KEGIATAN INTI

Post on 22-Feb-2016

113 views 0 download

description

KEGIATAN INTI. A.LAHIR DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN HINDU-BUDHA DI INDIA 4. Berbicara tentang lahir dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu- Budha tidak terlepas dari peradaban lembah sungai Indus ( Kota Mohenjodaro dan - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of KEGIATAN INTI

KEGIATAN INTI

A.LAHIR DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN HINDU-BUDHA DI INDIA

4

Berbicara tentang lahir dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Budha tidak terlepas dari peradaban lembah sungai Indus ( Kota Mohenjodaro dan Harappa) dan kebudayaan sungai gangga yang terletak diantara pegunungan Himalaya dan pegunungan Widya - Kedna

AWAL MULA AGAMA DAN BUDAYA HINDU

DRAVIDA(BANGSA ASLI)

ARYA(BANGSA INDO-GERMAN)

PERCAMPURANARYA-DRAVIDAMELAHIRKAN

HINDU

Pendukung kebudayaan lembah sungai Shindu adalah bangsa Dravida (penduduk asli)

Kurang lebih tahun 1500 SM Bangsa Aria yang termasuk bangsa Indo Jerman. memasuki wilayah India dan menguasai bangsa Dravida sehingga terjadi percampuran kebudayaan yang kemudian disebut kebudayaan Hindu Hinduisme

Agama Hindu berkembang di India pada ± tahun 1500 SM.

Sumber ajaran Hindu terdapat dalam kitab sucinya yaitu Weda.

Kitab Weda terdiri atas 4 kitab yaiu :

1. Reg Weda, berisi syair puji-pujian kepada para dewa.2. Sama Weda, berisi nyanyian-nyanyian suci.3. Yajur Weda, berisi mantera-mantera untuk upacara keselamatan.4. Atharwa Weda, berisi doa-doa untuk penyembuhan penyakit.

Dari India, agama Hindu menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia.

Agama Hindu menganut polytheisme (menyembah banyak dewa), diantaranya Trimurti atau “Kesatuan Tiga Dewa Tertinggi” yaitu:

1.Dewa Brahmana, sebagai dewa pencipta.2.Dewa Wisnu, sebagai dewa pemelihara dan

pelindung.3.Dewa Siwa, sebagai dewa perusak.

Menurut agama Hindu masyarakat dibedakan menjadi 4 tingkatan atau kasta yang disebut Caturwarna yaitu:

1.Kasta Brahmana, terdiri dari para pendeta.2.Kasta Ksatria, terdiri dari raja, keluarga raja, dan bangsawan.3.Kasta Waisya, terdiri dari para pedagang, dan buruh menengah.4.Kasta Sudra, terdiri dari para petani, buruh kecil, dan budak.

AGAMA BUDHA

Agama Buddha lahir sebagai reaksi terhadap Agama Hindu (sistem Kasta)

Penciptanya Siddharta Gautama, lebih dikenal sbg. Sang BuddhaSidharta adalah

putra raja Sudhodana dari Kerajaan Kosala

• Sidharta diberikan julukan sebagai : * Orang yang mencapai tujuannya. * Buddha Gautama (0rang yang menerima bodhi (wahyu), atau penerangan * Jina artiya orang yang telah mencapai * kemenangan * Sakyamuni yang berarti orang yang bijaksana keturunan Sakya Gautama.

AWAL MULA AGAMA BUDDHA

AGAMA DAN BUDAYAHINDU

AGAMA BUDHA

ALIRANMAHAYANA

ALIRAN HINAYANA

1.Buddha Hinayana melambangkan ajaran Sang Buddha Gautama sebagai kereta kecil, yang bermakna sifat tertutup. Penganut aliran ini hanya mengejar pembebasan bagi diri sendiri.

• Buddha Mahayana melambangkan ajaran Sang Buddha sebagai kereta besar, yang bermakna sifat terbuka. Penganut aliran

ini tidak hanya mengejar pembebasan bagi diri sendiri tapi juga bagi orang lain.BATAS KELAS XI BAHASA.

• Kitab suci agama Buddha yaitu Tripittaka artinya “Tiga Keranjang” yang ditulis dengan bahasa Poli yaitu :

1.Winayapittaka 2.Sutrantapittaka 3.Abhidarmapittaka

Pemeluk Buddha wajib melaksanakan Tri Dharma atau “Tiga Kebaktian” yaitu:

1.Buddha yaitu berbakti kepada Buddha. 2.Dharma yaitu berbakti kepada ajaran- ajaran Buddha. 3.Sangga yaitu berbakti kepada pemeluk- pemeluk Buddha.

Agama Budha mengajarkan bahwa untuk mencapai nirwana harus mengikuti 8 (delapan) jalan kebenaran atau Astavidha yaitu:

1.Pandangan yang benar. 2.Niat yang benar. 3.Perkataan yang benar. 4.Perbuatan yang benar. 5.Penghidupan yang benar. 6.Usaha yang benar. 7.Perhatian yang benar. 8.Bersemedi yang benar.

INDIKATOR : 2.

TEORI MASUK DAN BERKEMBANGNYA HINDU-BUDDHA DI INDONESIA

Materi Pembelajaran

Proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di

Indonesia

1.Hipotesis Ksatria, diutarakan oleh Prof.Dr.J.L

Moens, C C Berg dan Mookerji mereka berpendapat bahwa yang membawa agama Hindu ke Indonesia adalah kaum ksatria atau golongan prajurit, karena adanya kekacauan politik/peperangan di India abad 4 - 5 M, maka prajurit yang kalah perang terdesak dan menyingkir ke Indonesia, bahkan diduga mendirikan kerajaan di Indonesia.

2.Hipotesis Waisya,

Teori ini diutarakan oleh Dr.N.J.Krom. Ia berpendapat bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum pedagang yang datang untuk berdagang ke Indonesia, bahkan diduga ada yang menetap karena menikah dengan orang Indonesia.

3.Hipotesis Brahmana Teori ini diutarakan oleh J.C.Vanleur berpendapat bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum Brahmana.

Teori ini didasari atas beberapa hal : 1. Hanyalah kaum Brahmana yang bisa membaca kitab wedah karena ditulis dalam bahasa sangsekerta 2. Yang berhak menyebarkan agama adalah kaum brahmana 3. Kedatangan Kaum Brahmana tersebut diduga karena undangan Penguasa/Kepala Suku di Indonesia atau sengaja datang untuk menyebarkan agama Hindu ke Indonesia.

Pada dasarnya ketiga teori tersebut memiliki kelemahan yaitu :

1. golongan ksatria dan waisya tidak mengusai bahasa Sansekerta.

2. Golongan Brahmana walaupun menguasai bahasa Sansekerta tetapi menurut kepercayaan Hindu kolot tidak boleh menyebrangi laut.

Hipotesis Arus Balik

Teori ini dikemukakan oleh FD. K. Bosh. Menurutnya penyebaran budaya India di Indonesia dilakukan oleh orang Indonesia sendiri.

Para cendikiawan Indonesia yang tertarik kepada ajaran agama Hindu-Budha pergi ke India untuk belajar disana.

Setelah kembali ke Indonesia mereka mengajarkan dan menyebarkan ajaran agama tersebut kepada masyarakat.

Pada dasarnya kelima teori tersebut memiliki kelemahan yaitu

1. Golongan ksatria dan waisya tidak menguasai bahasa Sansekerta. 2. Golongan Brahmana walaupun menguasai bahasa Sansekerta tetapi menurut kepercayaan Hindu kolot tidak boleh menyebrangi laut.

Untuk agama Budha dikenal adanya misi penyiar agama yang disebut dengan Dharmaduta, dan diperkirakan abad 2 Masehi agama Budha masuk ke Indonesia

Hal ini dibuktikan dengan adanya penemuan arca Budha yang terbuat dari perunggu diberbagai daerah di Indonesia antara lain Sempaga (Sulsel), Jember (Jatim), Bukit Siguntang (Sumsel).

Dilihat ciri-cirinya, arca tersebut berasal dari langgam Amarawati (India Selatan) dari abad 2 - 5 Masehi.

Dan di samping itu juga ditemukan arca perunggu berlanggam Gandhara (India Utara) di Kota Bangun, Kutai (Kaltim).

Ditemukaan Prasasti mulai dari Kalimantan Tmur, Jawa dan Sumatera. Yang menggunakan Huruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta, Jawa Kuno dan Melayu.

JALUR KEDATANGAN HINDU-BUDHA 1. Jalur Darat 2. Jalur laut 1.Lalur darat Penyebaran pengaruh Hindu-Budha di Indonesia melalui jalur darat mengikuti para pedagang melalui jalan sutra yaitu jalur sutra Utara dan jalur sutra Selatan

• Jalur Sutra Utara membentang dari India ke Tibet terus ke Utara sampai Cina,Korea dan Jepang.

• Jalur Sutra Selatan Membentang dari India Utara menuju Bangladesh ,Myanmar, Thailand,Semenanjung Malaya kemudian berlayar menuju Wilayah Indonesia

2. Jalur Laut• Dilakukan dengan mengikuti rombongan kapal pedagang (India- Cina).

• Rote pelayaran dimulai dari India menuju Myanmar,Thailand,Sem,enanjung Malaya dan berakhir di Indonesia

INDIKATOR 4

Fakta-fakta tentang proses interaksi masyarakat di

berbagai daerah dengan tradisi Hindu- Buddha

PERKEMBANGAN TRADISI HINDU BUDHA DI

INDONESIA

Masuknya pengaruh unsur kebudayaan Hindu-Buddha dari India telah mengubah dan menambah/memperkaya budaya Indonesia dalam beberapa aspek kehidupan.

Hal inlah yang disebut dengan akulturasi

Apakah itu Akulturasi? Banyak para ahli yang memberikan definisi

tentang akulturasi, antara lain menurut pendapat Harsoyo.

• Akulturasi adalah fenomena yang timbul sebagai hasil jika kelompok-kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda bertemu dan mengadakan kontak secara langsung dan terus-menerus; yang kemudian menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan dari salah satu kelompok atau kedua-duanya

• Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa akulturasi sama dengan kontak budaya yaitu bertemunya dua kebudayaan yang berbeda melebur menjadi satu menghasilkan kebudayaan baru tetapi tidak menghilangkan kepribadian/sifat kebudayaan aslinya.

Kebudayaan Hindu-Budha yang masuk di Indonesia tidak diterima begitu saja tetapi di proses dan disesuaikan dengan kondisi masyarakat Indonesia

Hal ini disebabkan karena: 1.Indonesia telah memiliki dasar-dasar kebudayaan yang cukup tinggi sehingga masuknya kebudayaan asing ke Indonesia menambah perbendaharaan kebudayaan Indonesia

2.Kecakapan istimewa yang dimiliki bangsa Indonesia atau local genius untuk menerima unsur-unsur kebudayaan asing dan mengolah unsur-unsur tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. BTS IPS 3 DAN IPA 5

WUJUD AKULTURASI KEBUDAYAAN HINDU-BUDHA DENGAN KEBUDAYAAN INDONESIA

1. BAHASA

Wujud akulturasi dalam bidang bahasa, dapat dilihat dari adanya penggunaan bahasa Sansekerta

Penggunaan bahasa Sansekerta pada awalnya banyak; ditemukan pada prasasti (batu bertulis) peninggalan kerajaan Hindu – Budha pada abad 5 – 7 M, contohnya prasasti Yupa dari Kutai, prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara.

• Dalam perkembangan selanjutnya bahasa Sansekerta di gantikan oleh bahasa Melayu Kuno seperti yang ditemukan pada prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya 7 – 13 M.

Dalam perkembangan selanjutnya bahkan hingga saat ini, bahasa Indonesia memperkaya diri dengan bahasa Sanskerta itu.

Kalimat atau kata-kata bahasa Indonesia yang merupakan hasil serapan dari bahasa Sanskerta, antara lan Pancasila, Dasa Dharma, Kartika, Purnakarya Nugraha, dan sebagainya.

2.Religi/Kepercayaan• Sistem kepercayaan yang berkembang di

Indonesia sebelum agama Hindu-Budha masuk ke Indonesia adalah kepercayaan yang berdasarkan pada Animisme dan Dinamisme.

• Dengan masuknya agama Hindu – Budha ke Indonesia, masyarakat Indonesia mulai menganut/mempercayai agama Hindu-Budha

3. Bidang PemerintahanDengan adanya pengaruh kebudayaan India maka sistem

pemerintahan yang berkembang di Indonesia telah beruba menjadi bentuk kerajaan yang diperintah oleh seorang raja secara turun temurun.

Raja di Indonesia ada yang dipuja sebagai dewa atau dianggap keturunan dewa yang keramat, sehingga rakyat sangat memujanya

Sebagai contoh aadalah R Wijaya Raja Majapahit diwujudkan sebagai (dewa Syiwa dan Wisnu jadi satu).

4. Sistem Pengetahuan / KalenderWujud akulturasi dalam bidang pengetahuan, salah satunya

yaitu perhitungan waktu atau kalender

Perhitungan waktu itu berdasarkan kalender saka (tahun dalam kepercayaan Hindu).

Perbedaan tahun saka dengan tahun masehi adalah 78 tahun

Contoh misalnya tahun saka 654, maka tahun masehinya 654 + 78 = 732 M

Saka, ialah tahun ketika raja Saliwahana (Adji Saka) di Hindustan naik tahta kerajaan. Tahun kenaikan raja itu diperingati tahun 1. Ketika itu tahun masehi kebetulan tahun 78.

Di samping adanya pengetahuan tentang kalender Saka, juga ditemukan perhitungan tahun Saka dengan menggunakan Candrasangkala.

Candrasangkala adalah susunan kalimat atau gambar yang dapat dibaca sebagai angka.

Candrasangkala banyak ditemukan dalam prasasti yang ditemukan di pulau Jawa, dan menggunakan kalimat bahasa Jawa

contohnya yaitu kalimat Sirna ilang kertaning bhumi apabila diartikan sirna = 0, ilang = 0, kertaning = 4 dan bhumi = 1, maka kalimat tersebut diartikan dan belakang sama dengan tahun 1400 saka atau sama dengan 1478 M yang merupakan tahun runtuhnya Majapahit .

5. Peralatan Hidup dan Teknologi/Seni Bangunan

Bangunan-bangunan peninggalan kebudayaan Hindu-Buddha yang masih dapat kita temui dewasa ini adalah bangunan keagamaan yang biasa disebut candi.

Seni bangunan Candi tersebut mengandung unsur budaya India Walaupun demikian candi di Indonesia hanya mengambil unsur teknologi perbuatannya melalui\ dasar-dasar teoritis yang tercantum dalam kitab SILPASASTRA yaitu sebuah kitab pegangan yang memuat berbagai petunjuk untuk melaksanakan pembuatan arca dan bangunan.

Bentuk dasar bangunan candi di Indonesia adalah punden berundak-undak, yang merupakan salah satu peninggalan kebudayaan Megalithikum yang berfungsi sebagai tempat pemujaan.

fungsi candi Hindu di Indonesia adalah untuk pemujaan terhadap roh nenek moyang

Sedangkan fungsi candi di India adalah sebagai tempat pemujaan terhadap dewa

Misalnya candi-candi yang terdapat di kota Benares yang merupakan tempat pemujaan terhadap dewa Syiwa.

• Untuk candi yang bercorak Budha fungsinya sama dengan di India yaitu untuk memuja Dyani Bodhisattwa yang dianggap sebagai perwujudan dewa

• Salah satu Candi Budha terbesar dan terkenal adalah candi Borobudur yang yang merupakan merupakan salah satu dari 7 keajaiban dunia.

• Candi ini merupakan salah satu peninggalan kerajaan Mataram

CANDI BOROBUDUR (JATENG)

KesenianWujud akulturasi dalam bidang kesenian terlihat pada 1. seni rupa, 2. seni sastra 3. seni pertunjukan . wujud akulturasinya dalam seni rupa terlihat dapat

relief yang terdapat pada dinding candi (gambar timbul),

Gambar timbul pada candi tersebut banyak menggambarkan suatu kisah/cerita yang berhubungan dengan ajaran agama Hindu ataupun Budha.

Contoh dapat Anda amati gambar berikut ini

Gambar di atas adalah relief dari candi Borobudur yang menggambarkan Budha sedang digoda oleh Mara yang menari-

nari diiringi gendang.

Relif ini menggambarkan adanya pengaruh kebudayaan asli Indonesia dalam pembuatan candi yaitu relief rumah panggung dan perahu bercadik pada Candi Borobudur.

Dengan demikian terbukti bahwa Indonesia tidak menerima begitu saja budaya India, tetapi selalu berusaha menyesuaikan dengan keadaan dan suasana di Indonesia.

Akulturasi dalam bidang seni dan sastra Kesusastraan Jawa Kuno hadir

pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha.

Secara garis besar kesusastraan Jawa Kuno terbagi menjadi dua, yaitu prosa dan puisi.

Hasil karya para pujangga Jawa banyak diilhami oleh sastra India.

Salah satu contoh hasil karya sastra Jawa Kuno yang merupakan hasil akulturasi budaya lokal dengan budaya Hindu-Buddha adalah Kitab Negarakertagama.

BATAS ULANGAN KELAS XI IPA 6 MASUK LEBARAN.

Thanks for reading

• ULANGAN I KELAS IPA 4

Glosari • Akulturasi: proses pertemuan dan percampuran unsur dua

kebudayaan atau lebih yang berbeda dan menghasilkan kebudayaan baru tanpa menghilangkan ciri khas masing-masing kebudayaan asal.

• Candi: rumah Candika (candikagrha), Candika adalah sebutan untuk Dewi Durga, sakti Siwa yang berhubungan erat dengan kematian. Candi biasanya juga digunakan untuk menyebut keseluruhan bangunan monumental (kraton, pemandian, wihara, stupa) yang berasal dari jaman Hindu.

• Relief: pahatan pada dinding candi.

Latihan Soal

1. Apa yang dimaksud dengan akulturasi?2. Jelaskan bentuk akulturasi budaya lokal

dengan budaya Buddha yang terlihat pada Candi Borobudur!

3. Sebutkan bentuk-bentuk akulturasi budaya lokal dan Hindu-Buddha yang dapat kita jumpai di sekitar kita!

Kunci Jawaban1. Proses pertemuan dan percampuran unsur dua kebudayaan

atau lebih yang berbeda dan menghasilkan kebudayaan baru tanpa menghilangkan ciri khas masing-masing kebudayaan asal.

2. Bentuk susunan candi yang berundak-undak, relief rumah panggung dan perahu bercadik pada candi yang merupakan adopsi dari kebudayaan asli nenek moyang bangsa Indonesia.

3. Seni sastra: a). Tembang Jawa yang disebut macapat, kitab-kitab hasil kesusastraan Jawa Kuno seperti Mahabarata dan Negarakertagama; b). Sistem pemerintahan: pemerintahan dengan sistem kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja.

Tes FormatifIsilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat dari daftar kata yang

tersedia!Dewa Nagari Candikagrha Akulturasi Reinkarnasi1. … adalah proses pertemuan dan percampuran unsur dua kebudayaan

atau lebih yang berbeda dan menghasilkan kebudayaan baru tanpa menghilangkan ciri khas masing-masing kebudayaan asal.

2. Kata candi berasal dari kata…yang artinya rumah Candika.3. Aksara…merupakan pengembangan dari aksara Jawa Kuno (Kawi) yang

mendapat pengaruh dari aksara Pallawa4. Konsep pendeta ratu artinya raja dianggap sebagai…atau titisan dewa.

LEMBAR KEGIATAN SISWA

Nama:Kelas/No.:Hari, Tgl.:

Sebutkan hasil-hasil akulturasi budaya lokal dan Hindu-Buddha yang dapat anda jumpai saat ini dan jelaskan manfaatnya bagi kehidupan masyarakat sekarang!

Hasil-hasil akulturasi Manfaat

Fakta tentang Proses Interaksi Masyarakat

• Indonesia sebagai daerah yang dilalui jalur perdagangan memungkinkan bagi para pedagang India untuk singguh tinggal di kota pelabuhan-pelabuhan di Indonesia guna menunggu musim yang baik.

• Mereka pun melakukan interaksi dengan penduduk setempat di luar hubungan dagang. Masuknya pengaruh budaya dan agama Hindu-Budha di Indonesia dapat dibedakan atas 3 periode sebagai berikut.

• Hal ini terlihat pada peninggalan zaman kerajaaan Jawa Timur seperti Singasari, Kediri, dan Majapahit. Di Jawa Timur lahir aliran Tantrayana yaitu suatu aliran religi yang merupakan sinkretisme antara kepercayaan Indonesia asli dengan agama Hindu-Budha.Raja bukan sekedar pemimpin tetapi merupakan keturunan para dewa. Candi bukan hanya rumah dewa tetapi juga makam leluhur.3. Periode Akhir (Abad XVI-sekarang)

• Pada periode ini, unsur Indonesia lebih kuat dibandingkan dengan periode sebelumnya, sedangkan unsur Hindu-Budha semakin surut karena perkembangan politik ekonomi di India. Di Bali kita dapat melihat bahwa Candi yang menjadi pura tidak hanya untuk memuja dewa. Roh nenek moyang dalam bentuk Meru Sang Hyang Widhi Wasa dalam agama Hindu sebagai manifestasi Ketuhanan Yang Maha Esa. Upacara Ngaben sebagai objek pariwisata dan sastra lebih banyak yang berasal dari Bali bukan lagi dari India.

• . Periode Awal (Abad V-XI M)Pada periode ini, unsur Hindu-Budha lebih kuat dan lebih terasa serta menonjol sedang unsur/ ciri-ciri kebudayaan Indonesia terdesak. Terlihat dengan banyak ditemukannya patung-patung dewa Brahma, Wisnu, Siwa, dan Budha di kerajaan-kerajaan seperti Kutai, Tarumanegara dan Mataram Kuno.

• . Periode Tengah (Abad XI-XVI M)Pada periode ini unsur Hindu-Budha dan Indonesia berimbang. Hal tersebut disebabkan karena unsur Hindu-Budha melemah sedangkan unsur Indonesia kembali menonjol sehingga keberadaan ini menyebabkan munculnya sinkretisme (perpaduan dua atau lebih

aliran).

• AKULTURASIMasuknya budaya Hindu-Budha di Indonesia menyebabkan munculnya Akulturasi. Akulturasi merupakan perpaduan 2 budaya dimana kedua unsur kebudayaan bertemu dapat hidup berdampingan dan saling mengisi serta tidak menghilangkan unsur-unsur asli dari kedua kebudayaan tersebut. Kebudayaan Hindu-Budha yang masuk di Indonesia tidak diterima begitu saja melainkan melalui proses pengolahan dan penyesuaian dengan kondisi kehidupan masyarakat Indonesia tanpa menghilangkan unsur-unsur asli. Hal ini disebabkan karena:

• 1. Masyarakat Indonesia telah memiliki dasar-dasar kebudayaan yang cukup tinggi sehingga masuknya kebudayaan asing ke Indonesia menambah perbendaharaan kebudayaan Indonesia.

2. Kecakapan istimewa yang dimiliki bangsa Indonesia atau local genius merupakan kecakapan suatu bangsa untuk menerima unsur-unsur kebudayaan asing dan mengolah unsur-unsur tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.

• Pengaruh kebudayaan Hindu hanya bersifat melengkapi kebudayaan yang telah ada di Indonesia. Perpaduan budaya Hindu-Budha melahirkan akulturasi yang masih terpelihara sampai sekarang.

• Akulturasi tersebut merupakan hasil dari proses pengolahan kebudayaan asing sesuai dengan kebudayaan Indonesia. Hasil akulturasi tersebut tampak pada.

• Raja Indonesia adalah Kepala suku yang memiliki kelebihan dari rakyat lain

• Ia dihormati karena merupakan Wakil Dewa di Dunia (Kultus Dewa-Raja)

• Bangsa Indonesia mulai mengenal sistem pemerintahan kerajaan dan meninggalkan pemerintahan kepala suku.

Akulturasi tersebut tampak pada.

1.Bidang Sosial Setelah masuknya agama Hindu terjadi perubahan dalam tatanan sosial masyarakat Indonesia. Hal ini tampak dengan dikenalnya pembagian masyarakat atas kasta.

Bidang Pendidikan sebagian masyarakat Indonesia mulai mengenal budaya baca dan tulis.

Bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa digunakan di kalangan pendeta dan bangsawan kerajaan.

menjelang akhir abad 8 Sansekerta menjadi Bahasa Kawi dan akhirnya menjadi Jawa Kuno.

Telah dikenal juga sistem pendidikan berasrama (ashram) dan didirikan sekolah-sekolah khusus untuk mempelajari agama Hindu-Budha.

Sistem pendidikan tersebut kemudian diadaptasi dan dikembangkan sebagai sistem pendidikan yang banyak diterapkan di berbagai kerajaan di Indonesia.

Bukti lain tampak dengan lahirnya banyak karya sastra bermutu tinggi yang merupakan interpretasi kisah-kisah dalam budaya Hindu-Budha. a.l :

1.Empu Sedah dan Panuluh dengan karyanya Bharatayudha 2.Empu Kanwa dengan karyanya Arjuna Wiwaha 3.Empu Dharmaja dengan karyanya Smaradhana 4.Empu Prapanca dengan karyanya Negarakertagama 5.Empu Tantular dengan karyanya Sutasoma.

Kepercayaan Bangsa Indonesia mulai menganut agama

Hindu dan Buddha tanpa meninggalkan kepercayaan aslinya, seperti pemujaan terhadap roh nenek moyang.

Sosial Dalam bidang sosial terjadi perubahan dalam

tata kehidupan masyarakat (sistem kasta)

Seni dan Budaya

Candi merupakan bentuk perwujudan akulturasi budaya bangsa Indonesia dengan India(Hindu-Budha)

Candi merupakan hasil bangunan zaman megalitikum yaitu bangunan punden berundak-undak yang mendapat pengaruh Hindu Budha. Misalnya candi Borobudur

Seni Rupa

Seni rupa tampak patung dan relief. A.l Patung Budha berlanggam Gandara (di Bangun Kutai). Serta patung Budha berlanggam Amarawati di Sikending (Sulawesi Selatan).

Selain patung terdapat pula relief-relief pada dinding candi seperti pada Candi Borobudur ditemukan relief cerita sang Budha serta suasana alam Indonesia

Seni Sastra dan Aksara

Contohnya: Kitab Bharatayudha merupakan gubahan Mahabarata oleh Mpu Sedah dan Panuluh.

Isi ceritanya tentang peperangan selama 18 hari antara Pandawa melawan Kurawa.

Para ahli berpendapat bahwa isi sebenarnya merupakan perebutan kekuasaan dalam keluarga raja-raja Kediri.

Prasasti-prasasti yang ada ditulis dalam bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa.

Bahasa Sansekerta banyak digunakan pada kitab-kitab kuno/Sastra India.

Mengalami akulturasi dengan bahasa Jawa melahirkan bahasa Jawa Kuno dan Bali Kuno.

Di kerajaan Sriwijaya huruf Pallawa berkembang menjadi huruf Nagari.

Teknologi Pengaruh Hindu-Budha terhadap perkembangan teknologi

masyarakat Indonesia terlihat dalam bidang kemaritiman, bangunan dan pertanian.

semakin banyaknya kota-kota pelabuhan, ekspedisi pelayaran dan perdagangan antar negara.

bangsa Indonesia yang awalnya baru dapat membuat sampan sebagai alat transportasi kemudian mulai dapat membuat perahu bercadik.

Dalam bidang pertanian, diperkenalkan sistem irigasidan berkembang dengan pesat. Tampak pada relief candi yang menggambarkan teknologi irigasi pada zaman Majapahit.

Thanks for reading