KK1

50
Pemeriksaan Golongan Darah Metode Slide Golongan Darah Sistem penggolongan darah besar yang dikenal adalah sistem ABO (golongan darah A, B, AB, dan O) serta sistem penggolongan darah Rhesus (Rh+ dan Rh-). Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut: Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Tujuan Menentukan jenis sel darah merah yang tidak diketahui Persiapan pasien Tidak ada persiapan khusus

description

jhurjeljfle

Transcript of KK1

Page 1: KK1

Pemeriksaan Golongan Darah Metode Slide

Golongan Darah

Sistem penggolongan darah besar yang dikenal adalah sistem ABO (golongan darah A, B, AB,

dan O) serta sistem penggolongan darah Rhesus (Rh+ dan Rh-). Golongan darah manusia

ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai

berikut:

Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan

membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya.

Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya

dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya

Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta

tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B

Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi

antibodi terhadap antigen A dan B.

Tujuan

Menentukan jenis sel darah merah yang tidak diketahui

Persiapan pasien

Tidak ada persiapan khusus

Pengumpulan bahan pemeriksaan

Pada orang dewasa vena yang sering diambil darahnya adalah vena dalam fossa cubiti. Untuk

bayi, darah vena dapat diambil dari vena jugularis atau sinusagitalis superior.

1. Pakai handscon dan masker

2. Baca kertas permintaan

3. Siapkan peralatan sampling di tempat/ruangan dimana akan dilakukan sampling.

Page 2: KK1

4. Siapkan alat: spuit (jika pakai vakum sediakan holder dan jarum) tourniquet, kapas alkohol,

plester, tabung untuk menampung darah berdasarkan permintaan pemeriksaan yang

dibutuhkan.

5. Datangi kamar pasien, ketok pintu terlebih dahulu lalu ucapkan salam (pagi, siang, sore atau

malam).

6. Tanyakan nama pasien, cocokkan dengan identitas pada formulir permintaan

7. Prosedur :

a. Lakukan penjelasan kepada penderita (tentang apa yang dilakukan terhadap penderita,

kerjasama penderita, sensasi yang dirasakan penderita, dsb).

b. Cari vena yang akan ditusuk (superfisisal, cukup besar, lurus, tidak ada peradangan, tidak

diinfus).

c. Letakkan tangan lurus serta ekstensikan dengan bantuan tangan kiri operator atau

diganjal dengan telapak menghadap ke atas sambil mengepal.

d. Lakukan desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas steril yang telah dibasahi

alcohol 70% dan biarkan sampai kering.

e. Lakukan pembendungan pada daerah proximal kira-kira 4-5 jari dari tempat penusukan

agar vena tampak lebih jelas (bila tourniquet berupa ikatan simpul terbuka dan arahnya

ke atas). Pembendungan tidak boleh terlalu lama (maks. 2 menit, terbaik 1 menit).

f. Ambil spuit dengan ukuran sesuai jumlah darah yang akan diambil, cek jarum dan

karetnya.

g. Pegang spuit dengan tangan kanan, kencangkan jarumnya dan dorong penghisap sampai

ke ujung depan.

h. Fiksasi pembuluh darah yang akan ditusuk dengan ibu jari tangan kiri.

i. Tusukkan jarum dengan sisi menghadap ke atas membentuk sudut 15-30° sampai ujung

jarum masuk ke dalam vena dan terlihat darah dari pangkal jarum.

j. Fiksasi spuit dengan tangan kiri dengan membentuk sudut.

k. Penghisap spuit ditarik pelan-pelan sampai didapatkan volume darah yang didinginkan.

l. Kepalan tangan dibuka, lepaskan bendungan.Letakkan kapas alcohol 70% di atas jarum,

cabut jarum dengan menekan kapas menggunakan tangan kanan pada bekas tusukan

selama beberapa menit untuk mencegah perdarahan, plester, tekan dengan telunjuk dan

ibu jari penderita selama ± 5 menit.

Page 3: KK1

m. Lepaskan jarum, alirkan darah dalam wadah melalui dindingnya supaya tidak terjadi

hemolisa.

n. Tuangkan darah ke dalam botol penampungan yang volumenya sesuai (sesuai dengan

jenis pemeriksaan yang diminta).

o. Jika menggunakan antikoagulan, kocok botol beberapa menit agar antikoagulan

tercampur dengan darah dan tidak terjadi pembekuan.

p. Setelah selesai ucapkan terimakasih.

q. Kemudian sampah bekas sampling dibuang berdasarkan jenisnya.

r. Lalu lepaskan handscon, cuci tangan pakai handscrub.

Pengolahan bahan pemeriksaan

Darah menggunakan antikoagulan EDTA harus dibolak-balik hingga 5-6 kali agar homogen.

Metode

Menggunakan Metode slide

Prinsip

Reaksi aglutinasi antara aglutinin dalam serum dengan aglutinogen yang diketahui jenisnya.

Indikasi klinik

Kepentingan Transfusi darah

Reagensia

1. Anti – A

2. Anti – B

3. Anti – D

4. NaCl 0,9%

Standar :-

Page 4: KK1

Kontrol

Pemeriksaan tidak menggunakan standar control

Alat

1. Tabung Sentrifuge

2. Centrifuge

3. Tabung reaksi

4. Rak tabung

5. Pipet tetes

6. Object glass

Prosedur kerja

A. Pembuatan suspense eritrosit 10%

1. Siapkan alat dan bahan

2. Ambil darah EDTA

3. Centrifuge darah dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit.

4. Pisahkan darah dengan sel plasma (A sebagai anti B, B sebagai anti A, 0 sebagai anti

AB) (dalam plasma mengandung antibody / serum).

5. Kemudian tambah sel darah dengan NaCl 0,9% sebanyak 5cc lalu centrifuge selama 5

menit dengan kecepatan 3000 rpm.

6. Bilas sebanyak 3 kali dengan cara cairan supernatannya di buang sampai cairan

supernatan bening (bersih).

7. Setelah jernih, buang supernatant hingga yang tersisa hanyalah endapan eritrosit saja.

8. Ambil NaCl 0,9% sebanyak 4,5 ml masukkan ke dalam tabung reaksi.

9. Tambahkan 0,5 endapan RBC ke dalam tabung yang sudah berisi NaCl tersebut.

10. Campur (homogenkan).

11. Kemudian suspensi eritrosit siap dilakukan pengujian.

B. Pengujian sampel

1. Siapkan alat dan bahan

2. Buat area menjadi bagian

3. Pada area berturut – turut diteteskan 1 tetes anti-A, Anti-B, Anti-AB

Page 5: KK1

4. Tambah masing 1 tetes sampel darah

5. Campur dengan ujung lidi dan goyangkan kaca secara melingkar.

6. Perhatikan adanya aglutinasi dalam 2-3 menit secara makroskopik.

Hasil :

Suspensi Anti - A Anti - B Anti AB Anti -D

Sampel 1 aglutinasi Non - aglutinasi Non - aglutinasi aglutinasi

Sampel 2 aglutinasi aglutinasi Non - aglutinasi aglutinasi

Sampel 3 Non - aglutinasi Non - aglutinasi Non - aglutinasi Aglutinasi

Sampel 4 aglutinasi aglutinasi Non - aglutinasi Aglutinasi

Perhitungan : -

Hasil pemeriksaan

1. Sampel 1 = Golongan darah A , Rh +2. Sampel 2 = Golongan darah B, Rh +3. Sampel 3 = Golongan darah AB, Rh +4. Sampel 4 = Golongan darah O, Rh +

Hasil yang tidak dapat diterima

1. Tidak ada control positif dengan negatif

2. Darah lisis

Nilai rujukan :-

Alternatif lain

Metode tabung

Pembahasan

Antingen adalah sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi

antibodi. Antingen biasanya berupa protein atau polisarida, tetapi dapat juga berupa molekul

Page 6: KK1

lainnya, termasuk molekul kecil dipasangkan dengan protein pembawa. Anti gen ini dibagi

menjadi anti gen A dan anti gen B. dimana anti gen A hanya terdapat dan dihasilkan pada

seseorang bergolongan darah A dan O, sedangkan anti gen B hanya terdapat pada seseorang

bergolongan darah B dan O.

Dikatakan bergolongan darah A, karena setelah darah tersebut dicampur dengan serum

alfa (anti A), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel

darah tersebut mengandung aglutinogen A, dan serum darahnya dapat

membuat agglutinin anti-B.

Dikatakan bergolongan darah B, karena setelah darah tersebut dicampur dengan serum

beta (anti B), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel

darah tersebut mengandung aglutinogen B, dan serum darahnya dapat

membuat agglutinin anti-A.

Dikatakan bergolongan darah O, karena tidak mengalami aglutinasi

setelah dicampurkan serum alfa (anti A) maupun serum beta (anti B). Hal ini

dikarenakan di dalam sel darah tersebut tidak mengandung aglutinogen, dan

serum darahnya dapat membuat agglutinin anti-A dan agglutinin anti-B.

Kesimpulan

Sampel 1 = Golongan darah A , Rh +, Sampel 2 = Golongan darah B, Rh +, Sampel 3= Golongan darah AB, Rh + Sampel 4 = Golongan darah O, Rh +

Catatan

Pertemuan ke 1; 10 september 2014 : Pemeriksaan Golongan Darah Metode Slide

Page 7: KK1

Pemeriksaan Golongan Darah Metode Forward Typing

Golongan Darah Forward Typing

Pemeriksaan konfirmasi golongan darah ABO donor dengan forward and backward typing yaitu

pemeriksaan golongan darah dilakukan terhadap sel darah merah dan serumnya secara terpisah.

Selain itu juga dilakukan pemeriksaan terhadap golongan darah Rhesus. Pada tahun 1901, Karl

Kandsteiner mengadakan pemeriksaan terhadap darahnya sendiri dan beberapa orang temannya

dengan memisahkan darah tersebut atas serum dan sel darah, kemudian mencampur setiap sel

darah merah dengan serum-serum tersebut dan atas reaksi aglutinasi maka ditetapkan 3 golongan

darah yaitu A, B, dan O. Pemeriksaan golongan darah ABO dilakukan dengan memisahkan

antara sel dan plasmanya ( forward grouping = sel grouping dan reverse gouping = serum

grouping

Tujuan

Menguji SDM yang diketahui dengan Anti serum yang diketahui

Persiapan pasien

Tidak ada persiapan khusus

Pengumpulan bahan pemeriksaan

Pada orang dewasa vena yang sering diambil darahnya adalah vena dalam fossa cubiti. Untuk

bayi, darah vena dapat diambil dari vena jugularis atau sinusagitalis superior.

Pengolahan bahan pemeriksaan

Darah menggunakan antikoagulan EDTA harus dibolak-balik hingga 5-6 kali agar homogen.

Page 8: KK1

Metode

Menggunakan Metode Forward Typing

Prinsip

Antigen + Antibodi = Aglutinasi

Indikasi klinik

Kepentingan Transfusi darah

Reagensia

1. Anti – A

2. Anti – B

3. Anti – O

4. Anti – D

Standar :-

Kontrol

Pemeriksaan tidak menggunakan standar control

Alat

1. Tabung Sentrifuge

2. Centrifuge

3. Tabung reaksi

4. Rak tabung

5. Pipet tetes

6. Object glass

7. Cover glass

Prosedur kerja

Page 9: KK1

A. Pembuatan suspense eritrosit 10%

1. Siapkan alat dan bahan

2. Ambil darah EDTA

3. Centrifuge darah dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit.

4. Pisahkan darah dengan sel plasma (A sebagai anti B, B sebagai anti A, 0 sebagai anti AB)

(dalam plasma mengandung antibody / serum).

5. Kemudian tambah sel darah dengan NaCl 0,9% sebanyak 5cc lalu centrifuge selama 5

menit dengan kecepatan 3000 rpm.

6. Bilas sebanyak 3 kali dengan cara cairan supernatannya di buang sampai cairan

supernatan bening (bersih).

7. Setelah jernih, buang supernatant hingga yang tersisa hanyalah endapan eritrosit saja.

8. Ambil NaCl 0,9% sebanyak 4,5 ml masukkan ke dalam tabung reaksi.

9. Tambahkan 0,5 endapan RBC ke dalam tabung yang sudah berisi NaCl tersebut.

10. Campur (homogenkan).

11. Kemudian suspensi eritrosit siap dilakukan pengujian.

B. Pengujian sampel

1. Siapkan alat dan bahan

2. Buat area menjadi bagian

3. Pada area berturut – turut diteteskan 1 tetes anti-A, Anti-B, Anti-AB

4. Tambah masing 1 tetes sampel darah

5. Campur dengan ujung lidi dan goyangkan kaca secara melingkar.

6. Perhatikan adanya aglutinasi dalam 2-3 menit secara makroskopik.

Hasil :

Suspensi Anti - A Anti - B Anti AB Anti -D

Sampel 1 aglutinasi Non - aglutinasi Non - aglutinasi aglutinasi

Sampel 2 aglutinasi aglutinasi Non - aglutinasi aglutinasi

Sampel 3 Non - aglutinasi Non - aglutinasi Non - aglutinasi Aglutinasi

Sampel 4 aglutinasi aglutinasi Non - aglutinasi Aglutinasi

Page 10: KK1

Perhitungan : -

Hasil pemeriksaan

1. Sampel 1 = Golongan darah A , Rh +2. Sampel 2 = Golongan darah B, Rh +3. Sampel 3 = Golongan darah AB, Rh +4. Sampel 4 = Golongan darah O, Rh +

Hasil yang tidak dapat diterima

1. Tidak ada control positif dengan negatif

2. Darah lisis

Nilai rujukan :-

Alternatif lain

Metode Backward typing

Pembahasan

Antingen adalah sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi

antibodi. Antingen biasanya berupa protein atau polisarida, tetapi dapat juga berupa molekul

lainnya, termasuk molekul kecil dipasangkan dengan protein pembawa. Anti gen ini dibagi

menjadi anti gen A dan anti gen B. dimana anti gen A hanya terdapat dan dihasilkan pada

seseorang bergolongan darah A dan O, sedangkan anti gen B hanya terdapat pada seseorang

bergolongan darah B dan O.

Dikatakan bergolongan darah A, karena setelah darah tersebut dicampur dengan serum

alfa (anti A), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel

darah tersebut mengandung aglutinogen A, dan serum darahnya dapat

membuat agglutinin anti-B.

Dikatakan bergolongan darah B, karena setelah darah tersebut dicampur dengan serum

beta (anti B), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel

Page 11: KK1

darah tersebut mengandung aglutinogen B, dan serum darahnya dapat

membuat agglutinin anti-A.

Dikatakan bergolongan darah O, karena tidak mengalami aglutinasi

setelah dicampurkan serum alfa (anti A) maupun serum beta (anti B). Hal ini

dikarenakan di dalam sel darah tersebut tidak mengandung aglutinogen, dan

serum darahnya dapat membuat agglutinin anti-A dan agglutinin anti-B.

Kesimpulan

Sampel 1 = Golongan darah A , Rh +, Sampel 2 = Golongan darah B, Rh +, Sampel 3= Golongan darah AB, Rh + Sampel 4 = Golongan darah O, Rh +

Catatan

Pertemuan ke 2; 10 september 2014 : Pemeriksaan Golongan Darah Metode Forward typing

Page 12: KK1

Pemeriksaan Golongan Darah Metode Backward Typing

Golongan Darah Backward Typing

Pemeriksaan konfirmasi golongan darah ABO donor dengan forward and backward typing yaitu

pemeriksaan golongan darah dilakukan terhadap sel darah merah dan serumnya secara terpisah.

Selain itu juga dilakukan pemeriksaan terhadap golongan darah Rhesus. Pada tahun 1901, Karl

Kandsteiner mengadakan pemeriksaan terhadap darahnya sendiri dan beberapa orang temannya

dengan memisahkan darah tersebut atas serum dan sel darah, kemudian mencampur setiap sel

darah merah dengan serum-serum tersebut dan atas reaksi aglutinasi maka ditetapkan 3 golongan

darah yaitu A, B, dan O. Pemeriksaan golongan darah ABO dilakukan dengan memisahkan

antara sel dan plasmanya ( forward grouping = sel grouping dan reverse gouping = serum

grouping

Tujuan

Menguji ada tidaknya antibody A, B, AB dalam serm/plasma dengan jenis SDM yang diketahui .

Persiapan pasien

Tidak ada persiapan khusus

Pengumpulan bahan pemeriksaan

Pada orang dewasa vena yang sering diambil darahnya adalah vena dalam fossa cubiti. Untuk

bayi, darah vena dapat diambil dari vena jugularis atau sinusagitalis superior.

Pengolahan bahan pemeriksaan

Darah menggunakan antikoagulan EDTA harus dibolak-balik hingga 5-6 kali agar homogen.

Metode

Menggunakan Metode Backward Typing

Prinsip

Page 13: KK1

Antigen + Antibodi = Aglutinasi

Indikasi klinik

Kepentingan Transfusi darah

Reagensia

1. Anti – A

2. Anti – B

3. Anti – O

4. Anti – D

Standar :-

Kontrol

Pemeriksaan tidak menggunakan control

Alat

1. Tabung Sentrifuge

2. Centrifuge

3. Tabung reaksi

4. Rak tabung

5. Pipet tetes

6. Object glass

7. Cover glass

Prosedur kerja

A. Pembuatan suspense eritrosit 10%

1. Siapkan alat dan bahan

2. Ambil darah EDTA

3. Centrifuge darah dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit.

Page 14: KK1

4. Pisahkan darah dengan sel plasma (A sebagai anti B, B sebagai anti A, 0 sebagai anti AB)

(dalam plasma mengandung antibody / serum).

5. Kemudian tambah sel darah dengan NaCl 0,9% sebanyak 5cc lalu centrifuge selama 5

menit dengan kecepatan 3000 rpm.

6. Bilas sebanyak 3 kali dengan cara cairan supernatannya di buang sampai cairan

supernatan bening (bersih).

7. Setelah jernih, buang supernatant hingga yang tersisa hanyalah endapan eritrosit saja.

8. Ambil NaCl 0,9% sebanyak 4,5 ml masukkan ke dalam tabung reaksi.

9. Tambahkan 0,5 endapan RBC ke dalam tabung yang sudah berisi NaCl tersebut.

10. Campur (homogenkan).

11. Kemudian suspensi eritrosit siap dilakukan pengujian.

B. Pengujian sampel

1. Siapkan alat dan bahan

2. Buat area menjadi bagian pada objek gelas

3. Pada area berturut – turut diteteskan 1 tetes darah Sel A,Sel B,Sel O

4. Tambah masing 1 tetes serum yang akan diperiksa.

5. Campur dengan ujung lidi dan goyangkan kaca secara melingkar.

6. Perhatikan adanya aglutinasi dalam 2-3 menit secara makroskopik.

Hasil :

Plasma Sel - A Sel – B Sel 0 Anti -D

Sampel 1 Non - aglutinasi Aglutinasi Non - aglutinasi aglutinasi

Sampel 2 aglutinasi Non - aglutinasi Non - aglutinasi aglutinasi

Sampel 3 Non - aglutinasi Non - aglutinasi Non - aglutinasi Aglutinasi

Sampel 4 aglutinasi Aglutinasi Non - aglutinasi Aglutinasi

Perhitungan : -

Hasil pemeriksaan

1. Sampel 1 = Anti – A2. Sampel 2 = Anti – B

Page 15: KK1

3. Sampel 3 = Anti – AB4. Sampel 4 = Anti - O

Hasil yang tidak dapat diterima

1. Tidak ada control positif dengan negative

2. Darah lisis

Nilai rujukan :-

Alternatif lain

Metode Fordward typing

Pembahasan

Antingen adalah sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi

antibodi. Antingen biasanya berupa protein atau polisarida, tetapi dapat juga berupa molekul

lainnya, termasuk molekul kecil dipasangkan dengan protein pembawa. Anti gen ini dibagi

menjadi anti gen A dan anti gen B. dimana anti gen A hanya terdapat dan dihasilkan pada

seseorang bergolongan darah A dan O, sedangkan anti gen B hanya terdapat pada seseorang

bergolongan darah B dan O.

Dikatakan bergolongan darah A, karena setelah darah tersebut dicampur dengan serum

alfa (anti A), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel

darah tersebut mengandung aglutinogen A, dan serum darahnya dapat

membuat agglutinin anti-B.

Dikatakan bergolongan darah B, karena setelah darah tersebut dicampur dengan serum

beta (anti B), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel

darah tersebut mengandung aglutinogen B, dan serum darahnya dapat

membuat agglutinin anti-A.

Dikatakan bergolongan darah O, karena tidak mengalami aglutinasi

setelah dicampurkan serum alfa (anti A) maupun serum beta (anti B). Hal ini

dikarenakan di dalam sel darah tersebut tidak mengandung aglutinogen, dan

serum darahnya dapat membuat agglutinin anti-A dan agglutinin anti-B.

Page 16: KK1

Kesimpulan

Dalam sampel no 1 – 4 secara berurutan merupakan antibody golongan A, B, AB dan O.

Pemeriksaan Golongan Darah Metode Tabung

Golongan Darah

Darah digolongkan kedalam 4 golongan besar, yaitu A, B, AB, dan O. Penggolongan darah

tersebut berdasarkan kandungan aglutinogen dan aglutin di dalam darah. Aglutinogen adalah

protein dalam sel darah merah yang digumpalkan oleh aglutin. Ada dua macam aglutinogen yaiti

aglutinogen A dan B. Aglutin adalah protein di dalam plasma darah yang dapat menggumpalkan

aglutinogen.

    Aglutinin merupakan zat antibody yang terbagi menjadi dua bagian yaitu, aglutinin A dan B.

Aglutinin A disebut juga sebagai serum anti A atau penggumpal aglutinogen A. Aglutinin B

disebut sebagai serum anti B atau penggumpal aglutinogen B. Penggolongan darah sistem ABO

berdasarkan ada tidaknya aglutinogen dan aglutinin:

Golongan Darah Aglutinogen Aglutinin

A A B

B B A

A-B A & B -

O - A & B

Tujuan

Menguji aglutinasi golongan darah berdasarkan tingkatan aglutinasi.

Persiapan pasien

Tidak ada persiapan khusus

Pengumpulan bahan pemeriksaan

Pada orang dewasa vena yang sering diambil darahnya adalah vena dalam fossa cubiti. Untuk

bayi, darah vena dapat diambil dari vena jugularis atau sinusagitalis superior.

Pengolahan bahan pemeriksaan

Page 17: KK1

Darah menggunakan antikoagulan EDTA harus dibolak-balik hingga 5-6 kali agar homogen.

Metode

Menggunakan Metode Tabung

Prinsip

Antigen + Antibodi = Aglutinasi

Indikasi klinik

Kepentingan Transfusi darah

Reagensia

1. Anti – A

2. Anti – B

3. Anti – D

4. NaCl 0,9%

Standar :-

Kontrol

Pemeriksaan tidak menggunakan control

Alat

1. Tabung Sentrifuge

2. Centrifuge

3. Tabung reaksi

4. Rak tabung

5. Pipet tetes

6. Object glass

Prosedur kerja

Page 18: KK1

A. Pembuatan suspense eritrosit 5%

1. Siapkan alat dan bahan

2. Ambil darah EDTA

3. Centrifuge darah dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit.

4. Pisahkan darah dengan sel plasma (A sebagai anti B, B sebagai anti A, 0 sebagai anti AB)

(dalam plasma mengandung antibody / serum).

5. Kemudian tambah sel darah dengan NaCl 0,9% sebanyak 5cc lalu centrifuge selama 5

menit dengan kecepatan 3000 rpm.

6. Bilas sebanyak 3 kali dengan cara cairan supernatannya di buang sampai cairan

supernatan bening (bersih).

7. Setelah jernih, buang supernatant hingga yang tersisa hanyalah endapan eritrosit saja.

8. Ambil NaCl 0,9% sebanyak 9,5 ml masukkan ke dalam tabung reaksi.

9. Tambahkan 0,5 endapan RBC ke dalam tabung yang sudah berisi NaCl tersebut.

10. Campur (homogenkan).

11. Kemudian suspensi eritrosit siap dilakukan pengujian.

A. Pengujian sampel

1. Siapkan alat dan bahan

2. Buat label pada tabung reaksi

3. Pada tabung :

Sel grouping Serum Grouping Autocontrol Rhesus Factor

Anti - AAnti - B Sel A Sel B Sel O

1 tts sel 5%

1 tts sel 5%

2 tts serum (Dn)

2 tts serum (Dn)

2 tts serum (Dn)

2 tts serum (Dn)

1 tts sel 5%(Dn)

1 tts sel 5% (Dn)

1 tts Anti - A

1 tts Anti-B 1 tts sel A 1 tts sel B 1 tts sel O 1 tts sel O

1 tts anti - D

1 tts bovin alb 6%

4. Homogenkan, putar 3000 rpm 15 – 20 detik

5. Perhatikan adanya aglutinasi dalam 2-3 menit secara makroskopik.

Hasil :

Sampel Sel grouping Serum Grouping

Autocontrol Rhesus Factor

1Negatif

( - )Positif ( +)

Positif ( +)

Negatif ( - )

Negatif ( - )

Negatif ( - )

Negatif ( - )

Positif ( +)

Page 19: KK1

2Negatif

( - )Negatif ( - )

Positif ( +)

Positif ( +)

Negatif ( - )

Negatif ( - )

Negatif ( - )

Positif ( +)

3Positif ( +)

Negatif ( - )

Negatif ( - )

Positif ( +)

Negatif ( - )

Negatif ( - )

Negatif ( - )

Positif ( +)

4Positif ( +)

Positif ( +)

Negatif ( - )

Negatif ( - )

Negatif ( - )

Negatif ( - )

Negatif ( - )

Positif ( +)

Perhitungan : -

Hasil pemeriksaan

A. Sel Grouping

1. Sel darah B = Aglutinasi 4+

2. Sel darah O = Aglutinasi 4+

3. Sel darah A = Aglutinasi 4+

4. Sel darah AB = Aglutinasi 4+

B. Serum Grouping

1. Serum darah B = Aglutinasi 4+

2. Serum darah O = Aglutinasi 4+

3. Serum Darah A = Aglutinasi 4+

4. Serum darah AB = Aglutinasi 4+

Hasil yang tidak dapat diterima

1. Tidak ada control positif dengan negative

2. Darah lisis

Nilai rujukan

1. Gumpalan tidak terlihat jelas

2. Ada gumpalan cairan terliha keruh

3. Gumpalan kecil, Cairan jernih

4. Gumpalan besar, cairan jernih

Alternatif lain

Metode tile / plate

Page 20: KK1

Pembahasan

Antigen adalah sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi

antibodi. Antingen biasanya berupa protein atau polisarida, tetapi dapat juga berupa molekul

lainnya, termasuk molekul kecil dipasangkan dengan protein pembawa. Anti gen ini dibagi

menjadi anti gen A dan anti gen B. dimana anti gen A hanya terdapat dan dihasilkan pada

seseorang bergolongan darah A dan O, sedangkan anti gen B hanya terdapat pada seseorang

bergolongan darah B dan O.

Dikatakan bergolongan darah A, karena setelah darah tersebut dicampur dengan serum

alfa (anti A), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel

darah tersebut mengandung aglutinogen A, dan serum darahnya dapat

membuat agglutinin anti-B.

Dikatakan bergolongan darah B, karena setelah darah tersebut dicampur dengan serum

beta (anti B), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel

darah tersebut mengandung aglutinogen B, dan serum darahnya dapat

membuat agglutinin anti-A.

Dikatakan bergolongan darah O, karena tidak mengalami aglutinasi

setelah dicampurkan serum alfa (anti A) maupun serum beta (anti B). Hal ini

dikarenakan di dalam sel darah tersebut tidak mengandung aglutinogen, dan

serum darahnya dapat membuat agglutinin anti-A dan agglutinin anti-B.

Kesimpulan

Dalam sampel no 1 sampai dengan 4 secara berturut turut mengandung sel darah B, O, A, dan

AB.

Catatan

Pertemuan ke 4; 17 september 2014 : Pemeriksaan Golongan Darah Metode Tabung

Page 21: KK1

Pemeriksaan Golongan Darah Metode Tile / Plate

Golongan Darah

Darah digolongkan kedalam 4 golongan besar, yaitu A, B, AB, dan O. Penggolongan darah

tersebut berdasarkan kandungan aglutinogen dan aglutin di dalam darah. Aglutinogen adalah

protein dalam sel darah merah yang digumpalkan oleh aglutin. Ada dua macam aglutinogen yaiti

aglutinogen A dan B. Aglutin adalah protein di dalam plasma darah yang dapat menggumpalkan

aglutinogen.

    Aglutinin merupakan zat antibody yang terbagi menjadi dua bagian yaitu, aglutinin A dan B.

Aglutinin A disebut juga sebagai serum anti A atau penggumpal aglutinogen A. Aglutinin B

disebut sebagai serum anti B atau penggumpal aglutinogen B. Penggolongan darah sistem ABO

berdasarkan ada tidaknya aglutinogen dan aglutinin:

Golongan Darah Aglutinogen Aglutinin

A A B

B B A

A-B A & B -

O - A & B

Tujuan

Menguji aglutinasi golongan darah berdasarkan tingkatan aglutinasi.

Persiapan pasien

Tidak ada persiapan khusus

Pengumpulan bahan pemeriksaan

Page 22: KK1

Pada orang dewasa vena yang sering diambil darahnya adalah vena dalam fossa cubiti. Untuk

bayi,

Pengolahan bahan pemeriksaan

Darah menggunakan antikoagulan EDTA harus dibolak-balik hingga 5-6 kali agar homogen.

Metode

Menggunakan Metode Tabung

Prinsip

Antigen + Antibodi = Aglutinasi

Indikasi klinik

Kepentingan Transfusi darah

Reagensia

1. Anti – A

2. Anti – B

3. Anti – D

Standar :-

Kontrol

Pemeriksaan tidak menggunakan control

Alat

1. Tabung Sentrifuge

2. Centrifuge

3. Tabung reaksi

4. Rak tabung

5. Pipet tetes

Page 23: KK1

6. Object glass

Prosedur kerja

A. Pembuatan suspense eritrosit 5%

1. Siapkan alat dan bahan

2. Ambil darah EDTA

3. Centrifuge darah dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit.

4. Pisahkan darah dengan sel plasma (A sebagai anti B, B sebagai anti A, 0 sebagai anti AB)

(dalam plasma mengandung antibody / serum).

5. Kemudian tambah sel darah dengan NaCl 0,9% sebanyak 5cc lalu centrifuge selama 5

menit dengan kecepatan 3000 rpm.

6. Bilas sebanyak 3 kali dengan cara cairan supernatannya di buang sampai cairan

supernatan bening (bersih).

7. Setelah jernih, buang supernatant hingga yang tersisa hanyalah endapan eritrosit saja.

8. Ambil NaCl 0,9% sebanyak 9,5 ml masukkan ke dalam tabung reaksi.

9. Tambahkan 0,5 endapan RBC ke dalam tabung yang sudah berisi NaCl tersebut.

10. Campur (homogenkan).

11. Kemudian suspensi eritrosit siap dilakukan pengujian.

B. Pengujian sampel

1. Siapkan alat dan bahan

2. Buat label pada tabung reaksi

3. Pada tabung :

atau

Identitas Donor Pasien

Anti - A Anti - B Anti - D

Bovin Albumin 6%

1tts SDM

1 tts SDM

1 tts SDM 1tts SDM

1 tts Anti - A

1 tts Anti - B

1 tts Anti - D 1 tts Bovin Alb

Metode plate

e

Serum X Anti - A Anti - B

RBC - A 5% (+)kontrol pos (-)kontrol negRBC - B 5% (-)kontrol neg (+)kontrol posRBC - X 5% (autokontrol)

Metode Tile

Page 24: KK1

4. Homogenkan

5. Perhatikan adanya aglutinasi dalam 2-3 menit secara makroskopik.

Hasil :

Identitas Donor Pasien

Anti - A Anti - B Anti D

Bovin Albumin

6%Kesimpula

n PemeriksaDicheck

oleh

1(-)

neg (+) pos (+) pos (-) neg A Lydia Septy

2(+) pos (-) neg (+) pos (-) neg B Suster Valen

3(-)

neg (-) neg (+) pos (-) neg O Valen Lydia

4(+) pos (+) pos (+) pos (-) neg AB Septy Suster

Perhitungan : -

Hasil pemeriksaan

Sampel 1 = A

Sampel 2 = B

Sampel 3 = O

Sampel 4 = AB

Hasil yang tidak dapat diterima

1. Tidak ada control positif dengan negative

2. Darah lisis

Nilai rujukan

1. Gumpalan tidak terlihat jelas

2. Ada gumpalan cairan terliha keruh

3. Gumpalan kecil, Cairan jernih

Page 25: KK1

4. Gumpalan besar, cairan jernih

Alternatif lain

Metode tabung

Pembahasan

Antigen adalah sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi

antibodi. Antingen biasanya berupa protein atau polisarida, tetapi dapat juga berupa molekul

lainnya, termasuk molekul kecil dipasangkan dengan protein pembawa. Anti gen ini dibagi

menjadi anti gen A dan anti gen B. dimana anti gen A hanya terdapat dan dihasilkan pada

seseorang bergolongan darah A dan O, sedangkan anti gen B hanya terdapat pada seseorang

bergolongan darah B dan O.

Golongan darah A, karena setelah darah tersebut dicampur dengan serum alfa (anti A),

darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel darah

tersebut mengandung aglutinogen A, dan serum darahnya dapat membuat

agglutinin anti-B.

Golongan darah B, karena setelah darah tersebut dicampur dengan serum beta (anti B),

darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel darah

tersebut mengandung aglutinogen B, dan serum darahnya dapat membuat

agglutinin anti-A.

Golongan darah O, karena tidak mengalami aglutinasi setelah

dicampurkan serum alfa (anti A) maupun serum beta (anti B). Hal ini

dikarenakan di dalam sel darah tersebut tidak mengandung aglutinogen, dan

serum darahnya dapat membuat agglutinin anti-A dan agglutinin anti-B.

Kesimpulan

Dalam sampel no 1 sampai dengan 4 secara berturut turut mengandung sel darah A, B, O, dan

AB.

Catatan

Pertemuan ke 5; 24 september 2014 : Pemeriksaan Golongan Darah Metode Tile / plate

Page 26: KK1

Pemeriksaan Golongan Darah Metode Forward dan Backward Typing

Golongan Darah Forward dan Backward Typing

Pemeriksaan konfirmasi golongan darah ABO donor dengan forward and backward typing yaitu

pemeriksaan golongan darah dilakukan terhadap sel darah merah dan serumnya secara terpisah.

Selain itu juga dilakukan pemeriksaan terhadap golongan darah Rhesus. Pada tahun 1901, Karl

Kandsteiner mengadakan pemeriksaan terhadap darahnya sendiri dan beberapa orang temannya

dengan memisahkan darah tersebut atas serum dan sel darah, kemudian mencampur setiap sel

darah merah dengan serum-serum tersebut dan atas reaksi aglutinasi maka ditetapkan 3 golongan

darah yaitu A, B, dan O. Pemeriksaan golongan darah ABO dilakukan dengan memisahkan

antara sel dan plasmanya ( forward grouping = sel grouping dan reverse gouping = serum

grouping

Tujuan

Menguji ada tidaknya antibody A, B, AB dalam serm/plasma dengan jenis SDM yang

diketahui .

Menguji SDM yang diketahui dengan Anti serum yang diketahui

Persiapan pasien

Tidak ada persiapan khusus

Pengumpulan bahan pemeriksaan

Pada orang dewasa vena yang sering diambil darahnya adalah vena dalam fossa cubiti. Untuk

bayi, darah vena dapat diambil dari vena jugularis atau sinusagitalis superior.

Page 27: KK1

Pengolahan bahan pemeriksaan

Darah menggunakan antikoagulan EDTA harus dibolak-balik hingga 5-6 kali agar homogen.

Metode

Menggunakan Metode forward dan Backward Typing

Prinsip

Antigen + Antibodi = Aglutinasi

Indikasi klinik

Kepentingan Transfusi darah

Reagensia

1. Anti – A

2. Anti – B

3. Anti – O

4. Anti – D

Standar :-

Kontrol

Pemeriksaan tidak menggunakan control

Alat

1. Tabung Sentrifuge

2. Centrifuge

3. Tabung reaksi

4. Rak tabung

5. Pipet tetes

6. Object glass

Page 28: KK1

7. Cover glass

Prosedur kerja

A. Pembuatan suspense eritrosit 10%

1. Siapkan alat dan bahan

2. Ambil darah EDTA

3. Centrifuge darah dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit.

4. Pisahkan darah dengan sel plasma (A sebagai anti B, B sebagai anti A, 0 sebagai anti AB)

(dalam plasma mengandung antibody / serum).

5. Kemudian tambah sel darah dengan NaCl 0,9% sebanyak 5cc lalu centrifuge selama 5

menit dengan kecepatan 3000 rpm.

6. Bilas sebanyak 3 kali dengan cara cairan supernatannya di buang sampai cairan

supernatan bening (bersih).

7. Setelah jernih, buang supernatant hingga yang tersisa hanyalah endapan eritrosit saja.

8. Ambil NaCl 0,9% sebanyak 4,5 ml masukkan ke dalam tabung reaksi.

9. Tambahkan 0,5 endapan RBC ke dalam tabung yang sudah berisi NaCl tersebut.

10. Campur (homogenkan).

11. Kemudian suspensi eritrosit siap dilakukan pengujian.

B. Pengujian sampel

Forward Typing

1. Siapkan alat dan bahan

2. Buat area menjadi bagian pada objek gelas

3. Pada area berturut – turut diteteskan 1 tetes anti - A, Anti - B, Anti - AB

4. Tambah masing 1 tetes sampel darah

5. Campur dengan ujung lidi dan goyangkan kaca secara melingkar.

6. Perhatikan adanya aglutinasi dalam 2-3 menit secara makroskopik.

Backward Typing

1. Siapkan alat dan bahan

2. Buat area menjadi bagian pada objek gelas

3. Pada area berturut – turut diteteskan 1 tetes sel A, Sel – B , Sel O

4. Tambah masing 1 tetes serum.

Page 29: KK1

5. Campur dengan ujung lidi dan goyangkan kaca secara melingkar.

6. Perhatikan adanya aglutinasi dalam 2-3 menit secara makroskopik.

Hasil :

Forward Typing

Suspensi Anti - A Anti - B Anti AB Anti -D

Sampel 1 aglutinasi Non - aglutinasi Non - aglutinasi aglutinasi

Sampel 2 aglutinasi aglutinasi Non - aglutinasi aglutinasi

Sampel 3 Non - aglutinasi Non - aglutinasi Non - aglutinasi Aglutinasi

Sampel 4 aglutinasi aglutinasi Non - aglutinasi Aglutinasi

Backward Typing

Plasma Sel – A Sel - B Sel 0 Anti -D

Sampel 1 Non - aglutinasi aglutinasi Non - aglutinasi aglutinasi

Sampel 2 aglutinasi Non - aglutinasi Non - aglutinasi aglutinasi

Sampel 3 Non - aglutinasi Non - aglutinasi Non - aglutinasi Aglutinasi

Sampel 4 aglutinasi aglutinasi Non - aglutinasi Aglutinasi

Perhitungan : -

Hasil pemeriksaan

Forward typing

Sampel 1 = Golongan darah A , Rh +

Sampel 2 = Golongan darah B, Rh +

Sampel 3 = Golongan darah AB, Rh +

Page 30: KK1

Sampel 4 = Golongan darah O, Rh +

Backward typing

Sampel 1 = Anti – A

Sampel 2 = Anti – B

Sampel 3 = Anti – AB

Sampel 4 = Anti - O

Hasil yang tidak dapat diterima

1. Tidak ada control positif dengan negative

2. Darah lisis

Nilai rujukan :-

Alternatif lain

Metode tabung

Pembahasan

Antingen adalah sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi

antibodi. Antingen biasanya berupa protein atau polisarida, tetapi dapat juga berupa molekul

lainnya, termasuk molekul kecil dipasangkan dengan protein pembawa. Anti gen ini dibagi

menjadi anti gen A dan anti gen B. dimana anti gen A hanya terdapat dan dihasilkan pada

seseorang bergolongan darah A dan O, sedangkan anti gen B hanya terdapat pada seseorang

bergolongan darah B dan O.

Dikatakan bergolongan darah A, karena setelah darah tersebut dicampur dengan serum

alfa (anti A), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel

darah tersebut mengandung aglutinogen A, dan serum darahnya dapat

membuat agglutinin anti-B.

Dikatakan bergolongan darah B, karena setelah darah tersebut dicampur dengan serum

beta (anti B), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel

Page 31: KK1

darah tersebut mengandung aglutinogen B, dan serum darahnya dapat

membuat agglutinin anti-A.

Dikatakan bergolongan darah O, karena tidak mengalami aglutinasi

setelah dicampurkan serum alfa (anti A) maupun serum beta (anti B). Hal ini

dikarenakan di dalam sel darah tersebut tidak mengandung aglutinogen, dan

serum darahnya dapat membuat agglutinin anti-A dan agglutinin anti-B.

Kesimpulan

Dalam sampel no 1 – 4 secara berurutan merupakan antibody golongan A, B, AB dan O dan Sampel 1 = Anti – A, Sampel 2 = Anti – B, Sampel 3 = Anti – AB, Sampel 4 = Anti – O.

Catatan

Pertemuan ke 6; 24 september 2014 : Pemeriksaan Golongan Darah Metode Forward dan

Backward typing

Page 32: KK1

Pemeriksaan Uji Reaksi Silang ( Cross Match )

Uji Reaksi Silang ( Cross Match )

                Pemeriksaan uji silang serasi darah merupakan pemeriksaan utama sebelum

dilakukan tranfusi darah yaitu memeriksa kecocokan antara darah pasien dengan darah donor

sehingga darah yang dikeluarkan dari  UTD benar-benar cocok ( kompatibel ). Adapun metode

uji silang serasi yaitu metode aglutinasi dan metode Crossmatch. Fungsi dari uji silang antara

lain :

1. Mengetahui ada tidaknya reaksi antara darah donor dan pasien sehingga menjamin

kecocokan darah yang akan ditranfusikan bagi pasien.

2. Mendeteksi antibodi yang tidak diharapkan dalam serum pasien yang dapat mengurangi

umur eritrosit donor/ menghancurkan eritrosit donor.

3. Cek akhir uji kecocokan golongan darah ABO.                 

                  Melihat urgensinya permintaan darah bagi seorang pasien maka cross – match dibagi

dalam 3 kategori yaitu :

1. Cross Matching Rutin.

2. Crossmatch Emergency.

3. Crossmatch Persiapan Operasi.

            Bardasarkan mediumnya :

1. Saline

2. Bovine

3. Coomb’s

            Untuk melaksanakan masing-masing crossmatch tersebut, langkah pertama adalah :

Page 33: KK1

1. Memeriksa golongan darah ABO dari resipien dan donor.

2. Memeriksa factor rhesus dari pasien dan darah donor yang akan ditranfusikan dengan cara

yang benar seperti telah diterangkan.

3. Mempersiapkan suspensi sel pasien maupun donornya yang 5%.

Tujuan

Untuk mengetahui kecocokkan gol dara ABO antar donor dan resipien

Mendeteksi adanya antibody komplet (IgM) maupun antibody inkomplet (tipe IgG) dalam

serum resipien yang bereaksi dengan Ag pada SDM donor (Mayor)

Untuk mendeteksi adanya antibody komplet atau inkomplet dalam plasma donor yang akan

bereaksi dengan SDM resipien Minor.

Persiapan pasien

Tidak ada persiapan khusus

Pengumpulan bahan pemeriksaan

Pada orang dewasa vena yang sering diambil darahnya adalah vena dalam fossa cubiti. Untuk

bayi, darah vena dapat diambil dari vena jugularis atau sinusagitalis superior.

Pengolahan bahan pemeriksaan

Darah menggunakan antikoagulan EDTA harus dibolak-balik hingga 5-6 kali agar homogen.

Metode

Menggunakan Metode Reaksi silang

Prinsip

Antibodi + Antigen = Aglutinasi

Indikasi klinik

Kepentingan Transfusi darah

Page 34: KK1

Reagensia

NaCl 0,9%

Standar :-

Kontrol

Pemeriksaan tidak menggunakan standar control

Alat

1. Tabung Sentrifuge

2. Centrifuge

3. Tabung reaksi

4. Rak tabung

5. Pipet tetes

6. Object glass

Prosedur kerja

A. Pembuatan suspense eritrosit 10%

1. Siapkan alat dan bahan

2. Ambil darah EDTA

3. Centrifuge darah dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit.

4. Pisahkan darah dengan sel plasma (A sebagai anti B, B sebagai anti A, 0 sebagai anti

AB) (dalam plasma mengandung antibody / serum).

5. Kemudian tambah sel darah dengan NaCl 0,9% sebanyak 5cc lalu centrifuge selama 5

menit dengan kecepatan 3000 rpm.

6. Bilas sebanyak 3 kali dengan cara cairan supernatannya di buang sampai cairan

supernatan bening (bersih).

7. Setelah jernih, buang supernatant hingga yang tersisa hanyalah endapan eritrosit saja.

8. Ambil NaCl 0,9% sebanyak 4,5 ml masukkan ke dalam tabung reaksi.

9. Tambahkan 0,5 endapan RBC ke dalam tabung yang sudah berisi NaCl tersebut.

10. Campur (homogenkan).

Page 35: KK1

11. Kemudian suspensi eritrosit siap dilakukan pengujian.

B. Pengujian sampel

Fase I

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Isikan

Tabung 1 ( mayor )

Tabung 2 (minor)

control

2 tetes serum resipien

2 tetes serum DN

1 tetes SDM resipien

1 tetes sel donor 5%

1 tetes sel resipien 5%

2 ttes serum resipien

2. Kedua tabung dikocok – kocok lalu diputar 1000 rpm/ 1 menit atau 3400 rpm/ 15 detik.

3. Baca reaksi terhadap hemolisis/ aglutinasi.Hasil :  bila hemolisis dan aglutinasi positif : tidak cocok Bila hemolisis dan aglutinasi negatif : pemeriksaan dilanjutkan di phase III

( point 3 ).Fase II

1. Kedua tabung ditambah 2 tetes Bovin albumin 22%. 2. Lalu kedua tabung diinkubasikan kedalam waterbath suhu 370C selama 15 menit 3. lalu kedua tabung diputar 1000rpm/1 menit atau 3400 rpm/ 15 detik.4. Baca reaksinya terhadap hemolisis/ aglutinasi

Hasil : Bila hemolisis dan aglutinasi positif : tidak cocok. Bila hemolisis dan aglutinasi negatif : pemeriksaan dilanjutkan di phase III

( point 3 ).Fase III

1. Cuci selnya 3 – 4 kali dengan saline dengan cara yang baik pencuciannya 3 kali sudah cukup membuang sisa – sisa globulin yang bebas. ( bila diperlukkan supernatant saline di tets dengan asam sulfosalisil 20%).

2. Tambahkan pada sediment masing – masing 2 tetes Coomb’s serum3. Sentrifuge 1000 rpm/ 1 menit atau 3400 rpm/ 15 detik.4. Baca reaksinya secara mikroskopi

Hasil    : Aglutinasi positif         : tidak cocok ( incompatible ) Aglutinasi Negatif       : cocok ( compatible ). (uji dengan Coomb’s Control Cell)

Tambahkan 1 CCC Sentrifuge 1000 rpm imenit atau 3400 rpm 15 detik Baca hasil

Page 36: KK1

Aglutinasi positif         : reaksi silang valid Aglutinasi Negatif       : reaksi silang invalid , maka reaksi harus diulang.

Hasil :

Golongan darah A ( donor ) dengan Golongan darah A (resipien)

Sampel Fase I Fase II Fase III

Mayor Negatif Negatif Negatif

Minor Negatif Negatif Negatif

Kontrol Negatif Negatif Negatif

Perhitungan : -

Hasil pemeriksaan

Mayor = Negatif

Minor = Negatif

Hasil yang tidak dapat diterima

1. Tidak ada control positif dengan negative

2. Darah lisis

Nilai rujukan :-

Alternatif lain

Metode Coomb’s test

Pembahasan

Pada praktikum teknik crossmatch, dilakukan percobaan dengan menggunakan teknik crosmatch.

Hasil kedua teknik yang telah dipraktekkan menunjukkan hasil yang cocok ( compatible ) yang

ditandai dengan terjadinya hemolisis dan tidak terbentuk aglutinasi pada masing-masing teknik.

Page 37: KK1

Kesimpulan

Donor yang bergolongan darah A dapat mentransfusikan darahnya ke resipien yang bergolongan

darah A karena uji dihasilkan compatible (tidak terjadi aglutinasi)

Catatan

Pertemuan ke 7, 8, 9; 15 oktober 2014 : Pemeriksaan Uji Cocok Serasi (Cross Match)