Post on 16-Apr-2017
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK S USIA PRA SEKOLAH(5 TAHUN) DENGAN MARASMUS DI RUANG KENANGA
GEDUNG KEMUNING LANTAI I RUMAH SAKITUMUM PUSAT dr. HASAN SADIKIN
BANDUNG
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan PendidikanProgram Diploma III Keperawatan pada Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Muna
IRHAM
NIM : 13.1
DISUSUN OLEH :
LISRAWATI
NIM : 13.13.1112
PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN
RAHA2016
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK S USIA PRA SEKOLAH(5 TAHUN) DENGAN MARASMUS DI RUANG KENANGA
GEDUNG KEMUNING LANTAI I RUMAH SAKITUMUM PUSAT dr. HASAN SADIKIN
BANDUNG
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan PendidikanProgram Diploma III Keperawatan pada Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Muna
IRHAM
NIM : 13.1
DISUSUN OLEH :
LISRAWATI
NIM : 13.13.1112
PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN
RAHA2016
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK S USIA PRA SEKOLAH(5 TAHUN) DENGAN MARASMUS DI RUANG KENANGA
GEDUNG KEMUNING LANTAI I RUMAH SAKITUMUM PUSAT dr. HASAN SADIKIN
BANDUNG
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan PendidikanProgram Diploma III Keperawatan pada Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Muna
IRHAM
NIM : 13.1
DISUSUN OLEH :
LISRAWATI
NIM : 13.13.1112
PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN
RAHA2016
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah ini berjudul :
“Asuhan Keperawatan Anak S Usia Pra Sekolah (5 Tahun) dengan
Marasmus di Ruang Kenanga Gedung Kemuning Lantai I Rumah Sakit
Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung”.
Telah diterima dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan di depan dewan
penguji.
Raha, Juni 2016
Pembimbing
ASMALIA, S.Kep.,Ns., M.KesNIP.
Mengetahui,
Direktur Akper Pemkab Muna
SANTHY, S.Kep.,Ns., M.KepNIP. 19800212 200312 2 006
iii
PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN
Jl. Poros Raha-Tampo Km. 6 Motewe Tlp. 0403-22954
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah Dipertahankan Dihadapan Dewan Penguji
Pada Tanggal 2 Juli 2016
DEWAN PENGUJI
1. Asmalia, S.Kep.,Ns., M.Kes (................................ )
2. Santhy, S.Kep.,Ns., M.Kep (................................ )
3. Wa Ode Fitri Ningsih, S.Kep.,Ns., M.Kes (................................ )
Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan pada Akademi
Keperawatan Pemkab Muna
Raha, 2 Juli 2016
Direktur Akper Pemkab Muna
SANTHY, S.Kep., Ns., M.KepNIP. 19800212 200312 2 006
iii
PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN
Jl. Poros Raha-Tampo Km. 6 Motewe Tlp. 0403-22954
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah Dipertahankan Dihadapan Dewan Penguji
Pada Tanggal 2 Juli 2016
DEWAN PENGUJI
1. Asmalia, S.Kep.,Ns., M.Kes (................................ )
2. Santhy, S.Kep.,Ns., M.Kep (................................ )
3. Wa Ode Fitri Ningsih, S.Kep.,Ns., M.Kes (................................ )
Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan pada Akademi
Keperawatan Pemkab Muna
Raha, 2 Juli 2016
Direktur Akper Pemkab Muna
SANTHY, S.Kep., Ns., M.KepNIP. 19800212 200312 2 006
iii
PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN
Jl. Poros Raha-Tampo Km. 6 Motewe Tlp. 0403-22954
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah Dipertahankan Dihadapan Dewan Penguji
Pada Tanggal 2 Juli 2016
DEWAN PENGUJI
1. Asmalia, S.Kep.,Ns., M.Kes (................................ )
2. Santhy, S.Kep.,Ns., M.Kep (................................ )
3. Wa Ode Fitri Ningsih, S.Kep.,Ns., M.Kes (................................ )
Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan pada Akademi
Keperawatan Pemkab Muna
Raha, 2 Juli 2016
Direktur Akper Pemkab Muna
SANTHY, S.Kep., Ns., M.KepNIP. 19800212 200312 2 006
iv
ABSTRAK
Latar Belakang, berdasarkan hasil medical record di Ruang Kenanga Gedung Kemuning Lantai IRumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung periode Januari sampai dengan Desember2015, pasien dengan Marasmus tidak terdapat dalam kategori 10 penyakit terbesar, namunmenempati urutan kelima belas dengan jumlah penderita 9 orang (0,65%) tetapi sangatmemprihatinkan sehingga memerlukan penanganan yang serius.Tujuan, dari Karya Tulis Ilmiah ini untuk dapat memperoleh gambaran yang jelas danpengalaman secara nyata dalam melakukan asuhan keperawatan kepada anak dengan Marasmussecara komprehensif mencakup bio, psiko, social dan spiritual berdasarkan ilmu & kiatkeperawatan.Metode, yang digunakan adalah metode analisis deskriptif yang berbentuk studi kasus denganberdasarkan pendekatan suatu proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosakeperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.Hasil, setelah 4 hari di laksanakan tindakan keperawatan di mulai dari tanggal 01 sampai dengan04 Maret 2016, dari hasil pengkajian didapatkan ada 8 diagnosa keperawatan yaitu kekuranganvolume cairan, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, keterlambatan pertumbuhan danperkembangan, intoleransi aktivitas, defisit perawatan diri, kecemasan keluarga, resiko kerusakanintegritas kulit dan resiko infeksi. Dari hasil evaluasi keperawatan, dari 8 masalah yang ditemukanada 3 diagnosa keperawatan yang teratasi yaitu yaitu kekurangan volume cairan, defisit perawatandiri dan kecemasan keluarga dan 5 diagnosa yang belum teratasi yaitu perubahan nutrisi kurangdari kebutuhan tubuh, keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan, intoleransi aktivitas, resikokerusakan integritas kulit dan resiko infeksi, namun sudah ada kemajuan. Hal ini terjadi karenabeberapa masalah keperawatan membutuhkan waktu yang berbeda - beda dalam prosespenyembuhan.Kesimpulan, tercapainya penyembuhan dari penyakit diperlukan evaluasi secara berkelanjutandan terarah dengan adanya catatan perkembangan serta pengelolaan asuhan keperawatan denganpendekatan proses keperawatan yang komprehensif serta kerja sama antara perawat, klien, orangtua, keluarga dan tim kesehatan lainnya.
v
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat
Rahmat dan Hidayah-Nya, Sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
laporan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Anak S Usia
Pra Sekolah (5 Tahun) dengan Marasmus di Ruang Kenanga Gedung
Kemuning Lantai I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung”.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini di maksudkan untuk memenuhi salah satu
syarat dalam rangka menyelesaikan pendidikan program Diploma III
Keperawatan di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna. Dalam
penyusunan studi kasus ini penulis banyak mendapat hambatan dan kesulitan,
namun berkat bimbingan dan pengarahan serta bantuan dari berbagai pihak,
akhirnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Untuk itu pada
kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih, yang terhormat
kepada :
1. Ibu dr. Ayi Djembarsari, MARS Selaku Direktur Utama Rumah Sakit Umum
Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung yang telah memberikan waktu dan
kesempatan untuk praktek dan melaksanakan ujian praktek klinik keperawatan
pada Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.
2. Ibu Santhy, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Direktur Akper Pemkab Muna yang
telah memberikan kesempatan pada penulis untuk mengikuti pendidikan di
Akper Pemkab Muna.
3. Ibu Asmalia, S.Kep.,Ns., M.Kes Selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan arahan serta saran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Ibu Harnia, S.Kep,Ns selaku penguji praktek klinik di Rumah Sakit Umum
Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.
5. Ibu Iis Suhaeni AMK, Sebagai CI serta semua staf ruang Kenanga Gedung
Kemuning Lantai I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung,
vi
yang telah memberikan arahan dan masukan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan pada klien Anak S untuk penyusunan laporan studi kasus ini.
6. Seluruh Dosen dan Staf Akper Pemkab Muna yang telah memberikan
bimbingan selama mengikuti pendidikan dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
7. Klien Anak S dan nenek klien yang telah bersedia bekerja sama dengan
penulis selama melaksanakan asuhan keperawatan.
8. Teristimewa kepada kedua orang tuaku Bapak La Kae (Alm) dan Ibu Wa
Ngkurami yang tercinta yang telah mengasuh, memberikan motivasi serta
pengorbanan materi yang tidak terhingga selama penulis mengikuti
pendidikan dan Saudaraku Bapak Rui, S.pd & Pratu Kopasus Syariflan yang
telah memberikan dukungan dan dorongan baik moril maupun materil selama
mengikuti pendidikan.
9. Spesial untuk teman-temanku di Akper Pemkab Muna khususnya Irham,
Erwin, Nur khalida, Majid, Irna dewi, Lm. Sarifudin, Ld. Ganirudin, Lm.
Safar, Isra wati, Tika yuslindah, Rismawati, Ramlawati, Juni, Samlin, Siti
Alwarti dan rekan-rekan akper pemkab muna.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Demikian dengan segala kerendahan hati penulis mempersembahkan
Karya Tulis Ilmiah ini, kiranya dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan
pembaca dalam mengembangkan ilmu keperawatan khususnya asuhan
keperawatan anak dengan Marasmus dan Semoga Allah SWT memberikan
imbalan yang setimpal atas segala bantuan dan kebaikannya dalam mewujudkan
Karya Tulis Ilmiah ini.
Raha, Juni 2016
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………..... I
HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………..... Ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….. Iii
ABSTRAK………………………………………………………….…………. Iv
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. V
DAFTAR ISI …………………………………………………………………. Vii
DAFTAR TABEL ……………….…………………………………………… X
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………
DAFTAR BAGAN ……………………………………………………………
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………
MOTTO………………………………………………………………………..
Xii
xiii
xiv
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………..……………….…………………...
B. Ruang Lingkup Pembahasan ………………….………………….………..
C. Tujuan ...................……………………........................................................
D. Manfaat .........................................................................................................
E. Metode Telaahan ..........................................................................................
F. Waktu Pelaksanaan .......................................................................................
G. Tempat Pelaksanaan ...................................................................................
H. Sistematika Telaahan.....................................................................................
1
5
5
6
7
8
8
8
BAB II TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN ANAK M
DENGAN MALFORMASI ANOREKTAL (MAR)
A. Konsep Dasar ............................…………………………………………...
1. Pengertian …………………………………………………………….
2. Anatomi Fisiologi sistem pencernaan…….......………………………
11
11
12
viii
3. Etiologi ……………………………………………………………….
4. Patofisiologi …………………………………………………………..
5. Tanda dan Gejala ……………………………………………………..
6. Klasifikasi …………………………………………………………….
7. Pemeriksaan Penunjang ………………………………………………
8. Penatalaksanaan Medis .………………………………………………
9. Komplikasi …………………………………………………………...
10. Penyimpangan KDM …………………………………………………
B. Tinjauan teoritis tentang asuhan keperawatan ...........……………………...
1. Pengkajian …………………………………………………………...
2. Diagnosa Keperawatan ……………………………………………….
3. Perencanaan ..…………………………………………………………
4. Implementasi ……………………………………………………........
5. Evaluasi ……………………………………………………………...
26
27
28
29
30
31
35
36
37
37
55
56
61
62
BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Laporan Kasus …………………………………………………..................
1. Pengkajian ……………………………………………………………
a. Pengumpulan data ………………………………………….……
b. Klasifikasi data …………………………………………………..
c. Analisa data ………………………………………………….......
d. Prioritas Masalah .………………………………………………..
2. Diagnosa keperawatan ………………………………………………..
3. Perencanaan...............................………………………………………
4. Implementasi dan evaluasi ……………………………………….......
5. Catatan perkembangan ………………………………………………
B. Pembahasan
1. Pengkajian …………………………………………………………...
2. Diagnosa keperawatan ……………………………………………….
63
63
63
82
84
88
92
97
103
112
125
125
127
ix
3. Perencanaan …………………………………………………….........
4. Implementasi ………………………………………………………...
5. Evaluasi ……………………………………………………………...
130
132
134
BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
135
137
A. Kesimpulan .................................................................................................
B. Rekomendasi ...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman
1.
2
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Distribusi 10 Penyakit Terbesar di Gedung Kemuning Lantai I Ruang
Kenanga ………………………………………………………………..
Kecukupan Energi dan Protein yang Dianjurkan ……………………...
Perkembangan Anak Usia 0-60 Bulan ………………………………...
Pengukuran Antropometri Usia 0-60 Bulan ……………………………
Berat Badan Ideal (BBI) dalam Kategori…………………………….
Intervensi dan Rasional Perubahan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan
Tubuh ………………………………..
Intervensi dan Rasional Kerusakan Integritas Kulit …………………
Intervensi dan Rasional Keterlambatan Pertumbuhan dan
Perkembangan………………………………………………………
Intervensi dan Rasional Defisiensi Pengetahuan …………………….
Intervensi dan Rasional Resiko Infeksi ……………………………..
Pola Perubahan Nutrisi ………………………………………………
Pola Aktivitas Sehari – hari ………………………………………….
Hasil Pemeriksaan Laboratorium …………………………………….
Analisa Data ……………………………………………………………
Rencana Asuhan Keperawatan ……………………………………….
Implementasi dan Evaluasi ……………………………………………..
4
30
42
46
47
57
58
59
60
61
71
79
81
84
97
103
xi
17 Catatan Perkembangan ………………………………………………… 112
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Anatomi Sistem Pencernaan …………………………………………….. 12
xiii
DAFTAR BAGAN
Halaman
1. Penyimpangan KDM ……………………………………………………. 36
2. Genogram 3 Generasi ………………………………………………….... 68
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
:
:
:
:
:
Rencana penyuluhan
Satuan acara penyuluhan
Materi penyuluhan
Leaflet
Lembar konsultasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif
secara sosial dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat
ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program dan sektor, serta
kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh periode
sebelumnya. Untuk mewujudkan keberhasilan pembangunan kesehatan harus
didukung oleh pelayanan kesehatan yang komprehensif, termasuk pelayanan
keperawatan (KemenKes RI, 2015).
Sistem layanan kesehatan sangat berpengaruh terhadap derajat
kesehatan individu dan masyarakat. Layanan kesehatan terdepan bukan
semata berfokus pada pengobatan, tetapi juga pada pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan. Dalam sistem ini, kita tidak lagi menekankan upaya
kuratif, melainkan upaya promotif dan preventif. Salah satu masalah
kesehatan di Indonesia yang perlu mendapat perhatian dan pelayanan yang
baik adalah peningkatan angka kematian balita yang disebabkan kebutuhan
gizi yang tidak terpenuhi / malnutrisi diantaranya marasmus (Asmadi, 2008).
2
Marasmus adalah suatu bentuk kurang kalori dan protein yang berat.
Keadaan merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan
penyakit infeksi. Selain faktor lingkungan, ada beberapa faktor lain pada anak
sendiri yang dibawa sejak lahir, diduga berpengaruh terhadap terjadinya
marasmus. Marasmus ini dapat menyebabkan perubahan berat badan menjadi
kurus, turgor kulit jelek, kulit keriput tampak seperti orang tua, ubun-ubun
besar dan cekung, perut buncit dan diare sehingga akan berdampak pada
malnutrisi kronik, hipoglikemia, hipotermia, dehidrasi, gangguan
keseimbangan elektrolit dan mudah terkena penyakit infeksi. Dampak yang
lebih serius dari marasmus ini adalah gangguan pertumbuhan dan
perkembangan anak baik fisik maupun mental sehingga anak mengalami
penurunan kecerdasan dan terjadi atropi otot karena hilangnya lapisan
subkutan. Jika hal ini tidak segera ditangani maka dapat meningkatkan angka
kesakitan dan kematian balita (Hidayat, 2012).
Angka kesakitan dan kematian gizi buruk atau malnutrisi pada balita
relatif sering terjadi. Data WHO menunjukkan bahwa insiden kejadian Gizi
buruk akut atau malnutrisi terdapat 49 % dari 10,4 juta kematian yang terjadi
pada anak di bawah lima tahun di negara berkembang. Kasus kekurangan gizi
tercatat 50 % anak –anak di Asia. Menurut UNICEF tahun 2008, ada sekitar
40 % anak Indonesia di bawah usia lima tahun menderita gizi buruk. Pada
tahun 2013 di Amerika Serikat terdapat 1,7 juta diantara 19 juta anak usia di
bawah lima tahun (balita) menderita gizi buruk (Puspitawati & Sulistyarini,
2013).
3
Angka prevalensi balita yang mengalami gizi buruk di Indonesia
masih tinggi. Hasil Riskesdas menunjukkan adanya peningkatan prevalensi
balita gizi kurang dan buruk secara nasional, prevalensi berat dan kurang
pada tahun 2013 adalah 19,6 %, terdiri 5,7 % gizi buruk dan 13,9 % gizi
kurang. Jika dibandingkan dengan angka prevalensi nasional tahun 2007
(18,4 %) dan tahun 2010 (17,9 %) terlihat meningkat. Mencuatnya kembali
mengenai balita gizi buruk yang ditemukan dan meninggal menunjukan
sistem surveilans dan penanggulangan dari berbagai instansi belum optimal.
Pasien – pasien yang dirawat di rumah sakit dalam kondisi status gizi buruk
juga semakin meningkat (Liansyah, 2015).
Insiden gizi buruk dan gizi kurang pada anak balita yang dirawat
mondok di rumah sakit masih tinggi diantaranya 935 (38%) penderita
malnutrisi dari 2453 anak balita yang dirawat di RSU dr. Pirngadi Medan
yang terdiri dari 67% gizi kurang dan 33% gizi buruk. Penderita gizi buruk
yang paling banyak dijumpai ialah tipe marasmus. Angka kejadian marasmus
yang dirawat di Rumah Sakit dr. Sutomo Surabaya mendapatkan 47% dan di
RSU di dr. Pirngadi Medan sebanyak 42%. Hal ini dapat dipahami karena
marasmus sering berhubungan dengan keadaan kepadatan penduduk dan
higiene yang kurang di daerah perkotaan yang sedang membangun dan serta
terjadinya krisis ekonomi di lndonesia (Liansyah, 2015).
4
Adapun distribusi 10 penyakit terbesar yang dirawat di Ruang
Kenanga Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :
Tabel 1. Distribusi 10 Penyakit Terbesar yang dirawat di Ruang Kenanga GedungKemuning Lantai I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandungpada Periode Januari sampai dengan Desember 2015
No Penyakit Jumlah Presentase (%)123456789
1015
Chemotherapy session for neoplasmBronchopneumonia unspecifiedOther prophylactic chemoterapiBacterial sepsis of newbornAplastic anemia, unspecifiedAcute lymphoblastic leukimiaTyphoid lever (infection due to salmonella thypi )Pateut ductus arteriosusDengue haemorrhagis leverVery low Birth Weight ( VLBW )Marasmus
671190110626159555453429
49,4414,018,104,564,494,344,053,973,913,090,65
Jumlah 1366 100%Sumber : Medical Record Di Ruang Kenanga Gedung Kemunin Lantai I Rumah Sakit
Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung Januari sampai dengan Desember 2015
Dari tabel I. di atas terlihat bahwa dari 1.366 jumlah pasien di Ruang
Kenanga Lantai I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung,
penderita penyakit marasmus tidak terdapat dalam kategori 10 penyakit
terbesar tetapi terdapat pada urutan ke lima belas (15) dengan jumlah
penderita sebanyak 9 orang (0,65 %), namun sangat memprihatinkan
sehingga memerlukan penanganan yang serius.
Melihat keadaan diatas penulis tertarik untuk menulis karya Tulis
Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Anak S Usia Pra Sekolah (5
Tahun) dengan Marasmus di Ruang Kenanga Gedung Kemuning Lantai
I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung”.
5
B. Ruang Lingkup Pembahasan
Dalam penyusunan karya Tulis Ilmiah ini, penulis membatasi ruang
lingkup masalah yang di bahas yaitu “Asuhan Keperawatan Anak S Usia Pra
sekolah (5 Tahun) dengan Marasmus di Ruang Kenanga Gedung Kemuning
Lantai I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung” meliputi
Pengkajian, Diagnosa keperawatan, Rencana tindakan, Implementasi,
Evaluasi dan Catatan Perkembangan.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Memperoleh gambaran yang jelas dan pengalaman secara nyata dalam
melakukan asuhan keperawatan pada Anak S Usia Pra sekolah (5 Tahun)
dengan Marasmus secara komprehensif yang meliputi aspek bio, psiko,
sosial dan spiritual berdasarkan ilmu & kiat keperawatan.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian secara komprehensif meliputi aspek
bio, psiko, sosial dan spritual yang dimulai dengan pengumpulan data,
analisa data pada Anak dengan Marasmus.
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas
masalah pada anak dengan Marasmus.
c. Mampu menyusun rencana keperawatan berdasarkan permasalahan
yang muncul sesuai dengan diagnosa keperawatan pada anak dengan
Marasmus.
6
d. Mampu melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang
telah ditentukan pada anak dengan Marasmus.
e. Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilakukan
pada anak dengan Marasmus.
f. Mampu mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pada anak
dengan Marasmus.
D. Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit
Adapun manfaat yang diharapkan kepada pihak rumah sakit bahwa dengan
adanya Karya Tulis Ilmiah ini dapat digunakan Sebagai bahan masukan
bagi pihak rumah sakit khususnya perawat dalam penerapanan asuhan
keperawatan untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan asuhan
keperawatan pada anak dengan Marasmus maupun untuk bahan penelitian
lebih lanjut.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan menjadi bahan masukan dalam mempelajari asuhan
keperawatan pada anak dengan Marasmus khususnya dalam pelaksanaan
perkuliahan dan dalam proses pendidikan.
3. Bagi Profesi
Sebagai bahan masukan bagi rekan–rekan sejawat dalam melakukan
penelitian lebih lanjut dengan permasalahan yang sama yaitu asuhan
keperawatan anak dengan Marasmus.
7
4. Bagi Penulis
Sebagai acuan berfikir dalam melaksanakan asuhan keperawatan &
Menambah wawasan dan keterampilan dalam penerapan proses asuhan
keperawatan pada anak dengan Marasmus.
E. Metode Telaahan
Metode penulisan yang digunakan dalam menyusun karya Tulis
Ilmiah ini adalah metode analisis deskriptif yang berbentuk studi kasus
dengan berdasarkan pendekatan proses keperawatan yaitu pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
Adapun Tehnik yang digunakan penulis dalam pengumpulan data
pada karya tulis ilmiah ini adalah :
1. Wawancara
Mengadakan tanya jawab langsung dengan klien dan keluarga klien serta
tenaga kesehatan lain untuk memperoleh informasi yang akurat yang
mendukung terhadap adanya masalah pada anak.
2. Observasi
Mengamati keadaan klien secara langsung yang meliputi bio, psiko, sosial,
kultural dan spiritual.
3. Pemeriksaan Fisik
Pengumpulan data dengan melakukan pemeriksaan fisik pada klien secara
head to toe dengan menggunakan teknik inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi yang diaplikasikan secara persistem sehingga dapat dijadikan
data objektif yang mendukung terhadap adanya masalah pada anak.
8
4. Studi Dokumentasi
Pengumpulan data atau informasi yang diperoleh dari buku status klien
yang meliputi catatan atau arsip dari medical record yang berhubungan
dengan perkembangan kesehatan klien pada saat itu untuk dijadikan salah
satu dasar dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
5. Studi Kepustakaan
Mengumpulkan informasi dan bahan – bahan bacaan dari berbagai buku-
buku literatur dan internet yang relevan yang dapat dipercaya untuk
mendapatkan kejelasan teori yang berhubungan dengan masalah klien
(Nursalam, 2013).
F. Waktu Pelaksanaan
Studi kasus ini dilaksanakan pada tanggal 01 sampai dengan 04 Maret
2016.
G. Tempat Pelaksanaan
Studi kasus ini dilaksanakan di Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit
Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.
H. Sistematika Telaahan
Untuk memahami apa yang ada dalam Karya Tulis ini, maka penulis
menguraikan dalam beberapa bab dan sub bab dengan susunan sebagai
berikut :
9
BAB I : Pendahuluan, bab ini menjelaskan tentang Latar Belakang,
Ruang Lingkup Pembahasan, Tujuan, Manfaat, Metode
Telaahan, Waktu Pelaksanaan, Tempat Pelaksanaan, dan
Sistematika Telaahan.
BAB II : Tinjauan Teoritis Asuhan Keperawatan Anak dengan
Marasmus, bab ini menguraikan tentang konsep dasar yang
meliputi Pengertian, Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan,
Etiologi, Patofisiologi, Tanda dan Gejala, Klasifikasi,
Pemeriksaan Penunjang, Penatalaksanaan Medis, Komplikasi,
Penyimpangan KDM dan Tinjauan Teoritis Tentang Asuhan
Keperawatan yang meliputi Pengkajian, Diagnosa Keperawatan,
Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi.
BAB III : Tinjauan Kasus dan Pembahasan, bab ini berisikan laporan
kasus yang merupakan laporan Asuhan Keperawatan Pada Anak
S usia pra sekolah (5 Tahun) dengan Marasmus di Ruang
Kenanga Lantai I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin
Bandung dan Pembahasan berisikan ulasan naratif dari setiap
tahapan keperawatan secara tinjauan teoritis yang dilakukan serta
perbandingan antara teori dan kasus nyata terdiri dari pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan
catatan perkembangan yang tersusun secara sistematis
berdasarkan tahapan proses keperawatan.
10
BAB IV : Kesimpulan dan Rekomendasi, bab ini berisikan Kesimpulan
dan Rekomendasi dari pelaksanaan asuhan keperawatan dan
formulasi saran atau rekomendasi yang operasional terhadap
masalah yang ditemukan.
11
BAB II
TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
DENGAN MARASMUS
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Marasmus adalah suatu bentuk kurang kalori dan protein yang
berat. Keadaan merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan
makanan dan penyakit infeksi. Selain faktor lingkungan, ada beberapa
faktor lain pada anak sendiri yang dibawa sejak lahir, diduga berpengaruh
terhadap terjadinya marasmus (Nurarif & Kusuma, 2015).
Marasmus atau Gizi buruk adalah keadaan kurang gizi yang
disebabkan karena kurang asupan energi dan protein juga mikronutrien
dalam jangka waktu lama dan disebabkan oleh factor langsung dan tidak
langsung (Depkes, 2003 dikutip dalam Sari, 2013).
Marasmus atau lebih dikenal dengan malnutrisi energi protein
adalah suatu keadaan tidak cukupnya masukan protein dan kalori (Hidayat,
2012).
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
marasmus adalah suatu kondisi dimana anak mengalami penurunan berat
badan yang disebabkan oleh kekurangan kalori dan protein yang
dibutuhkan oleh tubuh.
12
2. Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan
a. Anatomi Sistem Pencernaan
Gambar 1. Anatomi Sistem PencernaanSumber : (Smeltzer & Bare, 2002).
Saluran pencernaaan makanan merupakan saluran yang
menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh
tubuh dengan jalan proses pencernaan (pengunyahan, penelanan dan
pencampuran) dengan enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari
mulut/oris sampai anus (Syaifuddin, 2006).
Secara sistematis sistem pencernaan terdiri dari sistem
pencernaan atas dan sistem pencernaan bawah.
13
1) Sistem pencernaan bagian atas
a) Mulut
Mulut atau oris adalah permulaan saluran pencernaan
yang terdiri atas dua bagian yaitu :
(1) Bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu ruang
diantara gusi, gigi, bibir dan pipi.
(2) Bagian dalam yaitu rongga mulut yang dibatasi sisi-
sisinya oleh tulang maxilaris, palatum, mandibularis serta
di sebelah belakang bersambung dengan awal faring
(Syaifuddin, 2006).
Selaput lendir mulut ditutupi epitelium yang berlapis-
lapis, di bawahnya terletak kelenja-kelenjar halus yang
mengeluarkan lendir. Kemudian selaput ini kaya akan
pembuluh darah dan juga memuat banyak ujung akhir saraf
sensoris. Di sebelah luar mulut ditutupi oleh kulit dan di
sebelah dalam ditutupi oleh selaput lendir (mukosa). Otot
orbikularis oris menutupi bibir. Levator anguli oris mengangkat
dan depresor anguli oris menekan ujung mulut (Syaifuddin,
2006).
Palatum, terdiri atas 2 bagian yaitu :
(a) Palatum durun (palatum keras) yang tersusun atas tajuk-
tajuk palatum dan sebelah depan tulang maxilaris dan
lebih ke belakang terdiri dari 2 tulang palatum.
14
(b) Palatum mole (palatum lunak) terletak di belakang yang
merupakan lipatan menggantung yang dapat bergerak,
terdiri atas jaringan fibrosa dan selaput lendir. Setelah
makanan dicerna dimulut maka makanan tersebut ditelan
dengan gerakan membentuk makanan menjadi sebuah
bolus dengan bantuan gigi, lidah dan kelenjar ludah
melalui belakang mulut masuk ke dalam faring
(Syaifuddin, 2006).
b) Faring
Faring (tekak) Merupakan penghubung antara rongga
mulut dan kerongkongan (esofagus). Di dalam lengkung faring
terdapat tonsil (amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang
banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan
terhadap infeksi (Syaifuddin, 2006).
Setelah makanan masuk ke faring maka palatum lunak
naik untuk menutup nares posterior, glotis menutup oleh
kontraksi otot-ototnya dan otot konstriktor faring menangkap
makanan dan mendorongnya masuk ke esophagus, pada saat
ini pernapasan berhenti, jika tidak maka akan tersedak
(Syaifuddin, 2006).
c) Esophagus
Esophagus merupakan sebuah tabung berotot atau
saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung,
15
panjangnya 20-25 cm, dimulai dari faring sampai pintu masuk
kardiak dibawah lambung. Esofagus berdinding empat lapis.
Lapisan dinding dari dalam ke luar yaitu lapisan selaput lendir
(mukosa), lapisan submukosa, lapisan otot melingkar sirkuler
dan lapisan otot memanjang longitudinal. Esofagus terletak
dibelakang trakea dan didepan tulang punggung, setelah
melalui toraks menembus diafragma masuk ke dalam abdomen
menyambung dengan lambung (Syaifuddin, 2006).
d) Lambung
Lambung (gaster) merupakan kantong besar yang
terletak di bawah rusuk terakhir sebelah kiri. Lambung
menerima makanan dari esophagus melalui erifisium kardia
dan bekerja sebagai penimbun sementara. Lambung terdiri atas
tiga bagian, yaitu kardiak (berdekatan dengan hati)
berhubungan dengan esophagus, fundus (tengah) dan pylorus
yang memiliki empat lapisan, yaitu Lapisan peritoneal, Lapisan
berotot, Lapisan submukosa dan Lapisan mukosa.
Kelenjar dalam lapisan mukosa lambung mengeluarkan
sekret yaitu getah lambung. Di dalam getah lambung terdapat
beberapa enzim pencernaan penting yaitu :
(1) Pepsin berfungsi mengubah protein menjadi pepton
(2) Renin adalah membekukan susu dan membentuk kasein
dan karsinogen yang dapat larut
16
(3) Lipase berfungsi untuk memecahkan lemak (Syaifuddin,
2006).
2) Sistem pencernaan bagian bawah
a) Usus halus
Usus halus atau intestinum minora adalah bagian dari
sistem pencernaan makanan yang berpangkal pada pilorus dan
berakhir pada sekum panjangnya ± 6 m merupakan saluran
paling panjang tempat proses pencernaaan dan absorbsi hasil
pencenaan yang terdiri dari lapisan usus halus (lapisan mukosa
terletak sebelah dalam, lapisan otot melingkar atau sirkuler,
lapisan otot memanjang atau longitudinal dan lapisan serosa
terletak sebelah luar).
Usus halus terdiri dari :
(1) Duodenum atau usus 12 jari
Bagian usus dua belas jari merupakan bagian
terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale
dan berakhir di ligamentum Treitz. Duodenum panjangnya
sekitar 25-30 cm, berbentuk sepatu kuda melengkung ke
kiri. Pada duodenum terdapat dua muara saluran yaitu dari
pankreas dan kantung empedu. Di duodenum juga terdapat
getah pankreas yang terdiri dari 3 jenis enzim yaitu :
(a) Amilase berfungsi mencerna hidrat arang menjadi
disakarida.
17
(b) Lipase berfungsi memecah lemak menjadi gliserin
dan asam lemak.
(c) Tripsin mengubah protein dan pepton menjadi
golongan polipeptida (Syaifuddin, 2006).
(2) Yeyenum
Panjangnya sekitar 7 meter, dalam Yeyenum berupa
membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang
memperluas permukaan dari usus. Di dalam yeyenum,
makanan masih mengalami pencernaan secara kimiawi
oleh enzim-enzim yang dihasilkan oleh dinding usus,
sehingga menjadi bubur yang sangat lembut dan encer
(Syaifuddin, 2006).
(3) Ileum
Panjang sekitar 2-4 meter dan terletak setelah
duodenum dan yeyenum, dan dilanjutkan oleh usus buntu.
Dinding usus halus menghasilkan getah usus yang
mengandung beberapa enzim, yaitu :
(a) Enterokinase berfungsi untuk mengubah enzim
tripsinogen yang dihasilkan pancreas menjadi tripsin.
(b) Erepsin berfungsi untuk menyempurnakan pencernaan
protein dengan mengubah polipeptida menjadi
berbagai asam amino.
(c) Intertase berfungsi untuk bekerja atas gula
18
(d) Lactase berfungsi untuk membelah lactose menjadi
glukosa dan galaktosa diubah menjadi glukosa dalam
hati.
(e) Maltose berfungsi untuk mengubah maltose menjadi
dekstrose.
(f) Sukrosa berfungsi untuk mengubah sukrosa menjadi
monosakarida (Syaifuddin, 2006).
b) Usus besar
Usus besar atau intestinum mayor panjangnya ± 1 1/2
meter, lebarnya 5-6 cm dan merupakan sambungan dari usus
halus mulai dari katub ilekolik atau ileoseikal yaitu tempat
makanan lewat. Reflex gastrokolik terjadi ketika makanan
masuk lambung dan menimbulkan peristaltik di dalam usus
besar. Reflex ini menyebabkan defekasi atau buang air besar
(Syaifuddin, 2006).
Kolon sebagai kantong yang mekar dan terdapat
apendiks vernivormis atau umbai cacing. Sekum terletak di
daerah iliaka kanan dan menempel pada otot iliopsoas. Dari
sini kolon naik melalui daerah kanan lumbal yang disebut
asendens. Di bawah hati, berbelok pada tempat yang disebut
flexura hepatica, lalu berjalan melalui tepi daerah epigastrium
dan umbilical sebagai kolon tranversum di bawah limfe ia
membelok sebagai flexura sienalis dan berjalan melalui daerah
19
kanan lumbal sebagai kolon desendens. Di daerah kanan iliaka
terdapat belokan yang disebut flexura sigmoid dan dibentuk
kolon sigmoid atau kolon pelvis dan kemudian masuk ke
pelvis besar menjadi rectum (Syaifuddin, 2006).
Struktur kolon terdiri atas empat lapisan dinding yang
sama seperti usus halus. Serabut longitudinal pada dinding
berotot tersusun dalam 3 jalur yang memberi rupa berkerut-
kerut dan berlubang-lubang. Dinding mukosa lebih halus dan
tidak memiliki vili, dalamnya terdapat kelenjar serupa kelenjar
tubular dalam usus dan dilapisi oleh epithelium silinder yang
memuat sel cangkir (Syaifuddin, 2006).
Struktur rektum serupa yang ada pada kolon tepi
dinding yang berotot tebal dan membran mukosanya memuat
lipatan-lipatan membujur yang disebut kolumna morgagni.
Semua ini menyambung ke dalam saluran anus. Di dalam anus
ini terdapat otot interna. Sel-sel yang melapisi saluran anus
berubah sifatnya. Lapisan usus besar dari dalam keluar yaitu:
Selaput lendir, lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang
dan Jaringan ikat (Syaifuddin, 2006).
Fungsi usus besar yaitu :
(1) Absorbsi air, garam dan lemak
(2) Sebagai populasi bakteri
(3) Defekasi (Syaifuddin, 2006).
20
c) Hati
Hati atau hepar merupakan organ yang paling besar di
dalam tubuh kita. Warnanya coklat dan beratnya kira-kira 1 ½
kg. letaknya pada bagian atas dalam rongga abdomen sebelah
kanan bawah diafragma. Hati terbagi atas dua lapisan utama
permukaan yaitu
(1) Permukaan atas berbentuk cembung terletak di bawah
diafragma
(2) Permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan fisura
tranfersus.
Fisura longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri
dibagian atas hati. Hati dibagi empat belahan yaitu lobus kanan,
lobus kiri, lobus kuadrata dan lobus quadratus. Hati
mempunyai dua jenis peredaran darah yaitu arteri hepatica dan
vena porta. Setiap lobulus terdiri dari jajaran sel hati
(hematosit) yang berfungsi menyerap nutrient, oksigen dan
racun dari darah (Syaifuddin, 2006).
Fungsi hati antara lain :
(1) Metabolisme karbohidrat
(a) Gikolisis : pembentukan glukosa menjadi glikogen
(b) Glikogenolisis : pembentukan glikogen menjadi
glukosa
21
(c) Glukoneogenesis : pembentukan glukosa bukan dari
karbohidrat, tetapi dari protein dan lemak.
(2) Metabolisme protein
Beberapa asam amino diubah menjadi glukosa. Asam
amino yang tidak dibutuhkan menjadi urea yang
dikeluarkan dari sel hati kedalam darah dan disekresikan
oleh ginjal dalam bentuk urine.
(3) Metabolisme lemak
Lemak diubah menjadi asam lemak dan giserol selain itu
asam lemak dibawah menuju hati dalam darah porta dari
usus dan diubah menjadi jenis partikel-partikel kecil yang
dapat digunakan dalam proses metabolik (Syaifuddin,
2006).
Selain fungsi hati sebagai regulator hampir semua
metabolisme yang terjadi di dalam tubuh seperti metabolisme
karbohidrat, protein dan lemak, hati juga berfungsi sebagai
tempat sintesa (pengeluaran) dari berbagai bagian protein,
pembekuan darah, urea dan zat-zat lain yang sangat vital bagi
tubuh. Yang paling penting dari organ ini adalah biang detoks
atau penyaring dan pengeluaran racun yang masuk ke dalam
tubuh. Selain fungsi tersebut, hati juga mengeluarkan beberapa
enzim, dua diantaranya adalah SGOT dan SGPT ke dalam
darah. Ketika sel hati mengalami kerusakan akibat sesuatu baik
22
virus atau gangguan lain, maka akan terjadi pengeluaran enzim
SGPT dari dalam sel hati ke darah sehingga terjadi
peningkatan (Syaifuddin, 2006).
d) Kandung empedu
Kandung empedu adalah sebuah kantong organ
berbentuk terong dan merupakan membran berotot, letaknya
dalam sebuah lobus di sebelah permukaan bawah hati sampai
pinggir depannya, panjangnya 8-12 cm, berkapasitas 60 cm3.
Lapisan empedu terdiri dari lapisan luar serosa/parietal, lapisan
otot bergaris, lapisan dalam mukosa/viseral disebut juga
membran mukosa. Organ ini terhubungkan dengan hati dan
usus dua belas jari melalui saluran empedu.
Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu :
(1) Membantu pencernaan dan penyerapan lemak.
(2) Berperan dalam pembuangan limbah dari tubuh, terutama
haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel
darah merah dan kelebihan kolesterol (Syaifuddin, 2006).
(3) Pankreas
Pankreas merupakan sekumpulan kelenjar yang
strukturnya sangat mirip dengan kelenjar ludah, panjangnya
kira-kira 15 cm, lebar 5 cm mulai dari duodenum sampai ke
limpa, dan beratnya rata- rata 60-90 gram. Pankreas terbentang
pada vertebra lumbalis 1 dan 2 di belakang lambung.
23
Fungsi pankreas yaitu :
(1) Fungsi eksokrin, membentuk getah pankreas yang berisi
enzim dan elektrolit.
(2) Fungsi endokrin, sekelompok kecil sel epitelium yang
berbentuk pulau langerhans, yang bersama-sama
membentuk organ endokrin yang menyekresikan insulin.
(3) Fungsi sekresi ekternal, cairan pankreas dialirkan ke
duodenum yang berguna untuk proses pencernaan
makanan di intestinum.
(4) Fungsi sekresi internal, sekresi yang di hasilkan oleh
pulau-pulau langerhands sendiri langsung dialirkan ke
dalam peredaran darah (Syaifuddin, 2006).
b. Fisiologi Sistem Pencernaan
Untuk melakukan fungsinya, semua sel memerlukan nutrien.
Nutrien ini harus diturunkan dari masukan makanan yang terdiri dari
protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral serta serat selulosa.
1) Pencernaan oral
Proses pencernaan mulai dengan aktivitas mengunyah,
dimana makanan dipecah ke dalam partikel kecil yang dapat ditelan
dan dicampur dengan enzim-enzim pencernaan. Makan atau bahkan
melihat, mencium dan mencicipi makanan dapat menyebabkan
reflex saliva. Saliva adalah sekresi pertama yang kontak dengan
makanan. Saliva disekresi dalam mulut melalui kelenjar saliva pada
24
kecepatan kira-kira 1,5 liter setiap hari. Saliva mengandung enzim
ptyalin atau amilase saliva yang dimulai pencernaan zat pati, juga
mengandung mukus yang membantu melumasi makanan saat
dikunyah, sehingga memudahkan menelan (Smeltzer & Bare, 2002).
2) Menelan
Menelan dimulai sebagai aktivitas volunter yang diatur oleh
pusat menelan dimedula oblongata dari sistem saraf pusat. Saat
makanan ditelan, epiglotis bergerak menutup lubang trakea dan
mencegah aspirasi makanan ke dalam paru-paru. Menelan
mengakibatkan bolus makanan berjalan ke dalam esophagus atas,
yang berakhir sebagai aktivitas refleks. Otot halus di dinding
esophagus berkontraksi dalam urutan irama dari esophagus ke arah
lambung untuk mendorong lobus makanan masuk lambung.
Akhirnya sfingter esophagus menutup dengan rapat untuk mencegah
reflex isi lambung ke dalam esofagus (Smeltzer & Bare, 2002).
3) Kerja lambung
Lambung mensekresi cairan yang sangat asam, mempunyai
PH rendah, memperoleh keasamannya dari asam hiklorida yang
disekresikan oleh kelenjar lambung. Fungsi kelenjar asam yaitu :
a) Untuk memecah makanan menjadi komponen yang lebih mudah
diabsrobsi.
b) Untuk membantu distruksi kebanyakan bakteri pencernaan
25
Sekresi lambung juga mengandung enzim pepsin yang
penting untuk memulai pencernaan protein. Faktor intrinsik disekresi
oleh mukosa lambung, senyawa ini berkombinasi dengan Vitamin
B12 dalam diet, sehingga Vitamin dapat diabsorbsi di dalam ileum.
Kontraksi peristaltik di dalam lambung mendorong isi
lambung kearah pylorus Karena partikel makanan besar tidak dapat
melewati spingter pilorus, partikel ini di aduk kembali ke korpus
lambung untuk dihancurkan menjadi partikel yang lebih kecil.
Peristaltik dalam lambung dan kontraksi spingter pilorus
memungkinkan makanan dicerna sebagian untuk masuk ke usus
halus pada kecepatan yang memungkinkan absorpsi nutrien efisisen
(Smeltzer & Bare, 2002).
4) Kerja usus halus
Ada dua tipe kontraksi yang terjadi secara teratur di usus
halus. Kontraksi segmentasi yang menghasilkan campuran
gelombang yang menggerakkan isi usus ke belakang dan ke depan
dalam gerakan mengaduk. Peristaltik usus mendorong isi usus
tersebut kearah kolon (Smeltzer & Bare, 2002).
5) Kerja usus besar (Kolon)
Dalam 4 jam setelah makan, materi sisa residu melewati
ileum terminalis dan dengan perlahan melewati bagian proksimal
kolon melalui katub ileosekal. Katup ini secara normal tertutup,
membantu mencegah isi kolon mengalir kembali ke usus halus.
26
Aktivitas peristaltik yang lemah menggerakkan isi kolon dengan
perlahan sepanjang saluran. Transport lambat ini memungkinkan
reabsorbsi efisiensi terhadap air dan elektrolit. Materi sisa dari
makanan akhirnya mencapai dan mengembangkan anus, biasanya
kira-kira 12 jam (Smeltzer & Bare, 2002).
6) Defekasi
Sebagian besar rektum tidak berisi feses, hal ini karena
adanya spingter yang lemah ± 20 cm dari anus pada perbatasan
antara kolon sigmoid dan rektum serta sudut tajam yang menambah
resistensi pengisian rektum. Bila terjadi pergerakan massa ke
rektum, kontraksi rektum dan relaksasi sfingter anus akan timbul
keinginan defekasi (Smeltzer & Bare, 2002).
3. Etiologi
Marasmus atau gizi buruk dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain :
a. Pemasukan kalori yang tidak mencukupi, sebagai akibat kekurangan
dalam asupan makanan.
b. Kebiasaan-kebiasaan makanan yang tidak layak, seperti terdapat pada
hubungan orang tua anak yang terganggu misalnya pemberian yang
tidak efektif atau malformasi bawaan.
c. Gangguan setiap sistem tubuh yang parah dapat mengakibatkan
terjadinya malnutrisi.
27
d. Disebabkan oleh pengaruh negatif faktor-faktor sosial ekonomi,
pendidikan dan pengetahuan ibu yang berperan terhadap kejadian
malnutrisi. umumnya, keseimbangan nitrogen yang negatif dapat pula
disebabkan oleh diare kronik malabsorbsi protein, hilangnya protein
air kemih (sindrom nefrotik), infeksi menahun dan penyakit hati
(Nurarif & Kusuma, 2015).
4. Patofisiologi
Kekurangan energi protein dan kalori (KEP) adalah manifestasi
dari kurangnya asupan protein dan energi, dalam makanan sehari-hari
yang tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG), dan biasanya juga
disertai adanya kekurangan dari beberapa nutrisi lainnya. Disebut
malnutrisi primer bila kejadian KEP akibat kekurangan asupan nutrisi,
yang pada umumnya didasari oleh masalah sosial ekonomi, pendidikan
serta rendahnya pengetahuan dibidang gizi. Malnutrisi sekunder bila
kondisi masalah nutrisi seperti diatas disebabkan karena adanya penyakit
utama, seperti kelainan bawaan, infeksi kronis ataupun kelainan
pencernaan dan metabolik, yang mengakibatkan kebutuhan nutrisi
meningkat, penyerapan nutrisi yang turun dan meningkatnya kehilangan
nutrisi. Makanan yang tidak adekuat, akan menyebabkan mobilisasi
berbagai cadangan makanan untuk menghasilkan kalori demi
penyelamatan hidup, dimulai dengan pembakaran cadangan karbohidrat
kemudian cadangan lemak serta protein dengan melalui proses katabolik.
Jika terjadi stres katabolik (infeksi) maka kebutuhan akan protein akan
28
meningkat, sehingga dapat menyebabkan defisiensi protein yang relatif.
Dengan demikian, pada Kekurangan energi protein dan kalori dapat terjadi
gangguan pertumbuhan, atrofi otot, penurunan kadar albumin serum,
penurunan hemoglobin, penurunan sistem kekebalan tubuh (Hidayat,
2012).
5. Tanda dan Gejala
Manifestasi klinik dari marasmus adalah sebagai berikut :
a. Anak cengeng, rewel dan tidak bergairah
b. Diare kronis atau persisten
c. Mata besar dan dalam dan Ubun-ubun cekung
d. Akral dingin dan tampak sianosis
e. Wajah seperti orang tua
f. Rambut tipis, jarang dan kusam
g. Pertumbuhan dan perkembangan terganggu
h. Terjadi pantat begi karena terjadi atrofi otot
i. Jaringan lemak dibawah kulit akan menghilang, kulit keriput, dan
turgor kulit jelek.
j. Perut membuncit atau cekung dengan gambaran usus yang jelas
k. Nadi lambat dan metabolisme basal menurun
l. Vena superfisialis tampak lebih jelas
m. Tulang pipi dan dagu kelihatan menonjol
n. Anoreksia (Nurarif & Kusuma, 2015).
29
6. Klasifikasi
Klasifikasi gizi buruk atau KEP adalah sebagai berikut :
a. Marasmus
Marasmus merupakan salah satu bentuk gizi buruk yang paling sering
ditemukan pada balita. Hal ini merupakan hasil akhir dari tingkat
keparahan gizi buruk. Pada marasmus awalnya pertumbuhan yang
kurang dan atrofi otot serta menghilangnya lemak di bawah kulit tanpa
adanya edema.
b. Kwashiorkor
Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein yang berat
disebabkan oleh asupan karbohidrat yang normal atau tinggi namun
asupan protein yang inadekuat yang ditandai dengan adanya edema
diseluruh tubuh terutama kaki, tangan atau anggota badan lain.
c. Marasmik – Kwashiorkor
Tipe marasmik kwashiorkor merupakan gabungan beberapa gejala
klinik kwashiorkor dan marasmus yang disertai dengan edema yang
tidak mencolok (Liansyah, 2015).
Seorang anak balita dikatakan Kekurangan Energi Protein (KEP)
apabila tingkat konsumsi energi dan protein < 80 % AKG.
30
Kecukupan energi protein untuk anak balita perorang perhari
menurut kelompok umur dapat dilihat pada tabel 2. di bawah ini :
Tabel 2. Kecukupan Energi dan Protein yang dianjurkanUmur Energi (Kkal) Protein (gr)0 - 6 bulan 550 10
7 – 12 bulan 650 161 – 3 tahun 1000 254 – 6 tahun 1550 39
Sumber : (Depkes 2005, dikutip dalam Sari, 2013)
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan fisik
b. Mengukur TB dan BB
c. Menghitung indeks masa tubuh, yaitu BB (dalam kilogram) dibagi
dengan tinggi badan (dalam meter)
d. Mengukur ketebalan lipatan kulit kelengan atas sebelah belakang
(lipatan trisep) ditarik menjauhi, sehingga lapisan lemak dibawah
kulitnya dapat diukur, biasanya dengan menggunakan jangka lengkung
(kapiler) lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50% dari lemak tubuh.
Lipatan lemak normal sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm
pada wanita (Nurarif & Kusuma, 2015).
e. Status gizi juga dapat diperoleh dengan mengukur LLA untuk
memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (lean body massa,
massa tubuh yang tidak berlemak).
f. Pemeriksaan laboratorium : albumin, kreatinin, elektrolit, Hb dan Ht.
31
8. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan marasmus mengikuti 10 langkah utama
penatalaksanaan gizi buruk yaitu sebagai berikut :
a. Pengobatan atau pencegahan hipoglikemia
Pada hipoglikemia, anak terlihat lemah, suhu tubuh rendah. Jika anak
sadar dan dapat menerima makanan usahakan memberikan makanan
sering atau cair 2-3 jam sekali. Jika anak tidak dapat makan (tetapi
masih dapat minum) berikan air gula dengan sendok.
b. Pengobatan dan pencegahan hipotermia
Hiportemia ditandai dengan suhu tubuh yang rendah < 36 0 c Pada
keadaan ini harus di hangatkan dengan cara ibu atau orang dewasa lain
mendekap anak di dadanya lalu di tutupi selimut atau dengan
membungkus anak dengan slimut tebal dan meletakan lampu di
dekatnya. Selama masa penghangatan di lakukan pengukuran suhu anak
pada dubur setiap 30 menit sekali. Jika suhu anak sudah normal dan
stabil tetap di bungkus dengan selimut atau pakaian rangkap agar tidak
jatuh kembali pada kaadaan hipotermia.
c. Pengobatan dan pencegahan kekurangan cairan
Tanda klinis yang sering di jumpai pada anak KEP berat dengan
dehidrasi ada riwayat, anak sangat kehausan, mata cekung, tangan dan
kaki teraba dingin, anak tidak buang air kecil dalam waktu cukup lama.
Tindakan yang dapat dilakukan :
32
(1) Jika anak masih menyusui, teruskan ASI dan berikan setiap ½ jam
sekali tanpa berhenti. Jika anak masih dapat minum, lakukan
tindakan rehidrasi oral dengan memberi minum anak 50 ml (3
sendok makan ) setiap 30 menit dengan sendok makan.
(2) Jika tidak ada personal untuk anak dengan KEP berat dapat
menggunakan oralit yang diencerkan 2 kali. Jika anak tidak dapat
minum, lakukan rehidrasi intravena (infus) RL/Glukosa 5 % dan
Nacl perbandingan 1 : 1
d. Lakukan pemulihan gangguan keseimbangan elektrolit pada semua
KEP berat atau gizi buruk terjadi gangguan keseimbangan elektolit di
antaranya :
(1) Kelebihan natrium (Na) tubuh walaupun kadar Na plasma rendah.
(2) Defisiensi kalium dan Magnesium (Mg).
Ketidakmampuan elektrolit ini memicu terjadinya edema dan
untuk pemulihan keseimbangan elektrolit di perlukan waktu
minimal 2 minggu. Berikan makanan tanpa diberi garam atau
rendah garam, untuk rehidrasi, berikan cairan oralit 1 liter yang di
encerkan 2 x ( dengan Pe+an 1 liter air) ditambah 4 gr kecil dan
50 gr gula atau bila balita KEP bisa makan berikan bahan
makanan yang banyak mengandung mineral bentuk makanan
lumat.
33
e. Lakukan pengobatan dan pencegahan infeksi.
Pada KEP berat, tanda yang umumnya menunjukan adanya infeksi
seperti demam seringkali tidak tampak. Pada semua KEP berat secara
rutin di berikan antibiotik spektrum luas.
f. Pemberian makanan, balita KEP berat
Pemberian diet KEP berat dibagi 3 Fase :
(1) Fase Stabilisasi ( 1-2 hari)
Pada fase stabilisasi perlu pendekatan yang sangat hati- hati
karena keadaan faal anak yang sangat lemah dan kapasitas
homeostatis berkurang, pemberian makanan harus dimulai segera
setelah anak di rawat sehingga energi protein cukup untuk
memenuhi metabolisme basal saja, formula khusus seperti
formula WHO. 75/ modifikasi/ modisko ½ yang dilanjutkan dan
jadwal pemberian makanan harus di susun agar dapat mencapai
prinsip tersebut dengan persaratan sebagai berikut : porsi kecil,
sering, rendah serat dan rendah laktosa, energi 100 kkl/ kilogram
perhari, protein 1-1,5 gram/ kilogram bb/ hari, cairan 130
ml/kg/bb/hari (jika ada edema berat 100 ml/kg/bb/ hari), bila anak
mendapat ASI teruskan, dianjurkan memberi formula.
(2) Fase transisi (minggu II)
(a) Pemberian makanan pada fase transisi di berikan secara
perlahan untuk menghindari resiko gagal jantung yang dapat
34
terjadi bila anak mengkonsumsi makanan dalam jumlah
banyak secara mendadak.
(b) Ganti formula khusus awal (energi 75 kal dan protein 0,9 –
1,0 gr/ 100). Dengan formula khusus lanjutan (energi 100
kkal dan protein 2,9 gr/100 ml) dalam jangka waktu 24 jam.
Modifikasi bubur/ makanan keluarga dapat digunakan asal
kandungan energi dan protein sama.
(c) Naikan dengan 10 ml setiap kali sampai hanya sedikit
formula tersisa, biasanya hanya tercapai jumlah 30 ml/ kg
bb/kali pemberian (200 ml/ kg bb/hari).
(3) Fase rehabilitasi (minggu III-VII)
(a) Formula WHO – F 135/ Pengganti/ modisko ½ dengan
jumlah tidak terbatas dan sering.
(b) Energi : 150-220 kkal/kg bb/hari.
(c) Protein : 4-6 kg/ kkal/kg bb/ hari.
(d) Bila anak masih mendapat ASI, teruskan ASI, ditambah
dengan makanan formula karena energi dan protein ASI tidak
akan mencukupi untuk tumbuh kejar.
(e) Secara perlahan di perkenalkan makanan keluarga.
g. Lakukan penanggulangan kekurangan zat gizi mikro dengan berikan
setiap hari :
(1) Tambahan multivitamin lain
35
(2) Bila BB mulai naik berikan zat besi dalam bentuk tablet besi
folat/ sirup besi.
(3) Bila anak diduga menderita cacingan berikan pirantel pamoat
dosisi tunggal.
(4) Vitamin A oral 1 kali.
(5) Dosis tambahan disesuaikan dengan buku pedoman pemberian
kapsul vitamin A.
h. Berikan stimulasi dan dukungan emosional
i. Persiapan untuk tidak lanjut
Bila BB anak sudah berada digaris warna kuning anak dapat dirawat
dirumah dan dipantau oleh tenaga kesehatan, puskesmas/ bidan di desa
(Nurarif & Kusuma, 2015).
9. Komplikasi
a. Infeksi tuberculosis
b. Malnutrisi kronik
c. Gangguan tumbuh kembang.
d. Hipoglikemia
e. Hipotermia
f. Dehidrasi
g. Gangguan keseimbangan elektrolit (Liansyah, 2015).
36
11. Penyimpangan KDM
Malabsorbsi, infeksi dan kegagalan melakukan sintesis protein
Intake kurang dari kebutuhan
Defisiensi kalori dan protein Perubahan status kesehatan
Fungsi saluran cerna terganggu kurang pengetahuantentang gizi seimbang
HiperperistaltikDefisiensi pengetahuan
Daya tahan tubuh Hilangnya lemak Penyerapan makananmenurun dibantalan kulit di usus menurun Malnutrisi
Keadaan umum lemah Turgor kulit menurun Diare Asam amino esensialdan keriput menurun dan produksi
Portal of entry Distensi abdomen albumin menurunKerusakan integritas
Resiko infeksi kulit Peningkatan asam lambung Atropi/pengecilan otot
Anoreksia Keterlambatan pertumbuhandan perkembangan
Ketidakseimbangan nutrisiKurang dari kebutuhan
tubuh
Bagan 1. Penyimpangan KDM(Sumber : Nurarif & Kusuma, 2015)
37
B. Tinjauan Teoritis Tentang Asuhan Keperawatan
Proses keperawatan adalah metode untuk menerapkan suatu konsep dalam
praktik keperawatan. Hal ini disebut suatu pendekatan problem solving yang
memerlukan ilmu. Teknik dan keterampilan interpersonal dan ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan klien dan keluarga (Nursalam, 2013).
Proses keperawatan terdiri atas lima tahap yang berurutan dan saling
berhubungan yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan
(implementasi), evaluasi dan catatan perkembangan (Nursalam, 2013).
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Nursalam, 2013).
Adapun tahap-tahap pengkajian adalah sebagai berikut :
a. Pengumpulan Data
Tipe data pada pengkajian keperawatan dapat dibedakan menjadi dua
yaitu data subjektif dan data objektif. Data subjektif adalah data yang
didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan
kejadian. Data subjektif ini diperoleh dari riwayat keperawatan termasuk
persepsi klien, perasaan dan ide tentang status kesehatannya sedangkan
data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur oleh perawat.
Yang termasuk data objektif adalah frekuensi pernapasan, tekanan darah,
adanya edema dan berat badan (Nursalam, 2013).
38
Adapun data yang dapat dikumpulkan yaitu :
1) Biodata
a) Identitas Klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,
suku/bangsa, tanggal masuk Rumah Sakit dan tanggal pengkajian,
nomor medrek, diagnosa medik dan alamat (Wong, 2004).
b) Identitas Penanggung Jawab
Meliputi nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
hubungan dengan klien dan alamat (Wong, 2004).
2) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
(1) Riwayat Sebelum Masuk Rumah Sakit
Pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan alasan
utama individu mencari bantuan profesional kesehatan (Wong,
2004).
(2) Keluhan Utama
Merupakan keluhan yang paling menonjol yang dirasakan oleh
klien dan merupakan alasan pokok klien masuk rumah sakit
(keluhan utama saat MRS) atau keluhan utama saat dilakukan
pengkajian oleh beberapa waktu atau hari setelah klien MRS.
Pada umumnya anak dengan marasmus keluhan yang paling
dirasakan oleh klien adalah gangguan pertumbuhan (berat
39
badan semakin lama semakin turun), bengkak pada tungkai,
sering diare dan keluhan lain yang menunjukan terjadinya
kekurangan gizi (Wong, 2004).
(3) Riwayat Keluhan Utama
Keluhan utama klien dijadikan dasar untuk menggali kondisi
klien saat ini dengan menggunakan format PQRST, sebagai
petunjuk untuk mempermudah mengingat langkah-langkah
pengumpulan data.
(a) Paliative/Provokatif (P) : Apa penyebab keluhan tersebut,
Faktor apa saja yang memperberat atau mengurangi
keluhan. Biasanya penyebab diare pada anak dengan
marasmus adalah kekurangan energi protein.
(b) Quality/Quantity (Q) : Bagaimana keluhan tersebut
dirasakan, apakah terlihat, terdengar. Seberapa sering
keluhan itu dirasakan. Keluhan biasanya dirasakan terus
menerus.
(c) Region/Radiasi (R) : Lokasi keluhan tersebut dirasakan,
apakah penyebarannya juga ke area lain. Biasanya pada
anak dengan marasmus ini dirasakan bagian abdomen.
(d) Severity/scale (S) : Severity of scale, Intensitas keluhan
yang dirasakan, apakah sampai mengganggu atau tidak.
Pada klien dengan marasmus tidak mempunyai skala.
40
(e) Timming (T) : Kapan keluhan tersebut mulai muncul/
dirasakan, seberapa sering keluhan tersebut muncul?
apakah munculnya secara tiba-tiba atau bertahap. Biasanya
keluhan dirasakan bertambah pada saat klien bergerak atau
beraktivitas dan berkurang saat klien istrahat/tidur
(Asmadi, 2008).
b) Riwayat Kesehatan Dahulu
(1) Riwayat Antenatal Care (ANC)
Yang perlu diketahui yaitu Kesehatan ibu selama hamil, berapa
kali dalam melakukan pemeriksaan kehamilan, tempat
pemeriksaan, keluhan selama hamil, imunisasi TT berapa kali,
nutrisi selama ibu hamil, lamanya hamil dan kebiasaan atau
perilaku ibu sewaktu hamil yang merugikan bagi
perkembangan dan pertumbuhan janin seperti : kebiasaan
merokok dan mengkonsumsi obat - obatan secara sembarang
(Wong, 2004).
(2) Riwayat Intranatal Care (INC)
Yang perlu diketahui yaitu tempat persalinan, penolong
persalinan, jenis dan lamanya partus, jenis pertolongan
persalinan, berat badan lahir, dan komplikasi waktu lahir
(Wong, 2004).
41
(3) Riwayat Post Natal Care (PNC)
Yang perlu diketahui yaitu keadaan bayi lahir awal, berat badan
dan panjang badan, penilaian APGAR Skor (warna, sianosis,
pucat, ikhterik), demam, kesulitan menghisap, kesulitan
pemberian makan atau ASI (Wong, 2004).
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Yang perlu dikaji adalah silsilah keluarga, pendidikan dan
pekerjaan keluarga, penyakit keluarga, riwayat penyakit keturunan
atau penyakit menular lainnya dalam keluarga dengan
menggunakan genogram keluarga tiga generasi (Wong, 2004).
d) Riwayat Imunisasi
Yang perlu diperhatikan bahwa pemberian imunisasi
dimulai sejak lahir hingga umur 1 (satu) tahun seperti BCG
diberikan 1 kali pada saat usia lahir bayi 0-11 bulan, DPT diberikan
sebanyak 3 kali pada saat usia bayi 2-11 bulan, hepatitis B
diberikan 3 kali pada usia 0-11 bulan, polio diberikan sebanyak 4
kali pada saat usia bayi 0-11 bulan dan campak diberikan 1 kali saat
usia anak 9-11 bulan (Depkes, 2000 dikutip dalam Hidayat, 2012).
e) Riwayat Tumbuh Kembang
(1) Pertumbuhan Fisik Anak
Hal yang perlu diketahui yaitu berat badan selama sakit (berat
badan selama sakit biasanya menurun disebabkan oleh
42
kekurangan energi protein, panjang badan, jumlah gigi, lingkar
kepala, lingkar lengan atas dan lingkar dada. Biasanya pada
anak dengan marasmus terjadi gangguan pertumbuhan dan
perkembangan (Wong, 2004).
(2) Perkembangan Anak
Tabel 3. Perkembangan Anak Usia 0-60 BulanNo Umur
(Bulan)Motorik Kasar Motorik Halus
1. I Dapat memutar kepala darisatu sisi kesisi lain bilatelungkup.
Refleks menggenggam kuat
2. 2 Bila telungkup, dapatmengangkat kepala hampir 45derajat dari meja.
Tangan sering terbuka danreleks menggenggammenghilang.
3. 3 Mampu mengangkat kepaladan bahu dari posisi telungkupsampai 45-90 derajat darimeja.
Menggenggam tangansendiri dan menarik selimutatau pakaian.
4. 4 Mampu duduk tegak biladisangga dan berguling daritelungkup kesisi lain.
Menggenggam objek dengankedua tangan dan dapatmemasukkan objek ke mulut
5. 5 Dapat membalik dari posisitelungkup ke telentang danbila telentang, menempatkankaki ke mulut.
Mampu menggenggamobjek secara volunter danmemainkan jari-jari kaki.
6. 6 Berguling dari telungkup ketelentang
Memegang botol danmenggenggam kaki lalumenarik ke mulut.
7. 7 Bila digendong dalam posisiberdiri, meloncat secara aktif.
Memindahkan objek darisatu tangan ke tangan lain.
8. 8 Duduk dengan mantap tanpasokongan
Mulai menggenggam denganmenggunakan jari telunjuk.
9. 9 Menarik badan ke posisiberdiri dan berdiriberpegangan pada perabot
Menggunakan ibu jari danjari telunjuk dalammenggenggam kasar.
10. 10 Saat berdiri, mengangkat salahsatu kaki untuk melangkah
Mulai menggenggam objekdengan tangan
11. 11 Bila duduk, berputar untukmeraih objek dan berjalanmemegang perabot
Memiliki genggaman lebiherat.
12. 12 Berjalan dengan satu tangandipegang dan dapat duduk dariposisi berdiri tanpa bantuan
Melepaska kotak kedalamcangkir.
43
13. 15 Berjalan tanpa bantuan danmemanjat tangga.
Membangun menara daridua kotak dan mencoret-coret secara spontan
14. 18 Berlari secara kikuk, seringjatuh dan melompat ditempatdengan kedua kaki
Membangun menara tigasampai empat kotak danmengatur sendok tanpamemutar.
15. 24 Berlari dengan seimbang danmenendang bola tanpagangguan keseimbangan
Membangun menara denganenam sampai tujuh kotak
16. 30 Melompat dengan kedua kakidan berdiri pada satu kaki.
Membangun menara dengandelapan kotak.
17. 36 Mengendarai sepeda roda tiga Membangun menara dari 9atau 10 kotak
18. 48 Melompat dan meloncat padasatu kaki dan berjalan,menangkap bola dan menurunitangga dengan kaki bergantian
Menggunakan guntingdengan baik untukmemotong gambarmengikuti garis.
19. 60 Meloncat dan melompat padakaki bergantian melompat dariketinggian 12 inci danbertumpu pada ibu jari kaki.
Mengikat tali sepatu,menggunakan gunting, alatsederhana atau pensildengan sangat baik & dapatmeniru gambar segitiga.
Sumber : (Wong, 2004)
f) Riwayat Nutrisi
yang perlu ditanyakan adalah riwayat pemberian ASI, pemberian
susu formula, pemberian makanan tambahan dan pola perubahan
nutrisi tiap tahapan usia (Wong, 2004).
3) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan melalui empat teknik yaitu
inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi (Nursalam, 2013). Adapun
yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan fisik yaitu :
a) Keadaan Umum
Keadaan umum pasien mulai saat pertama kali bertemu dilanjutkan
sewaktu mengukur tanda-tanda vital.
44
b) Kesadaran
Pada umumnya tingkatan kesadaran terdiri dari enam tingkatan
yaitu :
(1) Komposmentis : sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua
pertanyaan tentang keadaan sekeliling.
(2) Apatis : keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan
dengan kehidupan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.
(3) Somnolen : keadaan kesadaran yang mau tidur saja, dapat
dibangunkan dengan rangsangan nyeri tetapi jatuh tidur lagi.
(4) Delirium : keadaan kacau motorik yang sangat memberontak,
berteriak dan tak sadar terhadap orang lain, tempat dan waktu.
(5) Supor/semikoma : keadaan kesadaran yang menyerupai koma,
reaksi hanya dapat ditimbulkan dengan rangsangan nyeri.
(6) Koma : keadaan kesadaran yang hilang sama sekali dan tidak
dapat dibangunkan dengan rangsangan nyeri apapun (Nurarif &
Kusuma, 2015).
GCS (Glasgow Coma Score) yaitu skala yang digunakan
untuk menilai tingkat kesadaran atau respon utama klien terhadap
lingkungannya yaitu membuka mata, mengucap kata dan
melakukan gerakan (Muttaqin, 2008).
45
Eye (Buka Mata)
(4)
(3)
(2)
(1)
:
:
:
:
Spontan
Berdasarkan suara
Dengan rangsangan nyeri
Tidak ada respon
Respon verbal
(5)
(4)
(3)
(2)
(1)
:
:
:
:
:
Senyum, orientasi terhadap obyek
Menangis tetapi dapat ditenangkan
Menangis dan tidak dapat ditenangkan
Mengerang dan agitatif
Tidak memberi respon
Respon Motorik
(6)
(5)
(4)
(3)
(2)
(1)
:
:
:
:
:
:
Mengikuti perintah/aktif
Melokalisir rangsang nyeri
Menjauhi rangsangan nyeri
Fleksi abnormal
Ekstensi abnormal
Tidak memberi respons (Nurarif & Kusuma, 2015)
c) Tanda-Tanda vital
Tanda-tanda vital terdiri atas empat pemeriksaan, yaitu tekanan
darah, nadi, suhu dan pernapasan. Biasanya anak dengan marasmus
TTV lebih rendah dibandingkan dengan anak sehat (Wong, 2004).
46
d) Pemeriksaan Antropometri
Pengukuran antropometri adalah pengukuran yang dilakukan
untuk mengetahui ukuran–ukuran fisik anak (berat badan, tinggi
badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas dan lingkar dada) dengan
menggunakan alat ukur sesuai usia dan dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4. Pengukuran Antropometri Usia 0 - 60 Bulan
No.Umur
(Bulan)BB (kg) TB (cm) LK (cm)
LILA(cm)
LIDA
(cm)1. 0 2,5-4,0 48-52 32-38 9,5-13,5 30-382. 1 3,0-4,3 49,8-54,6 34-41 - -3. 2 3,6-5,2 52,8-58,1 36-42,5 - -4. 3 4,2-6,0 55,5-61,1 37,5-44 - -5. 4 4,7-6,7 57,8-63,7 38,5-45 - -6. 5 5,3-7,3 59,8-65,9 39,5-45,5 - -7. 6 5,8-7,8 61,6-67,8 40-46 14,75 -8. 7 6,2-8,3 63,2-69,5 40,5-47 14,75 -9. 8 6,6-8,8 64,6-71,0 41-47,5 14,75 -10. 9 7,0-9,2 66,0-72,3 41,5-48 15,10 -11. 10 7,3-9,5 67,2-73,6 41-48 15,10 -12. 11 7,6-9,9 68,5-74,9 42,5-49 15,10 -13. 12 7,8-10,2 69,6-76,1 43-49,5 16,00 -14. 15 8,4-10,9 72,9-79,4, 44-50 - -15. 17 8,9-11,5 75,9-82,4 44,5-50,5 - -16. 24 9,9-12,3 79,2-85,6 45-51 16,25 -17. 29 10,8-13,5 83,7-90,4 45,5-52,5 - -18. 36 11,7-14,6 87,8-94,9 46-53 16,50 -19. 41 12,5-15,7 91,5-99,1 46,5-53,5 - -20. 48 13,2-16,7 96,4-102,9 47-53,8 16,75 -21. 53 13,8-17,7 99,7-106,6 47,5-53,8 - -22. 60 14,5-18,7 102,7-109,9 47,8-54 17,00 -
Sumber: (Djitowiyono, 2010)
untuk menentukan BB Ideal Balita (0-5 tahun) dengan
menggunakan rumus Berat Badan Ideal (BBI) :
(Umur (tahun) X 2) + 8 = 2n + 8
47
Keterangan :
n = umur
2 dan 8 = nilai konstanta (Depkes, 1973 dikutip dalam Nursalam, 2008).
Tabel 5. Berat Badan Ideal (BBI) dalam Kategori
No.Umur
(Tahun)Kategori
Normal Kurus Sangat Kurus1. 1 7,8-10,2 6,1-7,7 < 6,02. 2 9,9-12,3 7,6-9,8 < 7,53. 3 11,7-14,6 8,8-11,6 < 8,74. 4 13,2-16,7 10,0-13,1 < 9,95. 5 14,5-18,7 10,9-14,4 < 11,0
Sumber : (Djitowiyono, 2010)
Selain menggunakan rumus Berat badan ideal (BBI) tersebut,
dapat juga menggunakan rumus sebagai berikut :
BBBMI =
(TB)2
Keterangan :
BB = Berat badan (kg)
TB = Tinggi badan (m)
Interprestasi status gizi berdasarkan kategori IMT / BMI
menurut Kemenkes RI (2003) :
(1) Kategori kurus jika nilai IMT/BMI < 18,0
(2) Kategori normal jika nilai IMT/BMI berada diantara 18,5 - 25,0
(3) Kategori gemuk (obesitas) jika nilai IMT/BMI > 25,0
48
e) Pemeriksaan Fisik Secara Persistem
(1) Sistem Integument
Pada umumnya yang perlu dikaji yaitu warna kulit dan
distribusi rambut, adanya pembengkakan atau tidak dan turgor
kulit. Biasanya anak dengan marasmus kulit kering, turgor kulit
jelek, wajah nampak seperti orang tua, akral teraba dingin dan
mengendor disebabkan karena kehilangan banyak lemak di
bawah kulit dan otot-ototnya terjadi atropi serta rambut tampak
kering dan mudah rontok, kusam, jarang dan depigmentasi
(Engel, 2009).
(2) Sistem Pernapasan
Pada umumnya yang perlu dikaji yaitu bentuk dada simetris
atau tidak, pergerakan dada, frekuensi pernafasan, bunyi napas,
taktil fremitus, vokal resonan, perkusi paru, kembang kempis
paru dan adanya pembengkakan atau tidak. Biasanya pada anak
dengan marasmus terjadi gangguan sistem pernapasan yaitu
batuk, sesak napas dan ada bunyi napas tambahan (ronchi)
(Engel, 2009).
(3) Sistem Kardiovaskuler
Pada umumnya yang perlu dikaji dalam sistem ini adalah
konjungtiva anemis atau tidak, adanya peningkatan vena
49
jugularis, bunyi jantung, adanya peningkatan TD atau tidak dan
bunyi perkusi jantung (Udjianti, 2010).
(4) Sistem Pencernaan
Pada umumnya yang perlu dikaji dalam sistem ini adalah
bentuk mulut dan abdomen simetris atau tidak, warna kulit,
terdapat peradangan atau lesi pada mulut dan gusi, jumlah gigi,
adanya stomatitis, keadaan lidah, adanya pembengkakan,
frekuensi bising usus, bunyi perkusi abdomen dan terdapat
nyeri tekan. Biasanya pada anak dengan marasmus perut
tampak buncit, terjadi hepatomegali dan bising usus meningkat
bila terjadi diare (Wong, 2004).
(5) Sistem Pengindraan
Pada umumnya yang perlu dikaji yaitu kesimetrisan, ketajaman
penglihatan, lapang pandang, konjungtiva anemis atau tidak,
sklera icterus, bentuk hidung, adanya sekret pada hidung atau
tidak, bentuk telinga, adanya nyeri tekan atau tidak. Biasanya
tidak ada kelainan/gangguan pada sistem pengindraan (Engel,
2009).
(6) Sistem Persarafan
Pengkajian neurologi meliputi fungsi serebral yaitu kesadaran
dan status mental, fungsi saraf kranial, fungsi motorik dan
fungsi sensorik (Muttaqin, 2008).
50
(7) Sistem Muskuloskeletal
Pada umumnya yang perlu dikaji yaitu bentuk kesimetrisan,
kekuatan otot dan pergerakan. Biasanya pada anak dengan
marasmus terjadi atrofi otot hingga tulang-tulang terlihat lebih
jelas karena kurangnya asupan energi protein sehingga terjadi
kelemahan otot (Engel, 2009).
(8) Sistem Endokrin
Pada umumnya yang perlu dikaji yaitu adanya pembesaran
kelenjar tiroid dan para tiroid atau tidak, refleks menelan dan
adanya nyeri tekan atau tidak. Biasanya tidak ada kelainan pada
sistem endokrin (Engel, 2009).
(9) Sistem Perkemihan
Pada umumnya yang perlu dikaji adalah fungsi eliminasi klien
apakah terjadi perubahan pola eliminasi atau tidak. Biasanya
tidak ada kelainan pada sistem perkemihan (Engel, 2009).
(10)Sistem Reproduksi
Meliputi fungsi alat reproduksi normal ataupun tidak. Biasanya
tidak ada kelainan pada sistem reproduksi (Engel, 2009).
(11)Sistem Imun
Pada umumnya yang perlu dikaji yaitu daya tahan tubuh klien
apakah menurun atau masih dalam keadaan stabil. Biasanya
anak dengan marasmus terjadi penurunan daya tahan tubuh
51
yang disebabkan kurangnya asupan kalori dan protein (Engel,
2009).
4) Pola Aktifitas Sehari-hari
Yang perlu dikaji dalam kegiatan sehari-hari adalah :
a) Nutrisi
Yang perlu dikaji adalah bagaimana kebiasaan makan klien apakah
ada perubahan sebelum dan selama di rumah sakit, riwayat
pemberian ASI, pemberian makanan tambahan, nafsu makan
biasanya berkurang, kaji apakah ada mual/muntah dan keadaan
umum lemah (Wong, 2004).
b) Eliminasi
BAB dan BAK biasanya tidak terjadi gangguan.
c) Istirahat tidur
Biasanya istirahat tidur klien terganggu, tidak merasa segar setelah
tidur, tidur tampak tidak nyenyak akibat diare (Wong, 2004).
d) Personal hygiene
Bagaimana kebiasaan mandi klien, perawatan rambut, potong kuku,
gosok gigi, apakah ada perubahan selama sakit atau tidak.
Pasien dengan marasmus biasanya belum dapat melakukan personal
hygiene sendiri seperti biasanya karena kelemahan otot sehingga
memerlukan bantuan dari orang-orang terdekat (Wong, 2004).
52
e) Aktivitas & olahraga
Kaji kemampuan klien beraktifitas sebelum sakit dan sesudah sakit.
Aktivitas biasanya belum bisa dilakukan oleh klien akibat
kelemahan yang dirasakan (Wong, 2004).
5) Data Psikologis
a) Status Emosi : dapat dijumpai ketidakstabilan emosi klien dan
keluarga.
b) Pola Koping : hal apa saja yang dilakukan klien dalam mengatasi
masalahnya adakah tindakan yang maladaptif (Nursalam, 2008).
6) Data Sosial
Mencakup orang yang terdekat dengan klien, hubungan dan pola
interaksi klien dalam keluarga dan masyarakat. Biasanya pada anak
terjadi penarikan diri dari interaksi sosialnya atau hubungan
interpersonal akibat ketidakmampuan untuk berkomunikasi (Nursalam,
2008).
7) Data Spritual
Mengidentifikasi tentang keyakinan hidup, optimisme keluarga
terhadap kesembuhan anak (Nursalam, Susilaningrum & Utami, 2008).
8) Reaksi Hospitalisasi
a) Pemahaman orang tua terhadap anaknya yang sakit dan dirawat di
rumah sakit dipengaruhi oleh berbagai macam faktor diantaranya
tingkat keseriusan penyakit anak, pengalaman sebelumnya
53
terhadap sakit dan dirawat di rumah sakit serta prosedur
pengobatan
b) Pemahaman anak tentang rumah sakit dan rawat inap (Nursalam,
2008).
9) Data Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada malformasi anorektal (anus imperforata)
adalah sebagai berikut :
a) Pemeriksaan fisik
b) Mengukur TB dan BB
c) Menghitung indeks masa tubuh, yaitu BB (dalam kilogram) dibagi
dengan tinggi badan (dalam meter)
d) Mengukur ketebalan lipatan kulit kelengan atas sebelah belakang
(lipatan trisep) ditarik menjauhi, sehingga lapisan lemak dibawah
kulitnya dapat diukur, biasanya dengan menggunakan jangka
lengkung (kapiler) lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50%
dari lemak tubuh. Lipatan lemak normal sekitar 1,25 cm pada laki-
laki dan sekitar 2,5 cm pada wanita.
e) Status gizi juga dapat diperoleh dengan mengukur LLA untuk
memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (lean body massa,
massa tubuh yang tidak berlemak) (Nurarif & Kusuma, 2015).
54
10)Pengobatan & Perawatan
a) Pengobatan
(1) Antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi
(2) Pemberian multivitamin
(3) Pemberian zinc jika terjadi diare
(4) Pemberian cairan glukosa/RL 5 % dan Nacl (Nurarif &
Kusuma, 2015).
b) Perawatan
(1) Pencegahan penyakit infeksi, dengan meningkatkan kebersihan
lingkungan dan kebersihan perseorangan.
(2) Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan
sumber energi yang paling baik untuk bayi.
(3) Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi
pada umur 6 tahun ke atas.
(4) Pemberian makanan tinggi kalori dan tinggi protein
(5) Pemberian imunisasi
(6) Penyuluhan /pendidikan gizi tentang pemberian makanan yang
adekuat merupakan usaha pencegahan jangka panjang.
(7) Pemantauan (surveilance) yang teratur pada anak balita di
daerah yang endemis kurang gizi dengan cara penimbangan
berat badan tiap bulan.
55
b. Klasifikasi/ Pengelompokan Data
Klasifikasi/pengelompokan data adalah mengidentifikasi masalah
kesehatan yang terdiri dari data subjektif dan data objektif.
Pengelompokan data merupakan suatu pengaturan yang sistematis yang
terdiri dari :
1) Data Subjektif : merupakan data yang berdasarkan keluhan- keluhan
pasien yang tidak dirasakan oleh orang lain.
2) Data Objektif : merupakan data yang bisa dilihat dan diukur oleh
seorang perawat (Nursalam, 2013).
c. Analisa Data
Analisa data adalah proses intelektual yaitu kegiatan mentabulasi,
menyelidiki, mengklasifikasi, dan mengelompokan data serta
mengkaitkannya untuk menentukan kesimpulan dalam bentuk diagnosa
keperawatan, biasa di temukan data subjektif dan data objektif. Analisa
data terdiri dari PES (Problem, Etiologi, Symptom) (Asmadi, 2008).
d. Prioritas Masalah
Setelah masalah di analisa, maka diprioritaskan sesuai dengan kriteria
prioritas masalah untuk menentukan masalah yang harus segera diatasi
yaitu :
1) Masalah yang dapat mengancam jiwa klien
2) Masalah aktual
3) Masalah potensial atau resiko tinggi (Asmadi, 2008).
56
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan
respon manusia (status kesehatan atau risiko perubahan pola) dari individu
atau kelompok dimana perawat sebagai akuntabilitas dapat mengidentifikasi
dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan,
menurunkan, membatasi, mencegah dan mengubah (Nursalam, 2013).
Diagnosis keperawatan terdiri atas tiga tipe, yaitu diagnosis
keperawatan aktual, diagnosis keperawatan risiko dan diagnosis keperawatan
potensial (Asmadi, 2008).
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan
marasmus berdasarkan ( Nurarif dan Kusuma, 2015). adalah sebagai berikut :
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang kurang.
b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status nutrisi.
c. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan
malnutrisi.
d. Defisiensi pengetahuan mengenai kondisi,diet,perawatan,dan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya informasi.
e. Resiko infeksi berhubungan dengan daya tahan tubuh menurun.
57
3. Perencanaan
Perencanaan adalah salah satu tahap dari proses keperawatan yang
meliputi proses penentuan prioritas dan metode yang akan digunakan untuk
penyelesaian masalah kesehatan klien. Tujuan dari perencanaan adalah
menyusun rencana asuhan keperawatan berdasarkan respon klien terhadap
masalah kesehatan baik yang aktual, risiko, maupun potensial (Nursalam,
2013).
Adapun contoh rencana keperawatan untuk klien dengan marasmus
berdasarkan beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul dapat
diuraikan sebagai berikut :
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang kurang.
Tujuan : kebutuhan nutrisi menjadi adekuat
Kriteria hasil :
1) Nafsu makan meningkat
2) Berat badan dalam batas normal (14-18 kg)
3) Porsi makan dihabiskan
4) Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
58
Tabel 6. Intervensi dan Rasional : Perubahan Nutrisi kurang dari Kebutuhan TubuhNo Intervensi Rasional1)
2)
3)
4)
5)
Kaji tingkat kebutuhan nutrisiklien
Monitor bising usus
Timbang berat badan pasiensetiap hariCatat dan monitor adanyaanoreksia, kelemahan umum,nyeri abdomen munculnya mualdan muntah
Kolaborasi dengan ahli gizi
1) Untuk mengetahui kebutuhan nutrisiklien sehingga dapat menentukanintervensi selanjutnya.
2) Bising usus hiperaktif mencerminkanpeningkatan motilitas lambung yangmenurunkan atau mengubah fungsiabsorbsi.
3) Indikator kebutuhan nutrisi ataupemasukan yang adekuat.
4) Peningkatan aktifitas adrenergic dapatmenyebabkan gangguan sekresi insulinatau terjadi resisten yang mengakibatkanhiperglikemia, polidipsi, poliuria,perubahan kecepatan dan kedalamanpernapasan (tanda asidosis metabolic).
5) Bermanfaat untuk menentukan kegunaanatau kebutuhan kalori dengan tepat
Sumber : Nurarif & Kusuma, 2015. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkandiagnosa medis & NANDA NIC- NOC
b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status nutrisi
Tujuan : Tidak akan terjadi kerusakan pada kulit
Kriteria hasil :
1) Turgor kulit baik
2) Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembapan kulit dan
perawatan alami.
3) Integritas kulit yang baik bisa di pertahankan (sensasi, temperature,
hidrasi dan pigmentasi) dan tidak ada luka.
Tabel 7. Intervensi dan Rasional : Kerusakan Integritas KulitNo Intervensi Rasional1) Anjurkan pasien untuk
menggunakan pakayan yanglonggar
1) Menghindari dermal langsung danmeningkatkan evaporasi lembab padakulit
2) Jaga kebersihan kulit agar tetapbersih dan kering
2) Mencegah terjadinya kerusakan padakulit.
59
3) Mobilisasi pasien (ubah posisipasien setiap dua jam sekali)
3) Baring yang sering akan mengakibatkanpenekanan pada kulit dan mengurangistress pada titik yang tertekan
4) Oleskan lotion atauminyak/baby oil pada daerahyang tertekan
4) Dengan mengoleskan lation akan dapatmenjaga kebersihann kulit dankenyamanann pada kulit
5) Memandikan pasien dengansabun dan air hangat
5) Mandi dapat menjaga kebersihan kulit
Sumber : Nurarif & Kusuma, 2015. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkandiagnosa medis & NANDA NIC- NOC
c. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan
malnutrisi
Tujuan : pertumbuhan dan perkembangan anak baik
Kriteria hasil :
1) Anak berfungsi optimal sesuai tingkatannya
2) Kematangan fisik yaitu tinggi badan dan berat badan sesuai usia.
3) Status nutrisi seimbang
4) Berat badan dalam batas normal (14-18 kg).
Tabel 8. Intervensi dan Rasional : Keterlambatan Pertumbuhan dan PerkembanganNo Intervensi Rasional1) Kaji faktor penyebab gangguan
perkembangan anak1) Agar tindakan yang dilakukan slebih
tepat dan akurat2) Mendorong asupan makanan dan
cairan tinggi kalium yang sesuai2) Membantu dalam proses penyembuhan
3) Berikan pasien makanan yangtinggi kalori dan tinggi proteinserta makanan dan minumanbergizi yang mudah dikonsumsi.
3) Agar perkembangan mental anak tidakmengalami pemberhentian ataukemunduran
4) Kolaborasi dengan ahli gizi,jumlah kalori dan jenis nutrisiyang di butuhkan untukpersyaratan gizi yang sesuai.
4) Untuk mengevaluasi asupan nutrisi
5) Berikan perawatan yang konsisten 5) Dengan perawatan yang baik makadapat mempercepat kesembuhanberbagai macam penyakit
60
6) Pantau kecenderungan kenaikandan penurunan berat badan
6) Untuk mengetahui peningkatan beratbadan
Sumber : Nurarif & Kusuma, 2015. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkandiagnosa medis & NANDA NIC- NOC
d. Defisiensi pengetahuan mengenai kondisi, diet, perawatan dan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.
Tujuan : Dapat mengetahui dan mengerti penyakit yang di alami
Kriteria hasil :
1) Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyaki, kondisi,
prognosis dan program pengobatan
2) Pasien dan keluarga mampu melakasanakan prosedur yang di jelaskan
secara benar
3) Menjelaskan kembali apa yang di jelaskan perawat atau tim kesehatan.
Tabel 9. Intervensi dan Rasional : Defisiensi PengetahuanNo Intervensi Rasional1)
2)
3)
4)
Instruksikan pasien mengenaitanda dan gejala untukmelaporkan pada pemberiperawatan pada kesehatandengan cara yang tepat.Diskusikan perubahan gayahidup yang mungkin di perlukanuntuk mencegah komplikasi dimasa yang akan datang atauproses pengontrolan penyakit.Berikan pengetahuan pasiententang proses penyakitgambarkan tanda & gejala yangbiasa muncul pada penyakit,dengan cara yang tepat.Diskusikan pilihan terapi sertapenanganan.
1) Evaluasi cepat dan intervensi terhadapterjadinya infeksi menurunkan resikokomplikasi lebih serius.
2) Memberikan dasar pengetahuan di manapasien dapat membuat pilihanberdasarkan informasi.
3) Dapat melakukan pendidikan kesehatansesuai dengan tingkat pengetahuan kliensehingga dapat mengidentifikasiterjadinya penyakit serta penangananlebih dini.
4) Klien lebih nyaman dalam menerimaterapi yang diberikan.
Sumber : Nurarif & Kusuma, 2015. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkandiagnosa medis & NANDA NIC- NOC
61
e. Resiko infeksi berhubungan dengan daya tahan tubuh menurun
Tujuan : Tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil :
1) Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
2) Menunjukan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
3) Jumlah leukosit dalam batas normal
Tabel 10. Intervensi dan Rasional : Resiko InfeksiNo. Intervensi Rasional1)
2)
3)
4)
5)
Anjurkan pada keluarga danpengunjung untuk mencucitangan sebelum dan sesudahkontak dengan pasien.Dorong keseimbangan istrahatadekuat dengan aktifitas sedangdan tingkatkan masukan nutrisiadekuatAjarkan pasien dan keluargatentang tanda dan gejala infeksi
Kolaborasi dalam pemberianobat antibiotik.Batasi pengunjung
1) Menurunkan resiko kontaminasi silang
2) Memudahkan proses penyembuhandan meningkatkan tahanan alamiah
3) Untuk menambah pengetahuan pasiendan keluarga tentang penyakit yangdialami
4) Antibiotik dapat berguna secaraprofilaktik untuk mencegah infeksi.
5) Mencegah kontaminasi silang daripengunjung
Sumber : Nurarif & Kusuma, 2015. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkandiagnosa medis & NANDA NIC- NOC
4. Implementasi
Implementasi adalah Pelaksanaan dari rencana intervensi untuk
mencapai tujuan yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah rencana
intervensi disusun dan ditujukan untuk membantu klien mencapai tujuan yang
diharapkan (Nursalam, 2013).
62
Tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan,
pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping. Selama tahap implementasi,
perawat terus melakukan pengumpulan data dan memilih asuhan keperawatan
yang paling sesuai dengan kebutuhan klien (Nursalam, 2013).
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan
perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati
dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada perencanaan (Asmadi, 2008).
Tujuan evaluasi adalah untuk menentukan efektivitas asuhan
keperawatan untuk mencegah atau mengobati respon klien terhadap prosedur
kesehatan yang diberikan, sehingga perawat dapat mengambil keputusan :
a. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan
b. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan
c. Meneruskan rencana tindakan keperawatan
Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP sebagai
pola pikir (Nursalam, 2013).
63
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Laporan Kasus
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
1) Biodata
a) Identitas Klien
Nama : An. S
Umur : 5 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : -
Pekerjaan : -
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Tanggal masuk Rumah Sakit : 28 Februari 2016
Tanggal Pengkajian : 1 Maret 2016
Diagnosa Medik : Marasmus
Nomor Medrek : 0001517483
Alamat : Majalaya
64
b) Identitas penanggung jawab
Nama : Ny. S
Umur : 65 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : Majalaya
Hub dengan klien : Nenek klien
c) Identitas Saudara Kandung
Nama : An. M
Umur : 7 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Hub dengan klien : Kakak klien
2) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
(1) Riwayat Sebelum Masuk Rumah sakit :
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 1 Maret 2016, nenek
klien mengatakan sejak 3 hari sebelum klien masuk rumah
sakit cucunya BAB lebih dari 3 (tiga) kali sehari. Usaha yang
65
dilakukan nenek klien untuk mengatasi keluhan tersebut adalah
dengan memberikan oralit tetapi keluhan tidak teratasi. Melihat
kondisi cucunya saat itu yang masih BAB lebih dari 3 (tiga)
kali sehari dan berbaring lemah, nenek klien berinisiatif
membawa klien di RSUD Majalaya namun tidak mempunyai
biaya untuk pengobatan klien sehingga meminta bantuan pada
tetangganya untuk membantu pengobatan klien, namun tidak
ada perubahan dan pada tanggal 28 Februari 2016, nenek klien
dan tetangganya membawa klien di Rumah Sakit dr. Hasan
Sadikin Bandung untuk dilakukan perawatan.
(2) Keluhan Utama : BAB lebih dari 3 kali sehari
(3) Riwayat keluhan utama :
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 1 Maret 2016, nenek
klien mengatakan cucunya BAB lebih dari 3 kali sehari dengan
konsistensi feses cair, berbusa dan berampas serta berwarna
kehijauan dan penyebabnya tidak diketahui. Keluhan yang
menyertai yaitu lemah.
b) Riwayat Kesehatan Dahulu
(1) Riwayat Antenatal Care (ANC)
(a) Nenek klien mengatakan Ibu klien melakukan perawatan
kehamilan sejak usia 3 (tiga) bulan.
(b) Nenek Klien mengatakan Ibu klien memeriksakan
kehamilannya 2 bulan sekali sejak usia kehamilan 3 bulan.
66
(c) Tempat pemeriksaan kehamilan di Puskesmas
(d) Nenek klien mengatakan keluhan Ibu klien selama hamil
yaitu mengidam, mual dan muntah.
(e) Nenek klien mengatakan pola makan Ibu klien selama
hamil cukup baik.
(f) Lamanya hamil 9 bulan 6 hari
(g) Nenek klien mengatakan selama hamil ibu klien belum
pernah dirawat di rumah sakit.
(2) Riwayat Intranatal Care (INC)
(a) Nenek klien mengatakan bahwa ibu klien melahirkan
anaknya di rumah sendiri.
(b) Nenek klien mengatakan proses kelahiran klien ditolong
oleh bidan.
(c) Nenek klien mengatakan proses persalinan ibu klien normal
dan lamanya partus + 1 jam.
(d) Jenis pertolongan persalinan spontan
(e) Nenek klien mengatakan klien lahir tanpa ada penyulit/
komplikasi selama melahirkan.
(3) Riwayat Post Natal Care (PNC)
(a) Nenek klien mengatakan keadaan klien waktu lahir baik
dan sehat.
(b) Nenek klien mengatakan BB klien waktu lahir adalah 2.700
gr (2,7 kg) dan panjang badan 48 cm.
67
(c) APGAR score tidak di ketahui.
(d) Nenek klien mengatakan klien tidak pernah mendapatkan
imunisasi.
(e) Nenek klien mengatakan tidak pernah mengalami
kecelakaan dan tidak ada riwayat keracunan.
(f) Nenek klien mengatakan cucunya tidak mempunyai riwayat
alergi baik terhadap makanan, minuman maupun obat –
obatan.
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
(1) Nenek klien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang
menderita penyakit yang sama dengan klien.
(2) Nenek klien mengatakan bahwa kedua orang tua klien
pendidikannya SD dan bekerja merantau.
(3) Nenek klien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang
mengalami penyakit malnutrisi seperti marasmus, kwashiorkor
dan penyakit malnutrisi lainnya.
G I
G II
G III
Bagan 1. Genogram 3 Generasi
? ?
35
??
25
? ?
5
65
7
x
? x
5
68
Keterangan :
: Laki – laki : Tinggal serumah
: Perempuan X : Meninggal
? : Usia tidak diketahui : Hubungan pernikahan
: Klien : Garis Keturunan
d) Riwayat Imunisasi
Nenek klien mengatakan klien tidak pernah mendapatkan
imunisasi.
e) Riwayat Tumbuh Kembang
(1) Pertumbuhan Fisik Anak
(a) Berat badan saat lahir 2.700 gr (2,7 kg)
(b) Berat badan saat ini 9 kg
(c) Panjang badan saat lahir 48 cm
(d) Panjang badan saat ini 72 cm
(e) Usia mulai tumbuh gigi 6 bulan.
(2) Perkembangan Anak
(a) Mampu mengangkat kepala dan bahu : 5 bulan
(b) Berguling : 8 bulan
(c) Duduk dengan mantap tanpa sokongan : 11 bulan
(d) Mulai menggenggam objek dengan tangan : 12 bulan
(e) Duduk dari posisi berdiri tanpa bantuan : 14 bulan
(f) Berjalan tanpa bantuan dan memanjat tangga : 17 bulan
(g) Berlari secara kikuk : 21 bulan
69
(h) Berlari dengan seimbang dan menendang bola tanpa
gangguan keseimbangan : 27 bulan
(i) Melompat dengan kedua kaki : 32 bulan
(j) Mengendarai sepeda roda tiga kotak : 40 bulan
(k) Menuruni tangga dengan kaki bergantian : 52 bulan
(l) Meloncat dan melompat : 64 bulan
Nenek klien mengatakan pertumbuhan dan
perkembangan klien lambat dan tidak sesuai dengan
perkembangan anak seusianya. Nenek klien juga mengatakan
bahwa pertumbuhan dan perkembangan klien berbeda dengan
tahapan perkembangan saudaranya. Nampak pertumbuhan dan
perkembangan terganggu.
f) Riwayat Nutrisi
(1) Riwayat Pemberian ASI
(a) Pertama kali disusui : setelah lahir
(b) Waktu pemberian : tidak menentu
(c) Cara pemberian : berbaring disisi bayi atau dengan
cara duduk memangku bayi
(d) Lamanya pemberian: 1 bulan
(2) Pemberian Susu Formula
(a) Alasan pemberian : anak sudah tidak menyusui dengan
ASI.
(b) Jumlah pemberian : 400-500 ml / hari
(c) Cara pemberian : menggunakan dot
70
(3) Pemberian Makanan Tambahan
(a) Pertama kali di berikan pada usia 1 bulan
(b) Jenis makanan tambahan adalah SUN
(4) Pola perubahan nutrisi tiap tahapan usia sampai nutrisi saat ini
Tabel 11. Pola Perubahan NutrisiNo. Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian
1.2.3.4.
0 bulan1 bulan11 bulan25 bulan
ASISusu formula + SUNSusu + menu keluargaSusu (kadang-kadang) + airputih + menu keluarga(Nasi, ikan dan sayur) tapijarang sampai sekarang.
1 bulan10 bulan24 bulanSampai sekarang
3) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum : Lemah
b) Kesadaran : Composmentis, GCS 15 (E4 V5 M6)
c) Tanda-Tanda Vital :
(1) Tekanan Darah : 100/70 mmHg
(2) Nadi : 98x/menit
(3) Suhu badan : 36,6 °C
(4) Pernapasan : 28 x/menit
d) Pemeriksaan Antropometri
(1) Tinggi badan : 72 cm
(2) Berat badan : 9 kg
(3) Lingkar kepala : 48 cm
(4) Lingkar lengan atas : 11 cm
(5) Lingkar perut : 42 cm
71
BMI : BB(TB)2
9 = 9 = 17, 36(72)2 0,5184
BMI : 17,36 kg/m (kurus)
e) Pemeriksaan Fisik Secara Persistem
(1) Sistem Integument
Rambut nampak tipis, jarang, kaku dan kemerahan seperti
rambut jagung, rambut nampak kusam dan berminyak serta
distribusi rambut tidak merata, wajah nampak seperti orang
tua, warna kulit sawo matang, kulit nampak keriput seperti
orang tua dan turgor kulit jelek, tidak ada nyeri tekan, kulit
teraba lengket dan akral teraba hangat dengan suhu 36,60c,
fungsi peraba klien baik dimana klien dapat membedakan
sensasi panas, dingin, tajam dan kasar.
(2) Sistem Pernapasan
Bentuk dada normal, perbandingan antara diameter anterior
posterior dengan diameter transversal 1 : 2, tidak terdapat
adanya retraksi dinding dada, tidak terdapat penggunaan otot-
otot bantu pernapasan, irama napas reguler, frekuensi napas 28
x/menit, tidak terdapat adanya nyeri dada dan pembengkakan
pada dada, ekspansi paru simetris, perkusi paru terdengar
resonan, bunyi napas vesikuler dan tidak ada bunyi suara
nafas tambahan seperti ronchi atau wheezing.
72
(3) Sistem Kardiovaskuler
Konjungtiva anemis, tidak terdapat sianosis, tidak terdapat
peningkatan vena jugularis (JVP), CRT > 3 detik, nadi karotis
teraba, nampak ictus kordis dan teraba pada ICS V garis
midklavikula kiri, perkusi jantung pekak, auskultasi terdengar
bunyi jantung Lup (S1) terdengar pada ICS 4 & 5 garis
midklavikula kiri dan bunyi jantung Dup (S2) terdengar pada
ICS 2 daerah parasternal kanan dan kiri dan tidak ada bunyi
jantung tambahan/mur-mur.
(4) Sistem Pencernaan
Mukosa bibir kering, tidak ada lesi atau peradangan, gigi
nampak kotor, tidak ada karies, tidak ada stomatitis, tidak ada
perdarahan gusi, jumlah gigi belum lengkap, lidah bersih dan
berwarna merah, pergerakan lidah kesegala arah, palatum dan
faring merah muda dan lunak, tidak ada sianosis, refleks
menelan baik dimana klien tidak mengalami kesulitan
menelan, fungsi pengecapan klien baik dimana klien dapat
merasakan rasa manis, asin, asam dan pahit, abdomen nampak
buncit, klien nampak kurus, bising usus 7 x/menit, perkusi
abdomen hipertimpani pada daerah epigastrium, tidak teraba
adanya pembesaran hati dan limpa dan tidak terdapat nyeri
tekan pada abdomen.
73
(5) Sistem Pengindraan
(a) Mata
Simetris kiri dan kanan, kelopak mata dapat membuka dan
menutup, mata nampak cekung, konjungtiva anemis,
sklera tidak ikterik, refleks pupil (+) dan isokor, klien
dapat menggerakan bola mata kesegala arah seperti
kebawah, atas dan dalam, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembengkakan dan tidak ada peningkatan TIO, fungsi
penglihatan baik dimana klien dapat melihat papan nama
perawat dan menyebut warnanya dengan jarak 30 cm.
(b) Telinga
Aurikula simetris kiri dan kanan, tidak ada lesi pada
telinga, tidak ada serumen, perdarahan atau peradangan
pada lubang telinga, tidak ada nyeri tekan dan
pembengkakan pada telinga, fungsi pendengaran klien
baik dimana klien dapat mendengar suara gesekan rambut.
(c) Hidung
Bentuk hidung simetris kiri dan kanan, tidak terdapat
sekret, tidak ada epitaksis/perdarahan pada hidung, tidak
ada pembengkakan dan nyeri tekan, fungsi penciuman
klien baik dimana klien dapat membedakan antara bau
parfum dan minyak gosok.
74
(d) Mulut
Mukosa bibir kering, gigi nampak kotor, tidak ada lesi
atau peradangan, tidak ada karies, tidak ada stomatitis,
tidak ada perdarahan gusi, jumlah gigi belum lengkap,
lidah bersih dan berwarna merah, pergerakan lidah
kesegala arah, palatum dan faring merah muda dan lunak,
tidak ada sianosis, refleks menelan baik dimana ketika
klien dianjurkan untuk menelan, klien tidak mengalami
kesulitan, fungsi pengecapan klien baik dimana klien
dapat merasakan rasa manis, asin, dan pahit.
(e) Kulit
Warna kulit sawo matang, kulit nampak keriput seperti
orang tua dan turgor kulit jelek, kulit teraba lengket dan
akral teraba hangat dengan suhu 36,60c, fungsi peraba
klien baik dimana klien dapat membedakan sensasi panas,
dingin, tajam dan kasar.
(6) Sistem Persarafan
(a) Fungsi Serebral
i. Status mental : orientasi klien terhadap orang, tempat
dan waktu baik dibuktikan dengan klien mengenal
neneknya dan klien mampu menyebutkan tempat
klien berada sekarang.
ii. Kesadaran : Composmentis, GCS 15 (E4 V5 M6)
75
iii. Bicara : baik klien dapat menyebutkan dua benda
yang ditunjukan yaitu pulpen dan jam tangan dan
klien dapat menjawab pertanyaan dengan benar.
(b) Sistem Saraf Kranial
i. N I (Olfaktorius)
Fungsi penciuman klien baik dimana klien dapat
membedakan antara bau parfum dan minyak gosok.
ii. N II (Optikus)
Fungsi penglihatan klien baik dimana klien dapat
melihat papan nama perawat dan menyebut warnanya
dengan jarak 30 cm.
iii. N III, N IV, N VI (Okulomotorius, Troklearis,
Abdusen).
Kontraksi pupil : isokor (miosis), mata nampak
cekung dan gerakan kelopak mata baik dimana
kelopak mata klien dapat membuka dan menutup,
klien dapat menggerakan bola mata kesegala arah
seperti kebawah, atas dan dalam.
iv. N V (Trigeminus)
Klien dapat membedakan sensasi halus dan kasar,
tidak ada gangguan dalam mengunyah dan tidak
terjadi paralisis pada otot wajah.
76
v. N VII (Facialis)
Klien dapat mengerutkan dahi, keadaan alis simetris
dan dapat mengangkat alis.
vi. N III (Akustikus/Auditorius)
Fungsi pendengaran klien baik dimana klien dapat
mendengar suara gesekan rambut dan klien dapat
mendengar suara dan melakukan perintah.
vii. N IX (Glosofaringeus)
Refleks menelan dan refleks muntah baik dimana
ketika klien dianjurkan untuk menelan, klien tidak
mengalami kesulitan.
viii. N X (Vagus)
Klien dapat membuka mulut dan dapat berbicara
dengan jelas.
ix. N XI (Asesorius)
Klien dapat memalingkan/menoleh ke kiri dan ke
kanan serta klien dapat mengangkat bahu.
x. N XII (Hipoglosus)
Klien dapat menggerakan lidahnya ke samping/segala
arah.
(c) Fungsi sensorik
Klien dapat berespon terhadap rangsangan nyeri dan suhu.
77
(d) Fungsi motorik
Kekuatan otot 4 44 4
(7) Sistem Musculoskeletal
(a) Ekstermitas atas
Bentuk kedua ekstremitas atas simetris kiri dan kanan,
nampak terdapat atropi otot pada kedua ekstremitas,
nampak terpasang infus N4 4 tpm pada tangan kanan,
tidak ada edema, kuku nampak panjang dan kotor,
pergerakan (ROM) kedua ekstremitas tidak terbatas, tidak
ada nyeri tekan dan pembengkakan, CRT > 3 detik,
refleks biceps +/+, tricep +/+, kekuatan otot
Ekstermitas bawah
Bentuk kedua ekstremitas bawah simetris kiri dan kanan,
nampak terdapat atropi otot pada kedua ekstremitas dan
pantat begi, Kuku nampak panjang dan kotor, tidak ada
edema pada kedua tungkai, pergerakan (ROM) kedua
ekstremitas tidak terbatas, tidak ada nyeri tekan dan
pembengkakan, CRT > 3 detik, refleks patella +/+, refleks
babinsky -/-, nampak tidak ada kesulitan dalam bergerak,
kekuatan otot 4 4
(8) Sistem Endokrin
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan paratiroid dan
tidak ada nyeri tekan pada kelenjar tiroid dan paratiroid.
78
(9) Sistem Perkemihan
Tidak terdapat adanya edema pada palpebra, tidak ada nyeri
atau keluhan saat berkemih dan tidak terdapat distensi kandung
kemih.
(10)Sistem Reproduksi
Nampak tidak ada pembengkakkan dan kelainan pada
genetalia.
(11)Sistem Imun
Tidak ada pembesaran pada kelenjar limfe dan tidak ada nyeri
tekan di daerah kelenjar limfe.
4) Pola Aktivitas Sehari-hari
Tabel 12. Pola aktivitas sehari-hariNo Pola kebutuhan Sebelum dirawat Selama di rawat1. Pola Nutrisi :
a. Makan1) Frekuensi2) Jenis
3) Porsi makan
4) Nafsu makan
3x sehariNasi/bubur, ikan dansayur (kadang-kadang).di habiskan
Baik
3 x seharibubur
Tidak di habiskan hanya½ porsi dihabiskan.Menurun
b. Minum1) Jumlah2) Jenis3) Keluhan
400-450 gelas / hari.Air putih/susuTidak ada
500-500 gelas / hari.Air putihTidak ada
2. Pola Eliminasi :a. BAB :
1) Frekuensi2) Warna3) Konsistensi4) Keluhan
b. BAK :1) Frekuensi2) Jumlah3) Warna4) Bau5) Keluhan
2-3x sehariKuning kecoklatanLembekTidak ada
4-5 kali sehari400-500 cc / hariKuning jernihKhas amoniakTidak ada
> 3x sehariKehijauanCairTidak ada
Tidak menentu800-1000cc/hrKuning jernihKhas amoniakTidak ada
79
3. Istrahat dan tidura. Siangb. MalamKeluhan
Kualitas2– 3 jam / hari9-10 jam / hari.Tidak ada
Kualitas1–2 jam / hari9 – 10 jam / hariTidak ada
4. Personal hygienea. Mandib. Mencuci rambutc. Gosok gigid. Gunting kuku
2x sehari3x seminggu2 x sehariSetiap minggu
Belum pernahBelum pernahBelum pernahBelum pernahNenek klien mengatakanselama masuk rumahsakit cucunya belumpernah mandi, keramas,sikat gigi dan potongkuku.
5. Aktivitas /Olahraga Aktivitas klien setiaphari bermain bersamateman-temannya.
Klien nampak lemah danberbaring di atas tempattidur dan nampakaktivitas klien dibantuoleh keluarga danperawat.Nenek klien mengatakanaktivitas klien dibantuoleh keluarga danperawat.
5) Data Psikologis
Nenek klien mengatakan cemas dan khawatir dengan keadaan dan
kondisi cucunya saat ini. Nenek klien nampak cemas dan gelisah,
nampak nenek klien selalu bertanya-tanya tentang penyakit yang
dialami cucunya dan nenek klien nampak bingung jika ditanya
mengenai penyakit klien.
6) Data Sosial
a) Klien tinggal bersama neneknya dan orang yang terdekat dengan
klien adalah neneknya.
b) Klien selalu bermain dengan teman-temannya disekitar rumah
dan Pola bermain klien teratur.
80
7) Data Spritual
Klien dan keluarganya beragama islam, nenek klien selalu berdoa
kepada tuhan agar anaknya cepat sembuh dan nenek klien mulai
mengajarkan dan mengenalkan pada anaknya tentang shalat 5 waktu.
8) Reaksi Hospitalisasi
a) Pemahaman nenek terhadap anaknya yang sakit dan dirawat di
rumah sakit
(1) Alasan nenek klien membawa klien ke Rumah Sakit karena
klien sering BAB lebih dari 3 kali sehari.
(2) Nenek klien berharap agar klien cepat sembuh
(3) Nenek klien mengatakan belum mengetahui penyakit
cucunya.
(4) Perasaan nenek klien saat ini yaitu sangat cemas dan khawatir
dengan keadaan dan kondisi cucunya saat ini.
b) Pemahaman anak tentang rumah sakit dan rawat inap
Klien belum memahami tentang rawat inap dan klien belum bisa
beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Klien mengatakan
ingin cepat pulang karena sudah tidak betah di rumah sakit.
81
9) Data Penunjang
Tabel 13. Hasil Pemeriksaan LaboratoriumNo. Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan1.
2.
3.
4.
HematologiHemoglobinHematokritEritrositLeukositTrombositIndeks EritrositMCVMCHMCHCHitung Jenis LeukositBasofilEosinofilBatangSegmenLimfositMonositMetomilositKimia KlinikAST SGOTALT SGPTGDSCRP KuantitatifNatrium
11,936
5,048.800
669.000
71,823,632,9
0114936121
4142922,9138
11,5 - 13,534 - 40
4,11- 5,955.000 - 14.500
150.000 - 450.000
75 - 8724 - 3031 - 37
0,1 - 11 - 63 - 5
30 - 5530 - 482 - 10
< 31< 33
< 140< 5
135- 145
10) Pengobatan
a) Ampicilin 4 x 450 mg/6 jam/IV
b) Gentamisin 80 mg/amp/1x70 mg/24 jam/IV
c) As. Folat 1 mg/tab/1x1 mg/24 jam
d) Zinc 20 mg/tab/1x1 mg/24 jam
e) Multivitamin syr 1 x 1 sendok/24 jam
82
b. Klasifikasi Data
DS :
1) Nenek klien mengatakan cucunya BAB lebih dari 3 kali sehari
dengan konsistensi feses cair, berbusa dan berampas serta
berwarna kehijauan.
2) Nenek klien mengatakan nafsu makan cucunya menurun.
3) Nenek klien mengatakan pertumbuhan dan perkembangan klien
lambat dan tidak sesuai dengan perkembangan anak seusianya.
4) Nenek klien juga mengatakan bahwa pertumbuhan dan
perkembangan klien berbeda dengan tahapan perkembangan
saudaranya.
5) Nenek klien mengatakan aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan
perawat.
6) Nenek klien mengatakan selama masuk rumah sakit cucunya
belum pernah mandi, keramas, sikat gigi dan potong kuku.
7) Nenek klien mengatakan cemas dan khawatir dengan keadaan dan
kondisi cucunya saat ini.
8) Nenek klien mengatakan belum mengetahui penyakit cucunya.
DO :
1) Mukosa bibir kering
2) Mata nampak cekung
3) Konjungtiva anemis
4) CRT > 3 detik
83
5) Klien nampak lemah
6) Nampak porsi makan tidak di habiskan, hanya ½ porsi
dihabiskan.
7) Nampak nafsu makan menurun.
8) Lingkar lengan atas : 11 cm
9) Lingkar perut : 42 cm
10) BMI : 17,36 (kurus)
11) Wajah nampak seperti orang tua.
12) Kulit nampak keriput seperti orang tua dan turgor kulit jelek
13) Nampak terdapat atropi otot pada kedua ekstremitas dan pantat
begi.
14) Nampak pertumbuhan dan perkembangan terganggu.
15) Klien nampak lemah dan berbaring di atas tempat tidur.
16) Nampak aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan perawat.
17) Kekuatan otot 4 44 4
18) Rambut nampak tipis, jarang, kaku dan kemerahan seperti rambut
jagung.
19) Rambut nampak kusam dan berminyak serta distribusi rambut
tidak merata
20) Kulit teraba lengket
21) Gigi nampak kotor
22) Kuku nampak panjang dan kotor
23) Nenek klien nampak cemas dan gelisah.
84
24) Nampak nenek klien selalu bertanya-tanya tentang penyakit
yang dialami cucunya.
25) Nenek klien nampak bingung jika ditanya mengenai penyakit
klien
26) Nampak ada kemerahan pada bagian punggung belakang.
27) SGOT : 41 U/mL
28) SGPT : 42 U/mL
c. Analisa Data
Tabel 14. Analisa DataNo Symptom Etiologi Problem1. DS :
a) Nenek klien mengatakancucunya BAB lebih dari 3kali sehari dengankonsistensi feses cair,berbusa dan berampas sertaberwarna kehijauan.
DO :a) Mukosa bibir keringb) Mata nampak cekungc) Kulit nampak keriput seperti
orang tua dan turgor kulitjelek
d) CRT > 3 detike) Klien nampak lemah
Malabsorbsi, infeksi,kegagalan melakukan
sintesis protein↓
Intake kurang darikebutuhan
↓defisiensi kalori & protein
↓fungsi saluran cerna
terganggu↓
Hiperperistaltik↓
Penyerapan makanan diusus menurun
↓Diare
↓Frekuensi BAB meningkat
↓
Kehilangan cairan danelektrolit berlebihan
↓Gangguan keseimbangan
cairan dan elektroit↓
Dehidrasi↓
Kekurangan volume cairan
Kekuranganvolume cairan
85
2. DS :a) Nenek klien mengatakan
nafsu makan cucunyamenurun.
DO :a) Nampak porsi makan tidak
di habiskan, hanya ½ porsidihabiskan.
b) Nampak nafsu makanmenurun.
c) Lingkar lengan atas : 11 cmd) Lingkar perut : 42 cme) BMI : 17,36 kg/m (kurus)f) Rambut nampak tipis,
jarang, kaku dan kemerahanseperti rambut jagung.
g) Rambut nampak kusam danberminyak serta distribusirambut tidak merata.
Malabsorbsi, infeksi,kegagalan melakukan
sintesis protein↓
Intake kurang darikebutuhan
↓defisiensi kalori & protein
↓fungsi saluran cerna
terganggu↓
Hiperperistaltik↓
Penyerapan makanan diusus menurun
↓Diare
↓Distensi abdomen
↓Peningkatan asam
lambung↓
Anoreksia↓
Ketidakseimbangan nutrisikurang dari kebutuhan
tubuh
Ketidakseimbangan nutrisi kurangdari kebutuhan
tubuh
3. DS :a) Nenek klien mengatakan
pertumbuhan danperkembangan klien lambatdan tidak sesuai denganperkembangan anakseusianya.
b) Nenek klien jugamengatakan bahwapertumbuhan danperkembangan klienberbeda dengan tahapanperkembangan saudaranya.
DO :a) Nampak terdapat atropi otot
pada kedua ekstremitas danpantat begi.
b) Nampak pertumbuhan danperkembangan terganggu
Malabsorbsi, infeksi,kegagalan melakukan
sintesis protein↓
Intake kurang darikebutuhan
↓Defisiensi kalori & protein
↓Malnutrisi
↓Asam amino esensial
menurun dan produksialbumin menurun
↓Atropi/ pengecilan otot
↓Keterlambatan
pertumbuhan danperkembangan
Keterlambatanpertumbuhan dan
perkembangan
4. DS :a) Nenek klien mengatakan
aktivitas klien dibantu olehkeluarga dan perawat.
Malabsorbsi, infeksi,kegagalan melakukan
sintesis protein↓
Intake kurang darikebutuhan
Intoleransiaktifitas
86
DO :a) Klien nampak lemah dan
berbaring di atas tempattidur.
b) Konjungtiva anemisc) Nampak aktivitas klien
dibantu oleh keluarga danperawat. 4 4
d) Kekuatan otot 4 4
↓defisiensi kalori & protein
↓fungsi saluran cerna
terganggu↓
Hiperperistaltik↓
Penyerapan makanan diusus menurun
↓Diare
↓Distensi abdomen
↓Peningkatan asam
lambung↓
Anoreksia↓
Ketidakseimbangan nutrisikurang dari kebutuhan
tubuh↓
Kelemahan otot↓
Intoleransi aktifitas5. DS :
a) Nenek klien mengatakanselama masuk rumah sakitcucunya belum pernahmandi, keramas, sikat gigidan potong kuku.
b) Nenek klien mengatakanaktivitas klien dibantu olehkeluarga dan perawat.
DO :a) Rambut nampak kusam dan
berminyak serta distribusirambut tidak merata.
b) Kulit teraba lengketc) Gigi nampak kotord) Kuku nampak panjang dan
kotore) Nampak aktivitas klien
dibantu oleh keluarga danperawat
Diare↓
Distensi abdomen↓
Peningkatan asamlambung
↓Anoreksia
↓Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhantubuh
↓Kelemahan otot
↓Intoleransi aktifitas
↓Defisit perawatan diri
Defisit perawatandiri
6. DS :a) Nenek klien mengatakan
cemas dan khawatir dengankeadaan dan kondisicucunya saat ini.
b) Nenek klien mengatakanbelum mengetahui penyakitanaknya.
Malabsorbsi, infeksi,kegagalan melakukan
sintesis protein↓
Intake kurang darikebutuhan
↓Defisiensi kalori & protein
Kecemasankeluarga
87
DO :a) Nenek klien nampak cemas
dan gelisah.b) Nampak nenek klien selalu
bertanya-tanya tentangpenyakit yang dialamicucunya.
c) Nenek klien nampakbingung jika ditanyamengenai penyakit klien
↓Marasmus
↓Perubahan status kesehatan
↓Kurang terpaparnya
informasi↓
Kurang pengetahuantentang penyakit
↓Koping tidak efektif
↓Stress psikologis
↓Kecemasan keluarga
7. DS : -DO :
a) Kulit nampak keriput sepertiorang tua dan turgor kulitjelek
a) Nampak ada kemerahanpada bagian punggungbelakang.
b) Klien nampak lemah danberbaring di atas tempattidur.
Malabsorbsi, infeksi,kegagalan melakukan
sintesis protein↓
Intake kurang darikebutuhan
↓Defisiensi kalori dan
protein↓
Hilangnya lemakdibantalan kulit
↓Turgor kulit menurun dan
keriput↓
Resiko kerusakanintegritas kulit
ResikoKerusakan
integritas kulit
8. Resiko infeksi berhubungandengan daya tahan tubuhmenurun, di tandai dengan :DS : -DO :
a) Nampak ada kemerahanpada bagian punggungbelakang.
Malabsorbsi, infeksi,kegagalan melakukan
sintesis protein↓
Intake kurang darikebutuhan
↓Defisiensi kalori dan
protein↓
Daya tahan tubuh menurun↓
Keadaan umum lemah↓
Portal of entry↓
Resiko infeksi
Resiko infeksi
88
d. Prioritas Masalah
1) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya cairan
dan eletrolit berlebih (diare), ditandai dengan :
DS :
a) Nenek klien mengatakan cucunya BAB lebih dari 3 kali sehari
dengan konsistensi feses cair, berbusa dan berampas serta
berwarna kehijauan.
DO :
a) Mukosa bibir kering
b) Mata nampak cekung
c) Kulit nampak keriput seperti orang tua dan turgor kulit jelek
d) CRT > 3 detik
e) Klien nampak lemah
2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang kurang, ditandai dengan :
DS :
a) Nenek klien mengatakan nafsu makan cucunya menurun.
DO :
a) Nampak porsi makan tidak di habiskan, hanya ½ porsi
dihabiskan.
b) Nampak nafsu makan menurun.
c) Lingkar lengan atas : 11 cm
d) Lingkar perut : 42 cm
89
e) BMI : 17,36 kg/m (kurus)
f) Rambut nampak tipis, jarang, kaku dan kemerahan seperti
rambut jagung.
g) Rambut nampak kusam dan berminyak serta distribusi rambut
tidak merata.
3) Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan
dengan malnutrisi, di tandai dengan :
DS :
a) Nenek klien mengatakan pertumbuhan dan perkembangan klien
lambat dan tidak sesuai dengan perkembangan anak seusianya.
b) Nenek klien juga mengatakan bahwa pertumbuhan dan
perkembangan klien berbeda dengan tahapan perkembangan
saudaranya.
DO :
a) Nampak terdapat atropi otot pada kedua ekstremitas dan pantat
begi.
b) Nampak pertumbuhan dan perkembangan terganggu.
4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot, ditandai
dengan :
DS :
a) Nenek klien mengatakan aktivitas klien dibantu oleh keluarga
dan perawat.
90
DO :
a) Klien nampak lemah dan berbaring di atas tempat tidur
b) Konjungtiva anemis
c) Nampak aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan perawat
d) Kekuatan otot 4 4
5) Defisit perawatan diri berhubungan dengan proses penyakit, ditandai
dengan :
DS :
a) Nenek klien mengatakan selama masuk rumah sakit cucunya
belum pernah mandi, keramas, sikat gigi dan potong kuku.
b) Nenek klien mengatakan aktivitas klien dibantu oleh keluarga
dan perawat.
DO :
a) Rambut nampak kusam dan berminyak serta distribusi rambut
tidak merata.
b) Kulit teraba lengket
c) Gigi nampak kotor
d) Kuku nampak panjang dan kotor
e) Nampak aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan perawat
6) Kecemasan keluarga berhubungan dengan kurang pengetahuan
keluarga tentang penyakit klien, ditandai dengan :
91
DS :
a) Nenek klien mengatakan cemas dan khawatir dengan keadaan
dan kondisi cucunya saat ini.
b) Nenek klien mengatakan belum mengetahui penyakit anaknya.
DO :
a) Nenek klien nampak cemas dan gelisah.
b) Nampak nenek klien selalu bertanya-tanya tentang penyakit
yang dialami cucunya.
c) Nenek klien nampak bingung jika ditanya mengenai penyakit
klien.
7) Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring
lama, ditandai dengan :
DS : -
DO :
a) Kulit nampak keriput seperti orang tua dan turgor kulit jelek
b) Nampak ada kemerahan pada bagian punggung belakang.
c) Klien nampak lemah dan berbaring di atas tempat tidur.
8) Resiko infeksi berhubungan dengan daya tahan tubuh menurun,
di tandai dengan :
DS : -
DO :
a) Nampak ada kemerahan pada bagian punggung belakang.
92
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya cairan dan
eletrolit berlebih (diare), ditandai dengan :
DS :
1) Nenek klien mengatakan cucunya BAB lebih dari 3 kali sehari
dengan konsistensi feses cair, berbusa dan berampas serta
berwarna kehijauan.
DO :
1) Mukosa bibir kering
2) Mata nampak cekung
3) Kulit nampak keriput seperti orang tua dan turgor kulit jelek
4) CRT > 3 detik
5) Klien nampak lemah
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang kurang, ditandai dengan :
DS :
1) Nenek klien mengatakan nafsu makan cucunya menurun.
DO :
1) Nampak porsi makan tidak di habiskan, hanya ½ porsi
dihabiskan.
2) Nampak nafsu makan menurun.
3) Lingkar lengan atas : 11 cm
4) Lingkar perut : 42 cm
93
5) BMI : 17,36 kg/m (kurus)
6) Rambut nampak tipis, jarang, kaku dan kemerahan seperti rambut
jagung.
7) Rambut nampak kusam dan berminyak serta distribusi rambut
tidak merata.
c. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan
malnutrisi, di tandai dengan :
DS :
1) Nenek klien mengatakan pertumbuhan dan perkembangan klien
lambat dan tidak sesuai dengan perkembangan anak seusianya.
2) Nenek klien juga mengatakan bahwa pertumbuhan dan
perkembangan klien berbeda dengan tahapan perkembangan
saudaranya.
DO :
1) Nampak terdapat atropi otot pada kedua ekstremitas dan pantat
begi.
2) Nampak pertumbuhan dan perkembangan terganggu.
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot, ditandai
dengan :
DS :
1) Nenek klien mengatakan aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan
perawat.
94
DO :
1) Klien nampak lemah dan berbaring di atas tempat tidur
2) Konjungtiva anemis
3) Nampak aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan perawat
4) Kekuatan otot 4 44 4
e. Defisit perawatan diri berhubungan dengan proses penyakit, ditandai
dengan :
DS :
1) Nenek klien mengatakan selama masuk rumah sakit cucunya
belum pernah mandi, keramas, sikat gigi dan potong kuku.
2) Nenek klien mengatakan aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan
perawat.
DO :
1) Rambut nampak kusam dan berminyak serta distribusi rambut
tidak merata.
2) Kulit teraba lengket
3) Gigi tampak kotor.
4) Kuku nampak panjang dan kotor
5) Nampak aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan perawat
f. Kecemasan keluarga berhubungan dengan kurang pengetahuan keluarga
tentang penyakit klien, ditandai dengan :
95
DS :
1) Nenek klien mengatakan cemas dan khawatir dengan keadaan dan
kondisi cucunya saat ini.
2) Nenek klien mengatakan belum mengetahui penyakit anaknya.
DO :
1) Nenek klien nampak cemas dan gelisah.
2) Nampak nenek klien selalu bertanya-tanya tentang penyakit
yang dialami cucunya.
3) Nenek klien nampak bingung jika ditanya mengenai penyakit
klien.
g. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring
lama, ditandai dengan :
DS : -
DO :
1) Kulit nampak keriput seperti orang tua dan turgor kulit jelek
2) Nampak ada kemerahan pada bagian punggung belakang.
3) Klien nampak lemah dan berbaring di atas tempat tidur.
h. Resiko infeksi berhubungan dengan daya tahan tubuh menurun,
di tandai dengan :
DS : -
DO :
1) Nampak ada kemerahan pada bagian punggung belakang.
96
3. Perencanaan
Nama : Anak S Tanggal Masuk RS : 28 Februari 2016
Umur : 5 Tahun Tanggal Pengkajian : 1 Maret 2016
Jenis kelamin : Perempuan Ruang : Kenanga Lantai I
Alamat : Majalaya Diagnosa : Marasmus
Tabel 15. Rencana Asuhan Keperawatan
No Diagnosa KeperawatanRencana Asuhan Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional1 2 3 4 51. Kekurangan volume cairan
berhubungan dengan hilangnyacairan dan eletrolit berlebih(diare), ditandai dengan :DS :a) Nenek klien mengatakan
cucunya BAB lebih dari 3 kalisehari dengan konsistensifeses cair, berbusa danberampas serta berwarnakehijauan.
DO :a) Mukosa bibir keringb) Mata nampak cekungc) Kulit nampak keriput seperti
orang tua dan turgor kulitjelek
Setelah di berikan tindakanKeperawatan selama 3 hari,di harapkan klien dapatmempertahankankeseimbangan cairan danelektrolit secara maksimal,dengan kriteria :1) Turgor kulit elastis (baik)2) Mukosa bibir lembab3) Mata tidak cekung4) CRT < 3 detik.
1) Pantau tanda dan gejala kekurangancairan dan elektrolit.
2) Observasi TTV klien
3) Pantau intake dan output cairan, catatwarna urine dan hitung balancecairan.
4) Anjurkan nenek klien untuk memberiminum banyak.
5) Kolaborasi dalam pemberian cairanparenteral dan obat yang dianjurkandokter.
1) Penurunan sirkulasi volumecairan menyebabkan kekeringanmukosa bibir dan menentukanintervensi selanjutnya.
2) Untuk mmengetahui tingkatperkembangan klien
3) Untuk memberikan informasitentang keadekuatan volumecairan dan kebutuhanpenggantian.
4) Untuk mengganti cairan yanghilang sehingga dapat mencegahterjadinya dehidrasi.
5) Mengganti cairan dan elektrolityang hilang secara oral.
97
d) CRT > 3 detikb) Klien nampak lemah.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurangdari kebutuhan tubuhberhubungan dengan intake yangkurang, ditandai dengan :DS :a) Nenek klien mengatakan
nafsu makan cucunyamenurun.
DO :a) Nampak porsi makan tidak di
habiskan, hanya ½ porsidihabiskan.
b) Nampak nafsu makanmenurun.
c) Lingkar lengan atas : 11 cmd) Lingkar perut : 42 cme) BMI : 17,36 kg/m (kurus)f) Rambut nampak tipis, jarang,
kaku dan kemerahan sepertirambut jagung.
g) Rambut nampak kusam danberminyak serta distribusirambut tidak merata.
Setelah dilakukan tindakankeperawatan selama 3 hari,kebutuhan nutrisi menjadiadekuat dengan kriteria:1) Nafsu makan meningkat2) Berat badan dalam batas
normal (18,5 - 25,0 kg).3) Porsi makan dihabiskan4) Tidak ada tanda-tanda
malnutrisi
1) Kaji tingkat kebutuhan nutrisi klien
2) Anjurkan kepada nenek klien untukmemberikan makanan yang cukupgizi dengan porsi kecil tapi sering.
3) Timbang berat badan pasien setiaphari.
4) Berikan HE kepada nenek kliententang nutrisi yang baik untuk anakusia 5 tahun.
5) Kolaborasi dengan ahli gizi dalampemberian nutrisi tinggi kalori dantinggi protein.
6) Berkolaborasi dengan dokterpemberian vitamin
1) Untuk mengetahui kebutuhannutrisi klien sehingga dapatmenentukan intervensiselanjutnya.
2) Untuk mencukupi kebutuhannutrisi klien.
3) ndikator kebutuhan nutrisi ataupemasukan yang adekuat.
4) Pendidikan kesehatan dapatmemberikan pengetahuantentang kebutuhan nutrisi yangbaik untuk anak sesuai dengantahapan usia.
5) Bermanfaat untuk menentukankegunaan atau kebutuhan kaloridengan tepat.
6) Vitamin dapat merangsang nafsumakan
98
3. Keterlambatan pertumbuhan danperkembangan berhubungandengan malnutrisi, di tandaidengan :DS :a) Nenek klien mengatakan
pertumbuhan danperkembangan klien lambatdan tidak sesuai denganperkembangan anakseusianya.
b) Nenek klien juga mengatakanbahwa pertumbuhan danperkembangan klien berbedadengan tahapanperkembangan saudaranya.
DO :a) Nampak terdapat atropi otot
pada kedua ekstremitas danpantat begi.
b) Nampak pertumbuhan danperkembangan terganggu
Setelah di berikan tindakanKeperawatan selama 4 hari, diharapkan pertumbuhan danperkembangan anak baikdengan kriteria :1) Anak dapat berfungsi
optimal sesuai dengantingkat usia
2) Kematangan fisik yaitutinggi badan dan beratbadan sesuai usia.
3) Status nutrisi seimbang
1) Kaji faktor Penyebab gangguanperkembangan anak.
2) Kaji tingkat perkembangan anak
3) Ajarkan pada orang tua tentang tugasperkembangan anak sesuai dengankelompok usia.
4) Berikan pasien makanan yang tinggikalori dan tinggi protein sertamakanan dan minuman bergizi yangmudah dikonsumsi.
5) Berikan mainan sesuai dengan usiaanak
1) Agar tindakan yang dilakukanlebih tepat dan akurat.
2) Untuk mengetahui tingkatperkembangan anak.
3) Untuk menstimulasi anak sesuaidengan kelompok usianya.
4) Agar perkembangan mental anaktidak mengalami pemberhentianatau kemunduran.
5) Untuk meminimalkan dampakhospitalisasi pada anak.
99
4. Intoleransi aktivitas berhubungandengan kelemahan otot, ditandaidengan :DS :a) Nenek klien mengatakan
aktivitas klien dibantu olehkeluarga dan perawat.
DO :a) Klien nampak lemah dan
berbaring di atas tempat tidur.b) Konjungtiva anemisc) Nampak aktivitas klien
dibantu oleh keluarga danperawat.
d) Kekuatan otot 4 44 4
Setelah di berikan tindakankeperawatan selama 4 hari, diharapkan klien dapatmelakukan aktivitas sendiri,dengan kriteria :1) Klien dapat melakukan
aktivitas sendiri2) Tidak terjadi kelemahan
otot.
1) Observasi tingkat kelemahan klien
2) Kaji kemampuan toleransi aktivitasklien
3) Identifikasi faktor yangmenimbulkan kelemahan.
4) Berikan HE tentang pembatasanaktivitas.
1) Untuk mengetahui seberapa besartingkat kelemahan yang dialamiklien
2) Dapat menghindarkan klien daricedera sehingga tidakmenimbulkan masalah baru
3) Untuk membatasi kegiatan klienyang dapat menimbulkankelemahan
4) Untuk memberikan pemahamantentang pentingnya pembatasanaktivitas.
5. Defisit perawatan diriberhubungan dengan prosespenyakit, ditandai dengan :DS :a) Nenek klien mengatakan
selama masuk rumah sakitcucunya belum pernah mandi,keramas, sikat gigi danpotong kuku.
b) Nenek klien mengatakanaktivitas klien dibantu olehkeluarga dan perawat.
DO :a) Rambut nampak kusam dan
berminyak serta distribusirambut tidak merata.
b) Kulit teraba lengket
Setelah di berikan tindakanKeperawatan selama 4 hari, diharapkan perawatan diri kliendapat terpenuhi, dengankriteria :1) Keluarga klien dapat
memenuhi danmempertahankankebersihan diri kliensecara mandiri.
2) Klien nampak bersih danterlihat segar
3) Rambut nampak bersih4) Gigi nampak bersih5) Kuku nampak pendek dan
bersih.
1) Observasi kemampuan dan hambatankeluarga dalam perawatan diri klien
2) Bantu keluarga dalam melakukanperawatan diri kepada klien.
3) Berikan reinforcement kepadakeluarga klien jika dapat melakukanperawatan diri klien.
4) Berikan HE pada keluarga kliententang pentingnya perawatan diri.
1) Untuk mengetahui kemampuankeluarga sehingga dapatmerencanakan apa yang harusdilakukan selajutnya.
2) Bantuan perawat dapatmemberikan kemudahan bagipasien dan keluarga sehinggadapat meningkatkan kenyamananpasien dan keluarga.
3) Memberikan support dan dapatmemberikan kepercayaan dirikeluarga untuk tetap enjagakebersihan diri dan kesehatanklien.
4) Agar keluatga klien memahamitentang pentingnya perawatan diriterhadap kesehatan tubuh.
100
c) Gigi nampak kotord) Kuku nampak panjang dan
kotor.e) Nampak aktivitas klien
dibantu oleh keluarga danperawat
6. Kecemasan keluarga berhubungandengan kurang pengetahuankeluarga tentang penyakit klien,ditandai dengan :DS :a) Nenek klien mengatakan
cemas dan khawatir dengankeadaan dan kondisi cucunyasaat ini.
b) Nenek klien mengatakanbelum mengetahui penyakitanaknya.
DO :a) Nenek klien nampak cemas
dan gelisah.b) Nampak nenek klien selalu
bertanya-tanya tentangpenyakit yang dialamicucunya.
c) Nenek klien nampak bingungjika ditanya mengenaipenyakit klien.
Setelah di berikan tindakanKeperawatan selama 4 hari, diharapkan ansietas dapatteratasi, dengan kriteria :1) Nenek klien tidak cemas.2) Nampak nenek klien
tenang dan rileks.3) Keluarga mulai paham
tentang penyakit anak.
1) Identifikasi tingkat kecemasankeluarga klien.
2) Kaji tingkat pengetahuan keluargatentang penyakit klien.
3) Berikan kesempatan pada keluargaklien untuk mengungkapkanperasaannya terkait penyakit klien.
4) Ajarkan keluarga klien teknikrelaksasi.
5) Beri HE kepada keluarga kliententang penyakit yang dialami klien.
1) Sebagai data dasar untukmenetukan intervensi selanjutnya.
2) Untuk mengetahui sejauh manapemahaman keluarga klienterhadap penyakitnya.
3) Memberi kesempatan untukmenerima masalah danmenurunkan ansietas sampai ketingkat yang dapat diterima.
4) Teknik relaksasi dapatmenurunkan ketegangan ototsehingga klien merasa tenangdan dapat mengurangikecemasan.
5) Untuk menambah pengetahuankeluarga klien sehingga dapatmemahami dan mengetahuipenyakit klien.
7. Resiko kerusakan integritas kulitberhubungan dengan tirah baringlama, ditandai dengan :DS : -
Setelah di berikan tindakanKeperawatan selama 3 hari,di harapkan kerusakanintegritas kulit tidak terjadi,dengan kriteria :1) Tidak terjadi kemerahan.
1) Observasi keadaan integritas kulitterutama daerah yang menonjol
2) Anjurkan keluarga untukmenggunakan pakaian yang longgar
1) Penekanan yang terlalu lamaberesiko terjadinya iskemiastimulasi sirkulasi mencegahkerusakan integritas kulit.
2) Menghindari dermal langsungdan meningkatkan evaporasi
101
DO :a) Kulit nampak keriput seperti
orang tua dan turgor kulitjelek
b) Nampak ada kemerahan padabagian punggung belakang.
c) Klien nampak lemah danberbaring di atas tempat tidur.
1) Tidak terdapat adanyaluka pada punggungbelakang.
2) Tidak ada tanda-tandairitasi
3) Ubah posisi klien tiap 2 jam denganposisi miring dan terlentang.
4) Jaga kebersihan kulit agar tetapbersih dan kering.
5) Masase/oleskan lotion/minyak kayuputih atau baby oil pada daerahpunggung.
6) Beri penjelasan pada keluarga kliententang pentingnya mobilisasi.
lembab pada kulit sehingga tidakterjadi iritasi yang dapatmencegah kerusakan kulit
3) Membantu menurunkan resikoterjadinya iskemia jaringan
4) Mencegah terjadinya kerusakanpada kulit,
5) Membantu meningkatkansirkulasi dan menjaga kebersihandan kenyamanan pada kulit.
6) Menambah pengetahuan keluargasehingga dapat terlibat aktifdalam perawatan.
8. Resiko infeksi berhubungandengan daya tahan tubuhmenurun, di tandai dengan :DS : -DO :a) Nampak ada kemerahan pada
bagian punggung belakang.
Setelah di berikan tindakanKeperawatan selama 3 hari,di harapkan, tidak terjadiinfeksi.dengan kriteria :1) klien bebas dari tanda dan
gejala infeksi sepertikemerahan, panas danlain–lain.
2) Menunjukan kemampuanuntuk mencegahtimbulnya infeksi.
1) Observasi tanda – tanda vital pasienterutama suhu tubuh
2) Monitor adanya tanda-tanda infeksi.
3) Anjurkan pada keluarga danpengunjung untuk mencuci tangansebelum dan sesudah kontak denganpasien
4) Batasi pengunjung
5) Ajarkan keluarga tanda dan gejalainfeksi.
6) Kolaborasi dalam pemberian obatantibiotik.
1) Tanda – tanda vital pasien dapatmeningkat terutama suhu tubuhapabila terjadi infeksi pada pasien
2) Memonitor adanya tanda-tandainfeksi dapat memberikantindakan lebih cepat untukmenanganinya.
3) Untuk menurunkan resikokontaminasi silang dan infeksi.
4) Untuk mencegah kontaminasisilang dari pengunjung.
5) Untuk menambah pengetahuankeluarga tentang penyakit yangdialami klien.
6) Antibiotik dapat berguna secaraprofilaktik untuk mencegahinfeksi.
102
4. Implementasi dan Evaluasi
Tabel 16. Implementasi dan EvaluasiNo.DX
Hari/tanggal
Jam Implementasi Hari/Tanggal
Jam Evaluasi Paraf
1. Rabu, 02Maret2016
07.30
08.00
08.15
1) Memantau tanda dan gejala kekurangan cairan danelektrolit.Hasil :a) Mukosa bibir keringb) Mata nampak cekungc) Turgor kulit jelekd) CRT > 3 detike) Nenek klien mengatakan cucunya masih BAB lebih
dari 3 kali sehari dengan konsistensi feses cair,berbusa dan berampas serta berwarna kehijauan.
2) Mengobservasi TTV dengan cara :Mengukur tekanan darah dengan menggunakantensimeter pada bagian lengan atas kanan, menghitungdenyut nadi selama 60 detik (4 x 15 detik) pada arteriradialis bagian pergelangan tangan kiri, mengukursuhu tubuh dengan menggunakan termometer air raksapada bagian axila kanan selama 5-10 menit,menghitung pernapasan selama 60 detik (4 x 15 detik)dengan melihat pergerakan dinding thoraks.Hasil :TTV :TD : 100/70 mmHgN : 98x/menitS : 36,6 °CP : 28 x/menit
3) Memantau intake dan output cairan dengan mencatatwarna urine dan menghitung balance cairan.
Rabu, 02Maret2016
13.20 S :Nenek klien mengatakancucunya masih BAB lebih dari3 kali sehari.
O :1) Mukosa bibir kering2) Mata nampak cekung3) Turgor kulit belum elastis
(jelek).4) CRT > 3 detik
A : Tujuan tercapai sebagianP : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4
& 5
103
08.20
09.00
Hasil :a) IWL = 15 x BB / 24 jam
15 x 9 / 24135 / 24 = 5,6 cc (kurang).
b) Klien nampak kekurangan cairan (normal IWLpada anak usia lima tahun = 8-8,6 cc).
4) Menganjurkan nenek klien untuk memberi minumbanyak.Hasil :a) Nenek klien kooperatif dan mengikuti saran yang
diberikanb) Klien minum + 500 cc
5) Memberikan cairan parenteral dan obat yangdianjurkan dokter.Hasil :a) Nampak terpasang IVFD N4 4 tpmb) Zinc 20 mg tablet di berikan PO
2. Rabu, 02Maret2016
09.10
09.14
09.15
1) Mengkaji tingkat kebutuhan nutrisi klienHasil :a) Nenek klien mengatakan nafsu makan kllien
menurunb) Klien tampak mengkonsumsi bubur + telur tetapi
hanya ½ porsi di habiskan.c) Nampak nafsu makan menurun.
2) Menganjurkan kepada nenek klien untuk memberikanmakanan yang cukup gizi dengan porsi kecil tapisering.Hasil :Nenek klien tampak kooperatif dengan saran yang diberikan oleh perawat.
3) Menimbang berat badan pasien setiap hari.Hasil :BMI = 17,36 (kurus)
Rabu, 02Maret2016
13.30 S :Nenek klien mengatakan nafsumakan klien menurun
O :1) Klien tampak
mengkonsumsi bubur +telur tetapi hanya ½ porsi dihabiskan.
2) Nampak nafsu makanmenurun.
3) BB : 9 kgA : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4,
5 & 6
104
09.30
11.40
09.20
4) Memberikan HE kepada nenek klien tentang nutrisiyang baik untuk anak usia 5 tahun.Hasil :Nenek klien kooperatif dan mengerti denganpenjelasan yang diberikan.
5) Berkolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberiannutrisi tinggi kalori dan tinggi protein.Hasil :Klien diberikan makanan diet tinggi kalori dan tinggiprotein
6) Berkolaborasi dengan dokter pemberian vitaminHasil :a) Multivitamin syr diberikan POb) As. Folat 1 mg tab diberikan PO
3. Rabu, 02Maret2016
09.50
10.05
1) Mengkaji faktor Penyebab gangguan perkembangananak.Hasil :Nenek klien mengatakan tidak mengetahui penyebabgangguan perkembangan anak S, namun saat nenekklien ditanya mengenai asupan makanan selama masapertumbuhannya, nenek klien mengatakan asupannutrisi selama masa pertumbuhan klien tidak tercukupidimana klien hanya makan seadanya karena kondisiekonomi keluarga.
2) Mengkaji tingkat perkembangan anakHasil :a) Nenek klien mengatakan pertumbuhan dan
perkembangan klien lambat dan tidak sesuaidengan perkembangan anak seusianya.
b) Wajah nampak seperti orang tuac) Kulit nampak keriputd) Status nutrisi belum seimbange) BB : 9 kgf) TB : 72 cm
Rabu, 02Maret2016
13.35 S :1) Nenek klien mengatakan
pertumbuhan danperkembangan klien lambatdan tidak sesuai denganperkembangan anakseusianya.
2) Nenek klien mengatakanasupan nutrisi selama masapertumbuhan klien tidaktercukupi dimana klienhanya makan seadanyakarena kondisi ekonomikeluarga.
O :1) Wajah nampak seperti orang
tua2) Kulit nampak keriput3) Status nutrisi belum
seimbang
105
10.10
11.45
10.45
3) Mengajarkan pada orang tua tentang tugasperkembangan anak sesuai dengan kelompok usia.Hasil :Keluarga klien kooperatif dan mengerti denganpenjelasan yang diberikan.
4) Memberikan pasien makanan yang tinggi kalori dantinggi protein serta makanan dan minuman bergiziyang mudah dikonsumsi.Hasil :Klien diberikan makanan diet tinggi kalori dan tinggiprotein.
5) Memberikan mainan sesuai dengan usia anak.Hasil :Nampak ada mainan baru (boneka).
4) BB : 9 kg5) TB : 72 cm
A : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkan intevensi 1, 2, 3 & 4.
4. Rabu, 02Maret2016
11.00
11.05
11.10
1) Mengobservasi tingkat kelemahan klienHasil :a) Klien nampak lemahb) Kekuatan otot 4 4
4 42) Mengkaji kemampuan toleransi aktivitas klien
Hasil :a) Nenek klien mengatakan klien belum dapat
melakukan aktivitas sendiri.b) Nampak aktivitas klien di bantu oleh keluarga dan
perawat.c) Nampak klien belum dapat melakukan aktivitas
sendiri3) Mengidentifikasi faktor yang menimbulkan
kelemahan.Hasil :Nenek klien mengatakan kelemahan yang alamicucunya disebabkan karena diare dan nafsu makanmenurun
Rabu, 02Maret2016
13.40 S :Nenek klien mengatakan klienbelum dapat melakukanaktivitas sendiri.
O :1) Nampak aktivitas klien di
bantu oleh keluarga danperawat.
2) Nampak klien belum dapatmelakukan aktivitas sendiri
3) Klien nampak lemah4) Kekuatan otot 4 4
4 4A : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3 & 4
106
11.15 4) Memberikan HE tentang pembatasan aktivitas.Hasil :Nenek klien kooperatif dan mengikuti saran yangdianjurkan oleh perawat.
5. Rabu, 02Maret2016
07.40
07.45
07.48
07.50
1) Mengobservasi kemampuan dan hambatan keluargadalam perawatan diri klien.Hasil :a) Keluarga klien mengatakan belum dapat
melakukan perawatan secara mandiri karena takutdengan kondisi anak.
b) Keluarga klien masih nampak bingung untukmelakukan perawatan secara mandiri kepada anak
2) Membantu keluarga dalam melakukan perawatan dirikepada klien.Hasil :Keluarga klien tidak kooperatif karena belummemahami pentingnya perawatan diri terhadapkesehatan anak
3) Memberikan reinforcement kepada keluarga klien jikadapat melakukan perawatan diri klien.Hasil :Keluarga klien belum dapat melakukan perawatan dirisecara mandiri.
4) Memberikan HE pada keluarga klien tentangpentingnya perawatan diri.Hasil :Keluarga klien nampak kooperatif dan memahamipentingnya perawatan diri untuk kesehatan anak.
Rabu, 02Maret2016
13.45 S :Keluarga klien mengatakanbelum dapat melakukanperawatan secara mandirikarena takut dengan kondisianak.
O :1) Keluarga klien masih
nampak bingung untukmelakukan perawatan secaramandiri kepada anak.
2) Keluarga klien belum dapatmelakukan perawatan dirisecara mandiri.
A : Tujuan belum tercapaiP : lanjutkan intevensi 1, 2, 3 & 4.
107
6. Rabu, 02Maret2016
09.40
09.45
09.48
10.08
10.35
1) Mengidentifikasi tingkat kecemasan keluarga klien.Hasil :a) Nenek klien mengatakan cemas dan khawatir
dengan keadaan dan kondisi cucunya saat ini.b) Nampak nenek klien berada pada tingkat
kecemasan sedang ditandai dengan keteganganotot, ekspresi wajah nampak tegang, nenek kliennampak gelisah dan konsentrasi kurang dimananenek klien nampak bingung jika ditanya mengenaipenyakit klien.
2) Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentangpenyakit klien.Hasil :a) Nampak nenek klien selalu bertanya-tanya tentang
penyakit yang dialami cucunya.b) Nenek klien nampak bingung jika ditanya
mengenai penyakit klien3) Memberikan kesempatan pada keluarga klien untuk
mengungkapkan perasaannyaHasil :Keluarga klien dapat mengungkapkan perasaannya
4) Mengajarkan keluarga klien teknik relaksasi dengancara menganjurkan keluarga klien melakukan tekniknapas dalam yaitu dengan menghirup udara melaluihidung kemudian dihembuskan secara perlahan –lahan melalui mulut selama + 1 menit.Hasil :Nenek klien kooperatif dan mengikuti ajaran yangdiberikan.
5) Memberikan HE kepada keluarga klien tentangpenyakit yang dialami klien.Hasil :Keluarga klien kooperatif dan mengerti denganpenjelasan yang diberikan.
Rabu, 02Maret2016
13.55 S :Nenek klien mengatakan cemasdan khawatir dengan keadaandan kondisi cucunya saat ini.
O :1) Nampak nenek klien berada
pada tingkat kecemasansedang ditandai denganketegangan otot danekspresi wajah nampaktegang.
2) Nenek klien nampak gelisah3) Nampak nenek klien selalu
bertanya-tanya tentangpenyakit yang dialamicucunya.
A : Tujuan belum tercapaiP : lanjutkan intevensi 1, 2, 3, 4 & 5
108
7. Rabu, 02Maret2016
11.20
11.25
11.30
11.35
11.40
11.45
1) Mengobservasi keadaan integritas kulit terutamadaerah yang menonjolHasil :a) Warna kulit sawo matangb) Kulit nampak keriputc) Turgor kulit jelekd) Nampak ada kemerahan pada bagian punggung
belakang.d) Klien nampak lemah dan berbaring di atas tempat
tidur.e) Nenek klien mengatakan klien lemah dan hanya
berbaring di atas tempat tidur.2) Menganjurkan keluarga untuk menggunakan pakaian
yang longgarHasil :Keluarga nampak kooperatif dan mengikuti saran yangdiberikan
3) Mengubah posisi klien tiap 2 jam dengan posisi mikamiki dan terlentang.Hasil :Klien merasa lebih nyaman dengan posisi yangdiberikan.
4) Menjaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering.Hasil :a) Kulit nampak keriput dan keringb) Turgor kulit jelek dan teraba lengketc) Warna kulit sawo matang
5) Mengoleskan minyak kayu putih pada daerahpunggung dengan cara memutar.Hasil :Klien merasa nyaman setelah dimasase pada daerahpunggung yang tertekan.
6) Memberikan penjelasan pada keluarga klien tentangpentingnya mobilisasi.
Rabu, 02Maret2016
14.00 S :Nenek klien mengatakan klienlemah dan hanya berbaring diatas tempat tidur.
O :1) Nampak ada kemerahan
pada bagian punggungbelakang.
2) Kulit nampak keriput dankering
3) Turgor kulit jelek dan terabalengket
4) Klien nampak lemah danberbaring di atas tempattidur.
A : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkan intevensi 1, 2, 3, 4 & 5
109
Hasil :Keluarga klien kooperatif dan mengerti denganpenjelasan yang diberikan.
8. Rabu, 02Maret2016
12.15
12.20
12.25
1) Mengobservasi TTV dengan cara :Mengukur tekanan darah dengan menggunakantensimeter pada bagian lengan atas kanan, menghitungdenyut nadi selama 60 detik (4 x 15 detik) pada arteriradialis bagian pergelangan tangan kiri, mengukursuhu tubuh dengan menggunakan termometer air raksapada bagian axila kanan selama 5-10 menit,menghitung pernapasan selama 60 detik (4 x 15 detik)dengan melihat pergerakan dinding thoraks.Hasil :TTV :TD : 100/70 mmHgN : 98x/menit
S : 36,6 °CP : 28 x/menit
2) Memonitor adanya tanda-tanda infeksi.Hasil :a) Nampak ada kemerahan pada bagian punggung
belakangb) Kulit nampak keriput dan keringc) SGOT : 41 U/mLd) SGPT : 42 U/mLe) Nenek klien mengatakan klien tidak pernah
mendapatkan imunisasi.3) Menganjurkan pada keluarga dan pengunjung untuk
mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak denganpasienHasil :Keluarga klien kooperatif dan mengikuti saran yangdiberikan.
Rabu, 02Maret2016
14.05 S :Nenek klien mengatakan klientidak pernah mendapatkanimunisasi.
O :1) Nampak ada kemerahan
pada bagian punggungbelakang.
2) SGOT : 41 U/mL3) SGPT : 42 U/mL
A : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkan intevensi 1, 2, 3, 4, 5
& 6.
110
12.28
12.30
13.10
4) Membatasi pengunjungHasil :Keluarga klien kooperatif dan mengikuti saran yangdiberikan.
5) Mengajarkan keluarga tanda dan gejala infeksi.Hasil :Keluarga klien kooperatif dan mengerti denganpenjelasan yang diberikan.
6) Berkolaborasi dalam pemberian obat antibiotik.Hasil :a) Ampicilin 1,8 cc diberikan per IVb) Gentamisin 2 cc diberikan per IV
111
5. Catatan Perkembangan
Tabel 17. Catatan PerkembanganNoDx
Hari/ Tgl Jam Catatan Perkembangan Paraf
1 Kamis, 03Maret2016
07.10.
07.15
07.2007.25
07.30
07.35
07.40
S :Nenek klien mengatakan cucunya sudah tidak BABlebih dari 3 kali sehari.
O :1) Mukosa bibir masih kering2) Mata nampak masih cekung3) Turgor kulit belum elastis (jelek).4) CRT > 3 detik
A : Tujuan tercapai sebagianP : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4 & 5I :
1) Memantau tanda dan gejala kekurangan cairan danelektrolit.Hasil :a) Mukosa bibir masih keringb) Mata nampak masih cekungc) Turgor kulit jelekd) CRT > 3 detike) Nenek klien mengatakan cucunya sudah tidak
BAB lebih dari 3 kali sehari.2) Mengobservasi TTV dengan cara :
Mengukur tekanan darah dengan menggunakantensimeter pada bagian lengan atas kanan,menghitung denyut nadi selama 60 detik (4 x 15detik) pada arteri radialis bagian pergelangantangan kiri, mengukur suhu tubuh denganmenggunakan termometer air raksa pada bagianaxila kanan selama 5-10 menit, menghitungpernapasan selama 60 detik (4 x 15 detik) denganmelihat pergerakan dinding thoraks.Hasil :TTV :TD : 100/70 mmHgN : 98x/menitS : 36,6 °CP : 28 x/menit
3) Memantau intake dan output cairan denganmencatat warna urine dan menghitung balancecairan.Hasil :Memantau intake dan output cairan denganmencatat warna urine dan menghitung balancecairan.Hasil :a) IWL = 15 x BB / 24 jam
15 x 9 / 24135 / 24 = 5,6 cc (kurang).
b) Klien nampak kekurangan cairan (normal IWLpada anak usia lima tahun = 8-8,6 cc).
112
07.50
13.10
4) Menganjurkan nenek klien untuk memberi minumbanyak.Hasil :a) Nenek klien kooperatif dan mengikuti saran
yang diberikanb) Klien minum + 500 cc
5) Memberikan cairan parenteral dan obat yangdianjurkan dokter.Hasil :a) Nampak terpasang IVFD N4 4 tpmb) Zinc 20 mg tablet di berikan PO
E : Masalah teratasi.2. Kamis, 03
Maret2016
07.45
07.50
07.5508.00
08.05
08.10
08.15
08.20
11.40
09.20
09.25
S :Nenek klien mengatakan nafsu makan klien masihmenurun
O :1) Klien tampak mengkonsumsi bubur + telur tetapi
hanya ½ porsi di habiskan.2) Nampak nafsu makan menurun.3) Klien nampak kurus4) BB : 9 kg
A : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, 5 & 6I :
1) Mengkaji tingkat kebutuhan nutrisi klienHasil :a) Nenek klien mengatakan nafsu makan kllien
menurunb) Klien tampak mengkonsumsi bubur + telur
tetapi hanya ½ porsi di habiskan.c) Nampak nafsu makan menurun.d) Klien nampak kurus
2) Menganjurkan kepada nenek klien untukmemberikan makanan yang cukup gizi denganporsi kecil tapi sering.Hasil :Nenek klien tampak kooperatif dengan saran yangdi berikan oleh perawat.
3) Menimbang berat badan pasien setiap hari.Hasil :BMI = 17,36 kg (kurus)
4) Memberikan HE kepada nenek klien tentang nutrisiyang baik untuk anak usia 5 tahun.Hasil :Nenek klien kooperatif dan mengerti denganpenjelasan yang diberikan.
5) Berkolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberiannutrisi tinggi kalori dan tinggi protein.Hasil : Klien diberikan makanan diet tinggi kaloridan tinggi protein
6) Berkolaborasi dengan dokter pemberian vitaminHasil :a) Multivitamin syr diberikan POb) As. Folat 1 mg tab diberikan PO
E : Masalah belum teratasi
113
3. Kamis, 03Maret2016
09.45
09.54
09.5810.02
10.08
10.12
10.18
10.25
10.30
S :1) Nenek klien mengatakan pertumbuhan dan
perkembangan klien lambat dan tidak sesuaidengan perkembangan anak seusianya.
2) Nenek klien mengatakan asupan nutrisi selamamasa pertumbuhan klien tidak tercukupi dimanaklien hanya makan seadanya karena kondisiekonomi keluarga.
O :1) Wajah nampak seperti orang tua2) Kulit nampak keriput3) Status nutrisi belum seimbang4) BB : 9 kg5) TB : 72 cm
A : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkan intevensi 1, 2, 3 & 4.I :
1) Mengkaji faktor Penyebab gangguanperkembangan anak.Hasil :Nenek klien mengatakan tidak mengetahuipenyebab gangguan perkembangan anak S, namunsaat nenek klien ditanya mengenai asupan makananselama masa pertumbuhannya, nenek klienmengatakan asupan nutrisi selama masapertumbuhan klien tidak tercukupi dimana klienhanya makan seadanya karena kondisi ekonomikeluarga.
2) Mengkaji tingkat perkembangan anakHasil :a) Nenek klien mengatakan pertumbuhan dan
perkembangan klien lambat dan tidak sesuaidengan perkembangan anak seusianya.
b) Wajah nampak seperti orang tuac) Kulit nampak keriputd) Status nutrisi belum seimbange) BB : 9 kgf) TB : 72 cm
3) Mengajarkan pada orang tua tentang tugasperkembangan anak sesuai dengan kelompok usia.Hasil :Keluarga klien kooperatif dan mengerti denganpenjelasan yang diberikan.
4) Memberikan pasien makanan yang tinggi kaloridan tinggi protein serta makanan dan minumanbergizi yang mudah dikonsumsi.Hasil :Klien diberikan makanan diet tinggi kalori dantinggi protein.
E : Masalah belum teratasi
114
4. Kamis, 03Maret2016
08.30
08.35
08.4008.45
08.50
08.55
08.58
09.05
09.10
S :Nenek klien mengatakan klien masih belum dapatmelakukan aktivitas sendiri.
O :1) Nampak aktivitas klien masih di bantu oleh
keluarga dan perawat.2) Nampak klien masih belum dapat melakukan
aktivitas sendiri3) Klien nampak lemah
4) Kekuatan otot 4 44 4
A : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3 & 4.I :
1) Mengobservasi tingkat kelemahan klienHasil :a) Klien nampak lemahb) Kekuatan otot 4 4
4 42) Mengkaji kemampuan toleransi aktivitas klien
Hasil :a) Nenek klien mengatakan klien belum dapat
melakukan aktivitas sendiri.b) Nampak aktivitas klien di bantu oleh keluarga
dan perawat.c) Nampak klien belum dapat melakukan aktivitas
sendiri3) Mengidentifikasi faktor yang menimbulkan
kelemahan.Hasil :Nenek klien mengatakan kelemahan yang alamicucunya disebabkan karena diare dan nafsu makanmenurun
4) Memberikan HE tentang pembatasan aktivitas.Hasil :Nenek klien kooperatif dan mengikuti saran yangdianjurkan oleh perawat.
E : Masalah belum teratasi5. Kamis, 03
Maret2016
09.15
09.20
09.2509.30
09.35
S :Keluarga klien mengatakan belum dapat melakukanperawatan secara mandiri.
O :1) Keluarga klien masih nampak bingung untuk
melakukan perawatan secara mandiri kepada anak.2) Keluarga klien belum dapat melakukan perawatan
diri secara mandiri.A : Tujuan belum tercapaiP : lanjutkan intevensi 1, 2, 3 & 4.I :
1) Mengobservasi kemampuan dan hambatankeluarga dalam perawatan diri klien.Hasil :a) Keluarga klien mengatakan belum dapat
melakukan perawatan secara mandiri
115
09.40
09.45
09.55
10.00
b) Keluarga klien masih nampak bingung untukmelakukan perawatan secara mandiri kepadaanak
2) Membantu keluarga dalam melakukan perawatandiri kepada klien yaitu memandikan klien denganmenggunakan washlap, sabun dan air hangat, cucirambut dengan menggunakan shampo, gosok gigidengan menggunakan pasta gigi dan odol, dangunting kuku dengan menggunakan pemotongkuku.Hasil :a) Klien nampak bersih dan terlihat segarb) Rambut nampak bersihc) Gigi nampak bersihd) Kuku nampak pendek dan bersih.e) Keluarga klien nampak kooperatiff) Keluarga klien belum dapat memenuhi dan
mempertahankan kebersihan diri klien secaramandiri.
3) Memberikan reinforcement kepada keluarga klienjika dapat melakukan perawatan diri klien.Hasil :Keluarga klien belum dapat melakukan perawatandiri secara mandiri.
4) Memberikan HE pada keluarga klien tentangpentingnya perawatan diri.Hasil :Keluarga klien nampak kooperatif dan memahamipentingnya perawatan diri untuk kesehatan anak.
E : Masalah belum teratasi6. Kamis, 03
Maret2016
10.10
10.15
10.2010.25
S :Nenek klien mengatakan sudah tidak cemas dankhawatir dengan keadaan dan kondisi cucunya saat ini.
O :1) Nenek klien tidak cemas.2) Nampak nenek klien tenang dan rileks.3) Nampak nenek klien sudah tidak bertanya-tanya
tentang penyakit yang dialami cucunya.4) Keluarga mulai paham tentang penyakit anak.
A : Tujuan tercapaiP : Pertahankan intevensi 1, 2, 3, 4 & 5.
7. Kamis, 03Maret2016
10.30
10.35
10.4010.45
S :Nenek klien mengatakan klien masih lemah dan hanyaberbaring di atas tempat tidur.
O :1) Nampak ada kemerahan pada bagian punggung
belakang.2) Kulit nampak keriput dan kering3) Turgor kulit jelek dan teraba lengket4) Klien nampak lemah dan berbaring di atas tempat
tidur.A : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkan intevensi 1, 2, 3, 4 & 5
116
10.50
10.55
11.00
11.10
11.15
11.20
I :1) Mengobservasi keadaan integritas kulit terutama
daerah yang menonjol.Hasil :a) Warna kulit sawo matangb) Kulit nampak keriputc) Turgor kulit jelekd) Nampak ada kemerahan pada bagian punggung
belakang.e) Klien nampak lemah dan berbaring di atas
tempat tidur.f) Nenek klien mengatakan klien masih lemah dan
hanya berbaring di atas tempat tidur.2) Menganjurkan keluarga untuk menggunakan
pakaian yang longgarHasil :Keluarga nampak kooperatif dan mengikuti saranyang diberikan
3) Mengubah posisi klien tiap 2 jam dengan posisimika miki dan terlentang.Hasil :Klien merasa lebih nyaman dengan posisi yangdiberikan.
4) Menjaga kebersihan kulit agar tetap bersih dankering.Hasil :a) Kulit nampak keriput dan keringb) Turgor kulit jelek dan teraba lengketc) Warna kulit sawo matang
5) Mengoleskan minyak kayu putih pada daerahpunggung dengan cara memutar.Hasil :Klien merasa nyaman setelah dimasase pada daerahpunggung yang tertekan.
E : Masalah belum teratasi8. Kamis, 03
Maret2016
11.30
11.35
11.4011.45
11.50
S :Nenek klien mengatakan klien tidak pernahmendapatkan imunisasi.
O :1) Nampak masih ada kemerahan pada bagian
punggung belakang.2) SGOT : 41 U/mL3) SGPT : 42 U/mL
A : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkan intevensi 1, 2, 3, 4, 5 & 6.I :
1) Mengobservasi TTV dengan cara :Mengukur tekanan darah dengan menggunakantensimeter pada bagian lengan atas kanan,menghitung denyut nadi selama 60 detik (4 x 15detik) pada arteri radialis bagian pergelangantangan kiri, mengukur suhu tubuh denganmenggunakan termometer air raksa pada bagianaxila kanan selama 5-10 menit, menghitungpernapasan selama 60 detik (4 x 15 detik) dengan
117
11.55
11.58
12.00
12.10
13.10
13.15
melihat pergerakan dinding thoraks.Hasil :TTV :TD : 100/70 mmHgN : 98x/menitS : 36,6 °CP : 28 x/menit
2) Memonitor adanya tanda-tanda infeksi.Hasil :a) Nampak masih ada kemerahan pada bagian
punggung belakangb) Kulit nampak keriput dan keringc) SGOT : 41 U/mLd) SGPT : 42 U/mLe) Nenek klien mengatakan klien tidak pernah
mendapatkan imunisasi.3) Menganjurkan pada keluarga dan pengunjung
untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah kontakdengan pasien.Hasil :Keluarga klien kooperatif dan mengikuti saranyang diberikan.
4) Membatasi pengunjungHasil :Keluarga klien kooperatif dan mengikuti saranyang diberikan.
5) Mengajarkan keluarga tanda dan gejala infeksi.Hasil :Keluarga klien kooperatif dan mengerti denganpenjelasan yang diberikan.
6) Berkolaborasi dalam pemberian obat antibiotik.Hasil :a) Ampicilin 1,8 cc diberikan per IVb) Gentamisin 2 cc diberikan per IV
E : Masalah belum teratasi1. Jumat, 04
Maret2016
07.10
07.15
07.2007.25
07.30
S :Nenek klien mengatakan cucunya sudah tidak BABlebih dari 3 kali sehari.
O :1) Mukosa bibir masih kering2) Mata nampak masih cekung3) Turgor kulit belum elastis (jelek).4) CRT > 3 detik
A : Tujuan tercapai sebagianP : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4 & 5I :
1) Memantau tanda dan gejala kekurangan cairan danelektrolit.Hasil :a) Mukosa bibir masih keringb) Mata nampak masih cekungc) Turgor kulit belum elastisd) CRT > 3 detike) Nenek klien mengatakan cucunya sudah tidak
BAB lebih dari 3 kali sehari.
118
07.35
07.40
07.50
08.30
13.10
2) Mengobservasi TTV dengan cara :Mengukur tekanan darah dengan menggunakantensimeter pada bagian lengan atas kanan,menghitung denyut nadi selama 60 detik (4 x 15detik) pada arteri radialis bagian pergelangantangan kiri, mengukur suhu tubuh denganmenggunakan termometer air raksa pada bagianaxila kanan selama 5-10 menit, menghitungpernapasan selama 60 detik (4 x 15 detik) denganmelihat pergerakan dinding thoraks.Hasil :TTV :TD : 100/70 mmHgN : 98x/menitS : 36,6 °CP : 28 x/menit
3) Memantau intake dan output cairan denganmencatat warna urine dan menghitung balancecairan.Hasil :Memantau intake dan output cairan denganmencatat warna urine dan menghitung balancecairan.Hasil :a) IWL = 15 x BB / 24 jam
15 x 9 / 24135 / 24 = 5,6 cc (kurang).
b) Klien nampak kekurangan cairan (normal IWLpada anak usia lima tahun = 8-8,6 cc).
4) Menganjurkan nenek klien untuk memberi minumbanyak.Hasil :a) Nenek klien kooperatif dan mengikuti saran
yang diberikanb) Klien minum + 500 cc
5) Memberikan cairan parenteral dan obat yangdianjurkan dokter.Hasil :a) Nampak terpasang IVFD N4 4 tpmb) Zinc 20 mg tablet di berikan PO
E : Masalah teratasi.2. Jumat, 04
Maret2016
07.45
07.50
07.5508.00
08.05
S :Nenek klien mengatakan nafsu makan klien masihmenurun
O :1) Klien tampak mengkonsumsi bubur + telur tetapi
hanya ½ porsi di habiskan.2) Nampak nafsu makan menurun.3) Klien nampak kurus4) BB : 9 kg
A : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, 5 & 6I :
1) Mengkaji tingkat kebutuhan nutrisi klien
119
08.10
08.15
08.20
11.40
09.20
09.25
Hasil :a) Nenek klien mengatakan nafsu makan kllien
menurunb) Klien tampak mengkonsumsi bubur + telur
tetapi hanya ½ porsi di habiskan.c) Nampak nafsu makan menurun.d) Klien nampak kurus
2) Menganjurkan kepada nenek klien untukmemberikan makanan yang cukup gizi denganporsi kecil tapi sering.Hasil :Nenek klien tampak kooperatif dengan saran yangdi berikan oleh perawat.
3) Menimbang berat badan pasien setiap hari.Hasil :BMI = 17,36 kg (kurus)
4) Memberikan HE kepada nenek klien tentang nutrisiyang baik untuk anak usia 5 tahun.Hasil :Nenek klien kooperatif dan mengerti denganpenjelasan yang diberikan.
5) Berkolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberiannutrisi tinggi kalori dan tinggi protein.Hasil :Klien diberikan makanan diet tinggi kalori dantinggi protein
6) Berkolaborasi dengan dokter pemberian vitaminHasil :a) Multivitamin syr diberikan POb) As. Folat 1 mg tab diberikan PO
E : Masalah belum teratasi3. Jumat, 04
Maret2016
09.45
09.54
09.58
10.0210.08
10.12
S :1) Nenek klien mengatakan pertumbuhan dan
perkembangan klien masih lambat dan tidak sesuaidengan perkembangan anak seusianya.
2) Nenek klien mengatakan asupan nutrisi selamamasa pertumbuhan klien tidak tercukupi dimanaklien hanya makan seadanya karena kondisiekonomi keluarga.
O :1) Wajah nampak seperti orang tua2) Kulit nampak keriput3) Status nutrisi belum seimbang4) Klien nampak kurus5) BB : 9 kg6) TB : 72 cm
A : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkan intevensi 1, 2, 3 & 4.
I :1) Mengkaji faktor Penyebab gangguan
perkembangan anak.Hasil :Nenek klien mengatakan tidak mengetahuipenyebab gangguan perkembangan anak S, namun
120
10.18
10.25
10.30
10.35
saat nenek klien ditanya mengenai asupan makananselama masa pertumbuhannya, nenek klienmengatakan asupan nutrisi selama masapertumbuhan klien tidak tercukupi dimana klienhanya makan seadanya karena kondisi ekonomikeluarga.
2) Mengkaji tingkat perkembangan anakHasil :a) Nenek klien mengatakan pertumbuhan dan
perkembangan klien masih lambat dan tidaksesuai dengan perkembangan anak seusianya.
b) Wajah nampak seperti orang tuac) Kulit nampak keriputd) Status nutrisi belum seimbange) Klien nampak kurusf) BB : 9 kgg) TB : 72 cm
3) Mengajarkan pada orang tua tentang tugasperkembangan anak sesuai dengan kelompok usia.Hasil :Keluarga klien kooperatif dan mengerti denganpenjelasan yang diberikan.
4) Memberikan pasien makanan yang tinggi kaloridan tinggi protein serta makanan dan minumanbergizi yang mudah dikonsumsi.Hasil :Klien diberikan makanan diet tinggi kalori dantinggi protein.
E : Masalah belum teratasi4. Jumat, 04
Maret2016
08.30
08.35
08.4008.45
08.50
08.55
S :Nenek klien mengatakan klien masih belum dapatmelakukan aktivitas sendiri.
O :1) Nampak aktivitas klien masih di bantu oleh
keluarga dan perawat.2) Nampak klien masih belum dapat melakukan
aktivitas sendiri3) Klien nampak lemah
4) Kekuatan otot 4 44 4
A : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3 & 4.I :
1) Mengobservasi tingkat kelemahan klienHasil :a) Klien nampak lemahb) Kekuatan otot 4 4
4 42) Mengkaji kemampuan toleransi aktivitas klien
Hasil :a) Nenek klien mengatakan klien belum dapat
melakukan aktivitas sendiri.b) Nampak aktivitas klien di bantu oleh keluarga
dan perawat.
121
08.58
09.05
09.10
c) Nampak klien belum dapat melakukan aktivitassendiri
3) Mengidentifikasi faktor yang menimbulkankelemahan.Hasil :Nenek klien mengatakan kelemahan yang alamicucunya disebabkan karena diare dan nafsu makanmenurun
4) Memberikan HE tentang pembatasan aktivitas.Hasil :Nenek klien kooperatif dan mengikuti saran yangdianjurkan oleh perawat.
E : Masalah belum teratasi5. Jumat, 04
Maret2016
09.20
09.25
09.3509.40
S :Keluarga klien mengatakan sudah dapat melakukanperawatan secara mandiri.
O :1) Klien nampak bersih dan terlihat segar2) Rambut nampak bersih3) Gigi nampak bersih4) Kuku nampak pendek dan bersih.5) Keluarga klien nampak kooperatif6) Keluarga klien sudah dapat memenuhi dan
mempertahankan kebersihan diri klien secaramandiri
A : Tujuan tercapaiP : Pertahankan intevensi 1, 2, 3 & 4.
7. Jumat, 04Maret2016
10.00
10.05
10.1010.15
10.20
10.25
S :Nenek klien mengatakan klien masih lemah dan hanyaberbaring di atas tempat tidur.
O :1) Nampak ada kemerahan pada bagian punggung
belakang.2) Kulit nampak keriput dan kering3) Turgor kulit jelek dan teraba lengket4) Klien nampak lemah dan berbaring di atas tempat
tidur.A : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkan intevensi 1, 2, 3, 4 & 5I :
1) Mengobservasi keadaan integritas kulit terutamadaerah yang menonjol.Hasil :a) Warna kulit sawo matangb) Kulit nampak keriputc) Turgor kulit jelekd) Nampak ada kemerahan pada bagian punggung
belakang.e) Klien nampak lemah dan berbaring di atas
tempat tidur.f) Nenek klien mengatakan klien masih lemah dan
hanya berbaring di atas tempat tidur.2) Menganjurkan keluarga untuk menggunakan
pakaian yang longgar.
122
10.30
10.35
10.40
10.45
Hasil :Keluarga nampak kooperatif dan mengikuti saranyang diberikan
3) Mengubah posisi klien tiap 2 jam dengan posisimika miki dan terlentang.Hasil :Klien merasa lebih nyaman dengan posisi yangdiberikan.
4) Menjaga kebersihan kulit agar tetap bersih dankering.Hasil :a) Kulit nampak keriput dan keringb) Turgor kulit jelek dan teraba lengketc) Warna kulit sawo matang
5) Mengoleskan minyak kayu putih pada daerahpunggung dengan cara memutar.Hasil :Klien merasa nyaman setelah dimasase pada daerahpunggung yang tertekan.
E : Masalah belum teratasi8. Jumat, 04
Maret2016
11.30
11.35
11.4011.45
11.50
11.55
S :Nenek klien mengatakan klien tidak pernahmendapatkan imunisasi.
O :1) Nampak masih ada kemerahan pada bagian
punggung belakang.2) Kulit nampak keriput dan kering3) SGOT : 41 U/mL4) SGPT : 42 U/mL
A : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkan intevensi 1, 2, 3, 4, 5 & 6.I :
1) Mengobservasi TTV dengan cara :Mengukur tekanan darah dengan menggunakantensimeter pada bagian lengan atas kanan,menghitung denyut nadi selama 60 detik (4 x 15detik) pada arteri radialis bagian pergelangantangan kiri, mengukur suhu tubuh denganmenggunakan termometer air raksa pada bagianaxila kanan selama 5-10 menit, menghitungpernapasan selama 60 detik (4 x 15 detik) denganmelihat pergerakan dinding thoraks.Hasil :TTV :TD : 100/70 mmHgN : 98x/menitS : 36,6 °CP : 28 x/menit
2) Memonitor adanya tanda-tanda infeksi.Hasil :a) Nampak masih ada kemerahan pada bagian
punggung belakangb) Kulit nampak keriput dan keringc) SGOT : 41 U/mLd) SGPT : 42 U/mL
123
11.58
12.00
12.10
13.10
13.15
e) Nenek klien mengatakan klien tidak pernahmendapatkan imunisasi.
3) Menganjurkan pada keluarga dan pengunjunguntuk mencuci tangan sebelum dan sesudah kontakdengan pasien.Hasil :Keluarga klien kooperatif dan mengikuti saranyang diberikan.
4) Membatasi pengunjungHasil :Keluarga klien kooperatif dan mengikuti saranyang diberikan.
5) Mengajarkan keluarga tanda dan geja6) la infeksi.
Hasil :Keluarga klien kooperatif dan mengerti denganpenjelasan yang diberikan.
7) Berkolaborasi dalam pemberian obat antibiotik.Hasil :a) Ampicilin 1,8 cc diberikan per IVb) Gentamisin 2 cc diberikan per IV
E : Masalah belum teratasi
124
B. Pembahasan
Selama melaksanakan asuhan keperawatan dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan catatan perkembangan
pada Anak S Pra sekolah (5 tahun) dengan Marasmus di Ruang Kenanga
Gedung Kemuning Lantai I RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung yang
dilaksanakan mulai tanggal 01 sampai dengan 04 Maret 2016, penulis
mendapatkan kesenjangan antara teori dengan pelaksanaan praktek di
lapangan selama melaksanakan asuhan keperawatan. Selain itu, penulis juga
menemukan faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam melaksanakan
asuhan keperawatan dilapangan.
Adapun uraian secara lengkap pembahasan dari pelaksanaan asuhan
keperawatan di lapangan pada Anak S Pra sekolah (5 tahun) dengan
Marasmus dengan tinjauan teori asuhan keperawatan pada Anak S Pra
sekolah (5 tahun) dengan Marasmus dapat disimak dalam penjelasan di
bawah ini :
1. Pengkajian
Demi lancarnya pelaksanaan asuhan keperawatan penulis terlebih
dahulu melakukan pendekatan therapeutik sekaligus membina hubungan
saling percaya dengan klien dan orang tua. Dalam pengkajian penulis
melaksanakan sesuai dengan tahapan-tahapan dalam pengkajian yaitu
pengumpulan data yang terdiri dari data subyektif dan data obyektif,
klasifikasi data dan analisa data. Dalam pengumpulan data penulis
125
menggunakan teknik wawancara, observasi, pemeriksaan fisik secara head
to toe dengan menggunakan teknik inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi yang di aplikasikan secara persistem dan studi dokumentasi
dengan melihat status klien di ruangan.
Data subyektif yang penulis dapatkan berasal dari klien dan nenek
klien. Respon non verbal klien tidak penulis abaikan, tetapi dijadikan
sebagai data yang dapat melengkapi data subyektif tersebut. Penulis juga
melakukan wawancara dengan nenek klien, mencari keterangan dari pihak
lain yaitu tenaga kesehatan yang terlibat langsung dalam pemberian
pelayanan kesehatan pada klien dan catatan medis klien serta dokumentasi
dari tim kesehatan lain.
TTV pada klien marasmus pada pengkajian dalam teori ditemukan
TTV rendah. Namun, pada Anak S TTV normal. Hal ini dikarenakan pada
saat dilakukan pengkajian Anak S sudah dirawat di rumah sakit dan
diberikan pengobatan sehingga TTV kembali normal. Selain itu juga
karena respon tiap orang terhadap keluhan yang dirasakan berbeda-beda,
tapi tidak menyimpang dari konsep yang ada.
Secara konseptual pemeriksaan fisik pada klien dengan Marasmus
pada pengkajian sistem pernapasan secara konsep teori ditemukan adanya
batuk, sesak napas dan bunyi napas tambahan (ronchi). Namun, hal ini
tidak terjadi pada Anak S karena tidak mengalami gangguan sistem
pernapasan.
126
Pola aktivitas sehari-hari pada pemenuhan pola istrahat tidur
terdapat kesenjangan antara fakta di lapangan dengan konsep teori
Marasmus. Pada konsep teori di temukan istrahat tidur klien terganggu dan
berubah karena adanya diare. Namun hal ini tidak terjadi pada Anak S.
walaupun anak S masih mengalami diare tetapi kualitas istrahat tidur klien
masih teratur dan masih sesuai dalam batas normal.
Adanya kesenjangan ini dapat disebabkan karena setiap manusia
dalam memberikan respon baik bio, psiko, sosial, spritual dan kultural
terhadap stimulus berbeda-beda sehingga gejala dan karakteristik berbeda
pula.
2. Diagnosa keperawatan
Pada tinjauan teori, terdapat 5 (lima) diagnosa keperawatan yang
ditemukan pada klien Marasmus adalah sebagai berikut :
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang kurang.
b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status nutrisi.
c. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan
malnutrisi.
d. Defisiensi pengetahuan mengenai kondisi, diet, perawatan dan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.
e. Resiko infeksi berhubungan dengan daya tahan tubuh menurun.
127
Sedangkan pada kasus Anak S penulis menemukan 8 (delapan)
diagnosa keperawatan yang ditunjang oleh data hasil pengkajian dan
sebagai hasil analisa dan perumusan masalah keperawatan, yaitu :
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya cairan dan
eletrolit berlebih (diare).
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang kurang.
c. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan
malnutrisi.
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot.
e. Defisit perawatan diri berhubungan dengan proses penyakit.
f. Kecemasan keluarga berhubungan dengan kurang pengetahuan keluarga
tentang penyakit klien.
g. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring lama
h. Resiko infeksi berhubungan dengan daya tahan tubuh menurun.
Berdasarkan uraian diatas, terdapat perbedaan antara diagnosa
keperawatan yang ditemukan pada Anak S dengan konsep Marasmus. Dari
5 diagnosa keperawatan menurut konsep teori, diagnosa keperawatan yang
tidak ditemukan pada Anak S yaitu :
a. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status nutrisi.
b. Defisiensi pengetahuan mengenai kondisi, diet, perawatan dan
perawatan dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.
128
Adapun kesenjangan diagnosa keperawatan yang penulis dapatkan
yang ada pada kasus tetapi tidak ada pada tinjauan teori adalah sebagai
berikut :
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya cairan dan
eletrolit berlebih (diare). Penulis munculkan diagnosa baru ini karena
data yang ditemukan sangat menunjang munculnya diagnosa ini yang
ditandai dengan mukosa bibir kering, mata nampak cekung, konjungtiva
anemis, turgor kulit jelek dan CRT > 3 detik.
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot. Penulis
munculkan diagnosa baru ini karena data yang ditemukan sangat
menunjang munculnya diagnosa ini yang ditandai dengan klien nampak
lemah dan berbaring di atas tempat tidur, nampak aktivitas klien
dibantu oleh keluarga dan perawat, kekuatan otot 4 4, Klien nampak
lemah dan berbaring di atas tempat tidur.
c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan proses penyakit. Penulis
munculkan diagnosa baru ini karena data yang ditemukan sangat
menunjang munculnya diagnosa ini yang ditandai dengan rambut
nampak kusam dan berminyak, kulit nampak keriput dan teraba lengket,
gigi nampak kotor, kuku nampak panjang dan kotor, nampak aktivitas
klien dibantu oleh keluarga dan perawat dan adanya respon dari nenek
klien yang mengatakan selama masuk rumah sakit cucunya belum
pernah mandi, keramas, sikat gigi dan potong kuku.
129
d. Kecemasan keluarga berhubungan dengan kurang pengetahuan keluarga
tentang penyakit klien. Penulis munculkan diagnosa baru ini karena
data yang ditemukan sangat menunjang munculnya diagnosa ini yang
ditandai dengan nenek klien nampak cemas dan gelisah, nampak nenek
klien selalu bertanya-tanya tentang penyakit yang dialami cucunya,
nenek klien nampak bingung jika ditanya mengenai penyakit klien dan
adanya respon dari nenek klien yang mengatakan cemas dan khawatir
dengan keadaan dan kondisi cucunya saat ini.
e. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring
lama. Penulis munculkan diagnosa baru ini karena data yang ditemukan
sangat menunjang munculnya diagnosa ini yang ditandai dengan kulit
nampak keriput, turgor kulit jelek, nampak ada kemerahan pada bagian
punggung belakang dan klien nampak lemah dan berbaring di atas
tempat tidur.
Kesenjangan ini dapat disebabkan beberapa hal antara lain pada
studi kasus tidak ditemukan tanda dan gejala yang menunjang untuk
mengangkat masalah keperawatan tersebut dan masalah keperawatan
diangkat disesuaikan dengan kondisi klien.
3. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini penulis bersama keluarga klien
menyusun rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan sesuai
dengan masalah yang muncul, perencanaan ini disesuaikan dengan
kemampuan, situasi dan kondisi serta sarana dan prasarana yang ada
130
diruangan. Hal-hal yang mendukung dalam penyusunan perencanaan yaitu
adanya kerja sama yang baik antara perawat, klien dan keluarga sehingga
memudahkan dalam penyusunan rencana tindakan keperawatan serta
dukungan dan bimbingan dari perawat ruangan yang dapat memperlancar
dan menyusun perencanaan.
Tidak semua intervensi yang ada dalam teori terdapat dalam kasus,
kesenjangan ini terjadi karena tidak semua diagnosa yang ada dalam teori
muncul dalam kasus begitu pula untuk diagnosa yang ada dalam kasus dan
tidak muncul dalam teori.
Untuk diagnosa yang ada dalam teori dan muncul dalam kasus
pada prinsipnya terdapat beberapa perbedaan dalam penyusunan
perencanaan yaitu untuk intervensi
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang ada dalam teori
dan tidak terdapat dalam kasus adalah intervensi : monitor bising usus,
catat dan monitor adanya anoreksia, kelemahan umum, nyeri abdomen
munculnya mual dan muntah.
b. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan
malnutrisi yang ada dalam teori dan tidak terdapat dalam kasus adalah
intervensi : mendorong asupan makanan dan cairan tinggi kalium yang
sesuai, berikan perawatan yang konsisten dan pantau kecenderungan
kenaikan dan penurunan berat badan.
c. Resiko infeksi berhubungan dengan daya tahan tubuh menurun yang
ada dalam teori dan tidak terdapat dalam kasus adalah intervensi :
131
dorong keseimbangan istrahat adekuat dengan aktifitas sedang dan
tingkatkan masukan nutrisi adekuat.
Untuk diagnosa yang ada dalam teori dan ada dalam kasus tetapi
tidak semua intervensi yang ada dalam teori dicantumkan dalam kasus
disebabkan karena kurangnya sarana dan prasarana yang ada diruang
perawatan serta disesuaikan dengan kondisi klien pada saat itu.
Kesenjangan ini terjadi karena perencanaan dari diagnosa yang
tidak ada dalam teori, penulis bersama keluarga klien dan petugas
kesehatan yang ada diruangan membuat perencanaan bersama berdasarkan
ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
4. Implementasi
Tahap ini merupakan realisasi dari perencanaan yang telah disusun
sehingga tindakan yang dilakukan mengacu pada perencanaan tanpa
mengabaikan kondisi klien saat itu. Yang merupakan suatu pendukung
dalam tahap pelaksanaan ini adalah adanya kerja sama yang baik antara
penulis, klien dan nenek klien. Sehingga memudahkan dalam setiap
tindakan. Selain itu, adanya dukungan serta bimbingan dari perawat
pembimbing.
Adapun tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang
ada antara lain :
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya cairan dan
eletrolit berlebih (diare), semua perencanaan yang ada dilaksanakan dan
diimplementasikan karena disesuaikan dengan kondisi klien.
132
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang kurang, semua perencanaan yang ada dilaksanakan dan
diimplementasikan karena disesuaikan dengan kondisi klien.
c. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan
malnutrisi, semua perencanaan yang ada dilaksanakan dan
diimplementasikan karena disesuaikan dengan kondisi klien.
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot, semua
perencanaan yang ada dilaksanakan dan diimplementasikan karena
disesuaikan dengan kondisi klien.
e. Defisit perawatan diri berhubungan dengan proses penyakit, semua
perencanaan yang ada dilaksanakan dan diimplementasikan karena
disesuaikan dengan kondisi klien.
f. Kecemasan keluarga berhubungan dengan kurang pengetahuan keluarga
tentang penyakit klien, semua perencanaan yang ada dilaksanakan dan
diimplementasikan karena disesuaikan dengan kondisi klien.
g. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring
lama, semua perencanaan yang ada dilaksanakan dan
diimplementasikan karena disesuaikan dengan kondisi klien.
h. Resiko infeksi berhubungan dengan daya tahan tubuh menurun, semua
perencanaan yang ada dilaksanakan dan diimplementasikan karena
disesuaikan dengan kondisi klien.
133
5. Evaluasi
Tahap ini merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dimana
untuk menilai suatu keberhasilan pelaksanaan keperawatan dengan
mengacu pada tercapainya tujuan yang ditetapkan.
Setelah mengimplementasi asuhan keperawatan yang telah
direncanakan selama 4 hari, yang dimulai tanggal 01 Maret sampai dengan
04 Maret 2016, maka seluruh tujuan yang telah ditetapkan diharapkan
dapat tercapai.
Dalam studi kasus ini terdapat delapan diagnosa yang terdiri dari
tiga diagnosa aktual, yaitu kekurangan volume cairan, ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, keterlambatan pertumbuhan dan
perkembangan, tiga diagnosa potensial yaitu intoleransi aktivitas, defisit
perawatan diri, kecemasan keluarga dan dua diagnosa resiko, yaitu resiko
kerusakan integritas kulit dan resiko infeksi. Diantara delapan diagnosa
tersebut, tiga diagnosa teratasi yaitu kekurangan volume cairan, defisit
perawatan diri dan kecemasan keluarga.
Berdasarkan teori yang ada, evaluasi merupakan tindakan
intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan
seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaan
tindakan keperawatan serta tujuan yang telah berhasil dicapai. Melalui
evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor apa yang terjadi selama
tahap pengkajian, analisa data, perencanaan dan pelaksanaan tindakan.
134
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan studi kasus melalui pendekatan proses
keperawatan pada Anak S Pra sekolah (5 tahun) dengan Marasmus di Ruang
Kenanga Gedung Kemuning Lantai I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan
Sadikin Bandung mulai tanggal 01 sampai dengan 04 Maret 2016 dengan
mengacu pada tujuan yang ingin dicapai, maka penulis mengambil
kesimpulan bahwa :
1. Dalam pengkajian semua aspek harus dikaji secara komprehensif yang
meliputi aspek bio, psiko, sosial dan spritual untuk mendapatkan data
yang lengkap dan akurat karena setiap individu memberi respon yang
berbeda terhadap stimulus baik internal maupun eksternal sehingga
diharapkan kejelian dalam meneliti respon atau gejala yang dinampakkan
oleh klien serta kepekaan dan kemampuan khusus dalam
menginterpretasikan dan menganalisa data klien dengan Marasmus
2. Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon
manusia (status kesehatan atau risiko perubahan pola) dari individu atau
kelompok dimana perawat sebagai akuntabilitas dapat mengidentifikasi
dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan,
menurunkan, membatasi, mencegah dan mengubah (Nursalam, 2013).
135
Adapun diagnosa keperawatan yang ditemukan pada Anak S Pra
sekolah (5 tahun) dengan Marasmus adalah sebagai berikut :
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya cairan dan
eletrolit berlebih (diare).
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang kurang.
c. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan
malnutrisi.
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot.
e. Defisit perawatan diri berhubungan dengan proses penyakit.
f. Kecemasan keluarga berhubungan dengan kurang pengetahuan
keluarga tentang penyakit klien.
g. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring
lama.
h. Resiko infeksi berhubungan dengan daya tahan tubuh menurun.
3. Perencanaan yang penulis lakukan pada Anak S pada dasarnya
disesuaikan dengan kebutuhan dan masalah klien dalam mengatasi
masalahnya.
4. Pelaksanaan merupakan realisasi dari perencanaan yang telah disusun
sehingga dalam pelaksanaan ini mengacu pada perencanaan yang
merupakan pendukung berjalannya tahap pelaksanaan diantaranya kerja
sama yang baik antara perawat, klien dan keluarga sehingga
136
memudahkan dalam setiap tindakan. Selain itu juga, adanya dukungan
serta bimbingan dari perawat pembimbing.
5. Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dimana untuk
menilai suatu keberhasilan pelaksanaan keperawatan dengan mengacu
pada tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
6. Dokumentasi merupakan pencatatan setelah diberikan asuhan
keperawatan selama 4 (empat) hari pada klien. Walaupun tidak semua
masalah keperawatan teratasi tetapi sudah menunjukan perubahan yang
besar bagi klien. Melihat kenyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa
pemberian asuhan keperawatan pada Anak S dengan Marasmus
didasarkan pada teori dan kondisi klien sangat besar pengaruhnya
terhadap proses kesembuhan klien.
B. Rekomendasi
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses
keperawatan pada Anak dengan Marasmus, maka penulis merekomendasikan:
1. Bagi Rumah Sakit
Rumah Sakit diharapkan mampu memberikan pelayanan yang
komprehensif meliputi bio, psiko, sosial dan spritual kepada klien. Selain
itu juga, perlu tambahan tenaga perawat yang terampil sehingga dapat
membimbing mahasiswa yang akan melakukan praktek keperawatan di
rumah sakit, agar selalu menerapkan konsep asuhan keperawatan yang
komprehensif dan meningkatkan frekwensi kontak dengan klien dalam
melaksanakan asuhan keperawatan serta adanya pendokumentasian yang
137
lengkap dan akurat pada status klien, juga diperlukan adanya kerjasama
yang baik dengan tim kesehatan lainnya untuk mempercepat proses
kesembuhan klien.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Institusi dan penyelenggara diharapkan menyediakan buku-buku
referensi yang memadai, yang menyangkut hal-hal terbaru tentang
penatalaksanaan perawatan anak dengan Marasmus serta menyediakan
waktu yang cukup untuk pelaksanaan praktek keperawatan di rumah sakit
dan studi khusus untuk penyusunan karya tulis dimasa yang akan datang.
3. Bagi Profesi Keperawatan
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat menjadi acuan dan titik tolak dalam
pengembangan profesi keperawatan khususnya pemberian asuhan
keperawatan pada anak dengan Marasmus.
4. Bagi Penulis Sendiri
Semoga karya tulis ilmiah ini dapat menjadi bacaan dan acuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas dalam pemberian asuhan
keperawatan pada anak dengan Marasmus. Penulis jangan pernah puas
dengan apa yang telah dicapai dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
tetapi belajar lebih giat lagi agar memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang memadai untuk pelaksanaan asuhan keperawatan dimasa yang akan
datang.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. EGC : Jakarta.
Engel, J. (2009). Seri Pedoman Praktis Pengkajian Pediatrik. Edisi 4. EGC :
Jakarta.
Djitowiyono, S. (2010). Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak. Nuha Medika :
Yogyakarta.
Hidayat, A.A. (2012). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Edisi 2. Salemba
Medika : Jakarta.
Kementrian Kesehatan RI. (2015). Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
2015-2019. Kementerian Kesehatan RI : Indonesia.
(2003). Rencana Strategis Kementerian Kesehatan.
Kementian kesehatan RI : indondonesia.
Liansyah, T.M. (2015). Malnutrisi pada Anak. Journal Departemen Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Vol. 2 (1).
P.1-12.
Muttaqin, A. (2008). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Jilid 1. Salemba Medika : Jakarta.
Nurarif, A.H. & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Edisi Revisi. Jilid 1. Mediaction
Publishing : Jogjakarta.
. (2015). Handbook For Health Student, Mediaction
Publishing : Jogjakarta.
Nursalam. (2013). Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2. Salemba
Medika : Jakarta.
Nursalam., Susilaningrum, R., & Utami, S.( 2008). Asuhan Keperawatan Bayi
dan Anak. Salemba Medika : Jakarta.
Puspitawati, N. & Sulistyarini, T. (2013). Sanitasi Lingkungan yang tidak Baik
Mempengaruhi Status Gizi pada Balita. Journal Stikes, Vol. 6 (1). P.74-83.
RSUP, dr. Hasan Sadikin Bandung. (2015). Medical Record Rumah Sakit Umum
Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung Ruang Kenanga Gedung Kemuning
Lantai I. Bandung.
Sari, L.P. (2013). Analisis Praktik Klinik Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Perkotaan pada Gizi Buruk di Ruang Teratai Lantai III Selatan RSUP
Fatmawati. Karya Ilmiah Akhir Ners. di terbitkan. Depok : Program
Profesi Ilmu Keperawatan.
Smeltzer, S.C. & Bare, G.C. (2002). Keperawatan Medikal-Bedah. Edisi 8. Vol 2.
EGC : Jakarta.
Syaifuddin. (2006). Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Edisi 3.
EGC : Jakarta.
Udjianti, W.J. (2010). Keperawatan Kardiovaskuler. Salemba Medika : Jakarta.
Wong, D.L. (2004). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Edisi 4. EGC :
Jakarta.
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SATPEL)
NUTRISI PADA ANAK USIA 5 TAHUN
OLEH :
LISRAWATI
13.13.1112
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
2016
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SATPEL)
NUTRISI PADA ANAK USIA 5 TAHUN
OLEH :
LISRAWATI
13.13.1112
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
2016
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SATPEL)
NUTRISI PADA ANAK USIA 5 TAHUN
OLEH :
LISRAWATI
13.13.1112
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
NUTRISI PADA ANAK
Bidang Study : Keperawatan Anak
Topik : Nutrisi Pada Anak
Sub Topik : Anjurkan pemberian makan selama anak sakit dan sehat
Sasaran : Ibu klien
Tempat : RSUP Hasan Sadikin Bandung, Ruang Kenanga
Hari / Tanggal :
Waktu : 1 x 30 menit
I. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM
Pada akhir proses penyuluhan, ibu dan keluarga dapat mengetahui nutrisi
yang perlu diberikan kepada anaknya baik selama sakit maupun anak
tersebut sehat.
II. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah diberikan penyuluhan ibu dapat :
1. Menyebutkan pengertian dari nutrisi.
2. Menyebutkan zat gizi yang terkandung dalam makanan.
3. Mengerti cara pemberian makan selama anak sakit dan sehat.
III. SASARAN
Ibu dan keluarga di lingkungan Posyandu barada yang datang
memeriksakan anaknya ke Posyandu tersebut.
IV. MATERI
1. Penertian Nutrisi
2. Zat gizi yang terkandung dalam makanan
3. Cara pemberian makan selama anak sakit dan sehat
V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
VI. MEDIA
1. Flip Chart
2. Leaflet KMS
VII. MATERI EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Peserta hadir ditempat penyuluhan
Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di posyandu
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara banar
3. Evaluasi Proses
Ibu mengerti tentang jenis nutrisi yang diperlukan
Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 20 orang
VIII. KEGIATAN PENYULUHAN
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
1 3 menit Pembukaan :
Membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam.
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
Menyebutkan materi yang akan
diberikan
Menjawab salam
Mendengarkan
Memperhatikan
Memperhatikan
2 15 menit Pelaksanaan :
Menjelaskan tentang penertian
nutrisi
Menjelaskan tentang zat gizi
yang terkandung dalam
makanan
Memberi kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
Menjelaskan cara pemberian
makan selama anak sehat dan
sakit
Memberi kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
Memperhatikan
Memperhatikan
Bertanya dan menjawab
pertanyaan yang diajukan
Memperhatikan
Bertanya dan menjawab
pertanyaan yang diajukan
3 10 menit Evaluasi :
Menanyakan kepada peserta
tentang materi yang telah
diberikan dan reinforcement
kepada ibu yang dapat
menjawab pertanyaan
Menjawab pertanyaan
4 2 menit Terminasi :
Mengucapkan terima kasih atas
peran serta peserta
Menucapkan salam penutup
Mendengarkan
Menjawab salam
MATERI PENYULUHAN
NUTRISI PADA ANAK
A. PENGERTIAN
Nutrisi atau zat makanan adalah merupakan bagian dari makanan
termasuk didalamnya air, protein dan asam amino yang membentuknya
lemak dan asam lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin.
ZAT YANG TERKANDUNG DALAM MAKANAN
I.Air
Kebutuhan tubuh akan air merupakan urutan kedua setelah
kebutuhan oksigen. Fungsi dari air bermacam-macam. Air merupakan
komponen terpenting dari struktur tubuh dan dalam fungsinya sebagai
pelarut, maka air memainkan peranan dasar dalam reaksi seluler. Air
mengatur suhu tubuh dengan mengambil panas yang dihasilkan pada
reaksi seluler dan mendistribusikannya ke seluruh tubuh. Air penting
sebagai pelumas tubuh misalnya saliva, memungkinkan makanan
masuk ditelan.
II. Protein dan Asam Amino
Fungsi protein adalah :
a. Penunjang pertumbuhan, protein merupakan bahan padat utama
dari otot, organ dan glandula endokrin. Merupakan unsur utama
dari matrix tulang dan gigi, kulit, kuku, rambut, sel darah dan
serum.
b. Pengaturan proses tumbuh, protein mempunyai fungsi yang sangat
khusus dalam pengaturan proses-proses tubuh misalnya, Hb
melakukan peranan vital membawa oksigen kejaringan.
c. Energi, protein merupakan sumber energi potensial, setiap gramnya
menghasilkan 4 Kkal (0,01 MJ), jika protein digunakan untuk
energi maka tidak akan dipakai untuk kebutuhan sintesis.
Sumber Protein :
a. Kandungan protein tinggi pada susu, daging, ikan, unggas, keju,
biji-bijian.
b. Kandungan protein menengah pada telur, kacang-kacangan,
tepumg, biji-bijian,susu cair.
c. Kandungan protein rendah sebagaian besar pada buah-buahan dan
sayur-sayuran.
III. Lemak dan Asam Lemak
Fungsi utama lemak adalah memberikan energi, lemak bertindak
sebagai karier dari vitamin A, D, E, K yang larut dalam air dan
memberikan rasa yang menyenangkan dan memberikan perasaan kenyang
karena kecepatan pengosongan dari lambung.
Sumber makanannya adalah baik susu ASI dan sapi mengandung
sekitar 50% kal lemak. Sekitar 4% dari kalori total dalam ASI diberikan
oleh asam linoleat. Sumber makanan lain adalah mimyak, LARD,
mentega, margarine dan bumbu selada yang merupakan sumber lamak
yang paling pekat.
IV. Karbohidrat
Gula dan zat tepung merupakan sumber utama energi manusia. Fungsi
karbohidrat :
a. Energi, setiap gram karbohidrat yang dioksida rata-rata menghasilkan 4
kal. Sejumlah karbohidrat dalam bentuk glukosa, akan digunakan secara
langsung untuk memenuhi kebutuhan energi jaringan. Sebagian kecil
disimpan sebagai glikogendalam hepar dan otot dan beberapa akan
disimpan sebagai jaringan adiposa.
b. Aksi pencadangan protein, tubuh akan menggunakan karbohidrat
sebagai sumber utama energi, karena itu jika terdapat defisiensi kalor
dalam diet maka akan digunakan jaringan adiposa dan pritein.
c. Pengaturan metabolisme lemak, diperlukan sejumlah karbohidrat dalam
diet sehingga oksidasi lemak dapat berlangsung dengan normal. jika
karbohidrat dalam diet terbatas, maka lemak akan dimetabolisir lebih
cepat dari pada penanganan tubuh terhadap produk metabolisme ini.
Jika lemak tidak dioksidasi dengan lengkap maka akan terbentuk keton.
d. Peranan dalam fungsi gastointestinal, diduga laktosa mempercepat
pertumbuhan bakteri yang diperlukan dalam usus kecil, bakteri ini
berguna untuk sintesis vit B kompleks dan vit K.
Sumber karbohidrat : pada diet bayi muda laktosa merupakan
karbohidrat predominan yang ditemukan dalamASI dan susu sapi.
Dengan semakin besarnya anak-anak ditambahkan biji-bijian, roti dan
makanan lain seperti kentang.
CARA PEMBERIAN MAKAN SELAMA ANAK SAKIT
1. Umur 0 – 4 Bulan
Berikan air susu ibu (ASI) sesuai dengan keinginan anak, paling
sedikit 8 kali sehari, siang maupun malam.
Jangan diberikan makanan atau minuman selain ASI.
2. Umur 4 – 6 Bulan
Berikan air susu ibu (ASI) sesuai dengan keinginan anak, paling
sedikit 8 kali sehari, siang maupun malam.
Beri makanan pendamping ASI 2 kali sehari, tiap 2 kali sendok
makan.
Pemberian makanan pendamping ASI dilakukan setelah pemberian
ASI.
Makanan pendamping ASI adalah : bubur tim lumat ditambah
kuning telur, ayam, ikan, tempe, tahu, daging sapi, wortel, bayam,
kacang hijau, santan, minyak.
3. Umur 6 – 12 Bulan
Berikan ASI sesuai dangan keinginan anak
Berikan bubur nasi ditambah kuning telur, ayam, ikan, tempe, tahu,
daging sapi, wortel, bayam, kacang hijau, santan, minyak.
Makanan tersebut diberikan 3 kali sehari. Setiap kali makan
diberikan sebagai berikut :
Umur 6 bulan : 6 sendok makan
Umur 7 bulan : 7 sendok makan
Umur 8 bulan : 8 sendok makan
Umur 9 bulan : 9 sendok makan
Umur 10 bulan : 10 sendok makan
Umur 11 bulan : 11 sendok makan
4. Umur 12 – 24 Bulan
Berikan ASI sesuai keinginan anak
Berikan bubur nasi ditambah kuning telur, ayam, ikan, tempe, tahu,
daging sapi, wortel, bayam, kacang hijau, santan, minyak.
Berikan makan tersebut 3 kali sehari
Berikan juga makanan selingan 2 kali seharidiantara waktu makan
seperti : bubur kacang hijau, pisang, biskuit, nagasari, dan
sebagainya.
5. Umur 2 Tahun atau lebih
Berikan makanan yang biasa dimakan oleh keluarga 3 kali sehari
yang terdiri dari nasi, lauk, pauk, sayur, dan buah.
Berikan juga makanan yang bergizi sebagai selingan 2 kali sehari
diantara waktu makan seperti :
Bubur kacang hijau
Biskuit
Nagasari
CATATAN :
Cuci tangan sebelum menyuapkan makanan anak.
Gunakan bahan makanan yang baik dan aman, peralatan yang bersih
dan cara memasak yang benar.
Anjurkan pemberian makan untuk anak dengan Diare persisten :
Jika masih didapatkan ASI, berikan lebih sering dan lebih lama,
siang dan malam.
Jika anak mendapat susu selain ASI :
Gantikan dengan meningkatkan pemberian ASI atau
Gantikan dengan setengah bagian susu dengan bubur nasi dan
ditambah tempe
Jangan diberi susu kental manis
Untuk makanan lain, ikuti anjuran pemberian makanan yang
sesuai dengan umur anak.
NUTRISI
PENGERTIAN NUTRISI
Nutrisi adalah zat-zat yang
diperlukan tubuh untuk
menghasilkan energy,
membangun dan memelihara
jaringan.
Tujuan nutrisi pada anak
pra sekolah
Supaya pertumbuhan
dan perkembangan
maksimal
Memperbaiki gizi anak
Meningkatkan
perkemangan anak
selanjutnya
Contoh makanan sehariuntuk anak pra sekolah 3 piring nasi atau
pandananya ( 1 piring =200 gr )
2 potong lauk hewani (1potong = 50 gr )
2 potong lauk nabati (1potong = 20 gr )
1½ porsi sayur ( 1 porsi =100 tanpa kuah )
2 potong buah (1 potong= 100 gr buah matang )
1gelas susu (1 gelas = 200gr
Tips bagi anak agar anak
Ibu mengetahui makanankesukaan anaknya
Penyajan yang menarikdan pengelolaan yangbervariasi, perhatikanjuga gizi seimbangnya
Berikan pengertiantentang bahaya anak jajandiluar
Beri vitamin biladiperlukan untukmenambah nafsu makan
Bahaya makan jajanan
Membuat anak tidak napsumakan di rumah
Kebersihanya tidak terjaga
Kandungan gizi tidaktercukupi
Mendidik anak menjadikomsutif
NUTRISI PADA ANAK
OLEH:
LISRAWATI
13.13.1112
AKADEMI KEPERAWATANPEMERINTAH KAB MUNA
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
JL. POROS RAHA-TAMPO KM. 6 MOTEWE TLP. 0403-22954
LEMBAR BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH
UJIAN AKHIR PROGRAM ( UAP ) T.A 2016 / 2017
Nama Mahasiswa : IRHAM
Nim : 13.13.1100
JudulKaryaTulisIlmiah Asuhan Keperawatan Anak M Usia Pra Sekolah
(5 Tahun) Dengan Post Colostomy a/i
Malformasi Anorektal (MAR) di Ruang Bedah
Anak Gedung Kemuning Lantai II Rumah Sakit
Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.
NamaPembimbing : Wa Ode Fitri Ningsih, S.Kep.,NS, M.Kes
No Hari/TglPokok Bahasan/
Sub Pokok BahasanUraian Perbaikan Paraf
1. Senin, 02Mei 2016
Judul KTI - Konsul Judul dan ACC Judul KTI- Lanjut BAB 1
2. Selasa, 03Mei 2016
BAB 1
a. Latar Belakangb. Ruang Lingkup
- Perhatikan sistematika penulisan tanda bacadan spasi.
- Tambahkan data statistik, WHO, Nasionalmelalui jurnal.
- Lengkapi masalah kasus ke pendekatanproses keperawatan.
3 Senin, 09Mei 2016
BAB I - ACC BAB 1- Lanjut BAB II
4. Rabu, 11Mei 2016
BAB II
a. Pengertian
b. Anfis
c. Tinjauan teori
- Pengkajian
d. Intervensi
- Simpulkan berdasarkan penalaran penulis- Untuk penentuan gambar sesuai panduan- Ikuti penomoran bagan dalam panduan- Referensi sesuai buku literatur- Sistematika penulisan sesuai panduan
- Tambahkan konsep antropometrikdisesuaikan usia
- Perhatikan sistematika penulisan- Atur sesuai penomoran bagan dalam isi
tabel- Cari kembali intervensi sesuai masalah
MAR5. Jumat, 13
Mei 2016
BAB II
a. Pengertian
b. Anfis
c. Tinjauan teori
- Pengkajian
d. Intervensi
- Simpulkan berdasarkan penalaran penulis- Untuk penentuan gambar sesuai panduan- Ikuti penomoran bagan dalam panduan- Referensi sesuai buku literatur- Sistematika penulisan sesuai panduan
- Tambahkan konsep antropometrikdisesuaikan usia
- Perhatikan sistematika penulisan- Atur sesuai penomoran bagan dalam isi
tabelCari kembali intervensi sesuai masalahMAR
6. Senin, 16Mei 2016
BAB II
(Tinjauan Teori)
- ACC BAB II, Lanjut BAB III
7. Senin, 23Mei 2016
BAB III
(Tinjauan Kasus)
- Pada riwayat SMR narasikan sesuaitindakan pelaksanaan operasi sesuai denganusia.
- KU prioritaskan pasien- Tambahkan data BBI setelah pemeriksaan
antropometri.- Pada pemeriksaan fisik, lengkapi data- data
yang belum lengkap.- Untuk klasifikasi data susun berdasarkan
prioritas ke keluhan utama.- Analisa data sesuaikan dengan susunan
diagnosa.- Rencana keperawatan sesuai prioritas
diagnosa keperawatan.8. Selasa, 24
Mei 2016BAB III
(Tinjauan Kasus)
- Diagnosa medis dilengkapi- Pada riwayat keluhan utama untuk data
obyektif menggunakan bahasa lugas- Judul bagan genogram letakan pada center- Pada analisa data, tentukan etiologi sesuai
A. Laporan Kasus keluhan dari pasien/ masalah.- Tanggal implementasi, caper disesuaikan
dengan jadwal evaluasi.
9. Rabu, 25Mei 2016
BAB III
A. Laporan Kasus
- Pada analisa data, tambahkan etiologi sesuaikeluhan dari pasien atau masalah.
- Perbaiki kalimat pada implementasikeperawatan.
- Lanjutkan Pembahasan
10. Kamis, 26Mei 2016
BAB III
B. Pembahasan
- Perbaiki kalimat yang ada pada polaaktivitas sehari-hari.
11. Jumat, 27Mei 2016
BAB III - ACC BAB III- Lanjutkan BAB IV
12. Jumat 03Juni 2016
BAB IV
(Kesimpulan &Rekomendasi)
- .
13. Selasa, 31Mei 2016
BAB IV - ACC BAB IV- Buat lembaran- lembaran depan
14. Jumat, 3Juni 2016
BAB IV - Perbaiki Kata Pengantar, Daftar Isi &Abstrak.
- Perbaiki penulisan Daftar Pustaka sesuaikandengan buku panduan
15. Sabtu, 4Juni 2016
BAB IV - Perbaiki penulisan daftar pustaka
- Lanjut kelengkapan KTI
16.
RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Penulis
Nama : LISRAWATI
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Kafofoo,1 Januari 1993
Status : Mahasiswi
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Muna / Indonesia
Alamat : Desa kafofoo Kec. Kontukowuna
II. Riwayat Pendidikan
a. SD Negeri 18 Kabawo Tamat Pada Tahun 2007
b. SMP Negeri 2 Kabawo Tamat Pada Tahun 2010
c. SMA Negeri 1 Kontukowuna Tamat Pada Tahun 2013
d. Mengikuti pendidikan DIII 2013-2016
.