Post on 16-Oct-2021
i
LEKSIKON DALAM PERNIKAHAN ADAT JAWA DI
KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN KLATEN
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi sebagian persyaratan
Guna mencapai Sarjana Strata 1 Kependidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah
Konsentrasi Pendidikan Bahasa Jawa
Oleh
Wahyu Darupati
1111300853
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN
2015
ii
PERSETUJUAN
iii
Skripsi dengan judul LEKSIKON DALAM PERNIKAHAN ADAT JAWA
DI KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN KLATEN telah disetujui oleh dosen
pembimbing dan untuk dipertahankan di depan dewan penguji skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Widya Dharma Klaten.
Pembimbing I Tanda Tangan Tanggal
Dra.Hj.Nanik Herawati, M.Hum. .................... .......................
NIK. 690 906 286
Pembimbing II
Eric Kunto Aribowo, S.S.,M.A. .................... ..........................
NIK. 690 911 323
Mengetahui
Ketua Program Studi
Drs. Luwiyanto, M.Hum.
NIK. 690 909 300
PENGESAHAN
iv
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Wahyu Darupati
NIM : 1111300853
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Bahasa Jawa
Fakultas : Keguruan
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi
Judul : LEKSIKON DALAM PERNIKAHAN ADAT
JAWA DI KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN
KLATEN
Karya di atas benar-benar karya saya sendiri dan bebas dari plagiat. Hal-hal
yang bukan merupakan karya saya dalam skripsi ini telah diberi tanda sitasi dan
ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pembatalan ijazah dan pencabutan gelar yang
saya peroleh dari skripsi ini.
Klaten, Mei 2015
Yang membuat pernyataan
Wahyu Darupati
v
MOTTO
Selalu semangat dan pantang menyerah (penulis)
Tiada doa yang lebih indah selain doa agar skripsi ini cepat selesai (penulis)
Lebih baik terlambat daripada tidak wisuda sama sekali (Lessing)
Kegagalan akan terjadi bila kita menyerah (Lessing)
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan sebagai bentuk apresiasi tinggi dari peneliti kepada
karya-karya sastra Jawa. Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Kedua orang tua yang selalu memberiku motifasi untuk sukses
Nenekku yang sudah berusia lanjut
Dosen-dosenku yang terbaik
Keluarga besarku yang selalu memberikan semangat
Teman-teman Universitas Widya Dharma Klaten khususnya jurusan bahasa Jawa
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kelancaran dan kemudahan untuk menyelesaikan skripsi ini. Skripsi
yang berjudul LEKSIKON DALAM PERNIKAHAN ADAT JAWA DI
KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN KLATEN merupakan syarat dalam
mendapatkan gelar sarjana pada program studi S1 Bahasa Jawa Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Widya Dharma Klaten. Skripsi ini dapat selesai
dengan lancar tidak luput dari dukungan dan doa dari berbagai pihak. Untuk itu,
melalui lembar ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada berbagai
pihak seperti berikut ini.
1. Bp. Prof. Dr. H. Triyono selaku Rektor Univeritas Widya Dharma Klaten.
2. Drs. H. Udiyono, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
3. Drs. Luwiyanto, M.Hum. Selaku ketua Program Studi Bahasa Jawa.
4. Dra. Hj. Nanik Herawati, M.Hum. Selaku pembimbing I.
5. Eric Kunto Aribowo, S.S.,M.A. Selaku pembimbing II.
6. Kepada seluruh dosen Universitas Widya Dharma Klaten khususnya dosen
Bahasa Jawa.
7. Kepada kedua orang tua yang selalu membantu secara moril maupun materiil
yang tidak terhitung jumlahnya.
viii
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Mohon maaf karena masih banyak kekurangan pada skripsi
ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Klaten, Mei 2015
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
PERNYATAAN ........................................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
ABSTRAK .................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
A. Latar Belakang masalah... ............................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ............................................................ 8
D. Manfaat Penelitian .......................................................... 8
E. Tinjaun Pustaka ............................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................... 11
A. Leksikon .......................................................................... 11
B. Etnolinguistik .................................................................. 11
C. Upacara ........................................................................... 12
D. Kerangka Berpikir ........................................................... 13
x
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 14
A. Jenis Penelitian ................................................................... 14
B. Lokasi Penelitian ................................................................ 15
C. Data dan Sumber Data ....................................................... 15
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 19
E. Metode Pengumpulan Data ................................................ 17
F. Metode dan Teknik Analisis Data ...................................... 18
1. Metode Distribusional .................................................. 19
2. Metode Padan ............................................................... 19
BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................... 20
A. Bentuk-bentuk Leksikon .................................................... 20
B. Makna Leksikon dalam Pernikahan Adat Jawa ................. 25
C. Fungsi Leksikon dalam Pernikahan Adat Jawa ................. 32
BAB V PENUTUP ................................................................................ 45
A. Simpulan ............................................................................ 45
B. Saran .................................................................................. 45
C. Kritik .................................................................................. 45
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 47
xi
ABSTRAK
Wahyu Darupati. Program Studi Bahasa Jawa, Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Daerah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Widya
Dharma Klaten. Dengan judul skripsi LEKSIKON DALAM PERNIKAHAN ADAT
JAWA DI KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN KLATEN.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah bentuk-bentuk
leksikon dalam pernikahan adat Jawa, (2) bagaimanakah makna leksikon dalam
pernikahan adat Jawa, (3) bagaimanakah fungsi leksikon dalam adat pernikahan
Jawa, (4) bagaimanakah prosesi pernikahan adat Jawa di daerah Trucuk Kabupaten
Klaten.
Tujuan penelitian ini untuk menambah daftar skripsi yang mungkin belum
ada dan leksikon pernikahan adat Jawa ada yang sudah meneliti akan tetapi berbeda
kajiannya. Penelitian ini dilakukan pada awal bulan April 2015. Pada bulan tersebut
sudah menemukan bahan dan materi yang akan dikaji yaitu sebuah leksikon dalam
pernikahan adat Jawa.
Leksikon adalah daftar istilah yang disusun secara alfabetis dan disertai
dengan keterangan-keterangan untuk memperjelas dan bisa disertai dengan gambar-
gambar untuk mempermudah dalam memberikan penjelasan.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data dan penelitian berupa
kata-kata yang diambil dari pernikahan adat Jawa. Sumber data berupa sumber data
primer yang langsung diperoleh dari pemaes. Pengumpulan data dengan metode
simak, catat.
Adapun analisis dapat disimpulkan bahwa di daerah Trucuk masih terdapat
perbedaan tatacara pelaksanaan pernikahan adat Jawa.
Kata kunci : Leksikon pernikahan adat Jawa
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pernikahan adalah suatu rangkaian upacara yang dilakukan sepasang
kekasih untuk menghalalkan semua perbuatan yang berhubungan dengan
kehidupan suami-istri guna membentuk suatu keluarga dan meneruskan garis
keturunan. Dalam melakukan pernikahan, masyarakat Jawa termasuk semua adat
selalu berusaha untuk mencari hari baik berdasarkan patokan primbon Jawa.
Setelah ditemukan hari baik, maka sebulan sebelumnya, secara fisik calon
pengantin perempuan disiapkan untuk menjalani kehidupan pernikahan seperti
diurut perutnya, dan diberi jamu. Sebelum pernikahan dilakukan, ada beberapa
prosesi yang harus dilakukan dalam adat Jawa baik pihak laki-laki maupun
perempuan. Dalam proses pernikahan adat Jawa banyak terdapat berbagai macam
tatacara yang dipergunakan dan sulit untuk dimengerti bagi masyarakat yang
berada di luar daerah Jawa. Ada beberapa istilah dan fungsi dari peralatan
pernikahan Jawa yang belum dikenal oleh masyarakat luas misalnya pidih, kron,
kembar mayang, dan lain-lain. Ada sebagian masyarakat Jawa yang melakukan
pernikahan dengan asal-asalan, dalam artian properti atau kelengkapan yang
dipergunakan hanya seadanya saja. Hal ini dilakukan karena sebagian besar
masyarakat hanya menginginkan praktisnya saja atau mungkin karena faktor
ekonomi masyarakat Jawa yang berbeda-beda dan beraneka ragam kelas
sosialnya. Padahal kelengkapan properti itu adalah sarana yang sangat
mendukung dalam acara pernikahan dalam adat Jawa. Sebuah pernikahan akan
1
2
baik adanya jika memenuhi prosedur atau tahapan yang sesuai dengan tatacara
adat daerah yang dibawakan.
Alasan dari penulis disini adalah untuk mendiskripsikan istilah dan fungsi
leksikon dalam pernikahan adat Jawa supaya bisa dimengerti dan dikenal oleh
masyarakat luas. Karena jika tidak disosialisasikan kepada generasi muda, maka
adat atau kebudayaan ini akan hilang karena kemajuan zaman seperti sekarang
ini.
Adapun beberapa contoh data yang bisa mendukung latar belakang
masalah adalah sebagai berikut:
1. Bokor Janur
Gambar 1. Bokor Janur
Bokor janur adalah hiasan atau ornamen yang terbuat dari janur yang
dipajang yang berisikan buah-buahan seperti buah nanas, jambu, jeruk, apel,
dan sebagainya. Dari contoh gambar bokor janur yang dilampirkan, bagian
bawah tampak daur janur yang terurai biasa, kemudian bagian tengah
dibentuk melingkar. Pada bagian atas dibentuk menyerupai kerucut dan
dihiasi oleh buah-buahan.
3
2. Cunduk mentul
Gambar 6. Cunduk Mentul
Cunduk mentul merupakan sebuah perhiasan yang dipakai pada
rambut pengantin wanita. Biasanya ada yang berjumlah lima, tujuh, dan
sembilan. Cunduk mentul berjumlah lima berarti tatanan busana paesageng
Jogja. Berjumlah tujuh berarti tatanan busana Solo putri. Dan berjumlah
sembilan berarti tatanan busana basahan Solo. Ketiga buah cunduk mentul
tersebut terdapat perbedaan dalam hal merias saja.
3. Gebyok
Gambar 2 Gebyok
Gebyok merupakan sebuah pajangan yang terbuat dari kayu yang
biasanya terbagi menjadi tiga bagian yang berjajar. Akan tetapi, bagian
tengah sedikit lebih besar dibandingkan dengan kedua buah pajangan yang
4
ada dibagian lain yang mengapitnya. Gebyok biasanya terbuat dari sebuah
kayu yang diukir dengan bagus dan dihiasi oleh bermacam-macam ornamen
yang menghiasinya. Seperti rangkaian bunga yang ditempelkan, lampu hias
yang kecil dan sebagainya.
4. Gantalan sirih
Gantalan sirih merupakan sebuah ornamen yang dibuat dari bunga
melati yag dibungkus dengan daun sirih yang ditali memakai benang. Baik
pengantin pria maupun wanita saling bergantian untuk melemparkan gantalan
sirih sebagai pertanda dialah yang menjadi pasangan hidupnya.
5. Getepe
Gambar 4. Getepe
Getepe adalah anyaman daun kelapa yang digantungkan di gapura
depan rumah dimaksudkan untuk mengusir segala gangguan dan roh jahat
sekaligus menjadi pertanda bahwa rumah ini sedang dilakukan upacara
pernikahan. Sesaji khusus disediakan sebelum pemasangan tarub dan getepe
yang terdiri dari nasi tumpeng, berbagai macam buah-buahan termasuk
pisang dan kelapa, berbagai macam lauk pauk, kue, minuman, bunga, jamu,
tempe, daging kerbau, gula, kelapa, dan sebuah lentera. Sesaji ini
5
melambangkan permohonan supaya mendapatkan berkah dari Tuhan dan
restu dari leluhur dan sekaligus sebagai sarana untuk menolok goda makhluk
jahat. Sesaji ditempatkan dibeberapa tempat dimana prosesi upacara
pernikahan dilaksanakan seperti didapur, kamar mandi, pintu depan, dibawah
tarub, dan di jalan yang dekat dengan rumah pengantin.
6. Kacar-kucur
Kacar-kucur merupakan sebuah prosesi dimana pengantin pria yang
mengucurkan beberapa uang receh dan biji-bijian yang tumbuh dari dalam
tanah kepada pengantin perempuan. Yang mengandung makna bahwa
seorang pengantin laki-laki diharapkan dapat memberikan nafkah secara lahir
bagi pengantin wanita disepanjang kehidupan mereka dalam menjalin bahtera
rumah tangga.
7. Kepelan
Nasi putih yang dibentuk bulat yang disajikan kepada kedua
pengantin dengan lauk rempelo. Kemudian pengantin melakukan suap-
suapan dengan bergantian yang berarti menanamkan rasa kasih sayang.
8. Kembar Mayang
Gambar 5. Kembar Mayang
6
Kembar mayang merupakan sepasang rangkaian hiasan yang terbuat
dari daun janur kuning. Dibuat menyerupai burung merpati yang
melambangkan kesetiaan. Kembar mayang memiliki makna kembar yang
berarti sama, dan mayang yang berarti hati. Jadi kembar mayang berarti
menyatukan kedua hati menjadi sama, memiliki tujuan yang sama. Bentuk
dari kembar mayang kurang lebihnya seperti gambar di atas, akan tetapi ada
pula yang membuat kembar mayang dengan kreasi atau kreatifitas dengan
lain model. Kembar mayang biasanya dilengkapi dengan sepasang ornamen
yang berbentuk seperti burung merpati. Berjumlah dua dikarenakan untuk
menggambarkan sepasang kehidupan dalam keluarga supaya dapat setia
sehidup semati layaknya sepasang burung merpati yang hanya mempunyai
satu pasangan saja. Kembar mayang dibuang diperempatan jalan sesudah
acara selesai dengan maksut agar kedua pengantin selalu teringat dengan asal
mula kehidupan mereka masing-masing.
9. Pidih
Gambar 3. Pidih
Pidih merupakan salah satu kosmetik yang dipakai pengantin wanita yang
dihiaskan atau dilukiskan di kening pengantin wanita yang berwarna hitam
7
kemudian dibagian ujung diberikan motif warna lain untuk memper cantik
kening pengantin wanita.
10. Siraman
Gambar 7. Siraman
Siraman merupakan sebuah acara yang dilakukan pada siang hari
sebelum ijab atau upacara pernikahan bertujuan untuk membersihkan jiwa
raga. Siraman biasanya dilakukan di kamar mandi atau taman keluarga
masing-masing dan dilakukan oleh orang tua atau wakil mereka.
Ada tujuh Pitulungan atau penolong biasanya tujuh orang yang
dianggap baik atau penting yang membantu dalam acara ini. Airnya
merupakan campuran dari kembang setaman yang disebut Banyu
Perwitosari yang jika memungkinkan diambil dari tujuh mata air dan
melambangkan kehidupan. Keluarga pengantin perempuan akan mengirim
utusan dengan membawa Banyu Perwitosari ke kediaman keluarga pengantin
pria dan menuangkannya di dalam rumah pengantin pria. Acara siraman
diawali oleh kedua orang tua atau wali pengantin dan ditutup
oleh pemaes yang kemudian dilanjutkan dengan memecahkan kendi.
8
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah bentuk-bentuk leksikon dalam pernikahan adat Jawa?
2. Apakah makna leksikon dalam pernikahan adat Jawa?
3. Apakah fungsi leksikon dalam penikahan adat Jawa?
4. Bagaimanakah tatacara pernikahan adat Jawa di daerah Trucuk?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk melestarikan tatacara
pernikahan adat Jawa.
2. Tujuan penelitian ini untuk mensosialisasikan properti apa saja yang harus
dipersiapkan dalam adat pernikahan Jawa.
3. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan makna leksikon.
4. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan fungsi leksikon.
D. Manfaat Penelitian
1. Dengan adanya penelitian ini penulis dapat mengenal dan dapat mengetahui
properti apa saja yang dipergunakan dalam pernikahan adat Jawa.
2. Dapat mengetahui tatacara pelaksanaan dalam pernikahan adat Jawa dengan
prosedur yang lengkap dan secara terperinci.
3. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan buku pegangan dalam mengajar
dan dapat menjadi acuan untuk pembimbing dalam proses pembelajaran
dengan hal-hal yang terkait khususnya dalam hal adat pernikahan Jawa.
9
E. Tinjuan Pustaka
Penelitian yang meneliti tentang kajian leksikon perniahan adat jawa
adalah penelitian yang dilakukan oleh: Penelitian Purwanita (2012) denga judul
“Interferensi Morfologis Bahasa Indonesia Dalam Penggunaan Bahasa Jawa Pada
Upacara Pernikahan Adat Jawa.” Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat interferensi morfologis bahasa Indonesia dalam penggunaan bahasa Jawa
pada upacara pernikahan adat Jawa. Jenis interferensi morfologis yaitu: (1)
interferensi unsur, (2) interferensi pola, (3) interferensi kombinasi. Interferensi
unsur adalah interferensi yang terjadi karena masuknya unsur morfologis bahasa
Indonesia dalam proses morfologis bahasa Jawa. Interferensi unsur tersebut
terdiri dari interferensi: bentuk dasar, afiks, dan kompositum. Interferensi pola
adalah interferensi morfologis berupa penggunaan pola proses morfologis bahasa
Indonesia dalam pembentukan kata bahasa Jawa. Interferensi pola terdiri dari
interferensi afiksasi dan interferensi reduplikasi. Interferensi kombinasi adalah
terjadinya interferensi unsur dan interferensi pola sekaligus pada satu kata.
Peneltian Pratiknyo (2009) dengan judul “Istilah-Istilah Upacara
Perkawinan Adat Jawa Bubak Kawah dan Tumplak Punjen di Kecamatan
Bendosari Kabupaten Sukoharjo (Suatu Kajian Etnolinguistik).” Hasil penelitian
ini menunjukkan Hasil penelitian ini berupa 12 istilah berbentuk monomorfemis
yaitu: senthir, sindur, gantal, endhog, cengkir, genuk, takir, dhuwit, clupak, pithi,
kandhi, panggang. Terdapat 13 bentuk polimorfemis, 1 kata jadian yaitu
jodhokan, yang berupa kata majemuk berjumlah 10 yaitu, rujak degan, rujak
tape, kendhi pretala, sekul tumpeng, jajan pasar, klasa bangka, kembang
setaman, sega golong, tebu wulung, gedhang raja, berupa reduplikasi yaitu
10
empon-empon dan udhik-udhik. Berupa frasa berjumlah 4 yaitu, pitik babon,
beras kuning, kinang komplit, degan pinaras. Makna yang terdapat dalam istilah-
istilah Bubak Kawah dan Tumplak Punjen adalah makna leksikal dan makna
kultural. Makna leksikal adalah makna dasar yang terdapat pada bentuk
monomorfemis. Sedangkan makna kultural adalah makna yang terdapat pada
masyarakat, dalam hal ini adalah makna yang berkaitan dengan istilah-istilah
Bukak Kawah dan Tumplak Punjen.
45
BAB V
KESIMPULAN
A. Simpulan
Pada skripsi yang berjudul Leksikon Pernikahan Adat Jawa di Kecamatan
Trucuk Kabupaten klaten yang berisi tentang bentuk, makna, fungsi, dan prosesi
pernikahan pernikahan adat yang mempunyai lambang-lambang sebagai media
untuk mentransformasikan pesan-pesan moral pendidikan kepada masyarakat
diseluruh Jawa.
Simbol dari sebuah ornamen pernikahan berfungsi bukan hanya
membangkitkan gambaran dan suasana pada waktu jalannya pernikahan saja,
tetapi juga berfungsi untuk mengajarkan kepada generasi muda untuk bisa belajar
menghargai untuk melestarikan dan memperkenalkan kepada masyarakat diluar
pulau Jawa.
B. Saran
Pada penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan,
sehingga dengan terciptanya skripsi ini masih dirasa kekurangan materi didalam
pembahasa. Secara pribadi penulis menyarankan agar pembaca skripsi ini suatu
saat dapat meneruskan dengan data-data yang lebih banyak lagi khususnya pada
kajian bentuk, makna, dan fungsi dari leksikon pernikahan adat Jawa
C. Kritik
Pada skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan, hanya
beberapa data saja yang diklarifikasi sehingga belum maksimal dalam hasil
45
46
pengerjaannya. Buku panduan yang dipergunakan juga sangat minim karena tidak
banyak terdapat dalam perpustakaan-perpustakaan setempat sehingga terjadi
kesulitan dalam pencarian bahan.
47
DAFTAR PUSTAKA
Bauwarna. 2008. Adat Tata Cara Jawa: Bratasiswara.
Edi Subroto, Kurniadi H. 1992. Pengertian Linguistik Struktural: Sebelas Maret
University.
Kridalaksana Harimurti, W.J.S Poerwodarminto. 1992.
Kamus Umum Bahasa Indonesia: Pusat pembinaan Bahasa dan Balai Pustaka.
Kridalaksana Harimurti. 2001. kamus linguistic: Gramedia pustaka utama
Henry Guntur Tarigan. 1985. Pengetahuan Gaya Bahasa: Angkasa Ikatan Sarjana
Perpustakaan dan Informasi Indonesia. 2006.
Sebuah Harapan, Tantangan, dan Gagasan: Pusat Informasi Indonesia.
Koentjaraningrat. 1986. Pengantar Antropologi Sosial Budaya: Jakarta Karunika.
P.W.J Nababan. 1984. Sosiolinguistik: Gramedia
Yatmana Rama Sudi. 2000. Tuntunan Kagem Para Panatacara tuwin Pamedhar
Sabda:Yogyakarta Universitas Gajah Mada Pers.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Yogyakarta duta
wacana universitas pers.
Sudaryanto. 1996. Dari Sistem Lambang Kebahasaan Sampai Prospek Bahasa Jawa:
Yayasan Studi Jawa “Kantil” dan Duta Wacana University Pers.
Sudaryanto.1991. Tata Bahasa Baku Bahasa Jawa. Yogyakarta : duta Wacana
University Pers.