Post on 25-Apr-2019
KONTRIBUSI RETRIBUSI
TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA (PARIWISATA)
PADA PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN
LAMONGAN TAHUN ANGGARAN 2012-2017
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Alfariz Hannini
11140150000092
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M /1440 H
i
ABSTRAK
Alfariz Hannini (11140150000092), Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Judul Skripsi “ Kontribusi
Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga (Pariwisata) Pada Pendapatan Asli
Daerah Kabupaten Lamongan Tahun Anggaran 2012-2017”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi retribusi tempat rekreasi dan
olahraga (pariwisata ) pada pendapatan asli daerah Kabupaten Lamongan tahun
anggaran 2012 – 2017. Efektivitas pemungutan retribusi tempat rekreasi dan
olahraga (pariwisata) di Kabupaten Lamongan tahun 2012-2017, Efesiensi
pemungutan retribusi tempat rekreasi dan olahraga di Kabupaten Lamongan
tahun 2012-2017, Target penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olaraga
(pariwisata) tahun 2018-2020. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif
dengan pendekatan deskriptif. Teknik analisis yang digunakan untuk mengolah
data adalah rasio kontribusi, rasio efesiensi, rasio efektivitas,Least square. Data
yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari
Badan Pendapatan dan Dinas Pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Lamongan.
Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini bahwa kontribusi retribusi tempat
rekreasi dan olahraga (pariwisata) pada pendapatan asli daerah tahun 2012 - 2017
berada pada kriteria sangat kurang hanya sekitar 0,20% sampai 0,63%. Tingkat
efektivitas pada tahun 2013 dan 2015 berada pada kriteria efektif sedangkan
2012,2014,2016,2017 berada pada kriteria sangat efektif. Tingkat efesiensi tahun
2012 -2017 berada pada kriteria efesien. Prediksi penerimaan retribusi tempat
rekreasi terprediksi terus meningkat.
Kata Kunci : Kontribusi, Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga
(Pariwisata), Pendapatan Asli Daerah.
ii
ABSTRACT
Alfariz Hannini (11140150000092 Alfariz Hannini (11140150000092),
Department of Education in Social Sciences, Faculty of Tarbiyah and Teacher
Training, Thesis Title "Contribution of Retribution for Recreation and Sports
(Tourism) to Local Revenue of Lamongan Regency for 2012-2017 Budget ".
This study was aims to determining the contribution of retribution for recreation
and sports (tourism) on Lamongan Regency's original income for the 2012-2017
fiscal year. The effectiveness of levies for recreation and sports (tourism) in
Lamongan Regency in 2012-2017, Efficiency in collecting retribution for
recreation and sports in Lamongan Regency in 2012-2017, The target of receiving
retribution for recreation and sports (tourism) in 2018-2020. This study uses a
quantitative method with a descriptive approach. The analysis technique used to
process the data is contribution ratio, efficiency ratio, effectiveness ratio, Least
square. The data used in this study are secondary data obtained from the Revenue
Agency and the Tourism and Culture Office of Lamongan Regency. The results
found in this study that the contribution of recreational and sports (tourism)
retribution to regional income in 2012 - 2017 is very poor, only around 0.20% to
0.63%. The level of effectiveness in 2013 and 2015 was in the effective criteria
while 2012,2014,2016,2017 was in a very effective criterion. The 2012-2017
efficiency level is in the efficient criteria. Predictions on the reception of predicted
recreational retribution continue to increase.
Keywords: Contributions, Tourism Retribution, Original Local Goverment
Revenue.
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabararakatuh
Segala puja dan Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini bisa
terselesaikan. Selanjutnya Shalawat serta salam semoga terlimpah dan tercurahkan
kepada junjungan alam, Baginda Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan
para sahabatnya. Nabi akhirul zaman yang telah membawa umat manusia dari
zaman kegelapan menuju kepada jalan yang terang benderang dengan ilmu dan
teknologi yang berkembang pesat saat ini.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat agar mencapai
gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari dalam penyelesaian
penulisan skripsi ini mendapat banyak bantuan dari semua pihak, baik tenaga,
waktu, semangat, informasi, dan biaya yang tak hentinya-hentinya diberikan
kepada penulis. Dengan ketulusan hati penulis, mengucapkan banyak terimakasih
terutama kepada:
1. Prof. Dr. H. A. Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku Ketua jurusan prodi Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial. Saya ucapkan terimakasih atas ilmu yang telah bapak
berikan selama ini.
3. Drs. Syaripulloh, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan IPS Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Tri Harjawati, M.Si selaku Pembimbing Akademik yang telah
membimbing selama masa perkuliahan.
5. Neng Sri Nuraeni M.Pd selaku Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan serta selaku pembimbing I yang telah memberikan masukan dan
bimbingan dengan kesabaran dan keiklasannya, terimakasih atas segala
arahannya.
iv
6. Dr.Sodikin, S.Pd, M.Si selaku pembimbing II yang memberikan masukan
dan bimbingannya dengan penuh keihklasn dan juga kesabaran.
7. Seluruh dosen jurusan Pendidikan IPS, khususnya Konsentrasi Ekonomi,
atas ilmu dan bimbingannya selama penulis menuntut ilmu di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
8. Arief Supriyanto S.H Kasubbag Umum Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Lamongan yang telah memberikan izin melakukan penelitian
ini.
9. Syamsul Hadi, S.H Kabid Pengembangan Potensi Pengawasan dan
Pengendalian Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Lamongan yang telah
memberikan izin melakukan penelitian ini.
10. Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Lamongan yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian di objek wisata Waduk
Gondang dan Sunan Drajat.
11. Kedua Orang tuaku tercinta, terimakasih atas kasih sayang dan do’a yang
teka pernah henti, dan serta Kakak sepupuku Vivin Vidiawati, Sulistiono
dan Abdullah Ubaid yang selalu memberikan semangat untukku dan
membantu dalam segala hal.
12. Keluarga besar Jurusan Pendidikan IPS 2014, khususnya konsentrasi
Ekonomi, atas segala dukungannya, semangat, dan kepedulian yang akan
menjadi kenangan yang indah bagi penulis.
13. Sahabat-sahabatku yang banyak membantu dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini, Jafar Shidiq, Hanna Nahdiana, Nurlia Pangestika,
Indri Lestari, Arman Mahbub, Muhammad Syarifin, Intan, Rahmawati.
14. Semua pihak yang tak dapat disebutkan satu persatu, atas segala
dukungan, bantuan, dan do’a yang telah diberikan.
Demikianlah yang dapat penulis sebutkan pada skripsi berjudul “Kontribusi
Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga (Pariwisata) Pada Pendapatan Asli
Daerah Kabupaten Lamongan Tahun Anggaran 2012-2017” semoga skripsi ini
bermanfaat bagi perkembangan keilmuan dan juga kontribusi bagi dunia
v
kepariwisataan indonesia. Sehingga skripsi ini bisa menjadi salah satu sumber
yang dapat dijadikan informasi serta bermanfaat bagi penulis dan semua yang
membacanya untuk menambah ilmu pengetahuan. Amin ‘ya Robbal ‘alamin.
Wassalamualaikum, Wr.Wb
Jakarta, 28 Desember 2018
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTRACT ..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x
DAFTAR DIAGRAM....................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................. 7
C. Pembatasan Masalah ............................................................ 8
D. Rumusan Masalah ................................................................ 8
E. Tujuan Penelitian ................................................................. 8
F. Manfaat Penelitian ................................................................ 10
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Kajian Teori ............................................................................ 11
1. Pendapatan Asli Daerah ................................................... 11
a. Definisi PAD ............................................................... 11
b. Sumber Penerimaa PAD ............................................. 15
2. Pajak ................................................................................. 15
a. Definisi Pajak ............................................................. 15
b. Fungsi Pajak ............................................................... 16
c. Hukum Pajak .............................................................. 17
d. Jenis Pajak .................................................................. 18
e. Asas Pemungutan Pajak ............................................. 19
f. Sistem Pemungutan Pajak .......................................... 20
vii
3. Pajak Pusat ....................................................................... 20
a. Definisi Pajak Pusat ................................................... 20
b. Jenis Pajak Pusat ........................................................ 21
4. Pajak Daerah .................................................................... 21
a. Definisi Pajak Daerah ................................................ 21
b. Jenis dan Tarif Pajak Daerah ...................................... 22
c. Cara Perhitungannya ................................................. 23
5. Retribusi Daerah ............................................................... 23
a. Defiinisi Retribusi Daerah ......................................... 23
b. Objek dan Golongan Retribusi Daerah ..................... 24
c. Prinsip dan Sasaran Retribusi Daerah ....................... 26
d. Cara Perhitungannya .................................................. 26
6. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga ........................ 27
a. Definisi Retribusi ...................................................... 27
b. Tarif Retribusi ........................................................... 27
c. Tata Cara Pemungutan .............................................. 28
d. Tata Cara Pembayaran .............................................. 28
e. Tata Cara Penagihan .................................................. 29
f. Katentuan Pidana ....................................................... 29
7. Efektivitas ........................................................................ 29
8. Efesiensi ........................................................................... 31
9. Prediksi Penerimaan Retribusi Rekreasi & Olahraga ...... 32
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................ 33
C. Kerangka Berpikir .................................................................. 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 41
B. Metodologi Penelitian ......................................................... 45
C. Populasi dan Sampel ............................................................ 44
D. Teknik Pengumpulam Data .................................................. 45
E. Penjabaran Variabel Penelitian ............................................ 46
F. Teknik Analisis Data ............................................................. 53
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ..................................................................... 52
1. Gambaran Umum Kabupaten Lamongan ...................... 52
2. Sejarah Kabupaten Lamongan ........................................ 57
B. Profil Pariwisata yang dikenai Retrbusi .............................. 58
C. Hasil Penelitian..................................................................... 67
D. Pembahasan ......................................................................... 79
E. Keterbatasan Penelitian ....................................................... 83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................. 84
B. Implikasi .................................................................................. 84
C. Saran ........................................................................................ 85
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 86
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar 10 Negara dengan Devisa Pariwisata Tertinggi di Dunia .............. 3
Tabel 1.2 Ranking Devisa Pariwisata di Indonesia ................................................... 4
Tabel 1.3 Ranking Devisa Pariwisata di Indonesia ................................................... 7
Tabel 1.4 Objek Wisata dan jumlah Pengunjung ...................................................... 8
Tabel 2.1 Penelitian Relevan ..................................................................................... 36
Tabel 3.1 Interval Waktu Penelitian .......................................................................... 42
Tabel 3.2 Penjabaran Variabel Penelitian ................................................................. 47
Tabel 3.3 Klasifikasi Kriteria Kontribusi .................................................................. 49
Tabel 3.4 Kriteria Nilai Efektivitas ............................................................................ 50
Tabel 3.5 Kriteria Nilai Efesiensi ............................................................................. 52
Tabel 4.1 Pembagian Adminitrasi Kabupaten Lamongan ........................................ 53
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kabupaten Lamongan .................................................. 55
Tabel 4.3 Daftar Nama Bupati Kabupaten Lamongan ............................................... 56
Tabel 4.5 Kontribusi Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga Pariwisata
Terhadap Retribusi Daerah Sebagai Komponen PAD ............................. 61
Tabel 4.6 Kontribusi Retribusi Terhadap PAD Kab. Lamongan Tahun 2012-2017 . 66
Tabel 4.7 Kontribusi Masing – Masing Objek Wisata .............................................. 67
Tabel 4.8 Tingkat Efektivitas Pemungutan Retribusi Tempat Rekreasi dan
Olahraga Sektor Pariwisata di Kab. Lamongan ...................................... 69
Tabel 4.9 Tingkat Efektivitas Pemungutan Retribusi Tempat Rekreasi dan
Olahraga (sektor Pariwisata di Waduk Gondang) .................................... 70
Tabel 4.10 Tingkat Efektivitas Pemungutan Retribusi Tempat Rekreasi dan
Olahrag (sektor pariwisata) di Makam Sunan Drajat ............................... 71
Tabel 4.11 Tingkat Efesiensi Pemungutan Retribusi Tempat Rekreasi dan
Olahraga sektor Pariwisata di Kab. Lamongan ......................................... 72
Tabel.4.12 Tingkat Efesiensi Pemungutan Retribusi Tempat Rekreasi dan
Olahrag di Waduk Gondang ..................................................................... 73
Tabel 4.13 Tingkat Efesiensi Pemungutan Retribusi Tempat Rekreasi dan
Olahraga di Sunan Drajat ......................................................................... 74
Tabel 4.16 Prediksi Trend Penerimaan Retribusi Pariwisata di Kab. Lamongan ...... 79
Tabel 4.17 Prediksi Penerimaan Retribusi Pariwisata di Kab. Lamongan ............... 80
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Jenis Pajak ............................................................................................ 18
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir .................................................................................. 32
Gambar 3.1 Peta Pariwisata Lamongan ................................................................... 33
xi
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Kontribusi Retribusi Pariwisata Terhadap PAD sebagai Komponen
PAD ...................................................................................................... 67
Diagram 4.2 Kontribusi Retribusi Pariwisata Terhadap PAD .................................. 69
Diagram 4.3 Kontribusi Masing-Masing Objek Wisata ........................................... 72
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Dokumentasi
Lampiran 2 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 4 Surat Perizinan Kesbangpol Kota Tangsel
Lampiran 5 Surat Perizinan Kesbangpol Provinsi Banten
Lampiran 6 Surat Perizinan Kesbangpol Provinsi Jawa Timur
Lampiran 7 Surat Perizinan Kesbangpol Kabupaten Lamongan
Lampiran 8 Surat Balasan Penelitian Dinas Pendapatan Kab. Lamongan
Lampiran 9 Surat Balasan Penelitian Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab.
Lamongan
Lampiran 10 Data Target dan Penerimaan Retribusi Pariwisata Kab. Lamongan
Lampiran 11 Data Target dan Penerimaan PAD Kab. Lamongan
Lampiran 12 Data Biaya Operasional Objek Wisata
Lampiran 13 Uji Referensi
Lampiran 14 Biodata Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pariwisata dunia sudah dimulai sejak zaman primitive dengan melakukan
perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain. Agama Islam mengenal istilah
ziarah, berdagang ke negara lain kemudian haji dan menuntut ilmu menjadi sadar
Islam menganjurkan untuk melaksanakan perjalanan, keberhasilan manusia
diberbagai bidang keilmuan seperti transportasi dan komunikasi memberikan
kemudahan dalam perjalanan wisata, anjuran tersebut seperti pada Qs. Quraisy
ayat 1-2.
يف )١إليالف قريش ) (٢( إيالفهم رحلة الشتاء والص )
(1)“Karena kebiasaan orang-orang Quraisy. (2) Yaitu kebiasaan mereka
berpergian pada musim dingin dan musim panas.”(Q.S.Quraisy [106]:1- 2 )
Para musafir banyak yang menyebutkan sebagai tafsiran ayat diatas, bahwa
jaar-majrur (huruf yang mengkasrahkan dan kata yang dikasrahkan) itu terkait
dengan surah sebelumnya yakni kami bertindak terhadap pasukan bergajah itu
adalah suku Quraisy dan untuk keamanan mereka, stabilnya kemaslahatan mereka,
terjaganya perjalanan mereka di musim dingin dan musim panas untuk berdagang
dan berusaha. Allah Subhaanahu wa Ta’aala telah membinasakan orang-orang
yang bermaksud buruk kepada mereka, membesarkan perkara tanah haram dan
penduduknya di hati orang-orang Arab sehingga mereka dihormati dan tidak ada
yang melakukan tindakan buruk kepada mereka ketika mereka bersafar kemana
saja yang mereka mau, mereka mendapat jaminan keamanan dari penguasa negeri
yang dilaluinya dan itu nikmat yang telah diberikan oleh Allah Subhaanahu wa
Ta’aala.1
1Prof.Dr. H. Rosihon Anwar, M.Ag. et al., The Wisdom Al-Qur’an disertai Tafsir
tematis,(Bandung: Al-Mizan Publishing House, 2014), h. 965
2
Menurut Tafsir Al-Qur’an Al-Karim “salah satu pengetahuan untuk manusia
adalah sejarah dan geografi, Al-Qur’an senatiasa mendorong manusia perjalanan
di bumi sehingga dapat menyaksikan apa yang telah terjadi atas kebudayaan di
masa lampau dan mengapa mereka bangkit dan runtuh serta pengetahuan
mengenai diri sendiri ini akan memperlihatkan tanda-tanda (kebesaran) kami di
segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri”.
Menurut Ibn Zaid dan Ata’ dalam Tafsir Al-Karim berpendapat “bahwa
maksud tanda-tanda kebesaran Allah Swt, adalah apa yang terdapat di langit,
seperti matahari, bulan, angin, dan lain sebagainya. Ungkapan “Wa fi anfusihim”
pada ayat diatas adalah tubuh manusia sendiri sebagai salah satu penciptaan Allah
yang sangat sempurna”2
Dewasa ini industri pariwisata menjadi primadona yang mampu
mendatangkan devisa yang besar. Maka tak heran jika setiap negara berlomba –
lomba mengemas industri pariwisata di negaranya. Usaha tersebut merupakan
bentuk antusiasme dan upaya untuk meningkatkan daya saing usaha lokal,
mengembangkan sumber daya manusia hingga membuka peluang investasi
sehingga mendatangkan devisa sektor pariwisata bagi negara tersebut.
Laporan Tourism Highlight dari United Nations World Tourism Organisation
(UNWTO) mencatat bahwa devisa yang dihasilkan oleh pariwisata global
menyumbang 1.340 Miliar Dolar AS untuk ekonomi dunia, kantong pariwisata
terbesar dunia dipegang oleh Eropa dengan 52 persen turis dunia berkunjung ke
Eropa, Kawasan Asia menunjukan eksistensinya dengan 24 persen turis
berkunjung ke Asia pada tahun 2017 dan 29 persen turis berkunjung ke Pasifik. 3
Antusiasme dari eksistensi peran industri sektor pariwisata bagi pendapatan
ekonomi dunia juga dirasakan oleh World Travician Tourism Council dengan
merilis 10 negara dengan devisa pariwisata tertinggi di Dunia seperti pada Tabel
1.1.
2Ibid, h. 965. 3 http://manado.tribunnews.com/2018/10/13/10-negaramiliki-devisa-pariwisata-terbesar-
di-duniamulai-italia-hingga-jepang?page=2. Diakses pada Tanggal 04 Januari 2018 Pukul 21:15.
WIB.
3
Tabel 1.1.
Daftar 10 Negara dengan Devisa Pariwisata Tertinggi di Dunia Tahun 2015
No Negara Devisa Pariwisata
1 Amerika Serikat 299 (Miliar US $)
2 Spanyol 96 (Miliar US $)
3 Perancis 86 (Miliar US $)
4 Thailand 81 (Miliar US $)
5 Inggris 72 (Miliar US $)
6 Italia 62 (Miliar US $)
7 Australia 59 (Miliar US $)
8 Jerman 57 (Miliar US $)
9 Makau (China) 51 (Miliar US $)
10 Jepang 48 (Miliar US $)
Sumber : WorldTravicianTourismCounsil.com4
Berdasarkan Tabel 1.1 mengambarkan bahwa 9 dari sepuluh negara yang
menyumbang pendapatan dunia dari devisa pariwisata global adalah negara –
negara maju, hal tersebut memberikan gambaran bagaimana kesuksesan
pariwisata di negara – negara maju. Saat ini baru Thailand sebagai negara
berkembang yang mampu menembus 10 besar negara dengan devisa pariwisata
tertinggi di Dunia. Sebenarnya tidak hanya negara maju yang fokus mengemas
sektor pariwisata akan tetapi juga negara – negara berkembang sudah mulai
mengarah dan membenahi pariwisatanya demi mendatangkan devisa tak
terkecuali Indonesia.
Indonesia sebagai negara dengan letak yang berada di persimpangan lalu
lintas dunia menurut WWF (World Wide Fund for Nature) Sebagai negara
kepulauan Indonesia memiliki berbagai macam suku, bahasa, dan budaya,
sehingga memiliki keanekaragaman hayati terbesar di Dunia.5 Kenakeragaman
suku, budaya, dan potensi alam tersebut kemudian menjadi daya tarik pariwisata
yang dikemas melalui kampanye program Kementrian Pariwisata bertema
4 Finance.detik.com Di Akses Pada Tanggal 05 Januari 2018 Pada Pukul 10:32 WIB. 5https://www.wwf.or.id/tentang_wwf/upaya_kami/forest_spesies/tentang_forest_spesies/s
pecies/ Diakses Pada Tanggal 05 Januari 2018 Pada Pukul 11:42 WIB.
4
Wonderfull Indonesia, dan Bali Baru yang terdiri dari 10 destinasi utama di
Indonesia yaitu Candi Borobudur, Belitung, Gunung Bromo, Labuan Bajo, Danau
Toba, Kepulauan Seribu, Mandalika Lombok, Kepulauan Wakatobi, Tanjung
Lesung, dan Morotai sebagai upaya branding terhadap pariwisata Indonesia di
Dunia International yang dimulai sejak tahun 2011 berhasil meningkatkan
rangking devisa pariwisata di Indonesia dari tahun 2011 sampai dengan tahun
2015 seperti data yang di lansir dari laman Kementrian Pariwisata pada Tabel 1.2,
1.3
Tabel 1.2
Ranking Devisa Pariwisata Terhadap 11 Ekspor Barang Terbesar Tahun 2013-2015
Rank
2011 2012
Jenis Komoditas Nilai
(Juta USD)
Jenis Komoditas Nilai
(Juta USD)
1 Minyak & Gas Bumi 41,477.10 Minyak & Gas Bumi 36,977.00
2 Batu bara 27,221.80 Batu Bara 26,166.30
3 Minyak Kelapa Sawit 17,261.30 Minyak Kelapa Sawit 18,845.00
4 Karet Olahan 14,258.20 Karet Olahan 10,394.50
5 Pariwisata 8,554.39 Pariwisata 9,120.855
6 Pakaian Jadi 7,801.50 Pakaian Jadi 7,304,.70
7 Alat Listrik 7,364.30 Alat Listrik 6,481.90
8 Tekstil 5,278.10 Tekstil 5,278.10
9 Makanan Olahan 4,802.10 Makanan Olahan 5,135.60
10 Bahan Kimia 4.630.00 Bahan Kimia 3,972.00
11 Kertas dan Barang dr
Kertas
4,214.40 Kertas dan Barang dr
Kertas
3,636.30
12 Kayu Olahan 3,288.90 Kayu Olahan 3,337.70
Sumber : Kemenpar.go.id
5
Tabel 1.3
Ranking Devisa Pariwisata Terhadap 11 Ekspor Barang Terbesar Tahun 2011-2012
Rank
2013 2014 2015
Jenis Komoditas Nilai
(Juta USD)
Jenis Komoditas Nilai
(Juta USD) Jenis Komoditas
Nilai
(Juta USD)
1 Minyak & Gas Bumi 32,633.20 Minyak & Gas Bumi 30,318.80 Minyak & Gas Bumi 18,552.10
2 Batu bara 24,501.40 Batu Bara 20,819.30 Batu Bara 15,943.00
3 Minyak Kelapa Sawit 15,839.10 Minyak Kelapa Sawit 17,464.90 Minyak Kelapa Sawit 15,385.20
4 Pariwisata 10,054.15 Pariwisata 11,166.13 Pariwisata 12,225.89
5 Karet Olahan 9,316.60 Pakaian jadi 7.450.90 Pakaian Jadi 7,371.90
6 Pakaian Jadi 7.501.00 Karet Olahan 7,021.70 Makanan Olahan 6,456.30
7 Alat Listrik 6,418.60 Makanan Olahan 6.486.80 Karet Olahan 5,644.80
8 Makanan Olahan 5,434.80 Alat Listrik 6,259.10 Alat Listrik 4,996.00
9 Tekstil 5,293.60 Tekstill 5,379.70 Tekstil 3,815.80
10 Kertas dan Barang dr
Kertas
3,802.20 Kayu Olahan 3,914.10 Kayu Olahan 3.815.80
11 Kayu Olahan 3,514.50 Bahan Kimia 3,853.70 Kertas & Barang dr Kertas 3,605.50
12 Bahan Kimia 3,501.60
Kertas & Barang dr
Kertas
3,780.00 Bahan Kimia
2,807.60
Sumber : Kemenpar.go.id6
Pada Tabel 1.2 dan 1.3 membuktikan bahwa program Wonderful Indonesia
dan Bali Baru yang di cetuskan Kementrian Pariwisata berhasil membawa
Rangking devisa pariwisata mengalami peningkatan dan diramalkan akan terus
meningkat. Wonderful Indonesia memperkuat citra pariwisata Indonesia. Sebagai
program nasional pemerintah Indonesia.
Wonderfull Indonesia banyak mendorong Kabupaten dan Kota untuk fokus
mengurus sektor pariwisata sebagai turunan dari program nasional, Beberapa
daerah di Indonesia memang sudah terlihat fokus dengan sektor pariwisata daerah
sebagai salah satu sumber penerimaan pendapatan daerah ditandai dengan
lahirnya program pemerintah Kota atau Kabupaten seperti “Enjoy Jakarta” di
Provinsi DKI Jakarta, “Colorful Medan” di Kota Medan, “Bali the Island of God”
di Pulau Bali, “Majestic Banyuwangi” di Kabupaten Banyuwangi, Explore
6Kemenpar.go.id. Diakses Pada Tanggal 05 Januari 2018 Pada Pukul 13:30 WIB.
6
Makassar di Kota Makassar dan tak terkecuali di Kabupaten Lamongan dengan
brandingnya “Visit Lamongan”.
Kabupaten Lamongan sebagai salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Timur
yang terletak di Pantai Utara Jawa dan rangkaian Pengunungan Kendeng memiliki
potensi alam yang indah sehingga mumpuni untuk dijadikan objek wisata dan
menarik wisatawan. Badan Pusat Statistik Kabupaten Lamongan merilis
setidaknya 8 objek wisata di Kabupaten Lamongan yang paling banyak di
kunjungi wisatawan seperti pada Tabel 1.4.
Tabel.1.4
Objek Wisata dan Jumlah Pengunjung Obyek Wisata 2014 2015 2016
Makam Sunan Drajat 477 080 480 885 485 811
Museum Sunan Drajat 418 298 448 774 437 753
Wisata Bahari Lamongan 665 630 583 983 582 683
Wisata Mazoola 246 639 279 402 288 638
Waduk Gondang 79 910 79 930 80 890
Makam Sendang Duwur 80 547 91 885 91 917
Pemamndian Brumbun 25 231 28 365 28 381
Monumen Van Der Wijk 365 133 367 731 367 849
Jumlah 2,358,468 2,360,995 2,363,922
Sumber : Badan Pusat Statistik Daerah Kabupaten Lamongan7
Tabel 1.4 dapat menjelaskan bahwa jumlah kunjungan wisatawan di
Kabupaten Lamongan sejak tahun 2014 sampai tahun 2016 terus mengalami
kenaikan dan hal tersebut mendatangkan pendapatan bagi Kabupaten Lamongan.
Antusiasme Kabupaten Lamongan mengatur sumber penerimaan pendapatan dari
sektor pariwisata salah satunya melalui Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga
khususnya pariwisata yang lahir dari Peraturan Daerah Nomor 23 Tahun 2010
yang masuk ke dalam Retribusi Jasa Usaha dan bagian dari Retribusi Daerah yang
merupakan komponen dari Pendapatan Asli Daerah.
Dua dari delapan objek wisata diatas yang dikenakan atau dipungut biaya
oleh Retribusi Tempat rekreasi dan Olahraga adalah objek wisata Makam Sunan
7 bps.go.id di akses Pada Tanggal 05 Januari 2018 Pada Pukul 14:00 WIB
7
Drajat dan objek wisata Waduk Gondang, selebihnya Badan Pusat Statistik
Kabupaten Lamongan menjelaskan bahwa Objek Wisata Mazoola dan Wisata
Bahari Lamongan dikelola oleh swasta yang berarti memberikan pendapatan
diluar Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga dan objek wisata Pemandian Air
Panas Brumbun, Museum Sunan Drajat, Makam Sendang Duwur,dan Monumen
Van Der Wijk masih dikelola masyarakat secara tradisional sehingga tidak
menyumbangkan retribusi.
Berangkat dari antusiame Kabupaten Lamongan dalam mengelola Retribusi
Tempat Rekreasi dan Olahraga khususnya pariwisata sebagai wujud dari upaya
mendapatkan penerimaan kontribusi pendapatan dari sektor pariwisata daerah dan
sesuai arahan Pemerintah Pusat sebagai upaya otonomi daerah atau desentralisasi
bahwa setiap Kabupaten/ Kota harus mampu mengoptimalkan sumber - sumber
dari komponen PAD sebagai sumber pembiayaan penyelenggaraan Pemerintah
Daerah tidak terkecuali dari sektor pariwisata, untuk penerimaan Pendapatan Asli
Daerah seperti tercantum dalam UU Nomor 58 Tahun 2005 tentang Keuangan
Daerah bahwa kemandirian suatu daerah juga dilihat dari jumlah PAD, Maka dari
itu sebagai komponen dari retribusi daerah PAD perlu ketahui bersama berapa
tingkat kontribusi dan kriteria dari Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga,
khususnya sektor Pariwisata dalam Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten
Lamongan. Maka dari itu peneliti mengambil penelitian dengan judul:
“Kontribusi Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga (Pariwisata) Dalam
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Lamongan Tahun Anggaran 2012-
2017”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penulis mengidentifikasi
beberapa permasalahan inti sebagai berikut:
1. Pariwisata belum menjadi targetan besar sebagai penyumbang devisa
Indonesia.
2. Belum optimalnya “Wonderful Indonesia” sebagai branding (Pencitraan)
Pariwisata Indonesia, karena belum semua daerah di Indonesia
mempromosikan pariwisata daerahnya.
8
3. Adanya peluang signifikan dari Sektor Pariwisata Daerah Kabupaten
Lamongan dalam memberikan kontribusi terhadap PAD.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah adalah usaha untuk agar orang lain yang berkepentingan
dengan penelitian tersebut mempunyai pandangan yang sama dengan penulis.
Memberikan batasan-batasan permasalahan yang akan diteliti sehingga tidak
keluar dari ruang lingkup pembahasan.
Pembatasan Penelitian ini yaitu peneliti meneliti lebih lanjut mengenai
kontribusi Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga (Pariwisata) dalam
Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Lamongan dalam kurun waktu enam tahun,
yaitu dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2017.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dipaparkan penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kontribusi Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga (Pariwisata)
dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Lamongan pada tahun
2012-2017.
2. Bagaimana tingkat efektivitas pemungutan Retribusi Tempat Rekreasi dan
Olahraga (Pariwisata) di Kabupaten Lamongan pada tahun 2012-2017.
3. Bagaimana tingkat efesiensi pemungutan Retribusi Tempat Rekreasi dan
olahraga (pariwisata) di Kabupaten Lamongan pada tahun 2012-2017.
4. Bagaimana prediksi penerimaan Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga
(Pariwisata) Kabupaten Lamongan pada tahun 2018-2020.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui :
1. Kontribusi Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga (Pariwisata) dalam
pendapatan asli daerah di Kabupaten Lamongan pada tahun 2012-2017.
2. Bagaimana tingkat efektivitas pemungutan Retribusi Tempat Rekreasi dan
Olahraga (Pariwisata) di Kabupaten Lamongan pada tahun 2012-2017.
9
3. Bagaimana tingkat efesiensi pemungutan Retribusi Tempat Rekreasi dan
olahraga (pariwisata) di Kabupaten Lamongan pada tahun 2012-2017.
4. Bagaimana prediksi penerimaan Retribusi tempat rekreasi dan olahraga
(pariwisata) Kabupaten Lamongan pada tahun 2018-2020.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang hendak dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis yaitu
sumbangan pemikiran bagi dunia kepariwisataan dan menambah pengetahuan
tentang kontribusi Rertribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga khususnya
Pariwisata bagi Pendapatan Asli Daerah. Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa
menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Akademisi
a) Hasil dari penelitian ini memberikan wawasan khusunya bagi pengelola
tempat pariwisata.
b) Memperoleh dan memperbaharui tambahan penelitian terhadap hal – hal
yang berkaitan dengan peningkatan Pendapatan Asli Daerah.
b. Bagi Praktisi
a) Memberikan informasi kepada praktisi mengenai upaya pemerintah
daerah Kabupaten Lamongan mengoptimalkan potensi objek wisata di
Kabupaten Lamongan yaitu dengan dikenakannya retribusi.
b) Memberikan penjelasan kepada praktisi bagaimana sektor pariwisata
berpengaruh pada peningkatan pendapatan asli daerah.
c. Bagi Masyarakat
a) Hasil penelitian diharapkan bisa memberikan gambaran tentang
transparansi kontribusi Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga
khususnya Pariwisata dalam Pendapatan Asli Daerah.
b) Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang kontribusi yang
diberikan ketika memilih berwisata di Kabupaten Lamongan.
10
d. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah
mengenai kebijakan pariwisata untuk mengoptimalkan dan
mengembangkan objek Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga khususnya
sektor pariwisata dalam rangka meningkatkan kontribusi Retribusi Tempat
Rekreasi dan Olahraga dalam Pendapatan Asli Daerah yang lebih besar di
Kabupaten Lamongan.
11
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pendapatan Asli Daerah.
a. Pengertian Pendapatan Asli Daerah
Menurut Mardiasmo dalam Febri Mandra Pendapatan asli daerah
adalah penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi
daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan yang
dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. 1
Ahmad Yani Mengungkapkan dalam bukunya tentang Pendapatan
Asli Daerah sebagai berikut.
Pendapatan asli daerah merupakan pendapatan daerah yang
bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan pendapatan lain
asli daerah yang sah yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan
kepada daerah dalam menggali pendanaan dalam melaksanakan
otonomi daerah sebagai perwujudan asas desentralisasi.2
Pasal 1 Undang –Undang Nomor 33 Tahun 2004 menyebutkan
pendapatan asli daerah yang selanjutnya disingkat (PAD), yaitu
penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam
wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.3
Menurut Herlima Rahman Pendapatan asli daerah adalah
pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, retribusi
daerah, laba dari badan usaha (BUMN), pendapatan asli daerah lainnya
yang sah. 4
1 Febri Mandra, Analisis Pengaruh Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kota Palembang Tahun 2000-2011, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2013 ), h. 9 2 Ahmad Yani, Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia
(Jakarta:Rajawali Pers, 2009)h. 51-52 3 Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 Diakses Pada Tanggal 21 Desember 2017
Pukul 21:24 WIB 4 Phaureula Artha Wulandari, Emy Iryanie, Pajak Daerah dalam Pendapatan Asli
Daerah, (Yogyakarta: 2017, Deepublish), h. 24.
12
Warsito Phaureula Artha Wulandari dan Emy Iryane
mengungkapkan bahwa pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang
bersumber dan dipungut sendiri oleh pemerintah daerah, sumber
pendapatan asli daerah terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah laba dari
badan usaha milik daerah (BUMD), dan pendapatan asli daerah lainnya
yang sah.5
Kesimpulan dari pengertian yang dikemukakan oleh beberapa ahli
diatas bahwa Pendapatan asli daerah merupakan komponen dari anggaran
pendapatan belanja daerah (APBD). Di dalam pendapatan as7cli daerah
dapat terlihat bagaimana suatu daerah bisa menggali sumber-sumber
pendapatan asli daerah baik berasal dari pajak daerah, retribusi daerah,
hasil penegelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan dan lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah.
b. Sumber Pendapatan Asli Daerah
Menurut Undang-undang No.23 Tahun 2014 yang dirubah menjadi
Undang-undang No.32 Tahun 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
dan Undang –Undang No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah menetapkan
bahwa pendapaan asli daerah terdiri atas empat kelompok sebagaimana
dipaparkan di bawah ini:
1) Hasil Pajak Daerah
Menurut Amin Widjaja alam Marihot Pahala Siahaan secara
umum pajak adalah pungutan dari masayrakat oleh negara
(pemerintah) berdasarkan undang-undang yang bersifat dapat
dipaksakan dan terutang oleh yang wajib membayarnya dengan
tidak mendapat prestasi kembali (Kontra prestasi/ balas jasa)
secara lansung yang hasilnya digunakan untuk membiayai
pengeluaran negara dalam penyelenggaraan pemerintah dan
pembangunan. Hal ini menunjukan bahwa pajak adalah
pembayaran wajib yang dikenakan berdasarkan undang-undang
yang tidak dapat dihindari bagi yang berkewajiban dan bagi
mereka yang mau membayar pajak dapat dilakukan paksaan.
5 Phaureula Artha Wulandari, Emy Iryanie,Ibid, h. 23
13
Berdasarkan definisi pajak, dapat ditarik kesimpulan tentang
ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak, yaitu sebagai
berikut. 6
a) Pajak dipungut oleh negara, baik oleh pemerintah pusat
maupun daerah, berdasarkan kekuatan undang-undang serta
aturan
b) Pembayaran pajak harus masuk ke kas negara yaitu kas
pemerintah pusat atau kas pemerintah daerah (sesuai dengaan
jenis pajak yang dipungut).
c) Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontra
prestasi individu oleh pemerintah (tidak ada imbalan langsung
yang diperoleh si pembayar pajak). Dengan kata lain tidak ada
hubungan langsung anatra jumlah pembayaran pajak dengan
kontra prestasi secara individu.
d) Penyelenggaraan pemerintah secara umum merupakan
manifestasi kontra prestasi dari negara kepada pembayar pajak.
e) Pajak dipungut karena adanya suatu keadaan, keadaan, dan
perbuatan yang menurut peraturan perundang-undangan pajak
dikenakan pajak.
f) Pajak memiliki sifat dapat dipakasakan.
Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 pasal 1 angka 6
menyebutkan pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh
daerah kepada orang pribadi atau badan tanpa imbalan langsung yang
seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan perundang-undangan
yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerinyah daerah dan pembangunan daerah. 7
2) Retribusi Daerah
Menurut Marihot Pahala Retribusi adalah pembayaran wajib
dari penduduk kepada negara karena adanya jasa tertentu yang
diberikan oleh negara bagi penduduknya secara perorangan. Jasa
tersebut dapat dikatakan bersifat langsung, yaitu hanya yang
membayar retribusi yang dapat menikmati balas jasa dari negara.
Menurut Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang pajak
daerah dan retribusi daerah, yang di maksud retribusi adalah pungutan
daerah sebagai pembayaran atau pemberi izin tertentu yang khusus
6 Marihot Pahala Siahaan, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2016), h. 7-8 7 Undang-Undang Nomor 24 tahun 2004 Tentang Pajak Daerah diakses pada 24 Mei
2018 pada pukul 7.14 WIB.
14
disediakan dan diberikan oleh pemda untuk kepentingan orang atau
badan.8
Retribusi merupakan suatu sistem pembayaran atau tagihan dari
biaya seseorang mengkonsumsi suatu barang dan jasa tertentu yang
disediakan oleh pemerintah daerah
3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Di Pisahkan
Komponen sumber PAD lainnya setelah pajak daerah dan
retribusi yang menduduki peran penting adalah Hasil pengelolaan
kekayaan daerah atau bagian pemerintah atas hasil laba Badan Usaha
Milik Negara.9 Jenis pendapatan ini meliputi objek pendapatan
berikut:
a) Bagian laba atas penyertaan moadal pada perusahaan milik daerah /
BUMD.
b) Bagian laba atas pernyertaan modal perusahaan milik pemerintah /
BUMN.
c) Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta
atau kelompok usaha masyarakat.
4) Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Lain – lain pendapatan adalah pendapatan yang tidak termasuk
dalam jenis pajak daerah, retribusi daerah, pendapatan dinas-dinas,
lain-lain pendapatan terdiri atas pendapatan hibah dan pendapatan
dana darurat. 10
Undang-undang nomor 33 tahun 2004 mengelompokan
yang termasuk ke dalam pendapatan lain-lain yang saha
meliputi: 11
a) Hasil penjualan aset yang daerah yang tidak dipisahakan.
b) Hasil pemanfaatan atau pendayagunaan kekayaan daerah
yang tidak dipisahkan.
c) Jasa giro.
8 Undang-Undang No.18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah
diakses pada Tanggal 06 Juli 2018 pada pikul 7:05 WIB 9 Phaureula Artha Wulandarai & Emy Iryanie, Pajak Daerah dalam Pendapatan Asli
Daerah, (Yogyakarta: Deepublishing, 2017),h. 35 10 Phaureula Artha Wulandarai & Emy Iryanie, Ibid, H. 13 11 Undang-Undang No.33 Tahun 2004 tentang Pendapatan Asli Daerah di akses Pada
Tanggal 06 Agustus pada pukul 11:08 WIB.
15
d) Bunga deposito.
e) Penerimaan atas tuntutan ganti rugi.
f) Penerimaan komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai
akibat dari penjualan atau pengadaan barang dan jasa oleh
daerah serta keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah
terhadap mata uang asing.
g) Pendapatan denda atas keterlambatan pekerjaan.
h) Pendapatan denda pajak dan denda retribusi.
i) Pendapatan dari pengembaliaan.
j) Fasilitas sosial dan umum.
k) Pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.
Pemerintah dilarang untuk melakukukan pungutan di luar yang telah
ditetapkan pada undang-undang, pajak daerah dan retribusi daerah
ditetapkan berdasarkan undang-undang di daerah menggunkan peraturan
daerah.
2. Pajak
a. Definisi
Undang- undang ketentuan umum dan perpajakan memberikan
definisi pajak sebagai berikut.
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.12
Menurut Prof. Dr. Rachmat Soemitro dalam Siti Resmi,
mengungkapkan definisi pajak sebagai berikut:
Pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan
undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa
timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan, dan
yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi
tersebut kemudian disempurnakan menjadi : Pajak adalah peralihan
kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai
pengeluaran rutin dan “surplus”-nya digunakan untuk public saving
yang merupakan sumber untuk membiayai Public Invesment.13
12 Undang- undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009 Ketentuan Umum dan
Perpajakan di Akses Pada Tanggal 06 Januari 2018 pada Pukul 13:59. 13 Siti Resmi, Perpajakan Teori dan Kasus, (Jakarta: Salemba Empat, 2012), h.1
16
Prof.Dr.P.J.A.Andriani dalam Phaureu Arta Whulandary dan Imy
Eryani dalam buku berjudul Pajak Daerah dalam Pendapatan Asli Daerah
mengartikan pajak sebagai berikut.
Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat
dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut
peraturan umum (Undang-undang) yang tidak mendapatkan prestasi
kembali yang langsung dapat ditunjuk dan gunanya adalah untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan tugas
negara untuk menyelenggarakan pemerintah.14
Dr.Soeparman Soemahamidjaja dalam disertasinya yang berjudul
Pajak berdasarkan Asas Gotong Royong Universitas Padjajaran Bandung
1964, mendefiniskan pajak sebagai berikut.
Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang yang
dipungut oleh penguasa berdasarkan norma norma hukum, guna
menutup biaya produksi barang-barang dan jasa jasa kolektif dalam
mencapai kesejahteraan umum tanpa adanya kontraprestasi dan
semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran
umum15
Sommerfeld Ray M. dalam Thomas Sumarsan tertulis dalam buku
berjudul Perpajakan Indonesia mengungkapkan definisi pajak sebagai
berikut.
Pajak adalah suatu sumber dari sektor swasta ke sektor
pemerintah, bukan hanya akibat pelanggaran hukum namun wajib
dilaksanakan, verdasarkan ketentutan yang ditetapkan lebih dahulu,
tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proposional, agar
pemerintah dapat melaksanakan tugas –tugasnya untuk menjalankan
pemerintah.16
b. Fungsi Pajak
Pajak memiliki peranan penting dalam sumber penerimaan
pendapatan dan digunakan untuk membiayai pengeluaran pusat maupun
daerah bagi pajak daerah. Berdasarkan hal tersebut maka pajak memiliki
fungsi sebagai berikut
1) Fungsi Penerima (Budgetair)
14 Phaure Arthga Whulandary, Emy Iryane, Pajak Daerah dalam Pendapatan Asli
Daerah, (Yogyakarta: Deeppublish,2017), 39 15Phaure Arthga Whulandary, Emy Iryane,Ibid, 39. 16 Thomas Sumarsan, Perpajakan Indonesia ,(Jakarta:PT Indeks , 2013), h.3.
17
Setiap negara membutuhkan biaya untuk melaksanakan
pembangunan. Pembangunan dapat terlaksana bila ada dana yang
cukup. Dana ini dapat dipeorleh dari penerimaan pajak. Pajak
berfungsi untuk menghimpun dana danri masyaraakat bagi pendapatan
negara. Pendapatan negara ini nantinya digunakan pemerintah untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran negara.
2) Fungsi Mengatur (Regulerend)
Pajak berfungsi mengatur atau melaksanakan kebijakan dibidang
sosial dan ekonomi. Misalnya , pajak sebagai fungsi sosial, yaitu
diterapkannya tarif yang tinggi terhadap beberapa barang mewah
untuk mengurangi kesenjangan sosial dikehidupan masyarakat,
sedangkan pajak sebagai fungsi ekonomi, yaitu diterapkannya
pembebasan pajak untuk komoditi ekspor sehingga dapat
meningkatkan kegiatan dibidang perekonomian.17
c. Hukum Pajak
Erly Suandy mengungkapkan tentang definisi hukum pajak, seperti
dibawah ini.
Hukum pajak adalah suatu kumpulan peraturan –peraturan yang
mengatur hubungan antara pemerintah sebagau pemungut pajak dan
rakyat sebagai pembayar pajak. Dalam hukum pajak diatur
mengenai:
1) Siapa yang menjadi subjek dan Wajib pajak;
2) Objek –objek apa saja yang menjadi objek pajak;
3) Kewajiban Wajib pajak terhadap pemerintah;
4) Timbul dan hapusnya pajak utang
5) Cara penagihan pajak
6) Cara mengajukan keberatan dan banding
Hukum pajak sering disebut hukum fiskal. Istilah pajak
sering disamakan dengan istilah fiskal, yang berasal dari bahasa
latim fiscal yang berarti kantong uang atau keranjang uang. Istilah
fiskal yang dimaksud adalah kas negara. Sedangkan diskus
disamakan dengan pihak yang mengurus penerimaan negara atau
disebut juga adminitrasi pajak.18
17 Phaure Arthga Whulandary, Emy Iryane, Pajak Daerah dalam Pendapatan Asli
Daerah, (Yogyakarta: Deeppublish,2017), 43.
18 Erly Suandy, Hukum Pajak, (Jakarta: Salemba Empat, 2011) h. 16
18
d. Jenis Pajak
Praureula Artha Wulandari dan Emy Iryane membagi pajak
berdasarkan Golongan, Sifat dan Lembaga pemungutnya.
Pengelompokan pajak dapat dilihat pada Gambar 2.1.19
Gambar 2.1
Jenis Pajak
Berdasarkan Gambar diatas dapat kita lihat pajak menurut
golongannya terbagi menjadi dua sebagai berikut:
1) Jenis Pajak Menurut Golongannya
a) Pajak Langsung. Pajak yang pembebananya tidak dapat
dilimpahkan ke pihak lain, tetapi harus menjadi beban
langsung wajib pajak yang bersangkutan. Contoh Pajak
Penghasilan, tidak dapat dilimpahkan ke wajib pajak lain.
b) Pajak Tak Langsung. Pajak yang pembebanannya dapat
dilimpahakan ke pihak lain. Contohnya PPN.
2) Jenis Pajak Menurut Sifatnya
a) Pajak Subjektif . Pajak yang didasarkan atas keadilan
subjeknya memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak yang
selanjutnya dicari syarat objektif (memperhatikan keadaan
wajib pajak)
b) Pajak Objektif. Pajak yang berpangkal padda objeknya
tanpa memperhatikan diri Wajib Pajak. Contohnya PBB,
karena PBB dilihat dari keadaan dari tanah bangunan,
bukan dari keadaan pemiliknya.
3) Jenis Pajak menurut Pemungutannya
a) Pajak Pusat (Negara)
Pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan
untuk membiayai penegluaran negara.
b) Pajak Daerah. Pajak yang dipungut oleh pemerintah
daerah baik tingkat I (pajak provinsi) maupun daerah
19 Phaure Arthga Whulandary, Emy Iryane, Pajak Daerah dalam Pendapatan Asli
Daerah, (Yogyakarta: Deeppublish,2017), 45
Jenis Pajak
Menurut Sifatnya Menurut Golongan Menurut Pemungutannya
pPemungutannya
Pajak
Langsung
Pajak Tak
Langsung
Pajak
Subjektf
Pajak
Objektif
Pajak
Pusat
Pajak
Daerah
19
tingkat II (Pajak Kabupaten/Kota) dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga daerah masing-masing daerah.20
e. Asas Pemungutan Pajak
Sebenarnya terdapat banyak asas yang digunkan untuk
melakuka pemungutan pajak. Menurut W.J . Langen, dalam Arta
Whulandary mengemukakan beberapa asas pemungutan pajak yaitu:
1) Asas Daya Pikul
Berdasarkan asas ini, besar kecilnya pajak yang dipungut harus
berdasarkan besar kecilnya penghasilan wajib pajak.
2) Asas Manfaat
Pajak yang dipungut oleh negara harus digunakan untuk kegiatan-
kegiatan yang bermanfaat untuk kepentingan umum.
3) Asas Kesejahteraan
Pajak yang dipungut negara harus digunakan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat.
4) Asas Kesamaan
Dalam kondisi yang sama antara wajib pajak yang satu dan yang
lain harus dikenakan pajak dalam jumlah yang sama.
5) Asas Bebanyang sekecil –kecilnya
Pemungutan pajak diusahakan sekecil-kecilnya jika dibandingkan
nilai objek pajak sehingga tidak memberatkan wajib pajak.
f. Sistem Pemungutan Pajak
Dalam memungut pajak di Indonesia umumnya terdapat tiga
sistem pemungutan pajak, sistem ini digunakan sebagai dasar
pemungutan pajak di Indonesia.
1) Offcial Assessment System
Merupakan suatu sistem yang memberi wewenang kepada
aparatur perpajakan untuk menentukan sendirin jumlah pajak
yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
20 Siti Resmi, Perpajakan Teori dan Kasus, (Jakarta: Salemba Empat, 2012). h.7-8
20
2) Self Assessment System
Merupakan suatu sistem yang memberi wewenang Wajib
Pajak dalam menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang
setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Wajib pajak dianggap mampu menghitung
pajak, mampu memahami undang-undang perpajakan yang
sedang berlaku, dan mempunyai kejujuran yang tinggi, serta
menyadari akan pentingnya arti membayar pajak.
3) With Holding System
Merupakan suatu sistem yang memeberi wewenang
kepada pihak ketiga yang ditunjuk untuk menentukan
besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak yang sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang sedang berlaku.
Penunjukan pihak ketiga ini dilakukan sesuai peraturan
perundang-undangan perpajakan, keputusan presiden, dan
peraturan lainnya untuk memotong serta memungut pajak,
menyetor dan mempertanggungjawabkan melalui sarana
perpajakan yang tersedia. Berhasil atau tudaknya pemungutan
pajak banyak tergantung pada pihak ketiga yang ditunjuk.21
g. Syarat Pemungutan Pajak
Mardiasmo dalam Topowijono menyebutkan syarat pemungutan
pajak sebagai berikut.
1) Pemungutan Pajak harus adil sesaui dengan tujuan yaitu
mencapai keadilan serta pelaksanaan pemungutan harus adil
2) Pemungutan harus berdasarkan Undang-undang.
3) Tidak menganggu perekonomian (Syarat Ekonomis)
4) Pemungutan pajak harus efesien (Syarat Finansiil)
5) Sistem pemungutan pajak harus sederhana sehingga dapat
memudahkan dan mendorong masyarakat dalam memenuhi
kewajiban perpajakan. 22
3. Pajak Pusat
a. Pengertian Pajak Pusat
Pajak Pusat adalah pajak –pajak yang dikelola oleh pemerintah
pusat yang dalam hal ini sebagian besar dikelola oleh Direktorat Jenderal
Pajak- Kmentrian Keuangan. Segala pengadminitrasian berkaitan dengan
pajak pusat akan dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak (kkp) atau
21 Siti Resmi, Perpajakan Teori dan Kasus, (Jakarta: Salemba Empat, 2012), h. 11 22 Topowijono, “Analisi Penerapan Self Assessment Sytem Pajak Hiburan di Kota
Blitar”, Jurnal Perpajakan, Vol.10 No.1 Tahun 2016.
21
Kantor Pelayanan dan Konsultasi Pajak serta di Kantor Pusat Direktorat
Jenderal Pajak. 23
b. Jenis Pajak Pusat
1) Pajak Penghasilan (PPh)
PPh adalah pajak yang dikenaakan kepda orang pribadi atau
badan atas pengehasilan yang diterima atau diperoleh dalam
suatu tahun pajak. Yang dimaksud dengan penghasilan adalah
setiap tambahan kemmapuan ekonomis yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak baik berasal dari Indonesia maupun dari
luar Indonesia yang dapat digunakan untuk menambah kekayaan
yang brsangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun.
Dengan demikian pajak penghasilan itu dapat berupa
keuntungan usaha, gaji, honorarium, hadiah dan lain sebagainya.
2) Pajak Pertambahan Nilai(PPN)
PPN adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi barang
kena pajak atau jasa kena pajak di dalam daerah pabean (dalam
wilayah Indonesia). Orang Prinbadi, perusahaan, maupun
pemerintah yang mengkonsumsi nya.
3) Pajak Penjulan Barang atas Barang Mewah (PPnBM)
PPnBM yang dimaksud dengan barang kena pajak
tergolong mewah adalah :
a) Barang tersebut bukan merupakan barang kebutuhan pokok.
b) Barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu.
c) Barang tersebut umumnya dikonsumsi oleh masyaraakat
berpenghasilan tinggi.
d) Barang tersebut dikonsumsi untuk menunjukan status .
e) Apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral
masyarakat, serta mengganggu ketertiban umum
4) Bea Materai
Pajak yang dikenakan atas pemanfaatan dokumen, seperti surat
perjanjian, akta notaris, serta kwitansi pembayaran, surat
berharga, dan efek yang memuat jumlah uang atau nominal
tertentu sesuai dengan ketentuan. 24
4. Pajak Daerah
a. Pengertian Pajak Daerah
Marihot Pahala Siahaan memberikan mendefinisikan pajak daerah
sebagai iuran yang dilakukan oleh daerah kepada orang pribadi atau
badan tanpaimbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan
23 Direktorat Jenderal Pajak, Buku Panduan Hak dan Kewajiban Pajak BAB 1 , (Jakarta:
Direktorat Jenderal Pajak , 2011), h.7 24 Direktorat Jenderal Pajak,Ibid, h. 6
22
bedasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan
daerah25
Menurut Ahmad Yani pajak daerah adalah sebagai salah satu
pendapatan asli aderah yang diharapkan menjadi sumber pembiayaan
penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan daerah untuk
meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan masyarakat. Dengan
demikian, daerah mampu melaksanakan otonomi, yaitu mampu mengatur
dan mengurus rumah tangganya sendiri. 26
b. Jenis dan Tarif Pajak Daerah
Pajak Daerah yang diatur dalam Undang-undang RI Nomor 28
Tahun 2009 sebagaimana yang telah diubah dari Undang-undang nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-undang Nomor
33 Tahun 2004, tentang perimbangan keunagn antara pemerintah Pusat
dan Daerah. Pajak daerah Provinsi diatur berdasarkan Undang- undang
Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 dan Pajak Daerah Kabupaten
.Kota di Lamongan diaatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten
Lamongan Nomor 12 Tahun 2010. Berikut adalah tarif pajak Provinsi
dan pajak Kabupaten /Kota.
Pajak Provinsi Tarif Tertinggi
1) Pajak Kendaraan Bermotor 1% -10 %
2) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 0,75%- 20%
3) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 10%-50%
4) Pajak Air Permukaan 10%
5) Pajak Rokok 10%
Pajak Daerah Kabupaten Lamongan
1) Pajak Hotel 10%
2) Pajak Restoran 10%
25 Pahala Marihot Siahaan, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, (Jakarta: , PT.
Grafindo,2016), h. 9 26 Ahmad Yani, Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2009) h. 52-53
23
3) Pajak Hiburan 10%-35%
4) Pajak Reklame 25%
5) Pajak penerangan Jalan 1%-3%
6) Pajak Mineral Bukan logam dan Batuan 25%
7) Pajak Parkir 25%
8) Pajak Air Tanah 20%
9) Pajak Srang Burung Walet 10%
10) Pajak Bumi Bangunan Pedesaan dan Perkotaan 0,1%-0,2%
11) Pajak Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan 5%
c. Cara Perhitungan Pajak
Perhutungan pajak daerah dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
5. Retribusi Daerah
a. Pengertian Retribusi Daerah
Menurut Munawir dalam Dani Satyo Nugroho memberikan
pengertian retribusi sebagai berikut.
Retribusi adalah iuran kepada pemerintah yang dapat dipaksakan
dan jasa balik secara langsung dapat ditunjuk. Karena bagi
masyarakat yang tidak merasakan jasa pemerintah maka tidak
dikenakan iuran. 27 Pahala Siahaan menambahkan bahwa retribusi
daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan diberikan oleh
pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.28
Sedangkan pengertian retribusi daerah Menurut Undang-undang
No.34 Tahun 2004 Pasal 1 ayat 28adalah sebagai berikut :
Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran
jasa atau izin khusus yang sengaja disediakan oleh pemerintah
daerah untuk kepentingan pribadi, berdasarkan berdasarka ketentuan
tersebut maka retribusi tidak lain adalah pemasukan yang berasal
dari usaha-usaha pemerintah daerah untuk menyediakan sarana dan
27 Dani Nugraha Sutiyono, “Kontribusi RetribusiPasar Terhadap Pendapatan Asli
Daerah”, (Yogyakarta: Universitas Santa Dharma, 2009), h. 14 28 Marihot Pahala Siahaan, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, (Jakarta: Rajawali,
2016), h. 615.
Dasar Pengenaan Pajak x Tarif Pahak Daerah =
24
prasarana yang ditujukan untuk memenuhi kepentingan warga
masayarakat individu maupun badan atau koorperasi dengan tujuan
memberikan pengganti berupa uang sebagai pemasukan ke kas
daerah.29
Menurut Derise dalam Dayanti memberikan definis sebagai
berikut.
Retribusi daerah merupakan salah satu jawaban daerah untuk
mengimplementasikan otonomi daerah dan mengekplorasi sumber
daya dengan memperhatikan segala sumber daya yang ada sehingga
dapat meningkatkan pendapatan asli daerah di suatu daerah
diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan penyelenggaraan
pemerintah dan pembangunan daerah, untuk memantapkan ekonomi
daerah yang baik, nyata dan bertanggungjawab serta meningkatkan
dan memeratakan kesejahteraan masyarakat.30
b. Objek dan Golongan Retribusi Daerah
Menurut Jenis – Jenis atau golongan retribusi daerah menurut
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, retribusi daerah di bagi menjadi
tiga golongan sebagai:31
1) Retribusi Jasa Umum
Menurut Imam Soebachi objek retribusi jasa umum adalah
pelayanan yang sediakan atau diberikan pemerintah daerah untuk
tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh
orang pribadi atau badan. 32 berikut adalah golongan retribusi jasa
umum.
a) Retribusi Pelayanan Kesehatan
b) Retribusi Penggantian Biaya KTP dan Akte Catatan Sipil
c) Retribusi Palayanan Parkir di Tepi Jalan Umum
d) Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
29 Mega Ersita, Inggriana Elim, “Analisis Efektivitas Penerimaan Retribusi Daerah Dan
Kontribusinya Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Di Provinsi Sulawesi Utara”,
Jurnal EMBA, Vol.4. No. 1, Maret 2016, h. 891. 30 Dayanti, “Kontribusi Objek Wisata Dalam Peningkatan Ekonomi Masyarakat
Kabupaten Kuantan Singingi Menurut Perspektif Ekonomi Islam”, Jurnal Hukum Islam, Vol 13,
No.1 Nopember 2013, h, 41 31 Undang-Undang, Nomor 28 Tahun 2009 Diakses Pada Tanggal 08 Agustus 2018, Pada
Pukul 9:39 WIB 32 Imam Soebechi, Judicial Review Perda Pajak dan Retribusi Daerah, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2012), h. 141
25
e) Retribusi Pemeriksaan Kendaraan Alat Pemadam Kebakaran
f) Retribusi pengendalian menara telekomunikasi.
2) Retribusi Jasa Usaha .
Jasa Usaha yang bersangkutan adalah jasa yang bersifat komersial
yang seyogyanya disediakan oleh sektor swasta tetapi belum memadai
atau terdapatnya harta yang dimilki atau dikuasai oleh daerah yang
belum dimanfaatkan secara penuh oleh pemerintah daerah. 33 berikut
adalah bagian dari retribusi jasa usaha.
a) Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
b) Retribusi Tempat Pelelangan
c) Retribusi Terminal
d) Retribusi Tempat Khusus Parkir.
e) Retribusi Rumah Potong Hewan
f) Retribusi pelayanan kepelabuhanan
g) Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga
h) Retribusi penyebrangan air
3) Retribusi Perizinan Tertentu
Retribusi perizinan Tertentu yaitu kegiatan tertentu pemerintah
daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan
yang dimaksud untuk pembinaan, pengaturan, pengadilan, dan
pengawasan, atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber
daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna
melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. 34
berikut adalah golongan dari Retribusi Perizinan Tertentu.
a) Retribusi Izin Mendirikan Bangunan.
b) Retribusi Izin Gangguan
c) Retribusi Izin Trayek
33 Raden Ajeng Kusandradewi Permatasari, “ Implementasi Kebijakan Objek Retribusi
Sebagai Upaya Peningkatan Pendapatan Daerah”, Jurnal Adminitrasi Publik, Vol.2, No.1 2011,
h. 16 34 Sari Hayati, “ Efektivitas Dan Kontribusi Penerimaan Retribusi Parkir Terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Seruyan”, Jurnal Terapan Manjemen dan Bisnis, Vol. 2, No.1
, 2016, h. 48
26
d) Retribusi izin Usaha Perikanan.
c. Prinsip dan Sasaran Penetapan Tarif Retribusi
Tarif retribusi adalah nilai rupiah atau presentase tertentu yang
ditetapkan untuk menghitung besarnya retribusi yang terutang, tarif
retribusi ditinjau kembali secara berkala dengan memperhatikan prinsip
dan sasaran penetapan tarif retribusi kewenangan daerah untuk meninjau
kembali tarif retribusi secara berkala dan jangka waktu penerapan
tersebut, dimaksudkan untuk mengantisipasi perkembangan
perekonomian daerah berkaitan dengan objek retribusi yang
bersangkutan.35
Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi jasa umum
didasarkan pada kebijaksanaan daerah dengan memperhatikan biaya
penyediaan jasa yang bersangkutan, kemampuan masyarakat.
Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif dalam retribusi jasa
usaha didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak
sebagaimana keuntungan yang pantas diterima oleh pengusaha swasta
sejenis yang beroperasi secara efesien dan berorientasi pada harga pasar.
Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi perizinan
tertentu didasarkan pada tujuan untuk menutup sebgian atau seluruh
biaya penyelenggaraan pemberian izin yang bersangkutan, biaya
penyelenggaraan izin ini meliputi penerbitan pedoman izin, pengawasan
di lapangan, penegakan hukum, penatausahaan, dan biaya yang muncul
akibat dampak negatif dan pemberian izin tersebut. Tarif retribusi di atas
ditinjau paling lama lima tahun sekali.36
d. Cara Pehitungan Retribusi Daerah
Retribusi Daerah dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
35 Damas Dwi Anggara, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, (Malang: UB Press, 2017),
h.263.
36 Imam Soebechi, Judicial Review Perda Pajak dan Retribusi Daerah, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2012), h. 73
Retribusi Terutang= Tarif Retribusi x Tingkat Penggunaan Jasa
27
6. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga Kabupaten Lamongan
a. Definisi
Retribusi tempat rekreasi dan olahraga yang selanjutnya disebut
retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas pelayanan
tempat rekreasi, Fasilitas di tempat rekreasi, usaha pariwisata, dan
tempat olahraga, yang disediakan, dimiliki, atau dikelola oleh pemerintah
daerah. 37
Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata
termasuk objek wisata serta usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut,
sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 23 Tahun
2010 terkait dengan retribusi tempat rekreasi dan olahraga, dalam
penelitian ini peneliti hanya fokus pada sektor Pariwisata yaitu tempat
rekreasi.
b. Tarif Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga (Pariwisata)
Struktur dan besarnya tarif yang retribusi yang ditetapkan dalam
Pasal 8 Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Tahun 2010
menetapkan dua objek wisata yang dikenai retribusi tempat rekreasi
dan olahraga karena dimiliki, dikelola oleh Pemerintah Kabupaten
Lamonga. Besarnya tarif yang ditetapkan adalah sebagai berikut :
1) Tempat Rekreasi (Pariwisata)
a) Waduk Gondang
i. Tiket masuk sebesar Rp. 2.500,00 setiap kali masuk.
ii. Pemakaian Perahu/Sepeda aisr sebesar Rp.5000,00 setiap
kali pakai (30 menit ).
iii. Pemakaian Pendopo Waduk Gondang untuk acara di siang
hari sebesar Rp.125.000,00
iv. Pemakaian Pendopo Waduk Gondang untuk acara di
malam hari sebesar Rp.275.000,00
b) Wisata Religi Makam Sunan Drajat
37 Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor. 23 Tahun 2010 Tentang Retribusi
Tempat Rekreasi Dan Olahraga Tahun.
28
i. Tiket masuk sebesar Rp. 1.000,00 setiap kali masuk, untuk
rombongan dengan rombongan berjumlah lebih dari 10
orang akan diberikan keringanan sebesar 25% (dua puluh
lima persen ) dari tarif yang berlaku.
ii. Pemakaian Toilet
• Mandi sebesar Rp. 1.500,00 setiap kali pemakaian
• Buang air besar sebesar Rp. 1.000,00 setiap kali
pemakaian
• Buang air kecil sebesar Rp. 500,00 setiap kali
pemakaian
c. Tata Cara Pemungutan Retribusi Tempat Rekreasi dan
Olahraga
Tata cara pemungutan Retribusi Tempat Rekreasi dan
Olahraga sesuai dengan Perda Nomor 23 Tahun 2010 BAB IX
Pasal 12 adalah sebagai berikut:
1) Retribusi dipungut menggunakan SKRD atau dokumen lain
yang dipersamakan.
2) Dokumen yang disamakan dapat berupa karcis, kupon, dan
kartu langganan.
3) Dalam hal wajib retribusi tertentu tidak membayar tepat pada
waktunya atau kurang bayar, dikenakan sanksi adminitratif
berupa bunga sebesar 2% (dua persen)setiap bulan dari
retribusi yang terutang yang tidak atau kurang bayar dan
ditagih dengan menggunakan STRD.
4) Penagihan retribusi terurtang sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) didahului dengan surat tegutan
5) Tata cara pemungutan retribusi ditetapkan dengan peraturan
kepala daerah.38
d. Tata Cara Pembayaran Retribusi Tempat Rekreasi dan
Olahraga
Tata cara pembayaran Retribusi Tempat Rekreasi dan
Olahraga sesuai dengan Perda Nomor 23 Tahun 2010 BAB X
Pasal 13 adalah sebagai berikut:
1) Pembayaran retribusi yang terutang harus dibayar lunas
sekaligus.
38 Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 23 Tahun 2010 tentang Retribusi dan
Olahraga, h. 6
29
2) Retribusi yang terutang harus dilunasi selambat0lambatnya
15 (lima belas) hari sejak diterbitkan SKRD atau dokumen
lain dipersamakan.
3) Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat penyetoran diatur
sesuai dengan Peraturan Kepala Daerah.39
e. Tata Cara Penagihan Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga
Tata cara penagihan Retribusi Tempat Rekreasi dan
Olahraga sesuai Perda Nomor 23 Tahun 2010 Bab XI Pasal 14
adalah sebagai berikut:
1) Pelaksanaan Penagihan retribusi dikeluarkan setelah 7 hari
sejak jatuh tempo dengan mengeluarankan surat teguran
sebagai awal tindakan.
2) Dalam jangka 7 hari setelah tanggal Surat
teguran/peringatan/surat lain sejenisnya wajib retribusi harus
melunasi retribuusi yang terutang.
3) Apabila sesuai dengan waktu sebagaimana yang dimaksud
pada ayat 2 maka akan diterbitkan STRD
4) Surat teguran dan STRD diterbitkan oleh pejabat yang
ditunjuk. 40
f. Ketentuan Pidana Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga
Ketentuan pidana Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga
sesuai Perda Nomor 23 Tahun 2010 Bab XI Pasal 14 adalah
sebagai berikut.
1) Wajib Retribusi tidak melaksanakan kewajibannya sehingga
merugikan keuangan daerah diancam pidana kurungan
palinglama 3 bulan atau denda paling banyak tiga kali jumlah
retribusi terutang atau kurang bayar
2) Tindak pidana sesuai dalam pasal (1) adalah pelanggaran.
3) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan
penerimaan negara.41
7. Efektivitas
Menurut Pamendagri Nomor 59 Tahun 2007 memberikan definisi
efektivitas sebagai berikut.
39 Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Retribusi
Tempat Rekreasi dan Olahraga , Ibid, h. 7 40 Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Retribusi
Tempat Rekreasi dan Olahraga , Ibid, h. 7 41 Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Retribusi
Tempat Rekreasi dan Olahraga , Ibid, h. 8
30
Efektivitas adalah merupakan pencapaian hasil program dan
target yang telat ditetapkan, yaitu dengan cara membandingkan
keluaran dan hasil. Sedangkan secara efektivitas menunjukan pada
taraf tercapaianya hasil, atau dalam ringkasnya efektivitas dari
pemerintah daerah apabila tujuan pemerintah daerah tersebut dapat
tercapai sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan.42
Menurut Mardiasmo dalam Alisman menambahkan pengertian
efektivitas sebagai berikut .
Menyatakan bahwa efektivitas yaitu suatu keadaan tercapainya
tujuan yang diharapkan atau dikehendaki melalui penyelesaian
pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Ukuran
berhasil tidaknya suatu organisasi adalah bila telah tercapai tujuan,
maka dapat dikatakan organisasi tersebut dikatakan telah berjalan
efektif.43
Devas Menambahkan seperti yang dikutip oleh Rian Adi Saputra
berkaitan dengan efektivitas sebagai berikut.
Efektivitas yaitu hubungan antara output dan tujuan atau dapat
juga dikatakan merupakan ukuran seberapa jauh tingkat output
tertentu, kebijakan dan prosedur dari organisasi. Efektivitas
berhubungan dengan derajat keberhasilan suatu operasi pada sektor
Publik sehingga suatu kegiatan dikatan efektif jika kegiatan
tersebut mempunyai pengaruh besar terhadap kemampuan
menyediakan pelayanan masyarakat yang merupakan sasaran yang
telah ditentukan44
Efektivitas hubungannya dengan retribusi pariwisata menggambarkan
kemampuan pemerintah dalam merealisasikan retribusi tempat rekreasi
dan olahraga khusunya sektor pariwisata dengan target yang telah
ditetapkan, maka efektivitas retribus temipat rekreasi dan tempat
olahraga pariwisata adalah perbandingan antara realisasi dengan target
penerimaan untuk itu pemerintah harus menghitung dengan cermat.
42 Pemendagri Nomor 59 Tahun 2007, Diakses Pada Tanggal 07 Agustus 2018 Pada
Pukul 11:43 WIB. 43 Alisman, “ Analisis Efektivitas dan Efisiensi Manajemen Keuangan Di Aceh Barat”,
Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik Indonesia, Vol1, Nomor2, November 2014, h. 50 44 Rian Adi Saputra, “Efektivitas Pajak Hiburan Pajak Parkir dan Pajak Reklme
Trrhadap Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota DKI Jakarta”. Skripsi, (Jakarta:UIN
Syarif Hidayatullah , 2014, h.49
31
8. Efesiensi
Mardiasmo dalam Ariel S.Sumenge memberikan definisi efesiensi
sebagai berikut .
Efesiensi berghubungan erat dengan konsep produktifitas.
Pengukuran efesiensi dilakukan dengan menggunakan
perbandingan antara output yang dihasilnya terhadap input yang
digunakan (cost of output). Proses kegiatan operasional dapat
dikatakan efesien apabila suatu atau hasil kerja tertentu dapat
dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang serendah-
rendahnya (spending well). Indikator efesiensi menggambarkan
hubungan antara masukan sumber daya oleh suatu unit organisasi
(misalnya : staf, biaya adminitratif) dan keluaran yang dihasilnya.45
Linda Aguatina memberikan pengertian efesiensi sebagai berikut.
Efesiensi merupakan satu hal yang sangat penting dalam kinerja
organisasi. Dengan tingkat efesiensi yang tinggi maka dapat
dikatakan mampu menjalankan proses operasionalnya dengan baik,
untuk mengetahui tingkat efesiensi tersebut maka kebutuhan
operasional harus diamati baik dari sisi input maupun output.46
Dedi dan Ayu Ningtyas dalam Julita mendefinisikan efesiensi sebagai
berikut.
Efesiensi adalah hubungan antara barang dan jasa yang dihasilkan
sebuah kegiatan atau aktifitas dengan sumber daya yang digunakan.
Suatu organisasi dikatakan efesien apabila mampu menghasilkan
ouput tertentu dengan input serendah-rendahnya, atau dengan input
tertentu mampu menhasilkan output sebesar-besarnya (Spending
well).47
Kesimpulan dari pengertian efesiensi yaitu rasio perbandingan antara
input yang digunakan terhadap output yang dihasilkan, proses kegiatan
dikatakan efesien pada saat terget yang tentukan dapat dicapai dengan
sumber daya dan biaya yang paling rendah sehingga bisa dikatakan
efesien. Suatu kegiatan dikatakan baik apabila teah dikerjakan secara
efesien jika pelaksanaan pekerjaan itu telah mencapai sasaran (output.
45 Ariel S.Sumenge, “ Analisis Efektivitas dan Efesiensi Pelkasanaan Anggaran Belanja
Badan Perencanaan Pembangunan Daera Minahasa Selatan”, Jurnal EMBA, Vol 1. No.3
September 2013, h. 76. 46 Linda Agustina, “Analisis Efesiensi Obyek Wisata Di Kabupaten Wonosobo,” Jurnal
Akuntansi Universitas Diponegoro”, Vol.2 No.2 2013, h. 5. 47 Julita, SE,M.Si, Budgeting, (Bandung:Citra Pustaka, 2012), h. 7
32
Dengan biaya (output). Yang terendah atau dengan biaya yang minimal
diperoleh hasil yang maksimal.
9. Prediksi Penerimaan Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga
(Pariwisata ) Tahun 2018-2020
Menurut Effrida Manalu dan Fricles Ariwisanto, Mamed Rofendy
Manalu prediksi adalah sebuah istilah yang bisa menimbulkan banyak
persepsi. Prediksi juga dapat dikatakan sebagai peramalan (forecast)
yang pada dasarnya merupakan dugaan atau peramalan mengenai suatu
peristiwa dimasa yang akan datang.48
Menurut R. Hadapiningradja Kusumodestoni dan Akhmad Khanif
Zyen prediksi adalah salah satu strategi yang umum digunakan
disebagian besar perusahaan dunia dan pemerintahan yang digunakan
untuk merencanakan pekerjaan mereka sebelum itu benar-benar terjadi.49
Prediksi juga merupakan suatu usaha untuk meramalkan masa depan
dengan memeriksa masa lalu. Ini terdiri dari menghasilkan estimasi bisa
dari besarnya masa depan beberapa variabel, seperti penjualan, atas dasar
masa lalu dan sekarang dan pengalaman. Esensi dari ramalan adalah
dengan memperkirakan peristiwa masa depan berdasarkan pola-pola
masa lalu dan melakukan penilain atau proyeksi. Singkatnya, peramalan
merupakan baagian integral dari proses perencanaan. 50
Kesimpulan dari pendapat tokoh diatas bahwa prediksi atau peramalan
memiliki arti penting bagi perusahaan maupun lembaga dalam hal ini
adalah lembaga pemerintah, prediksi tersebut dapat digunakan sebagai
dasar dalam penetapan perencanaan pada tahun-tahun berikutnya.
a. Langkah-lagkah Proses Peramalan atau Prediksi
48 Effrida Manalu, dkk,” Penerapan Algoritma Naive Bayes untuk Memprediksi Jumlah
Produksi Brang Berdasarkan Data Persediaan Dan Jumlah Pemesanan Pada CV.Papa dan Mama
Pastries,” Jurnal Mantik Penusa” , Vol. 1 No.2 2017, h. 18 49 R. Hadapinigradja Kusumodestoni, Akhmad Khanif Zyen, “ Prediksi Kecepatan Angin
Menggunakan Model Neural Network untuk Mengetahui Besar Daya Listrik yang dihasilkan.”
Jurnal Disprotek”, Vol.6 No.1, h.54 50 R. Hadapinigradja Kusumodestoni, Akhmad Khanif Zyen, ibid, h.54
33
Menurut Stevenson dan Sum Chaee Chuong dalam bukunya
yang berjudul Manajemen Operasi Perspektif Asia terdapat 6
langkah dalam proses peramalan atau prediksi:51
1) Menentukan tujuan ramalan. Tujuan ini berkaitan dengan kapan
dan bagaimana hasil dari pada prediksi akan digunakan, langkah
ini memberikan gambaran banyaknya data yang dibutuhkan
dalam peramalan dan tingkat akurasi.
2) Menentukan rentang waktu.
3) Memilih teknik peramalan
4) Merapihkan data dan menganalisa data yang tepat
5) Membuat peramalan
6) Memantau hasil peramalan
b. Prediksi Berdasarkan Jangka Waktu
1) Prediksi Jangka Panjang
Peramalan jangka panjang, yaitu peramalan yang dilakukan
untuk penyusunan hasil ramalan yang jangka waktunya lebih dari
satu setengah tahun atau tiga semester. Peramalan seperti ini
misalnya diperlukan dalam penyusunan rencana pembangunan
suatu negara atau daerah, cooporate planning , rencana investasi
atau ekspansi dari suatu perusahaan.
2) Prediksi Jangka Panjang
Peramalan jangka pendek, yaitu peramalan yang lakukan
untuk penyususnan hasil ramalan dengan jangka waktu yang
kurang dari satu setengah tahun atau tiga semester. Peramalan
seperti ini diperlukan dalam penyususnan rencana tahunan,
rencana kerja operasional, dan anggaran, contohnya penyususnan
rencana produksi, rencana penjulan, rencana pengadaan, rencana
persediaan, anggaran pemasaran dan anggaran perusahaan.52
B. Penelitian yang Relevan
Ulul Absor tahun 2014 melakukan penelitian di Kabupaten Brebes
mengenai Analisis Kontribusi dan Efektivitas Retribusi Pasar Terhadap
Pendapatan Asli Daerah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi
retribusi pada pasar Brebes dan untuk menentukan tingkat efektivitas retribusi
pasar terhadap asli daerah Kabupaten Brebes. Hasil penelitian yang didapat
penerimaan Retribusi Pasar 2010-2014 setiap tahun telah meningkat, yang
tercermin pada penerimaan retribusi pasar di Brebes antara 2010 hingga 2014
sudah memenuhi target dan bahkan melampaui target yang telah ditentukan,
dengan target rata-rata dipenuhi oleh 102,54 persen. Sementara penerimaan,
51 William J Stevenson, Sum Chee Choung, Manajemen Operasi Prespektif
Asia,(Jakarta: Salemba Empat, 2011), h. 74 52 Fandy Tjiptono, Manajemen Jasa, (Yogyakarta: ANDI, 2017), h. 112.
34
penerimaan daerah Brebes meningkat dengan peningkatan rata – rata 31,21
persen. Kenaikan Brebes PAD tertinggi terjadi pada 2014 yaitu sebesar 51,90
persen dan terendah terjadi pada 2011 sebesar 10,21 persen. Sedangkan pada
tahun 2012 dan pada 2013 sebesar 30,06 persen dan 32,66 persen.Sedangkan
tingkat efektifitas pasar retribusi selama periode 2010-2014 sebagai
keseluruhan sangat efektif. Ini tercermin dalam pendapatan aktual yang selalu
melebihi atau melebihi target yang ditetapkan. Nilai rata-rata tingkat
pencapaian target selama 5(lima) tahun lalu sebesar 102,52%. Ini menunjukkan
efektivitas pasarretribusi sangat efektif
Yudistya Alang N melakukan penelitian di Kabupaten Sleman terkait
Analisis Efektivitas dan Kontribusi Retribusi Rekreasi Dan Olahraga terhadap
Pendapatan Asli Daerah. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk
mengetahui efektivitas retribusi rekreasi dan olahraga di Kabupaten Sleman
dari tahun 2010-2014 (2) untuk mengetahui kontribusi retribusi rekreasi dan
olahraga terhadap pendapatan asli daerah dari tahun 2010-2014 (3)
mengetahui apa upaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam meningkatkan
pendapatan asli daerah (PAD). Berdasarkan hasil analisis disimpulkan
efektivitas realisasi retribusi rekreasi dan olah raga meningkat dengan rata-rata
kriteria Sangat Efektif. Retribusi rekreasi dan olah raga memiliki kontribusi
yang kurang baik terhadap pendapatan asli daerah karena setelah dihitung
mendapatkan kriteria sangat kurang (3) Departemen Kebudayaan dan
Pariwisata untuk meningkatkan retribusi pemandangan dan olahraga
melakukan beberapa promosi yang baik di media atau program yang
berdampak pada peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung.
Yanuar Ishak , Eddy Soegiato, Rina Hariyadi melakukan penelitian
berkaitan dengan Kontribusi Penerimaan Rertribusi Daerah Terhadap PAD
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan: 1) Mengetahui perbandingan antara
realisasi dengan target capaian Retribusi Daerah Kabupaten Kutai Barat, dan 2)
Mengetahui besar kontribusi berasal dari retribusi daerah, terhadap Pendapatan
Asli Daerah Kabupaten Kutai Barat. Penelitian ini dibatasi pada sumber-
sumber penerimaan daerah yang berasal dari Retribusi Daerah selama kurun
35
waktu 2003-2011. Selama kurun waktu tersebut ada beberapa jenis retribusi
yang sudah tidak berlaku, namun ada juga beberapa jenis retribusi baru.
Penentuan jenis Retribusi di Kabupaten Kutai Barat mengacu pada Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Analisis dilakukan dengan cara Menghitung Besar Capaian Retribusi Daerah
dan Menghitung Kontribusi Retribusi Daerah Terhadap PAD. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah: 1) Hipotesis ditolak, selama tahun 2003-2011 realisasi
Retribusi Daerah memberi kontribusi yang masih rendah (kurang dari 25%)
terhadap Pendapatan Asli Darerah Kabupaten Kutai Barat. 2) Realisasi
Retribusi tertinggi dicapai pada tahun 2004, yaitu sebesar 150,48% dari target
yang ditetapkan, sementara pada tahun yang sama realisasi PAD hanya sebesar
95,50%. 3) Realisasi PAD tertinggi dicapai pada tahun 2007 yaitu sebesar
96,95% dari target yang ditetapkan, sementara pada tahun yang sama realisasi
Retribusi Daerah sebesar 122,78%.
Tyah Saras dan Luh Gede Sri Artini) melakukan penelitian Analisis
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam Upaya Pelaksanaan Otonomi Daerah di
Kabupaten Badung Bali. Tingkat efesiensi dan tingkat efektivitas pajak daerah
Kabupaten Badung Bali 2011- 2015 tergolong sangat baik. Pemerintah mampu
mengoptimalkan penerimaan pajak daerah dan mengolal penerimaanya dengan
baik. Rata –rata tingkat efesiensi pajak daerah Kabupaten sebesar 0,62%
digolongkan dalam kriteria sangat efesien. Rata –rata kontribusi pajak daerah
dalam peningkatan PAD Kabupaten Badung selama 5 tahun terakhir sebesar
88,41% digolongkan dalam kriteria sangat baik, pajak daerah Kabupaten
Badung sebagai salah satu sumber PAD (Pendapatan Asli Daerah) sudah
mampu mewujudkan kemandirian daerah. Tingkat efektivitas pajak daerah
tergolong sangat efektif, pemerintah daerah Kabupaten Badung dapat
memperthankan penerimaan pajak daerah dengan menggali potensi-potensi
pajak daerah. Kontribusi pajak dalam peningkatan PAD juga tergolong sangat
baik
Ichan Kamaludin melakukan penelitian Implementasi Perda Nomor 1
Tahun 2018 Tentang Retribusi Tempat Rekreasi, Pariwisata dan Tempat
36
Olahraga Kabupaten Sukabumi (studi kasus pantai teluk Palabuhanratu)
Perspektif Siyasah Maliyah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pelaksanaan Perda Nomor 1 Tahun 2011 Retribusi Tempat Rekreasi,
Pariwisata dan Tempat Olahraga Kabupaten Sukabumi, Pengaruh kontribusi
Retribusi Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) kabupaten
Sukabumi serta bagaimana tinjauan Siyasah Maliyah terhadap Retribusi
pariwisata Kabupaten Sukabumi. Hasil penelitian, Pertama, pelaksanaan perda
Nomor 1 Tahun 2011 Retribusi Tempat Rekreasi, Pariwisata dan Tempat
Olahraga Kabupaten Sukabumi yang menjadi penggerak utama dalam
implementasi perda ini ialah Dinas pariwisata serta aturan pelaksanaannya itu
dari Perda langsung tanpa ada perbup yang memperkuatnya. Kedua, dengan
diberlakukannya Perda ini maka kontribusi dari retribusi pariwisata terhadap
PAD itu dari segi nominal mengalami peningkatan, walaupun belum sesuai
terget yang ditentukan setiap tahunnya. Ketiga, Perspektif siyasah Maliyah
terhadap pelaksanaan perda Nomor 1 Tahun 2011 Retribusi Tempat Rekreasi,
Pariwisata dan Tempat Olahraga Kabupaten Sukabumi dengan teori tanggung
jawab negara, sudah sesuai karena dalam teori tanggung jawab negara terdapat
konsep intervensi negara yang mana negara wajib memberikan aturan terkait
dengan pelaksanaan retribusi. Perda nomor 1 ini juga sesuai dengan prinsip
keadilan serta prinsip kemaslahatan.
Tabel 2.2
Penelitian Relevan Berkaitan dengan “Kontribusi Retrubusi Tempat
Rekreasi dan Olahraga Pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) No Penulis Tahun
Penelitian
Judul Metode
Penelitian
Hasil Penelitian
1. Ulul Absor 2014 Analisis
Kontribusi
dan
Efektivitas
Retribusi
Pasar
Terhadap
Pendapatan
Asli Daerah53
Kuantitatif Penerimaan Retribusi Pasar 2010-2014 sudah
memenuhi target dan bahkan melampaui
target yang telah ditentukan, penerimaan
Retribusi pasar di Brebes meningkat dengan
peningkatan rata – rata 31,21 persen.
Kenaikan Brebes PAD tertinggi terjadi pada
2014 yaitu sebesar 51,90 persen dan terendah
terjadi pada 2011 sebesar 10,21 persen.
Sedangkan pada tahun 2012 dan pada 2013
sebesar 30,06 persen dan 32,66
persen.Sedangkan tingkat efektifitas pasar
53 Ulul Absor, “Analisis Kontribusi dan Efektivitas Retribusi Pasar Terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Brebes”, Jurnal Permana, Vol.VI No. 1 Agustus 2014
37
retribusi selama periode 2010-2014 sebagai
keseluruhan sangat efektif. 2 Yudistya
Alang N
2015 Analisis
Efektivitas
dan
Kontribusi
Retribusi
Rekreasi Dan
Olahraga
terhadap
Pendapatan
Asli
Daerah.54
Kuantitatif Efektivitas realisasi retribusi rekreasi dan olah
raga meningkat dengan rata-rata kriteria
Sangat Efektif. Retribusi rekreasi dan olah
raga memiliki kontribusi yang kurang baik
terhadap pendapatan asli daerah karena setelah
dihitung mendapatkan kriteria sangat kurang.
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata
untuk meningkatkan retribusi pemandangan
dan olahraga melakukan beberapa promosi
yang baik di media atau program yang
berdampak pada peningkatan jumlah
wisatawan yang berkunjung
3 Yanuar
Ishak , Eddy
Soegiato,
Rina
Hariyadi
2011 Kontribusi
Penerimaan
Rertribusi
Daerah
Terhadap
PAD55
Kuantitatif Hipotesis ditolak, selama tahun 2003-2011
realisasi Retribusi Daerah memberi kontribusi
yang masih rendah (kurang dari 25%)
terhadap Pendapatan Asli Darerah Kabupaten
Kutai Barat. 2) Realisasi Retribusi tertinggi
dicapai pada tahun 2004, yaitu sebesar
150,48% dari target yang ditetapkan,
sementara pada tahun yang sama realisasi
PAD hanya sebesar 95,50%. 3) Realisasi
PAD tertinggi dicapai pada tahun 2007 yaitu
sebesar 96,95% dari target yang ditetapkan,
sementara pada tahun yang sama realisasi
Retribusi Daerah sebesar 122,78%.
4 Tyah Saras
dan Luh
Gede Sri
Artini)
2017 Analisis
Pendapatan
Asli Daerah
Dalam Upaya
Pelkasanaan
Otonomi
Daerah di
Kab. Badung
Bali 56
Kuantitatif
Deskriptif
Hasil penelitian menunjukkan tingkat efisiensi
pajak daerah Kabupaten Badung tahun 2011-
2015 tergolong sangat efisien dan tingkat
efektivitas pajak daerah Kabupaten Badung
tahun 2011-2015 tergolong sangat efektif.
Kontribusi pajak daerah dalam peningkatan
PAD tergolong sangat baik. Pemerintah
Kabupaten Badung sudah mampu
mengoptimalkan penerimaan pajak daerah dan
mengelola penerimaan pajak daerahnya
dengan baik.
5 Ichan
Kamaludin
2018 Implementasi
Perda Nomor
1 Tahun 2011
Tentang
Retribusi
Rekreasi,
Pariwisata dan
Olahraga
Deskriptif Diberlakukannya Perda ini maka kontribusi
dari retribusi pariwisata terhadap PAD itu dari
segi nominal mengalami peningkatan,
walaupun belum sesuai terget yang ditentukan
setiap tahunnya. Perspektif siyasah Maliyah
terhadap pelaksanaan perda Nomor 1 Tahun
2011 Retribusi Tempat Rekreasi, Pariwisata
dan Tempat Olahraga Kabupaten Sukabumi
54 Yudistya Alang N, “Analisis Efektivitas dan Kontribusi Retribusi Tempat Rekreasi dan
Olahraga Pada Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sleman”, Skripsi Pada Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta, 2015 55 Yanuar Ishak , Eddy Soegiato, Rina Hariyadi, “Analisis Kontribusi Penerimaan
Retribusi Daerah Tergadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kutai Barat” Jurnal Fakultas
Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, 2011 56 Tyasani Taras dan Luh Gede Sri Andini, “ Analisis Pendapatan Asli Daerah dalam
Upaya Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Badung Bali”. Vol.6.No.5, 2017.
38
Kabupaten
Sukabumi 57
dengan teori tanggung jawab negara, sudah
sesuai karena dalam teori tanggung jawab
negara terdapat konsep intervensi negara yang
mana negara wajib memberikan aturan terkait
dengan pelaksanaan retribusi. Perda nomor 1
ini juga sesuai dengan prinsip keadilan serta
prinsip kemaslahatan..
C. Kerangka Berfikir
Sebuah kerangka berfikir bertujuan untuk mempermudah pembaca memahami
pembahasan pada sebuah karya ilmiah, hal tersebut sesuai dengan definisi berikut
ini.
Kerangaka berfikir merupakan jembatan untuk menyusun hipotesis.
Kerangka berfikir adalah argumentasi-argumentasi logis, rasional, dan kritis
mengenai hubungan dan keterkaitan variabel penelitian yang disusun peneliti
berdasarkan hasil komparasi, analisis dan sintesis teori. Kerangka berfikir
tidak disusun berdasarkan pada akal sehat (common sense) si peneliti, tetapi
berdasarkan kajian teori yang handal.58
Ketentuan Pasal 1 angka 5 Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintah Daerah, memberikan deferensi bahwa otonomi daerah adalah hak,
wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dan kepentingan nya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. 59
Mengatur aktivitas pemerintahan sendiri membutuhkan pembiayaan yang
tidak sedikit, salah satu sumber pendapatan daerah tingkat kabupaten/kota yang
digunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan adalah pendapatan asli daerah,
pendapatan asli daerah berasal dari pajak daerah, retribusi daerah, pendapatan
lainnya yang sah dan pengelolaan kekayaan daerah, sebagai salah satu
Penyumbang PAD retribusi daerah yang merupakan bagian dari Pajak di tingkat
Kabupaten /Kota.
57 Ichan Kamaludin, “Implementasi Perda Nomor 1Tahun 2011 Tentang Retribusi
Tempat Rekreasi, Pariwisata dan Olahraga Kabupaten Sukabumi Prespektif Siyasah Maliyah”
.Thesis Uin Gunung Djati, Bandung, 2018 58 Pedoman Penulisan Skripsi, (Jakarta:FITK UIN Syarif Hiddayatullah, 2015), h.58 59 Fakthul Muin, “Otonomi Daerah Dalam Perspektif Pembagian Urusan Pemerintah-
Pemerintah Daerah Dan Keuangan Daerah”, Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 8, No.1, Januari 2014, h.
70
39
Retribusi daerah, sebagaimana pajak daerah merupakan salah satu sumber
pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah untuk
meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan masyarakat. Daerah kabupaten
atau kota diberi peluang dalam menggali potensi sumber-sumber keuangannya
dengan menetapkan jenis retribusi jasa usaha, jasa umum, dan perizinan selain
yang telah ditetapkan, sepanjang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan
sesuai dengan aspirasi masyarakat.60
Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 8 Tahun 2009
tentang perubahan ketiga atas Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 23
Tahun 1998 mengenai retribusi tempat rekreasi dan olahraga yang masuk ke
dalam retribusi jasa usaha menetapkan dua objek wisata penyumbang retribusi
tempat Rekreasi dan Olahraga sektor pariwisata di Kabupaten yaitu objek wisata
Waduk Gondang dan objek wisata Religi Makam Sunan Drajat, dalam rangka
meningkatkan penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olahraga sektor
pariwisata, hal tersebut sesuai dengan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004
salah satu sumber pendapatan asli daerah adalah retribusi daerah maka perlu
diketahui kontribusi, efektivitas dan efesiensi dari retribusi daerah Kabupaten
Lamongan dan prediksi penerimaanya agar dapat diperoleh hasil yang signifikan.
Berikut adalah kerangka berfikir seperti pada Gambar 2.2.
60 Ahmad Yani, Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pmerintah Daerah,
(Jakarta: PT.Rajawali, 2009), h. 67
40
Tiket Masuk
Sepeda Air
Gambar 2.2
Kerangka Berfikir
Pajak
Pajak
Pusat
Pajak
Daerah
Pajak
Provinsi
Pajak
Kabupaten /Kota
Retribusi
Daerah
Retribusi
Jasa Umum
Retribusi
Jasa Usaha
Retribusi
Perizinan
Retribusi Tempat
Rekreasi dan Olahraga
Sektor Pariwisata
Wisata Waduk Gondang
Tiket Masuk ,Sepeda Air,
Penggunaan Pendopo
Wisata Religi Makam
Sunan Drajat
Tiket Masuk, Toilet.
Kontribusi Retribusi
Tempat Rekreasi dan
Olahraga (Sektor
Pariwisata)
Efektivitas
Pemungutan
Efesiensi
Pemungutan
Prediksi
Penerimaan
Pendapaatan Asli
Daerah
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Gambar 3.1
Peta Pariwisata Kabupaten Lamongan
Penelitian ini dilakukan pada Pemerintahan Daerah Kabupaten
Lamongan, data sekunder di peroleh dari Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Lamongan yang beralamat di Jl. KH. Ahmad Dahlan No.1
Kauman, Sidoharjo, Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan, dan
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lamongan yang beralamat
di Jl. Sunan Giri No.1 Tumenggung baru, Sukorejo, Kecamatan
Lamongan, Kabupaten Lamongan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama sembilan bulan yakni dari bulan
Maret sampai dengan November 2018. Pengambilan waktu pelaksanaan
ini didasarkan pada pertimbangan bahwa dengan interval waktu tersebut
penulis dapat memanajemen waktu penelitian seperti yang tertera pada
Tabel 3.1.
42
Tabel 3.1
Interval Waktu Penelitian
B. Metode Penelitian
Metode merupakan komponen atau unsur perangkat kontrol metodologi.
Metode menunjuk pada alat (tools or instruments) yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data berupa informasi atau peristiwa empiris.1 Creswell
dalam Haris Hardiansyah mendefiniskan penelitian atau research sebagai
berikut:
“ Research is process of steps used to collect and analyze information
to increase our undestanding of a topic or an issue which is concict of
three steps: pose a question, collect data answear the question and present
an answear to the question.”2
Uraian diatas memberikan pengertian bahwa metodologi penelitian adalah
serangkaian hukum, atruran, dan tata cara tertentu yang diatur dan ditentukan
berdasarkan kaidah ilmiah dalam menyelenggarakan suatu penelitian dalam
koridor keilmuan tertentu yang hasilnya dapat dipertaanggungjawabkan secara
ilmiah. 3
1 Didik Suharjito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Bogor: IPB Press,2014), h. 53. 2 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial,( Jakarta:
Salemba Humanika, 2012), h. 2 3 Haris Herdiansyah, Ibid, h. 3
Tahap Penelitian
Waktu Penelitian
Des Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov
Seminar Proposal Skripsi
Revisi Proposal Skripsi
Penyusunan Instrumen
Penelitian
Pelaksanaan Penelitian
Pengolahan Hasil
Penelitian
Penyusunan Bab IV
Penyusunan Bab V
43
Sugiyono menambahkan dalam bukunya berjudul Metode Peneliatian
Kuantitatif dan Kualitatif R&D bahwa metodologi penelitian adalah cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan,
yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. cara ilmiah berarti kegiatan
penelitian didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yang rasional, empiris, dan
sistematis. Rasional berarti kegiatan peneliti dilakukan dengan cara-cara yang
masuk akal dan terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris, berarti cara-cara
yang dilakukan dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat
mengamati dan mengetahui cara yang digunakan. Sistematis artinya proses
yang digunakan dalam penelitian menggunakan langkah-langkah tertentu4
Pendekatan dalam penelitian yang dilakukan adalah pendekatan kuantitatif
karena data – data penelitian berupa angka-angka. Metode yang digunakan
adalah metode deskriptif karena hasil akan di jabarkan secara deskriptif,
karena hasilnya akan peneliti arahkan untuk mendiskripsikan data yang
diperoleh untuk menjawab rumusan masalah.
Pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini, akan mengkaji dan mengolah
data berupa PAD, biaya retribusi, serta target dan realisasi penerimaan
retribuisi kemudian diolah sesuai dengan rumus yang digunakan.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik
kesimpulannya.5
4 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2012),h.2 5 Sugiyono, Ibid, h. 80.
44
Sukandarrumidi menambahkan bahwa populasi adalah kumpulan
sumber data, yang mempunyai sifat yang sama. Jumlah kumpulan dapat
sedikit hingga banyak, dari puluhan hingga jutaan.6
Sugiyono menjelaskan bahwa populasi bukan hanya orang, tetapi juga
objek dan benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang
ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh objek maupun subjek penelitian.7
Populasi dalam penelitian ini adalah semua komponen retribusi yang
memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang
sama dari obyek yang merupakan sumber data untuk penelitian.8Sampel
adalah sebagian dari populasi yang akan diambil dan diteliti dan hasil
penelitiannya digunakan sebagai representasi dari populasi secara
keseluruhan, dengan demikian sampel dinyatakan sebagai bagian dari
populasi yang diambil dengan teknik atau metode tertentu untuk generalisasi
terhadap populasinya.9
Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan teknik sampling purposive sampling. Alasan menggunakan
teknik sampling karena pertimbangantidak semua sampel memiliki kriteria
yang sesuai dengan fenomena yang sedang diteliti. Sampel dalam penelitian
ini adalah Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga khususnya sektor
pariwisata.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data adalah sesuatu yang diperoleh melalui suatu metode pengumpulan
data yang akan diolah dan dianalisis dengan suatu metode tertentu yang
6 Sukandarrumidi, Dasar-Dasar Penulisan Proposal Penenlitian, (Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada, 2014), h. 21 7 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D,
(Bandung: Alfabeta, 2015), h. 117 8 Sukandarrumidi,opcit. h. 23 9 Suryani dan Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif Teoridan Aplikasi Pada Penelitian
Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. Fajar Interpratama Mandiri, 2015), h. 192.
45
selanjutnya akan menghasilkan suatu hal yang dapat menggambarkan atau
mengidentifikasi sesuatu.10 Teknik Pengumpulan data merupakan langkah yang
paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mengumpulkan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai cara,
setting, dan sumber.11 Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini
anatara lain:
1. Dokumentasi
Dokumen mengacu pada material (bahan) seperti fotografi, video,
film, memo, surat, diari, rekaman kasus klinis, dan sejenisnya yang dapat
digunakan sebagai informasi sebagai bagian dari kajian kasus yang sumber
data utamanya adalah observasi partisipan dan wawancara.12
Menurut Gottschall dalam buku Imam Gunawan bahwa dokumen
dalam pengertiannya yang lebih luas adalah proses pembuktian yang
didasarkan atas jenis sumber apapun, baik itu yang bersifat tulisan, lisan,
gambaran, dan arkeologis. 13
Dokumen yang dibutuhkan adalah gambaran umum Kabupaten
Lamongan, data target dan realisasi dan biaya pemungutan Retribusi Tempat
Rekreasi dan Olahraga khususnya sektor pariwisata dan data realisasi
pendapatan asli daerah Kabupaten Lamongan.
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah
tertentu, ini merupakan proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih
berhadap-hadapan secara fisik. Terdapat dua pihak dengan kedudukan yang
berbeda dalam proses wawancara. Pihak pertama berfungsi sebagai penanya,
disebut pula interviewer, sedang pihak kedua berfungsi sebagai pemberi
informasi (information supplyer), interviewer atau informan. Interviewer
10 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial,( Jakarta:
Salemba Humanika, 2012), h. 116. 11 Sugiyono, Memahami Penelitian kualitatif, (Bandung:Alfabeta,2014), h. 62. 12 Ruslam, Ahmadi, Metode Penelitian Kulitatif, (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2016), h.
179 13 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. (Jakarta : PT. Bumi
Akasara, 2013), h. 183.
46
mengajukan pertanyaan-pernyataan yaitu meminta keterangan dan penjelasan
sambil menilai jawaban-jawabanya.14 Lexy J Maleong juga menambahkan
wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.15
Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut, disimpulkan wawancara
merupakan suatu kegiatan tanya jawab dengan tatap muka (face to face) antara
pewawancara (interviewer) dan yang diwawancarai (interviewee) tentang
masalah yang diteliti, dimana pewawancara bermaksud memperoleh persepsi,
sikap, dan pola pikir dari yang diwawancarai yang relevan dengan masalah
yang diteliti. Karena wawancara itu dirancang oleh pewawancara maka
hasilnya pun dipengaruhi oleh karakteristik pribadi pewawancara.16
Penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam mengadakan
wawancara langsung dengan informan, dalam hal ini Dinas Pariwisata untuk
mendukung data yang diperoleh dilapangan mengenai kontribusi Retribusi
Tempat Rekreasi dan Olahraga khususnya sektor pariwisata bagi Pendapatan
Asli Daerah Kabupaten Lamongan.
E. Penjabaran Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut kemudian di tarik kesimpulan.17 Sesuai dengan judul penelitian
yang penulis pilih yaitu Kontribusi Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga
(Pariwisata) Dalam Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Lamongan Tahun
Anggaran 2012-2017. Maka peneliti mengelompokan variabel yang digunakan
dalam penelitian ini menjadi variabel independen (X ) dan variabel dependen
(Y) dimana Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga menjadi variabel (X) dan
Pendapatan Asli Daerah menjadi variabel (Y).
14 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, .(Jakarta:PT Bumi
Akasara, 2013),h. 143 15 Lexy J Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda, 2017), h. 186 16 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, h. 162 17 Sugiyono, Memahami Penelitian kualitatif, (Bandung:Alfabeta,2016), h. 39.
47
Penjabaran penelitian diperlukan untuk menentukan indikator, menetukan
skala, teknik dari variabel terkait, berikut penjabaran variabel penelitian
seperti pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Penjabaran Variabel Penelitian
No Variabel Sub Variabel Indikator Tenik Rumusan
Masalah Analisis
1 Retribusi Tempat
Rekreasi dan
Olahraga
(Pariwisata)
Retribusi Tempat
Rekreasi dan olahraga
yang selanjutnya
disebut retribusi adalah
pungutan daerah
sebagai pembayaran
atas pelayanan tempat
rekreasi, pariwisata,
dan olahraga yang
disediakan, dimiliki,
dan/atau dikelola
Pemerintah Daerah.18
Sektor Pariwisata yang
dikenai retribusi yaitu:
• Waduk Gondang
• Makam Sunan
Drajat
Bagian Wisata yg
dikenai Retribusi
Tempat Rekreasi
dan Olahraga.
Waduk Gondang
-Tiket masuk
-Pemakaian Sepeda
air
- Pemakaian
Pendopo untuk
acara
Makam Sunan
Drajat
- Tiket Masuk
- Pemakaian Toilet
Purposive Kontribusi
Retribusi
Tempat
Rekreasi &
Olahraga
Tingkat
Efektivitas
Tingkat
Efesiensi
Prediksi
Penerimaa
n Retribusi
Tempat
Rekreasi
dan
Olahraga
(Pariwisata
)
Pn =𝑋𝑛
𝑌𝑛 × 100%
Realisasi
Penerimaan
Retribusi Tempat
rekreasi &
Olahraga / Target
Penerimaan x
100%
Biaya
Pemungutan
Retribusi Tempat
Rekreasi dan
Olahrag(Pariwisa
ta)/ Realisasi
penerimaan x
100%
Least Square
Method
2. Pendapatan Asli
Daerah
penerimaan yang
diperoleh daerah dari
sumber-sumber dalam
wilayahnya sendiri
yang dipungut
berdasarkan peraturan
perundang-undangan
yang berlaku.19
Sumber PAD
- Pajak Daerah
- Retribusi Daerah
- Kekayaan Daerah yg
dipisahkan
- Lain –lain pendapatan
yang sah
Retribusi Daerah
a. Retribusi Jasa
Umum
b. Retribusi Jasa
Usaha
1) Retribusi
Tempat
Rekreasi &
Olaharaga
c. Retribusi
Perizinan
Purposive
18 Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 23 Tahun 2010. Diakses pada Tanggal
07 Januari 2018. Pukul 21:35 WIB 19 Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 Diakses Pada Tanggal 21 Desember 2017
Pukul 21:24 WIB
48
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara ata kuesioner, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang lebih penting untuk dipelajari, dan yang akan di pelajari,
dan membuat kesimpulan sehingga mudah di pahami oleh diri sendiri maupun
orang lain.20
1. Identifikasi data-data berkaitan dengan permasalahan
Penelitian ini menggunakan data kuantitatif meliputi data target dan
realisasi penerimaan retribusi, biaya pemungutan retribusi, dan realisasi
penerimaan pendapatan asli daerah Kabupaten Lamongan dari tahun 2012
sampai dengan tahun 2017.
2. Perhitungan dengan menggunakan beberapa rumus
a. Menghitung Kontribusi Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga
(Pariwisata) terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Kontribusi retribusi tempat rekreasi dan olahraga khususnya dalam
pendapatan asli daerah dapat diperoleh dengan membandingkan realisasi
penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olahraga dari sektor pariwisata
dengan realisasi penerimaan pendapatan asli daerah dan setelah itu
barulah diketahui berapa persen kontribusi retribusi tempat rekreasi dan
olahraga sektor pariwisata terhadap pendapatan asli daerah.21
Kontribusi retribusi tempat rekreasi dan olahraga sektor pariwisata
terhadap pendapatan asli daerah dapat dihitung menggunakan rumus
berikut:22
Pn =𝑋𝑛
𝑌𝑛 × 100%
20 Sugioyono, Metode Penelitian Bisnis,( Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R &D),
(Bandung: Afabeta, 2011), h.244. 21 Dani Nugraha Sutiyono, “Kontribusi RetribusiPasar Terhadap Pendapatan Asli
Daerah”, (Yogyakarta: Universitas Santa Dharma, 2009), h. 22 22 Dani Nugraha Sutiyono, Ibid, h. 23
49
Keterangan
Pn : Kontribusi retribusi tempat rekreasi dan olahraga sektor pariwisata
tahun tertentu
Xn: Realisasi retribusi tempat rekreasi dan olahraga sektor pariwisata
tahun tertentu.
Yn: Realisasi PAD tahun tertentu
Langkah selanjutnya adalah membandingkan hasil kotribusi
retribusi tempat olahraga dan Rekreasi (Pariwisata) ke dalam kriteria
seperti yang terdapat pada Tabel. 3.3.
Tabel 3.3
Klasifikasi Kriteria Kontribusi
Presentasi Kriteria
Presentasi Kriteria
0,00%-10% Sangat Kurang
10,10%-20% Kurang
20,10%-30% Sedang
30,10%-40% Cukup Baik
40,10%-50% Baik
Diatas 50% Sangat Baik
Sumber: Tim Litbang Depdagri – Fisipol UGM 1991(dalam penelitian
Tri Harjawati, S.Pd., M.Si, 2013)
b. Menghitung Efektivitas Pemungutan Retribusi Tempat Rekreasi
dan Olahraga sektor Pariwisata
Efektivitas hubungannya dengan retribusi ini adalah
menggambarkan kemampuan pemerintah dalam merealisasikan
retribusi tempat rekreasi dan olahraga sektor pariwisata dengan target
yang telah ditetapkan, maka efektivitas retribusi tempat rekreasi dan
olahraga sektor pariwisata adalah perbandingan antara realisasi dengan
target penerimaan untuk itu pemerintah harus menghitung dengan
cermat.
50
Menurut Halim Efektivitas dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut: 23
Realisasi penerimaan retribusi Tempat Rekreasi & 𝑂𝑙𝑎hraga( pariwisata )
Target retribusi Tempat Rekreasi & 𝑂𝑙𝑎hraga ( pariwisata) x 100%
Adapuun kriteria yang digunakan dalam menilai efektivitas Seperti
yang tertera pada Tabel 2.2
Tabel 3.4
Kriteria Nilai Efektivitas
Presentase Kriteria
>100% Sangat Efektif
100% Efektif
90% 99% Cukup Efektif
75% 89% Kurang Efektif
< 75% Tidak Efektif
Sumber : Mahmudi, Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah 2016
c. Menghitung Efesiensi Retribusi Tempat Rekreasi dan Olharaga
(Pariwisata)
Menurut Mahmudi untuk mengukur tingkat efesiensi retribusi
tempat rekreasi dan olahraga sektor pariwisata dapat dihitung dengan
rumus berikut:24adalah sebagai berikut:
Biaya Pemungutan retribusi Tempat Rekreasi & 𝑂𝑙𝑎hraga( pariwisata )
Realisasi Penerimaan retribusi Tempat Rekreasi & 𝑂𝑙𝑎hraga ( pariwisata) x 100%
Adapun klasifikasi penilaian efesiensi seperti pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5
Klasifikasi Nilai Efesiensi Presentase Kriteria
< 10 % Sangat Efesien
10 % - 20% Efesien
23 Mahmudi, Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, (Yogyakarta: STIM
YKPN, 2016),h.142 24 Mahmudi, Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, (Yogyakarta: STIM
YKPN, 2016),h.143.
51
Presentase Kriteria
21% - 30% Cukup Efesien
31% - 40% Kurang Efesien
> 40% Tidak Efesien
Sumber: Mahmudi, Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah 201625
d. Prediksi Penerimaan Retribusi tiga tahun kedepan
Penelitian ini menggunakan metode least square method berdasarkan
buku Agus Widarjono yang berjudul Ekonometrika Pengantar dan
Aplikasinya karena metode ini merupakan cara yang lebih umum untuk
menentukan trend dari prediksi. berikut adalah rumus perhitungan dalam
least square method.26
𝒀𝒊 = 𝜷𝟎 + 𝛃ⁱ𝑿ⁱ + 𝒆ⁱ
Dengan : 𝜷𝟏 = ∑ 𝒙ⁱ 𝒚ⁱ
∑𝒙ⁱ²
𝒙ⁱ = 𝑿 − X
yᵢ = 𝐘 − Y
𝜷𝟎 = Y − 𝜷𝟏 X
25 Mahmudi, Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, (Yogyakarta: STIM
YKPN, 2016),h.143. 26 Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya,(Yogyakarta: STIMYKPN,
2017), h. 28
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Gambaran Umum Kabupaten Lamongan
Kabupaten Lamongan merupakan salah satu kabupaten yang terletak
di pantai utara Jawa Timur dengan sebagian berupa kawasan pesisir dan
perbukitan. Formasi ini merupakan rangkaian dari Pegunungan Kapur
Utara. Bagian tengah terdapat dataran rendah yang bergelombang, sungai
Bengawan Solo dan rawa-rawa, di bagian selatan terdapat pegunungan,
yang merupakan ujung timur dari pegunungan Kendeng. Dataran rendah
yang dahulunya berupa rawa-rawa dimanfaatkan untuk tambak bandeng.
Ikan bandeng merupakan komoditas unggulan Lamongan, selain itu
pertanian seperti padi, jagung, dan singkong.
Kondisi topografi Kabupaten Lamongan merupakan dataran rendah
dengan tingkat ketinggian 0-25 meter seluas 50,17%, sedangkan
ketinggian 25-100 meter seluas 45,68% selebihnya 4,15% berketinggian di
atas 100 meter di atas permukaan air laut. Secara astronomis terletak 6°
51’28” sampai dengan 7° 23’ 6” lintang selatan dan antara 112° 4’ 41”
sampai dengan 112° 33’ 12” bujur timur. Kabupaten Lamongan memiliki
luas wilayah kurang lebih +3.78% dari luas wilayah Provinsi Jawa Timur
dengan panjang garis pantai sepanjang 47 km, maka wilayah perairan laut
Kabupaten Lamongan adalah seluas 902,4 km² apabila dihitung 12 mil dari
permukaan laut. 1
Data dinas pekerjaan umum dan sumber daya air mencatat rata-rata
curah hujan Kabupaten Lamongan adalah sebesar 3916,5 mm per tahun
dengan jumlah hari hujan sebanyak 201 hari, dengan rata-rata curah hujan
selama sepuluh tahun terakhir sebesar 1.667 mm pertahun. Batas wilayah
Kabupaten Lamongan adalah sebagai berikut:
1 Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LKj-IP) Kabupaten Lamongan 2017.
53
a. Utara : Laut Jawa
b. Timur : Kabupaten Gresik
c. Barat : Kabupaten Tuban dan Kabupaten Bojonegoro
d. Selatan : Kabupaten Jombang dan Kabupaten Mojokerto
Kabupaten Lamongan sebagai daerah yang di lewati oleh aliran
sungai Bengawan solo, peta topografis Kabupaten Lamongan sebagian
besar bagian tengah selatan adalah dataran rendah yang relatif agak subur
yang membentang dari kecamatan Kedungpring, Babat, Sukodadi, Pucuk,
Lamongan, Deket, Tikung, Sugio, Maduran, Sarirejo dan Kembangbahu.
Bagian selatan dan utara merupakan pegunungan kapur berbatu
dengan kesuburan sedang, kawasan ini terdiri dari Kecamatan Mantup,
Sambeng, Ngimbang, Bluluk, Sukorame, Modo, Brondong, Paciran, dan
Solokuro. Serta bagian tengah utara yang merupakan daerah rawan banjir
meliputi kecamatan Sekaran, Laren, Karanggeneng, Kalitengah, Turi,
Karangbinangun dan Glagah.
Kabupaten Lamongan secara adminitratif di bagi menjadi 27
kecamatan dan 462 desa seperti pada Tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1
Pembagian Administratif Kabupaten Lamongan
No Kecamatan Luas (Km²) Jumlah Desa
1 Sukorame 4147 9
2 Bluluk 5415 9
3 Ngimbang 1433 19
4 Sambeng 19544 22
5 Mantup 9307 15
6 Kembangbahu 6384 18
7 Sugio 9129 21
8 Kedungpring 8443 23
9 Modo 7780 17
10 Babat 6295 23
54
4.1 (Tabel Lanjutan)
No Kecamatan Luas (Km²) Jumlah Desa
11 Pucuk 4484 17
12 Sukodadi 5232 20
13 Lamongan 4038 20
14 Tikung 5299 13
15 Sarirejo 4739 9
16 Deket 5005 17
17 Glagah 4052 29
18 Karangbinangun 5288 21
19 Turi 5869 19
20 Kalitengah 4335 20
21 Karanggeneng 5132 18
22 Sekaran 4965 21
23 Maduran 3015 17
24 Laren 9600 20
25 Solokuro 10102 10
26 Paciran 4789 17
27 Brondong 7459 10
Jumlah 171280 462
Sumber: (Badan Statistik Kabupaten Lamongan)
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa wilayah
Kabupaten Lamongan adalah 171280 Km², dengan wilayah kecamatan
terluas adalah kecamatan Sambeng di sisi timur berbatasan dengan
Kecamatan Manyar di Kabupaten Gresik dengan luas 19544 Km² dengan
jumlah desa sebanyak 22 desa. Kecamatan dengan luas wilayah yang
paling sedikit adalah kecamatan Ngimbang di sisi paling selatan
Kabupaten Lamongan dengan luas wilayah 1433 Km² dengan jumlah desa
sebanyak 19 desa.
55
Adapun data jumlah penduduk menurut kecamatan dan jenis
kelamin di Kabupaten Lamongan seperti pada Tabel 4.2
Tabel 4.2
Jumlah Penduduk Kabupaten Lamongan
No Kecamatan Jumlah
Penduduk
Jenis Kelamin
Laki-Laki Perempuan
1 Sukorame 20562 10258 10304
2 Bluluk 21831 10767 11064
3 Ngimbang 46313 23148 23165
4 Sambeng 51406 25801 25605
5 Mantup 45204 22523 22681
6 Kembangbahu 49091 24656 24435
7 Sugio 61495 30674 30821
8 Kedungpring 59778 29997 29781
9 Modo 49433 24614 24819
10 Babat 88615 44815 43800
11 Pucuk 49979 25130 24849
12 Sukodadi 57148 28413 28739
13 Lamongan 68173 33720 34453
14 Tikung 44479 22270 22209
15 Sarirejo 25058 12527 12531
16 Deket 44193 22282 21911
17 Glagah 43180 21802 21378
18 Karangbinangun 41080 20554 20256
19 Turi 54549 27535 27014
20 Kalitengah 35931 17598 17973
21 Karanggeneng 45554 22720 22834
22 Sekaran 49142 24649 24493
23 Maduran 32783 18658 18625
24 Laren 51801 25785 26016
56
4.2 (Tabel Lanjutan)
No Kecamatan Jumlah
Penduduk
Jenis Kelamin
Laki-Laki Perempuan
25 Solokuro 48348 24247 24101
26 Paciran 97208 48772 48336
27 Brondong 74153 37212 36941
Jumlah 1360987 681587 679400
Sumber : (Badan Pusat Statistik Kabupaten Lamongan)
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diambil kesimpulan bahwa penduduk
Kabupaten Lamongan adalah 1.360.987 jiwa, dengan jumlah penduduk
laki-laki sebanyak 681.587 jiwa dan 679.400 perempuan yang tersebar di
27 kecamatan. Kecamatan dengan penduduk terbanyak adalah Kecamatan
Paciran dengan jumlah penduduk sebanyak 97.208 jiwa dan Kecamatan
Sukorame dengan jumlah penduduk sebanyak 20.562 jiwa.
Potensi demografi yang cukup besar, maka peran pemimpin
menjadi begitu penting, berikut adalah beberpa nama bupati yang pernah
memimpin Kabupaten Lamongan sejak kemerdekaan Indonesia seperti
pada Tabel.4.3
Tabel.4.3
Daftar Nama Bupati Kabupaten Lamongan Sejak Kemerdekaan 1945
No Nama Masa Jabatan
1 R. Soekadji
1942-1979
2 Abdul Hamid Soerjosapoetro
3 Soepardan
4 Ali Afandy
5 Readen Ismail
6 Kol. CPM Sutrisno Sudirjo 1979-1984
7 Dr. Moch Syafii As’ari 1984-1989
57
Tabel 4.3 (Tabel Lanjutan)
No Nama Masa Jabatan
8 KH. Moch. Faried S.H 1989-1999
9 H. Agus Syamsyudin, S.H 2000-2010
10 H. Masfuk, S.H 2000-2010
11 H. Fadeli, S.H.,MM 2020-2015
12 Ir. Wahid Wahyudin, MT. 2015-2016
13 H. Fadeli, S.H, MM 2016-Sekarang
Sumber: (Badan Statistik Kabupaten Lamongan
2. Sejarah Kabupaten Lamongan
Kabupaten Lamongan menyimpan sejarah budaya yang begitu
agung. Kota ini sudah berdiri sejak tahun 1569 masehi, pada masa
pemerintahan Sunan Giri IV yang bergelar Sunan Prapen. Perkembangan
daerah Lamongan sampai akhirnya menjadi wilayah Kabupaten
Lamongan, sepenuhnya berlangsung di zaman perkembangan Islam
dibawah pemerintahan Kasultanan Pajang. Sunan Giri IV akhirnya yang
mengangkat Surajaya menjadi adipati Lamongan yang pertama dan
bukanlah Sultan Pajang.
Sejarah berdirinya Kabupaten Lamongan tidak terlepas dari seorang
tokoh yang bernama Tumenggung Surajaya. Beliau berasal dari dusun
Cacing, yang sekarang merupakan bagian dari kecamatan Ngimbang dan
memiliki nama kecil Hadi. Sejak masa kecil, Hadi sudah nyuwito di
Kasunanan Giri dan menjadi seorang santri yang terampil, cakap, dan
cepat menguasai ajaran Islam serta seluk beluk pemerintahan.
Kelebihan –kelebihan yang dimiliki oleh Hadi akhirnya Sunan Giri
menunjuknya untuk melaksanakan perintah menyebarkan agama Islam dan
sekaligus mengatur pemerintahan dan kehidupan rakyat di kawasan barat
58
Kasunanan Giri, yang bernama Kenduruan, Sunan Giri juga memberikan
pangkat kepada Rangga kepada Hadi.
Ronggo Hadi dan pengikutnya dengan menggunakan perahu
kemudian menyusuri Kali Lamong dan tiba di Kenduruan yang kini berada
dalam wialayah kelurahan Sidokumpul Kota Lamongan. Semua usaha dan
rencana Rangga Hadi berjalan dengan lancar oleh karena kepribadian dan
sikap Rangga Hadi yang menarik dan menyenangkan maka rakyat
menyebutnya dengan “Mbah Lamong” (pamong yang bijaksana). Kata
“Lamong” dalam bahasa jawa kuno bersal dari kata “La” yang artinya
baik, dan “Mong” yang artinya pamong, jadi dalam bahasa jawa kuno
“Lamong” artinya pamong yang baik.
Rangga Hadi atau yang lebih dikenal dengan Mbah Lamong,
diwisuda menjadi Adipati Lamongan yang pertama dengan pangkat
Tumenggung Surajaya pada tanggal Dzulhijah 976 H. Atau bertepatan
dengan 26 Mei 1569 Masehi, tanggal inilah yang dijadikan sebagai hari
kabupaten yang kini dikenal dengan nama Kabupaten Lamongan.2
B. Profil Pariwisata yang dikenai Retribusi Tempat Rekreasi dan
Olahraga.
1. Waduk Gondang
Waduk Gondang adalah sebuah waduk yang ada di Kabupaten
Lamongan, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Waduk Gondang dibangun
dengan membendung Sungai Gondang yang mempunyai daerah aliran
sungai seluas 68,10 km².3
Secara adminitrasi Waduk Gondang mencangkup dua kecamatan.
Sebagian besar masuk wilayah Kecamatan Sugio meliputi Desa
Gondang Lor, Desa Deketagung, Desa Kalitengah, Desa Daliwungan,
dan sebagian kecil Desa Sidorejo, hanya sebagian kecil berada di
Kecamatan Sambeng meliputi Desa Sekidang dan Wonorejo. Waduk
2 Dinas Perhubungan dan Pariwisata, Makanan Khas Nusantara Kabupaten Lamongan,
(Lamongan, Universitas Gajah Mada, 2017,),h. 5 3 Lamongan Tourism.go.id
59
Gondang tepatnya terletak 19 km arah barat Kabupaten Lamongan,
nama Gondang sendiri diambil dari nama Dewi Sekardadu, Putri
Blambangan istri Sultan Maulana Iskak yang juga disebut mbok Rondo
Gondang ibu dari Jaka Samudera atau Sunan Giri yang makamnya
terletak tidak jauh dari Waduk Gondang.
Pembangunan Gondang sudah direncanakan pada masa kolonial
Belanda karena daerah yang landai dan sering dilanda banjir, kontruksi
mulai dikerjakan pada tahun 1976- 1986 dengan menghabiskan biaya
Rp. 14,902 Miliar. Peresmian dilakukan oleh Presiden Soeharto tahun
1987, Waduk Gondang mempunyai panjang bendungan 903 m dan
tinggi 27 meter. Pada awalnya Waduk Gondang dimanfaatkan untuk
pengairan sawah (irigasi) di Kabupaten Lamongan seluas 6.233 Ha,
pada mulanya waduk ini untuk kebutuhan irigasi dan kebutuhan baku
serta budi daya ikan dan yang terakhir dikembangkan menjadi tempat
wisata.
2. Sunan Drajat
Sunan Drajat atau bernama kecil Raden Qasim adalah putra
Sunan Ampel dan bersaudara dengan Sunan Bonang di Kabupaten
Tuban. Ketika dewasa Sunan Drajat mendirikan pesantren Dalem
Duwur di Kawasan Desa Drajat, Paciran, Kabupaten Lamongan. Desa
Drajat di wilayah kecamatan Paciran sebagai pusat kegiatan dakwahnya
sekitar abad 15 dan 16 masehi sebagai otonom kerajaan Demak.
Pemerintah Kkabupaten Lamongan dalam rangka menghormati jasa-
jasa Sunan Drajat sebagai seorang Wali penyebar agama Islam di
wilayah Lamongan dan untuk melestarikan cagar budaya pemerintah
Kabupaten Lamongan mendirikan museum disebelah timur makam.4
Upaya Bupati Lamongan R.Mohammad Faried, S.H. untuk
menyelamatkan dan melestarikan sejarah bangsa mendapat dukungan
dari gubenur provinsi Jawa Timur dengan alokasi dana APBD I pada
tahun 1992 dengan pembangunan cungkup dan gapura Paduraksa
4 Lamongan Tourism.go.id
60
senilai Rp. 99 juta dan pembangunan masjid senilai Rp. 100 juta 202
ribu yang diresmikan oleh Menteri Penerangan RI pada tahun 1993.
Tahun 1994 pembenahan pada situs makam Sunan Drajat dilanjutkan
dengan pembangunan pagar kayu ukir, renovasi paseban, bale rante,
Cungkup yang diresmikan oleh Gubenur Jawa Timur M.Basofi
Sudirman pada taggal 14 Januari 1994.
Terletak di Desa Drajat dengan luas wilayah ± 0,5 Hektar,
Komplek Wisata Religius Makam Sunan Drajat merupakan objek
wisata yang tidak pernah sepi dikunjungi oleh para peziarah baik dari
dalam maupun luar Kabupaten Lamomgan, terbukti dengan data yang
diperoleh dari koordinator Objek Wisata Sunan Drajat ini yaitu Sdr.
Nurcholis yang menyatakan rata-rata kunjungan per hari sekitar 1.300
orang.
Wisata Religi Sunan Drajat dari segi kepengurusan atau
pemerintahan, objek wisata Sunan Drajat sudah menjadi Unit Pelaksana
Teknis (UPT) objek wisata, selaku koordinator yaitu Sdr. Nurcholis
dengan dibantu 12 orang, di dalam area objek ini juga terdapat banyak
para penjula souvenir, makanan/jajanan sehingga ekonomi warga bisa
meningkat terlihat pedagang yang berada di area objek wisata ini adalah
warga yang berasal dari Desa Drajat. 5
Rincian kios atau stand yang ada di area ini sebanyak 132 buah,
85 kios merupakan kios permananen sebanyak 85 buah, semi permanen
23 buah dan kios Buah-Buahan sebanyak 24 kios. Fasilitas bangunan
yang ada adalah Makam utama, museum, masjid Sunan Drajat, aula
istirahat, auditorium, sarana mck, pos kesehatan, loket. Wisata Sunan
Drajat ini akan sangat ramai pada bulan – bulan dimana banyak
diadakan upacara arau peringatan hari – hari besar seperti bulan Sura,
Mulud, Rejeb, Sawal, Besar dan pengunjung ziarah akan sepi pada
bulan Pasa.
5 Lamongan Tourism.go.id
61
C. Hasil Penelitian
1. Kontribusi Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga (Pariwisata)
pada Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Lamongan Tahun 2012-
2017
a. Kontribusi Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga (Sektor Pariwisata)
pada Retribusi Daerah Sebagai Komponen Pendapatan Asli Daerah.
Rasio kontribusi digunakan untuk mengetahui tingkat kontribusi
retribusi tempat rekreasi dan olahraga khususnya sektor pariwisata
pariwisata dalam hal ini objek wisata Waduk Gondang dan Sunan
Drajat dalam retribusi daerah sebagai komponen Pendapatan Asli
Daerah (PAD). Rumus perhitungannya adalah dengan membandingkan
realisasi retribusi pariwisata dengan penerimaan retribusi daerah.
Berikut adalah hasil perhitungannya seperti pada Tabel 4.5 dan
Diagram 4.1
Tabel 4.5
Kontribusi Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga (Sektor Pariwisata
Waduk Gondang dan Makam Sunan Drajat) Terhadap Retribusi Daerah
Sebagai Komponen PAD Tahun 2012-2017
Tahun
Realisasi
Retribusi Tempat
Rekreasi &
Olahraga (Sektor
Pariwisata)
Retribusi Daerah Kontribusi
(%)
Kriteria
Kontribusi
2012 823,721,500 14,415,005,881 5,71% Sangat
Kurang
2013 842,781,000 29,725,601,395 2,83% Sangat
Kurang
2014 857,859,000 32,608,916,648 2,63% Sangat
Kurang
2015 857,780,000 24,724,667,995 3,46% Sangat
Kurang
2016 872,948,000 27,119,113,182 3,21% Sangat
Kurang
2017 887,160,000 30,574,992,331 2,90% Sangat
Kurang
Sumber : Data diolah dari Dinas Pariwisata dan Pendapatan Kab. Lamongan
62
Diagram 4.1
Kontribusi Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga (Sektor Pariwisata)
Terhadap Retribusi Daerah Sebagai Komponen PAD Tahun 2012-2017
Sumber : Diolah dari data Dinas Pariwisata dan Pendapatan Kab. Lamongan
Tabel 4.5 dan grafik 4.1 menunjukan bahwa kontribusi retribusi
tempat rekreasi dan olahraga sektor pariwisata terhadap retribusi daerah
sebagai komponen pendapatan asli daerah mengalami fluktuatif dan
cenderung menurun dalam kurun waktu enam tahun terakhir.
Kontribusi retribusi tempat rekreasi dan olahraga khususnya sektor
pariwisata yang dihasilkan Waduk Gondang dan Sunan Drajat pada
tahun 2012 sebesar 5,71% dan turun pada angka 2,83% pada tahun
2013 dan kembali turun pada tahun 2014 menjadi sebesar 2,60%, pada
tahun 2015 mengalami kenaikan menjadi 3,46%, kemudian dua tahun
selanjutnya mengalami penurunan pada tahun 2015 menjadi 3,21% dan
2,90% pada tahun 2017, dan selama kurun lima tahun tersebut
kontribusinya berada pada kriteri sangat kurang.
Hasil tersebut menjelaskan bahwa kontribusi retribusi tempat
rekreasi dan olahraga dari sektor pariwisata di Kabupaten Lamongan
terhadap retribusi daerah sebagai komponen dari pendapatan asli daerah
tergolong masih kecil, hal tersebut menunjukan upaya pemerintah
menggali sumber penerimaan daerah yang berasal dari retribusi kedua
objek wisata Waduk Gondang dan Sunan Drajat masih jauh dari
harapan.
0.00%
2.00%
4.00%
6.00%
2012 2013 2014 2015 2016 2017
5.71%
2.83% 2.63%3.46% 3.21% 2.90%
63
Data yang telah dipaparkan diatas juga mengindikasikan bahwa
diperlukan perbaikan kinerja dan terobosan terbaru untuk meningkatkan
realisasi penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olahraga khususnya
sektor pariwisata agar dapat jauh melampaui terget yang telah
ditetapkan sehingga nilai kontribusinya terhadap retribusi daerah dan
juga pendapatan asli daerah lebih besar lagi.
b. Kontribusi Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga (Sektor Pariwisata)
pada Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Lamongan.
Kontribusi ini bermanfaat untuk melihat tingkat kontribusi atau
sumbangan retribusi yang diberikan objek wisata Waduk Gondang dan
Sunan Drajat dalam pendapatan asli daerah. Menghitung kontribusi
retribusi tempat rekreasi dan olahraga khususnya sektor pariwisata pada
pendapatan asli daerah ini, memungkinkan untuk dihitung apabila
seluruh komponennya telah terpenuhi, komponen tersebut adalah
realisasi penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olahraga sektor
pariwisata yakni Waduk Gondang dan Sunan Drajat dan realisasi
penerimaan pendapatan asli daerah yakni pendapatan asli daerah
Kabupaten Lamongan tahun yang bersangkutan.
Hasil dari kontribusi ini dapat di peroleh dengan membandingkan
realisasi retribusi tempat rekreasi dan olahraga sektor pariwisata dengan
realisasi pendapatan asli daerah, untuk mengetahui tingkat kontribusi
retribusi yang ada di Waduk Gondang dan Sunan Drajat terhadap
pendapatan asli daerah Kabupaten Lamongan tahun 2012 sampai
dengan tahun 2017 digunakan rumus sebagai berikut:6
𝑃𝑛 =𝑋𝑛
𝑌𝑛𝑥100%
Keterangan :
Pn : Kontribusi retribusi tempat rekreasi dan Olahraga sektor
pariwisata tahun bersangkutan
6 Dani Nugraha Sutiyono, “ Kontribusi Retribusi Pasar Terhadap Pendapatan Asli
Daerah”,(Yogyakarta: Universitas Santa Dharma, 2009), h.22
64
Xn : Realisasi retribusi tempat rekreasi sektor pariwisata tahun
bersangkutan
Yn : Realisasi pendapatan asli daerah tahun bersangkutan
Perhitungan kontribusi retribusi tempat rekreasi dan olahraga
khusus sektor pariwisata terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten
Lamongan tahun 2012 sampai dengan 2017 seperti pada Tabel 4.6 dan
Diagram 4.2
Tabel 4.6
Kontribusi Retribusi Tempat Rekreasi (Sektor Pariwisata) dalam
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Lamongan Tahun 2012-2017
Tahun Realisasi PAD
Realisasi Retribusi
Tempat Rekreasi
& Olahraga sektor
Pariwisata
Kontribusi
Terhadap
PAD
Kriteria
Kontribusi
2012 129,284,733,136,02 823,721,500 0,63% Sangat
Kurang
2013 161,087,916,084,90 842,781,000 0,52% Sangat
Kurang
2014 272,409,285,215,81 857,859,000 0,31% Sangat
Kurang
2015 321,667,133,175,96 857,780,000 0,26% Sangat
Kurang
2016 403,473,988,529,84 872,948,000 0,21% Sangat
Kurang
2017 428,950,822,806,44 887,160,000 0,20% Sangat
Kurang
Sumber : Data diolah dari Dinas Pariwisata dan Badan Pendapatan Kab. Lamongan.
Diagram 4.2
Kontribusi Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga (Sektor Pariwisata)
dalam Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Lamongan Tahun 2012-2017
Sumber: Diolah dari data Dinas Pariwisata dan Badan Pendapatan Kab.
Lamongan
0.00%
0.20%
0.40%
0.60%
0.80%
2012 2013 2014 2015 2016 2017
0.63%
0.52%
0.31%0.26%
0.21% 0.20%
65
Tabel 4.6 dan diagram 4.2 diatas menunjukan bahwa kontribusi
retribusi tempat rekreasi dan olaharag sektor pariwisata terhadap
pendapatan asli daerah Kabupaten Lamongan yang diterima dari objek
yang dikenai retribusi tersebut yaitu wisata Waduk Gondang dan
Wisata Makam Sunan Drajat mengalami penurunan dari tahun ke tahun
dalam kurun waktu 6 tahun terakhir. Kontribusi retribusi sektor
pariwisata dalam pendapatan asli daerah Kabupaten Lamongan dari
tahun 2012 sampai dengan tahun 2017 hanya pada kisaran 0,20%
sampai dengan 0,63% dan berada pada kriteria kontribusi sangat kurang
dengan rata - rata kontribusi selama 6 tahun terakhir hanya pada angka
0,35%
Kontribusi retribusi tertinggi dari sektor pariwisata pada
pendapatan asli daerah Kabupaten Lamongan dalam kurun waktu 6
tahun terakhir ada pada tahun 2012 yaitu sebesar 0,63%, sedangkan
kontribusi retribusi sektor pariwisata pada pendapatan asli daerah
terendah yaitu pada tahun 2017 hanya pada kisaran 0,20%.
Kontribusi retribusi pariwisata pada pendapatan asli daerah
Kabupaten Lamongan memang mengalami penurunan dalam kurun
waktu 6 tahun terakhir, namun tidak dipungkiri bahwa retribusi
pariwisata tetap memiliki kontribusi pada pendapatan asli daerah
Kabupaten Lamongan meskipun dengan nilai kontribusi yang rendah.
Kriteria kontribusi sangat kurang tersebut dikarenakan kontribusi
penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olaharaga khususnya
pariwisata di Kabupaten Lamongan dalam pendapatan asli daerah
rendah. Hal tersebut juga dikarenakan hanya dua objek wisata ada di
Kabupaten Lamongan yang dikelola secara langsung oleh pemerintah
Kabupaten Lamongan seperti Waduk Gondang dan Makam Sunan
Drajat selebihnya masih dikelola oleh pihak swasta ataupun perangkat
desa secara tradisional seperti objek wisata Pohon Trinil di desa
Lembor, wisata Makam Sendang Duwur, Monumen tenggelamnya
kapal Van Der Wijk di kecamatan Brondong, wisata Pantai Kutang di
66
Desa Mantren, wisata Gunung Pegat di Kecamatan Kedungpring dan
pemandian air panas Brumbun sehingga objek wisata tersebut tidak
menyumbangkan retribusi tempat rekreasi dan olahraga maupun bentuk
pendapatan pemerintah daerah lainnya.
Kedua objek wisata yakni Waduk Gondang dan Sunan Drajat
memiliki nilai kontribusi masing-masing terhadap pendapatan asli
daerah, nilai kontribusi tersebut berguna untuk melihat seberapa besar
eksistensi suatu objek wisata jika dibandingkan dengan objek wisata
yang lain, berikut adalah perhitungan kontribusi masing-masing objek
wisata dalam pendapatan asli daerah Kabupaten Lamongan Tahun 2012
sampai dengan 2017 seperti pada Tabel 4.7 dan Diagram 4.3
Tabel 4.7
Kontribusi Masing-masing Wisata dalam Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Lamongan Tahun 2012-2017
No Tahun
Kontribusi Objek Wisata Dalam PAD
Waduk Gondang Sunan Drajat
1 2012 0,1776% 0,4594%
2 2013 0,1436% 0,3794%
3 2014 0,0813% 0,2335%
4 2015 0,0688% 0,1978%
5 2016 0,0554% 0,1609%
6 rg2017 0,0521% 0,1542%
Sumber : Data diolah dari Dinas Pariwisata dan Dinas Pendapatan
67
Diagram 4.3
Kontribusi Masing-masing Wisata dalam Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Lamongan Tahun 2012-2017
Sumber : Data diolah dari Dinas Pariwisata dan Dinas Pendapatan Kab.
Lamongan
Menurut Tabel 4.7 dan diagram 4.3 dapat diketahui bahwa kontribusi
terbesar dari kedua objek wisata tersebut adalah objek wisata Sunan Drajat,
wisata ini memang paling diminati dari pada Waduk Gondang, selain para
pengunjung bisa berdoa dan membaca Tahlil di makam area komplek
makam Sunan Drajat, para pengunjung juga bisa menambah pengetahuan
para peziarah terhadap proses masuk dan tersebarnya Islam di Tanah Jawa
khususnya daerah Jawa Timur.
Mengunjungi museum Sunan Drajat yang terletak di samping masjid
Sunan Drajat yang berarsitektur abad pertengahan, didalam museum
pengunjung bisa melihat banyak benda-benda peninggalan Raden Qasim
yang terletak di dalam etalase-etalase berlapis emas, disana pengunjung juga
bisa menyaksikan megahnya beduk pertama yang di gunakan sebagai
penanda masuknya waktu shalat pada masa pemerintahan Raden Qasim di
daerah Drajat Paciran, dengan daya tarik wisata yang cukup baik sehingga
penerimaan retribusi pada objek wisata Sunan Drajat lebih besar di
bandingkan objek wisata Waduk Gondang akan tetapi kinerja pengelola dan
pemerintah tetap harus di optimalkan demi meningkatkan kunjugan
wisatawan.
0.00%
0.10%
0.20%
0.30%
0.40%
0.50%
2012 2013 2014 2015 2016 2017
0.18%0.14%
0.08% 0.07% 0.06% 0.05%
0.46%
0.38%
0.23%0.20%
0.16% 0.15%
Waduk Gondang
Sunan Drajat
68
Rendahnya kontribusi yang diberikan oleh Waduk Gondang karena
objek wisata ini juga kurang dalam pengelolaanya dan pengembanganya
yang sangat lambat, hal tersebut berdampak besar pada penerimaan retribusi
objek wisata Waduk Gondang begitu pula dengan kontribusinya terhadap
keseluruhan retribusi daerah dan pendapatan asli daerah.
Kontribusi retribusi tertinggi objek wisata Waduk Gondang dalam
kurun waktu 6 tahun terakhir ada pada tahun 2012 yakni sebesar 0,1776%
dan kontribusi terendah pada tahun 2017 sebesar 0,0521%, begitupun
dengan objek wisata Sunan Drajat kontribusi tertinggi ada pada tahun 2012
yakni sebesar 0,4594% dan kontribusi terendah pada tahun 2017 sebesar
0,1542%.
2. Efektivitas Pemungutan Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga
(Sektor Pariwisata ) Tahun 2012 -2017.
Rasio tingkat efektivitas menunjukan kemampuan pemerintah daerah
dalam memobilisasi penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olahraga
khususnya sektor pariwisata dari Waduk Gondang dan Sunan Drajat.
Indikator untuk mengukur apakah pemungutan retribusi tempat rekreasi dan
olahraga sektor pariwisata di Kabupaten Lamongan sudah mencapai taraf
efektif atau belum memerlukan dua komponen meliputi target dan realisasi
penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olahraga sektor pariwisata. Jika
semakin tinggi tingkat efektivitas dari retribusi tempat rekreasi dan olahraga
sektor pariwisata atau melebihi 100%, maka tingkat efektivitas semakin
baik san sebaliknya jika semakin rendah tingkat efektivitas yang dicapai an
menghasilkan presentase mendekati atau kurang dari 60%, maka tingkat
efektivitas semakin buruk.
Mengukur tingkat efektivitas pemungutan retribusi tempat rekreasi
dan olahraga khususnya sektor pariwisata di Kabupaten Lamongan tahun
69
2012 sampai dengan tahun 2016 dapat diperoleh dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:7
Realisasi retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga (Sektor pariwisata)
Target retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga (Sektor pariwisata)X100%
Berikut adalah hasil perhitungan tingkat efektivitas pemungutan
retribusi sektor pariwisata Kabupaten Lamongan tahun 2012 sampai dengan
tahun 2017 seperti pada Tabel 4.11
Tabel 4.11
Tingkat Efektivitas Pemungutan Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga
(Sektor Pariwisata) Tahun 2012-2017
Tahun Efesiensi (%) Kriteria
2012 101.10% Sangat Efektif
2013 100.00% Efektif
2014 100,01% Sangat Efektif
2015 100,00% Efektif
2016 100,02% Sangat Efektif
2017 100,27% Sangat Efektif
Sumber : Data diolah dari Dinas Pariwisata Kabupaten Lamongan
Berdasarkan Tabel 4.10, dapat dilihat bahwa tingkat efektivitas dari
pemungutan retribusi dalam 6 tahun terakhir berada pada kriteria sangat
efektif dan efektif. Presentase sangat efektif tertinggi pada tahun 2012 yaitu
sebesar 101,27% hal tesebut dikarenakan realisasi yang jauh melebihi target
penerimaan retribusi yang ditentukan oleh pemerintah Kabupaten
Lamongan, sedangkan presentase efektif pada tahun 2013 dan 2015 sebesar
100%, hal tersebut dikarenakan target dan realisasi penerimaan retribusi
tempat rekreasi dan olahraga (Pariwisata) ada pada nominal yang relatif
sama.
7 Mahmudi , Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, (Yogyakarta:
STIM YKPN, 2016), h. 143
70
Berikut adalah perhitungan efektivitas pemungutan retribusi tempat
rekreasi dan olahraga di masing-masing objek wisata.
a. Waduk Gondang
Tabel 4.12
Efektivitas Pemungutan Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga (Waduk
Gondang )Tahun 2012-2017
Tahun Target
Penerimaan
Realisasi
Penerimaan
Efektivitas
(%) Kriteria
2012 229,700,000 229,721,000 100,00% Efektif
2013 231,460,000 231,481,000 100,00% Efektif
2014 221,460,000 221,559,000 100,04% Sangat Efektif
2015 221,460,000 221,480,000 100,00% Efektif
2016 228,200,000 228,380,000 100,07% Sangat Efektif
2017 230,200,000 230,200,000 100,00% Efektif
Sumber : Data diolah dari Dinas Pariwisata Kabupaten Lamongan
Tabel 4.12 memberikan gambaran bahwa trend dari tingkat
efektivitas pemungutan retribusi tempat rekreasi dan olahraga di objek
wisata Waduk Gondang dalam kurun waktu 6 tahun terakhir ini pada
kriteria efektif dan sangat efektif. Kriteria efektif pada tahun 2014
sebesar 100,04% dan sebesar 100,07% pada tahun 2016, selanjutnya
pada tahun 2012, 2013, 2015, dan 2017, sementara rata-rata efektivitas
selama 6 tahun terakhir adalah sebesar 100,01% dengan kriteria sangat
efektif, meskipun berada pada kriteria efektif akan tetapi masih bisa di
tingkatkan lagi.
Salah satu faktor yang dapat berpengaruh dalam meningkatkan
presentase efektivitas pemungutan retribusi lebih baik lagi adalah
perbaikan kinerja dari pengelola objek wisata dan dengan menambah
beberapa wahana. Menurut Bapak Supriyadi salah satu anggota
kelompok sadar wisata di Desa Gondang Lor Kecamatan Sugio,
pemerintah lebih giat lagi dalam pengembangan dan penambahan
beberapa fasilitas dan wahana sehingga daya tarik Waduk Gondang dapat
71
mendatangkan lebih banyak pengunjung sehingga tingkat efektivitasnya
lebih meningkat lagi.
b. Makam Sunan Drajat
Tabel 4.13
Efektivitas Pemungutan Retribusi Makam Sunan Drajat Tahun 2012-2017
Tahun Target
Penerimaan
Realisasi
Penerimaan
Efektivitas
(%) Kriteria
2012 585,000,000 594,000,000 101,53% Sangat Efektif
2013 611,300,000 611,300,000 100,00% Efektif
2014 636,300,000 636,000,000 100,00% Efektif
2015 636,000,000 636,300,000 100,00% Efektif
2016 644,560,000 644,560,000 100,00% Efektif
2017 644,560,000 656,960,000 101,92% Sangat Efektif
Sumber : Data diolah dari Dinas Pariwisata Kabupaten Lamongan
Pada Tabel 4.13 dapat kita lihat bahwa tingkat efesiensi
pemungutan retribusi sektor pariwisata di objek wisata Sunan Drajat
dalam 6 tahun terakhir konstan pada kriteria sangat efektif dan efektif
dengan rata-rata 100,57% dengan tingkat efektivitas terbaik pada tahun
2017 yaitu sebesar 101,93% dan 101,53% pada tahun 2012, dan tahun
2013, 2014,2015,2016, stagnan pada kriteria efektif sebesar 100%, hal
tersebut menandakan bahwa pengelolaan objek wisata Sunan Drajat
sudah baik.
Pada objek wisata religi Sunan Drajat ini memang memiliki
realisasi juga target yang lebih besar dibandingkan dengan objek wisata
Waduk Gondang tidak hanya karena letaknya yang berada di jalur Pantai
Utara Jawa tepatnya sehingga mudah diakses bagi para pengunjung akan
tetapi juga karena Sunan Drajat menjadi bagian dari sejarah penyebaran
agama Islam di tanah Jawa sehingga menjadi wajib dikunjungi para
peziarah yang datang dari seluruh nusantara.
72
3. Efesiensi Pemungutan Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga
(Sektor Pariwisata) tahun 2012 - 2017
Mengukur sebuah kinerja untuk mencapai target yang telah ditentukan
tentu perlu di ukur tingkat efesiensinya karena apabila memerlukan biaya
yang sangat besar dalam mencapai target berarti kinerja tersebut belum
efesien. Efesiensi mengukur hubungan input dan output, menerangkan
tentang hubungan biaya dan hasil yang diperoleh dengan ketepatan cara dan
usaha dan tidak membuang banyak waktu dan biaya.
Pemungutan retribusi tempat rekreasi dan olahraga khususnya sektor
pariwisata di Kabupaten Lamongan perlu diukur apakah biaya yang
dikeluarkan untuk mencapai target penerimaan retribusi di kedua objek
wisata ini sudah mencapai taraf efesien, karena jika memerlukan biaya yang
sangat besar dalam mencapai target penerimaan maka pemungutan retribusi
tersebut belum efesien.
Menilai tingkat efesiensi retribusi tempat rekreasi dan olahraga sektor
pariwisata menggunakan dua komponen meliputi realisasi penerimaan
retribusi dan biaya pemungutan yang telah dikeluarkan atau biaya
operasional, seperti rumus sebagai berikut:8
Biaya pemungutan retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga (Sektor Pariwisata )
Realisasi penerimaan retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga (Sektor pariwisata)X 100%
Berikut adalah hasil perhitungan tingkat efesiensi pemungutan retribusi
tempat rekreasi dan olahraga sektor pariwisata (Waduk Gondang dan
Makam Sunan Drajat) di Kabupaten Lamongan Tahun 2012 sampai dengan
2017 seperti pada Tabel 4.8
8 Mahmudi , Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, (Yogyakarta:
STIM YKPN, 2016), h. 143
73
Tabel 4.8
Tingkat Efesiensi Pemungutan Retribusi Sektor Pariwisata (Waduk
Gondang dan Makam Sunan Drajat) di Kabupaten Lamongan Tahun 2012-
2017
Tahun Efesiensi (%) Kriteria
2012 5,70% Sangat Efesien
2013 5,92% Sangat Efesien
2014 4.80% Sangat Efesien
2015 5,80% Sangat Efesien
2016 5,67% Sangat Efesien
2017 6,71% Sangat Efesien
Sumber : Data diolah dari Dinas Pariwisata Kabupaten Lamongan.
Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa selama 6 tahun terakhir
pemungutan retribusi tempat rekreasi dan olahraga sektor pariwisata di
Kabupaten Lamongan mengalami fluktuatif. Nilai efesiensi tertinggi pada
tahun 2012 yaitu 4,80% dan nilai efesiensi terendah pada tahun 2017 yaitu
6,71%, hal tersebut dikarenakan penambahan tempat parkir pada objek
wisata Religi Makam Sunan Drajat sehingga membutuhkan penambahan
biaya operasional. Mahmudi dalam bukunya berjudul Analisis Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah menyatakan bahwa tingkat efesiensi tersebut
sudah berada pada kriteria sangat efesien dan bisa dikatakan bahwa kinerja
pengelola dan pemerintah sudah baik dalam menjalankan proses
operasionalnya meskipun harus terus ditingkatkan.
Data diatas menununjukan walaupun tingkat efesiensi mengalami
fluktuatif dalam 6 tahun terakhir, akan tetapi perbandingan output atau biaya
operasional yang dikeluarkan untuk mencapai target penerimaan retribusi
dapat dikatakan sebanding dengan input atau realisasi penerimaan
retribusinya.
a. Waduk Gondang
Keberadaan Waduk Gondang memang menjadi salah satu kebanggaan
bagi pemerintah dan masyarakat Kabupaten Lamongan, seperti yang di
tuturkan oleh Pak Supriyadi salah satu kelompok sadar wisata di desa
74
Gondang Lor dan ketua pedagang di objek wisata ini bahwa banyak acara
pesta pemerintahan yang dilakukan di kawasan objek wisata Waduk
Gondang, sehingga keberadaan wisata ini selain berkontribusi bagi
pendapatan daerah juga sebagai melancarakan event daerah. Berikut
adalah hasil perhitungan efesiensi pemungutan retribusi di Waduk
Gondang seperti pada Tabel 4.9
Tabel 4.9
Tingkat Efesiensi Pemungutan Retribusi Waduk Gondang Tahun 2012-
2017
Tahun Realisasi
Retribusi
Biaya
Pemungutan
Efesiensi
(%) Kriteria
2012 229,721,000 23,549,000 10% Efesien
2013 231,481,000 20,950,000 9% Sangat Efesien
2014 221,559,000 18,918,000 8% Sangat Efesien
2015 221,480,000 19,716,000 9% Sangat Efesien
2016 228,388,000 20,558,000 9% Sangat Efesien
2017 230,200,000 18,090,000 8% Sangat Efesien
Sumber : Data diolah dari Dinas Pariwisata Kabupaten Lamongan
Tabel 4.9 menunjukan bahwa tingkat efesiensi pemungutan
retribusi tempat rekreasi dan olahraga khususnya sektor pariwisata pada
objek wisata Waduk Gondang sangat efesien meskipun tingkat
efesiensinya masih fluktuatif dengan tingkat efesiensi rata-rata presentase
pemungutan retribusi di Waduk Gondang Selama 6 tahun terakhir adalah
8,83%. Kondisi tersebut menunjukan bahwa pengelola objek wisata
sudah baik dalam melakukan pemungutan retribusi pada objek wisata
Waduk Gondang.
b. Makam Sunan Drajat
Sebagai salah satu dari 9 sunan atau pusat penyebaran Islam di
tanah Jawa, kegiatan seperti yasinan dan tahlilan yang dilakukan di
komplek makan Sunan Drajat setiap malamnya menjadi daya tarik bagi
para peziarah maka dari itu Sunan Drajat tidak pernah sepi dikunjungi
oleh para peziarah yang datang dari seluruh penjuru nusantara, sehingga
75
keberadaanya memberikan penerimaan retribusi bagi Kabupaten
Lamongan, sekaligus memberikan tanggungjawab besar kepada
pemerintah dan pengelola untuk terus menjaga cagar budaya bangsa.
berikut adalah perhitungan efesiensi objek wisata religi Sunan Drajat
seperti pada Tabel 4.10
Tabel 4.10
Tingkat Efesiensi Pemungutan Retribusi Sunan Drajat Tahun 2012-2017
Tahun Realisasi
Retribusi
Biaya
Pemungutan
Efesiensi
(%) Kriteria
2012 594,000.000 23,405,000 4% Sangat Efesien
2013 611,000,000 29,000,000 4% Sangat Efesien
2014 636,300,000 22,300,000 3% Sangat Efesien
2015 636,300,000 30,100,000 5% Sangat Efesien
2016 644,560,000 28,940,000 4% Sangat Efesien
2017 665,960,000 41,445,000 6% Sangat Efesien
Sumber : Data diolah dari Dinas Pariwisata Kabupaten Lamongan
Tabel 4.10 menunjukan bahwa tingkat efesiensi retribusi tempat
rekreasi dan olahraga di objek wisata Religi Makam Sunan Drajat dari
tahun 2012 sampai dengan tahun 2017 cenderung mengalami fluktuatif.
Rasio terbaik efesiensi pemungutan retribusi pada objek wisata Sunan
Drajat dalam kurun waktu 6 tahun terakhir ada pada tahun 2014 dimana
tingkat efesiensi sebesar 3% sedangkan tingkat efesiensi terendah pada
tahun 2017 sebesar 6% akan tetapi masih dalam nilai efesiensi yang
sangat efesien.
Data di atas memberikan gambaran bahwa pengelola objek wisata
sudah melakukan upaya yang baik dalam kinerjanya dan diharapkan
dapat mempertahankan kestabilan kinerja dalam menarik pengunjung
dalam rangka menambah pemungutan retribusi pada objek wisata Sunan
Drajat agar rasio efesiensi tetap stabil dan bahkan meningkat sehingga
kontribusinya terhadap pendapatan asli daerah semakin meningkat lagi.
76
4. Prediksi Penerimaan Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga (Sektor
Pariwisata) Kabupaten Lamongan Tahun 2018-2020.
Metode least square digunakan dalam penelitian ini untuk melihat
hubungan 2 variabel dalam penelitian ini yaitu penerimaan retribusi
pariwisata dan pendapatan asli daerah, selain itu menurut Sugiarto, metode
Least Square (kuadrat terkecil) adalah metode yang paling umum digunakan
dalam peramalan untuk data time series untuk melihat trend. Menurut
Suprapto, metode Least Square (kuadrat terkecil) untuk mencari garis trend
suatu perkiraan atau taksiran mengenai nilai a dan b dari persamaan
didasarkan pada data hasil observasi sedemikian rupa sehingga dihasilkan
kesalahan yang kuadrat terkecil (minimum).9
Prediksi ini melihat kecenderungan yang mungkin akan terjadi,
terutama di masa yang akan datang berdasarkan data dan informasi yang
diperoleh saat ini. Peneliti menggunkan data-data pada tahun tertentu,
dengan membandingkan antar waktu atau antar periode dimana tahun-tahun
tersebut dijadikan tahun dasar atau basis untuk selanjutnya dianalisis.
Pada dasarnya dalam penelitian ini prediksi atau peramalan adalah
proses estimasi atau perkiraan terhadap penerimaan retribusi tempat rekreasi
khususnya sektor pariwisata di Kabupaten Lamongan pada beberapa tahun
mendatang. Prediksi atau peramalan memiliki arti penting bagi perusahaan
maupun lembaga tak terkecuali lembaga pemerintah yang berhubungan erat
dengan realisasi pendapatan yang akan diterima suatu kabupaten atau kota
dalam waktu mendatang, prediksi tersebut sangat berguna untuk pembuatan
perencanaan baik jangka panjang maupun jangka pendek.
Prediksi menjadi alat bantu dalam membuat suatu perencanaan yang
efektif dan efesien, kegiatan dengan menggunakan perencanaan akan lebih
baik dari pada tidak menggunakan prediksi sama sekali. Pada tahap awal
harus menghitung trend dari penerimaan retribusi tempat rekreasi dan
olahraga sektor pariwisata dalam hal ini penerimaan retribusi dari Waduk
9 Ni Ketut Ayu Indra Cahyani, Imade Putrama, dkk, “Sistem Pendukung Keputusan
Peramalan Pendapatan Dinas Penenaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu
Kabupaten Buleleng”, Jurnal Janapati, Vol. 7 No.1, Maret 2018, h. 5
77
Gondang dan Makam Sunan Drajat terlebih dahulu sebelum menghitung
prediksi penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olahraga sektor pariwisata
Kabupaten Lamongan beberapa tahun mendatang. Berikut adalah
perhitungannya seperti pada Tabel 4.16
Tabel 4.16
Perhitungan Trend Penerimaan Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga
(Sektir Pariwisata) Kabupaten Lamongan Tahun 2012-2017.
No X Y XY X² x y x² y² xy
1 2012 823721500 1,65733E+12 4048144 -5 -33320083 25 1,11023E+15 166600415
2 2013 842781000 1,69652E+12 4052169 -3 -14260583 9 2,03364E+14 42781750
3 2014 857859000 1,72773E+12 4056196 -1 817416,67 1 6,6817E+11 -817416,667
4 2015 857780000 1,72843E+12 4060225 1 738416,67 1 5,45259E+11 738416,667
5 2016 872948000 1,75986E+12 4064256 3 15906417 9 2,53014E+14 47719250
6 2017 887160000 1,7894E+12 4068289 5 30118417 25 9,07119E+14 150592083
Jumlah 12087 5142249500 1,0359E+13 24349279 70 2,4749E+15 407614498
Rata Rata 2014,5 857041583 1,7265E+12 4058213
Sumber : Data diolah dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lamongan
Langkah selanjutnya adalah menghitung prediksi penerimaan retribusi
sebagai berikut:
βᵢ =∑ 𝒙ᵢ 𝐲ᵢ
∑𝒙ᵢ²
= 𝟒𝟎𝟕𝟔𝟏𝟒𝟒𝟗𝟖
𝟕𝟎= 𝟓𝟖𝟐𝟑𝟎𝟔𝟑𝟓, 𝟕
β˳= Y rata-rata - βᵢ X rata-rata
= 857041583 – (58230635,7 x 2014,5)
= -116449E+11
Y= - 116449E+11 + 58230635,7 Xᵢ
78
Berikut adalah tabel prediksi atau ramalan penerimaan retribusi tempat
rekreasi dan olahraga sektor pariwisata di Kabupaten Lamongan pada tahun
2018 sampai dengan 2020 seperti pada Tabel 4.17.
Tabel 4.17
Prediksi Penerimaan Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga (sektor
pariwisata) Kabupaten Lamongan 2018-2020
Tahun Persamaan Prediksi Penerimaan
Retribusi
2018 - 116449E+11 + 58230635,7 (2018) 1060847395
2019 - 116449E+11 + 58230635,7 (2019) 1119079441
2020 - 116449E+11 + 58230635,7 (2020) 1177308665
Sumber: Data diolah dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Lamongan
Pada Tabel 4.17 memperlihatkan hasil prediksi penerimaan retribusi
tempat rekreasi dan olahraga sektor pariwisata yang akan di terima
Kabupaten Lamongan pada tahun 2018 sampai dengan 2020. Prediksi
Penerimaan yang akan diterima dalam kurun waktu 3 tahun kedepan bisa
melebihi atau bahkan kurang dari perhitungan prediksi atau peramalan
diatas, dapat kita amati bahwa peramalan penerimaan retribusi tempat
rekreasi dan olahraga khususnya sektor pariwisata dari objek wisata Waduk
Gondang dan Makam Sunan Drajat tersebut terus mengalami peningkatan.
Pada tahun 2018 prediksi penerimaan sejumlah Rp. 1060.847.394 pada
tahun 2019 naik menjadi Rp.1119.079.441 dan Rp. 1177 308.665. pada
tahun 2020.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Kontribusi Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga (Sektor
Pariwisata) Pada Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Lamongan
Tahun 2012-2017
Disahkannya Undang-undang No.33 Tahun 2004 pasal 5 tentang
Pemerintahan Pusat dan Daerah bahwa salah satu sumber penerimaan
daerah adalah Pendapatan Asli Daerah dan salah satu sumber dari PAD
adalah retribusi daerah. Berkembangnya dunia pariwisata nasional juga
79
dikuti oleh pariwisata daerah termasuk Kabupaten Lamongan sehingga
lahirlah retribusi tempat rekreasi dan olahraga berdasarkan Perda Nomor
23 Tahun 2010 termasuk sektor pariwisata ada di dalamnya. Objek
retribusi tempat rekreasi dan olahraga khususnya pariwisata ialah tarif
masuk, penggunaan toilet, seprada air, penggunaan pendopo di objek
wisata Waduk Gondang dan Makam Sunan Drajat.
Berdasarkan hasil penelitian kontribusi retribusi tempat rekreasi dan
olahraga khususnya sektor pariwisata dalam pendapatan asli daerah di
Kabupaten Lamongan dalam kurun waktu tahun 2012- 2017 kontribusi
terbesar yakni 0,63% pada tahun 2012, pada tahun 2013 sebesar 0.52%
dan terus mengalami penurunan pada tahun 2014 sebesar 0,31%, tahun
2015 sebesar 0,26%, 2016 sebesar 0,21% dan 2017 sebesar 0,20%, selama
kurun waktu 6 tahun tersebut menunjukan kriteria kontribusi berada pada
kriteria “sangat kurang “.
Menurut kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Lamongan Bapak Chairil Anwar,SH,M.Si, Penurunan kontribusi retribusi
dari sektor pariwisata tersebut dikarenakan jumlah pendapatan asli daerah
yang meningkat dari komponen selain retribusi tempat rekreasi dan
olahraga khususnya sektor pariwisata terus megalami peningkatan yang
signifikan sedangkan sektor pariwisata tidak mengalami peningkatan yang
baik bahkan dalam kurun waktu 6 tahun terakhir cenderung mengalami
penurunan kontribusinya terhadap pendapatan asli daerah meskipun target
masih terpenuhi dan pada akhirnya upaya yang di lakukan hanya sebatas
pemenuhan terget yang telah ditetapkan hal tersebut juga dikarenakan
jumlah objek wisata yang dikenai biaya retribusi jumlahnya hanya dua
objek wisata.10
Jika dilihat dalam kurun waktu 6 tahun terakhir memang retribusi
tempat rekreasi dan olahraga ini khususnya sektor pariwisata memang
kurang berpotensi dalam meningkatkan pendapatan asli daerah, hal ini
10 Wawancara dengan Bapak Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Lamongan Bpk, Chairil Anwar, SH, Msi.
80
menggambarkan pemerintah Kabupaten Lamongan belum
mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh retribusi tempat rekreasi dan
olahraga khusus sektor pariwisata. Hal ini senada penelitian Yudistya
Alang penelitiannya mengatakan bahwa retribusi rekreasi dan olahraga
meiliki kontribusi yang sangat kurang terhadap pendapatan asli daerah
Kabupaten Sleman dalam kurun waktu 2010-2014. Hasil tersebut
menggambarkan bahwa pemerinyah Kabupaten Sleman belum
mengoptimalkan potenssi yang dimiliki oleh retribusi tempat rekreasi dan
olahraga sebagai salah satu penyumbang PAD.
Islam mengatur pajak termasuk didalamnya retribusi sebagai al –
Kharaj artinya pendapatan yang didapatkan dari masayarakat yang
membayar untuk jasa rekreasi berupa tarif atau upeti.11 berarti bahwa
kepentingan masyarakat banyak harus didahulukan oleh pemerintah
sebagai ijtihad atau imam yang mempunyai hak untuk mengelola serta
memanfaatkan potensi pariwisata tersebut karena termasuk aset daerah.
Sektor pariwisata aset daerah, pemerintah berkewajiban mengelola
aset tersebut secara maksimal, menjaganya dengan baik dan
mengalokasikannya dengan tepat sehingga mendatangkan kebaikan.
Hal ini sesuai hasil penelitian yang dilakukan oleh Ichan Kamaludin
di Kabupaten Sukabumi mengenai Implementasi Perda Nomor 1 Tahun
211 Tentang Retribusi Tenpat Rekreasi dan Olahraga, bahwa implementasi
retribusi tempat rekreasi dan olahraga kabuapten Sukabumi sudah sesuai
dengan prinsip keadilan dan kemaslahatan sesuai dengan prinsip siyasah
maliyah.
2. Efektivitas Pemungutan Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga
(Sektor Pariwisata) di Kabupaten Lamongan Tahun 2012-2017
Perhitungan efektivitas yang diukur dengan rumus rasio tingkat
efektivitas yang dikemukan oleh Mahmudi diperoleh hasil bahwa rasio
pemungutan retribusi pariwisata di Kabupaten Lamongan selama kurun
11 Muhamma Riza, “ Maqashid Syariah Dalam Penerapan Pajak Khara’j Pada Masa
Umar Bin Khattab RA”, “ Jurnal Ebis Vol.02 No.2 April 2016. h. 3
81
waktu 6 tahun terakhir berada pada kriteria efektif pada tahun 2013 dan
2015 dan berada pada kriteria sangat efektif pada tahun 2012, 2014,
2016,2017 dan kriteria tersebut sudah bisa dikatakan bahwa tujuan telah
tercapai dan pemungutan retribusi pariwisata di Kabupaten Lamongan
yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata di wisata Waduk Gondang dan
Sunan Drajat dikatakan telah berjalan efektif.
Hal ini senada dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Ulul
Absor pada tahun 2014 mengenai efektivitas retribusi pasar di Kabupaten
Brebes yang juga berada pada kriteria efektif, karena perlu di garis bawahi
bahwa efektivitas tidak berbicara berapa besar biaya yang dikeluarkan
untuk mencapai tujuan akan tetapi melihat apakah program atau kegiatan
itu sudah mencapai tujuan yang telah ditargetkan sebelumnya.
Hasil efektivitas pemungutan retribusi tempat rekreasi dan olahraga
sektor pariwisata ini didukung oleh teori yang diungkapkan oleh Mahmudi
dan Mardiasmo bahwa tingkat efektivitas yang sudah baik artinya
kemampuan pemerintah dalam merealisasikan target retribusi tersebut
sudah baik. dan sudah bisa mencapai tujuan.
3. Efesiensi Pemungutan Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga
(Sektor Pariwisata) di Kabupaten Lamongan Tahun 2012-2017.
Hasil dari perhitungan efesiensi pemungutan retribusi pariwisata di
kabupaten Lamongan berada pada kriteria sangat efesien dengan tingkat
efesiensi tertinggi pada tahun 2014 sebesar 4,80% sedangkan tingkat
efesiensi terendah pada tahun 2017 yaitu sebesar 6,71%.
Tingkat efesiensi yang tinggi tersebut dikarenakan pemerintah
Kabupaten Lamongan bisa menekan biaya operasional atau biaya
pemungutan yang dikeluarkan untuk kedua objek wisata tersebut. maka
dapat dikatakan bahwa pemerintah dan pengelola objek wisata mampu
menjalankan proses operasionalnya dengan baik, hal ini sesuai dengan apa
yang di ungkapkan oleh Marhasan bahwa semakin tinggi rasio output
terhadap input maka semakin tinggi efesiensi yang di capai.
82
Didukung pula oleh teori Mardiasmo bahwa efesiensi berhubungan
erat dengan konsep produktifitas. Pengukuran efesiensi dilakukan dengan
menggunakan perbandingan antara output yang dihasilnya terhadap input
yang digunakan (cost of output). Proses kegiatan operasional dapat
dikatakan efesien apabila suatu atau hasil kerja tertentu dapat dicapai
dengan penggunaan sumber daya dan dana yang serendah-rendahnya
(spending well).
4. Prediksi Penerimaan Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga
(Sektor Pariwisata) Pariwisata Kabupaten Lamongan Tahun 2018 –
2020.
Menurut Hadapinigraja prediksi adalah memperkirakan peristiwa
masa depan berdasarkan pola masa lalu dan melakukan atau proyeksi,
singkatnya merupakan bagian dari perencanaan.12 Dengan menggunakan
metode Least Square di peroleh hasil prediksi penerimaan tiga tahun
kedepan, pada tahun 2018 prediksi penerimaan retribusi sektor pariwisata
sejumlah Rp. 1060.847.394 pada tahun 2019 naik menjadi
Rp.1119.079.441 dan Rp. 1177 308.665. pada tahun 2020.
Sejalan dengan gagasan Menurut R. Hadapiningradja Kusumodestoni
dan Akhmad Khanif Zyen bahwa prediksi merupakan salah satu strategi
yang umum digunakan disebagian besar perusahaan dunia dan
pemerintahan yang digunakan untuk merencanakan pekerjaan mereka
sebelum itu benar-benar terjadi.13 Maka dari realisasi penerimaan retribusi
yang telah di terima dalam kurun waktu 6 tahun terakhir pemerintah bisa
menggunakannya sebagai indikator dalam menentukan jumlah besaran
target yang akan dicapai dalam satu tahu ke depan sehingga jika target
tersebut melalui perencanaan yang baik, maka diharapkan realisasi
12 R. Hadapinigradja Kusumodestoni, Akhmad Khanif Zyen, “ Prediksi Kecepatan Angin
Menggunakan Model Neural Network untuk Mengetahui Besar Daya Listrik yang dihasilkan.”
Jurnal Disprotek”, Vol.6 No.1, h.54 13 R. Hadapinigradja Kusumodestoni, Akhmad Khanif Zyen, “ Prediksi Kecepatan Angin
Menggunakan Model Neural Network untuk Mengetahui Besar Daya Listrik yang dihasilkan.”
Jurnal Disprotek”, Vol.6 No.1, h.54
83
penerimaan retribusi pariwisata dapat meningkat tentunya hal tersebut
harus di dukung dengan ditingkatkanya pelayanan terhadap pengunjung
serta daya tarik wisata, sehingga jumlah pengunjung meningkat dan rasio
antara target dan realisasi penerimaan retribusi meningkat sehingga
kontribusi retribusi pariwisata dapat lebih besar dalam pendapatan asli
daerah.
E. Keterbatasan Penelitian
1. Data retribusi penelitian yang terbatas hanya pada tahun 2012 sampai
dengan tahun 2017.
2. Penelitian ini terfokus hanya pada retribusi tempat rekreasi sektor
pariwisata tidak mencakup seluruh komponen retribusi sebagai sumber
penerimaan pendapatan asli daerah di Kabupaten Lamongan.
84
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN
A. KESIMPULAN
Keberadaan Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga khususnya
sektor Pariwisata yaitu objek wisata Makam Sunan Drajat dan Waduk
Gondang yang secara langsung ditangani oleh pemerintah kabupaten
Lamongan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 23
Tahun 2010 memberikan kontribusi pada pendapatan asli daerah,
berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kontribusi retribusi tempat rekreasi dan olahraga khususnya dari sektor
pariwisata dalam pendapatan asli daerah tahun 2012 sampai dengan
2017 masih dalam kriteria sangat kurang dan terus mengalami
penurunan kontribusi terendah pada tahun 2017 sebesar 0,21% dan
kontribusi tertinggi pada tahun 2012 sebesar 0,63%, akan tetapi setiap
tahunnya Kabupaten Lamongan masih bisa mencapai target penerimaan
yang telah ditetapkan.
2. Efesiensi pemungutan retribusi tempat rekreasi dan olahraga khususnya
sektor pariwisata, diperoleh hasil bahwa efesiensi pemungutan retribusi
tempat rekreasi dan olahraga dari sektor pariwisata di Kabupaten
Lamongan tahun 2012 -2017 berada pada kriteria sangat efesien dengan
tingkat efesiensi tertinggi pada tahun 2014 yaitu sebesar 4.80%. dan
tingkat efesiensi terendah 6,71% pada tahun 2017.
3. Efektivitas dari pemungutan retribusi tempat rekreasi dan olahraga
khususnya sektor pariwisata di Kabupaten Lamongan diketahui dengan
membandingkan antara target dan realisasi penerimaan retribusi
pariwisata tahun 2012 – 2017, efektivitas pemungutan retribusi
pariwisata ditahun 2013 dan 2015 berada pada kriteria efektif dan tahun
2012, 2014, 2016 dan 2017 berada pada kriteria sangat efektif.
4. Prediksi penerimaan retribusi sektor pariwisata kabupaten Lamongan
diramalkan akan mengalami peningkatan, pada tahun 2018 sebesar Rp.
85
1.060.847.395, tahun 2019 sebesar Rp. 1.119.079.441, dan tahun 2020
sebesar 1.177.308.665.
B. IMPLIKASI
1. Bentuk transparansi mengenai penerimaan retribusi tempat rekreasi dan
olahraga khususnya dari sektor pariwisata yang diterima oleh
pemerintah Kabupaten Lamongan dari tahun 2012 - 2017.
2. Hasil penelitian dapat dijadikan referensi untuk pengambilan kebijakan
daerah Kabupaten Lamongan terkait dengan pemungutan retribusi
rekreasi dan olahraga agar lebih ditingkatkan kembali sebagai upaya
pemerataan kesejahteraan masyarakat.
3. Sektor pariwisata memiliki kaitan yang erat dengan retribusi daerah
sebagai sumber pendapatan asli daerah maka Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kabupaten Lamongan dalam hal ini, selaku pemerintahan
Kabupaten Lamongan perlu mengoptimalkan sumber daya yang ada,
untuk lebih digali potensi sumber daya alam yang berpotensi menjadi
objek wisata sehingga membantu meningkatkan kontribusi retribusi
tempat rekreasi dan olahraga khususnya pariwisata terhadap pendapatan
asli daerah.
C. SARAN
Saran yang dapat peneliti berikan setelah melakukan penelitian
mengenai kontribusi retribusi tempat rekreasi dan olahraga khususnya dari
sektor pariwisata pada pendapatan asli daerah Kabupaten Lamongan tahun
2012 – 2017 adalah sebagai berikut:
1. Pemerintah daerah Kabupaten Lamongan lebih berkonsentrasi dalam
meningkatkan realisasi penerimaan retribusi tempat rekreasi dan
olahraga agar realisasi dari retribusi tersebut bisa jauh melampaui terget
yang telah ditetapkan.
2. Promosi Pariwisata di kedua objek wisata yang di kenai retribusi tempat
rekreasi dan olahraga perlu ditingkatkan kembali sebagai kota sadar
wisata agar kunjungan ke kedua objek wisata tersebut terus meningkat
dan berdampak baik pada retribusi tempat rekreasi daan olahraga.
84
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Anwar, Prof.Dr. H. Rosihon M.Ag. et al., The Wisdom Al-Qur’an disertai Tafsir
tematis,Bandung: Al-Mizan Publishing House, 2014.
Artha Wulandari, Phaureula Emy Iryanie,.Pajak Daerah dalam Pendapatan Asli
Daerah. Yogyakarta: 2017, Deepublish.
Direktorat Jenderal Pajak, Buku Panduan Hak dan Kewajiban Pajak BAB 1 .Jakarta:
Direktorat Jenderal Pajak , 2011.
Dwi Anggara, Damas. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Malang: UB Press,
2017.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta : PT. Bumi
Akasara, 2013.
Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial,
Jakarta: Salemba Humanika, 2012.
J Maleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda, 2017
Julita, SE,M.Si, Budgeting. Bandung:Citra Pustaka. 2012.
Mahmudi, Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Yogyakarta: STIM
YKPN, 2016.
Marihot Pahala Siahaan. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2016.
Pedoman Penulisan Skripsi, Jakarta:FITK UIN Syarif Hiddayatullah, 2015.
Resmi, Siti. Perpajakan Teori dan Kasus, Jakarta: Salemba Empat, 2012
Ruslam, Ahmadi, Metode Penelitian Kulitatif, Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2016.
Soebechi, Imam . Judicial Review Perda Pajak dan Retribusi Daerah, Jakarta: Sinar
Grafika, 2012.
85
Suandy, Erly. Hukum Pajak, Jakarta: Salemba Empat, 2011.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2012.
Suharjito, Didik. Pengantar Metodologi Penelitian. Bogor: IPB Press,2014.
Sukandarrumidi, Dasar-Dasar Penulisan Proposal Penenlitian, Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada, 2014.
Thomas Sumarsan, Perpajakan Indonesia ,Jakarta:PT Indeks , 2013.
Tjiptono , Fandy. Manajemen Jasa, Yogyakarta: ANDI, 2017.
William J Stevenson, Sum Chee Choung, Manajemen Operasi Prespektif
Asia,Jakarta: Salemba Empat, 2011.
Yani,Ahmad. Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah di
Indonesia. Jakarta:Rajawali Pers, 2009.
Sumber Skripsi
Adi Saputra, Rian. “Efektivitas Pajak Hiburan Pajak Parkir dan Pajak Reklme
Terhadap Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota DKI Jakarta”.
Skripsi, (Jakarta:UIN Syarif Hidayatullah , 2014.
Alang N, Yudistya. “Analisis Efektivitas dan Kontribusi Retribusi Tempat Rekreasi
dan Olahraga Pada Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sleman”, Skripsi
Pada Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2015
Dani Nugraha Sutiyono, “Kontribusi RetribusiPasar Terhadap Pendapatan Asli
Daerah”, (Yogyakarta: Universitas Santa Dharma, 2009.
Kamaludin, Ichan “Implementasi Perda Nomor 1Tahun 2011 Tentang Retribusi
Tempat Rekreasi, Pariwisata dan Olahraga Kabupaten Sukabumi Prespektif
Siyasah Maliyah” .Thesis Uin Gunung Djati, Bandung, 2018.
Mandra, Febri. Analisis Pengaruh Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kota Palembang Tahun 2000-2011, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2013.
86
Sumber Jurnal
Absor, Ulul. “Analisis Kontribusi dan Efektivitas Retribusi Pasar Terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Brebes”, Jurnal Permana, Vol.VI No. 1
Agustus 2014
Agustina, Linda. “Analisis Efesiensi Obyek Wisata Di Kabupaten Wonosobo,” Jurnal
Akuntansi Universitas Diponegoro”, Vol.2 No.2 2013.
Ajeng Kusandradewi Permatasari, Raden. “ Implementasi Kebijakan Objek Retribusi
Sebagai Upaya Peningkatan Pendapatan Daerah”, Jurnal Adminitrasi Publik,
Vol.2, No.1 2011.
Alisman, “ Analisis Efektivitas dan Efisiensi Manajemen Keuangan Di Aceh Barat”,
Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik Indonesia, Vol1, Nomor2, November
2014.
Dayanti, “Kontribusi Objek Wisata Dalam Peningkatan Ekonomi Masyarakat
Kabupaten Kuantan Singingi Menurut Perspektif Ekonomi Islam”, Jurnal
Hukum Islam, Vol 13, No.1 Nopember 2013.
Ersita, Mega Inggriana Elim, “Analisis Efektivitas Penerimaan Retribusi Daerah
Dan Kontribusinya Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Di
Provinsi Sulawesi Utara”, Jurnal EMBA, Vol.4. No. 1, Maret 2016.
Harjawati, Tri. “Analisis Pertumbuhan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB) dan Kontribusinya Terhadap Pajak Daerah” Jurnal Sosio-
Didaktika, Vol.3 No.1 Tahun 2016.
Hayati, Sari. “ Efektivitas Dan Kontribusi Penerimaan Retribusi Parkir Terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Seruyan”, Jurnal Terapan Manjemen dan
Bisnis, Vol. 2, No.1 , 2016.
Ishak ,Yanuar, Eddy Soegiato, Rina Hariyadi. “Analisis Kontribusi Penerimaan
Retribusi Daerah Tergadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kutai Barat”
Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, 2011.
Kusumodestoni, R. Hadapinigradja. Akhmad Khanif Zyen, “ Prediksi Kecepatan
Angin Menggunakan Model Neural Network untuk Mengetahui Besar Daya
Listrik yang dihasilkan.” Jurnal Disprotek”, Vol.6 No.1.
Manalu, Effrida. dkk,” Penerapan Algoritma Naive Bayes untuk Memprediksi
Jumlah Produksi Brang Berdasarkan Data Persediaan Dan Jumlah Pemesanan
87
Pada CV.Papa dan Mama Pastries,” Jurnal Mantik Penusa” , Vol. 1 No.2
2017.
Muin, Fakthul. “Otonomi Daerah Dalam Perspektif Pembagian Urusan Pemerintah-
Pemerintah Daerah Dan Keuangan Daerah”, Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 8,
No.1, Januari 2014.
S.Sumenge, Ariel. “ Analisis Efektivitas dan Efesiensi Pelkasanaan Anggaran
Belanja Badan Perencanaan Pembangunan Daera Minahasa Selatan”, Jurnal
EMBA, Vol 1. No.3 September 2013.
Taras dan Luh Gede Sri Andini, Tyasani “ Analisis Pendapatan Asli Daerah dalam
Upaya Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Badung Bali”. Vol.6.No.5,
2017.
Topowijono, “Analisi Penerapan Self Assessment Sytem Pajak Hiburan di Kota
Blitar”, Jurnal Perpajakan, Vol.10 No.1 Tahun 2016.
Sumber Undang – Undang
Pemendagri Nomor 59 Tahun 2007, Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah.
Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 19 Tahun 2010. Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah
Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor. 23 Tahun 2010 Tentang Retribusi
Tempat Rekreasi Dan Olahraga Tahun.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Pasal 1 Ayat 5 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah.
Republik Indonesia. Undang-undang No, 32 Tahun 2004, Pasal 157. Tentang
Pemerintah Daerah.
Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004, Tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Undang- undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009 Ketentuan Umum dan
Perpajakan.
Undang-Undang No.18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah
88
Undang-Undang No.33 Tahun 2004 tentang Pendapatan Asli Daerah
Undang-Undang Nomor 24 tahun 2004 Tentang Pajak Daerah
Sumber Internet
bps.go.id di akses Pada Tanggal 05 Januari 2018 Pada Pukul 14:00 WIB
Finance.detik.com Di Akses Pada Tanggal 05 Januari 2018 Pada Pukul 10:32 WIB.
http://manado.tribunnews.com/2018/10/13/10-negaramiliki-devisa-pariwisata-
terbesar-di-duniamulai-italia-hingga-jepang?page=2.
https://www.wwf.or.id/tentang_wwf/upaya_kami/forest_spesies/tentang_forest_spesi
es/species/
Kemenpar.go.id. Diakses Pada Tanggal 05 Januari 2018 Pada Pukul 13:30 WIB.
Lamongan Tourism.go.id
89
Lampiran 1
Dokumentasi Penelitian
Dokumentasi 1 : Gapura/Gerbang Selamat Datang di Kabupaten Lamongan 18
Oktober 2018
Dokumentasi 2 : Peneliti befoto dengan Kepala Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Lamongan serta bagian sekretariatan
Dokumentasi 3 : Peneliti Berfoto dengan Kepala Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kabupaten Lamongan
Dokumentasi 4: Peneliti Berfoto dengan sebagian Pengelola objek wisata Waduk
Gondang.
Dokumentasi 5: Peneliti Berfoto dengan Ketua Kelompok Sadar Wisata Desa
GondangBpk. Supriyadi serta berfoto di depan museum Sunan Drajat
Dokumentasi 7 : Sepeda Air dan Perahu di Waduk Gondang (Waduk Gondang
Tahun ini mengalami kekeringan yang cukup parah Karena
tidk turun hujan selama 8 bulan terakhir
Dokumentasi 8 : Rindangnya Pepohonan Di Waduk Gondang
Dokumentasi 9 : Pendopo Waduk Gondang
Dokumentasi 10 : Gerbang masuk Wisata Religi Sunan Drajat
Dokumentasi 11 : Berfoto didepan lorong Makam Sunan Drajat
Dokumentasi 12 : Peneliti mengutarakan maksud kedatangan kepada Pengelola
Dokemnetasi 13 : Makam Sunan Drajat atau Raden Qasim
Lampiran 2 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 3
Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 4
Surat Perizianan Penelitian Kesbangpol Kota Tangerang Selatan
Lampiran 5
Surat Perizinan Kesbangpol Provinsi Banten
Lampiran 6
Surat Peizinan Kesbangpol Provinsi Jawa Timur
Lampiran 7
Surat Perizinan Kesbangpol Kabupaten Lamongan
Lampiran 8
Surat Balasan Penelitian Dinas Pendapatan Kab. Lamongan
Lampiran 9
Dinas Pariwisata Kabupaten Lamongan
Lampiran III
Lampiran 10
Data Target dan Penerimaan Retribusi Tempat Rekreasi (Pariwisata)
Lampiran 11
TArget dan Realisasi PAD Kab. Lamongan
Lampiran 12
Biaya Opersional objek wisata
DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN LAMONGAN
BIAYA OPERASIONAL OBJEK WISATA WADUK GONDANG
Item Tahun
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Cetak Tiket 11,560,000 11,025 ,000 10,050,000 12,200.000 13,160,000 12,340,000
Pemeliharaan 9,064,000 9,200,000 9,345,000 5,060,000 7,000,000 5,450,000
Alat Kebersihan 2,925,000 725,000 523,000 456,000 398,500 300,000
JUMLAH 23,549,000 20,950,000 18,918,000 19,716,000 20, 558,000 18,090,000
DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN LAMONGAN
BIAYA OPERASIONAL OBJEK WISATA RELIGI SUNAN DRAJAT
Item Tahun
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Cetak Tiket 23,405,000 24,000,000 22,300.000 23,045,000 22,940,000 23,895,000
Pemeliharaan 6,000,000 13,850,000
Alat Kebersihan 5,000,000 7,055,000 3,700,000
JUMLAH 23,405,000 29,000,000 22,300.000 30,100,000 28,940,000 41,445,000
Lampiran 13
Lampiran 14
Biodata Penulis
Penulis bernama lengkap Alfariz Hannini lahir di Lamongan, Tanggal 5
September 1996 yang merupakan anak pertama pasangan Winoto dan Siti
Aminah, penulis pernah menempuh pendidikan formal di Madarasah Ibtidaiyah
Muhammadiyah 10 Pesanggrahan (2002-2008), SMP Negeri 2 Laren Kabupaten
Lamongan (2008-2011) dan SMA Adzkia Islamoc School Kota Tangerang
Selatan (2011-2014), dan kemudian melanjutkan pendidikan tingkat universitas di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial konsentrasi Ekonomi. Skripsi yang berjudul
“Kontribusi Retribusi Pariwisata Pada Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Lamongan Tahun 2012 – 2017” di bawah bimbingan Ibu Neng Sri Nuraeni, M.Pd
dan Bapak Dr. Sodikin, S.Pd, M.Si. diharapkan bisa bermanfaat bagi para
pembaca.