Post on 11-Mar-2019
[1]
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
LAPORAN
MONITORING PELAKSANAAN KEGIATAN
PEMBANGUNAN PASAR TRADISIONAL
DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR, PROVINSI NUSA
TENGGARA BARAT
TAHUN ANGGARAN 2016
DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN DAERAH
TERTENTU
Sekretariat
Jl. Abdul Muis No. 07, Jakarta Pusat 10110
[2]
A. Gambaran Umum
Permasalahan yang terdapat pada daerah tertentu, yaitu: 1) Lemahnya sendi-sendi
perekonomian bangsa terlihat dari belum terselesaikannya persoalan kemiskinan,
kesenjangan sosial, kesenjangan antarwilayah, 2) Rendahnya kualitas sumber daya
manusia (SDM), 3) Kesenjangan pembangunan antarwilayah di Indonesia, 4) Masih
adanya ketidakmerataan pembangunan dan keadilan hasil-hasil pembangunan.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Direktorat Jenderal Pengembangan
Daerah Tertentu (Ditjen PDTu) yang merupakan salah satu unsur pelaksana Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan
daerah perbatasan, daerah pulau kecil dan terluar, serta penanganan daerah rawan
bencana, daerah pasca konflik, dan daerah rawan pangan, sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal
388, Ditjen PDTu menyelenggarakan fungsi:
1) Perumusan kebijakan di bidang pengembangan daerah perbatasan, daerah pulau
kecil dan terluar, serta penanganan daerah rawan pangan, daerah rawan bencana
dan daerah pasca konflik yang mencakup wilayah I (Sumatera), Wilayah II (Jawa,
Bali dan Nusa Tenggara), Wilayah III (Kalimantan), Wilayah IV (Sulawesi dan
Maluku), dan Wilayah V (Papua);
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan daerah perbatasan, daerah
pulau kecil dan terluar, serta penanganan daerah rawan pangan, daerah rawan
bencana dan daerah pasca konflik;
3) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan daerah
perbatasan, daerah pulau kecil dan terluar, serta penanganan daerah rawan
pangan, daerah rawan bencana dan daerah pasca konflik;
4) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan daerah
perbatasan, daerah pulau kecil dan terluar, serta penanganan daerah rawan
pangan, daerah rawan bencana dan daerah pasca konflik,
5) Pelaksanaan administrasi Ditjen PDTu; dan
6) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Struktur organisasi Ditjen PDTu terdiri atas: (1) Sekretariat Direktorat Jenderal; (2)
Direktorat Penanganan Daerah Rawan Pangan; (3) Direktorat Pengembangan Daerah
Perbatasan; (4) Direktorat Penanganan Daerah Rawan Bencana; (5) Direktorat
Penanganan Daerah Pasca Konflik; dan (6) Direktorat Pengembangan Daerah Pulau Kecil
dan Terluar.
Dalam melaksanakan tugasnya, Ditjen PDTu telah menyiapkan 5 (lima) program
unggulan yaitu:
1) Pengembangan Kawasan Beranda Indonesia (PKBI), dalam mewujudkan “save
villages” di perbatasan Indonesia yang mengembangkan kemandirian desa-desa di
[3]
perbatasan yang maju, sejahtera, dan tercukupi sarana dan prasarana dasarnya,
sehingga menjadi kawasan sabuk pengaman bagi wilayah NKRI.
2) Pengembangan Pulau Kecil Berdaya (P2KB), dalam mengembangkan dan
memberdayakan pulau kecil dan terluar yang memiliki daya ungkit bagi pulau-pulau
disekitarnya, berbasis pada pemanfaatan sumberdaya lokal untuk kesejahteraan
masyarakat pulau kecil dan terluar secara berkelanjutan.
3) Pengembangan Daerah Tangguh Bencana (PDTB), dalam meningkatkan kapasitas
pemerintah daerah menghadapi bencana, khususnya dalam pengurangan risiko
bencana secara mandiri dan berkekelanjutan.
4) Pengembangan Daerah Tangguh Pangan (PDTP), dalam meningkatkan kapasitas
Pemerintah Daerah dan masyarakat sebagai kawasan tangguh menghadapi
kerawanan pangan melalui kemandirian pengelolaan sumber daya lokal berdaya
saing;
5) Pengembangan Daerah Tangguh Konflik (PDTK), dalam meningkatkan kapasitas
Pemerintah Daerah sebagai daerah yang tangguh dalam penanganan paska konflik,
melalui pengurangan risiko konflik dan pembangunan perdamaian yang
berkelanjutan.
Salah satu upaya untuk mendukung optimalisasi dari tugas dan fungsi dari Ditjen
PDTu dalam melaksanakan kegiatan Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya di
lingkungan Ditjen PDTu Kementerian Desa tersebut, adalah kebutuhan melaksanakan
monitoring yaitu pengumpulan dan analisis informasi secara sistematis untuk melihat
kemajuan dari suatu project. Monitoring bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektifitas dari sebuah project atau organisasi. Monitoring berdasarkan target dan kegiatan
yang telah direncanakan selama proses pekerjaaan berlangsung sehingga diharapkan
dapat membantu pekerjaan tercatat dalam jalurnya, dan managemen mudah mengetahui
suatu kesalahan dalam pelaksanaan program PDTu.
Selanjutnya pasca dilakukan monitoring, maka diperlukan adanya kegiatan
mengevaluasi, yang merupakan rangkuman hasil pengukuran capaian kinerja selama
tahun berjalan, yang berkontribusi terhadap capaian output dan outcome yang ditetapkan
dalam rencana strategi (Renstra) dan rencana kerja (Renja) Tahun 2016. Capaian kinerja
output dan outcome diukur dengan menggunakan berbagai indikator kinerja yang telah
ditetapkan dalam Renstra tersebut. Keseluruhan capaian kinerja merupakan ukuran
keberhasilan managemen program dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya.
Hasil monitoring ini, selanjutnya menjadi bahan melakukan evaluasi kinerja Ditjen
PDTu, apakah capaian kinerja output serta capaian kinerja outcome kumulatif sesuai
dengan yang direncanakan pada Renja PDTu 2016. Evaluasi capaian kinerja dilakukan
antara lain dengan analisis membandingkan antara apa yang direncanakan dengan apa
yang dihasilkan, disertai dengan tingkat capaian dalam ukuran kuantitatif yang tertera
dalam penetapan indikator yang terdiri dari indikator input dan indikator output.
Evaluasi merupakan salah satu cara untuk mengetahui kekurangan, kelemahan, dan
kekuatan dalam segi perencanaan dan implementasi kegiatan / program PDTu.
[4]
Oleh karena itu dengan melihat besarnya kepentingan dan kebutuhan dari program/
kegiatan di lingkungan PDTu ini, maka diperlukan adanya pelaksanaan Monitoring
Pelaksanaan Kegiatan PDTu Tahun 2016.
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Maksud diselenggarakannya Monitoring Pelaksanaan Kegiatan PDTu Tahun 2016 ini
adalah dalam rangka tersedianya dokumen hasil monitoring yang diperlukan untuk
melihat hasil pelaksanaan program Pengembangan Daerah Tertentu khususnya
Pembangunan Pasar Tradisional.
2. Tujuan
Untuk mendapatkan informasi dan data terkait pelaksanaan kegiatan Pembangunan
Pasar Tradisional.
C. Indiktor Kinerja, Volume dan Satuan Ukur
1. Indikator Kinerja
1) Terselenggaranya Monitoring Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Pasar
Tradisional Tahun 2016.
2) Tersusunnya Laporan Hasil Monitoring Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan
Pasar Tradisional Tahun 2016.
2. Volume dan Satuan Ukur
Kegiatan Monitoring Pelaksanaan Kegiatan Monitoring Pelaksanaan Kegiatan
Pembangunan Pasar Tradisional Tahun 2016 ini menghasilkan 1 (satu) keluaran
dengan satuan ukur berupa kegiatan
1) Jumlah personal yang melakukan monitoring.
2) Jumlah lokasi dan hari kunjungan.
3) Jumlah laporan pelaksanaan monitoring.
D. Metode Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Monitoring Pelaksanaan Kegiatan Monitoring Kegiatan Pembangunan Pasar
Tradisional Tahun 2016 ini dengan menggunakan metode, yaitu :
1. Diskusi dengan Pemerintah Daerah.
2. Diskusi dengan Pelaksana Pekerjaan (Pihak III)
3. Kunjungan Lapangan.
4. Penyusunan Laporan.
E. Tempat dan Pelaksana Kegiatan
Kegiatan Monitoring Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2016 di Kabupaten Lombok Timur
terkait Pembangunan Pasar Tradisional di Dusun Lendang Bunga, Desa Kalijaga,
Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur.
[5]
Pelaksana Monitoring Pelaksanaan Kegiatan Monitoring Pelaksanaan Kegiatan
Pembangunan Pasar Tradisional Tahun 2016 adalah sebagai berikut:
1) 3 orang Kasubbag di Sesditjen PDTu.
2) 1 orang Tenaga Ahli di Bagian Perencanaan, Sesditjen
F. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan monitoring kegiatan Pembangunan Pasar Tradisional ini dilaksanakan dari
tanggal 26 sd 29 Desember 2016.
G. Pelaksanaan dan Temuan Lapangan
1. Koordinasi dengan Pemda
Tim Monitoring sebelum turun langsung ke lapangan untuk melihat hasil pekerjaan
terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan pihak Pemerintah Daerah (SKPD
Kasbangpol/BPBD), dalam hal ini langsung bertemu dengan Kepala Kasbangpol
Lombok Timur yaitu Bapak H. Sudirman.
2. Koordinasi dengan Pihak III
Tim Monitoring juga dapat bertemu langsung dengan Pihak III, Bapak Emon sehingga
dapat mengeksplorasi informasi terkait pelaksanaan pekerjaan pembangunan pasar
tradisional ini.
3. Temuan Lapangan
Dengan didampingi oleh Bapak Kadisbangpol dan Pihak III, Tim Monitoring
melakukan kunjungan lapangan dan ada beberapa hal yang dapat Tim sampaikan
dalam laporan pelaksanaan ini sebagai berikut:
1) Kontrak
Kontrak pelaksanaan Pembangunan Pasar Tradisional di Dusun Lendang Bunga,
Desa Kalijaga, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur ditandatangani oleh
PPK dan Pihak III pada 19 Agustus dan berakhir pada 16 Desember 2016, dengan
nilai Rp 625,824,000.
2) Pencairan Dana
Pencairan dana baru tahap I (30%), sebesar Rp 187.500.000 dan selanjutnya sedang
dilakukan proses pencairan pada tahap III pada minggu III Desember 2016 ini.
3) Pengendalian Satker
Secara phisik, Satker melalui PPK cukup intens melakukan koordinasi dengan pihak
III meskipun secara phisik belum melakukan peninjauan ke lapangan.
4) Pengendalian Direktorat
Berdasarkan informasi dari pelaksana pekerjaan, bahwa dari Direktorat sudah hampir
2 kali datang mengunjungi, yaitu pada saat survey awal dan pelaksanaan pekerjaan
yang hampir 95 % dan terakhir bersama inspektorat.
[6]
5) Kondisi Saat ini
Saat ini, pembangunan sudah hampir 95% (tinggal finisihing) padahal kontrak sudah
harus berakhir tanggal 19 Desember. Pihak III menyampaikan bahwa keterlambatan
ini salah satunya disebabkan adanya keterlambatan uang muka yang baru dicairkan
setelah 2 bulan pengajuannya, sehingga ada keraguan dari Pihak III apakah
pekerjaan pembangunan pasar ini jadi dilaksanakan atau tidak dan akhirnya baru
dapat dilaksanakan pada bulan November 2016.
Pembangunan ada 3 los pasar, tanpa dilengkapi bak sampah dan WC.
6) Kelembagaan Keuangan
Kelembagaan keuangan belum ada di sekitar pasar tradisional yang dibangun.
Rencana Bumdes akan dibentuk untuk mengelola pasar tradisional yang sudah
dibangun nantinya.
7) Pemanfaatan
Pasar tradisional ini dimanfaatkan oleh 4 desa di sekitar.
8) Rencana Tindaklanjut Daerah
Pemerintah daerah melalui Dinas Kesbangpol sudah berkoordinasi dengan Kepala
Desa untuk menjadikan pasar tradidisional ini menjadi badan usaha milik desa
(Bumdes).
9) Sinergi Kegiatan
Sinergi kegiatan dalam pembangunan pasar ini belum terlihat, apabila
memungkinkan Dinas Kesbangpol akan berkoordinasi dengan SKPD terkait untuk
pelatihan pengelolaan pasarnya.
10) Organisasi Masyarakat
Kelembagaan masyarakat secara formal belum ada. Rencana apabila Bumdesa
sudah terbentuk maka lembaga ini yang akan menjadi pengelola Pasar Tradisonal
ini nantinya.
H. Kesimpulan dan Rekomendasi
1. Pelaksanaan pembangunan pasar tradisional secara phisik sudah 95% tetapi
pencarian uangnya baru uang muka 30%.
2. Satker (PPK) diharapkan mengkoordinasikan dengan pihak III untuk percepatan
proses pencairan tahap akhir agar ada kesusaian antara aktivitas phisik dengan nilai
keuangannya.
3. Direktorat PDPK diharapkan secara intens mengkoordinasikan dengan pihak Dinas
Kesbangpol sebagai pengendalian di daerah terkait pelaksanaan pembangunan
pasar tradisional yang baru 95% sehingga pelaksanaan dapat tepat waktu dan
pekerjaan phisik dapat 100% terlaksana.
4. Satker (PPK) dapat mestinya meminta Pihak III untuk memberikan uang jaminan
(punishment) sebesar 1/1.000 dari alokasi sisa uang kontrak berdasarkan waktu
kelebihan kontrak pembangunan pasar tradional tersebut.
[7]
INSTRUMEN KUNJUNGAN LAPANGAN (MONITORING)
Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Pasar Tradisional
DIREKTORAT PENANGANAN DAERAH PASKA KONFLIK
DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU
KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
TAHUN 2016
Provinsi : Nusa Tenggara Barat
Kabupaten : Lombok Timur
Kecamatan : Aikmel
Desa : Kalijaga
NO TAHAP KETERANGAN
(1) (2) (3)
I. Kontrak Pelaksanaan
1. Apakah kegiatan pembnagunan pasar tradisional tersebut sudah dilakukan tandatangan kontrak oleh PPK PDTu.
Kontrak pelaksanaan Pembangunan Pasar Tradisional Nomor 88/DPDTU/SATKER-PPK5/KTR/08/2016 ditandatangani oleh PPK dan Pihak III (CV. Awal) pada 19 Agustus 2016 dan akan berakhir tanggal 16 Desember 2016 (jangka waktu 120 hari kalender)
2. Berapa nilai kontraknya Nilai kontrak sebesar Rp 625.824.000
3. Berapa volume kegiatannya 3 Unit Los Pasar
II. Pencairan Dana
1. Sudah tahap berapakah, proses pencairan dana sekarang
Pencairan baru tahap I (uang muka) sebesar 30%, dan sedang proses pengajuan pencairan tahap III ke pusat.
2. Sudah berapa prosen kah tahap pelaksanaan phisik kegiatan tersebut.
Pelaksanaan pekerjaan sudah hampir 95% (tinggal finising) pemasangan papan penutup bagian depan.
3. Apakah kemajuan proses pencairan dana sejalan dengan proses kemajuan phisiknya.
Sebenarnya kemajuan phisik lebih mendahului dibandingkan pencairan dananya.
III. Pengendalian Satker
1. Apakah tim dari Satker sudah pernah melakukan kunjungan lapangan (monitoring) ke daerah untuk melihat pekerjaan kegiatannya.
Satker belum melakukan kunjungan terhadap pekerjaan pembangunan pasar tradisional ini.
2. Pada saat tahap apakah, monitoring pelaksanaan kegiatan itu dilaksanakan.
Pekerjaan phisik pembangunan pasar tradisional sudah 95%
3. Bagaimana kondisi phisik hasil dari pelaksanaan kegiatan tersebut.
Pekerjaan pembangunan pasar tradisional masih baik .
[8]
4. Apakah pada saat melakukan kunjungan lapangan tersebut, Satker terlebih dahulu berkoordinasi dengan pihak pelaksana kegiatan (Pihak III).
Satker sudah melakukan koordinasi dengan pihak III (Pelaksana Pekerjaan) pembangunan pasar tradisional.
5. Apakah pada saat melakukan kunjungan lapangan tersebut, Satker terlebih dahulu berkoordinasi dengan pihak pemerintah daerah.
Satker sudah melakukan koordinasi dengan penanggungjawab pada Dinas Kesbangpol Lombok Timur
IV. Pengendalian Direktorat
1. Apakah tim dari Direktorat sudah pernah melakukan kunjungan lapangan (monitoring) ke daerah untuk melihat pekerjaan kegiatannya.
Tim Direktorat sudah melakukan kunjungan terhadap pekerjaan pembangunan pasar tradisional ini.
2. Pada saat tahap apakah, monitoring pelaksanaan kegiatan itu dilaksanakan.
Pekerjaan phisik sudah 95%
3. Bagaimana kondisi phisik hasil dari pelaksanaan kegiatan tersebut.
Masih dalam proses pekerjaan dan phisik tidak ada masalah (masih baik)
4. Apakah pada saat melakukan kunjungan lapangan tersebut, pihak Direktorat terlebih dahulu berkoordinasi dengan pihak pelaksana kegiatan (Pihak III).
Tim Direktorat sudah melakukan koordinasi dengan penanggungjawab dengan Pihak III.
5. Apakah pada saat melakukan kunjungan lapangan tersebut, pihak Direktorat terlebih dahulu berkoordinasi dengan pihak pemerintah daerah.
Tim Direktorat juga sudah melakukan koordinasi dengan penanggungjawab dengan Dinas Kasbangpol.
V. Kondisi Pelaksanaan Kegiatan Saat Ini
1. 1. Apakah hasil pelaksanaan pekerjaan kegiatan sudah sesuai dengan yang ada dalam kontrak.
Hasil pekerjaan baru 95% tetapi Papan Proyek sudah dicabut dengan alasan pekerjaan sudah hampir selesai.
2. Apakah bahan yang digunakan sudah sesuai dengan spesifikasi yang ada dalam KAK Kegiatannya.
Secara phisik sudah, tetapi detail teknis perlu dikaji lagi oleh Satker.
3. Berapa jumlah (volume) unit, panjang – lebar hasil pelaksanaan kegiatan tersebut.
3 Unit Los Pasar, tanpa ada tersedia WC dan tempat sampah, sedangkan tempat parkir tidak dialokasikan secara khusus disebabkan arena kosong masih luas untuk tempat parkirnya.
4. Apakah waktu pelaksanaan pekerjaan kegiatan tepat waktu sesuai yang tercantum di kontrak.
Sampai pelaksanaan monitoring ini, pelaksanaan pekerjaan masih berjalan 95%, pihak III dan Kadis Kesbangpol terlambat sehingga tidak sesuai alokasi yang tercantum dalam kontrak kerja tanggal 19 Desember karena keterlambatan proses pencairan uang muka yang perlu waktu 2 bulan.
[9]
5. Apabila ada keterlambatan pelaksanaan atau pelaksanaan lebih cepat dari yang tercantum di kontrak, berapa hari selisihnya.
Sampai kunjungan Tim Sekretariat, proses pekerjaan masih normal.
6. Apakah lokasi pelaksanaan kegiatan tersebut berada di desa dan kecamatan yang ada dalam kontrak.
Lokasi tidak ada perubahan
7. Apabila ada perubahan lokasi, apakah sudah ada Berita Acaranya.
-
8. 2. Apakah hasil pekerjaan kegiatan tersebut, saat ini masih baik dan atau belum terdapat kerusakan.
Belum, karena baru 95% proses pekerjaaannya.
9. Berapa jauh lokasi pelaksanaan kegiatan dengan lokasi perumahan penduduk.
Lokasi pasar tradisional berada kurang lebih 500 m dari tempat pemukiman penduduk.
10. 3. Apakah sudah tersedia jariangan listrik di lokasi pelaksanaan kegiatan tersebut.
Jaringan listrik belum tersedia
1) Berasal dari sumber mana kah jaringan listrik ini.
-
2) Apakah kebutuhan listrik ini dapat dipenuhi 24 jam/hari.
-
11. 4. Apakah sudah tersedia jaringan telekomunikasi di lokasi pelaksanaan kegiatan tersebut.
Jaringan telekomunikasi sudah tersedia
1) Darimana kah sumber jaringan telekomunikasi di lokasi pelaksanaan kegiatan tersebut
Telkomsel, Indosat
2) Apakah sinyal di lokasi pelaksanaan kegiatan tersebut cukup bagus.
Jaringan sangat baik
Khusus Pembangunan Pasar :
12. Apakah lokasi pelaksanaan kegiatan tersebut dilewati oleh moda transportasi darat/laut.
Moda transportasi belum ada yang lewat di pasar tradisonal ini. Mobil pribadi yang lewat.
13. Sampai jam berapa operasi moda tranportasi tersebut.
-
14. Siapa pemilik moda transportasi yang digunakan tersebut (
-
15. Apakah sudah tersedia sarpras transportasi darat di lokasi pelaksanaan kegiatan tersebut.
Sudah, jalan tanah
1) Berapa meter panjang dan lebarnya Jalan terhubung dengan desa lainnya.
2) Apakah status jalan tersebut (jalan non status/ jalan desa/ jalan kabupaten/ jalan provinsi/ jalan nasional)
Merupakan jalan desa
3) Apakah kondisi jalan dan jembatan tersebut masih cukup baik kondisinya.
Kondisi jalan tanah dan tidak rata.
[10]
16. Apakah sudah tersedia sarpras transportasi laut di lokasi pelaksanaan kegiatan tersebut.
Tidak ada
1) Bangunan pelabuhan/dermaga/ jety di dekat lokasi kegiatan tersebut.
-
2) Apakah pelabuhan/dermaga tersebut dibangun ole Pemda/Swasta.
-
3) Apakah sudah tersedia moda transportasi laut (Kapal/ Perahu) di lokasi pelaksanaan kegiatan tersebut.
-
4) Berapa kapasitas kapal tersebut. -
5) Berapa kali kapal tersebut berangkat (melakukan pengangkutan)
-
VI. Kelembagaan Keuangan
1. 6. Apakah sudah berdiri Lembaga Keuangan di lokasi pelaksanan kegiatan tersebut
belum
1) Jenis lembaga keuangan apa yang berdiri di lokasi pelaksanan kegiatan ini (bank umum/ BPR/ Koperasi/ Pegadaian/ dsb)
-
2) Apakah pelaku usaha sudah terhadap keberadaan lembaga keuangan di lokasi pelaksanan kegiatan.
-
2. 2. Apakah sudah ada BUMDes dan atau BUMDes di lokasi kegiatan tersebut
belum
3. Apakah sudah dikoordinasikan dengan BUMDes dan atau BUMDes Bersama untuk pengelolaan hasil pekerjaan kegiatan tersebut.
Pihak Dinas Pihak III dan Kasbangpol sudah berkoordinasi dnegan Kepala Desa rencana untuk mendirikan Bumdes yang akan mengelola pasar tradisonal nantinya.
VII. Pemanfaatan
1. 1. Apakah masyarakat/pemerintah daerah sudah memanfaatkan hasil kegiatan tersebut.
Belum karena masih proses pengerjaannya
2. 2. Berapa orang (jiwa) yang sudah memanfaatkan hasil kegiatan tersebut.
Berapa jiwa yang memanfaatkan belum diketahui pasti.
3. 3. Apakah pemanfaatnya, hanya untuk di sekitar wilayah lokasi hasil pekerjaan kegiatan tersebut.
Rencana pemanfaatan ini untuk Pasar Mingguan
4. Apabila ada pemanfaat yang berasal dari luar wilayah lokasi kegiatan. sebutkan
Pemanfaat pasar ini nantinya , yang dimanfaatkan 4 desa di sekitar desa Kalijaga.
VIII. Rencana Tindak Lanjut Daerah
1. Apakah daerah sudah mempersiapkan tindak lanjut dari hasil kegiatan bantuan pemerintah TA 2016.
Dinas Kesbangpol sudah berkoordinasi dnegan Kepala Desa rencana untuk mendirikan Bumdes yang akan mengelola pasar tradisonal nantinya.
[11]
2. Apakah daerah telah siap menerima hasil pekerjaan bantun pemerintah dari Ditjen PDTu, Kemendesa TA 2016
Pemda melalui Dinas Kesbangpol sudah siap menerima hasil pekerjaan pembangunan pasar tradisonal ini, tetapi tetap menunggu serah terima dari Kementerian Desa terlebih dahulu.
3. Apakah daerah sudah mempersiapkan dana pemeliharaannya melalui APBD TA 2017.
Pemeliharaan akan dilaksankan oleh Pihak Pengelola Pasar (Bumdes)
IX. Sinergi Kegiatan
1. Apakah daerah sudah merencanakan hasil dari kegiatan dengan program/kegiatan lainnya.
Pemda melalui Kasbangpol belum merencanakan sinergi kegiatan ini.
2. Apakah rencana sinergi tersebut sudah masuk dalam dokumen perencanaan daerah (RKP/ Renja SKPD sesuai bidangnya).
-
3. Program/ kegiatan yang mau disinergikan tersebut merupakan program reguler atau program/kegiatan dari yang lainnya.
-
X. Organisasi Masyarakat Setempat (OMS)
1. 1. Apakah nantinya hasil pekerjaan kegiatan tersebut akan dikelola oleh OMS.
OMS tidak ada, rencana akan diserahkan ke Bumdes pengelolaannya mengikuti peraturan yang telah ada.
2. Apakah OMS tersebut sudah berbadan usaha/ SK Bupati.
-
3. Apakah sudah pernah ada pelatihan terhadap OMS untuk rencana mengelola hasil kegiatan tersebut.
-
4. Pelatihan bidang apa yang dilatihkan (teknis pemeliharaan phisiknya/ pengelolaan kedepannya)
-
5. Apakah OMS tersebut akan mendapatkan pendampingan dalam melaksanakan pengelolaan hasil pekerjaan kegiatan tersebut.
-
6. Apakah pendampingan yang dilaksanakan terhadap OMS itu setiap saat atau hari-hari tertentu
-
7. Siapakah yang memberikan pendampingan (Pemda/ LSM/ Perusahaan/ Perguruan Tinggi)
-
[12]
LAMPIRAN 2:
PHOTO KEGIATAN PEMBANGUNAN PASAR TRADISIONAL
DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR, TAHUN 2016 (1)
Pembangunan Los Pasar ke-1 yang sudah hampir 95% (tinggal finishing)
pengerjaannya di Desa Kalijaga, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur.
Pembangunan Los Pasar ke-2 yang sudah hampir 95% (tinggal finishing)
pengerjaannya di Desa Kalijaga, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur.
Pembangunan Los Pasar ke-3 yang sudah hampir 95% (tinggal finishing)
pengerjaannya di Desa Kalijaga, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur.
[13]
LAMPIRAN 2:
PHOTO KEGIATAN PEMBANGUNAN PASAR TRADISIONAL
DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR, TAHUN 2016 (2)
Para pekerja sedang istirahat pada saat Tim Monitoring datang ke lokasi Pembangunan
Pasar Tradisonal di Desa Kalijaga, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur.
Papan Prasasti yang disiapkan untuk pelaksanaan Pembangunan Pasar Tradisonal di
Desa Kalijaga, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur.
[14]
LAMPIRAN 2:
PHOTO KEGIATAN PEMBANGUNAN PASAR TRADISIONAL
DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR, TAHUN 2016 (3)
Tim Monitoring didampingi Kadis Kasbangpol, Lombok Timur dan Pihak Pelaksana
pada saat melakukan monitoring pelaksanaan Pembangunan Pasar Tradisonal di Desa
Kalijaga, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur