Post on 02-Aug-2015
LAPORAN PRAKTIKKUM
SISTEM KOMUNIKASI RADIO
PENGUKURAN SELEKTIVITAS KANAL TETANGGA
RADIO VHF FM TRANSCEIVER
DISUSUN OLEH :
HANUM FATONAH HENDARSYAH
HERY IRAWAN
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2012
Pengukuran Selektivitas Kanal Tetangga Radio VHF FM Transceiver Page 1
I. Judul
Pengukuran Selektivitas Kanal Tetangga Radio VHF FM Transceiver
II. Tujuan
Adapaun tujuan dalam praktikkum antara lain sebagai berikut :
1. Memahami dan mempelajari prinsip kerja dari pengukuran Selektivitas
Kanal Tetangga Radio VHF FM Transceiver
2. Mengetahui sebaik mana sebuah radio mampu menekan sinyal-sinyal yang
tidak dikehendaki.
3. Menganalisis hasil pengukuran selektivitas
III. Landasan Teori
Selektifitas merupakan kemampuan radio penerima untuk
membedakan antara sinyal yang diinginkan dan osilasi elektromagnetik yang
tersebar dari berbagai macam factor yang menggangu penerimaan sinyal dan
menolak sinyal-sinyal yang tidak diinginkan.
Sinyal yang diinginkan dipilih berdasarkan beberapa karakteristik yang
dimilikinya . Tergantung pada karakteristik yang digunakan, seperti
selektifitas frekuensi, selektifitas amplitude, selektifitas fasa, dan selektifitas
perbedaan waktu. Selektifitas frekuensi adalah selektifitas yang banyak
ditemui karenasumber-sumber sinyal radio dirancang untuk beroperasi pada
frekuensi yang berbeda (biasanya disebut frekuensi carrier) dan dalam rentang
panjang gelombang tertentu (disesuaikan dengan pengaturan radio).
Selektifitas penerima dievaluasi oleh intensitas relative dari sinyal
yang diterima radio eksternal, seperti stasiun radio, sinyal yang memiliki efek
menganggu yang ditandai pada penerimaan sinyal yang lemah. Biasanya
disebabkan oleh pemilihan kanal yang berdekatan saluran selektifitas sekunder.
Adjacent-channel Selectivity adalah selektifitas untuk gangguan yang terjadi
dalam saluran frekuensi yang paling dekat dengan frekuensi pembawa.
Saluran sekunder yang menarik di radio penerima superheterodyne adalah
Pengukuran Selektivitas Kanal Tetangga Radio VHF FM Transceiver Page 2
gambaran kanal yang memiliki frekuensi yang sama dengan frekuensi tengah.
Selektifitas ini biasanya terlalu rendah sehingga hasil yang diinginkan
terdistorsi oleh gangguan.
IV. Alat dan Bahan
1. Trainer Radio VHF FM Transceiver
2. RF Signal Generator HP 8656B
3. Distortion Analyzer HP 334A
4. Oscilloscope Hitachi V 115 120 MHz
5. Kabel Penghubung Coaxial BNC to BNC
V. Langkah Percobaan
1. Perhatikan dan rangkailah set up pengukuran pada Gambar 5.1 berikut
SQL
CTRL
BPF
10,7 MHz
BPF
10,7 MHzDisca
Det
BPF
MULTIPR
x 9
TP 17
PA Amp
TP 16 TP 15
Amp
Amp TP 14 TP 12
2nd
mixer
TP 13
Osc10,245 MHz
XTal
TP 11
Amp
TP 10
1st
mixer
TP 7
TP 9
TP 8
RFA
Rx
Ant
TP 6
BPF
455 KHz
Oscilloscope HITACHI V
CH1 CH2 ext
-
SET LEVEL
DISTORTION
FUNCTION SENSITIVITYVERNIER
MAX
MODE
MANUAL
AUTOMATICMETER RANGESET LEVEL
100-10
301031
0.30.1
-20-30-40-50-60-70
01020304050
PERSENTASE
dB
BALANCECOARSE FINE
FREKUENSIRANGE
Distortion Analyzer HP 334A
MIN
levelSynth Generator HP 8656 B 0,1-990MHz
Frequency
Mod
input / outputmodulator carrier RF
output
Gambar 5.1 Setup pengukuran Selektifitas radio VHF FM Transceiver
Pengukuran Selektivitas Kanal Tetangga Radio VHF FM Transceiver Page 3
2. Set frekuensi kanal pertama pada 134,0 MHz, berikan deviasi 60% yaitu 3
KHz.
3. Set level daya RF output pada -90 dBm dan sinyal informasi 1 KHz.
4. Pada Distortion Analyzer, atur jarum supaya menunjuk angka 0.
5. Turunkan level sinyal output RF hingga diperoleh 6 dB
6. Catat level sinyal kanal pertama di RF Signal Generator ketika tepat
memperoleh 6 dB SINAD
7. Untuk sinyal kanal kedua , set level daya RF output pada -120 dBm
dengan nada tone 400 Hz
8. Pada Distortion Analyzer , atur jarum supaya menunjuk angka 0.
9. Pada Distortion Analyzer ,naikkan level sinyal output RF hingga diperoleh
6 dB SINAD Catat level sinyal kanal kedua di RF Signal Generator ketika
tepat memperoleh SINAD = -6 dB.
10. Hitung selektifitas radio dengan menghitung selisih level sinyal pada kanal
pertama dan kanal kedua.
11. Analisis dan tarik kesimpulan dari berdasarkan hasil praktikkkum yang
telah dilakukan.
VI. Hasil Percobaan
Data hasil percobaan diperlihatkan pada Tabel 6.1 dibawah ini. Kolom
berwarna hijau menunjukkan hasil pengukuran yang telah kami lakukan.
Tabel 6.1 Data Hasil Percobaan
No. Praktikkan SINAD Deviasi f1
(MHz) f2 (MHz)
P1
(dB)
P2
(dB) Selektivitas
1. Dea dan
Dafit 6 dB 3 Khz 134.000 134.0125 -114 -31 83
2. Hery dan
Hanum 6 dB 4 Khz 134.000 134.0125 -113 -31 82
3. Dwi dan
Amelia 6 dB 4 Khz 134.000 134.00625 -114 -87 27
4. Gema dan
Mira 6 dB 3 Khz 134.000 134.00625 -114 -99 15
Pengukuran Selektivitas Kanal Tetangga Radio VHF FM Transceiver Page 4
Gambar 6.1 Set Frekuensi Signal Generator 1
Gambar 6.2 Set Distortion Analyzer Pada 6 dB SINAD
Pengukuran Selektivitas Kanal Tetangga Radio VHF FM Transceiver Page 5
Gambar 6.3 Set Frekuensi Signal Generator 2
VII. Analisis dan Kesimpulan
7.1 Analisis
Dari teori mengenai selektivitas, kita ketahui bahwa suatu radio dikatakan
mempunyai selektivitas yang baik apabila selektivitas kanal antar radio adalah
> 80 dB pada @ 12 dB SINAD. Dari hasil praktikum yang telah dilakukan
nilai pada @ 12 dB SINAD tidak dapat dicapai sehingga praktikum dilakukan
pada kondisi @ 6 dB SINAD. Dari beberapa kondisi menunjukkan bahwa
VHF – FM Tranceiver yang diukur memiliki selektivitas yang cukup baik (>
80 dB) ketika jarak antar kanalnya adalah sebesar 12,5 Hz dan memiliki
selektivitas yang buruk ketika jarak antar kanal radio dikurangi menjadi
sebesar 6,25 Hz. Dari data hasil praktikum tersebut dapat dilihat bahwa jarak
antar kanal mempengaruhi baik buruknya selektivitas dari kanal radio.
semakin jauh jarak antar kanalnya maka semakin baik juga selektivitas dari
kanal radio tersebut.
Pengukuran Selektivitas Kanal Tetangga Radio VHF FM Transceiver Page 6
7.2 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil praktikum yang dilakuka adalah :
1. Dalam pengukuran selektiitas radio VHF – FM Tranceiever, faktor yang
memepengaruhi baik buruknya selektiitas adalah jarak antar kanal radio yang satu
dengan yang lainnya
2. Karena sensitivitas alat ukur yang sudah menurun, pengukuran yang seharusnya
dilakukan pada kondisi @12 dB SINAD dapat juga dilakukan pada kondisi @ 6
dB SINAD.