Post on 02-Dec-2020
25
LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiMalukuSatker21904(07)Tahun2019
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SATKER (219014)
DANA DEKONSENTRASI -07
DINAS KESEHATAN PROVINSI MALUKU 2019
24
LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiMalukuSatker21904(07)Tahun2019
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkah dan
rahmatNya, sehingga dapat diselesaikan Laporan Kinerja Seksi Kefarmasian 2019
sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan Dekonsentrasi Satker 219014 (07) Dinas
Kesehatan Provinsi Maluku.
Laporan Kinerja Seksi Kefarmasian Tahun 2019 menyajikan gambaran atau
memberikan informasi mengenai berbagai capaian kinerja sesuai dengan sasaran
indikator kinerja yang tertian dalam Rencana Strategis (Renstra) Program Kefarmasian
dan Alkes Tahun 2015 – 2019 dan Rencana Strategis (Renstra) Seksi Kefarmasian
tahun 2013 – 2018. Laporan Kinerja ini juga merupakan hasil konkrit dalam
pelaksanaan berbagai program/kegiatan di Seksi Kefarmasian yang disusun sebagai
wujud pertanggungjawaban atas Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang tertuang dalam
daftar Isian Pelaksnaan Anggaran Tahun 2019.
Menyadari bahwa Laporan Kinerja Seksi Kefarmasian Satker 219014 (07) Dinas
Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2019 belum seperti yang diharapkan. Pada akhirnya
kepada semua pihak yang telah terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam
penyusunan Laporan Kinerja Seksi Kefarmasian Satker 219014 (07) Dinas Kesehatan
Provinsi Maluku
Maluku, 10 Januari 2020 Mengetahui Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan
DRS TAN RYAN RICARDO,APT.M.KES NIP 19660708 199302 1 004 Drs.Tan Ryan Ricardo, Apt, M.Kes NIP. 19660708 199902 1 004
i
1
LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiMalukuSatker21904(07)Tahun2019
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sesuai Peraturan Daerah No.6 tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Provinsi Malukudibagi menjadi 4 Bidang dimana
salah satu Bidang Sumber Daya Kesehatan membawahi 3 seksi yaitu salah
satunya Seksi Kefarmasian. Adapun Tugas Pokok Seksi Kefarmasian antara lain
Melaksanakan bimbingan dan pengendalian penyelenggaraan perijinan,
sertifikasi di bidang kefarmasian, Melaksanakan bimbingan dan pengendalian
kegiatan pengelolaan pelayanan farmasi pada sarana kesehatan, produsen dan
distributor makanan, kosmetika, obat, obat tradisional, narkotika, psikotropika,
Melakukan penyediaan dan pengelolaan obat, buffe stock obat provinsi,
reagensia dan vaksin lainnya, Melakukan proses perizinan/nonperizinan untuk
disampaikan rekomendasi diterima atau ditolaknya perizinnan/nonperizinan
kepada kepala bidang dan diteruskan ke Kepala Dinas melalui Sekretaris.
Sedangkan tugas dari Seksi Alat Kesehatan dan PKRT, antara lain:
1)Menyiapkan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional, bimbingan
teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang alat
kesehatan dan PKRT; 2)Melaksanakan bimbingan dan pengendalian
penyelenggaraan perijinan, registrasi, akreditasi, sertifikasi sarana pelayanan
kesehatan, sertifikasi sarana produksi dan distribusi alat kesehatan perbekalan
rumah tangga (PKRT); 3)Melaksanakan bimbingan dan pengendalian kegiatan
pengelolaan sarana kesehatan, alat kesehatan dan PKRT; 4)Melaksanakan
penyediaan dan pengelolaan alat kesehatan dan sarana prasarana penunjang
pelayanan kesehatan;5)Melakukan proses perizinan nonperizinan untuk
disampaikan rekomendasi diterima atau ditolaknya perizinan/nonperizinan
kepada Kepala Bidang dan diteruskan ke Kepala Dinas melalui Sekretaris
2
LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiMalukuSatker21904(07)Tahun2019
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Laporan Kinerja Seksi Kefarmasian Satker 219014 (07) merupakan
bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang diberikan kepada
Seksi Kefarmasian Satker atas penggunaan anggaran. Pelaporan kinerja
memberikan informasi kinerja yang terukur atas kinerja yang telah dicapai dan
sebagai upaya perbaikan berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja.
C. ASPEK STRATEGIS SEKSI KEFARMASIAN
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan dan program di Seksi Kefarmasian
Dinas Kesehatan Provinsi Maluku ditentukan oleh bagaimana mengoptimalkan
sumberdaya yang ada dalam lingkungan yang kondusif dan meminimalkan
hambatan dan kendala yang ada. Hambatan yang ada menjadi bahan perbaikan
bagi Seksi Kefarmasian Dinas Kesehatan Provinsi Maluku tahun 2019 untuk
meningkatkan kinerja di masa yang akan datang. Berikut adalah hambatan yang
ditemui dalam pelaksanaan kegiatan dan program tahun 2019 sebagai berikut :
1. Pagu anggaran Dana Dekonsentrasi masih dirasakan kurang sehingga
masih banyak kegiatan tidak dapat dimasukkan dalam perencanaan
kegiatan sedangkan masih banyak program penting dibutuhkan .
2. Penentuan persentase indikator kinerja program masih mengacu kepada
program pusat Kemenkes Direktorat Jendaral Kefarmasian dan Alkes,
belum ada program dan kegiatan yang berdasarkan kebutuhan dan
ketersediaan sumber daya.
D. STRUKTUR ORGANISASI
Untuk menjalankan Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Seksi Kefarmasian
Dinas Kesehatan Provinsi Bali di pimpin oleh seorang Kepala Seksi di bantu oleh
Penanggungjawab kegiatan. Selengkapnya Struktur Organisasi Seksi
Kefarmasian sebagai berikut
3
LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiMalukuSatker21904(07)Tahun2019
Gambar 1. Struktur Organisasi Seksi Kefarmasian Tahun 2019
E. SISTEMATIKA
Sistematika laporan kinerja Seksi Kefarmasian dan Seksi Alat Kesehatan
Tahun 2019 sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada
aspek strategis organisasi serta permasalahan utama yang sedang dihadapi
organisasi.
Bab II Perencanaan Kinerja
Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang
bersangkutan.
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Seksi Pelaayan Kesehatan
Primer
Bidang Pelayanan Kesehatan
Seksi Kefarmasian
Bidang Pencegahan dan
pengendalian Penyakit
Bidang Kesehatan Masyarakat
Seksi Kesehatan Keluarga
dan Gizi
Seksi Promosi dan
Pemberdayaan Masyarakat
Seksi
Kesehatan Lingkungan,
Kesehatan Kerja dan Olah Raga
Seksi Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan
Kesehatan Jiwa
Seksi Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Menular
Seksi Surveilans dan
Imunisasi
Seksi
Sumber Daya Manusia Kesehatan
Seksi
Pelayanan Kesehatan Tradisional
Seksi
Pelayanan Kesehatan Rujukan
Seksi
Alat Kesehatan dan PKRT
UPT
Dinas Kesehatan
Subbagian Program
Informasi dan Humas
Subbagian Keuangan dan Pengelolaan
Asset
Subbagian Hukum,
Kepegawaian dan Umum
Bidang Sumber Daya
Kesehatan
Sekretariat
4
LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiMalukuSatker21904(07)Tahun2019
Bab III Akuntabilitas Kinerja
A. Capaian Kinerja Organisasi
Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan
kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja
organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan
analisis capaian kinerja.
B. Realisasi Anggaran
Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah
digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen
Perjanjian Kinerja.
Bab IV Penutup
Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta
langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk
meningkatkan kinerjanya.
5
LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiMalukuSatker21904(07)Tahun2019
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS
Kebijakan Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dinas Kesehatan
Provinsi Maluku didasarkan kepada 2 Kebijakan yaitu Kebijakan Kementerian
Kesehatan (perpanjangan tangan pemerintah pusat) seperti yang tertuang di
dalam Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 dan
melaksanakaan kebijakan Gubernur Provinsi Maluku (sebagai daerah
otonom) melalui Dinas Kesehatan provinsi yang tertuang dalam Kebijakan
RPJMD 2013-2018 dan dijabarkan dalam Renstra Dinas Kesehatan Provinsi
Maluku 2013-2018. Antara kedua kebijakan dan program tersebut saling
berhubungan dan mendukung satu sama lain. Penyusunan Renstra Dinas
Kesehatan Provinsi Maluku salah satunya bersumber dari kebijakan yang
tertuang dalam Renstra Kemenkes, sehingga program dan kegiatan yang ada
mendukung pencapaian program kementerian kesehatan termasuk di
dalamnya Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Program kefarmasian
dan Alat kesehatan di Dinas Kesehatan Provinsi Maluku sesuai dengan
Tupoksi dilaksanakan oleh Seksi Kefarmasian yang berada di bawah Bidang
Sumber Daya Kesehatan. Adapun Kegiatan Seksi Kefarmasian dan Seksi
Alkes yang bersumber APBN yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan Pelayanan Kefarmasian;
2. Peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan;
3. Peningkatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian;
4. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan
6
LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiMalukuSatker21904(07)Tahun2019
6. Peningkatan Pengawasan Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga (PKRT).
Tercapainya sasaran kegiatan tersebut dapat direpresentasikan dengan
indikator kinerja beserta target Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan,
sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Indikator Kinerja dan Target Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2015-2019
NO KEGIATAN TARGET 2017 2018 2019
INDIKATOR TATA KELOLA OBAT PUBLIK
1 Persentase Puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial
Persentase puskesmas yang memiliki 80% obat dan vaksin essensial (pemantauan dilaksanakan terhadap 20 item obat indikator)
83% 86% 90%
2
Persentase instalasi farmasi Provinsi dan Kabupaten/Kota yang menerapkan sistem informasi logistik obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Instalasi farmasi provinsi dan kabupaten/kota yang melaporkan ketersediaan obat dan BMHP melalui aplikasi berbasis database
20% 30% 40%
INDIKATOR PENINGKATAN PELAYANAN KEFARMASIAN
1
Persentase (%) Puskesmas yang melaksanakan Pelayanan Kefarmasian sesuai standar
Puskesmas yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar adalah Persentase puskesmas yang melaksanakan pemberian informasi obat dan/atau konseling
50% 55% 60%
2
Persentase (%) Rumah Sakit yang Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standar
Rumah Sakit yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar adalah Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang melaksanakan Pelayanan Informasi Obat dan Konseling
55% 60% 65%
3.
Persentase (%) Kab/Kota yang menerapkan POR di Puskesmas
Persentase Kabupaten / Kota dengan minimal 20% puskesmas di wilayahnya memperoleh nilai penggunaan obat rasional di Puskesmas minimal 60%
30% 35% 40%
7
LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiMalukuSatker21904(07)Tahun2019
INDIKATOR KEGIATAN PENINGKATAN PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
1
Jumlah bahan baku sediaan farmasi yang siap diproduksi di dalam negeri (kumulatif)
15 30 45
2
Jumlah industri sediaan farmasi yang bertransformasi dari industri formulasi menjadi industri berbasis riset (kumulatif
3 6 9
3�3�Persentase layanan izin
3
Persentase layanan izin industri sediaan farmasi yang diselesaikan tepat waktu
80 88 90
INDIKATOR KEGIATAN PENINGKATAN PENILAIAN ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA (PKRT)
1
Jumlah jenis/varian alat kesehatan yang diproduksi di dalam negeri (kumulatif)
- 21 28
2
Persentase penilaian pre- market Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) yang diselesaikan tepat waktu sesuai Good Review Practices
- 82 85
INDIKATOR KEGIATAN PENINGKATAN PENGAWASAN ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA (PKRT)
1
Persentase produk Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) di peredaran yang memenuhi syarat
Persentase produk Alat Kesehatan dan Perbekalan Keseatan Rumah Tangga (PKRT) di peredaran yang memenuhi syarat
82 86 90
2
Persentase sarana produksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) yang
Persentase Sarana Distribusi Alat Kesehatan yang memenuhi Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik
65 70 72
8
LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiMalukuSatker21904(07)Tahun2019
memenuhi cara pembuatan yang baik (GMP/CPAKB)
INDIKATOR KEGIATAN DUKUNGANMANAJEMEN DAN TUGAS TEKNIS LAINNYA PADA PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
1.
Persentase layanan dukungan manajemen yang diselesaikan tepat waktu
90 90
B. PERJANJIAN KINERJA
Perjanjian Kinerja merupakan lembar/dokumen yang berisikan penugasan
dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah
untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.
Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan
kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja yang terukur
berdasarkan tugas, fungsi, dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.
9
LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiMalukuSatker21904(07)Tahun2019
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
1. PENGUKURAN KINERJA
Pengukuran tingkat capaian kinerja Seksi Kefarmasian Tahun 2019 dilakukan
dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator sasaran yang telah
ditetapkan dalam penetapan Kinerja dengan realisasinya, tingkat capaian kinerja
seksi farmasi dan perbekalan kesehatan pada Tahun 2019 dapat diilustrasikan
dalam tabel II sebagai berikut :
NO SASARAN SRATEGI INDIKATOR KINERJA Target 2019
Capaian 2019
1 Persentase Puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial
Persentase puskesmas yang memiliki 80% obat dan vaksin essensial (pemantauan dilaksanakan terhadap 20 item obat indikator)
90% 95%
Tabel II. Capaian Indikator Kinerja Provinsi Maluku
2. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA
Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi
pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dalam kurun waktu yang lebih
pendek dari tujuan. Sasaran Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan adalah
meningkatnya akses dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga (PKRT).
Analisis capaian kinerja dari masing-masing indikator adalah sebagai berikut
10
LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiMalukuSatker21904(07)Tahun2019
A. KEGIATAN
Kegiatan dengan Sumber Dana APBN
1. Peningkatan Pelayanan Kefarmasian;
2. Peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan;
3. Peningkatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian;
4. Peningkatan Pengawasan Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga (PKRT).
5. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada
Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
Pembiayaan dari Dana APBN
Pada tahun 2019, mendapatkan anggaran yang bersumber dari APBN
sebesar Rp. 2.046.700.000,- dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
1. Peningkatan Pelayanan Kefarmasian mendapatkan anggaran sebesar
Rp. 541.705.000,-;
2. Peningkatan Tata Kelola obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
mendapatkan anggaran sebesar Rp. 825.927.000,-;
3. Peningkatan Pengawasan Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) mendapatkan anggaran sebesar
Rp.35.055.000,-;
4. Peningkatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian mendapatkan
anggaran sebesar Rp. 158.385.000,-;
5. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada
Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan mendapatkan anggaran
sebesar Rp.485.628.000,-.
11
LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiMalukuSatker21904(07)Tahun2019
1. PENINGKATAN PELAYANAN KEFARMASIAN
A. Melaksanakan Sosialisasi Pelaksanaan Gema Cermat dan Optimalisasi
AOC dalam rangka mendukung Germas di Kab/Kota
Penggunaan obat yang rasional (POR) merupakan salah satu langkah
dalam upaya pembangunan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan di setiap fasilitas pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu,
sehingga tercapai keselamatan pasien (patient safety). Menurut WHO,
penggunaan obat dikatakan rasional apabila pasien menerima obat yang sesuai
dengan kebutuhan klinisnya, dalam dosis yang sesuai dengan kebutuhan, dan
dalam periode waktu yang adekuat. Selain peresepan secara irrasional oleh
tenaga kesehatan dan kurangnya informasi penggunaan obat yang diberikan
oleh tenaga kesehatan, penggunaan obat secara tidak tepat juga dilakukan oleh
masyarakat, baik kurangnya kepatuhan pasien dalam menggunakan obat yang
diresepkan maupun dalam pengobatan sendiri (swamedikasi).
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlu dilakukan Pembekalan
Tenaga Kefaramsian di Provinsi/Kab/Kota tentang Pengunaan Obat Rasional
Dalam Rangka Gerakan Cerdas Menggunakan Obat (Gema Cermat) untuk
meningkatkan pemahaman stakeholder tentang teknis pelaksanaan kegiatan
GeMa CerMat. Dengan demikian diharapkan setiap pemangku kepentingan
dapat ikut serta melaksanakan GeMa CerMat. Sebelumnya sosialisasi Gema
Cermat sudah dilaksanakan di 7 Kab/Kota dari 11 Kab/Kota di Provinsi Maluku
dan sekarang dilaksanakan di 2 Kabupaten yaitu Kabupaten Kepulauan
Tanimbar dan Kabupaten Seram Bagian Timur
12
LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiMalukuSatker21904(07)Tahun2019
Pertemuan pertama dilaksanakan di Kabupaten Kepulauan Tanimbar
pada tanggal 22 s/d 24 Mei 2019 dilaksanakan Hotel Incla Saumlaki dan
Pertemuan kedua dilaksanakan di Kabupaten Seram Bagian Timur tanggal 23
s/d 25 Juli dilaksanakan di Gedung Amar Market , Bula.
Peserta yang diundang adalah 20 Apoteker di kabupaten yang
bersangkutan sebagai AOC ( Agent Of Change ) dan 150 masyarakat di sekitar
tempat kegiatan yang terdiri dari tenaga kesehatan, kader kesehatan dan
masyarakat umum.
Narasumber pertemuan berasal dari Direktorat Pelayanan Kefarmasian
dan IAI Pusat, dan Dinas Kesehatan Provinsi. Hasil pertemuan diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya obat
sebagai komoditi kesehatan, tercapainya kemandirian masyarakat dalam menilai
dan memilih informasi yang beredar di masyarakat terkait obat (swamedikasi)
dan tercapainya pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap obat melalui
metode CBIA dan DAGUSIBU ( DApatkan, GUnakan, SImpan dan BUang ) obat
dengan benar.
Kesimpulan : output kegiatan Peningkatan Pelayanan Kefarmasian berupa 1
(satu) laporan sudah terealisasi.
Tabel III. Capaian Indikator Kinerja Pelayanan Kefarmasian
NO SASARAN SRATEGI INDIKATOR KINERJA Target 2019
Capaian 2019
1. Persentase (%) Puskesmas yang melaksanakan Pelayanan Kefarmasian sesuai standar
Puskesmas yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar adalah Persentase puskesmas yang melaksanakan pemberian informasi obat dan/atau konseling
60% 85%
2. Persentase (%) Rumah Sakit yang Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standar
Rumah Sakit yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar adalah Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang melaksanakan Pelayanan Informasi Obat dan Konseling
65% 78%
13
LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiMalukuSatker21904(07)Tahun2019
3. Persentase (%) Kab/Kota yang menerapkan POR di Puskesmas
Persentase Kabupaten / Kota dengan minimal 20% puskesmas di wilayahnya memperoleh nilai penggunaan obat rasional di Puskesmas minimal 60%
40% 92.85%
B. Evaluasi Implementasi
Untuk meningkatkan POR pada masyarakat, telah Gerakan Masyarakat Cerdas
Menggunakan Obat (GeMa CerMat). Gerakan ini masyarakat dalam memilih,
mendapatkan, menyimpan dan menggunakan obat dengan benar. Pelaksanaan
gerakan ini sudah dimulai sejak tahun 2016 di kabupaten/kota terpilih, salah
satunya adalah di Kabupaten Maluku Tenggara, dimana telah dilakukan
sosialisasi Gema Cermat dan Pembekaln AOC. Namun hal ini masih belum
memenuhi cakupan masyarakat sehingga perlu dilakukan secara terus menerus
dan perlu dilakukan evaluasi implementasi terhadap pelaksanaan GeMa CerMat
untuk mengukur tingkat keberhasilan dan dampaknya terhadap masyarakat.
Selain itu Agent of Change GeMa CerMat, yaitu apoteker-apoteker yang telah
dilatih perlu di optimalisasi kegiatan-kegiatannya yang menunjang kepedulian,
kesadaran,pemahaman dan keterampilan masyarakat dalam menggunakan obat
secara tepat dan benar.
Evaluasi GeMa CerMat dilaksanakan di Wisma Matahari,Langgur Kabupaten
Maluku Tenggara pada tanggal 25 Oktober 2019 di Kabupaten Buru di Resto
Alexis pada tanggal 18 September 2019 yang diikuti oleh 25 AOC pada
masing-masing kabupaten
C. Pertemuan Peningkatan SDM dalam implementasi Fornas dan Analisis
Farmakoekonomi di RS
Pelayanan Kesehatan, baik kebijakan dan sistem pelayanannya perlu
dikembangkan dan diperbaiki agar menjadi lebih baik. Seiring dengan
perkembangan kebutuhan dalam pelayanan kesehatan dan meningkatnya biaya
dalam pelayanan kesehatan serta meningkatnya kebutuhan optimalisasi jaminan
kesehatan untuk universal health coverage (UHC).
14
LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiMalukuSatker21904(07)Tahun2019
Dalam memilih obat untuk pelayanan kesehatan juga harus didasarkan
pada kriteria: memiliki rasio manfaat-risiko (benefit-risk ratio) yang paling
menguntungkan penderita; mutu terjamin, termasuk stabilitas dan
bioavailabilitas; praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan; praktis dalam
penggunaan dan penyerahan yang disesuaikan dengan tenaga, sarana dan
fasilitas kesehatan; menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh
penderita; memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) yang tertinggi
berdasarkan biaya langsung dan tidak langsung.
Ilmu farmakoekonomi merupakan salah satu keahlian yang harus dimilik
oleh tenaga profesional farmasis, dokter atau tenaga kesehatan lain. Dengan
melakukan analisis farmakoekonomi, dapat diperkirakan setiap fasilitas
kesehatan dapat melakukan terapi yang cost effective.
Berdasarkan pasal 25 UU No. 40 tahun 2004 bahwa daftar dan harga obat,
serta bahan medis habis pakai yang dijamin oleh Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, untuk
itu Kementerian Kesehatan telah menetapkan daftar obat di dalam Formularium
Nasional melalui Keputusan Menteri Kesehatan yang dievaluasi setiap tahun dan
direvisi setiap dua tahun. Formularium Nasional bertujuan untuk meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan, melalui peningkatan efektifitas dan efisiensi
pengobatan dengan mengutamakan patient safety sehingga tercapai
penggunaan obat rasional. Bagi tenaga kesehatan, Formularium Nasional
bermanfaat sebagai “pengaman” bagi penulis resep, mengoptimalkan pelayanan
kepada pasien, memudahkan perencanaan, dan penyediaan obat di fasilitas
pelayanan kesehatan. Dengan adanya Formularium Nasional maka pasien akan
mendapatkan obat terpilih yang tepat, berkhasiat, bermutu, aman dan
terjangkau, sehingga akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.
Pertemuan Peningkatan Kemampuan SDM dalam Implementasi Fornas
dan Analisis Farmakoekonomi di RS di laksanakan di Biz Hotel, Ambon. pada
tanggal 24 – 26 Juni 2019. Narasumber pertemuan berasal dari Direktorat
Pelayanan Kefarmasian dan Dinas Kesehatan Provinsi Maluku. Hasil pertemuan
diharapkan adanya peningkatan kemampuan SDM kesehatan khususnya
tenaga kefarmasian dalam implementasi Fornas dan analisis farmakoekonomi di
Rumah Sakit.
15
LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiMalukuSatker21904(07)Tahun2019
2. PENINGKATAN TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN ALAT
KESEHATAN
A. Membiayai Pendistribusian dan Pengemasan Kembali Obat dan Perbekkes
di Instalasi Farmasi
Kegiatan yang dilaksanakan adalah distribusi Obat dari Gudang Farmasi
Provinsi ke Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota. Kegiatan distribusi ini akan
dilaksanakan sebanyak 2 kali Pada Tahun 2019.
B. Monitoring Ketersediaan Obat, Vaksin dan Hasil Capaian Program
Pelayanan Kefarmasian di Pelayanan Kesehatan
Kegiatan ini bertujuan agar terwujudnya peningkatan ketersediaan obat
dan vaksin di puskesmas, yang dicapai melalui meningkatnya kapasitas supply
chaint management obat di Intalasi farmasi kabupaten/kota, meningkatnya
promosi penggunaan obat rasional, dan meningkatnya mutu pelayanan
kefarmasian di puskesmas. Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak 1 tahapan ke 11
Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku pada Bulan April.
C. Mensosialisasikan e-Monev Katalog Obat dalam mendukung perencanaan
kebutuhan obat ( RKO ) dan SIPNAP untuk Unit Layanan
Mengacu pada Permenkes nomor 63 tahun 2014 tentang Pengadaan
Obat Berdasarkan Katalog Elektronik (E-Catalogue) dan Permenkes No.71 tahun
2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada JKN, maka diperlukan suatu sistem
monitoring dan evaluasi obat e-catalog untuk membantu dalam pemantauan
ketersediaan obat e-catalogue dalam pemenuhan kebutuhan Obat Program JKN.
Sistem Monitoring dan Evaluasi obat e-catalog sangat bermanfaat untuk
mengetahui kesesuaian Rencana Kebutuhan Obat (RKO) dengan realisasi
pengadaan obat berdasarkan e-catalogue. Dengan adanya sistem tersebut,
dapat mempermudah mendata obat program BPJS yang beredar di Indonesia
16
LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiMalukuSatker21904(07)Tahun2019
sehingga Kementerian Kesehatan bisa memonitoring peredaran dan pemenuhan
obat BPJS sesuai dengan e-catalog LKPP di seluruh Indonesia.
Sehubungan dengan hal tersebut dilaksanakan Pertemuan Sosialisasi e-
Monev Katalog Obat dalam mendukung Perencanaan Kebutuhan Obat ( RKO )
dan SIPNAP untuk Unit Layanan dilaksanakan di Hotel Golden Palace pada
tanggal 28 April – 1 Mei 2019. Pertemuan dihadiri oleh 34 orang yang terdiri dari
Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota dan RS di daerah Kabupaten/Kota.
Narasumber pertemuan berasal dari Pusat dan Provinsi, Pusat di isi oleh
Kasubdit Penyediaan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan,
Direktur Jendral Kefarmasian dan Alkes, Kementerian Kesehatan Sedangkan
yang dari Provinsi di isi oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku dan
Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Maluku. Hasil
pertemuan ini diharapkan Terimplementasinya e-monev catalog obat dan
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas pengelola SIPNAP di Unit
Layanan.
Kesimpulan : Output kegiatan Peningkatan Ketersediaan Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan telah terealisasi.
O SASARAN SRATEGI INDIKATOR KINERJA Target 2018
Capaian 2018
1 Persentase Puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial
Persentase puskesmas yang memiliki 80% obat dan vaksin essensial (pemantauan dilaksanakan terhadap 20 item obat indikator)
85% 99%
Tabel IV. Capaian Indikator Tata Kelola Obat Publik
D. MENINGKATKAN KAPASITAS SDM DALAM PENGELOLAAN VAKSIN DAN
PENERAPAN E-LOGISTIK DI INSTALASI FARMASI PROVINSI/KAB/KOTA
Dalam pengelolaan obat di fasilitas kesehatan pemerintah,
informasi ketersediaan obat merupakan komponen yang penting baik
di tingkat Pusat, Provinsi maupun di Kabupaten/Kota.
17
LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiMalukuSatker21904(07)Tahun2019
Dalam pengelolaan obat di fasilitas kesehatan pemerintah, informasi
ketersediaan obat merupakan komponen yang penting baik di tingkat Pusat,
Provinsi maupun di Kabupaten/Kota.
Oleh karena itu, Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan telah membuat aplikasi ketersediaan obat di Kabupaten/Kota,
Provinsi dan Pusat, untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam
manajemen pengelolaan obat dan memantau ketersediaan obat di Instalasi
Farmasi.
Dengan adanya pemanfaatan aplikasi sistem e-logistik diharapkan dapat
diperoleh informasi terkini yang mencakup tingkat kecukupan, ketersediaan dan
kondisi obat di Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota, Instalasi Farmasi Provinsi dan
Instalasi Farmasi Pusat. Mengingat manfaat aplikasi ini maka implementasi e-
logistik sangat penting di instalasi farmasi provinsi dan kab/kota.
Kegiatan Peningkatan kapasitas SDM dalam pengelolaan vaksin dan
penerapan e-logistik di instalasi farmasi provinsi/kab/kota dilaksanakan di Biz
Hotel selama 3 hari, yaitu mulai tanggal 19 sampai dengan 21 Agustus 2019
diikuti oleh 37 peserta dari Penanggungjawab instalasi farmasi di Kab/Kota.
3. PENINGKATAN PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
A. Peningkatan Kemampuan SDM dalam melaksanakan Monitoring perijinan
dan Evaluasi Sarana Produksi dan Distribusi Kefarmasian
Dalam rangka meningkatkan kemampuan petugas Pembina tersebut agar
siap dalam melakukan monitoring dan pembinaan terhadap sarana Prodis
Kefarmasian yang mempunyai permasalahn dalam proses perizinannya maka
dilaksanakan kegiatan Peningkatan kemampuan SDM dalam melakukan
Monitoring Perizinan Sarana Prodis Kefarmasian sehingga tingkat kepuasan
masyarakat yang merupakan indicator dalam pelayanan public yang prima dapat
tercapai.Oleh karena itu perlu melakukan monitoring dan pembinaan terhadap
sarana-sarana tersebut.
Untuk meningkatkan Kapasitas SDM Dinas Kesehatan Prov/Kab/Kota
agar siap dalam melakukan monitoring dan pembinaan terhadap sarana Prodis
Kefarmasian, sehingga kegiatan monitoring dapat menghasilkan solusi dalam
permasalahan perizinan maka Kegiatan Peningkatan Kemampuan SDM dalam
melakukan Monitoring Perizinan Sarana Produksi dan distribusi Kefarmasian
penting dilaksanakan.
18
LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiMalukuSatker21904(07)Tahun2019
Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Golden Palace selama 4 hari, yaitu
mulai tanggal 13 sampai dengan 16 November 2019 yang diiukuti oleh 32
peserta dari Dinas Kabupaten/Kota.
4. DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA
PADA PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
A. Konsultasi Nasional Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Rapat Koordinasi Nasional tahun 2019 regional timur dilaksanakan di
Hotel Four Points by Sheraton Manado. Jl. Piere Tendean, Boulevard, Sario
Manado-Sulawesi Utara 95111 yang dilaksanakan pada tanggal 27-30 Maret
2019.. Peserta dari Bali sebanyak 17 orang yang terdiri dari 11 peserta dari
Dinas Kesehatan kabupaten/kota dan 6 peserta dari Dinas Kesehatan Provinsi.
Tujuan dari pertemuan ini untuk mensosialisasikan dan menyamakan persepsi
program Kefarmasian dan Alat Kesehatan dalam upaya peningkatan Program
Kefarmasian dan Alat Kesehatan menuju suksesnya pelaksanaan RPJMN 2015-
2019 serta tercapainya strategi serta 9 fokus kegiatan di Direktur Jenderal
Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
B. Pemutakhiran Data Kefarmasian dan Alkes Tk. Propinsi – Profil
Kefarmasian, serta Perencanaan dan Evaluasi Dana Alokasi Khusus ( DAK
) Sub Bidang Pelayanan Kefarmasian
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita Bangsa
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pancasila dan UUD Negara
19
LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiMalukuSatker21904(07)Tahun2019
Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam rangka penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, perlu adanya pembiayaan kesehatan, yang
bertujuan untuk penyediaan pembiayaan kesehatan yang berkesinambungan
dengan jumlahyang mencukupi, teralokasikan secara adil dan termanfaatkan
secara berhasil guna dan berdaya guna.
Serta untuk meningkatkan bidang data dan informasi pelayanan kefarmasian
dan alat kesehatan dan memperkecil adanya kekurangan dan
kelemahan/penyimpangan dalam pelaksanaan program antara lain ketaatan
para pengelola program termasuk keuangan dalam pembuatan laporan,
keterlambatan pengiriman laporan, koordinasi dan pengendalian oleh atasan
yang masih kurang, akibatnya pada pemeriksaan-pemeriksaan sering timbul
masalah-masalah yang sama dengan pemeriksaan yang lalu.
Melalui kegiatan Reviu Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Data Program
Kefarmasian dan Alkes, pemerintah pusat memberikan anggaran kepada
daerah untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah
sesuai prioritas nasional DAK Bidang Kesehatan diberikan kepada daerah
tertentu untuk membantu mendanai kegiatan bidang kesehatan yang
merupakan urusan daerah sesuai dengan prioritas pembangunan kesehatan
nasional yang ditetapkan melalui Rencana Kerja Pemerintah (RKP) serta
Dalam rangka meningkatkan validitas data/informasi kefarmasian dan alat
kesehatan serta memperkecil adanya kesalahan yang timbul, dan agar
didapatkan data yang akurat sebagai informasi yang harus dilaporkan secara
berkala dan berjenjang sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan
kegiatan. Sesuai dengan penjelasan tersebut diatas maka diperlukan
kegiatan Perencanaan & Evaluasi Dana Alokasi Khusus (DAK) sub bidang
pelayanan kefarmasian dan Pemutakhiran Data Kefarmasian dan Alkes
Tingkat Provinsi.
20
LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiMalukuSatker21904(07)Tahun2019
Melalui kegiatan Review Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Data Program
Kefarmasian dan Alkes ini diharapkan alokasi dana DAK khusus untuk
alokasi DAK subbidang pelayanan kefarmasian yang diberikan melalui dana
perimbangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dapat
digunakan sesuai harapan dan target program Kefarmasian dan Alat serta
mendukung pengelolaan pelayanan kesehatan baik dari aspek koordinasi
maupun kepentingan monitoring atau pemantauan data yang dilaksanakan
secara secara terpadu dan terencana, serta sebagai pendukung informasi
dan bahan acuan dalam pengambilan keputusan.
Kegiatan di laksanakan di Hotel Golden Palace pada Bulan April 2019.
C. Administrasi kegiatan Dekonsentrasi Program Kefarmasian dan Alat
Kesehatan
Dalam rangka melaksanakan Kegiatan pada Program Kefarmasian dan
Alat Kesehatan diperlukan sarana dan prasarana pendukung kegiatan. Kegiatan
pendukung tersebut berupa honor pengelola keuangan yang di tuangkan dalam
honor yang terkait dengan operasional satuan kerja, belanja barang non
operasional lainnya, belanja barang Penunjang Kegiatan Dekonsentrasi untuk
diserahkan kepada pemerintah daerah. Serta perjalanan lainnya yang secara
keseluruhaan sangat membantu kelancaran pelaksanaan Program Kefarmasian
dan Alat Kesehatan.
Dalam melaksanakan Administrasi Kegiatan diperlukan sarana
pendukung yang memadai demi kelancaran pelaksanaan Kegiatan pada
Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan dinas Kesehatan Provinsi Maluku.
Kesimpulan : Output kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas
teknis lainnya pada program kefarmasian dan alkes berupa
5. Peningkatan Pengawasan Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT).
21
LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiMalukuSatker21904(07)Tahun2019
a. Sampling Produk Alat Kesehatan
Kegiatan Sampling Produk Alkes dan PKRT Tahun 2019 dilakukan di Kota
Ambon. Sampel yang diambil terdiri dari 8 jenis alkes dan PKRT .
Hasil pengujian terhadap Jenis dan Merek Produk Alkes diperoleh hasil 100 %
Memenuhi Syarat (MS) selanjutnya hasil pengujian dikompilasi serta dilaporkan
ke Direktorat Pengawasan Alkes dan PKRT Kementerian Kesehatan RI serta
ditembuskan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat pengambilan sampel.
B. HASIL CAPAIAN KINERJA
Secara umum kegiatan yang ada pada Program Kefarmasian dan alkes, semuanya
telah dilaksanakan sesuai target kinerja.
Untuk Program Kefarmasian dan Alkes maka seluruh kegiatan yang dilaksanakan sesuai
indikator kinerja yang ditetapkan dan semuanya mencapai target .
N
o
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target Capaian
Target
1 Peningkatan
Pelayanan
Kefarmasian
Fasyankes yang
mampu dalam
melaksanakan
Pelayanan
Kefarmasian
Sesuai Standar
36
Fasyankes
36
Fasyankes
2 Peningkatan Tata
Kelola Obat Publik
dan Perbekalan
Kesehatan
Dinas Kesehatan
Provinsi dan
Kab/Kota yang
melaksanakan
Program Tata
Kelola Obat Publik
dan Perbekalan
Kesehatan
1 Provinsi 1 Provinsi
3 Peningkatan
Produksi dan
Distribusi
Sarana Produksi
dan Distribusi
Sediaan Farmasi &
12 Sarana 12 Sarana
22
LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiMalukuSatker21904(07)Tahun2019
Kefarmasian Pengamanan
Pangan yang
dibina
4 Dukungan
Manajemen dan
Pelaksanaan
Tugas Teknis
Lainnya pada
program
Kefarmasian dan
Alkes
Layanan
Perencanaan,
Konsolidasi dan
Evaluasi Terhadap
Manajemen dan
Pelaksanaan
Tugas Teknis
Lainnya
1 Provinsi 1 Provinsi
5 Peningkatan
Pengawasan Alat
Kesehatan dan
Perbekalan
Kesehatan Rumah
Tangga (PKRT)
Produk dan Sarana
Distribusi Alat
Kesehatan serta
Perbekalan
Kesehatan Rumah
Tangga (PKRT)
yang diuji
8 Produk 8 Produk
23
LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiMalukuSatker21904(07)Tahun2019
Bab IV Penutup
Laporan Kinerja Seksi Kefarmasian dan Seksi Alkes 219014 (07) Dinas
Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2019 disusun sebagai wujud pertanggungjawaban
atas kinerja berdasarkan perencanaan strategis yang telah ditetapkan. Laporan ini
disusun sesuai amanat Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor
53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata
Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2416/Menkes/Per/XII/2011 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian
Kesehatan.
Laporan Kinerja menggambarkan pencapaian kinerja Seksi Kefarmasian dan
Seksi Alkes dalam mencapai sasaran sebagaimana yang telah ditetapkan didalam
dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan. Seksi Kefarmasian dan Seksi
Alkes Satker 219014 (07) Dinas Kesehatan Provinsi Maluku telah cukup berhasil
melaksanakan Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan serta telah merealisasikan
beberapa target yang telah ditetapkan di dalam dokumen perencanaan.
Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk pelaksanaan kegiatan yang
telah dicanangkan pada periode berikutnya sehingga pelaksanaan kegiatan di masa
mendatang dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien.Laporan Seksi
Kefarmasian dan Seksi Alkes Satker 219014 (07) Dinas Kesehatan Provinsi Maluku
diharapkan dapat dimanfaatkan untuk bahan evaluasi kinerja bagi yang membutuhkan
dalam penyempurnaan dokumen perencanaan maupun pelaksanaan program dan
kegiatan yang akan datang, dan penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan.