Post on 21-Dec-2015
description
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang mana penulis telah
diberi kesempatan, untuk menyelesaikan laporan kerja praktek (KP) dengan judul
“Sistem Kendali Spillway Gates di PLTA Musi Ujan Mas”.
Terima kasih kepada :
1. Ibu Anizar Indriani, S.T.,M.T (selaku dosen pembimbing mata kuliah Kerja
Praktek).
2. Bapak Zurkasi. IS (selaku kepala supervisor).
3. Bapak Pirwan (selaku pembimbing lapangan).
4. Bapak Mulyadi ( ).
5. Bapak Siyapik Perianto ( ).
6. Bapak Sobri ( ).
7. Bapak Darmanto ( ).
8. Staf dan karyawan PLTA Musi Ujanmas yang telah bersedia meluangkan
waktunya untuk memberi data dan keterangan yang diperlukan dalam pengerjaan
tugas ini.
9. Teman-teman yang telah turut membantu dan memberikan masukkan yang
berguna bagi penulis.
Penulis menyadari betul bahwa masih banyak kekurangan dalam pengerjaan tugas ini.
Koreksi dan masukkan sangat penulis harapkan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan
agar tidak terjadi lagi dikemudian hari.
i
Semoga penulisan laporan ini dapat berguna dikemudian hari bagi kita semua. Atas
perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.
Bengkulu, Mei 2012
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Umum Kerja praktek 2
1.4 Tujuan Khusus Kerja prakek 2
1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek 2
1.6 Metode Penelitian 3
1.7 Sistematika Penulisan 3
BAB II. GAMBARAN UMUM BADAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (BATIK) UNIVERSITAS BENGKULU 5
2.1 Sejarah Berdirinya Badan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BATIK) Universitas Bengkulu 5
2.2 Kegiatan Badan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BATIK) Universitas Bengkulu6
2.2.1 Tugas Kepala BATIK 7
2.2.2 Tugas Sekretaris BATIK 8
2.2.3 Tugas Kepala devisi Sistem Informasi Batik 9
2.2.4 Tugas Ketua Divisi Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan BATIK 10
2.2.5 Tugas Ketua Divisi Pengembangan Jaringan Informasi Teknologi BATIK10
2.2.6 Tugas Ketua Divisi Administrasi dan Layanan Umum BATIK 11
2.3 Struktur Organisasi Badan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BATIK) Universitas Bengkulu 12
iii
2.4 Tujuan dan Fungsi Badan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BATIK) Universitas Bengkulu 14
2.5 Fungsi yang Terkait dengan Bidang Kajian Kerja Praktek 15
BAB III. TINJAUAN PUSTAKA 16
3.1 Konsep Dasar Sistem 16
3.2 Konsep Dasar Data dan Informasi 18
3.2.1 Data 18
3.2.2 Informasi 19
3.3 Konsep Dasar Sistem Informasi 21
3.3.1 Komponen Sistem Informasi 22
3.3.2 Tujuan Pembangunan Sistem Informasi 22
3.3.3 Manfaat Sistem Informasi 23
3.4 Konsep Dasar Sistem Informasi Manajemen 23
3.5 Konsep Perancangan Sistem 24
3.5.1 Object Oriented Analysis (OOA) 26
3.5.2 Object Oriented Design (OOD) 27
BAB IV. PENGEMBANGAN SISTEM 29
4.1 Metode Pengembangan Sistem 29
4.2 Gambaran umum Sistem yang berjalan di Akademik BATIK 31
4.2.1 Analisis Masalah 32
4.2.2 Gambaran Sistem yang akan dikembangkan 33
4.3 Analisis Sistem 34
4.3.1 Object dan Kelas Layer 34
4.3.2 Structure Layer 35
4.3.2. Attribut Layer 37
4.3.3. Service Layer 39
4.3.4 PDC Awal 40
4.4 Desain Sistem 42
iv
4.4.1 PDC Akhir 42
4.4.2 DMC 44
4.4.3 HIC 50
4.5 Implementasi 55
4.5 Pengujian Sistem 63
BAB V. PENUTUP 65
5.1 Kesimpulan 65
5.2 Saran 66
DAFTAR PUSTAKA
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kemajuan teknologi membawa dampak yang signifikan terhadap kehidupan
masyarakat, terbukti semakin banyak peralatan rumah tangga dan industri menggunakan
sistem kontrol yang baik dalam pengoperasiannya. Dengan adanya sistem kontrol yang baik
akan mempermudah bagi pengguna/konsumen untuk mengoperasikan suatu alat sehingga
akan mengurangi pengoperasian secara manual karena sistem telah dikontrol serta di setting
sedemikian rupa dan pada umumnya lebih bersifat otomatis. Oleh karena itu, alasan penulis
memilih topik tentang ilmu kontrol karena selain hampir digunakan pada semua sistem
pengoperasian yang sangat sederhana juga sangat bermanfaat pada sistem pengoperasian
yang kompleks serta canggih, artinya tanpa disadari atau tidak sistem kontrol hampir
digunakan pada semua aplikasi di sekliling kita.
Untuk mengetahui sistem kontrol dari yang sederhana hingga yang kompleks, maka
penulis memilih PT PLN (Persero) sektor pembangkitan PLTA Musi Ujan Mas sebagai
tempat untuk mengetahui sistem dan cara kerja dari Digistart STV 1312 yang berfungsi
untuk mengontrol kecepatan motor 3 fasa agar pada saat starter menjadi lebih smooth dan
kecepatan lebih mudah dikontrol/dikendalikan, sehingga apabila putaran motor semakin
halus (smooth) maka motor akan menjadi awet karena berkurangnya gaya gesek serta
hentakan pada motor. Selain itu digistart memungkinkan akan menghasilkan bunyi/suara
yang ramah lingkungan yang disebabkan pengaturan/setting sedemikian rupa sehingga pada
saat motor starter menjadi lebih smooth (halus). Selain itu digistart dapat mencegah
terjadinya arus start yang besar pada saat starting awal pada motor 3 fasa, sehingga
tegangan tidak akan drop yang akan mengakibatkan terganggunya peralatan lain yang
terhubung pada saluran yang sama.
Motor induksi merupakan motor yang paling banyak digunakan dalam berbagai
aplikasi mulai dari aplikasi dilingkungan rumah tangga sampai aplikasi di industry-industri
besar. Hal ini disebabkan karena motor induksi memiliki berbagai keunggulan dibanding
dengan motor listrik yang lain, yaitu diantaranya karena harganya yang relatif murah,
6
konstruksinya sederhana dan kuat serta karakteristik kerja yang baik. Namun, motor
induksi juga memiliki kelemahan diantaranya, kecepatan motor yang sulit diatur.
Pengendalian motor induksi tiga fase dapat dilakukan dengan mengatur tegangan
terminal motor. Pengaturan tegangan terminal motor tersebut dapat dilakukan dengan
menambahkan sepasang thyristor yang dihubungkan secara anti-paralel pada masing-
masing fasenya. Biasanya sistem terdiri atas sumber tegangan tiga fase, dengan tiga pasang
thyristor identik yang terhubung anti-paralel pada tiap fase motor besar. Sudut penyalaan
thyristor identik dihitung dari titik persilangan nol tegangan sumbernya. Pengaturan
tegangan terminal motor, diperoleh dengan mengatur penghantaran thyristor dengan urutan
tertentu.
Karena begitu luasnya penggunaan motor induksi maka banyak dilakukan berbagai
penelitian untuk meningkatkan unjuk kerja dari motor induksi. Diantara banyaknya
penelitian itu diantaranya adalah tentang metode starting motor. Beberapa metode starting
tradisional motor induksi diantaranya adalah DOL (Direct On Line), Y-, primary resistor,
dan lain-lain.
Dengan metode soft starting, diharapkan tegangan dan arus dari sumber tenaga
dapat mengalir masuk kedalam motor secara bertahap, sehingga Motor tidak menarik arus
starting yang terlalu besar. Sehingga diharapkan motor akan aman dan berumur lebih lama.
Metode soft starting juga dapat mencegah terjadinya arus start (arus awal) yang tinggi,
biasanya jika menggunakan metode Y- akan membutuhkan arus 5-6 kali lebih besar dari
arus nominal motor.
Mengingat sistem kontrol digunakan hampir pada semua aplikasi yang sederhana
hingga kompleks, sistem kontrol juga sangat menarik dan dapat juga dikembangkan
ketingkat lebih kompleks lagi. Dengan metode soft starting diharapkan tegangan dan arus
dari sumber tenaga dapat mengalir masuk kedalam motor secara bertahap, sehingga motor
tidak menarik arus starting yang terlalu besar sehingga diharapkan motor akan aman dan
tentunya akan berumur lebih lama.
Dengan adanya penelitian dan pengembangan sistem kendali digistart STV 1312
untuk pengaturan kecepatan motor 3 fasa di intake DAM ini, diharapkan sistem yang
sedang berjalan di PLTA Musi Ujan Mas saat ini menjadi lebih baik dimasa mendatang.
7
1.2 Tujuan
1. Mengerti dan memahami konsep dasar starting motor induksi 3 fasa yaitu dengan
metode soft starting.
2. Mengetahui sistem soft starter dari sumber masukan sampai pemasangan pada motor.
3. Menganalisa starting motor 3 fasa dengan digistart STV 1312 (soft starting).
1.3 Batasan Masalah
1. Motor yang digunakan adalah motor AC (Alternating Current) dengan masukan 3 fasa
(R, S, dan T).
2. Metode yang digunakan untuk pengaturan motor 3 fasa adalah metode soft starting.
3. Menggunakan Digistart STV 1312 untuk mengatur kecepatan motor, dan untuk
pengendalian arus start.
8
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat PT. PLN (Persero)
PT. PLN (Persero) merupakan perusahaan bertaraf internasional yang bergerak
di bidang tenaga kelistrikan yang berdiri berdasarkan akta notaris; soetjipto SH No : 169
Tahun : 1994. Sebelum tahun 1994 PLN merupakan perusahaan jawatan, setelah itu PLN
berubah menjadi perusahaan umum (PERUM), baru pada tahun 1994 PLN
berubah penjadi PT PLN (persero).
Fungsi PLN dapat dibagi menjadi dua fungsi penting yaitu fungsi bisnis
dan fungsi sosial. PLN fungsi bisnis meliputi pembangkitan, penyaluran dan
pengaturan listrik yang diutamakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan
mengharapkan imbalan berupa keuntungan bagi perusahaan. Sedangkan PLN fungsi sosial
yaitu fungsi PLN sebagai perusahaan negara yang memenuhi kebutuhan
masyarakat untuk menunjang taraf hidup masyarakat, dan kemajuan suatu daerah.
Indikator kemajuan suatu daerah dapat dilihat dari banyaknya kebutuhan listrik,
semakin banyak suatu daerah membutuhkan listrik maka daerah tersebut dapat
dikatakan semakin maju.
Secara garis besar PT. PLN (Persero) terdiri dari :
1. PLN LITBANG (Penelitian dan Pengembangan)
2. PLN JASER (Jasa dan Service)
3. PLN Unit Bisnis
Pada pembahasan ini hanya membahas PLN unit Bisnis saja karena
pembangkit tenaga listrik yang menjadi tempat pelaksanaan kerja praktek berada
pada sub PLN Unit Bisnis. PLN Unit Bisnis merupakan salah satu bagian dari PLN yang
bergerak di bidang pembangkitan, penyaluran dan pengaturan listrik pada suatu
wilayah. PLN Unit Bisnis dapat dibagi menjadi:
1. P3B (Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban)
9
P3B merupakan bagian dari PLN yang berfungsi sebagai penyaluran dan
pusat pengaturan beban, pada suatu sistem interkoneksi. P3B terdiri dari dua unit
penting yaitu UPT dan UPB. UPT yaitu unit pengaturan transmisi yang terdiri dari saluran
transmisi dan gardu induk-gardu induk. Sedangkan UPB merupakan unit pengaturan
beban.
2. PLN Wilayah
PLN wilayah adalah bagian dari PLN yang bergerak di bidang distribusi tenaga
listrik ke konsumen pada wilayah-wilayah tertentu. Di Bengkulu PLN wilayah
terdapat di kampung cina yaitu PT. PLN (Persero) Cabang Bengkulu. PLN
wilayah cabang Bengkulu hanya melayani dan mengatur pemakaian beban
konsumen di Provinsi Bengkulu saja.
3. PLN KIT (Pembangkitan)
PLN KIT adalah salah satu sektor dari PLN yang bergerak di bidang
pembangkitan tenaga listrik. Di P3B Sumatera di antaranya terdapat pembangkit
listrik tenaga air, yaitu :
a. PLTA BETEGI
b. PLTA TES
c. PLTA MUSI
d. PLTA BESAI
Selain itu, Pada P3B Sumatera juga terdapat Pembangkit Listrik Tenaga
Gas (PLTG). Yaitu PLTG TARAHAN. Sebagai penunjang kebutuhan listrik di
setiap PLN wilayah juga terdapat PLTD.
2.2 Visi, Misi, dan Moto
Visi :
1. Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang tumbuh berkembang,unggul,
dan terpercaya yang bertumpu pada potensi insani.
2. Visi 75/100,
Artinya 75 tahun RI merdeka tepatnya tahun 2020 di targetkan 100 % wilayah
10
indonesia terlistriki.
Misi :
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait
berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggotan perusahaan dan pemegang
saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik mejadi pendorong kegiatan
ekonomi.
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
Motto :
Listrik untuk kehidupan yang lebih baik
(Electricity for a better life)
2.3 Identitas Perusahaan
Nama Perusahaan : PT. PLN (Persero) Pembangkitan
Sumbagsel, SEKTOR PEMBANGKITAN
BENGKULU
Jenis Badan Usaha : Perseroan Terbatas
Alamat Perusahaan : Jl. Raya Kepahiyang - Curup Km 72, Desa
Ujan Mas Atas,Kabupaten Kepahiyang,
Propinsi Bengkulu
Nomor Telepon : 0736-343878, 0736-21935
Website : www.pln-pikitring.co.id
Status Permodalan : BUMN
Bidang Usaha dan Kegiatan : Ketenagalistrikan (Pembangkit, Jaringan
dan Gardu Induk)
SK.AMDAL Yang Disetujui : SK. Gubernur Bengkulu No. 327 Tanggal
11
25 Agustus 2004
Penanggung Jawab : Ir. Djoko Sularno
2.4 Lokasi Usaha atau Kegiatan
Secara administratif pemerintahan, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi
terletak di Kabupaten Bengkulu Utara dan Kabupaten Kepahiyang, Propinsi Bengkulu.
Beberapa bangunan proyek seperti bendungan penyadap air (intake dam), kantor,
perumahan karyawan/kontraktor, bengkel, gudang, poliklinik, sarana olah raga,
sebagian terowongan air dan jalan proyek PLTA Musi terletak di Desa Ujan Mas Atas,
Kecamatan Ujan Mas, Kabupaten Kepahiyang. Sedangkan bangunan proyek seperti
bendungan pengatur air (re-regulating dam), gedung pembangkit, terowongan
pembuang, pintu terowongan pembuang, generator, turbin, transformator utama, gardu
induk, pipa pesat, sebagian terowong tekan dan jalan PLTA musi terletak di Dusun Susup,
Desa Lubuk Unen, Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Utara. Air
buangan dari Turbin PLTA Musi ditampung di Re-Regulating Dam (RRD), untuk
selanjutnya dibuang ke sungai Simpang Aur-Lemau, melalui pengaturan debit air
buangan yang disesuaikan dengan kondisi debit air sungai Simpang Aur-Lemau.
Sungai Simpang Aur-Lemau memiliki panjang total lebih kurang 56,0 Km
dengan luas daerah tangkapan air (catchment area) lebih kurang 509 Km2. Secara
administrasi pemerintahan, air sungai ini mengalir melewati 4 kecamatan di Kabupaten
Bengkulu Utara yaitu kecamatan Taba penanjung, kecamatan Pematang Tiga
kecamatan Pagar Jati dan kecamatan Pondok Kelapa.
2.5 Deskripsi Bangunan Untuk Pembangkitan Listrik
Deskripsi bagian-bagian utama PLTA Musi sebagai hasil perencanaan adalah
sebagai berikut:
1. Deskripsi Sumber Energi Pembangkitan
a. Muka air
Muka Air Waduk Pengambilan : FSL EL.579,1 m
MOL EL.578,0 m
12
Muka Air tailrace : TWL EL. 173,9 m
Chamber untuk debit : 62,0 m3/detik
Tinggi terjun kotor : 409,3 m
Tinggi terjun bersih : 396,8 m
b. Debit
Debit rata-rata untuk pembangkit : 35,7m3/detik
Debit pasti 95% : 15,5 m3/detik
Debit pembangkitan : 62,03 m3/detik,untuk
operasi 3 unit
Debit tetap yang dilepas
ke hilir dam Musi : 1,1 m3/detik
c. Pembangkitan Listrik dan Energi yang Dihasilkan
Kapasitas terpasang : 210 MW (3 x 70), sebagai
pembangkit beban puncak
Energi tahunan, Primer : 460 GWh, sekunder:680 Gwh
Total : 1.120 GWh
2.6 Deskripsi Bangunan Utama Proyek
a. Waduk pengambilan / penyadap air
Daerah tangkapan : 587 km2
Rata-rata aliran permukaan tahunan : 37,9 m3/detik
Luas waduk pengambilan : 1.14 km2
Kapasitas simpan gross : 2.23 juta m3
Kapasitas simpan efektif : 1.00juta m3
b. Bendung Pengambil Air
Tipe : Bendung beton berpintu
Ketinggian Pier crest : EL. 580.5 m
Ketinggian bendung : EL. 573.5 m
13
Bangunan pelimpas : lebar 10.0 m, 3 buah
Pintu pelimpas buah : lebar 10 m x tinggi 7 m, 3
Upper scouring gate buah : lebar 6.0 m x tinggi 7 m, 2
Lower scouring gate buah : lebar 6 m x tinggi 1.5 m, 2
c. Bangunan Pengambilan Air
Lebar : 10.2m, 2 buah
Sill elevation : 574.2 m
Pintu Pengambilan air : lebar 8.2 m x tinggi 5.3 m. 2
buah
Penyaring : lebar 10.2 m x tinggi 1.5 m .
2 buah
d. Kolam Penangkap Pasir
Lebar : 28.0 m, 2 buah
Panjang : 45.0 m
Lebar penimpas samping : 40.0 m
Ketinggian puncak dari pelimpas samping : EL. 579.1 m
e. Pintu masuk terowongan
lebar : 8,2 m,2 buah
sill elevation : EL. 574,2 m
pintu masuk : lebar 8,2 m x tinggi 5,0 m,2
buah
penyaring : lebar 8,2 m x tinggi 6,3 m,2
buah
f. Terowongan tekan
Garis tengah : 5,0 m
Panjang : 2.578 m
g. Tanki surja
Tipe : Restricted orifice
14
Up-surging water level : EL. 594,0
Garis tengah tank : 10,0 m
Garis tengah port : 2,5 m
h. Pipa pesat
Garis tengah : 4,0 m sampai 1,6 m
Panjang : 645 m
i. Gedung pembangkit
Tipe : Bawah Tanah
Ukuran Gedung : lebar 18,5 m x tinggi 38,3 m
x panjang 130,5 m
j. Tailrace Chamber
Lebar : 18,4 m sampai 5,1 m
Tinggi : 13,65 m sampai 7,65 m
BAB III
15
TINJAUAN PUSTAKA
16
BAB IV
PENGEMBANGAN SISTEM
4.1 Metode Pengembangan Sistem
Model pengembangan yang akan digunakan dalam merancang dan membangun
Sistem Informasi Akademik BATIK adalah dengan menggunakan metode waterfall. Model
Waterfall adalah suatu jenis model pengembangan sistem teknologi informasi yang
dikenalkan pada tahun 1970 oleh Winston W. Royce. Sebelum model tersebut ada,
sejumlah kegagalan pemakaian dalam implementasi sistem proyek perangkat lunak sering
terjadi karena ketiadaan parameter yang sesuai dan pendekatan mengenai cara serta kendali
mengenai metode tugas manajemen proyek perangkat lunak. Tujuan model ini adalah
untuk memperkenalkan bagaimana proses desain sistem sebagai kerangka untuk
pengembangan sistem dalam upaya membantu secara teratur dan efisien melalui suatu
rangkaian tahapan dengan analisa kelayakan sistem termasuk atas release sistem dan
pemeliharaannya.
Gambar 4.0 Fase-fase waterfall
17
Fase-fase dalam Model Waterfall
1. Requirements
Suatu statemen fungsi dan perilaku sistem yang diperlukan oleh para pemakai &
operator
Kebutuhan Umum terdiri dari penjelasan secara detail & sasaran hasil yang
terperinci dari sistem. Contoh dapat dipercaya, benar, efisien, mudah dioperasikan,
dapat diperluas
Pemberian hubungan secara kualitatif & tujuan sistem secara kuantitatif
2. Specification
Daftar khusus, sistem tingkah laku yang terukur yang mencukupi kebutuhan sistem
yang terinci.
Komunikasikan operasi sistem secara jelas dengan end user secara lengkap, terang,
bisa teruji dan dapat dimengerti serta dengan kelengkapan referensi bersilang
terindeks pada materi kebutuhan.
Gambarkan pengesahan disain tersebut & kriteria pengujian sistem akhir.
Sediakan mekanisme pemimpin untuk mengestimasikan kemajuan proyek
3. Design: Representation or model of a sistem
4. Coding & Debugging (Implementation)
Terjemahan dari desain ke dalam suatu bahasa
program
Fenomena programmer sangat dibutuhkan
Buku catatan unit program
1. Dokumen tentang aktifitas pekerjaan programer
18
2. Dokumentasi pemeliharaan unit terkini
3. Uraian dari programer ke programer selama pengembangan
Kamus Data: Informasi Arsip dan rincian format fisik dari semua struktur, variabel, file dan
lain-lain.
Kamus data melakukan pemetaan dokumentasi
Objek Data —- Struktur Sistem
Objek Data —- Parent Objects
Objek Data —- Modul Routins
Entri kamus data
5. Integration & Testing
Unit testing: modul/fungsi individu yang diuji terpisah dengan yang lain.
integration testing: modul sistem yang diuji secara bersama-sama
6. Deployment & maintenance
Fase kebutuhan sebelumnya untuk diulangi
Pembuatan 70%-90% dari biaya sistem keseluruhan
Mayoritas waktu pemeliharaan ( 50%) yang dikeluarkan pada pemahaman sistem
Tugas Pemeliharaan
Dalam pengembangan sistem ini untuk fase keenam tidak akan diimplementasikan secara
langsung, karena masalah waktu dan keadaan.
4.1 Gambaran umum Sistem yang berjalan di Akademik BATIK
Selama ini sistem yang digunakan pada Akademik BATIK adalah sistem yang
dijalankan secara manual. Pencatatan, pengolahan, perhitungan data mahasiswa, dosen,
assisten, penjadwalan dicatat pada kertas berformat. Pencarian data dilakukan satu-persatu
19
secara manual. Pencatatan data kemudian dimasukkan ke buku arsip induk dan dalam file
Ms.Office yang dicetak untuk digunakan sebagai laporan bulanan atau tahunan.
Gambaran 5.0 Sistem yang berlangsung pada Aplikasi Kompoter BATIK
4.2.1
Analisis Masalah
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka ditemukan beberapa kendala pada
sistem yang ada di Akademik BATIK saat ini, yaitu :
Pengolahan data rumit dan kurang efisien karena dilakukan secara manual. Semua
proses, baik input, update maupun hapus dilakukan satu persatu. Banyak waktu
yang terbuang hanya untuk melakukan kerja yang sederhana.
20
Kesulitan dalam membuat laporan-laporan yang berhubungan dengan. Penggunaan
sistem komputer yang belum digunakan secara optimal pada proses penyimpanan,
pengolahan maupun pencetakan data.
Terdapat duplikasi data (data redudancy) karena penyalinan data yang terpisah-
pisah ke dalam buku induk sehingga keakuratan data kurang terjamin.
Terjadi kesulitan dalam penganalisaan dan pencarian data dalam arsip yang
seringkali membutuhkan waktu yang lama. Kemugkinan kehilangan data yang
tidak terdokumentasi secara baik sangat besar.
Penggunaan space ruangan yang besar untuk lemari penyimpanan arsip. Seringkali
terjadi duplikasi data karena tidak terkoodinirnya data yang telah dimasukkan
dalam arsip.
Keamanan data tidak terjamin karena data tidak disimpan di tempat khusus dan
semua orang bisa mengaksesnya jika bisa masuk ke ruangan di mana data berada.
4.2.2 Gambaran Sistem yang akan dikembangkan
Sistem yang dikembangkan di Akademik BATIK ini menggunakan Bahasa
Pemrograman J2SE dan MySql. Sistem ini diharapkan dapat meminimalisisr metode
penyimpanan arsip pada lemari arsip, dan mengubahnya menjadi metode pengarsipan
yang terkomputerisasi.
Sistem baru ini juga diharapkan mampu meningkatkan efisiensi kerja staff serta
karyawan di Akademik BATIK, sehingga sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan
secara optimal.
21
4.1 Analisis Sistem
4.3.1 Object dan Kelas Layer
Gambar 5.0 menunjukkan aliran kerja sistem yang berjalan pada matakuliah Aplikasi
Komputer yang dikelola oleh Badan Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas
Bengkulu. Dari gambar tersebut kita lebih mudah menentukkan objek yang berada pada
sistem tersebut.
Dalam sistem tersebut terdapat objek dan kelas yang saling barkaitan dan berinteraksi. Dari
sistem yang berjalan sebelumnya maka didapatkan 10 objek dasar, yakni: Mahasiswa,
Asisten, Dosen, Ruang Nilai Praktek, Nilai Teori, Jadwal Praktek, Jadwal Teori, Prodi,
Absen Praktek, dan Absen Teori.
22
Mahasiswa Asisten Dosen Ruang
Jadwal Praktek
Nilai
Praktek
ProdiJadwal
Teori
Nilai
Teori
Absensi
4.3.1 Structure Layer
Structure Layer mengindentifikasikan relasi antar objek yang membentuk
komposisi seperti halnya inheritance. Terdapat dua structure layer yaitu Gen-
Spec dan Whole-Part. Gen-Spec dan Whole-Part structure menitikberatkan
perhatian analis pada kompleksnya banyak kelas dan objek. Khususnya pada
Gen-Spec terdapat atribut khusus yang tidak dimiliki oleh yang lainnya.
Pada setiap kelas dan objek akan didapatkan setiap kelas untuk Gen-Spec
struktur dan setiap objek untuk Whole-Part structure. Dari Objek
Nilai_Praktikum dan Nilai_Teori didapat objek baru yakni bjek nilai.
Whole-Part
23
Jadwal
Jdwl_Teori Jdwl_Praktikum
Mahasiswa Ass R.Praktikum
Jdwl_Praktikum
Dosen R.Teori
Jdwl_Teori
Mahasiswa
Gen-Spec
24
1.1.1. Attribut Layer
25
MAHASISWA
Attribute
NPM
Nama
Semester
Alamat
Agama
No.Telp
Jenis Kelamin
Tahun Ajaran
DOSEN
Attribute
NIP
Nama
Prodi
Alamat
No.Telp
Tahun Ajaran
ASISTEN
Attribute
NPM
Nama
Semester
Alamat
Agama
Jenis Kelamin
No.Telp
Tahun Ajaran
RUANG
Attribute
Nama_Ruang
Kapasitas
N. PRAKTEK
Attribute
Responsi
Tugas
Harian
N. TEORI
Attribute
UTS
UAS
Tugas
26
PRODI
Attribute
Kode
Nama_Prodi
JADWAL
Attribute
Kode_Jadwal
Hari
Waktu_Mulai
Ruang
J. PRAKTEK
Attribute
Kode_Jad_Praktek
NPM_Assisten
Tahun_Ajaran
J. TEORI
Attribute
Kode_Jad_Praktek
NPM_Assisten
Tahun_Ajaran
A. PRAKTEK
Attribute
No_id
Kode_Jad_Praktek
NPM
A. TEORI
Attribute
No_id
Kode_Jad_Teori
NPM
1.1.2. Service Layer
Metoda (method) disebut juga service atau operator adalah subprogram yang
tergabung dalam objek, bersama-sama dengan atribut. Metoda dipergunakan
untuk pengaksesan terhadap data yang terdapat di dalam data objek tersebut.
27
MAHASISWA
Service
Add_Mhs();
Edit_Mhs();
Delete_Mhs();
DOSEN
Service
Add_Dos();
Edit_Dos();
Delete_Dos();
ASISTEN
Service
Add _Dos();
Edit_Dos();
Delete_Dos();
RUANG
Service
Add_Ruang();
Edit_Ruang();
Delete_Ruang();
N. PRAKTEK
Service
Add_Nilai();
Edit_Nilai();
Request_Mhs();
N. TEORI
Service
Add_Nilai();
Edit_Nilai();
Request_Mhs();
1.1.1 PDC Awal
PDC merupakan hasil Analisis Berorientasi Objek, yang merupakan implementasi dari
seluruh layer termasuk massage layer.
28
J. TEORI
Service
Request_Jadwal();
Request_Dosen();
Add_J_Teori();
A. PRAKTEK
Service
Request_J_Prak();
Request_Mhs();
Add_id();
A. TEORI
Service
Request_J_Teori();
Request_Mhs();
Add_id();
PRODI
Service
Add_Ruang();
Edit_Ruang();
Delete_Ruang();
JADWAL
Service
Add_Kode_Jad();
Add_Waktu();
Request_Ruang();
Add_Hari();
J. PRAKTEK
Service
Request_Jadwal():
Request_Ass();
Add_J_Prak();
Gambaran 6.0 PDC Awal
29
1.1 Desain Sistem
1.1.1 PDC Akhir
Pada hasil penelusuran di lapangan ternyata disetiap awal semester, telah ditentukan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada semester tersebut. Selain itu untuk setiap kelas
prodi/ jurusan dapat dibagi-bagi karena jumlah mahasiswa yang banyak, oleh sebab itu
perlu adanya kelas yang mengatur pembagian tersebut. Sehingga hasil dari PDC nya
adalah:
30
Gambaran 7.0 Sistem PDC AkhirDMC
Dari hasil PDC yang telah dimodelkan, kemudian hasil tersebut dimodelkan kembali pada
DMC dengan menggunakan Entity Relationalship Diagram (ERD), untuk mendapatkan
tabel-tabel yang akan digunakan.
31
Gambaran 8.0 ERD
Bentuk fisik tabel:
Tabel Mahasiswa
Field TypeLength/
ValuesKey
32
NPM varchar 9 Kunci Primer
Nama varchar 50
Alamat varchar 100
Asal_SMA varchar 100
Nama_OrTu varchar 50
Pekerjaan varchar 30
Semester varchar 10 Kunci Sekunder
Tahun_Ajaran Date Kunci Sekunder
Tabel Asisten
Field TypeLength/
ValuesKey
NPM varchar 9 Kunci Primer
Nama varchar 50
Alamat varchar 100
Semester varchar 10
Tahun_Ajaran date
33
Tabel Dosen
Field TypeLength/
ValuesKey
NIP varchar 20 Kunci Primer
Nama varchar 50
Prodi varchar 30
Alamat varchar 100
Tabel Prodi/Jurusan
Field TypeLength/
ValuesKey
KODE varchar 4 Kunci Primer
Prodi varchar 30 Uniq
Tabel Ruang
Field TypeLength/
ValuesKey
Nama_Ruang varchar 20 Kunci Primer
Kapasitas int
34
Tabel Jadwal
Field TypeLength/
ValuesKey
Id_Jadwal varchar 5 Kunci Primer
Hari varchar 20
Waktu_Mulai time
Waktu_Selesai time
Ruang varchar 30
Tabel Jadwal_Praktek
Field TypeLength/
ValuesKey
Id_Jadwal varchar 4 Kunci Primer, Kunci Tamu, Uniq
Tahun_Ajaran date Kunci Sekunder
Semester Varchar 10 Kunci Sekunder
NIP Varchar 20 Kunci Tamu, Uniq
Tabel Jadwal_Praktek
Field TypeLength/
ValuesKey
35
Id_Jadwal varchar 4 Kunci Primer, Kunci Tamu
Tahun_Ajaran date Kunci Sekunder
Semester Varchar 10 Kunci Sekunder
NPM_Assisten 9 Kunci Tamu, Uniq
Tabel Absen_Teori
Field TypeLength/
ValuesKey
Id_Jadwal varchar 4 Kunci Primer, Kunci Tamu
Prodi varchar 30 Uniq
Tabel Absen_Praktek
Field TypeLength/
ValuesKey
No varchar 4 Kunci Primer
Id_Jadwal varchar 30 Kunci Tamu
NPM Varchar 9 Uniq, Kunci Tamu
Tabel Nilai_Teori
Field TypeLength/
ValuesKey
NPM varchar 4 Kunci Primer
36
Tugas int
UTS int
UAS int
Tabel Nilai_Praktek
Field TypeLength/
ValuesKey
NPM varchar 4 Kunci Primer
Tugas int
Harian int
Responsi int
Tabel Kegiatan
Field TypeLength/
ValuesKey
No varchar 4 Kunci Primer
Kegiatan varchar 30
Tahun_Ajaran Date
Awal-Kegiatan Date
Akhir-Kegiatan Date
37
1.1.1 HIC
a. Form Login
b. Form Input Mahasiswa
38
OK CANCEL
User
Password
Add
NPMNAMA
Cancel Edit
Add
NIPNAMA
Cancel Edit
c. Form Input Dosen
d. Form Input Asisten
e. Form Input Prodi
39
Add
NPMNAMA
Cancel Edit
Add
RUANGKAPASITAS
EraseEdit
f. Form Input Ruang
g.
h.
i.
j. Form Input Jadwal
40
Cek
KODENAMA PRODI
Save
View Delete
k. Form Pendaftaran Praktikum
l. Form Jadwal Teori
41
Add
KODE
Cancel Edit
Perkuliahan PraktikumTeori
Ruang
Hari
Waktu Mulai
Waktu Selesai
KODE
Hari
Waktu
NPM
NAMA
Ruang Add Edit
Cek
m. Form Jadwal Praktikum
42
ID
Hari
Waktu
Semester
RuangClear
Dosen
Add Edit Erase
Prodi
Add Edit Erase
ID
Hari
Waktu
Semester
Ruang
Asisten
Add Edit Erase
a. Form Input Nilai Praktek
b. Form Input Nilai Teori
43
ID
Hari
Waktu
NPM
Ruang
Asisten
Add Edit Erase
Responsi
Tugas
Harian
ID
Hari
Waktu
NPM
Ruang
Dosen
Add Edit Erase
Tugas
UTS
UAS
4.5 Implementasi
Hasil dari OOD selanjutnya digunakan sebagai landasan dalam perancangan sistem
informasi akademik BATIK dengan menggunakan J2SE dan MySql. Dengan
memanfaatkan IDE Netbean 6.0.1 perancangan program dengan menggunakan java
akan lebih mudah.
Pada saat menjalankan program,tampilan yang pertama muncul adalah Tampilan
Halaman Utama:
Dan Beberapa menu yang lain.
Untuk mempermudah kinerja dari staff akademik BATIK dalam mengelola, sistem
in juga menyediakan fasilitas input data dari file excel. Hal ini dikarenakan data-data
informasi sebelumnya diolah dengan Microsoft Excel, sehingga akan lebih
mempermudah Administrator dalam memasukkan data.
44
Berikut adalah komponen-komponen dari beberapa menu:
Ada beberapa cara untuk memasukkan data mahasiswa dibawah ini, yakni
memasukkan langsung dan memasukkan melalui file excel.
Form Input Mahasiswa:
1
2
3
4
5
6
Keterangan:
1 = berfungsi untuk memilih tahun ajaran.
45
2 = berfungsi sebagai tempat untuk mengenter teks
3 = berfungsi sebagai navigasi data, seperti tombol “Add” untuk menambah data, tombol
“Edit” untuk memanipulasi data, tombol “Erase” untuk menghapus. Tombol “Edit” dan
“Erase” akan berfungsi saat salah satu data pada tabel grid dipilih
4 = berfungsi menampilkan data yang telah dimasukkan oleh user.
5 = berfungsi untuk mencari file excel yang akan dimasukkan.
6 = berfungsi untuk menampilkan alamat dari file excel yang akan dimasukkan.
Form Input Kelas:
Form ini berfungsi untuk memasukkan mahasiswa untuk setiap kelas pada perkuliahan
teori.
1
2
3
4
5
6
7
8
46
Keterangan:
1 = berfungsi untuk mencari mahasiswa yang memiliki kode prodi seperti yang tercantum
di teksfield tersebut.
2 = berfungsi mengmasukkan nama kelas pada perkuliahan teori, setelah tabel MHS di
sampingnya diseleksi.
3 = berfungsi sebagai navigasi pencarian kode.
4 = berfungsi sebagai navigasi memasukkan data kelas ke database.
5 = berfungsi menampilkan mahasiswa yang dicari berdasarkan kode dan sebagai tempat
memilih mahasiswa untuk setiap kelas.
6 = berfungsi menampilkan hasil dari penyimpanan kelas.
7 = berfungsi menampilkan jumlah mahasiswa yang tercantum dalam tabel MHS
8 = berfungsi menampilkan mahasiswa untuk setiap kelas yang diseleksi pada tabel “kelas”
Form Input Jadwal:
Form ini berfungsi memasukkan waktu perkuliahan secara umum:
1
2
3
47
4
5
Keterangan:
1 = Berfungsi menampilkan kode jadwal secara otomatis ketika radio button dipilih.
2 = Berfungsi menampilkan pilihan hari.
3 = Berfunsi sebagai pilihan jadwal perkuliahan apa yang akan dimasukkan.
4 = Berfungsi untuk pengimputan waktu mulai dan waktu akhir perkuliahan
5 = Berfungsi menampilkan pilihan ruang.
Form Input Jadwal Praktikum:
Form ini digunakan untuk memasukkan mahasiswa untuk setiap jadwal praktikum, dimana
data mahasiswa diambil dari database mahasiswa
1
2
48
3
4
5
Keterangan:
1 = id jadwal akan muncul secara otomatis setelah combo ruang dipilih.
2 = hari diambil dari database jadwal yang telah dimasukkan sebelumnya.
3 = akan menampilkan waktu kuliah berdasarkan combo hari.
4 = ruang akan menampilkan pilihan ruang berdasarkan hari Combo hari dan waktu
pada combo waktu.
5 = berfungsi untuk mengecek apakah data mahasiswa yang tercantum di teks npm ada
di database.
Form Input Pengajar Teori:
Form ini berfungsi mengmasukkan data dosen yang mengajar dan kelas yang akan diajar
sesuai dangan pilihan jadwal.
1
49
2
3
4
5
6
1 = menampilkan pilihan semester
2 = untuk mengosongkan semua fields.
3 = panel kontrol input dosen untuk jadwal yang dipilih.
4 = panel kontrol input kelas untuk jadwal yang dipilh.
5 = berfungsi menampilkan jadwal dan dosen yang telah disimpan
6 = berfungsi menampilkan jadwal dan kelas yang telah disimpan
Input Pengajar Praktek:
1
1 = menampilkan asisten
yang telah dimasukkan
untuk setiap id jadwal
50
Input Nilai Praktek:
1
2
1 = menampilkan npm
mahasiswa berdasarkan
id jadwal.
2 = field-field untuk
Memasukkan nilai
51
1.5 Pengujian Sistem
Setelah dilakukan pengujian terhadap sistem dengan memasukkan data-data yang ada
ke dalam sistem, sistem dapat berjalan dengan baik. Dan juga penanganan-penanganan
pada kesalah dalam pemasukkan data juga dapat dideteksi. Namun setelah penginputan data
mahasiswa sebanyak lebih dari 4000 orang sistem masih dapat berjalan, hanya saja tidak
dapat berjalan optimal.
Untuk itu dibuat scenario baru, yakni setiap tahun ajaran baru data-data yang
sebelumnya dipindahkan dari database dan kemudian dibuat sebuah tabel histori untuk
menyimpan data penting seperti jumlah mahasiswa dan rata-rata nilai setiap semester di
tahun sebelumnya. Data tersebut digunakan untuk mengetahui perbandingan jumlah
mahasiswa dan peningkatan nilai untuk setiap tahunnya.
52
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil pengembangan sistem ini, yakni:
a. OOA merupakan suatu model yang menggambarkan daerah problem (problem
domain) dengan mengidentifikasikan dan menspesifikasikan sejumlah objek
semantik yang berointeraksi dan berprilaku sesuai dengan kebutuhan sistem.
b. OOD merupakan ekstensi dari OOA dengan memanfaatkan kelas dan objek yang
telah dihasilkan oleh OOA, yang terdiri dari PDC (Problem Domain Component),
HIC (Human Interacion Component), TMC (Task Management Component), dan
DMC (Data Management Component).
c. Dalam kegiatan pengumpulan data, kita harus benar-benar mendapatkan data-data
dan kebutuhan dari stakholder yang sebenarnya, sehingga sistem yang kita bangun
dapat digunakan semaksimal mungkin.
d. Alur sistem yang dibangun harus sesuai dengan, alur sistem yang berjalan
sebelumnya, sehingga pengguna tidak menjadi bingun dan tidak mengurangi
komponen-komponen sistem yang digunakan sebelumnya.
e. Dalam pengujian sistem perlu disimulasikan data-data yang sebenarnya yang
digunakan dalam sistem tersebut baik dari segi jumlah maupun karakteristik,
sehingga kita dapat mengetahui keampuhan sistem yang dibangun pada saat
digunakan oleh pengguna.
53
5.1 Saran
Dalam membangun sebuah sistem informasi sangat diperlukan pengetahuan tentang
langkah-langkah dalam membangun sistem informasi serta pengetahuan formil tentang
sistem informasi mulai dari perencanaan sampai implementasi yang didalamnya terdapat
skill dalam pemrograman serta komunikasi seorang analisis dalam menganalisis sistem
informasi.
Didalam menetukan suatu objek dari sebuah sistem ada baiknya kita
menggambarkan alur kerja sistem yang berjalan didunia nyata, sehinnga kita akan lebih
mudah memahami sistem yang berjalan, dan mempermudah dalam menentukan objek-
objek yang ada didalam sistem tersebut.
54
DAFTAR PUSTAKA
Yourdon, Edward.2000. Object-Oriented System Design – An Integrated Approach. New Jersey 07632: Englewood.
Jogiyanto.2005.Analisis dan Desain Sistem Informasi.Yogyakarta: ANDI
Miftakhul Huda. 2008. Membuat Aplikasi Penjualan dengan JAVA dan MySQL. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Miftakhul Huda. 2009. Membuat Aplikasi Rental dengan JAVA dan MySQL. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Cooper , James W. 1998. THE DESIGN PATTERNS JAVA COMPANION. GOOGLE