Kalimat Dalam Bahasa Indonesia2

Post on 23-Oct-2015

121 views 7 download

description

ok

Transcript of Kalimat Dalam Bahasa Indonesia2

Jenis kalimat menurut bentuk gayanya(retoriknya)

Tulisan akan lebih efektif jika :

- kalimat-kalimat yang disusunnya benar

- gaya penyajiannya (retoriknya) menarik

Jadi walaupun kalimat tadi disusun sudah gramatikal, sesuai dengan kaidah, belum tentu menarik pembacanya jika segi retoriknya tidak memikat.

Jenis kalimat menurut bentuk gayanya(retoriknya)

Menurut retoriknya, kalimat majemuk dibagi menjadi tiga macam :

1. Kalimat yang melepas (induk-anak)

2. Kalimat yang berklimaks (anak-induk)

3. Kalimat yang berimbang (setara, campuran)

Kalimat yang melepas

Kalimat diawali dengan induk kalimat (unsur utama) dan diikuti anak kalimat (unsur tambahan).

Unsur anak kalimat seakan-akan dilepaskan saja oleh penulisnya; kalaupun unsur ini tidak diucapkan, kalimat ini sudah bermakna lengkap.

Kalimat yang melepas

Contoh : 1. Saya akan menikah jika saya lulus ujian sarjana. 2. Semua mahasiswa dan dosen harus menaati segala

peraturan agar kegiatan perkuliahan berjalan lancar. Saya akan menikah. Semua mahasiswa dan dosen harus menaati segala

peraturan.

Kalimat yang berklimaks

Jika kalimat diawali oleh anak kalimat dan diikuti induk kalimat.

Pembaca belum dapat memahami kalimat itu

jika baru membaca anak kalimatnya. Pembaca akan memahami makna kalimat itu setelah membaca induk kalimatnya.

Kalimat yang susunannya anak-induk terasa

berklimaks dan membentuk ketegangan.

Kalimat yang berklimaks

Contoh :

1. Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat

ke kampus.

2. Jika saya lulus ujian sarjana, saya akan

menikah.

3. Setelah dua kali ujian susulan, akhirnya

mahasiswa itu lulus juga.

Kalimat yang berimbang

Jika kalimat itu disusun dalam bentuk majemuk setara atau majemuk campuran. Contoh : 1. Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat

dapat bekerja dengan tenang dan dapat beribadat dengan leluasa.

2. Mahasiswa semakin rajin kuliah, dosen semakin bergairah dalam mengajar dan IPK mahasiswa meningkat tajam.

Jenis kalimat menurut fungsinya

Menurut fungsinya, jenis kalimat dapat dirinci

menjadi :

1. Kalimat pernyataan (deklaratif)

2. Kalimat pertanyaan (interogatif)

3. Kalimat perintah dan permintaan (imperatif)

4. Kalimat seruan

Kalimat pernyataan (deklaratif)

Dipakai jika penutur ingin menyatakan sesuatu dengan lengkap.

Contoh :

Positif :

Presiden Gus Dur mengadakan kunjungan ke luar negeri.

Negatif :

Tidak semua nasabah bank memperoleh kredit.

Kalaimat pernyataan (interogatif)

Dipakai jika penutur ingin memperoleh informasi atau jawaban yang diharapkan.

Contoh : Positif : Apakah ekstrak daun sirih memiliki daya antijamur

terhadap Candida albicans ? Mengapa dia tidak kuliah bahasa Indonesia ? Negatif : Mengapa tidak semua mahasiswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ?

Kalimat perintah dan permintaan(imperatif)

Kalimat perintah dipakai jika penutur ingin

menyuruh atau melarang orang berbuat sesuatu

Contoh :

Positif :

Tolong buatkan dahulu rencana pembiayaannya

Negatif :

Sebaiknya tidak menyontek saat ujian.

Janganlah kita berpikiran sempit tentang HAM

Kalimat seruan

Dipakai jika penutur ingin mengungkapkan

perasaan yang kuat atau mendadak.

Contoh :

Positif :

Nah, ini dia yang kita tunggu.

Negatif :

Aduh, tugas bahasa Indonesia saya tidak terbawa.

Kalimat efektif

Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis.

Ciri-ciri kalimat efektif:

kesepadanan struktur, keparalelan bentuk,

ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan,

kelogisan bahasa.

Kesepadanan

Ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai.

Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan

pikiran yang baik.

Kesepadanan kalimat memiliki ciri-ciri seperti tercantum dibawah ini :

Kesepadanan

Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat

dengan jelas. Kejelasan subjek dan predikat

suatu kalimat dapat dilakukan dengan meng-

hindarkan pemakaian kata depan di, dalam,

bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai,

menurut, dsb. di depan subjek.

Kesepadanan

Contoh :

Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini

harus membayar uang kuliah. (x)

Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus

membayar uang kuliah.

Dalam ruangan itu memerlukan tiga buah kursi.

Ruangan itu memerlukan tiga buah kursi.

Kesepadanan

Tidak terdapat subjek ganda.

Contoh :

Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para

dosen. (x)

Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh

para dosen.

Soal itu saya kurang jelas. (x)

Soal itu bagi saya kurang jelas.

Kesepadanan

Kata penghubung intrakalimat tidak dipakai

dalam kalimat tunggal.

Contoh :

Kami datang agak terlambat. Sehingga kami

tidak dapat mengikuti acara pertama.(x)

Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.

Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu…

Kesepadanan

Contoh lain :

Kakaknya membeli sepeda motor Honda.

Sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.(x)

Kakaknya membeli sepeda motor Honda,

sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.

Kakaknya membeli sepeda motor Honda, akan

tetapi dia membeli sepeda motor Suzuki.

Kesepadanan

Predikat kalimat tidak didahului kata “yang”.

Contoh :

Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa

Melayu. (x)

Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.

Kampus kami yang terletak di Jatinangor.(x)

Kampus kami terletak di Jatinangor.

Keparalelan

Adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat. Artinya kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya harus menggunakan nomina.

Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua dan seterusnya harus menggunakan verba.

Keparalelan

Contoh : Harga minya dibekukan atau kenaikan secara

luwes. (x) Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara

luwes. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah

kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air dan pengaturan tata ruang.(x)

Keparalelan

Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

Ketegasan

Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.

Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di awal kalimat.

Presiden mengharapkan agar rakyat mem-

bangun bangsa dan negara ini dengan kemam-

puan yang ada pada dirinya.

Penekanan : Presiden mengharapkan

Ketegasan

Membuat urutan kata yang bertahap.

Contoh :

Bukan seribu, sejuta atau seratus, tetapi berjuta-

juta rupiah telah disumbangkan kepada fakir

miskin. (x)

Bukan seratus, serubu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah telah disumbangkan kepada fakir miskin.

Ketegasan

Melakukan pengulangan kata (repetisi).

Contoh :

Saya suka akan kesopanan mereka, saya suka

akan keramahan mereka.

Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan. Contoh :

Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.

Ketegasan

Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).

Contoh :

Saudaralah yang bertanggung jawab.

Kehematan

Ialah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.

Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan ka- limat. Penghematan di sini mempunyai arti penghe- matan terhadap kata yang memang tidak di- perlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata

bahasa.

Kehematan

Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.

Contoh :

Karena dia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu. (x)

Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.

Kehematan

Contoh lain :

Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa Presiden datang. (x)

Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa Presiden datang.

Kehematan

Penghematan dapat dilakukan dengan cara

menghindarkan pemakaian superordinat pada

hiponimi kata.

Kata merah sudah mencakup kata warna.

Kata pipit sudah mencakup kata burung.

Contoh :

Ia memakai baju warna merah.(x)

Ia memakai baju merah.

Kehematan

Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.

naik bersinonim dengan ke atas

turun ke bawah

hanya saja

sejak dari

Kehematan

Contoh :

Dia hanya membawa badannya saja. (x)

Dia hanya membawa badannya.

Sejak dari pagi dia belum makan. (x)

Sejak pagi dia belum makan.

Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak. Contoh: para tamu-tamu, para tamu

Kecermatan

Bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata.

Contoh :

Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu

menerima hadiah.

Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.

Kepaduan

Ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.

Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak sistematis.

Oleh karena itu hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.

Kepaduan

Contoh :

Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah telanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak ke luar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab.

Kepaduan

Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek+ agen+ verba secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif

Contoh : Surat itu saya sudah baca. (x) Surat itu sudah saya baca. Saran yang dikemukakannya kami akan

pertimbangkan.(x)

Kepaduan

Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan kata daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.

Contoh: Mereka membicarakan kehendak daripada

rakyat. (x) Mereka membicarakan kehendak rakyat. Seminar ini akan membahas tentang kesehatan

masyarakat. (x)

Kelogisan

Ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.

Contoh :

Hermawan menduduki Juara pertama Cina Terbuka. (x)

Hermawan menjadi Juara pertama Cina Terbuka.

Kelogisan

Contoh lain :

Waktu dan tempat kami persilahkan. (x)

Bapak Dekan kami persilahkan.

Mayat wanita yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di daerah tersebut.(x)

Sebelum meninggal, wanita yang mayatnya ditemukan itu sering mondar-mandir di daerah tersebut.

PARAGRAF

Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan satu gagasan atau topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut.Sebuah paragraf mungkin terdiri atas dua buah kalimat, mungkin pula lebih dari dua buah kalimat.

Paragraf

Walaupun paragraf itu mengandung beberapa kalimat, tidak satu pun dari kalimat-kalimat itu yang memperkatakan soal lain. Seluruhnya memperbincangkan satu masalah atau sekurang-kurangnya bertalian erat dengan masalah itu.

Contoh paragraf

Sampah selamanya selalu memusingkan. Berkali-kali masalahnya diseminarkan dan berkali-kali pula jalan pemecahannya dirancang. Namun, keterbatasan-keterbatasan yang kita miliki tetap menjadikan sampah sebagai masalah yang pelik.Pada waktu seminar-seminar itu berlangsung, penimbunan sampah terus terjadi. Hal ini mengundang keprihatinan kita karena masalah sampah banyak sedikitnya mempunyai kaitan dengan masalah pencemaran air dan banjir.Selama pengumpulan, pengangkutan, pembuangan akhir dan pengolahan sampah (dst)

Paragraf

Topik paragraf adalah pikiran utama di dalam sebuah paragraf. Semua pembicaraan dalam paragraf itu terpusat pada pikiran utama ini. Pikiran utama inilah yang menjadi topik persoalan atau pokok pembicaraan.Oleh sebab itu ia kadang-kadang disebut juga gagasan pokok di dalam sebuah paragraf. Dengan demikian, apa yang menjadi pokok pembicaraan dalam sebuah paragraf, itulah topik paragraf.

Syarat-syarat paragraf

Paragraf yang baik harus memiliki dua ketentuan, yaitu :

a. Kesatuan paragraf

b. Kepaduan paragraf

Kesatuan paragraf

Dalam sebuah paragraf terdapat hanya satu pokok pikiran. Oleh sebab itu, kalimat-kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata dengan cermat agar tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang dari ide pokok paragraf itu. Kalau ada kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran paragraf itu, paragraf menjadi tidak utuh. Kalimat yang menyimpang harus dikeluarkan dari paragraf.

Perhatikan contoh paragraf dibawah ini

Jateng sukses. Kata-kata ini meluncur gembira dari pelatih regu Jateng setelah selesai pertandingan final Kejurnas Tinju Amatir , Minggu malam, di Gedung Olah Raga Jateng, Semarang. Kota Semarang terdapat di pantai utara Pulau Jawa, ibu kota Propinsi Jateng. Pernyataan ini dianggap wajar, karena yang diimpi-impikan selama ini terwujud, yaitu satu medali emas, satu medali perak, (dst)

Kepaduan paragraf

Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait antar kalimat. Urutan yang logis akan terlihat dalam susunan kalimat-kalimat dalam paragraf itu. Dalam paragraf itu tidak ada kalimat-kalimat yang sumbang atau keluar dari permasalahan yang dibicarakan.

Pengait paragraf

Agar paragraf menjadi padu digunakan pengait paragraf, yaitu :

1. Ungkapan penghubung transisi

2. Kata ganti

3. Kata kunci (pengulangan kata yang dipentingkan)

Beberapa kata transisi

1. Hubungan tambahan :

lebih lagi, selanjutnya, tambahan pula, di

samping itu, lalu, berikutnya, demikian pula,

begitu juga, lagi pula

2. Hubungan pertentangan :

akan tetapi, namun, bagaimanapun,

walaupun demikian, sebaliknya, meskipun

begitu, lain halnya

Beberapa kata transisi

3. Hubungan perbandingan :

sama dengan itu, dalam hal yang demikian,

sehubungan dengan itu;

4. Hubungan akibat :

oleh sebab itu, jadi, akibatnya, oleh sebab itu,

oleh karena itu, maka;

Beberapa kata transisi

5. Hubungan tujuan :

untuk itu, untuk maksud itu;

6. Hubungan singkatan :

singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada

umumnya, dengan kata lain, sebagai simpulan

7. Hubungan waktu: sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat kemudian;

8. Hubungan tempat: berdekatan dengan itu;

Paragraf dibawah ini memperlihatkan pemakaian pengait antar kalimat

Belum ada isayarat jelas bahwa masyarakat sudah menarik tabungan deposito mereka. Sementara itu, bursa efek Indonesia mulai goncang dalam menampung serbuan para pemburu saham. Pemilik-pemilik uang berusaha meraih sebanyak-banyaknya saham yang dijual di bursa. Oleh karena itu, bursa efek berusaha menampung minat pemilik uang yang menggebu-gebu. Akibatnya, (dst)

Kata ganti

Uangkapan pengait paragraf dapat juga berupa kata ganti, baik kata ganti orang maupun kata ganti yang lain.

Dalam usaha memadu kalimat-kalimat dalam suatu paragraf, kita banyak menggunakan kata ganti orang. Pemakaian kata ganti orang ini berguna untuk menghindari penyebutan nama orang berkali-kali.

Kata ganti orang

Kata ganti yang dimaksud adalah :

saya, aku, ku, kita, kami (kata ganti orang pertama), engkau, kau,kamu, mu, kamu sekalian (kata ganti orang kedua), dia, ia, beliau, dan nya ( kata ganti orang ketiga).

Perhatikan contoh paragraf berikut

Rizal, Rustam, dan Cahyo adalah teman sekolah sejak SMA hingga perguruan tinggi. Kini mereka sudah menyandang gelar dokter dari sebuah universitas negeri di Jakarta. Mereka merencanakan mendirikan poliklinik lengkap dengan apoteknya. Mereka menghubungi saya dan mengajak bekerja sama, yaitu saya diminta menyediakan tempatnya (dst)

Kata ganti orang

Kata “mereka” dipakai untuk mengganti kata Rizal, Rustam dan Cahyo, agar nama orang tidak disebutkan berkali-kali dalam satu paragraf. Penyebutan nama orang yang berkali-kali dalam satu paragraf akan menimbulkan kebosanan serta menghilangkan keutuhan paragraf.

Perhatikan contoh berikut

Hajjah Utami adalah ketua majelis taklim di desa ini. Rumah Hajjah Utami terletak dekat masjid Nurul Ittihad.

Pengulangan Hajjah Utami akan menimbulkan kesan kekurangpaduan dua kalimat itu.

Hajjah Utami adalah ketua majelis taklim di desa ini. Rumahnya terletak dekat masjid Nurul Ittihad.

Perhatikan contoh-contoh berikut

Pada tahun yang lalu India dilanda kelaparan. Ia mengharapkan uluran tangan negara lain.

Sepatu saya sudah rusak. Saya harus segera menggantinya.

Kain bahan celana ini pas-pasan. Si penjahit harus pandai memotongnya.

Kata ganti yang lain

Kata ganti lain yang digunakan dalam menciptakan kepaduan paragraf ialah :

itu, ini, tadi, begitu, demikian, di situ, ke situ, di atas, di sana, di sini dsb.

Contoh : Itu asrama mereka. Mereka tinggal di situ

sejak kuliah tingkat satu sampai dengan meraih gelar sarjana. Orang tua mereka sering berkunjung ke situ.

Kata kunci

Disamping itu, ungkapan pengait dapat pula berupa pengulangan kata-kata kunci, seperti kata “sampah” pada contoh paragraf yang pertama. Pengulangan kata-kata kunci ini perlu dilakukan dengan hati-hati (tidak terlalu sering ).

Pembagian paragraf menurut jenisnya

Dalam sebuah karangan (komposisi) biasanya terdapat tiga macam paragraf, yaitu :

1. Paragraf pembuka

2. Paragraf pengembang

3. Paragraf penutup

Paragraf pembuka

Paragraf ini merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai pada segala pembicaraan yang kan menyusul kemudian. Oleh sebab itu, paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan selanjutnya.

Paragraf pengembang

ialah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dan paragraf terakhir di dalam bab itu. Paragraf ini mengembangkan pokok pembicaraan yang dirancang. Dengan kata lain, paragraf pengembang mengemukakan inti persoalan yang akan dikemukakan. Oleh sebab itu, satu paragraf dan paragraf lain harus memperlihatkan hubungan yang serasi dan logis.

Paragraf pengembang

Paragraf ini dapat dikembangkan dengan cara ekspositoris, deskriptif, naratif, atau argumentatif.

Paragraf penutup

adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau pada akhir satu kesatuan yang lebih kecil dalam karangan itu. Biasanya, paragraf penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya.

Tanda paragraf

Sebuah paragraf dapat ditandai dengan memulai kalimat pertama agak menjorok ke dalam, kira-kira lima ketukan mesin ketik atau kira-kira dua sentimeter. Dengan demikian, para pembaca mudah dapat melihat permulaan tiap paragraf . Selain itu, penulis dapat pula menambahkan tanda sebuah paragraf itu dengan memberikan jarak agak renggang dari paragraf sebelumnya.

Rangka atau struktur paragraf

Rangka atau struktur sebuah paragraf terdiri atas sebuah kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Dengan kata lain, apabila dalam sebuah paragraf terdapat lebih dari sebuah kalimat topik, paragraf itu tidak termasuk paragraf yang baik.Kalimat-kalimat dalam paragraf itu harus saling menunjang, kait-berkait satu dengan yang lainnya.

Rangka atau struktur paragraf

Kalimat topik adalah kalimat yang berisi topik yang dibicarakan pengarang. Pengarang meletakkan inti maksud pembicaraannya pada kalimat topik.

Karena topik paragraf adalah pikiran utama dalam sebuah paragraf, kalimat topik merupakan kalimat utama dalam paragraf itu. Karena setiap paragraf hanya memiliki sebuah topik, paragraf itu tentu hanya mempunyai satu kalimat utama.

Rangka atau struktur paragraf

Kalimat utama bersifat umum. Ukuran “umum” sebuah kalimat terbatas pada paragraf itu saja. Adakalanya sebuah kalimat yang kita anggap umum akan berubah menjadi kalimat yang khusus apabila paragraf itu diperluas.

Perhatikan contoh paragraf berikut :

Rangka atau struktur paragraf

Penduduk Tegal, umpamanya, merasa tidak dapat hidup di daerahnya lagi karena bahan makanan yang akan dimakan sehari-hari tidak mencukupi kebutuhan penduduk. Hal ini disebabkan oleh ledakan penduduk Tegal terlalu besar sehingga daerah peretanian yang relatif tidak bertambah hasilnya, itu tidak dapat menampung perkembangan penduduk.

Paragraf deduktif dan induktif

Paragraf deduktif adalah paragraf yang meletakkan kalimat topik pada awal paragraf.

Paragraf induktif adalah paragraf yang meletakkan kalimat topik pada akhir paragraf.

Contoh paragraf deduktif

Arang aktif ialah sejenis arang yang diperoleh dari suatu pembakaran yang mempunyai sifat tidak larut dalam air. Arang ini dapat diperoleh dari pembakaran zat-zat tertentu, seperti ampas tebu, tempurung kelapa, dan tongkol jagung. Jenis arang ini banyak digunakan dalam beberapa industri pangan atau nonpangan. Industri yang menggunakan (dan seterusnya)

Contoh paragraf induktif

Dua anak kecil ditemukan tewas di pinngir Jalan Anu. Seminggu kemudian seorang anak wanita hilang ketika pulang dari sekolah. Sehari kemudian polisi menemukan bercak-bercak darah di kursi belakang mobil John.

Polisi juga menemukan potret dua anak yang tewas di Jalan Anu di dalam kantung celana John. Dengan demikian, John adalah orang yang dapat dimintai pertanggungjawaban tentang hilangnya tiga anak itu.

Teknik pengembangan paragraf

1. Dengan memberikan contoh/fakta

2. Dengan memberikan alasan-alasan

3. Dengan bercerita

Dengan memberikan contoh/fakta

Kegiatan KUD di desa-desa yang belum dewasa sering dicampuri oleh tengkulak-tengkulak.Misalnya, di Desa Kioro. Apa saja kegiatan KUD selalu dipantau oleh tengkulak-tengkulak. Kadang-kadang, bukan memantau lagi namanya, tetapi langsung ikut serta menentukan harga gabah penduduk yang akan dijual ke koperasi. Tengkulak itulah yang mengatur pembagian uang yang ditangani ketua koperasi, mengatur pembelian padi (dst)

Dengan memberikan alasan-alasan

Membiasakan diri berolahraga setiap pagi banyak manfaatnya bagi seorang pegawai. Olah raga itu sangat perlu untuk mengimbangi kegiatan duduk berjam-jam di belakang meja kantor. Kalau tidak demikian, pegawai itu akan menderita beberapa penyakit karena tidak ada keseimbangan kerja otak dan kerja fisik. Kalau pegawai itu menderita sakit, berarti dia (dst)

Dengan bercerita

Kota Wonosobo telah mereka lalui. Kini jalan lebih menanjak dan sempit berliku-liku. Bus meraung-raung ke dataran tinggi Dieng. Di samping kanan jurang menganga, tetapi pemandangan di kejauhan adalah hutan pinus menyelimuti punggung bukit dan bekas-bekas kawah yang memutih. Pemandangan itu (dst)

Pembagian paragraf menurut teknik pemaparannya

1. Deskriptif

2. Ekspositoris

3. Argumentatif

4. Naratif

Paragraf deskriptif

Disebut juga paragraf melukiskan. Paragraf ini melukiskan apa yang terlihat didepan mata. Jadi, paragraf ini bersifat tata ruang atau tata letak.Pembicaraan dapat berurutan dari atas ke bawah atau dari kiri ke kanan. Dengan kata lain, paragraf deskriptif berurusan dengan hal-hal kecil yang tertangkap oleh pancaindra.

Paragraf ekspositoris

Paragraf ini menampilkan suatu objek. Peninjauannya tertuju pada satu unsur saja. Penyampaiannya dapat menggunakan perkerkembangan analisis kronologis atau keruangan.

Paragraf argumentatif

Sebenarnya = paragraf ekspositoris. Disebut juga paragraf persuasif. Paragraf ini lebih bersifat membujuk atau meyakinkan pembaca terhadap suatu hal atau objek.Biasanya paragraf ini menggunakan perkembangan analisis.

Paragraf naratif

Paragraf naratif biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita. Oleh sebab itu, paragraf naratif hanya ditemukan dalam novel, cerpen, atau hikayat.

Penalaran

Proses berfikir manusia untuk menghubung-hubungkan data/fakta yang ada hingga sampai pada suatu simpulan.

Kalimat pernyataan yang dapat dipergunakan sebagai data disebut proposisi.

Term adalah kata yang dapat dijadikan subjek atau predikat dalam sebuah kalimat proposisi.

Penalaran

Contoh kalimat proposisi :

Semua tebu manis.

Semua tebu = term

manis = term

Suatu proposisi mempunyai subjek dan predikat. Jadi proposisi pasti berbentuk kalimat.Hanya kalimat berita yang netral yang dapat disebut proposisi.

Penalaran

Kalimat tanya, kalimat perintah, kalimat harapan dan kalimat inversi tidak dapat disebut proposisi.

Contoh : 1. Bangsa burungkah ayam ? 2. Mudah-mudahan Indonesia menjadi negara

makmur. 3. Berdirilah kamu dipinggir pantai. Kalimat di atas bukan proposisi.

Penalaran

Kalimat-kalimat tadi dapat diubah menjadi kalimat proposisi sbb :

1. Ayam adalah burung.

2. Indonesia menjadi negara makmur.

3. Kamu berdiri di pinggir pantai.

Penalaran

Dalam hal hubungan kelompok subjek dan predikat, Euler mengemukakan konsepnya dengan empat jenis proposisi dengan lima macam posisi lingkaran.

Lingkaran itu disebut lingkaran Euler.

Keempat jenis proposisi itu adalah sbb :

Lingkaran Euler

1. Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek,sama dengan perasngkat yang terdapat dalam predikat.

Semua S adalah semua P.

Semua sehat adalah semua tidak sakit.

S=P

Lingkaran Euler

2. Semua perangkat yang tercakup dalam subjek menjadi bagian dari perangkat predikat.

Semua S adalah P.

Semua sepeda beroda.

PS

Lingkaran Euler

Sebaliknya, suatu perangkat predikat merupakan bagian dari perangkat subjek.

Sebagian S adalah P.

Sebagian binatang adalah kera.

S P

Lingkaran Euler

3. Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek, berada di luar perangkat predikat. Jadi, antara subjek dan predikat tidak terdapat relasi.

Tidak satu pun S adalah P.

Tidak seorang pun manusia adalah binatang.

S P

Lingkaran Euler

4. Sebagian perangkat yang tercakup dalam subjek berada di luar perangkat predikat.

Sebagian S tidaklah P.

Sebagian kaca tidaklah bening.

S P

Jenis-jenis proposisi

Proposisi dibagi berdasarkan :

1. Bentuknya

2. Sifatnya

3. Kualitasnya

4. Kuantitasnya

Berdasarkan bentuknya

proposisi dibagi menjadi proposisi tunggal dan proposisi majemuk.

Proposisi tunggal hanya mengandung satu pernyataan. Contoh :

Semua mahasiswa harus bekerja keras. Proposisi majemuk mengandung lebih dari satu

pernyataan. Contoh : Semua mahasiswa harus rajin dan bekerja keras.

Berdasarkan sifatnya

proposisi dapat dibagi atas proposisi kategorial dan proposisi kondisional.

Dalam proposisi kategorial hubungan antara subjek dengan predikat tanpa syarat.

Contoh : Semua bemo beroda tiga.

Sebagian binatang tidak berekor.

Berdasarkan sifatnya

Dalam proposisi kondisional, hubungan antara subjek dengan predikat terjadi dengan syarat tertentu. Syarat itu harus dipenuhi atau diingat sebelum peristiwa dapat berlangsung.

Contoh : Jika air tidak ada, manusia akan

kehausan.

Proposisi ini terdiri atas dua bagian, yaitu bagian sebab dan bagian akibat.

Berdasarkan sifatnya

Unsur sebab disebut anteseden dan unsur akibat disebut konsekuen. Anteseden dalam proposisi harus mendahului konsekuen. Bila urutannya dibalik, kalimat itu bukan proposisi.

Jika air tidak ada, manusia akan kehausan.

Manusia akan kehausan, jika air tidak ada. (x)

(x) = bukan proposisi

Berdasarkan sifatnya

Proposisi kondisional :

1. Proposisi kondisional hipotesis.

Jika tidak belajar, mahasiswa tidak lulus ujian.

2. Proposisi kondisional disjungtif : mengemukakan suatu alternatif/pilihan.

Amir Hamzah adalah seorang sastrawan atau pahlawan.

Berdasarkan kualitasnya

proposisi dibagi atas proposisi positif (afirmatif) dan proposisi negatif.

Proposisi positif (afirmatif) adalah proiposisi yang membenarkan adanya persesuaian hubungan antara subjek dan predikat.

Contoh :

Semua dokter adalah orang pintar.

Sebagian manusia adalah bersifat sosial.

Berdasarkan kualitasnya

Proposisi negatif adalah proposisi yang menyatakan bahwa antara subjek dengan predikat tidak mempunyai hubungan.Dengan kata lain proposisi negatif meniadakan hubungan antara subjek dengan predikat.

Contoh :

Semua harimau bukanlah singa.

Sebagian orang jompo tidaklah pelupa.

Berdasarkan kualitasnya

Dalam proposisi kondisional hipotesis, pokok persoalan terletak pada unsur konsekuennya. Bila konsekuennya positif, proposisi itu juga positif (afirmatif).Unsur anteseden tidak memberi pengaruh pada kualitas proposisi.

Contoh :

Jika hari panas, petani tidaklah bekerja.(neg)

Jika hari tidak panas,petani menjadi senang.(af)

Berdasarkan kuantitasnya

proposisi dibagi atas proposisi universal (umum) dan proposisi khusus.

Pada proposisi universal (umum) predikat proposisi membenarkan atau mengingkari seluruh subjeknya.

Contoh : Semua dokter adalah orang pintar.

Semua gajah bukanlah kera.

Berdasarkan kuantitasnya

Kata-kata yang dapat membantu menciptakan proposisi universal adalah :

1. Universal afirmatif : semua, setiap, tiap,

masing-masing, apa pun;

2. Universal negatif : tidak satu pun, tidak

seorang pun;

Berdasarkan kuantitasnya

Pada proposisi khusus, predikat proposisi hanya membenarkan atau mengingkari sebagian subjeknya.

Contoh : Sebagian mahasiswa gemar olahraga. Tidak semua P.Jawa adalah Jabar. Kata-kata yang dapat membantu menciptakan

proposisi khusus ialah : sebagian, beberapa, sering, kadang-kadang, dalam keadaan tertentu, banyak dsb.

Bentuk-bentuk proposisi

Berdasarkan dua jenis proposisi, yaitu berdasarkan kualitas (positif & negatif), dan berdasarkan kuantitas ( umum & khusus) ditemukan empat macam proposisi, yaitu :

1. Proposisi umum-positif

2. Proposisi umum-negatif

3. Proposisi khusus-positif

4. Proposisi khusus-negatif

Bentuk-bentuk proposisi

Proposisi umum-positif adalah proposisi yang predikatnya membenarkan keseluruhan subjek. Contoh :

Semua mahasiswa adalah lulusan SMU.

Proposisi umum-negatif adalah proposisi yang predikatnya mengingkari keseluruhan subjek.

Contoh :

Tidak seorang pun mahasiswa lulusan SLTP.

Bentuk-bentuk proposisi

Proposisi khusus-positif adalah proposisi yang predikatnya membenarkan sebagian subjek.

Contoh :

Sebagian mahasiswa adalah anak pejabat.

Proposisi khusus-negatif adalah proposisi yang predikatnya mengingkari sebagian subjek.

Contoh :

Sebagian mahasiswa tidak memiliki komputer.

Penalaran deduktif

simpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang lebih umum. Proposisi tempat menarik simpulan itu disebut premis.

Penarikan simpulan secara deduktif dapat secara langsung ataupun tidak langsung.

Simpulan yang diperoleh tidak mungkin lebih umum daripada proposisi tempat menarik simpulan.

Menarik simpulan secara langsung

Simpulan secara langsung ditarik dari satu premis.Simpulan yang ditarik dari dua premis disebut simpulan taklangsung.

Beberapa jenis penarikan simpulan secara langsung :

1. Konversi

2. Obversi

3. Kontraposisi

Konversi

Prinsip-prinsip konversi :

1. Subjek premis menjadi predikat simpulan.

2. Predikat premis menjadi subjek simpulan.

3. Kualitas premis = kualitas simpulan.

4. Term yang taktersebar dalam premis, juga taktersebar dalam simpulan.

Konversi

Pola proposisi umum-positif :

Semua S adalah P. (premis)

Sebagian P adalah S. (simpulan)

Contoh :

Semua ikan berdarah dingin. (premis)

Sebagian yang berdarah dingin adalah ikan (simpulan)

Konversi

Pola proposisi umum-negatif :

Tidak satu pun S adalah P.(premis)

Tidak satu pun P adalah S.(simpulan)

Contoh :

Tidak seekor nyamuk pun adalah lalat. (p)

Tidak seekor lalat pun adalah nyamuk. (s)

Konversi

Pola proposisi khusus-positif :

Sebagian S adalah P. (p)

Sebagian P adalah S. (s)

Contoh :

Beberapa prajurit adalah gagah berani. (p)

Beberapa yang gagah berani adalah prajurit.(s)

Obversi

Prinsip-prinsip obversi :

1. Subjek premis = subjek simpulan

2. Predikat simpulan >< predikat premis

3. Kualitas simpulan >< kualitas premis

4. Kuantitas simpulan = kuantitas premis

Obversi

Pola proposisi umum-positif :

Semua S adalah P . (p)

Tidak satu pun S adalah tak-P. (s)

Contoh :

Semua rudal adalah senjata berbahaya. (p)

Tidak satu pun rudal adalah senjata tidak berbahaya . (s)

Obversi

Pola proposisi umum-negatif :

Tidak satu pun S adalah P. (p)

Semua S adalah tak-P. (s)

Contoh :

Tidak seekor pun harimau adalah singa. (p)

Semua harimau adalah bukan singa. (s)

Obversi

Pola proposisi khusus-positif :

Sebagian S adalah P. (p)

Sebagian S tidaklah bukan P. (s)

Contoh :

Beberapa tokoh politik adalah para sarjana.(p)

Beberapa tokoh politik tidaklah bukan para sarjana. (s)

Obversi

Pola proposisi khusus-negatif :

Sebagian S tidaklah P. (p)

Sebagian S adalah tak-P. (s)

Contoh :

Sebagian minyak tidaklah barang impor. (p)

Sebagian minyak adalah tak barang impor.(s)

Kontraposisi

Prinsip-prinsip kontraposisi :

1. Subjek simpulan >< predikat premis

2. Predikat simpulan adalah subjek premis.

3. Kualitas simpulan tidak = kualitas premis

4. Tidak ada term yang tersebar

Kontraposisi

Pola proposisi umum-positif :

Semua S adalah P. (p)

Tidak satu pun S adalah tak-P. (s)

Tidak satu pun tak-P adalah S. (s)

Contoh:

Semua gajah adalah berbelalai. (p)

Tidak satu pun gajah adalah tak berbelalai.(s)

Tidak satu pun yang takberbelalai adalah gajah.

Kontraposisi

Pola proposisi umum-negatif :

Tidak satu pun S adalah P. (p)

Semua S adalah tak-P. (s)

Sebagian tak-P adalah S. (s)

Contoh;

Tidak seorang pun pejabat miskin. (p)

Semua pejabat adalah takmiskin. (s)

Sebagian yang takmiskin adalah pejabat.(s)

Kontraposisi

Pola proposisi khusus-negatif :

Sebagian S tidaklah P. (p)

Sebagian S adalah tak-P. (s)

Sebagian tak-P adalah S. (s)

Contoh :

Sebagian jembatan bukan besi. (p)

Sebagian jembatan adalah takbesi. (s)

Sebagian takbesi adalah jembatan. (s)

Ketiga macam cara menarik simpulan langsung

Premis: Semua pemain adalah pemuda. (umum-

positif).

Konversi: Sebagian pemuda adalah pemain.

(khusus-positif)

Obversi: Tidak seorang pun pemain adalah

tak-pemuda. (umum-negatif)

Kontraposisi: Tidak seorang pun tak-pemuda

adalah pemain.(umum-negatif)

Menarik simpulan secara tidak langsung

memerlukan dua premis sebagai data; premis yang pertama bersifat umum, premis kedua yang bersifat khusus.

Perlu premis yang semua orang sudah tahu :

setiap manusia akan mati, semua ikan berdarah dingin, semua sarjana lulusan perguruan tinggi, semua pohon kelapa berakar serabut,

dsb.

Menarik simpulan secara tidak langsung

1. Silogisme kategorial

2.Silogisme hipotesis

3. Silogisme alternatif

4. Entimen

Silogisme kategorial

terjadi dari tiga proposisi. Dua proposisi merupakan premis dan satu proposisi merupakan simpulan.

Premis mayor = premis yang bersifat umum

Premis minor = premis yang bersifat khusus

Dalam simpulan ada subjek & predikat;

subjek simpulan disebut term minor & predikat simpulan disebut term mayor.

Silogisme kategorial

Aturan umum silogisme kategorial :

1. Silogisme harus terdiri dari tiga term, yaitu term mayor, term minor, term penengah.

Contoh :

Semua mahasiswa harus kuliah.

Mutia adalah sorang mahasiswa.

Mutia harus kuliah.

Silogisme kategorial

Term penengah hanya terdapat pada premis,

tidak terdapat pada simpulan.

Kalau term penengah tidak ada, simpulan tidak dapat diambil.

Contoh :

Semua manusia tidak bijaksana.

Semua kera bukan manusia.

………………………………. ?

Silogisme kategorial

2. Silogisme terdiri atas tiga proposisi, yaitu premis mayor, premis minor dan simpulan.

3. Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan. Contoh :

Semua semut bukan ulat.

Tidak seekor ulat pun adalah manusia.

4. Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif. Contoh :

Silogisme kategorial

Tidak seekor gajah pun adalah singa. Semua gajah berbelalai. Jadi, tidak seekor singa pun berbelalai. 5. Dari premis yang positif, akan dihasilkan

simpulan yang positif. 6. Dari dia premis khusus tidak dapat ditarik

satu simpulan. Contoh : Sebagian orang jujur adalah petani. Sebagian pegawai negeri adalah orang jujur.

Silogisme kategorial

7. Bila salah sat premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus . Contoh :

Semua mahasiswa adalah lulusan SMU. Sebagian pemuda adalah mahasiswa. Jadi, sebagian pemuda adalah lulusan SMU. 8. Dari premis mayor khusus & premis minor negatif

tidak dapat ditarik simpulan.Contoh: Beberapa manusia adalah bijaksana.

Tidak seekor binatang pun adalah manusia.

Silogisme hipotesis

terdiri atas premis mayor yang berproposisi kondisional hipotesis. Kalau premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Contoh :

Jika besi dipanaskan, besi akan memuai.

Besi dipanaskan. Jadi besi memuai.

Jika besi tidak dipanaskan, besi tidak akan memuai.

Besi tidak dipanaskan. Jadi besi tidak akan memuai.

Silogisme alternatif

terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Kalau premis minornya membenarkan salah satu alternatif, simpulannya akan menolak alternatif yang lain. Contoh :

Dia adalah seorang kiai atau profesor.

Dia seorang kiai.

Jadi, dia bukan seorang profesor.

Entimen

silogisme yang tidak mempunyai premis mayor, karena sudah diketahui secara umum. Yang di kemukakan hanya premis minor dan simpulan.

Contoh : Ali adalah seorang sarjana.

Jadi, Ali adalah orang cerdas.

Entimen yang ditarik : Ali adalah orang yang cerdas karena dia adalah seorang sarjana.

Penalaran induktif

bertolak dari pernyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum.

Beberapa bentuk penalaran induktif :

1. Generalisasi

2. Analogi

3. Hubungan kausal

Generalisasi

Contoh : Jika dipanaskan, besi memuai. Jika dipanaskan, tembaga memuai. Jika dipanaskan, emas memuai. Jadi, jika dipanaskan, logam memuai. Generalisasi itu sahih bila data memadai

jumlahnya & mewakili keseluruhan; yang mempunyai sifat khusus tidak dapat dijadikan data.

Analogi

membandingkan dua hal yang mempunyai sifat sama. Contoh :

Nina adalah lulusan FKUP.

Nina dapat menjalankan tugas dengan baik.

Ali adalah lulusan FKUP.

Oleh sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya

dengan baik.

Analogi

Tujuan :

1. Untuk meramalkan kesamaan

2. Untuk menyingkapkan kekeliruan

3. Untuk menyusun klasifikasi

Hubungan kausal

1. Sebab-akibat :

Kalau buah mangga jatuh dari pohonnya,

mungkin ditimpa hujan, dihempas angin, atau

dilempari anak-anak.

Andaikata angin bertiup, hujan turun dan tidak sebuah pun mangga yang jatuh, jatuhnya

buah mangga disebabkan oleh lemparan anak-anak.

Hubungan kausal

Contoh lain :

teh,gula,garam, mendatangkan semut

gula,lada,bawang,mendatangkan semut

Jadi , gula menyebabkan kedatangan semut.

Atau:

teh,gula,garam,menyebabkan kedatangan semut

teh,garam,tidak menyebabkan kedatangan sem

Jadi gula penyebab kedatngan semut.

Hubungan kausal

2. Akibat-sebab :

peristiwa sebab merupakan simpulan; seperti

peristiwa seseorang pergi ke dokter. Ke dokter

merupakan akibat; sakit merupakan sebab.

3. Akibat-akibat:

Hujan menyebabkan tanah becek .

Hujan menyebabkan kain jemuran basah.

Jadi, karena tanah becek, pasti kain jemuran basah.

Salah nalar

1. Generalisasi terlalu luas

2. Pemilihan terbatas pada dua alternatif

3. Salah nilai

4. Analogi yang salah

5. Argumentasi bidik orang

6. Meniru-niru yang sudah ada

7. Penyamarataan para ahli