Post on 02-Jul-2015
1
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI
PEMBEKUAN UDANG PT. ISTANA CIPTA
SEMBADA DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM
KONTROL C
TUGAS AKHIR
Diajukan Dalam Rangka Menyelesaikan Studi Diploma III Untuk Mencapai Gelar
Ahli Madya Statistik Penerapan dan Komputasi
Diajukan oleh:
Nama : Wuri Retno Setyaningtyas
Nim : 4151302540
Prodi : Statistika Terapan dan Komputasi
Jurusan : Matematika
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005
ii
ABSTRAK
Wuri Retno Setyaningtyas. Analisis Pengendalian Kualitas Produksi
Pembekuan Udang PT. Istana Cipta Sembada Dengan Menggunakan Diagram Kontrol C. Tugas akhir. Program Studi Statistika Terapan dan Komputasi, Matematika,
FMIPA, Universitas Negeri Semarang. 2005.
Pengendalian kualitas sangat diperlukan dalam memproduksi suatu barang
untuk menjaga kestabilan mutu, juga merupakan salah satu usaha untuk menemukan
faktor-faktor terduga yang menyebabkan kurang lancarnya fungsi dalam proses
produksi sehingga bila terjadi gangguan dapat segera dilakukan tindakan pembetulan
sebelum terlalu banyak unit yang tak sesuai dengan produksi. Diagram kontrol C adalah
suatu grafik pengendali kualitas statistik yang digunakan untuk mengendalikan produk
cacat yang tidak memenuhi syarat spesifikasi kualitas dari produk yang dihasilkan
dalam suatu proses produksi. Permasalahan dalam tugas akhir ini adalah: Bagaimanakah
proses pengendalian kualitas produksi pembekuan udang PT. Istana Cipta Sembada dan
faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhinya? Dengan menggunakan diagram
kontrol C apakah proses produksi pembekuan udang berada dalam kontrol?. Adapun
tujuan penulisan tugas akhir ini yaitu untuk mengetahui bagaimanakah proses
pengendalian kualitas produksi pembekuan udang PT. Istana Cipta Sembada dan
mengetahui apakah proses tersebut berada dalam kontrol atau tidak Manfaat yang
diperoleh yaitu dengan mengetahui hasil perhitungan data produksi udang beku dengan
menggunakan diagram kontrol C akan diperoleh batas atas dan batas bawahnya
sehingga dapat dilihat apakah proses berada dalam kontrol atau tidak, mengetahui
proses pengendalian produksi pembekuan udang PT. Istana Cipta Sembada, dan dengan
mengetahui apakah proses berada dalam kontrol atau tidak maka pihak perusahaan
dapat mengambil langkah untuk meningkatkan kualitas produksi.
Teknik pengumpulan data dalam tugas akhir ini adalah dengan metode
dokumentasi dan metode literatur. Data tersebut berasal dari data produksi udang beku
PT. Istana Cipta Sembada Banyuwangi. Teknik analisis data yang digunakan adalah
diagram kontrol C yang dipakai untuk menghitung batas pengendali atas dan bawahnya
sehingga dapat digunakan untuk mengendalikan produk cacat yang dihasilkan dalam
suatu proses produksi.
Proses produksi yang dilakukan oleh PT. Istana Cipta Sembada terhadap
kedua jenis udang yaitu PND Vanamei dan PND Tiger analisis awal proses produksinya
terjadi diluar batas pengendali statistik dan beberapa penyebabnya adalah faktor tenaga
kerja, bahan baku, mesin dan faktor pengangkutan bahan baku. Jenis cacat yang sering
terjadi pada produk udang PND Vanamei yaitu Broken sebesar 60%, Filth sebesar 35%,
dan cacat Red sebesar 5%. Sedangkan untuk jenis udang PND Tiger cacat yang sering
terjadi yaitu Red sebesar 56%, Broken sebesar 37,50% dan Filth sebesar 6,26%.
Software WinQSB digunakan untuk membuat tampilan grafik kendali mutu
ketaksesuaian dan tampilan diagram pareto.
Saran yang penulis sampaikan yaitu: PT. Istana Cipta sembada masih perlu
melakukan pengendalian kualitas dan pengawasan yang lebih ketat terhadap produk
yang dihasilkan karena tingkat kecacatan masih ada yang tinggi. Perlu diadakannya
pelatihan tenaga kerja secara periodik untuk mengurangi produk cacat yang disebabkan
oleh tenaga kerja yang kurang teliti.
1
PENGESAHAN KELULUSAN
Telah dipertahankan di hadapan sidang panitia Ujian Tugas Akhir Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Senin
Tanggal : 8 Agustus 2005
PANITIA UJIAN
Ketua, Sekretaris,
Drs. Kasmadi Imam S, M.S Drs. Supriyono, M.Si
NIP. 130781011 NIP. 130815345
Pembimbing I Penguji I
Dra. Sunarmi, M.Si Dra. Kristina W, M.S
NIP. 131763886 NIP. 131568307
Pembimbing II Penguji II
Dra. Kristina W, M.S Dra. Sunarmi, M.Si
NIP. 131568307 NIP. 131763886
2
2
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada menimbulkan
senyum pada wajah orang lain, terutama wajah yang kita cintai.
Waktu adalah penyembuh yang ajaib, ia cenderung untuk
menyamakan yang baik dengan yang buruk dan membenarkan
kesalahan-kesalahan dunia.
Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan
sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat
menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai
setinggi gunung ( Q.S. Al Israa’ Ayat 37 )
PERSEMBAHANPERSEMBAHANPERSEMBAHANPERSEMBAHAN
Atas Rahmat dan Ridho Allah SWT, Tugas Akhir ini
kupersembahkan sebagai wujud kasih sayang dan bukti
Tanggungjawabku kepada Ibu dan Bapak tercinta yang telah
melimpahkan kasih sayang dan pengorbanan yang tak
terhingga buatku.
3
3
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir ini. Adapun maksud dan tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah
sebagai prasyarat dalam mendapatkan gelar ahli madya pada program studi
Statistika Terapan dan Komputasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Semarang.
Dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini penulis tak lepas dari
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga tak lupa bagi penulis untuk
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Dr. H. AT. Soegito, selaku Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. Kasmadi Imam, M.S, selaku Dekan Fakultas MIPA Universitas Negeri
Semarang.
3. Drs. Supriyono, M.Si, selaku Ketua Jurusan Matematika FMIPA Universitas
Negeri semarang.
4. Dra. Nurkaromah, M.Si, selaku Kaprodi Statistika Terapan dan Komputasi
jurusan Matematika FMIPA UNNES.
5. Dra. Sunarmi, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I.
6. Dra. Kristina W, M.S, selaku Dosen Pembimbing II.
7. Jajaran manajemen, Ka. Regu dan Staf PT. Istana Cipta Sembada
Banyuwangi.
4
4
8. Kakak-kakakku tersayang, Mas Dik, Mas Cuk, Mbak Rini, Mas Wawan dan
Mas Arif yang telah mencurahkan kasih sayang dan memberiku semangat
untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
9. Keponakan-keponakanku yang lucu, dik Fira, dik Yusuf, dik Dia dan dik Fina
yang selalu membuat hari-hariku dirumah penuh tawa dan membuatku selalu
ingin pulang kerumah.
10. Mas Berry tersayang yang telah memberikan inspirasi dalam hidupku hingga
terselesaikan tugas akhir ini.
11. Sahabat-sahabatku, Thata, Lika, Ully, Rifqi, Tholo, kalianlah yang
membuatku selalu termotivasi untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini.
12. Mbak wahyu dan mbak Erni, makasih buat pinjaman komputernya.
13. Mbak Tami, terima kasih buat pinjaman tempat dan buku-bukunya.
14. Mbak Erry, yang selalu memberikan semangat dan doa walaupun dari jauh.
15. Teman-teman dikos Trilili dan kos evergreen, yang selalu menyayangiku dan
membuat hari-hariku di Semarang menjadi penuh warna.
16. Teman-teman Statistika Terapan dan Komputasi 6A.
17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis berharap adanya saran dan kritik yang
membangun dari pembaca, sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dan semua pihak.
Wassalamu’ Alaikum wr. Wb.
Semarang, Juli 2005.
Wuri Retno Setyaningtyas
5
5
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
ABSTRAK ....................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah ............................................................. 1
B. Rumusan dan pembatasan masalah ........................................... 3
C. Tujuan dan manfaat ................................................................... 4
D. Sistematika ............................................................................... 4
BAB II KAJIAN TEORI
A. Tinjauan umum PT. Istana Cipta Sembada ............................... 6
B. Kualitas ..................................................................................... 13
C. Pengendalian kualitas ................................................................ 15
D. Pengendalian kualitas statistik .................................................. 17
E. Diagram pareto .......................................................................... 18
6
6
F. Grafik pengendali kualitas statistik ........................................... 19
G. Grafik pengendali C .................................................................. 28
a. Prosedur dengan ukuran sampel konstan ......................... 29
b. Prosedur dengan ukuran sampel berbeda-beda ................ 31
H. Spesifikasi bahan baku dan kriteria sampel cacat ..................... 34
I. Proses pengendalian kualitas ..................................................... 36
J. Program komputer WinQSB ..................................................... 46
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang lingkup ........................................................................... 50
B. Variabel ..................................................................................... 50
C. Metode pengumpulan data ........................................................ 51
D. Analisis data .............................................................................. 51
E. Penarikan kesimpulan ............................................................... 53
BAB IV HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Kegiatan ........................................................................... 54
a. Proses pengendalian kualitas ............................................... 54
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses
Pengendalian kualitas .......................................................... 55
c. Analisis pengendalian kualitas produksi pembekuan
Udang PT. Istana Cipta Sembada ........................................ 56
d. Simulasi pengendalian kualitas statistik dengan
Program komputer WinQSB ............................................... 69
B. Pembahasan .............................................................................. 71
7
7
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 74
B. Saran .......................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 76
HALAMAN LAMPIRAN ................................................................................ 77
8
8
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1. Data sampel produk udang PND Vanamei 1,8 Kg……………… 77
2. Lampiran 2. Data sampel produk udang PND Tiger 1,8 Kg…………………. 78
3. Lampiran 3. Perhitungan data sampel produk udang
PND Vanamei 1,8K……………………………………………. 79
4. Lampiran 4. Perhitungan data sampel produk udang
PND Tiger 1,8 Kg……………………………………………... 80
5. Lampiran 5. Struktur Organisasi PT. Istana Cipta Sembada………………... 81
6. Lampiran 6. Personil dalam struktur organisasi PT.
Istana Cipta Sembada…………………………………………. 82
7. Lampiran 7. Hasil perhitungan data sampel produk udang
PND Vanamei 1,8 KG dengan WinQSB……………………… 83
8. Lampiran 8. Hasil perhitungan data sampel produk udang
PND Tiger 1,8 Kg dengan WinQSB…………………………… 84
9. Lampiran 9. Hasil perhitungan revisi data sampel produk
Udang PND Vanamei 18kg dengan WinQSB…………………. 85
10. Lampiran 10. Hasil perhitungan revisi data sampel produk
Udang PND Tiger 1,8kg dengan WinQSB……………………. 86
9
9
DAFTAR TABEL
1. Tabel 2.1. Tabel distribusi tenaga kerja ...................................................... 12
10
10
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Gambar 2.1. Grafik Pengendali Kualitas Statistik ....................................... 21
2. Gambar 4.1. Grafik pengendali produk PND Vanemei 1,8 kg ................... 59
3. Gambar 4.2. Grafik pengendali revisi produk PND
Vanamei 1,8 Kg ..................................................................... 61
4. Gambar 4.3. Diagram pareto produk PND Vanamei 1,8 Kg ....................... 62
5. Gambar 4.4. Grafik pengendali produk PND Tiger 1,8 Kg ........................ 65
6. Gambar 4.5. Grafik pengendali revisi produk
PND Tiger 1,8 Kg .................................................................. 67
7. Gambar 4.6. Diagram pareto produk PND Tiger 1,8 Kg ............................ 68
8. Gambar 4.7. Gambar Qcc problem specification
dengan WinQSB .................................................................... 69
9. Gambar 4.8. Gambar Control chart setups dengan WinQSB ..................... 70
11
11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era industri yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap pelaku
bisnis yang ingin memenangkan persaingan akan memberikan perhatian penuh
terhadap kualitas. Perhatian penuh terhadap kualitas akan memberikan
dampak langsung kepada perusahaan berupa kepuasan pelanggan. Hal ini akan
berdampak pada meningkatnya hasil penjualan sehingga dapat memperbesar
pangsa pasar ( Market Share ) yang pada akhirnya akan meningkatkan
pendapatan perusahaan.
Kualitas sebagai kata kunci dalam persaingan industri, secara strategi
dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang memenuhi keinginan atau
kebutuhan pelanggan.
Berdasarkan pengertian dasar tentang kualitas diatas, tampak bahwa
kualitas berfokus pada pelanggan ( Customer Focused Quality ). Dengan
demikian produk didesain, diproduksi dan didistribusikan untuk memenuhi
keinginan pelanggan. Karena kualitas mengacu pada segala sesuatu yang
menentukan kepuasan pelanggan, suatu produk dapat dikatakan berkualitas
bila memenuhi keinginan pelanggan, dapat dimanfaatkan dengan baik, serta
diproduksi dengan cara yang baik dan benar.
Komitmen terhadap standar kualitas selalu menjadi acuan dasar bagi
PT. Istana Cipta Sembada dan berprinsip bahwa produk yang berkualitas
12
12
hanya dapat dihasilkan oleh bahan baku dan proses produksi yang berkualitas,
sehingga PT. Istana Cipta Sembada melakukan 3 tahapan dalam melakukan
pengendalian kualitas, yaitu :
1. Pengendalian kualitas bahan baku
2. Pengendalian kualitas barang dalam proses
3. Pengendalian kualitas produk jadi.
Pengendalian kualitas adalah proses pengendalian suatu produk apakah
sesuai dengan standart yang telah ditetapkan perusahaan atau tidak. Dalam
studi kasus PT. Istana Cipta Sembada, standar produk ditetapkan oleh
customer berkaitan dengan lingkungan produksi yang berpola made to order.
Pengendalian kualitas sangat diperlukan dalam memproduksi suatu
barang untuk menjaga kestabilan mutu. Tidak hanya dalam industri
pengendalian kualitas dibutuhkan tetapi pada manajemen pun memegang
peranan yang sangat penting. Pengendalian kualitas merupakan salah satu
usaha untuk menemukan faktor-faktor penyebab yang menyebabkan kurang
lancarnya fungsi dalam proses produksi. Dalam mengendalikan proses kita
berusaha menyelidiki dengan cepat bila terjadi gangguan proses dan tindakan
pembetulan dapat segera dilakukan sebelum terlalu banyak unit yang tak
sesuai dengan produksi.
Diagram kontrol C atau grafik pengendali C adalah suatu grafik
pengendali kualitas statistik yang digunakan untuk mengendalikan produk
cacat yang tidak memenuhi syarat spesifikasi kualitas dari produk yang
dihasilkan dalam suatu proses produksi. Secara umum dalam grafik
13
13
pengendali C yang diperhatikan adalah mengenai adanya cacat per tiap unit
obyek atau barang.
Dengan alasan diatas, penulis mengambil judul tugas akhir “
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI PEMBEKUAN
UDANG PT. ISTANA CIPTA SEMBADA DENGAN MENGGUNAKAN
DIAGRAM KONTROL C”.
B. Rumusan dan Pembatasan Masalah
a. Rumusan masalah
Adapun masalah yang diangkat penulis antara lain :
1. Bagaimanakah proses pengendalian kualitas produksi pembekuan
udang PT. Istana Cipta Sembada dan faktor-faktor apa sajakah yang
mempengaruhinya?
2. Dengan menggunakan diagram kontrol C apakah proses produksi
pembekuan udang berada dalam kontrol?
b. Pembatasan masalah
Dalam penulisan ini hanya akan dibahas proses pengendalian
kualitas produksi dan apakah proses tersebut berada dalam kontrol atau
tidak dengan menggunakan chart kontrol C berdasarkan data yang ada.
Dengan menggunakan data tersebut penulis akan mencoba menampilkan
proses pengendalian kualitas produksi pembekuan udang PT. Istana Cipta
Sembada dengan menggunakan chart kontrol C.
14
14
C. Tujuan dan Manfaat
a. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimanakah pengendalian proses kualitas
produksi pembekuan udang PT. Istana Cipta Sembada.
2. Untuk mengetahui apakah proses tersebut berada dalam kontrol atau
tidak.
b. Manfaat
Manfaat dari penulisan ini adalah:
1. Dengan mengetahui hasil perhitungan data produksi udang beku
dengan menggunakan diagram control C akan diperoleh batas atas dan
batas bawahnya sehingga dapat dilihat apakah proses berada dalam
kontrol atau tidak.
2. Mengetahui proses pengendalian produksi pembekuan udang PT.
Istana Cipta Sembada.
3. Dengan mengetahui apakah proses berada dalam kontrol atau tidak
maka pihak perusahaan dapat mengambil langkah untuk
meningkatkan kualitas produksi serta sebagai bahan masukan bagi
perusahaan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.
15
15
D. SISTEMATIKA
Tugas akhir dengan judul “ Analisis Pengendalian Kualitas Produksi
Pembekuan Udang PT. Istana Cipta Sembada Dengan menggunakan Diagram
Kontrol C “ terdiri dari :
Bagian awal terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, motto
dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran, dan daftar tabel.
Bagian isi tugas akhir terdiri dari 5 bab, yaitu ;
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah dan
pembatasannya, tujuan dan manfaat, dan sistematika.
BAB II KAJIAN TEORI
Pada bab ini terdiri dari kajian teori yang meliputi tinjauan
umum PT. Istana Cipta Sembada, kualitas, pengendalian
kualitas, pengendalian kualitas statistik, diagram pareto, grafik
pengendali kualitas statistik, grafik pengendali C, dan
spesifikasi bahan baku dan kriteria sampel cacat.
BAB III METODOLOGI
Pada bab ini terdiri dari sumber data, metode pengumpulan
data dan metode analisis data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
16
16
Pada bab ini terdiri dari hasil perhitungan dan pembahasan
masalah.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran.
Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka dan lampiran – lampiran.
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
a. Tinjauan Umum PT. Istana Cipta Sembada
1. Sejarah Perusahaan
PT. Istana Cipta Sembada adalah sebuah perusahaan swasta
nasional (PMDN) yang bergerak dalam industri perikanan, khususnya
ekspor udang beku. Produk yang dihasilkan PT. Istana Cipta Sembada
sampai saat ini telah diakui sebagai komoditi ekspor non-migas yang
sudah mendapatkan pasar internasional terutama Jepang dan Amerika.
PT. Istana Cipta Sembada didirikan pertama kali oleh Emil
Muslim dan Shidiq Muslim di desa Watukebo Kecamatan Rogojampi
Kabupaten Banyuwangi pada tanggal 1 oktober 1989 dengan nama PT.
Istana Cipta Sembada. Kemudian seiring dengan kemajuan
perusahaan, maka pada tahun 2000 dengan mendapat persetujuan
mendirikan bangunan di desa Labanasem Kecamatan Kabat Kabupaten
Banyuwangi Jawa Timur didirikan pabrik pengolahan hasil perikanan
dengan aktifitas perusahaan utama yaitu pembekuan udang, maka pada
tanggal 14 September 2001 PT. Istana Cipta Sembada pindah di desa
Labanasem Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Lokasi pabrik pembekuan udang PT. Istana Cipta Sembada
terletak di desa labanasem Kecamatan Kabat kabupaten Banyuwangi,
7
7
Jawa Timur dengan luas areal 23.780,05 meter persegi termasuk
didalamnya ruang proses dengan luas 772,65 meter persegi.
Lokasi PT. Istana Cipta Sembada dibatasi oleh : disebelah utara
dengan jalan umum, disebelah timur dengan tanah milik Habib
Muhammad, disebelah selatan dengan tanah milik Baryono dan
saluran air, dan disebelah barat dengan tanah milik Dr. Wiriyanto.
Pabrik pembekuan udang ini berfungsi untuk menampung hasil tambak
udang untuk wilayah Banyuwangi dan daerah sekitarnya.
2. Tujuan Perusahaan
Tujuan pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan
produksi guna mencapai swasembada protein hewani, memenuhi
bahan baku industri dalam negeri, meningkatkan devisa serta untuk
meningkatkan pendapatan dan taraf kehidupan para nelayan/petani
udang (komoditi perikanan). Udang merupakan hewan yang paling
cepat memiliki kemunduran kesegaran. Udang akan mengalami
perubahan akibat pengaruh fisik, kimiawi, dan mikrobiologi yang
mana nantinya berujung pada kemunduran kualitas udang tersebut.
Oleh karena itu banyak perusahaan melakukan proses pengolahan
pengawetan udang. Udang yang telah diolah dan disimpan dalam
ruangan pendingin ( Cold Storage), selanjutnya oleh perusahaan dapat
dijadikan bahan komoditi eksport tanpa mengalami kerusakan dan
pembusukan dalam proses pengirimannya.
8
8
3. Hasil Produk
Tubuh udang sebagian besar (60% - 80%) terdiri atas cairan
yang terdapat dalam sel, jaringan dan ruangan-ruangan antar sel.
Kandungan cairan yang hampir mendominasi tubuh udang ini
mengakibatkan fluktuasi berat dan resiko kerusakan yang tinggi. Salah
satu cara mengawetkan udang yang tidak mengubah sifat alami udang
adalah pendingin dan pembekuan. Pada prinsipnya proses pembekuan
bertujuan mengawetkan sifat-sifat alami udang dengan cara
menghambat aktifitas bakteri maupun enzim.
Dalam proses produksi udang beku di PT. Istana cipta Sembada
menggunakan contak plate freezer, dan mempertahankan proses
berlangsung secara cool, clean dan quick. Faktor-faktor yang
mengontrol mutu produk air dan daya simpan produk beku adalah jenis
udang, sifat dan komposisi kimiawi maupun fisik dari bahan baku,
metode penanganan dan persiapan proses, kondisi dan operasi selama
penyimpanan beku dan distribusi produk.
Produk-produk PT. Istana Cipta sembada dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1) H/L ( Head less ) dan Peeled undeveined (PU)
produk ini mengalami perlakuan pencucian, dan pemotongan
kepala sesuai dengan karakteristik setiap produknya.
2) Peeled Tail On ( PTO )
9
9
Produk ini selain mengalami perlakuan pencucian dan
pemotongan kepala juga mengalami perlakuan seperti
pengupasan kulit, pembelahan ruas, pembuangan usus,
pemijatan dan lain-lain sesuai dengan karakteristik setiap
produk.
3) Peeled Deveined Tail On ( PDTO )
produk ini selain mengalami perlakuan pencucian dan
pemotongan kepala juga mengalami perlakuan seperti
pengupasan kulit, pembelahan ruas, pembuangan usus, dan
lain-lain sesuai dengan karakteristik setiap produk.
4) Peeled And Deveined ( PND )
produk ini selain mengalami perlakuan pencucian dan
pemotongan kepala juga mengalami perlakuan seperti
pengupasan kulit, pembelahan ruas, pembuangan usus,
perendaman dalam larutan STTP dan lain-lain sesuai dengan
karakteristik setiap produk.
4. Pemasaran Produk
Semua produk jenis udang yang dihasilkan dalam proses
produksi PT. Istana Cipta sembada ditujukan untuk pasar ekspor,
dengan negara tujuan yaitu : Jepang, Eropa dan Amerika serikat.
5. Struktur Organisasi
1) Manajer Perusahaan
Manajer perusahaan mengawasi keseluruhan kegiatan di
perusahaan. Mendukung dan mengulas rancangan HACCP
( Hazard Analysis Critical Control Point ) bersama dengan semua
manajer yang terkait.
2) Manajer Operasi
10
10
Memberikan laporan kepada Manajer Perusahaan.
Bertanggung jawab terhadap organisasi, management, dan kegiatan
proses. Memastikan bahwa rancangan HACCP telah diterapkan
dan dibuat pembahasan/revisi secara berkala bilamana diperlukan
guna tercapainya tujuan untuk menghasilkan pengolahan udang
yang dapat diterima oleh pasar internasional. Mengulas rancangan
HACCP dengan semua departemen yang terkait.
3) Asisten Manajer Produksi
Memberikan laporan kepada Manajer Operasi.
Bertanggungjawab terhadap kegiatan harian pengolahan udang.
Memastikan bahwa pengolahan udang sesuai dengan rancangan
HACCP yang sudah dibentuk dan tetap mengikuti aturan GMP.
Ikut serta dalam mengulas rancangan HACCP.
4) Asisten Manajer Pengadaan
Memberikan laporan kepada Manajer Operasi.
Bertanggungjawab terhadap perencanaan, pembelian dan
penanganan yang baik terhadap semua bahan baku. Ikut serta
dalam mengulas rancangan HACCP.
5) Asisten Manajer Teknik
Memberikan laporan kepada Manajer Operasi.
Bertanggungjawab terhadap lancar dan terawatnya semua peralatan
pengolahan pada semua tahap kegiatan pengolahan.
11
11
6) Pengawas Mutu
Memberikan laporan kepada Manajer Perusahaan.
Mengkoordinasi dan memantau penerapan semua program Quality
control yang berdasarkan HACCP termasuk GMP, hygiene dan
sanitasi karyawan, kualitas air dan es, kedatangan bahan baku
udang, quality control pengolahan dan inspeksi penggudangan.
Ikut serta dalam mengulas rancangan HACCP.
6. Penjadwalan tenaga kerja
PT. Istana Cipta Sembada memperkerjakan 1.012 tenaga kerja,
yang sebagian besar adalah wanita, karena wanita lebih teliti dan hati-
hati dibandingkan pria. Komposisi tenaga kerja adalah 249 laki-laki
dan 763 wanita, dengan perincian berdasarkan tiap departemen sebagai
berikut:
12
12
Tabel 2.1 Distribusi tenaga kerja
Departemen Tenaga Kerja
Factory Manager 1
Operation Manager 1
Sanitation & Waste Treatment 20
Quality Control 5
Procurement 137
Production 816
Technical 8
HRD 19
Financial 5
Total 1012
Pengelompokan tenaga kerja :
1) Tenaga kerja tetap bulanan.
Tenaga kerja ini direkrut berdasarkan penilaian aturan dan
manajemen perusahaan yang berlaku, dan mendapatkan gaji
bulanan.
2) Tenaga kerja harian atau musiman.
Tenaga kerja ini direkrut berdasarkan penilaian aturan dan
manajemen perusahaan yang berlaku, dan mendapatkan gaji
harian.
3) Tenaga kerja kontrak.
Jadwal kerja harian :
1) Staff
Jam kerja : 08.00 – 16.00
2) Keamanan
Shift I : 07.00 – 17.00
Shift II : 17.00 – 07.00
13
13
3) Produksi
Jam kerja : 07.00 – 17.00
b. Kualitas
Kualitas adalah segala sesuatu yang memenuhi keinginan atau
kebutuhan pelanggan. Kualitas juga berarti kecocokan penggunanya
(Montgomery, 1990 : 1-2)
Ada dua segi umum tentang kualitas yaitu kualitas rancangan dan kualitas
kecocokan.
Kualitas rancangan adalah semua barang dan jasa dihasilkan dalam
berbagai tingkat kualitas dan variasi dalam tingkat kualitas ini memang
disengaja. Misalnya, semua mobil mempunyai tujuan dasar memberikan
angkutan yang aman bagi konsumen. Tetapi, mobil-mobil berbeda dalam
ukuran, penentuan, rupa dan penampilan. Perbedaan – perbedaan ini
adalah hasil perbedaan rancangan yang disengaja antara jenis – jenis mobil
itu.
Kualitas kecocokan adalah seberapa baik produk itu sesuai dengan
spesifikasi dan kelonggaran yang disyaratkan oleh rancangan itu. Kualitas
kecocokan dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk pemilihan proses
pembuatan, latihan dan pengawasan angkatan kerja, jenis sistem jaminan
kualitas yang digunakan, seberapa jauh prosedur jaminan kualitas ini
diikuti, dan motivasi angkatan kerja untuk mencapai kualitas.
14
14
Kualitas suatu produk ditentukan oleh ciri-ciri produk itu. Segala
ciri yang mendukung produk itu memenuhi persyaratan disebut
karakteristik kualitas.
Ciri-ciri kualitas ada beberapa jenis yaitu :
1. Fisik, meliputi panjang, berat, voltase dan kekentalan.
2. Indera, meliputi penampilan dan warna.
3. Orientasi waktu, meliputi keandalan ( dapatnya dipercaya ), dapatnya
dipelihara dan dapatnya dirawat.
Kualitas menjadi faktor dasar keputusan konsumen dalam banyak
produk dan jasa. Gejala ini meluas tanpa membedakan apakah konsumen
itu perorangan, kelompok industri, program pertahanan militer atau toko
pengecer. Akibatnya kualitas menjadi faktor kunci yang membawa
keberhasilan bisnis, pertumbuhan, dan peningkatan posisi bersaing.
Tidak mudah mencapai kualitas dalam lingkungan pembuatan
barang dan bisnis modern. Salah satu masalah yang penting adalah
perkembangan teknologi cepat. Dalam dua puluh tahun terakhir telah
terjadi ledakan teknologi dalam bermacam-macam bidang, seperti
elektronika, metallurgi, keramik, benda-benda rakitan, serta ilmu-ilmu
farmasi dan kimia. Ini telah menghasilkan banyak jasa dan produk baru.
Masalah dasar dalam banyak industri adalah pembuatan produk
dalam volume yang memadai. Kerap kali perhatian terhadap pencapaian
ekonomi, efisiensi, produktivitas, dan kualitas dalam produksi terlalu kecil
15
15
atau kurang mendapat perhatian dari perusahaan sehingga mutu produk
menjadi menurun.
c. Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas adalah proses pengendalian suatu produk
apakah sesuai dengan standart yang telah ditetapkan perusahaan atau tidak
( Montgomery, 1990: 117).
Pengendalian kualitas juga dapat diartikan sebagai prosedur untuk
mencapai kualitas yang telah ditentukan oleh perusahaan
(Drs. Praptono,MA, 1986: 1.3)
Jadi pengendalian kualitas adalah koordinasi semua alat dan teknik
yang digunakan untuk mengontrol kualitas suatu produk sesuai dengan
standar kualitas yang telah ditetapkan perusahaan.
Pengendalian/kontrol kualitas sangat diperlukan dalam
memproduksi suatu barang untuk menjaga kestabilan mutu. Tidak hanya
dalam bidang industri kontrol kualitas dibutuhkan, tetapi juga pada bidang
manajemen pun memegang peranan yang sangat penting.
Pengendalian kualitas produk dalam proses produksi merupakan
faktor yang sangat penting bagi dunia industri, karena pengendalian
kualitas yang baik dan dilakukan secara terus menerus akan dapat
mendeteksi ketidaknormalan secara cepat, sehingga dapat segera
dilakukan tindakan antisipasinya.
16
16
Ada beberapa langkah yang sering dilakukan dalam proses kontrol
kualitas yaitu :
1. Penentuan standar
Menentukan standar kualitas produksi sesuai dengan pesanan atau
permintaan.
2. Konfirmasi
Membandingkan hasil produksi dengan ukuran standar yang telah
ditentukan.
3. Tindakan
Mengambil tindakan ( koreksi ) bila standar dilampaui.
4. Rencana Perbaikan
Mengembangkan usaha-usaha terus menerus untuk memperbaiki
standar harga dan standar mutu.
Komitmen terhadap standar kualitas selalu menjadi acuan dasar
bagi PT. Istana Cipta Sembada dalam meningkatkan kualitas hasil
produksi. Mutu atau kualitas produk diukur dengan derajat kepuasan
konsumen, dalam arti seberapa tinggi taraf kepuasan yang diperoleh
dibandingkan dengan besar pengorbanan yang telah dikeluarkan.
Sasaran mutu yang dicanangkan PT. Istana Cipta Sembada adalah
adanya “kepuasan” oleh pihak konsumen yang diperjuangkan oleh semua
pihak yang terkait dengan perusahaan.
17
17
Departemen pengendalian kualitas dibentuk untuk melakukan
kontrol dan pengawasan secara khusus terhadap kualitas mulai dari
pengadaan bahan baku, pengangkutan, penerimaan, processing,
pembekuan, packing, penyimpanan hingga produk diekspor.
Sistem pengendalian mutu di PT.Istana Cipta Sembada menganut
HACCP ( Hazardous Anaiytic Critical Control Point ) yaitu sistem kontrol
dan pencegahan yang didasarkan pada indikasi titik- titik kritis dalam
tahap pengolahan yang dimulai dengan pengawasan.
Prinsip-prinsip HACCP :
1 Analisa bahaya
2 Penentuan batas-batas kritis
3 Monitoring
4 Tindakan koreksi
5 Pencatatan
6 Verifikasi
d. Pengendalian Kualitas Statistik
Pengendalian kualitas statistik adalah suatu proses yang bekerja
hanya dengan adanya variasi sebab-sebab tak terduga. Pada pengendalian
kualitas statistik tidak menghendaki “ terbaik “ absolute, tetapi kualitas
yang diinginkan adalah yang memenuhi keinginan konsumen. Biasanya
permintaan konsumen ini diwujudkan dalam dua syarat, yaitu :
1. akhir kegunaan suatu produk
2. harga jual suatu produk
18
18
Tujuan pokok pengendalian kualitas statistik adalah menyidik
dengan cepat terjadinya sebab-sebab tak terduga / pergeseran proses
sedemikian hingga penyelidikan terhadap proses itu dan tindakan
pembetulan dapat dilakukan sebelum terlalu banyak unit yang cacat di
produksi.
Pengendalian kualitas statistik ( Statistical Quality Control ) secara
garis besar digolongkan menjadi 2, yakni pengendalian proses statistik
( Statistical Process control ) dan rencana penerimaan sampel produk
( Acceptance Sampling ).
(Dorothea W.A, 2003 : 66)
Pengendalian proses statistik merupakan teknik penyelesaian
masalah yang digunakan sebagai pemonitor, pengendali, penganalisis,
pengelola, dan memperbaiki proses menggunakan metode-metode statistik
untuk pengukuran dan analisis variasi proses. Dengan pengendalian proses
statistik maka dapat dilakukan analisis dan meminimalkan penyimpangan /
kesalahan untuk mengadakan perbaikan proses.
Keberhasilan dalam pengendalian proses statistik sangat
dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu ;
1. Sistem pengukuran.
2. Sistem pelatihan yang tepat.
3. Komitmen manajemen.
19
19
Alasan utama mengadakan pengendalian kualitas statistik adalah
untuk menyelidiki apakah proses produksi berada dalam batas-batas
control sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan dan untuk
mencapai kepuasan pelanggan.
e. Diagram Pareto
Menurut (Gaspersz, 2001: 46) Diagram Pareto adalah suatu
diagram/grafik batang yang menjelaskan hierarki dari masalah-masalah
yang timbul atau menjelaskan masalah berdasarkan urutan banyaknya
kejadian. Fungsi diagram Pareto adalah menentukan prioritas penyelesaian
masalah. Masalah yang paling banyak terjadi ditunjukkan oleh grafik
batang pertama yang tertinggi serta ditempatkan pada sisi paling kiri, dan
seterusnya sampai masalah yang paling sedikit terjadi ditunjukkan oleh
grafik batang terakhir yang terendah serta ditempatkan pada sisi paling
kanan.
Sedangkan menurut (Grant dan Leavenwort, 1988 : 287) diagram
pareto digunakan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi tipe-tipe yang
tidak sesuai.
Diagram Pareto dapat digunakan sebagai alat interpretasi untuk :
1. Menentukan frekuensi relatif dan urutan pentingnya masalah atau
penyebab dari masalah yang ada.
20
20
2. Memfokuskan perhatian pada isu-isu kritis dan penting dengan
pembuatan ranking terhadap masalah atau penyebab dari masalah
tersebut secara signifikan.
Penggunaan diagram Pareto biasanya dikombinasikan dengan penggunaan
Lembar Periksa.
f. Grafik Pengendali Kualitas Statistik ( Control Chart )
Grafik pengendali kualitas statistik adalah suatu yang menyajikan
secara grafik keadaan produksi secara kronologis dengan batas-batas yang
menggambarkan kemampuan produksi waktu yang lalu.
Teori umum grafik pengendali ini pertama kali diperkenalkan oleh
Dr. Walter Andrew Shewhart dan Bell telephone Laboratories Amerika
Serikat pada tahun 1942. Dan grafik pengendali yang dikembangkan
menurut asas-asas ini kerap kali dinamakan grafik pengendali Shewhart.
Grafik ini untuk mengetahui apakah sampel hasil observasi berada
didaerah yang diterima ( Accepted Area ) atau daerah yang ditolak
( Rejected Area ).
Sebuah grafik pengendali memiliki sebuah garis tengah dan batas-
batas pengendali baik atas maupun bawah. Garis tengah merupakan nilai
rata-rata karakteristik kualitas yang berkaitan dengan keadaan terkontrol
( yakni, hanya sebab-sebab tak terduga yang ada ). Batas pengendali atas
dan batas pengendali bawah dipilih sedemikian hingga apabila proses
terkendali, hampir semua titik-titik sampel akan jatuh diantara kedua batas
itu. Jika titik-titik terletak didalam batas-batas pengendali, proses dianggap
21
21
dalam keadaan terkendali. Ini berarti proses berlangsung dibawah
penyebab wajar sebagaimana diharapkan atau berjalan karena penyebab
sistem tetap yang sifatnya probabilistik dan tidak perlu tindakan apapun,
tetapi satu titik yang terletak diluar batas pengendali diinterpretasikan
sebagai fakta bahwa proses tak terkendali, dan diperlukan tindakan
penyelidikan dan perbaikan untuk mendapatkan dan menyingkirkan hal-
hal yang menyebabkan tingkah laku itu
Grafik pengendali juga dapat digunakan sebagai alat pengendalian
manajemen guna mencapai tujuan tertentu berkenaan dengan kualitas
proses.
Batas pengendali atas
Garis tengah
Batas pengendali bawah
Gambar1. Grafik Pengendali Kualitas Statistik
Kar
akte
rist
ik k
ual
itas
sam
pel
Nomor sampel atau waktu
22
22
Kegunaan grafik pengendali adalah untuk membatasi toleransi
penyimpangan ( variasi ) yang masih dapat diterima, baik karena akibat
kelemahan tenaga kerja, mesin, bahan baku dan sebagainya.
Untuk menyusun grafik pengendali proses statistik diperlukan
beberapa langkah sebagai berikut :
1. Menentukan sasaran yang akan dicapai.
2. Menentukan banyaknya sampel dan banyaknya observasi.
3. Mengumpulkan data
4. Menentukan garis tengah dan batas-batas pengendali.
5. Merevisi garis tengah dan batas-batas pengendali.
Grafik pengendali atau diagram kontrol digunakan untuk :
1. Menentukan apakah suatu proses berada dalam pengendalian statistik.
Dengan demikian diagram kontrol digunakan untuk mencapai suatu
keadaan terkendali secara statistik.
2. Memantau proses terus menerus sepanjang waktu agar proses tetap
stabil secara statistik dan hanya mengandung variasi penyebab umum.
3. Menentukan kemampuan proses ( procces capability ). Batas-batas dari
variasi proses ditentukan setelah proses berada dalam pengendalian
statistik.
Setiap diagram Kontrol terdiri dari :
1 Garis tengah (cental limit) yang dinotasikan sebagai CL.
23
23
2 Sepasang batas kontrol (control limit) yaitu :
1) Batas kontrol atas ( upper control limit), dinotasikan
sebagai UCL.
2) Batas kontrol bawah (lower control limit), dinotasikan
sebagai LCL.
3 Tebaran nilai-nilai karakteristik kualitas yang menggambarkan
keadaan proses. Jika semua nilai berada di dalam batas kontrol,
maka proses dalam keadaan terkontrol atau terkendali secara
statistik. Sedangkan jika ada nilai yang berada di luar batas
kontrol, maka proses dianggap tidak terkontrol atau tidak
berada dalam pengendalian statistik.
Macam-macam Diagram Kontrol :
1 Diagram Kontrol untuk Data variabel
1) Diagram Kontrol X dan R
Digunakan untuk memantau proses yang mempunyai
karakteristik berdimensi kontinyu, sehingga disebut sebagai
diagram kontrol untuk data variabel. Diagram kontrol X
menjelaskan tentang perubahan yang terjadi dalam ukuran titik
pusat atau rata-rata dari proses. Sedangkan diagram kontrol R
(range) menjelaskan perubahan yang terjadi dalam ukuran variasi
atau perubahan homogenitas produk yang dihasilkan suatu proses.
Diagram Kontrol X
24
24
Misalkan karakteristik kualitas berdistribusi normal dengan
mean µ dan deviasi standar σ , dengan µ dan σ keduanya
diketahui. Jika nXXX .....,,2,1 sampel berukuran n, maka rata-rata
sampel ini adalah
=Xn
XXX n+++ ....21
Dalam praktek biasanya µ dan σ tidak diketahui. Misalkan
tersedia m sampel, masing-masing memuat n observasi pada
karakteristik kualitas itu. Misalkan mXXX ,.....,, 21 adalah rata-
rata tiap sampel, maka penaksir terbaik untuk rata-rata proses µ
adalah mean keseluruhan yaitu
m
XXXX
m+++=
....21
Misal tersedia m sampel dan hanya terdiri dari satu observasi,
maka penaksir terbaik untuk rata-rata proses µ adalah
mn
X
X
m
i
i
.
1
∑==
Sehingga diperoleh rumus untuk batas atas dan batas bawah
Diagram Kontrol X
CL = X
25
25
UCL = X + RA2
LCL = X - RA2…….....................................(rumus 2.1)
Keterangan :
2A = Nilai konstan 2A untuk diagram kontrol X (lihat dalam
tabel)
R = Rata-rata rentang sampel.
Diagram Kontrol R
Misalkan mRRR ,.....,, 21 adalah rentang m sampel itu. Maka
rentang rata-ratanya adalah
m
RRRR m+++
=......21
Sehingga rumus diagram kontrol R sebagai berikut
CL = R
UCL = RD4
LCL = RD3………………………………….(rumus 2.2)
Keterangan :
=R Rata-rata rentang
26
26
=4D Nilai konstan 4D untuk diagram kontrol R
=3D Nilai konstan 3D untuk diagram kontrol R
m = Banyaknya sampel
( Montgomery, 1990 :206-210 )
2) Diagram Kontrol Individual X dan MR
Digunakan untuk pengendalian proses yang ukuran
contohnya hanya satu (n=1). Hal ini sering terjadi apabila
pemeriksaan dilakukan secara otomatis dan pada tingkat produksi
yang sangat lambat, sehingga sukar untuk mengambil ukuran
contoh yang lebih besar dari satu(n>1). Kasus ini banyak dijumpai
pada industri kimia, pengujian daya tahan mobil mewah, dimana
biaya pengukurannya sangat mahal. Diagram kontrol X dan MR
(moving range) diterapkan pada proses yang menghasilkan produk
yang relatif homogen (misal cairan kimia), kandungan mineral dari
air atau makanan, kasus-kasus dimana inspeksi 100% digunakan.
Prosedur pengendaliannya menggunakan rentang bergerak dua
observasi yang berturutan guna menaksir variabilitas proses.
Diagram Kontrol X
CL = X
UCL = X + 2,66 MR
LCL = X - 2,66 MR …………………………(rumus 2.3)
27
27
Keterangan :
X = Rata-rata nXXX ,.....,, 21
2,66 = Nilai konstan
MR = Rata-rata rentang bergerak dua observasi
Diagram kontrol MR
CL = MR
UCL = MRD4
LCL = MRD3……………………………….(rumus 2.4)
Keterangan :
MR = Rata-rata rentang bergerak dua observasi
4D = Nilai konstan 4D untuk diagram kontrol MR
3D = Nilai konstan 3D untuk diagram kontrol MR
( Montgomery;1990 : 239-240)
2 Diagram Kontrol untuk Data Atribut
1) Diagram kontrol P
28
28
Digunakan untuk mengukur proporsi ketidaksesuaian (cacat)
dari item-item dalam kelompok yang sedang diinspeksi. Dengan
demikian diagram kontrol P digunakan untuk mengendalikan
proporsi dari item-item yang tidak memenuhi syarat spesifikasi
kualitas atau proporsi dari produk yang cacat yang dihasilkan
dalam suatu proses. Misalkan proporsi item-item produk berukuran
n adalah nPPP ,.....,, 21 maka rata-rata proporsinya adalah
n
PPPP n+++
=.....21
Sehingga diperoleh rumus untuk batas atas dan batas bawah
diagram kontrol P :
CL = P
UCL = P + 3 pS
LCL = P - 3 pS
Dengan ( )
−
=n
PPS p
100………………..(rumus 2.5)
( Montgomery,1990: 235-239 )
2) Diagram kontrol np
Pada dasarnya serupa dengan diagram kontrol P, perbedaannya
terletak pada penggunaan skala pengukuran. Diagram kontrol np
menggunakan ukuran banyaknya item yang tidak memenuhi
29
29
spesifikasi atau banyaknya item yang tidak sesuai (cacat) dalam
suatu pemeriksaan.
CL = n p
UCL = n p + 3S
LCL = n p - 3S
Dengan S = ( ){ }ppn −1 ………………………(rumus 2.6)
Keterangan :
=P Rata-rata proporsi
=n Banyaknya item yang tidak sesuai(cacat)
( Montgomery, 1990:239)
g. Grafik pengendali C ( Chart Control C )
Barang yang tak sesuai (cacat dalam pengertian teknis dari kata tersebut)
adalah barang yang dalam beberapa hal gagal memenuhi satu atau lebih
spesifikasi yang ditetapkan. Setiap kejadian dari kurangnya kesesuaian barang
terhadap spesifikasi adalah ketaksesuaian (kecacatan dalam pengertian teknis
yang terbatas dari kata tersebut). Setiap barang yang tak sesuai berisi satu atau
lebih ketaksesuaian.
Telah diketahui bahwa suatu produk dikatakan cacat (defektive) jika
produk itu tidak memenuhi satu syarat atau lebih. Atau dengan kata lain
suatu produk dikatakan mulus jika tidak terdapat cacat sebuah pun pada
30
30
sebuah barang atau obyek tersebut. Setiap kekurangan atau cacat disebut
defek (defect), jadi setiap produk yang cacat terdapat dari satu defek atau
lebih. Secara umum dalam grafik pengendali C yang diperhatikan adalah
mengenai adanya cacat per tiap unit obyek atau barang. Jadi, sebenarnya
kita berhadapan dengan sebuah populasi yang berdistribusi poisson.
Grafik pengendali C berguna untuk mengukur jumlah cacat suatu
produk. Dengan demikian grafik pengendali C digunakan untuk
mengendalikan produk cacat yang tidak memenuhi syarat spesifikasi
kualitas dari produk yang dihasilkan dalam suatu proses produksi.
Dalam hal ini grafik pengendali C yang digunakan adalah grafik
pengendali 3 sigma ( )σ3 .
Beberapa cara perhitungan pengendalian kualitas statistic dengan
menggunakan Diagram Kontrol C :
1. Prosedur dengan ukuran sampel konstan
Pandang kejadian ketidaksesuaian dalam suatu unit pemeriksaan
produk. Dalam banyak hal, unit pemeriksaan adalah satu unit
produk, meskipun tidak perlu selalu demikian. Unit pemeriksaan
hanyalah suatu yang mudah menyimpan catatannya. Dapat juga
sekelompok 5 unit produk, 10 unit produk, dan seterusnya. Andaikan
bahwa cacat atau tak sesuai terjadi dalam unit pemeriksaan ini
menurut distribusi poisson yakni :
31
31
( )!x
xp cexc−
= x = 0, 1, 2,…
Dengan x adalah banyak ketidaksesuaian dan C > 0 adalah parameter
distribusi poisson itu. Kita ingat bahwa mean dan variansi distribusi
poisson adalah parameter C. Dengan demikian, grafik pengendali
untuk ketidaksesuaian dengan batas-batas 3-sigma adalah sebagai
berikut :
CL = cµ
UCL = cc µµ 3+
LCL = cc µµ 3− ………………………..(rumus 2.7)
Keterangan : =cµ Simpangan baku poison.
( Eugene L.Grant, 1988: 271-272)
Dengan anggapan nilai standar untuk C tersedia. Jika hitungan ini
menghasilkan nilai LCL yang negatif, maka anggap nilai LCL = 0.
Jika nilai standar rata-rata jumlah ketaksesuaian per unit Co tidak
digunakan cµ dapat diduga sama dengan rata-rata C yang diamati.
Hal ini selalu dilakukan dalam penghitungan batas-batas kendali
percobaan. Dalam hal ini batas-batas kendalinya adalah:
CL = C = SampelJumlahUnit
nPerunitdaksesuaiaJumlahKeti
UCL = CC 3+
32
32
LCL = CC 3− ……………………..(rumus 2.8)
(Eugene L.Grant, 1988: 274)
Karena poisson bukan distribusi simetris, batas-batas 3-sigma atas
dan bawah tidak bersesuaian dengan titik-titik probabilitas sama
pada bagan kendali yang berada di luar batas-batas walaupun tak ada
perubahan dalam universum. Fakta ini kadang-kadang dikemukakan
sebagai alasan bagi penggunaan batas-batas probabilitas yang
besarnya 0,995 dan 0,005 amat disukai. Pada sebagian besar
penerapan poisson untuk pengendalian mutu industri, adalah
mungkin untuk menemukan kekeliruan kecil dalam penerapan
teoritis distribusi poisson pada situasi aktual.
Penyimpangan kecil distribusi aktual dari poisson biasanya akan
menyebabkan simpangan baku menjadi sedikit lebih besar dari C .
Batas-batas yang didasarkan pada 3 C mungkin sebenarnya sedikit
lebih kecil dari 3-sigma. Fakta ini sendiri pada umumnya tidak
membenarkan penyingkiran 3 C atau 3 co sebagai dasar dalam
penghitungan batas-batas kendali.
2. Prosedur dengan ukuran sampel berbeda-beda
Kuantitas c adalah jumlah ketaksesuaian yang diamati dalam
beberapa pemeriksaan yang ditetapkan. Seringkali pemeriksaan ini
merupakan pemeriksaan terhadap satu unit produk. Dalam kasus
umum ini di mana ukuran subgrup adalah satu, c adalah jumlah
ketaksesuaian maupun jumlah ketaksesuaian per unit. Tiap unit-unit
tersebut harus sama ukurannya dan sama kemungkinan eksistensi
33
33
ketaksesuaian, agar daerah kesempatan bagi ketaksesuaian konstan
dari unit ke unit. Akan tetapi, subgrup sebenarnya tidak perlu
merupakan satu unit produk. Unit untuk keperluan bagan kendali
(yaitu subgrup) dapat berupa 10 unit produk, atau 100, atau
sembarang angka lainnya. Jumlah ketaksesuaian untuk setiap
subgrup dapat dilukiskan seperti jika subgrup tersebut merupakan
satu unit produk. Grafik pengendali untuk ketidaksesuaian kadang-
kadang dibentuk dengan menggunakan pemeriksaan produk 100%.
Apabila metode pengambilan sampel ini digunakan, biasanya banyak
unit pemeriksaan tidak konstan atau berbeda-beda.
Bilamana terbukti ada perubahan dalam daerah kemunculan
bagi kemunculan ketaksesuaian dari subgrup ke subgrup, bagan
konvensional c yang hanya memperlihatkan jumlah keseluruhan
ketaksesuaian tidak dapat dipakai. Sehingga perlu diciptakan
beberapa ukuran standar untuk daerah kemunculan misalnya jika
sejumlah unit merupakan suatu subgrup berukuran n, dimana n
beragam dari subgrup ke subgrup maka statistik pengendali yang
tepat adalah cacat per unit (c/n).
Grafik u digunakan untuk menggambarkan ketaksesuaian per
unit c/n, dimana c adalah jumlah ketaksesuaian yang ditemukan dan
n adalah jumlah butir, jumlah atau standar sentimeter persegi, apapun
yang digunakan untuk membuat daerah kesempatan konstan bagi
kemunculan ketaksesuaian. Garis pusat pada bagan u akan menjadi
µodengan batas-batas σ3 standar :
CL = uµ
UCL = +µu
ni
uµ3
LCL =
ni
u
u
µµ
3− …………………………..(rumus 2.9)
(Eugene L.Grant, 1988: 279)
Garis-garis batas kendali pada bagan seperti itu akan beragam
terhadap ukuran subgrup, seperti pada bagan X dan P. Bila nilai
standar u akan digunakan, µ0menggantikan µ
udalam persamaan-
persamaan sebelumnya. Bila nilai rata-rata u dari sederetan subgrup
akan digunakan sebagai batas-batas kendali percobaan untuk
menguji sistem sebab acak konstan dan menduga µu, u diperoleh
dari:
34
34
ksaYangDiperiPengukuranJumlahUnit
ehangDiperolksesuaianYJumlahKetau
nc
i
i ==∑∑
dan batas-batas kendali percobaan adalah :
CL = u
UCL =
ni
uu
3+
LCL = ni
uu
3− ……………………..(rumus 2.10)
Keterangan:
u = rata-rata ui
( Eugene L.Grant, 1988: 280)
Perlu diperhatikan bahwa statistik u tidak mengikuti distribusi poisson. Tetapi
statistik nu mengikutinya. Dengan demikian probabilitasnya dapat dikaitkan
dengan titik-titik spesifik yang terjadi di dalam atau di luar batas-batas kendali
dengan menggunakan Tabel G.
h. Spesifikasi bahan baku dan kriteria sampel cacat
Di PT. Istana Cipta Sembada bahan baku yang digunakan adalah
jenis udang Windu (panaeus monodon), udang putih (panaeus merguiensis
dan panaeus indicus). Bahan baku proses produksi berasal dari pedagang
(supplier), pos perusahaan, dan petambak.
Jenis udang yang digunakan sebagai bahan baku meliputi :
1. Black Tiger (panaeus monodon)
2. White Vannamei (panaeus vannamei)
3. Blue Tiger (panaeus stylirostris)
Masing-masing jenis bahan baku tersebut mempunyai spesifikasi atau ketentuan yang sama, yaitu :
1. Segar dan dingin ( fresh and chilled)
35
35
2. Berbau khas udang segar. Bahan baku udang harus bebas dari bau
amonia dan hydrogen sulfite.
3. Mempunyai tekstur tubuh halus, cerah dan bersinar.
Pelaksanaan produksi PT. Istana Cipta Sembada lebih banyak bergantung pada order, sehingga cara pemenuhan
bahan bakunya untuk setiap periodenya relative sulit dipastikan.
Adapun daerah pembelian bahan baku yaitu :
1 Bahan baku berasal dari supplier meliputi Gresik, Pati, dan Tuban.
2 Bahan baku berasal dari petambak meliputi Banyuwangi, Situbondo,
Malang, Tulungagung dan Singaraja.
3 Bahan baku yang berasal dari pos perusahaan meliputi Bangil,
Sidoarjo, Sumbawa dan Lombok.
Produk hasil defrost yaitu sebelum produk olahan disusun ke dalam inner pan dan dilakukan glassing (penggelasan).
Produk hasil defrost yang dikatakan rusak atau cacat adalah produk yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan.
Macam-macam cacat yang dikendalikan pada tahap defrost adalah :
1. Broken
Produk cacat yang dikatakan broken adalah patah, dalam artian
udangnya tidak utuh lagi. Misalnya, tinggal kepala atau tinggal
badannya dan genjernya patah.
2. Red (merah)
Produk cacat yang dikatakan merah (red) adalah udang sudah
mengalami pembusukan dan dagingnya berwarna merah.
3. Filth usus dan kulit.
36
36
Produk cacat yang dikatakan filth usus dan kulit adalah pada tubuh
udang sudah terdapat bintik-bintik hitam atau abu-abu pada kulit
dikarenakan kerusakan gen / terendam terlalu lama dalam Lumpur.
Dan biasanya udang berbau tidak sedap.
i. Proses pengendalian kualitas
Komitmen terhadap standar kualitas selalu menjadi acuan dasar
bagi PT. Istana Cipta Sembada dalam meningkatkan kualitas hasil
produksi. Mutu atau kualitas produk diukur dengan derajat kepuasan
konsumen, dalam arti seberapa tinggi taraf kepuasan yang diperoleh
dibandingkan dengan besar pengorbanan yang telah dikeluarkan. PT.
Istana Cipta Sembada membentuk Departemen Quality Control untuk
melakukan kontrol dan pengawasan secara khusus terhadap kualitas mulai
dari pengadaan bahan baku, pengangkutan, penerimaan, processing,
pembekuan, packing, penyimpanan hingga produk diekspor. Proses
pengendalian kualitas produksi pembekuan udang PT. Istana Cipta
Sembada sebagian besar dilakukan oleh bagian produksi. Proses
pengendalian kualitas dilakukan untuk menjaga kualitas atau mutu bahan
baku terutama karena kualitas udang sangat mudah menurun sehingga
dapat berpengaruh pada produk udang beku yang dihasilkan. Untuk
menjaga kualitas produk itulah maka PT. Istana Cipta Sembada membagi
departemen produksi menjadi 5 sub-departemen atau zona, dan 1
departemen sanitasi dimana tiap departemen atau zona mempunyai tugas
sendiri-sendiri dalam proses pengendalian kualitas produksi udang beku,
yaitu:
1. Departemen Pengadaan (procurement department)
Di sub-departemen procurement, proses pengendalian kualitas
produksi dimulai saat penerimaan bahan baku mentah, dengan prosedur
pengendalian kualitas sebagai berikut:
1) Membongkar bahan baku udang dengan hati-hati, cepat, seperlunya,
dan mencegah dari kerusakan fisik.
2) Menjaga temperatur udang < C05 dengan es curah
37
37
3) Bahan baku udang yang diterima tidak mengandung anti biotik
dengan surat jaminan dari petani-petambak udang atau supplier.
4) Melakukan sampling terhadap semua bahan baku udang dari setiap
petani-petambak udang dan supplier untuk mengecek bau, kualitas
fisik, dan ukuran udang.
5) Melakukan sampling terhadap semua bahan baku udang dari setiap
petani-petambak udang dan supplier untuk mengecek
mikroorganisme dan antibiotik dalam laboratorium.
2. Zona A
Dalam setiap tingkatan proses pengendalian kualitas, bahan baku
udang harus dicuci dengan larutan clorine untuk menjamin kebersihan
bahan baku. Proses stack digunakan untuk mengatur rata-rata aliran
bahan baku, sehingga tidak ada bottle neck dalam setiap tahapan proses.
Prosedur ketentuan kerja di zona A adalah sebagai berikut:
1) Potong kepala (de heading)
a. Pemotongan kepala udang segar dilakukan secara manual
diruang pemrosesan.
b. Pemotongan kepala udang menggunakan kuku logam.
c. Temperatur bahan baku harus dijaga pada suhu < 5 °C dengan
serpihan es.
d. Pengecekan hasil pemotongan kepala udang secara
random/acak dilakukan oleh staf Quality control.
2) Pencucian (washing)
38
38
a. Hasil dari potong kepala diletakkan dikotak fiber untuk
pencucian I. Pencucian I menggunakan air clorine dengan
konsentrasi 10 ppm.
b. Pencucian II dilakukan setelah tahap peeling dan de veining.
Untuk pencucian II, udang dicuci dengan air clorine dengan
konsentrasi 10 ppm dalam kotak fiber.
c. Pencucian III dilakukan tiga kali. Pencucian pertama dan kedua
menggunakan air berklorine dengan konsentrasi 5 ppm.
Sedangkan pencucian ketiga menggunakan air berkadar klorine 2
ppm.
d. Untuk produk PTO, pencucian hanya dilakukan dua kali dengan
menggunakan air berkadar klorine 5 ppm.
e. Temperatur air harus dijaga < 5 °C.
3) Pengupasan dan Pembersihan (peeling and deveining)
a. Pengupasan dilakukan secara manual, yang dibedakan menjadi
dua tipe, yaitu produk PTO dan produk PND :
a) PND : Pengupasan pada ruas 1-6, bagian ekor ikut dikupas.
Pembersihan urat /pembuluh pada ruas ke 3 atau ke 4
dengan menggunakan pin dari stainless steel.
b) PTO : Pengupasan pada ruas 1-5, bagian ekor tidak dikupas.
Pembersihan pembuluh pada ruas ke 3 atau ke 4
dengan menggunakan pin dari stainless steel.
39
39
b. Peeling dan Deveining secara cepat, seperlunyadan hati-hati.
c. Temperatur bahan baku dijaga pada suhu < 5 °C.
3. Zone B
Dalam setiap tingkatan proses pengendalian kualitas, bahan baku udang
harus dicuci dengan larutan klorin untuk menjamin kebersihan bahan
baku, dimana prosedurnya adalah sebagai berikut :
1) Pemisahan warna (separating colour)
a. Untuk produk Head Less and PND, warna udang jenis Black
Tiger dikelompokkan menjadi 4 warna, yaitu : biru tua (dark
blue), biru cerah (light blue), hitam (black), dan dark
black/coklat (brown). Untuk udang putih, warnanya dipisahkan
menjadi 2 warna, yaitu biru dan kuning. Proses pemisahan
warna tergantung pada permintaan konsumen.
b. Pemisahan warna dilakukan secara manual.
c. Temperatur bahan baku dijaga pada suhu < 5 °C.
2) Pengukuran (sizing)
a. Untuk produk Head Less and PND, ukuran dan grade
disesuaikan dengan standar.
b. Untuk produk PTO, ukuran tergantung pada permintaan
konsumen.
c. Penentuan ukuran dilakukan secara manual.
d. Penentuan ukuran dilakukan secara cepat dan seperlunya.
3) Penimbangan (weighting)
40
40
a. Untuk produk Head Less and PND, penimbangan seharusnya
1,8kg plus berat ekstra yang tergantung pada kondisi udang.
b. Untuk produk PTO, penimbangan seberat 400 gr.
c. Pengecekan dan kalibrasi skala sebelum penggunaan.
d. Pengawasan dan monitoring berat produk dilakukan setiap 10
keranjang, untuk mengetahui berat bersih dan jumlah
keseluruhan.
e. Penimbangan berat dilakukan secara cepat dan seperlunya.
4) Penyusunan (arranging)
a. Untuk produk block frozen, udang disusun pada inner pan.
b. Untuk produk PTO, udang disusun pada tray foam.
c. Penyusunan dilakukan secara urut berdasarkan ukuran dan
label ukuran.
4. Zona C (value added)
Di Zona Value Added, proses pengendalian kualitas dimulai dari
pengukuran (sizing), ini hanya diperuntukkan untuk produk value added
yang sesuai dengan permintaan pelanggan. Zona value added mempunyai
ruangan tersendiri untuk melakukan proses pengendalian dengan sumber
daya manusia yang mempunyai ketrampilan khusus dimana prosedurnya
adalah sebagai berikut :
1) Sizing
41
41
a. Untuk produk Head Less and PND, ukuran dan grade sesuai
dengan standar.
b. Untuk produk PTO, ukuran sesuai dengan permintaan dari
konsumen dan jenis produk.
c. sizing dilakukansecara manual.
d. Sizing dilakukan dengan cepat dan seperlunya.
e. Temperatur bahan baku dijaga pada suhu < 5 °C dengan
serpihan es.
2) Pemisahan warna (separating colour)
a. Untuk produk Head Less and PND, warna udang jenis Black
Tiger dikelompokkan menjadi 4 warna, yaitu : biru tua (dark
blue), biru cerah (light blue), hitam (black), dan dark
black/coklat (brown). Untuk udang putih, warnanya dipisahkan
menjadi 2 warna, yaitu biru dan kuning. Proses pemisahan
warna tergantung pada permintaan konsumen.
b. Pemisahan warna dilakukan secara manual.
c. Temperatur bahan baku dijaga pada suhu < 5 °C.
3) Penimbangan (weighting)
a. Untuk produk Head Less and PND, penimbangan seharusnya
1,8kg plus berat ekstra yang tergantung pada kondisi udang.
b. Untuk produk PTO, penimbangan seberat 400 gr.
c. Pengecekan dan kalibrasi skala sebelum penggunaan.
42
42
d. Pengawasan dan monitoring berat produk dilakukan setiap 10
keranjang, untuk mengetahui berat bersih dan jumlah
keseluruhan.
e. Penimbangan berat dilakukan secara cepat dan seperlunya
4) Pengupasan dan Pembersihan (peeling and de veining)
a. PND : Pengupasan pada ruas 1-6, bagian ekor ikut dikupas.
Pembersihan urat /pembuluh pada ruas ke 3 atau ke 4
dengan menggunakan pin dari stainless steel.
b. PTO : Pengupasan pada ruas 1-5, bagian ekor tidak dikupas.
Pembersihan pembuluh pada ruas ke 3 atau ke 4 dengan
menggunakan stick dari stainless steel.
c. Peeling dan Deveining secara cepat, seperlunyadan hati-hati.
d. Temperatur bahan baku dijaga pada suhu < 5 °C.
5) Slice, Cutting and Belly cut
a. Untuk produk PTO, pemotongan ujung telson (bagian dari ekor
udang) menggunakan gunting stainless steel.
b. Untuk produk PTO, belly cut dilakukan secara manual
menggunakan pisau stainless steel untuk memotong bagian
belly dari udang secara diagonal.
c. Temperatur bahan baku dipertahankan < 5 °C dengan es.
6) Penguluran (stretching)
43
43
a. Untuk produk PTO, penguluran dilakukan menggunakan
pengulur dari stainless steel. Panjang hasil dari penguluran
sesuai dengan ukuran permintaan dari pelanggan.
b. Temperatur bahan baku dipertahankan < 5 °C dengan es.
c. Pengecekan hasil stretching dilakukan oleh supervisor.
d. Penguluran dilakukan dengan cepat dan hati-hati.
7) Perendaman (soaking)
a. Perendaman hanya dilakukan untuk produk PTO. Konsentrasi
dari SSTP, garam dan waktu perendaman sesuai jenis produk.
b. Temperatur harus dijaga < 5 °C dengan pemberian es.
c. Pengecekan hasil perendaman dilakukan oleh supervisor.
8) Pengepakan (vacuum pack)
a. Pengepakan secara vakum hanya dilakukan untuk produk PTO.
b. Pengecekan dan kalibrasi vacuum pack sebelum penggunaan.
c. Lakukan pemvakuman secara hati-hati agar diperoleh
penampilan produk yang bagus.
9) Pendeteksian logam (metal detecting)
a. Lakukan kalibrasi terhadap pendeteksi logam sebelum
penggunaan dan setting/pengaturan sesuai dengan jenis produk.
b. Semua produk akhir di cek menggunakan pendeteksi logam
dilakukan oleh operator.
5. Zona D
44
44
Dalam setiap tingkatan proses pengendalian kualitas, bahan baku
udang harus dicuci dengan larutan clorine untuk menjamin kebersihan
bahan baku. Proses stack digunakan untuk mengatur rata-rata aliran
bahan baku, sehingga tidak ada bottle neck dalam setiap tahapan proses.
Prosedur ketentuan kerja di zona D adalah sebagai berikut :
1) Pengisian air (water filling)
a. Water filling hanya dilakukan pada produk udang beku blok
(block frozen product).
b. Udang dalam inner pan dimasukkan ke dalam kotak yang
berisi air dingin hingga semua terendam air.
c. Temperatur bahan baku udang harus dijaga < 5 °C.
2) Pembekuan (freezing)
a. Untuk produk Head less and PND, pembekuan dilakukan
menggunakan contact plate freezer temperatur operasi –50 °C
selama 3-4 jam.
b. Untuk produk PTO, pembekuan dilakukan menggunakan air
blast freezer dengan temperatur –40 °C selama 8 jam.
3) Penggelasan (glazing)
a. Glazing dilakukan untuk menghindari dehidrasi dan dilakukan
segera setelah udang dibongkar dari contact plate freezer.
b. Udang yang sudah dibekukan disemprot dengan air dingin (- 5
°C ) dan glazing tercapai jika permukaan produk halus dan
tidak berlubang.
45
45
4) Packing dan Labelling
a. Untuk produk balok beku (block frozen), setiap balok udang
dibungkus dengan poly bag dan dimasukkan ke dalam inner
karton. Setiap enam inner karton dimasukkan ke dalam
master karton.
b. Untuk produk PTO, setiap sepuluh tray foam akan
dimasukkan ke dalam master karton.
c. Pelabelan dilakukan sesuai dengan ukiuran, warna, berat
bersih, tanggal produksi, dan tujuan ekspor.
5) Penyimpanan (storing)
a. Master karton yang berisi produk langsung diangkut ke
anteroom sebelum penyimpanan di cold storage.
b. Produk akhir/jadi disimpan di cold storage dengan temperatur
– 23 °C ± 2 °C, dan harus dijaga tetap dalam kondisi bersih
agar terhindar dari kontaminasi.
6) Penumpukan (stuffing)
a. Pengecekan kebersihan container dan temperatur refrigerator
dilakukan oleh staf quality control.
b. pengambilan sampling setiap lot untuk mengecek jenis
produk, ukuran, warna, kode produksi, tanggal produksi, dan
suhu produk dilakukan oleh staf quality control.
c. Penumpukan dilakukan dengan cepat dan hati-hati.
6. Departemen Sanitasi dan Pengolahan Limbah.
46
46
Proses pengendalian kualitas pada departemen sanitasi dan
pengolahan limbah meliputi : penggunaan air dan es dalam proses
produksi udang beku, tata letak ruang pemrosesan dan peralatan, pakaian
karyawan, kontaminasi silang yang dilakukan untuk memastikan tidak
terjadinya kontaminasi silang antara air yang digunakan untuk proses
produksi dengan sistem pengolahan sampah limbah, bahan kimia dan
sanitasi, dan pengolahan limbah sisa produksi udang beku yang meliputi
limbah cair dan limbah padat (udang dan kulit udang).
j. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengendalian kualitas
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengendalian kualitas produksi pembekuan udang PT. Istana Cipta Sembada adalah sebagai berikut :
a. Bahan baku
Bahan baku menjadi faktor yang sangat penting dalam proses
pengendalian kualitas produksi yang meliputi jenis udang, sifat dan
komposisi kimiawi maupun fisik udang, dan operasi selama
penyimpanan beku. Karena tubuh udang sebagian besar (60%-80%)
terdiri atas cairan yang terdapat dalam sel, jaringan dan ruangan-
ruangan antar sel serta karena kandungan cairan yang hampir
mendominasi tubuh udang, hal ini mengakibatkan fluktuasi berat dan
resiko kerusakan yang tinggi. Karena kualitas udang sangat mudah
menurun jika terjadi perbedaan temperatur udara, maka temperatur
bahan baku udang disemua proses harus dipertahankan <5 °C untuk
menjamin bahan baku udang tetap segar dan dingin dan juga untuk
mengurangi jumlah produk cacat.
47
47
b. Manusia
Manusia juga menjadi faktor yang sangat menentukan dalam
proses pengendalian kualitas yaitu tenaga kerja yang kurang teliti
dalam mengerjakan produk. Hal ini disebabkan karena proses
produksi dilakukan secara manual, sehingga faktor kelelahan dan
kejenuhan pada tenaga kerja dapat mengakibatkan cacat produk.
c. Pengangkutan/pemindahan barang
Di PT. Istana Cipta Sembada pemindahan barang dimulai
dari semenjak bahan baku diterima sampai bahan baku dipindahkan
untuk disimpan storage. Seluruh kegiatan distribusi atau pengangkutan
harus memperhitungkan faktor waktu, hal ini disebabkan kepekaan
udang akan peresapan air. Seluruh kondisi suhu dan lingkungan pada
saat pengangkutan harus berada pada tingkat higienik tinggi, sehingga
produk udang tidak mengalami penurunan mutu yang drastis. Selama
pengangkutan suhu harus dipertahankan selalu pada suhu 0 °C hingga
bahan baku sampai pada pabrik pengolahan.
d. Mesin
Faktor alat dan mesin-mesin produksi juga merupakan salah
satu faktor penting dalam proses pengendalian kualitas. Pengaturan
tata letak mesin-mesin produksi dilakukan untuk memperlancar proses
produksi yang efektif dan efisien. Mesin dapat membantu mengurangi
jumlah produk cacat yang diakibatkan oleh kelalaian tenaga kerja
pada saat proses produksi.
48
48
k. Program komputer WinQSB
Bagi kebanyakan orang, statistik dianggap ilmu yang ruwet, penuh dengan rumus-rumus yang rumit dan diperlukan
ketelitian serta ketepatan dalam menghitungnya. Namun seiring dengan kemajuan pesat dibidang komputer, muncul
berbagai program komputer yang dibuat khusus untuk membantu pengolahan data statistik. Pengolahan data statistik
menjadi jauh lebih mudah tanpa mengurangi ketepatan hasil outputnya. WinQSB adalah salah satu program komputer
statistik yang mampu untuk memproses data statistik secara cepat dan tepat, menjadi berbagai output yang dikehendaki penggunanya.
Program WinQSB banyak dipakai dalam berbagai riset,
pengendalian dan perbaikan mutu (quality improvement) serta riset-riset
sains lainnya. Banyak perusahaan menggunakan WinQSB untuk membuat
dan mendistribusikan informasi hasil pengolahan data statistik untuk
berbagai pengambilan keputusan strategis perusahaan. Saat sekarang,
produk WinQSB telah dipakai dalam berbagai industri seperti Industri
Keuangan, Retail, Telekomunikasi, Farmasi, Broadcasting, Militer serta
diaplikasikan untuk berbagai keperluan seperti database marketing, riset
pemasaran, peramalan bisnis, penilaian kredit, customer relationship,
penilaian kepuasan konsumen (customer satisfaction) dan sebagainya.
50
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan dalam penulisan tugas akhir ini adalah PT.
Istana Cipta Sembada yang terletak di desa Labanasem Kabupaten
Banyuwangi Jawa Timur. PT. Istana Cipta Sembada merupakan perusahaan
yang bergerak dalam bidang ekspor pengolahan hasil perikanan dengan
aktifitas utama perusahaan yaitu pembekuan udang (cold storage).
Dalam penulisan tugas akhir ini penulis memperoleh data dari PT. Istana
Cipta Sembada Banyuwangi, dimana data yang diambil adalah data tentang
produksi udang beku dan jumlah cacat dalam proses pengendalian kualitas
produksi tersebut. Selain itu penulis memperoleh bahan-bahan dan sumber-
sumber dengan cara mempelajari buku-buku literatur terutama hal-hal yang
ada hubungannya dengan pengendalian kualitas statistik.
Fokus kegiatan dalam penulisan tugas akhir ini adalah menghitung data
produksi udang beku dengan menggunakan diagram kontrol C untuk
mengetahui apakah proses produksi tersebut berada dalam kontrol atau tidak.
B. Variabel
Variabel yang dugunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah
variabel data produksi udang beku dan jumlah produk cacat atau tak sesuai
dalam proses pengendalian kualitas produksi pembekuan udang PT. Istana
51
51
Cipta Sembada. Data tersebut dihitung dengan menggunakan rumus diagram
kontrol C dengan jumlah sampel yang tidak sama dalam tiap kelompok unit.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan tugas
akhir ini antara lain :
1. Metode Dokumentasi
Dengan metode dokumentasi penulis mengumpulkan data dari laporan
produksi udang beku yang sudah ada pada PT. Istana Cipta Sembada
Banyuwangi.
2. Metode Literatur
Dengan metode literatur ini penulis mengumpulkan, memilih dan menganalisa
beberapa sumber bacaan yang berkaitan dengan masalah pengendalian
kualitas statistik.
D. Analisis Data
Dalam tahap ini dilakukan pengkajian data berdasarkan teori-teori yang
ada khususnya yang berkaitan dengan pengendalian kualitas statistik.
Analisis data untuk pengendalian kualitas statistik dilakukan dengan
tahap-tahap sebagai berikut :
1. Mengumpulkan data jumlah unit yang akan diperiksa dan jumlah produk
yang cacat.
52
52
Proses pengambilan sampel dilakukan oleh petugas/pegawai PT. Istana
Cipta Sembada. Setiap sampel yang diambil tidak dikembalikan lagi
(without replacement) atau dibuang dan dianggap sebagai produk gagal.
Untuk sekali produksi reguler menghasilkan sekitar 4 ton udang dan untuk
tiap-tiap pengambilan sampel sebanyak 1,8kg atau sekitar 4 pon
(pengambilan sampel sebanyak 20 kali) yang masing-masing dimasukkan
kedalam 4 bak timbun. Ada dua proses pengambilan sampel untuk
mendapatkan bahan baku udang beku yaitu:
1). sampel tambak
Sampel di tambak digunakan untuk menentukan diterima atau tidaknya
bahan baku (raw material) yang terdiri dari cacat dan kisaran size yang
diinginkan.
Pengambil sampel tidak akan mengambil sampel pada daerah sekitar
kincir air dan daerah pintu air, dikarenakan udang didaerah tersebut
relatif besar.
2). sampel pada penerimaan bahan baku (raw material)
Proses ini digunakan untuk menentukan udang pada saat pemilihan
ukuran (size). Jadi udang yang telah diambil dari tambak dimasukkan
kedalam 4 bak timbun. Biasanya hanya ada satu jenis udang, yaitu
udang windu/vanamei. Berat udang yang dimasukkan kedalam 4 bak
timbun sekitar 1,8 kg atau 4 pon untuk setiap pengambilan sampel
tanpa pengembalian.. Kemudian dari setiap bak timbun diambil
sampel. Jadi dari bak I diambil sampel, bak II diambil sampel dan
53
53
seterusnya sampai bak ke IV. Biasanya dalam sekali produksi
dilakukan 20 kali pengambilan sampel. Setelah dilakukan pengambilan
sampel dari keempat bak, kemudian udang yang telah sesuai dengan
size yang diinginkan tersebut masuk kedalam proses produksi dan
diperolehlah produk udang bekunya (cold storage).
2. Menghitung garis tengah grafik pengendali C produk cacat.
3. Menghitung batas pengendali masing-masing observasi
4. Menggambarkan grafik pengendali kualitas statistik.
5. Merevisi garis tengah dan batas pengendali apabila dalam grafik
pengendali kualitas statistik terdapat data yang berada di luar batas
pengendali statistik (out of statistical control).
E. Penarikan Kesimpulan
Pada akhir pembahasan dilakukan penarikan kesimpulan sebagai
jawaban dari permasalahan.
iv
iv
BAB IV
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Kegiatan
a. Proses pengendalian kualitas
Proses pengendalian kualitas PT. Istana Cipta Sembada sebagian besar
dilakukan oleh bagian produksi, oleh karena itu PT. Istana Cipta Sembada
membagi departemen produksi menjadi 5 sub departemen atau zona, dan 1
departemen sanitasi yaitu :
1. Depertemen Pengadaan (procurement department)
Disub departemen procurement proses pengendalian kualitas produksi dimulai saat penerimaan bahan baku mentah.
2. Zona A
Di Zona A proses pengendalian kualitas produksi dilakukan untuk mengontrol pada saat proses stack. Proses stack
digunakan untuk mengatur rata-rata aliran bahan baku sehingga tidak ada bottle neck.
3. Zona B
Di Zona B proses pengendalian kualitas difokuskan pada kegiatan pemisahan warna dan penentuan ukuran udang
(bahan baku).
4. Zona C
Di Zona C proses penentuan ukuran dilakukan kembali. Penentuan ukuran ini diperuntukkan untuk produk value
added yang sesuai dengan permintaan pelanggan. Selain penentuan ukuran, di Zona C juga dilakukan proses pengupasan dan pembersihan (peeling and de veining), penguluran, perendaman dan juga proses pengepakan produk.
5. Zona D
Di Zona D proses pengendalian kualitas difokuskan pada kegiatan pembekuan (freezing), penggelasan, packing &
labelling dan proses penyimpanan produk akhir.
6. Departemen Sanitasi dan Pengolahan Limbah
Proses pengendalian kualitas pada departemen sanitasi dan pengolahan limbah meliputi : penggunaan air dan es
dalam proses produksi udang beku, tata letak ruang pemrosesan dan peralatan, pakaian karyawan, kontaminasi silang
dan pengolahan limbah sisa produksi yang meliputi limbah cair dan limbah padat (udang dan kulit udang).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengendalian kualitas
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengendalian
kualitas produksi pembekuan udang PT. Istana Cipta Sembada adalah
sebagai berikut :
v
v
1. Bahan baku
Jenis udang, sifat dan komposisi kimiawi maupun fisik
udang, dan proses penyimpanannya yang menyebabkan bahan
baku menjadi salah satu faktor yang sangat penting dalam proses
pengendalian kualitas.
2. Tenaga kerja
Kurangnya ketelitian tenaga kerja dalam mengerjakan
produk dapat mengakibatkan cacat produk.
3. pengangkutan / pemindahan barang
Seluruh kegiatan distribusi atau pengangkutan harus
memperhitungkan faktor waktu. Di PT. Istana Cipta Sembada
pemindahan barang dimulai dari semenjak bahan baku diterima
sampai bahan baku dipindahkan untuk disimpan storage.
4. mesin
Pengaturan tata letak mesin-mesin produksi dilakukan
untuk memperlancar proses produksi yang efektif dan efisien.
c. Analisis pengendalian kualitas produksi pembekuan udang PT. Istana
Cipta Sembada
Dalam menganalisis kualitas produk udang beku pada PT.
Istana Cipta Sembada Banyuwangi, penulis hanya menganalisis kualitas
produk udang beku untuk sekali produksi.
vi
vi
Berikut analisis pengendalian kualitas statistik produksi udang
beku untuk masing-masing jenis udang :
a. Produk Udang PND Vanamei 1,8 Kg
Dari data hasil produksi udang beku dengan jenis udang
PND Vanamei 1,8 Kg dihitung nilai ketaksesuaian/cacat perunit
(u) masing-masing observasi dengan menggunakan rumus 2.10.
Contoh perhitungan untuk sampel pertama adalah sebagai berikut:
1
11
n
cu = = 008889.0
225
2=
dan dihitung garis tengahnya (CL) dengan menggunakan rumus 2.10
∑∑
=i
i
n
cu
0228385.04904
112==u
selanjutnya dihitung batas pengendali masing-masing observasi. Batas-
batas pengendali untuk sampel (observasi) pertama dengan ukuran
sampel 225 adalah sebagai berikut:
Standar deviasi σ3 = 1
3
n
u
= 225
0228385.03= 0.030225
1UCL = 1
3
n
uu +
vii
vii
= 053064.0030225.00228385.0 =+
1LCL = 1
3
n
uu −
= 0228385.0 - 0.030225 = - 0.007387
Perhitungan untuk sampel kedua adalah sebagai berikut :
022346.0179
4
2
22 ===
n
cu
Selanjutnya dihitung batas pengendali sampel kedua dengan
ukuran sampel 179 adalah sebagai berikut :
Standar deviasi
2
33
n
u=σ
= 033887.0179
02283815.03=
2
2
3
n
uuUCL +=
= 0.02283815 + 0.033887 = 0.056726
2
2
3
n
uuLCL −=
= 0.02283815 – 0.033887 = - 0.011049
dan seterusnya, hingga diperoleh batas pengendali atas (UCL) dan
batas pengendali bawah (LCL) seperti pada tabel 4.1.
viii
viii
Setelah diperoleh nilai ketaksesuaian perunit (u), garis
tengah (CL), batas pengendali atas (LCL) dan batas pengendali bawah
(LCL) dibuat grafik pengendalinya, tampak seperti pada gambar 4.1
Control Chart: CACAT
Sigma level: 3
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Fra
ction of Nonconform
ities
,07
,06
,05
,04
,03
,02
,01
0,00
CACAT
UCL
Center = ,02
LCL
Gambar 4.1 Grafik pengendali produk PND Vanamei 1,8
Kg
Dari gambar 4.1 tampak bahwa no sampel ke 16 berada di luar
batas pengendali atas (UCL). Artinya ada produk yang berada diluar
standar yang telah ditetapkan, sehingga perusahaan perlu memperbaiki
proses produksi untuk mengurangi cacat yang terjadi. Penyebab
keluarnya data dari batas pengendalian sebagai penyebab khusus
(assignable cause) maka proses dalam kondisi di luar pengendali
statistik (out of statistical control), sehingga perlu adanya
perbaikan/revisi terhadap garis pusat dan batas-batas pengendali. Hal
ini dilakukan dengan pemeriksaan tiap titik terkendali, mencari sebab
ix
ix
terduga dan jika ditemukan sebab terduga titik itu dibuang dan batas
pengendali observasi dihitung kembali hanya dengan menggunakan
titik-titik sisanya.
Menghitung revisi garis tengahnya yaitu :
0208287.04513
94===
∑∑
i
i
n
cu
Revisi batas-batas pengendali untuk observasi pertama dengan
225 adalah sebagai berikut:
Standar deviasi σ3 = 028864.0225
0208287.03=
1UCL = 0.0208287 + 0.028864 = 0.049693
1LCL = 0.0208287 – 0.028864 = - 0.008035
dan seterusnya hingga diperoleh revisi batas pengendali atas dan
batas pengendali bawahnya seperti pada tabel 4.2.
Setelah diperoleh batas pengendalia atas dan batas pengendali
bawah dibuat grafik pengendali revisi yang tampak seperti pada gambar
4.2
x
x
Control Chart: CACAT_RE
Sigma level: 3
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Fra
ction of Nonconform
ities
,06
,05
,04
,03
,02
,01
0,00
CACAT_RE
UCL
Center = ,02
LCL
Gambar 4.2 Grafik pengendali revisi produk PND Vanamei 1,8
Kg
Dari gambar 4.2 terlihat bahwa tidak ada titik yang jatuh di luar
batas pengendali atas maupun bawah. Ini berarti bahwa analisis proses
produksi udang beku PND Vanamei 1,8 Kg sudah berada dalam batas
pengendali statistik (in statistical control) dengan melakukan satu kali
revisi.
xi
xi
Diagram Pareto Produk PND Vanamei 1,8 Kg
Gambar 4.3 Diagram Pareto Produk PND Vanamei 1.8 Kg
Keterangan :
: Cacat Broken
: Cacat Filth
: Cacat Red
Diagram pareto digunakan untuk menentukan prioritas
penyelesaian masalah. Masalah yang paling banyak terjadi ditunjukkan
oleh grafik batang pertama yang tertinggi serta ditempatkan pada sisi
paling kiri, dan seterusnya sampai masalah yang paling sedikit terjadi
ditunjukkan oleh grafik batang terakhir yang terendah serta ditempatkan
pada sisi paling kanan. Dari hasil pengolahan diagram pareto diatas,
jenis cacat yang sering terjadi pada produk PND Vanamei yaitu broken
sebesar 60% dan cacat filth sebesar 35% sedangkan cacat red sebesar
5%.
xii
xii
b. Produk Udang PND Tiger 1,8 Kg
Dari data hasil produksi udang beku dengan jenis udang PND Tiger1,8 Kg
dihitung nilai ketaksesuaian/cacat perunit (ui) masing-masing observasi
dengan menggunakan rumus 2.10. Contoh perhitungan untuk sampel
pertama adalah sebagai berikut:
1
1
1n
cu = = 012195.0
328
4=
dan dihitung garis tengahnya (CL) dengan menggunakan rumus 2.10
saangDiperikruhSampelyJumlahSelu
nitsuaianPerUruhKetakseJumlahSelu
n
cu
i
i==
∑∑
020440.03865
79==u
selanjutnya dihitung batas pengendali masing-masing observasi. Batas-
batas pengendali untuk sampel (observasi) pertama dengan ukuran sampel
328 adalah sebagai berikut:
Standar deviasi σ3 = 1
3
n
u
= 328
020440.03= 0.023682
1UCL =
1
3
n
uu +
= 0.020440 + 0.023682 = 0.044122
xiii
xiii
1LCL =
1
3
n
uu −
= 0.020440 - 0.023682 = - 0.003242
Perhitungan untuk sampel kedua adalah sebagai berikut :
000000,0134
0
2
2
2 ===n
cu
selanjutnya dihitungbatas pengendali sampel kedua dengan ukuran
sampel 134 adalah sebagai berikut :
Standar deviasi
2
33
n
u=σ
= 037052.0134
020440.03=
2
2
3
n
uuUCL +=
= 0.020440 + 0.037052 = 0.057492
2
2
3
n
uuLCL −=
= 0.020440 – 0.037052 = - 0.016612
dan seterusnya, hingga diperoleh batas pengendali atas (UCL) dan
batas pengendali bawah (LCL) seperti pada tabel 4.3.
xiv
xiv
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan maka simpulan yang dapat
diambil adalah sebagai berikut.
a. Pengendalian kualitas statistik masing-masing jenis udang adalah sebagai
berikut:
No Jenis Udang u Awal u Akhir Keterangan
1 PND Vanamei1,8 Kg 0.0228385 0.0208287 Satu kali revisi
2 PND Tiger 1,8 Kg 0.020440 0.019289 Satu kali revisi
b. Kedua jenis udang yaitu PND Vanamei dan PND Tiger analisis awal
proses produksinya terjadi diluar batas pengendali statistik (out of
statistical control) dan penyebabnya adalah faktor tenaga kerja, bahan
baku, mesin dan faktor pengangkutan bahan baku.
c. Jenis cacat yang sering terjadi pada produk PND Vanamei yaitu Broken
sebesar 60%, Filth sebesar 35% dan cacat Red sebesar 5%. Sedangkan
untuk jenis udang PND Tiger cacat yang sering terjadi yaitu Red sebesar
56%, Broken sebesar 37,50% dan Filth sebesar 6,26%.
d. Cacat produk yang sering terjadi sebagian besar disebabkan oleh faktor
manusia yaitu tenaga kerja kurang teliti dalam mengerjakan produk. Hal
ini disebabkan karena proses produksi dilakukan secara manual, sehingga
xv
xv
faktor kelelahan dan kejenuhan pada tenaga kerja dapat mengakibatkan
cacat produk.
e. Proses pengendalian kualitas PT. Istana Cipta Sembada sebagian besar
dilakukan oleh departemen produksi sehingga PT. Istana Cipta Sembada
membagi departemen produksi menjadi 5 sub-departemen atau zona dan 1
departemen sanitasi dan pengolahan limbah yang masing-masing sub-
departemen berperan dalam proses pengendalian kualitas produk.
f. Simulasi dari program pengendalian kualitas statistik dengan WinQSB
digunakan untuk membuat tampilan grafik kendali mutu ketaksesuaian
(cacat) dan tampilan diagram pareto serta tabel perhitungan seluruh data.
B. Saran
a. Tingkat kecacatan masih ada yang tinggi dan banyak produk cacat yang
dihasilkan, sehingga PT. Istana Cipta Sembada Banyuwangi masih perlu
melakukan pengendalian kualitas dan pengawasan yang lebih ketat.
b. Perlu diadakannya pelatihan tenaga kerja secara periodik untuk
mengurangi produk cacat. Sehingga cacat produk yang disebabkan oleh
tenaga kerja yang kurang teliti dapat dikurangi. Faktor human error seperti
kelelahan dan kejenuhan pada tenaga kerja juga dapat mengakibatkan
cacat produk, sehingga perlu adanya break atau istirahat tambahan disela-
sela aktivitas produksi.
c. Limbah produksi yang berupa kulit udang belum dimanfaatkan sebagai
produk sampingan yang mempunyai nilai ekonomi. Sehingga perlu adanya
xvi
xvi
kajian dan studi kelayakan untuk mengolah limbah kulit udang karena
pasar ekspor sudah ada.
d. Tata letak fasilitas proses produksi perlu diperbaiki karena lokasi
penumpukan sampah atau limbah kulit udang sangat berdekatan dengan
ruang pemrosesan , sehingga kemungkinan terjadinya kontaminasi silang
sangat tinggi.
e. Dapat menggunakan grafik pengendali yang lain dan program komputer
lainnya selain WinQSB dalam penelitian tentang pengendalian kualitas
statistik.