Keberadaan Gunung Berapi Rahmat Atau Ancaman1

Post on 05-Nov-2015

215 views 0 download

description

makalah

Transcript of Keberadaan Gunung Berapi Rahmat Atau Ancaman1

Keberadaan gunung berapi rahmat atau ancaman

KEBERADAAN GUNUNG BERAPI RAHMAT ATAU ANCAMAN Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki gunung berapi, di samping Jepang, New Zealand, Italia, Hawai, dan filipina. Biasanya, gunung dapat diartikan setiap tempat yang lebih tinggi daripada sekelilingnya. Akan tetapi, tidak berlaku umum karena pengertian lebih tinggi sangat relatif adanya. Di daerah Merauke (Irian Jaya) gunung yang dijumpai hanya beberapa puluh meter saja dari permukaan tanah, demikian pula halnya di Kalimantan Selatan, Riau, dan beberapa tempat lain yang berupa dataran rendah.

Tidak semua tempat yang tinggi dinamakan gunung, karena pengertian gunung harus memenuhi kriteria tinggi dan proses terbentuknya. Keberadaan gunung berapi di permukaan bumi selama ini masih dianggap sebagai ancaman bagi masyarakat di sekitarnya. Beribu-ribu orang meninggal dunia, ternak mati dan beribu-ribu hektar kebun dan sawah ladang hancur akibat letusan gunung berapi, namun apakah betul demikian?.

Pada hari kamis (3 Februari 1993) dini hari pukul 03.50 WIB telah terjadi suatu peristiwa alam, ketika Gunung Semeru sebagai gunung tertinggi di Pulau Jawa memuntahkan lavanya. Menurut laporan Pos Vulkanologi (Surya, 4 Februari 1994) material yang dimuntahkan mencapai volume sekitar 4 juta meter kubik volume yang relatif kecil daripada kapasitas letusan maksimum Gunung Semeru. Harian Surya telah melaporkan daftar kerugian materi maupun korban yang jatuh. Untuk sementara waktu, kerugian yang dilaporkan korban jiwa 2 orang, beberapa orang hilang, beberapa luka bakar, 75 hektar lahan pertanian rusak, beberapa rumah rusak, dan sebagainya.

Semua itu merupakan berita yang mencekam, menakutkan, sekaligus memprihatinkan bagi pemerintah maupun masyarakat banyak. Kita semua beranggapan bahwa peristiwa itu merupakan kutukan, murka atau laknat dari Tuhan kepada manusia. Anggapan itu muncul karena kita telah melihat adanya korban jiwa berjatuhan serta kerugian materi yang diakibatkan.

Bagi pakar tanah, letusan gunung mempunyai arti khusus, yakni sebagai kajian yang sangat menarik untuk menambah wawasan ilmu Tuhan. Material letusan gunung berapi merupakan bahan yang kaya akan unsur pupuk (P, K, Ca dan Mg) sehingga kemampuan tanah dalam menunjang pertumbuhan tanaman menjadi lebih lama (umur tanah menjadi lebih lama).

Berdasarkan hasil analisis Direktorat Vulkanologi (1979) terhadap material letusan Gunung Semeru dikonversikan dengan nilai setara (ekuivalen) pupuk dan dihitung berdasarkan harga persatuan pupuk pada saat itu, maka dapat disimpulkan bahwa dalam 4 juta meter kubik material letusan Gunung Semeru telah memberikan sumbangan bagi masyarakat sekitar Rp 415 miliar lebih.

Berdasarkan analisa tersebut, bagaimanakah sikap kita terhadap peristiwa tersebut? Malapetaka atau justru rahmat dari tuhan? Jika kita hubungkan dengan firman Allah; "barang siapa yang pandai bersyukur terhadap nikmatKU senantiasa akan selalu KUtambah rezekinya, tetapi jika engkau kufur akan nikmatKU, sesungguhnya siksaku sangat pedih". Setelah memahami firman Allah tersebut, sebagai seorang muslim kita dituntut untuk segera mengambil sikap terhadap peristiwa alam tersebut. Sikap yang ditawarkan hanya ada dua macam, yaitu bersyukur (bila peristiwa dianggap sebagai rahmat) atau kufur (jika peristiwa dianggap sebagai ancaman/malapetaka).

Jika dibandingkan dengan kondisi tanah yang jauh dari pengaruh aktivitas gunung berapi maka barulah kita lebih mantap dan yakin bahwa daerah sekitar gunung mempunyai kesuburan tanah yang sangat tinggi. Tanah-tanah yang tidak pernah mendapatkan material gunung berapi adalah daerah yang berada pada radius 100 hingga 150km dari letak gunung, pada umumnya berupa tanah-tanah kurang produktif. Di Indonesia daerah semacam itu terletak di beberapa provinsi, antara lain Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah Bagian Selatan.

Belajar dari peristiwa alam tersebut, maka setiap peristiwa alam lainnya seperti tanah longsor, gempa bumi, banjir, petir/halilintar, gerhana matahari, angin puyuh, badai dan beberapa peristiwa alam lainnya hendaknya jangan dipandang sebelah mata. Semua ciptaan Allah senantiasa ada manfaatnya di balik kesengsaraan, hanya manusia berilmu dan pandai berpikir yang dapat merasakan nikmat Allah Yang Maha Pencipta.