Post on 10-Dec-2015
description
LAPORAN HASIL OBSERVASI TOKO MEBEL “MURAH SAE”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perencanaan Pemasaran
yang Diampu Oleh Dra. Sri Wahyuni, M.M
Disusun Oleh:
Ahmad Maulana K7412009
Andi Novian K7412020
Aziz Dwian K7412035
Dian Retno K7412054
Eva Rianti K7412069
Farah Azizah K7412071
Ocvy Dyah K74120137
Wahyuni Hidayani K74120
PENDIDIKAN EKONOMI TATA NIAGA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan
karunia-Nya, sehingga laporan observasi ini dapat terselesaikan. Laporan observasi ini disusun
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perencanaan Pemasaran dalam materi khusus laporan
observasi
Diharapkan laporan observasi ini dapat menjadi salah satu sumber pembelajaran dan
bahan diskusi bagi mahasiswa serta pembaca pada umumnya dan juga sebagai bahan dalam
memahami melakukan suatu perencanaan produk, perencanaan harga, perencanaan tenaga kerja,
dan perencanaan promosi.
Ucapan terima kasih tim penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah mendorong
tersusunnya makalah ini, khususnya kepada dosen pembimbing, Dra. Sri Wahyuni, M.M yang
telah mendorong dan memotivasi kami demi terselesaikanya makalah ini.
Tim penulis menyadari bahwa dalam laporan observasi ini masih sangat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, tim penulis sangat mengharapkan peran aktif dan kritik yang
konstruktif dari pembaca demi peningkatan kualitas laporan observasi yang akan penulis buat di
masa mendatang.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menjalankan sebuah usaha, seorang pengusaha atau pebisnis memiliki
langkah awal, yaitu sebuah perencanaan (planning). Perencanaan pemasaran sangat
perlu dilakukan untuk mengetahui bagaimana perusahaan tersebut memasarkan produk
(barang atau jasa) dalam menjalankan usahanya.
Perencanaan pemasaran ini meliputi: (1) Perencanaan produk, (2) Perencanaan
harga, (3) Perencanaan tenaga kerja, dan (4) Perencanaan promosi. Perencanaan
pemasaran memiliki peran yang sangat penting dalam keberjalanan sebuah usaha, sebab
pemasaran merupakan jantung dari suatu usaha. Tanpa adanya perencanaan pemasaran,
maka keberjalanan sebuah usaha tidak akan bisa berjalan sesuai dengan target, yakni
mencapai keuntungan yang maksimal.
Semua usaha tentu memiliki perencanaan pemasarannya masing-masing, yakni
meliputi produk, harga, tenaga kerja, dan promosi. Termasuk usaha toko “Murah Sae”,
sebuah toko mebel yang ada di Solo, Jawa Tengah. Toko mebel tersebut berusaha
melakukan manajerial perencanaan pemasaran, namun belum maksimal. Oleh sebab itu,
perlu ditelaah lebih lanjut tentang perencanaan pemasaran yang dilakukan oleh toko
mebel “Murah Sae” tersebut.
B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan di atas, dapat dirumuskan masalah, yaitu:
1. Bagaimana sejarah usaha Toko Mebel “Murah Sae” berdiri?
2. Bagaimana perencanaan produk, harga, tenaga kerja, dan promosi yang dilakukan
oleh manajerial?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Toko Mebel “Murah Sae”.
2. Untuk mengetahui perencanaan produk, tenaga kerja, harga, dan promosi pada Toko
Mebel “Murah Sae”.
D. Metode Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1. Studi literatur.
2. Pengumpulan data (wawancara dan pengamatan).
3. Penarikan kesimpulan.
E. Pelaksanaan Observasi
1. Hari / Tanggal : Jum’at, 5 Juni 2015 .
2. Tempat : Toko Mebel ”Murah Sae", Solo, Jawa Tengah.
3. Narasumber : Siti Fatimah.
4. Metode : Tanya jawab dan pengamatan langsung.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdirinya Usaha Toko Mebel “Murah Sae”
Murah artinya murah, sae artinya baik. nama toko mebel itu diberikan oleh Bapak
Taufik kepada istrinya, Siti Fatimah, S.Pd untuk dijalankan. Menilik awal dirintisnya
usaha yang dilakukan oleh Ibu Siti, ia mengenal usaha ini dari kakek dan neneknya.
Keduanya berhasil merintis dan membangun usaha yang pada akhirnya dikembangkan
oleh cucu-cucunya, termasuk Ibu Siti.
Berdiri di bilangan Pasar Mebel, Bibis, Banjarsari, Toko Mebel Murah Sae milik
Ibu Siti tampak paling luas diantara kios-kios yang lainnya. Ibu Siti memiliki 3 kios
mebel, yakni Toko Murah Sae sekaligus rumahnya di Jalan A.Yani No. 60, Jalan A. Yani
No. 63, dan Jalan A. Yani No 50. Sebanyak 75% pengusaha di Pasar Mebel masih ada
hubungan saudara dengan Ibu Siti.
Walau usaha Ibu Siti terbilang lambat, namun pasti. Menurut penuturan Ibu Siti,
menjalankan usaha mebel tidaklah mudah. Di samping penjualan yang tidak serta merta
habis dalam tempo singkat, juga masalah kualitas sangat menentukan. Kualitas mebel
tergantung pada kadar airnya. Makin sedikit kadar airnya, makin bagus kualitas kayu
tersebut. Mebel dipasoknya dari Jepara dengan kondisi setengah jadi, artinya setengah
basah dan belum diplitur. Ibu Siti sengaja memesan dari Jepara sekaligus untuk
mendapatkan hasil ukir yang bagus. Ukiran Jepara sudah dikenal oleh banyak orang
sebagai yang terbaik. Adapun pembeli yang datang ke Toko Mebel Murah Sae beragam,
namun rata-rata berasal dari wilayah Solo dan sekitarnya.
Setelah kualitas, yang terpenting kedua adalah masalah model bagi Ibu Siti dalam
menjalankan usahanya. Pembeli yang datang tidak hanya dapat langsung memilih
stok mebel yang ada, tetapi juga memesan model khusus dan unik. Toko Mebel
Ibu Siti melayani tukar-tambah, renovasi mebel, mentahan, dan gebyok manten.
B. Hasil Observasi
Adapun hasil observasi yang kami lakukan di Toko Mebel “Murah Sae” adalah
sebagai berikut:
1. Perencanaan Produk Toko Mebel “Murah Sae”
Toko Murah Sae merupakan toko yang menjual berbagai furniture yang terbuat
dari kayu. Ada berbagai model dan ukuran mebel terbuat dari kayu yang disediakan di
Toko Murah Sae. Pada awalnya sekitar tahun 1995 Toko Murah Sae menjual jenis
furniture seperti sofa. Kemudian pada sekitar tahun 2006 beralih ke furniture yang terbuat
dari kayu. Hal itu dikarenakan banyaknya pesaing yang bermain harga sehingga harga
menjadi turun. Terjadi persaingan yang tidak sehat sehingga produk yang disediakan
beralih ke bahan kayu yang lebih awet dan menarik pelanggan. Memang mabel dari kayu
harganya lebih mahal tetapi karena bentuknya lebih unik dan awet dibandingkan dengan
sofa maka banyak pelanggan yang lebih tertarik ke furniture dari kayu.
Bahan dasar kayu yang digunakan merupakan kayu yang dibeli langsung di
Jepara. Bahan baku di beli dari seorang pemasok bernama Bu Maskuri. Pemilik toko
Murah Sea memilih pemasok bahan baku dari Jepara karena kayunya yang berkualitas
baik, tebal, dan apabila ada yang rusak maka barang bisa dikembalikan. Banyak pemasok
bahan baku yang menawarkan untuk memasok kayu ke toko tetapi pemilik Toko Murah
Sae tetap memilih pemasok dari Jepara tersebut. Hal itu karena pemasok bahan baku dari
Jepara tersebut memberikan rasa kepercayaan yang tinggi kepada pemilik Toko Murah
Sae. Seberapa banyak pesanan maka pemasok bahan baku akan memasoknya sedangkan
pembayarannya dilakukan secara tempo. Bahan baku kayu yang digunakan kebanyakan
adalah kayu jati karenan kayu jati memeiliki kualitas yang baik, kuat dan lebih tahan
lama. Tetapi ada beberapa bahan baku kayu lainnya yang digunakan misalnya kayu
mahoni.
Ada berbagai jenis produk yang ada di Toko Murah Sae seperti lemari, tempat
tidur kursi, meja, ayunan, dan meja rias. Ukurannya pun beragam dari yang berukuran
kecil seperti kursi sama yang berukuran besar misalnya lemari dan tempat tidur. Toko
Murah Sae sering melakuka inovasi dan variasi pada setiap produksinya baik dari segi
model atau jenis ukirannya. Ukiran pada setiap produknya dilakukan dengan teliti
sehingga hasilnya akan lebih maksimal. Jenis ukiran yang rumit akan berpengaruh pada
harga yang ditawarkan pada setiap prosuduknya. Semakin rumit ukiran dan jenisnya
maka harganya pun aka semakin tinggi. Pengerjaan produk dengan model yang tidak
terlalu sulit dilakukan selama 1 sampai 2 hari, tetapi produk dengan ukuran yang besar
dan model yang cukup rumit maka bisa memakan waktu sampai 7 hari atau bahkan lebih.
Pada awalnya produksi dilakukan dengan alat yang sederhana sehingga
produksinya memakan waktu yang lebih lama. Sejalan dengan perkembangan teknologi
maka produksi di Toko Murah Sae mulai menggunakan peralatan yang modern,
peralatan yang lebih maju seperti gergaji listrik dan penghalus listrik yang awalnya hanya
menggunakan gergaji manual dengan tenaga manusia. Penggunaan peralatan yang sudah
modern dapat mempersingkat waktu produksinya karenan produksi akan lebih cepat
dengan kualitas yang baik juga.
Toko Murah Sae menyediakan showroom yang menyediakan furniture hasil
produksi sehingga pembeli dapat memilih barangnya secara langsung dan apabila terjadi
keputusan pembelian maka barang dapat dikirim secara langsung. Selain itu Toko Murah
Sae juga melakukan produksi berdasarkan pesanan. Pembeli dapat memesan barang
dengan model dan ukuran sesuai keinginan.
Saat ini banyak muncul pesaing-pesaing yang menawarkan produk mebel kayu.
Hal itu membuat Toko Murah Sae harus tetap mempertahankan kualitasnya sehingga
tidak akan kalah saing dengan produsen mebel kayu lainnya. Pesaing menawarkan
produk dengan harga dibawah harga yang di tawarkan Toko Murah Sae, tetapi Toko
Murah Sae tidak kehilangan pelanggannya. Hal itu karena Toko Murah Sae memberikan
harga yang lebih tinggi tetapi dengan kualitas produk yang lebih baik dibandingkan
dengan produsen mebel kayu lainnya.
Kebanyakan pelanggannya yaitu dari kalangan menengah ke atas karena harga
yang ditawarkan memang cukup tinggi mulai dari kalangan Dosen dan juga Dokter.
Harga yang cukup tinggi berbanding lurus dengan kualitas produk yang diberikan.
Toko Murah Sae juga mempersilahkan pedagang yang membeli produk untuk
dijual kembali. Pembeliannya dilakukan secara tunai tetapi akan diberikan potongan
harga bagi pembeli yang akan menjualnya kembali. Hal itu dilakukan karena apabila
Toko Murah Sae melakukan sistem titip barang di toko lain justru akan rugi karena
apabila barang sudah terjual belum tentu uang akan masuk.
2. Perencanaan Tenaga Kerja Toko Mebel “Murah Sae”
Pada awalnya Toko Murah Sae murupakan toko keluarga. Sehingga hanya
menggunakan sedikit tenaga kerja. Saat pertama Toko Murah Sae hanya menjual produk
yang sudah jadi dari para suplier. Kemudan setelah beberapa waktu berjalan Toko Murah
Sae mulai memproduksinya sendiri yang kemudian produk hasil produksinya di display
di toko sendiri dan juga dititipkan di beberapa toko.
Saat ini Toko Murah Sae memiliki 10 karyawan yang terdiri dari 8 tukan dan 2
klining servise. Pada awalnya menggunakan sistem harian tetapi itu tidak berjalan dengan
baik. Sistem harian maka gaji karyawan dihitung berdasarkan berapa hari lamanya
seorang karyawan bekerja. Sistem ini tidak berjalan karena karyawan bekerja bisa sesuai
dengan keinginannya, misalnya kapan karyawan tersebut bekerja dan kapan karyawan
tersebut mengambil libur. Sehingga pada saat pemilik toko mengharapkan karyawan
tersebut berangkat kerja tetapi ternyata karyawan tersebut tidak berangkat. Hal itu juga
menyebabkan pekerjaan menjadi selesai tidak tepat waktu. Oleh sebab itu pemilik Toko
Murah Sae merubahnya dengan sistem borongan.
Toko Murah Sae menyediakan modal dan menyediakan semua peralatan yang
dibutuhkan. Kemudian kayawan bekerja dengan sistem borongan. Dengan sistem ini
maka produksi lebih efektif karena karyawan bekerja berdasarkan hasil yang sudah
diproduksinya bukan berdasarkan berapa lama dia bekerja. Sistem borongan juga
membuat Toko Murah Sae dapat menyediakan produk yang ready stock.
Sistem borongan gaji yang diberikan sekitar Rp 500.000,00 sedangkan dengan
sistem harian gaji yang diberikan hanya Rp 300.000,00. Memang sistem borongan biaya
gaji yang dikeluarkan lebih besar, yaitu selisih Rp 100.000,00 sampai Rp 200.000,00
dengan biaya gaji untuk sistem harian. Tetapi dengan sistem borongan ini hasil produksi
produknya lebih baik dan produksinya pun lebih cepat sehingga Toko Murah Sae
memiliki produk sudah jadi yang dapat dipajang atau didisplay di toko.
3. Perencanaan Harga Toko Mebel “Murah Sae”
Dalam merencanakan harga, Ibu Siti Fatimah menerapkan sistem bargaining.
Pengalaman yang ia rasakan dengan menerapkan harga “pas” tidaklah menjadi sistem
yang tepat untuk dilakukan, sebab dengan harga pas (menurut Ibu Siti) bisa menimbulkan
ketidakcocokan yang akan menimbulkan ketidakpuasan dari pelanggan. Oleh sebab itu,
sistem bargaining lah yang dipilihnya.
Sistem bargaining dalam merencanakan harga dipertimbangkan dari segi faktor
produksi dari mebel yang dihasilkan. Namun Ibu Siti mematok harga terendah dan harga
tertinggi secara kseseluruhan. Adapun kisaran harga yang paling murah ditetapkannya
Rp2.000.000, dan yang paling tinggi adalah Rp12.000.000.
Ibu Siti memberikan diskon untuk pembelian produk dalam jumlah besar. Diskon
ini diberikan dengan mempertimbangkan jumlah keuntungan yang akan didapatkan
olehnya dan atas kesepakatan “suka sama suka”.
4. Perencanaan Promosi Toko Mebel “Murah Sae”
Toko mebel yang memprioritaskan kualitas tersebut berdiri sebagai toko yang
cukup terkenal di sekitar Solo, sebab prioritas terhadap kualitas produk menimbulkan
trust dan kepuasan terhadap pelanggan. Hingga saat ini Toko Mebel “Murah Sae”
memiliki pelanggan setia dan pelanggan-pelanggan baru yang datang dari adanya
rekomendasi dari pelanggan-pelanggan setia. Inilah kekuatan promosi dari mulut ke
mulut.
Namun, Ibu Siti menuturkan bahwa tokonya tidak melakukan promosi melalui
internet, sebab internet menurutnya bersifat maya. Sifat maya tersebut menyebabkan
ketidakkonkritan bagi para pelanggan atau konsumen sebab bisa jadi produk yang
dipasarkan melalui internet tidaklah sesuai dengan wujud aslinya. Selain itu, melalui
internet yang ada adalah harga pas, sedangkan Ibu Siti menerapkan sistem bargaining.
Ibu Siti cenderung prefer pada kegiatan transaksi yang dilakukan secara tatap
muka, tidak maya. Dengan bertatap muka dan berkomunikasi langsung dengan pelanggan
atau konsumen, maka kegiatan negosiasi dalam jual beli akan lebih mudah dengan ending
yang “suka sama suka”. Prinsip ending “suka sama suka” ini adalah orientasi bagi Ibu
Siti. Maka, Ibu Siti memutuskan untuk tidak melakukan periklanan lewat internet (secara
online). Adapun saat ini pasarnya tidak hanya Solo dan sekitarnya, tapi juga Jogjakarta
dan Surabaya. Contoh pelanggan setianya adalah dosen-dosen UNS, rumah sakit, dan
lain-lain. Pada intinya, Ibu Siti memanfaatkan link-link orang terdekat dalam melakukan
promosi.
Lampiran
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Usaha Ibu Siti Fatimah yaitu Toko Mebel “Murah Sae” sebenarnya
merupakan usaha yang sudah berjalan dengan baik, terbukti dengan banyaknya
pemesanan (orderan) yang terjadi. Produksi yang direncanakan dengan
mengambil barang setengah jadi dari daerah yang terkenal bagus produksi
mebelnya, yaitu Jepara. Kemudian, penetapan harga borongan yang didasarkan
dengan sistem bargaining. Dan penetapan tenaga kerja yang awalnya harian
menjadi borongan merupakan langkah yang sangat tepat dalam pemanfaatan
tenaga kerja yang efektif dan efisien. Adapun perencanaan promosi yang
dilakukan oleh Ibu Siti tanpa melalui media online.
B. Saran
Saran yang dapat tim penulis sampaikan adalah adanya perencanaan
promosi yang lebih luas, yaitu dengan memanfaatkan sistem online. Sebab, di
jaman teknologi seperti ini berita atau informasi pemasaran sangat mudah
dilakukan melalui internet.