KAK Penyusunan SOP Perizinan Dan Nonperizinan
-
Upload
hendra-subagja -
Category
Documents
-
view
1.672 -
download
276
Transcript of KAK Penyusunan SOP Perizinan Dan Nonperizinan
KERANGKA ACUAN KERJA
PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERIZINAN DAN NONPERIZINAN MELALUI PENYELENGGARAAN
PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PPTSP) PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN
KABUPATEN BANDUNG
TAHUN ANGGARAN 2014
KERANGKA ACUAN KERJA
PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERIZINAN DAN NONPERIZINAN MELALUI PENYELENGGARAAN
PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PPTSP) PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN
KABUPATEN BANDUNG
I. LATAR BELAKANG
Fungsi pemerintah sebagai pelayan masyarakat merupakan fungsi yang sangat
penting dan selalu menjadi tolok ukur bagi masyarakat terhadap kinerja
pemerintah. Kontrol masyarakat terhadap kinerja pemerintah bertujuan agar
pemerintah tanggap terhadap keluhan masyarakat sehingga secara terus-
menerus dan sistematis selalu memperbaiki dan meningkatkan pelayanan untuk
menciptakan kondisi pelayanan yang memberikan kepuasan kepada
masyarakat. Birokrasi harus mampu dan mau melakukan transformasi diri dari
birokrasi yang kinerjanya kaku (rigid) menjadi organisasi birokrasi yang
strukturnya lebih desentralistis, inovatif, fleksibel dan responsif.
Pelayanan publik di daerah masih menjadi isu kebijakan yang semakin strategi
karena perbaikan pelayanan publik di daerah cenderung “berjalan di tempat”
sedangkan implikasinya sangat luas dalam kehidupan ekonomi, politik, sosial
dan budaya. Masih banyaknya masalah yang terkait dengan pelayanan publik di
daerah pasca pelaksanaan otonomi daerah. Penyederhanaan proses pelayanan
publik merupakan suatu keharusan dalam rangka menjawab tuntutan masyarakat
dalam upaya peningkatan pelayanan publik yang semakin maju dan
berkembang. Proses penyederhanaan pada awalnya dimulai dari pihak
pemerintah untuk melakukan pembaharuan. Pembaharuan yang dimaksud yaitu
dengan menciptakan “enterpreneur minded” dalam organisasi dan menciptakan
organisasi pemerintah yang memiliki sistem pembaharuan diri.
Melihat kenyataan di masyarakat yang menuntut adanya perbaikan dalam
pelayanan publik, maka pemerintah melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri
(Permendagri) Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu mewajibkan setiap pemerintah daerah untuk
Hal – 1
membentuk unit pelayanan perizinan terpadu satu pintu. Pembentukan Unit
Pelayanan Terpadu Perizinan di daerah diharapakan dapat menjawab kebutuhan
masyarakat yang menginginkan pelayanan publik yang terbuka, efisien,
ketepatan waktu dan merata dalam pelayanan.
Paradigma good governance membawa pergeseran dalam pola hubungan
antara pemerintah dengan masyarakat sebagai konsekuensi dari penerapan
prinsip-prinsip corporate governance. Penerapan prinsip corporate governance
juga berimplikasi pada perubahan manajemen pemerintahan menjadi lebih
terstandarisasi, artinya ada sejumlah kriteria standar yang harus dipatuhi instansi
pemerintah dalam melaksanakan aktivitas-aktivitasnya. Standar kinerja ini
sekaligus dapat untuk menilai kinerja instansi pemerintah secara internal maupun
eksternal. Standar internal yang bersifat prosedural inilah yang disebut dengan
Standar Operasional Prosedur (SOP) atau sering juga diistilahkan dengan
sebutan Standar Pelayanan Minimal (SPM) atau Standar Operasional Pelayanan
(SOP).
SOP dianggap sebagai tindakan yang logis bagi pemerintah daerah karena
beberapa alasan. Pertama, didasarkan kemampuan daerahnya masing-masing,
dibentuklah kantor-kantor pelayanan publik untuk mengoptimalkan pelaksanaan
kewenangan dan fungsi pelayanan. Keterbatasan dana, sumberdaya aparatur,
kelengkapan, dan faktor lainnya membuat pemerintah daerah harus mampu
menentukan jenis-jenis pelayanan yang minimal harus disediakan bagi
masyarakat. Kedua, dengan adanya SOP memungkinkan untuk melakukan
kegiatannya secara “lebih terukur” sebagai bagian dari prestasi dan prestise
pemerintah daerah. Ketiga, dengan SOP yang disertai tolok ukur pencapaian
kinerja yang logis dan riil akan memudahkan bagi masyarakat untuk memantau
kinerja aparat pelayanan, sebagai salah satu unsur terciptanya penyelenggaraan
pemerintahan yang baik.
Perumusan SOP menjadi relevan karena sebagai tolok ukur dalam menilai
efektivitas dan efisiensi kinerja instansi pemerintah dalam melaksanakan
program kerjanya. Secara konseptual prosedur diartikan sebagai langkah-
langkah sejumlah instruksi logis untuk menuju pada suatu proses yang
Hal – 2
dikehendaki. Proses yang dikehendaki tersebut berupa pengguna-pengguna
sistem proses kerja dalam bentuk aktivitas, aliran data, dan aliran kerja. Prosedur
operasional standar adalah proses standar langkah-langkah sejumlah instruksi
logis yang harus dilakukan berupa aktivitas, aliran data, dan aliran kerja.
Berdasarkan pada prinsip SOP di atas, penyusunan SOP didasarkan pada tipe
satuan kerja, aliran aktivitas, dan aliran dokumen. Kinerja SOP diproyeksikan
dalam bentuk durasi waktu, baik dalam satuan jam, hari, atau minggu, dan
bentuk hirarkhi struktur organisasi yang berlaku. Proses penyusunan SOP
dilakukan dengan memperhatikan kedudukan, tupoksi, dan uraian tugas dari unit
kerja yang bersangkutan.
Badan Penanaman Modal dan Perizinan (BPMP) Kabupaten Bandung adalah
salah satu instansi pelayanan publik yang dibentuk dalam rangka memberikan
kemudahan pelayanan kepada masyarakat melalui sistem pelayanan satu pintu.
Berdasarkan Peraturan Bupati No. 42 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Perizinan Terpadu pada Badan Penanaman Modal dan Perizinan
Kabupaten Bandung, jenis-jenis pelayanan yang diberikan adalah pelayanan
yang menyangkut perizinan dan nonperizinan, seperti Izin Mendirikan Bangunan
(IMB), Izin Lokasi, Surat Izin Usaha, dan sebagainya. Dalam rangka memberi
kepastian pelayanan dan kemudahan bagi masyarakat tersebut, maka BPMP
perlu menetapkan SOP untuk setiap jenis pelayanan perizinan dan nonperizinan
yang diberikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dengan demikian, Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten Bandung
memandang perlu dilaksanakannya kegiatan “Penyusunan Standar Operasional
Prosedur (SOP) Perizinan dan Nonperizinan Melalui Penyelenggaraan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PPTSP) Pada Badan Penanaman Modal dan
Perizinan Kabupaten Bandung”. Penyusunan SOP ini diharapkan dapat
memberikan arahan dan panduan yang komprehensif terhadap prosedur
pelayanan perizinan dan nonperizinan pada setiap sektor usaha yang menjadi
kewenangan Pemerintah Kabupaten Bandung, sehingga pelayanan penanaman
modal dapat berjalan secara optimal dalam rangka mempercepat pertumbuhan
ekonomi daerah dan menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif.
Hal – 3
II. DASAR PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
3. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007;
5. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah.
6. Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan
Penanaman Modal Daerah di Kabupaten Bandung.
7. Peraturan Bupati Nomor 39 Tahun 2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan
dan teknis Pengelolaan Keuangan dan Barang/Jasa Daerah di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Bandung.
8. DPA Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten Bandung Tahun
2014.
III. MAKSUD
Maksud dari Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Perizinan dan
Nonperizinan Melalui Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PPTSP)
Pada Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten Bandung adalah
menyiapkan dan merumuskan SOP pelayanan perizinan dan nonperizinan yang
terintegrasi berdasarkan sektor usaha melalui PPTSP.
IV. TUJUAN
Adapun tujuan dari Kegiatan Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP)
Perizinan dan Nonperizinan Melalui Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (PPTSP) Pada Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten
Bandung adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan kualitas pelayanan publik khususnya dalam pelayanan
perizinan dan nonperizinan kepada penanam modal.
Hal – 4
b. Memberikan kepastian dan keseragaman proses pelaksanaan suatu
tugas dalam memberikan pelayanan perizinan dan nonperizinan kepada
penanam modal;
c. Menunjang kelancaran proses pelaksanaan tugas dan kemudahan
dalam pengendalian;
d. Mempertegas tanggung jawab pelaksanaan tugas bagi aparatur;
e. Memberikan kejelasan dan transparansi dalam mekanisme pelayanan
penanaman modal di daerah
f. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan tugas dan
fungsi Bidang Perizinan BPMP Kabupaten Bandung selaku penyelenggara
pelayanan terpadu satu pintu.
V. SASARAN
Sasaran yang ingin dicapai dalam Kegiatan Penyusunan Standar Operasional
Prosedur (SOP) Perizinan dan Nonperizinan Melalui Penyelenggaraan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PPTSP) Pada Badan Penanaman Modal dan
Perizinan Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut:
1. Terwujudnya kualitas pelayanan publik khususnya dalam pelayanan
perizinan dan nonperizinan.
2. Terwujudnya kepastian, kejelasan, dan transparansi dalam mekanisme
pelayanan penanaman modal di daerah
3. Terwujudnya efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan tugas dan fungsi
Bidang Perizinan BPMP Kabupaten Bandung selaku penyelenggara
pelayanan terpadu satu pintu.
4. Tersusunnya SOP Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan melalui
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PPTSP)
VI. KELUARAN
Pada akhir pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Standar Operasional Prosedur
(SOP) Perizinan dan Nonperizinan Melalui Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu (PPTSP) Pada Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten
Bandung diharapkan diperoleh produk-produk keluaran sebagai berikut:
Hal – 5
a. Tersusunnya rumusan Standar Operasional Prosedur (SOP) Perizinan dan
Nonperizinan Melalui Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(PPTSP).
b. Hasil kajian berupa laporan hasil penyusunan Standar Operasional Prosedur
(SOP) Perizinan dan Nonperizinan Melalui Penyelenggaraan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (PPTSP) Pada Badan Penanaman Modal dan Perizinan
Kabupaten Bandung.
VII. RUANG LlNGKUP KEGIATAN
Dalam kegiatan Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Perizinan dan
Nonperizinan Melalui Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PPTSP)
Pada Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten Bandung,
pelaksanaannya dibatasi pada lingkup kegiatan sebagai berikut:
1. Melakukan penyiapan langkah-langkah awal menyusun SOP;
2. Mengumpulkan berbagai informasi yang diperlukan untuk menyusun SOP;
3. Mengidentifikasi informasi yang akan dicari, dapat dipisahkan mana informasi
yang dicari dari sumber primer dan mana yang dicari dari sumber sekunder;
4. Melakukan identifikasi jenis kegiatan yang akan disusun SOP nya;
5. Merumuskan judul SOP sesuai dengan hasil/produk akhir dari kegiatan;
6. Merumuskan uraian jenis kegiatan;
7. Menentukan pelaksana (aktor) terhadap setiap jenis kegiatan;
8. Menentukan penggunaan simbol-simbol sesuai dengan tahapan proses dan
uraian jenis kegiatan;
9. Menentukan dan menyusun urutan pelaksana sebagai penanggung jawab
setiap tahapan proses;
10. Meletakkan simbol-simbol sesuai dengan maksud simbol;
11. Menentukan jenis kelengkapan, waktu, dan hasil (output) tetap/mutu baku
secara pasti dan jelas;
12. Melakukan pengembangan SOP, bilamana SOP yang telah ditetapkan akan
ditindaklanjuti dengan SOP lanjutannya;
13. Melakukan review SOP yang telah disusun;
14. Melakukan sosialisasi kepada pelaksana maupun pemangku kepentingan
SOP;
Hal – 6
VIII. METODA PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Perizinan dan
Nonperizinan Melalui Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PPTSP)
Pada Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten Bandung ini dilakukan
dengan metode kerja sebagai berikut:
1. Inventarisasi data-data melalui hasil kajian, website, studi literatur, arsip-
arsip penanaman modal, dan lain sebagainya dalam rangka pengumpulan
data primer dan sekunder
2. Perumusan dan Analisis Struktur, Tata Kerja, Sistem dan Prosedur
Perizinan dan Non Perizinan.
3. Penyusunan SOP Final.
IX. KETENTUAN PELAKSANAAN
A. Tenaga Ahli
Tenaga ahli yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan Penyusunan
Standar Operasional Prosedur (SOP) Perizinan dan Nonperizinan Melalui
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PPTSP) Pada Badan
Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten Bandung adalah sebagai
berikut :
1. Tenaga Ahli Kebijakan Publik (Ketua Tim)
Kualifikasi Tenaga Ahli yang diperlukan adalah memiliki latar belakang
pendidikan jurusan Kebijakan Publik/Administrasi Negara dengan
pengalaman kerja sebagai ketua tim pada pekerjaan yang relevan
selama 4 tahun untuk lulusan strata 1 (S-1) atau pengalaman selama 2
tahun untuk strata 2 (S-2).
2. Tenaga Ahli Manajeman
Kualifikasi Tenaga Ahli yang diperlukan adalah memiliki latar belakang
pendidikan jurusan Manajemen dengan pengalaman kerja pada
pekerjaan yang relevan selama 4 tahun untuk lulusan strata 1 (S-1) atau
pengalaman selama 2 tahun untuk strata 2 (S-2).
3. Tenaga Ahli Administrasi Negara/Pemerintahan
Kualifikasi Tenaga Ahli yang diperlukan adalah memiliki latar belakang
pendidikan jurusan Administrasi Negara/Pemerintahan dengan
pengalaman kerja pada pekerjaan yang relevan selama 4 tahun untuk
Hal – 7
lulusan strata 1 (S-1) atau pengalaman selama 2 tahun untuk strata 2 (S-
2).
4. Tenaga Ahli Hukum Pemerintahan
Kualifikasi Tenaga Ahli yang diperlukan adalah memiliki latar belakang
pendidikan jurusan Hukum dengan pengalaman kerja pada pekerjaan
yang relevan selama 4 tahun untuk lulusan strata 1 (S-1) atau
pengalaman selama 2 tahun untuk strata 2 (S-2).
B. Pelaksana Pekerjaan
Pelaksana pekerjaan kegiatan Penyusunan Standar Operasional Prosedur
(SOP) Perizinan dan Nonperizinan Melalui Penyelenggaraan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (PPTSP) Pada Badan Penanaman Modal dan Perizinan
Kabupaten Bandung ini adalah yang memenuhi kriteria sesuai dengan
ketentuan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Presidengan No. 70 Tahun 2012 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2012 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah, yaitu melalui metode seleksi sederhana oleh
Konsultan.
C. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kegiatan Penyusunan Standar Operasional Prosedur
(SOP) Perizinan dan Nonperizinan Melalui Penyelenggaraan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (PPTSP) Pada Badan Penanaman Modal dan Perizinan
Kabupaten Bandung dikerjakan dalam waktu 90 (sembilan puluh) hari
kalender, terhitung setelah ditetapkannya perintah pekerjaan.
X. BIAYA YANG DlBUTUHKAN
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan ini dialokasikan dana sebesar
Rp.85.000.000,- (Delapan Puluh Lima Juta Rupiah) yang berasal dari APBD
Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2014.
XI. PELAPORAN
Pelaksanaan kegiatan ini akan dilaporkan melalui tahapan sebagai berikut:
Hal – 8
a. Laporan Pendahuluan
Laporan ini sekurang-kurangnya memuat uraian tentang pemaharnan tim
konsultan terhadap metodologi/sistematika Penyusunan Standar
Operasional Prosedur (SOP) Perizinan dan Nonperizinan Melalui
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PPTSP) Pada Badan
Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten Bandung, rencana kegiatan,
jadwal pelaksanaan, ruang lingkup rencana pelaksanaan, jadwal dan tugas
tenaga ahli. Laporan diserahkan sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar.
b. Laporan Antara
Laporan ini sekurang-kurangnya memuat kemajuan pelaksanaan pekerjaan
yang telah dilaksanakan oleh Tim Konsultan, kesulitan-kesulitan yang
dihadapi, temuan-temuan yang diperoleh dari hasil studi literatur dan hasil
identifikasi serta hasil analisis awal terhadap penyusunan SOP Perizinan
dan Nonperizinan melalui PPTSP pada Badan Penanaman Modal dan
Perizinan Kabupaten Bandung. Laporan diserahkan sebanyak 10 (sepuluh)
eksemplar.
c. Laporan Akhir
Laporan ini merupakan penyempurnaan dari laporan antara setelah
mendapatkan masukan dari persetujuan dari Tim Teknis. Laporan ini
diserahkan sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar pada akhir pelaksanaan
pekerjaan dan dilengkapi dengan laporan dalam bentuk digital (CD).
XII. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat sebagai dasar/pedoman dan rencana
pelaksanaan dalam kegiatan Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP)
Perizinan dan Nonperizinan Melalui Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (PPTSP) Pada Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten
Bandung dengan harapan dapat terealisasi dengan optimal.
Hal – 9