Kontusio paru AKPER PEMKAB MUNA

Post on 24-Jul-2015

513 views 1 download

Transcript of Kontusio paru AKPER PEMKAB MUNA

Kontusio Parudr. RASDIANA

Definisi Kontusio paru adalah kerusakan jar. Paru

brpa memar atau peradangan pada paru yang dapat terjadi  pada cedera tumpul dada akibat kecelakaan kendaraan atau tertimpa benda berat.

Etiologi -   Trauma toraks-   Kecelakaan lalu lintas-  Terjadi terutama setelah trauma tumpul

toraks-  Dapat pula terjadi pada trauma tajam dg

mekanisme perdarahan dan edema parenkim.

Manifestasi klinis

-   Dapat timbul atau memburuk dalam 24-72 jam setelah trauma

-   Dispnea-   ↓ PO₂   arteri-    Ronki-    Infiltrat pada foto thoraks-   Pada kondisi berat dapat disertai : sekret

trakeobronkial yang banyak, hemoptisis, dan edema paru

Primary SurveiA :Kelancaran jalan napasJika penderita dapat berbicara

mengindikasikan A-nya baikIdentifikasi kemungkinan - kemungkinan

obstruksi A ( oleh karena benda asing, fraktur tulang wajah, fraktur mandibula atau maksila, fraktur laring atau trakea, fraktur servikal)

B :Melibatkan paru, dinding dada, dan diafragma,

harus dievaluasi secara cepatDada penderita harus dibuka untuk melihat

ekspansi pernapasanAuskultasi untuk memastikan udara masuk ke

paru-paruPerkusi untuk menilai adanya udara atau darah

pada rongga pleuraInspeksi dan palpasi dapat menilai kelainan

dinding dada

C :Penilaian volume darah dan CO-        Tingkat kesadaran :akibat ↓ suplai darah ke otak, kesadaran ↓-        Warna kulit (dapat membantu diagnosis hipovolemik) :wajah yang pucat keabuan, kulit ekstrimitas yang pucat 

menandakan hipovolemik-        Nadi, periksa pada nadi yang besar eg. Femoralis, karotis

untuk kekuatan, kecepatan, dan irama :*  tidak cepat, kuat, teratur = normovolemi*  cepat, kecil = hipovolemi*  tidak teratur = biasanya gg jantung*  tidak ditemukan = perlu resusitasi segera

Penilaian perdarahan , ada tidak perdarahan luar,,, perdarahan juga bisa terjadi di dalam/internal/tidak terlihat eg. Perdarahan pada rongga thoraks, abdomen, sekitar fraktur dari tulang panjang, retroperitoneal akibat fraktur pelvis, atau sebagai akibat luka tembus dada/perut.

DDisability : penilaian GCSEyes: (4) : spontan(3) : dengan rangsang suara (suruh

pasienmembuka mata).(2) : dengan rangsang nyeri (berikan

rangsangan nyeri, misalnya menekan kuku jari)

(1) : tidak ada respon

Verbal (respon verbal) :(5) : orientasi baik(4) : bingung, berbicara mengacau ( sering

bertanya berulang-ulang ) disorientasi tempat dan waktu.

(3) : kata-kata saja (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih jelas, namun tidak dalam satu kalimat. Misalnya “aduh…, bapak…”)

(2) : suara tanpa arti (mengerang)(1) : tidak ada respon

Motor (respon motorik) :(6) : mengikuti perintah(5) : melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus

saat diberi rangsang nyeri)(4) : withdraws (menghindar / menarik extremitas atau

tubuh menjauhi stimulus saat diberi rangsang nyeri)(3) : flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku

diatas dada & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).(2) : extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi

di sisi tubuh, dengan jari mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).

(1) : tidak ada respon

E: Exposure/environmentBuka pakaian pasien- Reevaluasi

Secondary survey :- Riwayat AMPLE dan mekanisme cedera- Head to toe- Tambahan secondary survey- Reevaluasi - Rujuk

Prinsip pengobatan trauma toraks ialah:a.       Mengatasi syok b.      Mempertahankan jalan nafas c.       Mengembalikan atau mempertahankan tekanan negatiif

rongga pleura d.      Menghilangkan nyeri e.       Stabilisasi dinding dada f.       Torakotomi, bila ada indikasi:- Perdarahan terus menerus 3-5ml/kg bb/jam selama 3-6 jam - Pnemotorak yang tak teratasi dengan cara biasa - Robekan esofagus - Luka jantung

  Perawatan WSD dan pedoman latihanya :a.    Mencegah infeksi di bagian masuknya slang. Mendeteksi di bagian dimana masuknya

slang, dan pengganti verband 2 hari sekali, dan perlu diperhatikan agar kain kassa yang menutup bagian masuknya slang dan tube tidak boleh dikotori waktu menyeka tubuh pasien.

b.    Mengurangi rasa sakit dibagian masuknya slang. Untuk rasa sakit yang hebat akan diberi analgetik oleh dokter.

c.     Dalam perawatan yang harus diperhatikan :-            Penetapan slang.

Slang diatur se-nyaman mungkin, sehingga slang yang dimasukkan tidak terganggu dengan bergeraknya pasien, sehingga rasa sakit di bagian masuknya slang dapat dikurangi.

-            Pergantian posisi badan.Usahakan agar pasien dapat merasa enak dengan memasang bantal kecil dibelakang, atau memberi tahanan pada slang, melakukan pernapasan perut, merubah posisi tubuh sambil mengangkat badan, atau menaruh bantal di bawah lengan atas yang cedera.

d.    Mendorong berkembangnya paru-paru.ODengan WSD/Bullow drainage diharapkan paru

mengembang.o   Latihan napas dalam.o  Latihan batuk yang efisien : batuk dengan posisi duduk,

jangan batuk waktu slang diklem.o   Kontrol dengan pemeriksaan fisik dan radiologi.e.     Perhatikan keadaan dan banyaknya cairan suction.

Perdarahan dalam 24 jam setelah operasi umumnya 500 - 800 cc. Jika perdarahan dalam 1 jam melebihi 3 cc/kg/jam, harus dilakukan torakotomi. Jika banyaknya hisapan bertambah/berkurang, perhatikan juga secara bersamaan keadaan pernapasan.

f.     Suction harus berjalan efektif :Perhatikan setiap 15 - 20 menit selama 1 - 2 jam setelah operasi dan setiap 1 - 2 jam selama 24 jam setelah operasi.

ò Perhatikan banyaknya cairan, keadaan cairan, keluhan pasien, warna muka, keadaan pernapasan, denyut nadi, tekanan darah.

ò Perlu sering dicek, apakah tekanan negative tetap sesuai petunjuk jika suction kurang baik, coba merubah posisi pasien dari terlentang, ke 1/2 terlentang atau 1/2 duduk ke posisi miring bagian operasi di bawah atau di cari penyababnya misal : slang tersumbat oleh gangguan darah, slang bengkok atau alat rusak, atau lubang slang tertutup oleh karena perlekatanan di dinding paru-paru.

g.    Perawatan "slang" dan botol WSD/ Bullow drainage.1)   Cairan dalam botol WSD diganti setiap hari , diukur berapa

cairan yang keluar kalau ada dicatat.2)   Setiap hendak mengganti botol dicatat pertambahan cairan

dan adanya gelembung udara yang keluar dari bullow drainage.3)   Penggantian botol harus "tertutup" untuk mencegah udara

masuk yaitu meng"klem" slang pada dua tempat dengan kocher.4)   Setiap penggantian botol/slang harus memperhatikan

sterilitas botol dan slang harus tetap steril.5)   Penggantian harus juga memperhatikan keselamatan kerja

diri-sendiri, dengan memakai sarung tangan.6)   Cegah bahaya yang menggangu tekanan negatip dalam

rongga dada, misal : slang terlepas, botol terjatuh karena kesalahan dll.

h.   Dinyatakan berhasil, bila :a. Paru sudah mengembang penuh pada

pemeriksaan fisik dan radiologi.b. Darah cairan tidak keluar dari WSD / Bullow

drainage.c.  Tidak ada pus dari selang WSD

a4

THANK YOU