Post on 26-Dec-2015
description
Pemeriksaan Golongan Darah Metode Slide
Golongan Darah
Sistem penggolongan darah besar yang dikenal adalah sistem ABO (golongan darah A, B, AB,
dan O) serta sistem penggolongan darah Rhesus (Rh+ dan Rh-). Golongan darah manusia
ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai
berikut:
Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan
membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya.
Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya
dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya
Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta
tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B
Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi
antibodi terhadap antigen A dan B.
Tujuan
Menentukan jenis sel darah merah yang tidak diketahui
Persiapan pasien
Tidak ada persiapan khusus
Pengumpulan bahan pemeriksaan
Pada orang dewasa vena yang sering diambil darahnya adalah vena dalam fossa cubiti. Untuk
bayi, darah vena dapat diambil dari vena jugularis atau sinusagitalis superior.
1. Pakai handscon dan masker
2. Baca kertas permintaan
3. Siapkan peralatan sampling di tempat/ruangan dimana akan dilakukan sampling.
4. Siapkan alat: spuit (jika pakai vakum sediakan holder dan jarum) tourniquet, kapas alkohol,
plester, tabung untuk menampung darah berdasarkan permintaan pemeriksaan yang
dibutuhkan.
5. Datangi kamar pasien, ketok pintu terlebih dahulu lalu ucapkan salam (pagi, siang, sore atau
malam).
6. Tanyakan nama pasien, cocokkan dengan identitas pada formulir permintaan
7. Prosedur :
a. Lakukan penjelasan kepada penderita (tentang apa yang dilakukan terhadap penderita,
kerjasama penderita, sensasi yang dirasakan penderita, dsb).
b. Cari vena yang akan ditusuk (superfisisal, cukup besar, lurus, tidak ada peradangan, tidak
diinfus).
c. Letakkan tangan lurus serta ekstensikan dengan bantuan tangan kiri operator atau
diganjal dengan telapak menghadap ke atas sambil mengepal.
d. Lakukan desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas steril yang telah dibasahi
alcohol 70% dan biarkan sampai kering.
e. Lakukan pembendungan pada daerah proximal kira-kira 4-5 jari dari tempat penusukan
agar vena tampak lebih jelas (bila tourniquet berupa ikatan simpul terbuka dan arahnya
ke atas). Pembendungan tidak boleh terlalu lama (maks. 2 menit, terbaik 1 menit).
f. Ambil spuit dengan ukuran sesuai jumlah darah yang akan diambil, cek jarum dan
karetnya.
g. Pegang spuit dengan tangan kanan, kencangkan jarumnya dan dorong penghisap sampai
ke ujung depan.
h. Fiksasi pembuluh darah yang akan ditusuk dengan ibu jari tangan kiri.
i. Tusukkan jarum dengan sisi menghadap ke atas membentuk sudut 15-30° sampai ujung
jarum masuk ke dalam vena dan terlihat darah dari pangkal jarum.
j. Fiksasi spuit dengan tangan kiri dengan membentuk sudut.
k. Penghisap spuit ditarik pelan-pelan sampai didapatkan volume darah yang didinginkan.
l. Kepalan tangan dibuka, lepaskan bendungan.Letakkan kapas alcohol 70% di atas jarum,
cabut jarum dengan menekan kapas menggunakan tangan kanan pada bekas tusukan
selama beberapa menit untuk mencegah perdarahan, plester, tekan dengan telunjuk dan
ibu jari penderita selama ± 5 menit.
m. Lepaskan jarum, alirkan darah dalam wadah melalui dindingnya supaya tidak terjadi
hemolisa.
n. Tuangkan darah ke dalam botol penampungan yang volumenya sesuai (sesuai dengan
jenis pemeriksaan yang diminta).
o. Jika menggunakan antikoagulan, kocok botol beberapa menit agar antikoagulan
tercampur dengan darah dan tidak terjadi pembekuan.
p. Setelah selesai ucapkan terimakasih.
q. Kemudian sampah bekas sampling dibuang berdasarkan jenisnya.
r. Lalu lepaskan handscon, cuci tangan pakai handscrub.
Pengolahan bahan pemeriksaan
Darah menggunakan antikoagulan EDTA harus dibolak-balik hingga 5-6 kali agar homogen.
Metode
Menggunakan Metode slide
Prinsip
Reaksi aglutinasi antara aglutinin dalam serum dengan aglutinogen yang diketahui jenisnya.
Indikasi klinik
Kepentingan Transfusi darah
Reagensia
1. Anti – A
2. Anti – B
3. Anti – D
4. NaCl 0,9%
Standar :-
Kontrol
Pemeriksaan tidak menggunakan standar control
Alat
1. Tabung Sentrifuge
2. Centrifuge
3. Tabung reaksi
4. Rak tabung
5. Pipet tetes
6. Object glass
Prosedur kerja
A. Pembuatan suspense eritrosit 10%
1. Siapkan alat dan bahan
2. Ambil darah EDTA
3. Centrifuge darah dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit.
4. Pisahkan darah dengan sel plasma (A sebagai anti B, B sebagai anti A, 0 sebagai anti
AB) (dalam plasma mengandung antibody / serum).
5. Kemudian tambah sel darah dengan NaCl 0,9% sebanyak 5cc lalu centrifuge selama 5
menit dengan kecepatan 3000 rpm.
6. Bilas sebanyak 3 kali dengan cara cairan supernatannya di buang sampai cairan
supernatan bening (bersih).
7. Setelah jernih, buang supernatant hingga yang tersisa hanyalah endapan eritrosit saja.
8. Ambil NaCl 0,9% sebanyak 4,5 ml masukkan ke dalam tabung reaksi.
9. Tambahkan 0,5 endapan RBC ke dalam tabung yang sudah berisi NaCl tersebut.
10. Campur (homogenkan).
11. Kemudian suspensi eritrosit siap dilakukan pengujian.
B. Pengujian sampel
1. Siapkan alat dan bahan
2. Buat area menjadi bagian
3. Pada area berturut – turut diteteskan 1 tetes anti-A, Anti-B, Anti-AB
4. Tambah masing 1 tetes sampel darah
5. Campur dengan ujung lidi dan goyangkan kaca secara melingkar.
6. Perhatikan adanya aglutinasi dalam 2-3 menit secara makroskopik.
Hasil :
Suspensi Anti - A Anti - B Anti AB Anti -D
Sampel 1 aglutinasi Non - aglutinasi Non - aglutinasi aglutinasi
Sampel 2 aglutinasi aglutinasi Non - aglutinasi aglutinasi
Sampel 3 Non - aglutinasi Non - aglutinasi Non - aglutinasi Aglutinasi
Sampel 4 aglutinasi aglutinasi Non - aglutinasi Aglutinasi
Perhitungan : -
Hasil pemeriksaan
1. Sampel 1 = Golongan darah A , Rh +2. Sampel 2 = Golongan darah B, Rh +3. Sampel 3 = Golongan darah AB, Rh +4. Sampel 4 = Golongan darah O, Rh +
Hasil yang tidak dapat diterima
1. Tidak ada control positif dengan negatif
2. Darah lisis
Nilai rujukan :-
Alternatif lain
Metode tabung
Pembahasan
Antingen adalah sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi
antibodi. Antingen biasanya berupa protein atau polisarida, tetapi dapat juga berupa molekul
lainnya, termasuk molekul kecil dipasangkan dengan protein pembawa. Anti gen ini dibagi
menjadi anti gen A dan anti gen B. dimana anti gen A hanya terdapat dan dihasilkan pada
seseorang bergolongan darah A dan O, sedangkan anti gen B hanya terdapat pada seseorang
bergolongan darah B dan O.
Dikatakan bergolongan darah A, karena setelah darah tersebut dicampur dengan serum
alfa (anti A), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel
darah tersebut mengandung aglutinogen A, dan serum darahnya dapat
membuat agglutinin anti-B.
Dikatakan bergolongan darah B, karena setelah darah tersebut dicampur dengan serum
beta (anti B), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel
darah tersebut mengandung aglutinogen B, dan serum darahnya dapat
membuat agglutinin anti-A.
Dikatakan bergolongan darah O, karena tidak mengalami aglutinasi
setelah dicampurkan serum alfa (anti A) maupun serum beta (anti B). Hal ini
dikarenakan di dalam sel darah tersebut tidak mengandung aglutinogen, dan
serum darahnya dapat membuat agglutinin anti-A dan agglutinin anti-B.
Kesimpulan
Sampel 1 = Golongan darah A , Rh +, Sampel 2 = Golongan darah B, Rh +, Sampel 3= Golongan darah AB, Rh + Sampel 4 = Golongan darah O, Rh +
Catatan
Pertemuan ke 1; 10 september 2014 : Pemeriksaan Golongan Darah Metode Slide
Pemeriksaan Golongan Darah Metode Forward Typing
Golongan Darah Forward Typing
Pemeriksaan konfirmasi golongan darah ABO donor dengan forward and backward typing yaitu
pemeriksaan golongan darah dilakukan terhadap sel darah merah dan serumnya secara terpisah.
Selain itu juga dilakukan pemeriksaan terhadap golongan darah Rhesus. Pada tahun 1901, Karl
Kandsteiner mengadakan pemeriksaan terhadap darahnya sendiri dan beberapa orang temannya
dengan memisahkan darah tersebut atas serum dan sel darah, kemudian mencampur setiap sel
darah merah dengan serum-serum tersebut dan atas reaksi aglutinasi maka ditetapkan 3 golongan
darah yaitu A, B, dan O. Pemeriksaan golongan darah ABO dilakukan dengan memisahkan
antara sel dan plasmanya ( forward grouping = sel grouping dan reverse gouping = serum
grouping
Tujuan
Menguji SDM yang diketahui dengan Anti serum yang diketahui
Persiapan pasien
Tidak ada persiapan khusus
Pengumpulan bahan pemeriksaan
Pada orang dewasa vena yang sering diambil darahnya adalah vena dalam fossa cubiti. Untuk
bayi, darah vena dapat diambil dari vena jugularis atau sinusagitalis superior.
Pengolahan bahan pemeriksaan
Darah menggunakan antikoagulan EDTA harus dibolak-balik hingga 5-6 kali agar homogen.
Metode
Menggunakan Metode Forward Typing
Prinsip
Antigen + Antibodi = Aglutinasi
Indikasi klinik
Kepentingan Transfusi darah
Reagensia
1. Anti – A
2. Anti – B
3. Anti – O
4. Anti – D
Standar :-
Kontrol
Pemeriksaan tidak menggunakan standar control
Alat
1. Tabung Sentrifuge
2. Centrifuge
3. Tabung reaksi
4. Rak tabung
5. Pipet tetes
6. Object glass
7. Cover glass
Prosedur kerja
A. Pembuatan suspense eritrosit 10%
1. Siapkan alat dan bahan
2. Ambil darah EDTA
3. Centrifuge darah dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit.
4. Pisahkan darah dengan sel plasma (A sebagai anti B, B sebagai anti A, 0 sebagai anti AB)
(dalam plasma mengandung antibody / serum).
5. Kemudian tambah sel darah dengan NaCl 0,9% sebanyak 5cc lalu centrifuge selama 5
menit dengan kecepatan 3000 rpm.
6. Bilas sebanyak 3 kali dengan cara cairan supernatannya di buang sampai cairan
supernatan bening (bersih).
7. Setelah jernih, buang supernatant hingga yang tersisa hanyalah endapan eritrosit saja.
8. Ambil NaCl 0,9% sebanyak 4,5 ml masukkan ke dalam tabung reaksi.
9. Tambahkan 0,5 endapan RBC ke dalam tabung yang sudah berisi NaCl tersebut.
10. Campur (homogenkan).
11. Kemudian suspensi eritrosit siap dilakukan pengujian.
B. Pengujian sampel
1. Siapkan alat dan bahan
2. Buat area menjadi bagian
3. Pada area berturut – turut diteteskan 1 tetes anti-A, Anti-B, Anti-AB
4. Tambah masing 1 tetes sampel darah
5. Campur dengan ujung lidi dan goyangkan kaca secara melingkar.
6. Perhatikan adanya aglutinasi dalam 2-3 menit secara makroskopik.
Hasil :
Suspensi Anti - A Anti - B Anti AB Anti -D
Sampel 1 aglutinasi Non - aglutinasi Non - aglutinasi aglutinasi
Sampel 2 aglutinasi aglutinasi Non - aglutinasi aglutinasi
Sampel 3 Non - aglutinasi Non - aglutinasi Non - aglutinasi Aglutinasi
Sampel 4 aglutinasi aglutinasi Non - aglutinasi Aglutinasi
Perhitungan : -
Hasil pemeriksaan
1. Sampel 1 = Golongan darah A , Rh +2. Sampel 2 = Golongan darah B, Rh +3. Sampel 3 = Golongan darah AB, Rh +4. Sampel 4 = Golongan darah O, Rh +
Hasil yang tidak dapat diterima
1. Tidak ada control positif dengan negatif
2. Darah lisis
Nilai rujukan :-
Alternatif lain
Metode Backward typing
Pembahasan
Antingen adalah sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi
antibodi. Antingen biasanya berupa protein atau polisarida, tetapi dapat juga berupa molekul
lainnya, termasuk molekul kecil dipasangkan dengan protein pembawa. Anti gen ini dibagi
menjadi anti gen A dan anti gen B. dimana anti gen A hanya terdapat dan dihasilkan pada
seseorang bergolongan darah A dan O, sedangkan anti gen B hanya terdapat pada seseorang
bergolongan darah B dan O.
Dikatakan bergolongan darah A, karena setelah darah tersebut dicampur dengan serum
alfa (anti A), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel
darah tersebut mengandung aglutinogen A, dan serum darahnya dapat
membuat agglutinin anti-B.
Dikatakan bergolongan darah B, karena setelah darah tersebut dicampur dengan serum
beta (anti B), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel
darah tersebut mengandung aglutinogen B, dan serum darahnya dapat
membuat agglutinin anti-A.
Dikatakan bergolongan darah O, karena tidak mengalami aglutinasi
setelah dicampurkan serum alfa (anti A) maupun serum beta (anti B). Hal ini
dikarenakan di dalam sel darah tersebut tidak mengandung aglutinogen, dan
serum darahnya dapat membuat agglutinin anti-A dan agglutinin anti-B.
Kesimpulan
Sampel 1 = Golongan darah A , Rh +, Sampel 2 = Golongan darah B, Rh +, Sampel 3= Golongan darah AB, Rh + Sampel 4 = Golongan darah O, Rh +
Catatan
Pertemuan ke 2; 10 september 2014 : Pemeriksaan Golongan Darah Metode Forward typing
Pemeriksaan Golongan Darah Metode Backward Typing
Golongan Darah Backward Typing
Pemeriksaan konfirmasi golongan darah ABO donor dengan forward and backward typing yaitu
pemeriksaan golongan darah dilakukan terhadap sel darah merah dan serumnya secara terpisah.
Selain itu juga dilakukan pemeriksaan terhadap golongan darah Rhesus. Pada tahun 1901, Karl
Kandsteiner mengadakan pemeriksaan terhadap darahnya sendiri dan beberapa orang temannya
dengan memisahkan darah tersebut atas serum dan sel darah, kemudian mencampur setiap sel
darah merah dengan serum-serum tersebut dan atas reaksi aglutinasi maka ditetapkan 3 golongan
darah yaitu A, B, dan O. Pemeriksaan golongan darah ABO dilakukan dengan memisahkan
antara sel dan plasmanya ( forward grouping = sel grouping dan reverse gouping = serum
grouping
Tujuan
Menguji ada tidaknya antibody A, B, AB dalam serm/plasma dengan jenis SDM yang diketahui .
Persiapan pasien
Tidak ada persiapan khusus
Pengumpulan bahan pemeriksaan
Pada orang dewasa vena yang sering diambil darahnya adalah vena dalam fossa cubiti. Untuk
bayi, darah vena dapat diambil dari vena jugularis atau sinusagitalis superior.
Pengolahan bahan pemeriksaan
Darah menggunakan antikoagulan EDTA harus dibolak-balik hingga 5-6 kali agar homogen.
Metode
Menggunakan Metode Backward Typing
Prinsip
Antigen + Antibodi = Aglutinasi
Indikasi klinik
Kepentingan Transfusi darah
Reagensia
1. Anti – A
2. Anti – B
3. Anti – O
4. Anti – D
Standar :-
Kontrol
Pemeriksaan tidak menggunakan control
Alat
1. Tabung Sentrifuge
2. Centrifuge
3. Tabung reaksi
4. Rak tabung
5. Pipet tetes
6. Object glass
7. Cover glass
Prosedur kerja
A. Pembuatan suspense eritrosit 10%
1. Siapkan alat dan bahan
2. Ambil darah EDTA
3. Centrifuge darah dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit.
4. Pisahkan darah dengan sel plasma (A sebagai anti B, B sebagai anti A, 0 sebagai anti AB)
(dalam plasma mengandung antibody / serum).
5. Kemudian tambah sel darah dengan NaCl 0,9% sebanyak 5cc lalu centrifuge selama 5
menit dengan kecepatan 3000 rpm.
6. Bilas sebanyak 3 kali dengan cara cairan supernatannya di buang sampai cairan
supernatan bening (bersih).
7. Setelah jernih, buang supernatant hingga yang tersisa hanyalah endapan eritrosit saja.
8. Ambil NaCl 0,9% sebanyak 4,5 ml masukkan ke dalam tabung reaksi.
9. Tambahkan 0,5 endapan RBC ke dalam tabung yang sudah berisi NaCl tersebut.
10. Campur (homogenkan).
11. Kemudian suspensi eritrosit siap dilakukan pengujian.
B. Pengujian sampel
1. Siapkan alat dan bahan
2. Buat area menjadi bagian pada objek gelas
3. Pada area berturut – turut diteteskan 1 tetes darah Sel A,Sel B,Sel O
4. Tambah masing 1 tetes serum yang akan diperiksa.
5. Campur dengan ujung lidi dan goyangkan kaca secara melingkar.
6. Perhatikan adanya aglutinasi dalam 2-3 menit secara makroskopik.
Hasil :
Plasma Sel - A Sel – B Sel 0 Anti -D
Sampel 1 Non - aglutinasi Aglutinasi Non - aglutinasi aglutinasi
Sampel 2 aglutinasi Non - aglutinasi Non - aglutinasi aglutinasi
Sampel 3 Non - aglutinasi Non - aglutinasi Non - aglutinasi Aglutinasi
Sampel 4 aglutinasi Aglutinasi Non - aglutinasi Aglutinasi
Perhitungan : -
Hasil pemeriksaan
1. Sampel 1 = Anti – A2. Sampel 2 = Anti – B
3. Sampel 3 = Anti – AB4. Sampel 4 = Anti - O
Hasil yang tidak dapat diterima
1. Tidak ada control positif dengan negative
2. Darah lisis
Nilai rujukan :-
Alternatif lain
Metode Fordward typing
Pembahasan
Antingen adalah sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi
antibodi. Antingen biasanya berupa protein atau polisarida, tetapi dapat juga berupa molekul
lainnya, termasuk molekul kecil dipasangkan dengan protein pembawa. Anti gen ini dibagi
menjadi anti gen A dan anti gen B. dimana anti gen A hanya terdapat dan dihasilkan pada
seseorang bergolongan darah A dan O, sedangkan anti gen B hanya terdapat pada seseorang
bergolongan darah B dan O.
Dikatakan bergolongan darah A, karena setelah darah tersebut dicampur dengan serum
alfa (anti A), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel
darah tersebut mengandung aglutinogen A, dan serum darahnya dapat
membuat agglutinin anti-B.
Dikatakan bergolongan darah B, karena setelah darah tersebut dicampur dengan serum
beta (anti B), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel
darah tersebut mengandung aglutinogen B, dan serum darahnya dapat
membuat agglutinin anti-A.
Dikatakan bergolongan darah O, karena tidak mengalami aglutinasi
setelah dicampurkan serum alfa (anti A) maupun serum beta (anti B). Hal ini
dikarenakan di dalam sel darah tersebut tidak mengandung aglutinogen, dan
serum darahnya dapat membuat agglutinin anti-A dan agglutinin anti-B.
Kesimpulan
Dalam sampel no 1 – 4 secara berurutan merupakan antibody golongan A, B, AB dan O.
Pemeriksaan Golongan Darah Metode Tabung
Golongan Darah
Darah digolongkan kedalam 4 golongan besar, yaitu A, B, AB, dan O. Penggolongan darah
tersebut berdasarkan kandungan aglutinogen dan aglutin di dalam darah. Aglutinogen adalah
protein dalam sel darah merah yang digumpalkan oleh aglutin. Ada dua macam aglutinogen yaiti
aglutinogen A dan B. Aglutin adalah protein di dalam plasma darah yang dapat menggumpalkan
aglutinogen.
Aglutinin merupakan zat antibody yang terbagi menjadi dua bagian yaitu, aglutinin A dan B.
Aglutinin A disebut juga sebagai serum anti A atau penggumpal aglutinogen A. Aglutinin B
disebut sebagai serum anti B atau penggumpal aglutinogen B. Penggolongan darah sistem ABO
berdasarkan ada tidaknya aglutinogen dan aglutinin:
Golongan Darah Aglutinogen Aglutinin
A A B
B B A
A-B A & B -
O - A & B
Tujuan
Menguji aglutinasi golongan darah berdasarkan tingkatan aglutinasi.
Persiapan pasien
Tidak ada persiapan khusus
Pengumpulan bahan pemeriksaan
Pada orang dewasa vena yang sering diambil darahnya adalah vena dalam fossa cubiti. Untuk
bayi, darah vena dapat diambil dari vena jugularis atau sinusagitalis superior.
Pengolahan bahan pemeriksaan
Darah menggunakan antikoagulan EDTA harus dibolak-balik hingga 5-6 kali agar homogen.
Metode
Menggunakan Metode Tabung
Prinsip
Antigen + Antibodi = Aglutinasi
Indikasi klinik
Kepentingan Transfusi darah
Reagensia
1. Anti – A
2. Anti – B
3. Anti – D
4. NaCl 0,9%
Standar :-
Kontrol
Pemeriksaan tidak menggunakan control
Alat
1. Tabung Sentrifuge
2. Centrifuge
3. Tabung reaksi
4. Rak tabung
5. Pipet tetes
6. Object glass
Prosedur kerja
A. Pembuatan suspense eritrosit 5%
1. Siapkan alat dan bahan
2. Ambil darah EDTA
3. Centrifuge darah dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit.
4. Pisahkan darah dengan sel plasma (A sebagai anti B, B sebagai anti A, 0 sebagai anti AB)
(dalam plasma mengandung antibody / serum).
5. Kemudian tambah sel darah dengan NaCl 0,9% sebanyak 5cc lalu centrifuge selama 5
menit dengan kecepatan 3000 rpm.
6. Bilas sebanyak 3 kali dengan cara cairan supernatannya di buang sampai cairan
supernatan bening (bersih).
7. Setelah jernih, buang supernatant hingga yang tersisa hanyalah endapan eritrosit saja.
8. Ambil NaCl 0,9% sebanyak 9,5 ml masukkan ke dalam tabung reaksi.
9. Tambahkan 0,5 endapan RBC ke dalam tabung yang sudah berisi NaCl tersebut.
10. Campur (homogenkan).
11. Kemudian suspensi eritrosit siap dilakukan pengujian.
A. Pengujian sampel
1. Siapkan alat dan bahan
2. Buat label pada tabung reaksi
3. Pada tabung :
Sel grouping Serum Grouping Autocontrol Rhesus Factor
Anti - AAnti - B Sel A Sel B Sel O
1 tts sel 5%
1 tts sel 5%
2 tts serum (Dn)
2 tts serum (Dn)
2 tts serum (Dn)
2 tts serum (Dn)
1 tts sel 5%(Dn)
1 tts sel 5% (Dn)
1 tts Anti - A
1 tts Anti-B 1 tts sel A 1 tts sel B 1 tts sel O 1 tts sel O
1 tts anti - D
1 tts bovin alb 6%
4. Homogenkan, putar 3000 rpm 15 – 20 detik
5. Perhatikan adanya aglutinasi dalam 2-3 menit secara makroskopik.
Hasil :
Sampel Sel grouping Serum Grouping
Autocontrol Rhesus Factor
1Negatif
( - )Positif ( +)
Positif ( +)
Negatif ( - )
Negatif ( - )
Negatif ( - )
Negatif ( - )
Positif ( +)
2Negatif
( - )Negatif ( - )
Positif ( +)
Positif ( +)
Negatif ( - )
Negatif ( - )
Negatif ( - )
Positif ( +)
3Positif ( +)
Negatif ( - )
Negatif ( - )
Positif ( +)
Negatif ( - )
Negatif ( - )
Negatif ( - )
Positif ( +)
4Positif ( +)
Positif ( +)
Negatif ( - )
Negatif ( - )
Negatif ( - )
Negatif ( - )
Negatif ( - )
Positif ( +)
Perhitungan : -
Hasil pemeriksaan
A. Sel Grouping
1. Sel darah B = Aglutinasi 4+
2. Sel darah O = Aglutinasi 4+
3. Sel darah A = Aglutinasi 4+
4. Sel darah AB = Aglutinasi 4+
B. Serum Grouping
1. Serum darah B = Aglutinasi 4+
2. Serum darah O = Aglutinasi 4+
3. Serum Darah A = Aglutinasi 4+
4. Serum darah AB = Aglutinasi 4+
Hasil yang tidak dapat diterima
1. Tidak ada control positif dengan negative
2. Darah lisis
Nilai rujukan
1. Gumpalan tidak terlihat jelas
2. Ada gumpalan cairan terliha keruh
3. Gumpalan kecil, Cairan jernih
4. Gumpalan besar, cairan jernih
Alternatif lain
Metode tile / plate
Pembahasan
Antigen adalah sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi
antibodi. Antingen biasanya berupa protein atau polisarida, tetapi dapat juga berupa molekul
lainnya, termasuk molekul kecil dipasangkan dengan protein pembawa. Anti gen ini dibagi
menjadi anti gen A dan anti gen B. dimana anti gen A hanya terdapat dan dihasilkan pada
seseorang bergolongan darah A dan O, sedangkan anti gen B hanya terdapat pada seseorang
bergolongan darah B dan O.
Dikatakan bergolongan darah A, karena setelah darah tersebut dicampur dengan serum
alfa (anti A), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel
darah tersebut mengandung aglutinogen A, dan serum darahnya dapat
membuat agglutinin anti-B.
Dikatakan bergolongan darah B, karena setelah darah tersebut dicampur dengan serum
beta (anti B), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel
darah tersebut mengandung aglutinogen B, dan serum darahnya dapat
membuat agglutinin anti-A.
Dikatakan bergolongan darah O, karena tidak mengalami aglutinasi
setelah dicampurkan serum alfa (anti A) maupun serum beta (anti B). Hal ini
dikarenakan di dalam sel darah tersebut tidak mengandung aglutinogen, dan
serum darahnya dapat membuat agglutinin anti-A dan agglutinin anti-B.
Kesimpulan
Dalam sampel no 1 sampai dengan 4 secara berturut turut mengandung sel darah B, O, A, dan
AB.
Catatan
Pertemuan ke 4; 17 september 2014 : Pemeriksaan Golongan Darah Metode Tabung
Pemeriksaan Golongan Darah Metode Tile / Plate
Golongan Darah
Darah digolongkan kedalam 4 golongan besar, yaitu A, B, AB, dan O. Penggolongan darah
tersebut berdasarkan kandungan aglutinogen dan aglutin di dalam darah. Aglutinogen adalah
protein dalam sel darah merah yang digumpalkan oleh aglutin. Ada dua macam aglutinogen yaiti
aglutinogen A dan B. Aglutin adalah protein di dalam plasma darah yang dapat menggumpalkan
aglutinogen.
Aglutinin merupakan zat antibody yang terbagi menjadi dua bagian yaitu, aglutinin A dan B.
Aglutinin A disebut juga sebagai serum anti A atau penggumpal aglutinogen A. Aglutinin B
disebut sebagai serum anti B atau penggumpal aglutinogen B. Penggolongan darah sistem ABO
berdasarkan ada tidaknya aglutinogen dan aglutinin:
Golongan Darah Aglutinogen Aglutinin
A A B
B B A
A-B A & B -
O - A & B
Tujuan
Menguji aglutinasi golongan darah berdasarkan tingkatan aglutinasi.
Persiapan pasien
Tidak ada persiapan khusus
Pengumpulan bahan pemeriksaan
Pada orang dewasa vena yang sering diambil darahnya adalah vena dalam fossa cubiti. Untuk
bayi,
Pengolahan bahan pemeriksaan
Darah menggunakan antikoagulan EDTA harus dibolak-balik hingga 5-6 kali agar homogen.
Metode
Menggunakan Metode Tabung
Prinsip
Antigen + Antibodi = Aglutinasi
Indikasi klinik
Kepentingan Transfusi darah
Reagensia
1. Anti – A
2. Anti – B
3. Anti – D
Standar :-
Kontrol
Pemeriksaan tidak menggunakan control
Alat
1. Tabung Sentrifuge
2. Centrifuge
3. Tabung reaksi
4. Rak tabung
5. Pipet tetes
6. Object glass
Prosedur kerja
A. Pembuatan suspense eritrosit 5%
1. Siapkan alat dan bahan
2. Ambil darah EDTA
3. Centrifuge darah dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit.
4. Pisahkan darah dengan sel plasma (A sebagai anti B, B sebagai anti A, 0 sebagai anti AB)
(dalam plasma mengandung antibody / serum).
5. Kemudian tambah sel darah dengan NaCl 0,9% sebanyak 5cc lalu centrifuge selama 5
menit dengan kecepatan 3000 rpm.
6. Bilas sebanyak 3 kali dengan cara cairan supernatannya di buang sampai cairan
supernatan bening (bersih).
7. Setelah jernih, buang supernatant hingga yang tersisa hanyalah endapan eritrosit saja.
8. Ambil NaCl 0,9% sebanyak 9,5 ml masukkan ke dalam tabung reaksi.
9. Tambahkan 0,5 endapan RBC ke dalam tabung yang sudah berisi NaCl tersebut.
10. Campur (homogenkan).
11. Kemudian suspensi eritrosit siap dilakukan pengujian.
B. Pengujian sampel
1. Siapkan alat dan bahan
2. Buat label pada tabung reaksi
3. Pada tabung :
atau
Identitas Donor Pasien
Anti - A Anti - B Anti - D
Bovin Albumin 6%
1tts SDM
1 tts SDM
1 tts SDM 1tts SDM
1 tts Anti - A
1 tts Anti - B
1 tts Anti - D 1 tts Bovin Alb
Metode plate
e
Serum X Anti - A Anti - B
RBC - A 5% (+)kontrol pos (-)kontrol negRBC - B 5% (-)kontrol neg (+)kontrol posRBC - X 5% (autokontrol)
Metode Tile
4. Homogenkan
5. Perhatikan adanya aglutinasi dalam 2-3 menit secara makroskopik.
Hasil :
Identitas Donor Pasien
Anti - A Anti - B Anti D
Bovin Albumin
6%Kesimpula
n PemeriksaDicheck
oleh
1(-)
neg (+) pos (+) pos (-) neg A Lydia Septy
2(+) pos (-) neg (+) pos (-) neg B Suster Valen
3(-)
neg (-) neg (+) pos (-) neg O Valen Lydia
4(+) pos (+) pos (+) pos (-) neg AB Septy Suster
Perhitungan : -
Hasil pemeriksaan
Sampel 1 = A
Sampel 2 = B
Sampel 3 = O
Sampel 4 = AB
Hasil yang tidak dapat diterima
1. Tidak ada control positif dengan negative
2. Darah lisis
Nilai rujukan
1. Gumpalan tidak terlihat jelas
2. Ada gumpalan cairan terliha keruh
3. Gumpalan kecil, Cairan jernih
4. Gumpalan besar, cairan jernih
Alternatif lain
Metode tabung
Pembahasan
Antigen adalah sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi
antibodi. Antingen biasanya berupa protein atau polisarida, tetapi dapat juga berupa molekul
lainnya, termasuk molekul kecil dipasangkan dengan protein pembawa. Anti gen ini dibagi
menjadi anti gen A dan anti gen B. dimana anti gen A hanya terdapat dan dihasilkan pada
seseorang bergolongan darah A dan O, sedangkan anti gen B hanya terdapat pada seseorang
bergolongan darah B dan O.
Golongan darah A, karena setelah darah tersebut dicampur dengan serum alfa (anti A),
darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel darah
tersebut mengandung aglutinogen A, dan serum darahnya dapat membuat
agglutinin anti-B.
Golongan darah B, karena setelah darah tersebut dicampur dengan serum beta (anti B),
darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel darah
tersebut mengandung aglutinogen B, dan serum darahnya dapat membuat
agglutinin anti-A.
Golongan darah O, karena tidak mengalami aglutinasi setelah
dicampurkan serum alfa (anti A) maupun serum beta (anti B). Hal ini
dikarenakan di dalam sel darah tersebut tidak mengandung aglutinogen, dan
serum darahnya dapat membuat agglutinin anti-A dan agglutinin anti-B.
Kesimpulan
Dalam sampel no 1 sampai dengan 4 secara berturut turut mengandung sel darah A, B, O, dan
AB.
Catatan
Pertemuan ke 5; 24 september 2014 : Pemeriksaan Golongan Darah Metode Tile / plate
Pemeriksaan Golongan Darah Metode Forward dan Backward Typing
Golongan Darah Forward dan Backward Typing
Pemeriksaan konfirmasi golongan darah ABO donor dengan forward and backward typing yaitu
pemeriksaan golongan darah dilakukan terhadap sel darah merah dan serumnya secara terpisah.
Selain itu juga dilakukan pemeriksaan terhadap golongan darah Rhesus. Pada tahun 1901, Karl
Kandsteiner mengadakan pemeriksaan terhadap darahnya sendiri dan beberapa orang temannya
dengan memisahkan darah tersebut atas serum dan sel darah, kemudian mencampur setiap sel
darah merah dengan serum-serum tersebut dan atas reaksi aglutinasi maka ditetapkan 3 golongan
darah yaitu A, B, dan O. Pemeriksaan golongan darah ABO dilakukan dengan memisahkan
antara sel dan plasmanya ( forward grouping = sel grouping dan reverse gouping = serum
grouping
Tujuan
Menguji ada tidaknya antibody A, B, AB dalam serm/plasma dengan jenis SDM yang
diketahui .
Menguji SDM yang diketahui dengan Anti serum yang diketahui
Persiapan pasien
Tidak ada persiapan khusus
Pengumpulan bahan pemeriksaan
Pada orang dewasa vena yang sering diambil darahnya adalah vena dalam fossa cubiti. Untuk
bayi, darah vena dapat diambil dari vena jugularis atau sinusagitalis superior.
Pengolahan bahan pemeriksaan
Darah menggunakan antikoagulan EDTA harus dibolak-balik hingga 5-6 kali agar homogen.
Metode
Menggunakan Metode forward dan Backward Typing
Prinsip
Antigen + Antibodi = Aglutinasi
Indikasi klinik
Kepentingan Transfusi darah
Reagensia
1. Anti – A
2. Anti – B
3. Anti – O
4. Anti – D
Standar :-
Kontrol
Pemeriksaan tidak menggunakan control
Alat
1. Tabung Sentrifuge
2. Centrifuge
3. Tabung reaksi
4. Rak tabung
5. Pipet tetes
6. Object glass
7. Cover glass
Prosedur kerja
A. Pembuatan suspense eritrosit 10%
1. Siapkan alat dan bahan
2. Ambil darah EDTA
3. Centrifuge darah dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit.
4. Pisahkan darah dengan sel plasma (A sebagai anti B, B sebagai anti A, 0 sebagai anti AB)
(dalam plasma mengandung antibody / serum).
5. Kemudian tambah sel darah dengan NaCl 0,9% sebanyak 5cc lalu centrifuge selama 5
menit dengan kecepatan 3000 rpm.
6. Bilas sebanyak 3 kali dengan cara cairan supernatannya di buang sampai cairan
supernatan bening (bersih).
7. Setelah jernih, buang supernatant hingga yang tersisa hanyalah endapan eritrosit saja.
8. Ambil NaCl 0,9% sebanyak 4,5 ml masukkan ke dalam tabung reaksi.
9. Tambahkan 0,5 endapan RBC ke dalam tabung yang sudah berisi NaCl tersebut.
10. Campur (homogenkan).
11. Kemudian suspensi eritrosit siap dilakukan pengujian.
B. Pengujian sampel
Forward Typing
1. Siapkan alat dan bahan
2. Buat area menjadi bagian pada objek gelas
3. Pada area berturut – turut diteteskan 1 tetes anti - A, Anti - B, Anti - AB
4. Tambah masing 1 tetes sampel darah
5. Campur dengan ujung lidi dan goyangkan kaca secara melingkar.
6. Perhatikan adanya aglutinasi dalam 2-3 menit secara makroskopik.
Backward Typing
1. Siapkan alat dan bahan
2. Buat area menjadi bagian pada objek gelas
3. Pada area berturut – turut diteteskan 1 tetes sel A, Sel – B , Sel O
4. Tambah masing 1 tetes serum.
5. Campur dengan ujung lidi dan goyangkan kaca secara melingkar.
6. Perhatikan adanya aglutinasi dalam 2-3 menit secara makroskopik.
Hasil :
Forward Typing
Suspensi Anti - A Anti - B Anti AB Anti -D
Sampel 1 aglutinasi Non - aglutinasi Non - aglutinasi aglutinasi
Sampel 2 aglutinasi aglutinasi Non - aglutinasi aglutinasi
Sampel 3 Non - aglutinasi Non - aglutinasi Non - aglutinasi Aglutinasi
Sampel 4 aglutinasi aglutinasi Non - aglutinasi Aglutinasi
Backward Typing
Plasma Sel – A Sel - B Sel 0 Anti -D
Sampel 1 Non - aglutinasi aglutinasi Non - aglutinasi aglutinasi
Sampel 2 aglutinasi Non - aglutinasi Non - aglutinasi aglutinasi
Sampel 3 Non - aglutinasi Non - aglutinasi Non - aglutinasi Aglutinasi
Sampel 4 aglutinasi aglutinasi Non - aglutinasi Aglutinasi
Perhitungan : -
Hasil pemeriksaan
Forward typing
Sampel 1 = Golongan darah A , Rh +
Sampel 2 = Golongan darah B, Rh +
Sampel 3 = Golongan darah AB, Rh +
Sampel 4 = Golongan darah O, Rh +
Backward typing
Sampel 1 = Anti – A
Sampel 2 = Anti – B
Sampel 3 = Anti – AB
Sampel 4 = Anti - O
Hasil yang tidak dapat diterima
1. Tidak ada control positif dengan negative
2. Darah lisis
Nilai rujukan :-
Alternatif lain
Metode tabung
Pembahasan
Antingen adalah sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi
antibodi. Antingen biasanya berupa protein atau polisarida, tetapi dapat juga berupa molekul
lainnya, termasuk molekul kecil dipasangkan dengan protein pembawa. Anti gen ini dibagi
menjadi anti gen A dan anti gen B. dimana anti gen A hanya terdapat dan dihasilkan pada
seseorang bergolongan darah A dan O, sedangkan anti gen B hanya terdapat pada seseorang
bergolongan darah B dan O.
Dikatakan bergolongan darah A, karena setelah darah tersebut dicampur dengan serum
alfa (anti A), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel
darah tersebut mengandung aglutinogen A, dan serum darahnya dapat
membuat agglutinin anti-B.
Dikatakan bergolongan darah B, karena setelah darah tersebut dicampur dengan serum
beta (anti B), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel
darah tersebut mengandung aglutinogen B, dan serum darahnya dapat
membuat agglutinin anti-A.
Dikatakan bergolongan darah O, karena tidak mengalami aglutinasi
setelah dicampurkan serum alfa (anti A) maupun serum beta (anti B). Hal ini
dikarenakan di dalam sel darah tersebut tidak mengandung aglutinogen, dan
serum darahnya dapat membuat agglutinin anti-A dan agglutinin anti-B.
Kesimpulan
Dalam sampel no 1 – 4 secara berurutan merupakan antibody golongan A, B, AB dan O dan Sampel 1 = Anti – A, Sampel 2 = Anti – B, Sampel 3 = Anti – AB, Sampel 4 = Anti – O.
Catatan
Pertemuan ke 6; 24 september 2014 : Pemeriksaan Golongan Darah Metode Forward dan
Backward typing
Pemeriksaan Uji Reaksi Silang ( Cross Match )
Uji Reaksi Silang ( Cross Match )
Pemeriksaan uji silang serasi darah merupakan pemeriksaan utama sebelum
dilakukan tranfusi darah yaitu memeriksa kecocokan antara darah pasien dengan darah donor
sehingga darah yang dikeluarkan dari UTD benar-benar cocok ( kompatibel ). Adapun metode
uji silang serasi yaitu metode aglutinasi dan metode Crossmatch. Fungsi dari uji silang antara
lain :
1. Mengetahui ada tidaknya reaksi antara darah donor dan pasien sehingga menjamin
kecocokan darah yang akan ditranfusikan bagi pasien.
2. Mendeteksi antibodi yang tidak diharapkan dalam serum pasien yang dapat mengurangi
umur eritrosit donor/ menghancurkan eritrosit donor.
3. Cek akhir uji kecocokan golongan darah ABO.
Melihat urgensinya permintaan darah bagi seorang pasien maka cross – match dibagi
dalam 3 kategori yaitu :
1. Cross Matching Rutin.
2. Crossmatch Emergency.
3. Crossmatch Persiapan Operasi.
Bardasarkan mediumnya :
1. Saline
2. Bovine
3. Coomb’s
Untuk melaksanakan masing-masing crossmatch tersebut, langkah pertama adalah :
1. Memeriksa golongan darah ABO dari resipien dan donor.
2. Memeriksa factor rhesus dari pasien dan darah donor yang akan ditranfusikan dengan cara
yang benar seperti telah diterangkan.
3. Mempersiapkan suspensi sel pasien maupun donornya yang 5%.
Tujuan
Untuk mengetahui kecocokkan gol dara ABO antar donor dan resipien
Mendeteksi adanya antibody komplet (IgM) maupun antibody inkomplet (tipe IgG) dalam
serum resipien yang bereaksi dengan Ag pada SDM donor (Mayor)
Untuk mendeteksi adanya antibody komplet atau inkomplet dalam plasma donor yang akan
bereaksi dengan SDM resipien Minor.
Persiapan pasien
Tidak ada persiapan khusus
Pengumpulan bahan pemeriksaan
Pada orang dewasa vena yang sering diambil darahnya adalah vena dalam fossa cubiti. Untuk
bayi, darah vena dapat diambil dari vena jugularis atau sinusagitalis superior.
Pengolahan bahan pemeriksaan
Darah menggunakan antikoagulan EDTA harus dibolak-balik hingga 5-6 kali agar homogen.
Metode
Menggunakan Metode Reaksi silang
Prinsip
Antibodi + Antigen = Aglutinasi
Indikasi klinik
Kepentingan Transfusi darah
Reagensia
NaCl 0,9%
Standar :-
Kontrol
Pemeriksaan tidak menggunakan standar control
Alat
1. Tabung Sentrifuge
2. Centrifuge
3. Tabung reaksi
4. Rak tabung
5. Pipet tetes
6. Object glass
Prosedur kerja
A. Pembuatan suspense eritrosit 10%
1. Siapkan alat dan bahan
2. Ambil darah EDTA
3. Centrifuge darah dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit.
4. Pisahkan darah dengan sel plasma (A sebagai anti B, B sebagai anti A, 0 sebagai anti
AB) (dalam plasma mengandung antibody / serum).
5. Kemudian tambah sel darah dengan NaCl 0,9% sebanyak 5cc lalu centrifuge selama 5
menit dengan kecepatan 3000 rpm.
6. Bilas sebanyak 3 kali dengan cara cairan supernatannya di buang sampai cairan
supernatan bening (bersih).
7. Setelah jernih, buang supernatant hingga yang tersisa hanyalah endapan eritrosit saja.
8. Ambil NaCl 0,9% sebanyak 4,5 ml masukkan ke dalam tabung reaksi.
9. Tambahkan 0,5 endapan RBC ke dalam tabung yang sudah berisi NaCl tersebut.
10. Campur (homogenkan).
11. Kemudian suspensi eritrosit siap dilakukan pengujian.
B. Pengujian sampel
Fase I
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
Isikan
Tabung 1 ( mayor )
Tabung 2 (minor)
control
2 tetes serum resipien
2 tetes serum DN
1 tetes SDM resipien
1 tetes sel donor 5%
1 tetes sel resipien 5%
2 ttes serum resipien
2. Kedua tabung dikocok – kocok lalu diputar 1000 rpm/ 1 menit atau 3400 rpm/ 15 detik.
3. Baca reaksi terhadap hemolisis/ aglutinasi.Hasil : bila hemolisis dan aglutinasi positif : tidak cocok Bila hemolisis dan aglutinasi negatif : pemeriksaan dilanjutkan di phase III
( point 3 ).Fase II
1. Kedua tabung ditambah 2 tetes Bovin albumin 22%. 2. Lalu kedua tabung diinkubasikan kedalam waterbath suhu 370C selama 15 menit 3. lalu kedua tabung diputar 1000rpm/1 menit atau 3400 rpm/ 15 detik.4. Baca reaksinya terhadap hemolisis/ aglutinasi
Hasil : Bila hemolisis dan aglutinasi positif : tidak cocok. Bila hemolisis dan aglutinasi negatif : pemeriksaan dilanjutkan di phase III
( point 3 ).Fase III
1. Cuci selnya 3 – 4 kali dengan saline dengan cara yang baik pencuciannya 3 kali sudah cukup membuang sisa – sisa globulin yang bebas. ( bila diperlukkan supernatant saline di tets dengan asam sulfosalisil 20%).
2. Tambahkan pada sediment masing – masing 2 tetes Coomb’s serum3. Sentrifuge 1000 rpm/ 1 menit atau 3400 rpm/ 15 detik.4. Baca reaksinya secara mikroskopi
Hasil : Aglutinasi positif : tidak cocok ( incompatible ) Aglutinasi Negatif : cocok ( compatible ). (uji dengan Coomb’s Control Cell)
Tambahkan 1 CCC Sentrifuge 1000 rpm imenit atau 3400 rpm 15 detik Baca hasil
Aglutinasi positif : reaksi silang valid Aglutinasi Negatif : reaksi silang invalid , maka reaksi harus diulang.
Hasil :
Golongan darah A ( donor ) dengan Golongan darah A (resipien)
Sampel Fase I Fase II Fase III
Mayor Negatif Negatif Negatif
Minor Negatif Negatif Negatif
Kontrol Negatif Negatif Negatif
Perhitungan : -
Hasil pemeriksaan
Mayor = Negatif
Minor = Negatif
Hasil yang tidak dapat diterima
1. Tidak ada control positif dengan negative
2. Darah lisis
Nilai rujukan :-
Alternatif lain
Metode Coomb’s test
Pembahasan
Pada praktikum teknik crossmatch, dilakukan percobaan dengan menggunakan teknik crosmatch.
Hasil kedua teknik yang telah dipraktekkan menunjukkan hasil yang cocok ( compatible ) yang
ditandai dengan terjadinya hemolisis dan tidak terbentuk aglutinasi pada masing-masing teknik.
Kesimpulan
Donor yang bergolongan darah A dapat mentransfusikan darahnya ke resipien yang bergolongan
darah A karena uji dihasilkan compatible (tidak terjadi aglutinasi)
Catatan
Pertemuan ke 7, 8, 9; 15 oktober 2014 : Pemeriksaan Uji Cocok Serasi (Cross Match)