Kemenhut _ Sosialisasi SVLK di Padang Prov. Sumbar - Kemitraan

Post on 02-Jul-2015

801 views 3 download

description

SVLK adalah Sistem Verifikasi Legalitas Kayu yang dimandatorikan untuk pelaku bisnis kehutanan dan produk industri kehutanan di Indonesia. Semua produk eksport industri kehutanan akan wajib melampirkan dokumen V-Legal pada tgl. 1 Januari 2015. Utk itu, kebijakan ini perlu disosialisasikan dan dipenuhi oleh pelaku usaha tersebut.

Transcript of Kemenhut _ Sosialisasi SVLK di Padang Prov. Sumbar - Kemitraan

KEMENTERIAN KEHUTANANDirektorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan

Kebijakan

Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK)(Era Baru Kebangkitan Produk Hasil Hutan Indonesia)

SOSIALISASI PERATURAN DAN KEBIJAKAN SVLK DI PROVINSI SUMATERA BARAT

Padang , 23 Januari 2014

Oleh:

Dr. Wilistra Danny

Kepala Sub Direktorat Penilaian Kinerja Industri dan Pemasaran Hasil Hutan

Direktorat Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan

http://silk.dephut.go.id

SEJARAH DAN PERJALANAN

SVLK

Latar Belakang SVLK

Rendahnya

daya saing

produk

Indonesia

Illegal

logging

dan

illegal

trade.Image

pengelolaan

hutan Indonesia

kurang baik.

Trend

legalitas kayu

di

perdagangan

internasional

Bali FLEG

Declaration

2001

4

Kronologi Perkembangan SVLK

Illegal logging dan

illegal trading

Penindakan Hukum Tata Kelola Kehutanan

Tren Kasus Illegal Logging

Tahun 2005 - 2012

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

720

1705

478

220151

98 59 75

Sumber: Dit. PHH (2013)

6

Kerjasama Bilateral

dengan USA, Jepang,

Cina, Inggris dan

Australia

Negosiasi

FLEGT-VPA

Permenhut P.38/2009

Joint-

Statement

FLEGT-VPA

Permenhut P. 68/2011

• Pemberlakuan EUTR

• Penandatanganan

FLEGT-VPA (30 Sept

2013)

• Ratifikasi

2001

2002

2003 - ............ 2009

2007

20

11

20

13

1 Januari

Implementation

of SVLK

Pengembangan dan pelaksanaan SVLK

Permendag 64/2012

terkait ketentuan ekspor

produk industri

kehutanan

20

12

Deklarasi

Bali tentang

FLEG

Pengembangan SVLK

bersama multi

stakeholders

2010

EU TR 995/2010

Shipment

Test

Permenhut P.45/2012

7

Prinsip SVLK

1. Tata Kelola yang lebih baik

(Governance )

2. Keterwakilan

(Representativeness )

3. Transparansi/keterbukaan

(Credibility )

8

PHPL

VLK

VLK

VLK

VLK

INDUSTRIPENGRAJINPEDAGANG EKSPOR

VLK

HA/HT/PEMEGANG HAK PENGELOLAAN (a.l. PERHUTANI)

HTR/HKm/HD

IPK/ILS/HTHR

HUTAN HAK/ TANAH MILIK

1

23

4

5

6

Obyek SVLK

VLK

6 TPT

(P.38/Menhut-II/2009 jis P.68/Menhut-II/2011, P.45/Menhut-II/2012

dan P.42/Menhut-II/2013)

9

Kayu Sitaan

Hutan

Negara

Industri

Primer

Industri

Sekunder &

Barang Jadi

Hutan Hak /

Hutan Milik

Finished

Product

Ekspor

V-Legal

Lingkup SVLK

10

KOMITE

AKREDITASI

NASIONAL (KAN)

Independent

Monitoring (PI)

UNIT

MANAJEMEN

LPPHPL /

LVLKDOKUMEN V-Legal

(FLEGT License)

S - PHPL

S - LK

SERTIFIKAT

AKREDITASI

KEMENTERIAN (Regulator)

KELUHAN

AKREDITASI

AUDITBANDING

KELUHAN

BANDING

SILK

EKSPOR

Skema SVLK

JANGKA WAKTU SERTIFIKASI DAN

PENILIKAN SVLK

-

N

o

Jenis Izin / U.M /

Auditi

Sertifikat Jangka

Serifikasi

(th)

Penilikan

(th/sekali)

Batas

waktu

sertifikasi

1. IUPHHK-

HA/HT/RE dan

Pengelolaan

PHPL 5 1 31-12-

2013

LK 3 1 31-12-2013

2. IUPHHK-

HTR/HKm/HD

LK 3 1 31-12-2013

4 IUIPHHK LK 3 1 31-12-2012

3. Hutan Hak LK 10 2 31-12-2013

4. IUI >500 jt LK 3 1

5. IUI <500 jt LK 6 2

6. TDI LK 6 2

7. Industri

RT/Pengrajin

LK 6 2

8. TPT LK 3 1

12

Daftar LP-PHPLNo. Nama No. Akreditasi

1. PT. Ayamaru Certification LPPHPL-001-IDN

2. PT. Sarbi International Certification LPPHPL-004-IDN

3. PT. SUCOFINDO SBU (SICS) LPPHPL-005-IDN

4. PT. Almasentra Certification LPPHPL-006-IDN

5. PT. Rensa Global Trust LPPHPL-007-IDN

6. PT. Forescitra Sejahtera LPPHPL-009-IDN

7. PT. Mutuagung Lestari LPPHPL-008-IDN

8. PT. Nusa Bakti Mandiri LPPHPL-010-IDN *)

9. PT. Equality Indonesia LPPHPL-013-IDN

10. PT. Multima Krida Cipta LPPHPL-015-IDN

11. PT. TUV International Indonesia LPPHPL-016-IDN

12. PT. Global Resource Sertifikasi LPPHPL-017-IDN

13. PT. Transtra Permada LPPHPL-018-IDN

14. PT. Trustindo Primakarya LPPHPL-019-IDN

*) Akreditasi telah dicabut KAN

13

LVLK (Diakreditasi berdasar ISO/IEC Guide 65)No. N a m a No. Akreditasi

1. PT. BRIK LVLK-001-IDN

2. PT. Sucofindo LVLK-002-IDN

3. PT. Mutuagung Lestari LVLK-003-IDN

4. PT. Mutu Hijau Indonesia LVLK-004-IDN

5. PT. TUV International Indonesia LVLK-005-IDN

6. PT. Equality Indonesia LVLK-006-IDN

7. PT. Sarbi Moerhani Lestari LVLK-007-IDN

8. PT. SGS Indonesia LVLK-008-IDN

9. PT. Transtra Permada LVLK-009-IDN

10. PT. Trustindo Primakarya LVLK-010-IDN

11 PT. Ayamaru LVLK-011-IDN

12.

13.

14.

PT. PCU Indonesia

PT. Global Resource Certificatiion

PT. Scientific Certification System

Indonesia

LVLK-012-IDN

LVLK-013-IDN

LVLK-014-IDN

Lulus

(unit/Ha)

Tidak lulus

(unit/Ha)

Proses

(unit/Ha)

Jumlah

(unit/Ha)

PHPL (HT) 37

(4.004.710)

21

(755.183)

5

(213.165)

63

(4.973.287)

PHPL (HA) 92

(10.475.872)

20

(910.763)

15

(1.147.370)

127

(12.534.005)

PHPL (KPH) 8

(249.227)

- - 8

(249.227)

VLK (HT) 54

(1.460.675)

- - 54

(1.460.675)

VLK (HA) 21

(1.577.235)

2

(80.825)

- 23

(1.658.060)

VLK Hutan

Hak

73

(41.041)

4

(1.500)

3

(4.493)

80

(47.034)

VLK Industri 679 31 187 897

Progress SVLK

(22 Januari 2014)

Keterangan : 17 unit proses Re-Sertifikasi

PERATURAN DAN KEBIJAKAN

Landasan Hukum

UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.

PP No. 6 Tahun 2007 jo. No. 3 tahun 2008 tentang Tata

Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan

Hutan, serta Pemanfaatan Hutan.

Permenhut P.38/Menhut-II/2009 terakhir dirubah dengan

P.42/Menhut-II/2013 tentang Standar dan Pedoman

Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan

Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang izin atau pada

Hutan Hak.

Peraturan Dirjen Bina Usaha Kehutanan No. P.8/VI-

BPPHH/2012 Tentang Standard dan Pedoman

Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan

Produksi Lestari (PHPL) dan Verifikasi Legalitas Kayu

(VLK).

NEGOSIASI FLEGT - VPA

INDONESIA - EU

18

Signing FLEGT-VPA RI –EUBrussels, 30 September 2013

Pengakuan EU terhadap SVLK secara resmi.

Bukti nyata Indonesia memerangi illegal logging dan illegal trading.

Merupakan puncak negosiasi yang intensif selama 6 tahun.

Keberhasilan diplomasi Indonesia.

Mencakup sistem lisensi atas produk kayu yang diekspor dari Indonesia ke 28 negara anggota EU.

SVLK merupakan sistem penjaminan legalitas kayu pertama di dunia yang sejalan dengan asas FLEGT.

Importir di UE tidak perlu melakukan proses uji tuntas (due diligence) atas produk kayu berlisensi FLEGT (Dok V-Legal).

SVLK menjadi benchmark standar legalitas bagi negara lain yang akan melakukan negosiasi VPA dengan EU.

EU dan RI segera memproses ratifikasi.

19

Penandatanganan VPA

Brussel, 30 September 2013

Speech by Precidency

(Mr. Janez Potocnik)

“Perjanjian tersebut memperkuat hubunganantara Indonesia - Uni Eropa . Negosiasi telahdilakukan dengan sangat baik, kooperatif dansemangat konstruktif yang mendefinisikanhubungan tersebut.”

Perjanjian ini merupakan hasil positif yang kitamiliki saat ini di atas meja dan menandaisebuah tonggak baru dan penting

langkah berikutnya adalah kelancaran dankesuksesan implementasi dari perjanjian

Speech by Commission

(Mr. Valentinas Mazuronis)

“Di sisi Uni Eropa pengakuan eksplisit dari lisensikayu FLEGT dalam peraturan kayu Uni Eropamerupakan langkah penting untuk mengakuiupaya mitra FLEGT VPA kami.”

“Perjanjian ini berfungsi sebagai contoh kepadadunia bagaimana perdagangan dan tujuanpembangunan berkelanjutan dapat dibuatkompatibel dan saling memperkuat . “

“Saya juga ingin berterima kasih kehadiranMenteri Kehutanan di Honduras dan saat inisebagai Ketua International Tropical TimberCouncil, saya bertemu dengannya tahun lalu untukpeluncuran FLEGT VPA dengan Honduras. Sayaberharap menyaksikan upacara penanda tanganan

Menteri Kehutanan RI

(Bapak Zulkifli Hasan)

“Merupakan perjanjian pertama di Asia, antara Indonesia dengan Uni Eropa dalam isu masalah lingkungan hidup”.

“FLEGT VPA telah mencakup seluruh wilayah Indonesia tanpa terkecuali, terutama wilayah yang mencakup rentan terhadap pembalakan liar”.

“Pelaksanaan FLEG VPA ini bertujuan untuk memfasilitasi perdagangan kayu legal dengan tetap menjaga kualitas lingkungan”.

“Saat ini lebih dari 20 Juta Ha hutan produksi dan 700 Industri kayu telah diberikan sertifikat legalitas kayu, dan hal ini akan terus berlanjut karena masih ada banyak hutan dan industri kayu yang belum bersertifikat”.

“Kementerian Kehutanan, Kementerian Perdagangan

Perspektif terhadap SVLK

Wakil Menteri Perdagangan, 23/10/2012

“SVLK bukan karena desakan Uni Eropa, tetapi karena

Indonesia ingin menunjukan kepada dunia bahwa

Indonesia negara yang bermartabat dan menggunakan

bahan baku yang legal”.

Menteri Kehutanan, 01/08/2012

“Kita semua sepakat dan satu pemahaman bahwa

PHPL adalah kasta tertinggi dalam pengelolaan hutan,

oleh sebab itu sertifikat PHPL merupakan suatu yang

wajib”

Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia, 01/09/2012

“Kami terus mendorong dan yakin bahwa anggota kami

minimal akan memiliki SVLK pada bulan Juni 2013 dan

PHPL pada 2013”

EKSPOR PRODUK HASIL HUTAN

Customs

Negara Tujuan

Competent

Authority

ETPIK/

ETPIK Non

Produsen

LV-LK

40 HS Code SILKONLINE

LIU-KEMENHUT

PROSES PENERBITAN

Dokumen V-Legal

4

2

6

7

DOKUMEN V-LEGAL

DI PRINT OLEH LVLK

1

5

2

3

IMPORTIR

1

3

1 2 3

MEKANISME EKSPOR PRODUK INDUSTRI KEHUTANAN DENGAN SVLK

26

Merupakan dokumen lisensi ekspor produk

kayu

Berlaku untuk 26 HS-Code pada tanggal 1

Januari 2013, dan total 40 HS-Code pada 1

Januari 2014 (Permendag No. 64/2012)

Diterbitkan oleh LVLK

Diterbitkan untuk setiap invoice, bagi ETPIK

yang telah memiliki S-LK atau melalui

inspeksi bagi yang belum memiliki S-LK.

DOKUMEN V -

Legal

TOTAL DITERBITKAN 78.426

NEGARA TUJUAN 155

NEGARA ANGGOTA UE 27

HS CODE (4 DIGIT) 41

PELABUHAN MUAT 70

PELABUHAN BONGKAR 1.110BERAT (KG) 8.017.482.911

NILAI (USD) 6.075.087.953

PENERBITAN DOKUMEN V-LEGAL

1 Januari - 31 Desember 2013

Nilai Ekspor per Region ( Januari – November 2013)

Amerika Utara

US$ 15,751,831

(0.29%)

Amerika Selatan

US$ : 14,813,665

(0.30%)

Afrika

US$ 93,251,521

(1.70%)

Eropa

US$ 9,740,829

(0.29%)

Asia

US$ : 4,168,776,197

(76.10%)

Oceania

US$ : 251,369,969

(4.59%)

Uni Eropa

US$ : 513,758,669

(9.38%)

Total : US$ 5,477,776,440

Nilai Ekspor Produk Industri Kehutanan Ke 10 Negara

Tujuan Seluruh Dunia Periode Januari – November 2013

(US$)

SAUDI

ARABIA, 177,952,670

3.25%

INDIA, 165,993,177

3.03%

UNITED

KINGDOM, 121,371,769

2.22%

GERMANY,

105,026,794

1.92%

TAIWAN, 194,747,761

3.56%

AUSTRALIA, 212,305,168

3.88%

UNITED STATES OF

AMERICA, 375,921,596

6.86%

REPUBLIC OF

KOREA, 426,339,219

7.78%

JAPAN, 952,846,449

17.39%

CHINA, 1,547,053,912

28.24%

1

76

5

4

3

2

10

8

9

Total : US$ 4,279,558,517 (78.13%)

Nilai Ekspor Produk Industri Kehutanan Ke 10 Negara di Uni Eropa

Periode Januari – November 2013 (US$)

United Kingdom

121,371,769

23.62%

Germany 104,812,664

20.40%

Italy 49,847,941

9.70%

Netherland 81,346,084

15.83 %

Spain 17,441,925

3.39%

Romania

6,487,655

1.26%

Belgium 46,238,593

9.00%

France 28,966,728

5.64%

Greece 13,814,766

2.69%

Poland 8,168,330

1.59%

12

3

4

5 6 7

8

9

10

Total : US 478,496,455.97 (93.14%)

Nilai Ekspor Produk Industri Kehutanan ke “Top 10“

Pelabuhan Bongkar Seluruh Dunia Periode Januari-November 2013

4 pelabuhan :

Nagoya3), Tokyo 6)

, Sakaisenboku 7)

,Osaka8) =

US$ 513,509,655

= 9.37%

4 pelabuhan :

Shanghai 1), Qingdao 2), Lian-

yungang 4) & Dagang 9)

= US$ 931,622,566

= 17.01%

1 pelabuhan :

Gunsan 10)

= US$ 97,672,927

= 1.78%1 pelabuhan :

Kaohsiung 5)

= US 126,472,748

= 2.31%

∑ US$ 5,477,776,440

(1,068 pelabuhan)

Ket : *) = peringkat

Jumlah Eksportir Januari s.d November 2013 Per

ProvinsiProvinsi Jumlah Provinsi Jumlah

Jawa Tengah 209 Kalimantan Selatan 11

Jawa Timur 174 Lampung 9

Sumatera Utara 60 DI Yogyakarta 8

Jawa Barat 54 Nanggroe Aceh Darussalam

4

DKI Jakarta 43 Kalimantan Tengah 2

Banten 39 Kepulauan Riau 2

Bali 29 Papua 2

Kalimantan Timur 19 Sulawesi Tenggara 2

Sulawesi Selatan 15 Sumatera Barat 2

Kalimantan Barat 14 Bengkulu 1

Jambi 13 Gorontalo 1

Riau 13 Kalimantan Utara 1

Sulawesi Tengah 12 Papua Barat 1

Sumatera Selatan 12 Sulawesi Utara 1

Total : 753 Eksportir di 28 provinsi

Jumlah Pelabuhan

Muat

3

1

1

3

6

1 3

1

2

2

32

1

4

Total : 69 Pelabuhan Muat

di 24 Provinsi

9

10

4

41

3

1

1

1

2

PENDAMPINGAN DAN

SERTIFIKASI KELOMPOK

35

Pendampingan – Sertifikasi Kelompok

Permenhut P.38/2009 dan perubahannya

Pasal 7 ayat (5) & (6): pendampingan dan sertifikasi untuk kelp.

pemilik hutan hak, pemegang IUPHHK-HTR/HKm HD, IUIPHHK

< kap 2.000 m3/tahun, TDI, IUI dengan modal investasi s.d.

Rp500juta.- di luar tanah dan bangunan, termasuk IRT/

Pengrajin pada periode pertama dibiayai oleh Kemenhut.

Pasal 4 ayat (5): Pemegang IUIPHHK yang mempunyai

keterkaitan bahan baku dari hutan hak, wajib memfasilitasi

pemilik hutan hak untuk memperoleh SLK

Perdirjen Bina Usaha Kehutanan Nomor P.3/VI-BPPHH/2013

Pedoman Pendampingan Kelompok dalam rangka Kesiapan

Sertifikasi Legalitas Kayu

36

Sertifikasi Kelompok

No Jenis Izin / u.m. Metoda Sertifikasi

1. Hutan Hak / Hutan Rakyat • Mekanisme diatur

dalam Perdirjen BUK

No P.3/VI-BPPHH/2013

tentang Pedoman

Pendampingan

Kelompok dalam

rangka Kesiapan

Sertifikasi Legalitas

Kayu

2. HTR

3. HKm

4. Hutan Desa

5. IUIPHHK kapasitas < 2000 m3/th

6. TDI

7. IUI modal < 500 juta

8. Industri Rumah Tangga / Pengrajin

37

Syarat Usulan Pengajuan Pendampingan

Tergabung dalam kelompok.

Mempunyai dan melampirkan daftar susunan pengurus.

Mempunyai dan melampirkan daftar anggota kelompok

yang memuat informasi.

Jumlah minimal anggota kelompok :

IUIPHHK < 2.000 m3/thn, IUI dgn investasi Rp500jt,

TDI : 10 anggota atau dalam 1 kecamatan.

IRT/Pengrajin : 20 anggota atau dalam 1 kec

Hutan hak : 250 ha atau dalam 1 kabupaten.

IUPHHK-HTR/HKm/HD : 500 ha atau dalam 1 Kab

Tahapan Pendampingan S-LK Kelompok dan Aktor

Pelaku (1)

Invent & Ident

Kelompok

Penetapan

Kelompok

MoU dengan

Pendamping

Pelaksanaan

Pendampingan

Pelaporan

Dinas Kab/Kota berkoordinasi dengan

BPDASPS, BP2HP, Bakorluh, Bapeluh

Usulan pendampingan kpd Dirjen BUK oleh:

•Kadiskab/Kota perindustrian (IUI modal < 500

juta, TDI, IRT/pengrajin),

•Kadis Kab/Kota HUT (Hutan Hak, IUPHHK-

HTR/HKm/HD, IUIPHHK < 2000 m3/th),.

Kepala Dinas Kab/Kota atau LSM dengan

Dir. BPPHH diketahui Dirjen BUK

Pendamping + Pengurus Kelompok

(7 hari setelah pendampingan selesai)

38

39Dokumentasi Data

Pelaksanaan Pendampingan :

Pembentukan Tim

Pengarah

Pembentukan Tim

Pendamping

Sosialisasi SVLK

(SVLK, VLK dan PUHH

dll)

Penguatan dan penyusunan

aturan kelembagaan

Sosialisasi aturan

kelembagaan

Pengumpulan Data dan

Dokumen C&I

SK Kepala Dinas Prov

Tim Pendamping

(jangka waktu

pelaks. 3 bulan

sejak penetapan

Tim Pendamping)

SK Kepala Dinas

kab/Kota

Tim Pengarah:

1.Kadis Provinsi

2.Kadis Kab/Kota

3. Bapeluh

Tim Pendamping:

1. Min. 1 orang untuk 1

kelompok.

2. Dapat berasal dari

Penyuluh, PKSM,

perorangan, LSM,

GANIS kehutanan,

pensiunan.

3. Memahami SVLK,

diutamakan telah ikut

pelatihan

4. Tidak terlibat kegiatan

sertifikasi terkait.

40

Progress Pendampingan dan Sertifikasi

Kelompok HR (2013)

Pendampingan

(kelompok)

Sertifikasi

(kelompok)

MFP 48 47

Kemenhut 48 12

Jumlah 96 59

41

Progress Pendampingan dan Sertifikasi

Kelompok IKM (2013)

Pendampingan

(kelompok)

Proses Sertifikasi

(kelompok)

MFP 30 24

Kemenhut 5 -

Jumlah 35 24

42

Progress Pendampingan dan Sertifikasi

oleh ITTO

Pendampingan oleh ITTO di 3 lokasi :

Kab. Ciamis,

Kab. Temanggung,

Kab. Ponorogo.

Sertifikasi pada 2 lokasi :

Kab. Ponorogo

Kab. Ciamis

43

Progress Usulan Pendampingan (2014)

KabupatenHutan Rakyat

(klpk)IKM

(klpk)Buleleng 1

Lampung Utara 8 3

Bandar Lampung 3

Tanggamus 1

Lampung Timur 3

Temanggung 2

Luwu Utara 2

Tanah Laut 1

Murung Raya 1

Jumlah 21 4

MANFAAT DAN TANTANGAN

SVLK

Manfaat dan Nilai Tambah SLK pd

Kayu Rakyat (1)

Pemerintah mempunyai data Hutan Rakyat yang

aktual

Hutan rakyat tidak menjadi tempat pencucian kayu

illegal (Menjaga kredibilitas SVLK)

Kejelasan penguasaan lahan.

Tertib pengelolaan hutan hak (TUK, dll)

Memberian gambaran tentang potensi ekonomi yang

dimiliki. Pemilik hutan hak dapat menyusun rencana

ekonomi keluarga dengan lebih baik

Hutan rakyat memiliki posisi tawar yang kuat dalam

transaksi nilai jual hasil hutannya kepada industri

Mudah mengakses fasilitasi yang disediakan oleh

pemerintah terkait dengan pembangunan hutan,

misalnya mendapatkan fasilitas dari BLU.

Meningkatkan pendapatan petani, karena petani bisa

langsung berhubungan dengan industri (memotong

rantai pedagang antara)

Kepastian supply bahan baku bagi industri

Masyarakat yang berkelompok dapat dibiayai Kemenhut

Pendampingan dan SLK-nya.

Manfaat dan Nilai Tambah SLK pd

Kayu Rakyat (2)

47

Tantangan SVLK (1)

Membutuhkan biaya yang cukup besar untuk melakukan

proses sertifikasi (Pemerintah menanggung biaya

sertifikasi dan pendampingannya).

Petani hutan harus menyisihkan hasil panen untuk

proses penilikan (surveilence), bila telah menghasilkan.

Keterbatasan masyarakat untuk memenuhi persyaratan

sertifikasi

Perspektif masyarakat tentang untung/rugi ikut SVLK

48

Tantangan SVLK (2)

Menjaga kredibilitas SVLK

Cakupan pelaku usaha yang harus SVLK (S-PHPL dan S-LK)

Negosiasi internasional (komitmen menggunakan kayu legal)

Koordinasi inter kementerian dan Pemda

Pengadaan barang dan jasa oleh pemerintah

Mekanisme impor

Skema sertifikasi lain (voluntary)

Manfaat dan Nilai Tambah SLK

pd IKM dan Furniture(1)

Pemerintah mempunyai data IKM yang aktual

Pemerintah menjamin legalitas produk yang

dihasilkan

Tertib pengelolaan usaha (pencatatan mutasi

kayu, perijinan, dll)

IKM mendapat promosi gratis dari Pemerintah

(UM terdata dan dipublikasikan di SILK)

Pemerintah akan memberikan prioritas

pembinaan/fasilitasi bagi IKM yang telah ber-

SLK (Kemenhut, Kemendag, Kemenperind, dll)

Manfaat dan Nilai Tambah SLK

pd IKM dan Furniture(2)

Pemilik IKM dapat mengetahui riil aset yang dimiliki.

IKM yang berkelompok akan dibiayai untuk

pendampingan dan sertifikasi.

Pendampingan dapat dilakukan oleh Pemerintah atau

Asosiasi.

Peluang pasar lebih tinggi :

oTrend perdagangan dunia yang mempersyaratkan

produk legal dan bersertifikat

o Pasar domestik, khususnya instansi pemerintah terkait

Green Procurement Policy

51

Keberterimaan SVLK di Internasional

Internasion

al

Uraian

EU FLEGT-VPA ditandatangani 30 Sept 2013,

hanya produk ber-SLK yang diterima EU

melalui jalur Green Lane

Australia SVLK akan diakomodasi dalam Illegal Logging

Prohibition Act.

USA SVLK memenuhi prinsip kehati-hatian (due

diligence) pada amandemen Lacey Act.

Jepang SVLK sejalan dengan Green Konyuho,

Korea SVLK diajukan untuk diakui dalam IK-CEPA,

China Telah ada MoU penanganan illegal logging dan

saat ini penjajakan bilateral SVLK

EFTA SVLK diajukan untuk diakui dalam IE – CEPA

Jerman Greenpeace Jerman mengapresiasi SVLK.

52

SVLK telah menjadi komitmen Pemerintah RI

dalam memberantas illegal Logging dan illegal

trading dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

SVLK mendapat apresiasi internasional (VPA telah

ditandatangani) dan kinerja ekspor meningkat.

Pemerintah memfasilitasi pendampingan dan

sertifikasi secara kelompok untuk hutan hak dan

industri kecil.

Perlu dukungan kementerian terkait, Pemerintah

Daerah dan para pihak untuk mempromosikan

produk kayu bersertifikat legal.

Peran aktif dari Asosiasi dan pelaku usaha dalam

mendukung implementasi SVLK sangat diperlukan.

PENUTUP

53

TERIMA KASIH