Post on 25-Nov-2021
1
LAPORAN AKHIR
PENELITIAN DOSEN UTAMA (PDU)
KONSTRUKSI MODEL PEMBERDAYAAN EKONOMI
MASYARAKAT BERBASIS DANA ZAKAT
Ketua : Dr. Sri Fadilah, SE.M.Si.Ak.CA (0403017103)
Anggota 1. Mey Maemunah, SE.M.Si.Ak.CA (0416058201)
2. Nopi Hernawati, SE. M.Si.Ak.CA (0410118303)
3. Iqbal Saefullah (10090114108)
4. Gina Nurfajrina (10090115101)
KONTRAK NOMOR: ………………………. LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
JUNI 2019
:: repository.unisba.ac.id ::
2
RINGKASAN
Sebagai Penelitian Dosen Utama (PDU), tujuan jangka panjang penelitian diharapkan
luaran penelitian dapat merealisasikan renstra perguruan tinggi, khususnya peningkatan dan
pengembangan mutu penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Penelitian Dosen
Utama (PDU) yang akan diajukan sesuai dengan tema unggulan yang ke 4 yaitu: Rekayasa
dan penguatan lembaga untuk meningkatkan daya saing global berbasis wirausaha dan
etika Islam. Kemudian, pada penelitian ini akan meneliti Model Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Berbasis Dana Zakat. Dasar Latar belakang penelitian adalah Provinsi Jawa
Barat sebagai provinsi yang berpenduduk banyak dan memiliki 27 wilayah kota/kabupaten
dengan segala ragam dan budaya serta keunggulan-keunggulan daerahnya menjadi kekayaan
Jawa Barat. Namun demikian, Jawa Barat juga masih memiliki masalah ekonomi dan sosial
yaitu penggangguran dan kemiskinan yang harus diselesaikan. Ditambah dengan tuntutan
Jabar dalam mendukung tercapainya tujuan SDG’s. Untuk itu, pemerintah Jabar dan lembaga
yang menjadi stakholdernya termasuk BAZNAS Jabar diajak bersama untuk menyelesaikan
permasalahan Jabar dan mencapai SDG’s.Organisasi pengelola zakat baik BAZNAS dan
LAZ, melaksanakan peran intermediasi zakat yaitu mengumpulkan dana zakat dari muzaki
dan menyalurkan dana zakat kepada mustahik. Namun demikian, ada hal yang harus menjadi
perhatian utama khususnya dalam menyalurkan zakat adalah bagaimana zakat dalam
memiliki nilai sosial ekonomi yang tinggi. Memang setiap lembaga zakat memiliki program-
program yang unik dan khas, namun umumnya bidang programnya hampir sama. Hasil
penelitian ini diharapkan sebagai inovasi yang menjadi referensi bagi pengembangan Model
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Berbasis Dana Zakat. Adapun TKT yang akan
dihasilkan dari riset ini adalah 3 (Tiga). Tujuan jangka pendek penelitian ini untuk
menjawab perumusan masalah dan tujuan jangka panjang mengkonstruksi Model
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Berbasis Dana Zakat. Adapun target khusus
penelitian: (1) Prosiding bereputasi SORES Unisba 2019 (2) jurnal nasional terakreditasi
MIMBAR Unisba, (3) Jurnal internasional TIJOSS, (4) Model Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat, (6) Dokumen Kerjasama MOU atau MOA. (7) Invited Speaker Untuk
Meningkatkan Efektifitas Peran Intermediasi Lembaga Zakat Metode penelitian yang
digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan deskriptif analisis.Teknik pengumpulan
data adalah observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi.
Kata Kunci: Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat, Zakat dan Dana Zakat
:: repository.unisba.ac.id ::
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tema penelitian ini sudah disesuaikan dengan RIP Unisba (2015-2020)(1) yaitu
Penelitian PDU yang akan diajukan sesuai dengan tema unggulan yang ke-4 yaitu: Rekayasa
dan penguatan lembaga untuk meningkatkan daya saing global berbasis wirausaha dan etika
Islam, khususnya 4.3 yaitu Model Perekonomian Islam. Dengan TKT: 3.
Provinsi Jabar masih memiliki masalah ekonomi dan sosial yaitu penggangguran dan
kemiskinan yang harus diselesaikan (BappedaJabar.2018)(2). Ditambah dengan tuntutan
Jabar dalam mendukung tercapainya tujuan SDG’s. Untuk itu, pemerintah Jabar dan
stakholdernya termasuk BAZNAS Jabar diajak bersama untuk menyelesaikan permasalahan
Jabar dan mencapai SDG’s. BAZNAS Jabar sebagai lembaga zakat berbasis pemerintah
yang memiliki peran intermediasi zakat merancang berbagai program pendayagunaan yang
menjadi solusi masalah Jabar dan mencapai SDG’s yaitu program pemberdayaan yang
memfokuskan pada pengembangan ekonomi masyarakat. Peran pendistribusian, BAZNAS
Jabar dan lembaga zakat lainnya sudah dianggap efektif karena indikator kinerjanya hanya
dilihat dari penerima manfaat, berbeda dengan peran pendayagunaan zakat untuk
pemberdayaan masyarakat masih dianggap rendah karena tingkat pencapaian kinerja antara
20%-30% (BAZNAS Jabar.2017)(3).
Dari sekian banyak faktor yang menyebabkan masih rendahnya kinerja
pemberdayaan, disinyalir faktor yang menyebabkan adalah lembaga zakat harus menerapkan
:: repository.unisba.ac.id ::
4
implementasi tata kelola zakat yang baik (Sri Fadilah dkk:2013)(4). Implementasi
pengendalian intern melalui monev kegiatan dan TQM (Sri Fadilah dkk:2012)(5),
implementasi Budaya Oragnisasi (Sri Fadilah dkk:2013)(6), dilakukan penilaian kinerja
organisasi (Sri Fadilah dkk:2015)(7), melihat aspek perilaku amil (Sri Fadilah dkk:2017)(8)
dan faktor pemanfaatan nilai sosial ekonomi zakat (Sri Fadilah dkk:2017)(9)
BAZNAS Jabar, memiliki program yang dimulai dari 2016 dan saat ini sudah
memiliki 7 wilayah pemberdayaan dengan basis keunggulan daerah dan ditempatkan pada
masing-masing daerah seorang relawan program yang mengawal, menginisiasi, membina
dan monev setiap program yang dibuat dengan keunggulan daerah tersebut. Program yang
dibangun adalah ekonomi, kesehatan, pendidikan, sosial kemanusiaan, dakwah syiar Islam.
Adapun branding program adalah Cinta Desa (Citades). Penelitian ini akan mengambil kasus
pada daerah Kabupaten Bandung Barat, dengan alasan lokasi dari kampus. Kemudian
informasi terkait dengan program Citades, comdevor dan keunggulan setiap daerah:
:: repository.unisba.ac.id ::
5
Tabel 1.1 Program, Comdevor dan Program Unggulan
Selanjutnya, program pendayagunaan zakat memiliki nilai ekonomis yang lebih baik
karena sifatnya jangka panjang, lebih terstruktur. Untuk itu, BAZNAS Jabar akan
mengoptimalkan pemanfaatan nilai ekonomi zakatnya melalui program-program yang
pemberdayaan yang dapat mengembangkan ekonomi masyarakat. Penelitian ini memilih
BAZNAS Jabar yang memiliki program yang lengkap yang bertujuan untuk
mengembangkan sosial dan ekonomi masyarakat, seperti contoh dalam gambar ini:
:: repository.unisba.ac.id ::
6
Gambar 1.1 Kegiatan dan Berita Pemberdayaan Masyarakat
:: repository.unisba.ac.id ::
7
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah penelitian ini adalah: bagaimana konstruksi model
pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis dana zakat.
1.3 Tujuan Khusus
Berdasarkan perumusan masalah penelitian di atas, penelitian ini memiliki tujuan
mengkonstruksi model dan menghasilkan luaran pada tabel berikut:
Tabel 1.2
Luaran Wajib dan Tambahan Penelitian
No Luaran Jenis Luaran Status
1 Prosiding Seminar Internasional
terindeks pada database internasional
bereputasi SORES Unisba 2019
Wajib Publikasi
2 jurnal nasional terakreditasi MIMBAR
Unisba
Wajib Review
3 Jurnal internasional TIJOSS Wajib Review
4 Model Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat
Tambahan Draf
5 Dokumen Kerjasama MOU atau MOA Tambahan Terlaksana
6 Invited Speaker (IAI dan BAZNAS Jabar) Tambahan Terlaksana
1.4 Urgensi Penelitian
Urgensi penelitian ini, berawal dari berbagai masalah yang disinyalir menjadi
penghalang kinerja pendayagunaan zakat yang masih dianggap rendah. Upaya meningkatkan
kinerja BAZNAS Jabar dengan membuat program pemberdayaan sosial dan ekonomi
masyarakat dari peran pendayagunaan yang efektif dengan program Citades. Kemudian
disusun berbagai langkah-langkah yang dianggap efektif untuk mencapai tujuan
:: repository.unisba.ac.id ::
8
pemberdayaan ekonomi masyarakat. Untuk itu, penelitian ini bermaksud meneliti tentang
konstruksi model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Berbasis Dana Zakat.
:: repository.unisba.ac.id ::
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 State Of Art
Dilihat dalam konteks kehidupan ekonomi, umat Islam selalu diidentikkan dengan
kemiskinan. Negara berkembang yang masih sarat dengan kemiskinan itu, umumnya adalah
negara yang berpenduduk mayoritas muslim. Kemudian beberapa tahun terakhir ini di
Indonesia, isu yang berkaitan dengan konsep pelaksanaan zakat baik sebagai kewajiban
agama secara pribadi maupun zakat sebagai komponen keuangan publik sangat populer
(Djailani,2003). Hal tersebut dipicu dengan dikeluarkannya UU No. 23 tahun 2011(10)
tentang Pengelolaan Zakat. Undang-undang ini menjadi payung hukum yang lebih kuat
dalam pengelolaan zakat di Indonesia. Selanjutnya, dalam Undang-Undang nomor 23 tahun
2011, mensyaratkan bahwa lembaga yang diperkenankan mengelola zakat di Indonesia
adalah lembaga zakat yang berbasis pemerintah yaitu BAZNAS dan LAZ. Kedua lembaga
zakat tersebut diperkenankan untuk melaksanakan peran intermediasi zakat yaitu
menghimpun dana zakat dari masyarakat muzaki dan menyalurkan/mendayagunakan dana
zakat kepada masyarakat mustahik. Diharapkan, kedua lembaga zakat tersebut mampu
merealisasikan potensi zakat yang sangat besar di Indonesia. Hal ini, sesuai dengan hasil
riset Sri Fadilah (2013) bahwa dengan tata kelola zakat yang baik akan berdampak pada
peningkatan kepercayaan masyarakat dan peningkatan penghimpunan dana zakat.
Selanjutnya, lembaga zakat berkewajiban mengelola dana zakat dari muzaki untuk
diberdayakan sesuai dengan peruntukannya (Sri Fadilah,dkk:2013). Undang-Undang nomor
23/2011 secara spesifik menyebutkan bahwa pemberdayaan dana zakat, untuk memenuhi
kebutuhan hidup para mustahik. Mustahik terdiri dari delapan asnaf, yaitu: Fakir, Miskin,
Amil, Muallaf, Riqab, Gharim, Sabilillah dan Ibnussabil. Berdasarkan amanat UU tersebut,
bahwa dana zakat dapat didistribusikan pada dua jenis kegiatan besar, yakin kegiatan
konsumtif dan produktif. Kegiatan konsumtif ádalah kegiatan yang berupa bantuan untuk
menyelesaikan masalah yang bersifat mendesak dan langsung habis setelah bantuan tersebut
:: repository.unisba.ac.id ::
10
digunakan. Sementara kegiatan produktif ádalah kegiatan yang diperuntukkan bagi usaha
produktif yang bersifat jangka menengah-panjang. Dampak dari kegiatan produktif ini,
umumnya bisa dirasakan walaupun dana ZIS yang diberikan sudah habis terpakai. Lebih
jauh, pemberdayaan dana ZIS, seperti makanan, kesehatan dan pendidikan. Apabila
kebutuhan tersebut sudah terpenuhi atau terdapat kelebihan, alokasi dapat diperuntukkan
bagi kegiatan usaha yang produktif melalui program pemberdayaan yang berkesinambungan
(SriFadilah,dkk:2015)(12). Adapun klasifikasi pemberdayaan dana zakat terlihat pada
gambar berikut:
Pemberdayaan
Zakat
Konsumtif Produktif
Kesehatan Pendidikan Sosial Pengembangan & Pemberdayaan
Pembemberdayaan Komunitas
UKM
Gambar 2.1. Bagan Pemberdayaan Dana ZIS
Pada prinsipnya, pemberdayaan dana ZIS dilakukan melalui program-program yang
ditawarkan lembaga zakat. Secara garis besar, terdapat empat kelompok program yang
ditawarkan oleh Lembaga zakat, yaitu bidang kesehatan, bidang ekonomi, bidang pendidikan
dan program yang bersifat charity. Pada dasarnya, jenis dan banyaknya program yang
ditawarkan oleh lembaga zakat akan tergantung pada: Besarnya dana yang dikelola Lembaga
zakat; Luas cakupan layanan/target mustahik yang dibidik dan Kebutuhan mustahik.
Penamaan dari keempat kelompok program tersebut akan berbeda-beda, karena akan
disesuaikan dengan peruntukkan, pengistilahan dan aktivitas utama dari lembaga zakat
tersebut. Adapun tujuan pemaparan program-program yang ditawarkan lembaga zakat untuk:
a. Mengetahui bagaimana aktivitas pemberdayaan dana zakat yang dikemas dalam bentuk
program-program yang ditawarkan lembaga zakat.
b. Melihat cakupan layanan yang bisa diberikan oleh masing- masing lembaga zakat.
:: repository.unisba.ac.id ::
11
c. Melihat kreativitas dan inovasi berkaitan dengan penciptaaan program-program yang
ditawarkan lembaga zakat.
Bahkan beberapa tahun terakhir ini, lembaga zakat telah mengambangkan bidang
program yang semakin luas. BAZNAS pusat telah merancang program yang harus
dilaksanakan oleh BAZNAS seluruh Indonesia baik di tingkat provinsi maupun tingka
kota/kabupaten. Program yang dirancang meliputi bidang-bidang berikut: Kesehatan (sehat),
Pendidikan (Cerdas), Ekonomi (Mandiri), Sosial Kemanusiaan (Peduli), dan Dakwah dan
Syiar Islam (Takwa). Di bawah ini disajikan program-program pendayagunaan dana zakat
BAZNAS Jawa Barat:
Gambar. 2.2 Program Zakat BAZNAS Jawa Barat
Untuk meningkatkan kinerja peran pendayagunaan zakat, disusun berbagai strategi
untuk mencapai tujuan, salah satunya adalah pemberdayaan ekonomi masyarakat. Beberapa
faktor yang harus diperhatikan dalam melaksanakan pemberdayaan ekonomi masyarakat
yaitu:
:: repository.unisba.ac.id ::
12
Tabel 2.1
Faktor yang Berkontribusi Dalam Pemeberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Sumbernya
No Faktor Sumber
1 Tata kelola zakat yang baik (Good Zakat
Governance)
Sri Fadilah, Rini L, Kania N:2013
2 Pemilaian kinerja Zakat (peran intermediasi
zakat)
Sri Fadilah, Rini L, Kania N:2015
3 Implementasi Pengendalian Internal Sri Fadilah, Rini L, Kania N:2012
4 Implementasi Total Quality Managamenet Sri Fadilah, Rini L, Kania N:2012
5 Implementasi Budaya organisasi Sri Fadilah, Rini L, Kania N:2013
6 Aspek perilaku amil dan mustahik (penerima
manfaat)
Sri Fadilah, Rini L, Yuni R::2017
7 Pemanfaatan nilai social zakat (Tujuan
pendayagunaan dana zakat)
Sri Fadilah, Rini L, Yuni R:2017
Dalam merancang program pendayagunaan, banyak sekali faktor yang dijadikan
sebagai pertimbangan karena kinerja program akan dikaitkan dengan pemanfaatan nilai
sosial dan ekonomi zakat yaitu tingkat efektifitas penggunaan dan zakat yang sesuai dengan
peruntukan dana zakat yaitu pilantropi dana keagamaan (SriFadilah,dkk:2017)(13). Konsep
pemberdayaan yang dijalankan program Citades pada dasarnya menggabungkan fackor
tersebut. Setiap daerah binaan lembaga zakat tentu akan memiliki karakteristik tersendiri
sehingga porsi penerapan faktor-faktor tersebut berbeda. Bagaimana kombinasi faktor-faktor
yang mempengaruhi/berkontribusi pada keberhasilan program pemberdayaan akan
dipelajari/dan diteliti, sehingga akan menghasilkan model yang tepat dan efektif.
Akhirnya, diharapkan dengan model pemberdayaan ekonomi masyarakat akan
mendukung peran intermediasi lembaga zakat. Juga sesuai dengan prinsip-prinsip
pendistribusian dan pendayagunaan dana zakat, hingga mampu mencapai misi
pendayagunaan dana zakat, akan tercapai key performance indicator yang ditentukan dan
meningkatnya nilai sosial ekonomi dana zakat.
:: repository.unisba.ac.id ::
13
2.2 Roadmap Penelitian
Selanjutnya, hasil penelitian (inovasi) yang sudah dicapai oleh peneliti dan penelitian
yang akan dilaksanakan serta rencana penelitian yang akan datang akan digambarkan dalam
roadmap penelitian berikut:
Sri F:2011
Kania:2011 Pengendalian Kania: 2011
Sri F:2011 Intern LAZ Kania: 2011
Sri F:2011
Sri F:2011
Kania :2011 Budaya Good Kinerja Riset
Organisasi LAZ Governance LAZ Organisasi LAZ sudah
diteliti
Sri F:2011
Kania:2011 TQM LAZ
` Sikap
Pengurus OPZ Model Pemberdayaan Riset
Ekonomi masyarakat direncanakan
Basis Pendayagunaa akan diteliti
Atraksi Orientasi Sri F:2013 Zakat sekarang
Pengurus OPZ Pengurus OPZ oleh pengusul
Budaya
Sri F:2011 Organisasi
Kania:2011
Edi:2011
Kebijakan
Pimpinan OPZ
Sri F. 2017 Riset
direncanakan
Akan diteliti
Pengusul di
di masa
datang
Gambar 2.3
Roadmap Penelitian
Pengentasan
Kemiskinan
:: repository.unisba.ac.id ::
14
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan identifikasi dan rumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya,
maka maksud penelitian ini adalah untuk mencari kejelasan fenomena berkaitan dengan
kinerja organisasi. Adapun, tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
untuk:
1. Untuk mengetahui konstruksi model pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis dana
zakat.
2. Untuk mengkonstruksi model pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis dana zakat
Selanjunya, tujuan lain yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
mempublikasikan dan meneminasikan hasil penelitian dalam rangka menyebarkan ilmu
pengetahuan. Adapun media publikasi dan seminasikan yang dimaksud adalah:
1. Dipublikasikan pada media jurnal nasional terakreditasi MIMBAR Unisba,
2. Dideminasikan pada media seminasi dan dipublikasi Prosiding bereputasi SORES 2019
Unisba
3. Menjadi bagian materi dalam penyusunan Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat.
4. Dokumen Kerjasama MOU atau MOA dengan BAZNAS atau Ciatdes
5. Invited Speaker Untuk Meningkatkan Efektifitas Peran Intermediasi Lembaga Zakat
:: repository.unisba.ac.id ::
15
3.2 Manfaat Hasil Penelitian
Dengan memahami Konstruksi Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Berbasis
Dana Zakat,penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:
3.2.1 Manfaat Operasional
Dapat dijadikan bahan pertimbangan, masukan dan sumbangan pemikiran bagi bank
syariah sebagai lembaga maupun bagi manajemen, berkaitan dengan Konstruksi Model
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Berbasis Dana Zakat. Demikian Konstruksi Model
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Berbasis Dana Zakat, penelitian ini dapat dijadikan
sebagai dasar bagi lembaga zakat untuk menentukan strategi pendistribusian dan
pendayagunaan dan upaya mencapai kinerja organisasi secara maksimal. Bagi, pengambil
kebijakan terkait lembaga zakat dijadikan sebagai informasi penting bagaimana
memasayarakatkan penghimpunan dan pendistribusian dana zakat..
3.2.2 Manfaat Pengembangan Ilmu
Bagi dunia akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
dalam aspek teoritis (keilmuan) yaitu pengembangan ilmu akuntansi syariah dan akuntansi
untuk lembaga keuangan non bank syariah.
:: repository.unisba.ac.id ::
16
BAB IV
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus di
BAZNAS Jawa Barat. Metode satu kasus adalah penelitian yang melibatkan satu unit kasus
sebuah perusahaan, sebuah wilayah atau penelitian empiris (Sekaran:2016)(14). Adapun
jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif analisis (descriptive analysis
research).
3.2 Variabel Penelitian, Teknik Pengumpulan Data dan Lokasi Penelitian.
Dalam penelitian ini, terdiri dari satu variabel yaitu Pemberdayaan ekonomi
masyarakat berbasis dana zakat. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian adalah
1. Observasi adalah teknik penelitian yang menggunakan panca indra pengelihatan
suatu objek/variabel penelitian. Penelitian melakukan observasi pada kegiatan
pemberdayaan yang dilakukan Citades di salah satu wilayah binaan di Kabupaten
Kandung Barat (KBB) Jawa Barat
2. Wawancara mendalam (depth interveiw) adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan mengadakan wawancara pihak-pihak terkait pada suatu
objek/variabel penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai penerima
manfaat program pemberdayaan zakat (mustahik), pendamping pemberdayaan (amil
program) dari Citades, pimpinan dan kepala divisi program di BAZNAS Jawa Barat.
:: repository.unisba.ac.id ::
17
3. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang berdasar pada dokumen yang
terkait dengan objek penelitian baik dokumen dari Citades, BAZNAS Jawa Barat
maupun dari berbagai artikel dan regulasi/peraturan yang terkait
Adapun lokasi penelitian di wilayah pemberdayaan Citades yang melaksanakan
program pendistribusian dan pendayagunaan BAZNAS Jawa Barat yang berada di
Kabupaten Bandung Barat. Alasan mengambil lokasi dan kasus pada BAZNAS Jawa
Barat karena dekat dengan kampus dan dapat menjadi wilayah binaan Unisba.
3.3 Tahap Penelitian
Adapun tahap penelitian yang akan dilakukan dan penjelasan setiap tahap penelitian
akan tersaji gambar dan tabel berikut:
:: repository.unisba.ac.id ::
18
Tahap 1 (Bulan 1-2) Tahap 2 (Bulan 2-3)
Pemantapan konsep dengan Mengumpulkan dokumen dan
Peneliti: melakukan depr interview mengenai
- Pembagian tugas dan langkah- proses dan informasi PM, Citades
langkah detil. dan lembaga terkait.
- Pemantapan jadwal penelitian. - tabulasi perolehan untuk menyusun
- Menyiapkan surat ijin dan process chart dan information
chart.
sebagainya.
Tahap 3 (Bulan 3 sampai bulan 5) Tahap 4 (Bulan 4 sampai bulan 5)
Mengolah dan analisis data Menyusun Laporan dan Luaran
Menyusun draf model penelitian (TIJOSS, SORES,
MIMBAR)
Tahap 5 (Bulan 5 dan Bulan 7) Tahap 6 (Bulan 6- Bulan 9)
Seminasi dan publikasi ilmiah Penyelesaian luaran dan laporan
(artikel untuk TIJOSS, akhir penelitian
SORES dan MIMBAR)
Gambar 3.1
Tahap-Tahap Penelitian
:: repository.unisba.ac.id ::
19
Tabel 3.1
Tahap dan Luaran Penelitian
Tahap Kegiatan Penjelasan Luaran
1 Pemantapan
Konsep (bulan 1-2)
- Dilakukan pembagiann
tugas dan pementaan
konsep dan pengumpulan
literatur pendukung
- Pengumpulan data terkait
dengan program
pendayagunaan
BAZNAS/Ciatdes Jabar
- Pengumpulan data mitra
program
Konsep yang akan menjadi
dasar analisis
2 Pengumpulan data
lapangan (bulan 2-
3)
- Mendisain atau menyusun
process dan information
chart
yang ada saat ini
-. Melalukan wawancara
mendalam semua pihak
terkait
-. Mengobservasi berberapa
programyang sedang
dijalankan BAZNAS/Citades
Data penelitian
3 Pengolahan dan
Analisis data dan
menyusun draf
model: (bulan 3-5)
- Mengolah dan menganalisis
data untuk mengkonstruksi
draft model
- Menyusun luaran artikel
untuk disajikan dalam
media jurnal dan media
seminar
Bahan menyusun artikel untuk
luaran
4 Menyusun laporan
dan luaran
penelitian (Bulan 4-
5)
Membuat 3 artikel publikasi - Draf artikel untuk jurnal
internasional TIJOSS
- Draft artikel untuk SORES
- Draft artikel untuk
MIMBAR
5 Seminasi dan
Publikasi Ilmiah
(Bulan 5-7)
Jurnal ilmiah jurnal nasional
terakreditasi dan jurnal
internasional bereputasi
- Draf Model
Jurnal internasional
bereputasi TIJOSS
- Seminar prosiding
internasional conference
bereputasi SORES
- Jurnal nasional terakreditasi
MIMBAR
6 Penyelesaian
luaran dan
laporan akhir
penelitian
(Bulan 6-9)
- Menyelesaikan luaran wajib
dan luaran tambahan
- Luaran jurnal nasioanal
terakrediatsi dan
internasioan bereputasi
- Draf Model
- Artikel final Jurnal
internasional bereputasi
SORES
- Artikel final untuk prosiding
:: repository.unisba.ac.id ::
20
Kemudian, disusun pembagian tugas tim peneliti dalam melaksanakan tugas pada
masing-masing tahap penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.2
Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
No Nama/NIDN Instansi
atau
Unif
Bidang
Ilmu
Alokasi
Waktu (jam/
minggu)
Uraian Tugas
1 Dr. Sri Fadilah,
SE. M.Si,
Ak.CA/
0403017103
FEB Akuntansi
Keuangan
20 a. Penanggung jawab penelitian
b. Sebagai koordinator semua
kegiatan penelitian
b. Mengurus semua perijinan
jejaring.
c
d. Terlibat pada semua tahap
penelitian
e. Melakukan diseminasi hasil
penelitian
2 Mey Maemunah,
SE. M.Si.
Ak.CA/
0416058201
FEB Auditing 15 a. Penanggung jawab pada
kegiatan observasi dan
pengumupan data lainnya
b. Mempersiapkan hasil
pengolahan data untuk
dilakukan analisis
c. Membantu penyusunan luaran
dan laporan
d. Terlibat pada semua tahap
penelitian
3 Nopi Hernawati,
SE. M.Si.Ak.CA/ 0410118303
FEB Auditing 15 a. Membantu kegiatan observasi
dan pengumupan data lainnya
b. Mempersiapkan hasil
pengolahan data untuk
dilakukan analisis
c. Membantu penyusunan luaran
dan laporan
d. Terlibat pada semua tahap
penelitian
:: repository.unisba.ac.id ::
21
Tabel 3.3
Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian
No Nama Kegiatan Bulan ke -
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Tahap 1:
Pemantapan Konsep
2 Tahap 2:
Pengumpulan data lapangan
3 Tahap 3:
Pengolahan dan Analisis data
dan menyusun draf model
4 Tahap 4:
Menyusun laporan dan luaran
penelitian
5 Tahap 5:
Seminasi dan Publikasi Ilmiah
6 Tahap 6:
Penyelesaian luaran dan
laporan akhir penelitian
:: repository.unisba.ac.id ::
22
BAB V
HASIL YANG INGIN DICAPAI
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Profil Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Jawa Barat
Cikal Bakal Baznas Prov. Jawa Barat berawal dari UPZ di Lingkungan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat, untuk menghimpun dana ZIS dari PNS dan Pegawai yang ada di
Lingkungan Pemprov Jabar, dengan idealisme dari mereka untuk mereka, kemudian Pada
Masa Kepemimpinan H. Ahmad Heryawan (Kang Aher) diperkuat dengan Peraturan
Gubernur dan edukasi yang terus menerus tentang kesadaran berzakat, bersamaan dengan
dikukuhkannya Pengurus BAZDA Jabar, sehingga penghimpunan dana ZIS semakin optimal
dan menyentuh semua PNS yang sudah mencapai nishab Zakat.
BAZDA pertama kali didirikan pada tahun 1974, kemudian setelah itu diperbaharui
dengan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 118 tahun 2014 tentang
Pembentukan Badan Amil Zakat Nasional Provinsi. Sehingga menjadi BAZNAS Provinsi,
seiring dengan pemekaran wilayah Provinsi di Indonesia, maka Keputusan tersebut direvisi
dengan Keputusan Menteri Agama RI Nomor 186 tahun 2016 tentang Perubahan atas
Keputusan Menteri Agama Nomor 118 tahun 2014 tentang pembentukan Badan Amil Zakat
Nasional Provinsi. Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional Provi si Jawa Barat dikukuhkan
berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 450.12/Kep.156-Yansos/2015 tentang
Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi Jawa Barat Periode 2014-2019
pada tanggal 23 Januari 2015. Kemudian pada tahun 2016 terjadi perubahan struktur
:: repository.unisba.ac.id ::
23
Pimpinan, maka keputusan tersebut direvisi menjadi Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor
450.12/Kep.919-Yansos/2016 tentang Perubahan atas Keputusan Gubernur Jawa Barat
Nomor 450.12/Kep.156-Yansos/2015 tentang Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) Provinsi Jawa Barat Periode 2014 s/d. 2019
Tanggal pendirian : BAZNAS Provinsi Jawa Barat didirikan pada tanggal 26 Januari
2015. Dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) : 31.500.662.7-423.000. Kantor
BAZNAS Provinsi Jawa Barat beralamat di : Komplek PUSDAI Provinsi Jawa Barat Jl.
Diponegoro 63 Bandung 40115. Telephone (022) 8252-6395, 0812-1010-9494 dengan
alamat e-mail : baznasprov.jabar@baznas.or.id, www. baznasjabar.or.id. Badan Amil Zakat
Nasional (BAZNAS) adalah lembaga yang melakukan pengelolaan zakat secara Nasional.
BAZNAS merupakan lembaga pemerintah non structural yang bersifat mandiri, sedangkan
di tingkat provinsi bernama BAZNAS Provinsi Jawa Barat, berkedudukan di ibu kota
provinsi. BAZNAS Provinsi Jawa Barat bertanggung jawab kepada Gubernur Jawa Barat
melalui Sekretaris Daerah dan bertanggung jawab kepada BAZNAS (Pusat). Dasar hukum
BAZNAS adalah sebagai berikut :
a. UU Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.
b. PP No. 14 Tahun 2014 tentang pelaksanaan UU No. 23 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Zakat.
Pada prinsipnya, pemberdayaan dana ZIS dilakukan melalui program-program yang
ditawarkan lembaga zakat. Secara garis besar, terdapat empat kelompok program yang
ditawarkan oleh Lembaga zakat, yaitu bidang kesehatan, bidang ekonomi, bidang pendidikan
dan program yang bersifat charity. Pada dasarnya, jenis dan banyaknya program yang
ditawarkan oleh lembaga zakat akan tergantung pada: Besarnya dana yang dikelola Lembaga
:: repository.unisba.ac.id ::
24
zakat; Luas cakupan layanan/target mustahik yang dibidik dan Kebutuhan mustahik.
Penamaan dari keempat kelompok program tersebut akan berbeda-beda, karena akan
disesuaikan dengan peruntukkan, pengistilahan dan aktivitas utama dari lembaga zakat
tersebut. Adapun tujuan pemaparan program-program yang ditawarkan lembaga zakat untuk:
d. Mengetahui bagaimana aktivitas pemberdayaan dana zakat yang dikemas dalam bentuk
program-program yang ditawarkan lembaga zakat.
e. Melihat cakupan layanan yang bisa diberikan oleh masing- masing lembaga zakat.
f. Melihat kreativitas dan inovasi berkaitan dengan penciptaaan program-program yang
ditawarkan lembaga zakat.
Bahkan beberapa tahun terakhir ini, lembaga zakat telah mengambangkan bidang
program yang semakin luas. BAZNAS pusat telah merancang program yang harus
dilaksanakan oleh BAZNAS seluruh Indonesia baik di tingkat provinsi maupun tingka
kota/kabupaten. Program yang dirancang meliputi bidang-bidang berikut: Kesehatan (sehat),
Pendidikan (Cerdas), Ekonomi (Mandiri), Sosial Kemanusiaan (Peduli), dan Dakwah dan
Syiar Islam (Takwa). Di bawah ini disajikan program-program pendayagunaan dana zakat
BAZNAS Jawa Barat:
:: repository.unisba.ac.id ::
25
Gambar. 2.2 Program Zakat BAZNAS Jawa Barat
Dalam merancang program pendayagunaan, banyak sekali dasar yang dijadikan
sebagai pertimbangan karena kinerja program akan dikaitkan dengan pemanfaatan nilai
sosial dan ekonomi zakat yaitu tingkat efektifitas penggunaan dan zakat yang sesuai dengan
peruntukan dana zakat yaitu pilantropi dana keagamaan (Sri,dkk:2017). Salah satu faktor
yang dijadikan dasar pencapaian pemanfaatan nilai sosial dan ekonomi zakat adalah
keunggulan daerah. Dasar ini sangat tetap diimplementasikan di wilayah Jawa Barat, karena
provinsi Jabar memeiliki wilayah yang luas (27 Provinsi), memiliki keunggulan di setiap
daerahnya dan tingkat kreativitas warga Jabar yang bagus (BAZNASJabar:2017). Terdapat
beberapa kelebihan keunggulan daerah sebagai basis pendayagunaan zakat diantaranya:
pemerataan kesejahteraan daerah, meningkatkan daya saing daerah, dan pengentasan
kemiskinan daerah, dan tercapainya efektifitas pendayagunaan zakat sehingga diharapkan
pemanfaatan nilai sosial ekonomi zakat tinggi tercapai (BAZNASJabar:2017).
5.1.2 Profil Yayasan Cinta Desa (Citades)
:: repository.unisba.ac.id ::
26
BAZNAS Jabar sebagai lembaga zakat pemerintah memiliki peran intermediasi zakat
yaitu menghimpun dana zakat dari muzaki dan menyalurkan kepada mustahik (UU 23/2011).
Pola penyaluran zakat ini bersifat konsumsi (distribusi) dan pemberdayaan (pendayagunaan).
Salah satu model pemberdayaan dana zakat adalah berbasis masyarakat/kelompok
(komunitas). Untuk mendukung efektifitas model pemberdayaan berbasis masyarakat ini,
BAZNAS Jabar bermitra dengan yayasan cinta desa (citades). Yang menjadi mitra PKM ini
adalah yayasan Cinta Desa (Citades) merupakan mitra program BAZNAS Jabar yang
memiliki tujuh wilayah binaan yaitu Kabupaten Bandung Barat, Kota Bekasi, Kabupaten
Bokor, Kabupaten Bogor, Kabupaten Subang, Kabupaten Garut dan Kabupaten Subang.
Masing-masing wilayah binaan ditempatkan seorang relawan yang memiliki tanggung jawab
membina dan memberdayakan masyarakat wilayah binaan. Program yang dimaksud adalah
perogram penyaluran zakat baik yang bersifat konsumsi (distibusi) maupun pemberdayaan
(pendayagunaan).
Dana yang digunakan untuk memberdayakan masyarakat berasal dari dana zakat.
Masyarakat yang dimaksud adalah masyarakat mustahik yang salah satu indikator
programnya adalah menjadi masyarakat berdaya tidak saja secara ekonomi juga sosial.
Memberdayakan mustahik tentu bukan perkara mudah selain masalah ekonomi juga adanya
kompleksitas sosial seperti pendidikan yang rendah, mental dan motivasi untuk berkembang
rendah serta budaya meminta yang snagat kental. Namun demikian, dilihat dari potensi
kreasi dan belajar cukup baik untuk dikembangkan. Untuk itu Citades memilih dan
menetapkan masyarakat binaannya adalah masyarakat yang memiliki potensi untuk
berkembang, diberdayakan agar bisa menjadi masyarakat berdaya. Terdapat 2 aspek
:: repository.unisba.ac.id ::
27
pemberdayaan yaitu pemberdayaan manusia dan pemberdayaan program (BAZNAS Jabar
2016), Yaitu:
Tabel.1
Profil Yayasan Citades sebagai Mitra Kegiatan PKM
Nama Wilayah
Binaa
Relawan Program
Dan Jumlah Binaan
Pemberdayaan Manusia Pemberdayaan
Program
1. Kab.
Bandung
Barat
2. Kab.
Subang
3. Kab. Garut
4. Kota
Bekasi
5. Kota Bogor
6. Kab. Bogor
7. Kab.
Kuningan
1. Muhammad
Abduh (110
orang binaan)
2. Sopandi (60
orang binaan
3. Muhammad Irfan
(40 orang binaan)
4. Abdul Latief (50
orang binaan
5. Berry Kurniawan
(40 orang binaan)
6. Ibrahim (60
orang binaan)
7. Lukman (40
orang binaan)
1. Penguatan akidah,
akhlak dan muamalah
2. Peningkatan kompetensi
dan keterampilan
3. Membangun networking
4. Meningkatkan
kemampuan komunikasi
5. Membangun mental
memberi, membantu
6. Meningkatkan kreativitas
dan inovasi
1. Jabar Sehat
2. Jabar Mandiri
3. Jabar Cerdas
4. Jabar Takwa
5. Jabar Peduli
Adapun masyarakat binaan Yayasan Citades yang berada di Kabupaten Bandung
Barat di bawah relawan program Muhammad Abduh yang menjadi objek (BAZNAS
Jabar.2017), dengan alasan:
1. Memiliki anggota binaan terbanyak yaitu 110 orang binaan
2. Menjadi wilayah binaan LPPM Unisba dalam rangka pencapaian renstra penelitian dan
PKM Unisba
:: repository.unisba.ac.id ::
28
3. Memiliki jarak yang dekat dengan kampus Universitas Islam Bandung
4. Memiliki potensi yang cukup baik untuk diberdayakan (Citades:2018)
5. Pemberdayaan yang sudah dan masih akan dilakukan adalah dana zakat (pendayagunaan
zakat)
6. Masyarakat binaan Yayasan Citades adalah mustahik yang harus diberdayakan dan
memiliki daya saing hingg dimungkinkan menajdi muzaki.
Bidang yang akan diberdayakan adalah sosial, ekonomi, kesehatan, pendidikan,
keagamaan, kebencanaan. Diharapkan dengan bidang tersebut dapat memberdayakan
masyarakat secara menyeluruh. Pada tahap implementasinya, karena yang diberdayakan
masyarakat, maka keterbatasan jumlah amil yang hanya seorang menjadi kendala terbesar.
Di Bawah ini, disajikan beberapa kegiatan pemberdayaan dalam bidang ekonomi dan sosial
yang sudah dilaksanakan di wialayah binaan kabupaten Bandung Barat:
5.1.2 Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Berbasis Dana Zakat
Bidang yang diberdayakan terkait dengan dana zakat adalah sosial, ekonomi,
kesehatan, pendidikan, keagamaan, kebencanaan. Diharapkan dengan bidang tersebut dapat
memberdayakan masyarakat secara menyeluruh. Pada tahap implementasinya, karena yang
diberdayakan masyarakat, maka keterbatasan jumlah amil yang hanya seorang menjadi
kendala terbesar. Di Bawah ini, disajikan beberapa kegiatan pemberdayaan dalam bidang
ekonomi dan sosial yang sudah dilaksanakan di wialayah binaan kabupaten Bandung Barat:
:: repository.unisba.ac.id ::
29
Gambar 1.
Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Binaan Yayasan Ciates BAZNAS Jawa Barat di
Kabupaten Bandung Barat
Kemudian, efektifitas implementasi program, kurangnya mentor/pembimbing, variasi
materi yang diberikan masih terbatas dan beberapa kendala lainnnya (dapat ditindaklanjuti
dengan kegiatan PKM). Alasan penelitian memilih objek, yaitu:
Tabel 2
Alasan Memilih Obyek Pemberdayaan di Kabupaten Bandung Barat
No Alasan Kegiatan Pemberdayaan
1 Menjadikan masyarakat binaan yang
mustahik untuk lebih berdaya dari
dana zakat menjadi muzaki)
Pendampingan bagi mustahik dalam
melaksanakan dan mengembangkan usahan
dan kegiatan sehingga tujuan zakat
menjadikan masyarakat menjadi muzaki dapat
:: repository.unisba.ac.id ::
30
No Alasan Kegiatan Pemberdayaan
direalisasikan
2 Citades adalah yayasan yang
memiliki komite sebagai mitra
BAZNAS dalam menjalankan
program pemberdayaan
Pendampingan manajemen, keuangan,
operasi, pengendalian, pelaporan dan lainnya
3 Alasan lokasi yang dekat dengan
kampus Unisba dan berjarak rentang
200 KM
Memudahkan tim dalam kegiatan penelitian
khususnya kegiatan pendampingan
Program yang dikembangkan untuk pemberdayaan masyarakat binaan di bawah
Yayasan Citades Kabupaten Bandung Barat melalui tahapan Pembinaan mental, kegiatan
berkelompok, dan meningkatkan kapasitas untuk mandiri. Penjelasan masing-masing
tahaoan tersebut teruraikan pada tabel berikut::
Tabel 4
Program Pemberdayaan Masyarakat Binaan Kabupaten Bandung Barat
No Bidang Sosial No Bidang Ekonomi
Pengembangan
UMKM
No Bidang Kkonomi
Pengembangan
Koperasi
1 Pembinaan mental
melalui Pengajian dan
pengembangan majetlis
ta’lim, bersih-bersih
masjid, dll
1 Inisiasi dan edukasi
pembentukan
kelompok Usaha
1 Inisiasi dan edukasi
pembentukan
kelompok untuk
pendirian koperasi
2 Kegiatan
berkelompok;
Berkebun, berternak,
penanganan lingkungan
dan lainnya untuk
menguatkan
2 Pembentukan usaha
dan inisiasi modal
usaha (UMKM)
2 Pembentukan dan
inisiasi pendirian
koperasi
:: repository.unisba.ac.id ::
31
No Bidang Sosial No Bidang Ekonomi
Pengembangan
UMKM
No Bidang Kkonomi
Pengembangan
Koperasi
kebersamaan, kelompok
dan silaturrahim
3 Kegiatan untuk
meningkatkan
kapasitas.
kreativitas dan inovasi
mendukung usaha.
3 Penguatan dan
pengembangan usaha
(UMKM)
3 Penguatan dan
pengembangan
koperasi
Berdasarkan data yang diperoleh dalam observasi dan wawancara, didapatkan juga
beberapa kendala-kendala yang yang dialami baik bagi relawan dan masyarakat binaan
Yayasan Citades, kendala-kendala tersebut tersaji dalam tabel berikut:
Tabel 5
Permasalahan Pemberdayaan Masayarakat Binaan Kab. Bandung Barat
No Bidang Sosial No Bidang Ekonomi
Pengembangan
UMKM
No Bidang Kkonomi
Pengembangan
Koperasi
1 Terbatasnya sumber
daya ekspertise dan
tenaga pendamping
untuk kegiatan-
kegiatan sosial
1 Terbatasnya tenaga
yang membantu
mencapai tujuan
pembentukan
kelompok usaha.
1 Terbatasnya tenaga
yang membantu
mencapai tujuan
pembentukan
kelompok untuk
penbentukan
koperasi. .
2 Masih terbatasnya
pihak pendukung atau
networking yang akan
menstimulan berbagai
kegiatan sosial
2 Terbatasnya tenaga
yang ekspertise
khususnya
pendamping dan
materi yang diberikan
untuk pembentukan
usaha dan inisiasi
modal usaha
2 Terbatasnya tenaga
yang ekspertise
khususnya
pendamping dan
materi yang
diberikan untuk
pembentukan dan
inisiasi pendirian
:: repository.unisba.ac.id ::
32
No Bidang Sosial No Bidang Ekonomi
Pengembangan
UMKM
No Bidang Kkonomi
Pengembangan
Koperasi
(UMKM) koperasi
3 Terbatasnya materi
yang disampaikan
terkait dengan inovasi
dan kreasi
3 Terbatasnya tenaga
yang ekspertise
(pendamping dan
monev) untuk
penguatan dan
pengembangan usaha
(UKMKM)
3 Terbatasnya tenaga
yang ekspertise
(pendamping dan
monev) untuk
penguatan dan
pengembangan
koperasi
:: repository.unisba.ac.id ::
33
BAB VI
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
Untuk melengkapi roadmap penelitian pengusul, dimana hasil penelitian hibah Penelitian
Dosen Utama (HPDU) tentang model pemberdayaan masyarakat berbasis dana zakat tahun
2018-2019) dari LPPM Unisba.
Penelitian model pemberdayaan masyarakat berbasis dana zakat dengan studi pada
Yayasan Ciatdes yang menjadi mitra program BAZNAS Jawa Barat. Model ini diharapkan
dapat meningkatkan efektifitas pendayagunaan masyarakat yang efektif, sehingga nilai
pemenfaatan sosial ekonomi zakat dapat tercapi.
Selanjutnya, rencana tahapan berikutnya dari penelitian ini maka, tim penelit
bermaksud untuk:
1. Melakukan penelitian lanjutan terkait model pemberdayaan masyarakat berbasis
keunggulan daerah. Rencana ini sudah dilaksanakan dengan mengajukan proposal
dan presentasi proposal untuk hibah Penelitian Dosen Utama (PHDU) tahun
berikutnya..
2. Melakukan pengabdian kepada masyarakat (PKM) sebagai kelanjutan dari model
Model Pemberdayaan masyarakat berbasis dana zakat. Kegiatan PKM berupa
kegioatan berikut:
a. Sosialisasi model pemberdayaan masyarakat berbasis dana zakat.
:: repository.unisba.ac.id ::
34
b. Memberikan berbagai pelatihan dalam rangka membantu yayasan Citades dan
BAZNAS jabar untuk mengurangi dan mengeliminasi kendala-kendala program
pemberdayaan masyarakat.
3. Bekerjasama dengan BAZNAS Provinsi Jawa Barat dan Kementerian Agama
wilayah Jawa Barat bidang penerangan islam, zakat dan wakaf (Penaiszawa), untuk
mensosialisasikan, memberi pelatihan dan pendampingan untuk penerapan model
pemberdayaan masyarakat berbasis dana zakat pada BAZNAS kota dan Kabupaten
se-Jawa Barat.
:: repository.unisba.ac.id ::
35
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada BAB IV, maka kesimpulan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Sikap pengurus OPZ, atraksi pengurus OPZ dan budaya organisasi berpengaruh
signifikan baik secara simultan maupun secara parsial terhadap orientasi pengurus OPZ.
Di antara ketiga variabel independen, atraksi pengurus OPZ memberikan pengaruh yang
paling besar terhadap orientasi pengurus OPZ, sebaliknya variabel budaya organisasi
memberikan pengaruh yang paling kecil terhadap orientasi pengurus OPZ pada
Organisasi Penyalur Zakat Kota, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan
Cimahi
2. Sikap pengurus OPZ, atraksi pengurus OPZ, budaya organisasi dan orientasi pengurus
OPZ berpengaruh signifikan terhadap kebijakan pimpinan baik secara parsial maupun
simultan. Di antara keempat variabel independen, budaya organisasi memberikan
pengaruh yang paling besar terhadap kebijakan pimpinan, sebaliknya variabel budaya
organisasi memberikan pengaruh paling kecil terhadap kebijakan pimpinan pada
Organisasi Penyalur Zakat yang terdaftar di Forum Zakat Kota Bandung
3. Orientasi pengurus LAZ berpengaruh terhadap kebijakan pimpinan pada Organisasi
Penyalur Zakat yang terdaftar di Forum Zakat Kota Bandung
7.2 Saran
:: repository.unisba.ac.id ::
36
Berdasarkan pembahasan pada BAB IV, maka saran-saran penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk variabel sikap pengurus OPZ pada nilai sosial ekonomi pemanfaatan zakat,
nilai yang masih dianggap kecil adalah indikator mengangkat derajat fakir miskin,
maksudnya porsi zakat yang disalurkan masih perlu ditingkatkan untuk Mengangkat
derajat fakir miskin, karena memang porsi zakat untuk fakir miskin dalam pengertian
secara langsung harus memiliki posi yang sangat besar.
2. Untuk variabel Atraksi pengurus OPZ pada pimpinan, maka yang masih memiliki
nilai kecil dari indikator variabel ini adalah Evaluasi positif timbal balik, untuk bisa
mengontrol operasional OPZ harus dilakukan pengawasan baik fisik maupun sikap
dari sumber daya manusianya.
3. Untuk variabel budaya organisasi, maka yang masih memiliki nilai kecil dari
indikator variabel ini adalah Inovation and Risk Taking, artinya organisasi pengelola
zakat Kota, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Cimahi masih harus
meningkatkan inovasi terutama dalam merancang program-program penghimpunan
dan pendistribusian zakat.
4. Untuk variabel orientasi pengurus OPZ pada nilai sosial ekonomi pemanfaatan zakat
yang masih rendah terhadap kelompok mustahik tentu saja sebagian besar
dikarenakan masih banyak OPZ yang belum atau tidak memiliki visi dalam
penyaluran dana zakat terkait dengan prioritas mustahik. Untuk itu harus diarahkan
dan disesuaikan kegiatan pendistribusian dana zakat sesuai dengan visi OPZ.
:: repository.unisba.ac.id ::
37
5. Untuk variabel kebijakan pimpinan yang memiliki nilai rendah adalah Ruang lingkup
penyaluran, sehingga harus dilakukan perluasan ruang lingkup penyaluran baik dari
program penyaluran maupun jumlah penerima manfaat.
:: repository.unisba.ac.id ::
38
DAFTAR PUSTAKA
1. Universitas Islam Bandung. 2015. Rencana Induk Pengembangan Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masayarakat 2015-2020.
2. Bappeda Jawa Barat.2018.Data Kemiskinan dai Jawa Barat. Pemerintah Provinsi Jawa
Barat
3. Badan Amil Zakat Nasional Jawa Barat, Rencana Strategis 2016-2020. 2017
4. Sri Fadilah. Rini L, Kania N. 2013 Implementation of Good Governance: Study in
Lembaga Amil Zakat Indonesia. International Journal of Applied Finance and Business
Studies (IJAFBS) Vol. 1 No.2 October 2013 hal. 39-54. ISSN:2338-3631Penerbit Trigin
Publisher
5. Sri Fadilah. Rini L, Kania N. 2012, Analisis Pengaruh Implementasi Pengendalian Intern
dan Total Quality Management Terhadap Kinerja Organisasi. Prosiding (Seminar
Nasional Akuntansi dan Bisnis (SNAB 2012). Widyatama (Utama) Bandung.
6. Sri Fadilah. Rini L, Kania N. 2013 Implementation of Good Governance: Study in
Lembaga Amil Zakat Indonesia. International Journal of Applied Finance and Business
Studies (IJAFBS) Vol. 1 No.2 October 2013 hal. 39-54. ISSN:2338-3631Penerbit Trigin
Publisher
7. Sri Fadilah,Rini L, Kania N 2015. Assessment of Organization Performance for Zakat
Management Organization (Qualitative Approach). 3rd
IMCoSS 2015 Universitas Bandar
Lampung. 5-7 June 2015.
8. Sri Fadilah, Rini L, Yuni Rosdiana. 2017.Administrator Policy: Important Factors of The
Effectiveness of Zakat Utilization. Asia International Multidisciplinery Conference 2017
University Technology Malaysia (UTM) Johor Baharu Malaysia, 01-02 Mei 2017
9. Sri Fadilah, Rini L, Yuni Rosdiana. 2017 Organisasi Pengelola Zakat (OPZ): Deskripsi
Pengeloaan Zakat Dari Asepk Lembaga Zakat. Jurnal Kajian Akuntansi. Prodi Akuntansi
Unisba Edisi September 2017 Nomor 2 Vol 4 September 2017.
10. Undang-Undang No 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat
11. Sri Fadilah,Rini L, Kania N 2013.Good Governance dan Kinerja Organisasi: Pendekatan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Prosiding Simposium Nassional Akuntansi (SNA)
ke 16 tahun 2013. Universitas Sam Ratulangi Manado Sulawesi Utara
12. Sri Fadilah,Rini L, Kania N 2015. Application of Good Governance: A study in Lembaga
Amil Zakat. Proceeding International conference on Islamic Economics and Civilization.
3-5 of June 2014 Universitas Airlangga Suarabaya Jawa Timur Indonesia
13. Sri Fadilah, Rini L, Yuni Rosdiana. 2017.Administrator Policy: Important Factors of The
Effectiveness of Zakat Utilization. Asia International Multidisciplinery Conference 2017
University Technology Malaysia (UTM) Johor Baharu Malaysia, 01-02 Mei 2017.
14. Sekaran Uma.2016. Research Methods For Business. Edisi 4 (Edisi bahasa Indonesia).
Buku 1 dan Buku 2. Penerbit Salemba Empat. Jakarta
:: repository.unisba.ac.id ::
39
:: repository.unisba.ac.id ::