Post on 27-Oct-2015
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA PERMASALAHAN RUMAH SEHAT DI DESA CURAHTAKIR
WILAYAH KERJA PUSKESMAS TEMPUREJO KABUPATEN JEMBER
disusun untuk memenuhi tugas program pendidikan ners (PPN) stase keperawatan komunitas
oleh
Ayu Septi Hartanti, S. Kep.NIM 072311101058
PROGRAM PENDIDIKAN NERSPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER2013
1. LATAR BELAKANG
a. Karakteristik Komunitas Remaja
Sebagian rumah di desa Curahtakir belum memenuhi syarat yaitu
sirkulasi udara yang baik, penerangan yang cukup, air bersih terpenuhi,
pembuangan air limbah dengan baik agar tidak menimbulkan pencemaran,
bagian-bagian seperti lantai dan dinding tidak lembab. Pengkajian tentang
rumah sehat pada keluarga di Desa Curah takir dilakukan melalui metode
sampel sebanyak 96 Kepala Keluarga yang tersebar secara acak di 8 dusun
yang ada desa Curahtakir.
Hasil pengkajian tentang kesehatan reproduksi pada remaja dan
perilaku seksual berisiko pada remaja adalah sebagai berikut:
Data Objektif:
Penggunaan Air Bersih
1. Krajan 1: dari 12 KK, 10 (10,4%) yang menggunakan air bersih, 2
(2,1%) tidak menggunakan air bersih
2. Krajan 2: dari 12 KK, 12 (12,5%) yang menggunakan air bersih, (0%)
tidak menggunakan air bersih
3. Punco: dari 12 KK, 9 (9,4%) yang menggunakan air bersih, 2 (3,1%)
tidak menggunakan air bersih
4. Kalisanen: dari 12 KK, 9 (9,4%) yang menggunakan air bersih, 2
(3,1%) tidak menggunakan air bersih
5. Kalibajing: dari 12 KK, 9 (9,4%) yang menggunakan air bersih, 2
(3,1%) tidak menggunakan air bersih
6. Karangharjo: dari 12 KK, 12 (12,5%) yang menggunakan air bersih, 0
(0%) tidak menggunakan air bersih
7. Curahjambe: dari 12 KK, 11 (12,5%) yang menggunakan air bersih, 1
(1%) tidak menggunakan air bersih
8. Curahrejo: dari 12 KK, 10 (10,4%) yang menggunakan air bersih,
2(2,1%) tidak menggunakan air bersih
Pengguanaan jamban
1. Krajan 1: dari 12 KK, 5 (5,2%) punya jamban, 7 (7,3%) tidak punya
jamban
2. Krajan 2: 12 KK, 7 (7,3%) punya jamban, 5 (5,2%) tidak punya
jamban
3. Punco: dari 12 KK, 5 (5,2%) punya jamban, 7 (7,3%) tidak punya
jamban
4. Kalisanen: dari 12 KK, 4 (4,2%) punya jamban, 8 (8,3%) tidak punya
jamban
5. Kalibajing: dari 12 KK, 5 (5,2%) punya jamban, 7 (7,3%) tidak punya
jamban
6. Karangharjo: dari 12 KK, 3 (3,1%) punya jamban, 9 (9,4%) tidak
punya jamban
7. Curahjambe: dari 12 KK, 4 (4,2%) punya jamban, 8 (8,3%) tidak
punya jamban
8. Curahrejo: dari 12 KK, 4 (4,2%) punya jamban, 8 (8,3%) tidak punya
jamban
Pengguanaan lantai rumah sesuai dengan jumlah penghuni
1. Krajan 1: dari 12 KK, 7 (7,3%) sesuai dengan luas lantai rumah, 5
(5,2%) tidak sesuai dengan lantai rumah
2. Krajan 2: dari 12 KK, 7 (7,3%) sesuai dengan luas lantai rumah, 5
(5,2%) tidak sesuai dengan lantai rumah
3. Punco: dari 12 KK, 8 (8,3%) sesuai dengan luas lantai rumah, 4(4,2%)
tidak sesuai dengan lantai rumah
4. Kalisanen: dari 12 KK, 6 (6,3%) sesuai dengan luas lantai rumah, 6
(6,3%) tidak sesuai dengan lantai rumah
5. Kalibajing: : dari 12 KK, 8 (8,3%) sesuai dengan luas lantai rumah,
4(4,2%) tidak sesuai dengan lantai rumah
6. Karangharjo: : dari 12 KK, 8 (8,3%) sesuai dengan luas lantai rumah,
4(4,2%) tidak sesuai dengan lantai rumah
7. Curahjambe: : dari 12 KK, 4 (4,2%) sesuai dengan luas lantai rumah,
8(4,2%) tidak sesuai dengan lantai rumah
8. Curahrejo: dari 12 KK, 7 (7,3%) sesuai dengan luas lantai rumah,
5(5,2%) tidak sesuai dengan lantai rumah
Pengguanaan lantai rumah
1. Krajan 1: dari 12 KK, 12 (12,5%) lantainya bukan dari tanah, 0(0%)
lantainya terbuat dari tanah
2. Krajan 2: dari 12 KK, 11 (11,5%) lantainya bukan dari tanah, 1(1,0%)
lantainya terbuat dari tanah
3. Punco: : dari 12 KK, 12 (12,5%) lantainya bukan dari tanah, 0(0%)
lantainya terbuat dari tanah
4. Kalisanen: : dari 12 KK, 9 (9,4%) lantainya bukan dari tanah,
3(3,10%) lantainya terbuat dari tanah
5. Kalibajing: : dari 12 KK, 9 (9,4%) lantainya bukan dari tanah,
3(3,10%) lantainya terbuat dari tanah
6. Karangharjo: dari 12 KK, 8 (8,3%) lantainya bukan dari tanah,
4(4,2%) lantainya terbuat dari tanah
7. Curahjambe: dari 12 KK, 8 (8,3%) lantainya bukan dari tanah,
4(4,2%) lantainya terbuat dari tanah
8. Curahrejo: dari 12 KK, 10 (10,4%) lantainya bukan dari tanah,
2(2,1%) lantainya terbuat dari tanah
Data Subjektif: -
b. Data Pendukung Kegiatan
Naungan atau rumah adalah kebutuhan primer bagi manusia.
Nauangan ini berfungsi untuk melindungi manusia untuk beraktifitas agar
terlindungi dari pengaruh dari pengaruh negative lingkungan. Seiring
dengan berkembangnya peradaban. Kebutuhan akan naungan juga
berkembang bersamaan dengan kebutuhan akan ruang ideal untuk
bertinggal. Ruang itulah yang ideal disebut sebagai rumah.
Pengertian rumah menurut Badan Litbang Kesehatan adalah bangunan
yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan
keluarga. Terdefinisikan dengan jelas bahwa rumah tidak hanya sebagai
nauangan perlindungan dari cuaca, tetapi lebih dari itu. Didalam rumah
terjadi kegiatan pemenuhan kebutuhan hidup mendasar manusia dan
pertumbuhan anggota keluarga (Badan Litbang Kesehatan, 2001).
Dimasa krisis ekonomi yang terus berlanjut bagi keluarga bagi
keluarga pas-pasan tidak ada pilihan lain kecuali berhemat disegala hal.
Namun kebutuhan pokok akan pangan (rumah) yang layak huni terus
bertambah. Sementara anggaran dana untuk memiliki rumah ideal dengan
harga tanah terjangkau juga terbatas. Maka memilih rumahpun harus
pandai . ada 2 faktor utama yang perlu diperhatikan dalam memilih rumah
tinggal , yakni lingkungan perumahan yang sehat dan desain rumah sehat
(Kompas, 2003).
Rumah sederhana adalah tempat tempat kediaman yang layak dihuni
dan harganya terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah dan
sedang. Hal yang penting harus dipenuhiyaitu memiliki luas kavling ideal
dalam arti memenuhi kebutuhan minimum luas lahan untuk bangunan
sehat baik sebelum maupun setelah dikembangkan (Dinas perumahan DKI
Jakarta, 2007).
2. RENCANA KEPERAWATAN
a. Diagnosis Keperawatan Keluarga
Ketidakefektifan koping komunitas dalam mengatasi permasalahan PHBS
(Rumah Sehat) berhubungan dengan ketidaktahuan, ketidakmampuan dan
ketersediaan sumber di komunitas desa Curahtakir untuk meningkatkan
kesehatan.
b. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan maka masyarakat desa Curahtakir
mampu menunjukkan koping yang efektif.
c. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan komunitas berupa peningkatan
rumah sehat pada kelompok pengajian di desa Curaktakir melalui 5 sesi,
kelompok remaja mampu menunjukkan perilaku yang efektif ditandai
dengan:
1) Masyarakat mampu mengetahui tentang rumah sehat dan ciri-ciri rumah
sehat
2) Masyarakat mampu mengetahui tentang syarat rumah sehat;
3) Masyarakat mampu mengetahui tentang aspek rumah sehat
4) Masyarakat mampu mengetahui tentang fungsi rumah
5) masyarakat mampu dan mau melakukan perubahan lingkungan pada
rumah masing-masing
3. RANCANGAN KEGIATAN
a. Topik
Peningkatan pengetahuan tentang rumah sehat
b. Metode
Ceramah, diskusi
c. Media
1) Lembar balik
2) Leaflet
d. Waktu dan Tempat
Waktu : Minggu ke-4 bulan Maret sampai dengan minggu ke-2 bulan
April 2013
Tempat : Pengajian di Dusun Curahrejo dan Punco Desa Curahtakir
Kecamatan Tempurejo
Kabupaten Jember
e. Setting Tempat
Kegiatan dapat dilakukan di ruang tamu.
Keterangan:
: Pemateri
: Bapak pengajian
f. Pengorganisasian
Pengorganisasian kegiatan ini dilakukan oleh penyuluh yaitu Ayu Septi
Hartanti, S. Kep. yang didampingi oleh fasilitator dan dokumenter.
Pengorganisasian yang dilakukan meliputi:
1) Persiapan mahasiswa, pemateri hendaknya menyiapkan referensi materi
dan alat yang dibutuhkan dalam terapi;
2) Persiapan klien, sebelum memulai proses pemateri hendaknya sudah
mencapai trust relationship; peserta telah menyatakan bersedia
mengikuti proses jalanya penyuluhan dan teridentifikasi bahwa
masyarakat memang membutuhkan informasi tentang rumah sehat
3) Persiapan lingkungan, diharapkan proses penyuluhan dapat dilakukan
di ruangan yang kondusif dan tenang.
4. KRITERIA EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
1) mahasiswa melaksanakan pengkajian yang akurat dari berbagai sumber
sebagai data dasar sebelum memulai proses penyuluhan rumah sehat;
2) mahasiswa menganalisa masalah kesehatan yang dialami oleh
komunitas dengan mengumpulkan dan menyusun pengkajian berdasar
lembar angket;
3) mahasiswa menyiapkan bahan referensi dan materi untuk rumah sehat
4) mahasiswa mengkonsultasikan rencana tindakan terkait permasalahan
kesehatan maksimal dua hari sebelumnya kepada dosen pembimbing;
5) Masyarakat menyatakan bersedia mengikuti penyuluhan dan telah
melakukan kontrak waktu sebelum dilakukan pendidikan kesehatan;
6) mahasiswa mampu menyiapkan diri dalam bersikap empati, netral,
menghargai, caring, menjaga kerahasiaan peserta sebelum memulai
terapi. mahasiswa dan peserta telah terjalin mutual relationship dan
trust relationship;
7) tersedia ruangan yang tenang dan privacy keluarga terjaga.
b. Evaluasi Proses
1) Mahasiswa mampu menunjukkan sikap sebagai pemberi pendidikan
kesehatan, memberi kesempatan bertanya, reinforcement positif atas
kemampuan masyarakat serta caring saat proses berlansung.
2) Mahasiswa mampu melaksanakan penyuluhan sesuai rencana meliputi
beberapa sesi.
3) Audiens mengikuti penyuluhan sejak awal hingga selesai dalam
ruangan yang tenang dan kondusif.
4) Audiens memberikan respon terhadap penyuluhan yang telah diberikan.
c. Evaluasi Hasil
1) Masyarakat mampu melakukan 80% dari keseluruhan tugasnya dengan
baik dan benar.
2) Penyuluhan tentang rumah sehat berjalan lancar, 90% dari tujuan
penyuluhan yaitu masyarakat mampu mengetahui tentang rumah sehat
dan ciri-ciri rumah sehat, masyarakat mampu mengetahui tentang syarat
rumah sehat, masyarakat mampu dan mau melakukan perubahan
lingkungan pada rumah masing-masing.
3) Audiens mampu menunjukkan sikap terbuka, mengidentifikasi diri, dan
membuat alternatif tindakan yang mendukung tercapainya perilaku
yang efektif.
4) Penyuluhan dilaksanakan dalam ruangan yang kondusif.
DAFTAR PUSTAKA
Kompas. 2003. Memilih Rumah Sehat Lingkungan. Http//www.Kompas.com
Badan Litbang Kesehatan. 2001
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)“RUMAH SEHAT”
disusun untuk memenuhi tugas program pendidikan ners (PPN) stase keperawatan komunitas
oleh
Ayu Septi Hartanti, S. Kep.NIM 072311101058
PENDIDIKAN PROFESI NERSPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER2013
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Topik/Materi : Rumah Sehat
Sasaran : Pengajian Curahrejo
Hari/Tgl : Kamis, 28 Maret 2013
Waktu : 1x 30 menit
Tempat : Pengajian Dusun Curahrejo
A. TUJUAN:
1. Tujuan Instruksional Umum :
Audiens dapat memahami Rumah Sehat.
2. Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah proses penyuluhan kelompok pengajian dapat menjelaskan;
Pengertian Pengertian Rumah Sehat minimal 85 % dengan benar,
a. Aspek-aspek dalam rumah sehat minimal 85% dengan benar;
b. Persyaratan Kesehatan Rumah sehat 85% dengan benar;
c. Fungsi Rumah 85% dengan benar;
B. Pokok Bahasan : Rumah Sehat.
C. Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian Pengertian Rumah Sehat;
2. Aspek-aspek dalam rumah sehat;
3. Persyaratan Kesehatan Rumah sehat;
4. Fungsi Rumah;
D. Kegiatan Penyuluhan :
Tahap
kegiatan
Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Media dan
alat
Penyuluhan
Pendahuluan
(5 menit)
1. Memberi salam,
memperkenalkan diri,
dan membukan
penyuluhan..
2. Menjelaskan tentang
TIU dan TIK.
Memperhatikan
Memperhatikan
leaflet.
Penyajian
(20 menit)
3. Diskusi dengan
keluarga dan
penyampaian materi :
a. Kaji kemampuan
pengetahuan
rumahsehat.
b. Jelaskan Pengertian
Rumah Sehat;
c. Jelaskan Aspek-aspek
dalam rumah sehat;
d. Jelaskan Persyaratan
Kesehatan Rumah sehat;
e. Jelaskan Fungsi Rumah
bagi keluarga;
Menjawab
pertanyaan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
leaflet.
Penutup
(5 menit)
4. Menutup pertemuan:
a. Kaji ulang
kemampuan keluarga
tentang pengertian
rumah sehat, aspek-
aspek dalam rumah
Menjawab
pertanyaan
leaflet.
sehat,persyaratan
rumah sehat, dan
fungsi rumah;
b. Memberikan komentar
terhadap jawaban
keluarga;
c. Memberikan
kesempatan keluarga
untuk bertanya;
d. Menyimpulkan materi
keseluruhan bersama
keluarga;
e. Membagikan leaflet
f. Menutup pertemuan
dan memberi salam.
Memperhatikan
Memberi sumbang
saran
Memperhatikan
Menerima dengan
baik.
Memperhatikan
dan menjawab
salam.
E. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi
F. Evaluasi :
1. Apa yang dimaksud dengan rumah sehat?
2. Apa saja cirri-ciri rumah sehat?
G. Lampiran :
1. Materi (terlampir)
2. Media yang digunakan
(Lembar balik, leaflet)
F. Referensi :
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 829 Menkes SK/VII/1999 Tentang
Persyaratan Kesehatan Perumahan
Ditjen P2MPLM, Petunjuk Tentang Perumahan dan Lingkungan Serta
Penggunaan Kartu Rumah, 1995.
Penyuluh,
Ayu Septi Hartanti, S. kep.
NIM 072311101058
MATERI
Materi Penyuluhan Rumah Sehat
A. Pengertian Rumah Sehat
Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi
kehidupan setiap orang. Rumah tidak sekedar sebagai tempat untuk melepas
lelah setelah bekerja seharian, namun didalamnya terkandung arti yang
penting sebagai tempat untuk membangun kehidupan keluarga sehat dan
sejahtera. Rumah yang sehat dan layak huni tidak harus berwujud Rumah
mewah dan besar namun Rumah yang sederhana dapat juga menjadi Rumah
yang sehat dan layak dihuni. Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi
didalam Rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau
masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal.
B. Aspek-aspek dalam rumah sehat
Untuk menciptakan Rumah sehat maka diperlukan perhatian terhadap
beberapa aspek yang sangat berpengaruh, antara lain:
1. Sirkulasi udara yang baik.
2. Penerangan yang cukup.
3. Air bersih terpenuhi.
4. Pembuangan air limbah diatur dengan baik agar tidak menimbulkan
pencemaran.
5. Bagian-bagian ruang seperti lantai dan dinding tidak lembab serta tidak
terpengaruh pencemaran seperti bau, rembesan air kotor maupun udara
kotor.
C. Persyaratan Kesehatan Rumah sehat
Rumah Tinggal menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut:
1. Bahan Bangunan
a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat-zat yang dapat
membahayakan kesehatan, antara lain sebagai berikut :
· Debu Total tidak lebih dari 150 µg m3
· Asbes bebas tidak melebihi 0,5 fiber/m3/4jam
· Timah hitam tidak melebihi 300 mg/kg
b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya
mikroorganisme patogen.
2. Komponen dan penataan ruang Rumah
Komponen Rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis sebagai
berikut:
a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan
b. Dinding
· Di ruang tidur, ruang keluarga dilengkapi dengan sarana ventilasi untuk
pengaturan sirkulasi udara
· Di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah dibersihkan
c. Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan
d. Bumbung Rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus dilengkapi
dengan penangkal petir
e. Ruang di dalam Rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang tamu,
ruang keluarga, ruang makan, ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi dan
ruang bermain anak.
f. Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana pembuangan asap.
3. Pencahayaan
Pencahayaan alam atau buatan langsung atau tidak langsung dapat menerangi
seluruh bagian ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak menyilaukan.
4.Kualitas Udara
Kualitas udara di dalam Rumah tidak melebihi ketentuan sebagai berikut :
a. Suhu udara nyaman berkisar antara l8°C sampai 30°C
b. Kelembaban udara berkisar antara 40% sampai 70%
c. Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam
d. Pertukaran udara
e. Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8jam
f. Konsentrasi gas formaldehide tidak melebihi 120 mg/m3
5. Ventilasi
Luas penghawaan atau ventilasi a1amiah yang permanen minimal 10% dari
luas lantai.
6. Binatang penular penyakit
Tidak ada tikus bersarang di Rumah.
7. Air
a. Tersedia air bersih dengan kapasitas minmal 60 lt/hari/orang
b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan air
minum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8. Tersediannya sarana penyimpanan makanan yang aman dan hygiene.
9. Limbah
a. Limbah cair berasal dari Rumah, tidak mencemari sumber air, tidak
menimbulkan bau dan tidak mencemari permukaan tanah.
b. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, tidak
menyebabkan pencemaran terhadap permukaan tanah dan air tanah.
10. Kepadatan hunian ruang tidur
Luas ruang tidur minimal 8m2 dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua
orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak dibawah umur 5 tahun.
Masalah perumahan telah diatur dalam Undang-Undang pemerintahan
tentang perumahan dan pemukiman No.4/l992 bab III pasal 5 ayat l yang
berbunyi “Setiap warga negara mempunyai hak untuk menempati dan atau
menikmati dan atau memiliki Rumah yang layak dan lingkungan yang sehat,
aman , serasi, dan teratur.Bila dikaji lebih lanjut maka sudah sewajarnya
seluruh lapisan masyarakat menempati Rumah yang sehat dan layak huni.
D. Fungsi Rumah
Rumah tidak cukup hanya sebagai tempat tinggal dan berlindung dari panas
cuaca dan hujan, Rumah harus mempunyai fungsi sebagai :
1. Mencegah terjadinya penyakit
2. Mencegah terjadinya kecelakaan
3. Aman dan nyaman bagi penghuninya
4. Penurunan ketegangan jiwa dan sosial
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 829 Menkes SK/VII/1999 Tentang
Persyaratan Kesehatan Perumahan
Ditjen P2MPLM, Petunjuk Tentang Perumahan dan Lingkungan Serta
Penggunaan Kartu Rumah, 1995.