Post on 12-Jul-2016
description
Laporan Praktikum Lapangan
Geologi Fisik dan Dinamik
Praktikum Lapangan
Desa Buliide dan sekitarnya
Oleh :
Nama : supriadi
Nim : 471415013
Program Studi Teknik Geologi
Jurusan Ilmu dan teknologi kebumian
Fakultas Matematika dan ilmu pengetahuan alam
Unversitas Negeri Gorontalo
Gorontalo
2015
Geologi fisik dan dinamik 2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kita panjatkan puji sykur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan anugerahNYA kepada kita semua. Terima kasih saya
sampaikan kepada dosen, asistensi,teman-teman dan semua pihak yang telah
membantu melancarkaN pembuatan laopran praktikum ini.
Pembuatan laporan merupakan salah satu tugas mahasiswa/mahasiswi
setelah melakukan praktikum di area DESA Buliide. Laporan ini di buat setelah
melaksanakn kegiatan pengenalan geologi.kegiatan tersebut dilaksanak di sekitar
DESA Buliide. Banyak hal yang kami peroleh setelah melaksanakan kegiatan
tersebut. Hal hal yang kami peroleh tersebut dapat kami jadikan sebagai bahan
dalam penyusunan laporan.
Pembuatan laporan ini tentunya masih jauh dari sempurna, untuk itu di butuhkan
untuk kerjasama dengan semua pihak untuk keberhasilan pembuatan laporan ini.
Selain itu kami juga mendapat beberapa kendala saat berada di objek maupun
pada waktu penyusunan laporan.
Untuk itu, kami juga mengharap kritik dan saran dari semua pihak yang dapat
kami jadikan koreksi dalam pembuatan laporan ini. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat dan digunakan dengan sebaik mungkin sehingga akan menghasilkan
hasil yang yang memuaskan dan sesuai keinginan.
.
Gorontalo, November 2015
Penyusun
Geologi fisik dan dinamik 3
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………1
KATA PENGANTAR ...............................................................................2
DAFTAR ISI .............................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .......................................................................4
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................5
1.3. Tujuan ....................................................................................5
BAB II GEOLOGI REGIONAL LOKASI PRAKTIKUM
2.1. Geomorfologi .......................................................................6
2.2. Stratigrafi ..............................................................................7
2.3. Struktur Geologi ...................................................................8
BAB III METODOLOGI
3.1. Alat ......................................................................................10
3.2. Bahan ...................................................................................12
3.3. Prosedur kerja .....................................................................13
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Geomorfologi lokasi praktikum ..........................................16
4.2. Batuan Beku Intrusi dan Struktur Geologi ..........................17
4.3. Unconformity Batuan Beku dan Batuan Sedimen ...............18
4.4. Batuan sedimen Non Klastik dan Sedimen klastik ........... 20
4.5. Batuan Beku Intrusi dan Batuan Gamping ..........................21
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ............................................................................. 23
5.2. Saran ....................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Geologi fisik dan dinamik 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Geologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi, termasuk
material material yang terbuat dari perubahan fisik dan perubahan kimia yang
terjadi di permukaan dan di bagian dalam bumi, dan sejarah planet bumi serta
bentuk kehidupannya.
Dalam peranannya sebagai ilmu bumi, pastilah mengetahui seluk beluk
aktivitas bumi dimana bumi selalu dikontrol oleh dua tenaga besar yaitu
tenaga endogen dan tenaga eksogen, yang berpotensi besar merubah bentang-
bentang alam dan roman muka bumi. Sebagian besar bumi terdiri dari batuan,
dan batuan terdiri atas mineral-mineral penyusunnya. Berdasarkan proses
terjadinya batuan dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Batuan beku (Igneous rock)
2. Batuan sedimen (Sedimentary rock)
3. Batuan metamorf/malihan (Metamorphic rock)
Dengan begitu kompleksnya ilmu yang dipelajari dalam geologi mengenai
bumi hendaknya seorang geologis mampu menganalisis secara detail
mengenai dinamika bumi yang begitu kompleks dan selalu berubah-ubah
tidak menentu. Pada lokasi praktek lapangan ini diadakan pada daerah buliide
Geologi fisik dan dinamik 5
dan sekitarnya (gorontalo) karena disini memiliki struktur geologi yang cukup
kompleks.
1.2. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam kegiatan praktikum lapangan geologi
fisik dan dinamik di desa Buliide dan sekitarnya adalah :
1. Bagaimana cara pengidentifikasian geomorfologi lokasi praktikum ?
2. Bagaimana cara pendefinisian batuan beku intrusi dan struktur
geologinya?
3. Bagaimana cara penentuan proses terjadinya uncorformity batuan beku
dan batuan sedimen pada singkapan ?
4. Bagaimana cara pembedaan antara batuan sedimen nonklastik dan
batuan sedimen klastik ?
5. Bagaimana cara pembedaan antara batuan beku intrusi dan batuan
gamping ?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari dilaksanakannya praktikum lapangan Geologi Fisik
dan Dinamik di Desa BULI’IDE ini adalah agar :
1. Praktikan dapat mengidentifikasi geomorfologi lokasi praktikum.
2. Praktikkan dapat mendefinisi batuan beku intrusi dan struktur
geologinya.
3. praktikkan dapat menentukkan proses terjadinya uncorformity batuan
beku dan batuan sedimen pada singkapan.
4. Praktikkan dapat membedakan antara batuan sedimen nonklastik dan
batuan sedimen klastik.
5. Praktikkan dapat membedakan antara batuan beku intrusi dan batuan
gamping.
Geologi fisik dan dinamik 6
BAB II
GEOLOGI REGIONAL LOKASI PRAKTIKUM
Gambar 2.1 peta geologi lembar kotamobagu skala 1:250.000 (T. ApandidanBachri. 1997)
2.1. Geomorfologi
Pulau Sulawesi mempunyai bentuk yang berbeda dengan pulau
lainnya, Apabila melihat busur-busur disekelilingnya. Benua Asia, maka
bagian convaknya mengarah ke Asia tetapi Pulau Sulawesi memiliki bentuk
yang justru convaknya yang menghadap ke Asia dan terbuka ke arah Pasifik.
Oleh karena itu Pola Sulawesi sering disebut berpola terbalik atau inverted
arc.
Pulau Sulawesi terletak pada zone peralihan antara dangkalan Sunda
dan dangkalan Sahul dan dikelilingi oleh laut yang dalam. Dibagian utara
dibatasi oleh Basin Sulawesi ( 5000 – 5500 m ). Di bagian Timur dan
Tenggara di batasi oleh laut Banda utara dan Laut Banda Selatan dengan
kedalaman mencapai 4500 – 5000m. Sedangkan untuk bagian Barat dibatasi
oleh Palung Makasar (2000-2500m). Sebagian besar daerahnya terdiri dari
pegunungan dan dataran rendah yang terdapat secara sporadik, terutama
terdapat disepanjang pantai. Dataran rendah yang relatif lebar dan padat
penduduknya adalah dibagian lengan Selatan.
Berdasarkan orogenesa dapat dibagi menjadi 3 bagian, (Van
Bemmelen, 1949) yaitu :
1. Orogenesa di bagian sulawesi utara
Geologi fisik dan dinamik 7
2. Orogenesa di bagian sulawesi sentral (tengah)
3. Orogenesa di bagian sulawesi selatan
Orogenesa di bagian sulawesi utara meliputi lengan Utara Sulawesi
yang memanjang dari kepulauan Talaud sampai ke Teluk Palu-Parigi. Daerah
ini merupakan kelanjutan ke arah Selatan dari Samar Arc (busur Samar).
Termasuk pada daerah ini adalah Kepulauan Togian, yang secara
geomorfologis dikatakan sebagai igir Togian (Tigian Ridge). Daerah
orogenesa ini sebagian termasuk pada inner arc, kecuali kepulauan Talaud
sebagai Outer Arc.
Pada bagian lengan utara terdapat seksi Gorontalo dimana merupakan
bagian tengah dari lengan utara sulawesi dengan arah timur ke bawah, namun
aktifitas vulkanisnya sudah padam yang lebar daratanya sekitar 35 – 110 km,
tapi bagian baratnya menyempit 30 km ( antara teluk dondo dipantai utara
dan tihombo di pantai selatan ). Seksi ini dilintasi oleh sebuah depresi
menengah yang memanjang yaitu sebuah jalur antara rangkaian pegunungan
di pantai utara dan pegunungan di pantai selatan yang disebut zone limboto.
2.2. Stratigrafi
Pada peta geologi lembar kotamobagu, stratigrafi regional yang ada pada
daerah praktikum berdasarkan T. Afandi dan bachri (1997), yaitu:
1. BATUGAMPING TERUMBU (QL)
Batugamping terumbu terangkat dan batugamping klastik dengan
komponen utama koral, setempat berlapis, terutama dijumpai didaerah
pantai selatan.
Geologi fisik dan dinamik 8
2. ENDAPAN DANAU (Qpl)
Satuan ini dikuasai oleh batulempung kelabu, setempat mengandung sisa
tumbuhan dan lignit. Batupasir berbutir halus sampai kasar serta kerikil
dijumpai di beberapa tempat.
3. BATUAN GUNUNGAPI PINOGU (TQpv)
Tuf, tuf lapilli, breksi dan lava. Breksi gunungapi di Peg.Bone, G.
Mongandalai dan Pusian bersusunan andesit piroksin dan dasit. Tuf yang
tersingkap di G. Lemibut dan G. Lolombulan umunya batuapung, kuning
muda, bebutir sedang – kasar, diselingi oleh lava bersusunan menengah
samapi basa. Tuf dan tuf lapilli di sekitar S. Bone bersusunan dasitan.Lava
berwarna kelabu muda – kelabu tua, pejal, umumnya bersusunan andesit
piroksin.
4. DIORIT BONE (Tmb)
Diorit kuarsa, diorite, granodiorit, granit. Diorite kuarsa banyak dijumpai
di daerah S. Taludaa, dengan keragaman diorite, granodiorit dan granit.
Sedang granit umumnya dijumpai di daerah S. Bone.
2.3. Struktur Geologi
Struktur geologi yang terdapat pada lapangan praktikum desa Buliide
diantaranya ialah sesar dan lipatan. Sesar normal arahnya kurang beraturan,
tetapi di bagian barat Lembar cenderung berarah lebih –kurang timur- barat.
Sesar mendatar berpasangan dengan arah UUB – SST (sesar menganan) dan
UUT – SSB (sesar mengiri). Sesar mendatar terbesar adalah Sesar Gorontalo
yang berdasarkan analisis kekar penyertanya meunjukkan arah pergeseran
menganan.
Beberapa zona sesar naik bersudut sekitar 30o dan bisa di amati di
beberapa tempat, khususnya pada batuan Gunung Api Bilungala. Daerah
pemetaan telah mengalami lebih dari satu kali perioda tektonik kompresi
yang menghasilkan lipatan. Bongkahan batuan terkersikkan berukuran sampai
Geologi fisik dan dinamik 9
5 meter yang dijumpai di beberapa tempat di hulu Dutuna Iya (cabang kiri S.
Taludaa), dan diperkirakan berasal dari Formasi Tinombo, menunjukkan
paling sedikit 2 kali pelipatan. Pelipatan tua menghasilkan lipatan isoklinal
yang kemudian mengalami pelipatan ketat – terbuka oleh pelipatan yang lebih
muda.
Berdasarkan pengukuran jurus dan kemiringan pada perselingan batuan
gunung api dan sedimen di daerah S. Sogitia Kiki, S. Tombuililato maupun S.
Bilungala didapatkan pelipatan terbuka dengan kemiringan sayap sekitar 30o
dan sumbu berarah hampir timur – barat. Lava bantal yang dijumpai di S.
Sogitia Kiki juga menunjukkan pelipatan terbuka.
Geologi fisik dan dinamik 10
BAB III
METODOLOGI
3.1. Alat
Adapun alat-alat yang digunakan selama praktikum adalah :
1. Kompas
Kompas digunakan untuk mengukur arah (azimuth) pada suatu titik
ataupun kelurusan struktur, mengukur kemiringan lereng, dan mengukur
jurus atau kedudukan perlapisan dan kemiringan lapisan batuan.
2. Palu Geologi
Palu geologi digunakan untuk mengambil sampel batuan
Geologi fisik dan dinamik 11
3. Buku dan alat tulis Menulis
Buku dan alat tulis ini digunakan untuk mencatat semua hasil dari
kegiatan praktikum yang dilakukan. Mulai dari hasil data ukur, sketsa,
deskripsi, letak singkapan dan lain-lain yang perlu dicatat.
4. Kamera
Kamera berfungsi mendokumentasikan hasil kegiatan praktikum lapangan.
Mulai dari lokasi praktikum, singkapan-singkapan,dll.
Geologi fisik dan dinamik 12
3.2 Bahan
1. Kantung sampel
Kantung sampel digunakan untuk mengambil sampel batuan yang didapat
pada lokasi praktikum.
2. larutanHCl
digunakan untuk menguji apakah batuan tersebut mengandung CaCo3.
Geologi fisik dan dinamik 13
3.2 Prosedur kerja
3.2.1 Tahap persiapan
Di tahap ini sebelum melakukan praktikum lapangan , persiapan
paling awal yang di lakukan yaitu menentuan lokasi praktikum, dengan
mendiskusikan terlebih dahulu bersama dosen pembimbing dan assisten
lapangan yang nantinya akan turun dalam lokasi praktikum bersama
sama, guna menentukan daerah mana yang memiliki fenomena geologi
yang kompleks.
Setelah menentukan lokasi praktikum , tak lupa pula menyiapkan
alat dan bahan yang akan di gunakan dalam lokasi praktikum, alat dan
bahan yang di gunakan diantaranya, yaitu:
a. palu geologi
b. alat tulis menulis
c. kamera
d. HCL
e. kompas
selanjutnya menentukan berapa unit dan transportasi apa yang akan
digunakan untuk melakukan praktikum tersebut. Dan disini praktikkan
memakai 4 unit dan transportasi yang digunakan yaitu mini bus.
3.2.2 Tahap pengambilan data penelitian
Stasiun 1
Hal yang dilakukan pertama saat di lapangan praktikum yaitu,
mencatat cuaca, waktu, dan Tanggal/ hari. Setelah itu, praktikkan
diarahkan untuk mengamati singkapan dan di sketsakan pada buku
lapangan, kemudian mendengarkan materi (penjelasan) dari asisten
tentang singkapan yang diamati pada lapangan praktikum, dan
langkah selanjutnya praktikkan mengambil sampel batuan yang
masih segar dengan menggunakan palu geologi dan sampel batuan
tersebut disimpan dalam kantung sampel serta mendokumentasikan
kegiatan.
Geologi fisik dan dinamik 14
Stasiun 2
Sama halnya dengan Langkah yang dilakukan pada stasiun
sebelumnya, hal pertama di mulai dengan mencatat cuaca, waktu,
dan tanggal/hari, tak lupa pula mensketsakan singkapan pada buku
lapangan. kemudian menerima penjalasan dari asisten tentang gejala
geologi pada singkapan lapangan praktikum. dan setelah itu
mengambil sampel dan mendokumentasikan singkapan tersebut.
Stasiun 3
Langkah langkah yang dilakukan tepatnya pada pos ke tiga yaitu,
mencatat tanggal/hari, cuaca dan waktu pada saat di lokasi seperti
pada dua pos sebelumnya. kemudian, mengamati singkapan yang di
lihat dan mensketsakan. Kemudian memperhatikan dan
mendengarkan gejala geologi yang terbentuk di sekitar singkapan
dari asisten, selanjutnya mengambil sampel batuan yang masih segar
dengan menggunakan palu geologi dan mendokumentasikan
singkapan tersebut.
Stasiun 4
Seperti pada stasiun stasiun sebelumnya, hal yang di lakukan pada
stasiun ini yaitu mencatat cuaca, hari/tangggal, dan waktu.
Kemudian mengamati singkapan dan mensketsakannya pada buku
lapangan, setelah itu mendengarkan dan mengamati penjelasan dari
asisten tentang gejala geologi yang terbentuk pada lokasi praktikum.
Selanjutnya praktikkan mengambil sampel batuan dari masing
masing jenis batuan yang ada pada lokasi praktikum dengan
menggunakan palu geologi serta mendokumentasikan singkapan
tersebut.
3.2.3 Tahap pengolahan data
Di tahap ini, data-data yang di peroleh dari lapangan praktikum dikelola
sesuai dengan apa didapatkan ataupun di lihat pada lapangan praktikum.
3.2.4 Tahap Pembuatan laporan penelitian
Pada tahap ini, berisikan tentang data data yang didapatkan dan yang
sudah dikelola sesuai dengan apa yang didapatkan ataupun dilihat pada
lokasi kegiatan praktikum, dan dibuat dalam bentuk laporan sesuai
format yang diberikan oleh dosen pembimbing dan asisten.
Geologi fisik dan dinamik 15
Diagram prosedur kerja
Pembuatan laporan Penelitian
Pengolahan data
SOP
Sketsa Singkapan Mendengarkan materi Pengambilan sampel Dokumentasi
Persiapan
alat bahan administrasi
Geologi fisik dan dinamik 16
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Geomorfologi lokasi praktikum
Berdasarkan interpretasi pada peta topografi dan pegamatan, geomorfologi
daerah lokasi praktikum terbagi menjadi 7 unit, diantaranya yaitu:
• Unit geomorfologi dataran pesisir pantai. Unit ini dapat diihat dengan
pola kontur dengan ketinggian 25 m yang berada di selatan danau.
• Unit geomorfologi dataran landai, hal ini dapat dilihat dari garis
kontur yang mempunyai pola yang renggang, dataran tersebut
terbentuk akibat timbulnya dasar danau akibat terjadi pengeringan.
Dan berada pada ketinggian <75 m.
• Unit geomorfologi daerah cekungan danau limboto. Dapat dilihat pada
peta topografi.
• Unit geomorfologi daerah perbukitan yang terjal, hal ini dapat dilihat
dari garis kontur yang rapat dan memiliki ketinggian yang kurang dari
600 m.
• Unit geomorfologi daerah perbukitan bergelombang, hal ini dapat
dilihat dari garis konturnya ada yang bergelombang dan letak
perbukitan yang tidak teratur, dan memiliki ketinggian kurang dari
550 m.
• Unit geomorfologi perbukitan terjal, hal ini dapat dilihat dari garis
kontur yang rapat, dan memiliki ketinggian mencapai 600 m.
• Unit geomorfologi daerah pegunungan yang memiliki ketinggian
kurang dari 550 m.
4.2. STASIUN 1 (Batuan beku intrusi dan struktur geologi)
Singkapan yang pertama kali di amati yaitu pada desa Biau, dengan
melakukan pengamatan pada hari MINGGU tanggal 11 november 2015,
pukul 09:31WITA, dengan cuaca yang cerah.
Geologi fisik dan dinamik 17
Gambar 4.2.1 singkapan batuan intrusi
Gambar 4.2.1 menunjukkan batuan beku intrusi. Hal ini dibuktikan
dengan ciri-ciri batuannya yang berwarna cerah dan mineralnya dapat dilihat
secara makroskopis.
Di singkapan ini juga terdapat xenolit, yaitu batuan mafik yang telah ada
sebelum batuan yang ditempatinya, dalam kasus ini pada batuan beku intrusi.
Hal ini disebabkan adanya intrusi magma yang menerobos batuan basement
dan mengakibatkan pecahan batuan tersebut jauh ke dalam magma yang
bersifat asam. Saat magma membeku, batuan tersebut ikut membeku namun
tidak menyatu dengan batuan yang membeku. Sehingga ia disebut sebagai
“Batuan Inklusi”.Terdapat juga beberapa sesar pada singkapan batuan beku
tersebut.
Singkapan tersebut terletak di daerah perbukitan. Vegetasi disekitar lokasi
cenderung gersang dikarenakan lokasi tersebut telah dijadikan areal
penambangan batuan.
Geologi fisik dan dinamik 18
Gambar 4.2.2 batugranit
Warna : terang
Tekstur : kasar ( faneritik )
Komposisi kimia : feldspar, kuarsa, dan biotit
4.3. STASIUN II ( Unconformity batuan beku dan batuan sedimen)
Lokasi penelitian : Desa Buliide
Hari/tanggal : Minggu, 15 November 2015
Waktu : 11.05 wita
Cuaca : Cerah
Geologi fisik dan dinamik 19
Gambar 4.3.1 singkapanstasiun II
Seperti yang Nampak pada gambar 4.3.1, lokasi ini menunjukkan singkapan
yang terdiri dari lapisan batu gamping(karbonat), batuan beku vulkanik, batu
konglomerat, batulempung, dan terdapat pula uncorformity dari batuan beku
vulkanik dan batuan sedimen. Batuan vulkanik menginterpretasikan masa
lampaunya yaitu adanya aktivitas gunung api di daerah tersebut, batu
konglomeratyang cenderung terbentuk di daerah aliran sungai
menginterpretasikan bahwa daerah tersebut dulunya adalah sungai, dan
batuan gamping yang terbentuk di daerah perairan laut dangkal.
Dari lapisan-lapisan batuan tersebut dapat dijelaskan bahwa daerah
tersebut pada dahulu kala. Kemungkinan daerah ini awalnya adalah area
vulkanik aktif yang ketika meletus menjadi tenggelam ke perairan dan
kemudian terangkat karena adanya tenaga endogen.
Kita juga dapat melihat adanya batas antara batuan vulkanik dan batuan
konglomerat yang keduanya berbeda jenis batuannya, sehingga di batas
antara kedua batuan tersebut terdapat Unconformity atau ketidakselarasan
antara 2 jenis batuan yang berbeda.Menurut hukum super posisi, urutan
Geologi fisik dan dinamik 20
batuan yang tua dapat dilihat dari stratigrafi singkapan yang di tentukan
bahwa yang muda selalu berada pada bagian atas dan yang tua berada pada
bagian bawah suatu singkapan.
4.4. STASIUN III ( Batuan sedimen non klastik dan struktur perlapisan )
Lokasi penelitian : Desa Iluta
Hari/tanggal : Minggu, 15 November 2015
Waktu : 13.50 wita
Cuaca : Cerah berawan
Gambar4.4.1 singkapanstasiun III
Gambar 4.3.1 menunjukkansingkapandi lokasi ini,dari batuan pasir
(sandstone) dan batu gamping (limestone) yang cukup
kompleks.Adanyalapisanlapisanbatugampingpadalokasiini, di
karenakanlokasitersebutberdekatandenganlautan.
Geologi fisik dan dinamik 21
Batu gamping termasuk dalam kelompok batuan sedimen non klastik, hal ini
dapat dibuktikan dengan meneteskan cairan HCl pada batuan tersebut. untuk
mengidentifikasikannya dapat digunakan klasifikasi Embry & Klovan,
klasifikasi Folk dan Klasifikasi Dunham untuk menentukan ukuran
butirnya.Selain jenis batuan sedimen nonklastik, terdapat juga batuan
sedimen klastik contohnya batupasir dan batulempung.
4.5. STASIUN IV ( Batuan Beku Intrusi dan Batu Gamping)
Lokasi Penelitian : Desa Buliide
Hari/tanggal : Minggu, 15 November 2015
Waktu : 15.19 wita
Cuaca : Mendung
Gambar 4.5.1 singkapan stasiun IV
Lokasi ini, memilki singkapan batuan kompleks yang terdiri dari batuan beku
intrusi, konglomerat, gamping, kalkarenit, dan batu pasir. (lihatgambar 4.5.1).
Dapat dilihat dari kompleksnya batuan yang terdapat di singkapan ini,
maka proses geologi yang terjadi di lokasi tersebut juga pastinya sangat
Geologi fisik dan dinamik 22
kompleks. Di lokasi penelitian ini, juga dapat ditemukan keseragaman
ukuran mineral pada batuan yang berukuran relatif sama (Equigranular).
Batuan beku yang terdapat pada singkapan tersebut merupakan batuan
intrusi dalam (granit), hal ini dapat dilihat dari ciri ciri batuan beku intrusi
yang memiliki warna terang (putihkeabu-abuan) dan teksturnya yang lebih
kasar. Batuan kalkarenit yang terdapat pada singkapan ini, adalah batuan
kalkarenit yang sudah mengalami kompaksi yang dapat dilihat dari ciri ciri
butiran–butiran pada susunan batuannya. Terdapat juga batuan konglomerat
yang Nampak pada fragmen fragmen batuan. Berdasarkan litologi yang ada
pada singkapan ini, dapat didefinisikan bahwa dulunya pada singkapan ini
merupakan lokasi aliran sungai yang dicirikan dengan adanya batuan
konglomerat, adanya juga perairan yang dangkal dengan adanya batu
gamping pada singkapan tersebut.
Geologi fisik dan dinamik 23
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Dari hasil praktik lapangan yang telah dilakukan pada tanggal 15
november 2015 di Desa BULIIDE dan ILUTA, maka dapat di simpulkan
bahwa :
Desa biau secara geomorfologi merupakan daerah perbukitan intrusi
dengan litologi batuan beku plutonik dengan ciri mineral yang dapat
dilihat secara makroskopis dan warnanya yang cenderung cerah. Juga
dapat ditemukan struktur geologi berupa beberapa sesar pada batuan
di lokasi tersebut.
Desa Buliide secara geomorfologi merupakan daerah perbukitan
vulkanis yang sudah mati, ini dapat dilihat dari batuan penyusun yang
terdapat pada lokasi tersebut. Diantaranya yaitu adanya batuan
vulkanik dan karena adanya konglomerat. Juga terdapat batuan
gamping sehingga kemungkinan daerah ini awalnya adalah perairan
dangkal dan mengalami pengangkatan (uplift) oleh tenaga endogen.
Desa Iluta secara geomorfologi merupakan area pesisir pantai yang
diindikasikan adanya lapisan batu gamping (limestone) pada
singkapannya, di lokasi ini pula terdapat fosil fosil kerang.
Di daerah lain bagian desa Buliide terdapat juga sebuah singkapan
kompleks yang terdapat banyak jenis batuan. Sehingga proses geologi
yang membentuk daerah singkapan ini sangat kompleks.
Pada geomorfologi lokasi praktikum berdasarkan interpretasi pada
peta topografi dan hasil pengamatan, terdapat 7 unit geomorfologi di
antaranya yaitu dataran pesisir pantai, dataran landai, cekungan danau,
perbukitan terjal, pegunungan, dan perbukitan bergelombang.
Geologi fisik dan dinamik 24
5.2. SARAN
Setelah melakukan praktik lapangan ini kami melihat beberapa hal yang harus
diperhatikan guna meningkatkan pengetahuan dalam melakukan praktik lapangan
selanjutnya. Adapun hal-hal tersebut antara lain sebagai berikut:
Sebaiknya jumlah alat yang dibutuhkan pada saat praktik lapangan
dilaksanakan diperbanyak agar tiap-tiap praktikan bisa memahami dengan
baik cara penggunaan alat-alat tersebut.
Sebaiknya pada praktik-praktik lapangan selanjutnya asistensi harus lebih
membimbing praktikkan dalam menggunakan alat dan menjelaskan struktur
geologi agar praktikan bisa lebih muda untuk mendalami ilmu geologi.
Geologi fisik dan dinamik 25
DAFTAR PUSTAKA
Arini. 2005. Geomorfologi sulawesi. Semarang: Universitas Negeri Semarang
Herlambang, Sudarno.-. Dasar-dasar Geomorfologi Indonesia.Malang.UM press
T Apandy dan S Bachri. Peta geologi lembar Kotamobagu. 1997. Skala 1 :
250.000
Noor, Djauhari. Geologi dasar. 2010
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.2004.Geologi dasar.
Jakarta: Kurikulum 2013
Geologi fisik dan dinamik 26
LAMPIRAN
Foto pada saat melakukan pemanasan badan (senam) sebelum menuju kelokas ilapangan
praktikum
foto pada saat prakktikan tiba ditempat lokasi praktikkum
Geologi fisik dan dinamik 27
Foto pada saat asisten menjelaskan cara menentukkan titik koordinat peta
Foto pada saat asisten menjelaskan terjadinya sesar pada singkapan
Geologi fisik dan dinamik 28
Foto pada saat praktikkan menerima materi dari asisten
Foto pada saat melakukan SOP (standard operating system)
Geologi fisik dan dinamik 29
Foto bersama dosen pembimbing dan asisten praktikum
Foto pada saat evaluasi sesudah praktikum lapangan dilkakukan
Geologi fisik dan dinamik 30