Post on 14-Aug-2015
Kebutuhan Aktivitas : MobilisasiMayasyanti Dewi Amir.,S.Kp.,M.KesDedi Wahyudi.,S.Kep.,Ns
Definisi kebutuhan aktivitasKebutuhan Aktivitas (Mobilisasi)
adalah suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan kegiatan dengan bebas (kosier,1989).
Sistem Tubuh yang Berperan dalam Kebutuhan Aktivitas
TulangOtot dan TendonLigamenSistem SarafSendi
Kebutuhan MobilitasMobilisasi merupakan
kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah, teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan penting untuk kemandirian (Barbara Kozier, 1995).
Jenis Mobilitas1. Mobilitas Penuh, merupakan
kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh
2. Mobilitas sebagian, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik pada area tubuhnya.
Ex. Hal ini dapat dijumpai pada kasus cidera atau patah tulang dengan pemasangan traksi
3. Mobilitas sebagian temporer, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara.
Ex. adanya dislokasi sendi dan tulang.
4. Mobilitas sebagian permanen, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap.
Ex. terjadinya hemiplegia karena stroke
Faktor yang Mempengaruhi MobilitasLife stylePenyakit/Cidera. Tingkat Energi Usia dan Status Perkembangan
Imobilitas Imobilitas atau imobilisasi
merupakan keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan (aktivitas),
Ex. Pasien yang mengalami trauma tulang belakang, cidera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas, dan sebagainya.
Jenis Imobiliasi
1. Imobilitas fisik, merupakan pembatasan untuk bergerak secara fisik dengan tujuan mencegah terjadinya gangguan komplikasi pergerakan,
Ex. seperti pada pasien hemiplegia yang tidak mampu mempertahankan tekanan di daerah paralisis sehingga tidak dapat mengubah posisi tubuhnya untuk mengubah tekanan.
Imobilitas intelektual, merupakan keadaan dimana mengalami keterbatasan berpikir, seperti pada pasien yang mengalami gangguan otak akibat suatu penyakit.
Imobilitas emosional, yakni keadaan ketika mengalami pembatasan secara emosional karena adanya perubahan secara tiba-tiba dalam menyesuaikan diri. Ex. Stres karena diamputasi.
Imobilitas sosial, yakni keadaan seseorang yang mengalami hambatan dalam berinteraksi karena keadaan penyakitnya sehingga dapat mempengaruhi perannya dalam kehidupan sosial.
Perubahan Sistem Tubuh Akibat Imobilitas
perubahan pada metabolisme tubuh,ketidakseimbangan cairan dan elektrolit,gangguan dalam kebutuhan nutrisi,gangguan fungsi gastrointestinal,Perubahan sistem pernafasan,perubahan kardiovaskuler,perubahan sistem musculoskeletal,perubahan kulit,perubahan eliminasi (buang air besar dan
kecil),danperubahan perilaku.
Perubahan Pada Metabolisme Tubuh
Menyebabkan:- Kecepatan
Metabolisme dalam tubuh
- BMR yang menyebabkan berkurangnya energi u/ perbaikan sel
- Ekskresi urine dan meningkatnya nitrogen
Dampak :- Jumlah metabolisme- Atropi kelenjar dan
katabolisme protein- Ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit- Demineralisasi tulang- Gang. dlm mengubah
zat gizi- Gangguan
Gastrointestinal.
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolitMengakibatkan :- persediaan protein menurun dan
konsentrasi protein serum berkurang shg dpt mengganggu keb. cairan tubuh
- berkurangnya perpindahan cairan dari intravaskuler ke interstisial dapat menyebabkan edema
- demineralisasi tulang akibat menurunnya aktivitas otot
Gangguan Perubahan Gizi
Terjadi disebabkan o/ menurunnya pemasukan protein dan kalori dapat mengkibatkan pengubahan zat-zat makanan pada tingkat sel menurun.
Dimana sel tidak lagi menerima glukosa, asam amino, lemak, dan oksigen dalam jumlah yang cukup untuk melaksanakan aktivitas metabolisme.
Gangguan Fungsi Gastrointestinal
imobilitas dapat menurunkan hasil makanan yang dicerna, shg penurunan jumlah masukan yang cukup dapat menyebabkan keluhan.
Ex. perut kembung, mual dan nyeri lambung yang dapat menyebabkan gangguan proses eliminasi.
Perubahan Sistem PernafasanAkibat imobilitas :kadar hemoglobin menurun,ekspansi paru menurun, dan terjadinya lemah otot yang dapat
menyebabkan proses metabolisme terganggu.
Terjadinya penurunan kadar hemoglobin dapat menyebabkan penurunan aliran oksigen dari alveoli ke jaringan, sehingga menyebabkan anemia.
Perubahan Kardiovaskuler
Perubahan sistem ini akibat imobilitas atl :
Dapat berupa hipotensi ortostatik,
Meningkatnya kerja jantung danTerjadinya pembentukan
trombus.
Perubahan Sistem Muskuloskeletal Gangguan Muskular.
Dampak : menurunnya massa otot. Ditandai dengan ATROPI otot.
Gangguan SkeletalEx. akan mudah terjadi kontraktur sendi dan
osteoporosis. Kontraktur : kondisi yang abnormal dengan kriteria adanya fleksi dan fiksasi yang disebabkan atropi dan memendeknya otot.Osteoporosis terjadi akibat reabsorbsi tulang semakin besar, sehingga menyebabkan jumlah kalsium ke dalam darah menurun dan jumlah kalsium yang di keluarkan melalui urine semakin besar.
Perubahan Sistem IntegumenHal ini terjadi berupa
penurunan elastisitas kulit karena menurunnya sirkulasi darah akibat imobilitas dan terjadinya iskemia serta nekrosis jaringan superficial dengan adanya luka decubitus sebagai akibat tekanan kulit yang kuat dan srikulasi yang menurun ke jaringan.
Perubahan EliminasiEx. penurunan jumlah urine yang mungkin disebabkan kurangnya asupan dan penurunan curah jantung, sehingga aliran darah renal dan urine berkurang.
Perubahan PerilakuPerubahan perilaku sebagai akibat imobilitas antara lain, timbulnya rasa bermusuhan, bingung, cemas, emosional tinggi, depresi, perubahan siklus tidur dan menurunnya koping mekanisme.
Postur Tubuh Postur tubuh (body
alignment) merupakan susunan geometris dari bagian-bagian tubuh yang berhubungan dengan bagian tubuh yang lain. Fungsinya menjaga keseimbangan.
Ex. seperti dalam posisi duduk, berdiri dan berbaring yang benar.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi postur TubuhStatus kesehatanNutrisiEmosiGaya HidupPerilaku dan Nilai
Kebutuhan Mekanika Tubuh dan AmbulasiManusia mempunyai kebutuhan
untuk bergerak agar dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dan melindungi diri dari kecelakaan. Mekanika tubuh adalah usaha koordinasi dari muskuskeletal dan sistem saraf untuk mempertahankan keseimbangan yang tepat.
Prinsip Mekanika TubuhGravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh.Pusat gravitasi, titik yang ada di pertengahan
tubuhGaris gravitasi sbg garis imaginer vertical melalui
pusat gravitasiDasar tumpuan sbg dasar tempat seseorang
dalam posisi istirahat untuk menopang atau menahan tubuh.
Keseimbangan dicapai dg mempertahankan posisi garis gravitasi diantara garis gravitasi dan pusat tumpuan.
Berat atau bobot benda yang akan diangkat akan mempengaruhi mekanika tubuh
Pergerakan Dasar dalam Mekanika Tubuh
Gerakan (ambulating). Gerakan yang mempertahankan keseimbangan tubuh. Contoh: keseimbangan orang saat berdiri dan saat jalan
Menahan (squatting). Dalam melakukan pergantian, posisi menahan selalu berubah. contoh : posisi orang duduk akan berbeda dengan orang jongkok,
Menarik (pulling). Menarik dengan benar akan memudahkan untuk memindahkan benda. dilakukan penarikan.
Mengangkat (lifting). Mengangkat merupakan pergerakan daya tarik.
Memutar (Pivoting) merupakan gerakan untuk memutar anggota tubuh dan bertumpu pada tulang belakang.
Faktor –faktor yang Mempengaruhi Mekanika Tubuh dan PergerakanStatus Kesehatan.NutrisiEmosiSituasi dan KebiasaanGaya HidupPengetahuanTingkat perkembangan tubuh Kesehatan fisikKelemahan neoromuskular dan skeletPekerjaan
Masalah Kebutuhan AktivitasGangguan mobilitas fisikDeficit perawatan diriKoping individu tidak efektifKelelahan
Proses dan Tindakan Asuhan Keperawatan
Asuhan Keperawatan pada Masalah kebutuhan Mobilitas dan Imobilitas
a. Pengkajian Riwayat keperawatan sekarang Riwayat keperawatan penyakit
yang pernah diderita Kemampuan fungsi motorik Kemampuan rentang gerak (ROM) Perubahan intoleransi Aktivitas Kekuatan otot dan gangguan
koordinasi Perubahan psikologis
b. Diagnosis keperawatanGangguan mobilitas fisik akibat trauma tulang
belakang, fraktur, dan lain-lain.Gangguan penurunan curah jantung akibat
imobilitasRisiko cedera (jatuh) akibat orthostatic pneumonia Intoleransi aktivitas akibat menurunnya tonus dan
kekuatan ototSindrom perawatan diri akibat menurunnya
fleksibilitas ototTidak efektifnya pola napas akibat menurunnya
ekspansi paruGangguan pertukaran gas akibat menurunnya
gerakan respirasi
Gangguan eliminasi akibat imobilitasRetensi urin akibat gangguan mobilitas fisikInkontinensia urin akibat gangguan mobilitas
fisikPerubahan nutrisi (kurang dari kebutuhan)
akibat menurunnya nafsu makan (anoreksia) akibat sekresi lambung menurun, penurunan peristaltik usus.
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat kurangnya asupan (intake)
Gangguan Interaksi sosial akibat imobilitasGangguan konsep diri akibat imobilitas
c. Intervensi Keperawatan
Tujuan:Meningkatkan kekuatan, ketahanan
otot dan fleksibilitas tinggiMeningkatkan fungsi kardiovaskulerMeningkatkan fungsi respirasiMeningkatkan fungsi gastrointestinalMeningkatkan fungsi system
perkemihanMemperbaiki gangguan psikologis
d. Tindakan KeperawatanPengaturan posisi tubuh sesuai
kebutuhan pasienFleksi dan Ekstensi Pergelangan
TanganFleksi dan Ekstensi SikuPronasi dan Supinasi Lengan bawahPronasi Fleksi BahuFleksi dan ekstensi jari- jariInfers dan efersi kakiFleksi dan ekstensi lutut
e. EvaluasiEvaluasi yang diharapkan dari hasil
tindakan keperawatan untuk mengatasi gangguan mobilitas adalah sebagai berikut:
Peningkatan fungsi sistem tubuhPeningkatan kekuatan dan ketahanan
ototPeningkatan fleksibilitas sendiPeningkatan fungsi motorik, perasaan
nyaman pada pasien, dan ekspresi pasien menunjukan keceriaan.
Asuhan Keperawatan Pada Masalah Postur Tubuh
Pengkajian Keperawatan
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji postur tubuh, di antaranya:Postur tubuh yang benar pada saat
berbaring,Postur tubuh yang benar pada saat
duduk Postur tubuh yang benar pada saat
berdiri.
b. Diagnosis Keperawatan Nyeri yang berhubungan dengan
posisi duduk, berdiri dan berbaring yang salah akibat pemakaian gips pada daerah ekstremitas, dan lain-lain.
Gangguan mobilitas berhubungan dengan drop foot lutut akibat kontraktur.
Resiko cidera berhubungan dengan gangguan keseimbangan yang disertai kelemahan otot.
c. Intervensi KeperawatanPertahankan postur tubuh yang tepat dengan
pengaturan posisi yang tepat.Perbaiki postur tubuh pada tingkat optimal
dengan melatih duduk, berdiri dan tidur secara optimal.
Kurangi cidera akibat postur tubuh yang tidak tepat dengan membantu pasien melakukan aktivitas sehari-hari.
Kurangi beban otot dengan cara meletakkan alat dengan dekat dengan pasien dan bantu kegiatan yang menimbulkan beban berat.
Cegah komplikasi akibat postur tubuh yang tidak tepat.
d. EvaluasiEvaluasi yang diharapkan dari
hasil tindakan keperawatan untuk mengatasi gangguan postur tubuh adalah:
a. tidak terjadi perubahan atau kesalahan dalam postur tubuhdan
b. pasien mampuberaktivitas dengan mudah serta tidak merasakan kelemahan.
Asuhan Keperawatan Pada Masalah Mekanika Tubuh dan Ambulasi
a. PengkajianMenilai kemampuan dan
keterbatasan dalam bergerak dengan cara :
Bangkit dari posisi berbaring ke posisi duduk
Kemudian bangkit dari kursi ke posisi berdiri
Menilai gaya berjalan
b. Diagnosis KeperawatanGangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan adanya kelemahan akibat spasme otot dan tulang pada extremitas, nyeri akibat peradangan sendi, penggunaan alat Bantu dalam waktu yang lama.
Risiko cedera berhubungan dengan adanya paralysis, gaya berjalan tidak stabil, penggunaan tongkat yang tidak benar
Kurang perawatan diri b.d kelemahan fisik secara umum
c. Intervensi KeperawatanMemperbaiki penggunaan
mekanika tubuh pada saat melakukan aktifitas
Memulihkan dan memperbaiki ambulasi
Mencegah terjadinya cedera akibat jatuh
d. Tindakan KeperawatanLatihan ambulasiDuduk diatas tempat tidurTurun dan berdiriMembantu berjalan
e. Evaluasi Melihat kembali perkembangan
kesembuhan klienHasil yang diharapkan dari masalah
mekanika tubuh pada klien tidak dapat dilihat dalam beberapa hari
Perawatan mekanika tubuh dan ambulasi klien harus sering kali dilakukan.
Perawat mengantisipasi kebutuhan untuk mengubah intervensi selama evaluasi
SELAMAT BELAJAR.SEMOGA SUKSES…