Post on 22-Mar-2019
Konsep Interior Modern untuk Editor Desain Ruang dan Interior didalamnya
Gregorius S. Budhi 1) Adi Santosa 2) Yoan M. Bella 3)
1) Dosen Tetap Teknik Informatika Universitas Kristen PetraJl. Siwalankerto 121 – 131 Surabaya
Email: greg@petra.ac.id2) Dosen Tetap Desain Interior Universitas Kristen Petra
Email: adis@petra.ac.id3) Staf Honerer PUSKOM Universitas Kristen Petra
ABSTRAKAplikasi Editor Pintar untuk Desain Ruang dan Perabot isinya, dapat membantu seorang desainer interior menghemat material gambar, waktu dan tenaga. Banyak konsep interior yang dapat digunakan sebagai panduan aturan larangan, peringatan dan saran yang di set didalam aplikasi guna memudahkan penggunaan aplikasi pintar ini. Salah satunya adalah Konsep Interior Modern yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan praktis manusia (teori fungsionalisme modern). Prinsip-prinsip Interior Modern ini digunakan dalam aplikasi dalam bentuk constraint – constraint yang dikodekan dalam bentuk rule. Rule – rule ini akan memberikan batasan dan peringatan saat user mendisain ruang dan interior didalamnya. Dengan adanya batasan dan peringatan, user dapat mengetahui prinsip-prinsip pengaturan barang dalam ruangan berdasarkan Konsep Interior Modern, sehingga user awam dapat menciptakan desain ruang dan interior yang layak untuk diterapkan.Kata kunci:Desain Ruangan, Desain Interior, Konsep Interior Modern, Rule.
1. PendahuluanMengatur letak barang dalam suatu ruangan, biasanya dimulai dengan membayangkannya dalam pikiran. Setelah itu ada beberapa pilihan, seperti mempraktekkan langsung atau menggambar ide rancangan terlebih dahulu. Ide rancangan dapat digambar ke atas kertas atau digambar menggunakan software grafik.Penggunaan software grafik sangat membantu karena memudahkan saat penggambaran rancangan. Namun software grafik seperti AutoCAD tidak mudah untuk dikuasai dan tidak memberikan tips-tips terhadap rancangan yang dibuat. Kelemahan utama dari cara – cara tadi adalah: Si perancang haruslah seorang yang memiliki pengetahuan tentang perancangan interior.Berdasarkan ilustrasi tadi, diperlukan program aplikasi yang memudahkan perancangan interior, dengan cara memberikan batasan – batasan yang diperlukan saat editor digunakan, dan dapat memberikan saran – saran sesuai dengan Konsep Interior Modern. Dengan adanya aplikasi ini diharapkan user yang tidak memiliki pengetahuan teknik interior dapat merancang sendiri interior ruangan yang diinginkan, sesuai dengan Konsep Interior Modern.Pada paper ini peneliti hanya akan membahas secara detail penggunaan Konsep Interior Modern sebagai batasan / constraint saat mendisain interior dan juga peringatan / warning yang berguna bagi user setelah desain selesai dibuat.
2. Landasan Teori2.1. Teori Dasar Desain InteriorPerancangan ruang interior berkaitan erat dengan dimensi ruangan dan manusia [1]. a. Dimensi Ruangan
Bentuk, skala dan proporsi ruangan memberikan batasan fisik bagi penataan layout ruangan, sedangkan jenis ruangan berakibat pada penentuan kebutuhan perabotan dan peralatan yang akan digunakan.
b. Dimensi ManusiaDimensi manusia yang mempengaruhi perancangan ruang interior terdiri atas dua jenis, yaitu struktural dan fungsional. Dimensi struktural atau statik mencakup pengukuran atas bagian-bagian tubuh pada posisi standar. Sedangkan dimensi fungsional atau dinamik meliputi pengukuran-pengukuran yang diambil pada posisi-posisi kerja atau selama pergerakan yang dibutuhkan oleh suatu pekerjaan.
2.2. Konsep Interior ModernKonsep Interior ini menggunakan pendekatan fungsional, berkembang pada abad ke-20 sebagai reaksi menolak referensi historical. Teori ini dikenal sebagai teori fungsionalisme modern (Modernist functionalism) atau teori modern. Modernisme mendefinisikan istilah fungsi, terutama dalam kaitan dengan pertimbangan formal terhadap struktur, material dan luas minimum yang diperlukan untuk aktivitas-aktivitas tertentu, dengan sedikit perhatian tentang bagaimana sebenarnya manusia berfungsi secara sosial dan psikologis [5].2.3. RulePengetahuan atau knowledge terdiri dari fakta konsep, teori, metode heuristik, prosedur, dan hubungan. Pengetahuan juga berarti informasi yang sudah terorganisir dan teranalisa, yang menjadikannya mudah dimengerti dan dapat diaplikasikan dalam pemecahan masalah (problem solving) atau pengambilan keputusan (decision making) [10]. Salah satu cara representasi knowledge (pengetahuan) adalah melalui rule. Rule merupakan struktur IF/THEN yang secara logika menghubungkan informasi yang tersimpan dalam bagian IF yang juga dikenal sebagai premis, dengan informasi yang tersimpan dalam bagian THEN. Kumpulan rule yang saling terkait disebut juga sebagai rule set [10].
3. Desain SistemProgram aplikasi ini dipecah menjadi dua, yaitu program Room Editor dan Interior Editor , seperti terlihat pada gambar 1.
Gambar 1 : Desain System
3.1. Room EditorFungsi utama dari program Room Editor adalah untuk merancang ruangan tertentu (file: *.edt) berbentuk empat persegi panjang lengkap dengan obyek-obyek bukaan dinding (pintu, jendela dan fentilasi) yang ada pada ruang tersebut. File ini nantinya dapat dipanggil kembali oleh program Room Editor untuk diedit, dan dapat pula dipanggil oleh Interior Editor untuk penataan interior didalamnya. Fungsi lain dari program Room Editor adalah untuk menambah, mengurangi dan mengedit tabel object jenis ruangan serta tabel object bukaan dinding.
3.2. Interior EditorFungsi utama dari program Interior Editor adalah untuk membuat layout interior semua perabot dalam dalam ruangan dan menyimpannya pada file: *.lyt. Ruangan yang diproses berasal dari file *.edt yang dihasilkan oleh program Room Editor.Fungsi lain dari program Room Editor adalah untuk menambah, mengurangi dan mengedit tabel Object perabot.
4. Penerapan Konsep Interior Modern dalam Sistem
Dalam sistem ini, Konsep Interior Modern dipakai sebagai batasan – batasan (constraints) saat user mendisain bentuk ruang maupun interior didalamnya. Batasan ini bersifat memaksa, misal: - Program Room Editor tidak akan mengijinkan user
meletakkan pintu berdiri sendiri ditengah ruangan. Pintu berfungsi sebagai bukaan dinding, maka harus menempel pada dinding.
- Program Interior Editor tidak akan mengijinkan kursi diletakkan diatas meja. Fungsi kursi adalah untuk diduduki, maka harus berada diatas lantai (surface).
Selain batasan, Konsep Interior Modern juga diterapkan untuk memberikan peringatan dan saran bagi user setelah. Peringatan ini tidak bersifat memaksa, sehingga user dapat memilih untuk mengabaikannya, misal:- Program Interior Editor akan memberikan
peringatan kepada user bila sebuah perabot diletakkan berpotongan dengan clearence dari pintu. (Clearence sebuah obyek adalah ruang kosong yang dibutuhkan oleh manusia untuk beraktifitas pada obyek tersebut).
Baik batasan maupun peringatan didisain dalam bentuk rule.
4.1. Desain batasan atau constraint4.1.1. Batasan pada Room EditorTeori Fungsionalisme Modern [1,5]:Bukaan pada dinding, terutama pintu dan jendela berfungsi untuk memberikan kontak dengan ruang di sekeliling ruangan. Sementara itu Jendela (termasuk lubang ventilasi udara) berperan juga untuk pertukaran udara dan penerangan pada siang hari.Batasan yang digunakan untuk semua bukaan dinding didisain menjadi 4 rule sebagai berikut:
Rule 1:IF Tinggi Obyek Bukaan Dinding A lebih
tinggi dari tinggi dindingTHEN Error = Err11
Rule 2:IF Posisi Obyek Bukaan Dinding A berada
di luar ruangan OR Posisi Obyek Bukaan Dinding A berdiri
sendiri di tengah ruangan OR Posisi Obyek Bukaan Dinding A
berpotongan dengan batas dindingTHEN Error = Err12
Rule 3:IF Posisi Obyek Bukaan Dinding A
berpotongan dengan posisi Obyek Bukaan Dinding B
THEN Error = Err13 Rule 4:
IF Tipe Obyek Bukaan Dinding A adalah obyek bertipe pintu
AND Daun pintu Obyek Bukaan Dinding A berjumlah 1
AND Posisi pintu Obyek Bukaan Dinding A berdekatan dengan sudut ruangan
THEN Error = Err14
keterangan:Obyek A: Obyek yang sedang diperiksa.Obyek B: Obyek lain yang telah dipakai.
Langkah – langkah yang dikerjakan untuk setiap kode Error dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1: Penanganan Kode Error pada Room Editor
Kode Error
Langkah Penanganan Error
Err11 - Hapus Obyek Bukaan Dinding A- Kembali ke menu pemilih Obyek
Bukaan DindingErr12 Pindah posisi Obyek Bukaan Dinding A ke
dalam dinding terdekatErr13 Kembali ke posisi Obyek Bukaan Dinding
A sebelumnyaErr14 Flip posisi Obyek Bukaan Dinding A agar
daun pintu Obyek Bukaan Dinding A terbuka ke arah dinding
4.1.2. Batasan pada Interior EditorTeori Fungsionalisme Modern [1,5]:Ruang dapat dikatakan berfungsi jika ruangan tersebut telah dilengkapi dengan elemen pengisi ruangan baik berupa perabotan atau peralatan. Pengaturan perabotan harus disesu-aikan dengan kebutuhan pengguna. Ruangan yang digunakan untuk hunian yang lebih meng-utamakan kenyamanan dan fungsi perabotan itu. Batasan yang digunakan untuk semua obyek interior didisain menjadi 6 rule sebagai berikut:
Rule 1:IF Fungsi Obyek Interior A tidak sama
dengan fungsi ruang yang didesainTHEN Obyek Interior A tidak dapat digunakan(batasan ini diimplementasikan dengan tidak memunculkan perabot yang memiliki jenis yang tidak sama dengan jenis ruangan yang didesain, pada menu pemilihan perabot)
Rule 2:IF Tinggi Obyek Interior A lebih tinggi dari
tinggi ruang yang didisainOR Panjang Obyek Interior A lebih panjang
dari panjang ruang yang didisainOR Lebar Obyek Interior A lebih lebar dari
lebar ruang yang didisainTHEN Error = Err22
Rule 3:IF Posisi Obyek Interior A berada di luar
ruangan OR Posisi Obyek Interior A berpotongan
dengan dinding
THEN Error = Err23 Rule 4:
IF Posisi Obyek Interior A berpotongan dengan Obyek Interior B
AND Tipe Obyek Interior A bukan Obyek Interior yang dapat diletakkan diatas Obyek Interior Meja
THEN Error = Err24 Rule 5:
IF Tipe Obyek Interior A adalah Obyek Interior yang harus menempel di dinding
AND Dimensi Obyek Interior A memotong dimensi Obyek Bukaan Dinding B
THEN Error = Err25 Rule 6:
IF Tipe Obyek Interior A adalah Obyek Interior yang harus menempel di dinding
AND Obyek interior A tidak menempel di Dinding ruangan
THEN Error = Err26
Langkah – langkah yang dikerjakan untuk setiap kode Error dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2 : Penanganan Kode Error pada Interior Editor
Kode Error
Langkah Penanganan Error
Err22 - Hapus obyek interior A- Kembali ke menu pemilih obyek
interiorErr23 Pindah posisi obyek interior A ke posisi
dalam ruang terdekatErr24 Kembali ke posisi obyek interior A ke
posisi sebelumnyaErr25 Geser posisi obyek interior ke posisi
dinding terdekatErr26 - Pindah posisi obyek interior A ke posisi
dinding ruangan terdekat - Rotasi obyek interior A agar lan-
dasannya menempel ke dinding
4.2. Desain peringatan atau WarningTeori Fungsionalisme Modern [1,7]:Dimensi manusia yang mempengaruhi perancangan ruang interior terdiri atas dua jenis, yaitu struktural dan fungsional. Secara fungsional, luasan minimum yang diperlukan untuk aktivitas-aktivitas tertentu mempengaruhi baik buruknya desain interior. (Luasan minimum yang diperlukan manusia untuk melakukan aktivitas - aktivitas tertentu atau pada sistem ini dinamakan ‘clearence’ sebuah obyek, disetting pada tabel Object interior.)
Pada sistem ini peringatan atau warning hanya diterapkan pada modul Interior Editor dan didisain menjadi 5 Rule, sebagai berikut:
Rule 1:IF Clearence Obyek Interior A berpotongan
dengan dinding ruanganTHEN Warning = Warn1
Rule 2:IF Dimensi Obyek Interior A berpotongan dengan clearance Obyek Bukaan
Dinding BTHEN Warning = Warn2
Rule 3:IF Dimensi Obyek Interior A berpotongan
dengan clearance Obyek Interior BTHEN Warning = Warn3
Rule 4:IF Tipe Obyek Interior A adalah Obyek
Interior yang harus menempel di dindingAND Dimensi Obyek Interior A berpotongan dengan clearence Obyek Bukaan
Dinding BTHEN Warning = Warn4
Rule 5:IF Tipe obyek interior A seharusnya berada
di atas obyek interior meja AND Obyek interior A tidak berada di atas
sebuah obyek interior meja THEN Warning = Warn5
Adapun langkah – langkah dikerjakan untuk setiap kode Warning dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3 : Penanganan Kode Warning pada Interior Editor
Kode Warning
Langkah Penanganan Warning
Warn1 DISPLAY warning, obyek interior A mungkin tidak dapat diakses
Warn2 DISPLAY warning, obyek bukaan dinding B mungkin tidak dapat diakses
Warn3 DISPLAY warning, obyek interior B mungkin tidak dapat diakses
Warn4 DISPLAY warning, obyek bukaan dinding B mungkin tidak dapat berfungi dengan baik.
Warn5 DISPLAY warning, obyek interior A mungkin tidak dapat berfungi dengan baik.
4.3. Pengaplikasian rule dalam sistemRule – rule untuk batasan / constraint diintergrasikan dalam sistem berupa fungsi CheckError() dan fungsi TanganiError() yang terintegrasi pada setiap fungsi pemilihan dan pergerakan obyek, Rule – rule untuk peringatan diintergrasikan dalam sistem berupa fungsi CheckWarning() dan fungsi DisplayWarning() Fungsi CheckError() dipanggil pada saat sebuah obyek bukaan dinding maupun interior dimasukkan dalam disain atau digerakkan. Fungsi ini akan meng-generate batasan – batasan baru yang secara dinamis akan membatasi peletakan obyek berikutnya. Dengan adanya batasan – batasan dinamis ini user terpaksa harus meletakkan obyeknya dengan benar. Secara umum, cara integrasi fungsi CheckError() dan TanganiError() kedalam setiap fungsi untuk memasukkan dan menggerakkan obyek dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2 : Flowchart integrasi proses pemeriksaan dan penanganan error pada setiap fungsi insert dan update obyek
Selanjutnya, setelah desain interior selesai dibuat dan akan di simpan, penekanan tombol ‘Save’ menyebabkan dipanggilnya fungsi CheckWarning(). Dengan menggunakan fungsi ini setiap obyek bukaan dinding dan interior yang ada dalam disain akan diperiksa satu persatu terhadap posisi obyek – obyek lain dan posisi dinding ruangan. Bila ada obyek yang melanggar, fungsi akan mengembalikan kode warning tertentu.
Selanjutnya fungsi DisplayWarning() akan menuliskan text warning sesuai dengan kode warning-nya. Flowchart untuk proses pemeriksaan dan penulisan warning dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3 : Flowchart proses pemeriksaan dan penanganan peringatan
5. PengujianUntuk pengujian sistem yang dibuat, digunakan perangkat komputer dengan spesifikasi sebagai berikut:
CPU : Pentium IV 1.7 GhzRAM : 512 MBS/O : Windows XPCompiler : Delphi 7
Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar 4 dan 5.
Gambar 4: Tampilan Tampak Atas (A), dan Tampak dari keempat sisi dinding lain (B s/d E) dari Editor Pintar, saat mendisain interior ruang.
Desain Interior pada gambar 4 menghasilkan 23 peringatan untuk user. Tampilan peringatan dapat dilihat pada gambar 5.
Gambar 6: Tampilan Peringatan Editor Pintar setelah pemeriksaan rule – rule warning diterapkan pada desain interior pada gambar 4
Hasil pengujian dari rule – rule penanganan error tidak dapat ditampilkan pada makalah ini, karena penanganan error ini berupa aksi otomatis terhadap obyek yang melanggar.
6. Kesimpulan Prinsip dasar pengaturan obyek bukaan
dinding dan interior, berdasarkan Konsep Interior
Modern, yang didisain dalam bentuk rule cukup memadai dalam mengontrol letak dan posisi obyek.
Adanya batasan dan peringatan yang muncul ketika terjadi pelanggaran mengakibatkan user dapat mengetahui apa yang tidak diperbolehkan dan apa yang tidak dianjurkan dalam desain interior ruangan.
Dari hasil ujicoba pada ruang kecil, pelanggaran rule - rule sering terjadi karena terbatasnya ruangan.
REFERENSI[1] Ching; Francis DK; “Interior design
illustrated”, Van Nostrand Reinhold Company Inc., 1987.
[2] Ching; Frank; “Grafik arsitektur”, Paulus H. Adjie, Trans., Erlangga, 1986.
[3] De Chiara, Joseph; Panero, Julius; Zelnik, Martin; “Time-saver standards for interior design”, McGraw-Hill Inc., 1992.
[4] Mack, Lorrie; “Setting up home”, Djambatan, 1999.
[5] Malnar, Joy Monice; Vodvarka, Frank; “The interior dimension: A theoritical approach to enclosed space”, Van Nostrand Reinhold., 1992.
[6] Neuferst, Ernst, “Data arsitek”, Sunarto Tjahjadi & Purnomo Wahyu Indarto, Trans., Erlangga, 1996
[7] Panero, Julius; Zelnik, Martin; “Human dimension & interior space”, Whitney Library of Design, 1979.
[8] Ramsey; “Architectural graphics standards”, 8th ed., John Wiley & Sons Inc., 1988
[9] Sandjaya, Imelda; “Menata rumah mungil”, Gramedia Pustaka Utama, 2001.
[10] Turban, Efraim; “Decision support systems and expert systems”, Prentice-Hall International Inc., 1995.
[11] Rich, Eleine; Knight, K.; “Artificial Intelligence”, 2nd Ed., McGraw-Hill, Inc., 1991.
[12] Schildt, Herbert; “Artificial Intelligence Using C”, Osborne McGraw-Hill, 1987.