Post on 03-Jan-2020
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Subhanahuwata’ala, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Karunia dan
Rahmat-Nya kegiatan Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan
Hortikultura (Balai Besar PPMB-TPH) dapat terlaksana dan tersusun dengan baik.
Laporan kinerja tahun 2018 ini memuat capaian kinerja Balai Besar PPMB-TPH selama tahun
2018. Laporan kinerja merupakan bentuk
pertanggungjawaban terhadap stakeholders sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Sebagai
salah satu instansi pemerintah yang memperoleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) diharuskan menyusun
laporan kinerja sebagai wujud pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagaimana amanat Permentan Nomor
78/Permentan/ OT.140/11/2011.
Laporan kinerja ini disusun berdasarkan indikator kinerja yang
tertuang dalam Perjanjian Kinerja (PK) antara Kepala Besar Besar PPMB-TPH dengan Direktur Jenderal Tanaman Pangan tahun 2018,
dimana indikator tersebut berbeda dibanding indikator sebelumnya.
Selain itu, laporan kinerja ini juga berperan sebagai alat kendali dan
penilaian kualitas kinerja Balai Besar PPMB-TPH, sehingga dapat mendorong peningkatan kinerja demi terwujudnya pemerinthanan
yang akuntabel di lingkungan Balai Besar PPMB-TPH dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
Ungkapan terimakasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras dalam melaksanakan kegiatan dan menyusun laporan kinerja ini.
Semoga laporan kinerja ini dapat bermanfaat.
Depok, 31 Januari 2019
Kepala Balai Besar,
Ir. Warjito, M.Si NIP. 196307121989031017
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
ii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan kinerja tahun 2018 ini disusun sebagai bentuk akuntabilitas kinerja Balai Besar PPMB-TPH dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya sesuai amanah Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabailitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
Selain itu, laporan ini merupakan kebutuhan internal bagi institusi dalam melakukan analisis dan evaluasi kinerja sebagai upaya untuk
meningkatkan kinerja organisasi pada masa yang akan datang. Dalam laporan ini dipaparkan keberhasilan maupun kegagalan
dalam pencapaian kinerja output kegiatan pada Tahun Anggaran 2018.
Balai Besar PPMB-TPH sebagai salah satu unit kerja di lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang melaksanakan pelayanan
publik mendukung sasaran program Meningkatnya Kualitas Layanan Publik Ditjen Tanaman Pangan. Kualitas layanan publik diukur
dengan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) yang merupakan salah satu indikator kinerja Balai Besar PPMB-TPH. Indikator kinerja ini
berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, setelah dilakukan revisi yang selaras dengan perubahan Renstra Kementerian Pertanian, Rentra
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, dan diikuti dengan revisi Renstra Balai Besar PPMB-TPH tahun 2015-2019.
Indikator kinerja IKM atas layanan publik Balai Besar PPMB-TPH tahun 2018 dapat melebihi target yang ditetapkan atau dengan
kategori Sangat Berhasil. Sementara dua indikator lainnya yaitu rasio metode pengujian mutu benih yang dimanfaatkan pengguna
dibanding total metode pengujian mutu benih yang dihasilkan dan jumlah temuan Itjen atas implementasi SAKIP yang terjadi berulang
masing-masing mencapai 100% atau kriteria Berhasil. Sedangkan satu indikator yaitu Jumlah temuan BPK atas pengelolaan keuangan
Balai Besar PPMB-TPH yang terjadi berulang tidak ada penilaian karena tidak ada pemeriksaan oleh BPK terhadap Satuan Kerja
(Satker) Balai Besar PPMB-TPH selama tahun 2018.
Keberhasilan capaian indikator kinerja Balai Besar PPMB-TPH tahun 2018 tentu tidak lepas dari upaya seluruh jajaran Balai Besar untuk
memperbaiki layanan publik yang diberikan dan peningkatan kinerja serta kompetensi sumberdaya manusia pendukungnya. Untuk itu
telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan yang mendukung pencapaian indikator kinerja tersebut.
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
iii
Realisasi serapan anggaran Balai Besar PPMB-TPH tahun 2018 sebesar Rp10,884 milyar atau 92,13% dari pagu Rp11,814 milyar.
Rendahnya serapan anggaran ini karena tidak terserapnya belanja pegawai antara lain transito (cadangan) akibat tidak adanya
penambahan CPNS, sisa gaji dan uang makan pegawai yang mencapai Rp918 juta (7,87%).
Efisiensi rata-rata penggunaan sumberdaya Balai Besar PPMB-TPH tahun 2018 sebesar 5,06%. Efisiensi tertinggi dicapai pada komponen
penyelenggaraan uji efisiensi yang mencapai 36,45%, karena realisasi fisiknya jauh melebihi target. Hal ini dikarenakan antusias peserta
untuk mengikuti uji profisiensi yang diselenggarakan Balai Besar PPMB-TPH.
Indikator jumlah temuan BPK atas laporan keuangan yang tidak dapat dinilai karena ada pemeriksaan perlu dilakukan reviu apakah
perlu perubahan jika dikuatirkan akan mempengaruhi nilai laporan kinerja pada tahun-tahun berikutnya. Disamping itu, masih terdapat
beberapa permasalahan yang memerlukan pemecahan dan disusun rencana aksi untuk mengatasinya di tahun 2019, sehingga dapat
meningkatkan kinerja Balai Besar PPMB-TPH.
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................. i
RINGKASAN EKSEKUTIF ....................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................ iv
DAFTAR TABEL ..................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................... vi
I. PENDAHULUAN ............................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................... 1 1.2. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi ................................ 2
1.3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja .......................... 4 1.4. Sumberdaya Manusia ............................................... 7
1.5. Dukungan Anggaran ................................................. 8
II. PERENCANAAN KINERJA ................................................. 9
2.1. Rencana Stratejik ..................................................... 9 2.2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2018 ............ 12
2.3. Perjanjian Kinerja Tahun 2018 ................................. 21
III. AKUNTABILITAS KINERJA ............................................... 23
3.1. Capaian Kinerja Organisasi ...................................... 23 3.2. Realisasi Anggaran ................................................... 71
3.3. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) ................... 72 3.4. Analisis Efktivitas Penggunaan Sumberdaya ............. 72
3.5. Rencana Aksi Tindak Lanjut Perbaikan Kinerja Tahun 2018 .............................................................. 74
IV. PENUTUP ......................................................................... 79
LAMPIRAN ............................................................................. 81
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Capaian Indikator Kinerja Tahun 2018 .................... 24
Tabel 2. Interprestasi Hasil Pengukuran IKM .................... 26
Tabel 3. Capaian IKM Tahun 2018 ....................................... 27
Tabel 4. Capaian IKM Tahun 2013-2018 ............................... 27
Tabel 5. Perbandingan Capaian IKM Tahun 2018 ................. 27
Tabel 6. Luas Tambah Tanam (LTT) Provinsi NTB
(periode Januari s.d April 2018) .............................. 66
Tabel 7. Luas Tambah Tanam (LTT) Provinsi Sulteng
(Kab. Bangkep, Banggai, Morowali, dan Morowali Utara) (periode Januari s.d Juni 2018) ..... 67
Tabel 8. Luas Tambah Tanam (LTT) Provinsi Jambi (periode Juli s.d Desember 2018) ............................ 68
Tabel 9. Perkembangan Pagu dan Realisasi Anggaran Balai Besar PPMB-TPH Tahun 2013-2018 ............... 71
Tabel 10. Realisasi Anggaran Balai Besar PPMB-TPH Tahun 2018 (Berdasarkan Output) ......................... 71
Tabel 11. Realisasi Anggaran Balai Besar PPMB-TPH Tahun 2018 (Berdasarkan Jenis Belanja) ................ 72
Tabel 12. Efisiensi Penggunaan Sumberdaya Balai Besar
PPMB-TPH Tahun 2018 .......................................... 73
Tabel 13. Rencana Aksi Peningkatan Kinerja Balai Besar
PPMB-TPH Tahun 2019 .......................................... 78
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jumlah Pegawai Balai Besar PPMB-TPH Tahun 2018 ...................................................... 83
Lampiran 2. Perjanjian Kinerja (PK) Balai Besar PPMB-TPH Tahun 2018 ...................................................... 84
Lampiran 3. Capaian Indikator Kinerja Tahun 2018 per triwulan ...................................................... 88
Lampiran 4. Rekapitulasi Survei dan Penilaian IKM Tahun 2018 (Periode Januari-Juni 2018) .......... 89
Lampiran 5. Rekapitulasi Survei dan Penilaian IKM Tahun 2018 (Periode Oktober-November 2018) .. 90
Lampiran 6. Rekapitulasi Metode yang Dimanfaatkan Laboratorium Pengguna Tahun 2018 ................ 91
Lampiran 7. Realisasi Anggaran Balai Besar PPMB-TPH Tahun 2018 per komponen ............................... 93
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam rangka mewujudkan good governance diperlukan
pengembangan dan penerapan system pertanggung jawaban yang
tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara
berdaya guna, berhasil guna, bersih, dan bertanggung jawab, serta
bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) untuk
mewujudkan pemerintahan yang akuntabel dan transparan,
setiap instansi pemerintah diwajibkan menyusun Laporan Kinerja
(LAKIN). LAKIN disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban
pelaksanaan kegiatan dan pengukuran kinerja instansi
pemerintah yang difasilitasi dengan anggaran negara. Teknis
penyusunan LAKIN diatur lebih lanjut melalui Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Tenis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinejra, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah.
Sebagai instansi pemerintah, Balai Besar PPMB-TPH yang
merupakan salah satu unit kerja di lingkungan Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan yang dibiayai APBN, maka
berkewajiban menyusun laporan kinerja. Substansi penyusunan
laporan kinerja tahun 2018 ini didasarkan pada hasil capaian
indikator kinerja Balai Besar PPMB-TPH yang ditetapkan dalam
Perjanjian Kinerja.
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2
1.2. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
1. Terbentuk berdasarkan Peraturan Menteri
Pertanian Nomor
78/Permentan/OT.140/11/2011
2. Balai Besar PPMB-TPH merupakan unit
pelaksana teknis yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Direktur
Jenderal tanaman Pangan
3. Balai Besar PPMB-TPH secara teknis
dibina oleh Direktur Perbenihan,
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan
Direktur Perbenihan, Direktorat Jenderal
Hortikultura
4. Balai Besar PPMB-TPH dipimpin oleh
seorang Kepala
Kedudukan
Melaksanakan pengembangan serta pemberian bimbingan teknis pengujian mutu benih dan penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman pangan dan hortikultura
Tugas
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
3
1. Penyusunan program dan evaluasi pengembangan
pengujian mutu benih serta bimbingan teknis pengujian
mutu benih dan penerapan sistem manajemen mutu
benih tanaman pangan dan hortikultura;
2. Pelaksanaan pengembangan teknik dan metode pengujian
laboratorium, sertifikasi, dan pengawasan peredaran
benih tanaman pangan dan hortikultura;
3. Pelaksanaan uji banding (uji profisiensi, unjuk kerja
metode, uji arbitrase dan uji acuan) antar laboratorium
pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura;
4. Pelaksanaan uji petik mutu benih tanaman pangan dan
hortikultura yang beredar;
5. Pelaksanaan sertifikasi ISTA (International Seed Testing
Association) untuk benih tanaman pangan dan
hortikultura;
6. Pelaksanaan sertifikasi sistem mutu dan pemberian hak
penandaan Standar Nasional Indonesia (SNI) pada pelaku
usaha perbenihan tanaman pangan dan hortikultura;
7. Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis pengujian
mutu benih dan penerapan sistem manajemen mutu
benih tanaman pangan dan hortikultura;
8. Penyusunan informasi dan dokumentasi hasil
pengembangan pengujian mutu benih serta pemberian
bimbingan teknis pengujian mutu benih dan penerapan
sistem manajemen mutu benih tanaman pangan dan
hortikultura;
9. Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai
Besar PPMB-TPH.
Fungsi
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
4
1.3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Struktur organisasi Balai Besar PPMB-TPH dipimpin oleh seorang
Kepala dan memiliki dua eselon III, yaitu Bagian Umum dan
Bidang Informasi dan Jaringan Laboratorium serta Kelompok
Jabatan Fungsional. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya,
Bagian Umum terdiri dari tiga unit kerja eselon IV yaitu
Subbagian Program dan Evaluasi, Subbagian Kepegawaian dan
Tata Usaha, dan Subbagian Keuangan dan Perlengkapan.
Bidang Informasi dan Jaringan Laboratorium terdiri dari dua unit
kerja eselon IV yaitu Seksi Informasi dan Dokumentasi dan Seksi
Jaringan Laboratorium. Kelompok Jabatan Fungsional yang
terdapat di Balai Besar PPMB-TPH adalah fungsional pengawas
benih tanaman yang dikoordinasikan oleh seorang tenaga
fungsional senior yang ditetapkan oleh Kepala Balai.
Balai Besar PPMB-TPH mempunyai struktur dan fungsi yang
cukup memadai untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
secara optimal. Dari masing-masing unit tersebut di atas
mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut:
1. Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan penyusunan
program dan evaluasi kegiatan pelaksanaan pengembangan
pengujian mutu benih, pemberian bimbingan teknis pengujian
mutu benih dan penerapan sistem manajemen mutu benih
tanaman pangan dan hortikultura, serta pelaksanaan urusan
tata usaha dan rumah tangga. Dalam melaksanakan tugasnya,
Bagian Umum menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan penyusunan program, anggaran dan evaluasi
serta pelaporan;
b. Fasilitasi kegiatan pengembangan pengujian mutu benih
serta pemberian bimbingan teknis pengujian mutu benih
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
5
dan penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman
pangan dan hortikultura;
c. Pelaksanaan urusan kepegawaian, tata usaha dan rumah
tangga;
d. Pelaksanaan urusan keuangan, perlengkapan dan
perpustakaan.
Bagian Umum terdiri atas: (1) Subbagian Program dan
Evaluasi yang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan program, anggaran dan evaluasi serta pelaporan;
(2) Subbagian Kepegawaian dan Tata Usaha yang mempunyai
tugas melakukan urusan kepegawaian, tata usaha dan rumah
tangga; (3) Subbagian Keuangan dan Perlengkapan yang
mempunyai tugas melakukan urusan keuangan, perlengkapan
dan perpustakaan, fasilitasi kegiatan pengembangan
pengujian mutu benih serta pemberian bimbingan teknis
pengujian mutu benih dan penerapan sistem manajemen
mutu benih tanaman pangan dan hortikultura. Uraian tugas
unit eselon IV diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian
Nomor 46/Permentan/OT.140/6/2013.
2. Bidang Informasi dan Jaringan Laboratorium mempunyai
tugas melaksanakan penyusunan informasi dan dokumentasi
hasil pengembangan pengujian mutu benih tanaman pangan
dan hortikultura serta pelaksanaan pemberian bimbingan
teknis pengujian mutu benih dan penerapan sistem
manajemen mutu benih tanaman pangan dan hortikultura.
Dalam melaksanakan tugasnya Bidang Informasi dan
Jaringan Laboratorium menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan informasi dan dokumentasi hasil
pengembangan pengujian mutu benih tanaman pangan dan
hortikultura.
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
6
b. Pengelolaan sampel dan koleksi varietas, isolate pathogen
tular benih dan benih hasil uji tanaman pangan dan
hortikultura.
c. Penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis
pengujian mutu benih dan penerapan sistem manajemen
mutu benih tanaman pangan dan hortikultura.
d. Fasilitasi pelaksanaan sertifikasi sistem mutu dan
pemberian hak penandaan Standar Nasional Indonesia (SNI)
pada pelaku usaha perbenihan tanaman pangan dan
hortikultura.
Bidang Informasi dan jaringan Laboratorium terdiri atas: (1)
Seksi Informasi dan Dokumentasi yang mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan penyusunan informasi dan
dokumentasi hasil pengembangan pengujian mutu benih,
serta pengelolaan sampel dan koleksi varietas isolate pathogen
tular benih dan benih hasil uji tanaman pangan dan
hortikultura; (2) Seksi Jaringan Laboratorium yang
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan
bimbingan teknis pengujian mutu benih dan penerapan sistem
manajemen mutu benih tanaman pangan dan hortikultura,
serta fasilitasi pelaksanaan sertifikasi sistem mutu dan
pemberian hak penandaan Standar Nasional Indonesia (SNI)
pada pelaku usaha perbenihan tanaman pangan dan
hortikultura.
3. Kelompok Jabatan Fungsional yang terdiri dari Pengawas
Benih Tanaman (PBT) dalam melaksanakan Berdasar
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 39 Tahun 2006 tentang
produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina pada pasal 35
dinyatakan bahwa pengujian mutu benih di laboratorium
mengacu pada ISTA Rules yang dikembangkan agar dapat
diterapkan dan sesuai dengan kondisi di Indonesia. Kegiatan
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
7
pengembangan metode/validasi/verifikasi ini dilaksanakan
oleh Balai Besar PPMB-TPH merupakan visualisai dari salah
satu fungsi Balai Besar PPMB-TPH.
Struktur Organisasi Balai Besar PPMB-TPH seperti pada
gambar berikut.
STRUKTUR ORGANISASI BALAI BESAR PPMB-TPH
(Permentan Nomor 78/Permentan/OT.140/11/2011)
1.4. Sumberdaya Manusia
Sampai dengan Desember 2018, Balai Besar PPMB-TPH didukung
oleh 73 orang pegawai yang terdiri dari PNS 57 orang, 7 orang
diantaranya diperbantukan di Direktorat Perbenihan, Direktorat
Serealia, dan Direktorat Aneka Kacang dan Umbi. Selain PNS,
Balai Besar PPMB-TPH juga didukung oleh Tenaga Kerja Kontrak
(TKK) sebanyak 16 orang, dimana satu orang diperbantukan dari
Sekretariat Ditjen Tanaman Pangan. Diantara 57 orang PNS, 7
orang diantaranya diperbantukan Keadaan ASN berdasarkan
golongan, terdiri dari golongan IV 6 orang, golongan III 39 orang,
dan golongan II 12 orang.
KEPALA
BAGIAN UMUM
BIDANG INFORMASI
DAN JARINGAN LABORATORIUM
SUBBAG PROGRAM DAN
EVALUASI SUBBAG
KEPEGAWAIAN DAN TATA USAHA
SUBBAG KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN
SEKSI INFORMASI DAN DOKUMENTANSI
SEKSI JARINGAN LABORATORIUM
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
8
Berdasarkan latar belakang pendidikan terdiri dari S2 sebanyak
12 orang, S1 sebanyak 22 orang, D-III sebanyak 4 orang, SLTA 19
orang. Sampai dengan Desember 2018 pegawai yang masih
melaksanakan tugas belajar sebanyak tiga orang.
1.5. Dukungan Anggaran
Dukungan anggaran Balai Besar PPMB-TPH dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan karena peningkatan beban kerja sesuai
tugas dan fungsinya. Pagu anggaran pada tahun 2018 pada
awalnya sebesar Rp11,5 milyar untuk mendukung kegiatan
utama dan pendukung, termasuk pelaksanaan kegiatan
pelayanan perkantoran. Seluruh alokasi anggaran bersumber dari
APBN. Pada bulan Oktober Balai Besar PPMB-TPH memperoleh
tambahan anggaran untuk belanja modal pengadaan perangkat
pengolah data dan pengaspalan jalan kantor sebesar Rp314 juta,
sehingga total pagu anggaran menjadi Rp11,814 milyar.
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
9
II. PERENCANAAN KINERJA
2.1. Rencana Stratejik
Kebutuhan produk tanaman pangan semakin meningkat seiring
laju pertumbuhan penduduk dan pola konsumsi masyarakat yang
masih didominasi oleh beras, serta semakin berkembangnya
industri olahan berbahan dasar pangan. Tantangan kedepan
adalah bagaimana mewujudkan produksi tanaman pangan yang
cukup dan berkelanjutan serta bagaimana menyediakan dan
menyalurkan sarana produksi dan benih secara tepat kepada
kelompok tani dan petani. Dalam rangka untuk meningkatkan
produksi tanaman pangan, salah satu cara yang dapat ditempuh
adalah dengan penggunaan benih varietas unggul yang telah
disertifikasi. Tujuan dari sertifikasi benih adalah untuk menjamin
kemurnian dan kebenaran varietas benih yang ditanam. Dalam
proses sertifikasi tersebut, ditetapkan pula persyaratan standar
minimal yang ditetapkan untuk menjamin mutu benih.
Pembangunan perbenihan nasional harus diarahkan untuk
mewujudkan sistem dan usaha perbenihan/industri benih yang
tangguh berbasis potensi nasional yang mampu menyediakan
benih bermutu tinggi. Penggunaan benih bermutu dari varietas
unggul difasilitasi melalui pembinaan produsen benih untuk
dapat menghasilkan benih secara enam tepat yaitu: tepat waktu,
tepat mutu, tepat varietas, tepat jumlah, tepat lokasi dan tepat
harga. Sebagai persiapan pelaksanaan pembangunan jangka
menengah, maka perlu dibuat rencana pembangunan lima
tahunan yang dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Balai
Besar PPMB-TPH 2015-2019.
Renstra Balai Besar PPMB-TPH 2015-2019 merupakan dokumen
perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan, sasaran strategis,
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
10
kebijakan, strategi, program dan kebijakan yang akan
dilaksanakan oleh Balai Besar PPMB-TPH selama lima tahun
(2015-2019). Dokumen ini disusun berdasarkan analisis strategis
atas potensi, peluang, tantangan dan permasalahan serta rencana
kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan Balai.
Dalam rangka meningkatkan capaian pembangunan pertanian
melalui peningkatan kualitas, akuntabilitas dengan pendekatan
balanced scorecard, telah dilakukan revisi Renstra Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan 2015-2019. Dengan mengacu pada
revisi Renstra Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2015-2019
tersebut, Balai Besar PPMB-TPH juga melakukan perubahan pada
Renstra, yang merevisi Sasaran Kegiatan beserta indikatornya
untuk tahun 2018-2019.
Terwujudnya lembaga pengembangan pengujian mutu benih bertaraf internasional untuk
mendukung sistem perbenihan tanaman pangan dan
hortikultura yang tangguh dan berdaya saing
Visi
1. Mengembangkan metode pengujian mutu benih yang
valid dan aplikatif
2. Meningkatkan kompetensi kelembagaan Balai Besar
PPMB-TPH
3. Mewujudkan standardisasi laboratorium penguji benih
diseluruh Indonesia
4. Melaksanakan sertifikasi benih pada perdagangan
internasional (orange dan blue international certificate)
Misi
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
11
Mengembangkan metode pengujian mutu
benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih untuk
mendukung tersedianya benih tanaman
pangan varietas unggul bersertifikat
Tujuan
Mengembangkan metode pangujian dan penerapan sistem manajemen mutu
laboratorium pengujian benih
Sasaran Strategis
Peningkatan kompetensi laboratorium, SDM dan pemenuhan sarana prasarana dalam
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
Kebijakan Umum
Mendukung program pembangunan
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yaitu peningkatan produksi, produktivitas dan
mutu hasil tanaman pangan
Program
Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium
Pengujian Benih
Kegiatan
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
12
2.2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2018
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) merupakan rencana kegiatan
Balai Besar PPMB-TPH tahun 2018 yang meliputi program,
sasaran, dan kegiatan (indikator dan rencana tingkat capaian)
dengan mengacu pada Renstra tahun 2015-2019. Untuk
mendukung program peningkatan produksi, produktivitas dan
mutu hasil tanaman pangan serta pencapaian sasaran yang
ditetapkan, maka Balai Besar PPMB-TPH TA. 2018 melaksanakan
kegiatan sebagai berikut:
1. Rancangan Kerja Pengembangan Pengujian Mutu Benih TPH
Perencanaan kegiatan merupakan suatu proses awal pelaksanaan
anggaran yang bertujuan mengalokasikan sumber daya anggaran
sesuai prioritas dan pemanfaatannya secara efektif dan efisien.
Penerapan anggaran dilakukan secara terpadu yang memuat
seluruh kegiatan balai yang terintegrasi pada program
peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil tanaman
pangan. Output yang diharapkan dalam kegiatan ini berupa 1
rancangan yang mencakup penyusunan RKAKL, ROPAK, TOR,
JUKNIS, POK sebagai dasar dalam melaksanakan kegiatan TA.
2018 dan RKT tahun 2018 yang didasarkan pada RENSTRA tahun
2015-2019. Rancangan tersebut diharapkan dapat menjadi salah
satu acuan bagi pelaksana kegiatan dalam melaksanakan
kegiatan.
2. Pedoman/Literatur
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menambah
literasi/referensi bagi masyarakat mengenai perbenihan. Buku
literatur ini memuat tentang pengembangan pengujian mutu
benih yang dapat dijadikan acuan dalam pengujian mutu benih.
Diharapkan pembuatan buku literatur ini menambah
pengetahuan dan wawasan khususnya para pengawas benih
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
13
tanaman dalam melaksanakan pengujian baik di laboratorium
maupun di lapangan. Target pada tahun 2018 sebanyak 1
pedoman/literatur.
3. Pengembangan Metode dan Validasi Metode
Terlaksananya kegiatan pengembangan metode dan validasi
metode sebanyak 10 metode. Tujuan kegiatan pengembangan
metode adalah untuk mendapatkan metode yang aplikatif
dalam pengujian di laboratorium sehingga hasil yang
diharapkan dalam pengembangan metode pengujian
diperolehnya metode yang dapat digunakan sebagai metode
pengujian dalam melayani pelanggan/customer baik di
laboratorium pusat maupun di daerah di seluruh Indonesia.
4. Pelayanan Pengujian Mutu Benih
Kegiatan pelayanan pengujian di laboratorium Balai Besar
PPMB-TPH mencakup kegiatan pengujian benih eksternal dan
Internal. Pengujian benih eksternal merupakan permintaan
pengujian dari customer/pelanggan, sedangkan pengujian benih
internal dilakukan untuk mendukung kegiatan uji profisiensi, uji
petik mutu benih yang beredar, pemeliharaan ruang lingkup
akreditasi, serta pemeliharaan kompetensi alat dan kompetensi
analis. Didalam pelaksanaan pengujian tersebut, Balai Besar
PPMB-TPH didukung oleh delapan laboratorium pengujian, yaitu:
laboratorium fisika, laboratorium biologi, laboratorium
cendawan, laboratorium bakteri, laboratorium elektroforesis
(penanda genetik), laboratorium virus, laboratorium nematoda
dan satu laboratorium pengembangan teknik kultur jaringan.
Pada tahun 2018 pelaksanaan pengujian yang akan
dilaksanakan sebanyak 1000 sampel (contoh benih).
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
14
5. Fasilitasi Penerapan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium
Dalam rangka standardisasi laboratorium pengujian benih
(penerapan ISO/IEC 17025-2008 atau ISO/IEC 17025:2017)
maka dilakukan kegiatan Kerjasama/fasilitasi Penerapan Sistem
Mutu. Untuk tahun 2018, Balai Besar PPMB-TPH akan melakukan
kerjasama dengan beberapa laboratorium yang ada di BPSBTPH
Provinsi. Kegiatan tersebut adalah memfasilitasi laboratorium
penguji benih di daerah untuk menerapkan sistem manajemen
mutu laboratorium sesuai SNI ISO/IEC 17025:2008 atau SNI
ISO/IEC 17025:2017. Target fasilitasi penerapan sistem mutu
sebanyak delapan laboratorium BPSBTPH di Indonesia.
6. Standardisasi Laboratorium
a. Penguatan Laboratorium Penguji Benih
Dalam rangka menjaga kompetensi laboratorium pengujian
perlu dilakukan survailen/asesmen/reakreditasi oleh KAN
untuk menilai/mengevaluasi penerapan SNI ISO/IEC 17025-
2008 atau SNI ISO/IEC 17025:2017 di laboratorium. Untuk
itu laboratorium Balai Besar harus melakukan peningkatan
yang terus menerus untuk memelihara akreditasi atau
pemenuhan persyaratan reakreditasi. Keluaran yang
diharapkan adalah tetap diakuinya kompetensi laboratorium
pengujian benih Balai Besar PPMBTPH oleh KAN baik melalui
assesmen maupun reakreditasi.
b. Laboratorium Penyelenggara Uji Profisiensi
Balai Besar PPMB-TPH telah terakreditasi oleh KAN pada tahun
2011 sebagai Laboratorium Penyelenggara Uji Profisiensi (LPUP)
dengan nomor akreditasi UPP-001-IDN. Reakreditasi telah
dilakukan sebanyak satu kali pada tahun 2014 dan telah
dilakukan asesmen ulang pada tahun 2015 sesuai dengan
kebijakan dari KAN yaitu perubahan nama dan nomor
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
15
registrasi yang semula Laboratorium Penyelenggara Uji
profisiensi dengan Nomor UPP-001-IDN berubah menjadi
Penyelenggara Uji Profisiensi dengan Nomor PUP-001-IDN.
Sebagai penyelenggara uji profisiensi maka LPUP Balai Besar
PPMB-TPH menyelenggarakan kegiatan uji profisiensi untuk
laboratorium penguji benih yang ikut berpartisipasi. Target
Balai Besar PPMB-TPH tahun 2018 adalah tetap diakuinya
kompetensi laboratorium pengujian benih Balai Besar PPMB-
TPH oleh KAN baik melalui assesmen maupun reakreditasi.
c. Keanggotaan dalam Organisasi Internasional
Berpartisipasi aktif mengikuti kegiatan uji profisiensi yang
diselenggarakan oleh ISTA antara lain: melakukan
perbaikan hasil asessmen dari akreditasi ISTA, melakukan
upaya dalam rangka persiapan administrasi maupun teknis,
dan melakukan koordinasi dengan kementerian Luar Negeri
tentang pembayaran iuran keanggotaan ISTA. Target
sasaran adalah memperoleh sertifikat reakreditasi ISTA.
d. Sertifikasi pelayanan publik Balai Besar PPMB-TPH
Salah satu upaya yang dilakukan Balai Besar PPMB-TPH
untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui
penerapan SNI ISO/IEC 9001:2015, yang selanjutnya
ditanyakan tingkat kepuasan masyarakat atas layanan
tersebut melalui kuesioner. Balai Besar PPMBTPH telah
disertifikasi pelayanan publik oleh PT Sucofindo pada tahun
2014. Target dari sertifikasi pelayanan publik yaitu tetap
disertifikasinya pelayanan publik Balai Besar PPMB-TPH
oleh PT. Sucofindo.
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
16
7. Uji Petik Mutu Benih
Uji petik mutu benih yang beredar dilakukan untuk
mengevaluasi tingkat mutu benih yang beredar di pasaran dan
salah satu realisasi bantuan pemerintah pusat dalam hal
pengawasan mutu terutama pada pengawasan hilir, Balai Besar
PPMB-TPH melakukan uji petik mutu benih yang beredar dan
melakukan pengujian di laboratorium untuk mengetahui tingkat
mutu benih tersebut sehingga dapat diketahui kondisi mutu
benih yang beredar di beberapa wilayah di Indonesia dan sebagai
bahan masukan bagi pimpinan dalam menyusun pengembangan
metode. Pada tahun 2018 akan dilakukan pengambilan contoh
benih tanaman pangan di tujuh provinsi dengan jumlah sampel
sebanyak 90 sampel (contoh benih).
8. Bimbingan Teknis
Dalam mendukung kegiatan pengujian di laboratorium
diperlukan Pengawas Benih Tanaman/Analis Benih yang mampu
melaksanakan pengujian dengan hasil yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan. Untuk itu, pengetahuan dan
keterampilan bagi Pengawas Benih Tanaman/Analis Benih dan
pegawai Balai Besar PPMB-TPH mutlak diperlukan. Pelatihan
yang diperlukan antara lain pelatihan teknis dan non teknis.
Pelatihan teknis antara lain adalah pelatihan sistem mutu (ISO
9001, ISO/IEC 17025-2017, SNI ISO/IEC 17043:2007, dan
ILAC G 13-2007), pelatihan bagi analis benih (pelatihan petugas
pengambil contoh benih, pelatihan analis pengujian
laboratorium). Untuk meningkatkan keterampilan pegawai dari
segi non teknis, Balai Besar PPMB-TPH merencanakan
mengikutsertakan dalam pelatihan peningkatan SDM antara lain
SAI/SIMAK BMN, Simpeg, Bendahara, 3M, Kepegawaian,
pengadaan barang dan jasa (Perpres Nomor 70 tahun 2012 dan
perubahannya Perpres Nomor 16 Tahun 2018) dan lain-lain.
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
17
9. Administrasi Pelaksanaan Kegiatan
Terlaksananya Pengelolaan administrasi satker didasarkan
pada peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga
diperoleh pengelolaan administrasi yang tertib dan akuntabel
selama satu tahun secara terus menerus. Pembinaan dan
pengawasan pengelolaan administrasi untuk menghindari
penyalahgunaan dan kerugian negara.
10. Jurnal/Majalah Vigor
Untuk menginformasikan dan menyebarluaskan hasil kegiatan
pengembangan dan pengujian mutu benih di laboratorium, Balai
Besar PPMB-TPH merencanakan menerbitkan majalah/jurnal
sebagai sumber informasi khususnya yang berkaitan dengan
bidang perbenihan kepada masyarakat, aparatur pertanian dan
pemangku kepentingan yang terkait. Penerbitan majalah vigor ini
dilaksanakan sebanyak tiga edisi atau 600 eksemplar yang
memuat informasi tentang hasil-hasil pengujian mutu benih di
laboratorium dan informasi lainnya yang terkait dengan
kinerja Balai.
11. Laporan Kegiatan Pengembangan Pengujian Mutu Benih dan
Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih
a. Pengelolaan Data Base/Website
Terlaksananya penyusunan database/website berupa
sistem informasi perbenihan secara komputerisasi dan
terselenggaranya website mengenai pengembangan
pengujian mutu benih yang mutakhir di Balai Besar PPMB-
TPH. Target pencapaian sasaran adalah tersedianya laporan
tentang data hasil-hasil pengujian mutu benih selama satu
tahun sehingga pencarian data menjadi lebih cepat dan
efisien dengan target satu laporan.
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
18
b. Pameran Pertanian
Terlaksananya penyebarluasan informasi pengembangan
mutu benih tanaman pangan dan hortikultura kepada
masyarakat dan stakeholder melalui kegiatan pameran.
Target pencapaian sasaran yaitu terselenggaranya pameran
pembangunan pertanian sebanyak satu laporan
pelaksanaan pameran sehingga masyarakat dan
stakeholder mengetahui informasi tentang teknologi
pengembangan pengujian mutu benih.
c. Laporan Bulanan dan SIMONEV, LAKIN, SPI dan Laporan
Tahunan
Terlaksananya penyusunan Laporan Bulanan, Laporan
Monitoring dan Evaluasi (SIMONEV), Laporan Kinerja,
Sistem Pengendalian Intern (SPI), dan Laporan Tahunan
Balai Besar PPMB-TPH. Dengan adanya laporan ini
diharapkan dapat memberikan informasi tentang capaian
pelaksanaan kegiatan dan permasalahan yang dihadapi
sehingga dapat diambil langkah-langkah untuk
meningkatkan kinerja Balai dan mencari solusi pemecahan
apabila terdapat hambatan/kendala dalam
pelaksanaannya. Target pencapaian sasaran adalah 32
laporan.
d. Pengelolaan Urusan Kepegawaian dan Tata Usaha
Terselenggaranya pengelolaan urusan kepegawaian dan tata
usaha perkantoran dalam rangka peningkatan kualitas
pelayanan di bidang kepegawaian dan tata usaha dengan
target pencapaian sasaran sebanyak dua laporan.
e. Penyusunan Laporan SAI dan SABMN
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
19
Terlaksananya Penyusunan Laporan Sistem Akuntansi
Instansi dan Sistem Akuntansi Barang Milik Negara
(SABMN) untuk mengetahui keadaan keuangan dan asset
Satuan Kerja Balai Besar PPMB-TPH yang meliputi: neraca
keuangan, realisasi anggaran belanja, pernyataan tanggung
jawab dan Catatan atas Laporan Keuangan dari Kuasa
Pengguna Anggaran. Sasaran yang ingin dicapai dari
kegiatan ini yaitu meningkatnya kualitas Laporan Keuangan
(SAI) sebanyak 12 laporan dan Sistem Akuntansi Barang
Milik Negara (SABMN) sebanyak dua laporan.
12. Jumlah laboratorium yang melaksanakan uji profisiensi
Tujuan uji profisiensi adalah melakukan evaluasi kinerja
dalam pengujian tertentu atau pemantauan kinerja
laboratorium berkesinambungan, identifikasi permasalahan di
laboratorium serta inisiasi tindakan untuk peningkatan,
peningkatan kepercayaan pelanggan terhadap laboratorium,
identifikasi perbedaan antar laboratorium, evaluasi
karakteristik kinerja dari sebuah metode sering dinyatakan
sebagai uji coba kolaboratif (SNI ISO/IEC 17043:2010). Pada
tahun 2018 target peserta uji profisiensi sebanyak 35
laboratorium peserta.
13. Layanan Perkantoran
Terbayarnya gaji pegawai, tunjangan-tunjangan, honorarium
dan lembur dengan target sasaran 780 OB untuk belanja
pegawai. Penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan
perkantoran juga tercapai dengan dilaksanakannya
pemeliharaan gedung dan halaman kantor, perbaikan
peralatan kantor, perawatan kendaraan roda dua dan empat,
langganan daya dan jasa dan belanja keperluan operasional
perkantoran selama 1 tahun.
14. Perlengkapan sarana gedung dan inventaris kantor
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
20
Kegiatan ini bertujuan menyediakan sarana gedung dan fasilitas
perkantoran guna mendukung kelancaran tugas dan fungsi Balai
berupa pengadaan meubeleir. Untuk mendukung pelaksanaan
pengujian mutu benih di laboratorium dan kegiatan-kegiatan di
Balai Besar PPMB-TPH dilakukan pengadaan meubeleir sebanyak
9 unit yang terdiri dari pengadaan filling cabinet 3 unit, lemari arsip
3 unit dan rak kayu pintu sorong sebanyak 1 unit. Disamping itu
juga pengadaan fasilitas perkantoran sebanyak 44 unit yang terdiri
dari pengadaan kendaraan roda 2 sebanyak 1 unit, gergaji mesin 2
unit, air conditioner 4 unit, exhaust fan 6 unit, kursi tunggu 5 unit,
lemari pendingin 3 unit, dispenser 4 unit, tempat sampah 4 unit,
mesin penghancur kertas 1 unit, televisi 1 unit, papan tulis kaca
12 unit dan CCTV (8 unit) sebanyak 1 paket.
15. Alat laboratorium
Kegiatan ini bertujuan menyediakan sarana gedung dan fasilitas
perkantoran guna mendukung kelancaran tugas dan fungsi Balai
berupa pengadaan alat laboratorium. Untuk mendukung dan
menunjang pelaksanaan pengujian mutu benih di laboratorium
Balai Besar PPMBTPH dilakukan pengadaan alat laboratorium
sebanyak 2 unit yang terdiri dari pengadaan elisa reader 1 unit dan
microskop portable compound 1 unit.
16. Rehabilitasi dan renovasi gedung dan bangunan
Kegiatan ini bertujuan menyediakan sarana gedung dan fasilitas
perkantoran guna mendukung kelancaran tugas dan fungsi Balai
berupa pengadaan alat laboratorium. Untuk mendukung dan
menunjang pelaksanaan kegiatan di Balai Besar PPMB-TPH
dilakukan rehabilitasi dan renovasi gedung dan bangunan seluas
30 m2 yang terdiri dari rehabilitas pos satpam seluas 17 m2 dan
pembangunan gapura kantor seluas 13 m2.
2.3. Perjanjian Kinerja Tahun 2018
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
21
Perjanjian Kinerja tahun 2018 merupakan bagian dari dokumen
yang diperjanjikan antara Kepala Balai Besar PPMB-TPH dengan
Direktur Jenderal Tanaman Pangan dan merupakan dokumen
perjanjian kinerja selama satu tahun, khususnya dalam
mendukung program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yaitu
program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman
pangan untuk mencapai swasembada dan swasembada
berkelanjutan.
Selanjutnya Perjanjian Kinerja tahun 2018 ini dijabarkan lebih
lanjut ke dalam indikator kinerja sebagai acuan penilaian kinerja
masing-masing kegiatan yang telah ditetapkan. Indikator Kinerja
Utama (IKU) Kepala Balai Besar PPMB-TPH tahun 2018 berbeda
dengan tahun-tahun sebelumnya. IKU tahun 2018 telah dibahas
dengan pihak ketiga dalam rangka membuat indikator yang
SMART. IKU Kepala Balai Besar PPMB-TPH tahun 2018
diusahakan telah selaras dan mendukung IKU Direktur Jenderal
Tanaman Pangan dengan sasaran program:
1. Meningkatkan kualitas layanan publik Ditjen Tanaman Pangan
2. Terwujudnya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di
lingkungan Ditjen Tanaman Pangan
Berdasarkan sasaran program tersebut, sasaran kegiatan Kepala
Balai Besar PPMB-TPH menjadi sebagai berikut:
1. Meningkatnya kualitas layanan publik pengembangan
pengujian mutu benih tanaman pangan dan hortikultura
2. Meningkatnya pemanfaatan metode pengembangan
pengembangan pengujian mutu benih tanaman pangan dan
hortikultura
3. Meningkatnya akuntabilitas kinerja di lingkungan Balai Besar
PPMB-TPH
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
22
Dengan sasaran kegiatan tersebut, indikator kinerja Kepala Balai
Besar PPMB-TPH sebagai berikut:
1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Balai
Besar PPMB-TPH dengan target 3,26 pada Skala Likert
2. Rasio metode pengujian mutu benih yang dimanfaatkan
pengguna dibanding total metode pengujian mutu benih yang
dihasilkan dengan target 100%
3. Jumlah temuan BPK atas pengelolaan keuangan Balai Besar
PPMB-TPH yang terjadi berulang dengan target 0
4. Jumlah temuan Itjen atas implementasi SAKIP yang terjadi
berulang (5 aspek SAKIP sesuai PermenPAN RB Nomor 12
Tahun 2015) dengan target 0.
Perjanjian Kinerja antara Kepala Balai Besar PPMB-TPH tahun
2018 mengalami perubahan akibat pergantian pimpinan yang
sebelumnya Pelaksana tugas (Plt) yang dijabat Ir. Tri Susetyo, MM
digantikan oleh Ir. Warjito, M.Si selaku Kepala Balai Besar PPMB-
TPH, namun indikator kinerja tidak mengalami perubahan
(Perjanjian Kinerja terlampir).
III. AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Capaian Kinerja Organisasi
Untuk menilai keberhasilan dan kegagalan capaian sasaran
kinerja Balai Besar PPMB-TPH tahun 2018 ditetapkan
berdasarkan penilaian capaian melalui metode scoring. Mengacu
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
23
pada kriteria ukuran keberhasilan yang digunakan oleh
Kementerian Pertanian, maka kriteria pengukuran yang
digunakan, yaitu (1). Sangat berhasil apabila capaian > 100%, (2).
Berhasil apabila capaian 80-100%, (3). Cukup berhasil apabila
capaian 60-80%, dan (4). Kurang berhasil apabila capaian < 60%
terhadap sasaran output yang telah ditetapkan.
3.1.1. Pencapaian Sasaran Strategis
Akuntabilitas kinerja dilakukan untuk menentukan keberhasilan
kinerja dalam mewujudkan visi, misi yang telah ditentukan
dengan membandingkan antara target dengan realisasi masing-
masing indikator kinerja sebagai alat ukur keberhasilan.
Dari empat indikator kinerja Balai Besar PPMB-TPH tahun 2018,
satu diantaranya dengan kategori capaian Sangat Berhasil
(capaian diatas 100%) yaitu Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
atas layanan publik Balai Besar PPMB-TPH. Sedangkan dua
indikator yaitu rasio metode pengujian mutu benih yang
dimanfaatkan pengguna dibanding total metode pengujian mutu
benih yang dihasilkan dan jumlah temuan Itjen atas implementasi
SAKIP yang terjadi berulang dengan kategori Berhasil. Sementara
satu indikator tidak ada penilaian. Pengukuran pencapaian
sasaran dan evaluasi akuntabilitasi kinerja pada masing-masing
kegiatan sebagaimana terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Capaian Indikator Kinerja Tahun 2018
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
24
No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi%
CapaianKategori Keterangan
1 Indeks Kepuasan Masyarakat
(IKM) atas layanan publik Balai
Besar PPMB-TPH
Skala Likert 3,26 3,54 108,59 Sangat
Berhasil
2 Rasio metode pengujian mutu
benih yang dimanfaatkan
pengguna dibanding total metode
pengujian mutu benih yang
dihasilkan
% 100 100 100 Berhasil
3 Jumlah temuan BPK atas
pengelolaan keuangan Balai
Besar PPMB-TPH yang terjadi
berulang
Jumlah 0 0 - - BBPPMB-TPH tidak
menjadi sampel pada
saat BPK melakukan
pemeriksaan
laporan keuangan
Ditjen Tanaman
Pangan tahun 2018
4 Jumlah temuan Itjen atas
implementasi SAKIP yang terjadi
berulang (5 aspek SAKIP sesuai
PermenPAN RB Nomor 12 Tahun
2015)
Jumlah 0 0 100 Berhasil Tidak ada catatan
temuan berulang
atas implementasi
SAKIP untuk
BBPPMB-TPH pada
saat Itjen
melakukan evaluasi
pada Ditjen
Tanaman Pangan
tahun 2018
1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Balai
Besar PPMB-TPH mencapai nilai 3,54 atau 108,59% dari target
3,26, dengan kategori Sangat Berhasil.
2. Rasio metode pengujian mutu benih yang dimanfaatkan
pengguna dibanding total metode pengujian mutu benih yang
dihasilkan dengan hasil pengukuran atas 10 metode yang
dihasilkan sebelumnya dimanfaatkan oleh 13 provinsi dengan
capaian 100% dengan kategori Berhasil.
3. Jumlah temuan BPK atas pengelolaan keuangan Balai Besar
PPMB-TPH yang terjadi berulang, dengan target 0, namun
realisasinya tidak dapat diukur karena Balai Besar PPMB-TPH
tidak menjadi sampel pada saat BPK melakukan pemeriksaan
ke Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
25
4. Jumlah temuan Itjen atas implementasi SAKIP yang terjadi
berulang (5 aspek SAKIP sesuai PermenPAN RB Nomor 12
Tahun 2015) dengan target 0 dan realisasi 0 (100%) dengan
kategori Berhasil, tidak ada catatan atas pelaksanaan SAKIP
Balai Besar PPMB-TPH pada saat Itjen melakukan evaluasi
implementasi SAKIP Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
3.1.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Balai Besar PPMB-
TPH
Evaluasi dan analisis capaian kinerja Balai Besar PPMB-TPH
adalah sebagai berikut:
3.1.2.1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik
Balai Besar PPMB-TPH
Salah satu upaya mewujudkan pemerintahan yang bersih (clean
government) dan keperintahan yang baik (good governance) adalah
melaksanakan reformasi birokrasi. Reformasi birokrasi
merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan
perubahan yang mendasar, sistematis, dan menyeluruh dalam
sistem pemerintahan. Wujud nyata dari penerapan reformasi
birokrasi di lingkungan Balai Besar PPMB-TPH dengan
melaksanakan perbaikan layanan publik.
Balai Besar PPMB-TPH dalam melakukan perbaikan layanan
diawali dengan melakukan evaluasi terhadap kepuasan
masyarakat dalam memperoleh layanan Balai Besar PPMB-TPH.
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dimaksudkan sebagai acuan
bagi unit pelayanan instansi pemerintah untuk mengetahui
tingkat kepuasan masyarakat secara berkala dan juga sebagai
bahan untuk menetapkan kebijakan dalam peningkatan kualitas
pelayanan publik dimasa mendatang.
Metode yang digunakan dalam penilaian IKM adalam melalui
metode survei terhadap pelanggan/customer dan penerima
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
26
manfaat. Survei kepuasan masyarakat di Balai Besar PPMB-TPH
dilaksanakan dengan mengacu kepada Peraturan Menteri
Pertanian Nomor 78/Permentan/OT.140/8/2013 tentang
Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat di lingkungan
Kementerian Pertanian yang dilaksanakan setiap semester
(Januari-Juni dan Juli-November) yang meliputi 14 unsur
pelayanan.
Namun pada bulan April 2018 pengukuran IKM berpedoman pada
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/OT.080/
4/2018 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat Unit Kerja
Pelayanan Publik lingkup Kementerian Pertanian. Sesuai
Permentan yang baru, unsur survei pelayanan masyarakat
menjadi sembilan unsur, yang meliputi: persyaratan pelayanan,
prosedur pelayanan, kecepatan waktu dalam memberikan
pelayanan, kewajaran biaya/tarif dalam pelayanan, keseuaiaan
produk pelayanan, kemampuan petugas pelayanan, kesopanan
dan keramahan petugas, penanganan pengaduan pengguna
layanan, dan kualitas sarana dan prasarana. Selanjutnya mulai
bulan Oktober 2018 survei kepuasaan masyarakat dilaksanakan
setiap bulan secara online melalui ikm.pertanian.go,id.
Pengukuran IKM dengan menggunakan Skala Likert, dimana
setiap pertanyaan survei masing-masing unsur diberi nilai. Nilai
dihitung dengan menggunakan nilai rata-rata tertimbang dari
masing-masing unsur pelayanan. Adapun kriteria hasil penilaian
terhadap unsur pelayanan tersebut sebagai berikut:
Tabel 2. Interprestasi Hasil Pengukuran IKM
Nilai Nilai Interval Nilai Interval Mutu Kinerja Unit
Persepsi IKM Konversi IKM Pelayanan Pelayanan
1 1,00-2,5996 25,00-64,99 D Tidak Baik
2 2,60-3,064 65,00-76,60 C Kurang Baik
3 3,0644-3,532 76,61-88,30 B Baik
4 3,532-4,00 88,31-100,00 A Sangat Baik
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
27
Pada tahun 2018 dilaksanakan dua kali pengukuran IKM yaitu
periode semester 1 (Januari-Juni 2018) dan Oktober-November
2018 secara online yang dirata-ratakan untuk memperoleh nilai
IKM Balai Besar PPMB-TPH dengan masing-masing responden per
periode sebanyak 33 orang dan 26 responden.
Tabel 3. Capaian IKM Tahun 2018
Jumlah Nilai Tertimbang Nilai Konversi Mutu Kinerja
Responden IKM IKM Pelayanan Pelayanan
1 Jan-Juni 33 3,34 83,42 B Baik
2 Okt-Nov 26 3,73 93,29 A Sangat Baik
3 Rerata 2018 59 3,54 88,35 A Sangat Baik
No. Periode
Setelah diolah data survei, maka nilai IKM atas pelayanan Balai
Besar PPMB-TPH tahun 2018 sebesar 3,54. Nilai IKM atas layanan
Balai Besar PPMB-TPH tahun 2013-2018 sebagaimana pada tabel
berikut.
Tabel 4. Capaian IKM Tahun 2013-2018
2013 2014 2015 2016 2017 Rerata
IKM 3,15 3,16 3,16 3,23 3,26 3,19 3,54
Tahun2018
Tabel 5. Perbandingan Capaian IKM Tahun 2018
Rerata Capaian Target Capaian Target
2013-2017 2017 2018 2018 2019
IKM 3,19 3,26 3,26 3,54 3,28
% Capaian
2018 thd 110,97 108,59 108,59 107,93
Capaian IKM tahun 2018 sebesar 3,54 mencapai 108,59%
dibandingkan target. Demikian juga bila dibandingkan terhadap
capaian tahun 2017 meningkat 0,28 atau 8,59% dan meningkat
0,35 (10,97%) terhadap rerata capaian IKM periode 2013-2017.
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
28
Apabila dibandingkan terhadap target IKM tahun 2019 (akhir
RPJMN 2015-2019) sebesar 3,28, capaian IKM tahun 2018 telah
melampaui target (107,93%).
Peningkatan nilai IKM tahun 2018 ini disebabkan karena
peningkatan pelayanan yang diberikan oleh Balai Besar PPMB-
TPH sehingga memberikan tingkat kepuasan yang cukup tinggi
bagi pelanggan/costumer. Pelayanan yang diberikan berpedoman
pada Standar Pelayanan Publik yang salah satunya pada
pelayanan pengujian mutu benih. Disamping pelayanan
pengujian, pelayanan lainnya yang diberikan Balai Besar PPMB-
TPH antara lain penyelenggaraan uji profisiensi, fasilitasi sistem
manajemen mutu laboratorium, bimbingan teknis, pendampingan
magang dan lainnya.
Untuk itu dalam memberikan layanan Balai Besar PPMB-TPH
selalu memperbaiki layanan yang diberikan sesuai dengan
kebutuhan pelanggan, sehingga tingkat kepuasan pelanggan juga
semakin meningkat. Dalam memberikan pelayanan publik kepada
masyarakat, Balai Besar PPMB-TPH mengikuti standar pelayanan
publik yang ditetapkan oleh Kepala Balai Besar PPMB-TPH yang
telah diperbaharui Nomor 191.h.KP.430/C.3/6/2018 tentang
Penetapan Standar Pelayanan Publik pada Jenis Pelayanan
Pengujian Mutu Benih Laboratorium, Uji Profisiensi, dan
Bimbingan Teknis.
Secara kelembagaan, laboratorium penguji benih Balai Besar
PPMB-TPH mendapatkan akreditasi baik nasional maupun
internasional, yang meliputi:
1. Laboratorium penguji benih diakreditasi oleh International
Seed Testing Association (ISTA)
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
29
2. Laboratorium penguji benih diakreditasi oleh Komite
Akreditasi Nasional berdasarkan SNI ISO/IEC 17025:2008
(sekarang ISO/IEC 17025:2017)
3. Laboratorium Penyelenggara Uji Profisiensi diakreditasi oleh
Komite Akreditasi Nasional berdasarkan ISO/IEC 17043:2010
4. Sertifikasi pelayanan publik Balai Besar PPMB-TPH
berdasarkan ISO 9001-2015
Disamping itu, Balai Besar PPMB-TPH selalu meningkatkan
kompetensi petugas pelaksana pelayanan melalui bimbingan
teknis, pelatihan, inhouse training, dan lain-lain.
Dalam mendukung pencapaian indikator IKM atas layanan publik
Balai Besar PPMB-TPH, Balai Besar PPMB-TPH melaksanakan
kegiatan-kegiatan antara lain sebagai berikut:
1. Penguatan Laboratorium Pengujian Benih
Kegiatan penguatan laboratorium penguji benih merupakan
kegiatan penerapan sistem manajemen mutu laboratorium
Balai Besar PPMB-TPH untuk menjamin bahwa laboratorium
selalu menjaga kompetensinya sesuai dengan kriteria
akreditasi. Dalam rangka memelihara status akreditasi yang
diberikan oleh KAN, kegiatan laboratorium Balai Besar PPMB-
TPH pada tahun 2018 meliputi audit internal, kaji ulang dan
sosialisasi dokumen sistem manajemen mutu, kaji ulang
manajemen, survailen I dan melaksanakan tindakan
perbaikan survailen I. Realisasi fisik kegiatan mencapai 100%,
sedangkan realisasi keuangan 99,83%.
2. Pelayanan Pengujian Mutu Benih
Kegiatan pelayanan pengujian di Laboratorium Balai Besar
PPMB-TPH mencakup kegiatan pengujian internal dan
eksternal. Pengujian internal dilakukan untuk mendukung
kegiatan uji profisiensi, uji petik mutu benih yang beredar,
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
30
pemeliharaan ruang lingkup akreditasi serta pemeliharaan
kompetensi alat serta analis, sedangkan pengujian eksternal
merupakan permintaan pengujian dari pelanggan (customer).
Dalam pelaksanaan kegiatan Pelayanan pengujian didukung
oleh delapan laboratorium yaitu; Laboratorium Fisika,
Laboratorium Biologi, Laboratorium Elektroforesis,
Laboratorium Cendawan, Laboratorium Bakteri, Laboratorium
Virus, Laboratorium Nematoda, serta Laboratorium Kultur
Jaringan.
Target untuk tahun 2018 adalah 1.000 sampel pelayanan
pengujian yang terdiri dari pemeliharaan ruang lingkup, uji
profisiensi, uji petik dan uji service. Jumlah sampel yang telah
dilakukan pengujian sampai akhir tahun 2018 sebanyak 1.295
sampel atau 129,50% dari target, dengan realisasi keuangan
mencapai 99,84%. Realisasi jumlah sampel yang diuji
mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2017
yang hanya 1.166 sampel.
3. Laboratorium Penyelenggara Uji Profisiensi (PUP)
Tujuan dari kegiatan Penyelenggara Uji Profisiensi (PUP)
adalah penguatan kelembagaan ini adalah pemeliharaan
status akreditasi yang diberikan oleh KAN dan
penyelenggaraan uji profisiensi untuk menilai kinerja
laboratorium penguji benih di Indonesia. Ruang lingkup
penyelenggaraan uji profisiensi meliputi benih tanaman
pangan dan hortikultura dengan parameter penetapan kadar
air, analisis kemurnian, pengujian daya berkecambah dan
penetapan berat 1000 butir.
Dalam rangka pemeliharaan status akreditasi, beberapa
kegiatan terkait PUP selama tahun 2018 antara lain: (1)
tindakan perbaikan surveilen I; (2) audit internal; (3) revisi
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
31
dokumen sistem mutu; (4) sosialisasi dokumen sistem mutu;
(5) kaji ulang manajemen; dan (6) pelatihan peningkatan
kompetensi personil PUP (in house training). Realisasi fisik
kegiatan mencapai 100%, sedangkan realisasi keuangan
99,71%.
4. Penyelenggaraan Uji Profisiensi
Tujuan dari kegiatan penyelenggaraan uji profisiensi adalah
untuk menilai unjuk kerja laboratorium penguji benih yang
berpartisipasi pada kegiatan uji profisiensi tahun 2018. Balai
Besar PPMB-TPH sebagai Laboratorium Penyelenggara Uji
Profisiensi (LPUP) telah terakreditasi dengan Nomor akreditasi
UPP-001-IDN tanggal 22 Agustus 2011. Sebagai penyelenggara
uji profisiensi, LPUP menyelenggarakan kegiatan uji profisiensi
untuk laboratorium penguji benih.
Peserta uji profisiensi adalah laboratorium BPSBTPH dengan
ruang lingkup pengujian benih tanaman pangan dan
hortikultura serta laboratorium instansi lain atau
laboratorium perusahaan swasta. Jumlah peserta uji
profisiensi tahun 2018 sebanyak 55 peserta laboratorium dari
target 35 laboratorium.
Komoditas dalam pelaksanaan uji profisiensi tahun 2018
adalah padi (Oryza sativa) dan sawi (Brassica sp.). Parameter
yang diuji untuk benih padi meliputi penetapan kadar air (KA),
analisis kemurnian (KM), pengujian daya berkecambah (DB),
serta berat 1000 butir. Sedangkan untuk benih sawi meliputi
penetapan KA, KM, dan pengujian DB.
Realisasi fisik kegiatan uji profisiensi telah mencapai 100%,
sedangkan realisasi keuangan 99,87%. Sementara hasil
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
32
evaluasi unjuk kerja peserta uji profisiensi yaitu sebagai
berikut:
a. Hasil uji homogenitas benih padi dan benih sawi
menunjukkan tidak signifikan heterogen, yang berarti
contoh uji yang dikirimkan ke peserta adalah homogen.
b. Hasil uji stabilitas benih padi dan benih sawi menunjukkan
hasil yang stabil.
c. Peserta yang mengikuti uji profisiensi benih padi sebanyak
50 peserta dan 38 peserta pada benih sawi
d. Semua peserta menyampaikan hasil uji, namun masih
ditemukan laboratorium yang kurang cermat dan teliti
dalam perhitungan, penulisan pelaporan dan penulisan
kode bahan uji.
e. Persentase peserta yang mendapat nilai A (sangat
memuaskan) dan B (memuaskan) pada bahan uji benih padi
untuk penetapan kadar air sebanyak 46%, analisis
kemurnian 78%, daya berkecambah 76%, dan berat 1000
butir 86%.
f. Persentase peserta yang mendapat nilai A dan B pada bahan
uji benih sawi untuk penetapan kadar air sebanyak 76%,
analisis kemurnian yaitu 49%, dan pengujian daya
berkecambah berjumlah 76%.
5. Fasilitasi Penerapan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium
Kegiatan ini merupakan pelaksanaan tugas pokok
memberikan bimbingan teknis penerapan sistem manajemen
mutu laboratorium. Balai Besar PPMB-TPH memberikan
bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu
laboratorium kepada laboratorium yang melaksanakan tugas
dan fungsi pengawasan dan sertifikasi benih.
Penerapan sistem manajemen mutu laboratorium bertujuan
untuk menciptakan laboratorium penguji benih yang sesuai
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
33
standar dan membantu laboratorium penguji benih dalam
menerapkan sistem manajemen laboratorium berdasarkan
ISO/IEC 17025:2017. Penerapan sistem manajemen mutu
mengacu pada ISO/IEC 17025:2017 yang merupakan
persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan
laboratorium kalibrasi. Laboratorium yang menerapkan sistem
manajemen mutu secara efektif akan meningkatkan efektivitas
dan efisiensi pelaksanaan tugas sehari-hari. Penilaian dan
pengakuan kompetensi laboratorium dilakukan oleh Komite
Akreditasi Nasional (KAN) melalui program akreditasi
laboratorium. Laboratorium yang terakreditasi berarti
memiliki kompetensi minimal sesuai dengan ISO/IEC
17025:2017.
Sertifikat hasil uji yang dikeluarkan oleh laboratorium
terakreditasi dijamin mutunya, artinya hasil uji yang tertera
dalam sertifikat itu akurat sesuai dengan kondisi sampel yang
diuji dan datanya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah
dan secara hukum. Penggunaan benih bermutu tinggi yang
dijamin dengan sertifikat hasil uji dari laboratorium yang
terakreditasi akan dapat meningkatkan penggunaan benih
secara lebih rasional.
Sasaran kegiatan penerapan sistem manajemen mutu
laboratorium sebanyak delapan laboratorium penguji benih
yaitu UPTD BPSBTPH Provinsi Sumsel, Kep. Babel, Banten,
Bali, Sulbar, Malut, Pabar, dan Papua. Kegiatan penerapan
sistem manajemen mutu disesuaikan dengan kondisi dan
status masing-masing laboratorium sasaran.
Realisasi fisik kegiatan telah mencapai 100%, sedangkan
realisasi keuangan 99,97%. Secara umum, tahapan kegiatan
penerapan sistem manajemen mutu adalah sebagai berikut:
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
34
a. Sosialisasi SNI ISO/IEC 17025:2017, ISTA Rules dan
peraturan-peraturan terkait lainnya seperti Permentan,
ketentuan akreditasi, uji profisiensi, dan lain sebagainya
b. Bimbingan teknis penyusunan dokumen sistem mutu
c. Bimbingan teknis penerapan sistem mutu ISO/IEC
17025:2017 dan teknis pengujian mutu benih
d. Bimbingan teknis proses akreditasi
e. Pemantauan penerapan sistem mutu
Rincian kegiatan penerapan sistem manajemen mutu pada
delapan laboratorium UPTD BPSBTPH sebagai berikut:
a. Provinsi Sumsel: (1) bimbingan teknis penyusunan
dokumen sistem mutu (berdasarkan ISO/IEC 17025:2017);
(2) bimbingan teknis penerapan sistem mutu ISO/IEC
17025:2017; dan (3) bimbingan teknis proses akreditasi.
b. Provinsi Kep. Babel: (1) bimbingan teknis penerapan sistem
mutu ISO/IEC 17025:2017 dan teknis pengujian mutu
benih; dan (2) bimbingan teknis proses akreditasi
(pendaftaran permohonan akreditasi ke Komite Akreditasi
secara online melalui KANMIS).
c. Provinsi Banten: (1) bimbingan teknis penerapan sistem
mutu dan teknis pengujian; dan (2) bimbingan teknis proses
akreditasi.
d. Provinsi Bali: (1) bimbingan teknis penerapan sistem mutu
ISO/IEC 17025:2017 dan teknis pengujian mutu benih; dan
(2) bimbingan teknis proses akreditasi.
e. Provinsi Sulbar: (1) bimbingan teknis proses akreditasi
(tindakan perbaikan terhadap temuan hasil asesmen); dan
(2) pemantauan penerapan sistem mutu.
f. Provinsi Malut: (1) sosialisasi 17025:2017, ISTA Rules dan
aturan lain; (2) bimbingan teknis penyusunan dokumen
sistem mutu (berdasarkan ISO/IEC 17025:2017); dan (3)
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
35
Bimbingan teknis penerapan sistem mutu ISO/IEC
17025:2017 dan teknis pengujian mutu benih.
g. Provinsi Pabar: pemantauan Penerapan Sistem Mutu
(membantu pelaksanaan tindakan perbaikan hasil survailen
I).
h. Provinsi Papua: (1) sosialisasi 17025:2017, ISTA Rules dan
aturan lain; (2) bimbingan teknis penyusunan dokumen
sistem mutu (berdasarkan ISO/IEC 17025:2017); dan (3)
bimbingan teknis penerapan sistem mutu ISO/IEC
17025:2017 dan teknis pengujian mutu benih.
Selain itu, Balai Besar PPMB-TPH juga memfasilitasi beberapa
laboratorium provinsi lain dalam proses akreditasinya, yaitu:
BPSBTPH Provinsi Sumut (terkait akan dicabutnya status
akreditasi), Kalsel (penyusunan dokumen sistem manajemen
mutu sesuai ISO/IEC 17025:2017), Kalteng (konsultasi
pembuatan analisis risiko dan peluang), dan DIY (diskusi
tentang penerapan sistem manajemen mutu berdasarkan
ISO/IEC 17025:2017).
6. Lembaga Sertifikasi Personil
Lembaga Sertifikasi Personil (LSP) adalah suatu lembaga yang
bergerak dalam rangka peningkatan kompetensi dan
pelayanan kepada pengguna jasa sertifikasi. Salah satu
ketentuan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan lisensi
adalah menerapkan sistem manajemen mutu yang akan
menjadi acuan dalam operasional LSP. Sistem manajemen
disusun dengan merujuk kepada SNI ISO/IEC 17024:2012
tentang pedoman penilaian kesesuaian persyaratan umum
lembaga sertifikasi personil yang berisi 10 klausul.
Dalam rangka mewujudkan Balai Besar PPMB-TPH menjadi
LSP, maka telah dilaksanakan penyusunan dokumen sistem
manajemen mutu LSP pada tanggal 30-31 Agustus 2018.
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
36
Ruang lingkup LSP Balai Besar PPMB-TPH yaitu Petugas
Pengambil Contoh (PPC) dan Analis Benih. Dokumen sistem
manajemen disusun sebanyak 3 dokumen, yaitu Panduan
Mutu, Dokumen Prosedur, dan Pedoman Form. Tahapan dari
kegiatan LSP tahun 2018 baru penyusunan dokumen sistem
manajemen (100%), sementara realisasi keuangan 99,93%.
7. Sertifikasi Pelayanan Publik
Dalam fungsi layanan ada dua hal yang sangat penting
diperhatikan yaitu tugas/pekerjaan itu sendiri yang harus
selesai sesuai syarat dan ketentuan yang ada, dan proses
penyelesaian dalam bentuk layanan yang memuaskan bagi
orang yang menerima layanan. Informasi yang ditemukan
secara langsung sering kali mengungkapkan berbagai
kelemahan pelayanan pemerintah yang mencerminkan
ketidakpuasan masyarakat terhadap pelayanan tersebut.
Untuk itu, salah satu usaha yang dilakukan Balai Besar
PPMB-TPH yaitu melakukan sertifikasi pelayanan publik
dengan menerapkan SNI ISO/IEC 9001:2015. Balai Besar
PPMBTPH telah disertifikasi pelayanan publik oleh PT
Sucofindo pada tahun 2014. Target dari sertifikasi pelayanan
publik yaitu tetap disertifikasinya pelayanan publik Balai
Besar PPMB-TPH oleh PT. Sucofindo.
Kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2018 yaitu: (1)
audit internal pelayanan publik sesuai SNI ISO 9001:2015; (2)
revisi Keputusan Kepala Balai Besar PPMB-TPH tentang
pelayanan publik pada jenis pelayanan pengujian mutu benih
laboratorium, uji profisiensi, dan bimbingan teknis; (3)
sosialisasi SNI ISO 9001:2015; (4) tinjauan manajemen
pelayanan publik SNI ISO 9001:2015; dan (5) surveilen I audit
SNI ISO 9001:2015 oleh PT. Sucofindo. Realisasi fisik kegiatan
mencapai 100%, sedangkan realisasi keuangan 99,98%.
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
37
8. Bimbingan Teknis
Realisasi peserta bimbingan teknis mencapai 40 orang
133,33% dari target 30 orang dan serapan anggaran 99,91%.
Beberapa kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka
bimbingan teknis antara lain:
a. Bimbingan Teknis Petugas Pengambil Contoh (PPC) dan Analis
Laboratorium
Dalam mendukung kegiatan pengujian di laboratorium
diperlukan Pengawas Benih Tanaman/Analis Benih yang
mampu melaksanakan pengujian dengan hasil yang akurat
dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu, Balai Besar
PPMB-TPH menyelenggarakan bimbingan teknis bagi Petugas
Pengambil Contoh (PPC) dan analis laboratorium pada tanggal
2-6 April 2018 di IPB Convention Center Bogor. Peserta
bimbingan teknis sebanyak 40 orang yang terdiri dari PPC dan
analis dari 30 provinsi. Narasumber berasal dari Direktorat
Perbenihan Ditjen Tanaman Pangan, IPB, dan Balai Besar
PPMB-TPH. Hasil pre test dan post test memperlihatkan
peningkatan nilai yang cukup signifikan yang
mengindikasikan tingkat pemahaman para peserta dalam
penerimaan materi dari narasumber cukup tinggi.
b. Pelatihan Peningkatan Kompetensi Sumberdaya Manusia
Sebelumnya pada tanggal 15 Maret 2018 juga telah
dilaksanakan pelatihan peningkatan kompetensi sumberdaya
manusia dengan jumlah peserta 56 orang. Narasumber
berasal dari Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretaris
Jenderal Kementerian Pertanian, Sekretariat Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan, Balai Besar PPMB-TPH, dan
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Depok.
c. Sosialisasi SNI ISO 9001:2015
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
38
Perubahan acuan Pelayanan Publik dari SNI ISO
9001:2008 ke SNI ISO 9001:2015 yang diterbitkan oleh PT
Sucofindo, seluruh pegawai BPPMBTPH harus harus
memahami perubahan acauan pelayanan publik tersebut,
maka pada tanggal 17 September dilaksanakan sosialisasi
SNI ISO 9001:2015, dengan narasumber dari PT.
Sucofindo.
Pada bulan Februari 2018 ada perubahan acuan
Pelayanan Publik dari SNI ISO 9001:2008 ke SNI ISO
9001:2015. Perubahan yang signifikan dari SNI ISO
9001:2008 ke SNI ISO 9001:2015 yaitu: pada standar ini
mengadopsi struktur dan terminologi High Level Structure
(HLS) yang dikembangkan untuk memastikan semua
standar sistem manajemen ISO di masa yang akan datang
akan menggunakan format umum, terlepas dari disiplin
ilmu yang berhubungan dengannya.
9. Sinkronisasi Sistem Manajemen Mutu Laboratorium
Tujuan kegiatan antara lain:
a. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam bidang
sistem manajemen mutu dalam rangka standardisasi
laboratorium pengujian benih
b. Menyamakan persepsi dan pemahaman persyaratan
sistem manajemen mutu laboratorium berdasarkan SNI
ISO/IEC 17025:2017
c. Meningkatkan pengetahuan personel laboratorium
pengujian benih mengenai SNI ISO/IEC 17043:2010
tentang penilaian kesesuaian persyaratan umum uji
profisiensi
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
39
d. Mengevaluasi kinerja penyelenggara uji profisiensi
e. Meyebarkan informasi mengenai pengembangan metoda
Balai Besar PPMB-TPH
Sinkronisasi Penerapan Sistem Manajemen Mutu
Laboratorium dilaksanakan pada tanggal 21-23 Maret 2018 di
IPB Convention Hotel Bogor, Jawa Barat yang diikuti oleh 81
peserta dari BPSB TPH, Direktorat Perbenihan TP, BBPOPT
Jatisari, Peserta Swasta dan Balai Besar PPMB-TPH.
Narasumber pada pertemuan ini dari Direktorat Perbenihan
Tanaman Pangan, Komite Akreditasi Nasional (KAN) dan Balai
Besar PPMB-TPH. Realisasi fisik kegiatan telah mencapai
100%, sedangkan realisasi keuangan 99,82%.
3.1.2.2. Rasio metode pengujian mutu benih yang dimanfaatkan
pengguna dibanding total metode pengujian mutu benih yang
dihasilkan
Pencapaian hasil indikator rasio metode pengujian mutu benih
yang dimanfaatkan penggunaan dibanding total metode pengujian
mutu benih yang dihasilkan sebesar 100% dengan kategori
Berhasil. Ini berarti semua metode yang dihasilkan (10 metode)
semua dimanfaatkan oleh laboratorium BPSBTPH di daerah.
Indikator ini tidak dapat dibandingkan dengan capaian tahun
sebelumnya karena merupakan indikator yang baru dan berbeda
dari indikator tahun-tahun sebelumnya. Bila dibandingkan
dengan target tahun 2019 (akhir masa RPJMN 2015-2019)
mencapai 100% karena targetnya sama dengan tahun 2019
(100%).
Pengukuran indikator kinerja rasio metode pengujian mutu benih
yang dimanfaatkan penggunaan dibanding total metode pengujian
mutu benih yang dihasilkan dilakukan dengan menyebarkan
kuesioner ke semua BPSBTPH di 32 provinsi tentang pemanfaatan
metode pengujian mutu benih yang dilaksanakan oleh Balai Besar
PPMB-TPH pada tahun sebelumnya dan sebagian besar telah
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
40
masuk ke Kepmentan tentang petunjuk teknis pengujian/analisis
mutu benih tanaman pangan. Dari 32 BPSBTPH tersebut,
sebanyak 13 BPSBTPH mengembalikan kuesioner.
Sepuluh metode pengujian mutu benih yang dihasilkan yang
dimanfaatkan oleh laboratorium BPSBTPH, yaitu:
1. Beberapa jenis trier hasil validasi metode yang dapat
digunakan untuk pengambilan contoh benih padi
Pengembangan metode ini memperoleh beberapa jenis trier
(alat pengambil contoh benih) yang dapat digunakan oleh
Petugas Pengambil Contoh (PPC) sebagai alternatif apabila trier
yang direkomendasikan ISTA tidak tersedia benih. Sehingga
contoh benih yang diperoleh sesuai dengan parameter
pengujian/analisis dan mewakili kelompok benih yang akan
diuji.
2. Dua jenis trier validasi metode yang dapat digunakaan untuk
pengambilan contoh benih jagung
Sama dengan trier pada padi, alat pengambil contoh benih
jagung ini juga sebagai alternatif apabila trier yang
direkomendasikan ISTA tidak tersedia benih, untuk
memperoleh contoh benih jagung yang sesuai parameter
pengujian/analisis dan mewakili kelompok benih yang akan
diuji.
3. Penetapan kadar air benih kedelai secara cepat selama 1 jam
menggunakan suhu 130-133oC
Metode ini dilaksanakan dalam rangka pengujian kadar air
benih kedelai secara cepat dengan menggunakan suhu tinggi
130-133oC dalam waktu 1 jam + 3 menit. Sehingga akan
diperoleh hasil pengujian mutu benih salah satunya kadar air
secara lebih cepat.
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
41
4. Penetapan kadar air benih kacang tanah secara cepat selama
1 jam menggunakan suhu 130-133oC dengan keseragaman
pemotongan
Sama dengan pengujian kadar air kedelai secara cepat, metode
ini juga untuk menentukan kadar air pada benih kacang tanah
secara cepat dengan metode oven suhu tinggi 130-133oC
dalam waktu 1 jam dan keseragaman pemotongan.
5. Analisis kemurnian kacang tanah dengan contoh kerja
berbentuk polong menggunakan Pure Seed Definition Number
(PSDN) 21
Tujuan analisis kemurnian adalah untuk menentukan
presentase komposisi berdasarkan berat contoh benih yang
diuji, dam sesuai dengan komposisi dalam lot benih.
Disamping itu juga untuk mengidentifikasi berbagai spesies
benih dan kotoran benih pada contoh benih.
Dari metode ini analisis kemurnian kacang tanah
menggunakan PSDN 21 dengan berat contoh kerja minimal
1.000 gram. Kriteria benih murni PSDN 21 antara lain: polong
berisi benih, atau tanpa kelopak; benih dengan bagian testa
yang melekat; bagian benih yang berukuran lebih dari ½
ukuran aslinya dengan testa yang masih melekat, dan lain-
lain. Penggunaan PSDN 21 ini sebagai pengganti PSDN 11.
6. Percepatan pengujian daya berkecambah benih kedelai dengan
uji tetrazolium
Pengujian daya berkecambah sebagai salah satu analisis mutu
benih bertujuan untuk menentukan potensi perkecambahan
maksimal suatu kelompok benih, yang selanjutnya dapat
digunakan untuk membandingkan mutu benih antar
kelompok yang berbeda serta untuk menduga nilai
pertanaman di lapang.
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
42
Dengan uji tetrazolium ini diharapkan dapat mempercepat
proses pengujian daya berkecambah benih kedelai, sehingga
kendala ketersediaan benih akibat lamanya waktu pengujian
mutu benih dapat teratasi.
7. Pengujian daya berkecambah benih koro pedang dengan suhu
25oC, menggunakan media pasir
Media pertumbuhan yang digunakan dalam uji daya
berkecambah harus memiliki pori-pori yang cukup untuk
udara dan air sebagai tempat untuk mendukung pertumbuhan
sistem perakaran air untuk pertumbuhan kecambah. Salah
satu media yang dapat digunakan adalah pasir.
Disamping itu media yang akan digunakan harus bebas dari
benih, cendawan, bakteri atau bahan yang beracun yang dapat
mempengaruhi perkecambahan benih, pertumbuhan atau
evaluasi kecambah.
8. Pengujian daya berkecambah benih kedelai pada media kertas
dan pasir (pengulangan sampai 3x)
Disamping media pasir, media pertumbuhan lainnya yang
dapat digunakan dalam uji daya berkecambah adalah media
kertas, dimana akar harus tumbuh diatas kertas tersebut dan
tidak menembus kertas. Kertas cukup kuat digunakan selama
pengujian/analisis.
9. Uji tetrazolium benih padi dengan merendam benih pada
larutan tetrazolium 0,5% selama 3 jam
Sama dengan pengujian dengan tetrazolium untuk
mempercepat analisis daya berkecambah benih kedelai, uji
tetrazolium juga dapat dilakukan pada benih benih dengan
merendam dengan larutan tetrazolium dengan konsentrasi
0,5% dalam waktu 3 jam.
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
43
10. Pengujian nematoda Aphelenchoides besseyi terbawa benih
padi
Dari hasil pengembangan metode ini diperoleh standar
parameter kesehatan benih padi yaitu maksimal jumlah
nematoda Aphelenchoides besseyi sebanyak 898 spesimen
(900 nematoda) per 400 butir masih aman, karena belum
mempengaruhi hasil/produksi padi.
Laboratorium yang telah memanfaatkan sepuluh metode di 13
provinsi yaitu: Provinsi Aceh, Sumut, Riau, Sumsel, Kep. Babel,
Lampung, Banten, Jateng, NTB, Kalbar, Kalteng, Sulut, dan
Gorontalo.
Tercapainya indikator metode pengujian mutu benih yang
dimanfaatkan pengguna dibanding total metode pengujian mutu
benih yang dihasilkan disebabkan karena metode yang
dikembangkan dirasa sangat bermanfaat bagi analis di
laboratorium daerah dalam rangka penyediaan benih bersertifikat
terutama mendukung program dan kegiatan Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan. Metode-metode tersebut agar bisa digunakan
laboratorium di daerah ditetapkan melalui Keputusan Menteri
Pertanian tentang petunjuk teknis pengambilan contoh benih dan
pengujian/analisis mutu benih tanaman pangan dan disebarkan
melalui buku, buletin vigor, website, dan lain-lain.
Disamping itu keberhasilan ini juga dipengaruhi oleh sumberdaya
manusia yang melaksanakan pengembangan, validasi dan
verifikasi metode di Balai Besar PPMB-TPH yang selalu
meningkatkan kompetensi melalui pelatihan, bimbingan teknis,
dan lain sebagainya, dan didukung oleh peralatan yang lengkap,
dirawat dan dikalibrari secara berkala, serta dukungan dari
institusi terkait seperti yaitu lembaga akreditasi nasional maupun
internasional, perguruan tinggi, dan swasta.
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
44
Namun demikian untuk memperoleh metode yang valid dan
aplikatif diperlukan pelaksanaan validasi atau verifikasi yang
berulang dan kadang membutuhkan waktu lebih dari satu tahun
anggaran.
Beberapa kegiatan tahun 2018 yang mendukung pemanfaatan
metode yang dihasilkan oleh Balai Besar PPMB-TPH baik yang
bersifat teknis maupun manajemen, antara lain:
1. Pengembangan/Validasi Metode
Pada tahun 2018 Balai Besar PPMB-TPH melaksanakan
kegiatan pengembangan metode dalam rangka memecahkan
permasalahan, kendala maupun harmonisasi perkembangan
teknologi di bidang pengujian mutu benih. Dalam kegiatan
pengembangan metode ini ada tiga jenis kegiatan yang
dilaksanakan yaitu: verifikasi metode, validasi metode dan
pengembangan/pengkajian metode. Kegiatan ini terdiri dari
sepuluh judul, yaitu sebagai berikut:
a. Verifikasi Uji Tetrazolium dalam rangka Percepatan
Pengujian Mutu Benih Padi
b. Verifikasi Pengujian Nematoda Aphelenchoides besseyi
Terbawa Benih Padi
c. Verifikasi Bersama Uji Cepat Kadar Air Menggunakan
Moisture Meter
d. Validasi Deteksi dan Identifikasi Cendawan Pyricularia
oryzae (PO) Penyebab Penyakit Blast pada Benih Padi
e. Validasi Deteksi dan Identifikasi Bakteri Xanthomonas
oryzae pv oryzae (Xoo) Penyebab Penyakit Hawar Daun
Bakteri pada Benih Padi
f. Korelasi Metode Pengujian Radicle Emergence (RE)
Terhadap Mutu benih Padi
g. Korelasi Metode Pengujian Radicle Emergence (RE)
Terhadap Mutu benih Jagung
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
45
h. Korelasi Metode Pengujian Radicle Emergence (RE)
Terhadap Mutu benih Kedelai
i. Karakteristik Kebenaran Varietas Secara Genetik Beberapa
Varietas Jagung (Zea mays L.) Menggunakan Penanda
Molekuler Random Amplified Polymorfic of DNA (RAPD) dan
Simple Sequence Repeat (SSR)
j. Penggunaan Metode Pematahan Dormansi Pada Benih Padi
Diantara sepuluh metode tersebut, beberapa metode
merupakan lanjutan dari tahun sebelumnya. Perkembangan
pelaksanaan pengembangan sepuluh metode tersebut,
seminar proposal eksternal telah dilaksanakan pada tanggal
15 Februari 2018 di Aula Balai Besar PPMB-TPH. Peserta
seminar dari staf dan fungsional Balai besar PPMB-TPH,
perwakilan Direktorat Perbenihan, Direktorat Serealia dan
Direktorat Aneka Kacang dan Umbi. Narasumber yang
memberikan masukan berasal dari IPB, Balai Besar Biogen,
dan Balai Besar Padi. Seminar hasil pelaksanaan
pengembangan metode telah dilaksanakan pada tanggal 5
Desember 2018 di Balai Besar PPMB-TPH dengan narasumber
dari IPB, dan Balai Besar Biogen.
Realisasi fisik kegiatan pengembangan/validasi metode tahun
2018 mencapai 100%, dan realisasi keuangan 99,91%. Rincian
realisasi kesepuluh pengembangan/validasi metode sampai
dengan Desember 2018 sebagai berikut:
a. Verifikasi Uji Tetrazolium dalam rangka Percepatan
Pengujian Mutu Benih Padi
Tujuan dari kegiatan verifikasi ini adalah untuk
memverifikasi korelasi uji tertazolium dengan uji daya
berkecambah benih padi dalam rangka percepatan proses
sertifikasi untuk mendukung program Upsus Peningkatan
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
46
Produksi Padi. Verifikasi metode ini di tahun 2018
merupakan tahun ke-3 yang dilaksanakan di BPSBTPH di
Provinsi Jatim, Bali, Bengkulu, Aceh, Sulsel, Sumsel, DIY,
Sumut, Kalsel, NTB, dan Sumbar.
Berdasarkan perbandingan data hasil uji selama tiga tahun
menunjukkan bahwa uji TZ ini masih berpotensi untuk
dikembangkan sebagai alternatif pengujian viabilitas benih
untuk mempercepat waktu sertifikasi benih padi dengan
tingkat daya berkecambah lebih dari 80% (benih baru
panen). Selanjutnya masih diperlukan verifikasi pengujian
tetrazolium untuk benih padi pada seluruh laboratorium
penguji benih BPSBTPH di Indonesia.
b. Verifikasi Pengujian Nematoda Aphelenchoides besseyi
Terbawa Benih Padi
Kegiatan validasi metode ini bertujuan untuk
memverifikasi tingkat reprodusibilitas uji nematoda
terbawa benih padi di beberapa laboratorium BPSBTPH di
Indonesia. Reprodusibilitas yang tinggi menunjukkan
kesiapan laboratorium untuk menerapkan pengujian
nematoda terbawa benih. Pengembangan dan validasi
metode ini dilaksanakan mulai tahun 2016 dengan 10
BPSBTPH dan tahun 2017 13 BPSBTPH, sementara tahun
2018 dilanjutkan dengan 9 BPSBTPH. Kesembilan
BPSBTPH yang melaksanakan verifikasi metode ini tahun
2018 dari Provinsi Banten, Malut, Sumut, Gorontalo,
Kalteng, Kalsel, Sumbar, Sultra, dan DIY.
Hasil yang diperoleh dari peserta menunjukkan dari 9
laboratorium terdapat 3 laboratorium yang dapat
melakukan pengujian nematoda terbawa benih dengan
nilai sensitivity, specivicity dan accuracy (SSA) 100%.
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
47
Terdapat 1 peserta yang tidak mengirimkan hasil uji
karena keterbatasan pada peralatan tetapi tetap dilakukan
pendampingan pengujian oleh personil Balai Besar PPMB-
TPH.
Jika diakumulasi dari pengembangan sampai validasi
metode ini, telah 32 BPSBTP yang melaksanakan, dengan
hasil sebagai berikut: 10 laboratorium yang mampu
melaksanakan pengujian nematoda dengan nilai SSA
100%; 6 laboratorium mampu melaksanakan pengujian
nematoda tetapi nilai SSA 75-100%; 7 laboratorium belum
mampu melaksanakan pengujian nematoda karena nilai
SSA˂75%; dan 9 laboratorium lainnya belum mengikuti
verifikasi pengujian karena keterbatasan fasilitasi alat
pengujian/analis.
Rekomendasi dari pengembangan metode ini adalah
prosedur pengujian nematoda terbawa benih padi dapat
diterapkan di laboratorium penguji benih BPSBTPH.
c. Verifikasi Bersama Uji Cepat Kadar Air Menggunakan
Moisture Meter
Tujuan dari kegiatan pengkajian ini adalah untuk
memverifikasi validitas moisture meter pada beberapa
laboratorium BPSB untuk mempercepat pengujian
penetapan kadar air benih.
Hasil verifikasi moisture meter dengan metode acuan (oven)
di laboratorium peserta (daerah) dapat diterima, sehingga
dapat digunakan dalam pengujian penetapan kadar air
sesuai dengan komoditas yang digunakan dalam kalibrasi.
Laboratorium peserta verifikasi mampu melaksanakan
kalibrasi moisture meter dengan baik dan dapat mengukur
dengan benar (valid) sehingga dapat mempercepat
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
48
pengujian penetapan kadar air dengan hasil uji yang valid.
Untuk menjaga validitas alat yang digunakan dalam
pengujian penetapan kadar air perlu dilakukan kalibrasi
moisture meter dengan metode acuan (oven) secara berkala.
d. Validasi Deteksi dan Identifikasi Cendawan Pyricularia
oryzae (PO) Penyebab Penyakit Blast pada Benih Padi
Kegiatan ini bertujuan untuk memverifikasi tingkat
reprodusibilitas metode dan meningkatkan kemampuan
analis dalam pengujian deteksi cendawan Pyricularia
oryzae (Po) pada benih padi di beberapa laboratorium
BPSBTPH di Indonesia. BPSBTPH yang melaksanakan
validasi metode ini sebanyak 11 BPSBTPH yaitu dari
Provinsi Aceh, Sumut, Sumsel, Bengkulu, Lampung,
Banten, Jatim, NTB, Sulsel, Gorontalo, dan Kalsel. Namun
pada hasil akhir, hanya dilakukan evaluasi pada 10
laboratorium karena 1 laboratorium melaporkan hasil uji
dengan kode contoh yang berbeda dan data hasil uji yang
dilaporkan tidak mencerminkan tingkat infeksi cendawan
target pada semua contoh uji yang diajukan.
Hasil analisis data uji reprodusibilitas pada 10
laboratorium menunjukan bahwa 70% (7 laboratorium)
peserta dapat memberikan hasil uji yang memuaskan. Nilai
sensitifitas, spesifisitas dan akurasi masih dikategorikan
rendah disebabkan karena contoh uji positif yang
digunakan tingkat infeksinya terlalu rendah sehingga
diduga menimbulkan bias pada hasil uji peserta. Nilai
spesifitas rendah dapat disebabkan karena kurangnya
keterampilan analis laboratorium dalam mengidentitifikasi
cendawan target secara morfologi. Keakuratan hasil uji
sangat dipengaruhi oleh faktor peralatan, kompetensi
analis dan tingkat ketelitian analis.
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
49
Dengan demikian direkomendasikan bahwa: Metode blotter
test dengan perlakuan suhu inkubasi 22±2°C dan
penyinaran cahaya alami pada intesitas cahaya ± 20 - 500
Lux serta perlakuan freeze maksimum -1°C pada hari ke-2
masa inkubasi 7 hari dapat diaplikasikan untuk
identifikasi cendawan Pyricularia oryzae pada benih padi.
Namun diperlukan peningkatan kompetensi bagi analis
laboratorium peserta (BPSBTPH) khususnya dalam
identifikasi cendawan Pyricularia oryzae yang merupakan
patogen utama pada komoditas benih padi.
e. Validasi Deteksi dan Identifikasi Bakteri Xanthomonas
oryzae pv oryzae (Xoo) Penyebab Penyakit Hawar Daun
Bakteri pada Benih Padi
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memverifikasi
tingkat reprodusibilitas metode dan meningkatkan
kemampuan analis dalam pengujian deteksi
bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo) pada benih
padi di beberapa laboratorium BPSB di Indonesia.
Disamping itu juga untuk melihat keefektifan dalam
penggunaan material reference dan bahan media.
Pengembangan metode ini divalidasi di BPSBTPH Provinsi
NTB, Kalsel, Lampung, Sulsel, Gorontalo, Kaltim, dan
Banten.
Dari pengembangan metode ini disimpulkan bahwa metode
liquid assay modifikasi dapat diaplikasikan dan efektif
dalam pengujian deteksi bakteri. Namun dari 7
laboratorium 6 diantaranya belum secara maksimal dalam
mengidentifikasi bakteri Xoo, sehingga perlu dilakukan
pendampingan dalam melakukan pengujian.
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
50
f. Korelasi Metode Pengujian Radicle Emergence (RE)
Terhadap Mutu benih Padi
Tujuan pengembangan metode adalah untuk menentukan
metode uji RE (waktu pengamatan dan panjang radikula)
pada suhu 25°C untuk benih padi dan juga untuk
menentukan korelasi uji RE dengan uji indeks vigor (IV),
daya berkecambah (DB) dan daya tumbuh (DT) di lapang.
Pengembangan metode ini dilaksanakan di laboratorium
Balai Besar PPMB-TPH. Varietas yang digunakan Ciherang,
Inpari 32, 2 lot IR 64, 2 lot Mekongga dan Mira-1.
Kesimpulan dari pengembangan metode ini adalah bahwa
metode uji RE 48 jam memberikan 7 nilai korelasi kuat dan
metode RE 54 jam memberikan 3 nilai korelasi sangat kuat
dan tidak ada varietas yang menunjukkan nilai korelasi
kuat atau sangat kuat di semua metode pengujian RE.
Untuk itu uji RE pada benih padi perlu lebih
dikembangkan untuk menjadi alternatif uji DB, dapat
dicoba pada RE 66 jam dan RE 72 jam.
g. Korelasi Metode Pengujian Radicle Emergence (RE)
Terhadap Mutu benih Jagung
Tujuan dari pengembangan metode ini untuk menentukan
metode uji RE yang tepat (waktu pengamatan) pada suhu
25°C untuk benih jagung serta menentukan korelasi uji RE
dengan uji DB dan uji indeks vigor serta pertumbuhannya
di pertanaman. Pengembangan dilaksanakan di
laboratorium Balai Besar PPMB-TPH.
Kesimpulan dari pengembangan metode ini adalah metode
uji RE yang tepat pada suhu 25°C untuk benih jagung
adalah selama 48 jam yang memiliki potensi untuk
memberikan gambaran DB dan vigor benih jagung.
Selanjutnya perlu divalidasi kembali dengan cara
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
51
dilakukan pengujian di beberapa laboratorium yang
berbeda.
h. Korelasi Metode Pengujian Radicle Emergence (RE)
Terhadap Mutu benih Kedelai
Tujuan kegiatan ini yaitu untuk menentukan metode uji
RE (waktu pengamatan dan panjang radikula) pada suhu
25°C untuk benih kedelai, menentukan korelasi uji RE
dengan uji DB dan pertumbuhannya di lapang.
Kesimpulan dari pengembangan metode ini tidak terjadi
korelasi yang kuat antara pengujian Daya Berkecambah dan
Radicle Emergence pada lot benih kedelai yang digunakan.
Pengujian RE pada kedelai sebaiknya diulang dengan skema
lama pelembaban yang lebih variatif untuk mendapatkan
hasil pengujian yang lebih valid, sehingga saat ini metode RE
belum dapat dijadikan sebagai alternatif pengujian viabilitas
mutu benih kedelai untuk melengkapi pengujian Daya
Berkecambah.
i. Karakteristik Kebenaran Varietas Secara Genetik Beberapa
Varietas Jagung (Zea mays L.) Menggunakan Penanda Molekuler Random Amplified Polymorfic of DNA (RAPD) dan Simple Sequence Repeat (SSR)
Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memperoleh metode
pengujian kemurnian varietas menggunakan SSR yang
akurat melalui program Polymerase Chain Reaction (PCR)
dan untuk mendapatkan marka SSR yang spesisfik untuk
beberapa varietas benih jagung hibrida beserta tetua
jantan dan tetua betina. Pengembangan metode ini
dilaksanakan di laboratorium elektroforesis Balai Besar
PPMB-TPH dan di laboratorium Balai Besar Penelitan dan
Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genelik
Pertanian (BB Biogen).
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
52
Dari pengembangan metode ini didapat bahwa lima primer
SSR yaitu phi109275, phi96100, phi374118, phi328175
dan phi072 dapat digunakan sebagai penanda kemurnian
genetik 9 (sembilan) varietas benih jagung hibrida.
j. Penggunaan Metode Pematahan Dormansi Pada Benih Padi
Tujuan pengembangan metode ini untuk memperoleh
metode pematahan dormansi benih padi yang paling sesuai
dan efisien untuk beberapa varietas benih padi.
Pengembangan metode ini dilaksanakan di laboratorium
Balai Besar PPMB-TPH. Varietas yang digunakan adalah
Ciherang, Mekongga, Citarum, Sertani, Menthik Wangi,
dan IPB3S.
Perlakuan kombinasi pematahan dormansi menggunakan
pemanasan oven 500C dilanjutkan dengan perendaman
KNO3 3% memberikan hasil nilai daya berkecambah diatas
80% secara merata sejak umur 1-2 minggu setelah panen
pada komoditas padi varietas Ciherang, Mekongga, Sertani,
Menthik Wangi, dan Citarum. Perlakuan kombinasi ini
secara signifikan memberikan solusi sebagai cara
pematahan dormansi yang lebih efektif dan efisien pada
nilai kadar air benih diatas 13% untuk seluruh varietas
yang diujicobakan.
2. Monitoring dan Evaluasi Pengembangan Metode dan
Penerapan Sistem Manajemen Mutu
Monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan pengembangan
metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu
laboratorium pengujian benih tahun 2018 dimaksudkan
untuk melihat seberapa jauh konsistensi kebijakan
pelaksanaannya bagi pencapaian Program Peningkatan
Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan dan
Hortikultura melalui fungsi (1) pengembangan teknik dan
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
53
metode pengujian laboratorium, sertifikasi dan pengawasan
peredaran benih tanaman pangan dan hortikultura, (2)
pelaksanaan pemberian bimbingan teknis pengujian mutu
benih dan penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman
pangan dan hortikultura, (3) Pelaksanaan uji banding (uji
profisiensi) antar laboratorium pengujian benih tanaman
pangan dan hortikultura, yang disesuaikan dengan jumlah
anggaran yang tersedia.
Tahun 2018 dilaksanakan monev di 23 provinsi, yaitu: Provinsi
Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Jambi, Sumsel, Kep. Babel,
Bengkulu, Lampung, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Banten, Bali,
NTB, NTT, Kalsel, Kaltim, Gorontalo, Sulbar, Malut, dan
Papua, sementara realisasi keuangan mencapai 99,94%. Telah
dihimpun data-data metode-metode pengujian mutu benih
yang telah diterapkan oleh laboratorium BPSBTPH di daerah,
beberapa permasalahan-permasalahan yang dihadapi.
Disamping itu juga dihimpun data tentang penerapan sistem
manajemen laboratorium dan hasil pelaksanaan uji profisiensi
di laboratorium tersebut.
Berdasarkan hasil monev, metode-metode yang dikembangkan
Balai Besar PPMB-TPH untuk pengujian mutu benih terutama
yang telah dicantumkan dalam Kepmentan tentang analisis
mutu benih pada umumnya telah dimanfaatkan oleh analis di
laboratorium daerah, namun analis di laboratorium di daerah
masih membutuhkan bimbingan dan pelatihan untuk
meningkatkan pemahaman analis dalam melakukan
pengujian dengan memanfaatkan metode yang telah
dihasilkan.
3. Keanggotaan dalam Organisasi Internasional
Balai Besar PPMB-TPH menjadi anggota ISTA pada tanggal 1
Januari 2006 dengan nomor keanggotaan IDML01.
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
54
Penunjukan Balai Besar PPMB-TPH sebagai perwakilan resmi
pada ISTA ditetapkan melalui Keputusan Menteri Pertanian
Nomor 2485/Kpts/OT.140/7/2012 tanggal 6 Juli 2012.
Tujuan dari kegiatan keanggotaan dalam organisasi
internasional, yaitu: (1) mempertahankan status akreditasi
dengan menerapkan sistem manajemen mutu pada
laboratorium sesuai standar akreditasi ISTA; (2) meningkatkan
kerjasama dengan organisasi perbenihan tingkat internasional
dan berperan aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan ISTA;
dan (3) meningkatkan kompetensi sumber daya manusia Balai
Besar PPMB-TPH. Realisasi fisik kegiatan ini mencapai 100%,
sedangkan realisasi keuangan 99,89%.
Aktivitas Balai Besar PPMB-TPH terkait dengan keanggotaan
ISTA pada tahun 2018 meliputi: membayar biaya keanggotaan
(annual membership fee) melalui Kementerian Luar Negeri;
penerapan ISTA Rules 2018 dalam pengujian mutu benih;
partisipasi uji profisiensi regular; partisipasi uji profisiensi
kesehatan benih; mengajukan proses perubahan Laboratory
Representative (karena pergantian Kepala Balai Besar PPMB-
TPH); memproses administrasi dalam rangka partisipasi
sebagai narasumber workshop kesehatan benih (tidak
mendapat izin dari pimpinnan); mengikuti diskusi online
proposal perbaikan metode pengujian kesehatan benih 7-025;
dan mengikuti pertemuan-pertemuan mengenai keanggotaan
dalam Organisasi Internasional.
4. Buletin Vigor
Kegiatan ini bertujuan untuk menginformasikan dan
menyebarkan hasil kegiatan pengembangan dan pengujian
mutu benih kepada instansi terkait/stakeholder. Sasaran yang
hendak dicapai adalah meningkatnya wawasan pengetahuan
para analis benih dan stakeholder perbenihan serta
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
55
terlaksananya penerbitan majalah/jurnal sebanyak tiga edisi
dalam satu tahun.
Terkait target penerbitan vigor tahun anggaran 2018 sebanyak
tiga edisi dalam satu tahun yang telah terealisasi 100% yaitu
pada bulan Juli, Oktober, dan Desember 2018 dengan realisasi
anggaran 99,86%. Pendistribusian buletin vigor telah
dilakukan ke seluruh BPSB di Indonesia dan pihak-pihak lain
yang memerlukan.
Judul materi pada Vigor edisi 1 sebagai berikut:
a. Uji Kemurnian Genetik Padi Hibrida (Oryza sativa. I)
Menggunakan Penanda DNA Simple Sequence Repeat (SSR)
b. Kajian Keberadaan Bakteri Burkholderia Glumae Dalam
Proses Sertifikasi Benih Padi
c. Verifikasi Metode ISTA No.011 Deteksi Pyricularia Oryzae
pada Benih Padi
d. Kajian Masa Berlaku Label Benih Jagung Hibrida yang
Disimpan di Cold Storage
e. Pengujian Mutu Benih Hortikultura di Laboratorium
Judul materi pada Vigor edisi 2 sebagai berikut:
a. Metode Perkecambahan Benih Pepaya (Carica papaya L)
b. Persyaratan Grinding (Penghancuran) Benih dalam
Penetapan Kadar Air dengan Metode Oven Suhu Konstan
c. Manfaat dari Agens Pengendali Hayati (APH) pada Tanaman
Padi.
d. Varietas Unggul Tanaman Pangan Hasil Pelepasan Varietas
pada Tahun 2017
e. Penilaian Varietas dalam rangka Pelepasan Varietas
Tanaman Pangan
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
56
Judul materi pada Vigor edisi 3 sebagai berikut:
a. Pengkajian Penggunaan Combine Harvester terhadap Mutu
Benih Padi
b. Metode Identifikasi Cendawan Pyricularia oryzae pada Benih
Padi
c. Validasi Pengujian Daya Berkecambah Benih Bawang Merah
(Allium cepa)
d. Validasi Kit SQMV (Squash Mosaic Virus) dan CMV (Squash
Mosaic Virus) Secara Serologi
e. Hasil Evaluasi Uji Petik Mutu Benih Beredar
5. Database/website
Tujuan dari kegiatan ini adalah melakukan pengelolaan data
secara sistem komputerisasi dengan pengaplikasian database
dan penyebarluasan informasi pengembangan pengujian mutu
benih tanaman pangan dan hortikultura serta kegiatan lain di
Balai Besar PPMB-TPH melalui website.
Susunan database di Balai Besar PPMB-TPH terdiri dari
pendataan pada tiga jenis pengujian mutu benih yaitu uji
servis, uji profisiensi dan uji petik. Realisasi kegiatan
pengujian mutu benih tahun 2018 sebanyak 1.046 sampel,
berasal dari uji servis 173 sampel, uji profisiensi 721 sampel,
dan uji petik benih beredar 152 sampel.
Updating data/artikel yang ditampilkan dalam website Balai
Besar PPMB-TPH: http://bbppmbtph.tanamanpangan.
pertanian.go.id selama tahun 2018 sebanyak 25 materi, yaitu
sebagai berikut:
a. Uji Adaptasi dalam Mendukung Kegiatan Pelepasan Varietas
b. Kalibrasi Internal Termometer Glass dengan Metode Ice Point
Method
c. Pemasukan dan Pengeluaran Benih Tanaman Pangan
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
57
d. Varietas Unggul Padi Gogo Adaptif di Lahan Kering Dataran
Tinggi dalam Mendukung Produksi Pangan Nasional
e. Pameran Pangan Nusantara VI Tahun 2018
f. Colletotrichum linicola pethybr dan Laff Penyebab Hawar
Daun di Persemaian
g. Pengembangan Desa Mandiri Benih dalam rangka
Mendukung Tahun Perbenihan 2018
h. Keberadaan Kedelai PRG serta benihnya
i. Sistem On Line Single System (OSS) di Kementerian
Pertanian
j. Pengembangan Teknologi Budidaya Kedelai pada Sawah
Tadah Hujan Berbasis Pupuk dan Pestisida Hayati
k. Waspada Serangan Penggerek Tongkol Jagung dalam Upaya
Peningkatan
l. Pembukaan Spekta Hortikultura 2018 Agro Inovasi Fair dan
Flori Hortikultura
m. Aturan Pembulatan dalam Pelaporan Pengujian Daya
Berkecambah
n. Audit Manajemen Kepegawaian Balai Besar PPMB-TPH
o. Pameran Hari Pangan Sedunia XXXVIII Tahun 2018
p. Inhouse Training Pemahaman Persyaratan Umum UP (SNI
ISO/IEC 17043:2010) dan Statistik UP (ISO 13528:2015)
untuk meningkatkan kinerja PUP Balai Besar PPMB-TPH
q. Program Nawacita Pemerintah untuk Mensukseskan
Kemandirian Pangan
r. Peran Pengawas Benih Tanaman dalam Meningkatkan
Industri Perbenihan Nasional
s. Survailen I Audit Pelayanan Publik Balai Besar PPMB-TPH
t. Peningkatan Produksi Padi melalui Penerapan Teknologi
Budidaya Padi Varietas Unggul Baru
u. Biosoy vs Anjasmoro Grobogan
v. Desa Mandiri Benih Berprestasi Tahun 2018
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
58
w. Efektivitas Perlakuan Benih (Seed Treatment) dalam
Budidaya Padi Gogo
x. Kegiatan Verifikasi Pengujian Nematoda Terbawa Benih Padi
Tahun 2018
y. Balai Besar PPMB-TPH menjadi juara ke-2 lomba Karya
Tulis Ilmiah dalam Gebyar Perbenihan TP ke-6 Tahun 2018
di Maros Sulawesi Selatan
Salah satu aspek teknis yang berkaitan dengan pengelolaan
benih di Balai Besar PPMB-TPH adalah pemusnahan arsip sisa
contoh kirim yang telah melebihi batas masa simpan arsip
benih yaitu masa simpan lebih dari satu tahun. Kegiatan
pemusnahan sampel di tahun 2018 sebanyak 1.165 sampel
telah dimusnahkan. Dengan semua kegiatan
database/website, realisasi serapan anggaran mencapai
99,89%.
6. Pameran
Tujuan kegiatan ini yaitu menginformasikan dan menyebarkan
hasil kegiatan pengembangan dan pengujian mutu benih serta
kegiatan-kegiatan Balai Besar PPMB-TPH lainnya yang
berkaitan dengan perbenihan kepada masyarakat. Sasaran
yang ingin dicapai adalah meningkatkan pengetahuan
masyarakat perbenihan dan stakeholder tentang
pengembangan pengujian mutu benih.
Selama tahun 2018 telah mengikuti tiga kali pameran, yaitu
Pameran Pangan Nusantara yang akan diselenggarakan pada
tanggal 26-29 April 2018 di JEC Jogjakarta, Pameran
Indopangan yang diselenggarakan pada tanggal 10-13 Mei
2018 di Braga City Walk Bandung, pameran dalam rangka Hari
Pangan Sedunia tanggal 18-20 Oktober 2018 di Kalimantan
Selatan (sebagai info guide), dan pameran di acara Gebyar
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
59
Perbenihan Tanaman Pangan di Maros, Sulawesi Selatan
tanggal tanggal 22-26 Oktober 2018. Realisasi dari kegiatan
pameran 100% dengan serapan anggaran 99,92%.
7. Pedoman Literatur
Kegiatan pembuatan buku literatur merupakan salah satu
program yang ditujukan untuk menyediakan literatur
pendukung pengujian mutu benih dengan cara menyusun dan
membuat literatur yang dapat digunakan sebagai acuan dalam
pengujian mutu benih tanaman pangan dan hortikultura.
Sasaran yang ingin dicapai yaitu meningkatnya wawasan
pengetahuan dan kinerja Pengawas Benih Tanaman (PBT)
dalam menentukan metode pengujian mutu benih antar
laboratorium penguji benih yang terpercaya
reprodusibilitasnya serta disesuaikan dengan aturan ISTA
terbaru.
Tahun 2018 telah dicetak buku literatur dengan judul
“Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
Berdasarkan ISTA Rules 2018” sebanyak 100 eksemplar dan
telah terdistribusikan ke 32 BPSB-TPH provinsi di Indonesia,
narasumber (Dosen Institut Pertanian Bogor), Penyusun,
Penyelia Laboratorium Balai Besar PPMB-TPH, Satker, dan
Subbagian Program dan Evaluasi. Realisasi kegiatan ini 100%
dengan realisasi serapan anggaran 99,89%.
3.1.2.3. Jumlah temuan BPK atas pengelolaan keuangan Balai
Besar PPMB-TPH yang terjadi berulang
Jumlah temuan BPK atas pengelolaan keuangan Balai Besar
PPMB-TPH yang terjadi berulang dengan target 0, namun tidak
ada catatan atas laporan keuangan Balai Besar PPMB-TPH dari
BPK yang melakukan pemeriksaan pada Ditjen Tanaman Pangan
(Eselon I). Target 0 mengindikasikan bahwa tidak ada temuan atau
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
60
tidak adanya penyimpangan dalam pengelolaan keuangan di
lingkungan Balai Besar PPMB-TPH. Untuk menghindari terjadinya
penyimpangan, beberapa kegiatan yang mendukung indikator ini
antara lain sebagai berikut:
1. Pengelolaan Keuangan dan Perlengkapan
Kegiatan ini merupakan pengelolaan administrasi keuangan
dan perlengkapan dalam rangka mendukung pengelolaan
administrasi yang tertib dan akuntabel untuk mendukung
kelancaran pelaksanaan kegiatan Balai Besar PPMB-TPH.
Dengan kegiatan ini diharapkan dapat menghindari
ketidakefisienan dan ketidakefektifan keuangan negara yang
pada akhirnya akan memperbaiki laporan kualitas laporan
keuangan. Keluaran dari kegiatan ini adalah 2 laporan
keuangan Balai Besar PPMB-TPH Tahun 2018 (100%) dan
serapan anggaran 99,96%.
2. Laporan SAI dan Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN)
Penyusunan laporan keuangan Balai Besar PPMB-TPH
mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor
233/PMK.05/2011 tentang Sistem Akutansi dan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Pusat, Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 72/PMK.02/2013 tentang Standar Biaya Masukan
Tahun Anggaran 2014 dan Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor PER-65/PB/2012 tentang Pedoman
Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga. Informasi yang disajikan didalamnya telah
disusun sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pada tahun 2018 Satker Balai Besar PPMBTPH telah
mengajukan Permohonan Persetujuan Penghapusan BMN
berupa kendaraan dinas roda 2 dan roda 4 sebanyak 13 unit
dan barang inventaris kantor 239 buah.
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
61
Realisasi kegiatan ini adalah laporan SAI sebanyak 12 laporan
dan laporan SIMAK BMN 2 laporan (100%) dan serapan
anggaran 99,73%.
3. Sistem Pengendalian Intern
Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
diamanatkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2008. Sistem Pengendalian Intern (SPI) melekat sepanjang
kegiatan, dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan
seluruh pegawai, serta hanya memberikan keyakinan yang
memadai, bukan keyakinan mutlak. Dalam melaksanakan SPI
telah dibentuk Tim Satuan Pelaksana Pengendalian Intern
(Tim Satlak PI). Diharapkan dengan dilaksanakan kegiatan
pengendalian intern ini akan dapat mendeteksi terjadinya
penyimpangan lebih awal, sehingga kegiatan dapat berjalan
sesuai peraturan yang berlaku, yang pada akhirnya
meminimalisir temuan dan pemeriksaanaan oleh auditor. Tim
Satlak PI melaksanakan rapat dan menyusun laporan
triwulanan dan tahunan. Realisasi laporan pelaksanaan
pengendalian intern mencapai 100% dan serapan anggaran
99,46%.
Pada tahun 2018, Balai Besar PPMB-TPH memperoleh
penghargaan dari Menteri Pertanian sebagai salah unit kerja
dengan tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP berada pada
level 3 (terdefinisi) sesuai Keputusan Menteri Pertanian Nomor
840/Kpts/PW.420/12/2018.
4. Gaji dan Tunjangan
Dalam rangka tertib administrasi pengelolaan keuangan
negara khususnya dalam pengelolaan gaji, honorarium dan
tunjangan perlu mengacu kepada peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan pedoman administrasi keuangan
di lingkungan Kementerian Pertanian. Kegiatan ini bertujuan
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
62
agar hak-hak dari pegawai dapat diberikan sesuai dengan
peruntukkannya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
pegawai seperti pembayaran gaji, tunjangan-tunjangan,
honorarium dan lembur selama 12 bulan.
Pembayaran gaji dan tunjangan pegawai telah dibayarkan
untuk 56 orang pegawai (karena gaji Kepala Balai Besar PPMB-
TPH belum dibayarkan dari anggaran Satker Balai Besar
PPMB-TPH), dan TKK sebanyak 15 orang. Namun realisasi
anggaran pembayaran gaji dan tunjangan pegawai hanya
mencapai 80,38%, terdapat sisa lebih kurang Rp918 juta,
karena sisa gaji, cadangan gaji (transito) yang tidak bisa
direalisasikan atau direvisi, dan sisa uang makan.
5. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
Kegiatan ini bertujuan menyediakan sarana gedung dan fasilitas
perkantoran guna mendukung kelancaran tugas dan fungsi Balai,
berupa pengadaan meubeleir, peralatan perkantoran, dan alat
laboratorium. Pengadaan meubeleir antara lain: filling cabinet 6
unit, lemari arsip 3 unit, rak loker besi 1 unit, rak besi shelving
steel 4 unit, kursi tunggu (4 kursi) 4 unit, dan kursi tunggu (3 kursi)
1 unit.
Pengadaan perlatan perkantoran terdiri dari: gergaji mesin 2 unit,
AC 1 PK 1 unit, AC 5 unit, exhaust fan 13 unit, lemari pendingin 2
pintu 3 unit, dispenser 6 unit, tempat sampah 4 unit, mesin
penghancur kertas 1 unit, printer 10 unit, televise LED 2 unit, dan
CCTV 8 unit. Sementara alat laboratorium sebanyak 19 unit antara
lain magnifier lamp, tabung nitrogen cair, thermometer glass,
microwave, dan lain-lain.
Pengadaan selanjutnya adalah kendaraan roda dua sebanyak 2
unit, serta perangkat pengolah data dan mesin sebanyak 14 unit
yang terdiri dari personal computer, laptop/tablet, computer,
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
63
notebook, dan UPS. Secara keseluruhan pengadaan peralatan dan
fasilitas perkantoran mencapai 100%, dengan serapan anggaran
99,69%.
6. Pemeliharaan Gedung Kantor
Pemeliharaan gedung/bangunan dlaksanakan melalui:
rehabilitasi pos satpam dan pembuatan gapura seluas 30 m2
dan pengaspalan jalan kantor 1.561 m2. Disamping itu, juga
dilaksanakan pemeliharaan gedung kantor antara lain:
renovasi green house, rumah kaca, perbaikan instalasi listrik,
saluran air, pagar, dan lain-lain. Realisasi pemeliharaan
gedung kantor mencapai 100%, dengan serapan anggaran
97,72%.
3.1.2.4. Jumlah temuan Itjen atas implementasi SAKIP yang
terjadi berulang (5 aspek SAKIP sesuai PermenPAN RB Nomor 12
Tahun 2015)
Jumlah temuan Itjen atas implementasi SAKIP Balai Besar PPMB-
TPH yang terjadi berulang yang terjadi dengan target 0, namun
tidak ada catatan atas penilaian implementasi SAKIP yang
dilaksanakan Itjen tahun 2018. Meskipun Tim Itjen melakukan
penilaian SAKIP hanya untuk Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan (Eselon I), tetapi semua dokumen yang terkait SAKIP dari
semua Eselon II juga dievaluasi, termasuk dari Balai Besar PPMB-
TPH, dan tidak ada catatan. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa capaian untuk indikator ini 0 atau 100%. Indikator ini
tidak dapat dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya
karena merupakan indikator yang baru dan berbeda dari indikator
tahun-tahun sebelumnya.
Beberapa kegiatan yang mendukung pencapaian indikator ini
tentunya berkaitan dengan perencanaan, pengukuran kinerja,
evaluasi, dan pelaporan antara lain sebagai berikut:
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
64
1. Penyusunan Program dan Rencana Kerja
Penyusunan program dan rencana kerja telah direalisasikan
meliputi kegiatan penyusunan dokumen rencana kerja (TOR,
ROPAK, Juknis, dan RKT) dan penyusunan anggaran/Renja-
KL (RKAKL s.d DIPA TA. 2019), serta melakukan revisi DIPA
dan POK dalam rangka refocusing Pencapaian indikator input
99,58%, output 100% dan outcome yang diperoleh adalah
meningkatnya kualitas perencanaan pada Balai Besar PPMB-
TPH sebanyak satu rancangan sama dengan target dan
realisasi yang ditetapkan pada tahun 2017.
Pada bulan September 2018, dilakukan revisi atas Rencana
Strategis (Renstra) Balai Besar PPMB-TPH 2015-2019 dalam
rangka meningkatkan capaian pembangunan pertanian
melalui peningkatan kualitas, akuntabilitas kinerja, dengan
mengacu pada revisi Renstra Kementerian Pertanian dan
Renstra Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Perubahan
dilakukan pada indikator kinerja yang telah disesuaikan
dengan indikator yang baru.
2. Laporan Bulanan, SIMONEV, LAKIP, dan Laporan Tahunan
Laporan Bulanan, SIMONEV, LAKIP, dan Laporan Tahunan
telah direalisasikan sebanyak 26 laporan dalam bentuk
pelaksanaan kegiatan penyusunan laporan bulanan dan
SIMONEV sebagai bahan evaluasi untuk melihat
perkembangan kegiatan dan mencari solusi terhadap
permasalahan yang dihadapi. Pencapaian realisasi keuangan
mencapai 99,90%, sementara fisiknya 100% dan outcome yang
diperoleh meningkatnya kualitas pelaporan dan akuntabilitas
kinerja Balai Besar PPMB-TPH sebanyak 26 laporan yang
disusun setiap bulan selama satu tahun.
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
65
3.1.3. Pencapaian Kinerja Lainnya
Kinerja Balai Besar PPMB-TPH tahun 2018 lainnya antara lain:
3.1.3.1. Pengawalan Upaya Khusus (Upsus) Peningkatan Produksi
Padi, Jagung, dan Kedelai
Pada tahun 2018 melaksanakan pengawalan Upaya Khusus
(Upsus) peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai. Beberapa
daerah yang dilaksanakan pengawalan antara lain sebagai
berikut:
1. Provinsi Nusa Tenggara Barat
Plt. Kepala Balai Besar PPMB-TPH masih menjadi penanggung
jawab pengawalan Upsus peningkatan produksi padi, jagung,
dan kedelai sesuai penugasan dari Menteri Pertanian yang
dilaksanakan mulai Januari s.d April 2018. Dalam rangka
percepatan tanam melalui kegiatan Upsus yang telah
dilakukan yaitu dengan melakukan pertemuan baik ditingkat
Provinsi maupun Kabupaten. Selain itu dilakukan juga
percepatan tanam melalui kegiatan lapangan dengan
menggunakan alsintan berupa traktor roda dua maupun roda
empat, alat penyedot air, dan perlatan lain yang dibutuhkan.
Koordinasi percepatan tanam juga dengan mengunjungi Dinas
pertanian dan Kabupaten bahkan sampai tingkat kecamatan
dalam rangka pemenuhan target yang sudah ditetapkan oleh
Kementerian Pertanian melaui Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan.
Hasil pengawalan luas tambah tanam (LTT) Provinsi NTB
selama Januari s.d April 2018 yaitu sebagai berikut:
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
66
Tabel 6. Luas Tambah Tanam (LTT) Provinsi NTB (periode Januari s.d April 2018)
Padi Jagung Kedelai Padi Jagung Kedelai
1 Lombok Barat 11.412 899 49 14.121 1.074 129
2 Lombok Tengah 33.812 169 2.074 35.400 1.059 3.267
3 Lombok T imur 26.031 4.500 8 26.011 4.692 156
4 Sumbawa 46.121 28.710 455 51.068 33.063 8.528
5 Dompu 17.229 18.794 1.468 33.014 26.291 967
6 Bima 23.748 10.860 2.970 40.227 12.271 7.182
7 Sumbawa Barat 9.125 2.472 15 13.886 6.583 1.574
8 Lombok Utara 8.263 2.739 - 9.791 3.203 -
9 Mataram 1.625 - - 1.649 - -
10 Bima 2.107 309 14 1.971 773 22
179.473 69.453 7.052 227.138 89.009 21.825
No. Kabupaten/Kota
Jumlah
Januari s.d April 2017 (Ha) Januari s.d April 2018 (Ha)
Melalui pengawalan Upsus peningkatan produksi padi, jagung,
dan kedelai pada periode Januari s.d April 2018 dapat
meningkatkan luas tanam dibandingkan pada periode yang
sama tahun 2017, masing-masing 26,56%, 28,16%, dan
kedelai 209,48%.
2. Provinsi Sulawesi Tengah
Pengawalan Upsus di Provinsi Sulteng dilaksanakan oleh
Kepala Bidang Informasi dan Jaringan Laboratorium
khususnya Kabupaten Banggai, Banggai Kepulauan,
Morowali, dan Morowali Utara sesuai dengan penugasan
Menteri Pertanian. Pengawalan dilaksanakan dengan
berkoordinasi dengan pihak terkait termasuk penanggung
jawab Provinsi Sulteng selama Januari s.d Juni 2018.
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
67
Tabel 7. Luas Tambah Tanam (LTT) Provinsi Sulteng (Kab. Bangkep, Banggai, Morowali, dan Morowali Utara)
(periode Januari s.d Juni 2018)
Padi Jagung Kedelai Padi Jagung Kedelai
1 Banggai Kepulauan 482 140 2 233 323 542
2 Banggai 26.536 4.614 133 35.911 8.788 2.298
3 Morowali 5.227 543 9 5.195 176 1.803
4 Morowali Utara 6.634 1.022 61 9.326 1.676 686
38.879 6.319 205 50.666 10.963 5.329
Januari s.d Juni 2018 (Ha)No. Kabupaten/Kota
Jumlah
Januari s.d Juni 2017 (Ha)
Melalui pengawalan Upsus peningkatan produksi padi, jagung,
dan kedelai pada periode Januari s.d April 2018 dapat
meningkatkan luas tanam dibandingkan pada periode yang
sama tahun 2017, masing-masing 30,32%, 73,50%, dan
kedelai 2.499,37%.
3. Provinsi Jambi
Sesuai Keputusan Menteri Pertanian Nomor
549/Kpts/OT.050/8/2018 tanggal 3 Agustus 2018 tentang
Kelompok Kerja Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi,
Jagung dan Kedelai melalui program perbaikan jaringan irigasi
dan sarana pendukungnya Kepala Balai Besar Pengembangan
Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan Hortikultura
mendapat penugasan menjadi penangungjawab Upsus PJK
Provinsi Jambi yang sebelumnya mendapat wilayah binaan di
Provinsi NTB.
Kegiatan Upsus di Provinsi Jambi dilakukan dalam rangka
percepatan tanam padi, jagung dan kedelai baik yang sifatnya
swadaya maupun yang sifatnya program.
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
68
Tabel 8. Luas Tambah Tanam (LTT) Provinsi Jambi
(periode Juli s.d Desember 2018)
Padi Jagung Kedelai Padi Jagung Kedelai
1 Kerinci 16.764 2.064 409 18.581 1.563 916
2 Merangin 14.759 2.146 748 20.163 1.834 655
3 Sarolangun 14.161 1.175 1.218 12.099 374 401
4 Batang Hari 6.710 302 126 7.352 256 16
5 Muaro Jambi 5.817 2.212 102 4.481 349 0
6 Tanjung Jabung Timur 14.833 1.676 936 19.198 936 258,8
7 Tanjung Jabung Barat 2.673 286 - 4.868 499 26
8 Tebo 8.040 1.971 1.781 9.697 2.124 1078,4
9 Bungo 9.126 1.292 344 8.950 1.007 393
10 Jambi 808 42 1 542 72 25
11 Sungai Penuh 3.662 214 - 4.426 46 0
97.353 13.379 5.665 110.358 9.059 3.769
No. Kabupaten/KotaJuli s.d Desember 2017 (Ha) Juli s.d Desember 2018 (Ha)
Jumlah
Melalui pengawalan Upsus peningkatan produksi padi, jagung,
dan kedelai di Provinsi Jambi pada periode Juli s.d Desember
2018 dapat meningkatkan luas tanam padi dibandingkan pada
periode yang sama tahun 2017 sebesar 13,36%.
4. Provinsi Kalimantan Selatan
Pengawalan Upsus di Provinsi di Kalimantan Selatan
dilakukan dalam rangka pengelolaan lahan rawa untuk
pemenuhan kebutuhan pangan dan pertanian. Sesuai dengan
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40.1/PERMENTAN/
RC.010/10/2018 tentang Pedoman Program Selamatkan Rawa
Sejahterakan Petani (SERASI) Berbasis Pertanian Tahun 2019.
Pada pasal (4) huruf (b) bahwa untuk mengawali Program
SERASI tahun 2019, perlu dilakukan proyek percontohan
pengembangan padi di lahan rawa pasang surut atau lebak di
Provinsi Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan Tahun
2018.
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
69
Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas maka Direktur
Jenderal Tanaman membentuk Tim Koordinasi Dukungan
Pilot Project/Pengembangan Padi di Lahan Rawa Provinsi
Kalimantan Selatan dan Sumatera Selatan. Tim ini dibentuk
berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan
Nomor 2078/TP.120/11/2018 Tanggal 21 November 2018
tentang Tim Koordinasi Dukungan Pilot Project/
Pengembangan Padi di Lahan Rawa Provinsi Kalimantan
Selatan dan Sumatera Selatan Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan Tahun 2018. Dalam tim tersebut Kepala Balai Besar
Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan
Hortikultura duduk sebagai Wakil Ketua untuk Provinsi
Kalimatan Selatan yang dibantu oleh Kepala Bagian Umum
dan Kepala Seksi Informasi dan Dokumentasi.
Lokasi kegiatan pengembangan rawa akan dilakukan di Rae 2
dan Rae 4 dengan target luas areal kegiatan seluas 200 ha
(Desa Tajau Landung seluas 140 ha dan Desa Keliling Benteng
Ilir seluas 60 ha). Melalui kegiatan ini diharapkan kebiasaan
tanam yang hanya sekali setahun (jadwal tanam bulan Maret-
April) yang akan panen pada bulan September-Oktober
(varietas padi lokal) dapat menjadi tanam dua kali setahun
dengan memanfaatkan masa tanam bulan November-
Desember yang sebelumnya tidak dimanfaatkan (bera) dan
akan panen pada bulan Maret-April, sehingga pada akhirnya
Indeks Pertanaman padi akan naik menjadi dua kali dalam
setahun (IP 2) yaitu dengan satu musim menanam padi lokal
(umur panen 6 bulan) dan satu musim menanam padi unggul
(umur panen 4 bulan).
Kegiatan yang telah dilakukan dilokasi pengembangan padi
lahan rawa antara lain: (1) rapat koordinasi terkait program
serasi dilakukan di tingkat provinsi, kabupaten dan tingkat
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
70
kelompok tani, termasuk koordinasi penyusunan CPCL dan
RUK; (2) mendorong kelompok untuk bergotong royong
membersihan saluran air; (3) memfasilitasi untuk
memobilisasi alsintan (dari Kecamatan Jejangkit) ke lokasi
pelaksanaan gerakan; (4) mendorong percepatan pengolahan
lahan dengan mengoptimalkan pompa air dan traktor yang
ada; (5) mendorong percepatan rehabilitasi bangunan pintu air
penguluaran dan pemasukan, khususnya di Rae 2 yang belum
tersedia.
3.1.3.2. Indeks Penerapan Nilai Budaya Kerja (IPNBK)
Dalam rangka meningkatkan dan menumbuhkembangkan
semangat etos kerja, maka perlu dilakukan penerapan nilai-nilai
dasar budaya kerja aparatur negara secara intensif dan
menyeluruh. Untuk menyapai hal tersebut perlu dilakukan upaya
perbaikan dan peningkatkan kinerja oleh seluruh aparatur yang
dilakukan secara sungguh-sungguh, konsisten dan efektif. Untuk
mengukur tingkat capaian penerapan nilai-nilai tersebut maka
dilakukan penilaian terhadap penerapan budaya kerja di
lingkungan Balai Besar PPMB-TPH. Penilaian dilakukan dengan
cara membagikan daftar kuesioner IPNBK kepada masing-masing
pegawai, sesuai SK MENPAN Nomor 25 Tahun 2002 dengan
pertanyaan sebanyak 54 responden. Jawaban dari responden
kemudian diolah dan dinilai sesuai ketentuan penilaian
berdasarkan peraturan Menteri Pertanian Nomor
32/Permentan/OT.140/6/2009 tentang indikator Budaya Kerja
Aparatur Negara Lingkup Kementerian pertanian. Dari penilaian
yang sudah dilkukan diperoleh hasil bahwa Nilai Mutu Budaya
Kerja di Balai Besar PPMB-TPH tahun 2018 sebesar 88.98 dengan
kategori Sangat Baik.
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
71
3.2. Realisasi Anggaran
Realisasi serapan anggaran Balai Besar PPMB-TPH tahun 2018
(posisi sampai dengan 31 Desember 2018) mencapai Rp10,884
milyar (92,13% dari pagu Rp11,814 milyar), namun terdapat
pengembalian kelebihan pembayaran tunjangan pegawai sebesar
Rp6,6 juta, sehingga serapan anggaran menjadi 92,07%. Realisasi
tersebut lebih rendah dibanding realisasi serapan anggaran tahun
2017 yang mencapai 98,77%.
Rendahnya serapan anggaran Balai Besar PPMB-TPH tahun 2018
karena tidak terserapnya belanja pegawai antara lain transito
(cadangan) akibat tidak adanya penambahan CPNS, sisa gaji dan
uang makan pegawai yang mencapai Rp918 juta (7,87%).
Tabel 9. Perkembangan Pagu dan Realisasi Anggaran
Balai Besar PPMB-TPH Tahun 2013-2018
Pagu
(Rp.) (Rp.) (%)
1 2013 8.305.586.000 7.673.192.397 92,39
2 2014 6.920.069.000 6.642.666.400 95,99
3 2015 7.522.818.000 7.449.643.917 99,03
88,62
98,87 *)
5 2017 9.974.669.000 9.851.759.337 98,77
6 2018 11.814.000.000 10.883.825.401 92,13
RealisasiNo. Tahun
4 2016 10.000.000.000 8.861.798.488
Selama lima tahun terakhir pagu anggaran pada Balai Besar
PPMB-TPH fluktuasi mengikuti perkembangan kegiatan dan
kebijakan pada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Demikian
juga realisasi serapan anggarannya juga fluktuatif, sebagaimana
tertera pada tabel berikut.
Realisasi serapan anggaran berdasarkan output tahun 2018 yaitu
sebagai berikut:
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
72
Tabel 10. Realisasi Anggaran Balai Besar PPMB-TPH Tahun 2018 (Berdasarkan Output)
Pagu
(Rp.) (Rp.) (%)
1 Uji Terap Metode Pengujian Mutu Benih 3.437.479.000 3.434.891.500 99,92
2 Layanan Internal 1.874.500.000 1.865.248.536 99,51
3 Layanan Perkantoran 6.502.021.000 5.583.685.365 85,88
11.814.000.000 10.883.825.401 92,13
No. OutputRealisasi
Jumlah
Tabel 11. Realisasi Anggaran Balai Besar PPMB-TPH Tahun 2018 (Berdasarkan Jenis Belanja)
Pagu
(Rp.) (Rp.) (%)
1 Pegawai 4.676.625.000 3.758.843.097 80,38
2 Barang 6.330.165.000 6.325.621.450 99,93
3 Modal 807.210.000 799.360.854 99,03
11.814.000.000 10.883.825.401 92,13
Realisasi
Jumlah
No. Jenis Belanja
3.3. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang diperoleh Balai
Besar PPMB-TPH pada tahun 2018 sebesar Rp134.020.800,-
meningkat dibanding penerimaan tahun 2017 (Rp126.130.000,-).
Seluruh PNBP merupakan penerimaan fungsional (pelayanan
pengujian dan uji profisiensi).
3.4. Analisis Efektivitas Penggunaan Sumberdaya
Analisis efisiensi penggunaan sumberdaya dilakukan dengan
menghitung penghematan anggaran dalam mencapai output
kegiatan. Semakin sedikit anggaran yang digunakan untuk
mencapai indikator kinerja yang maksimal maka nilai efisiensi
semakin tinggi atau dalam definisi lain, jika rasio penggunaan
anggaran lebih rendah dari rasio pagu anggaran untuk
menghasilkan satu satuan capaian output kegiatan maka
menunjukkan penggunaan anggaran efisien, dan sebaliknya. Hasil
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
73
analisis efisiensi penggunaan sumberdaya untuk setiap capaian
output kegiatan ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 12. Efisiensi Penggunaan Sumberdaya Balai Besar
PPMB-TPH Tahun 2018
Biaya per Biaya
Target Realisasi Target Realisasi satuan seharusnya (Rp.) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)=(6):(4) (9)=(8)*(5) (10)=(9)-(7) (11)=(10)/(9)*100
1 Penguatan Laboratorium Pengujian Benih Sertifikasi 1 1 72.600.000 72.475.200 72.600.000 72.600.000 124.800 0,17
2 Pelayanan Pengujian Mutu Benih Sampel 1.000 1.295 163.600.000 163.339.400 163.600 211.862.000 48.522.600 22,90
3 Laboratorium Penyelenggara Uji Profisiensi (PUP) Sertifikasi 1 1 75.450.000 75.228.800 75.450.000 75.450.000 221.200 0,29
4 Penyelenggaraan Uji Profisiensi Laboratorium 35 55 159.750.000 159.589.300 4.564.286 251.035.714 91.446.414 36,43
5 Fasilitasi Penerapan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium Laboratorium 8 8 158.900.000 158.855.600 19.862.500 158.900.000 44.400 0,03
6 Lembaga Sertifikasi Personil Sertifikasi 1 1 10.650.000 10.643.000 10.650.000 10.650.000 7.000 0,07
7 Sertifikasi Pelayanan Publik Sertifikasi 1 1 39.605.000 39.595.625 39.605.000 39.605.000 9.375 0,02
8 Bimbingan Teknis Orang 30 40 198.265.000 198.087.500 6.608.833 264.353.333 66.265.833 25,07
9 Sinkronisasi Sistem Manajemen Mutu Laboratorium Laporan 1 1 139.840.000 139.590.000 139.840.000 139.840.000 250.000 0,18
10 Pengembangan/Validasi Metode Metode 10 10 487.190.000 486.728.798 48.719.000 487.190.000 461.202 0,09
11 Monev Pengembangan Metode Provinsi 20 21 175.500.000 175.389.129 8.775.000 184.275.000 8.885.871 4,82
12 Keanggotaan dalam Organisasi Internasional Sertifikasi 1 1 15.500.000 15.482.750 15.500.000 15.500.000 17.250 0,11
13 Buletin Vigor Edisi 3 3 85.355.000 85.238.000 28.451.667 85.355.000 117.000 0,14
14 Database/website Laporan 1 1 70.550.000 70.473.000 70.550.000 70.550.000 77.000 0,11
15 Pameran Laporan 3 3 220.039.000 219.853.000 73.346.333 220.039.000 186.000 0,08
16 Pedoman Literatur Pedoman 1 1 60.000.000 59.970.300 60.000.000 60.000.000 29.700 0,05
17 Pengelolaan Keuangan dan Perlengkapan Laporan 2 2 389.300.000 389.160.380 194.650.000 389.300.000 139.620 0,04
18 Laporan SAI dan Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) Laporan 14 14 41.500.000 41.388.750 2.964.286 41.500.000 111.250 0,27
19 Sistem Pengendalian Intern Laporan 5 5 20.250.000 20.141.125 4.050.000 20.250.000 108.875 0,54
20 Gaji dan Tunjangan OB 798 784 4.676.625.000 3.758.843.097 5.860.432 4.594.578.947 835.735.850 18,19
21 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Unit 109 109 535.421.000 533.759.229 4.912.119 535.421.000 1.661.771 0,31
22 Pemeliharaan Gedung Kantor m2 1.230 1.230 271.789.000 265.601.625 220.967 271.789.000 6.187.375 2,28
23 Penyusunan Program dan Rencana Kerja Rancangan 1 1 104.850.000 104.408.750 104.850.000 104.850.000 441.250 0,42
24 Laporan Bulanan, SIMONEV, LAKIP, dan Laporan Tahunan Laporan 26 26 91.365.000 91.276.649 3.514.038 91.365.000 88.351 0,10
4,70
Efisiensi
Rata-rata Efisiensi
Fisik Keuangan (Rp.)No. Sub output/komponen Satuan
Efisiensi rata-rata penggunaan sumberdaya Balai Besar PPMB-
TPH tahun 2018 sebesar 5,04%. Efisiensi tertinggi dicapai pada
komponen penyelenggaraan uji efisiensi yang mencapai 36,43%,
karena realisasi fisiknya jauh melebihi target. Hal ini dikarenakan
antusias peserta untuk mengikuti uji profisiensi yang
diselenggarakan Balai Besar PPMB-TPH. Secara umum semua
komponen yang dilaksanakan oleh Balai Besar PPMB-TPH selama
tahun 2018 menunjukkan efiensi yang berkisar antara 0,02%-
36,43%. Nilai efisiensi ini menjelaskan bahwa Balai Besar PPMB-
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
74
TPH telah dapat mengoptimalkan sumberdaya anggaran yang
dialokasikan untuk menghasilkan indikator kinerja yang
ditetapkan.
3.5. Rencana Aksi Tindak Lanjut Perbaikan Kinerja Tahun
2019
Meskipun secara umum semua indikator kinerja Balai Besar
PPMB-TPH tahun 2018 dapat mencapai target yang ditetapkan,
namun masih terdapat beberapa permasalahan dalam
pelaksanaan kinerja, antara lain sebagai berikut:
1. Indikator jumlah temuan BPK atas pengelolaan keuangan
Balai Besar PPMB-TPH yang terjadi berulang dan jumlah
temuan Itjen atas implementasi SAKIP yang terjadi berulang
dengan target 0. Mengingat pengalaman beberapa tahun tidak
ada pemeriksaan untuk tingkat Eselon II baik dari BPK
maupun Itjen, capaiannya akan sama setiap tahun tidak ada
nilainya. Dikhawatirkan ini akan mempengaruhi nilai laporan
kinerja pada tahun-tahun berikutnya.
2. Rendahnya serapan anggaran Balai Besar PPMB-TPH tahun
2018 dibandingkan tahun 2017 disebabkan karena Balai
Besar mendapat alokasi cadangan belanja pegawai (transito)
yang cukup besar dan tidak terealisasi karena tidak ada
tambahan CPNS.
3. Meskipun telah memperoleh akreditasi dari ISTA, namun Balai
Besar PPMB-TPH belum dapat menerbitkan Orange
International Certificate (OIC) dan Blue International Certificate
(BIC) karena belum ada payung hukum yang jelas. Disamping
itu Balai Besar PPMB-TPH juga beberapa tahun terakhir
kurang aktif mengikuti semua kegiatan yang diselenggarakan
ISTA, terutama pertemuan tahunan, menjadi narasumber
dalam pertemuan yang dilaksanakan ISTA, dan lain-lain.
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
75
4. Rencana Balai Besar PPMB-TPH menjadi Lembaga Sertifikasi
Personil (LSP) belum terwujud, dalam dua tahun terakhir baru
menyusun dokumen sistem manajemen mutu.
5. Pelaksanaan kegiatan tidak tepat waktu atau belum
seluruhnya dapat dilaksanakan sesuai jadwal yang telah
ditetapkan.
6. Belum lancarnya arus pelaporan dari masing-masing bagian
sehingga pelaporan kegiatan tidak tepat waktu.
Atas permasalahan tersebut, upaya yang dilakukan dalam rangka
pemecahannya antara lain:
1. Terkait indikator jumlah temuan BPK atas laporan keuangan
dan temuan Itjen atas implementasi SAKIP di Balai Besar
PPMB-TPH telah dikomunikasikan dengan Biro Perencanaan,
dan diusulkan agar dilakukan reviu atas indikator tersebut di
tahun 2019.
2. Untuk anggaran belanja pegawai (transito) yang tidak
terealisasi yang tidak bisa direvisi ke jenis belanja lain, maka
untuk meningkatkan realisasi serapan anggaran, maka perlu
memaksimalkan serapan anggaran kegiatan lainnya.
3. Meningkatkan peran Balai Besar PPMB-TPH sebagai anggota
ISTA, maka dilakukan koordinasi dan kerjasama dengan
lembaga/instansi terkait dan perlu dukungan dari pimpinan
serta payung hukum sehingga bisa berperan aktif serta bisa
menerbitkan sertifikat orange dan blue sertifikat.
4. Dalam rangka mewujudkan LSP perlu upaya lebih aktif dengan
berkoordinasi dengan instansi terkait dan dukungan anggaran
dalam memenuhi persyaratan memperoleh sertifikat
sebagaimana yang ditargetkan, sehingga Balai Besar PPMB-
TPH bisa lebih meningkatkan perannya.
5. Perlu upaya-upaya percepatan pelaksanaan kegiatan dan
mengoptimalkan pelaksanaan sistem pengendalian intern agar
target dapat dicapai sesuai jadwal yang telah ditentukan.
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
76
6. Para petugas penyusun laporan dan penanggung jawab
kegiatan perlu diingatkan jadwal penyusunan laporan,
sehingga laporan dapat diselesaikan tepat waktu.
Menindaklanjuti upaya pemecahan masalah tersebut, maka
rekomendasi untuk meminimalisir permasalahan pada tahun
2019, antara lain sebagai berikut:
1. Agar dilakukan reviu atas indikator kinerja Balai Besar PPMB-
TPH tahun 2019, supaya tidak menyulitkan dalam penilaian
nantinya, terutama indikator jumlah temuan BPK dan Itjen,
apakah perlu diubah atau dihilangkan.
2. Agar tidak mengalokasikan lagi anggaran cadangan belanja
pegawai (transito) tahun 2019, karena sifatnya cadangan agar
alokasi transito cukup di tempatkan di Sekretariat Ditjen TAPI
bukan dialokasikan ke BBPPMB-TPH
3. Mengalokasikan anggaran perjalanan luar negeri untuk
menghadiri pertemuan tahunan ISTA tahun 2019. Disamping
itu juga dialokasikan anggaran untuk kegiatan lainnya dalam
mendukung keikutsertaan Balai Besar PPMB-TPH dalam
organisasi internasional (ISTA). Selanjutnya perlu
berkoordinasi secara intens dengan Biro Kerjasama Luar
Negeri Kementan dan Kementerian Luar Negeri untuk tetap
mendukung keanggotaan tersebut.
4. Mengalokasikan anggaran untuk mendukung Balai Besar
PPMB-TPH menjadi LSP.
5. Meningkatkan peran Tim Satuan Pelaksana Pengendalian
Intern (Satlak PI) untuk mengawal pelaksanaan kegiatan.
Untuk mengingatkan kembali fungsi dan peran pengendalian
intern, perlu adanya bimbingan dari pembina pengendalian
intern Kementan, dalam hal ini adalah Inspektorat Jenderal.
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
77
6. Perlu komunikasi secara intens antar Tim Pelaporan Balai
Besar PPMB-TPH yang dibentuk, sehingga semuanya
memahami jadwal penyusunan laporan.
Meskipun indikator kinerja IKM atas layanan publik dan rasio
metode pengujian benih yang dimanfaatkan oleh laboratorium
pengguna dibanding metode yang dihasilkan telah mencapai
target, namun perlu dilakukan beberapa upaya untuk
meningkatkan kinerja pada tahun 2019 antara lain:
1. Karena survei IKM dilaksanakan secara online, maka perlu
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang jelas serta
disosialisasikan kepada semua petugas yang terkait, sehingga
tidak ada pelanggan yang tidak mengisi kuesioner IKM.
2. Melaksanakan pelatihan dalam rangka meningkatkan
kompetensi petugas dalam melaksanakan pelayanan publik,
antara lain: Petugas Pengambil Contoh (PPC), analis benih, SNI
ISO/IEC 17024:2012, dan SNI ISO/IEC 17025:2017.
3. Melaksanakan rangkaian kegiatan dalam upaya
mempertahankan akreditasi laboratorium pengujian mutu
benih, antara lain: kaji ulang manajemen, kaji ulang dokumen
sistem mutu laboratorium, audit internal, dan surveilen.
4. Melengkapi peralatan laboratorium dalam rangka peningkatan
pelayanan pengujian dan memberikan hasil yang lebih akurat.
5. Melaksanakan pengembangan metode pengujian mutu benih
yang dapat mempercepat pengujian mutu benih, mudah
diaplikasikan oleh petugas di daerah, serta mendukung
program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
Rencana aksi yang disusun atas rekomendasi tersebut diatas yang
akan dilaksanakan pada tahun 2019 sebagaimana tertera pada
tabel berikut.
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
78
Tabel 13. Rencana Aksi Peningkatan Kinerja Balai Besar PPMB-TPH Tahun 2019
Anggaran
(Rp.)
1 Rapat Tim Perencanaan lingkup Balai Besar
PPMB-TPH untuk reviu indikator kinerja dan
koordinasi dengan Bagian Perencanaan
Setditjen Tanaman Pangan
Juni 2019 7.500.000
2 Tidak mengalokasikan lagi anggaran cadangan
bekanja pegawai (transito) di DIPA/RKA-KL
Desember 2018 -
3 Berpartisipasi dalam kegiatan organisasi
internasional (ISTA)
April-Juli 2019 119.500.000
4 Memproses pencapaian Balai Besar PPMB-TPH
sebagai LSP
September 2019 23.250.000
5 Peningkatan peran Tim Satlak Pengendalian
Intern
Januari-
Desember 2019
36.145.000
6 Koordinasi Tim Pelaporan lingkup Balai Besar
PPMB-TPH secara berkala
April-Desember
2019
6.000.000
7 Melaksanakan pelatihan/bimbingan teknis
dalam rangka meningkatkan kompetensi
petugas
April-Mei 2019 316.600.000
8 Penguatan laboratorium penguji benih April-Desember
2019
261.050.000
9 Pengadaan peralatan laboratorium April 2019 91.000.000
10 Pengembangan/validasi/verifikasi metode Februari-
Desember 2019
901.000.000
No. Kegiatan Waktu
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
79
IV. P E N U T U P
Laporan Kinerja Tahun 2018 ini merupakan wujud
pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan dan program
Balai Besar PPMB-TPH. Laporan ini juga sebagai bahan untuk
mengukur kinerja yang berisi semua hasil kerja dari pelaksanaan
kegiatan yang disusun dengan merujuk pada Perjanjian Kinerja
yang memuat Indikator Kinerja yang menjadi tanggung jawab
Balai Besar PPMB-TPH.
Dari empat indikator kinerja terdapat realisasi yang mencapai
100% bahkan lebih, meskipun ada indikator yang tidak
memperoleh nilai karena tidak ada pemeriksaan oleh BPK
terhadap laporan keuangan Balai Besar PPMB-TPH. Indikator ini
yang nanti akan direviu, agar tidak mempengaruhi penilaian
laporan kinerja.
Laporan kinerja ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan
evaluasi kinerja bagi pengambil kebijakan, perbaikan
perencanaan pada periode yang akan datang, dan penyempurnaan
pelaksanaan program dan kegiatan berikutnya. Diperlukan
peningkatan pengendalian kinerja dan anggaran untuk
memastikan kelancaran pelaksanaan kegiatan sehingga sesuai
target dan jadwal yang telah ditetapkan.
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
80
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
81
L A M P I R A N
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
82
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
83
Lampiran 1. Jumlah Pegawai Balai Besar PPMB-TPH Tahun 2018
IV III II S-2 S-1 D-III SMA Laki-laki Perempuan
1 Kepala Balai Besar 1 1 1
2 Bagian Umum 1 10 7 3 4 11 13 5
3 Bidang Injarlab 1 5 2 2 3 3 3 5
4 Kelompok Fungsional 3 24 3 6 15 4 5 7 23
6 39 12 12 22 4 19 24 33Jumlah
No. UraianGolongan (Orang) Pendidikan (Orang) Jenis Kelamin (Orang)
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
84
Lampiran 2. Perjanjian Kinerja (PK) Balai Besar PPMB-TPH
Tahun 2018
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
85
Lampiran 2. Perjanjian Kinerja (PK) Balai Besar PPMB-TPH
Tahun 2018 (lanjutan)
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
86
Lampiran 2. Perjanjian Kinerja (PK) Balai Besar PPMB-TPH
Tahun 2018 edisi revisi (lanjutan)
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
87
Lampiran 2. Perjanjian Kinerja (PK) Balai Besar PPMB-TPH
Tahun 2018 edisi revisi (lanjutan)
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
88
Lampiran 3. Capaian Indikator Kinerja Tahun 2018 per triwulan
Realisasi Capaian/Progress (%) Realisasi Capaian/Progress (%) Realisasi Capaian/Progress (%) Realisasi Capaian/Progress (%)
1 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas
layanan publik Balai Besar PPMB-TPH
Skala Likert 3,26 - - 3,34 102,45 3,34 102,45 3,77 115,64
a Penguatan Laboratorium Pengujian Benih Sertifikasi 1 - 7,00 - 50,00 - 76,00 1 100,00
b Pelayanan Pengujian Mutu Benih Sampel 1000 - 10,00 669 66,90 998 99,80 1295 129,50
c Laboratorium Penyelenggara Uji Profisiensi
(PUP)
Sertifikasi 1 - 15,30 - 37,00 - 57,00 1 100,00
d Penyelenggaraan Uji Profisiensi Laboratorium 35 - 15,00 - 35,00 - 75,00 55 157,14
e Fasilitasi Penerapan Sistem Manajemen Mutu
Laboratorium
Laboratorium 8 - 2,00 - 15,00 - 65,00 8 100,00
f Lembaga Sertifikasi Personil Sertifikasi 1 - 5,00 - 9,00 - 12,00 1 100,00
g Sertifikasi Pelayanan Publik Sertifikasi 1 - 3,00 - 7,00 - 52,00 1 100,00
h Bimbingan Teknis Orang 30 - 2,00 40 133,33 40 133,33 40 133,33
i Sinkronisasi Sistem Manajemen Mutu
Laboratorium
Laporan 1 - 90,00 1 100,00 1 100,00 1 100,00
2 Rasio metode pengujian mutu benih yang
dimanfaatkan pengguna dibanding total metode
pengujian mutu benih yang dihasilkan
% 100,00 58,33 58,33 94,62 94,62 97,69 97,69 100,00 100,00
a Pengembangan/Validasi Metode Metode 10 - 10,00 - 49,00 - 92,00 10 100,00
b Monitoring dan Evaluasi Pengembangan
Metode dan Penerapan Sistem Manajemen
Mutu
Provinsi 20 - 2,00 5 25,00 18 90,00 23 115,00
c Keanggotaan dalam Organisasi Internasional Sertifikasi 1 - 25,00 - 37,00 - 57,00 1 100,00
d Buletin Vigor Edisi 3 - 7,80 1 33,33 1 33,33 3 100,00
e Database/website Laporan 1 - 10,50 - 17,00 - 30,00 1 100,00
f Pameran Laporan 3 - 2,00 1 33,33 2 66,67 3 100,00
g Pedoman Literatur Pedoman 1 - 7,00 - 9,00 - 30,00 1 100,00
3 Jumlah temuan BPK atas pengelolaan
keuangan Balai Besar PPMB-TPH yang terjadi
berulang
Jumlah 0 - - - - - - - -
a Pengelolaan Keuangan dan Perlengkapan Laporan 2 - 25,00 1 50,00 1 50,00 2 100,00
b Laporan SAI dan Pengelolaan Barang Milik
Negara (BMN)
Laporan 14 3 21,43 7 50,00 10 71,43 14 100,00
c Sistem Pengendalian Intern Laporan 5 1 20,00 2 40,00 3 60,00 5 100,00
d Gaji dan Tunjangan OB 798 168 21,05 336 42,11 616 77,19 784 98,25
e Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Unit 109 - 5,50 45 41,28 52 47,71 109 100,00
f Pemeliharaan Gedung Kantor m2 1591 - 5,50 30 1,89 30 1,89 1591 100,00
4 Jumlah temuan Itjen atas implementasi SAKIP
yang terjadi berulang (5 aspek SAKIP sesuai
PermenPAN RB Nomor 12 Tahun 2015)
Jumlah 0 - - 0 100,00 0 100,00 0 100,00
a Penyusunan Program dan Rencana Kerja Rancangan 1 - 30 - 38,00 - 65,00 1 100,00
b Laporan Bulanan, SIMONEV, LAKIP, dan
Laporan Tahunan
Laporan 26 6 23,08 12 46,15 18 69,23 26 100,00
Triwulan III Triwulan IVTriwulan INo. Indikator/Kegiatan/Output/Komponen Satuan Target
Triwulan II
Lampiran 4. Rekapitulasi Survei dan Penilaian IKM Tahun 2018 (Periode Januari-Juni 2018)
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
89
U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7 U8 U9
1 3 3 3 3 3 3 3 3 42 4 4 4 4 4 3 4 4 43 3 3 3 4 3 3 3 4 44 4 3 4 3 3 4 3 3 35 3 3 3 3 4 3 3 3 46 3 3 3 3 3 3 3 3 37 3 3 3 3 4 4 3 4 38 4 3 4 4 4 3 4 4 49 4 4 4 3 4 3 4 3 3
10 4 4 4 3 4 3 4 3 411 3 4 4 3 4 3 3 3 412 3 3 3 4 4 3 3 3 413 4 3 4 4 4 4 3 4 414 3 4 4 3 4 4 4 4 415 3 3 3 3 3 3 3 3 316 4 3 3 3 3 3 3 3 317 4 4 4 3 4 4 4 4 318 4 4 4 4 4 4 4 3 419 3 3 3 3 3 4 3 3 420 4 4 4 4 4 4 3 4 421 3 3 3 3 3 3 3 3 322 3 3 3 3 3 3 3 3 323 4 3 3 4 4 3 4 4 324 3 3 3 3 3 3 3 3 425 4 3 4 4 3 3 3 4 326 3 3 3 4 3 3 3 3 3
27 3 3 3 4 3 3 3 3 3
28 4 4 3 4 3 3 3 4 3
29 3 3 3 4 4 3 3 3 4
30 3 3 3 4 3 3 3 3 3
31 3 3 3 4 3 3 3 3 3
32 3 3 3 4 3 3 3 3 3
33 4 3 3 4 3 3 3 3 4
∑ Nilai Per
Unsur113 108 111 116 114 107 107 110 115
*)
3,337
**)
83,42
NO. RESP NILAI UNSUR PELAYANAN
3,45NRR Per Unsur 3,33 3,483,243,243,42 3,27 3,36 3,52
0,36 0,37 0,380,39
IKM Unit pelayanan
0,38 0,36NRR tertimbang
per unsur0,38 0,36 0,37
Lampiran 5. Rekapitulasi Survei dan Penilaian IKM Tahun 2018
(Periode Oktober-November 2018)
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
90
U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7 U8 U9
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 4 3 4 4 4 4 4 3 4
3 4 4 3 4 3 3 4 3 4
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
6 4 3 3 4 3 3 3 3 4
7 4 4 3 4 4 4 4 4 4
8 3 3 4 3 3 3 4 4 4
9 3 3 3 3 3 3 3 3 3
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4
14 4 4 3 4 4 4 4 4 4
15 4 4 3 4 4 3 4 4 4
16 3 4 4 4 3 4 3 3 4
17 3 3 3 4 4 4 4 4 4
18 4 4 4 3 3 4 4 3 4
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4
20 4 3 3 4 4 4 3 4 4
21 4 4 4 4 4 4 4 4 4
22 4 4 4 4 3 3 4 3 4
23 4 4 4 4 4 4 4 4 4
24 4 4 4 3 4 4 4 4 4
25 4 3 4 4 3 3 4 4 4
26 3 4 4 3 4 4 3 4 4
∑ Nilai Per
Unsur99 97 96 99 96 97 99 96 103
*)
3,73
**)
93,29
0,41 0,42 0,41
3,73 3,81 3,69 3,96
NILAI UNSUR PELAYANANNO. RESP
3,693,813,693,733,81NRR Per
Unsur
IKM Unit pelayanan
0,41 0,44
NRR
tertimbang
per unsur
0,42 0,41 0,41 0,42
Lampiran 6. Rekapitulasi Metode yang Dimanfaatkan Laboratorium Pengguna Tahun 2018
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
91
%
1a 1b 2a 2b 3a 4a 4d 4e 5a 6a
1 Aceh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100,00
2 Sumatera Utara 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100,00
3 Riau 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100,00
4 Sumatera Selatan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100,00
5 Lampung 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100,00
6 Babel 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100,00
7 Banten 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100,00
8 Jawa Tengah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100,00
9 Kalimantan Tengah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100,00
10 Kalimantan Barat 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100,00
11 Sulawesi Utara 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100,00
12 Gorontalo 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100,00
13 NTB 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100,00
13 13 13 13 13 13 13 13 13 13
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
13 13 13 13 13 13 13 13 13 13
Manfaat/
provinsi
Kode/No Judul Pengembangan/Validasi
Metode
Jumlah
% manfaat/metode
Jumlah prov
No Provinsi/BPSB
Keterangan:
1a Beberapa jenis trier hasil validasi metode yang dapat
digunakan untuk pengambilan contoh benih padi
1b Dua jenis trier validasi metode yang dapat digunakaan untuk
pengambilan contoh benih jagung
2a Penetapan kadar air benih kedelai secara cepat selama 1 jam
menggunakan suhu 130-133oC
2b Penetapan kadar air benih kacang tanah secara cepat selama
1 jam menggunakan suhu 130-133oC dengan keseragaman
pemotongan
3a Analisis kemurnian kacang tanah dengan contoh kerja
berbentuk polong, menggunakan PSD no 21
4a Percepatan pengujian daya berkecambah benih kedelai
dengan uji tetrazolium
4d Pengujian daya berkecambah benih koro pedang dengan
suhu 25oC, menggunakan media pasir
2018 LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
92
4e Pengujian daya berkecambah benih kedelai pada media
kertas dan pasir (pengulangan sampai 3x)
5a Uji tetrazolium benih padi dengan merendam benih pada
larutan tetrazolium 0,5% selama 3 jam
6a Pengujian nematoda Aphelenchoides besseyi terbawa benih padi
Lampiran 7. Pagu dan Realisasi Keuangan Per 31 Desember 2018
LAPORAN KINERJA Balai Besar PPMB-TPH
2018
93
Pagu
(Rp.) (Rp.) (%)
1 Sinkronisasi penerapan sistem manajemen mutu lab. 139.840.000 139.590.000 99,82
2 Seminar pengembangan metode 44.060.000 43.954.300 99,76
3 Bimbingan Teknis 198.265.000 198.087.500 99,91
4 Pengawalan UPSUS peningkatan produksi padi,
jagung, dan kedelai
1.330.925.000 1.330.619.857 99,98
5 Pelaksanaan Pengembangan
Metode/Validasi/Verifikasi Komoditas Tanaman
Pangan
487.190.000 486.728.798 99,91
6 Pelayanan Pengujian dan Pemeliharaan Ruang
Lingkup Laboratorium
163.600.000 163.339.400 99,84
7 Uji Petik Mutu Benih yang Beredar 105.200.000 105.167.070 99,97
8 Buletin Vigor 85.355.000 85.238.000 99,86
9 Database/website 70.550.000 70.473.000 99,89
10 Pameran 220.039.000 219.853.000 99,92
11 Pedoman Literatur 60.000.000 59.970.300 99,95
12 Penguatan Laboratorium Penguji Benih 72.600.000 72.475.200 99,83
13 Laboratorium Penyelenggara Uji Profisiensi 75.450.000 75.228.800 99,71
14 Keanggotaan dalam Organisasi Internasional 15.500.000 15.482.750 99,89
15 Fasilitasi Penerapan Sistem Manajemen Mutu
Laboratorium
158.900.000 158.855.600 99,97
16 Penyelenggaraan Uji Profisiensi 159.750.000 159.589.300 99,90
17 Serifikasi pelayanan Publik 39.605.000 39.595.625 99,98
18 Lembaga Sertifikasi Personil 10.650.000 10.643.000 99,93
19 Perencanaan kegiatan 104.850.000 104.408.750 99,58
20 Pengelolaan Keuangan dan Perlengkapan 389.300.000 389.160.380 99,96
21 Pengelolaan Kepegawaian dan Tata Usaha 213.400.000 213.272.899 99,94
22 Monitoring Pengembangan Metode dan Penerapan
Sistem Manajemen Mutu
175.500.000 175.389.129 99,94
23 Sistem Pengendalian Intern 20.250.000 20.141.125 99,46
24 Laporan Bulanan, SIMONEV, LAKIP, SPI dan Laporan
Tahunan
91.365.000 91.276.649 99,90
25 Laporan SAI, SABMN dan Pengelola Keuangan
Kegiatan
41.500.000 41.388.750 99,73
26 Laporan pengelolaan tata usaha dan kepegawaian 4.000.000 4.000.000 100,00
27 Laporan pelaksanaan dan penerapan pengembangan
metode tanaman pangan
9.875.000 9.775.000 98,99
28 Laporan pelaksanaan standarisasi laboratorium 16.250.000 16.075.000 98,92
29 Laporan seminar 1.000.000 1.000.000 100,00
30 Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 535.421.000 533.759.229 99,69
31 Rehabilitasi dan Renovasi Gedung dan Bangunan 271.789.000 265.601.625 97,72
32 Gaji dan Tunjangan 4.676.625.000 3.758.843.097 80,38
33 Operasional dan Pemeliharaan Kantor 1.825.396.000 1.824.842.268 99,97
11.814.000.000 10.883.825.401 92,13
RealisasiNo. Output/Sub output/Komponen
Jumlah