Post on 04-Feb-2018
i
TINJAUAN INEFISIENSI BIAYA SEBAGAI AKIBAT DARI SISTEM
PENOMORAN SERI PADA REKAM MEDIS RAWAT INAP
DI BLUD RS RATU ZALECHA MARTAPURA
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian
Syarat Dalam menyelesaikan Pendidikan pada
Program Studi Perekam dan Informasi Kesehatan
ANNA MAULIDA
08D30003
PROGRAM STUDI PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN
STIKES HUSADA BORNEO
BANJARBARU
2011
ii
TINJAUAN INEFISIENSI BIAYA SEBAGAI AKIBAT DARI SISTEM
PENOMORAN SERI PADA REKAM MEDIS RAWAT INAP
DI BLUD RS RATU ZALECHA MARTAPURA
ANNA MAULIDA
08D30003
PROGRAM STUDI PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN
STIKES HUSADA BORNEO
BANJARBARU
2011
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangga dibawah ini,
Nama : Anna Maulida
NIM : 08D30003
Program Studi : Perekam dan Informasi Kesehatan
Judul KTI : Tinjauan Inefiesiensi Biaya Sebagai Akibat dari
Sistem Penomoran Seri pada Rekam Medis
Rawat Inap di BLUD RS Ratu Zalecha Martapura
Dengan ini saya menyatakan bahwa hasil penulisan karya ilmiah yang
telah saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan tidak melakukan
pelanggaran sebagai berikut :
- Plagiasi tulisan maupun gagasan
- Rekayasa dan manipulasi data
- Minta tolong atau membayar orang lain untuk meneliti
- Mengajukan sebagian atau seluruh karya tulis ilmiah untuk publikasi
atau untuk memperoleh gelar atau sertifikat atau pengakuan
akademik atau profesi di tempat lain
Apabila terbukti saya melakukan pelanggaran tersebut diatas, maka saya
bersedia meneirma sanksi berupa pencabutan gelar akademik.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak
dipaksakan
Penulis,
Anna Maulida
iv
HALAMAN PERSETUJUAN
Nama : Anna Maulida
NIM : 08D30003
Karya tulis ilmiah ini telah disetujui dan disidangkan,
Banjarbaru, Agustus 2011
Pembimbing Utama,
(Hj. Hosizah, Amd.Perkes, SKM, MKM) NIDN 031 902 7101
Pembimbing Pendamping,
(Apit Widiarta, Amd.PK) NIDN 111 710 8502
Pembimbing Rumah Sakit,
(Irmawan, Amd.PerKes) NIP. 19800118 200803 1 001
v
HALAMAN PENGESAHAN
Nama : Anna Maulida
NIM : 08D30003
Karya tulis ilmiah ini telah dipertahankan di depan dewan penguji dan disetujui,
Pada tanggal : 03 Agustus 2011
Penguji 1 (Ketua),
Hj. Hosizah, Amd. Perkes, SKM, MKM NIDN 031 902 7101
Penguji 2 (Anggota),
Apit Widiarta, Amd.PK NIDN 111 710 8502
Penguji 3 (Anggota),
Irmawan, Amd.Perkes NIDN 111 710 8502
Diketahui
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Husada Borneo
Rusman Efendi, SKM, M.Si NIDN 121 804 7801
Ketua Program Studi Perekam dan Informasi Kesehatan
Deasy Rosmala Dewi, S.KM, M.Kes NIDN 112 602 7501
Tanggal Lulus :
vi
ABSTRAK
Anna Maulida. 08D30003
TINJAUAN INEFISIENSI BIAYA SEBAGAI AKIBAT DARI SISTEM PENOMORAN SERI PADA REKAM MEDIS RAWAT INAP DI BLUD RS RATU ZALECHA MARTAPURA Karya Tulis Ilmiah. Program Studi Perekam dan Informasi Kesehatan. 2011. (xvii + 39 + Lampiran)
Awal tahun 2011 RSUD Ratu Zalecha Martapura menjadi BLUD RS Ratu Zalecha Martapura, rumah sakit pemerintah diharapkan mampu menjalankan fungsinya memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan menonjolkan produktivitas, efisiensi dan efektifitas serta mampu menerapkan manajemen keuangan yang berbasis pada hasil (kinerja). Sistem penomoran seri diimpelementasikan pada rekam medis rawat inap di BLUD RS Ratu Zalecha Martapura, sehingga banyak kerugian salah satunya memiliki biaya persediaan yang lebih tinggi karena setiap kunjungan ke rumah sakit membutuhkan penggunaan rekam medis baru serta banyak memakai tempat untuk penyimpanan rekam medis tersebut sehingga mengakibatkan pemborosan biaya yang dikeluarkan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui inefisiensi biaya akibat dari sistem penomoran seri pada rekam medis rawat inap di BLUD RS Ratu Zalecha Martapura.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan case study dengan sampel penelitian rekam medis rawat inap pada periode tahun 2010 di BLUD RS Ratu Zalecha Martapura. Instrumen penelitian yaitu lembar pedoman observasi (check list) dan pedoman wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa yaitu total inefisiensi rekam medis rawat inap dengan biaya Rp. 3.000,- dan rak penyimpanan dengan kunjungan rawat ulang 1,6% sebesar Rp. 2.782.500,- per 5 tahun. Total inefisiensi rekam medis rawat inap dengan biaya Rp. 15.000,- dan rak penyimpanan sebesar Rp. 12.802.500,- per 5 tahun. Total inefisiensi rekam medis rawat inap dengan biaya Rp. 3.000,- dan rak penyimpanan dengan kunjungan rawat ulang 20% sebesar Rp. 34.866.000,- per 5 tahun. Total inefisiensi rekam medis rawat inap dengan biaya Rp. 15.000,- dan rak penyimpanan dengan kunjungan rawat ulang 20% sebesar Rp. 160.386.000,- per 5 tahun.
Daftar Pustaka: 18 (1994-2011) Kata kunci : Inefiesiensi Biaya, Sistem Penomoran Seri, Rekam Medis, Rawat
Inap
vii
ABSTRACT
Anna Maulida. 08D30003 INEFFICIENCY OF COST AS A RESULT OF SERIAL NUMBERING SYSTEM ON INPATIENT MEDICAL RECORD IN BLUD RS RATU ZALECHA MARTAPURA Scientific Writing. The Medical Record and Health Information College. 2011. (xvii + 39 +Annex)
Early in 2011 RSUD Ratu Zalecha Martapura become BLUD RS Ratu Zalecha Martapura, government hospital are expected to perform its functions to provide public health care by emphasizing productivity, efficiency and effectiveness and be able to apply financial management based on the results (performance). Implemented serial numbering system on the inpatient medical record in BLUD RS Ratu Zalecha Martapura, it’s made so much harm, one of them has the higher inventory costs for each visit to the hospital requires the new medical records and many use the space for medical records filing so resulting waste costs incurred. The research goal was to determine due to the cost inefficiency of the serial numbering system on the inpatient medical record in BLUD RS Ratu Zalecha Martapura.
The research method used is descriptive approach case study. The samples were inpatient medical records at 2010 periode in BLUD RS Ratu Zalecha Martapura. Research instrument that is the observation sheet (check list) and interview guides.
Results of the research are the total inefficiency of the inpatient medical records with a cost of Rp. 3.000,- and storage rack filing with readmissions 1,6% Rp. 2.782.500,- per 5 years. The total inefficiency of the inpatient medical records with the cost of Rp. 15.000,- and storage rack filing Rp. 12.802.500,- per 5 years. The total inefficiency of the inpatient medical records and storage rack filing with readmissions 20% Rp. 34,866,000,- per 5 years. The total inefficiency of the inpatient medical records with a cost of Rp. 15.000,- and storage rack filing with readmissions 20% Rp. 160 386 000,- per 5 years. References: 18 (1994-2011) Keywords: Inefficiency of Cost, Serial Numbering System, Medical Records,
Inpatient
viii
MOTTO
“Man jadda wa jada”
“Orang yang baik itu orang yang bisa membawa kebaikan bagi orang lain…” My dad
“Bagaimanapun hasilnya nanti, tetapi lakukan hal yang terbaik kamu yang bisa….”
AZA (2008)
ix
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dedicated to:
My lovely dad,
Though you have left me here I have no hard feelings towards you and I
want you to know that. You are such a great man and the perfect daddy. I am
so sorry that you have been so unhappy lately and I hope that in being away
you can find true happiness, because despite what you may think, you of all
people deserve to be happy. I love you more than you will ever know, and I
miss you already. I love you so much and I will miss you but I know that you
will not abandon us, I know I will see you again one day. I love you so much.
Be careful, wherever you are. <3
My lovely mom,
I thank you from the heart for all you've done for me.
You’re always be my supermom and my inspiration. I love you. <3
My brother and my sista
Even though I might not say
I appreciate all you do
Richly blessed is how I feel
Having a brother and a sista just like you
Thanks because of you complete me in the sense of perfect
To AZA…
Because of him
I am a different person, a better person
His honesty helped me to see my weakness,
and his support helped me to turn them into strengths
I would thank to him
Thank you for being my ‘everything’
x
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Tuhan yang memberikan petunjuk ke jalan yang lurus. Tuhan yang
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Tinjauan Inefisiensi Biaya Sebagai Akibat
dari Sistem Penomoran Seri pada Rekam Medis Rawat Inap di BLUD RS Ratu
Zalecha Martapura”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai hasil tugas akhir dalam
menyelesaikan studi Program D III Perekam dan Informasi Kesehatan di Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Husada Borneo.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terwujud tanpa adanya bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam penulisan ini,
sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Rusman Efendi, S.KM, M.Si selaku Ketua STIKES Husada Borneo.
2. Deasy Rosmala Dewi, S.KM, M.Kes selaku Ketua Program Studi Perekam
dan Informasi Kesehatan STIKES Husada Borneo
3. Hj.Hozisah, Amd.Perkes, S.KM, M.KM dan Apit Widiarta, Amd.PK selaku
dosen pembimbing atas segala ketulusan dan keikhlasan dalam
menyediakan waktu dan memberikan arahan, nasehat, dan perhatian dari
awal proses penelitian sampai dengan penyelasaian karya tulis ilmiah ini
4. Ikhwansyah, M.Kes selaku Direktur BLUD RS Ratu Zalecha Martapura.
5. Irmawan, A.Md.Perkes selaku Kepala Instalasi Rekam Medis BLUD RS Ratu
Zalecha Martapura
6. Seluruh staf Instalasi Rekam Medis BLUD RS Ratu Zalecha Martapura yang
telah banyak memberikan bantuan kesediaan membimbing dan
mengarahkan selama selama kegiatan penelitian.
7. Seluruh pihak yang telah membantu baik selama kegiatan penelitian maupun
dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan. Namun penulis berharap Karya Tulis Ilmiah
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
xi
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan
kritik yang dapat membangun untuk memperbaiki demi kesempurnaan Karya
Tulis Ilmiah ini. Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan petunjuk-Nya
kepada kita semua.
Banjarbaru, Agustus 2011
Penulis
xii
DAFTAR ISI
Halaman Depan .................................................................................................... i
Halaman Judul ...................................................................................................... ii
Halaman Pernyataan ............................................................................................ iii
Halaman Persetujuan ........................................................................................... iv
Halaman Pengesahan .......................................................................................... v
Abstrak ................................................................................................................. vi
Abstract ................................................................................................................. vii
Motto ................................................................................................................... viii
Halaman Persembahan ........................................................................................ ix
Kata Pengantar .................................................................................................. x
Daftar Isi .............................................................................................................. xii
Daftar Tabel ......................................................................................................... xv
Daftar Gambar ..................................................................................................... xvi
Daftar Lampiran .................................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................ 4
13.2 Tujuan Khusus ............................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................. 4
1.4.1 Manfaat Praktis ............................................................. 4
1.4.1.1 Bagi Rumah Sakit ......................................... 4
1.4.1.2 Bagi Peneliti .................................................. 4
1.4.2 Manfaat Teoritis............................................................. 4
1.4.1.1 Bagi Instutusi Pendidikan ............................. 4
1.4.1.2 Bagi Peneliti Lain .......................................... 4
1.5 Keaslian Penelitian ................................................................. 5
Halaman
xiii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori......................................................................... 6
2.1.1 Inefisiensi...................................................................... 6
2.1.2 Biaya ............................................................................. 6
2.1.3 Rekam Medis ............................................................... 7
2.1.3.1 Definisi Rekam Medis................................... 7
2.1.3.2 Tujuan Rekam Medis ................................... 7
2.1.3.3 Kegunaan Rekam Medis .............................. 9
2.1.4 Sistem Penomoran Rekam Medis ............................... 10
2.1.4.1 Sistem Penomoran Unit ............................... 10
2.1.4.2 Sistem Penomoran Seri ............................... 10
2.1.4.2 Sistem Penomoran Seri Unit ........................ 11
2.1.5 Rekam Medis Rawat Inap ............................................ 11
2.2 Landasan Teori....................................................................... 12
2.3 Kerangka Konsep Penelitian .................................................. 12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian ............................................................ 14
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 14
3.3 Subjek Penelitian .................................................................... 14
3.3.1 Populasi Penelitian ..................................................... 14
3.3.2. Sampel Penelitian ....................................................... 15
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ........................ 15
3.4.1 Variabel Penelitian ...................................................... 15
3.4.2 Definisi Operasional ................................................... 15
3.5 Instrumen Penelitian ............................................................... 16
3.6 Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 17
3.7 Teknik Analisa Data ............................................................... 18
3.8 Prosedur Penelitian ................................................................ 18
3.8.1 Tahap Persiapan Penelitian ....................................... 18
3.8.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian .................................. 18
3.8.3 Tahap Akhir Penelitian ............................................... 18
3.9 Keterbatasan dan Kelemahan ............................................... 19
xiv
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ...................................................................... 20
4.1.1 Gambaran Umum BLUD RS Ratu Zalecha Martapura 20
4.1.2 Visi dan Misi BLUD RS Ratu Zalecha Martapura ...... 20
4.1.3 Indikator Pelayanan BLUD RS Ratu Zalecha
Martapura ................................................................... 21
4.1.4 Gambaran Umum Instalasi Rekam Medis BLUD
RS Ratu Zalecha Martapura....................................... 21
4.1.5 Biaya (Cost) per Satu Rekam Medis Rawat Inap ...... 22
4.1.6 Jumlah Pasien Rawat Inap dengan Rawat Ulang
(Readmissions) Periode Tahun 2010 ........................ 23
4.1.7 Inefisiensi Biaya Rekam Medis Ganda dan Rak
Penyimpanan Rekam Medis Rawa Inap Periode
Tahun 2010 ................................................................. 29
4.1.7.1 Inefisiensi Biaya Rekam Medis Ganda .......... 29
4.1.7.2 Inefisiensi Biaya Rak Penyimpanan
Rekam Medis Rawat Inap .............................. 31
4.1.7.3 Total Inefisiensi Biaya Rekam Medis Ganda
dan Rak Penyimpanan Rekam Medis
Rawat Inap ...................................................... 31
4.2 Pembahasan Penelitian ......................................................... 32
4.2.1 Biaya (Cost) per Satu Rekam Medis Rawat Inap ..... 32
4.2.2 Jumlah Pasien Rawat Inap dengan Rawat Ulang
(Readmissions) Periode Tahun 2010 ........................ 33
4.2.3 Total Inefisiensi Biaya Rekam Medis Ganda dan
Rak Penyimpanan Rekam Medis Rawat Inap .......... 34
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................ 38
5.2 Saran ...................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Indikator Pelayanan BLUD RS Ratu Zalecha Martapura Tahun
2008 – 2010 ....................................................................................... 21
Tabel 4.2 Pasien Rawat Inap dengan Rawat Ulang Tahun 2010 ..................... 25
Tabel 4.3 Jumlah Inefisiensi Biaya Rekam Medis Rawat Inap Ganda Tahun
2010 .................................................................................................... 30
Halaman
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian ......................................................... 13
Gambar 4.1 Trend Jumlah Pasien Rawat Inap dengan Rawat Ulang Tahun
2010 ............................................................................................... 22
Halaman
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat izin penelitian
Lampiran 2 Daftar judul penelitian dan tempat penelitian
Lampiran 3 Surat balasan izin penelitian dari rumah sakit
Lampiran 4 Pengantar wawancara penelitian
Lampiran 5 Persetujuan subjek penelitian
Lampiran 6 Pedoman wawancara petugas pendaftaran pasien rawat inap
Lampiran 7 Pedoman wawancara petugas penyimpan rekam medis rawat inap
Lampiran 8 Pedoman wawancara kepala instalasi rekam medis
Lampiran 9 Pedoman observasi penelitian
Lampiran 10 Struktur Organisasi Instalasi Rekam Medis BLUD RS Ratu
Zalecha Martapura
Lampran 11 Hasil Check List
Lampiran 12 Rekam Medis Rawat Inap Pasien Dewasa Perempuan di BLUD
RS Ratu Zalecha Martapura
Lampiran 13 Rak Penyimpanan Rekam Medis Rawat Inap di BLUD RS Ratu
Zalecha Martapura
Lampiran 14 SOP Penerimaan Pasien Rawat Inap di Tempat Penerimaan
Pasien (TPP) Rekam Medis
Lampiran 15 Laporan Bimbingan KTI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan upaya
pengelolaan berbagai sumber daya, baik oleh pemerintah maupun
masyarakat sehingga dapat tersedia pelayanan kesehatan yang efisien,
bermutu dan terjangkau. Hal ini memerlukan dukungan komitmen, kemauan
dan etika disertai semangat pemberdayaan yang memprioritaskan upaya
kesehatan.
Tahun 2009, telah dikeluarkan UU No 44 tentang rumah sakit. Di
dalam pasal 7 di UU tersebut dinyatakan bahwa rumah sakit pemerintah
harus menerapkan pola pengelolaan keuangan dengan prinsip Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD). Dengan menjadi BLUD, rumah sakit
pemerintah diharapkan mampu menjalankan fungsinya memberi pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dengan menonjolkan produktivitas, efisiensi
dan efektifitas. Serta mampu menerapkan manajemen keuangan yang
berbasis pada hasil (kinerja)(Kominfo RI). Untuk melakukan hal tersebut
maka rumah sakit harus berpikir efektif dan efisien atau harus
memprinsipkan secara ekonomis artinya sedikit yang diluarkan akan tetapi
menghasilkan banyak.
Efisiensi tercapai apabila unit dalam rumah sakit mampu melakukan
efisiensi dan efektifitas dari setiap dana yang dikeluar termasuk diantaranya
penyelenggaraan rekam medis. Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, untuk
mewujudkan peningkatan mutu pelayanan kesehatan, penyelenggaraan
pelayanan kesehatan harus didukung adanya sarana penunjang yang
memadai antara lain melalui penyelenggaraan rekam medis di setiap
instansi pelayanan kesehatan termasuk di rumah sakit.
Pada penyelenggaraan rekam medis, unit kerja rekam medis
bertanggung jawab dalam mengelola rekam medis juga harus melakukan hal
yang sama. Efisiensi bisa dicapai apabila pengelolaan sumber daya
2
dilakukan dengan baik, diantaranya sumber daya manusia, sarana dan
prasarana, serta sistem rekam medis yang dijalankan. Salah satu sistem
rekam medis yaitu pendaftaran pasien yang berfungsi untuk mencatat data
administrasi pasien pada saat mendaftar baik di rawat jalan, rawat inap, atau
gawat darurat. Pendaftaran pasien terbagi menjadi pendaftaran rawat jalan
dan pendaftaran rawat inap.
Pendaftaran (penerimaan) pasien menggunakan berbagai sistem atau
metode rekam medis yang ada, meliputi sistem penomoran, sistem
penamaan dan Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP) atau Master Patient
Index. Sistem penomoran dan sistem penamaan rekam medis digunakan
untuk dapat membedakan rekam medis pasien satu dengan lainnya.
Pengumpulan data identifikasi pasien dan pemberian nomor rekam medis
atau verifikasi dari mencatat nomor medis yang ada harus menjadi langkah
pertama dalam setiap prosedur penerimaan pasien (WHO, 2002).
Sistem penomoran rekam medis terbagi menjadi tiga sistem yaitu
sistem penomoran seri, sistem penomoran unit, dan sistem penomoran seri
unit. Sistem penomoran tersebut memiliki keuntungan dan kerugian masing-
masing. Sistem penomoran unit merupakan usaha untuk menghindari
pemberian ekstra nomor baru untuk setiap kunjungan dan pencarian rekam
medis di beberapa tempat. Dengan sistem penomoran unit, fasilitas dengan
mudah dapat membuat rekam medis untuk pasien yang disimpan dalam satu
tempat penyimpanan. Biaya tenaga kerja berkurang karena dipertahankan
jumlah KIUP hanya sekali, dan biaya suplai lebih rendah karena folder rekam
medis yang sama digunakan untuk semua kunjungan kecuali jumlah
kunjungan melebihi kemampuan penyimpanan folder rekam medis, sehingga
mengakibatkan penambahan folder rekam medis (Abdelhak, 2001).
Sistem penomoran seri adalah sistem pemberian nomor di mana pasien
menerima nomor untuk setiap pertemuan di fasilitas tersebut. Pasien bisa
memiliki beberapa nomor, artinya pasien diperlakukan sebagai pasien baru
setiap kali dengan nomor baru, kartu indeks baru dan rekam medis baru,
yang diberiakan benar-benar independen dari catatan sebelumnya (tidak
bekesinambungan) (IFHRO). Metode ini juga memiliki biaya persediaan yang
lebih tinggi karena setiap kunjungan di fasilitas membutuhkan penggunaan
folder rekam medis baru serta memakan tempat untuk penyimpanan rekam
3
medis tersebut. Setiap folder rekam medis baru yang diberikan disimpan
pada tempat yang berbeda dan membutuhkan waktu yang lama dalam
proses mencari beberapa tempat untuk mengambil seluruh catatan rekam
medis pada satu pasien (Abdelhak, 2001). Untuk rumah sakit yang
menyediakan pelayanan perawatan rawat jalan (ambulatory care services),
dengan menggunakan sistem penomoran seri tidak efektif dalam
mengintegrasikan rekam medis rawat inap dan rekam medis rawat jalan
(Skurka, 2003).
Sistem penomoran seri unit merupakan adaptasi dari sistem penomoran
seri dan sistem penomoran unit yang menggabungkan kedua sistem. Sistem
penomoran seri unit, pasien akan mendapatkan nomor baru di setiap
kunjungan dengan rumah sakit, tetapi rekam medisnya yang terdahulu
digabungkan dan disimpan dibawah nomor yang paling baru (IFHRO).
Dengan sistem penomoran seri unit dapat menciptakan satu rekam medis
yang berisi informasi dari semua kunjungan pasien.
Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 27 April 2011 sistem
penomoran seri diimpelementasikan pada rekam medis rawat inap di BLUD
RS Ratu Zalecha Martapura, sehingga banyak kerugian terjadi seperti yang
disebutkan di atas. Dengan menggunakan sistem penomoran seri pada
rekam medis rawat inap maka terjadi ketidakefisiensian (inefisiensi) pada
biaya dikarenakan seorang pasien dapat memiliki beberapa nomor rekam
medis sehingga mengakibatkan pemborosan biaya yang dikeluarkan.
Dengan dilatarbelakangi oleh beberapa uraian masalah tentang
inefisiensi biaya sebagai akibat dari penggunaan sistem penomoran seri
pada rekam medis rawat inap, maka peneliti mengangkat judul karya tulis
ilmiah “Tinjauan Inefisiensi Biaya Sebagai Akibat dari Sistem Penomoran Seri
pada Rekam Medis Rawat Inap di BLUD RS Ratu Zalecha Martapura”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah berapakah inefisiensi biaya (cost) sebagai akibat dari
sistem penomoran seri pada rekam medis rawat inap di Badan Layanan
Umum Daerah RS Ratu Zalecha Martapura?
4
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui inefisiensi biaya akibat dari sistem penomoran seri
pada rekam medis rawat inap di BLUD RS Ratu Zalecha Martapura.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi biaya (cost) per satu rekam medis rawat inap
b. Mengidentifikasi jumlah pasien rawat inap dengan rawat ulang
(readmisions) periode tahun 2010
c. Menghitung total inefisiensi biaya rekam medis rawat inap ganda
dan rak penyimpanan rekam medis rawat inap
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Praktis
1.4.1.1 Bagi Rumah Sakit
Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi pihak
rumah sakit dalam menyusun kebijakan dalam upaya
peningkatan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit.
1.4.1.2 Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta
pengalaman yang berharga secara langsung di rumah
sakit dengan menerapkan teori yang peneliti peroleh dari
institusi pendidikan.
1.4.2 Manfaat Teoritis
1.4.2.1 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menjadi bahan masukan dalam pembelajaran
ilmu rekam medis dan meningkatkan pengetahuan tentang
rekam medis.
1.4.2.2 Bagi Peneliti Lain
Dapat digunakan sebagai acuan dalam pendalaman
materi yang bersangkutan untuk kelanjutan penelitian yang
relevan.
5
1.5 Keaslian Penelitian
Sepengetahuan peneliti, penelitian tentang “Tinjauan Inefisiensi Biaya
Sebagai Akibat dari Sistem Penomoran Seri pada Rekam Medis Rawat Inap
di BLUD RS Ratu Zalecha Martapura” belum pernah dilakukan oleh peneliti
lain.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori
2.1.1 Inefisiensi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, inefisiensi adalah
pemborosan; pemubaziran; ketidakefisienan. Dan menurut
Wiktionary “degree or measure of someone or something's lack of
efficiency or effectiveness” yaitu derajat atau ukuran kekurangan oleh
seseorang atau sesuatu dari efisiensi atau efektivitas. Dalam
penyelenggaraan di unit rekam medis inefisiensi dapat berupa
pemborosan penggunaan rekam medis sehingga terjadi
ketidakefisienan dalam penggunaan rekam tersebut.
2.1.2 Biaya
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, biaya merupakan
uang yang dikeluarkan untuk mengadakan (mendirikan, melakukan,
dan sebagainya) sesuatu; ongkos; atau pengeluaran. Melalui
pendekatan ekonomi, biaya dirumuskan sebagai nilai masukan atau
sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan keluaran (produk
pelayanan kesehatan) (Huffman, 1994).
Di dalam pelayanan kesehatan definisi efisiensi tidak hanya
dihitung dalam pengiritan jumlah uang yang dibelanjakan, namun
harus berdasarkan hasil yang diperoleh dari pemanfaatan alat
tersebut bagi kentingan pertolongan nyawa seseorang (Huffman,
1994). Salah satu biaya yang ada di pelayanan kesehatan adalah
biaya rekam medis, yaitu uang dikeluarkan untuk pengadaan rekam
medis.
7
2.1.3 Rekam Medis
2.1.3.1 Definisi Rekam Medis
Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan
dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien di
sarana pelayanan kesehatan (Hatta, 2008).
Rekam medis adalah fakta yang berkaitan dengan
keadaan pasien, riwayat penyakit dan pengobatan masa lalu
serta saat ini yang tertulis oleh profesi kesehatan yang
memberikan pelayanan kepada pasien tersebut (Huffman,
1994).
2.1.3.2 Tujuan Rekam Medis
Tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya
tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Karena dengan adanya
tertib administrasi, merupakan salah satu faktor yang
menentukan dalam upaya pelayanan kesehatan di rumah
sakit yang dapat diraih atau dicapai apabila didukung oleh
suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar.
Dengan majunya teknologi informasi, kegunaan
rekam medis dapat dilihat dalam 2 kelompok besar.
Pertama, yang paling berhubungan langsung dengan
pelayanan pasien (primer). Kedua, yang berkaitan dengan
lingkungan seputar pelayanan pasien namun tidak
berhubungan langsung secara spesifik (sekunder) (Hatta,
2009).
a. Tujuan utama (primer), terbagi menjadi 5 kepentingan
yaitu untuk:
1) Pasien, rekam medis merupakan alat bukti utama
yang mampu membenarkan adanya pasien dengan
identitas yang jelas dan telah mendapatkan berbagai
pemeriksaan dan pengobatan di sarana pelayanan
kesehatan dengan segala hasil serta konsekuensi
biayanya.
8
2) Pelayanan medis, rekam kesehatan
mendokumentasikan pelayanan yang diberikan oleh
tenaga kesehatan, penunjang medis dan tenaga lain
yang bekerja dalam berbagai fasilitas pelayanan
kesehatan. Dengan demikian rekam medis
membantu pengambilan keputusan tentang tindakan,
terapi dan penentuan diagnosis pasien. Selain itu
rekam medis juga digunakan sebagai sarana
komunikasi antar tenaga kesehatan.
3) Manajemen pelayanan, rekam medis yang lengkap
memuat segala aktivitas yang terjadi dalam
manajemen pelayanan sehingga digunakan dalam
menganalisis berbagai penyakit, menyusun
pedoman praktik, serta untuk mengevaluasi mutu
pelayanan yang diberikan.
4) Menunjang pelayanan, rekam medis yang rinci akan
mampu menjelaskan aktivitas yang berkaitan dengan
penanganan sumber-sumber yang ada pada
organisasi pelayanan di rumah sakit, menganalisis
kecenderungan yang terjadi dan mengkomunikasikan
informasi di antara klinik yang berbeda.
5) Pembiayaan, rekam medis yang akurat mencatat
segala pemberian pelayanan kesehatan yang
diterima pasien.
b. Tujuan sekunder
Tujuan sekunder rekam medis ditujukan kepada
hal yang berkaitan dengan lingkungan seputar
pelayanan pasien, yaitu untuk kepentingan edukasi,
riset, peraturan dan pembuatan kebijakan (Hatta, 2009).
9
2.1.3.3 Kegunaan Rekam Medis
Kegunaan rekam medis menurut Edna K. Huffman
(1994) adalah:
a. Dalam pengelolaan pasien
1) Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan
pelayanan perkembangan penyakit dan pengobatan
selama pasien berkunjung atau dirawat pada
institusi pelayanan kesehatan
2) Sebagai alat komunikasi antara dokter denga tenaga
ahli lainnya yang ikut ambil bagian didalam
memberikan pelayanan pengobatan kepada pasien
3) Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan
atau perawatan yang harus diberikan kepada pasien
b. Dalam mengevaluasi kualitas pada pasien
Dipergunakan sebagai bahan yang berguna untuk
analisa, penelitian dan evaluasi terhadap kualitas
pelayanan yang diberikan kepada pasien.
c. Dalam pembayaran atas jasa pelayanan
Digunakan sebagai dasar perhitungan biaya
pelayanan medis pasien
d. Dalam pelindungan hukum
Digunakan untuk melindungi kepentingan hukum
bagi pasien, institusi pelayanan kesehatan, dokter dan
tenaga kesehatan lainnya
e. Dalam penelitian
Dapat menyediakan kasus studi yang aktual bagi
pendidikan professional kesehatan
f. Dalam pendidikan
Rekam medis menyediakan data yang dapat
memperluas pengetahuan medis
g. Dalam pelayanan kesehatan masyarakat
Dapat mengidentifikasi terjadi wabah penyakit
sehingga perencanaan dapat dilakukan untuk
10
mengingkatkan derajat kesehatan secara nasional dan
internasional
h. Dalam perencanaan pemasaran
Rekam medis digunakan untuk mengidentifikasi
kebutuhan data guna memilih dan meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan
2.1.4 Sistem Penomoran Rekam Medis
2.1.4.1 Sistem Penomoran Unit (Unit Numbering System)
Sistem penomoran unit memberikan satu unit rekam
medis baik kepada pasien rawat jalan dan rawat inap. Pasien
yang berkunjung pertama kali untuk berobat jalan atau rawat
inap akan diberikan satu nomor yang akan dipakai selamanya
untuk kunjungan seterusnya dan rekam medisnya tersimpan
di dalam satu berkas dengan nomor yang sama (Hatta, 2009).
Sebagian besar fasilitas besar menggunakan sistem
penomoran unit (LaTour, 2002).
2.1.4.2 Sistem Penomoran Seri (Serial Numbering System)
Sistem unit seri yaitu pasien diberi nomor rekam medis
yang berbeda untuk setiap kunjungan ke rumah sakit.
Beberapa rekam medis untuk pasien yang sama akan
disimpan di tempat yang berbeda (McMiller, 2002).
Dengan sistem penomoran seri setiap pasien mendapat
nomor baru setiap kunjungan ke rumah sakit, misalnya
berkunjung 5 kali, maka pasien tersebut mendapat 5 nomor
yang berbeda. Semua nomor tersebut harus dicatat pada
Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP) pasien yang
bersangkutan. Sedangkan rekam medisnya disimpan
diberbagai tempat sesuai nomor yang telah diperoleh (Hatta,
2009).
Sistem penomoran seri tidak digunakan secara luas,
pada saat ini hanya berguna di rumah sakit kecil dengan
rendahnya tingkat pendaftaran kembali (WHO, 2002). Ahli
menyarankan bahwa sistem penomoran seri dapat efisien jika
11
menampung tidak lebih dari 25.000 rekam medis (LaTour,
2002) dan tingkat pasien kembali rendah atau populasi yang
disediakan adalah sementara (Abdelhak, 2001).
2.1.4.3 Sistem Penomoran Seri Unit (Serial Unit Numbering
System)
Sistem penomoran seri unit merupakan gabungan
antara sistem penomoran seri dan sistem penomoran unit.
Setiap pasien yang berkunjung ke rumah sakit, akan diberikan
satu nomor baru, tetapi rekam medisnya yang terdahulu
digabungkan dan disimpan di bawah nomor yang paling baru
sehingga terciptalah satu unit rekam medis. Apabila rekam
medis lama diambil dan dipindahkan tempatnya ke nomor
yang baru, di tempat yang lama diberi tanda petunjuk yang
menunjukkan kemana rekam medis tersebut dipindahkan.
Tanda petunjuk tersebut diletakkan menggantikan tempat
rekam medis yang lama.
2.1.5 Rekam Medis Rawat Inap
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI
129/Menkes/SK/II/2008, rekam medis rawat inap adalah dokumen
rekam medis pasien baru atau pasien lama yang digunakan pada
pelayanan rawat inap. Waktu penyediaan dokumen rekam medis
pelayanan rawat inap adalah waktu mulai pasien diputuskan untuk
rawat inap oleh dokter sampai rekam medis rawat inap tersedia di
bangsal pasien. Rekam medis pasien rawat inap mulai diisi di bagian
penerimaan (pendaftaran) di rumah sakit atau sebelum dirawat dalam
bentuk pemeriksaan pra-perawatan atau bentuk data lainnya.
Ditempat pendaftaran pasien atau yang mewakilinya memberikan
data identitas dan keuangan dan menandatangani formulir
persetujuan untuk pengobatan dan pembebasan informasi (Huffman,
1994).
12
2.2 Landasan Teori
Dalam penelitian ini, peneliti mengacu pada teori WHO (2002) “SATU
PASIEN→ NOMOR REKAM MEDIS= SATU REKAM MEDIS (One Patient→
One Medical Record Number= One Medical Record)”. Di beberapa rumah
sakit, setiap kali pasien datang ke rumah sakit, nomor rekam medis baru
diberikan dan rekam medis baru dimulai. Dengan sistem ini, pasien bisa
memiliki banyak rekam medis tersebar di seluruh ruangan file. Hal ini tidak
dianjurkan. Untuk perawatan pasien yang baik, pasien harus memiliki satu
rekam medis dengan semua pelayanan dalam satu catatan dan disimpan di
satu tempat. Untuk tujuan manual ini, akan mengacu pada metode
penyimpanan rekam medis.
Menurut Abdelhak (2001), dengan sistem penomoran seri memiliki
biaya persediaan yang lebih tinggi karena setiap pertemuan di fasilitas ini
membutuhkan penggunaan folder rekam medis baru serta memakan tempat
untuk penyimpanan rekam medis tersebut. Setiap folder rekam medis baru
yang diberikan disimpan pada tempat yang berbeda dan membutuhkan
waktu yang lama dalam proses mencari beberapa tempat untuk mengambil.
Untuk rumah sakit yang menyediakan pelayanan perawatan rawat jalan
(ambulatory care services), sistem penomoran seri tidak efektif dalam
mengintegrasikan rekam medis rawat inap dan rekam medis rawat jalan
(Skurka, 2003).
Sistem penomoran seri tidak digunakan secara luas, pada saat ini
hanya berguna di rumah sakit kecil dengan rendahnya tingkat pendaftaran
kembali (WHO, 2002). Ahli menyarankan bahwa sistem penomoran seri
dapat efisien jika menampung tidak lebih dari 25.000 rekam medis (LaTour,
2002) dan tingkat pasien kembali rendah atau populasi yang disediakan
adalah sementara (Abdelhak, 2001).
2.3 Kerangka Konsep Penelitian
Tujuan penelitian yang diharapkan adalah mengetahui inefisiensi biaya
sebagai akibat dari sistem penomoran seri pada rekam medis rawat inap.
Untuk mencapai tujuan tersebut adalah perlu adanya kebijakan, SDM, serta
sarana dan prasarana. Kebijakan sebagai prosedur serta ketentuan yang
mengatur tentang proses pemberian nomor rekam medis, SDM yaitu
13
petugas rekam medis yang bertanggung jawab memberikan nomor rekam
medis di bagian pendaftaran (penerimaan pasien) rawat inap, serta sarana
prasarana yang terkait dengan pelayanan rekam medis.
Setelah ada kebijakan, SDM, dan sarana prasarana perlu adanya
proses dalam pelaksanaan pada pendaftaran pasien yaitu menggunakan
sistem penomoran seri pada rekam medis rawat inap dengan
mengidentifkasi biaya per satu rekam medis rawat inap, jumlah pasien rawat
inap dengan rawat ulang dan total inefisiensi biaya rekam medis ganda dan
sarana prasarana penyimpanan.
Dari proses tersebut maka tujuan yang akan dicapai dapat terwujud
yaitu mengetahui inefisiensi biaya akibat dari sistem penomoran seri pada
rekam medis rawat inap. Maka kerangka konsep yang dikembangkan dalam
penelitian ini dapat di lihat pada gambar 2.1.
Keterangan gambar :
= Variabel yang diteliti
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian
INPUT PROSES OUTPUT
- Kebijakan
- SDM
- Sarana
prasarana
Sistem penomoran seri
- Biaya per 1 rekam
medis
- Jumlah pasien rawat
inap dengan rawat
ulang periode tahun
2010
- Total inefisiensi biaya
rekam medis rawat
inap ganda dan rak
penyimpanan rekam
medis rawat inap
Inefisiensi Biaya
akibat dari sistem
penomoran seri
rekam medis
rawat inap
14
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Notoatmodjo
(2005), metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi
tentang suatu keadaan secara objektif. Dalam penelitian ini, peneliti
bermaksud memberikan deskripsi atau gambaran mengenai inefisiensi biaya
sebagai akibat dari sistem penomoran seri pada rekam medis rawat inap di
BLUD RS Ratu Zalecha Martapura.
Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan case study.
Menurut Notoatmodjo (2005), penelitian case study (studi kasus) dilakukan
dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri
dari unit tunggal. Dengan rancangan penelitian ini, pengumpulan data
mengenai inefisiensi biaya akibat dari sistem penomoran seri pada rekam
medis rawat inap.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dengan judul “Tinjauan Inefisiensi Biaya Sebagai Akibat dari
Sistem Penomoran Seri pada Rekam Medis Rawat Inap di BLUD RS Ratu
Zalecha Martapura” dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2011
di Instalasi Rekam Medis BLUD RS Ratu Zalecha Martapura bagian
pendaftaran pasien rawat inap dan ruang penyimpanan rekam medis rawat
inap.
3.3 Subjek Penelitian
3.3.1 Populasi Penelitian
Menurut Notoadmodjo (2005), populasi adalah keseluruhan
objek penelitian atau objek yang diteliti. Populasi penelitian adalah
seluruh rekam medis inap di BLUD RS Ratu Zalecha Martapura.
15
3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek
yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Teknik sampling
yang digunakan adalah non random (non probability) purposive
sampling. Menurut Notoadmodjo (2005), pengambilan sampel secara
purposive didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat
oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang
sudah diketahui sebelumnya. Sampel penelitian adalah rekam medis
rawat inap pada periode tahun 2010 di BLUD RS Ratu Zalecha
Martapura.
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.4.1 Variabel Penelitian
Adapun menjadi variabel penelitian adalah inefisiensi biaya
sebagai akibat dari sistem penomoran seri pada rekam medis rawat
inap, yang terdiri dari subvariabel yaitu :
a. Kebijakan
b. Sumber daya manusia (SDM)
c. Sarana dan prasarana
d. Sistem penomoran seri rekam medis rawat inap
- Biaya per satu rekam medis
- Jumlah pasien rawat inap dengan rawat ulang tahun 2010
- Total inefisiensi biaya rekam medis rawat inap ganda dan rak
penyimpanan rekam medis rawat inap
3.4.2 Definisi Operasional
Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-
variabel yang diteliti atau diamati, perlu sekali variabel-variabel
tersebut diberi batasan atau definisi operasional (Notoatmodjo,
2005).
a. Kebijakan meliputi segala prosedur serta ketentuan yang
mengatur tentang proses pemberian nomor rekam medis
b. Sumber daya manusia (SDM) adalah petugas rekam medis
yang bertanggungjawab memberikan nomor rekam medis di
bagian pendaftaran (penerimaan) pasien rawat inap
16
c. Sarana prasarana adalah fasilitas-fasilitas yang terkait dengan
pelayanan rekam medis
d. Sistem penomoran seri yaitu sistem pemberian nomor dimana
setiap pasien yang berkunjung di rumah sakit selalu mendapat
nomor baru.
e. Pelaksanaan pemberian nomor rekam medis meliputi petugas
pemberian nomor rekam medis, fasilitas pemberian nomor rekam
medis, dan proses pemberian nomor rekam medis serta penyebab
terjadinya penomoran ganda.
f. Rekam medis rawat inap adalah rekam medis pasien baru atau
pasien lama yang digunakan pada pelayanan rawat inap
g. Rak penyimpanan rekam medis rawat inap adalah tempat
meletakan rekam medis rawat inap sesuai dengan urutan nomor
untuk disimpan
h. Inefisiensi biaya sebagai akibat dari sistem penomoran seri pada
rekam medis rawat inap adalah kisaran biaya yang hilang akibat
dari sistem penomoran seri rawat inap sehingga terjadi
pemborosan biaya yang disebabkan pasien memiliki lebih dari dua
nomor rekam medis
3.5 Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data penelitian yang dibutuhkan, peneliti
menggunakan beberapa alat ukur, yaitu :
a. Pedoman Observasi (Checklist)
Pedoman observasi berisi daftar hal-hal yang perlu diamati yang
telah disusun sebelumnya dan menggunakan alat tulis untuk mencatat
hasil observasi. Menurut Notoatmodjo (2005), checklist adalah suatu
daftar pengecek berisi subjek dan beberapa gejala atau identitas lainnya
dari sasaran pengamatan.
b. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara berisi daftar pertanyaan yang telah disusun
sebelumnya, dengan menggunakan alat tulis untuk mencatat hasil
wawancara, sedangkan recorder untuk merekam hasil wawancara.
17
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini antara lain:
a. Observasi
Menurut Notoatmodjo (2005) observasi atau pengamatan adalah
suatu prosedur yang berencana, yang antara lain meliputi melihat
dan mencatat jumlah dan taraf aktivitas tertentu yang ada hubungannya
dengan masalah yang diteliti. Penelitian ini menggunakan observasi
berstruktur. Pada observasi berstruktur, peneliti telah mengetahui
tentang variabel yang akan diamati. Dengan mengetahui variabel yang
akan diamati sehingga akan lebih relevan dengan masalah dan tujuan
penelitian karena pada pengamatan peneliti telah terlebih dahulu
mempersiapkan materi pengamatan dan instrumen yang digunakan.
Observasi dilakukan pada data sekunder yaitu buku register
pendaftaran (penerimaan) pasien rawat inap tahun 2010 dan rekam
medis rawat inap untuk mengidentifikasi pasien rawat inap yang memiliki
lebih dari dua nomor rekam medis (ganda)
b. Wawancara
Menurut Notoatmodjo (2005), wawancara adalah suatu metode
yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti
mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari sasaran
penelitian (responden), atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan
orang tersebut (face to face).
Wawancara akan dilakukan secara terstruktur dan terbuka, dimana
peneliti melakukan wawancara kepada petugas terkait pemberian nomor
rekam medis di pendaftaran rawat inap yang kemudian dicross check
kepada Kepala Instalasi Rekam Medis dengan menggunakan pedoman
wawancara berupa garis-garis besar permasalahan yang akan
ditanyakan.
18
3.7 Teknik Analisa Data
Teknik analisis data secara umum menggunakan analisis univariat.
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010). Data yang
diperoleh dari hasil pengumpulan dapat disajikan dalam bentuk tekstular dan
tabular.
3.8 Prosedur Penelitian
3.8.1 Tahap Persiapan Penelitian
Tahap persiapan peneliti melakukan identifikasi masalah atau
topik KTI terlebih dahulu bersamaan dengan PKL V di BLUD RS Ratu
Zalecha Martapura. Kemudian peneliti mengajukan judul penelitian
sesuai dengan identifikasi masalah kepada dosen pembimbing.
Peneliti mengurus surat perijinan penelitian melalui Sekretariat DIII
Perekam dan Informasi Kesehatan setelah judul penelitian disetujui
oleh dosen pembimbing. Selanjutnya surat ijin penelitian tersebut
diserahkan ke BLUD RS Ratu Zalecha Martapura. Setelah pihak
rumah sakit menyetujui ijin penelitian, maka peneliti melakukan studi
pendahuluan dengan mulai merumuskan masalah dan
merencanakan instrumen yang dibutuhkan untuk pengumpulan data
pada saat penelitian. Kegiatan ini dirumuskan dalam proposal
penelitian. Setelah proposal penelitian yang telah disetujui dosen
pembimbing maka peneliti dapat melakukan penelitian.
3.8.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian
Tahap pelaksanaan peneliti mulai melakukan pengumpulan
data. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan peneliti yaitu berupa
observasi (pengamatan) dan wawancara.
3.8.3 Tahap Akhir Penelitian
Tahap akhir peneliti mengolah data yang telah didapat untuk
kemudian disusun menjadi sebuah laporan penelitian.
19
3.9 Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian
Dengan judul penelitian “Tinjauan Inefisiensi Biaya Sebagai Akibat
dari Sistem Penomoran Seri pada Rekam Medis Rawat Inap di BLUD RS
Ratu Zalecha Martapura”, maka peneliti hanya membatasi berdasarkan
variabel yaitu inefisiensi biaya sebagai akibat dari sistem penomoran seri
pada rekam medis rawat inap. Adapun keterbatasan dan kelemahan yaitu
pada penelitian adalah sampel hanya menggunakan rekam medis rawat
inap periode tahun 2010 dikarenakan ketidaktersediaanya data pada
tahun sebelumnya serta sulitnya dalam identifikasi pada sumber data.
Dan juga peneliti tidak meneliti pada sudut pandang dokter terhadap
kerugian dari sistem penomoran seri rekam medis rawat inap.
20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum BLUD RS Ratu Zalecha Martapura
RSUD Ratu Zalecha Martapura adalah RSUD milik pemerintah
Kabupaten Banjar yang berdiri sejak tahun 1963 dan merupakan
Rumah Sakit Umum kelas C sesuai dengan Surat keputusan Menteri
Kesehatan RI no. 214/Menkes/SK/II/1993 tanggal 26 Februari 1993.
Tepat diawal tahun baru 2011, RSUD Ratu Zalecha Martapura
ditetapkan oleh Bupati Banjar melalui Surat Keputusan Nomor 557
tahun 2010 sebagai rumah sakit dengan status pola pengelolaan
keuangan badan layanan umum daerah (PPK-BLUD) maka menjadi
BLUD RS Ratu Zalecha.
Kemampuan pelayanan yang dimiliki sampai saat ini ada 4
(empat) spesialis dasar (anak, bedah, umum, penyakit dalam,
kebidanan) dan 6 (enam) spesialis penunjang pelayanan (spesialis
mata, anestesi, patologi klinik dan Radiologi, orthopedi). Kapasitas
tempat tidur sebanyak 194 tempat tidur, terdiri dari ruang VIP Intan,
VIP, ruang kelas I, ruang kelas II, ruang kelas III, ruang isolasi, ruang
ICU dan ruang perinatologi. BLUD RS Ratu Zalecha Martapura
merupakan pusat rujukan kesehatan dalam wilayah Kabupaten Banjar
dan wilayah lain sekitarnya.
Dengan keadaan tersebut dari tahun ke tahun BLUD RS Ratu
Zalecha Martapura terus berbenah diri untuk meningkatkan citra
rumah sakit sebagai wujud nyata dalam pelayanan kesehatan prima.
4.1.2 Visi dan Misi BLUD RS Ratu Zalecha Martapura
Visi BLUD RS Ratu Zalecha Martapura adalah “Rumah Sakit
Bermutu dan Profesional”.
Adapun misi BLUD RS Ratu Zalecha Martapura yaitu :
a. Menyediakan pelayanan kesehatan komprehensif dan religius
b. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar mutu
21
c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan pola kemitraan
d. Menyelenggarakan tertib administrasi dan keuangan
e. Menjadi pusat kajian pendidikan, pelatihan dan penelitian
4.1.3 Indikator Pelayanan BLUD RS Ratu Zalecha Martapura
Tabel 4.1. Indikator Pelayanan BLUD RS Ratu Zalecha Martapura
Tahun 2008 - 2010
No Indikator 2008 2009 2010 Standar Nasional
1. Rata-rata pemakaian TT Bed Occupancy Rate (BOR)
67,77% 71,40% 71,84% 60-85%
2. Rata-rata lama pasien di rawat (Av. LOS)
4,1 hari 4 hari 4,2 hari 3-6 hari
3. Turn Over Internal (TOI) 2 hari 2 hari 2 hari 1-3 hari
4. Frekuensi pemakaian TT Bed Turn Over (BTO)
63,1 kali 61,7 kali 72,13 kali 40-50 kali
5. Angka kematian netto Netto Dead Rate (NDR)
17,24 ‰ 17,24 ‰ 16,9 ‰ < 25/ ‰
6. Angka kematian kasar Gross Dead Rate (GDR)
41,96 ‰ 36,20 ‰ 34,23 ‰ > 45/ ‰
Sumber : Instalasi Rekam Medis BLUD RS Ratu Zalecha Martapura
4.1.4 Gambaran Umum Instalasi Rekam Medis BLUD RS Ratu
Zalecha Martapura
Instalasi Rekam Medis BLUD RS Ratu Zalecha Martapura
dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi Rekam Medis. Kepala Instalasi
Rekam Medis bertanggung jawab kepada Direktur Rumah Sakit.
Kepala Instalasi Rekam Medis membawahi Korespondensi Medik,
Pelaporan, TPP Rawat Jalan, TPP Rawat Inap, Pengelola Data
Rawat Inap, Assembling, Coding/Indeksing, Filing, dan Sensus Harian
(struktur organisasi rekam medis terlampir).
22
4.1.5 Biaya (Cost) per Satu Rekam Medis Rawat Inap
Dari hasil penelitian yang mengola dalam penganggaran rekam
medis rawat inap yaitu oleh Sub Bagian Program yang mana biaya
per satu set rekam medis rawat inap adalah Rp. 3.000,-. Adapun
untuk satu set rekam medis rawat inap terdiri dari :
- Untuk rekam medis rawat inap pasien dewasa pria, dewasa
perempuan, dan perawatan penyakit anak
a. Map sampul
b. Formulir ringkasan masuk dan keluar
c. Formulir ringkasan keluar (resume)
d. Formulir riwayat penyakit dan pemeriksa fisik
e. Formulir pemeriksaan fisik (status generalis dan status lokalis)
f. Formulir riwayat penyakit dan pemeriksa fisik (sambungan)
g. Formulir grafik suhu nadi
h. Formulir catatan perkembangan
i. Formulir catatan perawatan atau bidan
j. Formulir salinan resep dan koresponden
k. Formulir rekaman asuhan keperawatan pelaksanaan perawatan
kesehatan
- Untuk rekam medis rawat inap perawatan bersalin obstetri
a. Map sampul
b. Formulir ringkasan masuk dan keluar
c. Formulir ringkasan keluar (resume)
d. Formulir partograf
e. Formulir catatan persalinan
f. Formulir perjalanan penyakit perintah dokter dan pengobatan
g. Formulir laporan persalinan
h. Formulir grafik suhu nadi
i. Formulir salinan resep
j. Formulir hasil-hasil pemeriksaan laboraturium dan x-ray atau foto
k. Formulir penempelan surat-surat korespondensi
l. Formulir rekaman asuhan kebidanan
m. Formulir rekaman asuhan keperawatan pelaksanaan perawatan
kesehatan
23
- Untuk rekam medis rawat inap perawatan bersalin gynekologi
a. Map sampul
b. Formulir ringkasan masuk dan keluar
c. Formulir ringkasan keluar (resume)
d. Formulir anamnesa
e. Formulir pemeriksaan fisik
f. Formulir perjalanan penyakit perintah dokter dan pengobatan
g. Formulir laporan persalinan
h. Formulir grafik suhu nadi
i. Formulir salinan resep
j. Formulir hasil-hasil pemeriksaan laboraturium dan x-ray atau foto
k. Formulir penempelan surat-surat korespondensi
l. Formulir rekaman asuhan kebidanan
m. Formulir rekaman asuhan keperawatan pelaksanaan perawatan
kesehatan
- Untuk rekam medis rawat inap perinatologi atau bayi baru lahir
a. Map sampul
b. Formulir ringkasan masuk dan keluar
c. Formulir ringkasan keluar (resume)
d. Formulir penyakit dan pemeriksa fisik
e. Formulir pemeriksaan fisik (status generalis dan status lokalis)
f. Formulir riwayat penyakit dan pemeriksa fisik (sambungan)
g. Formulir pemeriksaan bayi baru lahir
h. Formulir keadaan bayi segera sesudah lahir
i. Formulir catatan perawat bayi baru lahir grafik suhu dan nadi
j. Formulir catatan perawat bayi baru lahir
k. Formulir identifikasi bayi
n. Formulir rekaman asuhan kebidanan
l. Formulir rekaman asuhan keperawatan pelaksanaan perawatan
kesehatan
24
4.1.6 Jumlah Pasien Rawat Inap dengan Rawat Ulang (Readimisions)
Periode Tahun 2010
Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan trend jumlah
pasien rawat inap dengan rawat ulang (readmission) pada tahun
2010 dari dengan seluruh diagnosis, dapat dilihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Trend Jumlah Pasien Rawat Inap dengan Rawat Ulang
(Readmissions) di BLUD RS Ratu Zalecha Martapura Tahun 2010
Dari gambar 4.1 di atas menunjukkan jumlah pasien rawat
inap dengan rawat ulang tahun 2010 dengan jumlah tertinggi yaitu
pada bulan Februari dengan jumlah 19 pasien rawat inap dan
jumlah terendah pada bulan Oktober dengan jumlah 10 pasien
rawat inap.
Adapun hasil identifikasi pasien rawat inap dengan rawat
ulang tahun 2010 dari register penerimaan pasien rawat inap
dapat dilihat pada tabel 4.2 :
25
Tabel 4.2 Pasien Rawat Inap dengan Rawat Ulang (Readmissions)
di BLUD RS Ratu Zalecha Martapura Tahun 2010
No Nama Alamat No. RM
1 Siti Kholisah, An Pekauman 10 76 97
10 89 79
10 96 47
11 07 63
11 18 46
11 30 61
11 37 54
11 43 81
11 49 39
11 61 54
2 Andre, An Pemurus 10 80 20
10 80 30
11 10 17
11 20 26
11 32 05
11 55 08
3. Murzani, An Sei Lakuan Kertak Hanyar
10 80 21
10 93 74
11 04 76
11 17 19
11 29 63
11 40 68
11 51 00
11 62 79
4. M. Saman, An Sei. Paring Martapura
10 81 24
10 92 96
11 05 11
11 16 65
11 29 54
11 41 16
11 55 13
11 68 99
5. Ana Miftahul Jannah, An
Lorong Bupati Rantau
10 74 81
10 86 63
11 04 50
11 15 23
11 27 79
11 41 27
26
No Nama Alamat No. RM
6. Amelia Aulia Rahma, An Cabi Kec. Simpang 4 Pengaron
10 81 57
10 92 22
11 05 69
11 16 00
11 23 16
11 35 26
11 45 15
11 55 03
11 67 94
7. Nurul Hafizah, An Jl.Menteri 4 Martapura
10 71 37
10 86 08
10 97 70
11 07 53
11 17 60
11 51 41
11 31 24
11 45 19
11 65 15
8. Gt. Adistya, An Sungai Paring 11 49 96
11 60 56
11 02 85
11 11 66
10 75 02
10 85 37
11 18 81
10 94 31
11 28 01
11 36 99
11 68 34
11 41 78
9. Sophia, An Astambul 10 75 44
11 00 16
10 86 67
11 07 16
11 28 48
11 18 69
11 65 45
11 39 26
11 56 28
27
No Nama Alamat No. RM
10. M. Rizal, An Dalam Pagar 10 97 00
10 84 93
11 06 66
11 29 93
11 37 53
11 44 71
11 71 20
11 57 31
11 16 06
11. Nur Jannah, An Pakauman 10 76 35
10 74 90
11 16 07
11 49 14
11 24 27
10 96 26
11 57 29
11 37 56
11 02 22
10 90 07
11 43 43
11 08 11
11 30 62
10 86 48
11 65 48
12. Rabiatul, Nn Murung Keraton 11 15 56
10 98 66
10 87 67
11 29 78
11 53 43
11 71 68
13. Ratnawati, An Sungai Arfat 11 01 03
10 85 33
11 51 42
11 23 24
11 32 67
11 42 45
11 65 13
11 11 67
28
No Nama Alamat No. RM
14. Husni Tamrin, An Cindai Alus Martapura
11 09 33
11 27 78
11 65 70
11 47 43
15. H. M. Kamruni, Tn Komp. Amaco Banjarbaru
11 02 69
11 58 14
11 46 33
11 24 96
16. Bahtiar, Tn Jawa Laut Martapura 11 11 16
11 28 35
17. M. Alif Bais S, An Balitan 3 Banjarbaru 11 06 77
10 84 49
11 62 16
18. Rahman Sadikin, An Jl. Manarap Tengah Kertak Hanyar
11 26 61
10 72 34
10 82 42
11 69 51
11 00 48
10 91 39
11 52 92
11 09 36
11 35 07
11 42 46
11 18 25
11 63 39
19. M. Rif'at Faisa, An Simpang V Galam Rabah
11 52 98
11 55 42
20 Andre, Tn Veteran Gg. 4 Mei 10 74 03
10 74 70
21 Hj, Mamas, Ny Sekumpul 11 09 17
11 16 50
22 Fahridawati, Ny Binuang 11 06 00
10 72 71
23 Samsuri Ahmad, Tn Aranio 11 20 01
11 27 76
24 Nawawi, Tn Murung Kenanga, Jl.Kubah
11 14 02
11 56 32
25 Ardiansyah, Tn Batas Kota 10 81 48
10 86 81
29
No Nama Alamat No. RM
26. Nor Hasanah, Ny Jl.Menteri 4 Martapura
10 86 62
10 90 68
27. Gt. Setia Darma, Tn Banjarbaru 11 07 18
11 08 68
28. M. Asy'ari, Tn Keraton 11 63 44
11 86 98
11 36 43
29. Drs. Irmansyah Saleh, Tn
Nusa Indah 10 99 43
11 03 38
30. Rifali, An Tanjung Rema 10 71 08
10 95 66
31. M. Kharil Akmal, An Banua Permai 10 92 61
10 93 95
Pada tabel 4.2 di atas menunjukkan hasil identifikasi pasien
rawat inap dengan rawat ulang pada tahun 2010 adalah pasien rawat
inap dengan rawat ulang pada tahun 2010 yaitu berjumlah 31 pasien
dengan jumlah 167 kunjungan rawat ulang, maka ada 167 rekam
medis dengan nomor rekam medis berbeda dari 31 pasien rawat inap.
Pasien rawat inap dengan rawat ulang tertinggi yaitu 15 kali rawat
ulang, oleh karena itu pasien tersebut memiliki 15 nomor rekam medis
berbeda atas nama pasien Nur Jannah, An dengan diagnosis
Thalasemia. Maka dapat dipersentasekan 1,6% yaitu 167 pasien
dengan rawat ulang (readmissions) dari total kunjungan pasien rawat
inap pada tahun 2010 sebanyak 10.458 orang di BLUD RS Ratu
Zalecha Martapura.
4.1.7 Inefisiensi Biaya Rekam Medis Rawat Inap Ganda dan Rak
Penyimpanan Rekam Medis Rawat Inap
4.1.7.1 Inefisiensi Biaya Rekam Medis Rawat Inap Ganda
Berdasarkan dari hasil penelitian maka diketahui
inefisiensi biaya rekam medis rawat inap ganda sebesar Rp.
501.000,-. Jumlah tersebut didapat dari perhitungan jumlah
rekam medis pasien rawat inap dengan rawat ulang dikalikan
dengan biaya per satu rekam medisnya. Secara rinci dapat
dilihat pada tabel 4.3 :
30
Tabel 4.3 Jumlah Inefisiensi Biaya Rekam Medis Rawat Inap Ganda
di BLUD RS Ratu Zalecha Martapura Tahun 2010
1. Siti Kholisah, An 10 X Rp. 3.000,- = Rp. 30.000,-
2. Andre, An 6 X Rp. 3.000,- = Rp. 18.000,-
3. Murzani, An 8 X Rp. 3.000,- = Rp. 24.000,-
4. M. Saman, An 8 X Rp. 3.000,- = Rp. 24.000,-
5. Amelia Aulia Rahma, An 9 X Rp. 3.000,- = Rp. 27.000,-
6. Ana Miftahul Jannah, An 6 X Rp. 3.000,- = Rp. 18.000,-
7. Nurul Hafizah, An 9 X Rp. 3.000,- = Rp. 27.000,-
8. Gt. Adistya, An 12 X Rp. 3.000,- = Rp. 36.000,-
9. Sophia, An 9 X Rp. 3.000,- = Rp. 27.000,-
10. Nur Jannah, An 15 X Rp. 3.000,- = Rp. 45.000,-
11. M. Rizal, An 9 X Rp. 3.000,- = Rp. 27.000,-
12. Rabiatul, Nn 6 X Rp. 3.000,- = Rp. 18.000,-
13. Ratnawati, An 8 X Rp. 3.000,- = Rp. 24.000,-
14. Husni Tamrin, An 4 X Rp. 3.000,- = Rp. 12.000,-
15. H. M. Kamruni, Tn 4 X Rp. 3.000,- = Rp. 12.000,-
16. Rahman Sadikin, An 12 X Rp. 3.000,- = Rp. 36.000,-
17. M. Rif'at Faisa, An 2 X Rp. 3.000,- = Rp. 6.000,-
18. Bahtiar, Tn 2 X Rp. 3.000,- = Rp. 6.000,-
19. M. Alif Bais S, An 3 X Rp. 3.000,- = Rp. 9.000,-
20. Andre, Tn 2 X Rp. 3.000,- = Rp. 6.000,-
21. Hj, Mamas, Ny 2 X Rp. 3.000,- = Rp. 6.000,-
22. Fahridawati, Ny 2 X Rp. 3.000,- = Rp. 6.000,-
23. Samsuri Ahmad, Tn 2 X Rp. 3.000,- = Rp. 6.000,-
24. Nawawi, Tn 2 X Rp. 3.000,- = Rp. 6.000,-
25. Ardiansyah, Tn 2 X Rp. 3.000,- = Rp. 6.000,-
26. Nor Hasanah, Ny 2 X Rp. 3.000,- = Rp. 6.000,-
27. Gt. Setia Darma, Tn 2 X Rp. 3.000,- = Rp. 6.000,-
28. M. Asy'ari, Tn 3 X Rp. 3.000,- = Rp. 9.000,-
29. Drs. Irmansyah Saleh, Tn 2 X Rp. 3.000,- = Rp. 6.000,-
30. Rifali, An 2 X Rp. 3.000,- = Rp. 6.000,-
31. M. Kharil Akmal, An 2 X Rp. 3.000,- = Rp. 6.000,-
JUMLAH 167 X Rp. 3.000,- = Rp. 501.000,-
Dari tabel 4.3 di atas menjelaskan jumlah inefisiensi
biaya rekam medis rawat inap ganda pada tahun 2010
adalah Rp 501.000,-.
31
4.1.7.2 Inefisiensi Biaya Rak Penyimpanan Rekam Medis Rawat
Inap
Berdasarkan hasil penelitian maka diketahui untuk satu
rak penyimpanan rekam medis rawat inap seharga Rp.
3.000.000,- yang terdiri dari 15 sub rak dengan ukuran tinggi
sub rak 45 cm dan lebar sub rak 60 cm, dengan asumsi
ketebalan rekam medis rawat inap 0,2 cm maka setiap satu
sub rak dapat menampung ± 600 rekam medis rawat inap di
sisi depan dan belakang. Jadi untuk satu rak rekam medis
rawat inap dapat menampung ± 9000 rekam medis rawat
inap dari hasil 15 sub rak dikali dengan ± 600 rekam medis
rawat inap.
Dari hasil identifikasi rekam medis rawat inap ganda
pada tahun 2010 berjumlah 167 rekam medis rawat inap
maka inefisiensi rak penyimpanan rawat inap dan rekam
medis rawat inap tahun 2010 dapat dihitung dibawah ini :
- Persentase inefisiensi rak penyimpanan rekam medis
rawat inap di BLUD RS Ratu Zalecha Martapura
- Inefisiensi biaya rak penyimpanan rawat inap di BLUD RS
Ratu Zalecha Martapura
Rp. 3.000.000 x 1,85% = Rp. 55.500,-
Jadi inefisiensi biaya rak penyimpanan rekam medis
rawat inap tahun 2010 adalah Rp. 55.500,-.
4.1.7.3 Total Inefisiensi Biaya Rekam Medis Ganda dan Rak
Penyimpanan Rekam Medis Rawat Inap
Total inefisiensi biaya rekam medis rawat inap ganda
dan rak penyimpanan rekam medis rawat inap pada tahun
2010 sebagai berikut :
Inefisiensi biaya RM rawat inap = Rp. 501.000,-
Inefisiensi biaya rak RM rawat inap = Rp. 55.500,- +
Rp. 556.500,-
32
Maka diperoleh total inefisiensi biaya rekam medis
rawat inap ganda dan rak penyimpanan rekam medis pada
tahun 2010 sebesar Rp. 556.500,-.
4.2 Pembahasan Penelitian
4.2.1 Biaya (Cost) per Satu Rekam Medis Rawat Inap
Biaya dirumuskan sebagai nilai masukan atau sumber daya
yang digunakan untuk menghasilkan keluaran (produk pelayanan
kesehatan) (Huffman, 1994). Biaya rekam medis merupakan nilai
atau uang yang dikeluarkan untuk pengadaan rekam medis.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor : 269/Menkes/Per/III/2008 pasal 1 rekam medis
adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Adapun biaya rekam medis rawat inap di BLUD RS Ratu
Zalecha Martapura yaitu Rp. 3.000,- untuk per satu rekam medis.
Dimana setiap satu set rekam medis rawat inap terdiri map sampul
(folder) dan formulir-formulir yang berisikan catatan identitas pasien
serta catatan medis pasien selama dirawat. Biaya rekam medis
rawat inap sebesar Rp. 3.000,- merupakan angka biaya rekam
medis rawat inap rendah. Menurut WHO (2002), rekam medis
dengan kualitas yang baik yaitu terdiri dari formulir yang semuanya
dibuat dengan ukuran yang sama (biasanya ukuran A4), penjepit
(fastener), pembatas untuk membatasi setiap kunjungan pasien ke
sarana pelayanan kesehatan dan map sampul (folder) sebaiknya
terbuat dari kertas yang lebih keras misalnya kertas manila. Dan
dapat asumsikan angka biaya rekam medis rawat inap tertinggi
sebesar Rp. 15.000,- dengan kualitas rekam medis yang baik.
33
4.2.2 Jumlah Pasien Rawat Inap dengan Rawat Ulang
(Readmissions) Periode Tahun 2010
Berdasarkan hasil penelitian, pada standar operasional
prosedur (SOP) sistem penomoran yang menggunakan sistem
penomoran unit akan tetapi pada pelaksanaannya sistem
penomoran pada pendaftararan pasien rawat inap BLUD RS Ratu
Zalecha Martapura yang diimplementasikan adalah sistem
penomoran seri. Menurut Gemala Hatta (2009), dengan sistem
penomoran seri setiap pasien mendapat nomor baru setiap
kunjungan ke rumah sakit, misalnya berkunjung 5 kali, maka pasien
tersebut mendapat 5 nomor yang berbeda. Dan menurut WHO
(2002), setiap kali pasien datang ke rumah sakit, nomor rekam
medis baru diberikan dan rekam medis baru dimulai. Dengan sistem
ini, pasien bisa memiliki banyak rekam medis tersebar di seluruh
ruangan file. Hal ini tidak dianjurkan. Untuk perawatan pasien yang
baik, pasien harus memiliki satu rekam medis dengan semua
pelayanan dalam satu catatan dan disimpan di satu tempat.
Dengan pengimplementasian sistem penomoran seri pada
rekam medis rawat inap maka terjadinya pasien memilki lebih dari
dua rekam medis di BLUD RS Ratu Zalecha Martapura. Dari hasil
identifikasi pada register penerimaan pasien rawat inap dan rekam
medis rawat inap maka diketahui pasien rawat inap dengan rawat
ulang pada tahun 2010 di BLUD RS Ratu Zalecha Martapura yaitu
terdapat 167 rekam medis dengan nomor rekam medis berbeda
dari 31 pasien rawat inap yang melakukan rawat ulang. Pasien
rawat inap dengan rawat ulang tertinggi yaitu 15 kali rawat ulang,
maka pasien tersebut memiliki 15 nomor rekam medis berbeda atas
nama pasien Nur Jannah, An dengan diagnosis Thalasemia.
Pada tahun 2010 jumlah kunjungan pasien rawat inap adalah
10.458 orang dan 1,6% dari jumlah total kunjungan pasien rawat
inap tahun 2010 yaitu 167 pasien rawat inap adalah pasien rawat
inap dengan rawat ulang (readmissions). Dari jumlah sampel yang
diambil belum menunjukkan angka yang sebenarnya dengan alasan
keterbatasan pendokumentasian yang ada di BLUD RS Ratu
34
Zalecha sehingga menyulitkan dalam identifikasi. Berdasarkan hasil
wawancara diketahui bahwa diasumsikan 20% dari jumlah
kunjungan pasien rawat inap pertahunnya merupakan kunjungan
rawat ulang (readmissions) maka berjumlah 2091 orang pasien
rawat inap dengan rawat ulang (readmissions).
4.2.3 Inefisiensi Biaya Rekam Medis Rawat Inap Ganda dan Rak
Penyimpanan Rekam Medis Rawat Inap
Sistem penomoran seri tidak digunakan secara luas, pada
saat ini hanya berguna di rumah sakit kecil dengan rendahnya
tingkat pendaftaran kembali (WHO, 2002). Ahli menyarankan
bahwa sistem penomoran seri dapat efisien jika menampung tidak
lebih dari 25.000 rekam medis (LaTour, 2002) dan tingkat pasien
kembali rendah atau populasi yang disediakan adalah sementara
(Abdelhak, 2001). Sampai dengan Juni 2011 nomor rekam medis
rawat inap sudah mencapai 12 26 60.
Menurut Abdelhak (2001), dengan sistem penomoran seri
memiliki biaya persediaan yang lebih tinggi karena setiap kunjungan
di rumah sakit membutuhkan penggunaan rekam medis baru serta
memakan tempat untuk penyimpanan rekam medis tersebut. Setiap
folder rekam medis baru yang diberikan disimpan pada tempat yang
berbeda dan membutuhkan waktu yang lama dalam proses mencari
beberapa tempat untuk mengambil.
Maka dari itu dengan pengimplementasian sistem penomoran
seri mengakibatkan inefisiensi biaya rekam medis rawat inap di
BLUD RS Ratu Zalecha Martapura. Dari hasil identifikasi pasien
rawat inap dengan rawat ulang pada tahun 2010 didapat 167 rekam
medis dari 31 pasien dikalikan biaya per satu set rekam medis
rawat inap sebesarkan Rp. 3.000,- maka didapatkan jumlah
inefisiensi rekam medis rawat inap tahun 2010 sebesar Rp.
501.000,- untuk 5 tahun sebesar Rp. 2.505.000,. akan tetapi angka
tersebut belum dapat menggambarkan inefisiensi rekam medis
rawat inap yang sebenarnya. Maka diasumsikan inefisiensi rekam
medis rawat inap dengan jumlah kunjungan rawat inap rawat ulang
35
(readmissions) 20% pertahunnya yaitu sejumlah 2.092 pasien rawat
inap dan biaya rekam medis dengan angka tertinggi sebesar Rp.
15.000,- dapat dirincikan dibawah ini :
Inefisiensi rekam medis rawat inap berdasarkan hasil identifikasi
167 x Rp. 3.000,- = Rp. 501.000,- x 5 tahun
= Rp. 2.505.000,- per 5 tahun
Inefisiensi rekam medis rawat inap dengan biaya rekam medis
rawat inap tertinggi
167 x Rp. 15.000,- = Rp. 2.505.000,- x 5 tahun
= Rp. 10.250.000,- per 5 tahun
Inefisiensi rekam medis rawat inap dengan asumsi kunjungan
rawat inap rawat ulang 20% (2.092 pasien rawat inap)
2.092 x Rp. 3.000,- = Rp. 6.276.000,- x 5 tahun
= Rp. 31.380.000,- per 5 tahun
Inefisiensi rekam medis rawat inap dengan asumsi kunjungan
rawat ulang 20% (2.092 pasien rawat inap) dan biaya rekam
medis rawat inap tertinggi
2.092 x Rp. 15.000,- = Rp. 31.380.000,- x 5 tahun
= Rp. 156.900.000,- per 5 tahun
Selain itu dengan sistem penomoran seri mengakibatkan
pemborosan biaya pada rak penyimpanan rekam medis rawat inap.
Berdasarkan inefisiensi rekam medis rawat inap pada tahun 2010
sejumlah 167 rekam medis dengan nomor rekam medis berbeda
dari 1,6% kunjungan rawat ulang maka terjadi inefisiensi biaya rak
penyimpanan rekam medis rawat inap yaitu 1,85% sebesar Rp.
55.000,- belum dapat menggambarkan inefisiensi rak penyimpanan
sebenarnya dikarenakan angka kunjungan rawat ulang belum
menunjukkan angka sebenarnya yang ada di BLUD RS Ratu
Zalecha Martapura maka diasumsikan 20% kunjungan rawat ulang
yaitu 2.092 pasien rawat inap. Maka inefisiensi rak penyimpanan
rawat inap pada dapat dihitung sebagai berikut ini:
36
Inefisiensi rak penyimpanan rekam medis rawat inap berdasarkan
hasil identifikasi
Rp. 3.000.000,- x 1,85% = Rp. 55.500,- x 5 tahun
= Rp. 277.000,- per 5 tahun
Inefisiensi rak penyimpanan rekam medis rawat inap dengan
asumsi kunjungan rawat ulang 20% (2.092 pasien rawat inap)
Rp. 3.000.000,- x 23,24% = Rp. 697.200,- x 5 tahun
= Rp. 3.486.000,- per 5 tahun
Dari hasil penelitian diperoleh total inefisiensi biaya rekam
medis rawat inap dan rak penyimpanan rekam medis rawat inap
BLUD RS Ratu Zalecha Martapura dapat dirincikan sebagai berikut:
Total inefisiensi rekam medis rawat inap dan rak penyimpanan
rekam medis rawat inap berdasarkan hasil identifikasi
167 x Rp. 3.000,- = Rp. 501.000,-
Rp. 3.000.000,- x 1,85% = Rp. 55.500,- +
= Rp. 556.500,-
= Rp. 2.782.500,- per 5 tahun
Total inefisiensi rekam medis rawat inap dengan biaya rekam
medis rawat inap tertinggi dan rak penyimpanan rekam medis
rawat inap
167 x Rp. 15.000,- = Rp. 2.505.000,-
Rp. 3.000.000,- x 1,85% = Rp. 55.500,- +
= Rp. 2.560.500,-
= Rp. 12.802.500,- per 5 tahun
37
Total inefisiensi rekam medis rawat inap dan rak penyimpanan
rekam medis rawat inap dengan asumsi kunjungan rawat inap
rawat ulang 20%
2.092 x Rp. 3.000,- = Rp. 6.276.000,-
Rp. 3.000.000,- x 23,24% = Rp. 697.200,- +
= Rp. 6.973.200,-
= Rp. 34.866.000,- per 5 tahun
Total inefisiensi rekam medis rawat inap dengan biaya rekam
medis rawat inap tertinggi dan rak penyimpanan rekam medis
rawat inap dengan asumsi kunjungan rawat inap rawat ulang
20%
2.092 x Rp. 15.000,- = Rp. 31.380.000,-
Rp. 3.000.000,- x 23,24% = Rp. 697.200,- +
= Rp. 32.077.200,-
= Rp. 160.386.000,- per 5 tahun
Nilai informasi terkandung dalam direkam medis yang tidak
dapat dihitung oleh angka diatas mengingat bahwa informasi pada
rekam medis sangat penting dengan adanya single record
menguntungkan karena informasi tentang data klinis pasien di
simpan pada satu rekam medis sehingga ada kesinambungan
informasi tentang pasien.
38
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
a. Biaya per satu set rekam medis rawat inap terdiri dari map (folder) dan
formulir-formulir di BLUD RS Ratu Zalecha Martapura adalah Rp. 3.000,-
b. Hasil identifikasi pasien rawat inap dengan rawat ulang pada tahun 2010
di BLUD RS Ratu Zalecha Martapura berjumlah 31 pasien dengan jumlah
rawat ulang 167 kunjungan yaitu 1,6%. Dan diasumsikan 20% kunjungan
rawat ulang maka pasien rawat ulang berjumlah 2.091.
c. Total inefisiensi rekam medis rawat inap dengan biaya Rp. 3.000,- dan
rak penyimpanan rekam medis dengan kunjungan rawat ulang 1,6%
sebesar Rp. 2.782.500,- per 5 tahun. Sedangkan total inefisiensi rekam
medis rawat inap dengan biaya Rp. 15.000,- dan rak penyimpanan rekam
medis dengan kunjungan rawat ulang 20% sebesar Rp. 160.386.000,- per
5 tahun.
5.2 Saran
Adapun saran penulis berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh yaitu:
a. Agar terciptanya kesinambungan informasi tentang pasien maka
diperlukan adanya single record dengan sistem penomoran unit dan
perubahan format serta formulir rekam medis,
b. Perlu adanya kebijakan yang menyatakan seluruh pasien hanya memiliki
satu nomor rekam medis yang dapat digunakan sebagai dasar Standar
Operasional Prosedur (SOP),
c. Perlunya penyeragaman penomoran antara rekam medis rawat inap dan
rawat jalan yaitu pasien memiliki satu nomor rekam medis yang dapat
digunakan untuk pelayanan rawat inap dan rawat jalan atau pelayanan
penunjang lainnya,
39
d. Perlunya dilakukan sosialisasi yang terus menerus kepada petugas
penerimaan pasien tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) sistem
penomoran rekam medis agar SOP diimpelementasikan dengan baik,
e. Perlu disosialisasikan kepada dokter atau tenaga kesehatan lainnya untuk
setiap pasien yang berobat kembali, agar wajib menggunakan riwayat
klinis pada rekam medis pasien tersebut sebelumnya sebagai dasar
dalam pengobatan
f. Perlu dilakukan adanya penelitian lebih lanjut dengan meneliti pada sudut
pandang dokter terhadap kerugian dari sistem penomoran seri rekam
medis rawat inap.
DAFTAR PUSTAKA
Abdelhak, M. 2001. Health Information of A Strategic Resource 2nd Edition.
Philadelphia: Sunders Company.
BLUD RS Ratu Zalecha, 2011, Profil Tahun 2010 BLUD RS Ratu Zalecha
Martapura, Martapura: BLUD RS Ratu Zalecha Martapura
BLUD RS Ratu Zalecha, 2011, Habar RAZA Edisi 02, Martapura: RS Ratu
Zalecha Martapura
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Hatta, G. 2008. Pedoman Manajemen Kesehatan di Sarana Pelayanan
Kesehatan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Huffman, Edna K. 1994. Health Information Management. Illinois: Physicians
Record Company.
International Federations of Health Records Organizations. Learning Packages
for Medical Record Practice, Package One –Unit 2 – Record Identification
Systems, Filing and Retention of Health Records. http://www.ifhima.org/
(diakses pada 19 April 2010)
Kementrian Komunikasi dan Informasi RI. Kinerja Rumah Sakit BLU Harus
Memberi Pelayanan Terbaik. http://depkominfo.go.id (diakses pada 28 April
2011)
LaTour, Kathleen M. 2002. Health Information Management: Concepts,
Principles and Practice. Chicago: AHIMA.
McMiller, Kathryn. 2002. Being a Medical Records Clerk Second Edition. New
Jersey: Prentice Hall Health.
Menteri Kesehatan RI. 2008. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Menteri Kesehatan RI. 2008. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor.129/MENKES/PER/III/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Skurka, Magaret A. 2003. Health Information Management, Principles and
Organization of Health Information Services, 5th ed . Chicago: AHA Press
Health Forum Inc.
UU Republik Indonesia No 44. 2009. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit. Jakarta.
World Health Organization. 2002. Medical Records Manual: A Guide for
Developing Countries. Geneva: WHO.
Wiktionary. Inefficiency. http://en.wiktionary.org/wiki/inefficiency. (Diakses pada
28 April 2011)
LAMPIRAN
PRODI PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN STIKES HUSADA BORNEO BANJARBARU
PENGANTAR
WAWANCARA PENELITIAN
Dengan hormat,
Sehubungan akan diadakannya penelitian mengenai ”Tinjauan
Inefisiensi Biaya Sebagai Akibat dari Sistem Penomoran Seri pada Rekam
Medis Rawat Inap di BLUD RS Ratu Zalecha Martapura”, maka peneliti
mohon dengan hormat agar Bapak/Ibu/Sdr/Sdri untuk memberikan bantuan
berupa menjawab beberapa pertanyaan berikut sesuai keadaan
sesungguhnya. Bapak/Ibu/Sdr/Sdri dimohon memberikan jawaban dengan
jujur, terbuka, dan apa adanya. Jawaban dari pertanyaan yang diajukan akan
dipergunakan dalam Karya Tulis Ilmiah peneliti sebagai data dan informasi
sesuai dengan tema. Selain itu identitas Bapak/Ibu/Sdr/Sdri dijamin
kerahasiaannya, sehingga dapat memberikan jawaban dengan leluasa.
Untuk kelancaran dalam penelitian, peneliti dimohon keikhlasan dan tanpa
adanya unsur paksaan Bapak/Ibu/Sdr/Sdri untuk menandatangani lembar
persetujuan subjek penelitian sebagai bukti partisipasi. Akhir kata, atas
partisipasi dan ketulusan jawaban yang diberikan, peneliti sangat menghargai
dan mengucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Anna Maulida
Lampiran 4
PRODI PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN STIKES HUSADA BORNEO BANJARBARU
PERSETUJUAN
SUBJEK PENELITIAN
Dengan hormat,
Sehubungan akan diadakannya penelitian mengenai ”Tinjauan
Inefisiensi Biaya Sebagai Akibat dari Sistem Penomoran Seri pada Rekam
Medis Rawat Inap di BLUD RS Ratu Zalecha Martapura”, maka peneliti
mohon dengan hormat agar Bapak/Ibu/Sdr/Sdri untuk memberikan bantuan
berupa menjawab beberapa pertanyaan berikut sesuai keadaan sesungguhnya.
Dalam penelitian ini, Bapak/Ibu/Sdr/Sdri akan berperan sebagai subjek
dimohon untuk menyampaikan informasi yang diketahui untuk menjawab
pertanyaan yang peneliti sediakan.
Saya telah membaca ”Persetujuan Subjek Penelitian” diatas. Hal-hal yang
dimaksud telah saya pahami, dan saya bersedia untuk menjadi subjek dalam
penelitian ini.
Martapura, Juni 2011
Responden
(............................................)
Sebagai peneliti, saya telah menguraikan kepada subjek mengenai
penelitian yang akan saya lakukan. Atas partisipasi dan ketulusan jawaban yang
diberikan, peneliti sangat menghargai dan menyampaikan terima kasih.
Martapura, Juni 2011
Peneliti
Anna Maulida
Lampiran 5
PRODI PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN STIKES HUSADA BORNEO BANJARBARU
PEDOMAN WAWANCARA
PETUGAS PENDAFTARAN PASIEN RAWAT INAP
1. Apakah sudah ada SOP pendaftaran meliputi penamaan dan penomoran
rekam medis rawat inap?
2. Bagaimana cara bapak/ibu dalam memberikan nama dan nomor rekam
medis rawat inap? Bagaimana jika pasien tidak ikut mendaftar secara
langsung atau pendaftaran dilakukan orang lain/keluarga?
3. Apakah bapak/ibu mengalami kesulitan dalam memberikan nomor rekam
medis pasien rawat inap? Alasannya?
4. Sarana prasarana apa saja yang digunakan dalam pemberian nomor rekam
medis?
5. Apa saja masalah atau kendala yang ditemukan dalam sistem penomoran
yang digunakan saat ini?
6. Pernahkah bapak/ibu mengikuti pelatihan tentang rekam medis? Jika pernah,
kapan?
Lampiran 6
PRODI PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN STIKES HUSADA BORNEO BANJARBARU
PEDOMAN WAWANCARA
PETUGAS PENYIMPANAN REKAM MEDIS RAWAT INAP
1. Apakah sudah ada SOP penyimpanan rekam medis rawat inap?
2. Bagaimana cara penyimpanan rekam medis rawat inap?
3. Apakah bapak/ibu mengalami kesulitan dalam penyimpanan dan pencarian
kembali rekam medis rawat inap? Alasannya?
4. Sarana prasarana apa saja yang digunakan dalam penyimpanan rekam
medis rawat inap?
5. Apakah dokter membutuhkan rekam medis pasien yang lama jika pasien
berobat kembali?
6. Apa saja masalah atau kendala yang ditemukan dalam penyimpanan dan
pencarian rekam medis rawat inap?
7. Pernahkah bapak/ibu mengikuti pelatihan tentang rekam medis? Jika pernah,
kapan?
Lampiran 7
PRODI PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN STIKES HUSADA BORNEO BANJARBARU
PEDOMAN WAWANCARA
KEPALA INSTALASI REKAM MEDIS
1. Apakah sudah ada SOP pendaftaran rawat inap meliputi sistem penamaan
dan sistem penomoran rekam medis?
2. Bagaimana SOP tersebut dibuat?
3. Siapa yang bertanggung jawab atas SOP tersebut?
4. Apakan SOP tersebut sudah diperkenalkan atau disosialisasikan kepada
petugas?
5. Bagaimana kelengkapan pencatatan rekam medis pasien rawat inap?
6. Bagaimana alur dan prosedur pendaftaran pasien rawat inap?
7. Bagaimana cara penamaan dan penomoran rekam medis rawat inap?
Bagaimana jika pasien tidak ikut mendaftar secara langsung atau
pendaftaran dilakukan orang lain/keluarga?
8. Berapa rupiah biaya yang dikeluarkan untuk per satu rekam medisnya?
9. Apakah dokter membutuhkan rekam medis pasien yang lama jika pasien
berobat kembali?
10. Apakah dengan sistem penomoran saat ini sudah membantu impelementasi
pada penggunaan sistem INA-CBG’s pada pasien rawat inap?
Lampiran 8
PRODI PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN STIKES HUSADA BORNEO BANJARBARU
PEDOMAN
OBSERVASI PENELITIAN
No. Nama Pasien No. Rekam
Medis Tanggal Masuk
Tanggal Keluar
Dokter yang Merawat
Lampiran 9
STRUKTUR ORGNANISASI INSTALASI REKAM MEDIS BLUD RS RATU ZALECHA MARTAPURA
TAHUN 2010
DIREKTUR BLUD RS RATU ZALECHA MARTAPURA
IKHWANSYAH, M.Kes
KA INSTALASI REKAM MEDIS
IRMAWAN, Amd.Perkes
PENGELOLA DATA
RAWAT JALAN
IBNU A. W, Amd
PENGELOLA DATA
RAWAT JALAN NURUL P, SKM
PENGELOLA DATA
RAWAT JALAN
NORHALIDAH
ASSEMBLING
WAHIDAH
CODING &
INDEKSING
NORHAIDA
FILING
WAHIDAH
SENSUS
HARIAN
RADIAH
KORESPONDENSI
PENDAFTARAN ASPIANHADI
KOORDINATOR
PELAPORAN DEWI SUSILOWATI
KOORDINATOR TPP
RAWAT JALAN TAURAN, SAP
KOORDINATOR TPP
RAWAT INAP UBAIDILAH
La
mp
iran
10
RAK PENYIMPANAN REKAM MEDIS RAWAT INAP
DI BLUD RS RATU ZALECHA MARTAPURA
Lampiran 13
235 cm
185 cm
1 cm
45 cm
55 cm 5 cm
60 cm
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
Nama Lengkap : Anna Maulida
Tempat, Tanggal Lahir : Martapura, 16 Oktober 1989
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Cempaka No.12 RT.01 RW.01 Kelurahan Jawa
Martapura 70615 Kab.Banjar Kalimatan Selatan
Email : emailku.anna@gmail.com
Telepon : 0511 4721974 - 085751101200
B. Pendidikan Formal
1995 – 2001 : SDN Pasayangan 1 Martapura
2001 – 2004 : Mts. Putri Pondok Pesantren Al-Amin Martapura
2004 – 2007 : SMA Muhammadiyah Martapura