kawasan pengembangan

Post on 22-Jul-2015

276 views 1 download

Transcript of kawasan pengembangan

aa1

123


Pendahuluan Teknologi Pendidikan memiliki lima kawasan, yaitu; perencanaan,

pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian. Setiap kawasan tersebut memiliki teori yang mendukung dan sub kawasannya. Dalam bahasan ini akan dibahas tentang sub kawasan pengembangan. Dimana pada kawasan pengembangan untuk penelitiannya terfokus pada multimedia pembelajaran, desain teks dan grafis, pembelajaran berbasis web dan pembelajaran jarak jauh. Pengembangan Pengembangan adalah proses penterjemahan spesifikasi rancangan ke dalam bentuk fisik. Jika pada kawasan desain, bentuk hasil penelitian lebih banyak pada kawasan ide dan model, maka kawasan pengembangan akan lebih terkonsentrasi pada wilayah pengembangan media, metode dan pengelolaan kelas. Kawasan ini mencakup banyak variasi teknologi yang digunakan dalam pembelajaran yang timbul karena dorongan teori dan desain. Dan atas kesadaran terhadap kemampuan menanggapi tuntutan penilaian formatif dan praktek pemanfaatan serta kebutuhan pengelolaan. Namun demikian, kawasan pengembangan tidak hanya terdiri dari perangkat keras pembelajaran, seperti pengembangan media yang secara unum dapat dikategorikan sebagai perangkat pembelajaran yang berupa hardware melainkan juga mencakup perangkat lunak seperti bahan-bahan visual dan audio serta program atau paket yang merupakan bagian dari masing-masingnya. Ada keterkaitan antara teknologi dan teori dalam kawasan pengembangan ini untuk desain pesan dan strategi pembelajaran yang digunakan. Hal ini dapat dijelaskan dengan adanya pesan yang didorong oleh isi, strategi pembelajaran yang didorong oleh teori dan manifestasi fisik dari teknologi seperti perangkat keras, perangkat lunak dan bahan pembelajaran. Manisfestasi inilah yang merupakan tenaga penggerak kawasan pengembangan. Berangkat dari asumsi tersebut, dapat merumuskan dan menjelaskan berbagai jenis media pembelajaran dan karakteristiknya. Namun ini bukan menjadi langkah untuk mengkategorikan tetapi sebagai langkah elaborasi dari karakteristik prinsip-prinsip teori dan desain yang dimanfaatkan oleh teknologi.

Kawasan pengembangan mencakup fungsi-fungsi desain, produksi dan penyampaian. Maka suatu bahan dapat didesain dengan menggunakan satu jenis teknologi, diproduksi dengan menggunakan yang lain dan disampaikan dengan cara yang lain lagi. Meski ada perpaduan seperti itu, tetap akan ada yang namanya tumpang tindih antara sesuatu yang baru dengan yang lama. Namun dalam era digital sekarang ini sangat dimungkinkan untuk saling mengintegrasikan teknologi lama dan baru sehingga dapat saling menguntungkan. Dari satu teknologi ke teknologi lainnya, itu akan selalu ada pengembangan. Pada kawasan pengembangan ini, berakar pada produksi media. Menurut Barbara Seel ada empat kategorisari dalam kawasan pengembangan, yaitu: Teknologi cetak Teknologi cetak adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan seperi buku-buku dan bahan visual yang statis, terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Teknologi cetak dikembangkan berdasarkan ketentuan teoritis dan strategi pembelajaran lain. Secara khusus teknologi cetak mempunyai karakteristik sebagai berikut: Teks dibaca secara linear sedangkan visual direkam menurut ruang Keduanya biasanya memberikan komunikasi saru arah yang pasif Keduanya berbentuk visual statis Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip linguistik dan perseprsi visual Keduanya berpusat pada pebelajar Informasi dapat diorganisasikan dan distrukturkan kembali oleh pemakai Teknologi audiovisual Teknologi audiovisual merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan

dengan menggunakan peralatan mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesanpesan audio dan visual. Karakteristik teknologi audiovisual diantaranya adalah: Bersifat linear Menampilkan visual yang dinamis Secara khas digunakan menurut cara yang sebelumnya telah ditentukan oleh desainer Cenderung merupakan bentuk representasi fisik dari gagasan yang riil dan abstrak Dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip psikologi tingkah laku dan kognitif Sering berpusat pada guru, kurang memerhatikan interaktivitas belajar pebelejar Teknologi berbasis komputer Teknologi berbasis komputer merupakan cara-cara memproduksi dan

menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada mikroprosesor Karakteristik teknologi berbasis komputer adalah: Digunakan secara acak atau tidak berurutan, disamping secara linear Dapat digunakan sesuai dengan keinginan pebelajar maupun menurut cara yang dirancang oleh desainer Gagasan-gagasan biasanya diungkapkan secara abstrak dengan menggunakan kata, simbol dan grafis Prinsip-prinsip ilmu kognitif diterapkan selama pengembangan Belajar dapat berpusat pada pebelajar dengan tingkat interaktifitas yang tinggi Teknologi terpadu Teknologi terpadu merupakan cara untuk memproduksi dan menyampaikan bahan

dengan memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan komputer. Pembelajaran menggunakan teknologi terpadu memiliki karakteristik sebagai berikut: Dapat digunakan secara acak atau tidak berurutan disamping secara linear Dapat digunakan sesuai dengan keinginan pebelajar, di samping menurut cara seperti yang dirancang oleh pengembangnya Gagasan-gagasan sering disajikan secara realistik dalam konteks pengalaman pebelajar dan dibawah kendali pebelajar Prinsip-prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam

mengembangkan dan pemanfaatan bahan pembelajaran Belajar dipusatkan dan diorganisasikan menurut pengetahuan kognitif sehingga pengetahuan terbentuk pada saat digunakan Bahan belajar menunjukkan interaktifitas pebelajar yang tinggi Sifat bahan yang mengintegrasikan kata-kata dan tamsil dari banyak sumber media Proses pengembangan pembelajaran tergantung pada prosedur desain, akan tetapi prinsip-prinsip utamanya diturunkan dari hakikat komunikasi dan proses belajar. Pengembangan bukan saja dipengaruhi oleh teori komunikasi tetapi juga oleh teori pemrosesan visual dan oditori, berpikir visual dan estetika. Jadi teori yang sangat berguna dalam pengembangan adalah teori berfikir visual. Karena unsur-unsur visual digunakan untuk membuat pertanyaan visual yang memberikan dampak besar terhadap proses belajar orang disemua usia. Sedangkan penelitian dan teori yang mempengaruhi subkategori dari kawasan pengembangan adalah penelitian pendukung yang cenderung bersifat pengembangan, seperti halnya penelitian yang dilakukan sebagai bagian dari penilaian sumatif dan formatif. Dan serangkaian teknik telah bermunculan dan disempurnakan sebagai akibat adanya penelitian tersebut.

Pada era perkembangan teknologi komputer, teknik-teknik baru muncul akibat dari hasil penelitian pengembangan dan kreatifitas si pemakai. Sebagian besar prinsipprinsip yang mengacu pada teknologi yang lebih baru berakar pada penelitian dan teori terdahulu yang banyak terkait dengan teknologi audiovisual tradisional. Pada saat terjadi kelangkaan kerangka teoritis yang jelas mengenai penelitian media, peranan media pembelajaran telah menjadi hal yang sangat penting di bidang ini. Bertahuntahun sejumlah peneliti melakukan eksperimen yang dikenal dengan studi perbandingan media yang mencoba untuk mendemonstrasikan efektifitas suatu media dibandingkan dengan media yang lain. Penelitian seperti ini telah memacu perbaikanperbaikan dengan proses pemilihan media, termasuk validitas penggunaan teknologi.

Kebutuhan Dasar Pebelajar dalam Pengembangan Dalam melakukan pengembangan perlu memperhatikan dan memahami kebutuhan psikologi dasar pebelajar. Hal ini berkaitan dengan bagaimana memahami keuntungan dari penggunaan yang tepat antara guru yang kreatif dan keadaan kelas yang selalu relatif berubah. Satu pendekatan yang dapat dilakukan dalam memahami pebelajar yang tidak produktif di kelas dengan merespon pebelajar yang tidak memiliki kebutuhan dasar terhadap lingkungan yang belum menentukan sikap seorang pebelajar. Menurut beberapa pakar, kebutuhan dasar pebelajar dapat

dikelompokkan menjadi beberapa kebutuhan. Dapat dilihat pada tabel berikut ini: No. 1 2 3 4 Brendtro at al (1990) Belonging Mastery Independence Generosity Coopersmith (1979) Significance Competence Power Virtue Kohn (1993) Collaboration Content Choice Glasser (1990) Love Fun Power/freedom Survival

*Vernos F. Jones dan Louise S. Jones (1998:40)

Ada tiga metode dasar dalam menemukan kebutuhan personal pebelajar menurut Vernos F. Jones dan Louise S. Jones (1998:58). Yang pertama, pendidik bisa menyelidiki teori apa dan melakukan penelitian dalam kontek si pendidik dan pebelajar yang hasilnya mengatakan tentang kebutuhan dasar yang dimaksud. Metode kedua dapat dilakukan dengan cara pengaturan sekolah dan mengundang pebelajar untuk mengatakan apa yang mereka butuhkan untuk mencapai belajar yang lebih baik. Dan metode yang ketiga adalah dengan melakukan observasi. Dengan memonitor bagaimana sikap pebelajar dan pengajar dalam situasi yang bervariasi. Fokus pengembangan Dalam lima kawasan Teknologi Pendidikan, bagian pengembangan memiliki arah pengembangan pada penelitian terhadap : multimedia pembelajaran, desain teks dan grafis, pembelajaran berbasis web belajar jarak jauh. Menurut Barbara Seel, penelitian pengembangan itu merupakan penginterpretasian dari software maupun hardware pembelajaran. Maka sebenarnya empat wilayah di atas dapat digolongkan menjadi dua. Yaitu multimedia pembelajaran dan desain teks-grafis merupakan pengembangan berbentuk fisik dan pembelajaran berbasis web dan pembelajaran jarak jauh sebagai hasil penelitian berbentuk nonfisik. Dari dua golongan hasil penelitian pengembangan tersebut, maka kita akan melihat kecenderungan dari dua pendekatan metodologi penelitian yang digunakan. Yaitu metodologi kuantitatif dan kualitatif. Perkembangan penelitian di wilayah Teknologi pendidikan, seperti yang diungkapkan oleh Barbara Seel, terjadi pergeseran paradigma dari paradigma kuantitatif ke kualitatif. Menurut Barbara Seel, awal penelitian lebih terfokus pada penelitian kuantitatif. Hal itu terjadi karena perkembangan Teknologi Pendidikan tidak terlepas dari perkembangan penggunaan teknologi yang pada masa itu hanya dapat diukur dengan angka-angka. Seperti pengaruh penggunaan radio pada tentara Amerika di perang dunia ke II.

Kemudian pada perkembangannya, ketika sampai kepada ranah Teknologi Pendidikan, yang pada awalnya hanya membahas tentang media pembelajaran kepada wilayah disiplin ilmu dan profesi maka penelitian di bidang Teknologi Pendidikan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Salah satu bentuk perkembangan itu adalah bergesernya paradigma penelitian dari paradigma penelitian kuantitatif ke penelitian kualitatif. Menjadi penting untuk diingat bahwa penelitian kuantitatif tidak serta merta menjadi tidak sah untuk dilakukan, tetapi hanya ketertarikan saja yang bergeser. Menurut James P. Shaver (1991 56) penelitian kualilatif adalah penelitian yang berdasarkan pada kondisi kekinian yang didapatkan dari observasi-observasi. Penelitian kuantitatif itu harus dialamatkan pada pertanyaan atau menjawab pertanyaan apa yang terjadi pada saat ini dan di sini. Dari pertanyaan penelitian yang disebutkan pada James P. Shaver maka seorang peneliti yang akan melakukan penelitian dalam bidang pengembangan akan memulai penelitiannya pada observasi untuk mendapatkan jawaban awal terhadap pertanyaan tersebut. Maka disinilah dibutuhkan kejelian seorang peneliti. Seperti penelitian pada pengembangan metode pengajaran. Jadi sebelum memasuki tempat penelitian, peneliti harus memiliki perspektif sendiri tentang keadaan standar atau idealnya bagaimana pelaksanaan seharusnya. Dari perspektif itu, baru si peneliti dapat mengembangkan sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi dari keadaan yang sedang berlangsung. Hal itu berdasarkan pada teori belajar yang mendasari penelitiannya. Kebanyakan model penelitian pengembangan ini sangat berkaitan erat dengan pengelolaan kelas dalam proses pembelajaran. Menurut Vernon (1998:5) manajemen kelas sangat bergantung kepada aspek guru dan metode-motode yang digunakan oleh gurunya. Juga Vernon mengatakan (1998:236) bahwa Good and Brophy telah menulis bahwa guru yang memberikan waktu kepada siswa dan waktu untuk menerangkan tentang hubungan, aturan-aturan dalam proses pembelajaran diyakini telah memberikan atau membuat investasi yang bijaksana. Secara sedeharna, Good dan Brophi menyatakan bahawa pengelolaan pengeloaan kelas mestinya harus memberikan waktu lebih bnayak untuk siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran. Seperti diperkuat oleh Brophi dan Evertson tiga tahun

kemudian bahwa harus ada pembedaan yang jelas antara penggunaan waktu yang efektif dan perilaku yang proaktif. Beranjak dari pendapat tersebut, maka seorang peneliti pengembangan akan memberikan perhatian khusus pada aspek perilaku siswa yang terjadi di dalam kelas. Oleh karena pada penelitian kualitatif instrument utamanya adalah peneliti maka menjadi wajib hukumnya bagi peneliti untuk mengetahui latarbelakang siswa. Baik latar belakang siswa secara individu dan latar belakang siswa secara sosial. Berdasarkan latarbelakang tersebut, peneliti bisa mendapatkan kesimpulan awal terhadap apa yang sedang terjadi. Dari hal itu pun akan diketahui apa yang dibutuhkan. Dan peneliti memiliki asumsi awal tentang permasalahan yang sedang terjadi. Seperti contoh penelitian pengembangan berikut, seorang guru menerapkan metode pembelajaran cooperative learning pada suatu kelas. Idealnya kelas cooperative learning adalah kelas yang aktif dan kelas yang sibuk dengan kegiatan-kegiatan siswa. Sedangkan guru mestinya hanya berada pada posisi fasilitator. Namun yang terjadi adalah pada observasi awal terlihat suasana kelas yang cenderung monoton dan tidak bergairah. Dari fenomena itu peneliti akan melakukan observasi mendalam pada poin-poin berikut: Area kelas Area sekolah Aktifitas kelas Aktifitas grup dan Proses-proses prosedur yang lain. Vernon (1998:247). Seluruh kondisi real yang terjadi akan disandingkan dengan kondisi standar dari cooperative learning. Tinggal peneliti menyusun alat pengumpul data penelitian berdasarkan kondisi awal dan kondisi ideal yang dituntut cooperative learning. Maka penelitian tersebut akan menghasil pengembangan metode cooperative learning yang disesuaikan dengan kondisi kelas dan kondisi sekolah. Kesimpulan Kawasan pengembangan merupakan sub kawasan dari ranah Teknologi Pendidikan. Dalam penelitian pengembangan, ada empat kategorisasi pengembangan.

Yaitu teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berbasis komputer dan teknologi terpadu. Arah pengembangannya diarahkan pada multimedia pembelajaran, design teks dan grafis, pembelajaran berbasis web dan pembelajaran jarak jauh. Pada pelaksanaan pengembangan perlu dilakukan penelitian awal sebagai dasar untuk melakukan analisis kebutuhan. Melihat latar belakang siswa secara individu dan secara sosial, yang akan mendasari pengembangan yang akan dilakukan. Dan juga menganalisis kebutuhan dasar siswa yang dapat dilakukan dengan tiga cara. 1) menyelidiki teori apa dan melakukan penelitian dalam kontek si pendidik dan pebelajar. 2) dilakukan dengan cara pengaturan sekolah dan mengundang pebelajar untuk mengatakan apa yang mereka butuhkan 3) dengan melakukan observasi, dengan memonitor bagaimana sikap pebelajar dan pengajar dalam situasi yang bervariasi.

KAWASAN PENGEMBANGANMAKALAHMata Kuliah Metode Penelitian Teknologi Pendidikan Dosen Pembimbing Dr. Indrati Kusumaningrum, M. Pd.

ULFIA RAHMI AZRUL

1103886 1103947

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012

PROGRAM PASCA SARJANA