Laporan Kepala Balai -...

88

Transcript of Laporan Kepala Balai -...

Page 1: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Page 2: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Page 3: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Laporan Kepala Balai

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Maluku, merupakan salah satu Unit

Pelaksana Tekinis (UPT) lingkup badan litbang pertanian yang ada di Provinsi, yang

menyelenggarakan kegiatan pengkajian, penelitian dan diseminasi pada dua belas gugus pulau

dengan berbagai komoditas spesifik lokasi. Kegiatan pengkajian, penelitian dan diseminasi

dituntut untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat melalui Inovasi

teknologi. Oleh karena itu program pengkajian, penelitian dan diseminasi di BPTP Maluku harus

berorientasi pada komoditas spesifik lokasi dan program-program yang terkait dengan kegiatan

strategis mendukung empat target sukses Kementerian Pertanian selama 5 tahun (2010-2014).

Keberhasilan dan kekurangan dari setiap kegiatan yang ditampilkan dalam laporan akhir

tahunan ini merupakan evaluasi yang diharapkan mempunyai muara terhadap kemajuan ilmu

dan pengetahuan teknologi pertanian khususnya di wilayah Provinsi Maluku.

Demikian laporan tahunan ini disampaikan, semoga dapat digunakan sebagai tolak ukur

kinerja BPTP Maluku dan untuk melakukan perencanaan program di masa mendatang yang

dapat bermanfaat bagi masyarakat.

Kepala Balai,

Ir. Demas Wamaer, MP

NIP. 19630519 199603 1 001

Page 4: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Daftar Isi

Laporan Kepala Balai

Daftar Isi

Pendahuluan..................................................................................................................................... 1

Latar Belakang .................................................................................................................................. 1

1. Kegiatan Kerjasama Dalam Negeri .......................................................................................... 4

2. Program dan Anggaran ........................................................................................................... 7

Reformasi Birokrasi ................................................................................................................................ 11

Ringkasan Kegiatan In House .......................................................................................................... 13

Kajian Peningkatan Produktivitas Ternak Kambing di Maluku ............................................................... 14

Kajian Perbaiakan uasaha tani perkebuanan Pala (Myristica SPP) rakyat di Maluku, Pengendalian

Hama Penyakit utama Tanaman Pala .................................................................................................... 17

Kajian Teknologi penyulingan Minyak Atsiri Pala (Myristica Fragrans Houtt) ....................................... 26

Kajian perbaikan pemeliharaan Itik Petelur pada petani lahan sawah di Maluku ................................ 28

Pewilayahan komoditas pertanian berdasarkan Zona Agroekologi, skala 1:50.000 di Kabupaten

Maluku Tengah ………………………......................................................................................................... ... 35

Ringkasan Kegiatan Desiminasi Inovasi Teknologi Pertanian .......................................................... 37

Siaran Tv Lokal ................................................................................................................. ...................... 38

Peningkatan efektivitas komunikasi guna perderasan adopsi inovasi teknologi pertanian................... 43

Kegiatan Pameran Inovasi Teknologi Pertanian .................................................................................... 53

MOU Kerjasama...................................................................................................................................... 57

Ringkasan Kegiatan Pendampingan dan Strategi Nasional .............................................................. 59

Pendampingan SL-PTT Padi sawah di Kabupaten Seram Bagian Timur ................................................. 60

Pendampingan SL-PTT Kedelai di Kabupaten Maluku Tengah ............................................................... 62

Pelaksana Gugus Tugas Kalender Tanam (KATAM) terpadu di Provinsi Maluku ................................... 65

Model Pengembangan Pertanian Pedesaan Melalui Inovasi (m-P3MI) di Maluku ................................ 67

Unit Pengelola Benih Sumber ................................................................................................................ 68

Website .................................................................................................................................................. 72

Perpustakaan Digital .............................................................................................................................. 75

Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari di Maluku .................................................................. 77

Page 5: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Page 6: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

1

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Maluku merupakan UPT Pusat

yang berada di daerah memiliki tugas pokok melaksanakan pengkajian, perakitan

dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi, sedangkan tugas

dan fungsi (TUSI), didukung oleh Kelompok Fungsional meliputi Kelompok

Pengkaji/Kelji (Peneliti, Penyuluh maupun kelompok fungsional lainnya seperti

Litkayasa), Pustakawan, Arsiparis dan Pranata Komputer. Sesuai peraturan Menteri

Pertanian No. 16/Permentan/OT.140/3/2006 tanggal 1 Maret 2006 menjelaskan

bahwa Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat dibidang Penelitian dan Pengembangan

Pertanian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan

Litbang Pertanian, dan dalam pelaksanan tugas sehari-hari dikoordinasikan dengan

Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian.

Visi BPTP Maluku adalah Menjadikan Institusi Pertanian yang Menghasilkan

dan mendistribusikan Teknologi Spesifik Lokasi untuk Mewujudkan Pertanian Maju

dan Berkelanjutan di Dua Belas Gugus Pulau di Maluku” dengan Motto

“Manggurebe Maju Membangun Pertanian Kepualaun Berbasis Inovasi ”. Untuk

mencapai hal tersebut, maka Misi BPTP Maluku adalah (a) Menghasilkan,

mengembangkan dan mendiseminasikan inovasi pertanian spesifik lokasi di dua

belas gugus pulau sesuai kebutuhan pengguna, (b) Mengembangkan jejaring

kerjasama dengan Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi, Lembaga Swadaya

Masyarakat, Swasta dan Petani dalam rangka pendayagunaan hasil pengkajian dan

pengembangan inovasi pertanian, (c) Mengembangkan kapasitas Balai dalam

rangka meningkatkan kemampuan pelayanan yang professional dan mandiri kepada

stakeholder serta peningkatan kinerja balai.

Untuk menciptakan manusia aparatur yang memiliki kompetensi diperlukan

mutu Profesionalisme, sikap pengabdian dan pengembangan PNS melalui

pendidikan dan pelatihan maupun non pendidikan dan pelatihan. Pada bidang

keuangan belum dilakukan secara optimal, sehingga perlu dilaksanakan secara

efektif, efisien, terukur dan akuntabel, selain itu pengelolaan sarana dan prasarana

Page 7: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

2

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

telah dilakukan perawatan dan pemeliharaan namun belum optimal dan

pengadministrasiannya pun belum dilakukan secara tertib sebingga diperlukan

ketersediaan anggaran yang cukup untuk pengelolaan ketiga aspek kegiatan

tersebut.

Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, BPTP

Maluku memiliki sumberdaya manusia sebanyak 91 orang pegawai negeri Sipil

ditambah tenaga kontrak berjumlah 20 orang. BPTP Maluku secara keseluruhan

memiliki tanah seluas 419.973 M2, yang tersebar di tiga lokasi yakni perkantoran

dan perumahan di Rumah Tiga 8.873 M2, Lab. Diseminasi Waiheru 10.500 M2, KP

Makariki 307.000 M2. Selain tanah, sarana dan prasarana lain yang dimiliki BPTP

Maluku adalah bangunan gedung (bangunan laboratorium) seluas 748 M2, rumah

dinas 57 unit (sebahagian rusak berat), mess 2 unit, serta kendaraan roda 4 dan

roda 2 masing-masing 5 unit dan 3 unit.

Untuk menunjang jalannya organisasi maka perlu adanya Rencana Kegiatan

Tim Manajemen, yang meliputi aspek manajemen sumber daya manusia,

manajemen keuangan, manajemen fasilitas/ Barang Milik negara (BMN) dan

manajemen Kerumah Tanggaan, sehingga diharapkan tercapainya sasaran yang

sesuai dengan mandat dan fungsi dari BPTP Maluku.

Sumber anggaran Balai berasal dari DIPA yang dialokasikan untuk belanja

pegawai, belanja barang dan belanja modal. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.

berikut ini.

Tabel 1. Anggaran BPTP Maluku selama 3 tahun periode TA 2011-2014

No Jenis Belanja Tahun Anggaran ( x Rp.000)

2011 2012 2013 2014

1 Belanja Pegawai 4.673.684 5.269.300 5.870.865 5.842.702

2 Belanja Barang

Operasional 2.888.796 854.851 5.680.734 1.051.034

3 Belanja Barang non

Operasional - - - 4.205.250

4 Belanja Modal 201.300 333.446 7.275.700 562.880

Jumlah 7.763.780 10.775.027 18.827.299 11.661.869

Page 8: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

3

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

Kasie Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian (KSPP) pada BPTP Maluku

mempunyai tugas :

Merencanakan kegiatan diseminasi (RDHP/RODHP/RAB),

Melakukan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi tepat guna

spesifik lokasi,

Mempersiapkan dan mengkoordinasikan kegiatan diseminasi di tingkat

lapangan,

Melaksanakan diseminasi hasil penelitian dan pengkajian melalui model

peragaan berupa gelar teknologi, demplot, visitor plot/display dan

ekpose/pameran,

Melaksanakan diseminasi hasil penelitian dan pengkajian melalui model

pengembangan media informasi (cetak/elektronik) berupa leaflet/liptan,

brosur, buku, poster, baliho, audio visual (CD/DVD/film), paket siaran

radio/televisi, publikasi media massa dan website,

Aktif dalam penyusunan Programa Penyuluhan pertanian tingkat provinsi,

Merencanakan sumberdaya penyuluh dan materi ajar untuk keperluan

sebagai narasumber teknologi pertanian spesifik lokasi dan kelembagaan

pendukung agribisnis dalam kegiatan pelatihan, workshop dan studi banding

yang diselenggarakan oleh BPP dan Dinas terkait,

Melaksanakan diseminasi hasil penelitian dan pengkajian melalui model

pertemuan tatap muka berupa temu informasi, temu aplikasi paket teknologi,

temu lapang dan temu usaha.

Dalam rangka peningkatan kapasitas penelitian, maka BPTP berupaya untuk

menjalin kerjsama dengan pihak mitra baik dalam maupun luar negeri. Kerjasama

diperlukan dalam upaya menumbuhkembangkan jaringan penelitian guna

peningkatan kemampuan pemanfaatan serta penguasaan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Kegiatan kerjasama ini diharapkan dapat saling memanfaatkan potensi

yang dimiliki dalam upaya peningkatan efektivitas dan efisiensi penelitian.

Page 9: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

4

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

1. Kegiatan Kerjasama Dalam Negeri

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Maluku, merupakan kepanjangan

tangan dari Badan Litbang Pertanian pusat sesuai peraturan Menteri Pertanian No.

16/Permentan/OT.140/3/2006. Oleh karenanya Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

(BPTP) Maluku merupakan UPT Pusat yang berada di daerah memiliki tugas pokok

melaksanakan pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat

guna spesifik lokasi. yang berada disetiap provinsi di Indonesia. Sebagai lembaga

penghasil inovasi teknologi dan kelembagaan yang memiliki peranan penting dalam

pembangunan pertanian, BPTP Maluku dituntut untuk dapat mengembangkan

potensi yang dimiliki melalui pengembangan jejaring kerja sama dengan pemangku

kepentingan (stakeholders).

Kerja sama BPTP Maluku mencakup kerjasama dalam negeri (KDN). Kerja

sama dalam negeri merupakan kerja sama dengan institusi nasional. Peraturan

pemerintah yang mengatur tentang kerja sama diatur dalam Permentan no

06/Permentan/OT.140/2/2012 dan permentas no : 99/permentan/OT.140/10/2013.

Prinsip dasar dalam melaksanakan kerja sama penelitian dan pengembangan antara

lain :

1. Saling membutuhkan, saling mengisi, saling melengkapi, dan saling

memperkuat;

2. Menghindari tumpang tindih kegiatan dan pendanaan;

3. Asas kesetaraan, keadilan dan kebersamaan;

4. Memperhatikan etika profesionalisme dan asas saling membantu dan

mendukung.

BPTP Maluku melalui Badan litbang Pertanian melakukan kegiatan kerja sama

dengan instansi terkait (stakeholder) di Provinsi Maluku sejak tahun 2013.

Penandatanganan Nota kesepahaman Kerjasama (MoU) dilakukan dengan Pimpinan

daerah Kabupaten/Kota yakni Bupati Kabupaten Maluku Tengah, Bupati kabupaten

Seram Bagian Timur, Bupati Kabupaten Seram Bagian Barat, Bupati Kabupaten Buru

dan bapak Wali Kota Ambon. Sementara dengan Bapak Gubernur Maluku tertunda

pelaksanaannya karena, posisi beliau pada saat itu sedang menunggu pergantian

Page 10: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

5

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

dengan Gubernur yang baru. Penandatangan Nota kesepahaman antar Bupati/wali

kota dilaksanakan saat pelaksanaan seminar internasional rempah pada tanggal 19

Agustus 2013.

Sementara dalam pelaksanaannya dalam bentuk program aksi (action plane)

dilakukan antara kepala dinas pertanian dari masing-masing kabupaten/kota.

Pelaksanaan penandatangan nota kesepahaman dalam bentuk program aksi

dilakukan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Maluku, tanggal 2 Mei

2014. Pada Tabel 2 dan 3. berikut ini, diperlihatkan kegiatan kerjasama antara

Badan Litbang Pertanian dengan pemerintah daerah prov. Maluku dan

Kabupaten/Kota di Maluku tahun 2013-2014.

Tabel 2. Nota Kesepahaman antara Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian dengan Kabupaten/Kota di Maluku Tahun 2013.

Nomor Tahun Mitra

Kerjasama Judul Kerjasama

Tanggal Ditanda tangani

Tanggal/ Tahun Selesai

OUTPUT

No.: 520//04/NK/2013 No.: 1820/OT.120/I.12/8/ 2013

2013 Kabupaten Maluku Tengah

Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi Mendukung Program Strategis Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah

19-8-2013 19-Agst-

2016

1). Tersedia satu dokumen MoU kerjasama dengan Kabupaten Maluku Tengah. 2). Pengembangan teknologi pertanian spesifik lokasi. 3). Keterlibatan Peneliti dan Penyuluh dalam kegiatan pengkajian dan penyuluhan

No: 27/BHO-SETDA/IV/2014 No: 1789/OT.120/I.12/8/ 2014

2013 Kabupateni Seram Bagian Barat

Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi Mendukung Program Strategis Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat

19 Agst '13 31-Dec-16

1). Tersedia satu dokumen MoU kerjasama dengan Kabupaten terkait. 2). Pengembangan teknologi pertanian spesifik lokasi. 3). Keterlibatan Peneliti dan Penyuluh dalam kegiatan pengkajian dan penyuluhan

No.: 521/07/2013 No.: 1823/OT.120/I.12/8/ 2013

2013 Kabupaten Buru

Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi Mendukung Program Strategis Pemerintah Kabupaten Buru

19 Agst '13 31-Dec-16

1). Tersedia satu dokumen MoU kerjasama dengan Kabupaten terkait. 2). Pengembangan teknologi pertanian spesifik lokasi. 3). Keterlibatan Peneliti dan Penyuluh dalam kegiatan pengkajian dan penyuluhan

Page 11: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

6

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

Tabel 3. Rencana Aksi Nota Kesepahaman antara Badan Litbang

Pertanian, Kementerian Pertanian dengan Kepala Dinas Pertanian se Maluku Tahun 2014.

Nomor Tahun Mitra Kerjasama Judul Kerjasama Tanggal Ditanda tangani

Tanggal/ Tahun Selesai

Output

No. : 520/47/2014 No.: 150/OT.130/I.12.27/ 2014

2014 Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Seram Bagian Barat

Pendampingan Penerapan Teknologi Produksi Padi Sawah melalui Kegiatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) di Kabupaten Seram Bagian Barat.

2-5-2014 2-5-2015 1). Satu Buah dokumen MoU Rintisan (Action Plane) antara BPTP Maluku dengan Dinas Pertanian Kabupaten Setempat. 2). Terjalin hubungan yang lebih erat antara Dinas Pertanian dan BPTP Maluku dalam berbagai kegiatan. 3). Keterlibatan peneliti dan penyuluh dalam berbagai kegiatan diantara Para PIHAK

No.: 520/60/4/2014 No.: 150/OT.130/I.12.27/ 2014

2014 Dinas Pertanian Kab. Seram Bagian Timur

Pendampingan Penerapan Teknologi Produksi Padi Sawah melalui Kegiatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) di Kabupaten Seram Bagian Timur.

2-5-2014 2-5-2015 1) Terlaksana satu buah dokumen MoU Rintisan (action plane) yang ditandatangani oleh BPTP Maluku dengan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten setempat. 2). Koordinasi dan hubungan kerja semakin kuat terlihat dengan banyaknya kegiatan yang dikerjasamakan

No.: 820.12/113/2014 No.: 150/OT.130/I.12. 27/2014

2014 Dinas Pertanian Kota Ambon

Pendampingan Penerapan Teknologi Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di Kota Ambon.

2-5-2014 2-5-2015 1) Terbentuk satu buah dokumen Nota Kesepahaman action plane yang ditandatangani oleh BPTP Maluku dengan Kepala Dinas Pertanian Kota Ambon. 2). Koordinasi dan hubungan kerja semakin kuat terlihat dengan banyaknya kegiatan yang dikerjasamakan. 3) Keterlibatan peneliti dan penyuluh dalam segala kegiatan yang dikerjasamakan.

Page 12: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

7

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

No.: 521/165/IV/2014 No.: 150/OT.130/I.12.27/ 2014

2014 Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Buru

Pendampingan Penerapan Teknologi Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dan Pnerapan Kalender Tanam (Katam) di Kabupaten Buru.

2-5-2014 2-5-2015 1) Terbentuk satu buah dokumen Nota Kesepahaman action plane yang ditandatangani oleh BPTP Maluku dengan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buru. 2). Koordinasi dan hubungan kerja semakin kuat terlihat dengan banyaknya kegiatan yang dikerjasamakan. 3) Keterlibatan peneliti dan penyuluh dalam segala kegiatan yang dikerjasamakan.

No : 520/111/2014 No : 150/OT.130/I.12.27/ 2014

2014 Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Maluku Tengah

Pendampingan Penerapan Teknologi Produksi Padi Sawah, Jagung dan Kedelai melalui kegiatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) di kab. Maluku Tengah.

2-5-2014 2-5-2015 1) Terbentuk satu buah dokumen MoU Rintisan (action plane) yang ditandatangani oleh BPTP Maluku dengan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten setempat. 2). Koordinasi dan hubungan kerja semakin erat terlihat dengan banyaknya kegiatan yang dikerjasamakan

2. Program dan Anggaran

Pada bagian program dan anggaran di BPTP Maluku mempunyai tugas :

o Membantu kepala Balai dalam menyusun landasan, arah dan prioritas

program pengkajian sesuai dengan mandat Balai, serta menselaraskannya

dengan program nasional/pusat.

o Menselaraskan Keterkaitan antar Balai di lingkup Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian dan antar Sub Program di tingkat BPTP Maluku.

o Mengalokasikan dan menetapkan kebutuhan dana Program Penelitian,

Alokasi biaya, Matriks Program Tahunan, Rencana Desiminasi Hasil Pengkaji

(RDHP) untuk kegiatan tahun 2013 dan Rencana Kinerja Tingkat

Manajemen (RKTM) dan Rencana Operasional Kegiatan Tingkat Manajemen

(ROKTM) yang diusulkan

Page 13: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

8

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

o Melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan dan serta pembuatan

laporan program penelitian

o Menyiapkan bahan laporan bulanan Semester I dan II.

o Menetapkan urutan prioritas Rencana Diseminasi Hasil Pengkaji (RDHP)

sesuai dengan isu dan program penelitian tingkat nasional dan kebutuhan

daerah setelah konsultasi dengan Kepala Balai

o Menetapkan sebaran kegiatan dan alokasi dana menurut skala prioritas,

ketersediaan dana, pemerataan dan kemampuan tenaga dan sarana

masing-masing Sub-Program dan/atau Kelti

o Mengalokasikan anggaran pada masing-masing kegiatan yang diselaraskan

dengan anggaran yang tersedia.

Tahun Anggaran 2014 merupakan tahun ke 5 (lima)/terakhir perjalanan

rencana strategis BPTP Maluku. Dalam melaksanakan kegiatan yang bersifat spesifik

lokasi ada sebanyak 2 (dua) RPTP, terdiri dari : kajian peningkatan produktivitas itik

pedaging, dan Kajian perbaikan usaha tani perkebunan pala rakyat di Maluku (PHT

dan Pasca panen), 1 (satu) RPTP rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian ,

pemetaan AEZ skala 1:50.000 dan Pengembangan Sumber Daya Genetik (SDG). 8

RDHP untuk teknologi yang terdiseminasikan ke pengguna, serta kegiatan

pendampingan dan program strategis 2 RDHP serta produksi benih 1 RDHP.

Kegiatan pengkajian, diseminasi dan manajemen ini didanai oleh APBN sesuai yang

tertera dalam Tabel 4. berikut ini.

Tabel 4. Alokasi anggaran berdasarkan kegiatan dalam TA. 2014

No Uraian Kegiatan Pagu DIPA

(000)

11,661,869

I. Belanja Mengikat 6,893,739

1801.994.001 Belanja Pegawai (Pembayaran Gaji dan Tunjangan) 5,842,705

1801.994.002 Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran 1,051,034

II. Belanja Tidak Megikat 4,205,250

1801.003 laporan Pengelolaaan Satker 1,066,436

1801.003.001 Manajemen 1,066,436

1801.003.001.011 Pengelolaan Manjemen Satker 714,462

Page 14: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

9

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

1801.003.001.012 Penyusunan Rencana keiatan dan Anggaran 167,962

1801.003.001.013 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan 74,240

1801.003.001.014 SPI/WBK 14,600

1801.003.001.015 Pengelolaan Website dan Kepustakaan 58,500

1801.003.001.016 Operasional dan Pemeliharaan Laboratorium 7,522

1801.003.001.017 Pemeliharaan Akreditasi Manajemen 29,150

1801.008 Laporan Kerjasama,Pengkajian, Pengembangan dan Pemanfaatan Hasil

Litbang

36,680

018 Rintisan Kerjasama dan MoU 36,680

1901.01 Laporan Koordinasi dan Sinkronisasi Kegiatan Satker 106,144

019 Koordinasi dan Sinkronisasi Kegiatan Satker 106,144

1801.013 Teknologi Spesifik Lokasi 773,361

1801.013.001 Kegiatan Pengkajian dan Perekayasaan 773,361

020.A Efektivitas Multi Nutrisi Mineral Organik Sebagai Suplemen pakan dan

Antihelmintik Untuk Meningkatkan Produktibitas Kambing

82,623

021.A Pengendalian Hama Penyakit Utama Penggerek Batang dan Penyakit

Kanker Batang Pada Pala dan Pengelolaan Pasca Panen Untuk

Mengurangi Kandungan Alfatoksin Pada Biji Pala

82,840

021.B Teknologi Penyulingan Minyak Atsiri Dari Biji pala, Buah Pala Muda,

Daging Buah Pala, Fuli dan Daun Pala dari beberapa Varietas di Provinsi

Maluku

76,432

022.A Pemetaan farming System Zona (1:50.000) di Kabupaten Maluku Tengah 73,920

023 Pengembangan Sumberdaya Genetik 176,330

024.A Kajian Perbaikan Pola Pemeliharaan Itik Lokal Pada Lahan Sawah di

Maluku (Lanjutan)

135,000

025 Model Akselerasi Percepatan Pertanian Ramah Lingkungan Lestari (M-

AP2RL)

146,216

1801.015 Rekomendasi kebijakan Pembangunan Pertanian 68,712

025 Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian 68,712

1801.016 Penelolaan instalasi Pengkajian 48,920

026 Pengelolaan Kebun Percobaan Makariki 48,920

1801.018 Teknologi Yang Terdesiminasi ke Pengguna 455,974

1801.018.001 Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian dan peningkatan Komunikasi

Inovasi Teknologi Penyuluh

455,974

Page 15: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

10

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

027 Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian 455,974

027.A Pameran/Penas/Open House 94,914

027.B Media Cetak 44,000

027.C Siaran Radio/TV Lokal 75,000

027.D Peningkatan Komunikasi dan Koordinasi Akselerasi Inovasi Teknologi

Pertanian

242,060

1801.019 laporan Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan Inovasi dan Program

Strategis Nasional

1,273,791

1801.019.001 Program strategis 1,273,791

028.A Implementasi Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui

Inovasi (MP3_MI)

147,520

029.A Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari 334,170

029.B Kebun Bibit Inti 50,000

029.C Kebun Bibit desa 160,000

030.A Pendampingan PTT Padi Sawah di 2 Kabupaten 214,484

030.B Pendapingan PTT Jagung di 1 Kabupaten 96,228

030.C Pendampingan PTT Kedelai 82,325

031.A Gugus Tugas Katam Terpadu 73,304

032 Koordinasi Pendampingan PUAP 115,760

1801.025 Produksi Benih 375,232

1801.025.001 Produksi Benih Sumber 375,232

034 Mendukung Diversifikasi Pangan 375,232

III. Belanja Modal 562,880

1801.024 Pengadaan Buku 30,000

1801.024.001.033 Penambahan Buku Koleksi Perpustakaan 30,000

1901.997 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 532,880

035.A Pengadaan Peralatan 91,880

035.B Pengadaan peralatan BPTP Maluku (Poka) 180,000

036.A Pengadaan Meubelair Rumah jabatan Kepala Balai 52,500

036.B Pengadaan meubelair Guest House 64,500

037 Pengadaan Sarana Perlengkapan Gedung 144,000

Page 16: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

11

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

A. Reformasi Birokrasi

1. Peningkatan kapasitas Kelembagaan

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih, BPTP

Maluku berkewajiban melaksanakan kebijakan reformasi birokrasi yang telah

diimplementasi secara nasional baik dilembaga-lembaga pemerintah maupun

institusi pemerintah secara berkelanjutan.

Untuk mendukung reformasi birokrasi tersebut BPTP Maluku wajib

menerapkan ISO 9001:2008. Sesuai dengan semangat reformasi dan perubahan

birokrasi, BPTP Maluku dituntut untuk memiliki standard performance sesuai

standard mutu dalam pelayanan terhadap masyrakat/public dan mempunyai

konsistensi dan komitmen terhadap mutu manajemen serta melaksanakan tugas

dan fungsi organisasi dengaan baik.

Reformasi birokrasi menuntut adanya perubahan kultur dalam bekerja. Salah

satunya berupa disiplin kehadiran dengan mantaati jam kerja. Untuk mendukung hal

tersebut, BPTP Maluku telah menerapkan system absensi elektronik untuk

meningkatkan disiplin kerja bagi para pegawai. Hasil absensi tersebut secara berkala

dilaporkan secara berjenjang ke BBP2TP, Badan Litbang pertanian dan Kementrian

pertanian. Selain peningkatan disiplin pegawai, diharapkan setiap aparatur Negara

(PNS) dapat memiliki sikap, tindakan dan perilaku yang dapat menginisiasi

terciptanya budaya kerja yang efisien, hemat, disiplin tinggi, dan anti KKN sesuai

dengan Peraturan Menteri Pertanian no 06/permentan/OT.140/1/2010 tanggal 22

januari 2010.

2. Kondisi dan Kompetensi SDM

Sumberdaya manusia sebagai salah satu input dalam indicator kinerja yang

dimiliki BPTP Maluku memegang peranan penting dan strategis dalam mendukung

kinerja BPTP Maluku menunju institusi yang akuntabel. Keberhasilan pengembangan

SDM pada akhirnya akan meningkatkan kinerja pelaksanaan pengkajian dan

diseminasi, serta manajemen institusi.

Keragaan SDM berdasarkan pendidikan, fungsional dan jabatan sebagai

berikut :

Page 17: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

12

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

Keragaan SDM BPTP Maluku berdasarkan fungsional dan jabatannya adalah

sebagai berikut : presentase terbesar dari pegawai BPTP Maluku masih didominasi

oleh fungsional umum/pegawai penunjang sejumlah 68,5% yang meliputi tenaga

administrasi, tenaga ketatausahaan, tenaga keuangan, dan jabatan non fungsional

lainnya. Sedangkan jabatan fungsional peneliti 16,9%, fungsional penyuluh 9%,

sementara fungsional pustakawan 1%.

Dari keragaan jabatan fungsional dimaksud, diharapkan para pejabat

fungsional dapat mengoptimalkan peran dan tupoksi jabatannya masing-masing

dalam mendukung visi, misi dan kinerja BPTP Maluku dalam mencapai tujuan

organisasinya.

Rekapitulasi PNS menurut Gologan/Ruang

Page 18: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

13

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

INGKASAN

Kegiatan

In-House

R

Page 19: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

14

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

ajian Peningkatan Produktivitas Ternak Kambing di

Maluku Penanggung jawab kegiatan: Dr. Procula R. Matitaputty, SPt.,MSi

Kambing merupakan ternak ruminansia kecil dengan populasi sebanyak

265.163 ekor (BPS, 2013). Pola pemeliharaan peternak kambing di Maluku masih

sangat ekstensif dengan cara melepas ternaknya begitu saja di padang

penggembalaan alam tanpa memberikan pakan tambahan. Efek negatif dari pola

pemeliharaan yang sangat tergantung pada rumput alam di padang penggembalaan

adalah kecukupan nutrisi yang kurang, terutama mineral dan protein, serta infeksi

parasit cacing yang tinggi pada ternak.

Kandungan mineral pada hijauan sangat tergantung pada kandungan mineral

tanah. Sehingga apaibila tanah kekurangan mineral akan berpengaruh pada

kandungan mineral hijauan yang dionsumsi oleh ternak. Hal ini menyebabkan ternak

bisa mengalami defisiensi mineral. Defisiensi mineral dapat menyebabkan ternak

mengalami penurunan bobot badan, penurunan daya produksi dan reproduksi serta

terjadi retensi plasenta, anak yang lahir menjadi lemah dan angka kematian anak

yang tinggi (Darmono (2007). Rumput laut dapat dijadikan alternatif untuk

pensuplai mineral untuk ternak.

Selain mineral, protein merupakan zat gizi penting yang sangat dibutuhkan

oleh ternak kambing untuk pertumbuhan. Tanaman kelor merupakan tanaman

legum yang mengandung protein tinggi sehingga bisa mensuplai kebutuhan protein

bagi ternak kambing. Selain itu tanaman kelor juga mengandung senyawa alkaloid

yang berfungsi sebagai anti cacing (anthelminthik). Menurut beberapa peneliti

tanaman kelor mengandung protein sekitar 28.25% (Zakaria et, al. 2012) dan

mengandung senyawa athelmintik yang berfungsi sebagai pencegah cacing

(Khodijhah. 2010) ). Tanaman kelor yang diberikan dalam bentuk suplemen dapat

meningkatkan bobot badan kambing 107 g/e/hari (Marhaniyanto, 2012).

Perpaduan antara rumput laut sebagai sumber mineral organik dan kelor

sebagai sumber protein dan antelmintik dalam bentuk suplemen diharapkan dapat

mengatasi kekuranan mineral. Protein dan infeksi cacing sehingga bisa

K

Page 20: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

15

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

meningkatkan produktivitas ternak kambing. Penelitian ini bertujuan untuk

Menghasilkan produk suplemen herbal multi nutrisi mineral organik (HMNMO) dan

mengetahui efektivitas herbal multinutrisi mineral organic terhadap pertambahan

bobot badan ternak kambing.

HNMNMO dibuat ada 2 terdiri dari HMNMO-I (sumber mineral berasal dari

top mix) dan HMNMO-II (sumber mineral rumput laut). Bahan penyususn HMNMO

adalah kelor, dedak, tapioka, semen, garam, gula aren dan sumber mineral: rumput

laut/top mix. Pengujian efektifitas HMNMO dilakukan secara in vitro dan in vivo.

Pengujian in vitro menggunakan Rancangan Acak lengkap dengan perlakuan

terdiri dari: 1). 100% hijuan (kontrol), 2). 25% HMNMO-I, 3). 50% HMNMO-I, 4)

25% HMNMO-II dan 50% HMNMO-II. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali.

Parameter yang diamati adalah kecernaan bahan kering (KCBK), kecernaan bahan

organik (KCBO) dan konsentrasi NH3. Data dianalisis menggunakan analisis sisik

ragam (ANOVA) dan jika terjadi perbedaan nyata dilanjutkan dengan uji beda nyata

terkecil..

Pengujian in vivo menggunakan 8 ekor ternak kambing unsex. perlakuan

terdiri dari pemberian HMNMO-II (yang mengandung rumput laut) pada 4 ekor

kambing dan pola petani juga menggunakan 4 ekor kambing. Parameter yang

diamati adalah : konsumsi BK, pertambahan bobot badan, Kecernaan bahan kering,

kecernaan protein kasar, kecernaan serat kasar dan kecernan abu, dan kecernaan

bahan organik. analisis data menggunakan uji T.

Hasil analisa proksimat HMNMO-I dan HMNMO-II untuk kandungan protein,

SK dan lemak tidak terlalu berbeda, perbedaan yang besar hanya pada kandungan

abu yaitu masing-masing 12,89 dan 26,33%. Hasil pengujian KCBK, KCBO dan NH3

pada uji in vitro disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Tingkat kecernaan Bahan Kering (KCBK), KCBO dan NH3 secara in vitro

Hijauan Biasa

HMNMO-1 25%

HMNMO-1 50%

HMNMO-2 25%

HMNMO-2 50%

KCBK (%) 74.7 76.8 82.3 77.78 82.24

KCBO (%) 72.83 74.5 80.4 76.76 81.37

NH3 (mM) 16.17 4.03 10.89 21.77 24.80

Page 21: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

16

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

Hasil pengujian in vivo menunjukan bahwa terdapat perbedaan antara ternak

kambing yang diberi HMNMO-II dan pola petani terhadap semua parameter yang

diamati (Tabel. 2).

Tabel 2. Pengaruh pemberian HMNMO-II dan tanpa HMNMO (pola petani) pada ternak kambing

Parameter Pemberian HMNMO-II Tanpa HMNMO (pola

petani)

Rataan Konsumsi BK hijauan (gram/hari)

424.65 528.94

Rataan konsumsi HMNMO (gram/hari)

108.31 -

Total konsumsi BK (gram/hari)

532.96 528.94

Konsumsi PK (gram/hari) 85.68 68.13

PBB (g/e/h) 21.11 -18.35

KCBK (%) 79.37 56.42

KCPK (%) 82.10 68.13

KCSK (%) 76.12 71.62

Gambar 1. Bentuk HMNMO yang digunakan serta aktifitas kegiatan yang dilakukan

Page 22: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

17

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

ajian Perbaikan Usahatani Perkebunan Pala

(Myristica spp) Rakyat Di Maluku Pengendalian Hama Penyakit Utama Tanaman Pala Penanggung jawab Kegiatan: Ir. Marietje Pesireron, MP.

Hasil pengkajian identifikasi awal pertanaman pala di Desa Pulau Ay, Kecamatan

Banda Naira, Kabupaten Maluku Tengah terindikasi adanya keberadaan hama

penggerek batang (Batocera hercules). Hama ini termasuk dalam ordo Coleoptera dan

family Cerambycidae yang merupakan hama penting dan hama utama yang

menyerang tanaman pala. Gejala serangan hama ini terlihat lubang pada batang

tanaman pala dimana larva membuat lubang gerekan dan masuk menggerek ke dalam

batang tanaman, ranting/cabang terlihat kering, dan pada serangan berat dapat

menimbulkan kematian tanaman pala. Imago atau kumbang serangga hama ini yang

ditemukan dilokasi pengkajian melalui pengamatan langsung sekitar 10 ekor. Hal ini

menunjukkan bahwa kondisi tanaman pala dilokasi pengkajian perlu dilakukan tindakan

pengendalian.

Kondisi tanaman pada umumnya berumur diatas 25 – 150 tahun, sebagian

besar bekas peninggalan perkebunan bangsa Belanda (Ondernaming) dan masih

berproduksi. Rata-rata 3000 - 5000 buah pohon.

a. Hasil Identifikasi Serangan Hama dan penyakit Utama

Hasil identifikasi di lapangan menunjukkan bahwa dari setiap 1 hektar

terdapat kurang lebih 3 sampai 10 pohon pala yang terserang hama penggerek

batang dengan jumlah lubang > 3 lubang per pohon yang masih mengeluarkan

cairan dan penyakit kanker batang dengan presentase serangan sekitar 30 - 50 %,

pada umumnya terjadi serangan pada pohon yang sama namun masih bisa

menghasilkan buah sedang sekitar 3 – 5 pohon pala mengalami kekeringan dan mati

akibat serangan hama penggerek batang dan penyakit kanker batang dengan

intensitas serangan 100 %. Serangan Batocera hercules juga telah dilaporkan oleh

Munaan (1991) di daerah Sulawesi Utara dengan intensitas serangan 17 - 24% dan

dapat menurunkan produksi pala sampai 24% (Harni, 2011).

K

Page 23: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

18

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

Gambar 1. Ulat penggerek batang yang di temukan di lobang gerekan pada

tanaman yang sudah mati akibat serangan dan dilakukan eradikasi dan dibakar.

b. Tindakan Pengendalian Hama dan penyakit Utama

Tindakan eradikasi dengan cara menebang dan membakar pohon pala yang

terserang sehingga kering dan mati, agar tidak terjadi eksploitasi hama dan penyakit

ke pohon pala yang sehat. Tanaman yang terserang yang masih hidup dilakukan

aplikasi perlakuan sesuai dengan Komponen PHT yang di kaji adalah beberapa

kombinasi teknologi pengendalian yang menjadi paket pengendalian yaitu :

1. (P0) Kontrol (pola petani tanpa pengendalian).

2. (P1) Sanitasi + Furadan 3 G (100 g/pohon) yang diberikan secara larikan

dalam bentuk lingkaran dengan jarak 30 Cm dari pohon

3. (P2) Sanitasi + Beauvaria basiana spp (20 g /pohon) diberikan dengan cara

masukan ke dalam lubang gerekan dan ditutup dengan parafin

4. (P3) Sanitasi + Arang tempurung (50 g/pohon) di masukkan ke dalam lubang

gerekan dan ditutp dengan parafin + GH 10 cc/5 liter Air di semprot pada

lingkaran tajuk terluar dari pohon pala

5. (P4) Sanitasi + Arang tempurung (50 g/pohon) diberikan dengan cara

masukan ke dalam lubang gerekan dan ditutup dengan parafin + M2C 10 g/5

liter air di semprot pada lingkaran tajuk terluar dari pohon pala

Petani kooperator yang terlibat terdiri dari 4 orang yaitu Bapak Henson Banufinit,

Bpk Saman, Bapak Timmerman, Bapak Piritsz.

Hasil pengamatan di lapangan sebelum aplikasi perlakuan tahap I

menunjukkan serangan hama penggerek batang yang disebabkan oleh hama

Page 24: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

19

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

Batocera hercules pada tanaman pala merupakan serangan primer kemudian diikuti

serangan sekunder penyakit kanker batang pala. Hal ini terlihat gejala batang

berlubang, hampir selalu diikuti penyakit kanker. Diduga hama dan penyakit muncul

akibat stimulus pembusukan batang hasil gerekan hama. Presentasi serangan

mencapai 20 – 50% dari setiap 1 hektar terdapat kurang lebih 3 sampai 10 pohon

pala yang terserang hama penggerek batang dengan jumlah rata lubang gerekan 3

lubang per pohon dengan tinggi dari permukaan tanah rata-rata 1 – 2,5 meter.

Kegiatan pengendalian dilakukan untuk setiap blok perlakuan terdiri dari 10 pohon

tanaman pala yang dulang 4 kali sehingga total 120, yang tersebar dihamparan

perkebunan pala sekitar 25 hektar, dari total luasan perkebunan pala hasil

peninggalan Belanda (Onderneming) yang ada sekitar 38 hektar. Tanaman yang

masih menghasilkan dan tanaman yang baru dilakukan peremajaan. Tanaman

yang terserang yang masih hidup dilakukan aplikasi perlakuan tahap kedua sesuai

dengan petunjuk.

Gambar 2. Hama Batocera hercules betina dan jantan yang ditemukan di tanaman

pala

Penerapan beberapa paket teknologi PHT hama penggerek batang (B.

hercules) pada tanaman pala di Kecamatan Banda Naira, Kabupaten Maluku Tengah

merupakan kegiatan tahun pertama (TA. 2014) dan mendapat apresiasi dari petani.

Petani tanaman pala mendapat pengetahuan tentang populasi hama penggerek

batang ini Tim pengkaji peneliti dan teknisi BPTP Maluku memberikan pemahaman

tentang pentingnya pengelolaan hama B. Hercules. Pengenalan serangga hama

seperti biologi (telur, larva, pupa, dan imago/kumbang) serta ekologi (berhubungan

dengan perilaku, cara hidup, habitat, dan proses perkembangbiakan) dapat

Page 25: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

20

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

membantu petani pala dalam mengatasi hama ini secara langsung agar sumber-

sumber perkembangbiakan hama ini dapat di kurangi.

Sanitasi merupakan tindakan pengendalian membersihkan dan memusnakan

tempat-tempat yang dianggap tempat sarang serangga hama berupa pohon atau

kayu bekas lubang gerekan agar telur, larva, pupa, dan imago/kumbang tidak

berkembang.

Tabel 1. Hasil pengamatan rerata tinggi tanaman, lingkar batang, jumlah

ranting/cabang tanaman pala yang terserang hama penggerek batang (Batocera hercules) sebelum dan sesudah aplikasi perlakuan di desa Pulau Ay, Kecamatan Banda Naira, Kab. Maluku Tengah

Perlakuan

Sebelum Perlakuan Sesudah Perlakuan

Tinggi Tanaman (m)

Lingkar Batang (cm)

Jumlah Pucuk

Ranting/Cabang (tengah ke atas) yang

Terserang

Jumlah

Ranting/Cabang (tengah ke bawah)

yang Terserang

Jumlah Pucuk

Ranting/Cabang (tengah ke atas) yang

Terserang

Jumlah

Ranting/ Cabang (tengah ke bawah)yang

Terserang

Sanitasi + Pestisida (Furadan 3-G)

16.37 37.10 2.03 a 2.45 b 2 b 2 b

Sanitasi +

Bioinsektisida (Beauveria bassiana)

14.23 28.14 2.50 b 2.13 a 1 a 0.5 a

Sanitasi + Arang

Tempurung +Pupuk Organik Cair (GH)

16.12 24.25 2.18 a 2.55 b 2 b 2 b

Sanitasi + Arang Tempurung

+ Pupuk Organik Bubuk (M2C)

16.69 28.92 2.33 ab 2.20 a 2 b 2 b

Kontrol 15.1 30.43 5.2 c 5.1 2 c 6.3 c 6 c

Parameter pengamatan tinggi tanaman, lingkar batang dan jumlah pucuk

atau ranting yang terserang sangat berpengaruh terhadap persentase tingkat

serangan (Tabel 1). Hasil pengkajian paket teknologi PHT memberikan pengaruh

terhadap perkembangan komponen vegetative maupun generatif tanaman pala

dimana persentase serangan mengalami penurunan setelah dilakukan perlakuan

pengendalian dibandingkan dengan kontrol. Presentase tingkat serangan hama

pada tanaman di blok perlakuan sebelum aplikasi perlakuan menunjukkan bahwa, P1

Page 26: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

21

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

lebih rendah yaitu 20,32% namun, tidak berbeda nyata dengan persaentase tingkat

serangan pada P3 sedangkan berbeda nyata dengan P2, P4 dan P0. Persentase

tingkat serangan hama pada tanaman sesudah perlakuan menunjukkan bahwa

tingkat serangan terrendah yaitu pada P2 15,3% tidak berbeda nyata dengan P2

dan P3 namun berbeda nyata dengan P4 dan P0 (Tabel 2).

Tabel 2. Hasil pengamatan rerata jumlah pohon terserang, jumlah lubang gerekan, tinggi lubang gerekan, persentase serangan, intensitas serangan hama penggerek batang (Batocera hercules) sebelum dan sesudah aplikasi

perlakuan pada tanaman pala di desa Pulau Ay, kecamatan Banda naira, Kab.Maluku tengah

Perlakuan

Sebelum Perlakuan Sesudah Perlakuan

Jumlah Pohon terserang

Jumlah Lubang Gerekan

Rata-rata Tinggi Lubang gerekan (cm)

Persentase Serangan (%)

Intensitas serangan

Persentase Serangan

(%)

Intensitas Serangan

(%)

Sanitasi +Pestisida (Furadan 3-G)

2 3 174.59 20,32 a 18.12 a 15,24 a 16.4 a

Sanitasi+ oinsektisida (Beauveria bassiana)

3 3 193.90 30,71 b 20.2 b 20.4 b 15.3 a

Sanitasi + Arang Tempurung + Pupuk Organik Cair (GH)

2 3 220.33 20,26 a 19 a 18.5 a 17.10 ab

Sanitasi+Arang Tempurung + Pupuk Organik Bubuk (M2C)

3 3 143.76 30,42 b 28.6 c 25.2 c 25.6 b

Kontrol 5 6.3 191.48 52.41c 47.1 d 55,4 d 48.5 c

Pengaruh aplikasi perlakuan terhadap Persentase serangan hama penggerek

batang sesudah aplikasi perlakuan menunjukkan bahwa, dari ke empat perlakuan

yang sangat efektif yaitu Sanitasi + Bioinsektisida (Beauveria bassiana) dimana

sebelum perlakuan sebesar 30,71% sesudah perlakuan mengalami penurunan

sebesar 10,3 % menjadi 20,4% dan intensitas serangan mengalami penurunan

sebesar 4,9%; kemudian diikuti perlakuan Sanitasi + Arang Tempurung + Pupuk

Organik Bubuk (M2C) sebelum perlakuan sebesar 30,42% sesudah perlakuan

mengalami penurunan sebesar 5,2% menjadi 25,2%, dimana intensitas serangan

juga mengalami penurunan sebesar 3%. Sedangkan perlakuan sanitasi + Pestisida

(Furadan 3-G) persentase serangan sebelum perlakuan sebesar 20,32% sesudah

Page 27: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

22

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

perlakuan mengalami penurunan sebesar 5% menjadi 15,24% dan intensitas

serangannya mengalami penurunan sekitar 1,7%; Sanitasi+Arang Tempurung +

Pupuk Organik Cair (GH) sebelum perlakuan sebesar 20,26% sesudah perlakuan

mengalami penurunan sebesar 1,76% menjadi 18,5%, sedangkan intensitas

serangan mengalami penurunan sebesar 1,9%. Kontrol terjadi peningkatan

persentase serangan sebesar 2,99% dari 52,41% menjadi 55,4% dan intensitas

serangan juga mengalami peningkatan 1,4% (Tabel 2).

Jamur B. bassiana adalah jamur entomopatogen yang memiliki potensi

untuk dikembangkan sebagai mikoinsektisida atau bioinsektisida (Dunn dan

Mechalas, 1963; Feron, 1978; Vales dan Benavides, 1990). Produksi spora untuk

skala industri besar menggunakan medium cair yang dapat menghasilkan miselium

atau blastospora dalam waktu singkat dan tidak memerlukan banyak tenaga.

Gambar 3. Penggunaan jamur Beauveria bassiana dan Imago yang

terinveksi Beauveria bassiana

Jamur patogen ini bersifat polifag yang menyerang lebih dari 20 jenis

serangga yang umumnya dari ordo Lepidoptera dan Coleoptera. Serangga yang

terinfeksi B bassiana menunjukkan tanda-tanda gerakannya lambat, kemudian

menjadi diam dan akhirnya mati. Tubuh serangga menjadi mengeras (mengalami

mumifikasi) dan terlihat warna putih pada permukaannya. Warna putih tersebut

merupakan hifa jamur dan konidianya (Vales dan Benavides, 1990). Pengembangan

B. bassiana untuk pengendalian hama mempunyai potensi dan prospek baik.

Patogen ini bersifat spesifik inang dan lokasi sehingga tidak berbahaya bagi

manusia, musuh alami maupun lingkungan. Kemampuan produksi spora yang

berbeda tersebut dapat terjadi karena mempunyai materi genetik yang berbeda

Page 28: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

23

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

sehingga mempunyai tanggapan terhadap lingkungan berbeda pula atau

mempunyai pertumbuhan dan sporulasi yang berbeda.

Penyakit kanker batang merupakan penyakit yang biasa menyerang tanaman

pala yang sudah berumur > 30 tahun. Gejala awal berupa bercak-bercak kecil pada

cabang, batang kemudian melebar dan basah karena mengeluarkan blendok.

Apabila terjadi serangan berat dapat menyebabkan daun rontok,ranting kering dan

akhirnya mati. Penyakit kanker batang diduga disebabkan oleh jamur Pytophthora

palmivara.

Hasil pengkajian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah pohon yang terserang

3 pohon per blok dan jumlah spot serangan penyakit 5 -6 bagian. Persentase tingkat

serangan penyakit kanker pada tanaman pala pada blok perlakuan sebelum aplikasi

paling rendah tingkat serangannya yaitu pada blok perlakuan pertama (30,1%)

tidak berbeda nyata dengan blok pelakuan yang lain. Namun aplikasi perlakuan

yang paling efektif yaitu blok ketiga dimana jumlah spot penyakit kanker mengalami

penurunan setelah aplikasi perlakuan dilakukan dari 5 menjadi 2 ini ditandai dengan

kondisi luka pada batang dan cabang tanaman pala menjadi kering tidak lagi basah

dan mengeluarkan cairan, sehingga di indikasi sudah sembuh. Porsentase tingkat

serangan mengalami penurunan sebesar 6,4% menjadi 24%. Kemudian diikuti

Perlakuan keempat dimana jumlah spot serangan menurun dari 5 menjadi 3 bagian

dengan porsentase serangan sebelum aplikasi 30,4 mengalami penurunan 5,9%

menjadi 24,5% dan sangat berbeda nyata dengan perlakuan yang lain akibat

menggunakan arang aktif tempurung kelapa yang dihaluskan. Sedangkan kontrol

jumlah spot serangan menjadi melebar bahkan bertambah dari 5 menjadi 6

porsentase tingkat serangan sebelum 30,7% mengalami peningkatan 11,7%

mengadi 42,4% (tabel 3).

Page 29: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

24

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

Gambar 4. Kondisi tanaman yang terserang penyakit kanker batang

Selanjutnya hasil uji coba dari BBP2TP ( Balai Besar Perbenihan dan Proteksi

tanaman Perkebunan) Ambon, dengan menggunakan arang aktif tempurung kelapa

untuk pengendalian penyakit kanker batang membuktikan bahwa dapat menekan

cairan yang keluar bahkan menyembuhkan tanaman yang terserang penyakit

kanker batang. Hal ini disebabkan karena arang aktif tempurung kelapa mampu

menyerap dan mengikat cairan yang keluar dari tanaman akibat luka dimana cairan

tersebut akan terikat masuk kedalam rongga aktif, sehingga membuat cairan

tersebut terserap dan tanaman dapat berproduksi kembali. Arang aktif tempurung

kelapa banyak mengandung fenol dan formaldehid yang berfungsi sebagai anti

bakteri dan anti cendawan sekaligus sebagai bahan pengawet penganti formalin dan

koagulen latek sehingga dinilai sangat berpotensi sebagai pestisida nabati yang tidak

dapat membahayakan manusia dan lingkungan. (Warto,2010 diakses di website :

Ditjenbun.pertanian.go.id).

Pada umumnya pengendalian hama dan penyakit utama tanaman pala

dengan pestisida hayati maupun nabati sangat efektif dan ramah terhadap

lingkungan. Sedangkan pengendalian dengan pestisida kimiawi yaitu dengan

penggunaan carbofuran (furadan 3-G) untuk hama penggerek batang cukup efektif

yaitu dapat menurunkan persentase tingkat serangan sebesar 5% dari 20,32%

sebelum aplikasi perlakuan setelak aplikasi perlakuan menjadi 15,24% dengan

intensitas serangan dari 18,12% mengalami penurunan hanya sebesar 1,72%

menjadi 16,4% (Tabel 2).

Page 30: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

25

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

Tabel 3. Hasil pengamatan rerata jumlah pohon terserang, jumlah spot penyakit

kanker batang, dan persentase serangan penyakit kanker batang (Phytopthora palmifora) sebelum dan sesudah aplikasi perlakuan pada tanaman pala di desa Pulau Ay, kecamatan Banda naira, Kab.Maluku

Tengah

Perlakuan

Sebelum perlakuan Sesudah perlakuan

Jumlah pohon terserang

Jumlah spot penyakit kanker

Persentase Serangan (%)

Jumlah spot penyakit

kanker

Persentase Serangan (%)

Sanitasi +Pestisida (Furadan 3-G)

3 6 c 30,1 a 4 c 27,2 c

Sanitasi + Bioinsektisida

(Beauveria bassiana) 3 5 a 30,4 a 3 b 25,6 b

Sanitasi + Arang Tempurung + Pupuk

Organik Cair (GH)

3 5 a 30,4 a 2 a 24 a

Sanitasi+Arang Tempurung + Pupuk Organik Bubuk (M2C)

3 5 a 30,4 a 3 b 24,5 a

Kontrol 3 5 a 30,7 a 6 d 42.4 d

Sebaliknya untuk mengendalikan penyakit kanker batang kurang efektif

sebab dengan aplikasi furadan 3-G porsentase tingkat serangan penyakit hanya

mengalami penurunan sebesar 2,9% dan jumlah spot berkurang 6 menjadi 4 bagian

dan ini sangat beresiko terhadap keslamatan manusia dan lingkungan karena cara

aplikasinya ada yang dimasukan ke dalam lubang gerekan dan luka akibat penyakit

kanker kemudian ditutup dengan parafin dan sebagian di taburi secara melingkar di

permukaan tanah sehingga perlu perhatian serius dan kontrol setiap saat karena jika

petani atau anak-anak yang memanjat buah dan tidak sengaja mengambil parafin

untuk dijadikan mainan dapat mengakibatkan keracunan secara fatal (Tabel 3).

Penggunaan insektisida kimia sebagai pembasmi serangga dapat digunakan

dengan memperhatikan dampak negatif penggunaan insektisida kimia terhadap

kelestarian alam seperti matinya organisme bukan sasaran, tumbuhnya hama

resisten, serta penumpukan residu insektisida pada hasil tanaman dan dalam tanah

(Tarumingkeng, 1992). Resistensi dan resurjensi timbul akibat aplikasi insektisida

kimia yang tidak bijaksana, sehingga penggunaannya harus tepat sasaran.

Page 31: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

26

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

ajian Teknologi Penyulingan Minyak Atsiri Pala

(Myristica fragrans Houtt) Penanggung jawab Kegiatan: Ir Saleh Malawat

Provinsi Maluku merupakan salah satu daerah penghasil pala. Tanaman pala

berkembang cukup baik dan tersebar di semua wilayah di Maluku, sebagian besar

merupakan perkebunan rakyat. Maluku sebagai salah satu daerah sentra penghasil

pala umumnya memperdagangkan pala dalam bentuk biji dan fuli. Sedangkan daun

pala yang juga mengandung minyak atsiri hanya berupa limbah. Untuk buah pala

muda masyarakat belum terbiasa untuk mengolahnya menjadi minyak pala. Hal ini

disebabkan oleh kurangnya informasi penggetahuan tentang teknologi pengolahan

minyak atsiri pala. Untuk itu pengolahan minyak atsiri pala dari bagian-bagian (organ)

pala yaitu fuli, biji tua, buah muda dan daun perlu dikaji untuk mendapatkan teknologi

pengolahan yang mudah dan layak diterima secara ekonomis menguntungkan. Tujuan

dari penelitian ini adalah mendapatkan minimal satu paket rekomendasi hasil

penyulingan minyak atsiri yang terkandung dalam fuli, biji tua, buah muda dan daun

pala dari varietas pala banda di Provinsi Maluku. Pengkajian ini terdiri atas dua

perlakuan yaitu perlakuan pertama cara penyulingan (A) dimana A1= penyulingan

kukus, A2 = penyulingan uap. Perlakuan kedua bagian (organ) dari pala (B), dimana

B1 = fuli kering, B2=biji tua, B3 = buah pala muda, B4 = daun pala. Rancangan yang

digunakan adalah rancangan acak lengkap faktorial dengan perlakuan 2 x 4 x 3

ulangan = 24 kombinasi perlakuan dan dilanjutkan dengan uji BNJ. Parameter yang

diamati meliputi : warna, bau, berat jenis, indeks bias, putaran optik, kelarutan dalam

etanol, sisa penguapan, Myristisin, dan Sabinen.

Hasil pengamatan terhadap uji fisik parameter warna menunjukan bahwa

semua perlakuan memberikan warna berwarna kuning pucat. Untuk parameter bau

menunjukan bahwa semua perlakuan memberikan bau khas pala. Hasil pengujian

berat jenis dengan viknometer terhadap minyak pala menunjukan bahwa perlakuan

fuli penyulingan kukus (A1B1) memberikan nilai tertinggi 0,898. Hasil pengujian indeks

bias dengan refraktometer terhadap minyak pala menunjukan bahwa perlakuan daun

K

Page 32: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

27

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

pala penyulingan kukus (A1B4) dan daun pala penyulingan uap (A2B4) memberikan

nilai tertingi yaitu 1,484.

Gambar 1. Bahan Baku dan Alat Penyulingan Pala

Hasil pengujian putaran optik dengan polarimeter terhadap minyak pala

menunjukan bahwa perlakuan buah muda penyulingan uap (A2B3) memberikan niali

tertinggi nilai +12,95. Hasil pengujian sisa penguapan terhadap minyak pala

menunjukan bahwa perlakuan biji pala tua penyulingan uap (A2B2) dan perlakuan

daun pala penyulingan uap (A2B4) memberikan nilai terbaik yaitu 0,46. Hasil pengujian

kelarutan dalam etanol terhadap minyak pala menunjukan bahwa semua perlakuan

memberikan nilai kelarutan 1:1 larut, kecuali perlakuan A1B2 dan perlakuan A2B1

kelarutan dalam etanol 1:2 larut. Hasil pengamatan terhadap kandungan Myristisin

dengan metode kromatografi gas (GC) terhadap minyak pala menunjukan bahwa

perlakuan buah pala muda penyulingan uap (A2B3) memberikan nilai tertinggi yaitu

11,12. Hasil pengamatan terhadap kandungan Sabinen dengan metode kromatografi

gas (GC) terhadap minyak pala menunjukan bahwa perlakuan buah pala muda

penyulingan uap (A2B3) memberikan nilai tertinggi yaitu 21,54. Hasil pengujian

terhadap rendemen minyak perlakuan buah muda penyulingan uap (A2B3)

memberikan rendemen tertinggi yaitu sebesar 10,7%. Untuk analisis finasial nilai B/C

perlakuan buah muda penyulingan uap (A2B3) memberikan nilai B/C tertinggi yaitu

sebesar 1,63 dengan nilai tambah per satuan sebesar Rp. 37.115,-.

Page 33: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

28

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

ajian Perbaikan Pemeliharaan Itik Petelur Pada

Petani Lahan Sawah di Maluku Penanggung Jawab Kegiatan: Dr. Procula R. Matitaputty, SPt., MSi

Kemampuan produksi itik sangat bervariasi dan masih rendah, diduga akibat

mutu bibit dan pemberian pakan yang belum sesuai dengan kebutuhan itik. Upaya

meningkatkan produktivitas itik lokal dapat dilakukan melalui perbaikan genetis dan

perbaikan lingkungan (perbaikan pakan) dan pemeliharaan. Perbaikan genetis

membutuhkan waktu yang cukup lama dan biaya yang sangat besar. Perbaikan

lingkungan seperti halnya perbaikan pakan lebih mudah dan tidak memerlukan

waktu yang lama. Sistem pemeliharaan intensif memerlukan penyediaan faktor-

faktor produksi yang berkualitas terutama temak bibit dan pakan untuk mencapai

kelayakan ekonomi. Tujuan dari kegiatan ini adalah menghasilkan formula ransum

itik Petelur berbahan baku local pada itik petelur local dan melihat performa dan

produksi telur yang dihasilkan. Keluaran yang diinginkan adalah tersedia satu paket

formula ransum berbahan baku lokal yang dapat diaplikasi oleh peternak itik dan

tersedia paket data performa dan produksi telur itik petelur local.

Perlakuan yang dilakukan dalam kaijian ini ada 2, yakni pola petani dan pola

perbaikan. Pada pola petani, ternak itik sebanyak 50 ekor ditempatkan pada10

petakan, masing-masing petak terdiri atas 5 ekor itik. pakan diberikan sesuai

dengan kondisi yang setiap harinya diberikan oleh petani, sementara pola perbaikan,

jumlah itik yang digunakan sebanyak 50 ekor dan ditempatkan sama dengan yang

dilakukan pada pola petani, hanya saja yang membedakannya adalah perlakuan

pakan, yang diberikan disusun sesuai dengan rekomendasi tim pengkaji. Bahan

pakan tim pengkaji terdiri atas : dedak padi 35%, jagung giling 35%, ela sagu 15%,

tepung ikan 11%, rumput laut 5%. Sementara pola petani hanya memberikan dedak

padi, hijau kangkung dan gabah padi tanpa batas. Dengan memperhatikan bobot

badan dan umur pertama bertelur, bobot telur, indeks telur, produksi telur dan

analisis kandungan iodium telur, serta analisis kandungan gizi pakan.

K

Page 34: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

29

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

Hasil kajian penggunaan bahan lokal sebagai penyusun pakan itik petelur

setelah dianalisis berdasarkan jenis bahan hasilnya dapat dilihat pada Tabel.

dibawah ini.

Tabel 1. Hasil analisis pakan kajian (buatan sendiri) dan beberapa bahan penyusun pakan itik petelur

No

Jenis Bahan

Air g/100g

Protein g/100g

Lemak g/100g

Energi Kcal/kg

Serat Kasar g/100g

Abu g/100g

Ca g/100g

P g/100g

Fe Mg/kg

Zn Mg/kg

1 Pakan kajian

11,01 15,72 4,57 3817 8,70 8,80 0,46 0,63 * *

2 Ela sagu 11,60 1,99 0,49 3258 7,44 7,16 0,33 <0,01 * *

3 Rumput Laut

17,86 2,52 0,62 1709 5,77 47,26 0,26 0,05 148 64

4 Tp Ikan 5,48 76,72 3,69 4567 0,09 14,06 2,30 2,15 * *

5 Dedak padi

7,69 7,60 7,25 * * 12,99 * * * *

Sumber : BPTP Maluku

Menurut Hardjosworo et al, (2001) menyatakan bahwa produksi telur itik

dapat tinggi apabila : 1) itik-itik dalam kelompok tersebut unggul; 2) itik-itik mulai

bertelurnya relatif serempak; 3) manajemen terhadap itik sesuai dengan yang

dibutuhkan ternak itik. Saat itik memasuki masa produksi atau layer yang harus

ciptakan adalah agar kondisi ternak harus dalam keadaan tetap stabil. Beberapa hal

yang perlu diperhatikan antara lain :

1. Ketenangan dan kenyamanan kandang dan lingkungan sekitarnya.

2. Kesehatan dan kebersihan kandang.

3. Ketepatan pemberian ransum. Artinya pemberian ransum harus benar-benar

disesuaikan dengan kebutuhan itik baik nutrisi maupun jumlahnya.

Beberapa upaya untuk meningkatkan produktivitas itik petelur, dengan

memperhatikan :

1. Umur masak kelamin berdasarkan ciri-ciri itik

2. Bobot badan pertama bertelur

3. Produksi telur harian (duck day)

4. Bobot telur pertama

Page 35: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

30

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

Tabel 2. Bobot pertama bertelur, bobot telur, umur pertama bertelur itik local

selama kajian.

Uraian Betina

Bobot badan pertama bertelur (g) 1. Pola petani 2. Pola perbaikan

1459,45 1403,17

Bobot Telur pertama (g) 1. Pola petani 2. Pola perbaikan

42,00 44,57

Umur pertama bertelur

1. Pola petani 2. Pola perbaikan

6,3 bulan 6,1 bulan

Sumber : BPTP Maluku

Produksi telur merupakan salah satu sifat penting yang bernilai ekonomis dari

performan unggas petelur. Informasi tentang kemampuan produksi itik lokal

diperlukan untuk peningkatan produktivitas ternak itik kedepan. Gambar 1.

memperlihatkan data produksi telur itik yang dilakukan melalui pola perbaikan dan

pola petani. Data total produksi telur itik selama kegiatan pengkajian untuk pola

perbaikan sebanyak 3692 butir sedangkan untuk pola petani sekitar 946 butir. Pada

pola perbaikan, untuk produksi telur masih jauh dari apa yang kita harapkan,

kedepannya harus memperbaiki kualitas bibit itik lokal yang ada di Maluku, agar

supaya peningkatan produksi telur lebih tinggi lagi. Masalah kualitas pakan rasanya

sudah dapat memenuhi kebutuhan itik yang ada dengan bahan baku lokal yang

tersedia cukup banyak, hanya tinggal bagaimana menyeleksi itik-itik yang ada untuk

dapat dijadikan sebagi bibit unggul petelur.

Nilai indeks sebutir telur menandakan bahwa telur tersebut oval, lonjong

atau bulat (Suherlan, 2003). Menurut Sigandono (1991) menyatakan bahwa indeks

telur itik yang normal adalah berkisar antara 63,3 sampai 81,7%.

Tabel 3. Indeks telur itik lokal, selama kajian.

Uraian Panjang (mm) Lebar (mm) Index (%)

Pola perbaikan 57,53 44,03 76,66

Pola petani 57,23 44,36 77,51

Sumber : BPTP Maluku

Page 36: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

31

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

Hasil analisis kandungan gizi telur itik yang di pelihara melalui pola perbaikan

dan pola petani menunjukkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4. Hasil analisis kandungan gizi telur selama kajian

Jenis / Kode

Air Protein Lemak GE SK Abu Ca P Kolesterol

Contoh g/100g g/100g g/100g kcal/kg g/100g g/100g g/100g g/100g g/100g

Telur Itik*) 74,44 11,40 11,33 1888 0,14 1,30 0,07 0,16 160

Telur Itik**) 75,06 12,70 9,72 1649 0,87 0,87 0,05 0,16 199

Keterangan : *) Pola Petani; **) Pola Perbaikan

Gambar 1. Grafik produksi telur itik selama 9 bulan

Kegiatan penyuluhan dan pelatihan berupa materi tentang bagaimana

caranya memelihara itik dengan sistem pemeliharaan intensif, bagaimana caranya

membuat ransum itik berbahan baku lokal, bagaimana caranya pengelolaan hasil

panen berupa telur yang dibuat menjadi telur asin dengan berbagai rasa dan

penyuluhan tentang penyakit itik yang sering dijumpai peternak itik. Penyuluhan dan

pelatihan mendapat respons yang sangat baik dari peserta, dengan mengikuti

kegiatan sampai selesai dan tertarik untuk beternak itik selain usaha tani hortikultura

(sayuran dan buah), atau ternak sapi dan ayam buras saja.

0

200

400

600

800

1000

Pola Perbaikan

Pola Petani

Page 37: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

32

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

engelolaan Sumber Daya Genetik Tanaman di Maluku

Penanggung jawab Kegiatan: Dr Ir Janes B. Alfons MS

Inventarisasi SDG di Maluku dilaksanakan dengan pendekatan Gugus Pulau.

Mengingat provinsi Maluku terdapat 12 Gugus Pulau meliputi 11 Kabupaten/Kota

dan terbatasnya dana, maka inventarisasi tahun 2014 yang terfokus pada empat

Gugus Pulau yaitu Gugus Pulau I (kabupaten Buru Selatan), Gugus Pulau II

(kabupaten Seram Bagian Barat), Gugus Pulau V (kabupaten Maluku Tengah Bagian

Selatan) dan Gugus Pulau VII (kota Ambon)

Jenis tanaman yang menjadi fokus inventarisasi adalah tanaman pangan

potensial potensial (padi gogo, hotong, kacang-kacangan, cocoyams, sukun),

hortikultura buah spesifik (pisang tongkat langit, gandaria, lacing, salak, durian

spesifik), dan perkebunan spesifik (cengkeh, pala, kelapa, kakao).

P

Gambar 2. Aktifitas kegiatan Kajian Itik

Page 38: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

33

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

Keragaman sumberdaya genetik tanaman pangan, hortikultura dan

perkebunan dibedakan atas lahan pekarangan dan luar lahan pekarangan

(tegalan/kebun). Pemisahan ini disebabkan karena perbedaan komoditas dan

intensitas penangan antara kedua lokasi ini oleh para petani.

Hasil indentifikasi sumberdaya genetik pada empat Gugus Pulau (Gugus

Pulau I, Gugus Pulau II, Gugus Pulau V, Gugus Pulau VII), terdapat sebanyak 78

spesies tanaman dengan 347 aksesi yang tersebar di seluruh wilayah penelitian (4

kabupaten) meliputi 7 spesies dan 25 aksesi tanaman pangan, 13spesies dan 76

aksesi tanaman perkebunan, serta 58spesies dan 246 aksesi tanaman hortikultura.

Karakterisasi Sumber Daya Genetik tanaman spesifik di Maluku yang telah

dilakukan meliputi: (a) sembilan spesies dan 24 aksesi tanaman hortikultura buah

spesifik; (b) tiga spesies dan tiga aksesi tanaman perkebunan spesifik; dan (c) dua

spesies dan dua aksesi tanaman pangan potensial.

Kegiatan inventarisasi sumber daya genetik dan konservasi ex-situ tanaman

spesifik memberi manfaat yaitu terkoleksi dan terpelihara sumber daya genetik

tanaman pangan, hortikultura dan tanaman perkebunan sepesifik secara

berkelanjutan. Konservasi ex-situ telah dilakukan terhadap tanaman hasil

inventarisasi dan eksplorasi (2013 dan 2014) maupun tanaman koleksi di KP

Makariki meliputi; (1) tanaman pangan potensial yaituubi kayu (17 aksesi); jagung

(14 aksesi), talas (tiga aksesi), keladi (satu aksesi), dan kentang gantung (satu

aksesi); (2) tanaman hortikultura buah yaitu; pisang (14 aksesi), durian (tiga

aksesi), dan salak (dua aksesi), dan (3) tanaman perkebunan spesifik yaitu;cengkeh

(tiga aksesi), pala (empat aksesi) dan kelapa (empat aksesi).

Sumber daya genetik di kota Ambon memiliki keragaman lebih tinggi

dibandingkan dengan tiga kabupaten lainnya (Seram Bagian Barat, Buru Selatan dan

Maluku Tengah) dengan nilai H (Shanon Indeks) tertinggi 3,19 (lahan pekarangan)

dan 2,80 (luar lahan pekarangan/tegalan). Sedangkan kemiripan spesies antara

empat kabupaten (empat Gugus Pulau) sangat rendah dengan nilai SC (Sorensen

Coeffien) < 1 baik di lahan pekarangan (0,13 – 0,36) maupun di luar lahan

pekarangan/tegalan (0,16 – 0,40).

Page 39: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

34

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

Komisi Daerah (KOMDA) SDG telah terbentuk dengan diterbitkanya SK

Gubernur No:………. dengan komposisi terdiri atas; (I) Pelindung/Penasehat, (II)

Pengarah, dan (III) Pelaksana Harian (Pengurus Inti dilengkapi oleh 5 Kelompok

Kerja Bidang SDG).

Page 40: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

35

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

ewilayahan Komoditas Pertanian Berdasarkan Zona

Agroekologi, Skala 1:50.000 Di Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku

Penanggung jawab Kegiatan: Edwen D. Waas SP Pewilayahan komoditas pertanian berdasarkan zona agroekologi, skala

1:50.000, di Kabupaten Maluku Tengah, dimaksudkan untuk mendapatkan data dan

informasi sumberdaya lahan. Data dan informasi sumberdaya lahan yang dihasilkan

melalui identifikasi dan evaluasi sumberdaya lahan. Data dan informasi sumberdaya

lahan menghasilkan kesesuaian lahan komoditas unggulan dan arah pewilayahan

komoditas pertanian berdasarkan ZAE. Penyusunan peta pewilayahan komoditas

pertanian skala 1:50.000, dilakukan melalui beberapa tahapan metodologi, yaitu:

inventarisasi sumberdaya lahan, evaluasi kesesuaian lahan, dan pewilayahan

komoditas. Semua data diolah dalam format data base, baik data tabular maupun

spasial.

Dari hasil kajian evaluasi kesesuaian menunjukan bahwa di Kabupaten Maluku

Tengah lahan yang tergolong sesuai (S) untuk pengembangan komoditas pertanian

seluas 424.536 ha (48,87%), dan tidak sesuai (N) seluas 444.236 ha (51,13%).

Lahan yang tidak sesuai tersebut mempunyai kendala berupa: lereng terjal (>40%),

kedalaman tanah dangkal (<25%), bahaya toksisitas (xc), darinase tanah sangat

buruk/lahan tergenang (oa), tekstur tanah pasir (rc). Lahan sesuai untuk

pengembangan padi sawah , seluas 131.574 ha (14,77%), untuk komoditas jagung

seluas 179.202 ha (20,63%), untuk komoditas kedelai seluas 137.18 ha (15,79%),

untuk komoditas kelapa sawit 229.817 ha (26,45%), untuk komoditas kakao seluas

(424.537 ha (48.87%), untuk komoditas kopi seluas 41.080 ha (47,89%), untuk

komoditas jeruk seluas 175.508 ha (20,20%), untuk komoditas pisang seluas

165.176 ha (19,01%), Pewilayahan komoditas pertanian di Kabupaten Maluku

Tengah dikelompokan menjadi 9 sistem pertanian dan 31 satuan pewilayahan

komoditas. Sistem budidaya pertanian lahan basah mencakup dengan luas 37.104

ha (4,27%), termasuk dalam zona IV dengan kelerengan <3% dengan komoditas

padi sawah, jagung, kedelai, jeruk dan pisang. Sistem pertanian lahan kering,

termasuk dalam zona IV, III, dan II, seluas 150.073 ha (17,27). Komoditas

P

Page 41: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

36

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

pertartanian yang disarankan berupa komoditas tanaman pangan, tanaman

tahunan/perkebunan, dan hortikultura. Pembudidayaan komoditas dapat secara

tumpangsari atau monokultur. Lahan yang diperuntukan sebagai kawasan

konservasi berupa hutan lahan basah seluas 10.018 ha (1,15%) dan hutan lahan

kering seluas 51.112 ha (5,88%) serta berstatus kawasan hutan seluas 616.071 ha

(70,91%).

Page 42: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

37

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

INGKASAN

Diseminasi Inovasi

Teknologi Pertanian

R

Page 43: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

38

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

iaran TV lokal Penanggung Jawab Kegiatan: Ir Hamid Mahu

Badan Litbang Pertanian telah menghasilkan banyak inovasi teknologi meliputi

teknologi budidaya dan pasca panen berbagai komoditas unggulan nasional dan

daerah serta inovasi kelembagaan. Namun hingga saat ini masih sedikit yang

diadopsi oleh pengguna teknologi.

Siaran televisi merupakan suatu metode penyuluhan yang berfungsi untuk

mempengaruhi indra penglihatan dan pendengaran. Metode ini dianggap efisien

digunakan pada daerah-daerah kepulauan seperti Provinsi Maluku, karena mampu

menjangkau sasaran dalam jumlah banyak. Keberhasilan metoda ini akan sangat

tergantung bagaimana naskah disusun dan dikombinasikan dengan gambar visual

yang tepat. Tujuannya agar pesan yang disampaikan mudah diterima dan dicerna

oleh pemirsa yang menyaksikan siaran tersebut.

Telah dilakukan shoting terhadap tiga kegiatan utama dan telah disiarkan

melalui televisi Republik Indonesia stasiun Maluku pada bulan Agustus dan

Nopember dengan durasi penyiaran selama 30 menit.

Penyiaran inovasi berbuah produktivitas dengan tema utama peran BPTP

Maluku dalam meningkatkan produktivitas tanaman padi di Maluku

Penyiaran terhadap kegiatan pendampingan SL-PTT dan UPBS diharapkan

memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan produktivitas padi. Namun

hingga saat ini perannya belum begitu nampak. Salah satu penyebabnya adalah

diseminasi terhadap program ini belum mampu menjangkau masyarakat dalam

cakupan jumlah dan luasan wilayah yang memadai.

Kegiatan pendampingan SL-PTT padi dan UPBS oleh BPTP Maluku meliputi :

1. Display beberapa varietas unggul baru Badan Litbang Pertanian seperti

Inpari 23, 24, 25, dan 26. Dalam pelaksanaannya diterapkan melalui

pendekatan PTT seperti, sistem tanam jajar legowo 2 :1 dan 4:1,

pemupukan spesifik lokasi berdasarkan status hara tanah menggunakan

S

Page 44: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

39

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

perangkat uji tanah sawah (PUTS), pengendalian hama dan penyakit

terpadu dan sebaginya.

2. Pelatihan PTT padi terhadap petani

3. Mencetak media penyuluhanm seperti liflet, brosur dan folder untuk

selanjutnya didistribusikan ke petani dan Balai Penyuluhan Pertanian

4. Memproduksi benih sumber bersertifikat beberapa varietas unggul padi

sawah seperti, Inpari 21, 23, 24, 27, 28, Ciherang, Mekongga, Cigeulis

dan padi gogo seperti Limboto, Inpago, Situ Patenggang dan Batu Tegi

melalui penerapan manajemen mutu produksi benih padi.

5. Melakukan temu lapang dalam rangka panen perdana padi gogo di

Kabupaten Maluku. Kegiatan ini merupakan wahana berbagi informasi

tentang inovasi teknologi pengembangan produksi padi, potensi

pengembangan, akses sarana produksi dan permodalan, dan informasi

pemasaran serta pemecahan permasalahan yang dihadapi petani dalam

pengembangan padi gogo.

Informasi-informasi di atas terangkum dengan rinci dalam siaran televisi yang

disiarkan oleh TVRI stasiun Ambon dan TVRI nasional dalam acara Indonesia

Membangun pada tanggal 26 Agustus 2014

Penyiaran Open House dalam Rangka HUT Badan Litbang Pertanian ke-40

Open house bulan bakti agroinovasi dilaksanakan oleh semua unit pelaksana

teknis Badan Litbang Pertanian untuk menyambut ulang tahunnya yang ke-40 pada

tahun 2014.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku telah melaksanakan kegiatan

open house pada tanggal 8 – 9 Oktober 2014 dengan tema :

“Peran Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi dalam Pengembangan

Bioindustri Berkelanjutan yang Ramah Lingkungan”.

Dalam open house dipromosikan berbagai hasil penelitian/pengkajian melalui

berbagai bentuk kegiatan antara lain :

Page 45: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

40

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

Stand Pameran. Dalam stand pameran ditampilkan berbagai inovasi teknologi

pertanian Badan Litbang. Hasil-hasil penelitian tentang budidaya, pasca panen,

pemetaan agroekosistem zone, eksplorasi plasma nutfah dan sumberdaya genetik

serta Unit Pengelola Benih Sumber, dikemas dalam bentuk media tercetak,

elektronik dan contoh produk-produk pasca panen.

Demo pembuatan produk-produk olahan berbahan baku lokal.

Ketergantungan terhadap bahan baku tepung terigu dalam produk olahan,

menyebabkan tepung-tepungan lokal menjadi terabaikan. Padahal di Provinsi Maluku

terdapat berbagai bahan baku pembuatan tepung-tepungan yang melimpah dan

potensial untuk dikembangkan sebagai bahan baku pembuatan berbagai produk

olahan kue dan minuman/ice.

Kunjungan. Pengunjung open house diajak untuk melihat lebih dekat aktivitas

motivator pembangunan pertanian dan juga pelaku utama (petani) yang dianggap

berhasil dalam menjalakan usahataninya. Juga dilakukan kunjungan ke kawasan

Model Kawasan Rumah Pangan Lestari yang ada di Kota Ambon dan Kunjungan ke

perpustakaan digital BPTP Maluku

Temu Aplikasi Paket Teknologi. Kegiatan ini dilaksanakan selama sehari pada

tanggal 9 Oktober 2014 bertempat di Auditorium Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian. Peserta terdiri dari tiga unsur yaitu Peneliti – Penyuluh dan Petani.

Kegiatan ini difokuskan pada saling tukar informasi tentang inovasi teknologi yang

dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian, proses penyampaiannya oleh penyuluh

pertanian dan penerimaannya oleh pengguna teknologi (petani). Dari temu aplikasi

ini akan didapatkan informasi tentang ;

a. Teknologi apa yang dibutuhkan oleh pengguna teknologi

b. Bagaimana metode dan media penyampaian teknologi yang sesuai untuk

dikembangkan di Privinsi Maluku

c. Permasalahan utama dalam proses penyampaian dan penerimaan inovasi

teknologi di Provinsi Maluku

Page 46: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

41

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

Penanaman beberapa aksesi Plasma Nutmah/Sumberdaya Genetik di

Halaman kantor BPTP Maluku. Maluku merupakan wilayah kepulauan yang

memiliki keragaman sumber daya genetik cukup tinggi, namun belum teridentifikais

secara baik. Sumber daya genetik tanaman (SDG) untuk pangan dan pertanian

merupakan bahan yang dapat dimanfaatkan secara langsung atau tidak langsung

untuk mendukung ketahanan pangan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

telah melakukan inventarisasi terhadap berbagai sumberdaya genetik tanaman

pangan, hortikultura dan perkebunan yang nantinya akan di bukukan untuk menjadi

database dalam buku katalog Tanaman Potensial dan spesifik lokasi. Juga telah

dilakukan upaya konservasi terhadap beberapa tanaman yang hampir punah

(langka) secara ex-situ di Kebun Koleksi KP. Makariki Kabupaten Maluku Tengah

Penyiaran Pendampingan MKRPL di Desa Waplau dan Nametek Kabupaten

Buru

Rumah pangan dimaknai sebagai rumah yang memanfaatkan pekarangan

secara intensif melalui pengelolaan sumberdaya alam lokal secara bijaksana, yang

menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan

meningkatkan kualitas, nilai dan keanekaragamannya. Menanam berbagai tanaman

yang bermanfaat bagi keluarga di lahan pekarangan sudah ada sejak dahulu, namun

dalam banyak kasus upaya tersebut tidak berkelanjutan. Oleh karena itu makna

menanami lahan pekarangan untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga sendiri,

bergeser ke makna yang mengedepankan manfaat ekonomi bagi rumah tangga

yang berkelanjutan (lestari). Istilah rumah pangan merupakan pemaknaan terhadap

upaya membangun ketahanan pangan keluarga yang memanfaatkan lahan

pekarangan. Sesuai arahan Presiden RI pada acara Konfrensi Dewan Ketahanan

Pangan di Jakarta Convention Center bulan Oktober 2010 menyatakan bahwa

ketahanan dan kemandirian pangan nasional harus dimulai dari rumah tangga

Shoting kegiatan MKRPL di Desa Waplau dan Dusun Nametek Kabupaten Buru

telah dilaksanakan pada bulan Nopember 2014 dan penyiarannya dalam acara

“Katong Pung Hal” melalui Televisi Republik Indonesia Stasiun Maluku.

Beberapa informasi penting yang dapat ditarik dari penyiaran ini adalah :

Page 47: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

42

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

1. Adanya dukungan yang positif dari pemerintah daerah Kabupaten Buru melalui

Kepala Dinas Pertanian. Bentuk dukungan tersebut antara lain diwujudkan

dengan adanya sinergi dengan BPTP Maluku untuk terus melakukan

pendampingan terhadap petani di kawasan MKRPL agar dapat tereplikasi di

dalam kawasan atau di luar kawasan

2. Lokal champion di dua kawasan pengembangan MKRPL sangat mengharapkan

agar kegiatan ini terus dikembangkan ditahun mendatang. Menurut mereka

program ini memilliki peran positif dalam pemenuhan kebutuhan pangan

keluarga yang seimbang dan aman dari sisi kesehatan. Hal ini karena sistim

budidaya yang dikembangkan adalah pertanian organik

3. Petani kooperator sangat antusias dengan adanya program ini, karena hal

positif yang diperoleh misalnya dengan memanfaatkan pekarangan secara baik,

maka keluarga dapat menyisihkan sebagian biaya untuk ditabung, keluarga

tidak perlu membuang waktu lama untuk pergi ke pasar membeli kebutuhan

pangan keluarga, tetapi cukup ke luar di pekarangan memanen lantas memasak

dan menyajikannya untuk anggota keluarga, dan yang terpenting adalah bahwa

pangan yang disajikan tersebut merupanan pangan yang sehat.

4. Masyarakat bisa memanfaatkan sumberdaya lokal seperti kotoran sapi, limbah-

limbah organik lainnya untuk sebagai pupuk organik. Hal ini dapat dilakukan

setelah adanya pelatihan tentang teknologi pemanfaatan limbah organik lokal

untuk dijadikan sebagai pupuk organik oleh pendamping MKRPL dari BPTP

maluku bersama-sama dengan penyuluh pendamping dari Kabupaten Buru.

5. Petani dapat memahami model penataan pekarangan yang baik sehingga tidak

mengesampingkan makna estetika. Keindahan pekarangan dapat terlihat

melalui teknik pemilihan tanaman yang beragam dan model budidaya yang

dapat dipindah-pindahkan seperti vertikultur.

Siaran televisi ini diharapkan mampu mentransfer inovasi teknologi yang

disampaikan yang bisa berdampak pada peningkatan kesejahteraan keluarga pelaku

utama dalam pembangunan pertanian.

Page 48: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

43

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

eningkatan Efektivitas Komunikasi Guna Perderasan

Adopsi Inovasi Teknologi Pertanian

Penanggung Jawab Kegiatan: Maryke Van Room SP MSi

Kegiatan peningkatan efektivitas komunikasi dilakukan dengan melaksanakan

kegiatan:

1. Writeshop. Writeshop dilakukan bagi penyuluh lingkup BPTP dalam meningkatkan

kemampuan penyuluh; mengidentifikasi temuan yang paling menarik dari suatu

penelitian, paket-paket teknologi, isu-isu terbaru; dan menyebarkannya dalam

bentuk yang dapat diakses dan dipahami oleh petani melalui berbagai media.

Pelaksanaan kegiatan ini berlangsung selama 3 hari dengan output akhirnya media

komunikasi hasil kegiatan.

2. Temu Aplikasi Teknologi dilakukan bagi penyuluh, peneliti, KTNA, petani dan para

siswa maupun mahasiswa dalam rangka memperingati HUT Badan Litbang pertanian

(Bulan Bakti Agroinovasi) yang dilaksanakan di BPTP Maluku. Kegiatan ini

berlangsung satu hari dengan output akhirnya teraplikasi teknologi hasil litkaji

kepada pelaku utama maupun pelaku usaha.

3. Pengumpulan data primer dan sekunder efektivitas komunikasi penyuluh

dilakukan bagi penyuluh yang ada di 3 kabupaten yaitu Maluku Tengah, Seram

Bagian Barat dan Buru. Kegiatan ini dilakukan dengan berkomunikasi secara

langsung dengan penyuluh yang ada di 3 kabupaten tersebut. Output akhirnya

tulisan ilmiah menyangkut peningkatan efektivitas komunikasi penyuluh yang ada di

kabupaten.

Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Efektivitas

Komunikasi Guna Perderasan Adopsi Inovasi Teknologi Pertanian

Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang diperoleh antara lain umur, tingkat pendidikan dan

pengalaman kerja. Pengelompokkan responden berdasarkan umur, yang terbanyak

adalah kelompok umur antara 47-56 tahun yaitu sebanyak 12 orang (48 %) untuk

Kabupaten Malteng, diikuti oleh 15 orang (60 %) untuk SBB dan 11 orang (61.11

P

Page 49: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

44

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

%) untuk Buru, dengan rata-rata umur penyuluh yang berada pada usia tersebut

adalah 56.37 %. Diikuti oleh kelompok umur 38-46 tahun yaitu sebanyak 7 orang

(28 %), 6 orang (24 %) dan 3 orang (16.67 %) dengan rata-rata umur penyuluh

22.89 %, dan kemudian kelompok umur 29-37 tahun masing-masing sebanyak 6

orang (24 %), 4 orang (16 %) dan 4 orang (22.22 %), dengan rata-rata umur

penyuluh 20,74% untuk 3 Kabupaten. Tingkat pendidikan responden dibagi menjadi

tiga kelompok yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA), Diploma, dan Sarjana dengan

persentase masing-masing sebesar 48,44 %, 8,52%, dan 43,04%. Pengalaman

kerja penyuluh sampel terbanyak adalah pada kelompok 23-32 tahun rata-rata 56,07

% diikuti oleh 5-13 tahun (23,41 %) dan 14-22 tahun atau 20,52 %.

No. Karakteristik

Responden Kelompok

Kabupaten Rata2

(%) Maluku

Tengah

SBB Buru

N % N % N % 1.

Umur 29-37

38-46 47-56

6

7 12

24

28 48

4

6 15

16

24 60

4

3 11

22.22

16.67 61.11

20.74

22.89 56.37

Jumlah 100 2. Pendidikan SMA 11 44 17 68 6 33.33 48.44 Diploma 3 12 2 8 1 5.56 8.52

S1 11 44 6 24 11 61.11 43.04 Jumlah 100 3. Tanggungan keluarga

< 15 thn

1-2 7 28 3 12 6 33.33 24.44

3-4 5 20 6 24 3 16.67 20.22 5-6 1 4 2 8 1 5.55 5.85

Jumlah Tanggungan keluarga

> 15 thn 1-2 14 56 12 48 11 61.11 55.04

3-4 7 28 4 16 5 27.78 23.93 5-6 - 1 4 1 5.56 3.19 Jumlah 4. Pengalaman Kerja 5-13 7 28 5 20 4 22.22 23.41

14-22 9 36 5 20 1 5.56 20.52 23-32 9 36 15 60 13 72.22 56.07 100

Page 50: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

45

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

Sumber Informasi

Sumber informasi adalah suatu bentuk informasi yang diperoleh penyuluh

dari instansi terkait atau media penyuluhan yang dapat digunakan sebagai informasi

dalam kegiatan penyuluhan.

Tabel 2. Sumber Informasi

No Sumber Informasi

Kabupaten Rata2

(%) Malteng SBB Buru

N % N % N %

1. BPTP 18 72 17 68 16 89 76.33 2. Bakorluh 16 64 18 72 14 77 71

3. Distan Prov 11 44 15 60 15 83 62.33 4. Bapeluh (BP4K) 12 48 14 56 4 22 42

5. Distan Kab 14 56 16 64 18 100 73.33 6. BPP (BP3K) 14 56 17 68 18 100 74.67 7. Mantri Tani/Koord peny 25 100 10 40 13 72 70.67

8. Srt kabar sinar Tani 11 44 21 84 17 94 74 9. Majalah Trubus 2 0.08 4 16 11 61 25.69

10. Lainnya, sesama petani - 10 40 5 27 22.33

Tabel 2 terlihat bahwa responden mendapat informasi untuk melakukan

kegiatan penyuluhan terbanyak melalui BPTP (76.33%) dan BPP (BP3K) (74.67 %)

diikuti surat kabar sinar tani (74 %), Distan Kabupaten (73.33 %), Bakorluh (71 %),

Mantri tani/koordinator penyuluh (70.67), Distan Provinsi (62.33), Bapeluh (42 %),

Majalah trubus (25.69 %) serta sesama petani (22.33 %). Ini berarti bahwa BPTP

dan BPP (BP3K) masih memberikan kontribusi besar dalam mentransfer informasi

tentang inovasi teknologi yang akan disuluhkan ke pengguna.

Jenis informasi

Jenis informasi yang terbanyak diperoleh penyuluh di provinsi Maluku

sebelum melakukan proses penyuluhan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3 untuk

Kabupaten Maluku Tengah adalah bentuk informasi brosur, sumber informasi

Bakorluh 84 %, Mantritani/koordinator penyuluh 48 %, BPTP 36 %. Kabupaten

Seram Bagian Barat, bentuk informasi selebaran sumber informasi sinartani 72 %,

mantritani 60 %, brosur dengan sumber informasi dari BPTP 40 %, Bakorluh 36 %,

Page 51: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

46

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

serta leaflet sumber informasi dari BPTP 40 %; Kabupaten Buru, bentuk informasi

leaflet sumber informasi dari BPTP 88.89 % dan Mantri tani/Koordinator PPL 83.33

% diikuti brosur dengan sumber informasi dari Bakorluh 83.33 %, Surat Kabar

Sinartani 77.78 % dan Dinas Pertanian Provinsi 72.22 %.Ini berarti diperlukan lebih

banyak lagi jenis informasi dalam mendukung proses penyuluhan.

Kemudahan Memperoleh dan Pengelolaan Informasi

Rata-rata persentase kemudahan mendapatkan informasi yang diperoleh

penyuluh adalah tidak lancar 10.33 %, kurang lancar 59.67 % dan lancar 30 %.

Kemudahan penyuluh dalam mengakses media penyuluhan yang berkualitas dengan

jumlah yang cukup sangat berpengaruh dalam pelaksanaan tugas seorang penyuluh

dalam mempercepat proses transfer inovasi teknologi kepada pelaku utama dan

pelaku usaha. Pada pengelolaan informasi, persentase rata-rata evaluasi kecocokan

adalah 98.67 % dan 89 % untuk evaluasi kelayakan. Ini berarti bahwa penyuluh

telah dapat melakukan tugas dengan baik.

Media Informasi

Media informasi adalah suatu bentuk penyuluhan yang biasanya penyuluh

gunakan dalam kegiatan penyuluhan. Media informasi yang biasanya digunakan oleh

penyuluh dalam menunjang kegiatan penyuluhan yang dilakukan sehari-hari secara

umum untuk 3 Kabupaten adalah latihan dan kunjungan (96.67 %) diikuti demplot

(84.33 %), koran (62 %), juknis (59 %), Liptan (56.33 %), Laeflet (47.33 %),

Temu Lapang (42 %), Buletin (39%), SK Rekomendasi (33.33 %) dan Gelar

Teknologi (30.33 %). Hal ini berarti banwa metoda Latihan dan kunjungan menjadi

metoda yang utama dalam setiap kegiatan penyuluhan diikuti demonstrasi dan

media koran sinartani.

Informasi Pendukung Lainnya

Informasi pendukung lainnya yang mendukung kegiatan penyuluh dalam

pelaksanaan penyuluhan adalah Sumber biaya. Sumber biaya merupakan faktor

utama bagi penyuluh dalam melaksanakan penyuluhan. Sumber biaya yang

Page 52: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

47

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

diperoleh penyuluh dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan adalah berasal dari

Biaya Operasional Penyuluh (BOP), biaya sendiri dan SKPD. Biaya Operasional

Penyuluh untuk masing-masing Kabupaten rata-rata persentasenya 94.15 %, biaya

sendiri (33.56 %) dan SKPD (17.56 %). Hal ini dilakukan penyuluh agar kegiatan

penyuluhan di lapangan dapat terlaksana dengan baik. Materi yang disuluhkan oleh

penyuluh pada 3 Kabupaten bervariasi. Persentase rata-rata materi penyuluhan yang

disuluhkan adalah : dinamika kelompok (82.15 %), Pemasaran (62.96 %), teknik

kerjasama (61.63 %) dan kewirausahaan (55.78 %). Dengan demikian masih

banyak materi penyuluhan lainnya yang harus diberikan ke penyuluh di tingkat

Kabupaten dalam menunjang kegiatan penyuluhan di lapangan. Sementara sarana

prasarana yang dimiliki penyuluh dalam menunjang kegiatan penyuluhan presentase

rata-rata untuk 3 Kabupaten adalah : HP (98.15 %), sepeda motor (62.96 %),

PUTS/PUTK (29.33 %), pengukur kadar air (23.04 %) dan pH meter (21.19%). Hal

ini menunjukkan bahwa keberhasilan dan kelancaran proses penyuluhan terletak

pada sarana dan prasarana yang dimiliki oleh penyuluh itu sendiri.

Pertemuan rutin di BPP menunjukkan bahwa sebelum penyuluh melakukan

proses penyuluhan di lapangan, mereka terlebih dahulu melakukan pertemuan rutin

di BPP untuk mempersiapkan proses penyuluhan yang akan dilaksanakan,

membahas kendala atau masalah-masalah yang dihadapi serta pemecahannya dan

kemungkinan teknologi baru. Pertemuan rutin di BPP yang diikuti penyuluh di 3

Kabupaten persentase rata-ratanya adalah 2 kali sebulan (58 %) dan penyuluh yang

mengikuti pertemuan tersebut juga rata-rata sebulan 2 kali (56.67 %). Dengan

semakin seringnya penyuluh mengikuti pertemuan di BPP maka penyuluh semakin

mengetahui setiap perkembangan pengetahuan ataupun teknologi yang ada.

Sementara penyuluh yang jarang mengikuti pertemuan di BPP karena kuantitas

pertemuan sering (16.67 %) serta jarak dari rumah ke BPP jauh (11.70 %).

Permasalahan utama yang dihadapi penyuluh dalam melakukan proses

penyuluhan di lapangan adalah sarana prasarana untuk mendukung kegiatan kurang

(85.67 %) diikuti oleh kurangnya penyuluh mengikuti diklat (71 %) serta pendidikan

SMA 53.67 %. Ini menunjukkan bahwa proses penyuluhan akan berjalan dengan

baik dan lancar kalau semua permasalahan yang dihadapi penyuluh di lapangan

Page 53: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

48

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

dapat terjawab. Sehingga yang menjadi harapan penyuluh agar proses penyuluhan

berjalan dengan baik adalah alat peraga ditambah dan diklat peningkatan kapasitas

penyuluh ditingkatkan (85.33 %) serta sarana prasarana di BPP dan bagi penyuluh

ditambah (76.67 %) dapat terpenuhi. Sementara itu, dukungan Pemerintah Daerah

untuk kegiatan penyuluhan di Maluku persentase rata-ratanya 65 % tidah

mendukung dan 36 % mendukung. Bentuk dukungan yang diberikan dalam bentuk

pembiayaan 23 %, kebijakan 19.85 % dan peraturan daerah 13.85 %.

Apresiasi dan persepsi penyuluh terhadap informasi teknologi secara umum,

rata-rata responden menyatakan setuju dalam hal jenis informasi yang diterima

banyak, informasi tidak focus, kemasan beragam, informasi tidak sesuai dengan

kebutuhan pengguna, waktu penyampaian penyuluhan tidak tepat, sifat inovasi tidak

sesuai karakteristik pengguna, sumber teknologi tidak diketahui pengguna dan

komponen teknologi sudah cukup namum sulit diperoleh untuk ke-3 kabupaten. Ini

menunjukkan apresiasi dan persepsi responden terhadap teknologi secara umum

harus terus ditingkatkan, karena kadang-kadang juga tidak sesuai dengan yang

dibutuhkan pengguna. Hal ini dapat dicegah dengan melakukan sesuai yang

dibutuhkan pengguna agar usahatani mereka dapat tercapai.

Mengikuti Pekan Nasional Petani-Nelayan XIV Tahun 2014 di Malang

Keikutsertaan penyuluh BPTP Maluku pada ajang Penas XIV tahun 2014 di

Malang, bukan saja berperan sebagai pendamping bagi peserta utama. Tetapi lebih

dari itu, penas memiliki arti penting bagi penyuluh BPTP Maluku dalam upaya

meningkatkan kapasitasnya. Beberapa kegiatan yang dianggap dapat meningkatkan

kapasitas penyuluh adalah :

Temu Wicara dengan Menteri Pertanian

Kegiatan Penas Petani Nelayan ini merupakan ajang berkumpul dan

bersilaturahmi para kontak tani, nelayan dan hutan untuk saling memperlihatkan

pencapaiannya serta mempererat hubungan antara pelaku utama dalam

pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan dengan pemangku kepentingan

pembangunan pertanian, baik pemerintah, pengusaha pertanian swasta, BUMN,

pakar dan pemerhati pertanian serta lembaga penelitian. Menurut Mentan, kegiatan

Page 54: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

49

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

ini dapat menjadi wahana diskusi dan transfer ilmu bagi petani dan nelayan dari

berbagai daerah. Kegiatan Penas ini bisa juga dimanfaatkan petani untuk

menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam pembangunan pertanian, perikanan

dan kehutanan di pedesaan.

Temu Penyuluh

Ada beberapa isu strategis yang dapat dipetik dari hasil pertemuan

tersebut antara lain:

1. Diperlukan koordinasi, integrasi serta sinergitas program 3 kementerian di

lapangan untuk kesinambungan program penyuluhan dari kelembagaan,

ketenagaan, penyelenggaraan dan sistem informasi

2. Penguatan BP3K di kecamatan oleh 3 Kementerian sebagai pos simpul koordinasi

program dan pelaksanaan kegiatan pembangunan pertanian, perikanan dan

kehutanan di kecamatan

3. Penguatan BP3K di kecamatan melalui DAK belum dapat dikelola secara langsung

oleh kelembagaan penyuluhan di kabupaten

4. Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Kementerian

Kehutanan secara terus menerus mendorong Gubernur, Bupati/Walikota dan

DPRD untuk melakukan penguatan kelembagaan penyuluhan melalui pemenuhan

prasarana, sarana dan pembiayaan penyelenggaraan penyuluhan

5. Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Kementerian

Kehutanan segera menyelesaikan permasalahan penilaian angka kredit penyuluh

untuk mendorong pembinaan karier penyuluh

6. Penguatan dan pengembangan penyelenggaraan penyuluhan sangat ditentukan

oleh peran pimpinan daerah seperti Gubernur, Bupati/Walikota dan DPRD.

7. Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Kementerian

Kehutanan segera mendorong percepatan penyelesaian rancangan peraturan

Presiden tentang kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

melalui Sekretaris Kabinet RI untuk segera ditandatangani oleh Presiden

8. Diperlukan komitmen Pemda dalam pembiayaan penyelenggaraan penyuluhan

guna mereplikasi pembinaan penyuluhan yang telah dilakukan oleh pemerintah

pusat melalui APBD.

Page 55: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

50

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

Writeshop

Writeshop (program penulisan) dengan tema ‘Menterjemahkan hasil penelitian ke dalam bahasa penyuluhan yang dapat diakses dan dimengerti oleh

petani’, diselenggarakan pada tanggal 17-19 September 2014 di Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian Maluku. Kegiatan pengembangan kapasitas ini bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan penyuluh dalam menerjemahkan bahasa penelitian ke

bahasa penyuluhan dan mengkomunikasikan serta menyebarkannya kepada

pengguna dalam bentuk yang dapat diakses dan dipahami oleh petani melalui

berbagai media. Sebanyak 30 orang berpartisipasi dalam writeshop ini yaitu

penyuluh dari BPTP sebanyak 11 orang, Bakorluh 9 orang dan dari Kabupaten/BPP

10 orang, dengan narasumber dari BBP2TP dan Harian Suara Maluku.

Materi yang disampaikan pada kegiatan tersebut antara lain :

1. Teknik penulisan ilmiah popular di Koran

2. Metode penulisan yang efektif

3. Menulis dan meringkas isi tulisan yang kompleks menjadi lebih sederhana tanpa

mengurangi arti

4. Teknik menulis yang baik (dari kalimat pasif ke aktif, kalimat yang menarik,

simple serta efektif)

5. Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Hasil Evaluasi Kegiatan yang dilakukan selama tiga hari : sebanyak 90 %

peserta menilai materi yang disampaikan baik sekali, dan materi yang baik pada saat

kegiatan sebanyak 95 % peserta menyatakan : menulis yang efektif dan efisien,

penulisan KTI dan teknik penulisan ilmiah populer di koran/surat kabar. Sementara

untuk proses kegiatan yang dilakukan sebanyak 98 % peserta menilai baik.

Aspek-aspek yang harus diperbaiki ke depan menurut peserta sebanyak 90

% menyatakan : harus lebih banyak latihan, materi tambahan yang lain dan harus

lebih banyak narasumber lagi dalam kegiatan. Sedangkan yang menjadi harapan

peserta terhadap kegiatan ini sebanyak 95 % menyatakan: meningkatnya

kemampuan penyuluh dalam hal tulis-menulis setelah mengikuti kegiatan ini.

Page 56: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

51

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

TEMU APLIKASI PAKET TEKNOLOGI PERTANIAN

Kegiatan ini dilaksanakan dengan sesi presentasi yang dilanjutkan tanya

jawab antara nara sumber dan peserta. Adapun nara sumber adalah berikut:

1. Presentasi (I) Pertama :

Pembicara pertama yang disampaikan oleh Bapak Ir. Alexander Rieuwpassa dengan

makalah berjudul Aplikasi komponen Teknologi PTT pada Tanaman Kedelai di

Maluku.

2. Presentasi (II) Kedua :

Pembicara kedua disampaikan oleh Bapak Dr. Ir. Janes Alfons, MSi dengan makalah

berjudul Inovasi Teknologi Spesifik Lokasi Peningkatan Produktivitas Tanaman

Pangan di Lahan Kering.

3. Presentasi (III) Ketiga :

Pembicara ketiga disampaikan oleh Bapak Dr. Procula Matitaputty,SPt.MSi dengan

makalah berjudul Budidaya Unggas sebagai Sarana dan Solusi Mengatasi Krisis

Ketahanan Pangan Khususnya Pangan Hewani.

4. Presentasi (IV) Keempat :

Pembicara keempat disampaikan oleh Bapak J. M. Ayal, SP dengan makalah berjudul

Sistem Informasi Kalender Tanam (Katam) Terpadu dalam Mendukung Percepatan

Swasembada dan Kemandirian Pangan.

Pembinaan Penyuluh Pertanian

Salah satu bentuk nyata dari peran penyuluh BPTP Maluku dalam

meningkatkan kapasitas penyuluh pertanian Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) telah

dilaksanakan Workshop dengan tema “ Peran Penyuluh Pertanian BPTP Maluku

dalam Meningkatkan Kapasitas Penyuluh Pertanian BPP Amalatu Kecamatan

Amalatu Kabupaten Seram Bagian Barat”, dimana penyuluh BPTP Maluku menjadi

narasumber dengan menyampaikan berbagai inovasi teknologi pertanian yang telah

dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian. BPP Amalatu dipilih dalam kegiatan

workshop ini, karena koordinator BPP telah melakukan koordinasi langsung dengan

BPTP Maluku agar dapat melakukan pembinaan terhadap penyuluh pertanian BPP

Page 57: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

52

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

Amalatu dalam upaya mendorong pembangunan sektor pertanian di wilayah

tersebut.

Kecamatan Amalatu merupakan salah satu wilayah yang memiliki

agroekosistem lahan kering. Memiliki potensi dalam pengembangan komoditas

perkebunan (pala, cengkih, kelapa dan kakao), komoditas tanaman pangan dan

hortikultura (jagung, padi ladang, ubi-ubian, dan berbagai jenis sayuran dan buahan)

serta komoditas peternakan (sapi, kambing dan unggas).

Kegiatan Workshop ini dibuka oleh Camat Kecamatan Amalatu, dan peserta

sebanyak 20 (dua puluh) orang terdiri dari penyuluh pertanian BPP Amalatu, Guru

dan Murid SMP Latu, petani serta staf kantor Kecamatan Amalatu. Materi workshop

yang disampaikan antara lain :

1. Informasi tugas, fungsi dan peran BPTP Maluku oleh Koordinator

Penyuluh Pertanian BPTP Maluku (Ir. Max. L.J. Titahena, MSi)

2. Mengembangbiakkan Mikroorganisme Lokal (MOL) sebagai Sumber

Hara Tanaman dalam Pengembangan Pertanian Organik (Ir. Hamid

Mahu dan Ir. Florentina Watkaat)

3. Informasi Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (Ir.

Alexander Rieuwpassa)

4. Teknologi Pengolahan Telur berbagai Rasa (Ir. Elizabeth Kotadiny)

5. Teknologi Budidaya Ternak Kambing (Ir. Max. L.J. Titahena, MSi)

6. Teknologi Budidaya Bawang Merah (Aksan Loou, SP. MSi)

7. Pengelolaan Tanaman Terpadu Jagung (Maryke Van Room, SP. MSi)

8. Pengelolaan Tanaman Terpadu Kedelei (Ir. Rizal Latuconsina)

Page 58: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

53

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

egiatan Pameran Inovasi Teknologi Pertanian Penanggung Jawab Kegiatan: Drs Julius Matital

Upaya dan metode yang dilaksanakan agar hasil-hasil pengkajian akan

berdayaguna dan berhasil guna untuk diketahui oleh dimasyarakat adalah dengan

diadakannya kegiatan Ekspose (pameran). Kegiatan ini merupakan salah satu

strategi yang digunakan dalam rangka mengkomunikasikan berbagai inovasi yang

telah dilaksanakan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian terus berkiprah dengan

masyarakat dan jajaran penentu kebijakan lingkup pertanian baik di tingkat pusat

maupun tingkat wilayah serta bagi kepentingan pembangunan pertanian di

indonesia. Balai Pengkajian Teknolgi Pertanian Maluku ditahun Anggaran 2014 ini

telah mengikuti pameran tingkat nasional maupun regional sebanyak 3 kali antara

lain :

Pameran dalam rangka kegiatan Pekan Nasional Petani Nelayan di Jawa

Timur tanggal 07 – 12 Juni 2014

Pemeran dalam rangka Open House dan hari Ulang Tahun Badan Litbang

Pertanian ke 40 tgl 8 – 9 oktober 2014 di Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian Maluku, Ambon

Pameran dalam rangka hari Pangan Sedunia di Sulawesi Selatan, Makasar.

Tgl 06 – 10 November 2014.

Keikutsertaan Balai Pengkajian teknologi Pertanian Maluku pada setiap kali

moment kegiatan Ekspose (Pameran) baik yang diselenggarakan oleh Badan

Litbang Pertanian dalam bentuk Open House dan Bulan Bakti Agro Inovasi

Balitbangtan ke 40 di setiap Balai Pengkajian Teknologi Pertanian di Daerah maupun

yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian dapat memberikan hasil sebagai

berikut:

Stand pameran khas Plasma Nutfah dan Peternakan Provinsi Maluku

memperoleh juara harapan pertama.

K

Page 59: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

54

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

Keterlibatan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku dalam kegiatan

Penas (Pameran) mewakili Provinsi Maluku, di bawah koordinasi bakorluh

dan Dinas Pertanian Provinsi Maluku.

Stand pameran open house yang diselenggarakan oleh Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian Maluku pada tgl, 8-9 oktober 2014 mendapat apresiasi

yang baik dari para undangan yang hadir maupun pengunjung lainnya,

terkhususnya yang mewakili Kepala Badan Litbang Pertanian Prof Darman

dan Bpk Walikota Ambon Richard Louhenapessy.

Peserta Pameran yang hadir banyak mendapat pengetahuan ketika mereka

mendapat penjelasan dari petugas tentang pembuatan Pestisida Nabati,

cara pembuatan telur asap, telur asin dan cara pembuatan berbagai aneka

kue dari bahan pangan lokal.

Keterlibatan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku pada saat

kegiatan pameran menyongsong hari pangan sedunia di Makasar Sulawesi

Selatan mendapat apresiasi yang baik dari Kepala KSPP Balai Besar

Pengkajian Teknologi Pertanian, DR.Ir.Retno, M.Si dan panitia

penyelenggara kegiatan pameran.

Materi yang ditampilkan oleh BPTP Maluku dalam bentuk bahan olahan

maupun bahan mentah dari bahan pangan lokal sangat diminati oleh

pengunjung pameran ditandai dengan begitu banyaknya pengunjung yang

mencicipi jenis-jenis kue yang dipamerkan.

Melalui kegiatan pameran pengunjung dapat mengetahui tentang tugas dan

fungsi dari masing-masing instansi yang dikunjungi.

Adapun jumlah pengunjung pada stand pameran Provinsi Maluku pada

kegiatan Penas di Malang Jawa Timur sebanyak 2.750 orang yang terdiri

dari :

1. Petani : 525 orang

2. Mahasiswa : 75 orang

3. Pelajar : 400 orang

4. Pegawai negeri : 1.550 orang

5. Pengusaha : 20 Orang

Page 60: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

55

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

Jumlah Pengunjung Pameran pada kegiatan Open House yang diselenggarakan oleh

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku sebanyak 925 orang yang terdiri dari :

1. Petani : 25 orang

2. Mahasiswa : 15 orang

3. Pelajar : 35 orang

4. Pegawai negeri : 40 orang

Sedangkan jumlah pengunjung pameran pada stand Badan Litbang pertanian di

Makasar dalam rangka Hari Pangan Sedunia sebanyak 2.975 orang yang terdiri dari :

1. Mahasiswa : 75 orang

2. Petani : 90 Orang

3. Pengusaha : 50 orang

4. Pegawai negeri : 1.950

Materi Pameran yang ditampilkan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Maluku pada Pameran Penas Petani Nelayan XIV tahun 2014 dengan Tema :

Memanfaatkan Kepemimpinan dan Kemandirian Kontak Tani Nelayan, yang

diselenggarakan di Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur dalam bentuk Produk-

produk Pasca panen, produk pertanian, media cetak dan roll bener.

Materi Pameran yang ditampilkan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Maluku pada Pameran Bulan Bakti Agro Inovasi Balitbangtan ke 40 dengan Tema :

Peran Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi dalam pengembangan Bioindustri

berkelanjutan yang ramah lingkungan. Produk-produk olahan dari bahan baku

pangan lokal (ubi-ubian) media cetak, poster, fleksi frime, roll baner, ubi mentah

dan produk-produk lainnya.

Page 61: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

56

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

Produk-produk yang ditampilkan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Maluku pada kegiatan Hari Pangan Sedunia tahun 2014 dengan Tema : Pangan

Lokal, dengan tempat pelaksanaannya di Makasar Sulawesi Selatan, dengan

menampilkan aneka olahan dari pangan lokal, ubi-ubian, pisang tongka langit dan

sirup dari buah pala.

Page 62: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

57

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

oU Kerja Sama

Penanggung Jawab Kegiatan: Drs Julius Matital

Kegiatan rintisan kerjasama dan pendayagunaan hasil kegiatan di Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Maluku merupakan bagian dari kegiatan

manajemen untuk mengimplementasikan hasi-hasil inovasi teknologi Badan Litbang

Pertanian melalui tranfer inovasi Teknologi oleh Peneliti, Penyuluh, Perekayasa yang

ada pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Maluku. Dalam kurun waktu

tahun 2014, telah terjalin kerjasama penelitian dan pengkajian antara Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Maluku dengan Kepala Dinas Pertanian Kota

Ambon, dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten SBB, SBT, Buru dan Malteng. Dalam

upaya mempercepat transfer inovasi teknologike pengguna di Daerah, Peneliti,

Penyuluh dan Perekayasa dengan melakukan pendekatandengan Dinas Pertanian

Provinsi dan Kabupaten/Kota serta menyampaikan presentasi dari hasil-hasil

penelitian dan pengkajian serta inovasi teknologi Badan Litbang Pertanian.

Dokumen MOU action plan Kerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota

yang telah dipersiapkan dan ditandatangani oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten

dan Kepala Dinas Pertanian Kota Ambon untuk mendukung pembangunan Pertanian

di setiap Kabupaten dan Kota Ambon. Melaluai rintisan Kerjasama di tahun 2014

M

Page 63: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

58

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

Balai Pengkajian teknologi pertanian (BPTP) Maluku akan melakukan kegiatan

bersama dengan dinas pertanian dan peternakan Kabupaten Seram Bagian Timur.

Dengan penetapan Surat Keputusan Pemerintah kab Seram Bagian Timur, Kepala

Dinas Pertanian dan Peternakan No.520/276a/XI/2012 menyangkut proposal dari

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Maluku tentang pemurnian varietas

Pala Lokal Seram Bagian Timur dimana Kegiatannya akan berlangsung mulai sejak

tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 dan akan disusul oleh Kabupaten-Kabupaten

Lainnya Serta Pemerintah Kota Ambon.

Page 64: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

59

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

INGKASAN

Kegiatan Pendampingan dan Program Strategis

Nasional

R

Page 65: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

60

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

endampingan SL-PTT Padi Sawah di Kabupaten Seram Bagian Timur 2014

Penanggung Jawab Kegiatan: Shenny Kaihatu SP

Peningkatan produksi padi di Maluku masih rendah bila dibanding dengan

potensi yang dapat dicapai. Potensi hasil varietas unggul baru atau hibrida mencapai

10 t/ha, sedangkan produksi yang dicapai di propinsi Maluku untuk padi sawah 4,24

t/ha, sedangkan padi ladang/gogo 2,44 t/ha (BPS Promal 2013). Penyebab

rendahnya produktivitas adalah tidak tersedianya varietas unggul spesifik lokasi

sehingga petani menggunakan varietas lokal bermutu rendah, juga petani masih

mengunakan teknik budidaya konvensional tanpa menerapkan teknologi inovatif.

Upaya peningkatan produktivitas dilakukan Kementerian Pertanian melalui BPTP

Maluku adalah penerapan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) yang

merupakan pendekatan untuk menghasilkan rakitan teknologi dalam pengelolaan

hara, air, tanaman dan organisme pengganggu tanaman (OPT) secara terpadu dan

berkelanjutan. Kabupaten Seram Bagian Timur merupakan salah satu sentra

produksi padi di Maluku. Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT)

yang dilaksanakan di Kabupaten Seram Bagian Timur bertujuan menyedian

rekomendasi PTT spesifik lokasi padi sawah, merekomendasikan pemakaian VUB,

menyiapkan kalender tanam padi sawah, peragaan varietas padi sawah, memberi

informasi teknologi dan pelatihan, menyediakan publikasi.

Kegiatan pendampingan SL-PTT padi sawah di Kabupaten Seram Bagian Timur

(SBT) diawali dengan kegiatan koordinasi dengan Kepala Bidang Tanaman Pangan,

melakukan CPCL (Calon Petani dan Calon Lahan) dan sosialisasi SL-PTT. Setelah

melakukan CPCL terpilihlah 4 orang petani sebagai petani kooperator yang berada di

desa Jakarta Baru dan Waeketam Baru. Kegiatan SL-PTT padi sawah dilakukan

melalui demplot uji Varietas Unggul Baru (VUB), display yang di uji yaitu VUB Inpari

21, Inpari 24, Inpari 26, Inpari 27 dan Inpari 28. Demplot uji VUB menggunakan

system tanam jajar legowo 4:1 dan 2:1. Hasil display 5 VUB padi sawah di desa

Jakarta Baru dengan system tanam jajar legowo 4:1 masing-masing varietas

menghasilkan Inpari 21 (4,11 ton/ha GKG), Inpari 24 (4,20 ton/ha GKG), Inpari 26

P

Page 66: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

61

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

(3,68 ton/ha GKG), Inpari 27 (3,76 ton/ha GKG dan Inpari 28 (4,29 ton/ha GKG),

sedangkan system tanam legowo 2:1 masing-masing varietas menghasilkan Inpari

21 ton/ha GKG), Inpari 24 (4,08 ton/ha GKG), Inpari 26 (3,79 ton/ha GKG), Inpari

27 (3,89 ton/ha GKG) dan Inpari 28 (4,29 ton/ha GKG). Hasil produksi tertinggi dari

display 5 VUB padi sawah dengan system tanam jajar legowo 2:1 dan 4:1 adalah

Inpari 28 (4,29 ton/ha GKG dan 4,28 ton/ha GKG)

Peserta Panen perdana dan temu lapang kegiatan SL-PTT padi sawah

sebanyak 50 orang yang dilaksanakan di Kabupaten Seram Bagian Timur dihadiri

oleh Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten SBT, Kepala Kecamatan

Bula Barat, Kepala Dinas PU, Kepala BPS Kabupaten SBT, BPTP Maluku (Koordinator

SL-PTT), Kepala Desa Jakarta Baru, Kepala Desa Waeketam Baru, Penyuluh

pendamping,Ketua Gapoktan (Desa Jakarta Baru dan Waekatam Baru, Petani

kooperator, Ketua dan Sekertaris Kelompok Tani (Desa Jakarta Baru dan Waekatam

Baru).

Page 67: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

62

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

endampingan SL-PTT Kedelai di Kabupaten Maluku Tengah

Penanggung Jawab Kegiatan: Ir Rizal Latuconsina

Kabupaten Maluku Tengah merupakan salah satu wilayah potensial untuk

pengembangan pertanian dan perlu mendapat perhatian tersendiri mengingat

bahwa potensi lahan di daerah ini masih cukup luas. Berdasarkan data AEZ provinsi

Maluku, bahwa potensi lahan yang masih tersedia di Kabupaten Maluku Tengah

seluas 287.585 ha (Irianto et al, 1999; A. Noto susanto & Bustaman 2006),Termasuk

dalam tipe iklim Af berdasarkan klasifikasi Koppen dan memiliki tipe Agroklimat B1,

C1 dan C2 berdasarkan klasifikasi Oldeman sedangkan menurut Shimidt dan

Ferguson memiliki tipe iklim A dab B. Sebagaimana yang dilaporkan oleh

Leimeheriwa et al., (2002) cit, Susanto dan Bustaman, (2006) bahwa kecamatan

Seram Utara masuk pada tipe iklim C2 berdasarkan klasifikasi iklim Oldeman, tipe

iklim Af berdasarkan klasifikasi iklim Koppen dan B berdasarkan klasifikasi iklim

Schmidt dan Ferguson, di mana periode musim kemarau jatuh pada bulan

Juli/Agustus sampai dengan November. Namun kenyataan yang terjadi sekarang

mulai tahun 2011 sampai 2013 terjadi perubaham musim dimana pada bulan

Desember – Januari curah hujan tinggi dan dilanjutkan pada bulan Agustus -

September.

Kegiatan pertama yang dilakukan adalah koordinasi. Setelah mendapatkan

informasi saat melakukan koordinasi pelaksanaan SL-PTT Kedelai maka kegiatan

selanjutnya dilakukan peninjauan lapangan sekaligus pengambilan sampel tanah

untuk mengetahui status hara tanah dengan menggunakan PUTK. Hasil analisis

status hara tanah menunjukkan bahwa pada umumnya lokasi kegiatan mempunyai

status hara N = Tinggi, P = Rendah, K = Rendah, PH : Agak masam (5-6) sehingga

rekomendasi pupuk adalah 50 Kg Urea, 200 Kg SP-36, 100 Kg KCL + Bahan Organik.

Oleh karena pupuk yang tersedia di lapangan adalah pupuk majemuk, maka dosis

rekomendasi pupuk tunggal tersebut perlu disetarakan dengan pupuk majemuk. Hasil

konversi pupuk tunggal ke pupuk majemuk diperoleh dosis rekomendasi pupuk

majemuk sebagai berikut: 50 Kg Urea, 240 kg NPK Phonska dan 5 Ton Pupuk organik.

P

Page 68: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

63

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

Sosialisasi dan apresiasi program pengembangan teknologi PTT kedelai

disampaikan oleh Koordinator SL-PTT BPTP Maluku. Dalam sosialisasi pihak-pihak

yang terlibat dalam kegiatan SL-PTT mendapatkan penjelasan menyangkut semua

aspek teknis (teknologi PTT) maupun aspek non teknis diantaranya pemupukan

spesifik lokasi, dan teknologi pengomposan jerami dengan promi. Materi pelatihan

disesuaikan dengan tahapan pertanaman yaitu mulai dari pengolahan tanah,

penentuan dosis pemupukan menggunakan PUTK, pengendalian OPT berdasarkan

prinsip PHT, penanganan panen dan pasca panen serta penanganan dan

pengelolaan perbenihan. Selain itu juga dilakukan motivasi untuk meningkatkan

kerjasama petani didalam kelompok melalui pembenahan manajemen kelompok

tani.

Peragaan/display varietas Kedelai meliputi pengolahan tanah, penanaman,

pemeliharaan, panen dan temu lapang. Pengolahan tanah, tanah dibajak sedalam 15

-20 cm dengan menggunakan hand taktor kemudian dibuat petakan dan saluran

drainase. Kegiatan display dilaksanakan pada lahan seluas 1 ha dengan luas masing-

masing petakan sebanyak 0.25 ha untuk 4 orang petani kooperator. Sebelum

penanaman diadakan pertemuan dengan petani kooperator, penyuluh pendamping

dan staf BPSB untuk bersama-sama dengan BPTP melakukan persiapan penanaman

meliputi tenaga kerja dan sistem tanam yang direkomondasikan sesuai petunjuk

teknis display varietas, selanjutnya penanaman dilaksanakan pada tanggal 4 dan 5

Mei 2014. Benih kedelai varietas unggul baru (VUB) yang ditanam adalah varietas

Agromulyo, ijen, Tanggamus, Kaba dan Wilis. Benih ditanam dengan cara di tugal dua

biji per lubang tanam dengan jarak tanam 40 x 20 cm.

Pemeliharaan dari hasil monitoring atau pengamatan perkembangan OPT di

lapangan terdapat beberapa hama yang menyerang tanaman kedelai sedangkan

untuk penyakit tidak ditemukan pada lokasi display varietas. Untuk

mengantisipasi/menekan serangan hama tersebut telah diatasi dengan

menggunakan mulsa jerami dan pestisida.. Adapun hama yang menyerang tanaman

kedelai adalah ulat daun, kepik hijau dan hawar. Penanganan serangan hama di

lakukan pada tanggal 29 Juni 2014 antara lain : (1) untuk penanganan kepik hijau

mengunakan Poltas atau Decis, (2) untuk hawar mengunakan Ditane M.45.

Page 69: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

64

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

Pemupukan dilakukan sesuai juknis secara di tugal dan sesuai kebiasaan petani

yakni secara larikan. Kegiatan pemupukan melibatkan 22 orang petani termasuk 4

petani kooperator. Kondisi pertumbuhan tanaman semula cukup baik hanya pada

saat tanaman menjelang pengisian polong terjadi perubahan iklim ke musim

kemarau panjang sehingga pertumbuhan tanaman agak kerdil disebabkan tanaman

kekurangan air.

Kegiatan panen dan temu lapang dilaksanakan pada tanggal 24 Juli 2014,

yang dihadiri oleh petani, gapoktan, Kepala BPP, Kepala desa, penyuluh lapangan,

Penyuluh dan Peneliti BPTP, Petugas POPT dan Pengawas benih (BPSB). Pada

kegiatan temu lapang disampaikan materi pendampingan SL-PTT Kedelai dan

selanjutnya terjadi dialog dengan peserta temu lapang untuk mendapatkan umpan

balik. Permasalahan yang dikemukakan oleh petani peserta temu lapang adalah (1)

Ketersedian air pada musim tanam kedelai sering terjadi kekurangan terutama

menjelang fase pengisian polong. Disi lain ada sumber air yang letaknya berdekatan

dengan areal penanaman kedelai, tetapi belum ada saluran untuk mengairi areal

tanaman kedelai. Oleh sebab itu petani mengusulkan kepada pemerintah supaya

dibuat bendungan atau tandon (bak penampung air hujan) untuk dapat mengairi

areal tanaman kedelai; (2) petani setempat selama ini masih menanam kedelai

dengan varietas lokal (Willis) karena benih berlabel dan VUB kedelai sulit diperoleh.

Dengan adanya kegiatan uji adaptasi 5 VUB kedelai oleh BPTP Maluku dan

bekerjasama dengan Petugas BPSB setempat maka hasilnya dapat dijadikan benih

unggul yang berlabel untuk menggantikan varietas lokal yang selama ini mereka

tanam; (3) masih kekurangan mesin pengolahan tanah kering sehingga mohon

bantuan mesin pengolahan tanah kering.

Rata-rata hasil panen ubinan (2.5 m x 2.5 m) dari varietas-varietas unggul baru

yang di uji menunjukkan bahwa varietas Ijen (FS) = 1.06 t/ha; Willis (SS) = 0.93

t/ha; Kaba (FS) = 0.91 t/ha; Argomulyo (SS) = 0.85 t/ha dan Tanggamus (FS) =

0.69 t/ha. Hasil panen kelima VUB ini selanjutnya disertifikasi oleh pengawas benih

(BPSB) untuk digunakan sebagai benih berlabel.

Page 70: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

65

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

elaksanaan Gugus Tugas Kalender Tanam (Katam) Terpadu Menghadapi Dinamika Perubahan Iklim Di Provinsi Maluku

Penanggung Jawab Kegiatan: Jacob M. Ayal, SP

Kegiatan Sosialisasi dan pendampingan Kalender Tanam ( KATAM ) Terpadu

untuk tahun 2014 dilaksanakan pada empat Kabupaten yang merupakan daerah

penghasil beras untuk Provinsi Maluku, yaitu Kabupaten Seram Bagian Barat,

Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Buru.

Metode Sosialisasi yang digunakan berupa Kegiatan Tatap Muka secara langsung

dengan petani pada tiap-tiap lokasi yang dimaksud. Dan pada saat yang sama

dibagikan leaflet Katam, brosur Info Katam untuk BPP dan Poster, sehingga

informasi Katam dapat diterima secara langsung oleh petani dan penyuluh. Pada

kegiatan sosialisasi ini juga dilakukan pelatihan tentang “Cara Mengakses Informasi Katam” baik melalui pesan singkat (SMS) ataupun melalui aplikasi Katam Terpadu

pada Smartphone berbasis sistem operasi Android.

Pelaksanaan kegiatan sosialisasi Kalender Tanam terpadu, Materi yang

disosialisasikan adalah :

Penjelasan tentang latar belakang katam Terpadu.

Penjelasan tentang defenisi dan fungsi katam Terpadu.

Penjelasan tentang manfaat dan sasaran dari katam terpadu,

Penjelasan tentang keunggulan katam terpadu.

Pada kesempatan tersebut juga dilakukan kegiatan praktek cara mengakses

informasi Katam melalui pesan singkat. Mengawali pelatihan disampaikan pula

beberapa informasi tambahan sbb:

a. Informasi katam Terpadu dapat diperoleh dengan menggunakan SMS dan

Android.

b. Aplikasi Android untuk kalender tanam terpadu melalui Google Play Store dengan

nama aplikasi ” Kalender Tanaman Versi Ringan”.

c. Penggunaan nomor SMS-Center 08-123-565-1111 atau 082-123-456-500 untuk

mengirim pesan

P

Page 71: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

66

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

d. Praktek mengirim pesan/SMS ke nomor SMS-Center diatas untuk mendapat

informasi katam meliputi informasi waktu tanam, kebutuhan pupuk dan informasi

varietas rekomendasi yang tersedia di level kabupaten dan kecamatan.

Misalnya yang dipraktekkan peserta di Kec. Kairatu adalah Caranya: peserta

dianjurkan untuk simpan salah satu nomor SMS-Center 082-123-456-500 pada HP

masing-masing peserta. Kemudian untuk mengetahui info potensi awal tanam di

kec. Kairatu, peserta dianjurkan ketik Info Katam Kec. Kairatu. Selanjutnya SMS

tersebut di kirim ke nomor SMS-Center 082-123-456-500. Kemudian, tunggu sekitar

1 menit, terjadi balasan yang ditandai dengan bunyi dering di HP. Balasan hasil sms

dapat di baca pada HP masing-masing peserta. Hal yang sama pula dilakukan untuk

mengetahui info VUB yang direkomendasikan, jenis dan dosis pupuk yang di

butuhkan untuk padi sawah di kec. Kairatu.

Hasil sms yang dibalas: MT III 2014. info katam di KEC. KAIRATU/KAB.SERAM

BAGIAN BARAT : Potensi Awal Tanam Padi Sawah:, Potensi Awal Tanam Palawija

JUL III-AGS I, Prediksi sifat hujan: ATAS NORMAL, Luas Baku: 957 ha, Potensi Luas

Tanam Padi Sawah:0 ha, Jagung/Kedelai: 957ha, Kedelai: 0 ha.

@BALITBANGTAN/web:katam.litbang.deptan.go.id

Informasi pupuk.

Hasil sms yang dibalas: MT III 2014: info Rekomendasi Pupuk Tunggal di

KEC. KAIRATU/KAB. SERAM BAGIAN BARAT :Tunggl Tanpa Bahan Organik :

Urea:200 kg/ha, SP-36: 100 kg/ha, KCl:100 kg/ha,. Untuk Tunggal + Kompos Jerami

2 ton/ha: Urea: 180 kg/ha, SP-36: 100 kg/ha, KCl:50 kg/ha. Untuk Tunggal + Pupuk

Organik 2 ton/ha: Urea: 175 kg/ha, SP-36: 50 kg/ha, KCl: 80 kg/ha,.

@BALITBANGTAN/web:katam.litbang.deptan.go.id

Informasi varietas rekomendasi.

Hasil sms yang dibalas: MT III 2014: Info varietas rekomendasi Padi Sawah

di KEC. KAIRATU/KAB.SERAM BAGIAN BARAT : REKOMENDASI UMUM : INPARI 12;

@BALITBANGTAN/web:katam.litbang.deptan.go.id

Page 72: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

67

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

odel Pengembangan Pertanian Pedesaan

Melalui Inovasi (m-P3MI) di Maluku

Penanggung Jawab Kegiatan: Dr Ir Janes B. Alfons MS

Model usahatani berbasis pangan lokal (ubikayu/enbal) dapat meningkatkan

hasil tanaman pokok (ubikayu/enbal) maupun tanaman ikutan jagung dan kacang

hijau, kecuali tanaman kacang tanah. Produktivitas ubikayu (tanaman pokok) yang

dicapai sebesar 14.17 t/ha meningkat sebesar 14,36 % dibandingkan dengan

produktivitas eksisting (12,39 t/ha). Demikian juga produktivitas jagung dan kacang

hijau yang dicapai sebesar berturut-turut 3,89 t/ha dan 2,25 t/ha atau terjadi

peningkatan produktivitas eksisting jagung (0,89 t/ha) dan kacang hijau (0,25

t/ha) berturut-turut sebesar 29,77 % dan 12,63 %.

Penerapan model usahatani berbasis pangan lokal “ubikayu/enbal” juga memberi keuntungan usahatani sebesar Rp. 164,186,000,-/ha/tahun untuk satu

kelompok tani (10 orang). Dengan demikian seorang petani memperoleh

pendapatan bersih sebesar Rp. 16,418,600,-/ha/tahun atau sekitar Rp. 1.368.200,-

/ha/bulan.

Model usahatani berbasis pangan lokal “ubikayu/enbal” layak secara ekonomis

untuk dikembangkan pada agroekosistem lahan kering dataran rendah iklim basah di

kabupaten Maluku Tenggara karena nilai MBCR ratio > 1 (8.55), artinya setiap

penambahan input (biaya prosuksi) usahatani sebesar Rp. 1.000,- akan memberi

penambahan pendapatan sebesar Rp. 8.550,-.

m-M-P3MI Kabupaten Seram Bagian Barat

Model Usahatani Integrasi Padi Sawah dan Ternak Sapi berpeluang

dikembangkan pada lahan sawah irigasi dataran rendah di Seram Bagian Barat

karena limbah padi sawah dapat dimanfaatkan sebagai pupuk dan pakan ternak

demikian juga kotoran sapi dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif

(biogas) dan sebagai pupuk organik (padat dan cair) untuk digunakan pada tanaman

padi sawah.

M

Page 73: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

68

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

UPBS (Unit Pengelola Benih Sumber)

Page 74: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

69

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

nit Pengelola Benih Sumber

Penanggung Jawab Kegiatan: Dr Ismatul Hidayah MP SP

Varietas unggul merupakan salah satu teknologi yang berperan penting dalam

peningkatan kuantitas dan kualitas produk pertanian. Secara terus menerus,

varietas-varietas unggul tersebut terus diperbaiki keunggulannya melalui proses

pemuliaan, dan apabila memenuhi persyaratan, selanjutnya dilepas secara resmi

oleh pemerintah (Menteri Pertanian) sebagai varietas unggul baru (VUB). Sebagai

gambaran, selama tiga dasawarsa terakhir, telah dilepas sekitar 83 varietas padi,

yang terdiri atas padi sawah inhibrida dan hibrida, padi ketan, padi gogo, padi rawa

pasang surut, dan selama dasawarsa terakhir juga telah dilepas 35 varietas jagung

dan 26 varietas kedelai.

Produksi benih sumber menjadi sangat penting dan menempati posisi strategis

dalam industri perbenihan nasional guna mendukung peningkatan produksi padi,

jagung dan kedelai. Selanjutnya benih sumber akan menjadi sumber bagi produksi

benih dari kelas di bawahnya yang akhirnya digunakan petani. Untuk mempercepat

laju penyaluran benih sumber yang bersertifikat hingga ketingkat petani perlu

dibangun suatu sistem produksi benih sumber secara partisipatif mulai dari

pemilihan komoditas dan varietas yang mendapat respon cukup baik dari petani

maupun penangkar benih lokal.

Di Provinsi Maluku terdapat 4 (empat) kabupaten sentra produksi padi sawah

yaitu : Kabupaten Maluku Tengah, Seram Bagian Barat, Seram Bagian Timur dan

Buru. Luas areal sawah irigasi di keempat kabupaten tersebut masing-masing 4.750

ha, 932 ha, 1.500 dan 6.649 ha (SL-PTT Provinsi Maluku, 2012). Dengan total areal

pertanaman seluas 13.831 ha, maka kebutuhan benih sebar (ES) untuk dua kali

musim tanam adalah sebesar 691 ton. Dengan mengetahui kebutuhan benih sebar

(ES) sebesar itu pertahunnya, maka dapat dihitung kebutuhan benih padi kelas SS

(benih pokok) dan benih dasar (FS) masing-masing sebesar 5,75 ton dan 50 kg.

Dengan dasar pertimbangan ini maka UPBS BPTP Maluku sebaiknya mengambil

U

Page 75: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

70

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

peran untuk hanya memproduksi benih padi kelas SS dan ES dengan kisaran antara

10 – 15 % dari total kebutuhan benih padi di Provinsi Maluku.

Kegiatan dilaksanakan pada bulan Maret – Desember 2014 bertempat di

Kabupaten Maluku Tengah, Seram Bagian Barat dan Seram Bagian Timur.

Pelaksanaan kegiatan meliputi : penyiapan lahan persemaian dan penyemaian benih,

pengolahan tanah dan penanaman, pemeliharaan pertanaman (pengairan,

pemupukan, penyiangan, pengendalian OPT), seleksi (roguing) pertanaman calon

benih (tahap 1 – 2), panen, pasca panen dan sertifikasi benih.

Hasil kegiatan menunjukkan:

Terjadinya penurunan produksi sebesar 19,76% dari produksi yang ditargetkan

(41 ton) akibat adanya serangan hama penyakit (pengerek batang) dan

kekeringan.

Total Produksi benih sebesar 33.700 kg ( bagian petani penangkar 22.700 kg dan

bagian BPTP 11.000 kg.

Page 76: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

71

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

Benih yang diproduksi sudah memenuhi standar benih yang ditetapkan

Stok benih yang di Label yaitu varietas Limboto (kelas FS) 700 kg,

situpatenggang (kelas FS) 700 kg, Situbagendit (kelas FS) 440 kg, Conde (kelas

FS) 580 kg, Cigeulis (kelas FS) 640 kg, Inpari 20 (kelas FS) 520 kg, Inpari 21

(kelas SS) 2.120 kg, Inpari 23 (kelas SS) 1.950 kg, Inpari 24 (kelas SS) 1.120 kg,

Inpari 27 (kelas ES) 660 kg dan Inpari 28 (kelas ES) 1.570 kg.

Potensi benih sebanyak 17,550 kg (bagian dari petani penangkar yang belum

dilakukan pelabelan).

Page 77: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

72

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

ebsite Penanggung Jawab Kegiatan: Helena M. Tarumasely Amd

Aktivitas penyebaran informasi yang dilakukan website harus dapat

menyebarluaskan keberhasilan berbagai teknologi dan inovasi yang telah dihasilkan

oleh Badan Litbang Pertanian dan BPTP Maluku. Disamping menyebarkan informasi,

website juga diharapkan dapat dijadikan sebagai sarana tukar-menukar informasi

kepada pengguna. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan informasi, sistem

pengelolaan website BPTP Maluku selalu mengikuti perkembangan digitalisasi dan

kecepatan akses dan selalu aturan pengembangan website Badan Litbang Pertanian.

Guna mengembangan website maka tahun 2014 kegiatan yang dilakukan antara lain

: 1) melakukan pengolahan informasi hasil kajian ke informasi online, 2) menyusun

koleksi informasi terkini dari situs website, 3) mengupload database ke situs website.

Metode yang digunakan pada kegiatan pengelolaan website ini berupa metode

pengumpulan data; 1) Metode observasi, yaitu mengamati perkembangan teknologi

informasi terbaru. 2) Metode wawancara, yaitu mewawancarai berbagai pihak guna

mendapat informasi. 3) Metode Kepustakaan, yaitu menggunakan materi-materi

yang diterima dari bahan-bahan publikasi. Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan

pengelolaan dan pengembangan situs website adalah penatalaksanaan manajemen

pengelolaan website, perumusan materi inovasi-inovasi hasil kajian para pengkaji

dan aktivitas intitusi BPTP untuk di komunikasikan interaktiv dinamis secara online

dengan pengguna.

Informasi yang ditampilkan dalam web adalah:

1. Profil: Sumber Daya Manusia

2. Berita, meliputi:

a. Bukan Cuma Goreng Dan Rebus Tapi Kuepun Jadi

b. Bulan Bakti Agro Inovasi Balitbangtan ke 40 dan Hari Kunjung Perpustakaan 2014

c. Dari Provinsi Seribu Pulau Mari Rangkai Pertanian Yang Ramah Lingkungan

d. Bahasa Penyuluh Menyentuh Dinamika Bahasa Petani

e. Panen Kedelai Pada Kegiatan Demfarm Kedelai di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB)

W

U

Page 78: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

73

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

f. UPBS 2014 di Maluku

g. Detik-Detik Proklamasi Menyentuh Relung Hatiku

h. Pendampingan teknologi SL-PTT Kedelai Maluku Tengah

i. Audens Kepala BPTP Maluku bersama staf dengan Bapak Gubenur Provinsi Maluku

j. Implementasi MP3MI Berbasis Tanaman-Ternak di Maluku

k. Penyegaran yang berarti

l. Kegiatan BPTP Maluku T.A. 2014

m. Gugus Tugas Kalender Tanam (KATAM)

n. Pendampingan teknologi SL-PTT padi sawah di Maluku (SBT)

o. Pemeliharaan Itik Fase Grower (Fase Dara)

p. Pendampingan Program SL-PTT Kedelai

q. Pendampingan teknologi SL-PTT Padi Sawah di Kabupaten SBB

3. Info teknologi

a. Masih Perlukah Kedelai Di Budidayakan? b. Kegiatan Demfarm kedelai

4. Litkaji a. Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (Model KRPL) Kabupaten Seram Bagian

Timur 2013

b. Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (m-KRPL) Kabupaten Buru 2013 c. Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (m-KRPL) Kabupaten Buru Selatan 2013

d. Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (m-KRPL) Kabupaten Kepulauan Aru 2013

e. Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (m-KRPL) Kabupaten Kota Ambon 2013

f. Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (m-KRPL) Kabupaten Maluku Tengah 2013

g. Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (m-KRPL) Kabupaten Maluku Barat Daya 2013

h. Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (m-KRPL) Kabupaten Maluku Tengara Barat 2013

i. Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (m-KRPL) Kabupaten Seram Bagian Barat

2013

j. Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (m-KRPL) Kabupaten Kota Tual 2013

k. Analisis Kebijakan Pertanian : Kajian Dampak Penambangan Emas Terhadap Kegiatan Usaha Pertanian Dan Produksi Pertanian Di Kabupaten Buru 2013

l. Peningkatan Manfaat Bahan Pangan Non Beras Mendukung Upaya Diversifikasi

Ketahanan Pangan Di Maluku 2013

m. Pengelolaan Sumber Daya Genetik di Maluku 2013

Page 79: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

74

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

n. Integrasi Padi - Ternak Pada Agroekosistem Lahan Sawah Di Desa Waihatu,

Kecamatan Kairatu Barat-Kabupaten Seram Bagian Barat 2013

o. Kajian Potensi Dan Perbaikan Teknologi Budidaya Beberapa Pangan Lokal Sebagai Sumber Pangan Alternatif Di Maluku 2013

p. Inventarisasi, Dokumentasi Dan Karakterisasi Penyebaran Plasma Nutfah Komoditas Perkebunan, Tanaman Pangan Dan Hortikultura Spesifik Lokasi Di

Propinsi Maluku 2013

q. Pendampingan SLPTT Padi Sawah di Kabupaten Seram Bagian Barat 2013

Page 80: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

75

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

erpustakaan Digital Penanggung Jawab Kegiatan: Helena M. Tarumasely Amd

Perpustakaan BPTP Maluku merupakan bagian dari sebuah penyelenggara

informasi pertanian, oleh karena itu visi, misi dan rencana strategis perpustakaan

harus sejalan dengan kebutuhan pemustaka. Layanan perpustakaan BPTP Maluku

sebagai institusi penyedia layanan informasi tidak mencari keuntungan atau nirlaba.

Layanan perpustakaan mulai dari mencari, mengumpulkan, mengolah dan

menyebarkan informasi selalu mengutamakan kebutuhan pemustaka. Layanan pada

perpustakaan BPTP Maluku adalah layanan manual dan elektronis. Layanan

elektronis adalah pengguna bisa langsung menelusur ke pangkalan data pada OPAC

(Online Public Access Catalog) atau langsung ke jurnal elektronis yang dilanggan

oleh PUSTAKA Bogor seperti Proquest dan Science Direct. Jurnal Proqest dan

Science Direct yang bisa di searching. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan

informasi baik intern maupun ekstern, sistem pengelolaan perpustakaan digital BPTP

Maluku selalu mengikuti perkembangan digitalisasi dan kecepatan akses yang

terfokus pada metadata dan jaringan komputer (internet). Pengelolaan/pengisian

pangkalan data (database) perpustakaan dilakukan melalui program bersama Badan

Litbang Pertanian, yang pimpin oleh Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi

Informasi Pertanian (Pustaka). Untuk memenuhi kebutuhan akan informasi

pemustaka maka selama tahun 2012 kegiatan yang telah dilakukan antara lain: 1)

Menginfentarisasi koleksi perpustakaan, 2) pengisian pangkalan data, 3)

melayani pemustaka dan peminjaman, 4) memelihara koleksi perpustakaan, 5)

mengalih mediakan publikasi menjadi koleksi on-line, 6) mengirim semua pangkalan

data melalui program core FTP Lite. Prosedur pelaksanaan dilakukan mulai dari

penerimaan koleksi, mencatat publikasi masuk pada buku induk, pemberian cap

perpustakaan, pemberian nomor klasifikasi, label buku dan kartu buku serta

penataan koleksi pada rak buku.

P

Page 81: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

76

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

Pengisian pangkalan secara digital dilakukan mulai dari memilah koleksi atas

katagori buku, iptan, majalah dan pptan. Untuk database buku ( Menentukan

nomor klasifikasi dari buku tersebut, Agrovoc/kata kunci yang diakui secara

Nasional/internasional, menentukan format/tipe file, memberi nama file fulteks yang

telah di scan (alihmedia)), database iptan : a) menentukan kategori subjek dari

judul publikasi, b) menentukan type publikasi (jurnal masuk dalam type publikasi

artikel serial, prosiding masuk dalam type publikasi artikel monograf, monograf

yang mempunyai banyak judul termasuk type publikasi monograf berseri, sedangkan

monograf tunggal masuk type publikasi buku, c) menentukan Bibliografi level, d)

menentukan komoditas spesifik, e) menentukan Agrovoc utama, f) abstak Bahasa

Indonesia, g) abstak Bahasa Inggris, h) format/tipe file, i) nama file fulteks,

database pptan : a) menentukan nomor klasifikasi, b) agrovoc, c) format/tipe file,

d) nama file fulteks.

Kunjungan ke perpustakaan sebanyak 1.524 orang yang meliputi peneliti 554

orang, penyuluh 141 orang, mahasiswa 661 orang, dosen 3 orang. Peminjaman

dilakukan sebanyak 108 orang meliputi peneliti 51 orang, penyuluh 24 orang, staf

umum 33 orang. Publikasi yang masuk meliputi 190 buku, 39 Iptan, 4 Pptan edisi

Januari hingga Desember 2014. Mengalihmediakan semua koleksi tercetak (scan

data) sebanyak 123 buku. Pengiriman database ke pustaka yaitu semua data yang

telah selesai dientri (buku, iptan dan pptan) dikirim melalui program Core FTP Lite

(program bersama Pustaka) untuk menambah pangkalan data perpustakaan digital

BPTP Maluku yang berada di sever Pustaka Bogor.

Page 82: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

77

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

endampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari di Maluku

Kegiatan pendampingan KRPL di 4 (empat) kabupaten/kota diawalai dengan

mempelajari laporan perkembangan dari lokasi-lokasi KRPL melalui komunikasi

telepon, maupun tatap muka langsung dengan penyuluh pendamping, disamping

membaca hasil monitoring dan evaluasi (MONEV) oleh tim Monev BPTP Maluku.

Selanjutnya tim pendampingan mempelajari dan menyiapkan kebutuhan dalam

bentuk materi tertulus (lifleat,brosur) tentang budidaya sayuran, budidaya tanaman

spesifik lokasi/ tanaman rempah dan obat, disamping pencegahan OPT dengan

menggunakan pestisida nabati. Untuk memperlancar kerja dilapangan terutama di

kelompok RPL, tim pendampingan berkoordinasi dengan pimpinan wilayah setempat

yaitu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, Camat setempat, Pimpinan Pertanian

Kecamatan, Koordinator Penyuluh Kecamatan, Kepala Desa disamping penyuluh

pertanian setempat.

Perkembangan pendampingan m-KRPL pada tahun 2014 meliputi 4 wilayah

kabupaten/kota yaitu Kota Ambon, Maluku Tengah, Seram Bagian Barat dan Buru

seperti yang sudah diuraikan di table-tabel diatas. Dengan demikian terlihat jelas

bahwa dari pendampingan yang sudahdilaksanakan mengacu kepada petunjuk

teknis/petunjuk pelaksanaan yang baku dan sudah dilaksanakan sejak kegiatan m-

KRPL digulirkan secara nasional yaitu dengan mengikuti langkah kerja mulai dari

perencanan,pelaksanaan pendampingan, proses pendampingan, sampai pada

evaluasi bersama antara pendamping dengan anggota kelompok m-KRPL dalam

bentuk pertemuan yang dilaksanakan dipekarangan anggota kelompok dihadiri oleh

instansi terkait pada tingkat kecamatan. Perhitungan skor Pola Pangan Harapan

(PPH) juga dilaksanakan oleh tim pendamping dengan mengikuti prosedur yang

sudah berlangsung selama pelaksanaan kegiatan m-KRPL denga langkah-langkah

antara yaitu skor PPH yang dihitung adalah skor PPH tingkat konsumsi keluarga/

rumah tangga yang didekati dengan Pengeluaran pangan satu hari yang lalu. Yang

dimaksudkan keluarga/rumah tangga disini adalah sekelompok orang yang

P

Page 83: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

78

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik dan makan bersama dari satu

dapur.Untuk menjaring data tingkat konsumsi keluarga/rumah tangga digunakan

kuesioner konsumsi Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang digunakan

oleh BPS. Demikian pula angka konversi zat gizi mengikuti angka konversi yang

digunakan dalam SUSENAS. Dari perhitungan PPH yang diambil dari masing-masing

kabupaten/kota terutama pada lokasi m-KRPL pada saat sebelum dan sesudah

pendampingan ternyata nilai rata-rata kisarannya ada pada 61,40 – 78,90.

Dari pola pendampingan yang dilaksanakan oleh tim pendamping BPTP

Maluku telah memberikan dorongan sekaligus membangun partisipasi anggota

kelompok pada kawasan tersebut secara visual data dan faktanya seperti di bawah

ini :

1. Pendampingan m-KRPL Kota Ambon :

1.1. KRPL Dususn Kamiri – Desa Hatiwe Besar

Pendampingan KRPL di Kota Ambon dilaksanakan pada kelompok RPL tahun

2013 yaitu di Dusun Kemeri Desa Hatiwe Besar denga jumlah kelompok sebanyak 20

kepala keluarga/keluarga yang sebagaian besar adalah ibu rumah tangga. Kegiatan

pendampingan ini dilaksanakan pada bulan Mey 2014. Inti pendampingan adalah

membantu kelompok KRPL setempat untuk melakukan evaluasi terhadap kegiatan

KRPL tahun 2013, merencanakan, melaksanakan kembali kegiatan KRPL tahun 2014

dengan tetap mempedomani petunjuk teknis pengembangan KRPL dalam rangka

meningkatkan fungsi pekarang menjadi lebih produktif, memenuhi kebutuhan gizi

keluarga, sebagai ketahan pangan keluargadan dapat dipasarkan jika ada kelebihan

produk saat panen. Berdasarkan fakta lapangan bahwa kegiatan KRPL di dusun

kamiri-Hatiwe besar kota ambon sampai awal tahun 2014 perkembangannya

menurun. Penyebap utamanya adalah kesibukan ibu-ibu mengurus rumah tangga

termasuk mencari nafkah diluar rumah sehingga waktunya tersita karena kesibukan

tersebut. Kegiatan tanam-menanan di KRPL membutuhkan waktu ekstra untuk

mengolah tanah (bedengan,polybag), menyemai benih/bibit, menanam,

merawat/menyiram hingga panen.

Page 84: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

79

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

Oleh karena ada peran ganda mencari nafkah dengan membantu suami

berjualan dipasar, maka perhatian untuk menata pekarangan dengan tanaman

bergizi ; sayuran, buah dll jelas terganggu. Oleh karena itu ada kegiatan

pendampingan KRPL di dusun kamiri-hatiwe besar dititikberatkan pada upaya

menyakinkan ibu-ibu dalam kelompok untuk menata kembali usaha pekarangannya.

Tim pendamping juga memperbaiki KBD dengan memperbaiki pompa air untuk

mempermudah penyiraman tanaman, memberikan pupuk organic/pupuk kandang.

Pembenahan terhadap KBD adalah menjadi perhatian Karena melalui KBD anggota

kelompok dapat memanfaatkan bibit/benih tanam yang sudah disemai sehingga

kebutuhan anggota kelompok KRPL dapat dihitung secara efisien karena benih/bibit

tanaman dalam bentuk sayuran adalah benih hibrida yang harganya juga sering

berfluktuatif.

1.2. Kegiatan pendampingan m-KRPL di Desa Hunuth – Kota Ambon

Kegiatan pendampingan m-KRPL di Desa Hunuth-Kota Ambon sejatinya

sudah memasuki tahun ke 3 (2012-2014). Kegitan pendampingan di tahun 2014

sebenarnya adalah melanjutkan kegiatan sebelumnya yang perkembangannya

sangat baik pada akhir tahun 2012-2013 (pernah dikunjungi Menteri Pertanian),

namun memasuki tahun 2014 terjadi stagnasi karena kondisi musim kemarau dan

kesulitan air. Pendampingan m-KRPL di desa Hunuth yang dilaksanakan oleh tim

pendamping oleh BPTP Maluku kembali mendorong/memotivasi anggota kelompok

untuk bergiat kembali dan sampai dengan Desember 2014 kelompok m-KRPL

tersebut kembali berkembang. Kondisi psikolog anggota kelompok m-KRPL di desa

ini tidak berbeda jauh dengan desa yang lain, disamping ada dinamika yang terus

berkembang tetapi tingkat kecurigaan anggota kelompok satu terhadap yang lain

tetap ada. Untuk mengatasi hal tersebut pada saat pendampingan dilakukan diskusi

kelompok sehingga hal-hal yang terjadi diantara sesama anggota kelompok dapat

mencair dan kembali dinamis.

Page 85: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

80

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

1.3. Kegiatan pendampingan m-KRPL di Desa Hukurila – Kota Ambon

Kegiatan pendampingan m-KRPL di Desa Hukurila – Kota Ambon sejatinya

sudah memasuki tahun ke 2 (2014). Kegiatan pendampingan ditahun 2014

sebenarnya adalah untuk melanjutkan kegiatan tahun sebelumnya yang

perkembangannya cukup stabil tetapi untuk kekompakan kelompok dalam

bekerjasama masih belum baik. Hal ini terlihat dari pengelolaan KBD yang belum

maksimal dalam arti bahwa pengelolaan KBD hanya diserahkan untuk 2-3 anggota

kelompok. Disamping itu ada unsur kecurigaan anggota terhadap ketua kelompok

KRPL setempat. Untuk mengantisipasi keadaan tersebut, maka dalam

pendampingan telah dilakukan diskusi bersama dimana ada keterbukaan dalam

kelompok dan ganjalan tersebut sedikit demi sedikitmencair dan sesame anggota

dapat melakukan kesepakatan bersama untuk bekerja sama meningkatkan usaha

pekarangannya. Hal penting juga yang perlu diantisipasi adalah masalah air yang

dibutuhkan untuk menyiram tanaman, karena kondisi desa yang berbukit sehingga

mereka kesulitan air. Oleh karena itu pada saat pendampingan telah dilakukan

pembenahan terhadap instalasi air dengan didukung partisipasi anggota kelompok

KRPL Desa tersebut.

2. m-KRPL Kab Seram Bagian Barat

Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) merupakan salah satu wilayah

administrasi yang termasuk dalam wilayah Pemerintahan Provinsi Maluku. Piru

sebagai ibukota kabupaten SBB berjarak sekitar 86,2 Km dari Kota Ambon dapat

ditempuh sekitar 3 jam dengan menggunakan kapal feri dan angkutan darat. Kab

SBB dibagi dalam 5 Kecamatan Yaitu Kecamatan Huamual Belakang, Kecamatan

Seram Barat, Kecamatan Kairatu, Kecamatan Kairatu Barat, Kecamatan Taniwel.

Aksesibilitas di Kairatu barat cukup baik, sarana transportasi dari dan ke ibukota

kabupaten maupun antar kecamatan dan antar desa sangat lancer setiap hari, baik

angkutan roda empat maupun roda dua. Kegiatan pendampingan m-KRPL di Seram

Bagian Barat (SBB) tepatnya di Desa Waisamu dan Desa Lohiatala Kecamatan

Kairatu Barat. Lokasi tersebut merupakan lokasi kegiatan tahun 2013 dan dipilih

untuk didampingi lagi karena kegiatannya masih baik dan masuk dalam kriteria

Page 86: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

81

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

hijau. Kegiatan pendampingan di SBB baru dilakukan setelah pemeriksaan Irjen

bulan Agustus 2014.

3. m-KRPL Kab Pulau Buru

Kegiatan m-KRPL di Kab P. Buru sejak tahun 2013 telah dilaksanakan di 2

(dua) lokasi/kawasan/desa yaitu desa Namlea dan desa Waplau. Dari beberapa

indicator untuk melihat keberhasilan pengembangan KRPL, maka sejauh ini KRPL di

Kab Buru belummemperlihatkan adanya dukungan yang signifikan dalam

pengembangan pertanian di wilayah tersebut. Oleh karena itu dalam tahun 2014,

kelompok KRPL yang ada di pulau buru didampingi atau didekati dengan metode

penyuluhan yang dapat menggunggah, memotivasi lagi anggota KRPL di Namatek –

Namlea maupun Waplau supaya dapat berkembang secara baik. Dan pada bulan

September-Desember 2014 kegiatan pendampingan dilakukan untuk meningkatkan

fungsi pekarangan.

4. m-KRPL Kab Maluku Tengah

Kabupaten Maluku Tengah merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi

Maluku yang terdiri dari 17 Kecamatan, 6 Kelurahan, 171 Desa. Kab Maluku Tengah

letaknya diapit oleh Kab Seram Bagian Barat dan Kab Seram Bagian Timur.

Pendampingan m-KRPL di kabupaten Maluku Tengah tahun 2014 dilakukan di

Desa Haruru kecamatan Amahai. Jumlah kepala keluarga 1.163 jumlah jiwa. Mata

pencarian pada umumnya nelayan dan petani, sedangkan Desa Haruru berbatasan

dengan sebelah utara desa waipo, sebelah timur dengan kelurahan letwaru.

Karekteristik kelompok m-KRPL desa haruru adalah ibu rumah tangga yang

setiap harinya sibuk dengan urusan rumah tangga dan yang tergabung dalam tim

penggerak PKK di kelurahan/desa tersebut. Kegiatan m-KRPL yang melibatkan ibu-

ibu tersebut dengan memanfaatkan lahan pekarangan mereka untuk penanaman

sayuran baik di polybag maupun dengan membuat bedengan kecil. Pemanfaatan

lahan pekaran merupakan salah satu factor untuk mencukupi kebutuhan gizi dan

meningkatkan ketahanan pangan keluarga. Petani kooperator di Kelurahan Lasane

maupun Desa Haruru berjumlah 20 orang untuk masing-masing keluranan dan desa

Page 87: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

82

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

pengelompokan lahan pekarang dikelompokan menjadi 3 yaitu pekarangan sangat

sempit, pekarangan sempit dan pekarangan sedang. Dengan demikian yang

berpekarangan sangat sempit (tanpa halaman) model budidayanya menggunakan

rak vertikultur, pot/polybag, pekarangan sempit model budidayanya menggunakan

rak vertikultur, pot/polybag, dan tanam langsung, sedangkan pekaran sedang model

budidayanya dengan pot/polybag, tanam langsung, bedengan dan multistrata.

Setelah kurang lebih 3 tahun (2011-2013) kegiatan pendampingan m-KRPL di

kabupaten Maluku Tengah dilaksanakan ternyata ada penurunan partisipasi anggota

tergadap kekompakan kelompok m-KRPL, itu berdampak pada dinamika kelompok

yang tidak berkembang. Hasil penilaian melalui Monev maupun kunjungan langsung

dari tim Pembina m-KRPL di BPTP Maluku menunjukan bahwa ada kelompok yang

perlu dibina dan adalagi yang tidak bisa dibina dalam pendampingan. Kelompok m-

KRPL yang masih bisa dibina adalah kelompok m-KRPL Desa Haruru. Kegiatan

pendampingan m-KRPL di Desa Haruru Kabupaten Maluku Tengah tahun 2014

berlangsung bulan September-desember 2014.

Dari kegiatan pendampingan yang telah dilaksanakan oleh BPTP Maluku tahun

2014 dapat disimpulkan sekaligus disarankan beberapa hal :

1. Keterlambatan kegitan pendampingan m-KRPL 2014 akibat dari perubahan

anggaran/revisi anggaran secara berturut-turut pada bulan Mey dan Juni dan

bersamaan dengan itu ada pemeriksaan irjen Kemtan dan melalui laporan

pemeriksaan itu disarankan untuk melakukan pendampingan m-KRPL hanya di

8 lokasi/kawasan dari 16 lokasi hasil pemetaan yang masih layak untuk

didampingi terutama didaerah perbatasan misalnya, Kabupaten Kep.Aru, P.

Kisar, Maluku tenggara barat, Maluku Tenggara, Kota Tual, Kota Bula.

2. Akibat dari jumlah lokasi pendampingan yang diturunkan dari 16 kawasan

menjadi 8 lokasi m-KRPL, maka ada 8 (delapan) lokasi yang sedianya

didampingi menjadi tidak terdampingi dan otomatis kegitan m-KRPL dikawasan

tersebut terdeklarasi dan akan tamat riwayatnya. Disis lain BPTP Maluku telah

menandatangani MOU dengan beberapa Kabupaten/Kota sehingga kalau ada

Page 88: Laporan Kepala Balai - maluku.litbang.pertanian.go.idmaluku.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Laporan... · Laporan Kepala Balai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

83

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

kegiatan diseminasi seperti m-KRPL dihentikan sangat berpengaruh terhadap

relasi yang sudah terbangun.

3. Dari pendampingan m-KRPL yang sudah dilaksankan tahun 2014 ini ternyata

ada perubahan dengan peningkatan kualitas pekarangan dengan menanam

berbagai jenis sayuran, tanaman obat dan rempah dan akses ke pasar semakin

terbuka.

4. Pemanfaatan hasil pekarangan dalam bentuk sayuran, tanaman rempah untuk

kebutuhan makan setiap hari terpenuhi dan selebihnya dijual ke pasar untuk

memenuhi kebutuhan yang lain.

5. Untuk pendampingan m-KRPL tahun 2015 disarankan untuk lebih focus pada

membangun dinamika partisipasi anggota kelompok m-KRPL dalam upaya

meningkatkan kualitas produksi pekarangan.

6. KBI sebaiknya dipindahkan ke Kebun Percobaan/KP Makariki supaya fungsinya

bisa berjalan karena didukung oleh tenaga teknisi yang ada walaupun harus

ditingkatkan kemampuannya melalui kursus pada waktu mendatang.