Post on 09-Feb-2020
Direktorat Industri Maritim,
Alat Transportasi dan Alat
Pertahanan
Ditjen ILMATE
2019
LAKIP TA 2018 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan i
KATA PENGANTAR
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan
wujud pertanggungjawaban dalam mencapai visi dan misi serta tujuan instansi
pemerintah dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan secara baik dan benar (Good Governance).
Laporan Kinerja ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 29/2010 tentang Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah dan Keputusan Menteri Perindustrian RI Nomor: 75/M-
IND/PER/9/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Perindustrian
Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat selain sebagai pertanggung
jawaban atas pelaksanaan tugas Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi
dan Alat Pertahanan selama tahun 2018, juga kiranya dapat sebagai bahan
masukan dan evaluasi bagi seluruh Pemangku kepentingan dan organisasi
Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika
guna meningkatan kinerjanya dimasa yang akan datang.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa, senantiasa melimpahkan Rahmat dan
HidayahNya kepada kita dalam membina serta memajukan Industri Maritim, Alat
Transportasi dan Alat Pertahanan.
Jakarta, Januari 2019
Direktur Industri Maritim
Alat Transportasi dan Alat Pertahanan
Putu Juli Ardika
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan ii
Ringkasan Eksekutif
Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan (Dit. IMATAP)
mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan
teknis dan evaluasi di bidang industri maritim, kedirgantaraan dan dan alat
pertahanan. Peran Strategik Organisasi yang akan dicapai Direktorat Industri
Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan adalah “Terwujudnya Industri
Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan sebagai fasilitator dan
dinamisator dalam mendukung pertumbuhan ekonomi melalui penguatan basis
industri manufakturing dan pengembangan produk melalui peningkatan nilai
tambah, teknologi serta memperluas persebaran sub-sektor Industri Maritim,
Alat Transportasi dan Alat Pertahanan”.
Kebijakan Pembangunan Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat
Pertahanan, yaitu semakin meningkatnya peran subsektor Industri Maritim, Alat
Transportasi dan Alat Pertahanan dan industri andalan masa depan dalam
perekonomian nasional, dengan sasaran strategis antara lain : Meningkatnya
peran industri dalam perekonomian nasional; Meningkatnya penguasaan pasar
dalam dan luar negeri; Meningkatnya penyerapan tenaga kerja di sektor industri;
Menguatnya struktur industri.
Dalam pelaksanaan kinerjanya, Dit. IMATAP mengacu pada sasaran strategis
yang telah ditetapkan serta bersinergi dengan pihak-pihak terkait baik dari sisi
penganggaran, penyusunan standar SNI dan SKKNI, peningkatan kemampuan
SDM bidang industri maritim, penyiapan payung hukum, peningkatan teknologi
industri maritim, verifikasi capaian TKDN, dan pelaksanaan evaluasi akhir.
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................... i
RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................. ii
DAFTAR ISI ....................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 1
1.1 TUPOKSI DIREKTORAT IMATAP ............................ 2
1.2 PERAN STRATEGIS DIREKTORAT IMATAP .......... 4
1.3 STRUKTUR ORGANISASI ....................................... 4
1.4 POTENSI DAN PERMASALAHAN ........................... 9
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA ................. 11
2.1 RENCANA STRATEGIS DIT. IMATAP 2015-2019 .... 11
2.2 SASARAN STRATEGIS TAHUN 2018 ..... .................. 26
2.3 TAPKIN TAHUN 2018 ............................................... 27
2.4 RENCANA KINERJA ................................................... 27
2.5 RENCANA ANGGARAN ............................................... 30
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ........................................... 42
3.1 ANALISIS CAPAIAN KINERJA ................................. 42
3.2 ANALISA SWOT INDUSTRI MARITIM
ALAT TRANSPORTASI DAN ALAT PERTAHANAN ... 47
3.3 AKUNTABILITAS KEUANGAN................................... 51
3.4 EVALUASI RPJMN ....................................................... 53
BAB IV PENUTUP ........................................................................ 59
4.1 KESIMPULAN ........................................................... 59
4.2 SARAN ...................................................................... 62
Laporan Akuntabilitas Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan iv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Rencana Kinerja (RENKIN) Kegiatan Direktorat IMATAP tahun 2018
2. Perjanjian Kinerja Direktorat IMATAP tahun 2018
3. Pengukuran Kinerja Kegiatan Direktorat IMATAP tahun 2018
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Umum
Perkembangan Ekonomi Indonesia jika dilihat dari kebijakan makro
ekonomi Pemerintah baik dari sudut kebijakan fiskal maupun moneter,
dapat terlihat bahwa sektor industri memegang peranan strategis
dalam upaya mencapai sasaran pembangunan. Pembangunan sektor
industri, khususnya industri alat angkut menjadi sangat penting karena
kontribusinya terhadap pencapaian sasaran pembangunan ekonomi
nasional, terutama dalam pembentukan PDB sangat besar. Industri
juga dapat membuka peluang untuk menciptakan dan memperluas
lapangan pekerjaan, yang berarti meningkatkan kesejahteraan serta
mengurangi kemiskinan. Peran strategis dalam pembangunan
ekonomi nasional tersebut tercermin dari dampak kegiatan ekonomi
sektor riil bidang industri dalam komponen konsumsi maupun
investasi. Dari hal ini sektor industri berperan sebagai pemicu kegiatan
ekonomi lain yang berdampak ekspansif atau meluas ke berbagai
sektor jasa keteknikan, penyediaan bahan baku, transportasi,
distribusi atau perdagangan, pariwisata dan sebagainya. Sedangkan
dampak selanjutnya adalah peningkatan penerimaan negara dari
pertumbuhan sektor industri khususnya dan pertumbuhan ekonomi
pada umumnya, memperkuat neraca pembayaran atau cadangan
devisa.
Sejalan dengan Kebijakan Industri Nasional yang tertuang dalam
Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 proses pengembangan
industri nasional diarahkan untuk menerapkan prinsip-prinsip
pembangunan industri berkelanjutan yang didasarkan pada beberapa
aspek diantaranya lingkungan dan pengembangan teknologi.
Pengembangan industri dilakukan melalui pendekatan klaster yang
mengintegrasikan secara sinergi semua potensi pengembangan
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 2
industri yaitu industri inti (core industry) dengan industri pemasok
serta industri terkait lainnya termasuk potensi infrastruktur pendukung,
lembaga litbang/perguruan tinggi, dan balai-balai industri yang
diharapkan dapat menjadi generator inovasi dalam meningkatkan
produktivitas dan nilai tambah produk industri nasional.
Industri maritim, alat transportasi dan alat pertahanan merupakan
sektor industri yang berbasis kepada teknologi tinggi, dimana
penguasaan teknologi, sumber daya dan kemampuan manajerial
menjadi faktor penting penumbuhan industri. Sebagai salah satu
sektor industri unggulan masa depan yang menjadi prioritas
pengembangan nasional maka perlu adanya program penumbuhan
industri maritim, alat transportasi dan alat pertahanan dalam rangka
mencapai tujuan pembangunan industri nasional masa depan.
B. Organisasi Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat
Pertahanan
1.1. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Direktorat Industri Maritim,
Alat Transportasi dan Alat Pertahanan
Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia
107/M-IND/PER/11/2015 tentang Organisasi dan tata kerja
Kementerian Perindustrian, maka Direktorat Industri Maritim
Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan serta Direktorat Alat Transportasi
Darat bergabung menjadi Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi
dan Alat Pertahanan (IMATAP)
1.1.1. Tugas Pokok Organisasi
Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan
(IMATAP) mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan
pelaksanaan rencana induk pembangunan industri nasional,
kebijakan industri nasional, penyebaran industri, pembangunan
sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri,
pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 3
industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan
teknis pengembangan industri di bidang industri maritim, alat
transportasi, dan alat pertahanan.
1.1.2. Fungsi Organisasi
Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Industri Maritim, Alat
Transportasi dan Alat Pertahanan (IMATAP) menyelenggarakan
fungsi sebagai berikut:
1. Penyusunan rencana, program, anggaran, evaluasi dan
pelaporan pengembangan industri maritim, alat transportasi, dan
alat pertahanan
2. Pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data serta
penyajian informasi industri maritim, alat transportasi, dan alat
pertahanan;
3. Penyiapan perumusan dan pelaksanaan rencana induk
pembangunan industri nasional, kebijakan industri nasional,
penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri,
pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan,
pengamanan dan penyelamatan industri, penanaman modal dan
fasilitas industri serta kebijakan teknis pengembangan industri di
bidang industri maritim, alat transportasi, dan alat pertahanan;
4. Penyiapan penyusunan dan pelaksanaan norma, standar,
prosedur, kriteria di bidang perencanaan, perizinan, data dan
informasi industri maritim, alat transportasi, dan alat pertahanan;
5. Penyiapan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di
bidang perencanaan, perizinan, data dan informasi industri
maritim, alat transportasi, dan alat pertahanan;
6. Pelaksanaan pengawasan Standar Nasional Indonesia, standar
industri hijau, Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
pada industri maritim, alat transportasi, dan alat pertahanan; dan
7. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 4
1.2. Peran Strategis Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan
Alat Pertahanan
Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan
mempunyai tanggung jawab langsung kepada Direktorat Jenderal
Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika serta Menteri
Perindustrian. Peran Strategik Organisasi yang akan dicapai
Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan
adalah “Terwujudnya Industri Maritim Kedirgantaraan dan Alat
Pertahanan sebagai fasilitator dan dinamisator dalam mendukung
pertumbuhan ekonomi melalui penguatan basis industri
manufakturing dan pengembangan produk melalui peningkatan nilai
tambah, teknologi serta memperluas persebaran sub-sektor Industri
Maritim Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan”.
1.3. Struktur Organisasi
Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan
(IMATAP) terdiri atas :
1. Subdirektorat Program Pengembangan Industri Maritim, Alat
Transportasi, dan Alat Pertahanan;
2. Subdirektorat Industri Maritim;
3. Subdirektorat Industri Alat Transportasi Darat;
4. Subdirektorat Industri Kereta Api, Alat Transportasi Udara, dan
Alat Pertahanan; dan
5. Subbagian Tata Usaha.
Tugas pokok dan fungsi masing-masing subdirektorat adalah sebagai
berikut :
1. Subdirektorat Program Pengembangan Industri Maritim, Alat
Transportasi, dan Alat Pertahanan, mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan dan penyusunan rencana,
program, anggaran, evaluasi dan pelaporan, pengumpulan dan
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 5
pengolahan data, serta penyajian informasi di bidang Industri
Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan.
Dalam melaksanakan tugasnya Subdirektorat Program
Pengembangan Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat
Pertahanan menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan bahan perumusan dan penyusunan rencana,
program, dan anggaran di bidang Industri Maritim, Alat
Transportasi dan Alat Pertahanan;
b. Penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan, pengumpulan dan
pengolahan data, serta penyajian informasi di bidang industri
Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan;
2. Subdirektorat Industri Maritim, mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri,
pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan
prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan
industri, perizinan industri, penanaman modal dan fasilitas industri,
serta kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri
maritim.
Dalam melaksanakan tugasnya Subdirektorat Industri Maritim
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan penyebaran
industri ke seluruh wilayah pengembangan industri,
penyiapan bahan pembangunan sumber daya manusia
industri, pemanfaatan sumber daya alam, pengembangan dan
pemanfaatan teknologi industri, kreativitas dan inovasi, serta
sumber pembiayaan, penyiapan bahan pelaksanaan
standarisasi dan pengolahan serta pemanfaatan sistem
informasi, penyiapan bahan penyusunan norma, standar,
prosedur dan kriteria serta bimbingan teknis dan supervisii
perencanaan, perizinan, dan informasi industri, serta
penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan Standar
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 6
Nasional Indonesia dan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia di bidang industri maritim; dan
b. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan industri hijau,
industri strategis, peningkatan penggunaan produk dalam
negeri, dan penyiapan bahan kerja sama internasional,
penyiapan bahan pengamanan dan penyelamatan industri,
penyiapan bahan pelaksanaan promosi, penanaman modal,
dan pemberian fasilitas industri, penyiapan bahan
pelaksanaan pengawasan standar industri hijau, serta
penyiapan bahan kebijakan teknis pengembangan industri di
bidang industri maritim..
3. Subdirektorat Industri Alat Transportasi Darat, mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan penyebaran
industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana
dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan
penyelamatan industri, perizinan industri, penanaman modal dan
fasilitas industri, serta kebijakan teknis pengembangan industri di
bidang industri alat transportasi darat.
Dalam melaksanakan tugasnya Subdirektorat industri alat
transportasi darat menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan penyebaran
industri ke seluruh wilayah pengembangan industri, penyiapan
bahan pembangunan sumber daya manusia industri,
pemanfaatan sumber daya alam, pengembangan dan
pemanfaatan teknologi industri, kreativitas dan inovasi, serta
sumber pembiayaan, penyiapan bahan pelaksanaan
standarisasi dan pengolahan serta pemanfaatan sistem
informasi, penyiapan bahan penyusunan norma, standar,
prosedur dan kriteria serta bimbingan teknis dan supervisii
perencanaan, perizinan, dan informasi industri, serta
penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan Standar Nasional
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 7
Indonesia dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
di bidang industri alat transportasi darat; dan
b. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan industri hijau,
industri strategis, peningkatan penggunaan produk dalam
negeri, dan penyiapan bahan kerja sama internasional,
penyiapan bahan pengamanan dan penyelamatan industri,
penyiapan bahan pelaksanaan promosi, penanaman modal,
dan pemberian fasilitas industri, penyiapan bahan
pelaksanaan pengawasan standar industri hijau, serta
penyiapan bahan kebijakan teknis pengembangan industri di
bidang industri alat transportasi darat.
4. Subdirektorat Industri Kereta Api, Alat Transportasi Udara, dan
Alat Pertahanan, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri, pembangunan
sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri,
pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan
industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan
teknis pengembangan industri di bidang industri kereta api, alat
transportasi udara, dan alat pertahanan.
Dalam melaksanakan tugasnya Subdirektorat industri Kereta Api,
Alat Transportasi Udara, dan Alat Pertahanan menyelenggarakan
fungsi :
a. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan penyebaran
industri ke seluruh wilayah pengembangan industri, penyiapan
bahan pembangunan sumber daya manusia industri,
pemanfaatan sumber daya alam, pengembangan dan
pemanfaatan teknologi industri, kreativitas dan inovasi, serta
sumber pembiayaan, penyiapan bahan pelaksanaan
standarisasi dan pengolahan serta pemanfaatan sistem
informasi, penyiapan bahan penyusunan norma, standar,
prosedur dan kriteria serta bimbingan teknis dan supervisii
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 8
perencanaan, perizinan, dan informasi industri, serta
penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan Standar Nasional
Indonesia dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
di bidang industri kereta api, alat transportasi udara, dan alat
pertahanan; dan
b. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan industri hijau,
industri strategis, peningkatan penggunaan produk dalam
negeri, dan penyiapan bahan kerja sama internasional,
penyiapan bahan pengamanan dan penyelamatan industri,
penyiapan bahan pelaksanaan promosi, penanaman modal,
dan pemberian fasilitas industri, penyiapan bahan
pelaksanaan pengawasan standar industri hijau, serta
penyiapan bahan kebijakan teknis pengembangan industri di
bidang industri kereta api, alat transportasi udara, dan alat
pertahanan.
Berikut bagan struktur organisasi Direktorat Industri Maritim, Alat
Transportasi dan Alat Pertahanan :
Gambar 1 - Bagan Struktur Organisasi Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan
SUBDIT INDUSTRI KERETA API, ALAT
TRANSPORTASI UDARA dan ALAT PERTAHANAN
SUBDIT INDUSTRI MARITIM
SUBDIT PROGRAM
PENGEMBANGAN IMATAP
SUBDIT INDUSTRI ALAT
TRANSPORTASI DARAT
DIREKTUR INDUSTRI MARITIM, ALAT TRANSPORTASI DAN ALAT
PERTAHANAN KETEKNIKAN
SUB. BAG TATA USAHA
FUNGSIONAL
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 9
1.4. Potensi dan Permasalahan
Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan memiliki
potensi pasar yang besar, namun dengan adanya persaingan dan
arus globalisasi yang kuat dari negara maju, maka sektor IMATAP
sebagai industri strategis harus mendapatkan perhatian khusus.
Berikut ini adalah potensi dan permasalahan pada Industri Maritim,
Alat Transportasi dan Alat Pertahanan nasional :
a) Potensi Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan
Nasional :
• Negara kepulauan dan memiliki wilayah laut yang luas.
• Memiliki pengalaman dalam membangun kapal.
• Memiliki institusi pendidikan di bidang perkapalan.
• Memiliki Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional
(PDRKN).
• Batam, Bintan dan Karimun sebagai Free Trade Zone (FTZ).
• Tersedianya SDM yang berkualitas.
• Memiliki sistem manajemen mutu diakui secara internasional
(AS9000).
• Memiliki penguasaan teknologi bidang kedirgantaraan yang
diakui dunia internasional.
• Memiliki industri dalam negeri yang telah dapat mendukung
produk alutsista dan non-alutsista.
• Pengalaman dalam proses produksi/perakitan industri alat
transportasi.
• Sudah berkembangnya industri komponen alat transportasi
serta industri pendukung.
• Memiliki tenaga kerja yang berpengalaman dalam bidang
produksi, rancang bangun dan perekayasaan dan manufaktur
alat transportasi.
• Besarnya potensi/peluang pasar DN (jumlah penduduk cukup
besar, daya beli semakin meningkat).
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 10
• Pasar ASEAN dan APEC terutama dengan adanya kerjasama
AFTA dan APEC.
• Tren global Sourcing, terutama untuk bahan baku.
b) Permasalahan Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat
Pertahanan Nasional :
• Kurang dukungan dari perbankan untuk industri perkapalan.
• Fasilitas produksi sebagian besar berusia tua.
• Lemahnya peraturan & perundangan di bidang maritim.
• Ketergantungan terhadap bahan baku dan komponen impor
yang tinggi.
• Delivery time pembangunan produk industri yang kurang
kompetitif.
• Masih rendahnya penggunaan desain kapal dalam negeri.
• Tidak ada pengembangan produk baru.
• Pasar industri kedirgantaraan masih terbatas pada lingkup
pertahanan/militer.
• Citra perusahaan dimata publik (dalam negeri) belum
membaik.
• Kesulitan dalam pengurusan perijinan pada industri
pertahanan.
• Ketergantungan teknologi proses dan teknologi produk yang
masih tinggi kepada prinsipal atau pemilik teknologi di luar
negeri.
• Ketergantungan terhadap bahan baku dan komponen impor
yang masih tinggi.
• Kurangnya kebijakan pemerintah yang mendukung
berkembangnya merk dagang industri nasional dan
kemandirian teknologi.
• Infrastruktur teknologi pendukung (sertifikasi, laboratorium uji
komponen, dll) masih belum memadai.
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 11
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1 Rencana Strategis
Berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Industri Maritim,
Alat Transportasi dan Alat Pertahanan (Direktorat Industri Alat
Transportasi Darat dan Direktorat Industri Maritim Kedirgantaraan dan
Alat Pertahanan) Tahun 2015 – 2019 serta sesuai dengan Peraturan
Presiden No. 7 tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) Tahun 2015 – 2019 yang mencakup beberapa hal,
yaitu Ciri, Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, dan Cara Pencapaian
Tujuan/Sasaran yang meliputi Kebijaksanaan, Program dan Kegiatan
yang realistis dengan memperhatikan tugas pokok dan fungsi masing-
masing. Sedangkan pada Renstra ILMATE Tahun 2015 – 2019 dan
PP No. 2 tahun 2015 tersebut mendefinisikan arah pembangunan
jangka panjang adalah pembangunan daya saing bangsa dengan
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, terwujudnya
perekonomian domestik berorientasi dan berdaya saing global,
penguasaan, pengembangan, dan pemanfaatan IPTEK, tersedianya
sarana dan prasarana yang memadai dan maju serta reformasi hukum
dan birokrasi.
Perencanaan Strategik Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi
dan Alat Pertahanan mengacu pada Rencana Strategis (RENSTRA)
organisasi Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika
untuk jangka waktu tahun 2015-2019 meliputi di dalamnya ciri, visi, misi,
tujuan sasaran, cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi
kebijaksanaan dengan memperhatikan tugas pokok dan fungsi masing-
masing.
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 12
Ciri :
Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan
mempunyai ciri yaitu :
• Padat Teknologi
• Padat Modal
• Padat Tenaga Kerja Terampil
• Sarat Peraturan Teknis dan Regulasi
• Hubungan Erat Dengan Rantai Pasok
• Pembeli Terbatas
• Waktu Pengembangan dan Penetrasi Pasar Relatif Lama, dan
• Sangat Tergantung Pada Kebijakan Pemerintah
Visi
Visi Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan
tahun 2015-2019 yaitu :
”Terwujudnya Negara Indonesia yang memiliki Industri Maritim,
Alat Transportasi dan Alat Pertahanan yang unggul, mandiri,
efisien dan berdaya saing global”
Misi
Adapun misi yang diemban oleh Direktorat Industri Maritim, Alat
Transportasi dan Alat Pertahanan adalah :
1. Memperkuat dan memperdalam struktur Industri Maritim, Alat
Transportasi dan Alat Pertahanan untuk mewujudkan industri
nasional yang mandiri, berdaya saing, maju, dan berwawasan
lingkungan;
2. Meningkatkan nilai tambah industri Industri Maritim, Alat
Transportasi dan Alat Pertahanan di dalam negeri melalui
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 13
pengelolaan sumber daya industri yang berkelanjutan dengan
meningkatkan penguasaan teknologi dan inovasi;
3. Menumbuhkan populasi Industri Maritim, Alat Transportasi dan
Alat Pertahanan guna memberikan kesempatan berusaha dan
perluasan kesempatan kerja;
Tujuan
Adapun tujuan dari program dan kegiatan Direktorat Industri Maritim,
Alat Transportasi dan Alat Pertahanan adalah meningkatnya peran
Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan dalam
perekonomian nasional yang diukur melalui indikator kinerja tujuan
sebagai berikut:
1. Laju pertumbuhan Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat
Pertahanan
2. Kontribusi Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan
terhadap PDB Nasional
3. Penyerapan Tenaga Kerja Industri Maritim, Alat Transportasi dan
Alat Pertahanan
Tabel 1 - Indikator Kinerja Tujuan Dit. IMATAP
Indikator Kinerja Tujuan Target
Satuan 2018
Meningkatnya peran Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan
1. Laju pertumbuhan Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan
Persen 4,48-4,78
2. Kontribusi Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan terhadap PDB Nasional
Persen 1,88-1,91
3. Penyerapan Tenaga Kerja Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan
(juta orang)
0,52-0,52
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 14
1.1.1. Sasaran
A. Industri Maritim
Industri perkapalan atau galangan kapal merupakan industri yang
memiliki keterkaitan yang sangat luas baik ke hulu maupun ke hilirnya
sehingga dikategorikan sebagai industri strategis dan merupakan
industri masa depan yang mempunyai prospek yang cerah. Saat ini
terdapat sekitar 250 perusahaan industri perkapalan/galangan kapal
yang mampu memproduksi kapal baru dan memperbaiki/reparasi
kapal. Meskipun jumlah perusahaan cukup banyak, namun sebagian
besar baru mampu membangun dan mereparasi kapal-kapal
berukuran kecil atau kurang dari 10.000 DWT serta mesin/peralatan
produksinya relatif sudah tua.
Industri galangan kapal dalam negeri memiliki fasilitas produksi
terbesar berupa dok gali (graving dock) dengan kapasitas 150.000
DWT yang dapat dipergunakan untuk membangun kapal baru maupun
untuk memperbaiki/reparasi kapal. Pengalaman industri galangan
kapal dalam negeri membangun kapal baru berbagai jenis, tipe dan
ukuran sampai dengan ukuran/kapasitas 80.000 DWT.
Industri galangan kapal mengalami perkembangan yang
menggembirakan dimana terjadi pertumbuhan investasi yang sangat
pesat khususnya di Pulau Batam, hal ini disebabkan karena iklim
investasi (insentif fiskal dan tata niaga) yang dikembangkan di Pulau
Batam, Bintan, dan Karimun (Bonded Zone/Kawasan Berikat, dan
KEK/Kawasan Ekonomi Khusus) menarik minat investor asing,
disamping karena pulau Batam dekat dengan sumber bahan
baku/perdagangan Singapura. Faktor lain yang menyebabkan
pertumbuhan investasi industri galangan kapal cukup besar adalah
dengan dikeluarkannya Inpres Nomor 5 tahun 2005 tentang
Pemberdayaan Industri Pelayaran Nasional yang intinya adalah
penerapan azas cabotage, yang didalamnya juga diamanatkan
pengembangan industri perkapalan nasional untuk mendukung
pelaksanaan pemberdayaan industri pelayaran nasional.
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 15
Dalam rangka mendorong pengembangan industri perkapalan
nasional untuk mendukung pelaksanaan Inpres Nomor 5 tahun 2005,
Kementerian Perindustrian menyusun roadmap pengembangan
industri perkapalan nasional dengan penerapan strategi dan kebijakan
sebagai berikut :
1. Mengamankan dan mengoptimalkan pemanfaatan pasar dalam
negeri sebagai base load untuk pengembangan industri
perkapalan.
2. Mengembangkan industri pendukung di dalam negeri (industri
bahan baku dan komponen kapal).
3. Mengembangkan pusat peningkatan keterampilan SDM.
4. Peningkatan penguasaan teknologi, rancang bangun dan
perekayasaan melalui pengembangan PDRKN/NaSDEC (Pusat
Desain dan Rekayasa Kapal Nasional/National Ship Design and
Engineering Center).
5. Mengembangkan Kawasan Khusus Industri Galangan Kapal
untuk menarik investor asing dan lokal.
6. Perbaikan iklim usaha (pajak, suku bunga, tata niaga).
7. Mendorong kerjasama dengan luar negeri.
8. Pengembangan Pusat Desain dan Rekayasa Kapal
Nasional/PDRKN (National Ship Design and Engineering
Centre-NASDEC) yang telah melaksanakan kegiatan-kegiatan
yang berkaitan dengan mendesain kapal.
9. Meningkatkan iklim usaha industri perkapalan dengan
pemberian insentif Bea Masuk Ditanggung Pemerintah
(BMDTP).
10. Memfasilitasi pengembangan kawasan khusus industri
perkapalan di berbagai daerah yang pontensial.
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 16
Diharapkan dengan tersusunnya roadmap industri perkapalan
nasional mampu meningkatkan kemampuan industri
perkapalan/galangan kapal nasional dalam pembangunan kapal juga
semakin bertambahnya jumlah fasilitas dock untuk perbaikan kapal.
Selain itu mampu meningkatkan daya saing industri
perkapalan/galangan kapal nasional (delivery time maupun docking
days semakin pendek, kualitas meningkat dan harga bersaing) dan
tumbuhnya industri bahan baku dan komponen kapal tertentu untuk
mensuplai kebutuhan komponen kapal dalam negeri.
B. Industri Kedirgantaraan
Industri Kedirgantaraan dalam konteks industri manufaktur pesawat
terbang jika dilihat dari perspektif proses bisnis, dinilai sebagai industri
yang kompleks, multi disiplin keilmuan dan lingkungan yang dinamis.
Industri kedirgantaraan disusun atas industri hulu, industri antara, dan
industri hilir. Ketiga komponen industri tersebut saling terkait satu
sama lain untuk mendukung pengembangan industri kedirganataraan.
Jika dilihat berdasarkan komponennya industri kedirgantaraan dapat
digambarkan sebagai berikut :
Sumber : Niosi, Jorge and Majlinda Zhegu Aerospace Cluster, Industry
and Inovation, Vol 12 March 2005
Gambar 2 - Struktur Komponen Industri Kedirgantaraan
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 17
Saat ini Indonesia masih terbatas pada satu industri pembangunan
pesawat terbang, yaitu PT. Dirgantara Indonesia (DI) disamping
industri pendukungnya. Produk pesawat terbang yang dimiliki oleh PT.
DI (Persero) saat ini adalah CN235 Series dan NC212 series
sementara untuk helikopter PT. DI hanya menyisahkan SUPER PUMA
(NSP 322) dan beberapa produk hasil Timing Agreement antara PT.
DI dengan Eurocopter.
Permasalahannya adalah produk CN yang dimiliki merupakan hasil
kerjasama antara PT. DI Dengan CASA Spanyol di tahun 80-an
sedangkan Produk NC212 yang dimiliki merupakan kerjasama
production under license dari CASA tahun 70-an.
Secara teknologi rancangan produk pesawat yang telah berumur lebih
dari 30 tahun sudah masuk pada fase ageing technology, hal ini
terbukti pada beberapa komponen avionic system C212 sudah tidak
diproduksi lagi oleh principal-nya sehingga tidak jarang terjadi dalam
pembelian pesawat terbang baru terkadang menggunakan komponen
lama /over haule condition (OHC).
NC212-100 diproduksi tahun 76-an dan tahun 80-an dikembangkan
NC212-200 dan hingga saat ini PT. DI masih menawarkan NC212
series 200, melalui Industrial Cooperation tahun 2008 PT. DI
mendapat lisensi produksi C212-400. Sedangkan untuk produk
CN235 pertama kali dikembangan pada era 80-an dengan seri 10 dan
hingga saat ini PT. DI menawarkan produk CN 235 seri 110 dan seri
220, produk CN235 82% dipergunakan oleh customer militer.
Sedangkan untuk produk CN235, memiliki segmentasi pasar ceruk
(nice market) yaitu militer, karena itu pula banyak yang menjuluki CN
235 dengan istilah small Hercules, sesuai dengan karakteristik
segmen pesawat militer adalah pasarnya sangat terbatas. Sebagai
ilustrasi 82% produk CN 235 yang diserahkan adalah konfigurasi
militer. Untuk memperluke as pasar PT. DI harus segera menyiapkan
produk CN235 versi sipil.
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 18
Ditahun 2011 juga telah ditandatangani kerjasama antara PT
Dirgantara Indonesia dengan Airbus Military untuk melakukan
produksi pesawat terbang cargo militer tipe C295. Melalui kerjasama
ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dan kapabilitas PT
DI dibidang teknologi kedirgantaraan.
Saat ini PT. DI sedang mengembangkan produk pesawat komuter
kapasitas 19 penumpang (N219). Pesawat ini ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan penerbangan perintis Oleh karena itu pesawat
ini sengaja dirancang untuk penerbangan jarak pendek yang harus
dapat dioperasikan pada landasan tak beraspal di wilayah
pegunungan. Untuk perancangan PT. DI sudah melakukan survey ke
beberapa bandara yang sulit dijangkau di daerah Papua.
Gambar 3 - Bisnis Perusahaan PT. Dirgantara Indonesia
C. Industri Alat Pertahanan
Kemampuan pertahanan Negara akan sangat ditentukan oleh
kemampuan industri pertahanannya, industri pertahanan tersebut
merupakan bagian dari industri nasional yang mampu memenuhi
kebutuhan pengadaan maupun pemeliharaan peralatan pertahanan
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 19
baik yang merupakan persenjataan disebut alat utama sistem
persenjataan (alutsista) maupun pendukung alutsista (seperti helm,
pakaian, tenda, radar, satelit, kendaraan taktis, perbekalan, pelatihan,
jembatan dll).
Membangun kekuatan pertahanan tidak terlepas dari peran
pemerintah dalam industri pertahanan, karena berhubungan dengan
kemampuan teknologi sarana pertahanan terpilih yang menentukan
masa depan pertahanan suatu bangsa. Revitalisasi industri
pertahanan bertujuan untuk mendukung sistem pertahanan,
pertumbuhan ekonomi dan mengoptimalkan pengadaan Alutsista bagi
TNI, Polri dan institusi lainnya. Revitalisasi industri pertahanan akan
mendorong pertumbuhan ekonomi terkait dengan investasi industri
komponen pemasok peralatan dan material lainnya yang
pengembanganya terintegrasi dengan industri nasional.
Mendukung pembangunan pertahanan dalam kerangka
pengembangan industri dalam negeri untuk mewujudkan Minimum
Essential Force (MEF), membutuhkan komitmen banyak pihak. Pihak-
pihak yang terkait antara lain pemerintah sebagai penentu kebijakan,
TNI dan Polri sebagai pengguna, industri nasional sebagai produsen,
lembaga litbang dan perguruan tinggi sebagai pusat pengembangan
IPTEK serta perbankan nasional sebagai pemberi pinjaman modal
dan lapisan masyarakat lainnya sebagai pengawas dan pemantau
kegiatan. Dengan demikian upaya revitalisasi industri pertahanan
membutuhkan pendekatan lintas sektoral agar dapat memperoleh
hasil yang optimal.
Salah satu perangkat pengelola industri pertahanan yang dipandang
perlu untuk mendorong industri nasional menjadi lebih profesional,
inovatif, efektif dan efisien serta terintegrasi dalam memenuhi
kebutuhan sarana pertahanan secara mandiri, adalah suatu perangkat
lunak (regulasi) yaitu peraturan tentang pembinaan teknologi dan
industri pertahanan yang didukung oleh komite kebijakan industri
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 20
pertahanan sebagai pengambil kebijakan-kebijakan dalam upaya
pembinaan, dan adanya komitmen yang kuat dari pemerintah.
Perusahaan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara Industri
Pertahanan (BUMNIP), antara lain : PT. Pindad, P.T. Dirgantara
Indonesia, PT. PAL, PT. DKB, PT. DPS, PT. Dahana, PT. LEN, PT.
INTI, PT. INKA, PT. Krakatau Steel, sebagai industri utama.
Sedangkan industri pendukung (supporting industry) atau industri
penunjang sebaiknya melibatkan industri milik BUMN dan Swasta
Nasional, yang meliputi industri pemasok bahan baku,
komponen/parts, dan jasa.
Jenis produk yang dapat dipasok dari industri pendukung/penunjang,
antara lain : produk permesinan, kimia, produk logam, produk
elektronika, produk telematika, produk aneka, jasa
engineering/desain, dan lain sebagainya, yang melibatkan semua
kekuatan unsur kemampuan produk industri yang dibuat di dalam
negeri.
Revitalisasi Industri Pertahanan juga mempertimbangkan aspek
penelitian dan pengembangan dan penguasaan teknologi pembuatan
alat dan tipe serta jenis produk peralatan, yang dapat dilakukan sesuai
dengan nature dari masing-masing, misalnya basic research oleh
perguruan tinggi, dan seterusnya yang melibatkan lembaga-lembaga
riset industri dan keterlibatan pihak perusahaan industri.
Untuk mengembangkan industri pendukung pertahanan yang
berkemampuan (maju, mandiri, dan berdaya saing), dibutuhkan
kebijakan pemberdayaan seluruh industri nasional yang memerlukan
tekad dan keterpaduan upaya dari semua pihak, serta didukung oleh
kebijakan pemerintah dalam pemberdayaan segenap potensi sumber
daya nasional, seperti industri strategis, pihak swasta, perguruan
tinggi, lembaga penelitian dan termasuk juga perangkat regulasinya.
Untuk menuju langkah tersebut, maka Dit. IMATAP telah menyusun
roadmap dengan fokus pengembangan industri pertahanan menuju
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 21
postur ideal MEF industri pertahanan secara ringkas dalam rencana
tindakan sebagai berikut :
� Penetapan produk pertahanan pendukung alutsista melalui
pengelompokan untuk dibuat secara lokal (pengembangan
database produk pertahanan pendukung alutsista)
� Penetapan industri nasional yang memiliki potensi sebagai
pemasok produk pertahanan pendukung alutsista (database
industri pemasok produk pertahanan pendukung alutsista)
� Penataan peraturan yang mendukung industri pertahanan
pendukung alutsista dalam negeri (kebijakan offset, joint
production, ToT, research and development, struktur industri
pertahanan dan standarisasi mengikuti program P3DN
Kemenperin)
� Penataan standar produk pertahanan pendukung alutsista
� Penguasaan dan pengembangan teknologi pembuatan produk
pertahanan pendukung alutsista baik SDM, sarana dan
prasarananya.
Konsep pengembangan industri pendukung untuk pembuatan produk
pertahanan pendukung alutsista sangat tergantung pada kebutuhan
(jumlah dan spesifikasi) yang akan menentukan besarnya setting
kapasitas di industri pemasok (terkait besarnya investasi, jika
diperlukan), dimana secara umum industri pendukung lebih fleksibel
untuk mengikuti permintaan produk pertahanan sehingga akan lebih
dahulu diperlukan data/peta kebutuhan dan standar produk
pendukung senjata. Selain itu diperlukan juga kebijakan dan peraturan
yang akan mengakselerasi proses penumbuhan kemandirian industri
pertahanan.
Tumbuhnya industri pertahanan tidak hanya membawa dampak
langsung kepada pemenuhan kebutuhan alutsista dan pendukung
alutsista saja, namun akan menjadi pijakan untuk pengembangan
industri nasional lainnya yang secara akumulatif akan meningkatkan
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 22
kemampuan perekonomian bangsa Indonesia dalam aspek
perindustrian (sektor industri). Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa ketidakmampuan memberdayakan industri pertahanan akan
turut mempengaruhi daya saing dan posisi tawar bangsa Indonesia
dimasa mendatang terhadap negara-negara lain.
D. Industri Otomotif
Industri otomotif telah dikembangkan selama lebih dari 30 tahun dan
telah turut memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap
perekonomian nasional. Pengembangan industri otomotif sangat
strategis karena beberapa hal, di antaranya:
- Memiliki keterkaitan yang luas dengan sektor ekonomi lainnya,
- Menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang cukup banyak,
- Dapat menjadi penggerak pengembangan industri kecil menengah,
- Menggunakan teknologi sederhana sampai teknologi tinggi.
Basis pengembangan industri otomotif nasional ke depan cukup baik,
dikarenakan beberapa hal seperti:
- Potensi pasar dalam negeri yang cukup besar,
- Sudah memiliki basis ekspor ke beberapa negara di dunia,
- Pengalaman dalam proses produksi yang cukup lama yaitu
selama lebih dari 30 tahun.
Berdasarkan KBLI, lingkup industri otomotif meliputi:
Tabel 2 - Lingkup Industri Otomotif
KBLI URAIAN
34100 Industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih
34200 Industri karoseri kendaraan bermotor roda empat atau lebih
34300 Industri komponen dan perlengkapan kendaraan bermotor roda 4 atau lebih
35911 Industri sepeda motor dan sejenisnya
35912 Industri komponen dan perlengkapan sepeda motor dan sejenisnya
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 23
Sesuai dengan Permenperin 123/M-IND/PER/10/2009 tentang Peta
Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Kendaraan Bermotor
2015 – 2019, sasaran kuantitatif dan kualitatif jangka panjang dapat dilihat
pada Gambar 4 dan Gambar 5.
Gambar 4 - Sasaran Kuantitatif Jangka Panjang Industri Otomotif
Gambar 5 Sasaran Kualitatif Jangka Panjang Industri Otomotif
DESKRIPSI 2011 S/D 2025 S/D 2020 S/D 2015
2010 • Manufacture of engine,
transmission for MPV and Light Commercial Truck.
• MPV, Light Commercial
• Manufacture of engine, transmission for Commercial Truck up to 24 ton, SUV and small economical sedan .
• MPV, Commercial Truck s/d 24 ton, SUV and small economical sedan.
• MPV, SUV, Small economical
• 80% design of 4W motor vehicle for sedan and SUV.
• MPV, SUV, Small economical sedan, Commercial truck > 24 ton, Medium size sedan, Hybrid car and Luxury car.
• 80% design of 4W motor
2025
2015
2020
Area of Cooperation : 1. Green
Car
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 24
Pengembangan industri otomotif ke depan akan diarahkan pada
pengembangan kendaraan sedan kecil, kendaraan niaga, sepeda
motor dan komponen kendaraan bermotor dengan penekanan pada
kendaraan ramah lingkungan dan hemat energi.
E. Industri Kereta Api
Kereta api adalah jenis transportasi yang dapat merupakan jawaban
terhadap tuntutan angkutan massal yang memberikan jaminan
ketepatan waktu, kenyamanan dan keamanan penumpang atau
barang. Kereta api juga dapat merupakan jawaban untuk efisiensi
bahan bakar dan pelestarian lingkungan. Mengacu pada bangunan
industri 2020, dimana yang akan menjadi pilar utama perindustrian
Indonesia yang disebut juga sebagai pilar masa depan adalah industri
agro, industri telematika dan industri alat angkut (transportasi). Kereta
api sebagai salah satu moda transportasi yang ditemukan pada awal
revolusi industri, saat ini daya saingnya menurun. Namun terdapat
pertumbuhan pada angkutan perkotaan, kereta api cepat dan kereta
api barang.
Indonesia memiliki industri strategis untuk industri kereta api ini yaitu
PT. Industri Kereta Api (PT. INKA) yang saat ini sepenuhnya dikuasai
dan dimiliki oleh negara Republlik Indonesia. Kondisi geografis dan
demografi Indonesia menjadikan industri ini mendesak untuk
dikembangkan agar dapat memenuhi kebutuhan saat ini.
Adapun Industri Kereta api meliputi antara lain:
a. Industri manufakturing sarana kereta api
b. Jasa rehabilitasi/retrofit sarana kereta api
c. Jasa engineering dan trading kereta api
d. Diversifikasi poduk
Sesuai dengan Permenperin 126/M-IND/PER/10/2009 tanggal 14
Oktober 2009, sasaran daripada Industri Perkeretaapian adalah
mengembangkan produk-produk andalan berupa:
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 25
- Kereta barang, yang antara lain diperuntukkan sebagai kereta
bagasi Jawa, gerbong kontainer Jawa, Gerbong batu bara Kaltim
dan gerbong batu bara Sumsel.
- Kereta penumpang, diperuntukkan bagi angkutan penumpang
antar kota meliputi kereta ekonomi, kereta argo, kereta anggrek
dan kereta ekspor.
- Kereta rel lisrik, diperuntukkan bagi angkutan penumpang dalam
kota pengembangannya meliputi antara lain KRL ekonomi.
- Kereta rel diesel, diperuntukkan bagi angkutan penumpang dalam
kota pengembangannya meliputi antara lain KRD, KRDE, KRD-I,
Railbus.
Adapun produk andalan Industri Kereta Api dalam negeri (PT. INKA)
dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar 6 - produk andalan Industri Kereta Api
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 26
2.2 Sasaran Strategis Renstra Dit. IMATAP
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Utama Satuan 2017 2018 2019
Perspektif Pemangku Kepentingan / Stakeholder (S)
1 Meningkatnya populasi dan persebaran industri
Jumlah unit industri pengolahan non-migas besar sedang
Unit 121 155 94-104
Nilai investasi di sektor industri pengolahan non-migas
Rp. Triliun 36,9 43,5-46,7 54,11
2 Meningkatnya daya saing dan produktivtias sektor industri
Kontribusi ekspor produk industri pengolahan non-migas terhadap ekspor nasional
Persen 4,95 4,9 4,9
Produktivitas SDM industri
Rp. Juta 1003,3 1086 1187,4
Perspektif Proses Bisnis Internal
1 Tersedianya kebijakan pembangunan industri yang efektif
Jumlah Rancangan Standar Nasional Indonesia
RSNI - 8 3
Jumlah regulasi teknis pemberlakuan SNI, ST dan/atau PTC secara wajib
Regulasi - 1 1
Terselenggara nya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan
Produk industri tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri
Sertifikat 100 50 -
Infrastruktur kompetensi yang terbentuk
SKKNI - 2 3
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 27
2.3 Penetapan Kinerja (TAPKIN) Dit. IMATAP 2018
Program yang dilakukan Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi
dan Alat Pertahanan untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam
penyusunannya senantiasa terkait dengan visi, misi, tujuan, sasaran
dan kebijakan yang ditetapkan.
Tabel 3 – Tapkin Dit. IMATAP 2018
2.4 Rencana Kinerja (RENKIN) Dit. IMATAP Tahun 2018
2.4.1.1 Sasaran Dit. IMATAP
Dalam rangka mencapai visi dan melaksanakan misi Direktorat
Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan pada Direktorat
Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika,
maka sasaran strategis RENKIN Dit. IMATAP Tahun 2018 sesuai
dengan arah pembangunan Dit. IMATAP, dibagi menjadi 2 kelompok
yaitu :
A. Perspektif Pemangku Kepentingan
Sasaran strategis yang termasuk perspektif pemangku
kepentingan terdiri dari :
1. Meningkatnya populasi dan persebaran industri
2. Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 28
B. Perspektif Proses Bisnis Internal
1. Tersedianya kebijakan pembangunan industry yang efektif
2. Terselenggara nya urusan pemerintahan di bidang
perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan
2.4.1.2 Indikator Kinerja Dit. IMATAP
Indikator kinerja merupakan ukuran kinerja sasaran pada kegiatan.
Sedangkan indikator kinerja dalam RENKIN Dit. IMATAP Tahun 2018,
antara lain :
A. Perspektif Pemangku Kepentingan
1. Sasaran Strategis 1 mempunyai indikator kinerja di antaranya :
a. Jumlah unit industri pengolahan non-migas besar sedang
dengan target sasaran 155 unit
b. Nilai investasi di sektor industri pengolahan non-migas
terhadap ekspor nasional dengan target sebesar 43,5 –
46,7 Triliun rupiah
2. Sasaran Strategis 2 mempunyai indikator kinerja di antaranya :
a. Kontribusi ekspor produk industri pengolahan non-migas
terhadap ekspor nasional dengan target sasaran 4.9 persen
b. Produktivitas SDM industri dengan taget 1086 juta rupiah
B. Perspektif Proses Bisnis Internal
1. Sasaran Strategis 1 mempunyai indikator kinerja di antaranya :
a. Jumlah peraturan perundangan dengan target 1 Permen
b. Jumlah Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI)
dengan target 8 RSNI
c. Jumlah regulasi teknis pemberlakuan SNI, ST dan/atau
PTC secara wajib dengan target 1 Regulasi
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 29
2. Sasaran Strategis 2 mempunyai indikator kinerja di antaranya :
a. Produk industri tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam
Negeri (TKDN) dengan target 50 sertifikat produk
b. Infrastruktu kompetensi yang terbentuk dengan tager 2
SKKNI
Untuk merealisasikan visi, misi, dan sasaran strategis seperti
diuraikan di atas, diperlukan sumber daya manusia, ketatalaksanaan,
kelembagaan, dan struktur organisasi yang tepat dan efisien. Dengan
demikian Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat
Pertahanan telah menyusun kegiatan selama tahun anggaran 2018
dalam rangka mewujudkan visi, misi, dan sasaran stategis yang terdiri
dari 9 (sembilan) output kegiatan dan 13 (tiga belas) sub output,
antara lain:
A. Perspektif Pemangku Kepentingan
1. Jumlah unit industri pengolahan non-migas besar sedang
Output yang mendukung indikator kinerja tersebut antara lain :
• Penyusunan rekomendasi kebijakan otomotif, Low Carbon
Emission Car (LCEC) dan Mobil Listrik
• Penyusunan Rekomendasi Kebijakan Industri Kereta Api, Alat
Transportasi Udara dan Alat Pertahanan
2. Nilai investasi di sektor industri pengolahan non-migas terhadap
ekspor nasional
Output yang mendukung indikator kinerja tersebut antara lain :
• Peningkatan dan pengembangan industri berbasis rel dalam
rangka konektivitas antar wilayah/kawasan jarak pendek –
menengah untuk menunjang transportasi massal
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 30
3. Kontribusi ekspor produk industri pengolahan non-migas terhadap
ekspor nasional
Output yang mendukung indikator kinerja tersebut antara lain :
• Fasilitasi Promosi Kemampuan Industri Maritim, Alat
Transportasi Dan Alat Pertahanan
4. Produktivitas SDM industri
Output yang mendukung indikator kinerja tersebut antara lain :
• Pengembangan sentra otomotif dan vokasi (kendaraan
multiguna pedesaan)
B. Perspektif Proses Internal
1. Peraturan perundangan yang diselesaikan
Output yang mendukung sasaran strategis tersebut adalah :
• Sertifikasi Tkdn Produk Industri Maritim, Alat Transportasi Dan
Alat Pertahanan
2.5 Rencana Anggaran
Guna mewujudkan rencana kinerja Direktorat Industri Maritim, Alat
Transportasi dan Alat Pertahanan Tahun 2018 sesuai dengan arah
dan kebijakan yang telah ditetapkan, maka telah disediakan dukungan
anggaran DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) yang jumlah
nilainya Rp. 18.539.796.000 (Delapan belas miliar lima ratus tiga
puluh Sembilan juta tujuh ratus sembilan puluh enam ribu rupiah).
Dana tersebut dipergunakan untuk membiayai kegiatan yang
mencakup terdiri dari 9 (sembilan) output kegiatan dan 13 (tiga belas)
sub output. Ringkasan anggaran Direktorat Industri Maritim, Alat
Transportasi dan Alat Pertahanan tahun anggaran 2018 selengkapnya
terdapat pada tabel berikut :
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 31
Tabel 4 - Rencana Anggaran Dit. IMATAP Tahun 2018
ODE OUTPUT / RINCIAN AKUN PAGU
08 Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika
18.539.796.000
1846 Penumbuhan Dan Pengembangan Industri Maritim, Alat Transportasi, Dan Alat Pertahanan
18.539.796.000
1846.015 Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Mendorong Iklim Investasi Industri Maritim, Alat Transportasi, Dan Alat Pertahanan
1.877.200.000
002 Penyusunan Rekomendasi Kebijakan Otomotif, Low Carbon Emission Car (lcec) Dan Mobil Listrik
1.599.416.000
006 Penyusunan Rekomendasi Kebijakan Industri Kereta Api, Alat Transportasi Udara Dan Alat Pertahanan
277.784.000
1846.019 Rancangan Standar Nasional Indonesia (rsni) Industri Maritim, Alat Transportasi, Dan Alat Pertahanan
450.000.000
001 Penyusunan Rsni Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan
450.000.000
1846.028 Teknologi Industri Sektor Industri Maritim, Alat Transportasi, Dan Alat Pertahanan
1.477.200.000
001 Pengembangan Sentra Otomotif Dan Vokasi (kendaraan Multiguna Pedesaan)
1.477.200.000
1846.032 Promosi Kemampuan Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan
777.200.000
001 Fasilitasi Promosi Kemampuan Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan
777.200.000
1846.033 Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Industri Maritim Nasional
3.938.000.000
001 Revitalisasi Industri Galangan Kapal Nasional
3.938.000.000
1846.034 Produk Industri Berbasis Rel Dalam Rangka Konektivitas Antar Wilayah/ Kawasan Jarak Pendek - Menengah Untuk Menunjang Tranportasi Massal
2.627.396.000
001 Peningkatan Dan Pengembangan Industri Berbasis Rel Dalam Rangka Konektivitas Antar Wilayah/ Kawasan Jarak Pendek - Menengah Untuk Menunjang Tranportasi Massal
2.627.396.000
1846.035 Rekomendasi Kebijakan Standarisasi Dan Sertifikasi Galangan Kapal
3.712.800.000
001 Penyiapan Standarisasi Dan Sertifikasi Galangan Kapal
3.712.800.000
1846.036 Standar Produk Kapal Nasional 1.988.600.000
001 Pengembangan Standarisasi Kapal Nasional
1.988.600.000
1846.951 Layanan Internal (overhead) 1.691.400.000
001 Penyusunan Dokumen Perencanaan Dan Program Industri Maritim, Alat Transportasi, Dan Alat Pertahanan
418.884.000
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 32
ODE OUTPUT / RINCIAN AKUN PAGU
002 Pemutakhiran Database Industri Maritim,alat Transportasi Dan Alat Pertahanan
173.800.000
003 Koordinasi Program Dan Layanan Kinerja Dit. Ind. Maritim, Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan
849.918.000
004 Penyusunan Evaluasi Kinerja Dan Lakip Dit. Imatap
248.798.000
T O T A L 18.539.796.000
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 33
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Analisis Capaian Kinerja
Dengan diterbitkannya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 tahun 2004
tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, kemudian ditindaklanjuti
oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dengan
diterbitkannya Surat Edaran Nomor: SE/31/M.PAN/12/2004 tentang
Penetapan Kinerja, maka setiap instansi pemerintah wajib menyusun
“Penetapan Kinerja” berdasarkan alokasi anggaran yang dikelolanya.
Penetapan Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang
merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja secara jelas
dan terukur dalam rentang waktu satu tahun. Tujuan khusus penetapan
kinerja adalah untuk :
1. Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur;
2. sebagai wujud nyata komitmen antar penerima amanah dengan
pemberi amanah;
3. sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi;
4. Menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja
aparatur;
5. sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi;
Akuntabilitas merupakan perwujudan kewajiban seseorang atau unit
kerja mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendalian
sumberdaya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui media
pertanggungjawaban secara periodik seperti laporan tahunan
pencapaian tugas pokok dan fungsi dengan aspek penunjangnya
seperti keuangan, sarana dan prasarana, sumberdaya manusia dan
lain-lain.
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 34
Semua Instansi pemerintah, Badan dan Lembaga Negara di Pusat dan
Daerah sesuai dengan tupoksi masing-masing harus memahami
lingkup akuntabilitasnya masing-masing, karena akuntabilitas yang
diminta meliputi keberhasilan dan juga kegagalan melaksanakan misi
Instansi yang bersangkutan.
Sistem Akuntabilitas memiliki beberapa prinsip-prinsip dasar sebagai
berikut :
a. Harus ada komitmen pimpinan dan seluruh staf instansi untuk
melakukan pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel
b. Harus merupakan sistem yang dapat menjamin penggunaan
sumber-sumber daya secara konsisten dengan peraturan yang
berlaku.
c. Harus menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan
d. Harus berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan
manfaat yang diperoleh
e. Harus jujur, obyektif, transparan dan inovatif sebagai katalisator
perubahan manajemen instansi pemerintah dalam bentuk
pemuktahiran metode dan teknik pengukuran kinerja dan
penyusunan laporan akuntabilitas.
Dalam rangka mendukung program pemberian dukungan fasilitasi
dalam upaya mewujudkan iklim usaha yang kondusif, seluruh kegiatan
telah selesai dilaksanakan. Dalam memahami keberhasilan atau
kegagalan pelaksanaan suatu kegiatan apakah telah sesuai dengan
sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi
Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan maka
diperlukan analisis capaian terhadap sasaran yang telah ditetapkan
pada tahun 2018, antara lain :
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 35
Capaian Indikator Kinerja Tujuan Dit. IMATAP tahun 2018
Tabel 5 - Indikator Kinerja Tujuan
Indikator Kinerja Tujuan Target Realisasi
Satuan 2018 2018
Meningkatnya peran Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan
1. Laju pertumbuhan Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan
Persen 4,48-4,78 4,24
2. Kontribusi Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan terhadap PDB Nasional
Persen 1,88-1,91 1,76
3. Penyerapan Tenaga Kerja Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan
(juta orang)
0,52-0,52 0,48
Tabel 6 – Capaian Indikator Kinerja Tujuan
Uraian 2015 2016 2017 2018
Laju Pertumbuhan IMATAP (%)
Ekonomi Nasional 4,88 5,02 5,00 5,08
Industri Non Migas 5,05 4,42 5,23 5,18
ILMATE 5,46 3,88 4,41 3,47
IMATAP 2,40 4,52 3,68 4,24
Kontribusi IMATAP terhadap PDB Nasional (%)
Industri Non Migas 18,20 18,21 17,89 17,63
ILMATE 5,01 4,93 4,75 4,59
IMATAP 1,91 1,91 1,82 1,76
Penyerapan tenaga kerja IMATAP (juta orang)
Industri Non Migas 15,49 15,85 17,49 18,19*
ILMATE 1,89 1,63 1,96 2,07*
IMATAP 0,52 0,4 0,46 0,48*
Sumber: BPS diolah *merupakan data prognosa, lag data 2 tahun
Analisis
Pertumbuhan PDB sektor imatap masih didominasi oleh pertumbuhan
industri otomotif. Dimana peningkatan pertumbuhan ini dapat terlihat
dari meningkatnya penjualan kendaraan bermotor roda 4 di Indonesia
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 36
pada tahun 2018. Dari data Asean Automotive Federation, peningkatan
penjualan kendaraan bermotor dari tahun 2017 – 2018 sebesar 7%.
Sebanyak 1.079.534 unit kendaraan terjual pada tahun 2017,
sedangkan pada tahun 2018 sebanyak 1.151.291 unit kendaraan yang
terjual. Berbading lurus dengan produksi kendaraan bermotor, terdapat
peningkatan produksi dari tahun 2017 – 2018 sebesar 10%.
Selengkapnya disajikan dalam table berikut:
Tabel 7 – Data Penjualan dan Produksi Otomotif
C. Perspektif Pemangku Kepentingan
1. Sasaran Strategis 1 : Meningkatnya Populasi dan Persebaran
Industri
Indikator Kinerja Utama (IKU) dari sasaran ini adalah :
a. Jumlah unit industri pengolahan non-migas besar sedang dengan
target 155 unit, sedangkan realisasi adalah sebesar 118 unit.
Nilai tambah industri merupakan selisih antara nilai input dan nilai
output. Peningkatan nilai tambah industri maritim, alat transportasi
dan alat pertahanan merupakan salah satu sasaran strategis yang
dapat digambarkan melalui peningkatan angka pertumbuhan
industri. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS), pada tahun
2018 angka pertumbuhan sektor imatap sebesar 4,24 % sedangkan
pertumbuhan populasi sektor imatap yang dihitung berdasarkan
realisasi Ijin Usaha Industri disajikan dalam tabel berikut:
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 37
Tabel 8 - Jumlah Unit Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan
Target
IKU
Jumlah unit pengolahan non-migas besar sedang (Unit)
2015 2016 2017 2018
155 Unit 109 143 127 118*
Catatan :*) Sumber : BPS (diolah) *merupakan data prognosa, lag data 2 tahun
Dari Tabel 8 terlihat bahwa pertambahan populasi industri maritim, alat
transportasi dan alat pertahanan tahun 2018 menurun jika dibandingkan
dengan pertumbuhan industri imatap tahun 2017. Hal ini meskipun nilai
investasi cenderung meningkat. Hal ini dapat menjadi indikasi bahwa
investasi didominasi oleh penanaman modal asing. Menurut data yang
diperoleh dari BPS, Sektor industri komponen otomotif mendominasi
investasi sektor imatap. Lebih lanjut disampaikan pada sub bab berikut.
b. Nilai investasi di sektor industri pengolahan non-migas dengan
target sebesar 43,5 – 46,7 triliun rupiah, sedangkan realisasinya
sebesar 15,63 triliun
Tabel 9 - Nilai Investasi di Sektor Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan
Target
IKU
Nilai Investasi di Sektor IMATAP (Rp. Triliun)
2015 2016 2017 2018
43.5-46.7 Triliun 24,61 25,11 13,31 15,63
Catatan :*) Sumber : BPS (diolah)
PMA PMDN Total
Industri Pengolahan Sektor ILMATE 75.240,1
24 indus tri logam das ar 26.045,7 8.804,2 34.849,9
25 indus tri barang logam, bukan mesin dan pera latannya 3.700,3 1.681,6 5.382,0
26 indus tri komputer, barang elektronik dan optik 11.021,2 491,2 11.512,4
27 indus tri pera latan l i s trik 3.035,9 926,0 3.961,9
28 indus tri mes in dan perlengkapan ytdl 3.958,2 642,4 4.600,6
29 indus tri kendaraan bermotor, trai ler dan semi tra i ler 11.151,0 524,9 11.675,9
30 indus tri a lat angkut la innya 1.924,4 1.333,2 3.257,6
33 reparas i dan pemasangan mesin dan pera latan - - -
UraianKBLI2018
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 38
Meningkatnya tren penjualan kendaraan bermotor di tahun 2018
turut pula meningkatkan kapasitas produksi kendaraan bermotor
dalam negeri yang berimbas positif pada investasi maupun
perluasan industri komponen kendaraan bermotor. Sejumlah merek
pabrikan mobil menaikkan kapasitas pabriknya, dan meluncurkan
produk terbaru mereka dalam setahun terakhir, seperti Mitsubishi,
Toyota, Daihatsu, dan Suzuki.
Mitsubishi telah menaikkan kapasitas produksi Xpander secara
bertahap dari semula 5.000 unit per bulan menjadi 10.000 unit.
Mitsubishi juga telah memindahkan keseluruhan produksi Pajero
Sport ke pabrik di Indonesia. Adapun Toyota pada Februari 2018
meluncurkan model hatchback-nya all-new Yaris. PT Toyota Motor
Manufacturing Indonesia menyatakan telah berinvestasi
sekurangnya Rp2 triliun untuk melahirkan model terbaru Yaris yang
diproduksi di pabrik Karawang.
Tabel 10 – Top 10 Investasi PMA sektor IMATAP 2018
Tabel 11 – Top 7 Investasi PMDN sektor IMATAP 2018
Nama Perusahaan Status Negara Bidang Usaha Mata uang 2018
SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PMA Jepang Industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih, USD 214.688.443
DENSO INDONESIA PMA Jepang Industri suku cadang dan aksesori kendaraan bermot USD 102.806.675
NUSA TOYOTETSU PMA Jepang Industri suku cadang dan aksesori kendaraan bermot USD 49.926.875
TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA PMA Jepang Industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih USD 43.011.920
INTI PANTJA PRESS INDUSTRI PMA Singapura Industri suku cadang dan aksesori kendaraan bermot USD 38.483.520
SUBANG AUTOCOMP INDONESIA PMA Jepang Industri suku cadang dan aksesoris kendaraan bermo USD 34.207.975
ASTRA HONDA MOTOR PMA Jepang Industri komponen dan perlengkapan sepeda motor ro USD 32.209.141
ASTRA DAIHATSU MOTOR PMA Jepang INDUSTRI KOMPONEN KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT USD 26.043.414
DENSO INDONESIA PMA Singapura Industri suku cadang dan aksesoris kendaraan bermo USD 25.552.012
FCC INDONESIA PMA Jepang Industri Suku Cadang Dan Aksesori Kendaraan Bermot USD 19.144.360
Nama Perusahaan Status Negara Bidang Usaha Mata uang 2018
SOLO MANUFAKTUR KREASI PMDN Indonesia Industri Kendaraan Bermotor Roda Empat atau Lebih Rp 163.338.138.000
KARYA HIDUP SENTOSA PMDN Indonesia Industri Kendaraan Bermotor Roda Empat Atau Lebih Rp 78.857.945.425
INTI GANDA PERDANA PMDN Indonesia Industri Suku Cadang Dan Aksesori Kendaraan Bermot Rp 65.943.185.906
INDOPRIMA GEMILANG PMDN Indonesia Industri Suku Cadang Dan Aksesori Kendaraan Bermot Rp 51.453.489.176
LAKSANA PMDN Indonesia Industri Karoseri Kendaraan Bermotor Roda Empat At Rp 42.402.844.967
INDOSPRING TBK. PMDN Indonesia Industri Suku Cadang Dan Aksesori Kendaraan Bermot Rp 18.470.310.487
INDOPRIMA GEMILANG PMDN Indonesia Industri komponen dan perlengkapan kendaraan bermo Rp 16.076.061.531
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 39
2. Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri
Indikator dari meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor
industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan adalah
kontribusi ekspor produk IMATAP terhadap ekspor nasional dan
produktivitas SDM industri.
Data ekspor Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat
Pertahanan disajikan pada Tabel 3.3, sedangkan kontribusi
ekspor IMATAP disajikan pada Tabel 3.4 yang merupkan data dari
BPS yang diolah serta diproyeksikan sampai dengan akhir tahun
2018. Sedangkan Produktivitas SDM industri di targetkan sebesar
1086 juta rupiah.
Tabel 12 - Rincian Perkembangan Nilai Ekspor
Nilai Realisasi Ekspor ( Miliar US$)
2015 2016 2017 2018
7,14 7,99 8,73 9,51
(Sumber : BPS, diolah)
Tabel 13 - Kontribusi Ekspor
Target Kontribusi Realisasi ekspor IMATAP terhadap ekspor nasional (%)
2015 2016 2017 2018
4,9 persen 4,75 5,53 5,18 5,29
(Sumber : BPS, diolah)
Tabel 14 - Produktivitas SDM industri
Target Realisasi Produktivitas SDM Industri (Rp. Juta)
2015 2016 2017 2018
1086 Juta rupiah 986,1 917,6 1.250,5 1.235,9
(Sumber : BPS, diolah)
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 40
Kontribusi ekspor produk IMATAP terhadap ekspor nasional
ditargetkan sebesar 4,9 %, sedangkan realisasi adalah sebesar
5,29 %. Peningkatan realisasi ekspor ditunjang terutama oleh
peningkatan ekspor kendaraan roda 2 dan 3 sebesar 33 %, yaitu
986 Juta USD (2017) menjadi 1309 Juta USD (2018). Kinerja
neraca perdagangan KBM R2 dan 3 dapat dilihat dalam tabel
dibawah ini.
Gambar 7 – Neraca Expor – Impor KBM R2&R3
Indikator yang kedua meningkatnya daya saing dan produktivitas
sektor IMATAP adalah peningkatan produktivitas SDM industri
ditargetkan sebesar 1086 juta rupiah, sedangkan realisasi adalah
sebesar 1.235,9. Peningkatan produktivitas SDM industri
disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan kapal Pemerintah yang
saat ini menjadi base load produksi galangan kapal meskipun
kebutuhan kapal pemerintah didorong untuk dipenuhi melalui
investasi swasta di program tol laut yang sebagian dipenuhi
melalui impor kapal bukan baru dari luar negeri. Program
peralihan pengadaan kapal dari pemerintah ke swasta dimana
program Tol Laut ke wilayah Papua tidak lagi ditangani oleh PT
Pelni (Persero), melainkan telah diserahkan kepada pihak swasta.
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 41
D. Perspektif Proses Internal
I. Tersdianya kebijakan pembangunan industri yang efektif
Indikator Kinerja Utama (IKU) dari sasaran ini adalah :
1. Jumlah peraturan perundangan
Target : 1 Permenperin
Realisasi : 1 permenperin yaitu Permenperin No. 5 Tahun 2018
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Perindustrian Nomor 34/M-IND/PER/9/2017 tentang
Industri Kendaraan Roda Empat atau Lebih.
2. Jumlah Rancangan Standar Nasional Indonesia
Target : 8 RSNI
Realisasi : 4 RSNI yaitu
� Moped dan sepeda motor berpenggerak listrik-
spesifikasi keselamatan
� Kinerja-Moped dan sepeda motor baterai listrik -
konsumsi dan jangkauan energi acuan
� Moped dan sepeda motor baterai listrik -
karakteristik pengoperasian jalan
� RSNI Life Jacket
3. Jumlah regulasi teknis pemberlakuan SNI, ST dan/atau PTC secara
wajib
Target : 1 Permenperin
Realisasi : 1 permenperin yaitu Permenperin No. 30 Tahun 2018
tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia
Sepeda Roda Dua secara Wajib
II. Terselenggara nya urursan pemerintahan di bidang
perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan
Indikator Kinerja Utama (IKU) dari sasaran ini adalah:
1. Produk industri tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri
(TKDN)
Target : 50 sertifikat TKDN
Realisasi : 97 sertifikat TKDN
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 42
Tabel 15 - Produk industri tersertivikasi TKDN
Target Produk industri tersertivikasi TKDN (Sertifikat)
2015 2016 2017 2018
50 Sertifikat 13 27 100 97
Tabel 16 – Realisasi TKDN Sektor Industri Alat Transportasi
No. Perusahaan No. dan Tgl Sertifikat Jenis Produk
1. PT. Industri Kereta Api
(Persero) No. 775/ILMATE/TKDN/12/2018 Kereta Penumpang
Tgl .10 Desember 2018
2. PT Anang Craftindo Group No. 763/ILMATE/TKDN/12/2018 Perahu Fiberglass
Tgl .10 Desember 2018
3. PT Anang Craftindo Group No. 485/ILMATE/TKDN/7/2018 Perahu Fiberglass
Tgl .17 Juli 2018
4. PT. TVS MOTOR COMPANY
INDONESIA No. 98/ILMATE/TKDN/1/2018 Sepeda Motor Roda Tiga Bak
Tertutup Tgl .9 Januari 2018
5. PT. TVS MOTOR COMPANY
INDONESIA No. 97/ILMATE/TKDN/1/2018 Sepeda Motor Roda Tiga Bak
Terbuka Tgl .9 Januari 2018
6. PT. BARATA INDONESIA No. 96/ILMATE/TKDN/1/2018 Automatic Coupler Assy Kereta Tgl .9 Januari 2018
7. PT. Anugrah Vindo Abadi No. 85/ILMATE/TKDN/1/2018 Ac Kereta Api 7.500 Kcal/h / 75 Vdc Tgl .9 Januari 2018
8. PT. Anugrah Vindo Abadi No. 84/ILMATE/TKDN/1/2018 Ac Kereta Api 380 Vac
Tgl .9 Januari 2018
9. CV. DELIMA JAYA No. 78/ILMATE/TKDN/1/2018 Kursi Bus
Tgl .9 Januari 2018
10. CV. DELIMA JAYA No. 77/ILMATE/TKDN/1/2018 Cargo Box Acp
Tgl .9 Januari 2018
11. CV. DELIMA JAYA No. 76/ILMATE/TKDN/1/2018 3 Way Openload Body
Tgl .9 Januari 2018
12. PT. ANEKA BANUSAKTI No. 75/ILMATE/TKDN/1/2018 Cylinder Linner
Tgl .9 Januari 2018
13. PT. Karet Ngagel Surabaya
Wira Jatim No. 74/ILMATE/TKDN/1/2018 Rubber Pad
Tgl .9 Januari 2018
14. PT. Karet Ngagel Surabaya
Wira Jatim No. 73/ILMATE/TKDN/1/2018 Draft Gear
Tgl .9 Januari 2018
15. PT. BARATA INDONESIA No. 71/ILMATE/TKDN/1/2018 Automatic Tight Lock Coupler
Tgl .9 Januari 2018
16. PT. BARATA INDONESIA No. 69/ILMATE/TKDN/1/2018 Automatic Coupler Assy Gerbong 60 Ton (maksimal)
Tgl .9 Januari 2018
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 43
17. UD. AJI BATARA PERKASA
MANDIRI No. 67/ILMATE/TKDN/1/2018 Side Stand Motor Honda
Tgl .9 Januari 2018
18. UD. AJI BATARA PERKASA
MANDIRI No. 65/ILMATE/TKDN/1/2018 Steering Handle Motor
Yamaha Tgl .9 Januari 2018
19. PT. EWINDO No. 60/ILMATE/TKDN/1/2018 Magnet Wire
Tgl .9 Januari 2018
20. PT. EWINDO No. 59/ILMATE/TKDN/1/2018 Kabel Elektronik - Vsf
Tgl .9 Januari 2018
21. PT. EWINDO No. 58/ILMATE/TKDN/1/2018 Kabel Otomotif - Avs
Tgl .9 Januari 2018
22. PT. SEIV INDONESIA No. 55/ILMATE/TKDN/1/2018 Pelapis Anti Karat
Tgl .9 Januari 2018
23. PT. SEIV INDONESIA No. 54/ILMATE/TKDN/1/2018 Cat Untuk Otomotif -chemolux 909 Tgl .9 Januari 2018
24. PT. SEIV INDONESIA No. 53/ILMATE/TKDN/1/2018 Cat Untuk Otomotif -metacryl
Tgl .9 Januari 2018
25. PT. SEIV INDONESIA No. 52/ILMATE/TKDN/1/2018 Cat Epoxy Primer -metaxy
Tgl .9 Januari 2018
26. PT. Laksana Tekhnik
Makmur No. 49/ILMATE/TKDN/1/2018 Rear Bumper
Tgl .9 Januari 2018
27. PT. GUNUNG SAGARA
BUANA No. 47/ILMATE/TKDN/1/2018 Automotive Coating
Tgl .9 Januari 2018
28. PT. REKADAYA MULTI
ADIPRIMA No. 26/ILMATE/TKDN/1/2018 Shield S/a Fender Spalsh Fr
Rh / Lh Tgl .9 Januari 2018
29. PT. REKADAYA MULTI
ADIPRIMA No. 25/ILMATE/TKDN/1/2018 Plastic Sheet
Tgl .9 Januari 2018
30. PT. REKADAYA MULTI
ADIPRIMA No. 24/ILMATE/TKDN/1/2018 Plastik Blow
Tgl .9 Januari 2018
31. PT. REKADAYA KREASI
INDONESIA No. 23/ILMATE/TKDN/1/2018 Glass Wool
Tgl .9 Januari 2018
32. PT. REKADAYA KREASI
INDONESIA No. 22/ILMATE/TKDN/1/2018 Coco Felt Adt
Tgl .9 Januari 2018
33. PT. REKADAYA KREASI
INDONESIA No. 19/ILMATE/TKDN/1/2018 Coco Board Adt
Tgl .9 Januari 2018
34. PT. SEIV INDONESIA No. 117/ILMATE/TKDN/1/2018 Cat Untuk Pesawat
Tgl .9 Januari 2018
35. PT. GUNUNG SAGARA
BUANA No. 116/ILMATE/TKDN/1/2018 Cat Untuk Kereta
Tgl .9 Januari 2018
36. UD. AJI BATARA PERKASA
MANDIRI No. 112/ILMATE/TKDN/1/2018 Fork Arm Motor
Tgl .9 Januari 2018
37. PT. ASIA PUTRA PERKASA No. 110/ILMATE/TKDN/1/2018 Sepeda Motor Roda Tiga Bak Terbuka 150 Cc Tgl .9 Januari 2018
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 44
38. PT. ASIA PUTRA PERKASA No. 109/ILMATE/TKDN/1/2018 Sepeda Motor Roda Tiga Bak Terbuka 200 Cc Tgl .9 Januari 2018
39. PT. KAISAR MOTORINDO
INDUSTRI No. 108/ILMATE/TKDN/1/2018 Sepeda Motor Roda Tiga Bak
Sampah 150 Cc Dengan Gardan Extra
Tgl .9 Januari 2018
40. PT. KAISAR MOTORINDO
INDUSTRI No. 107/ILMATE/TKDN/1/2018 Sepeda Motor Roda Tiga Bak
Sampah 250 Cc Dengan Gardan
Tgl .9 Januari 2018
41. PT. KAISAR MOTORINDO
INDUSTRI No. 106/ILMATE/TKDN/1/2018 Sepeda Motor Roda Tiga Bak
Sampah 250 Cc Dengan Gardan Extra
Tgl .9 Januari 2018
42. PT. KAISAR MOTORINDO
INDUSTRI No. 105/ILMATE/TKDN/1/2018 Sepeda Motor Roda Tiga Bak
Ram Terbuka 250 Cc Dengan Gardan
Tgl .9 Januari 2018
43. PT. KAISAR MOTORINDO
INDUSTRI No. 104/ILMATE/TKDN/1/2018 Sepeda Motor Roda Tiga Bak
Terbuka 250 Cc Dengan Gardan Extra
Tgl .9 Januari 2018
Tabel 17 - Capaian TKDN Sektor Industri Maritim
No. Perusahaan No. dan Tgl Sertifikat Jenis Produk
1. PT. SHCP INDONESIA No. 150/ILMATE/TKDN/1/2018 Unsaturated Polyester Resin
Tgl .29 Januari 2018
2. PT. Bumi Cahaya Unggul No. 90/ILMATE/TKDN/1/2018 Centrifugal Pump Package
Tgl .9 Januari 2018
3. PT. Indonesia Magma Chain No. 89/ILMATE/TKDN/1/2018 Rantai Jangkar Kapal
Tgl .9 Januari 2018
4. PT. SERVVO No. 83/ILMATE/TKDN/1/2018 Fire Extinguisher P 600 Abc
Tgl .9 Januari 2018
5. PT. SELANG SUPER
SENTOSA No. 82/ILMATE/TKDN/1/2018 Half Floating Half Reinforced
Hose, Single Carcass Tgl .9 Januari 2018
6. PT. SELANG SUPER
SENTOSA No. 81/ILMATE/TKDN/1/2018 Floating Tanker Rail Hose
(barbell) Single Carcas Tgl .9 Januari 2018
7. PT. SELANG SUPER
SENTOSA No. 80/ILMATE/TKDN/1/2018 Floating Tail Hose Double
Carcass Tgl .9 Januari 2018
8. PT. SELANG SUPER
SENTOSA No. 79/ILMATE/TKDN/1/2018 Submarine Mainline Hose
Double Carcass Tgl .9 Januari 2018
9. CV. ATHIRA MARINE
OUTFITTING No. 72/ILMATE/TKDN/1/2018 Deck Crane
Tgl .9 Januari 2018
10. PT. ASIA RAYA FOUNDRY No. 70/ILMATE/TKDN/1/2018 Jangkar / Anchor (material Steel Alloy Tgl .9 Januari 2018
11. PT. ASIA RAYA FOUNDRY No. 68/ILMATE/TKDN/1/2018 Bollard Dengan Material Ductile Iron Tgl .9 Januari 2018
12. PT. PCM KABEL No. 66/ILMATE/TKDN/1/2018 Kabel Tlesf-hf
Tgl .9 Januari 2018
13. PT. SHCP INDONESIA No. 64/ILMATE/TKDN/1/2018 Unsaturated Polyester Resin
Tgl .9 Januari 2018
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 45
14. PT. SHCP INDONESIA No. 62/ILMATE/TKDN/1/2018 Gelcoat Resin
Tgl .9 Januari 2018
15. PT. SHCP INDONESIA No. 61/ILMATE/TKDN/1/2018 Ortho Gelcoat
Tgl .9 Januari 2018
16. PT. SUBUR LOGAM No. 57/ILMATE/TKDN/1/2018 Propeller Cu-3 (nikel Bronze Alumunium) Tgl .9 Januari 2018
17. PT. SUBUR LOGAM No. 56/ILMATE/TKDN/1/2018 Propeller Cu-1 (manganese Bronze) Tgl .9 Januari 2018
18. PT. LELANGON No. 51/ILMATE/TKDN/1/2018 Deck Crane - Double Hoist
Tgl .9 Januari 2018
19. PT. LELANGON No. 50/ILMATE/TKDN/1/2018 Deck Crane - Single Hoist
Tgl .9 Januari 2018
20. PT. GUNUNG SAGARA
BUANA No. 48/ILMATE/TKDN/1/2018 Floor Coating
Tgl .9 Januari 2018
21. PT. GUNUNG SAGARA
BUANA No. 46/ILMATE/TKDN/1/2018 Marine & Protective Coating
Tgl .9 Januari 2018
22. UD. CEMARA MAS No. 45/ILMATE/TKDN/1/2018 Zinc Anodes
Tgl .9 Januari 2018
23. UD. CEMARA MAS No. 44/ILMATE/TKDN/1/2018 Alumunium Anodes
Tgl .9 Januari 2018
24. PT. LELANGON No. 43/ILMATE/TKDN/1/2018 Harbour Port Crane
Tgl .9 Januari 2018
25. PT. SERVVO No. 42/ILMATE/TKDN/1/2018 Fire Extinguisher P 300 Abc
Tgl .9 Januari 2018
26. PT. SERVVO No. 41/ILMATE/TKDN/1/2018 Fire Extinguisher F 5000 Af3
Tgl .9 Januari 2018
27. PT. SERVVO No. 40/ILMATE/TKDN/1/2018 Fire Extinguisher F 600 Af3
Tgl .9 Januari 2018
28. PT. Indonesia Magma Chain No. 39/ILMATE/TKDN/1/2018 Rantai Penghubung Kereta Api
Tgl .9 Januari 2018
29. CV. ATHIRA MARINE
OUTFITTING No. 38/ILMATE/TKDN/1/2018 Windlass
Tgl .9 Januari 2018
30. PT. CHUGOKU PAINTS
INDONESIA No. 37/ILMATE/TKDN/1/2018 Cat - Sea Grandprix 660 Hs
Tgl .9 Januari 2018
31. PT. CHUGOKU PAINTS
INDONESIA No. 36/ILMATE/TKDN/1/2018 Cat - Bannoh 1500
Tgl .9 Januari 2018
32. PT. PCM KABEL No. 35/ILMATE/TKDN/1/2018 Kabel Tlefsf-hf
Tgl .9 Januari 2018
33. PT. PCM KABEL No. 34/ILMATE/TKDN/1/2018 Kabel Tlsf-hf
Tgl .9 Januari 2018
34. PT. CHUGOKU PAINTS
INDONESIA No. 33/ILMATE/TKDN/1/2018 Cat - Unymarine Hs
Tgl .9 Januari 2018
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 46
35. PT. PCM KABEL No. 32/ILMATE/TKDN/1/2018 Kabel Tlf-frhf
Tgl .9 Januari 2018
36. PT. KEMENANGAN No. 31/ILMATE/TKDN/1/2018 Mooring Buoy
Tgl .9 Januari 2018
37. PT. KEMENANGAN No. 30/ILMATE/TKDN/1/2018 Light Buoy
Tgl .9 Januari 2018
38. PT. PCM KABEL No. 29/ILMATE/TKDN/1/2018 Kabel Tlf-hf
Tgl .9 Januari 2018
39. PT. Bumi Cahaya Unggul No. 28/ILMATE/TKDN/1/2018 Bulkhead Seals
Tgl .9 Januari 2018
40. PT. KEMENANGAN No. 27/ILMATE/TKDN/1/2018 Bearing Pad
Tgl .9 Januari 2018
41. PT. OCTAGON PRECISION
INDONESIA No. 18/ILMATE/TKDN/1/2018 Shaft Propeller
Tgl .9 Januari 2018
42. CV. ATHIRA MARINE
OUTFITTING No. 17/ILMATE/TKDN/1/2018 Steering Gear
Tgl .9 Januari 2018
43. PT. TEKNIK TADAKARA
SUMBERKARYA No. 16/ILMATE/TKDN/1/2018 Switchboard
Tgl .9 Januari 2018
44. PT. TEKNIK TADAKARA
SUMBERKARYA No. 15/ILMATE/TKDN/1/2018 Navigation Light Panel
Tgl .9 Januari 2018
45. PT. TEKNIK TADAKARA
SUMBERKARYA No. 14/ILMATE/TKDN/1/2018 Engine Telegraph Unit
Tgl .9 Januari 2018
46. PT. SAMUDERA LUAS
PARAMACITRA No. 13/ILMATE/TKDN/1/2018 Fender
Tgl .9 Januari 2018
47. PT. SAMUDERA LUAS
PARAMACITRA No. 12/ILMATE/TKDN/1/2018 Fender
Tgl .9 Januari 2018
48. PT. Laksana Tekhnik
Makmur No. 115/ILMATE/TKDN/1/2018 Dinding Kapal
Tgl .9 Januari 2018
49. PT. Laksana Tekhnik
Makmur No. 114/ILMATE/TKDN/1/2018 Tempat Tidur Kapal
Tgl .9 Januari 2018
50. PT. Laksana Tekhnik
Makmur No. 113/ILMATE/TKDN/1/2018 Kursi Kapal
Tgl .9 Januari 2018
51. PT. SAMUDERA LUAS
PARAMACITRA No. 111/ILMATE/TKDN/1/2018 Fender
Tgl .9 Januari 2018
52. PT. Karet Ngagel Surabaya
Wira Jatim No. 103/ILMATE/TKDN/1/2018 Tug Boat Fender
Tgl .9 Januari 2018
53. PT. Karet Ngagel Surabaya
Wira Jatim No. 102/ILMATE/TKDN/1/2018 Fender V
Tgl .9 Januari 2018
54. PT. Karet Ngagel Surabaya
Wira Jatim No. 101/ILMATE/TKDN/1/2018 Super Cell Fender
Tgl .9 Januari 2018
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 47
2. Infrastruktur kompetensi yang terbentuk
Target : 2 SKKNI
Realisasi : 3 SKKNI yaitu
� SKKNI Teknik Sepeda Motor
� SKKNI Ototrotik
� SKKNI Industri Kereta Api
3.2. Analisa SWOT Industri Maritim Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
Berdasarkan potensi dan permasalahan dalam industri maritim,
kedirgantaraan, dan alat pertahanan, maka Dit. IMATAP telah
melakukan analisa yang dilihat dari aspek kekuatan, kelemahan,
peluang dan tantangan (SWOT) untuk masing-masing sektor agar
dapat menentukan arah, kebijakan dan strategi pengembangan
bidang industri maritim, kedirgantaraan, dan alat pertahanan dimasa
yang akan datang.
a. Analisis Kekuatan (Strengths) Industri Maritim, Alat Transportasi
dan Alat Pertahanan
1) Negara kepulauan dan memiliki wilayah laut yang luas.
2) Memiliki pengalaman dalam membangun kapal.
3) Memiliki institusi pendidikan di bidang perkapalan.
4) Memiliki Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional (PDRKN).
5) Batam, Bintan dan Karimun sebagai Free Trade Zone (FTZ).
6) Tersedianya SDM yang berkualitas.
7) Memiliki sistem manajemen mutu diakui secara internasional
(AS9000).
8) Memiliki penguasaan teknologi bidang kedirgantaraan yang diakui
dunia internasional.
9) Memiliki industri dalam negeri yang telah dapat mendukung produk
alutsista dan non-alutsista.
10) Pengalaman dalam proses produksi/perakitan industri alat
transportasi.
11) Sudah berkembangnya industri komponen alat transportasi serta
industri pendukung.
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 48
12) Memiliki tenaga kerja yang berpengalaman dalam bidang produksi,
rancang bangun dan perekayasaan dan manufaktur alat
transportasi.
13) Besarnya potensi/peluang pasar DN (jumlah penduduk cukup
besar, daya beli semakin meningkat).
14) Pasar ASEAN dan APEC terutama dengan adanya kerjasama
AFTA dan APEC.
15) Tren global Sourcing, terutama untuk bahan baku.
b. Analisis Kelemahan (Weaknesses) Industri Maritim, Alat
Transportasi dan Alat Pertahanan
1) Kurang dukungan dari perbankan untuk industri perkapalan.
2) Fasilitas produksi sebagian besar berusia tua.
3) Lemahnya peraturan & perundangan di bidang maritim.
4) Ketergantungan terhadap bahan baku dan komponen impor yang
tinggi.
5) Delivery time pembangunan produk industri yang kurang kompetitif.
6) Masih rendahnya penggunaan desain kapal dalam negeri.
7) Tidak ada pengembangan produk baru.
8) Pasar industri kedirgantaraan masih terbatas pada lingkup
pertahanan/militer.
9) Citra perusahaan dimata publik (dalam negeri) belum membaik.
10) Kesulitan dalam pengurusan perijinan pada industri pertahanan.
11) Ketergantungan teknologi proses dan teknologi produk yang masih
tinggi kepada prinsipal atau pemilik teknologi di luar negeri.
12) Ketergantungan terhadap bahan baku dan komponen impor yang
masih tinggi.
13) Kurangnya kebijakan pemerintah yang mendukung
berkembangnya merk dagang industri nasional dan kemandirian
teknologi.
14) Infrastruktur teknologi pendukung (sertifikasi, laboratorium uji
komponen, dll) masih belum memadai.
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 49
c. Analisis Peluang (Opportunities) Industri Maritim, Alat
Transportasi dan Alat Pertahanan
1) Meningkatnya pasar dalam negeri yang menjadi load base
pengembangan industri perkapalan dan pasar ekspor yang
semakin terbuka.
2) Adanya pengembangan investasi industri perkapalan dari negara-
negara maju.
3) Adanya lembaga keuangan Non Bank untuk pemberdayaan industri
perkapalan seperti PT. Pann.
4) Adanya Inpres No. 5 / 2005 tentang Pemberdayaan Industri
Pelayaran Nasional termasuk industri perkapalan.
5) Memiliki potensi kelautan yang dapat dimanfaatkan menjadi
kawasan industri galangan kapal.
6) Adanya komitmen dari Presiden untuk menggunakan produk dalam
negeri.
7) Pertumbuhan ekonomi positif akan mempengaruhi pertumbuhan
pada sektor industri maritime, kedirgantaraan dan alat pertahanan.
8) Potensi pasar produk kelas CN dan NC sangat besar untuk regional
Afrika dan Asia Tenggara.
9) Berkembangnya bisnis rantai pasok, merupakan potensi optimasi
utilitas fasilitas produksi.
10) Besarnya potensi/peluang pasar DN (jumlah penduduk cukup
besar, daya beli semakin meningkat).
11) Pasar ASEAN dan APEC terutama dengan adanya kerjasama
AFTA dan APEC.
12) Tren global Sourcing, terutama untuk bahan baku
13) Tumbuhnya industri sepeda motor dengan teknologi dari berbagai
sumber.
14) Besarnya pasar di Timur Tengah dan Afrika.
15) Meningkatnya pasar dalam negeri yang menjadi load base
pengembangan industri perkapalan dan pasar ekspor yang
semakin terbuka.
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 50
d. Analisis Tantangan (Threats) Industri Maritim, Alat Transportasi
dan Alat Pertahanan
1) Peningkatan sinergi dan koordinasi antar lembaga terkait dan
Pemerintah Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota.
2) Negara-negara pesaing di ASEAN yang berkembang pesat,
khususnya China.
3) Komitmen pemerintah terhadap sektor maritim, kedirgantaraan dan
alat pertahanan.
4) Peningkatan iklim investasi investor lokal yang ada di luar Batam,
sementara fasilitas kemudahan di Batam lebih banyak dinikmati
oleh PMA.
5) Pengembangan desain baru untuk produk industri maritim,
kedirgantaraan, dan alat pertahanan.
6) Impor kapal dan pesawat bukan baru (bekas) yang mengakibatkan
penurunan order bangunan baru kapal dan pesawat terbang.
7) Perlu waktu dan kesabaran untuk membentuk citra perusahaan
dikalangan stakeholder (pemerintah, masyarakat, dan lain-lain).
8) Adanya upaya-upaya penerapan hambatan non tarif (TBT) di
negara tujuan ekspor yang dapat menghambat upaya ekspor.
9) Masyarakat dalam negeri cenderung lebih menyukai produk impor
karena alasan kualitas lebih baik.
10) Tuntutan pasar semakin meningkat terutama yang berkaitan
dengan aspek keselamatan dan lingkungan.
11) Kurang sinerginya koordinasi antar lembaga terkait dan antar
Pemerintah Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota.
12) Negara-negara pesaing di ASEAN berkembang pesat demikian
pula di Asia (RRC) lebih pesat lagi perkembangannya.
13) Iklim investasi belum berpihak kepada investor lokal yang ada di
luar Batam, sementara fasilitas kemudahan di Batam lebih dinikmati
oleh PMA.
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 51
3.3. Akuntabilitas Keuangan
3.3.1. Akuntabilitas Keuangan
Berdasarkan akuntabilitas keuangan, maka Tabel 3.13 adalah
realisasi anggaran Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi
dan Alat Pertahanan tahun 2018. Pada tabel tersebut, realisasi
anggaran Dit. IMATAP tahun 2018 sebesar Rp. 12.623.493.463,-
(Dua belas miliar enam ratus dua puluh tiga juta empat ratus
Sembilan puluh tiga ribu empat ratus enam puluh tiga rupiah) atau
68,1 % (Enam puluh delapan koma satu persen) dari total pagu
Rp. 18.539.796.000 (Delapan belas miliar lima ratus tiga puluh
sembilan juta tujuh ratus Sembilan puluh enam ribu rupiah).
Pengukuran Kinerja Kegiatan (PPK) dapat dilihat pada halaman
lampiran.
Tabel 3.6 Realisasi Anggaran Dit. IMATAP Tahun 2018
ODE OUTPUT / RINCIAN AKUN PAGU REALISASI
TOTAL SISA FISIK
08 Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika
18.539.796.000 12.623.493.473 5.916.302.527 78,63
1846 Penumbuhan Dan Pengembangan Industri Maritim, Alat Transportasi, Dan Alat Pertahanan
18.539.796.000 12.623.493.473 5.916.302.527 78,63
1846.015 Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Mendorong Iklim Investasi Industri Maritim, Alat Transportasi, Dan Alat Pertahanan
1.877.200.000 1.767.111.065 110.088.935 82,96
002 Penyusunan Rekomendasi Kebijakan Otomotif, Low Carbon Emission Car (lcec) Dan Mobil Listrik
1.599.416.000 1.507.156.053 92.259.947
006 Penyusunan Rekomendasi Kebijakan Industri Kereta Api, Alat Transportasi Udara Dan Alat Pertahanan
277.784.000 259.955.012 17.828.988
1846.019 Rancangan Standar Nasional Indonesia (rsni) Industri Maritim, Alat Transportasi, Dan Alat Pertahanan
450.000.000 447.966.402 2.033.598 100,00
001 Penyusunan Rsni Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan
450.000.000 447.966.402 2.033.598
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 52
ODE OUTPUT / RINCIAN AKUN PAGU REALISASI
TOTAL SISA FISIK
1846.028 Teknologi Industri Sektor Industri Maritim, Alat Transportasi, Dan Alat Pertahanan
1.477.200.000 1.408.231.192 68.968.808 100,00
001 Pengembangan Sentra Otomotif Dan Vokasi (kendaraan Multiguna Pedesaan)
1.477.200.000 1.408.231.192 68.968.808
1846.032 Promosi Kemampuan Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan
777.200.000 760.699.493 16.500.507 100,00
001 Fasilitasi Promosi Kemampuan Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan
777.200.000 760.699.493 16.500.507
1846.033 Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Industri Maritim Nasional
3.938.000.000 2.219.859.398 1.718.140.602 80,20
001 Revitalisasi Industri Galangan Kapal Nasional
3.938.000.000 2.219.859.398 1.718.140.602
1846.034 Produk Industri Berbasis Rel Dalam Rangka Konektivitas Antar Wilayah/ Kawasan Jarak Pendek - Menengah Untuk Menunjang Tranportasi Massal
2.627.396.000 1.479.032.155 1.148.363.845 41,50
001 Peningkatan Dan Pengembangan Industri Berbasis Rel Dalam Rangka Konektivitas Antar Wilayah/ Kawasan Jarak Pendek - Menengah Untuk Menunjang Tranportasi Massal
2.627.396.000 1.479.032.155 1.148.363.845
1846.035 Rekomendasi Kebijakan Standarisasi Dan Sertifikasi Galangan Kapal
3.712.800.000 2.516.985.346 1.195.814.654 80,20
001 Penyiapan Standarisasi Dan Sertifikasi Galangan Kapal
3.712.800.000 2.516.985.346 1.195.814.654
1846.036 Standar Produk Kapal Nasional 1.988.600.000 358.843.000 1.629.757.000 70,30
001 Pengembangan Standarisasi Kapal Nasional
1.988.600.000 358.843.000 1.629.757.000
1846.951 Layanan Internal (overhead) 1.691.400.000 1.664.765.422 26.634.578 100,00
001 Penyusunan Dokumen Perencanaan Dan Program Industri Maritim, Alat Transportasi, Dan Alat Pertahanan
418.884.000 413.196.195 5.687.805
002 Pemutakhiran Database Industri Maritim,alat Transportasi Dan Alat Pertahanan
173.800.000 172.091.157 1.708.843
003 Koordinasi Program Dan Layanan Kinerja Dit. Ind. Maritim, Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan
849.918.000 835.095.205 14.822.795
004 Penyusunan Evaluasi Kinerja Dan Lakip Dit. Imatap
248.798.000 244.382.865 4.415.135
T O T A L 18.539.796.000 12.623.493.473 5.916.302.527 78,63
Dicetak pada tanggal 11 Januari 2019, pukul 10:55 WIB (0.10360908508301 secs)
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 53
3.4. Evaluasi RPJMN Dit. IMATAP 2015 – 2019
No Program/
Kegiatan
Sasaran Indikator Satuan 2017 2018 5 Tahun Anggaran 2018
Keterangan 2018
T R T R T R
4 Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Alat Transportasi, Mesin, Elektronika dan Alat Pertahanan
- Penumbuhan Industri Alat Transportasi Darat
Meningkatnya daya
saing Industri Alat
Transportasi Darat
Terlaksananya
Standarisasi
Bidang Industri
Alat Transportasi
Darat
Standar 6 4 6 4 30 14
1. SNI Wajib Sepeda
2. Moped dan sepeda motor
berpenggerak listrik-spesifikasi
keselamatan
3. Kinerja-Moped dan sepeda
motor baterai listrik - konsumsi
dan jangkauan energi acuan
4. Moped dan sepeda motor
baterai listrik - karakteristik
pengoperasian jalan
Meningkatnya
Kompetensi SDM
Industri Alat
Transportasi
Darat
Orang 120 60 150 - 630 240 0,7376 Tahun 2018, Direktorat IMATAP
Tidak menganggarkan kegiatan
peningkatan kemampuan SDM
Industri Alat Transportasi Darat
Meningkatnya
Kemampuan
Teknologi Industri
Alat Transportasi
Darat
Unit 3 3 3 4 15 13 1. Alat Mekanis Multiguna
Pedesaan
2. Study pengembangan LCEV
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 54
3. Pengembangan Biodiesel untuk
sektor IMATAP
4. Industri 4.0 sektor Otomotif
Tersedianya
Kendaraan
Angkutan Umum
Murah
Tersedianya
Peralatan
Produksi
Kendaraan
Angkutan Umum
Murah (KAUM)
KAUM - - - -
Penguatan struktur
industri melalui
keterkaitan antara
industri hulu
(dasar), industri
intermediate dan
industri hilir (light)
Terbuatnya
prototype kereta
penumpang
Unit 1 1 1 1 5 3 Pembuatan MRT dan LRT
Kapasitas
produksi kereta
penumpang
Persen 40 40 45 45 200 95 Mulai dilakukan pembangunan
untuk LRT dan MRT
Bertambahnya
jumlah dan Jenis
industri
komponen
Persen 25 - 30 38 125 74 Tahun 2018 terdapat 38 industri
komponen otomotif yang telah
mendapat IUI
Meningkatnya
jumlah tenaga
kerja yang
Bersertifikat
Orang 120 60 130 - 575 177 Tahun 2018 tidak menganggarkan
untuk kegiatan pelatihan
Penguasaan
Teknologi KBM
Multiguna
Pedesaan di
bidang perakitan
Merk
Dalam
Negeri
(unit)
6 3 7 1 31 12 1,6075 Tahun 2018, KBM Multiguna
Pedesaan mengalami perubahan
menjadi Alat Mekanis Multiguna
Pedesaan (AMMDes). AMMDes
sudah di launching oleh Bapak
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 55
Presiden RI pada tanggal 4 Agustus
2018
Meningkatnya
jumlah Industri
Komponen
Teknologi KBM
Multiguna
Pedesaan di
bidang komponen
Unit
(perusaha
an)
30 ? 35 69 150 102 AMMDes didukung oleh 69 industri
komponen terdiri dari 38 IKM, 15
Original Component Manufacturing
(OCM) Astra, dan 16 OCM Non Astra
Tersusunnya
regulasi Low
Carbon Emision
Car
Regulasi 1 1 1 1 5 2 0,8776 Untuk Usulan insentif LCEV sudah
disampaikan ke kementerian
keuangan dan saat ini sedang
disusun peta jalan pengembangan
Industri KBM
- Penumbuhan Industri Maritim dan Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
Meningkatnya daya
saing Industri
Maritim dan
Kedirgantaraan dan
Alat Pertahanan
Terlaksananya
Standarisasi
Bidang Industri
Maritim,
Kedirgantaraan
dan Alat
Pertahanan
Standar 5 2 5 1 25 5
Tahun 2018 ada 1 RSNI kapal yang
disusun yaitu: RSNI Life Jacket
Meningkatnya
Kompetensi SDM
Industri Maritim,
Kedirgantaraan
dan Alat
Pertahanan
Orang 380 160 420 100 1.900 660 2,707 Bimbingan Teknis Industri
komponen Kapal sebanyak 5
Komponen yang diikuti sebanyak
100 orang SDM Industri.
Bimbingan Teknis komponen kapal
yaitu komponen kapal Gate Valve,
Ventilation valve, cat anti foling,
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 56
manhole tipe A & B serta Fuel
electric heater
Meningkatnya
Kemampuan
Teknologi Industri
Maritim,
Kedirgantaraan
dan Alat
Pertahanan
Unit 1 1 1 5 5 6 1,6 Peningkatan Teknologi Industri
Perkapalan pada tahun 2018
dilakukan dari sisi komponen kapal,
dengan melakukan bimbingan
teknis terhadap komponen kapal
Gate Valve, Ventilation valve, cat
anti foling, manhole tipe A & B serta
Fuel electric heater
Terlaksananya
Promosi dan
Kerjasama
Industri Maritim,
Kedirgantaraan
dan Alat
Pertahanan
Promosi 10 3 10 - 49 12
Penguatan struktur
industri melalui
keterkaitan antara
industri hulu
(dasar), industri
Terevitalisasinya
Pusat Desain dan
Rekayasa Kapal
Nasional
PDRKN 1 1 1 1 5 2 1,785 Tahun 2018 melakukan koordinasi
pengembangan desain dan
rekayasa kapal serta sinkronisasi
pengembangan Industri Maritim
dengan pengembangan NASDEC
sebagai pusat desain kapal nasional
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 57
intermediate dan
industri hilir (light)
Terevitalisasinya
industri galangan
kapal di 9 lokasi
(Pembangunan/Re
novasi, Bantuan
Alat, Peningkatan
SDM
bersertifikasi)
Lokasi 9 9 9 9 45 33 Tahun 2018 dilakukan bimbingan
teknis terhadap komponen kapal
Gate Valve, Ventilation valve, cat
anti foling, manhole tipe A & B
serta Fuel electric heater
dilaksanakan di
Tersusunnya RPP
tentang Fasilitasi
PPN tidak
dipungut atas
penyerahan kapal
RPP 1 1 1 1 5 4
Peraturan Pemerintah Nomor 69
Tahun 2015 dan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 193/PMK.
03/2015
Terevisinya PP No.
52 Tahun 2011
PP 1 1 1 1 5 4
Sudah terbit Peraturan Pemerintah
Nomor 9 Tahun 2016
Terfasilitasinya
BMDTP khusus
sesuai
karakteristik
industri
perkapalan
BMDTP 50 1 50 250 2
Tahun 2017 telah terbit paket
kebijakan ekonomi IV tentang
pembebasan bea masuk komponen
kapal; dan tahun 2018 ditargetkan
skema pembebasan bea masuk
komponen kapal melalui
mekanisme Chapter 98 dapat
diimplementasikan
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 58
Terfasilitasinya
harmonisasi bea
masuk komponen
Kebijakan 1 1 1 1 5 3
Tahun 2017 telah terbit paket
kebijakan ekonomi IV tentang
pembebasan bea masuk komponen
kapal; dan tahun 2018 ditargetkan
skema pembebasan bea masuk
komponen kapal melalui
mekanisme Chapter 98 dapat
diimplementasikan
Terfasilitasinya
keringanan tarif
penyewaan lahan
untuk galangan
kapal BUMN
dengan PT
Pelindo,dan
khusus PT PAL
dengan TNI AL
Kebijakan 1 1 1 1 5 3
Penyelesaiannya keringan tarif
telah diselesaikan pada tingkat
Menko dan Kementerian BUMN
Meningkatnya
Jumlah Jenis dan
komponen
pesawat N219
yang bersertifikat
Jenis dan
Kompone
n
40 30 50 4 200 43
MelakukanAssement terhadap
komponen kapal dalam rangka
persiapan sertifikasi AS 9100
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 59
BAB IV
PENUTUP
B. KESIMPULAN
Secara keseluruhan Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan
Alat Pertahanan pada tahun 2018 telah berhasil melaksanakan Tugas,
Pokok dan Fungsi dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Hal
tersebut tercermin dari telah dilaksanakan kegiatan dalam rangka
pertumbuhan Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan
dengan penyerapan anggaran sebesar 78,63 % (Tujuh delapan koma
enam tiga persen). Indikator kinerja adalah sebagai berikut :
A. Perspektif Pemangku Kepentingan / Stakeholder
1. Meningkatnya populasi dan persebaran industri
2. Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri
B. Perspektif Proses Internal
1. Tersedianya kebijakan pembangunan industri yang efektif
2. Terselenggara nya urusan pemerintahan di bidang
perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan
Potensi
Potensi sektor industri maritim, kedirgantaraan, dan alat pertahanan
yang dapat dikembangkan, antara lain :
1) Meningkatnya pasar dalam negeri yang menjadi load base
pengembangan industri perkapalan dan pasar ekspor yang
semakin terbuka.
2) Adanya pengembangan investasi industri perkapalan dari
negara-negara maju.
3) Adanya lembaga keuangan Non Bank untuk pemberdayaan
industri perkapalan seperti PT. Pann.
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 60
4) Adanya Inpres No. 5 / 2005 tentang Pemberdayaan Industri
Pelayaran Nasional termasuk industri perkapalan.
5) Memiliki potensi kelautan yang dapat dimanfaatkan menjadi
kawasan industri galangan kapal.
6) Adanya komitmen dari Presiden untuk menggunakan produk
dalam negeri.
7) Pertumbuhan ekonomi positif akan mempengaruhi
pertumbuhan pada sektor industri maritime, kedirgantaraan
dan alat pertahanan.
8) Potensi pasar produk kelas CN dan NC sangat besar untuk
regional Afrika dan Asia Tenggara.
9) Berkembangnya bisnis rantai pasok, merupakan potensi
optimasi utilitas fasilitas produksi.
10) Besarnya potensi/peluang pasar DN (jumlah penduduk cukup
besar, daya beli semakin meningkat).
11) Pasar ASEAN dan APEC terutama dengan adanya kerjasama
AFTA dan APEC.
12) Tren global Sourcing, terutama untuk bahan baku
13) Tumbuhnya industri sepeda motor dengan teknologi dari
berbagai sumber.
14) Besarnya pasar di Timur Tengah dan Afrika.
15) Meningkatnya pasar dalam negeri yang menjadi load base
pengembangan industri perkapalan dan pasar ekspor yang
semakin terbuka.
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 61
Permasalahan dan kendala
Permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
Program Kerja Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat
Pertahanan pada tahun 2018, antara lain :
Blokir anggaran, Roadmap kendaraan bermotor masih
menunggu terbitnya regulasi diatas untuk disetujui Persiden
(Rperpres kendaran listrik), Beberepa regulasi membutuhkan
koordinasi antar Kemeterian, misalnya kebijakan PPnBM
kendaraan roda 4 membutuhkan koordinasi dengan Kemenkeu,
dan Regulasi AMMDes memerlukan koordinasi dengan
Kementerian Perhubungan.
Sedangkan permasalahan dan kendala yang dihadapi oleh industri
maritim, kedirgantaraan, dan alat pertahanan adalah sebagai berikut :
1) Kurang dukungan dari perbankan untuk industri perkapalan.
2) Fasilitas produksi sebagian besar berusia tua.
3) Lemahnya peraturan & perundangan di bidang maritim.
4) Ketergantungan terhadap bahan baku dan komponen impor
yang tinggi.
5) Delivery time pembangunan produk industri yang kurang
kompetitif.
6) Masih rendahnya penggunaan desain kapal dalam negeri.
7) Tidak ada pengembangan produk baru.
8) Pasar industri kedirgantaraan masih terbatas pada lingkup
pertahanan/militer.
9) Citra perusahaan dimata publik (dalam negeri) belum
membaik.
10) Kesulitan dalam pengurusan perijinan pada industri
pertahanan.
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 62
11) Ketergantungan teknologi proses dan teknologi produk yang
masih tinggi kepada prinsipal atau pemilik teknologi di luar
negeri.
12) Ketergantungan terhadap bahan baku dan komponen impor
yang masih tinggi.
13) Kurangnya kebijakan pemerintah yang mendukung
berkembangnya merk dagang industri nasional dan
kemandirian teknologi.
14) Infrastruktur teknologi pendukung (sertifikasi, laboratorium uji
komponen, dll) masih belum memadai.
C. SARAN
Dalam rangka mencapai target kinerja Direktorat maka saran untuk
pengembangan bidang Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat
Pertahanan kedepannya adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan kemampuan industri perkapalan/galangan kapal
nasional dalam membangun kapal untuk berbagai jenis dan
ukuran seperti Korvet, Frigate, Cruise Ship, LPG Carrier dan
kapal khusus lainnya.
b. Eksistensi galangan kapal nasional yang memiliki fasilitas
produksi berupa building berth/graving dock yang mampu
membangun kapal dan mereparasi kapal/docking repair sampai
dengan kapasitas 300.000 DWT untuk memenuhi kebutuhan di
dalam maupun luar negeri (world class industry).
c. Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan industri
komponen kapal nasional untuk mampu mensuplai kebutuhan
komponen kapal dalam negeri.
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 63
d. Meningkatkan sumber pendanaan (capital market) dan
instrumen bisnis untuk peningkatan kemampuan pasok Industri
Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan nasional.
e. Meningkatkan sinergi klaster industri maritim dan kedirgantaraan
nasional, baik dalam industri inti, pendukung, terkait, industri
hulu dan hilir.
f. Semakin mengembangkan Pusat Desain dan Rekayasa Kapal
Nasional (PDRKN)/National Ship Design and Engineering
Centre (NaSDEC) dan memperkuat dukungan terhadap industri
perkapalan/galangan kapal nasional yang diharapkan mampu
menjadi clearing house untuk desain kapal dalam negeri.
g. Memperkuat hubungan dan koordinasi dengan instansi terkait
yang berhubungan dengan monitoring kinerja industri, seperti
BKPM, BPS, asosiasi industri dan lainnya untuk mempermudah
perolehan data untuk monitoring kinerja industri.
h. Meningkatkan pemberian insentif yang menarik dan tepat guna
baik fiskal maupun non-fiskal kepada industri alat transportasi
darat, agar dapat menarik investasi, meningkatkan produktivitas
dan daya saing industri alat transportasi darat tersebut, sehingga
dapat meningkatkan pangsa pasarnya baik domestik maupun
ekspor.
i. Menggiatkan industri komponen lokal untuk terus
mengembangkan kemampuannya agar dapat menopang industri
yang telah ada untuk dapat memproduksi komponen yang
sebelumnya diimpor (substitusi impor), sehingga mengurangi
ketergantungan terhadap komponen impor dan nantinya akan
meningkatkan daya saing industri alat transportasi darat dalam
negeri.
LAKIP Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 2018 64
j. Meningkatkan penerapan dan mensosialisasikan SNI sebagai
bentuk perlindungan konsumen dan industri dalam negeri serta
sebagai salah satu instrumen untuk mengurangi impor.
k. Memperkuat infrastruktur pendukung yang mempengaruhi
industri alat transportasi darat, seperti akses jalan raya, bandara,
pelabuhan, jalur kereta api serta jaminan kepastian ketersediaan
energi seperti listrik, gas, BBM.
Dalam hal penguatan organisasi, beberapa hal yang dapat
disampaikan kepada Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan
Alat Pertahanan untuk perbaikan kinerja dalam melaksanakan
program, antara lain :
1. Perlu adanya penambahan jumlah SDM di Dit. IMATAP,
sehingga diperlukan koordinasi dengan Bagian Kepegawaian
Ditjen. ILMATE dan Biro Kepegawaian Kemenperin, serta
meningkatkan kualitas dan produktivitas SDM aparatur melalui
pelaksanaan diklat, studi banding, magang maupun
benchmarking.
2. Pembinaan dan pengembangan Industri Maritim, Alat
Transportasi dan Alat Pertahanan perlu lebih ditingkatkan,
khususnya dalam kegiatan pelatihan dan sertifikasi SDM,
industri komponen kapal, standardisasi guna mencapai sasaran
dan tujuan, serta dalam jangka panjang dapat mewujudkan visi
dan misi yang diemban.
3. Melakukan Monitoring dan Evaluasi terhadap kegiatan dan
bantuan peralatan yang berkesinambungan agar diperoleh
masukan bagi perbaikan penyusunan program tahun selanjutnya.