LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE … filedan rencana serta program pembangunan yang akan...

Post on 15-May-2019

225 views 0 download

Transcript of LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE … filedan rencana serta program pembangunan yang akan...

LAPORAN

KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI

KE PROVINSI JAWA TIMUR

Reses Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2017 - 2018

1 - 5 Mei 2018

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA

2018

1

LAPORAN

KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE PROVINSI JAWA TIMUR

Reses Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2017 - 2018 1 - 5 Mei 2018

I. PENDAHULUAN

A. Dasar Kunjungan Kerja

Pasal 98 ayat (4) huruf f Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang

MPR, DPR, DPD, dan DPRD sebagaimana telah mengalami perubahan

pertama dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 dan perubahan

kedua dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2018.

Surat Tugas Nomor: ST/19/Kom.VI/DPR RI/IV/2018 tentang Penugasan

Anggota Komisi VI DPR RI untuk melakukan Kunjungan Kerja Pada

Reses Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2017 - 2018 ke Provinsi

Jawa Timur.

B. Objek Kunjungan Kerja

Objek yang dikunjungi dan dibahas meliputi:

1. Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur

2. BUMN Bidang Usaha Konstruksi, Sarana dan Prasarana Perhubungan :

PT. Pelindo III (Persero), PT. PAL (Persero), PT. Dok Perkapalan

Surabaya (Persero).

3. BUMN Bidang Usaha Energi, Logistik, Pertambangan dan Industri

Stragegis : PT. Semen Indonesia (Persero), PT. Pupuk Indonesia

(Persero), PT. Barata (Persero).

4. BUMN Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi : PTPN X, PTPN XI,

PTPN XII

5. BUMN Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan : PT.

BNI (Persero) Tbk, PT. BRI (Persero) Tbk, PT. Mandiri (Persero) Tbk,

PT. BTN (Persero).

2

C. Maksud dan Tujuan Kunjungan Kerja

Komisi VI DPR-RI yang membidangi Perindustrian, Perdagangan, Investasi,

Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), BUMN, serta Persaingan

Usaha bermaksud melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Jawa Timur guna

memperoleh masukan tentang berbagai permasalahan yang dihadapi oleh

Pemerintah Provinsi Jawa Timur khususnya yang terkait dengan bidang

kerja Komisi VI DPR RI guna ditindaklanjuti sesuai ketentuan yang berlaku.

Secara umum tujuan kunjungan kerja ini adalah untuk memperoleh

gambaran tentang realisasi pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan

dan rencana serta program pembangunan yang akan dilakukan, terutama

yang berkaitan dengan bidang tugas serta lingkup Komisi VI DPR-RI, yaitu

Perdagangan, Perindustrian, Investasi, Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah (UKM), BUMN, serta Persaingan Usaha.

Sasaran Kunjungan Kerja dititikberatkan pada aspek:

1. Pengawasan Pelaksanaan Peraturan Perundang-undangan, khususnya

yang berkaitan dengan bidang tugas mitra kerja Komisi VI DPR RI.

2. Pengawasan terhadap kinerja lembaga-lembaga/badan yang berada di

dalam lingkup mitra kerja Komisi VI DPR RI.

3. Pengawasan, Monitoring dan Evaluasi kinerja, pokok-pokok kebijakan,

tantangan dan permasalahan yang dihadapi di Provinsi Jawa Timur

khususnya tentang :

a. Pelaksanaan, pengelolaan dan pengawasan anggaran pembangunan

yang dialokasikan untuk Provinsi dan Kabupaten di Jawa Timur;

b. Potensi daerah dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah

(PAD) dan beserta masalah yang dihadapi khususnya dalam bidang

industri, perdagangan, UKM & Koperasi, Investasi, dan persaingan

usaha, yang berkaitan dengan pembinaan, pengembangan, dan

alokasi anggaran yang diberikan;

c. Kontribusi BUMN dalam pembangunan di Provinsi Jawa Timur.

4. Pengawasan, Monitoring dan Evaluasi kinerja, pokok-pokok kebijakan,

tantangan dan permasalahan yang dihadapi oleh BUMN yang beroperasi

di wilayah Provinsi Jawa Timur khususnya tentang kinerja operasional

dan keuangan, aset perusahaan, jumlah anak perusahaan serta kondisi

aktual yang tengah dihadapi perusahaan.

D. Anggota Tim Kunjungan Kerja Komisi VI DPR RI

(Terlampir)

3

II. HASIL KUNJUNGAN KERJA

A. Permasalahan Spesifik Di Provinsi Jawa Timur

Berdasarkan data statistik daerah provinsi Jawa Timur tahun 2017:

1. Produk domestik regional bruto (PDRB) Jawa Timur selama tujuh tahun

terakhir mengalami kenaikan. Pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp.

990,65 trilyun, dan hampir mencapai dua kalinya pada tahun 2016 atau

mencapai Rp. 1.855,04 trilyun. Peningkatan nilai PDRB Jawa Timur

selama kurun waktu itu menunjukkan bahwa perekonomian Jawa Timur

bergerak cukup dinamis. Tiga sektor utama yang menopang perekonomi

Jawa Timur yaitu industri pengolahan (29 persen), perdagangan besar

dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor (18 persen), dan

pertanian, kehutanan, dan perikanan (13 persen). Struktur ekonomi

Jawa Timur saat ini sangat berbeda dengan kondisi 40 tahun yang lalu,

pertanian sangat mendominasi dengan kontribusi sebesar 43 persen

dan industri hanya sekitar 12 persen. Pertumbuhan pertanian yang

lambat dan pertumbuhan industri yang cukup cepat menyebabkan

pergeseran struktur ekonomi

2. Jawa Timur merupakan produsen padi nasional. Selama periode 2014 –

2016 hasil produksi tanaman padi mengalami perkembangan sebesar

9,98 persen. Pada tahun 2016 produksi padi mencapai 13,63 juta ton

sedangkan tahun 2014 sebesar 12,4 juta ton. Produksi padi tetap

mengalami peningkatan meskipun prodoktivitasnya menurun. Tercatat

pada tahun 2016 hanya sebesar 59,84 kw/ha sedangkan di tahun 2015

mencapai 61,13 kw/ ha. Luas panen padi pada tahun 2016 sebesar 2,28

juta ha. Sedangkan kontribusi padi pada tahun 2016 terhadap total

tanaman pangan di Jawa Timur adalah 57,83 persen.

3. Sektor industri merupakan sektor pendukung utama perekonomian Jawa

Timur dengan kontribusi sebesar 29 persen. Sektor ini tumbuh cukup

cepat, sehingga struktur ekonomi 40 tahun yang lalu masih didominasi

pertanian, sekarang ini sudah berbalik didominasi oleh sektor industri.

Kontribusi pertanian 40 tahun yang lalu sekitar 43 persen dan sekarang

menjadi tinggal 13 persen. Sebaliknya industri pada kondisi 40 tahun

yang lalu hanya 12 persen, saat ini menjadi 29 persen, terbesar

dibanding sektor-sektor lainnya. Pada tahun 2016 industri pengolahan

mencapai Rp. 536,47 trilyun tertinggi selama lima tahun terakhir. Namun

demikian dalam dua tahun terakhir pertumbuhannya mengalmi

perlambatan. Pada tahun 2014 pertumbuhan sektor industri pengolahan

sempat menyentuh angka 7,67 persen, pada dua tahun terakhir

4

melambat masing-masing 5,63 persen (2015) dan 4,51 persen (2016).

Melambatnya pertumbuhan tersebut lebih dikarenakan dampak

eksternal ekonomi global yang kurang mendukung. Beberapa industri

manufaktur besar dan sedang pada triwulan II tahun 2017 mengalami

pertumbuhan dan kontraksi produksi lebih dari 10 persen. Industri logam

dasar tercatat mengalami pertumbuhan produksi tertinggi (19,59

persen), Sedangkan industri minuman mengalami kontraksi tertinggi (-

22,02 persen),

4. Kebutuhan listrik di Jawa Timur dengan potensi Industri yang tinggi,

dapat dipenuhi dengan baik . Konsumsi listrik terbanyak terserap untuk

keperluan industri sebesar 13,8 juta MWh atau 42 persen. Terbanyak

kedua terserap untuk keperluan rumah tangga sebesar 13 juta MWh

atau 39 persen, dan terbanyak ketiga terserap untuk keperluan usaha

dan hotel sebanyak 4,1 juta MWh atau 13 persen. Untuk keperluan

sosial terserap konsumsi listrik sebesar 1 juta MWh atau sebesar 3

persen. Penggunaan lainnya terserap untuk keperluan penerangan

jalan, dan gedung/kantor masing-masing sebesar 355,4 ribu MWh (1

persen) dan 585,5 ribu (2 persen).

Jumlah pelanggan terbanyak tercatat di kantor cabang Kediri sebesar

1,09 juta pelanggan, kantor cabang Mojokerto sebesar 1,09 juta

pelanggan dan kantor Malang sebesar 1,05 juta pelanggan. Pelanggan

kantor cabang Surabaya (Selatan, Utara dan Barat) tercatat sebesar

1,14 juta pelanggan. Kontribusi keenam kantor cabang tersebut sebesar

41,4 persen. Pelanggan terkecil tercatat di kantor cabang Surabaya

Barat dan Gresik masing-masing 244,78 pelanggan dan 333,93

pelanggan. Dilihat dari daya terpasang menurut kantor cabang, tercatat

terbesar di kantor cabang Surabaya Selatan atau 2,13 juta KVA, diikuti

kantor cabang Mojokerto sebesar 1,73 juta KVA. Dari kedua kantor

cabang itu memberikan peran sebesar 22,15 persen. Daya terpasang

terendah tercatat di kantor cabang Situbondo sebesar 315,8 ribu KVA

diikuti kantor cabang Ponorogo sebesar 464,8 ribu KVA. Dilihat

berdasarkan konsumsi listrik, kantor cabang Surabaya Selatan tercatat

tertinggi sebesar 3,95 juta MWh, diikuti Mojokerto (3,7 juta MWh),

Pasuruan (3,41 juta MWh) dan Sidoarjo (3,06 juta MWh). Konsumsi

listrik terkecil tercatat di kantor cabang Ponorogo dan Situbondo masing-

masing 498,8 ribu MWh dan 638,2 ribu MWh. Ketersediaan listrik

menjadi hal yang sangat krusial, mengingat listrik merupakan pendorong

perekonomian wilayah.

5

5. Besaran angka PDRB Konstruksi yang dihasilkan selama lima tahun

terakhir meningkat dari Rp. 114,63 trilyun (2012) menjadi Rp. 179,82

trilyun (2016). Dari sisi pertumbuhannya, sektor Konstruksi sempat

melambat pada tahun 2013 - 2015 , tetapi kemudian meningkat lagi

pertumbuhannya dan tercatat sebesar 5,07 persen pada tahun 2016.

Perusahan konstruksi di Jawa Timur pada tahun 2015 sebanyak 16.476

perusahaan. Perusahaan konstruksi berkualikasi kecil (nilai kontrak

pekerjaan sampai dengan Rp. 2,5 milyar) sebanyak 15.095 perusahaan

atau 91,6 persen Perusahaan konstruksi yang tergolong perusahaan

menengah atau mampu menyelesaikan nilai pekerjaan konstruksi dari

Rp. 10 - 50 milyar sebanyak 1.325 perusahan atau 8 persen. Sedangkan

yang berskala besar atau mampu menyelesaikan pekerjaan dengan nilai

di atas Ro. 250 milyar hanya 56 perusahaan atau 0,3 persen. Jumlah

perusahaan konstruksi di Jawa Timur adalah terbanyak dibanding

provinsi-provinsi lainnya. Dalam perkembangannya, harga barang-

barang untuk konstruksi dari tiga tahun terakhir naik, ditunjukkan dari

indeks kemahalan konstruksi (IKK). Pada tahun 2014 sebesar 87,62

naik pada dua tahun berikutnya masing-masing 100 (2015) dan 101,78

(2016). Pada tahun 2016, IKK mengalami kenaikan 1,78 persen .

6. Demi mendukung lancarnya trasportasi jalan raya Pemerintah Jawa

Timur menyediakan infrastruktur jalan provinsi sepanjang 1.420,5 km.

Dari total panjang jalan yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi,

sekita 49,23 persen dengan kondisi baik dan 39,67 persen dengan

kondisi sedang. Sementara kondisi jalan rusak ringan sebesar 9,95

persen dan hanya 1,15 persen dalam kondisi rusak berat. Seiring

dengan semakin meningkatnya volume kendaraan (pribadi dan umum),

maka diperlukan usaha untuk memperbaiki infrastruktur pendukung

transportasi ini. Jawa Timur mempunyai sebanyak 2.520 goronggorong

dengan panjang 24.923 meter. Gorong-gorong dengan berkondisi baik

sebanyak 77,7 persen, dalam kondisi rusak sedang sebanyak 21 persen

dan hanya sekitar 1,3 persen yang mengalami rusak berat. Jembatan

yang dalam kondisi baik adalah sebanyak 929 unit (92,2 persen) atau

sepanjang 10.019 meter. Jembatan dalam kondisi rusak ringan

sebanyak 66 unit (7,8 persen) atau sepanjang 851 meter.

Pada tahun 2016 kendaraan di Jawa Timur yang paling banyak

melakukan pelanggaran kelebihan muatan adalah kendaraan dengan

golongan I yaitu sekitar 61,75 persen, diikuti kendaraan golongan III, IV

dan II, masing-masing sebesar 19,48 persen, 11,07 persen dan 7,69

persen. Dari 18 jembatan timbang tercatat 1.121.203 unit kendaraan

6

yang melakukan pelanggaran kelebihan muatan, yang dikategorikan

sebagai pelanggaran ringan, sedang dan berat menurut golongan

kendaraan I, II, III, dan IV. Pelanggaran terbanyak adalah kendaraan

yang melalui Jembatan Timbang Sedarum, yaitu sebanyak 212.107 unit

dan yang paling sedikit adalah kendaraan yang melalui Jembatan

Timbang Klakah dengan jumlah kendaraan 9.405 unit.

Pada tahun 2016 jumlah penumpang kereta api melalui stasiun

keberangkatan yang berada di wilayah operasi DAOP VIII Surabaya

sebanyak 8.532.295 orang. Jumlah penumpang terbanyak adalah

penumpang yang berangkat dari stasiun yang ada di Kota Surabaya

sebanyak 4.350.254 orang. Angkutan kereta api masih menjadi

angkutan favorit bagi masyarakat Jawa Timur, terutama angkutan kereta

api lokal/ jarak dekat. Karena semakin tertib dengan pelayanan yang

baik, diantaranya ticketing dengan sistim booking seperti yang

diberlakukan pada moda pesawat terbang, tidak diperkenankan lagi

pedagang asongan mendekat Kereta Api, dll

Jumlah sepeda motor di Jawa Timur terus mengalami peningkatan

selama periode 2014-2015. Pada periode tersebut jumlah pengguna

kendaraan sepeda motor mengalami kenaikan relatif tinggi mencapai

17,63 persen. Pada tahun 2013 jumlah sepeda motor di Jawa Timur

sebanyak 84.732.652 unit meningkat mencapai 99.675.001 unit pada

tahun 2016. Sepeda motor sebagai sarana transportasi massal yang

aman dan murah sehingga sepeda motor menjadi kendaraan alternatif

yang banyak digunakan oleh penduduk Jawa Timur, baik yang tinggal di

perkotaan maupun yang tinggal di pelosok desa.

7. Proyek yang mendukung Prioritas Nasional dibidang Infrastruktur,

Konektivitas, dan Kemaritiman di Provinsi Jawa Timur adalah

Pembangunan Jalur Ganda Lintas Solo-Surabaya antara Madiun-

Jombang (SBSN) dan Kedungbanteng-Madiun (SBSN); Pembangunan

Jalan Tol yang meliputi Jalan Tol Pandaan-Malang, Ngawi-Kertosono,

Kertosono-Mojokerto, Mojokerto-Surabaya, Gempol-Pasuruan;

Pembangunan Jalan Non Tol Fly Over dari dan menuju Teluk Lamong;

dan Peningkatan Kapasitas atau Rekonstruksi Jalan Kertosono-

Mantingan dan Kertosono-Kediri. Disamping itu, proyek-proyek yang

mendukung Prioritas Nasional dibidang Ketahanan Pangan, antara lain

adalah pembangunan Bendungan Tugu, Semantok (Kabupaten

Nganjuk), Gongseng, Tukul dan Bagong. Sementara proyek

pembangunan kilang minyak Tuban untuk mendukung Prioritas Nasional

dibidang Ketahanan Energi.

7

8. Perkembangan ekspor dan impor Jawa Timur terhadap luar negeri di

tahun 2016 menggembirakan. Pada periode 2011-2015 kondisi impor

selalu lebih tinggi dibanding ekspornya, tetapi pada tahun 2016 ekspor

Jawa Timur lebih tinggi dibanding impor. Ekspor 2016 tercatat sebesar

US $ 18,95 milyar atau lebih tinggi US $ 322 juta dibanding nilai impor.

Nilai ekspor 2016 naik 10,7 persen dibanding tahun sebelumnya.

Kondisi ini cukup menggembirakan, pasalnya ekspor tahun 2015 sempat

turun hingga –8,8 persen dibanding tahun 2014. Sekitar 95 persen

ekspor Jawa Timur berasal dari produk non migas dan 5 persen produk

migas. Sekitar 23 persen ekspor non migas berasal dari ekspor

perhiasan, 7 persen berasal dari lemak dan minyak hewan/nabati dan 6

persen berasal dari ekspor kayu dan barang dari kayu. Berbeda dengan

ekspor, impor Jawa Timur pada tahun 2016 turun sebesar –3,4 persen

dibanding tahun 2015. Penurunan ini jauh lebih rendah dibanding

penurunan pada tahun 2015 yang mencapai –23,5 persen. Sekitar 84

persen impor Jawa Timur adalah impor non migas, sedangkan sisanya

adalah impor migas. Dari total impor, sebagian besar atau 80 persen

merupakan impor bahan baku, 11 persen impor barang konsumsi dan

8,8 persen impor barang modal.

9. Posisi dana perbankan hingga Desember 2016 mencapai Rp. 458,065

trilyun, naik 7,6 persen dibanding posisi tahun sebelumnya yang hanya

mencapai Rp. 425,833 trilyun. Posisi perbankan ini terus bertambah

seiring semakin meningkatnya peran perbankan bagi perkembangan

perekonomian suatu daerah. Dana perbankan terbesar berasal dari

tabungan yang mencapai Rp 186,309 trilyun pada tahun 2016 atau

meningkat 11,4 persen dibanding posisi Desember 2015. Kontribusi

tabungan mencapai 44 persen dalam pembentukan dana perbankan.

Kontriibusi simpangan berjangka mendominasi kedua pembentukan

dana perbankan atau sebesar 41 persen, mampu tumbuh di tahun 2016

sebesar 4,3 persen. Peran giro dalam dana perbankan Jawa Timur

hanya sekitar 15,3 persen dan mampu tumbuh 5,9 persen dibanding

tahun lalu. Dilihat dari kategori bank, kontribusi terbesar dana perbankan

Jawa Timur utamanya berasal dari bank swasta (48 persen) dan bank

pemerintah (46 persen). Bank asing mempunyai peran sebesar 4,2

persen, sedangkan BPR mempunyai peran terkecil hanya sekitar 1,9

persen. Selama lima tahun terakhir, PDRB Perbankan mengalami

peningkatan dari Rp. 30,52 trilyun (2012) menjadi Rp. 51,66 trilyun

(2016). Dari sisi pertumbuhannya, perbankan sempat tumbuh di atas 10

persen pada kurun waktu 2012-2013.

8

Pada tahun 2014 pertumbuhan perbankan melambat tetapi masih di

atas 6 persen. Demikian juga pada dua tahun terakhir kembali

menggeliat di sekitar angka 7 persen. Posisi pinjaman menurut lapangan

usaha, terbesar diserap sektor industri sebesar Rp. 136,73 trilyun (28,8

persen), diikuti bukan lapangan usaha sebesar Rp. 130,31 trilyun (27,4

persen) dan perdagangan, restoran dan hotel sebesar 123,54 trilyun (26

persen). Posisi pinjaman terkecil tercatat di sektor listrik, gas dan air

bersih sebesar Rp. 5,74 trilyun (1,2 persen), diikuti pertambangan

sebesar Rp. 6,49 trilyun (1,4 persen). Tingginya posisi pinjaman pada

sektor industri dan sektor perdagangan, restoran dan hotel selaras

dengan kontribusi kedua sektor tersebut dalam PDRB yang juga cukup

besar. Investasi proyek Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada

tahun 2016 yang disetujui Pemerintah Jawa Timur tercatat sebesar Rp

46,33 milyar. Proyek PMDN pada tahun 2016 naik sebesar 9,5 persen

dibanding tahun sebelumnya. Berbeda dengan kondisi PMDN, proyek

PMA tahun 2016 justru mengalami penurunan. Nilai proyek PMA 2016

tercatat sebesar 1,94 milyar US $ atau turun sebesar 82,11 persen

dibanding tahun 2015.

Penyaluran kredit perbankan masih terkonsentrasi di Kota Surabaya,

Kabupaten Gresik, Kabupaten Sidoarjo, Kota Malang dan Kabupaten

Pasuruan. Dari sisi pengembangan akses keuangan dan UMKM,

proporsi kredit UMKM terhadap total kredit perbankan Jawa Timur telah

mencapai 25,65%, Beberapa upaya telah dilakukan untuk meningkatkan

akses keuangan dan daya saing UMKM, diantaranya melalui edukasi

keuangan, pembentukan klaster, monitoring rasio kredit UMKM, serta

penyelenggaraan dialog mengenai potensi ekspor UMKM.

B. BUMN Bidang Usaha Konstruksi, Sarana dan Prasarana Perhubungan

1. PT Penataran Angkatan Laut (PAL) Indonesia (Persero)

PT PAL Indonesia (Persero) memproyeksi terjadi peningkatan kontrak

kerja menjadi Rp4,2 triliun sepanjang tahun ini. Peningkatan nilai kontrak

tersebut diharapkan bisa diraih, terutama dari produk-produk andalan

seperti adalah kapal Strategic Sealift Vessel (SSV) serta kapal cepat

rudal (KCR). Amanat UU Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri

Pertahanan dan Keputusan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP)

Nomor 12 Tahun 2013 diharapkan dapat meningkatkan posisi strategis

sebagai lead integrator kapal kombatan.

Salah satu fokus kapal yang akan digarap PT PAL tahun ini adalah jenis

Kapal Cepat Rudal (KCR). Selain itu, PT PAL juga membuat tiga kapal

9

selam pesanan TNI AL bekerja sama dengan Korea Selatan. Perakitan

ini dilakukan lewat proses alih teknologi dengan Daewoo Shipbuilding

and Marine Engineering (DSME). PT PAL juga tengah mengerjakan

perakitan kapal Landing Platform Deck (LPD) ketiga pesanan TNI AL.

Kapal ini direncanakan untuk selesai dibangun akhir tahun 2018.

Saat ini Jawa Timur memiliki 30 perusahaan galangan kapal yang 23

galangan di antaranya berada di Surabaya, tiga galangan di Madura, tiga

galangan di Banyuwangi dan satu galangan lain di Sidoarjo. Selain itu,

ada sekitar 170 sentra industri kapal kecil di Jatim, di antaranya berada

di Madura, Tuban, Lamongan, Gresik, dan terutama wilayah pesisir.

Penyidik (KPK) memeriksa saksi yaitu Narti Laksono, Kepala Cabang

Bank BRI cabang Mabes TNI Cilangkap pada kasus gratifikasi untuk

tersangka Arief Cahyana (AC) selaku Kepala Divisi Perbendaharaan.

Sebelumnya penyidik KPK melakukan pemeriksaan pada 14 saksi di

Surabaya, tepatnya di kantor BPKP Jawa Timur. 14 saksi ini diperiksa

untuk tiga tersangka penerimaan gratifikasi yakni M Firmansyah Arifin

selaku Direktur Utama, Arief Cahyana selaku Kepala Divisi

Perbendaharaan dan Saiful Anwar selaku Direktur Keuangan sebagai

tersangka gratifikasi bukan terkait fee agensi penjualan dua kapan

perang SSV. Diketahui dugaan penerimaan gratifikasi ketiga tersangka

terbongkar saat penyidik melakukan penyidikan kasus suap fee agensi

penjualan dua kapal perang Strategi Sealift Vessel SSV dari Ashanti

Sales Incorporation (AS Inc). Suap ini terbongkar

setelah KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) di Jakarta dan

Surabaya. Petugas mengamankan uang sejumlah US$ 25,000 sebagai

suap dari AS Inc untuk para pejabat PT PAL Indonesia.

2. PT Dok Perkapalan Surabaya (Persero)

PT Dok Perkapalan Surabaya/DPS (Persero) mendapat pesanan tiga

kapal dari PT Djakarta Lloyd yang terdiri dari dua unit tug boat atau kapal

tunda dan satu unit kapal tanker berukuran 6.500 DWT. Nilai kontrak dua

unit tug boat mencapai US$8 juta sedangkan nilai kontrak untuk tanker

sebesar US$13 juta sehingga DPS menggenggam kontrak senilai US$21

juta dari Djakarta Lloyd. DPS siap menggenjot produksi seiring turunnya

dana penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 200 milyar untuk

fasilitas docking. Saat ini, DPS memiliki tingkat produktivitas baja 10.000

ton per tahun yang setara dengan kapasitas pembangunan empat kapal

baru berukuran 6.500. Saat ini PT Dok Perkapalan Surabaya memiliki

empat dermaga terapung (floating dock) yang mampu menampung kapal

berukuran panjang 290 meter. Di segmen perbaikan kapal, Dok

10

Perkapalan Surabaya juga bisa menangani kapal berukuran panjang 310

meter. Fasilitas galangan perseroan juga didukung 24 crane yang dapat

mengangkat sampai dengan 300 ton.

PT Dok Perkapalan Surabaya (Persero) saat ini tengah mencari mitra

kerja untuk membangun dan mengembangkan galangan kapal baru di

lahan 10 hektar di Lamongan, Jawa Timur untuk memenuhi pesanan dari

beberapa klien yang membutuhkan spesifikasi khusus, seperti PT

Pertamina (Persero). Pertamina akan memesan tujuh kapal tanker

dengan ukuran 7.500 DWT. Saat ini perseroan baru mendapat pesanan

tiga kapal dari PT Djakarta Lloyd (Persero) yang terdiri dari dua kapal

tunda dan satu kapal tanker. Nilai kontrak pembangunan tiga kapal itu

mencapai US$21 juta. Adapun pembangunan kapal diestimasi rampung

pada 2019.

3. PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)

PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) menandatangani Memorandum of

Collaboration (MoC) dengan PT Muria Sumba Manis, PT Sriboga Flour

Mill, dan PT Adaro Energi guna mengembangkan infrastruktur logistik di

daerah. Kerja sama dengan PT Muria Sumba Manis perusahaan Grup

Djarum yang mengelola perkebunan tebu dan pabrik gula di Sumba,

membutuhkan fasilitas pelabuhan, penunjang pelabuhan, dan peralatan

bongkar muat untuk mendukung operasional pabriknya. di Pelabuhan

Kawasan Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sedangkan, untuk PT Sriboga Flour Mill terkait dengan pengembangan

terminal curah kering akan dibangun di Pelabuhan Tanjung Emas,

Semarang. Pelindo III akan mengoptimalkan penggunaan aset

pelabuhan sehingga Sriboga akan mendapatkan hak pengelolaan dua

bidang tanah sekitar 40.000 meter persegi untuk membangun fasilitas

food grain yang mendukung kebutuhan industri dan masyarakat pada

jangka panjang. Konsep kerja sama yang digunakan adalah BTO (build-

transfer-operate) untuk 16 unit silo, suction, dan dermaga yang 30

persen permodalannya dari Pelindo III dan 70 persen dari Sriboga.

Sementara itu, kerja sama dengan PT Indonesia Bulk Terminal atau anak

usaha dari Adaro yakni pendirian perusahaan patungan untuk

mengembangkan Pelabuhan Mekar Putih di Kalimantan Selatan sebagai

pusat pelabuhan penghubung yang strategis dan terminal curah yang

menangani barang-barang curah kering dan curah cair, serta komoditas

lainnya.

11

Pelindo III berinovasi mempercepat dan mempermudah proses

pemesanan layanan jasa kepelabuhanan dengan meluncurkan aplikasi

mobile, "Home Terminal". Ada empat fitur layanan yang terintegrasi

dengan sistem operasi terminal (TOS). Yakni mulai dari vessel

service, port activities, logistics, dan container management. Fitur

tersebut juga memungkinkan pengguna jasa memantau pergerakan

kapal dan barangnya secara langsung (real-time online). Pada tahap

awal aplikasi tersebut ditujukan untuk pelayanan kapal (vessel service),

meliputi pemanduan (pilotage), penundaan (towage), penyandaran kapal

(vessel berthing), pengisian bahan bakar (bunkering) dan pengisian air

bersih (fresh water). Selain itu juga jasa tambat (mooring/unmooring),

pelayanan kapal (vessel handling), port clearance, penampungan limbah

(waste disposal), daya kelistrikan (shore plug electricity), crew transfer,

dan jasa terkait lainnya. Aplikasi Home Terminal diimplementasikan

bertahap mulai 1 Februari 2018 untuk vessel services di TPS dan TTL,

Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Tahap berikutnya di bulan Maret

akan diperluas ke layanan terminal (port services) di seluruh terminal di

Tanjung Perak. Kemudian di bulan April penerapannya sudah meningkat

hingga layanan logistik sampai ke depo peti kemas dan tahap

selanjutnya yakni container management. Home Terminal adalah

sepenuhnya hasil karya anak bangsa dari tim IT (information

technology) Pelindo III. Didukung dengan sinergi sejumlah entitas

internal dalam grup usaha, seperti PT Terminal Petikemas Surabaya

(TPS), PT Terminal Teluk Lamong (TTL), PT Pelindo Marine Service

(PMS), PT Lamong Energi (LEGI), PT Pelindo Energi Logistik (PEL), dan

PT Berkah Multi Cargo (BCM).

Pelindo III bekerjasama dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero)

Tbk menerbitkan e-Port untuk digunakan para pengguna Jasa

Kepelabuhanan yang ada di lingkungan kerja Pelindo III yaitu Semarang

dan sekitarnya, serta akan diperluas ke beberapa kawasan di Indonesia

bagian Timur. Penerapan e-Port tersebut menjadi salah satu sistem

pembayaran terintegrasi (Integrated Payment System) yang meliputi

Billing System, Autocollection, dan E-Port TapCash. E-port dapat

digunakan untuk berbagai pembayaran seperti di gate masuk pelabuhan,

pembelian tiket, pembayaran krantina, gudang, hingga transaksi di

merchants. Kartu e-Port dapat diisi ulang melalui ATM BNI berlogo

TapCash, Kantor Cabang BNI, BNI SMS Banking, Alfamart, dan

Electronic Data Capture (EDC) yang disediakan di lingkungan

Pelabuhan. Ke depan beberapa pelabuhan yang juga akan menjadi

12

lokasi penggunaan Kartu TapCash e-Port adalah Pelabuhan Tanjung

Benoa, Bali dan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

PT Pelabuhan Indonesia III (Pelindo III) akan menerbitkan obligasi global

(global bond) pada semester I-2018. Pelindo III membutuhkan investasi

sebesar Rp 18 triliun dalam dua tahun. Sementara, sebesar Rp 12 triliun

akan didapat melalui pendanaan dari luar. Sebelumnya, Pelindo III telah

memperoleh obligasi global sebesar US$ 500 juta atau sekitar Rp 5,97

triliun (dengan kurs Rp 11.954) pada tahun 2014. Suntikan modal itu

diperoleh dari tiga penerbitan obligasi (bond issuer) terkemuka, yakni

ANZ, Credit Suisse, dan Standard Chartered. Suntikan tambahan dari

penerbitan obligasi itu akan dialokasikan sekitar 70 persen kepada anak

perusahaan. Mulai proyek pengembangan Pelabuhan Tanjung Benoa

Bali, Gili Mas Lombok, Tanjung Emas Semarang, hingga revitalisasi 11

terminal penumpang di seluruh wilayah kerja Pelindo III.

PT Pelindo III (Persero) mengakuisisi saham entitas swasta PT Alur

Pelayaran Barat Surabaya (APBS). APBS merupakan perusahaan

patungan antara Pelindo III dengan kontraktor pengerukan asal Belanda,

Van Oord, dan perusahaan swasta nasional, PT Gerbang Samudera

Utama (GSU). Sebelumnya perusahaan jasa kepelabuhanan pelat merah

itu memiliki 60% saham APBS melalui anak usahanya, yakni PT Pelindo

Marine Service (PMS). Sisanya dimiliki oleh Van Oord dan GSU masing-

masing sebesar 20%. Pelindo III mengakuisi masing-masing 15% saham

dari Van Oord dan GSU. Sehingga kini Pelindo III memiliki kontrol penuh

dengan 90% saham. Kepemilikan saham mayoritas di APBS membuat

Pelindo III semakin gesit mengambil keputusan bisnis. Apalagi kini

Pelindo III mengintegrasikan pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak

dan Pelabuhan Gresik dalam konsep Great Surabaya Metropolitan Port.

Beberapa terminal di Pelabuhan Tanjung Perak sudah direkonfigurasi

sesuai jenis komoditasnya untuk meningkatkan produktivitas bongkar

muat. Kemudian Pelindo III juga membangun beberapa terminal baru,

seperti Terminal Teluk Lamong dan Terminal Manyar di JIIPE (Java

Integrated Industrial and Port Estate). “Maka traffic (arus) kapal akan

semakin ramai melalui APBS. Pelindo III pada tahun 2015 telah berhasil

menyelesaikan proyek revitalisasi Alur Pelayaran Barat Surabaya

dengan nilai pekerjaan mencapai USD73 juta. Alur pelayaran sepanjang

25 mil tersebut menjadi akses laut menuju Pelabuhan Tanjung Perak dan

Pelabuhan Gresik, Jawa Timur (Jatim) dikembangkan dari semula

dengan lebar 100 meter dan kedalaman sekitar -9,5 meter LWS (low

water spring/rata-rata permukaan air) menjadi selebar 150 meter dengan

13

kedalaman mencapai -13 meter LWS. Sehingga memiliki kedalaman

yang cukup untuk mengakomodir kapal-kapal yang berbobot lebih besar.

Jumlah kapal yang melalui APBS sepanjang tahun 2016 sebanyak 1.105

unit atau setara dengan total bobot kapal yang mencapai lebih dari 27

juta gros ton. Kemudian meningkat pada tahun 2017 dengan jumlah

kapal sebanyak 2.857 unit atau setara dengan lebih dari 53 juta gros ton

bobot kapal. Sehingga peningkatan year on year untuk periode tersebut

untuk arus kapal sebesar 158,5% dan untuk bobot kapal sebesar 96,3%.

PT Pelindo III (Persero) memperluas fasilitas lapangan penumpukan peti

kemas (container yard) di Terminal Teluk Lamong (TTL), Pelabuhan

Tanjung Perak, Surabaya dari eksisting 10 blok dengan kapasitas 1 juta

TEUs, menjadi 15 blok dengan kapasitas mencapai 1,5 juta TEUs.

Pelindo III berinvestasi untuk perluasan CY (container yard/lapangan

penumpukan) tahap kedua ini senilai hampir Rp400 miliar. Peninggian

dermaga Terminal Samudera ditujukan untuk mengembangkan dari

semula dermaga untuk general cargo menjadi dermaga peti kemas.

Nantinya, container crane (alat angkat peti kemas) di Terminal Peti

Kemas Semarang akan ada yang dipindahkan ke Terminal Samudera,

serta terkoneksi dengan jalur rel kereta api.

Pelindo III akan mempercantik dan memperluas terminal penumpang

Pelabuhan Benoa, Bali. Hal tersebut dilakukan untuk menyambut

Pertemuan Tahunan IMF-World Bank 2018 di Bali pada 12-14 Oktober.

Bangunan terminal penumpang yang semula berkapasitas 950 orang

akan diperbesar untuk menampung 3 500 turis, yang bangunannya

seluas 5 600 meter persegi. Pelindo III sudah memiliki masterplan

(rencana jangka panjang) untuk mengembangkan Pelabuhan Benoa

agar semakin menarik cruise internasional untuk bersandar. Saat ini

Benoa merupakan cruise hub-port utama di Indonesia. Kapal pesiar

internasional dapat menaikkan dan menurunkan penumpang di gerbang

laut wisata Pulau Dewata tersebut.

C. BUMN Bidang Usaha Energi, Logistik, Pertambangan dan Industri

Stragegis

1. PT Pupuk Indonesia (Persero)

PT Pupuk Indonesia (Persero) mengalokasikan anggaran belanja modal

atau capital expenditure (capex) mencapai Rp 5,5 triliun. Sebagian besar

akan digunakan untuk pembangunan pabrik pupuk nitrogen,

phosphorous, dan potassium (NPK). Di Indonesia, kebutuhan pupuk

NPK masih tinggi, sedangkan suplai masih kurang, sehingga dipenuhi

14

dengan impor. Kebutuhan pupuk NPK dari tahun ke tahun semakin naik,

karena petani mulai sadar dan beralih dari pupuk tunggal (urea) ke

pupuk majemuk (NPK). Rencananya, pabrik pupuk tersebut akan

dibangun di Palembang, Aceh, Kalimantan Timur, dan Cikampek,

dengan total kapasitas mencapai 2,2 juta ton. Pembangunan pabrik-

pabrik tersebut nantinya akan fokus di lokasi-lokasi yang memang sudah

memiliki pabrik, tetapi belum memproduksi pupuk NPK. Investasi yang

diperlukan untuk pembangunan satu pabrik berkisar Rp 1 triliun hingga

Rp 1,5 triliun.

Selain itu, Pupuk Indonesia juga berencana membangun pabrik baru di

wilayah Iskandar Muda, Aceh. Di mana pabrik tersebut akan memiliki

kapasitas sebesar 1 juta ton per tahunnya.Kemudian akan ada dua

pabrik baru di wilayah Kalimantan Timur dengan kapasitas produksi

masing-masing 500 ribu ton per tahun. Selanjutnya ada pembangunan

pabrik di wilayahnya Pupuk Kujang di Jawa Barat yang memiliki

kapasitas 200 ribu ton per tahun. Dan yang terakhir adalah

pembangunan di wilayah pupuk Sriwijaya dengan kapasitas produksi

200 ribu ton per tahunnya

PT Pupuk Indonesia (Persero) memastikan kebutuhan pupuk untuk

Jawa Timur tercukupi. Stok pupuk ini dapat memenuhi kebutuhan petani

untuk musim tanam, hingga 8 Maret 2018, stok di provinsi Jawa Timur

untuk pupuk urea di gudang saat ini mencapai 161.003 ton, NPK

sebesar 95.967 ton, SP-36 sebesar 18.869 ton, ZA sebesar 36.210 ton

dan organik sebesar 35.406 ton, keseluruhannya siap disalurkan ke 38

kabupaten dan kota di Jawa Timur. Dalam menjamin distribusi pupuk

urea bersubsidi dan mencegah terjadinya penyimpangan penyaluran di

lapangan, pemerintah menerapkan sistem distribusi pupuk bersubsidi

secara tertutup dengan mempergunakan sistem distribusi dengan

Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).

PT Pupuk Indonesia menargetkan menandatangani Perjanjian Jual Beli

Gas (PJBG) dengan PT Pertamina Hulu Energi (PHE), anak usaha PT

Pertamina (Persero) di sektor hulu migas. PHE akan memasok

kebutuhan gas Pupuk Indonesia sebesar 95 juta kaki kubik per hari

(MMSCFD) dari Lapangan Senoro. Lapangan Senoro merupakan bagian

dari Wilayah Kerja (WK) Migas Senoro, Toili, Sulawesi Tengah.

PT Pupuk Indonesia (Persero) melakukan pembinaan melalui BUMDes

(Badan Usaha Milik Desa) dalam penyerapan gabah petani yang

15

menjalin kerja sama dengan anak usaha Pupuk Indonesia yaitu PT

Pupuk Indonesia Pangan dan PT Pupuk Kujang dalam hal penyaluran

distribusi pupuk. Hasil gabah petani dibeli oleh PT Mitra Desa Bersama

Tempuran, setelah itu diproses menjadi beras di mesin pengolahan

gabah atau Rice Mill milik PT Pupuk Indonesia Pangan yang kemudian

hasilnya, berasnya dijual. Dengan begitu, harganya juga lebih bagus

bagi petani itu sendiri sehingga dapat membantu meningkatkan

kesejahteraan petani. Untuk penyaluran pupuk PT Mitra Desa Bersama

Tempuran telah membuka kios pupuk dan Saprotan untuk dapat

memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi

2. PT Barata Indonesia (Persero)

PT Barata Indonesia (Persero) melakukan kerjasama dengan PT

Perkebunan Nusantara (PTPN) X untuk pembuatan workshop bersama

di Pabrik Gula Watoetoelis dan Barata Indonesia menyuplai komponen

pabrik gula untuk PTPN X. Sebelumnya Barata Indonesia melakukan

revitalisasi PG Rendeng,Kudus dari 2.500 TCD menjadi 4.000 TCD.

PT Barata Indonesia (Persero) semakin menunjukkan eksistensi sebagai

perusahaan yang memiliki kompetensi di bidang pembangkit listrik

tenaga terbarukan dengan merampungkan Pembangkit Listrik Tenaga

Mini Hidro (PLTM) Lodagung (2x650 kW) yang merupakan sinergi

antara Barata Indonesia dengan Perum Jasa Tirta I. Proyek tersebut

menambah daftar proyek pembangkit listrik energi terbarukan yang

pernah dikerjakan oleh Barata Indonesia. Mulai dari PLTM Walesi (500

kW), PTLM Cipayung 4-B (300 kW) PLTM Kayu Aro (950 kW) serta

PLTM Parmonangan. Barata Indonesia juga mendapatkan kontrak untuk

mengerjakan PLTM Batang Toru 3 (2x5 MW) di Sumatera Utara.

PT Barata Indonesia (Persero) melakukan kerja sama strategis dengan

Siemens Aktiengeseilschaft untuk memasok turbin uap industri

khususnya industri gula. Guna percepatan penguasaan teknologi,

kerjasama dengan Siemens AG ini juga meliputi program capacity

building SDM Barata melalui program internship serta pelatihan dalam

bidang terkait.

PT Barata Indonesia (Persero) melakukan penandatangan

Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Indonesia Power,

anak perusahan PT PLN (Persero) untuk melakukan kerjasama di

bidang pembangkit listrik sebagai partner penyedia komponen dan

16

memberikan layanan maintenance pembangkit listrik di lingkungan PT

Indonesia Power.

PT Barata Indonesia (Persero) melakukan penandatanganan kerja sama

dengan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) III untuk pembangunan

fasilitas peralatan crane di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Barata

Indonesia memproduksi empat buah rubber tyred gantry crane (RTGC)

yang digunakan di Pelabuhan Tanjung Perak serta rail mounted harbour

crane (RMHC) untuk Pelabuhan Bontang.

3. PT Semen Indonesia (Persero)

PT Semen Indonesia (Persero) menjalin kerja sama dengan PT PLN

(Persero) dan PT Pupuk Indonesia (Persero) dalam memanfaatkan Fly

Ash dan Bottom Ash (FABA).

Semen Indonesia akan dipermudah dalam mendapatkan bahan baku.

Sementara PLN serta Pupuk Indonesia akan lebih mudah mengeluarkan

produk sampingan dari hasil pembakaran pembangkit. Produksi FABA

dari pembangkit saat ini sebanyak 10.886.400 ton. Jumlah itu terdiri dari

produksi FABA pembangkit PLN sebanyak 5.234.400 ton dan produkai

FABA dari pembangkit swasta (IPP) sebesar 5.652.000 ton. Selama ini

produkai FABA itu dikerjasamakan secara bisnis ke bisnis ke

perusahaan semen asing swasta, Holcim. Potensi kebutuhan FABA

Semen Indonesia sebanyak 3.219.168 ton per tahun.

Ribuan orang yang tergabung di Jaringan Aspirasi Masyrakat (Jaring

Mas) warga terdampak Ring Satu PT Semen Gresik menggelar aksi

demo di depan Gedung Utama PT Semen Indonesia di Desa

Sumberarum, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Tuntutan yang diaspirasikan adalah CSR yang belum tepat sasaran,

tentang transparasi rekrutmen tenaga kerja dan terakhir terkait sengketa

tanah warga Desa Gaji, Kecamatan Kerek, yang diserobot perusahaan

sejak 2002 dan kini masih dalam sengketa.

Tingkat konsumsi semen di Indonesia masih rendah. Konsumsi semen

di Indonesia apabila dihitung berdasarkan jumlah populasi penduduk

angkanya 260 kg/orang/tahun. Jumlah yang kecil jika dibandingkan

negara jiran Malaysia yang angkanya di atas 600 kg/orang/tahun. Atau

bahkan Vietnam di atas 500 kg/orang/tahun. Saat ini, total produksi

semen secara nasional mencapai 100 juta ton per tahun, total produksi

Semen Indonesia adalah 30 juta ton per tahun dari total produksi

nasional. Sementara konsumsi semen secara nasional untuk tahun 2017

17

sebesar 70 juta ton. Dari total 70 juta ton konsumsi nasional, sebanyak

60 persen terserap di Pulau Jawa. Sementara Sumatera 20 persen,

Sulawesi sekitar 7-8 persen, Bali dan Nusa Tenggara 6 persen,

Kalimantan 4 persen, serta Papua dan Maluku 2 persen.

Untuk memenuhi kebutuhan semen di Pulau Jawa yang menyedot 60

persen konsumsi semen nasional, Semen Indonesia mengandalkan

pabrik semen Tuban yang berkapasitas 14 juta ton. Sementara Lafarge

Holcim memiliki 5 juta ton di Cibinong, 2,5 juta ton di Cilacap dan 3,4 juta

ton di Tuban. Sedangkan Heidelberg melalui Indocement memiliki

kapasitas 22 juta ton di Citeureup dan 2,5 ton di Cirebon. Penguasa

pasar semen di Jawa Timur adalah Semen Gresik (produksi Semen

Indonesia) sebesar 75 persen, diikuti Holcim 12 persen dan Indocement

dengan produk Semen Tiga Roda sebesar 9 persen. Sementara di

Jateng dan DIY, penguasa pasar juga Semen Gresik sebesar 43 persen,

diikuti Indocement 30 persen. Sedangkan Jawa Barat memang dikuasai

Semen Tiga Roda Indocement sebesar 50 persen, disusul Semen

Gresik dan Holcim. Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia,

melonjaknya produksi tersebut karena ada lima pabrik baru yang

mulai beroperasi pada tahun ini,yakni pabrik Semen Jawa milik SCG

(Siam Cement Group), lalu Semen Merah Putih dari PT Cemindo

Gemilang, Semen Bosowa dan Semen Bima serta Semen Tiga Roda

(PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk). Kondisi oversupply, dipicu oleh

beroperasinya sejumlah pabrik baru seperti Semen Conch di Kalimantan

Selatan, Semen Garuda di Jawa Barat, pabrik baru PT Holcim Indonesia

Tbk (SMCB) di Tuban, pabrik semen BIMA di Jawa Tengah, serta pabrik

baru PT Semen Bosowa.

D. BUMN Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi

1. PTPN X

PTPN X Targetkan Produksi 397.341 Ton Gula Pada 2018, sedangkan

produksi gula pada 2017 adalah sebesar 343.747 ton dengan rata-rata

rendemen sebesar 7,93% dan produktivitas sebesar 5,97 ton per hektar.

Angka produksi gula ini menunjukkan kontribusi PTPN X sekitar 16%

dalam produksi gula nasional, sekaligus menjadikan PTPN X sebagai

produsen gula terbesar se-Indonesia. Dari sisi tembakau, target produksi

daun hijau sebesar 16.008.563 kg dengan produktivitas 19.334 kg/Ha.

Tahun 2018, PTPN X akan menggiling 4,9 juta tebu dengan target

rendemen sebesar 8,01%. Sedangkan untuk produksi gula, PTPN X

menargetkan 397.341 ton, meningkat 15,6% dibandingkan tahun 2017.

18

Salah satu upaya strategis yang dilakukan di sisi on farm adalah

peningkatan engagement dengan petani. Pada sisi off farm, PTPN X

juga fokus pada perbaikan mesin dan juga investasi alat-alat pabrik

guna menghasilkan gula yang berkualitas sesuai dengan SNI.

Diversifikasi usaha dan optimalisasi aset juga merupakan langkah

strategis PTPN X di tahun 2018 ini. Diversifikasi usaha yang dilakukan

adalah produksi gula ritel kemasan 1 Kg. Gula ritel ini siap diproduksi

pada Bulan Juni 2018 dengan kapasitas produksi 60 ton per hari.

Nantinya, gula ritel akan diproduksi di Pabrik Gula (PG) Pesantren Baru

Kediri. Diversifikasi lainnya adalah PTPN X akan memproduksi pellet

dari baggase dengan kapasitas 3 ton per jam. Awal produksi pellet akan

dilakukan di Bulan Juli 2018 dengan kemasan 25 kg. Optimalisasi aset

PTPN X memanfaatkan aset bangunan di PG Toelangan sebagai

gedung pertemuan dan aset PG Watoetoelis

sebagai workshop peralatan pabrik. Selain itu, lahan idle milik PTPN X

juga akan dimanfaatkan untuk menanam kedelai edamame, kayu

sengon, jahe, dan sereh wangi.

Bank Jatim mendukung pengembangan produksi gula di Jawa Timur.

Salah satunya dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X melalui

skim KPPA (Kredit Koperasi Primer untuk Anggota). Kredit yang

disalurkan kepada KPTR (Koperasi Petani Tebu Rakyat) di wilayah

PTPN X sebesar Rp 100,5 miliar. Kredit tersebut disalurkan untuk 10

Pabrik Gula (PG) PTPN X yaitu PG Kremboong, PG Watoetoelis, PG

Tulangan, PG Gempolkrep dan PG Tjoekir. Selain itu juga untuk KPTR

di PG Lestari, PG Ngadiredjo, PG Pesantren baru, PG Meritjan dan PG

Modjopanggoong. Sementara itu, Direktur Utama PTPN X Dwi Satriyo

Annurogo mengatakan, supply bahan baku tebu di PTPN X 90 persen

diantaranya berasal dari petani. Karena itu KPPA sangat bermanfaat

untuk membina kemitraan dengan petani tebu.

2. PTPN XI

Dalam rangka transformasi bisnis dan pengembangan asset PTPN XI

dan berdasarkan PER-03/MBU/08/2017 tanggal 14 Agustus 2017

tentang Pedoman Kerja Sama Badan Usaha Milik Negara serta

Peraturan Direksi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) No.

3.00/PER/01/2018 tentang SOP Kerjasama Pemanfaatan Aset, maka

PT Perkebunan Nusantara XI membuka kesempatan kepada semua

pihak yang berkompeten untuk bekerjasama dengan skema : (a)

Bangun Guna Serah (BOT); (b) Bangun Serah Guna (BTO); (c) Kerja

19

sama Operasional (KSO); (d) Kerja sama Usaha (KSU); (e) Kerja sama

Lisensi (KSL)

Adapun aset-aset yang akan dikerjasamakan adalah sebagai berikut:

a. Integrated Sugar Refinery Annexed with Food Industry Pabrik Gula

Kedawoeng.

b. Pengembangan Pabrik Gula Wonolangan

c. Pembangunan Pabrik Gula cair di PG Padjarakan

d. Pembangunan Pabrik Gula baru di Situbondo

e. Tanah kosong persil 2 seluas 510 m2 di Siwalankerto,

f. SurabayaTanah kosong persil 3 seluas 538 m2 di Siwalankerto,

g. SurabayaTanah kosong persil 4 seluas 1.415 m2 di Siwalankerto,

h. Surabaya Lahan eks KDT PK. Rosella Baru seluas 19.200 m2 di

Kota Lumajang

i. Lahan seluas 2.007 m2 berada di Yosenan, Madiun

j. Lahan seluas 44.010 m2 berada di Peterongan, Jombang

k. Pembangunan Hotel di depan PG Pandji Situbondo tanah

seluas 11.000 m2

l. Pembangunan Heritage & Edupark di Pabrik Gula Olean, Situbondo

m. Pengembangan dan Operasional Pabrik Air Minum Dalam Kemasan

(AMDK) di Pradjekan, Bondowoso

Komitmen menyelesaikan proyek revitalisasi juga terlihat di PG Djatiroto,

meskipun progress total revitalisasi masih mencapai kisaran 60%, tetapi

dengan peralatan existing PG Djatiroto masih bisa melakukan aktivitas

giling tahun 2018. Meskipun demikian diharapkan kualitas GKP produksi

memenuhi SNI dengan icumsa kurang dari 200. 2018 kami masih

menggunakan sulfitasi, tetapi 2019 nanti diganti remelt karbonatasi

sehingga icumsa diharapkan kurang dari 100", kata Agus Noor Widodo

General Manager PG Djatiroto. Revitalisasi PG Djatiroto dilaksanakan

oleh konsorsium Hutama Karya-UTTAM-Euroasiatic dengan capaian

peningkatan kapasitas giling menjadi 10.000 TCD, excess power 10MW

dan Icumsa kurang dari 100.

PTPN XI meminta dukungan kebijakan pemerintah adanya ketersediaan

lahan tebu di Jatim termasuk regulasi yang mendukung pengembangan

industri gula dan komoditas beserta program teknis lainnya. Hal ini

terungkap dalam diskusi bertajuk Revitalisasi Agroindustri Menuju

Industri Mandiri yang di gelar PTPN XII bersama Jawa Pos Group pada

Senin (29/01/2018) di Graha Pena Surabaya.

Saat ini yang sudah masuk revitalisasi adalah PG Djatiroto di Lumajang

yang akan ditingkatkan menjadi 10.000 TCD dan PG Assembagoes di

20

Situbondo akan ditingkatkan menjadi 6.000 TCD, perbaikan mutu

produksi memenuhi kualitas SNI dan pengembangan Co Generation 10

MW. Sedangkan jangka panjang PTPN XI akan memodernisasi 5 PG

masing-masing menjadi 4.000 TCD, dan berencana membangun PG

baru di Kabupaten Situbondo dengan kapasitas giling 6.000 TCD.

Dengan peningkatan kapasitas produksi juga mengarah pada

kemandirian energi yang menghasilkan energi baru terbarukan yakni

exces power, biofuel.

Sementara jangka pendek yang sudah dilakukan PTPN XI memperluas

lahan tebu dan pemenuhan bahan baku gula melalui proyek Agro

Forestry kerjasama dengan Perum Perhutani seluas 374,9 ha untuk

budidaya tanaman tebu di lahan Perum Perhutani Wilayah Padangan,

Bojonegoro, Ngawi, dan Saradan pada Maret 2017, serta pemanfaatan

lahan Pemkab Jember seluas 25 ha untuk budidaya tanaman tebu.

Investasi pengadaan lahan 367 ha untuk budidaya tanaman tebu dan

agrowisata di daerah Baluran Situbondo.

Turunnya produksi tebu tahun lalu dipengaruhi oleh konsolidasi lahan

dan petani yang belum optimal, serta tumpang tindih tata guna lahan

dengan komoditas pangan lain dan alih fungsi lahan tebu. Termasuk

penyediaan sarpras dan kredit petani tidak tepat waktu. Dari sisi biaya

produksi juga meningkat tapi HPP belum kompetitif dengan harga gula

dunia.

3. PTPN XII

Perkebunan karet milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII di Kebun

Pancursari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, dijarah dan dibakar oleh

warga. Akibat kejadian itu sekitar 16 ribu dari 21 ribu pohon karet

mengalami kerusakan. Kebun karet merupakan investasi selama 25

tahun. Dengan luas 230 ha dan sudah berumur 2-3 tahun. Itu sebabnya

PTPN XII berusaha keras membendung segala bentuk penjarahan lahan

dan aset Negara agar tidak seperti kasus di Kebun Kalibakar, Malang,

seluruh aset negara seluas 2.050 ha dikuasai warga sejak 1998.

Kebun Pancursari mengelola 3.050 ha terdiri atas 2.200 ha kebun

cengkeh dan karet, 550 ha hutan konservasi, 300 ha emplacement.

Rencananya, investasi karet bakal dikembangkan hingga seluas 1.200

ha. Sedangkan kebun cengkeh 800 ha. Sisanya, 200 ha untuk tanaman

kayu. Sekarang, kebun karet sudah mencapai 856 ha. Untuk kebun

cengkeh 900 ha. Tahun depan, 100 ha akan dikonversi ke karet. Bagi

21

PTPN XII, karet menjadi komoditas andalan perusahaan. Pasalnya

harga karet dunia ada tren terus membaik seiring harga minyak dunia.

Manajer Kebun Pancursari PTPN XII Malang Hendrianto menyatakan

kerugian akibat penjarahan dan pembakaran lahan bisa mencapai

Rp123 miliar. Hal itu didasarkan pada investasi karet di 230 ha mampu

produksi selama 25 tahun dengan harga karet rata-rata US$2 per kg.

Adapun rincian kerugian itu yakni kebun seluas 177,03 ha senilai Rp1,3

miliar di Afdeling Sumberkerto/Sumbermanggis. Kerugian lainnya,

lanjutnya, seluas 14,05 ha tanaman karet mengalami kerusakan di

Afdeling Bumirejo, Desa Tegalrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan.

Kerugian di afdeling itu sebesar Rp224,8 juta. Bahkan, pascapenjarahan

atas kerja sama operasi petani lain di Afdeling Bumirejo senilai

Rp827,470 juta. Selain itu perusakan dan pembakaran tanaman karet

38,92 ha dengan tanaman sebanyak 16.721 tegakan, kerugiannya

Rp3,429 miliar.

Anak usaha PTPN XII, PT Rolas Nusantara Mandiri berupaya

meningkatkan pemasaran kopi lewat kafe Cup of Java milik PT Sarinah

(Persero). Selain kopi, produk PTPN XII seperti cokelat dan teh bakal

dipasarkan di jaringan retail Sarinah. Cup of Java juga bakal dibuka di

gerai Sarinah di Semarang dan Malang, serta kerja sama sinergi dengan

BUMN lainnya, seperti bandara-bandara Angkasa Pura.

E. BUMN Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan

1. PT BNI (Persero) Tbk

Program Serap Gabah (Sergab) 46 yang digelar PT Bank Negara

Indonesia (Persero) Tbk (BNI) bersama PT Pertani (Persero) di Provinsi

Jawa Timur telah mampu menyerap sekitar 700 ton gabah petani.

Program yang dilaksanakan untuk menstabilkan harga jual gabah

ditingkat petani berbasis Kartu Tani telah digelar di tujuh kabupaten di

Jawa Timur, yaitu di Mojokerto, Madiun, Pasuruan, Jember, Nganjuk,

Mojokerto dan Banyuwangi. Pada Program Sergab46

ini, BNI mengutamakan pembelian gabah pada harga pasar untuk para

petani yang telah menjadi debitur Kredit Usaha Rakyat (KUR) BNI dan

pemegang Kartu Tani BNI. Sejak Sergab46 digelar mulai 20 Maret

2018, BNI dan BUMN pendukung lainnya telah menyerap gabah di

Madiun sebanyak 210 ton dari lahan sawah seluas 30 hektar (ha);

kemudian di Mojokerto sebanyak 176 ton gabah dari 19,8 ha sawah;

dilanjutkan di Pasuruan dengan pembelian sebanyak 175 ton gabah dari

25 ha sawah yang panen. Sergab46 juga menyerap sebanyak 105 ton

22

gabah di Jombang dari 15 ha sawah; kemudian 24 ton gabah di Kediri

dari 4 ha sawah; serta 9 ton gabah di Banyuwangi dari sawah seluas 1,3

ha. Para petani di kawasan ini telah menerima KUR BNI, yang rata-rata

sebesar Rp 9 juta per ha sawah. Setelah hasil panen petani diserap oleh

BUMN pangan dalam hal ini Pertani, selanjutnya Petani mendapatkan

kembali fasilitas KUR untuk musim tanam berikutnya dan proses ini akan

berkelanjutan terus. Saat ini, jumlah Kartu Tani yang telah

disalurkan BNI kepada petani di Jawa Timur mencapai 870.628 kartu.

Kartu Tani ini berperan sebagai sarana pemantau yang dapat

menunjukkan lokasi panen dalam rangka penyerapan gabah.

BNI memberikan perhatian serius kepada keberhasilan pertanian para

petani kopi di Banyuwangi. BNI bersinergi dengan PTPN12 untuk

memberikan dukungan maksimal kepada para petani kopi ini. Dukungan

BUMN kepada petani kopi diperlukan karena produktifitas tanaman

semakin lama cenderung menurun, selain itu petani kopi didominasi oleh

karyawan dan letaknya berbatasan dengan kebun PTPN 12. Terjadinya

idle capacity karena kuantum bahan baku kopi masih dibawah kapasitas

pabrik. Dukungan juga diperlukan karena harga pokok pengolahan

tinggi. KUR BNI telah menyentuh 384 petani kopi di Banyuwangi dan

sekitarnya. Nilai KUR yang disalurkan ke petani kopi mencapai Rp 3

miliar lebih.

BNI menargetkan pertumbuhan kredit di 2018 berada di kisaran 13

persen sampai 15 persen. Pada kuartal I/2018, kredit BNI yang tersalur

sebesar Rp 439,46 triliun. Hal tersebut dikontribusi oleh kredit korporasi

sebesar Rp 216,09 triliun atau tumbuh 10,9 persen yoy. Sementara

untuk kredit segmen menengah dijaga dengan pertumbuhan konservatif

yaitu 5,8 persen yoy, sebesar Rp 3,66 triliun. Kredit segmen kecil juga

mencatatkan pertumbuhan yang baik yaitu 13,4 persen yoy atau

sebesar Rp 57,73 triliun. Untuk menjaga pertumbuhan kredit korporasi,

BNI menerapkan kebijakan penyaluran kredit antara lain pemberian

kredit kepada high quality corporates baik badan usaha milik negara

(BUMN) maupun perusahaan swasta utama (Major Player Private

Corporates). BNI juga hanya memberikan pembiayaan pada corporates

cash flow generator, antara lain dengan memberikan pinjaman kepada

operating company, bukan hanya kepada holding company. Selain itu,

BNI juga selalu mengupayakan perbaikan proses pemberian kredit

dengan semakin memperkuat kemampuan para industry specialist.

Portofolio pinjaman infrastruktur masih menjadi salah satu prioritas BNI

dalam menumbuhkan pinjaman pada segmen korporasi, di mana pada

23

kuartal I/2018, kredit infrastruktur tumbuh 15,3 persen yoy, yang

didominasi oleh pembiayaan proyek-proyek konstruksi dan jalan tol.

Pada sektor kredit menengah, BNI mengupayakan strategi pertumbuhan

yang selektif dan berkualitas melalui beberapa langkah inisiatif strategi

seperti supply chain financing, yaitu pemberian pembiayaan kepada

debitur menengah yang mempunyai keterkaitan bisnis dengan nasabah

korporasi BNI. Untuk menjaga kualitas kredit dan ekspansi bisnis di

segmen kredit kecil, BNI menerapkan beberapa strategi antara lain

pemberian kewenangan memutus kredit kepada cabang yang diiringi

dengan peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) di

bidang perkreditan. Pada segmen konsumer, payroll loan masih tetap

menjadi prioritas BNI, di mana pada kuartal I/2018, payroll

loan mencatatkan pertumbuhan sebesar 45,4 persen yoy, yaitu dari Rp

13,12 triliun pada kuartal I/2017 menjadi Rp 19,07 triliun pada kuartal

I/2018. Pada kuartal I/2018, kartu kredit dan kredit pemilikan rumah serta

apartemen atau BNI Griya juga mencatatkan pertumbuhan yang

membaik, yaitu masing-masing sebesar 8,2 persen dan 4,2 persen yoy.

Kredit BNI tidak hanya tumbuh melainkan juga semakin berkualitas. Hal

itu ditandai oleh membaiknya rasio kredit bermasalah atau non

performing loan (NPL) yang mengalami penurunan dari 3,0 persen pada

kuartal I/2017 menjadi 2,3 persen pada kuartal I/2018. Karena perbaikan

kualitas kredit tersebut, BNI mampu menjaga credit cost relatif stabil

pada posisi 1,7 persen. Sementara itu, coverage ratio juga mengalami

perbaikan dari 147,1 persen pada kuartal I/2017 menjadi 148,0 persen

pada kuartal I/2018. Rasio Loan to Deposit (LDR) BNI berada pada level

90,1 persen, sehingga masih cukup untuk mendukung pertumbuhan

kredit BNI.

2. PT BRI (Persero) Tbk

Belasan nasabah bank BRI di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, kehilangan

uang tabungannya secara misterius. Adanya aktivitas skimming dan saat

ini sudah ditangani oleh BRI pusat. Terkait hilangnya uang nasabah di

beberapa kantor unit BRI Cabang Kediri, Otoritas Jasa Keuangan ( OJK)

Kediri, Jawa Timur memberikan pembinaan aktif kepada seluruh kantor

perbankan agar kasus skimming BRI tidak terulang. Selain memberikan

pembinaan terhadap sejumlah bank, OJK juga meminta BRI untuk

menjaga sistem keamanan internalnya agar hal serupa tidak kembali

terjadi. Dengan adanya kasus tersebut, BRI berjanji akan segera

mengganti kartu debit yang masih menggunakan magnetic stripe

dengan teknologi chip. Magnetic stripe yang berada di bagian belakang

24

kartu sering disebut juga sebagai magstripe. kadang disebut dengan

swipe card (kartu gesek)

Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) secara nasional untuk tahun

2016 mencapai Rp 94,4 triliun, sedangkan untuk di Jawa Timur,

penyaluran KUR mencapai Rp 16,3 triliun tahun 2017, naik sebesar

20,7% dibandingkan tahun 2016 yang penyalurannya sebesar Rp 14,6

triliun. Provinsi Jawa Timur menempati peringkat kedua setelah Provinsi

Jawa Tengah sebesar Rp 16,9 triliun. Sementara posisi ketiga adalah

Provinsi Jawa Barat sebesar Rp 12,4 triliun. Untuk luar Jawa,

penyaluran KUR tertinggi di Provinsi Sulawesi Selatan sebesar Rp 5,8

triliun dan Provinsi Sumatera Utara sebesar Rp 4,3 triliun. Penyaluran

KUR di sektor produksi (pertanian, kelautan dan perikanan, industri

pengolahan, konstruksi, jasa-jasa) mencapai sebesar Rp 40,9 triliun

(42,3%). Sedangkan penyaluran KUR di sektor perdagangan mencapai

sebesar Rp 55,8 triliun (57,7%). Dibandingkan dengan kinerja tahun

2016, penyaluran KUR di sektor produksi sampai dengan 31 Desember

2017 meningkat sebesar 9% (yoy). Untuk mencapai target penyaluran

KUR sektor produksi tersebut, pemerintah juga mendesain KUR Khusus.

Skema KUR Khusus ditujukan untuk komoditas perkebunan rakyat,

peternakan rakyat, dan perikanan rakyat. KUR Khusus diberikan kepada

kelompok dengan Di tahun 2018, target penyaluran untuk sektor

produksi menjadi minimum sebesar 50% dari target total penyaluran

sebesar Rp 120 triliun.menggunakan mekanisme tanggung renteng

termasuk pengusaha pemula yang ikut dalam kelompok, dan dikelola

secara bersama dalam bentuk klaster dengan menggunakan mitra

usaha. KUR Khusus ini bisa untuk membiayai peremajaan perkebunan

kelapa sawit rakyat, pembelian kapal bagi nelayan dan penggemukan

ternak rakyat. Adapun plafon KUR Khusus adalah di atas Rp 25 juta

sampai dengan Rp 500 juta untuk setiap individu anggota kelompok.

3. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Ratusan nasabah Bank Mandiri di Surabaya mendatangi Kantor Cabang

Pembantu (KCP) Bank Mandiri Graha Pena 2 untuk membuka blokir dan

melaporkan uang dalam rekening mendadak hilang karena terkena

skimming usai melakukan transaksi lewat mesin ATM. Bank Indonesia

(BI) Kantor Perwakilan Jawa Timur meminta perbankan mengecek ulang

sistem dan data nasabah agar tidak mudah bocor menyusul adanya

sejunlah kejahatan skimming di BRI Kediri dan Bank Mandiri Graha

Pena Surabaya.

25

Bank Mandiri regional Jawa Timur bakal fokus menyalurkan kredit usaha

rakyat (KUR) kepada petani jagung. Selama ini, Bank Mandiri lebih

banyak menyalurkan KUR di sektor perdagangan. Sebelumnya, Bank

Mandiri Jatim juga fokus melakukan pembinaan petani tebu. Komposisi

KUR sektor pertanian yang paling besar disalurkan kepada petani tebu.

Bank Mandiri Jatim juga bekerja sama dengan PT Perkebunan

Nusantara (PTPN) dengan menyalurkan Kartu Tani. Kartu Tani ini paling

banyak disalurkan di Kediri dan Tulungagung yang merupakan wilayah

PTPN X.

4. PT BTN (Persero) Tbk

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) akan menggenjot

pertumbuhan kreditnya pada tahun ini di kisaran 21 persen hingga 23

persen. Salah satu daerah yang potensial yakni Jawa Timur. BTN telah

mencatatkan diri sebagai pemimpin pasar Kredit Pemilikan Rumah

(KPR) di Jatim dengan pangsa sebesar 54 persen. Berdasarkan hasil

riset Bank BTN, permintaan akan hunian di Jatim mencapai sekitar lebih

dari 230 ribu unit pada 2017. Namun, pasokan rumah di wilayah ini baru

mencapai sekitar 7 persen dari permintaan atau setara lebih dari 15 ribu

unit rumah.

Di Surabaya, tingginya permintaan hunian mengerek naik harga rumah

di wilayah tersebut. Data bank sentral merekam per Juni 2017, Surabaya

mencatatkan kenaikan harga rumah tertinggi di Indonesia atau sebesar

7,75 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). BTN membidik dapat

menyalurkan KPR di Jatim untuk lebih dari 18 ribu unit rumah atau

melebihi pasokan unit rumah yang ada. Sejak 2015, pertumbuhan

realisasi KPR perseroan di Jatim memang terus menunjukkan

pertumbuhan positif. Di segmen KPR Non-Subsidi, realisasinya naik di

level 18,38 persen (yoy) per akhir tahun lalu. Kemudian, realisasi di

segmen KPR Subsidi pun melaju lebih tinggi sebesar 69,22 persen yoy

per akhir tahun lalu.

BTN resmi membuka kantor cabang di Banyuwangi, Jawa Timur.

Sebelumnya, BTN Banyuwangi berstatus kantor cabang pembantu

(KCP) dari Kantor Cabang (KC) Jember. Setelah naik status menjadi

cabang, BTN Banyuwangi akan membawahi dua KCP Genteng dan

Situbondo. Bank BTN diminta berkontribusi mengembangkan pariwisata

Banyuwangi. Salah satunya adalah membantu perkreditan

pembangunan dan renovasi homestay di desa-desa wisata.

26

III. CATATAN DALAM KUNJUNGAN KERJA

1. PT PAL Indonesia (Persero)

a. Hambatan yang dihadapi :

Implementasi UU No.16/2012 dan KKIP Kep 12/XII/2013 belum

konsisten

Kontinuitas order dari kementerian/lembaga/BUMN yang tidak terjaga

Industri lokal/pendukung yang belum berkembang

Kondisi bank-ability yang belum mendukung

b. Strategi penyelesaian atas hambatan yang dihadapi :

Revitalisasi kebijakan pemerintah yang meliputi pengadaan,

pemeliharaan dan perbaikan dilaksanakan di dalam negeri, edukasi

PT PAL sebagai lead integrator kapal combatant yang terdiri atas

platform dan sewaco, konsistensi dan kontinuitas order

Kebijakan sinergi yang meliputi pengadaan kapal Tanker

(Pertamina), penngadaan akapl patroli untuk kemneterian/lembaga

(Bakamla, Basarnas, Polri, KKP, dll)

Peningkatan TKDN yang meliputi Backward integration/outsourching

kepada pemasok lokal untuk mendukung kegiatan supply chain,

Integrasi teknologi/perakitan komponen ex import oleh industri

penunjang dalam negeri

Kebijakan keuangan yang meliputi kerjasama pembiayaan dengan

bank/asuransi/lembaga keuangan non bank, serta hedging untuk

memitigasi risiko valuta asing dan restrukturisasi hutang bank

c. Hutang Sub Loan Agreement & Rekening Dana Investasi sesuai surat

Menteri BUMN S-319/MBU/05/2016 tanggal 26 Mei 2016 perihal usulan

restrukturisasi pinjaman SLA dan RDI PT PAL Indonesia (Persero) ke

Menteri Keuangan, dimana pinjaman SLA (termasuk non pokok)

sebesar Rp 462,89 miliar dihapusbukukan dan pinjaman RDI (termasuk

non pokok) sebesar Rp 56,54 miliar dilakukan penjadwalan kembali

dengan masa angsuran selama 20 tahun, selanjutnya pinjaman RDI

diusulkan sebagai PMN non cash.

2. PT Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero)

a. Diagendakan RDP untuk membahas fokus bisnis, roadmap, dan

rencana strategis PT Dok dan Perkapalam Surabaya (Persero) apakah

di bidang pemeliharaan atau pembangunan, bentuknya seperti apa dan

programnya bagaimana dengan memperhatikan trend industri

perkapalan.

27

b. Profil hutang PT Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) yang terdiri

dari hutang bank, hutang usaha, hutang pajak, hutang kepada

karyawan, hutang RDI, dan hutang lainnya perlu dicarikan solusinya.

Untuk itu porsi hutang bank perlu diperjelas bagaimana mekanisme

pengembaliannya, dan untuk pinjaman RDI diusulkan sebagai PMN non

cash.

3. PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)

a. Strategi PT Pelindo III (Persero) untuk meningkatkan kinerja adalah

transformasi, diversifikasi, dan cost efficiency. Untuk itu program

pembangunan dan pengembangan infrastruktur difokuskan pada:

Pengadaan Alat Bongkar Muat baru untuk percepatan proses

bongkar muat barang seperti 5 unit Harbour Mobile Crane (HMC),

xcontainer Crane, 7 unit Ruber Tyred Gantry unit Reach Stacker, 6

unit Terminal tractor, 5 unit Grab-Hopper, 8 unit Forklift, 1 unit

Wheelloader dan E

Pengurukan kolam dengan kontrak kedalaman, Alur Pelayaran barat

Surabaya (APBS)

Pembangunan 2 gudang jumbo di terminal jamrud dan 2 gudang di

Kalimas serta penataan terminal secara menyeluruh

Program Safety Management Penyediaan Lapangan Penumpukan

Petikemas untuk pelayanan Petikemas baik Tol Laut dan Non Tol

laut

b. Masalah yang dihadapi dan upaya yang dilakukan antara lain adalah:

Masalah TKBM masih menjadi monopoli koperasi TKBM sehingga

mengakibatkan produktivitas bongkar muat rendah. Untuk itu

diupayakan untuk mengubah pola pembayaran base on produksi

untuk meningkatkan produktifitas

Penambahan kapasitas produksi baik Petikemas maupun curah sert

permasalahan lalu lintas darat di sekitar wilayah Surabaya. Untuk itu

diupayakan untuk pembangunan fase 3 Terminal Teluk Lamong/TTL

dan pembangunan fly over TTL

c. Diagendakan untuk RDP untuk membahas Program Safety

Management Penyediaan Lapangan Penumpukan Petikemas untuk

pelayanan Petikemas baik Tol Laut dan Non Tol laut, serta kontribusi

anak perusahaan khususnya PT Pelindo Logistik Energi

28

4. PT BARATA Indonesia (Persero)

a. Sinergi BUMN yang dilakukan oleh PT BARATA Indonesia (Persero)

sebaiknya fokus di bidang pembangkit listrik, industri agro, logistik dan

transportasi, serta minyak dan gas.

b. Pinjaman RDI PT BARATA Indonesia (Persero) diusulkan sebagai PMN

non cash.

5. PT Semen Indonesia (Persero)

a. Tantangan yang dihadapi adalah kelebihan pasokan (over supply)

sebesar 38 juta ton dimana kapasitas terpasang nasional mencapai

107,4 juta ton semen per tahun sedangkan konsumsi domestik hanya

66,3 juta ton serta ekspor 2,9 juta ton. Kondisi ini mengakibatkan utilisasi

industri semen nasional hanya mencapai 65% selain itu tantangannya

adalah biaya logistik yang tinggi, terjadi perang harga di pasar, dan

kenaikan harga batubara sekitara 40% sejak akhir tahun 2017

b. Menghadapi tantangan tersebut maka upaya yang dilakukan adalah

supply chain optimization, centralize marketing, centralize procurement,

serta cost transformation & enable corporate growth.

6. PT Pupuk Indonesia (Persero)

a. Kurang bayar subsidi pupuk sebesar Rp 23.843.707 juta dari PT

Petrokiomia gresik, PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT

Pupuk Iskandar Muda, dan PT Pupuk Sriwidjaja harus diurus oleh

Kemnterian BUMN ke Kemnterian Keuangan

b. Realisasi penyaluran pupuk bersubsidi nasional yang alokasinya

berdasarkan Permentan 47 Tahun 2017 dan ketersediaan stok pupuk

bersubsidi nasional sesuai Permendag 15 Tahun 2013 harus dilakukan

sinkronisasi dan harmonisasi dalam roadmap produksi dan distribusi

agar diperoleh gambaran yang jelas kapan impor komoditas pangan bisa

diakhiri

c. Pendataan aset dan optimalisasi pemanfaatan aset PT Pupuk Indonesia

(Persero) seperti di Banyuwangi harus ditingkatkan untuk menunjang

kinerja perusahaan.

7. Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero)

a. PTPN X perlu meningkatkan kemitraan dengan petani tebu di sisi on

farm dan memberikan supervisi atas skema KPPA (Kredit Kopeasi

Primer untuk Anggota) dari bank Jatim serta perbaikan mesin dan

29

investasi pada sisi off farm guna menghasilkan gula yang meningkat

kualitasnya.

b. PTPN XI meminta dukungan DPR dan kebijakan pemerintah atas

ketersediaan lahan tebu di Jawa Timur termasuk regulasi yang

mendukung revitalisasi industri gula seperti pada proyek agro forestry

yang bekerjasama dengan Perum Perhutani wilayah Bojonegoro, Ngawi,

Padangan, dan Saradan

c. PTPN XII meminta dukungan DPR dan kebijakan pemerintah dalam

mengatasi penjarahan lahan, perusakan dan pembakaran perkebunan

karet khususnya di Kebun Pancursari Malang.

8. BUMN Jasa Keuangan dan Bank

a. Bank penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) harus meningkatkan

sosialisasi dan edukasi terhadap nasabah dan calon nasabah

khususnya di daerah pemilihan anggota DPR RI Komisi VI

b. Program BUMN untuk negeri yang alokasinya diambil dari porsi

sponsorship bank perlu kejelasan alokasi, sasaran, dan

penggunaannya.

IV. PENUTUP

Demikianlah laporan Kunjungan Kerja Komisi VI DPR RI ke Provinsi Jawa Timur

pada Reses Masa Persidangan III Tahun Sidang 2017 - 2018.

Ketua Tim, Ttd.