Post on 18-Feb-2016
description
LAPORAN AKHIR MAGANG
PENGELOLAAN EKOWISATA DAN
BIODIVERSITAS ENDEMIK
TAMAN NASIONAL MERU BETIRI
OLEH :
Tino Triessula Sundawa
Abdul Azis Salim
BahtiarRifa’i
GaniAinunGhozali
DedyFebrian R.
FahrurRosiMisbah
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN – PETERNAKAN
UNVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin. Segala puji bagi Allah yang telah menolong
menyelesaikan laporan ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan -NYA
mungkin saya tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. shalawat dan
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yakni Nabi
Muhammad SAW.
Laporan ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
bagaimana mengetahuipengelolaan ekowisata dan mengamati biodeversitas
endemik (penyu dan raflesia) di TNMB. Laporan ini kami susun dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar.
Namun, dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya
laporan ini dapat terselesaikan.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak TNMB yang telah
memberikan kami izin untuk magang. Semoga laporan ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca, walaupun laporan ini memiliki
kelebihan dan kekurangan. Kami mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
1
Malang, Februari 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
PENDAHULUAN...................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...............................................................................................3
1.2 Tujuan.............................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................5
BAB III....................................................................................................................8
METODE PRAKTIKUM........................................................................................8
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan.....................................................................8
3.2 Alat dan Bahan...............................................................................................8
3.3 Cara Kerja.......................................................................................................8
BAB IV....................................................................................................................9
HASIL PENGAMATAN.........................................................................................9
BAB V....................................................................................................................11
PEMBAHASAN....................................................................................................11
BAB VI..................................................................................................................14
PENUTUP..............................................................................................................14
6.1 Kesimpulan...................................................................................................14
6.2 Saran.............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................16
LAMPIRAN...........................................................................................................17
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kawasan hutan Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) menyimpan
kekayaan alam hayati yang cukup melimpah. Sekitar 496 jenis flora tumbuh di
kawasan ini dan sebanyak 241 jenis fauna menghuni kawasan hutan TNMB.
Kekayaan alam tersebut perlu dijaga dan dilestarikan agar tidak punah dan dapat
dirasakan manfaatnya oleh generasi penerus bangsa. Kewajiban menjaga dan
melestarikan hutan Meru Betiri bukan hanya menjadi tanggung jawab pegawai
Balai TNMB namun, menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat khususnya
masyarakat sekitar kawasan.
Konsepekowisata di duniapertamakalidiperkenalkanolehpakarekowisata
yang telah lama menggelutiperjalananalam, yakni Hector Ceballos danLascurain
(1987). Kemudian, The Ecotourism Society pada 1993 menyempurnakan konsep
ekowisata dengan mendefinisikan sebagai suatu perjalanan bertanggung jawab
pada lingkungan alami yang mendukung konservasi dan meningkatkan
kesejahteraan penduduk setempat.
Pada dasarnya ekowisata merupakan perpaduan dari berbaga iminat yang
tumbuh dari keprihatinan lingkungan, ekonomi, dan sosial. Sementara itu,
menurut kamus bahasa, ekowisata merupakan bentuk kegiatan pariwisata yang
memperhatikan atau sejalan dengan kegiatan konservasi. Secara ekonomi,
pengembangan ekowisata atau bisa juga disebut sebagai pariwisata alam, harus
dapa tmemberi keuntungan bagi penyelenggarannya atau devisa bagi negara yang
memiliki dan mengembangkan ekowisata. Di berbagai Negara saat ini
mengandalkan ekowisata sebagai penghasil devisa. Indonesia pun bias melakukan
hal serupa, sehingga di kemudian hari ekowisata dapat menyumbangkan devisa
yang lebih besar lagi.
3
1.2 Tujuan
Kegiatan magang ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekowisata dan
pengelolaannya, sertabiodiversitas endemik di Taman Nasional Meru Betiri.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Taman Nasional adalah Kawasan Pelestarian Alam yang mempunyai
ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan
penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan
rekreasi.
Kriteria suatu wilayah dapat ditunjuk dan ditetapkan sebagai kawasan
taman nasional meliputi:
1. memiliki sumber daya alam hayati dan ekosistem yang khas dan unik yang
masih utuh dan alami serta gejala alam yang unik;
2. memiliki satu atau beberapa ekosistem yang masih utuh;
3. mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelangsungan proses ekologis
secara alami; dan
4. merupakan wilayah yang dapat dibagi kedalam zona inti, zona pemanfaatan,
zona rimba, dan/atau zona lainnya sesuai dengan keperluan.
Taman nasional dapat dimanfaatkan untuk kegiatan:
1. penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan; misalnya : tempatpenelitian,
uji coba, pengamatan fenomena alam, dll
2. pendidikan dan peningkatan kesadartahuan konservasi alam; misalnya :
tempat praktek lapang, perkemahan, out bond, ekowisata, dll
3. penyimpanan dan/atau penyerapan karbon, pemanfaatan air serta energi air,
panas, dan angin serta wisata alam; misalnya : pemanfaatan air untuk industri
air kemasan, obyek wisata alam, pembangkit listrik (mikrohidro/pikohidro),
dll
4. pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar; misalnya : penangkaran rusa, buaya,
anggrek, obat-obatan, dll
5. pemanfaatan sumber plasma nutfah untuk penunjang budidaya; misalnya :
kebun benih, bibit, perbanyakan biji, dll.
5
6. pemanfaatan tradisional. Pemanfaatan tradisional dapat berupa kegiatan
pemungutan hasil hutan bukan kayu, budidaya tradisional, serta perburuan
tradisional terbatas untuk jenis yang tidak dilindungi.
Mekanisme pemanfaatan : terlebih dahulu membangun
kesepahaman/kesepakatan/kolaborasi dengan pengelola Taman Nasional dalam
rangka pemanfaatan potensi kawasan (sesuai Permenhut nomor P19/
Menhut/2004).
Terhadap masyarakat di sekitar Taman Nasional dilakukan kegiatan
pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat di sekitar Taman Nasional
dilakukan melalui:
pengembangan desa konservasi;
pemberian izin untuk memungut hasil hutan bukan kayu di zona atau blok
pemanfaatan, izin pemanfaatan tradisional, serta izin pengusahaan jasa wisata
alam;
fasilitasi kemitraan pemegang izin pemanfaatan hutan dengan masyarakat.
(Sugiarto, 2012).
Pengelolaan taman nasional dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Ekonomi : Dapat dikembangkan sebagai kawasan yang mempunyai nilai
ekonomis, sebagai contoh potensi terumbu karang merupakan sumber yang
memiliki produktivitas dan keanekaragaman yang tinggi sehingga membantu
meningkatkan pendapatan bagi nelayan, penduduk pesisir bahkan devisa
negara.
2. Ekologi : Dapat menjaga keseimbangan kehidupan baik biotik maupun
abiotik di daratan maupun perairan.
3. Estetika : Memiliki keindahan sebagai obyek wisata alam yang
dikembangkan sebagai usaha pariwisata alam / bahari.
4. Pendidikan dan Penelitian : Merupakan obyek dalam pengembangan ilmu
pengetahuan, pendidikan dan penelitian.
5. Jaminan Masa Depan : Keanekaragaman sumber daya alam kawasan
konservasi baik di darat maupun di perairan memiliki jaminan untuk
6
dimanfaatkan secara batasan bagi kehidupan yang lebih baik untuk generasi
kini dan yang akan datang.
Kawasan taman nasional dikelola oleh pemerintah dan dikelola dengan
upaya pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta
ekosistemnya. Suatu kawasan taman nasionaldikelola berdasarkan satu rencana
pengelolaan yang disusun berdasarkan kajian aspek-aspek ekologi, teknis,
ekonomis dan sosial budaya.Rencana pengelolaan taman nasional sekurang-
kurangnya memuat tujuan pengelolaan, dan garis besar kegiatan yang menunjang
upaya perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan kawasan. (Bella, 2010).
Secara gamblang Taman Nasional dapat diartikan sebagai
”daerah/kawasan/areal atau tanah yang dilindungi oleh negara”. Taman Nasional
sendiri dapat diartikan sebagai tanah yang dilindungi, biasanya oleh pemerintah
pusat, dari perkembangan manusia dan polusi. Taman Nasional merupakan
kawasan yang dilindungi (protected area) oleh World Conservation Union
Kategori II.Namun, menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Taman Nasional
didefinisikan sebagai kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli,
dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. (Azhari,
2010).
7
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari : Kamis - Rabu
Tanggal : 23 Januari – 12 Februari 2014
Waktu : Menyesuaikan
Tempat : Resort 1 SaronganTaman Nasional Meru Betiri
3.2 Alat dan Bahan
Alat :
3.3 Cara Kerja
Memberikan kuisioner pada wisatawan di pos pemeriksaan pantai
Rajegwesi.
Mengamati raflesia (Rafflesia zolingeriana Kds) sebagai materi
biodiversitas di hutan Rajegwesi.
Mengamati dan mengikuti tindakan pelestarian penyu hijau (Chelonia
mydas) di area pantai Sukamade.
Wawancara pada masyarakat.
8
Alat tulis Camera Data Quisioner
Wisatawan
Bahan:
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Gambaran LokasiKawasan seluas 58.000 ha yang terletak di kabupaten Jember dan
kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur. Merupakan habitat terakhir macan
loreng (Panthera tiggris sondaice)salah satu satwa paling di lindungi dan
terancam punah.
Aksesibilitas : 4 alternatif jalur darat untuk mencapai kawasan ini, diantaranya :
1. Jalur Jember – Ambulu – Curah nongko – Bandealit (pintu gerbang barat),
sepanjang 64 km atau 1,5 – 2 jam. Perjalanan dapat di tempuh dengan
angkutan umum dan di sambung dengan roda 2 (ojek).
2. Jember - Glenmore Sarongan – Sukamade 103 km (3,5 – 4 jam). Perjalanan
dapat di tempuh dengan angkutan umum dan di sambung dengan roda 2
(ojek).
3. Jember – Genteng – Jajag – Pesanggaran – Sarongan – Sukamade 109 km
(3,5 – 4 jam). Perjalanan dapat di tempuh dengan angkutan umum.
4. Banyuwangi - Jajag – Pesanggaran – Sarongan – Sukamade 137 km (5 jam).
Perjalanan dapat di tempuh dengan angkutan umum.
Hasil Analisis QuesionerUntuk mengambil kesimpulan tentang bagaimana pengelolaan ekowisata
di Resort 1 Sarongan TN.Meru Betiri dan juga keefektivitasannya, maka
dibagikanlah questioner kepada para pengunjung di TN. MeruBetiri. Questioner
ini berisi tentang pertanyaan untuk menggali informasi dari para pengunjung
mulai dari daerah asalnya, dari mana mereka tahu tentang TN.Meru Betiri, dsb.
Untuk lengkapnya form questioner telah dilampirkan dalam lembar lampiran.
Kesimpulannya, dari 60 responden yang didata, ada 3 golongan
pengunjung yang dating yaitu turis asing, golongan pelajar, serta golongan
keluarga mapan. Selama 2 minggu pengumpulan data, pengunjung didominasi
dari golongan pelajar. Tujuan utama pergi ke TN. Meru Betiri adalah untuk
mengunjungi Teluk Hijau yang menjadi daya tarik utama.
9
Mereka mendapatka ninformasi melalui orang lain yang pernah
berkunjung sebelumnya, dan sebagianya ada yang mendapat informasi dari media.
Pengunjung paling banyak berasal dari daerah seputar banyuwangi dan ada
beberapa yang dating dari luar kota maupun luar negeri.
10
BAB V
PEMBAHASAN
Taman Nasional Meru Betiri terbagi menjadi 2 (dua) resort yaitu resort
Sarongan dan Bandealith. Untuk kegiatan magang kami di laksanakan di resort I
Sarongan. Resort I Sarongan memiliki tiga tempat andalan yaitu pantai rajegwesi,
Teluk Hijau dan kawasan konservasi penyu di pantai Sukamade.
Berdasarkan survey kami tentang pengunjung dapat diketahui bahwa
pengunjung paling banyak berasal dari dalam kota Banyuwangi, dan sebagian
besar pengunjung dari kalangan pelajar dan mahasiswa, serta beberapa kalangan
dari luar kota banyuwangi dan turis asing. Untuk daerah tujuan yang paling
popular adalah teluk hijau, sedangkan pantai rajegwesi kurang diminati
pengunjung dikarenakan kondisi pantai yang kotor dan pemandangannya yang
kurang menarik. Untuk kawasan konservasi penyu di pantai sukamade sepi dari
pengunjung lokal, namun kebanyakan pengunjung berasal dari turis asing dan
para peneliti dari golongan mahasiswa.
Pengelolaaan di resort I Sarongan melibatkan masyarkat sekitar kawasan,
masyarakat sekitar membentuk sebuah organisasi yang disebut MER (Masyarakat
Ekowisata Rajegwesi). Partisipasi MER dalam pengelolaan ekowisata ialah
menyediakan pelayanan seperti guiding dan tempat pengininapan. Terdapat
permasalah dalam pengelolaannya, dimana tidak meratanya pembagian tempat
penginapan yang telah disediakan dan adanya keluhan dari pedagang disekitar
pantai rajegwesi yang tidak mendapatkan penghasilan dikarenakan sepi
pengunjung dari jarang dilewati pengunjung. Dalam permasalahan ini kami
memberikan alternative tentang perubahan rute wisata, tujuan dilakukannya
perubahan rute ini adalah :
1. Semua warung dapat dilewati pengunjung, serta meningkatkan
pendapatan para pedagang.
2. Meningkatkan pendapatan para nelayan dari jasa antar jemput
wisata.
11
3. Mengurangi kemacetan, dengan membuat tempat parkir di lokasi
pantai rajegwesi.
4. Menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarkatl okal dengan
menyediakan jasa angkutan wisata baik melalui jalur darat maupun
laut.
Berikut alternative skema perubahan rute yang kami buat :
12
Menuju Teluk Hijau – Sukamade
Adapun permasalahan lain dari para pembuat gula merah, dimana
para pembuat gula tersebut ingin produknya menjadi oleh-oleh khas resort I
Sarongan. Kendalanya adalah gula merah terkesan kurang diminati sebagai oleh-
oleh khas, sehingga perlu adanya inovasi produk dari gula merah itu sendiri.
Sehingga diharapkan dari pihak TNMB mengadakan bimbingan atau pelatihan
dalam inovasi pengolahan gula merah, agar memiliki nilai jual yang tinggi dan
layak sebagai oleh-oleh khas.
Selain itu, resort I Sarongan memiliki daya tarik lain, yaitu dari sector
biodiversitas endemicnya berupa tanaman raflesia (Rafflesia zolingeriana Kds)
dan penyu hijau (Chelonia mydas). Rafflesia sendiri kurang begitu menarik
wisatawan dikarekan aksesnya yang susah serta waktu mekarnya susah di
pastikan. Sedangkan, penyu hijau lebih banyak diminati oleh wisatawan asing.
Selama periode januari, jumlah telur yang berhasil di dapat dari sarang
adalah 23306 butir telur, dengan jumlah pelepasan tukik sebanyak 6151 ekor serta
50 tukik lainnya mati di penangkaran. Sedangkan rafflesia sendiri dijumpai 7
kuncup bunga tersebar di wilayah hutan sekitar teluk hijau dan hutan sekitar
pantai sukamade. Di hutan sekitar teluk hijau, ada 3 raflesia yang dijumpai,
semuanya dalam kondisi busuk, Karena sudah selesai mekar. Di hutan pantai
sukamade sendiri dijumpai 4 kuncup yang belum mekar. Diperkirakan 7 bulan
lagi baru akan mekar.
13
Keterangan :1. Kantor Resort Rajegwesi2. Pos Pemeriksaan3. Mesjid4. Lapangan Sepak Bola
: Jalur Pulang (kendaraanpribadi): Jalur Masuk (kendaraanpribadi): JalurAngkutanWisata
12
4
3
Pantai Rajegwesi
Menuju Pantai Rajegwesi Arboretum Taman
Nasional Meru Betiri
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Lokasi wisata yang di TN. Meru Betiri adalah Pantai Rajegwesi, Pantai
Batu, Teluk hijau, Teluk Permisan, Pantai Bandealith, dan kawasan
konservasi penyu di Pantai Sukamade.
Pengelolaan ekowisata di Resort 1 Sarongan TN. Meru Betiri adalah
dengan melibatkan masyarakat yang membentuk organisasi yang disebut
Masyarakat Ekowisata Rajegwesi (MER).
Di tempat penelitian yaitu Resort 1 Sarongan, didapatkan data bahwa
lokasi yang paling sering dikunjungi oleh wisatawan local baik dari
banyuwangi maupun luar kota banyuwangi adalah Teluk Hijau.
Semua wisatawan asing lebih memilih mengunjungi Sukamade untuk
mengetahui dan berpatisipasi dalam konservasi penyu.
MER memberikan pelayanan paket wisata seperti penyediaan jasa guiding,
dan penginapan.
Pengunjung di wilayah Resort 1 Sarongan didominasi oleh masyarakat
dari dalam kota banyuwangi serta sebagian kecil dari luar kota
banyuwangi.
Adanya keluhan dari pedagang seputar Pantai Rajegwesi yang jarang
dikunjungi.
Penyebabnya karena P.Rajegwesi kurang menarik dan kotor serta kalah
bersaing dengan Teluk Hijau.
Adanya keluhan dari pemilik penginapan karena pergiliran yang baik.
Adanya keinginan untuk menjadikan gula merah sebagai oleh-oleh khas.
Daya tarik lain yang ada di Resort 1 Sarongan adalah merupakan tempat
hidup bagi flora-fauna endemic yaitu Bunga Rafflessia dan Penyu Hijau.
Minat wisatawan paling banyak adalah untuk mengunjugi pantai dan
konservasi penyu.
14
Untuk Rafflessia sendiri kurang begitu diminati karena susah dijangkau
dan tidak pasti kapan akan mekar, dan rafflesia yang dijumpai 7 kuncup
bunga tersebar di wilayah hutan sekitar teluk hijau dan hutan sekitar pantai
sukamade.
Jumlah telur yang berhasil di dapat dari sarang adalah 23306 butir telur,
dengan jumlah pelepasan tukik sebanyak 6151 ekor serta 50 tukik lainnya
mati di penangkaran.
6.2 Saran
Penambahan fasilitas dan pengembangan kawasan pantai rajegwesi.
Perubahan jalur wisata.
Pergiliran tempat penginapan.
Bimbingan terhadap inovasi olahan gula merah sebagai oleh-oleh khas.
15
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Informasi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Online,
http://www.dephut.go.id. Diakses tanggal 4 Januari 2014.
______. 2013.Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Online,
http://id.wikipedia.org. Diakses tanggal 10 Januari 2014.
Azhari, A. 2010. Taman Nasional. Online, http://www.rareplanet.org. Diakses
tanggal 4 Januari 2014.
Bella, Y. 2010. Pengertian Konservasi, Cagar Alam, Taman Nasional. Online,
http://yudhabellavirdhi.blogspot.com. Diakses tanggal 4 Januari 2014.
Sugiarto, DP. 2012. Pengertian Taman Nasional Kriteria Zonasi dan
Pemanfaatan. Online, http://tnrawku.wordpress.com. Diakses tanggal 9
Januari 2014.
16
LAMPIRAN
Kuisioner Wisatawan
Yth. Responden
Kuisioner ini dibuat guna melengkapi data Pengamatan Magang Ekowisata di
Taman Nasional Meru Betiri Kabupaten Banyuwangi Povinsi Jawa Timur. Mohon
berkenan mengisi kuisioner. Terima kasih anda telah bersedia sebagai responden.
a. Nama :
b. Umur :
c. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
d. Status Pernikahan : Menikah Belum Menikah
e. Asal Daerah :
f. Pekerjaan : PNS/Swasta
g. Jabatan :
h. Pendidikan Terakhir : Tidak sekolah/SD/SMP/SMA/D3/S1/......
*) Coret yang perlu.
1. Apakah anda sudah pernah berkunjung ke Taman Nasional Meru Betiri ?
Sudah Belum
2. Sudah berapa kali anda berkunjung ke Taman Nasional Meru Betiri ?
Sekali Lebih dari satu kali
3. Bagaimana anda berkunjung ke Taman Nasional Meru Betiri ?
Sendiri Berombongan
4. Tujuan utama Bapak/Ibu berkunjung ketempat wisata ini hendak menuju
kemana ?
Rajagwesi SukamadeBandealit dll)............
5. Obyek wisata mana yang anda kunjungi di Taman Nasional Meru Betiri ?
(Boleh lebih dari 1)
Pantai
Mangrove
Konservasi Penyu
Hutan
17
Wisata budaya di TNMB
6. Aktivitas yang anda sukai ketika berkunjung ke Taman Nasional Meru Betiri
adalah ..... (Boleh lebih dari 1)
Menikmati pemandangan
Pendidikan/penelitian
Pelestarian penyu
7. Dari mana anda mengetahui obyek wisata yang ada dalam kawasan Taman
Nasional Meru Betiri ?
Internet
Teman
Brosur/Leaflet
Travel/Biro perjalanan
Semua tersebut diatas
8. Bagaimana kesan anda pada Taman Nasional Meru Betiri ?
Sangat menarik
Menarik
Tidak menarik
9. Bagaimana kesan anda terhadap keanekaragaman flora dan fauna yang ada
Sangat menarik
Menarik
Tidak menarik
10. Bagaimana kesan anda terhadap keanekaragaman budaya yang ada apakah
berpotensi untuk dikembangkan sebagai obyek wisata ?
Sangat berpotensi
Berpotensi
Tidak berpotensi
11. Apakah anda setuju apabila pengembangan ekowisata yang ada
dikembangkan berbasis masyarakat ?
Setuju Tidak setuju
18
12. Bagaimana kesan anda terhadap sarana transportasi ke Taman Nasional Meru
Betiri ?
Sangat Memadai
Memadai
Kurang memadai
Tidak memadai
13. Berapa pedapatan anda per bulan ?
< Rp. 1.000.000
Rp. 1.000.000 sd 2.000.000
Rp. 2.000.000 sd 3.000.000
> Rp. 3.000.000
14. Berapa biaya yang dikeluarkan saat anda berkunjung ke Taman Nasional
Meru Betiri?
Transportasi asal-Taman Nasional Meru Betiri :
Akomodasi :
Transport lokal :
Makan-minum :
Hiburan :
Cinderamata :
Pemandu :
Lain-lain :
15. Menurut pendapat anda bagaimana pengembangan ekowisata di Taman
Nasional Meru Betiri ?
16. Apa harapan anda terhadap pengembangan ekowisata di Taman Nasional
Meru Betiri?
19
HASIL WAWANCARA WARGA
NELAYAN RAJEGWESI
Bapak Sukri
Pendapat tentang pengembangan ekowisata pada kawasan Taman Nasional Meru
Betiri, bahwa beliau setuju dengan adanya pengembangan dengan alasan
masyarakat di ikut sertakan dalam pengembangan tersebut. Dampak dari
pengembangan tersebut yaitu pengembangan ekowisata harus lebih di optimalkan
karena akan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Pendapatan per hari
para nelayan tidak menentukan, tergantung pada keadaan cuaca. Apabila cuaca
mendukung dapat mencapai Rp. 100.000 – Rp. 200.000 per hari. Dengan
pendapatan sekian dapat mencukupi kebutuhan sehari – hari. Harapaan beliau
adanya timbal balik dari pengembangan ekowisata tersebut, serta aksesibilitas
segera di perbaiki.
Bapak Sukardi
Pendapat tentang pengembangan ekowisata pada kawasan Taman Nasional Meru
Betiri, bahwa beliau tidak setuju, dikarenakan kebanyakan nelayan merasa
terganggu terkecuali Sukamade dan Teluk Hijau. Pendapatan per bulan para
nelayan tidak menentukan, tergantung pada keadaan cuaca. Harapan beliau, agar
pantai Rajegwesi tidak dijadikan tempat wisata karena dapat mengganggu
kegiatan para nelayan.
Bapak Poniman
Pendapat tentang pengembangan ekowisata pada kawasan Taman Nasional Meru
Betiri, bahwa beliau setuju dengan adanya pengembangan dengan alasan dapat
menambah penghasilan dengan kemungkinan banyaknya pengunjung dapat
menyewa perahu para nelayan untuk menuju ke teluk hijau dengan demikian
dapat meningkatkan pendapatannya. Pendapatan per bulan para nelayan tidak
menentukan, tergantung pada keadaan cuaca. Apabila cuaca mendukung dapat
mencapai Rp. 100.000 – Rp. 200.000 per hari. Harapannya, supaya pantai
20
Rajegwesi dijadikan sebagai tempat wisata yang lebih baik. Serta, untuk para
nelayan agar dibuatkan tempat bersandar perahu-perahu atau pelabuhan.
Bapak Khoirin
Pendapat tentang pengembangan ekowisata pada kawasan Taman Nasional Meru
Betiri, bahwa beliau setuju dengan adanya pengembangan dengan alasan jika itu
dapat menambah penghasilan para nelayan. Dampak dari pengembangan tersebut
yaitu pengembangan ekowisata masih belum terasa bagi para nelayan untuk saat
ini. Pendapatan per bulan para nelayan tidak menentukan, tergantung pada
keadaan cuaca. Apabila cuaca mendukung dapat mencapai Rp. 100.000 – Rp.
200.000 per hari. Harapan beliau agar pantai rajegwesi menjadi tempat wisata
yang lebih baik lagi dan tidak merusak alam. Serta, adanya kerjasama antara PA
dengan para nelayan.
Bapak Koiman
Setuju, karena akan berdampak kepada peningkatan ekonomi nelayan. Apabila
tidak sedang musim ikan, nelayan dapat menyewakan perahunya kepada
pengunjung untuk berkunjung ke teluk hijau atau sekedar berkeliling di sekitar
pantai untuk menikmati suasana laut. Dengan demikian akan dapat meningkatkan
pendapatan mereka, selain hanya berprofesi sebagai nelayan. Harapan beliau agar
dijadikan tempat wisata yang lebih baik.
PEMBUAT GULA MERAH (GULA KELAPA)
Bapak Pujo
Pendapat tentang pengembangan ekowisata pada kawasan Taman Nasional Meru
Betiri, bahwa beliau tidak setuju dikarenakan tidak berpengaruh apapun dari
pengembangan tersebut. Dampak dari pengembangan tersebut dapat
meningkatkan penghasilan. Pendapatan beliau dari hasil pembuatan gula tersebut
dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari yaitu sekitar 2,5 juta per bulan. Harapan
beliau agar tidak merusak lingkungan sekitar kawasan.
21
Bapak Misri
Pendapat tentang pengembangan ekowisata pada kawasan Taman Nasional Meru
Betiri, bahwa beliau setuju. Hal ini akan meningkat pendapatan dengan menjual
gula merah kepada pengunjung sebagai sovenir atau oleh-oleh. Dampak dari
pengembangan ekowisata tersebut sangat berpengaruh dikarenakan dapat
meningkatkan pendapatan pembuat gula merah. Pendapatan beliau dari hasil
pembuatan gula tersebut dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari yaitu sekitar 2 - 3
juta per bulan. Harapan beliau supaya segera dikembangkan ekowisata sehingga
hasil dari penjualan tersebut tidak hanya di jual kepada pengepul gula merah,
namun dapat pula di jual kepada pengunjung sebagai oleh-oleh.
Ibu Yeti
Dampak dari pengembangan ekowisata tersebut terhadap penjualan gula merah
untuk saat ini masih belum terasa. Harapan beliau agar dapat di jadikan sebagai
sovenir atau oleh-oleh bagi pengunjung yang datang.
Ibu Siti Asmina
Dampak dari perkembangan ekowisata tersebut terhadap penjualan gula merah
Hasil pengelohan nira kelapa menjadi gula merah di jual kepada pengepul, dengan
pendapatan Rp. 100.000 per hari dari penjualan per kilo gram yaitu Rp 5.700.
Harapan beliau agar gula merah dijadikan sebagai oleh-oleh khas dari kawasan
Taman Nasional Meru Betiri, khususnya dari masyarakat pantai Rajegwesi.
Bapak Dalijo
Pendapat tentang pengembangan ekowisata pada kawasan Taman Nasional Meru
Betiri, bahwa beliau setuju. Hal ini dikarenakan dapat di tambahkan sebagai minat
pada pengunjung. Dampak dari pengembangan tersebut berpengaruh pada
penjualan gula merah dikarenakan penghasil dapat menjual langsung di tempat
pada saat pengunjung datang. Hal tersebut justru akan mempermudah penghasil
untuk memasarkan olahannya selain memasarkannya kepada tengkulak atau
pengepul. Dari hasil penjualan gula merah dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari
serta, dari hasil penjualan gula merah tersebut dapat di simpan sebagai tabungan
22
untuk di masa yang akan datang. Pendapatan bersih per bulan dari hasil gula
merah tersebut mencapai Rp. 175 jt.
WARUNG
Bapak Giran
Pendapat tentang pengembangan ekowisata pada kawasan Taman Nasional Meru
Betiri, bahwa beliau setuju. Dampak dari dengan adanya pengembangan
ekowisata akan menambah penghasilan beliau dengan pendapatan perbulan
sebesar Rp 3 jt. Harapan beliau semoga dapat mensejahterakan masyarakat.
Ibu Sutina
Dengan adanya pengembangan ekowisata, beliau setuju karena dapat
mengembangkan kawasan atau meningkatkan pendapatan pedagang. Harapan
beliau, supaya mendapatkan timbal balik atas adanya pengembangan ekowisata
tersebut.
Ibu kus
Beliau juga setuju dengan adanya perkmbangan ekowisata, karena beliau
berpendapat bahwa jika ekowisata berkembang maka semakin banyak pengunjung
yang datang maka akan semakin benyak pembeli serta dapat menambah
penghasilan. Pendapatan perbulan tergantung masih tergantung para nelayan jika
hasil nelayan meningkat maka penghasilan akan semakin banyak, namun dengan
demikian masih bisa mencukupi kebutuhan sehari harinya. Beliau berhap agar
pantai rajek wesi diperindah sehingga pengunjung bisa meningkat.
Ibu Jem
Beliau sangat setuju tentang dijadikannya ekowisata pada kawasan Taman
Nasional Meru Betiri, karna bisa mengembangkan daerah rajak wesi. Beliau
berpendapat jika ekowisata di daerah Taman Nasional Meru Betiri lebih di
kembangkan maka akan berdampak baik terhadap usaha beliau. Pendapat
perbulan beliau tidak tentu namun masih bisa mencukupi kebutuhan sehari hari
beliau. Harapan beliau terhadap perkembangan ekowisata di daerah Taman
Nasional Meru Betiri adanya timbal balik sama usaha beliau.
23
Ibu Wiji
Pendapat beliau sangat setuju jika Ekowisata pada kawasan Taman Nasional Meru
Betiri, karna daerah Rajek wesi bisa rame hingga bisa menambah pembeli.
Pendapatan dari usaha beliau bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari beliau meski
pendapatannya tidak tentu. Harapan beliau agar akses secepatnya di perbaiki.
Ibu Siti Romlah
Tentang Ekowisata beliau sangat setuju apabila lebih dikembangkan asalkan
berdampak baik terhadap masyarakat. Pendapatan perbulan beliau tidak tentu
namun masih bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari serta beliau bisa menabung
dari penghasilan usaha warung beliau. Harapan beliau agar akses diperbaiki dan
MER bisa meratakan pembagian home stay.
Ibu Sri Utami
Beliau juga setuju karna menurut pendapat beliau akan banyak pengunjung yang
bisa membantu usaha warung beliau. Penghasilan beliau perbulan juga tidak tentu
karna menurut beliau masih tergantung sama pengahasilan para nelayan. Harapan
beliau yaitu bangun usaha toko yang lebih besar
Ibu Titik Sumiati
Pendapat beliau juga setuju yang terpenting tidak merugikan masyarakat.
Penghasilan beliau bisa mencukupi kebutuhan keluarga beliau meski penghasilan
perbulannya tidak tentu. Harapan beliau agar pengelolaan Ekowisata ditaman
nasional meru betiri lebih baik lagi dari yang sebelumnya dan fasilitas di pantai
rajek wesi serta teluk hijau maupun di sukamade supaya dilengkapi.
Ibu Sriami
Tentang Ekowisata beliau sangat setuju apabila lebih dikembangkan asalkan
berdampak baik terhadap masyarakat, Pendapatan perbulan beliau 200-500 ribu.
Harapan beliau Pantai Rajekwesi lebih dikembangkan dengan diberikan fasilitas
yang lengkap serta untuk membuat pengunjung lebih meningkat.
Ibu Rohima
24
Dengan adanya pengembangan ekowisata, beliau setuju karena dapat
mengembangkan kawasan atau meningkatkan pendapatan pedagang. Harapan
beliau, supaya mendapatkan timbal balik atas adanya pengembangan ekowisata
tersebut.
Ibu Berm
Pendapat beliau juga setuju yang terpenting tidak merugikan masyarakat dan
adanya timbal balik terhadap masyarakat biasa. Penghasilan beliau bisa
mencukupi kebutuhan keluarga beliau meski penghasilan perbulannya tidak tentu.
Harapan beliau agar pengelolaan Ekowisata ditaman nasional meru betiri lebih
baik lagi dari yang sebelumnya dan pantai rajek wesi lebih dikembangkan serta di
perindah.
Ibu Amina
Beliau juga setuju karna menurut pendapat beliau akan banyak pengunjung yang
bisa membantu usaha warung beliau. Penghasilan beliau perbulan juga tidak tentu
karna menurut beliau masih tergantung sama pengahasilan para nelayan. Harapan
beliau agar masyarakat biasa juga bisa merasakan atas perkembangan ekowisata
seperti diikut sertakan dalam pekerjaan sehingga bisa mengurangi pengangguran
di daerah Rajek Wesi.
Ibu Halima
Beliau juga sangat setuju karna menurut pendapat Bu Halima akan banyak
pengunjung yang bisa membantu usaha warung beliau. Penghasilan Bu Halima
perbulan juga tidak tentu karna menurut beliau masih tergantung sama
pengahasilan para nelayan. Harapan Bu Halima yaitu agar akses jalan secepatnya
diperbaiki.
HOME STAY
Bapak Sucipto
25
Pendapat tentang pengembangan ekowisata pada kawasan Taman Nasional Meru
Betiri, bahwa beliau setuju karna bisa membantu dalam kesenjangan hidup.
Penghasilan beliau dari usaha home stay tidak tentu tergantung adanya penyewaan
kamar Home Stay beliau. Harapan beliau agar rajek wesi bisa lebih maju. Fasilitas
yang beliau sediakan berupa 1 kamar untuk dua orang, kamar mandi, tempat
sholat serta menyediakan makan 3x sehari.
Ibu Siti Asmina
Terdapat home stay yang disediakan oleh kelompok masyarakat sebagai tempat
persinggahan sementara atau menginap untuk beberapa hari. Pendapat beliau juga
setuju yang terpenting tidak merugikan masyarakat dan adanya timbal balik
terhadap masyarakat biasa. Harapan beliau, supaya mendapatkan timbal balik atas
adanya pengembangan ekowisata tersebut. Fasilitas yang disediakan oleh pemilik
adalah berupa kamar tidur, ruang makan, mushola. Dengan biaya penginan per
malam Rp. 50.000 per kamar.
Ibu Katiyem
Tentang Ekowisata beliau sangat setuju apabila lebih dikembangkan asalkan
berdampak baik terhadap masyarakat. Harapan beliau MER bisa meratakan
pembagian home stay. Fasilitas yang beliau sediakan berupa 1 kamar untuk dua
orang, kamar mandi, tempat sholat serta menyediakan makan 3x sehari.
Bapak Wagiran
Fasilitas yang tersedia seperti 1 buah kamar tidur, sudah termasuk dengan sarapan,
kamar mandi dan mushola. Harapan beliau agar ketua MER dapat membagi
pengunjung yang datang kepada setiap anggotanya yang memiliki home stay dan
PA supaya menanggapi atas usulan serta harapan dari masyarakat.
Bapak Sugiarso
Fasilitas yang tersedia seperti 1 buah kamar tidur, sudah termasuk dengan sarapan,
kamar mandi dan mushola. Harapan juga sama dengan Bapak Giran dan Ibu Kus
yaitu agar ketua MER dapat membagi pengunjung yang datang kepada setiap
anggotanya yang memiliki home stay.
26
Bapak Hardinata
Pendapat tentang pengembangan ekowisata pada kawasan Taman Nasional Meru
Betiri, bahwa beliau setuju. Hal ini dikarenakan dapat di tambahkan sebagai minat
pada pengunjung. Dampak dari pengembangan tersebut berpengaruh pada
penyewaan home stay sebagai usaha beliau. Harapan beliau agar pembagian
penyewaan home stay supaya merata. Fasilitas yang tersedia seperti 1 buah kamar
tidur, sudah termasuk dengan sarapan, kamar mandi dan mushola.
Bapak Qhoiri
Pendapat beliau juga setuju yang terpenting tidak merugikan masyarakat dan
adanya timbal balik terhadap masyarakat biasa. Fasilitas yang beliau sediakan
berupa 1 kamar untuk dua orang, kamar mandi, tempat sholat serta menyediakan
makan 3x sehari. Harapan beliau agar akses diperbaiki dan MER bisa meratakan
pembagian home stay.
Bapak Parman
Pendapat tentang pengembangan ekowisata pada kawasan Taman Nasional Meru
Betiri, bahwa beliau setuju dengan adanya pengembangan dengan alasan
masyarakat di ikut sertakan dalam pengembangan tersebut. Fasilitas yang
disediakan oleh pemilik adalah berupa kamar tidur, ruang makan, mushola.
Dengan biaya penginan per malam Rp. 50.000 per kamar. Harapan beliau
terhadap perkembangan ekowisata di daerah Taman Nasional Meru Betiri adanya
timbal balik sama usaha beliau.
27
DATA PELEPASAN DAN PENGAMBILAN TELUR PENYU HIJAU
NO TANGGAL JENIS DILEPAS MATI
1 2-Jan-14 CM 100 42 3-Jan-14 CM 210 243 4-Jan-14 CM 130 24 6-Jan-14 CM 390 25 7-Jan-14 CM 300 6 8-Jan-14 CM 350 17 9-Jan-14 CM 220 8 9-Jan-14 CM 400 39 10-Jan-14 CM 50 1
10 11-Jan-14 CM 150 11 12-Jan-14 CM 150 12 12-Jan-14 CM 613 13-Jan-14 CM 130 14 14-Jan-14 CM 500 15 15-Jan-14 CM 750 16 16-Jan-14 CM 250 17 18-Jan-14 CM 250 18 19-Jan-14 CM 400 219 21-Jan-14 CM 3 20 22-Jan-14 CM 300 221 25-Jan-14 CM 50 22 26-Jan-14 CM 200 23 27-Jan-14 CM 100 24 29-Jan-14 CM 30 25 30-Jan-14 CM 400 26 31-Jan-14 CM 338 3
TOTAL 6151 50
keterangan : mati : 50dilepas : 6151rata-rata pelepasantukik : 198
28