PENGEMBANGAN KAWASAN BERIKAT HORTIKULTURA

14
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Bea dan Cukai PENGEMBANGAN KAWASAN BERIKAT HORTIKULTURA Untuk peningkatan Ekspor dan Ekonomi Daerah

Transcript of PENGEMBANGAN KAWASAN BERIKAT HORTIKULTURA

Page 1: PENGEMBANGAN KAWASAN BERIKAT HORTIKULTURA

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI

Direktorat Jenderal

Bea dan Cukai

PENGEMBANGAN KAWASAN BERIKAT HORTIKULTURA

Untuk peningkatan Ekspor dan Ekonomi Daerah

Page 2: PENGEMBANGAN KAWASAN BERIKAT HORTIKULTURA

PEMBAHASAN

01

02

03

04

Fasilitas Kawasan Berikat Secara

Umum

Konsep Subkontrak Umum di KB

Subkontrak KB Hortikultura

E-GROWER dan Kesejahteraan

Petani

Page 3: PENGEMBANGAN KAWASAN BERIKAT HORTIKULTURA

• Bahan Baku

(Pupuk, dll)

• Bahan Penolong

(Saprodi Petani:

Brongsong, dll)

• Barang Modal

• Peralatan

Perkantoran

• Bahan Bakar*

FASILITAS KAWASAN BERIKAT (REBRANDING)

Perusahaan Industri

(Pengolahan / Budidaya

Flora Fauna)

Kawasan Industri /

Kawasan Budidaya

Asal: Tujuan:

Impor Ekspor

Lokal Lokal

TPB Lain, KEK TPB Lain, KEK

• Industri Manufaktur Ekspor /

Lokal

• 1371 Jumlah KB seluruh

Indonesia

Contoh hasil produksi KB:

• Pengolahan: Adidas, Nike,

Victoria Secret, Barbie, dll

• Flora Fauna: Sun Pride,

Budidaya Udang (CPP, BMI),

dll

Fasilitas Fiskal

Kawasan Berikat Objek Fasilitas

Resume

Arus Barang

• Bea Masuk ditangguhkan

• Cukai dibebaskan

• PPh Pasal 22 Impor tidak dipungut

• PPN & PPNBM Impor tidak dipungut

• PPN tidak dipungut (Barang asal lokal)

Otomasi dan Kemudahan di KB

1. Pemberitahuan pabean terotomasi

2. Izin secara Online 3H + 1 Jam

3. One Size Doesn’t Fit All

4. KB Hortikultura

5. KB Mandiri

6. Pengawasan Berbasis IT Inventory dan

CCTV Online

7. Kemudahan Subkontrak

8. Ekspor langsung dari KB penerima subkon

terakhir

Page 4: PENGEMBANGAN KAWASAN BERIKAT HORTIKULTURA

KONSEP SUBKONTRAK UMUM DI KBKetentuan pengeluaran sementara ke TLDDP untuk subkontrak:

Dilakukan berdasarkan perjanjian subkontrak

Batas waktu persetujuan kepala kantor sesuai batas waktu perjanjian subkontrak

Pemeriksaan awal dan akhir harus dilakukan oleh Pengusaha KB/PDKB pemberi subkontrak

Perusahaan di TLDDP penerima subkontrak dapat menambahkan barang untuk kepentingan pengerjaan subkontrak

Pengusaha KB atau PDKB dapat meminjamkan Barang Modal kepada penerima subkontrak

Dibuatkan dok pemberitahuan pada saat masuk KB

Page 5: PENGEMBANGAN KAWASAN BERIKAT HORTIKULTURA

SUBKONTRAK KB HORTIKULTURA

A

B

Kebijakan Subkontrak KB Hortikultura

Kawasan Berikat Holtikultura (KB Budidaya Flora dan Fauna) dapat

mensubkontrakkan kegiatan budidaya kepada Petani/Nelayan di

TLDDP yang hasilnya 100% harus diserahkan kepada Kawasan

Berikat asal

Kemudahan KB Hortikultura

Program kemitraan perusahaan Kawasan Berikat dengan

para Petani/Nelayan melalui subkontrak budidaya flora

dan fauna

Fasilitas

CREATE SHARE VALUE (CSV)

Page 6: PENGEMBANGAN KAWASAN BERIKAT HORTIKULTURA

E-GROWER dan Kesejahteraan Petani

Page 7: PENGEMBANGAN KAWASAN BERIKAT HORTIKULTURA

Tahapan Implementasi Lahan Subkontrak Hortikultura

Bussiness Feasibility Study (Bussiness Plan):

1. Survey Lokasi (untuk mengetahui Kesuburan tanah, Kelayakan

akses jalan, Akses pemasaran, Akses Air, Lingkungan Sosial dll)

Untuk tahap awal Pemda cukup mengirimkan titik koordinat ke Tim

PT GGP

2. Bussiness case (Mungkinkah Ekspor, peluang Untuk Ekspor, jalur

Distribusi Pemasaran Ekspor).

Tahap Implementasi:

1. Demonstration Plot 0,5 Ha untuk meyakinkan petani;

2. Pembentukan Koperasi dan perekrutan petani

3. Disiapkan SDM terbaik

4. Penyiapan bibit yang cocok (7 bulan)

5. MOU antara Pemda, PT GGP, Petani dan Pihak Terkait

Page 8: PENGEMBANGAN KAWASAN BERIKAT HORTIKULTURA

8

1.P

2. Desk Study danbusiness case

3. Su

4. MoU antaraPemda –Petani -PTGGP

5. Penyiapan bibit dan SDM

Demplot

Pembentukan koperasi dan perekrutan

petani

Subkontrak dengan

kawasan berikat

Proses produksi (tanam)

Panen danPacking

Ekspor

DISKUSI

PARAMETER DALAM SETIAP TAHAPAN PROSES BISNIS

• Proses verifikasi

menggunakan satelit

untuk melihat kondisi

lahan

• Mengecek kesesuaian

lahan dengan kriteria

lahan yang sesuai

dengan karakteristik

budidaya pisang

Peta digital/peta wilayah

masing-masing daerah

yang memuat titik

koordinat lokasi lahan

yang diusulkan

Melakukan survey ke

lokasi secara langsung

untuk memastikan

kesesuaian lahan

berdasarkan kriteria dan

karakteristik budidaya

pisang

Perlu proses untuk

menyamakan persepsi

terkait hal-hal teknis, pola

kerjasama lahan dan

pemberdayaan petani serta

komitmen dan fasilitasi yang

diberikan para pihak

PT GGP menyiapkan bibit

untuk proses Demplot di

lokasi lahan yang

disepakati

3.SURVEY 5. PENYIAPAN BIBIT1. PENENTUAN

KOORDINAT LAHAN

2. DESK STUDY DAN

BUSINESS CASE4. MoU

• Penyiapan dan pengolahan

lahan ±5 hari

• Penyiapan tanam bibit

• Proses budidaya dengan

pendampingan GGP s.d. 10

bulan untuk panen pertama

• Pengeluaran bahan dari KB

ke lokasi Demplot dapat

memanfaatkan subkontrak

KB dengan mengajukan

permohonan ke KPPBC

6. DEMPLOT8. Perijinan Kawasan

Berikat

• Pengajuan permohonan

fasilitas KB serta sub

kontrak ke petani.

• Pengajuan KB dapat

dilakukan dengan 2

mekanisme:

o Perluasan tidak satu

hamparan KB yang

telah eksisting

o Pengajuan KB baru

7. PEMBENTUKAN KOPERASI

DAN PEREKRUTAN PETANI

Koperasi diperlukan untuk

mengelola kebutuhan

petani dalam operasional

budidaya pisang

9. PROSES PRODUKSI

• Proses penanaman

dengan pendampingan

dari GGP

• Monitoring aktivitas

petani melalui e-grower

• Tahap penanaman s.d.

panen pertama perlu

waktu 10 bulan

10. PANEN DAN PACKING/

PENJUALAN KE PT GGP

• Proses panen, packing, s.d

penjualan mengikuti standar

GGP dan semua hasil produk

dijual ke GGP

• Harga jual yang diterima petani

sesuai harga yang disepakati

sejak awal berlaku flat

• Pendapatan petani dari

penjualan ke GGP dikurangi

dengan biaya saprodi (bibit,

pupuk, dll)

11.EKSPOR PRODUK

• Dilakukan oleh PT GGP

melalui pelabuhan

terdekat dari lokasi

lahan

• Jarak pelabuhan terjauh

150 s.d. 200 kilometer

dari lokasi lahan

1 2 4 53 86 7 9 10 11

Page 9: PENGEMBANGAN KAWASAN BERIKAT HORTIKULTURA

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI

TERIMA KASIH

One Size Does Not Fit All

Direktorat Fasilitas Kepabeanan

Page 10: PENGEMBANGAN KAWASAN BERIKAT HORTIKULTURA

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI

Direktorat Jenderal

Bea dan Cukai

TIMELINE DAN BOBOTProgress Pengembangan KB Hortikultura

Page 11: PENGEMBANGAN KAWASAN BERIKAT HORTIKULTURA

Kelompok Pemda Berdasarkan Progress Implementasi

KB Hortikultura

1. Pemda yang sudah

melakukan MOU dengan

PT. GGP

3. Pemda peserta baru /

belum ada progress

Page 12: PENGEMBANGAN KAWASAN BERIKAT HORTIKULTURA

Persentase Progress Implementasi KB Hortikultura

No NAMA PEMDA

Penen

tuan

Koordi

nat

Lahan

Desk

Study dan

Bussiness

Case Oleh

PT GGP

Survey

Lokasi

langsung

Oleh PT

GGP

MOU

antara

PT

GGP,

Pemd

a dan

Petani

Penyiapan

Bibit yang

cocok dan

SDM oleh PT

GGP

(7 Bulan)

Demons

tration

Plot

Oleh PT

GGP

(1

Minggu)

Pemben

tukan

Koperasi

dan

Perekrutan

Petani

Subkontrak

dengan

Kawasan

Berikat

Proses

Produksi

(Tanam)

Panen dan

Packing /

Penjualan ke

PT GGP

Ekspor

Produk

(300 Ha

bisa 1

Kontainer

ekspor per

minggu)

5% 10% 15% 50% 60% 65% 70% 75% 80% 90% 100%

1. Kabupaten Tanggamus,

Provinsi Lampung

Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah

1. Kabupaten Jembrana,

Provinsi Bali

Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Belum Belum Belum Belum Belum

2. Kabupaten Bondowoso,

Provinsi Jawa Timur

Sudah Sudah Sudah Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum

3. Kabupaten Lingga,

Provinsi Kepulauan

Riau

Sudah Sudah Sudah Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum

4. Kabupaten Ponorogo,

Provinsi Jawa Timur

Sudah Sudah Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum

5. Kabupaten Humbang

Hasundutan, Provinsi

Sumatera Utara

Sudah Sudah Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum

6. Kabupaten Bener

Meriah, Provinsi Aceh

Sudah Sudah Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum

7. Kotamadya Madiun,

Provinsi Jawa Timur

Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum

8. Kabupaten Madiun,

Provinsi Jawa Timur

Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum

Pemda Kelompok 1

Pemda Kelompok 2

Pemda kelompok 3

Page 13: PENGEMBANGAN KAWASAN BERIKAT HORTIKULTURA

Persentase Progress Implementasi KB Hortikultura

No NAMA PEMDA

Penentu

an

Koordinat

Lahan

Desk

Study dan

Bussiness

Case Oleh

PT GGP

Survey

Lokasi

langsung

Oleh PT

GGP

MOU

antara

PT

GGP,

Pemd

a dan

Petani

Penyiapan

Bibit yang

cocok dan

SDM oleh PT

GGP

(7 bulan)

Demons

tration

Plot

Oleh PT

GGP (1

Minggu)

Pemben

tukan

Kopera

si dan

Perekru

tan

Petani

Subkontrak

dengan

Kawasan

Berikat

Proses

Produksi

(Tanam)

Panen dan

Packing /

Penjualan

ke PT

GGP

Ekspor

Produk

(300 Ha bisa 1

Kontainer

ekspor per

minggu)

5% 10% 15% 50% 60% 65% 70% 75% 80% 90% 100%

9. Kabupaten Blitar,

Provinsi Jawa Timur

Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum

10. Kabupaten Nganjuk,

Provinsi Jawa Timur

Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum

11 Kabupaten

Magetan, Provinsi

Jawa Timur

Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum

12. Kabupaten

Humbang

Hasundutan,

Provinsi Sumatera

Utara

Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum

13. Kabupaten

Mandailing Natal,

Provinsi Sumatera

Utara

Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum

14. Kabupaten Pacitan,

Provinsi Jawa Timur

Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum

Pemda Kelompok 1

Pemda Kelompok 2

Pemda kelompok 3

Page 14: PENGEMBANGAN KAWASAN BERIKAT HORTIKULTURA

14 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI

Total Ekspor 2017

Total Nilai Fasilitas KB

Tujuan Penjualan HasilProduksi> 76% Tujuan Ekspor

Laba Perusahaan

Penyerapan Tenaga Kerja

Jaringan Usaha:

Total Gaji Karyawan

PPh Badan9 usaha Akomodasi16 usaha Perdagangan14 usaha Makanan13 usaha Transportasi

Indirect Economy Activity

205 Juta USD / Rp 3,5 Triliun(asumsi Kurs 1 USD = Rp. 14.191)

Rp 1,04 Triliun

Rp 1,1 Triliun

Rp 257 Miliar

8.268 Orang (2017)9.387 Orang (2018)99% Tenaga Kerja Lokal

1. PT BROMELAIN ENZYME2. PT UMAS JAYA AGRO UTAMA3. PT SETIA KARYA TRANSPORT4. PT GREAT GIANT LIVE STOCK

Rasio Ekspor terhadap Impor

3,94

Rp 197 Miliar

Dampak Ekonomi Kawasan Berikat PT. Great Giant Pineapple Company tahun 2017(Berdasarkan Pengukuran Dampak Ekonomi Tahun 2018)

Pajak DaerahRp 10,9 Miliar

Pajak Tidak LangsungRp 35,5 Miliar

Hasil Produksi Utama:NANAS DLM KALENG , CONSENTRATE , TROPICAL FRUIT SALAD ,PISANG SEGAR , NANAS SEGAR , JAMBU KRISTAL DAN BUAH LAINNYA