Post on 07-Mar-2019
Keragaman species dan luasnya wilayah Potensial untuk dikembangkan
Teknologi budidaya yang cukup sederhana , telah dikuasai oleh masyarakat, waktu budidaya relatif singkat 45 hr (bibit 20-25 hr) per siklus panen
Produk olahan yang beragam dlm brbagai aspek kebutuhan manusia
Menyentuh langsung kehidupan masyarakat pesisir Model usaha dapat dilakukan dalam skala usaha kecil
dan menengah (UKM) dan skala industri (budidya & pascapanen)
Penetapan & pengembangan usaha RL ≈ dgn kebijakan pemerintah : Mendorong kesempatan kerja, Pertumbuhan ekonomi, Kesejahteraan masyarakat
MENGAPA BUDIDAYA RUMPUT LAUT ?
2009-20144,780,100 5,376,200 6,847,500 9,415,700 13,020,800 16,891,000 29 353
12 27 38 38 301 Rumput laut 2,574,000 2,672,800 3,504,200 5,100,000 7,500,000 10,000,000 32 3892 Catfish 332,600 495,600 749,000 1,146,000 1,777,000 2,783,000
- Patin 132,600 225,000 383,000 651,000 1,107,000 1,883,000 70 1,420- Lele 200,000 270,600 366,000 495,000 670,000 900,000 35 450
3 Nila 378,300 491,800 639,300 850,000 1,105,000 1,242,900 27 3294 Bandeng 291,300 349,600 419,000 503,400 604,000 700,000 19 2405 Udang 348,100 400,300 460,000 529,000 608,000 699,000 15 201
- Udang windu 123,100 125,300 130,000 139,000 158,000 199,000 10 162- Udang vaname 225,000 275,000 330,000 390,000 450,000 500,000 17 222
6 Mas 254,400 267,100 280,400 300,000 325,000 350,000 7 1387 Gurame 38,500 40,300 42,300 44,400 46,600 48,900 5 1278 Kakap 4,600 5,000 5,500 6,500 7,500 8,500 13 1859 Kerapu 5,300 7,000 9,000 11,000 15,000 20,000 31 37710 Lainnya 553,000 646,700 738,800 925,400 1,032,700 1,038,700 14 188
Satuan : ton
No. Rincian 2010 2011 2012 2013
Proyeksi Produksi Perikanan Budidaya Menurut Komoditas Utama, 2009 - 2014
2014Kenaikan
rata-rata (%)
Jumlah
Kenaikan 2009 ke 2014 (%)
2009*
PETA POTENSI BUDIDAYA RUMPUT LAUT INDONESIA( < 2006)
Nangroe Aceh Darussalam104.000 Ha
Sumatera Utara20.000 Ha
Kepulauan Riau37.635 Ha
Nusa Tenggara Barat22.270 Ha
Bali1.151 Ha
Nusa Tenggara Timur10.086 Ha
Jawa Timur16.420 Ha
Kalimantan Timur15.520 Ha
Sulawesi Utara5.600 Ha
Sulawesi Selatan250.000 Ha
Sulawesi Tengah106.000 Ha
Sulawesi Tenggara83.000 Ha
Gorontalo2.850 Ha
Maluku206.000 Ha
Papua501.000 Ha
Sumber : ASPERLI (2008)
Kappaphycus alvarezii lebih populer dengan namaEucheuma cottonii
Eucheuma denticulatum lebih populer dengan namaEucheuma spinosum
Eucheuma edule lebih populer dengan nama Saccul Gracillaria verrucosa spesies andalan budidaya
tambak air payau
K. alvarezii E. denticulatum E. edule G. verrucosa
Parigi-Sulteng, 16 April 2011
Bibit Hasil Kultur Jaringan
Metode produksi oleh BPPBAP, Maros. Tahun 2010 mulai diperbanyak, 2011 bisa diproduksi massal
KulturJar
Maros Takalar Luwu Bone
Pertumbuhan (G. verrucosa) %Pertumbuhan (K alvarezii) %
24,461,8
Agar (%) 21,2021,47
14,2310,83
16,92-
18,9312,00
-15,11
Gel strength (g/cm2) 850 - - 600 -Viscositas (cps) 150 - - 100 -Rendemen semi refine 28 - - 25 -
Keragaan rumput laut Hasil Kultur Jaringan
Kuljar Lokal
LPH 6,29 % 4,52 %Agar (%) 28, 23 % 23,22 %
Produksi bibit 297 kg 20 btg (140 kg) 84 kg 6 btg (36 kg)
144,75 % 133,33 %
Pertumbuhan Gracillaria sp. di Lappa Kab. Sinjai
Jenis Rumput Laut Gracillaria sp.dan Sebarannya di Indonesia
Gracilaria verrucosa Gracilaria gigas
Jenis yang dominan dibudidayakan di
Indonesia
Spesies Daerah SebaranGracilaria confervoides MenyebarGracilaria crasaa Jawa BaratGracilaria blodgetii Jawa Barat, Jawa Timur, Lombok, Kep. SumbaGracilaria arcuata Jawa Barat, Lombok, Sumbawa, Sumba, P.SawuGracilaria verrucosa Sumbawa Barat, P. Sewu, sulawesi Selatan, Sulawesi
TenggaraGracilaria euchenoides Lampung Selatan, Selatan Jawa, Sulawesi Tenggara,
Maluku Selatan, Maluku TenggaraGracilaria lichenoides TersebarGracilaria gigas TersebarGracilaria taenoides Kep. Riau, Belitung, Bangka, Lampung
Fenotip kultivar G. verrucosa lokasi berbeda di SulSel
Bone Barru Luwu
Maros Pinrang Takalar
Jenis Rumput Laut (kandidat budidaya)(Sulsel)
Caulerpa sp.
Caulerpa lentillifera
Caulerpa recemosa var. macrophysa
A B
Budidaya Caulerpa di tambak
BRPBAP MAROS
Dasar lahan tambak pasir berlumpur s/d lumpur berpasir Sumber air cukup : kuantitas & kualitas sumber air laut & tawar
salinitas optimal Resirkulasi / pergantian air dalam petak tambak mudah dilakukan
saluran yang lancar lahan yang landai < 2o
Perbedaan pasang surut yang cukup (1,5 – 2,5 m) Salinitas air 15 – 28 ppt (opt. 20 – 25 ppt) Suhu air 20 – 28 oCtropis (sangat tergantung wilayah/lokasi) pH air 6-9 (opt. 6,8- 8,2) Kedalaman air dalam tambak dapat mencapai 50 – 80 cm Bebas dari polusi (limbah rumah tangga dan industri) Aksessibilitas tersedia bibit, bahan konstruksi, sarana & prasarana,
transportasi, kontrol/pengawasan/aman, pemasaran hasil produksi. Aspek sosial respon masy sangat menentukan keberhasilan dlm
menerima teknologi bd RL.
Persyaratan Lokasi/Tambak
Konstruksi Tambak
- Konstruksi (tambak baru) terdiri darisaluran pemasukan air (inlet), pintu air, pematang, pelataran, caren, saluran pengeluaran/buangan air (outlet)
- Rekontruksi/perbaikan lahan tambak tambak marginal (kedok teplok, menutup pematang yang bocor)
- Kontruksi harus mempertimbangkan kelancaran sistem resirkulasi air dalam tambak yang efektif pemanfaatan gravitasi untuk pergantian
- Lebar pematang tambak : 2 - 4 mdengan ketinggian 80 – 150 cm (tergantung metode budidaya yang akan dilakukan)
- Pelataran tambak harus bersih dari akar atau sisa vegetasi
Persiapan Tambak
Petak tambak dikeringkan, tanah dasar tambak dijemur sampai keringMembersihkan/memperbaiki saluran air dari kotoran,gulma, dan pendangkalan (kelancaran resirkulasi).Pemberantasan hama / ikan liar dengan saponin ±50 kg/ha sangat tergantung dengan volume airdan tingkat salinitas juga dpt menggunakan jenispengendali hama lainnya (legal) sesuai dengan dosisdan frekwensi yg dianjurkan
Mengisi air sampai kedalaman 10-20 cm Bilasdengan membuang air rendaman dan keringkan 1-2hari
Tambak kemudian diisi air kembali sampaikedalaman 10 cmPemupukan N dan P : 50 kg/ha denganperbandingan 1 : 1 (jumlah pupuk sangat tergantungtingkat kesuburan dan jarak petak tambak daripantai)Tambahkan sampai ketinggian 30 cm tambaksiap ditanami/ditebari bibit RL.
Seleksi bibit yang berkualitas
• Bibit yang memiliki adaptasi yang tinggi ; LPH yang tinggi
• Bibit berumur 20 – 30 hari• Penampilan batang/tallus yang
silindris, bersih,segar, keras, tidak berlendir, tidak berbau amis, dan tidak pucat
• Pilih bibit yang percabangan banyak dan dan tumbuh memusat dari bagian satu bagian pangkal dan menyebar
• Bibit harus harus homogen tidak tercampur dgn jenis yang lain
• Pilih bibit dengan tallus memanjang berkisar 15-30 cm
Introduksi dan Adaptasi Bibit
Pengangkutan bibit harus dilakukan dalam cuaca yang tidak panas (malam, subuh) penebaran pagi hari
Mengadaptasikan bibit (jika bibit diintroduksi dari luar/jauh) dengan kondisi lingk. tambak selama (salinitas) 1- 2jam
Penebaran Bibit1. Metode Tebar Dasar (broadcast
method)
• Metode tebar dengan cara menebar bibit rumput laut secara merata langsung ke dasar pelataran tambak
• Jumlah bibit yang ditebar sebanyak 2,2 ton/ha tambak
• Waktu penebarkan bibit rumput laut pagi hari
• Ketinggian air dipertahankan 30 cm pada 4 minggu pertama
• Ketinggian air dipertahankan 50 cm pada minggu ke 5 sampai panen
2. Metode Tebar Lepas Dasar
Metode ini dilakukan dengan cara menebar bibit rumputlaut (10 – 20 cm) di atas pelataran tambak denganmerentang waring hitam atau anyaman bila bambupatokkayu/bambu.Jumlah bibit yang ditebar maks. 1,5-2 ton / ha mengantisipasi kerusakan tempat budidayaUmumnya metode inisistem polikutur dengan udangwindu (1-4 ek/m) ruang di dasar tambak untuk udangwinduKeuntungan rumput laut bersih & ada produksisampingan (udang)Metode ini hanya dapat dilakukan pada tambak yangmemiliki kedalaman air minimal 60 cm Metode masih terbatas di aplikasikan oleh pembudidaya
3. Metode Tali Panjang (Metode Pancang)
Metode ini dilakukan dengan caramengikat bibit rumput laut pada simpul2 tali kemudian dibentangkan (10 – 20 cm) di bawah permukaan air dalam tambak
Jarak antar rumpun bibit 10 – 20 cm dengan bobot awal 30 - 50 gr
Bibit yang sdh terikat pada talidibentangkan memanjang dari satu sisitambak dengan menikatkan pada patok2 kayu/bambu
Metode budidaya tali panjang dapatdilakukan dgn polikultur udang dan/ataubandeng,
Metode ini juga msh terbatas dilakukanpembudidaya (P. Jawa)
Polikultur• Polikultur rumput laut dengan bandeng
pada lahan 1 ha tambak idealnya digunakan rasio sebagai berikut : 2,2ton bibit rumput laut : 2.500 ekor gelondongan ikan bandeng
• Polikultur rumput laut, bandeng, dan udang pada lahan 1 ha tambak idealnya digunakan rasio sebagai berikut : 3 ton : 1.000 ekor : 5.000 ekor
• Selain Polikultur dengan bandeng dan udang, rumput laut juga dapat dipolikultur dengan komoditas lainnya,seperti rajungan, baronang, nila, maupun kepiting sebagai shelter
Pembesaran dan Perawatan• Pada met. Tebar dasar 4 minggu pertama ketinggian air
dipertahankan 30 cm; dan 50 cm pada minggu ke 5 sampai panen
• Melakukan pembersihan kotoran dan membalik rumput laut
• Mengganti air 75% (sekali dlm 1 minggu) lebih sering pd musim kemrau
• Mengontrol dan membersihkan tanaman pengganggu (lumut &kotoran lain yang pada rumput laut).
• Menjaga kedalaman air min. 60 cm untuk met. Tebar lepas dasar dan min. 80 cm untuk met. Tali panjang
• Jika pertumbuhan rumput laut lambat/kerdil krn tambak kurang subur, pemupukan susulan (20 % dari dosis pupuk awal)
• Setelah umur penanaman 2-5 minggu lakukan pengamatan dan penyebaran bibit yang bergerombol ke tempat yang kosong
• Pertumbuhan dipantau secara periodik > 3%/hari.
Penanggulangan Hama dan Penyakit
Ledakan populasi lumut terjadi pada tambakbudidaya RL merupakan masalah yang paling dominan
Jenis lumut : Enteromorpha sp., Chaetomorphasp., dan Ectocarpus
Penanggulangan dapat dilakukan sec. fisik danbiologi- mengangkat lumut secara manual, - meningkatkan ketinggian air tambak,- Resirkulasi air harian ditingkatkan- polikultur ikan bandeng, budidaya dampingan.
Kerang / teritip sering menempel pada thallus rumput laut di tambak (Limnea glabra sp.)
Panen & Pengeringn
Panen dilakukan 90 hari setelah penanaman awal 60 hari (panen selanjutnya) kuantitas dan kualitasPanen dilakukan pada pagi hari sinar matahariSebelum di jemur bersihkan dr kotoran dan lumput jemur di atas para2, pematang (menggunakan pengalas)Kondisi normal Gracillaria kering dlm 1 – 2 hariSetelah kering dipacking ke dalam karung disimpan di tempat yang tdk lembabUntuk menghindari penurunan mutu segera dijual
KESIMPULAN
1. Secara teknis keberhasilan budidaya sangat ditentukanoleh : pemilihan lokasi tambak & sumber air, persiapantambak, padat penebaran bibit awal, pencegahanhama/penyakit/biofouling, polikultur. Secara non teknissangat dipengaruhi oleh tingkat harga.
2. Perlu pengembangan kebun bibit untuk setiap sentrabudidaya rumput laut dengan penerapan metodeseleksi klon
3. Saran : setiap sentra budidaya rumput laut sebaiknyamemiliki informasi / pemetaan lahan tambak yang cocok untuk budidaya gracillaria
SEAWEED FOR LIFE