal 25%.
6. Buah Rotten (2%).
Buah yang seluruhnya atau sebagian dari janjangan telah lembek, dengan
warna yang hitam dan berbau. Buah ini mengandung FFA (Free Fat Acidity)
tinggi. Keadaan brondolan tinggal 10%.
7. Buah Abnormal (0%).
Keadaan buah janjang pecah.
8. Buah Bruissed (0%).
Keadaan buah yang memar dan teroksidasi, buah ini juga mengandung asam
lemak bebas (FFA) yang tinggi.
9. Empty Bunch (0%).
Keadaan buah yang telah 90% lebih brondolan yang lepas.
10. Long Stalk (1%).
Universitas Sumatera Utara
Keadaan tangkai janjang yang panjangnya lebih dari 2,5 cm, hal ini
mempengaruhi penambahan berat pada saat penimbangan dan menimbulkan
looses pada saat perebusan.
2.7. Bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan pada PKS Begerpang POM adalah sebagai
berikut :
1. Bahan Baku.
Bahan baku merupakan semua bahan yang ikut dalam proses produksi dan
ikut menyatu dalam produk akhir, karena sifat dan bentuknya akan mengalami
perubahan fisik maupun kimiawi dan memiliki persentase yang besar
dibandingkan bahan-bahan lainnya.
Bahan baku di Bergepang POM adalah jenis kelapa sawit Tenera. Tenera
adalah jenis varietas kelapa sawit yang mempunyai bentuk buah agak lonjong,
dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Tebal daging buah (Pericarp) : 4 – 10 mm
b. Tebal cangkang : 79 – 80 mm
c. Pericarp terhadap buah (%) : ± 100 %
d. Inti terhadap buah (%) : 8 – 10 %
2. Bahan Penolong.
Bahan penolong adalah bahan-bahan yang berfungsi dalam membantu
proses produksi berlangsung, karena dalam produk akhir bahan ini tidak
dijumpai atau memiliki persentase yang sangat kecil pada produk akhir. Pada
Begerpang POM digunakan 2 macam bahan penolong, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Air.
Air yang digunakan pada pabrik kelapa sawit adalah untuk proses
pengolahan sebagai sumber uap. Kadar akhir dari air yang diharapkan
pada minyak yang dihasilkan sebesar < 0,3 %.
b. Uap.
Fungsi uap memegang peranan sangat penting dalam pabrik kelapa sawit,
karena beberapa proses produksi menggunakan uap. Uap di suplai dari
boiler yang digunakan untuk memutar turbin uap dengan tekanan ± 30
kg/cm2 dan sisanya digunakan untuk keperuluan proses produksi.
2.8. Mesin dan Peralatan
Mesin yang dimaksud dalam hal ini adalah semua yang mendukung proses
produksi yang membutuhkan penggerak (motor). Sedangkan peralatan adalah
semua pendukung proses yang tidak membutuhkan penggerak.
2.8.1. Mesin Produksi
Berikut adalah spesifikasi mesin-mesin produksi yang berada pada
Begerpang POM untuk setiap stasiun :
1. Stasiun Perebusan (Sterilizer Station).
a. Sterilizer.
Fungsi : merebus buah untuk memudahkan lepasnya buah
dari tandannya, melunakkan daging buah dan
mengurangi kadar air.
Kapasitas : 5 lorry atau 50 ton FFB
Universitas Sumatera Utara
Jumlah : 2 unit
2. Stasiun Pembantingan (Thresing Station).
a. Thresing.
Fungsi : memisahkan loose fruit dari bunch dengan cara
pembantingan.
Kapasitas : 50 ton FFB/jam
Jumlah : 2 unit
b. Empty Bunch Crusher.
Fungsi : menghancurkan empty bunch sehingga
memudahkan pemisahan lebih lanjut loose fruit
yang masih melekat pada bunches.
Kapasitas : 30-80 ton FFB/jam
Jumlah : 1 unit
3. Stasiun Pengepresan (Press Station).
a. Digester.
Fungsi : melumatkan brondolan sehingga daging buah
terpisah dari biji.
Kapasitas : 15 ton/jam
Jumlah : 3 unit
b. Screw Press.
Fungsi : memisahkan minyak kasar (crude oil) dari daging
buah.
Kapasitas : 20 ton/jam
Universitas Sumatera Utara
Jumlah : 3 unit
4. Stasiun Pengolahan Biji (Kernel Station).
a. Ripple Mill.
Fungsi : memecahkan shell untuk mengeluarkan kernel.
Kapasitas : 6 ton/jam
Jumlah : 3 unit
b. Depericarper.
Fungsi : memisahkan fibre dari nut.
Kapasitas : 50 ton FFB/jam
Jumlah : 1 unit
c. Fibre Cyclone.
Fungsi : menghisap fibre.
Jumlah : 1 unit
Merk / Tipe : Novenco, CBS-900/70/R
d. Polishing Drum.
Fungsi : membersihkan fibre yang masih melekat pada nut.
Kapasitas : 45 ton FFB/jam
Jumlah : 1 unit
e. Destoner Nut Separating Column.
Fungsi : memisahkan kotoran-kotoran yang terdapat pada
Nut.
Kapasitas : 45 ton FFB/jam
Jumlah : 1 unit
Universitas Sumatera Utara
f. Nut Grading Drum.
Fungsi : memisahkan nut menurut besarnya diameter nut.
Kapasitas : 45 ton FFB/jam
Jumlah : 1 unit
g. Winnowing System.
Fungsi : memisahkan kernel dari shell.
Kapasitas : 45 ton FFB/jam
Jumlah : 2 unit
h. Claybath.
Fungsi : memisahkan broken kernel.
Kapasitas : 45 ton FFB/jam
Jumlah : 1 unit
5. Stasiun Klarifikasi (Clarification Station).
a. Vibrating Screen.
Fungsi : menyaring minyak dari sebut, ampas, dan pasir.
Kapasitas : 45 ton FFB/jam
Jumlah : 3 unit
b. Vacuum Drier.
Fungsi : memisahkan air dari crude oil yang masih
mengandung kadar air.
Kapasitas : 12 m3/jam
Jumlah : 1 unit
Universitas Sumatera Utara
c. Vibrating Screen Sludge.
Fungsi : menyaring minyak dari sludge yang masih
mengandung kotoran-kotoran padat.
Kapasitas : 45 ton FFB/jam
Jumlah : 1 unit
d. Sand Cyclone.
Fungsi : memisahkan pasir halus dari sludge.
Kapasitas : 30 ton/jam
Jumlah : 2 unit
e. Sludge Centrifudge.
Fungsi : memisahkan minyak yang masih terdapat pada
sludge.
Kapasitas : 60 ton/jam
Jumlah : 5 unit
2.8.2. Peralatan
Peralatan yang mendukung kelancaran proses produksi pada Begerpang
POM untuk setiap stasiun adalah sebagai berikut :
1. Stasiun Penerimaan Buah (Reception Station).
a. Jembatan Timbang.
Fungsi : untuk mengukur berat bersih (netto) FFB.
Dimensi : 5000 mm x 3000 mm x 1000 mm
Kapasitas : 40 ton
Jumlah : 2 unit
Universitas Sumatera Utara
b. Loading Ramp.
Fungsi : untuk menerima dan menampung FFB sementara
sebelum dimasukkan ke dalam lorry untuk
direbus.
Dimensi : 5300 mm x 3000 mm x 3250 mm
Kemiringan : 25 – 40°
Kapasitas : 15 ton FFB/pintu.
Jumlah : 20 pintu
c. Lorry.
Fungsi : mengangkut FFB dari loading ramp ke tempat
perebusan FFB.
Dimensi : 5400 mm x 1800 mm x 1220 mm
Kapasitas : 10 ton/unit
Jumlah : 33 unit
d. Transfer Cariage.
Fungsi : untuk memindahkan lorry dari jalur rel satu ke rel
yang lain.
Jumlah : 2 unit
Kapasitas : 10 ton/unit
Universitas Sumatera Utara
2. Stasiun Perebusan (Sterilizer Station).
a. Capstand.
Fungsi : menarik lorry keluar dan masuk ke sterilizer
Dimensi : 2600 mm x 1200 mm
Jumlah : 6 unit
3. Stasiun Pembantingan (Treshing Station).
a. Tippler.
Fungsi : mengeluarkan tandan buah sawit yang telah
direbus dengan cara memutar lorry 360° ke bak
hopper.
Kapasitas : 10 ton
Jumlah : 1 unit
b. Bunch Conveyor.
Fungsi : membawa fruit bunch ke tresher 1.
Kapasitas : 50 ton FFB/jam
Jumlah : 1 unit
c. Top Distributing Bunch Conveyor.
Fungsi : membawa fruit bunch ke tresher 1.
Kapasitas : 50 ton FFB/jam
Jumlah : 1 unit
d. Hard Bunch Recyling Conveyor.
Fungsi : membawa empty bunch dari tresher 1 ke empty
bunch crusher.
Panjang : 6000 mm
Universitas Sumatera Utara
Jumlah : 1 unit
e. Fruit Conveyor.
Fungsi : sebagai alat pengangkut fruit.
Jumlah : 2 unit
f. Empty Bunch Scrapper Conveyor.
Fungsi : mengangkut empty bunch menuju ke empty bunch
press.
Jumlah : 1 unit
g. Empty Bunch Hopper.
Fungsi : penyimpanan sementara empty bunch.
Kapasitas : 100 ton empty bunch
Jumlah : 1 unit
4. Stasiun Pengepressan (Press Station).
a. Loose Fruit Elevator.
Fungsi : sebagai alat pengangkut fruit.
Kapasitas : 50 ton FFB/jam
Jumlah : 2 unit
b. Top Distributing Fruit Conveyor.
Fungsi : sebagai alat pendistribusian loose fruit.
Jumlah : 1 unit
c. Sand Trap Tank
Fungsi : memisahkan pasir dari minyak kasar (crude oil)
Kapasitas : 5,4 m3 pasir
Universitas Sumatera Utara
Jumlah : 1 unit
5. Stasiun Pengolahan Biji (Kernel Station).
a. Cake Breaker Conveyor.
Fungsi : mengaduk-aduk ampas dari screw press dengan
cara berputar sambil mendorong ampas ke ujung
talang untuk memisahkan biji dan serabut
dipemisah biji.
Kapasitas : 45 ton FFB/jam
Jumlah : 1 unit
b. Nut Hopper.
Fungsi : tempat penyimpanan sementara sebelum nut
diolah.
Kapasitas : 27 m3 Nut
Jumlah : 1 unit
c. Cracked Mixture Elevator.
Fungsi : mengangkut nut dari riplle mill ke Winnowing
System I.
Kapasitas : 8 ton/jam
Jumlah : 1 unit
d. Wet Kernel Elevator.
Fungsi : mengangkut kernel menuju kernel dryer silo.
Kapasitas : 8 ton/jam
Universitas Sumatera Utara
Jumlah : 1 unit
e. Kernel Dryer Silo.
Fungsi : mengeringkan kernel.
Kapasitas : 88 m3
Jumlah : 2 unit
f. Kernel Bulking Silo.
Fungsi : tempat penyimpanan kernel sebelum dikirim
kepada konsumen.
Kapasitas : 300 ton
Jumlah : 1 unit
6. Stasiun Klarifikasi (Clarification Station).
a. Sand Trap Tank.
Fungsi : memisahkan pasir dengan minyak.
Kapasitas : 5,4 m3
Jumlah : 1 unit
b. DCO Tank.
Fungsi : penyimpanan sementara crude oil.
Kapasitas : 9 m3
Jumlah : 1 unit
c. Distribution Tank.
Fungsi : menerima crude oil dari DCO tank dan
mendistribusikannya ke clarifier tank.
Kapasitas : 1,5 m3
Universitas Sumatera Utara
Jumlah : 1 unit
d. Clarifier Tank.
Fungsi : memisahkan crude oil dengan sludge.
Kapasitas : 170 m3
Jumlah : 2 unit
e. Clean Oil Tank.
Fungsi : mengendapkan kotoran dan air yang masih
terkandung didalam minyak.
Kapasitas : 28 m3
Jumlah : 1 unit
f. Float Tank.
Fungsi : menstabilkan air untuk feeding pada vacuum
dryer.
Kapasitas : 6 m3
Jumlah : 1 unit
f. Oil Extraction (Transfer) Pump.
Fungsi : memompa minyak kedalam storage tank.
Jumlah : 1 unit
g. Storage Tank.
Fungsi : penyimpanan CPO sebelum dikirim kepada
konsumen.
Kapasitas : 1000 ton
Jumlah : 4 unit
Universitas Sumatera Utara
h. Sludge Tank.
Fungsi : menampung sludge dari hasil pemisahan ditangki
vibrating screen sludge.
Kapasitas : 28 m3
Jumlah : 2 unit
i. Balance Tank.
Fungsi : penampungan sludge sementara sebelum
didistribusikan ke sludge centrifudge.
Kapasitas : 6 m3
Jumlah : 1 unit
j. Sludge Pit.
Fungsi : penampungan sementara sludge sebelum dialirkan
ke waste treatment.
Kapasitas : 289 m3
Jumlah : 1 unit
2.8.3. Utilitas
Utilitas merupakan unit pendukung yang digunakan dalam proses
produksi. Adapun unit pendukung yang digunakan pada PKS Begerpang POM
antara lain :
Universitas Sumatera Utara
1. Boiler.
Fungsi : sebagai tempat penghasil uap (steam) untuk
menggerakkan turbin uap dan memenuhi
kebutuhan steam dari alat-alat yang dipakai
seperti untuk sterilizer.
Merk : VICKERS
Jumlah : 2 unit
Temperatur steam : 29,42 kg/cm2 / 3500 C
Konsumsi bahan bakar : 7,65 kg/jam
Jenis bahan bakar : fiber 76 % dan cangkang 24 %.
2. Turbin Uap.
Fungsi : mengubah tenaga uap menjadi tenaga listrik.
Power : 1800 Kwh
Putaran : 1500 rpm
Inlet Temp (stand) : 210 o C
Inlet Temp (max) : 213 o C
Inlet Press (stand) : 18,5 kg/cm2
Inlet Press (max) : 19,5 kg/cm2
Merk : NADROWSKI
Buatan : TUTHILL GmbH
Type : C50 S 11 6 Vs
Excitation : 51,1 V
Frekuensi : 50 Hz
Fasa : 3
Universitas Sumatera Utara
Aux Excitation : 166 V
Frekuensi Aux : 200 Hz
Coolant : 45° C
Jumlah : 2 unit
3. Genset.
a. Model No. 512 DFGB
Serial No. HS 220423/3
b. Model No. 128 DGFA
Serial No. IS 220491/1
Rated Power KWH :
- Prime : 128 Kwh
- Standby : 145 Kwh
Rated Power KVA :
- Prime : 160 KVA
- Standby : 181 KVA
Voltage : 220/380 V
Frequency : 50 Hz
Rotating Speed : 1500 rpm
Merk : Cummins Power Generation
c. Model No. HT 855G4
Serial No. P2072/1
Voltage : 225 V
Frequency : 50 Hz
Universitas Sumatera Utara
Rotating Speed : 1500 rpm
Merk : Cummins Power Generation
Rated Power KWH : 311 Kw
Rated Power KVA : 342 KVA
4. Water Treatment Station.
Air merupakan salah satu bagian penting untuk mendukung proses
pengolahan produksi maupun keperluan lainnya. Selain untuk proses, air ini juga
digunakan untuk keperluan :
- Air domestik, yaitu air yang digunakan diluar kegiatan pabrik (untuk kantor
dan perumahan).
- Air proses, yaitu air yang digunakan didalam boiler untuk menghasilkan steam
dan untuk pengenceran minyak sawit pada saat proses.
Adapun proses pengolahan air yang dilakukan di Begerpang POM adalah
sebagai berikut :
a. Water Intake.
Pada water intake dilakukan pemompaan air dari sungai Kalitawang dengan
raw water intake pump dan kemudian dipompakan ke sediment tank melalui
raw water pump.
b. Sediment Tank.
Sediment tank atau bak pengendapan awal bertujuan untuk mengendapkan zat
padatan yang terikut aliran air. Pengendapan awal ini dilakukan tanpa
menambahkan bahan-bahan kimia. Bila endapan yang terakumulasi telah
banyak maka endapan dibuang dengan membuka kran untuk blow down yang
terletak disamping kolam. Volum sediment tank 288 m3.
Universitas Sumatera Utara
c. Clarifier Tank.
Air yang keluar dari sediment tank akan dipompakan menuju clarifier tank
dengan water reservoir pump sambil diinjeksikan bahan kimia yang telah
ditentukan dosisnya oleh laboratorium. Titik injeksi bahan kimia :
1. Titik injeksi Aluminium Sulfat (Al2SO4), sebagai koagulasi. Koagulasi
berguna untuk proses pembentukan flok.
2. Titik injeksi Soda Ash, berguna untuk menyesuaikan tingkat pH.
3. Titik injeksi Nalco 8173, berguna untuk menyatukan partikel-partikel yang
sudah saling berdekatan (flok).
Air umpan akan masuk ke clarifier tank dengan aliran berputar melalui bagian
bawah untuk membantu pengendapan flok-flok yang telah terbentuk dan
dibuang melalui keran pembuangan lumpur. Air kemudian akan dialirkan ke
reservoir tank.
d. Reservoir Tank.
Pada reservoir tank dilakukan penampungan air secara sementara dari clarifier
sebelum air dialirkan ke sand filter dan juga dilakukan pengendapan flok yang
masih terikut didalam air. Volume reservoir tank 288 m3.
e. Sand Filter.
Pada sand filter, air yang masuk masih mengandung padatan tersuspensi
sehingga disaring dengan pasir-pasir halus/kwarsa. Partikel-partikel padatan
akan tertahan dipermukaan pasir. Back wash dilakukan dengan cara
mengalirkan air dari bawah ke atas untuk memecah kepadatan pasir serta
membuang padatan yang menempel dipasir. Kapasitas sand filter sebesar 60
m3/jam dan berjumlah 2 tangki.
Universitas Sumatera Utara
f. Water Tower Tank.
Berfungsi untuk menampung air dari sand filter. Water tower tank berjumlah
2 tangki dan berkapasitas 56 m3, yaitu tangki pertama berfungsi menyediakan
air untuk keperluan domestik. Sedangkan tangki kedua untuk penyediaan air
untuk keperluan proses pabrik.
g. Kation Tank.
Kation tank berfungsi untuk menghilangkan hardness dan natrium dari air.
h. Anion Tank.
Anion tank berfungsi untuk menghilangkan silica, sulfat, klorida dan kabonat.
i. Demint Water Tank.
Air yang selesai diproses di anion tank masuk ke demint water tank (140 m3)
dengan pH 7-8. Demint water tank berfungsi untuk penyimpanan sementara
sebelum dipompakan ke termal deaerator tank.
j. Termal Deaerator Tank.
Merupakan tangki pemanas air dari demint water tank, maka air yang berasal
dari tangki demint dipanaskan hingga 90º C dengan injeksi steam dari BPV
(Back Pressure Vessel) untuk menyeimbangkan pH serta menghilangkan
kadar O2 yang dapat menimbulan korosi (karatan) pada boiler. Air yang telah
dipanaskan digunakan sebagai air umpan pemanas pada boiler.
k. Feed Water Tank.
Feed water tank merupakan tangki penampungan sementara sebelum
digunakan sebagai air umpan boiler, dengan fungsi untuk mempertahankan
kondisi suhu pada air 90ºC.
Universitas Sumatera Utara
5. Bengkel (Workshop).
Bengkel (Workshop) pada PKS Begerpang POM adalah untuk melakukan
perbaikan serta maintenance pada mesin-mesin dan peralatan pada lantai produksi
yang mengalami kerusakan ringan maupun berat. Kegiatan maintenance
dilakukan setiap pagi hari dan sebelum jam kerja kedua. Bengkel ini dilengkapi
dengan beberapa mesin antara lain :
a. Mesin bubut yang berukuran besar dan kecil,
b. Mesin las,
c. Mesin frais,
d. Mesin gerinda,
e. mesin potong, dan lain sebagainya.
6. Laboratorium.
Laboratorium pada PKS Begerpang POM digunakan untuk melakukan
kegiatan penganalisaan yang antara lain :
a. Analisa Mutu CPO.
b. Analisa Mutu Kernel.
c. Analisa Losses Oil.
d. Analisa Kernel Losses.
e. Analisa Mutu Air Boiler.
f. Analisa Mutu Limbah.
2.9. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi pada intinya menggambarkan batasan-batasan,
wewenang, dan tanggung jawab dan memperlihatkan susunan fungsi-fungsi,
departemen-departemen dalam organisasi dan menunjukkan bagaimana hubungan
Universitas Sumatera Utara
kerja baik secara horisontal maupun vertikal serta menunjukkan hubungan suatu
kerja sama.
Maka Organisasi adalah merupakan sekelompok orang yang bekerjasama
untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Dengan adanya organisasi, setiap tugas
dan kegiatan dapat didistribusikan dan dikerjakan oleh setiap anggota kelompok
secara efisien sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai. Sedangkan
manajemen adalah suatu proses yang melibatkan perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan dari sumber daya yang ada untuk mendapatkan suatu
tujuan yang diinginkan. Struktur organisasi merupakan bagian yang penting dalam
pendirian suatu perusahaan untuk memperlancar jalannya perusahaan, sehingga
pendistribusian tugas, dan tanggung jawab serta hubungan antara satu orang
dengan yang lain menjadi jelas.
Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk Begerpang POM, struktur
organisasi yang digunakan adalah lini fungsional yang merupakan suatu bentuk
struktur organisasi, karena kekuasaan dan tanggung jawab diturunkan secara garis
dari tingkat pimpinan atas kepada tingkat bawahannya berdasarkan tugas
masing-masing. Begerpang POM merupakan salah satu cabang dari PT. PP.
London Sumatra Indonesia Tbk, yang berpusat di Medan. Kendali operasi
dilaksanakan dari pusat dan dewan direksi yang berkedudukan di Medan,
Sumatera Utara. Berikut ini gambar struktur organisasi PT. PP. London Sumatra
Indonesia Tbk Begerpang POM pada Gambar 2.2.
Universitas Sumatera Utara
Ket : Hubungan lini
Fungsional
Gambar 2.2. Struktur Organisasi Begerpang Palm Oil Mill
2.10. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk Begerpang POM memiliki
pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian yaitu :
Mill
Manager
Shift Coordinator
Shift Engineer
Shift Engineer
Daily
Maintenance Engineer
Go down Master
Assistant Compost
Security
Shift Foreman
Adminitrasi
Shift Foreman
Head
Laboratory
Compost Foreman
Maintenance
Foreman
Universitas Sumatera Utara
1. Mill Manager.
a. Mengadakan pertemuan mingguan dengan staf mengenai pelaksanaan
hasil kerja.
b. Menyetujui dan menandatangani permintaan material sesuai program kerja
yang ditetapkan.
c. Menyetujui dan menandatangani dokumen keuangan.
d. Menyetujui dan menandatangani permintaan komponen sesuai kebutuhan.
e. Menyelenggarakan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan maupun
tertib administrasi guna penunjang proses pendapatan yang akurat dan
handal.
f. Mempunyai garis komando langsung (line function).
g. Mengkoordinir penyusunan rancangan anggaran belanja (RAB) tahunan.
2. Maintenance Engineer.
a. Bertanggung jawab kepada Mill Manager.
b. Bertanggung jawab terhadap perawatan dan perbaikan mesin-mesin
pengolahan dipabrik.
c. Mengawasi, mengamati dan meneliti pengoperasian peralatan instalasi
atau mesin yang dioperasikan untuk mencapai kapasitas pabrik.
d. Membuat daftar permintaan barang-barang atau spare part dipabrik.
e. Melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan bila ada masalah yang
berhubungan dengan teknik.
3. Shift Coordinator.
a. Bertanggung jawab kepada Mill Manager.
b. Membantu Mill Manager melaksanakan tugasnya.
Universitas Sumatera Utara
c. Mengkoordinasi bagian office, laboratorium, dan sekuritas serta daily.
4. Shift Engineer.
a. Bertanggung jawab kepada Mill Manager.
b. Bertanggung jawab dan mengawasi secara langsung kelancaran produksi.
c. Memberikan instruksi baik kepada mandor ataupun karyawan.
d. Menandatangani dan mengevaluasi check sheet, penerimaan buah,
kualitas, Kuantitas loose atau kehilangan dalam proses pengolahan.
e. Bertanggung jawab atas bagian-bagian :
f. Proses produksi.
g. Power plant.
h. Ketel uap (Boiler).
5. Assistant Compost.
a. Bertanggung jawab kepada Mill Manager.
b. Bertanggung jawab atas pengolahan kompos.
c. Membimbing bawahan.
2.11. Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Tenaga kerja yang digunakan dalam menjalankan seluruh aktifitas kerja
pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk Begerpang POM dibagi atas 3 jenis
tenaga kerja sebagai berikut :
1. Tenaga kerja tetap, yaitu tenaga kerja yang diangkat dan diberhentikan
berdasarkan keputusan direksi.
2. Tenaga kerja honorer, yaitu tenaga kerja yang diangkat dan diberhentikan
berdasarkan keputusan kepala cabang.
Universitas Sumatera Utara
3. Tenaga kerja borongan, yaitu tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan bila
adanya borongan dan waktu kerjanya tidak ditentukan.
Keseluruhan dari jumlah tenaga kerja Begerpang POM mencapai 140,
sedangkan tenaga kerja borongan berfluktuasi berdasarkan kebutuhan dari
perusahaan akan tenaga kerja. Adapun jumlah keseluruhan tenaga kerja PKS
Begerpang POM saat ini dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Jumlah Tenaga Kerja di PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk
Begerpang POM
No. Keterangan Jumlah
1. Mill Manager 1
2. Assistant Maintenance 1
3. Assistant Compost 1
4. Shift Coordinator 1
5. Shift Engineer 2
6. Administrasi 7
7. Security 9
8. Maintenance and Godown 21
9 Pengolahan Kompos 21
10 Laboratorium 8
11 Daily 32
12 Shift Foreman 36
Total 140
Sumber : PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk Begerpang POM
Universitas Sumatera Utara
Adapun jam kerja pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk
Begerpang POM adalah sebagai berikut :
a. Jam kerja bagi karyawan kantor.
Senin-Jumat : 07.00-14.30 WIB
Sabtu : 07.00-12.00 WIB
b. Jam kerja bagi karyawan produksi.
Shift I : 07.00-17.00 WIB
Shift II : 17.00-24.00 WIB
2.12. Sistem Pengupahan dan Fasilitas
Sistem pengupahan pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk
Begerpang POM adalah sistem pengupahan yang dibayar setiap satu bulan sekali
bagi karyawan.
1. Upah bulanan.
Upah ini diberikan kepada tenaga kerja baik langsung maupun tidak langsung,
yang diberikan pada hari pertama setiap bulan sesuai dengan jabatan dan jenis
pekerjaannya masing-masing.
2. Upah lembur.
Upah lembur diberikan kepada tenaga kerja yang melebihi jam kerja biasa.
Pembayaran upah lembur akan dibayar apabila kerja dilakukan atas izin
perusahaan dan dibuktikan dengan catatan kehadiran. Besarnya upah lembur
sebesar dua kali lipat dari upah bulanan.
Universitas Sumatera Utara
Kesejahteraan umum bagi karyawan merupakan hal yang sangat penting
karena mempengaruhi produktivitas karyawan. Adapun fasilitas-fasilitas yang
disediakan perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Perumahan bagi staf, karyawan dan keluarganya, yang berada dilokasi
perkebunan sekitar.
2. Sarana kesehatan.
3. Sarana Pendidikan.
4. Sarana Olahraga.
5. Sarana rumah ibadah yaitu mesjid yang dibangun dilokasi lingkungan pabrik.
Universitas Sumatera Utara