Post on 21-Jul-2015
Kegiatan Industri dan
Jasa yang Berkelanjutan
Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,
bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi menjadi barang
dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan
rancang bangun dan perekayasaan industri. Proses produksi industri
telah menimbulkan berbagai pencemaran. Pencemaran air, udara,
tanah, dan pembuangan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)
merupakan persoalan yang harus dihadapi oleh komunitas yang tinggal
di sekitar kawasan industri.
Kegiatan produksi memberikan dampak pada pembangunan
berkelanjutan. Hal tersebut terlihat dari pengaruhnya baik secara
internal, maupun eksternal. Pengaruh internal antara lain sebagai
berikut:
1. Masukan (input) bahan baku dalam keadaan alami.
2. Sumber pembangkit tenaga listrik.
3. Proses transformasi.
4. Pembangkit residu dan racun.
Sementara itu, pengaruh eksternal antara lain terlihat pada hal-hal
berikut:
1. Masukan (input) bahan baku industri.
2. Penggunaan produk oleh konsumen.
3. Disposisi akhir dari produk setelah masa pemanfaatannya berakhir.
Pembangunan industri berkelanjutan memerlukan pelestarian lingkungan.
Lingkungan yang lestari sangat dibutuhkan oleh industri sehingga terdapat
hubungan sinergis antara kedua hal seperti udara, hutan, tanah, dan air
untuk sumber bahan baku. Sumber daya lingkungan dapat memastikan
pasokan berkelanjutan dari layanan ini jika keberadaan mereka dilestarikan.
Menurut Daly, ada tiga indikator penting berkaitan dengan tujuan dari
pembangunan berkelanjutan:
1. Tingkat penggunaan SDA terbarukan tidak boleh lebih besar daripada
laju pembaharuan sumber daya.
2. Tingkat penggunaan sumber daya yang tidak terbarukan tidak melebihi
jumlah penggantinya yang dapat diperbaharui.
3. Polusi yang dihasilkan tidak boleh melebihi kapasitas asimilasi
lingkungan.
Dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor: Kep-
51/Menlh/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri
dikatakan bahwa kegiatan industri mempunyai potensi menimbulkan
pencemaran lingkungan hidup. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pengendalian terhadap pembuangan limbah cair dengan menetapkan buku
mutu limbah cair. Baku mutu limbah cair adalah batas maksimum limbah
cair yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan.
Sementara itu, limbah cair adalah limbah dalam wujud cair yang
dihasilkan oleh kegiatan industri yang dibuang ke lingkungan dan
diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan.
Berbeda dengan perusahaan industri, perusahaan jasa sering
mempertanyakan bagaimana mereka dapat berpartisipasi dalam
gerakan berkelanjutan. Ini terjadi karena mereka tidak memiliki
cerobong asap dan mereka mungkin patuh mendaur ulang kertas
mereka. Dampak langsung dari operasi mereka sendiri akan sangat
kecil dibandingkan dengan manufaktur, mereka perlu menghargai
dampak dari kegiatan mereka yang secara tidak langsung
mempengaruhi pembangunan berkelanjutan.
Setiap perusahaan jasa antara lain menempati ruangan kantor,
menggunakan berbagai bentuk transportasi dan mengonsumsi kertas
dan berbagai fasilitas yang lain. Contohnya, hotel dan rumah sakit
mencuci pakaian kator. Restoran memasak makanan. Seniman grafis
mencetak poster. Museum menyelenggarakan pameran.toko ritel
menjual barang-barang. Inilah contoh produk-produk mereka yang
beruhubungan dengan lingkungan. Di sinilah terlihat hubungan
perusahaan jasa dengan pembangunan berkelanjutan.
Terkait dengan hal tersebut, ada tiga hal yang perlu diperhatikan oleh
perusahaan jasa. Ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut:
1. Efek domino layanan yang ditawarkan.
2. Ancaman strategis untuk pelanggan, gambar atau model bisnis.
3. Kesempatan untuk memberikan konstribusi positif.
Terhadap ketiga hal di atas kita dapat melakukan hal-hal berikut:
1. Bersihkan kegiatan anda sendiri dahulu. Biasanya, dampak operasi
anda sendiri akan menjadi sebaguian kecil dari dampak yang anda
miliki di luar organisasi anda. Ada dua alasan yang baik untuk fokus
fulu pada peningkatan kualitas kegiatan anda sendiri, yaitu:
a. Hal ini sering menjadi cara terbaik untuk membantu karywaan
anda memahami apa keberlanjutan.
b. Mungkin ada beberapa tindakan yang akan menghemat uang,
tetapi banyak dari tindakan ini lebih penting untuk nilai simbolis dan
pendidikan mereka daripada untuk nilai keuangan mereka.
2. Bertanggung jawab atas efek domino perbuatan anda. Dampak
terbesar bisnis jasa sering datang bukan dari operasionalnya sendiri,
melainkan dari dampaknya terhadap orang lain.
3. Evaluasi ancaman strategis. Industri asuransi membuat bisnis dari
penilaian risiko yang akurat. Jadi, tidak mengherankan bahwa
mereka adalah industri jasa pertama yang akan mengambil sikap
yang kuat pada perubahan iklim global. Munich Re(perusahaan
reasuransi terbesar di dunia) dan Swiss Re (terbesar kedua) telah
mempelajari masalah ini dengan kekhawatiran.
4. Jelajahi peluang yang muncul. Selain hanya untuk melindungi diri
dar ancaman ini, Asuransi Swiss Re juga memeriksa peluang bisnis
yang potensial. Mereka juga ingin memainkan peran dalam
menengahi kredit karbon.
Berdasarkan keterangan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa
tanggung jawab perusahaan jasa jauh melampaui kertas daur ulang
dan mengurangi penggunaan energi. Ada sejumlah ancaman dan
peluang yang harus dipertimbangkan. Perusahaan jasa harus melihat
melampaui dinding organisasi mereka sendiri. Mereka juga harus
sama-sama meneliti potensi ancaman terhadap citra mereka sendiri
dan kelangsungan hidup dasar pelanggan mereka dan
memperhitungkan perubahan demografis di seluruh dunia.