KULIAH BERFIKIR DEDUKTIF

Post on 17-Feb-2015

86 views 3 download

description

uisu al manar

Transcript of KULIAH BERFIKIR DEDUKTIF

1

BERFIKIR ILMIAH

2

Pendahuluan

Perkembangan Ilmu Primitif Modern Anak Dewasa

3

Kegiatan Ilmiah

Langkah langkah/metode Sarana :

Bahasa Logika Matematika Statistik

4

Bahasa

Ciri : Alat komunikasi

Bisa berupa lambang atau bunyi Tujuan :

Menyampaikan informasi berupa pengetahuan

5

Logika

Jalan fikiran yg masuk akal Disebut juga Penalaran

6

Matematika

Lambang serangkaian makna Bersifat : artifisial

punya arti jk sdh diberi makna Mengembangkan bahasa

kuantitatif Mengembangkan cara berfikir

deduktif

7

Statistik

Prinsip : peluang (probability) Berperan dlm penelitian ilmiah Mengembangkan berfikir Induktif

8

BERFIKIR ILMIAHLOGIKA MATEMATIKA

KHASANAH ILMU

DEDUKSI

RASIONALHIPOTESIS

INDUKSI

FAKTA

PENGUJIAN

STATISTIK METODOLOGI

EMPIRIS

9

PENALARAN

Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau

fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan.

Fakta atau data yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar.

Kalimat pernyataan yang dapat dipergunakan sebagai data itu disebut Proposisi.

10

1. Ayam adalah burung2. Indonesia menjadi negara makmur.

Contoh proposisi :

11

Macam Penalaran

1. Penalaran Deduktif 2. Penalaran Induktif

12

PENALARAN DEDUKTIF

Penalaran yang bertolak dari sebuah konklusi/kesimpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang lebih umum.

13

Dalam penalaran deduktif terdapat premis. Yaitu proposisi tempat menarik kesimpulan.

Penarikan kesimpulan secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.

Penarikan secara langsung ditarik dari satu premis.

14

Penarikan tidak langsung ditarik dari dua premis.

Premis pertama adalah premis yang bersifat umum sedangkan premis kedua adalah yang bersifat khusus.

Jenis penalaran deduksi yang menarik kesimpulan secara tidak langsung yaitu

a. Silogisme Kategorial;b. Silogisme Hipotesis;c. Silogisme Alternatif;d. Entimen.

15

a. Silogisme Kategorial : Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.

Premis umum : Premis Mayor (My)Premis khusus :Premis Minor (Mn)Premis simpulan : Premis Kesimpulan

(K)

Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.

16

Aturan umum dalam silogisme kategorial sebagai

berikut:1) Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term

mayor, term minor, term penengah.2) Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis

mayor, premis minor, dan kesimpulan.3) Dua premis yang negatif tidak dapat

menghasilkan simpulan.4) Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti

negatif.5) Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan

yang positif.6) Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik

satu simpulan.7) Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat

khusus.8) Dari premis mayor khusus dan premis minor

negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.

17

Contoh silogisme Kategorial: My : Semua mahasiswa adalah lulusan

SLTAMn : Badu adalah mahasiswaK : Badu lulusan SLTA

My : Tidak ada manusia yang kekal Mn : Socrates adalah manusiaK : Socrates tidak kekal

My : Semua mahasiswa memiliki ijazah SLTA.Mn : Amir tidak memiliki ijazah SLTAK : Amir bukan mahasiswa

18

b. Silogisme Hipotesis: Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.

Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.

Contoh :o My : Jika tidak ada air, manusia akan kehausan.

Mn : Air tidak ada.K : Jadi, Manusia akan kehausan.

o My : Jika tidak ada udara, makhluk hidup akan mati.Mn : Makhluk hidup itu mati.K : Makhluk hidup itu tidak mendapat udara.

19

c. Silogisme Alternatif : Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.

Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.

ContohMy : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.Mn : Nenek Sumi berada di Bandung.K : Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.

My : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.Mn : Nenek Sumi tidak berada di Bogor.K : Jadi, Nenek Sumi berada di Bandung.

20

d. EntimenSilogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.

Contoh entimen:1) Dia menerima hadiah pertama karena dia

telah menang dalam sayembara itu.2) Anda telah memenangkan sayembara ini,

karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.

21

2.PENALARAN INDUKTIFPenalaran yang bertolak dari penyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum.

Bentuk-bentuk Penalaran Induktifa. Generalisasi : Proses penalaran

yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum.

22

Contoh generalisasi :1)Jika dipanaskan, besi memuai.

Jika dipanaskan, tembaga memuai.Jika dipanaskan, emas memuai.Jika dipanaskan, platina memuaiJadi, jika dipanaskan, logam memuai.

2)Jika ada udara, manusia akan hidup.Jika ada udara, hewan akan hidup.Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.Jadi, jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.

23

b) Analogi : Cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.

Contoh analogiNina adalah lulusan Akademi Amanah.Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.Ali adalah lulusan Akademi Amanah.Oleh Sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

24

c. Hubungan kausal : penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.

Macam hubungan kausal :1) Sebab- akibat.

Hujan turun di daerah itu mengakibatkan timbulnya banjir.

2) Akibat – Sebab.Andika tidak lulus dalam ujian kali ini disebabkan dia tidak belajar dengan baik.

3) Akibat – Akibat.Ibu mendapatkan jalanan di depan rumah becek, sehingga ibu beranggapan jemuran di rumah basah.

25

SALAH NALAR : Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat.

Jenis-jenis salah nalara. Deduksi yang salah : Simpulan dari

suatu silogisme dengan diawali premis yang salah atau tidak memenuhi persyaratan.contoh :

Kalau listrik masuk desa, rakyat di daerah itu menjadi cerdas.

Semua gelas akan pecah bila dipukul dengan batu.

26

b. Generalisasi terlalu luas Salah nalar ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi itu sehingga simpulan yang diambil menjadi salah.

Contoh : Setiap orang yang telah mengikuti

Penataran P4 akan menjadi manusia Pancasilais sejati.

Anak-anak tidak boleh memegang barang porselen karena barang itu cepat pecah.

27

c. Pemilihan terbatas pada dua alternatifSalah nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan jawaban yang ada.

Contoh Orang itu membakar rumahnya

agar kejahatan yang dilakukan tidak diketahui orang lain.

28

d. Penyebab Salah NalarSalah nalar ini disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud.

Contoh: Broto mendapat kenaikan jabatan

setelah ia memperhatikan dan mengurusi makam leluhurnya.

Anak wanita dilarang duduk di depan pintu agar tidak susah jodohnya.

29

e. Analogi yang SalahSalah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain.

Contoh:Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.

30

f. Argumentasi Bidik OrangSalah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya.

Contoh:Program keluarga berencana tidak dapat berjalan di desa kami karena petugas penyuluhannya memiliki enam orang anak.

31

g. Meniru-niru yang sudah adaSalah nalar jenis ini berhubungan dengan anggapan bahwa sesuatu itu dapat kita lakukan kalau orang lain melakukan hal itu.

Contoh: Kita bisa melakukan korupsi karena

pejabat pemerintah melakukannya.

Anak SLTA saat mengerjakan ujian matematika dapat menggunakan kalkulator karena para profesor menggunakan kalkulator saat menjawab ujian matematika.