Post on 30-Jun-2015
1
Komposting Limbah Organik
Koposting
Komposting atau pembuatan kompos adalah cara yang sudah dikenal dari dahulu kala
sebagai cara pengelolaan limbah organik. Proses komposting menghasilkan salah satu pupuk
organik, yaitu pupuk kompos. Proses komposting sendiri telah dikenal dari zaman dahulu,
dimana kompos merupakan praktek tertia untuk menyiapkan pupuk organik (Rachman, 2002).
Pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara
biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber
energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos
dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang,
pemberian air yang cukup, mengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan.
Bahan yang terbentuk mempunyai berat volume yang lebih rendah daripada bahan
dasarnya, bersifat stabil, kecepatan proses dekomposisi lambat dan sumber pupuk organik.
Dengan demikian pengomposan menyiapkan makanan untuk tanaman di luar petak pertanaman
dan sekaligus menghilangkan senyawa yang mudah teroksidasi dam keberadaannya tidak
dikehendaki. Apabila residu ini diberikan langsung ke tanah tanpa proses pengomposan maka
akan merugikan tanaman karena memanfaatkan hara nitrogen yang ada di dalam tanah.
(Rachman, 2002)
Proses pengomposan juga bermanfaat untuk mengubah limbah yang berbahaya seperti :
tinja, sampah dan limbah cair menjadi bahan yang aman dan bermanfaat. Organism yang bersifat
pathogen akan mati karena suhu yang tinggi pada saat proses pengomposan berlangsung.
Kompos dibuat dari bahan organik yang berasal dari bermacam – macam sumber.
Dengan demikian kompos merupakan sumber bahan organik dan nutrisi tanaman. Kemungkinan
bahan dasar merupakan sumber bahan organik dan nutrisi tanaman.
Cara Pembuatan
1. Kompos Jadi Siap Pakai
Kompos alami banyak terdapat di lahan-lahan yang sebelumnya menjadi tempat pembangan
sampah organik. Untuk mendapatkannya :
1. Gali tumpukan sampah (garbage atau sampah lapuk) yang sudah seperti tanah
KompostingPutu Ananta Widhia Dharma0805105003
2
2. Pisahkan dari bahan-bahan yang tidak dapat lapuk
3. Jemur sampai kering, lalu ayak
4. Bubuhkan 50 - 100 gram belerang untuk setiap 1 kg tanah sampah.
Bahan:
1. 2 1 /4 hingga 4 m3 sampah lapuk (garbage)
2. 6,5 m3 kulit buah kopi
3. 750 kg kotoran ternak memamah biak (± 50 kaleng ukuran 20 liter)
4. 30 kg abu dapur atau abu kayu
Cara Membuat
1. Buatlah bak pengomposan dari bak semen. Dasar bak cekung dan melekuk di bagian
tengahnya. Buat lubang pada salah satu sisi bak agar cairan yang dihasilkan dapat
tertampung dan dimanfaatkan.
2. Atau buatlah bak pengomposan dengan menggali tanah ukuran 2,5 x 1 x 1 m (panjang x
lebar x tinggi). Tapi hasilnya kurang sempurna dan kompos yang dihasilkan berair dan
lunak.
3. Aduk semua bahan menjadi satu kecuali abu. Masukkan ke dalam bak pengomposan
setinggi 1 meter, tanpa dipadatkan supaya mikroorganisme aerob dapat berkembang
dengan baik. Kemudian taburi bagian atas tumpukan bahan tadi dengan abu.
4. Untuk menandai apakah proses pengomposan berlangsung dengan balk, perhatikan suhu
udara dalam campuran bahan. Pengomposan yang baik akan meningkatkan suhu dengan
pesat selama 4 - 5 hari, lalu segera menurun lagi.
5. Tampunglah cairan yang keluar dari bak semen. Siram ke permukaan campuran bahan
untuk meningkatkan kadar nitrogen dan mempercepat proses pengomposan.
6. 2 - 3 minggu kemudian, balik-balik bahan kompos setiap minggu. Setelah 2 -3 bulan
kompos sudah cukup matang.
7. Jemur kompos sebelum digunakan hingga kadar airnya kira-kira 50 -60 % saja.
8. Kalau di daerah kita tidak tersedia kulit buah kopi, cara ke II dapat diadaptasi dengan
menggantikan kulit buah kopi dengan hijauan seperti Iamtoro ataulainnya.
KompostingPutu Ananta Widhia Dharma0805105003
3
2. Kompos Sistem Terowongan Udara
Membuat kompos dengan sistem terowongan udara, yaitu dengan menumpukkan daun-daun,
potongan rumput dan bahan lain di atas segitiga panjang yang terbuat dari bambu atau kayu.
Bahan :
1. Daun, rumput
2. Sampah organik
Cara membuat:
1. Buat terowongan segitiga.
2. Terowongan udara terbuat dari bambu atau kayu berukuran kira kira : tinggi 20 cm,
panjang 1.5 - 2 meter. Buatlah dua buah dan letakkan berdampingan.
3. Tumpuklah daun dan bahan yang lain diatas satu terowongan udara & biarkan yang
satunya.
4. Tambahkan bahan & siram dengan air secara teratur setiap hari agar tumpukan tetap
lembab.
5. Setelah bagian bawah mulai menghitam (seperti tanah), baliklah tumpukan keatas
terowongan udara yang satunya. Tumpuk bahan yang baru di atas terowongan yang lama.
6. Jaga kelembaban tumpukan dengan menyiramnya secara teratur & biarkan sampai
menjadi kompos (kira-kira 6 minggu atau warnanya kehitaman semua).
7. Setelah bahannya menjadi kompos, bisa digunakan untuk kebun. Ulangi lagi proses
diatas, supaya anda selalu punya kompos.
8. Kompos yang anda buat sendiri ini bisa digunakan untuk kesuburan tanah dan kesehatan
tanaman anda.
3. Kompos Rumah Tangga
Sampah organik secara alami akan mengalami peruraian oleh berbagai jenis mikroba, binatang
yang hidup di tanah, enzim dan jamur. Proses penguraian ini memerlukan kondisi tertentu, yaitu
suhu, udara dan kelembaban.
Makin cocok kondisinya, makin cepat pembentukan kompos, dalam 4 – 6 minggu sudah jadi.
KompostingPutu Ananta Widhia Dharma0805105003
4
Apabila sampah organic ditimbun saja, baru berbulan-bulan kemudian menjadi kompos. Dalam
proses pengomposan akan timbul panas krn aktivitas mikroba. Ini pertanda mikroba mengunyah
bahan organic dan merubahnya menjadi kompos. Suhu optimal untk pengomposan dan harus
dipertahankan adalah 45-65C.Jika terlalu panas harus dibolak-balik, setidak-tidaknya setiap 7
hari.
Bahan
1. Di dalam rumah ( ruang keluarga, kamar makan ) dan di depan dapur disediakan 2 tempat
sampah yang berbeda warna untuk sampah organic dan sampah non-organic.
2. Diperlukan bak plastic atau drum bekas untuk pembuatan kompos. Di bagian dasarnya
diberi beberapa lubang untuk mengeluarkan kelebihan air. Untuk menjaga kelembaban
bagian atas dapat ditutup dengan karung goni atau anyaman bambu.
3. Dasar bak pengomposan dapat tanah atau paving block, sehingga kelebihan air dapat
merembes ke bawah. Bak pengomposan tidak boleh kena air hujan, harus di bawah atap.
Cara Membuat
1. Campur 1 bagian sampah hijau dan 1 bagian sampah coklat.
2. Tambahkan 1 bagian kompos lama atau lapisan tanah atas (top soil) dan dicampur. Tanah
atau kompos ini mengandung mikroba aktif yang akan bekerja mengolah sampah menjadi
kompos. Jika ada kotoran ternak ( ayam atau sapi ) dapat pula dicampurkan .
3. Pembuatan bisa sekaligus, atau selapis demi selapis misalnya setiap 2 hari ditambah
sampah baru. Setiap 7 hari diaduk.
4. Pengomposan selesai jika campuran menjadi kehitaman, dan tidak berbau sampah. Pada
minggu ke-1 dan ke-2 mikroba mulai bekerja menguraikan membuat kompos, sehingga
suhu menjadi sekitar 40C. Pada minggu ke-5 dan ke-6 suhu kembali normal, kompos
sudah jadi.
5. Jika perlu diayak untuk memisahkan bagian yang kasar. Kompos yang kasar bisa
dicampurkan ke dalam bak pengomposan sebagai activator.
6. Keberhasilan pengomposan terletak pada bagaimana kita dapat mengendalikan suhu,
kelembaban dan oksigen, agar mikroba dapat memperoleh lingkungan yang optimal
KompostingPutu Ananta Widhia Dharma0805105003
5
untuk berkembang biak, ialah makanan cukup (bahan organic), kelembaban (30-50%)
dan udara segar (oksigen) untuk dapat bernapas.
7. Sampah organic sebaiknya dicacah menjadi potongan kecil. Untuk mempercepat
pengomposan, dapat ditambahkan bio-activator berupa larutan effective microorganism
(EM) yang dapat dibeli di toko pertanian.
Daftar pustaka:
Sutanto, Rachman. 2002. Pertanian Organik. Penerbit Kanisius.
http://jongjava.com/web/ragam/tekno/495-cara-mudah-membuat-kompos
diakses tanggal 6 maret 2011
http://hasanpoerbo.blogspot.com/2006/05/mari-membuat-kompos-skala-rumah-tangga.html
diakses tanggal 6 maret 2011
KompostingPutu Ananta Widhia Dharma0805105003