TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA

37
TUGAS MANDIRI “ TATA KALIMAT ” Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Nama Mahasiswa : Kurniati NIM : 130910005 Dosen : Chandra UNIVERSITAS PUTERA BATAM

description

PENGERTIAN KALIMAT, UNSUSR-UNSUR KALIMAT, JENIS-JENIS KALIMAT, KALIMAT EFEKTIF

Transcript of TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA

Page 1: TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA

TUGAS MANDIRI

“ TATA KALIMAT ”

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

Nama Mahasiswa : Kurniati

NIM : 130910005

Dosen : Chandra

UNIVERSITAS PUTERA BATAM

2014

Page 2: TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat-NYA sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan

judul “Tata Kalimat”. Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan

makalah ini guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh nilai tugas mandiri

Bahasa Indonesia pada Fakultas Ekonomi di Universitas Putera Batam.

Makalah ini membahas tentang kalimat seperti fungsi unsur-unsur kalimat,

jenis-jenis kalimat, dan kalimat efektif.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk

itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan dan sebagai

umpan balik yang positif demi perbaikan di masa mendatang. Harapan penulis

semoga makalah ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khusunya

di bidang ilmu Bahasa Indonesia

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan penulis berharap agar

makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Batam, Juni 2014

Kurniati

Page 3: TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

Bab II Pembahasan

2.1 Pengertian Kalimat

2.2 Unsur-unsur kalimat

2.3 Jenis-jenis kalimat

2.4 Kalimat Efektif

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Page 4: TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang

utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Kalimat selalu kita ucapkan ketika

kita berbicara kepada seseorang. Di dalam kalimat itu sendiri terdapat tata bahasa

dan tata cara pengucapannya. Penting untuk kita mempelajari seluk beluk

mengenai kalimat secara rinci.

Hal yang membuat kalimat menjadi bidang kajian bahasa yang penting

yaitu karena melalui kalimat, seseorang dapat menyampaikan maksudnya dengan

jelas. Satuan bahasa yang sudah kita kenal sebelum sampai pada tataran kalimat

adalah kata (misalnya tidak) dan frasa atau kelompok kata (mis. tidak tahu).

Kedua bentuk itu, kata dan frasa, tidak dapat mengungkapkan suatu maksud

dengan jelas, kecuali jika keduanya sedang berperan sebagai kalimat. Untuk dapat

berkalimat dengan baik, perlu kita pahami terlebih dahulu struktur dasar suatu

kalimat.

Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek

(S) dan predikat (P) dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah

lengkap dengan makna. Intonasi final kalimat dalam bahasa tulis adalah berupa

tanda baca titik, tanda tanya, atau tanda seru. Penetapan struktur minimal S dan P

dalam hal ini menunjukkan bahwa kalimat bukanlah semata-mata gabungan atau

rangkaian kata yang tidak mempunyai kesatuan bentuk. Lengkap dengan makna

menunjukkan sebuah kalimat harus mengandung pokok pikiran yang lengkap

sebagai pengungkap maksud penuturannya.

Page 5: TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA

1.2 Rumusan MasalahBeberapa rumusan masalah dalam makalah ini :

- Apa yang dimaksud dengan “Kalimat” ?- Apa saja unsur-unsur yang menyusun kalimat ?- Apa saja jenis-jenis kalimat ?

1.3 TujuanTujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan

kita tentang kalimat yang baik dan benar yang sesuai dengan kaidah bahasa

indonesia yang baik dan benar. Penulis berharap dengan pembuatan makalah ini

dapat membantu pembaca untuk mengetahui apa pengertian kalimat, apa saja

unur-unsur dalam kalimat, dan jenis-jenis kalimat.

Page 6: TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kalimat

Kita sering mendengar istilah kalimat dan pasti kita pernah

menggunakannya. Pengertian kalimat bermacam-macam. Para ahli bahasa pun

memiliki beragam definisi, diantaranya :

a)    Menurut ahli tata bahasa tradisional dalam buku Chaer (1994:240), “kalimat

adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap”.

b) Menurut Alwi dkk., (2000:311), “Dalam wujud tulisan, kalimat diucapkan

dalam suara naik-turun dan keras-lembut disela jeda, diakhiri intonasi akhir

yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan, baik

asimilasi bunyi maupun proses fonologis lainnya”.

Dalam bahasa Indonesia, kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau

lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir.

Dalam tulisan latin kalimat adalah  sekumpulan kata yang diawali huruf

capital dan diakhiri intonasi final tanda titik (.), tanda Tanya (?), dan tanda seru (!)

termasuk di dalamnya tanda koma (,), titik dua (:), titik koma (;), tanda pisah(-),

tanda sambung (-), dan spasi yang dapat menyampaikan pikiran secara utuh.

Kalimat merupakan rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan,

pikiran, atau perasaan. Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil yang

mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Pada

kalimat sekurang kurangnya harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Bila tidak

memiliki subjek dan predikat maka bukan disebut kalimat tetapi disebut frasa. Dalam

wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, keras lembut, disela jeda, dan

diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai

dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?) dan tanda seru

(!).

Page 7: TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA

2.2 Unsur-Unsur Kalimat

Dalam menuliskan kalimat dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar

maka kita harus ketahui unsur-unsur yang biasanya dipakai dalam sebuah kalimat.

Dalam bahasa Indonesia digunakan aturan SPO atau SPOK (Subjek, Predikat,

Objek, Keterangan).

Berikut beberapa unsur kalimat :

2.2.1 Subjek (S)

Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat di samping

unsur predikat. Dengan mengetahui ciri-ciri subjek secara lebih terperinci, kalimat

yang dihasilkan dapat terpelihara strukturnya.

Ciri-ciri subjek sebagai berikut :

● Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa

Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas pertanyaan

apa atau siapa yang dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat yang

berupa manusia, biasanya digunakan kata tanya siapa.

Contoh : Siwon adalah seorang aktor dan penyanyi.

● Disertai Kata Itu

Kebanyakan subjek dalam bahasa Indonesia bersifat takrif (definite). Untuk

menyatakan takrif, biasanya digunakan kata itu. Subjek yang sudah takrif

misalnya nama orang, nama negara, instansi, atau nama diri lain tidak disertai kata

itu. Contoh : Buku itu dibeli oleh Kimbum.

● Didahului Kata Bahwa

Di dalam kalimat pasif kata bahwa merupakan penanda bahwa unsur yang

menyertainya adalah anak kalimat pengisi fungsi subjek. Di samping itu, kata

bahwa juga merupakan penanda subjek yang berupa anak kalimat pada kalimat

yang menggunakan kata adalah atau ialah.

Contoh : Saya mengatakan bahwa Super Junior adalah boyband favoritku.

Page 8: TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA

● Mempunyai Keterangan Pewatas Yang

Kata yang menjadi subjek suatu kalimat dapat diberi keterangan lebih lanjut

dengan menggunakan penghubung yang. Keterangan ini dinamakan keterangan

pewatas.

Contoh : Mahasiswa yang ingin lulus harus mengikuti ujian.

● Tidak Didahului Preposisi

Subjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada.

Orang sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu

sehingga menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek.

● Berupa Nomina atau Frasa Nominal

Subjek kebanyakan berupa nomina atau frasa nominal. Di samping nomina,

subjek dapat berupa verba atau adjektiva, biasanya, disertai kata penunjuk itu.

Contoh : Bermain itu menyenangkan.

2.2.2 Predikat (P)

Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping subjek.

Predikat berfungsi menjelaskan subjek.

Ciri-ciri predikat adalah sebagai berikut.

● Jawaban atas Pertanyaan Mengapa atau Bagaimana

Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberikan informasi atas

pertanyaan mengapa atau bagaimana adalah predikat kalimat. Pertanyaan sebagai

apa atau jadi apa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa

nomina penggolong (identifikasi). Kata tanya berapa dapat digunakan untuk

menentukan predikat yang berupa numeralia (kata bilangan) atau frasa numeralia.

Contoh :

Gadis itu cantik Harga buku itu sepuluh ribu rupiah

Page 9: TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA

● Kata Adalah atau Ialah

Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu terutama

digunakan jika subjek kalimat berupa unsur yang panjang sehingga batas antara

subjek dan pelengkap tidak jelas.

Contoh : Justin Bieber adalah penyanyi favoritku

● Dapat Diingkarkan

Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk pengingkaran yang

diwujudkan oleh kata tidak. Bentuk pengingkaran tidak ini digunakan untuk

predikat yang berupa verba atau adjektiva. Di samping tidak sebagai penanda

predikat, kata bukan juga merupakan penanda predikat yang berupa nomina atau

predikat kata merupakan.

Contoh : Kamu tidak hadir dalam rapat kemarin.

● Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas

Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata

aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di

depan verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa

dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara

(subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.

Contoh : Obama akan datang ke Indonesia.

● Unsur Pengisi Predikat

Predikat suatu kalimat dapat berupa :

Kata, misalnya verba, adjektiva, atau nomina Frasa, misalnya frasa verbal, frasa adjectival, frasa nominal, frasa

numeralia (bilangan)

Page 10: TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA

2.2.3 Objek (O)

Objek yaitu keterangan predikat yang memiliki hubungan erat dengan

predikat. Unsur kalimat ini bersifat wajib dalam susunan kalimat aktif transitif

yaitu kalimat yang sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat, dan

objek. Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau

ter-) tidak memerlukan objek, sedangkan verba transitif yang memerlukan objek

kebanyakan berawalan me-.

Ciri-ciri objek sebagai berikut :

● Langsung di Belakang Predikat

Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului

predikat.

Contoh : Sinta memberikan Jojo komputer baru.

● Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif

Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam

kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur

objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai

dengan perubahan bentuk verba predikatnya.

Contoh : Keju itu dimakan tikus.

● Tidak Didahului Preposisi

Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat tidak didahului

preposisi. Dengan kata lain, di antara predikat dan objek tidak dapat disisipkan

preposisi.

Contoh : Dia mengirimi saya bunga mawar.

● Didahului Kata Bahwa

Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini

dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.

Page 11: TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA

2.2.4 Pelengkap (Pel)

Pelengkap merupakan unsur kalimat yang dapat bersifat wajib ada karena

melengkapi makna verba predikat kalimat.

Pelengkap dan objek memiliki kesamaan. Kesamaan itu ialah kedua unsur

kalimat ini :

o Bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat.

o Menempati posisi di belakang predikat.

o Tidak didahului preposisi.

Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek

dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif,

objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap.

Berikut ciri-ciri pelengkap.

● Di Belakang Predikat

Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang

predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek.

Contohnya terdapat pada kalimat berikut.

Dia mengirimi saya buku baru.

Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.

Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap

dan tidak mendahului predikat.

● Tidak Didahului Preposisi

Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi.

Contoh : Sherina bermain piano.

Page 12: TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA

2.2.5 Keterangan (K)

Unsur kalimat yang didahului preposisi disebut keterangan. Keterangan

merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu

yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat,

waktu, cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak

kalimat. Keterangan yang berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari,

dalam, pada, kepada, terhadap, tentang, oleh, dan untuk. Keterangan yang berupa

anak kalimat ditandai dengan kata penghubung, seperti ketika, karena, meskipun,

supaya, jika, dan sehingga.

Berikut ini beberapa ciri unsur keterangan.

● Bukan Unsur Utama

Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan merupakan

unsur tambahan yang kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan tidak

bersifat wajib.

● Tidak Terikat Posisi

Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki

kebebasan tempat. Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat,

atau di antara subjek dan predikat.

Contoh :

Malam ini, Suju akan kembali ke Korea. Mereka memperhatikan materi dengan seksama.

Keterangan dibedakan berdasarkan perannya di dalam kalimat.

● Keterangan Waktu

Keterangan waktu dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan

waktu yang berupa kata adalah kata-kata yang menyatakan waktu, seperti

kemarin, besok, sekarang, kini, lusa, siang, dan malam. Keterangan waktu yang

berupa frasa merupakan untaian kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin

pagi, hari Senin, 7 Mei, dan minggu depan. Keterangan waktu yang berupa anak

kalimat ditandai oleh konjungtor yang menyatakan waktu, seperti setelah,

sesudah, sebelum, saat, sesaat, sewaktu, dan ketika.

Page 13: TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA

● Keterangan Tempat

Keterangan tempat berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai oleh

preposisi, seperti di, pada, dan dalam.

● Keterangan Cara

Keterangan cara dapat berupa frasa, atau anak kalimat yang menyatakan cara.

Keterangan cara yang berupa frasa ditandai oleh kata dengan atau secara

yang diikuti verba (kata kerja). Terakhir, keterangan cara yang berupa anak

kalimat ditandai oleh kata dengan dan dalam.

● Keterangan Alat

Keterangan cara berupa frasa yang menyatakan cara ditandai oleh kata dengan

yang diikuti nomina (kata benda).

● Keterangan Sebab

Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan sebab yang

berupa frasa ditandai oleh kata karena atau sebab yang diikuti oleh nomina atau

frasa nomina. Keterangan sebab yang berupa anak kalimat ditandai oleh

konjungtor karena atau lantaran.

● Keterangan Tujuan

Keterangan ini berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan tujuan yang berupa

frasa ditandai oleh kata untuk atau demi, sedangkan keterangan tujuan yang

berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor supaya, agar, atau untuk.

● Keterangan Aposisi

Keterangan aposisi memberi penjelasan nomina, misalnya, subjek atau objek.

Jika ditulis, keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah (--), atau tanda kurang.

Contoh : Dosen saya, Bu Erwin, terpilih sebagai dosen teladan.

Page 14: TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA

● Keterangan Tambahan

Keterangan tambahan memberi penjelasan nomina (subjek ataupun objek),

tetapi berbeda dari keterangan aposisi. Keterangan aposisi dapat menggantikan

unsur yang diterangkan, sedangkan keterangan tambahan tidak dapat

menggantikan unsur yang diterangkan.

Contoh : Marshanda, mahasiswa tingkat lima, mendapat beasiswa.

Keterangan tambahan (tercetak tebal) itu tidak dapat menggantikan unsur yang

diterangkan yaitu kata Marshanda.

● Keterangan Pewatas

Keterangan pewatas memberikan pembatas nomina, misalnya, subjek,

predikat, objek, keterangan, atau pelengkap. Jika keterangan tambahan dapat

ditiadakan, keterangan pewatas tidak dapat ditiadakan. Contoh: Mahasiswa yang

mempunyai IP tiga lebih mendapat beasiswa.

Contoh diatas menjelaskan bahwa bukan semua mahasiswa yang mendapat

beasiswa, melainkan hanya mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih.

Page 15: TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA

2.3 Jenis-jenis Kalimat

Jenis kalimat dapat ditinjau berdasarkan (a) jumlah klausanya, (b)

Kelengkapan unsurnya, (c) susunan subjek dan predikatnya, (d) peran subjeknya,

(e) kategori predikatnya, (f) bentuk sintaktisnya, (g) struktur dasarnya.

Berikut uraian jenis-jenis kalimat :

1. Kalimat TunggalKalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Misalnya :

(a) Dia akan pergi

(b) Kamu mahasiswa Unnes

1.1 Kalimat Verbal dan Kalimat Nominal

Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya terdiri atas verba/frasa verbal.

Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya terdiri atas bukan verba/bukan

frasa verbal.

1.1.1 Kalimat Taktransitif dan Kalimat Transitif

Kalimat taktransitif adalah kalimat yang predikatnya terdiri atas verba

taktransitif, yaitu verba yang tidak berobjek.

Contoh:

(a)    Bu Camat sedang berbelanja

(b)   Pak Halim belum datang

Kalimat transitif adalah kalimat yang berpredikat verba transitif, yaitu verba

yang berobjek. Kalimat transitif dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :

1.1.1.1 Kalimat Ekatransitif

Kalimat ekatransitif adalah kalimat yang berpredikat terdiri atas verba

ekatransitif, yaitu verba yang diikuti satu nomina yang berfungsi sebagai objek.

Contoh:

(a) Pemerintah akan memasok semua kebutuhan lebaran

(b) Dia memberangkatkan kereta api itu terlalu cepat

Page 16: TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA

1.1.1.2 Kalimat Dwitransitif

Kalimat dwitransitif adalah kalimat yang predikatnya terdiri atas verba

dwitransitif, yaitu verba yang diikuti oleh dua nomina, yang masing-masing

berfungsi sebagai objek dan pelengkap.

Contoh:

(a) Ida sedang mencarikan adiknya pekerjaaan

1.1.2 Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif

Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai pelaku.

Contoh :

(a) Saya membeli laptop 3 tahun yang lalu.

(b) Nani mengirim baju untuk ayah.

Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai sasaran.

Contoh :

(a) Laptop dibeli saya 3 tahun yang lalu.

(b) Baju dikirim Nani untuk ayah.

1.2 Kalimat Lengkap dan Kalimat Tak Lengkap

Kalimat lengkap adalah kalimat yang unsur subjek dan predikatnya ada.

Contoh :

(a) Bahasa Indonesia mengenal kata dan kalimat.

(b) Andi makan sayur.

Kalimat tak lengkap adalah kalimat yang subjek atau predikatnya tidak ada.

Contoh :

(a) Maju terus, pantang mundur.

(b) Besar pasak daripada tiang.

Page 17: TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA

1.3 Kalimat Biasa dan Kalimat Inversi

Kalimat biasa adalah kalimat yang fungsi subjek dan predikat berurutan biasa,

yaitu subjeknya mendahului predikat.

Contoh :

(a) Tom tidur di sofa semalam.

(b) Suti mengerjakan tugas di rumah.

Kalimat inversi adalah kalimat yang fungsi subjek dan predikatnya berurutan

terbalik, yaitu predikatnya mendahului subjek.

Contoh :

(a) Ada makanan di dapur.

(b) Ada mobil di depan rumah.

1.4 Kalimat Berita, Kalimat Perintah, Kalimat Tanya, dan Kalimat Seru

Kalimat berita adalah kalimat yang isinya menyatakan berita.

Contoh :

(a) Setelah mengerjakan tugas saya tidur.

(b) Hengky sedang bermain dengan anak-anaknya.

Kalimat perintah adalah kalimat yang isinya bermaksud memberikan perintah.

Contoh :

(a) Cepat !

(b) Datang sini, Tini!

Kalimat tanya adalah kalimat yang isinya bermaksud menanyakan sesuatu.

Contoh :

(a) Apakah dosen sudah mulai mengajar ?

(b) Siapa dosen kamu ?

Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan rasa hati, seperti kagum,

heran, senang atau sedih.

Contoh :

(a) Betapa cantiknya dia.

(b) Alangkah indahnya pelangi itu.

Page 18: TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA

2. Kalimat Majemuk

A. Kalimat Majemuk Setara

Kalimat Majemuk Setara adalah kalimat majemuk yang terdiri atas beberapa

kalimat yang setara/sederajat kedudukannya.

Kalimat Majemuk Setara adalah penggabungan dari 2 kalimat / lebih dengan

menggunakan kata hubung.

Terdiri dari:

1. Kalimat majemuk setara sejalan

Kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat tunggal yang

bersamaan situasinya.

Contoh:

Umkar pergi ke pasar, Ririn pergi ke sawah sedangkan Sirob pergi ke sekolah.

2. Kalimat majemuk setara berlawanan

Kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat yang isinya

menyatakan situasi yang berlawanan.

Contoh:

Danis anak yang rajin, tetapi adiknya pemalas.

3. Kalimat majemuk setara yang menyatakan sebab akibat

Kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat tunggal yang isi

bagian satu menyatakan sebab akibat dari bagian yang lain

Contoh :

Ajiz mendapatkan rangking 1, karena dia anak yang rajin

Page 19: TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA

B. Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terjadi dari beberapa kalimat

tunggal yang kedudukannya tidak setara/sederajat.

Jenis-jenisnya:

1. Kalimat majemuk hubungan waktu

Contoh : Aku sedang belajar, ketika ayahku pulang

2. Kalimat majemuk hubungan syarat

Ditandai dengan : jika, seandainya, asalkan,apabila, andaikan

Contoh : Jika aku mendapatkan rangking 1, aku akan mendapatkan laptop baru.

3. Kalimat majemuk hubungan tujuan

Ditandai dengan : agar, supaya, biar.

Contoh : Danis sengaja tidur siang agar dia bisa bangun pagi buat belajar

4. Kalimat majemuk konsensip

Ditandai dengan : walaupun, meskipun, biarpun, kendatipun, sungguh pun

Contoh : Walaupun Veri sedang sedih, dia selalu tersenyum.

5. Kalimat majemuk hubungan penyebaban

Ditandai dengan : sebab, karena, oleh karena

Contoh : Aku sedang sedih, sebab orang yang aku cintai tidak mencintaiku

6. Kalimat majemuk hubungan perbandingan

Ditandai dengan: ibarat, seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, lebih baik.

Contoh : Dari pada bermain, lebih baik aku belajar.

7. Kalimat majemuk hubungan akibat

Ditadai dengan : sehingga, sampai-sampai, maka

Contoh : Dian begitu berbakat, sehingga dia dapat memenangkan kontes itu.

Page 20: TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA

8. Kalimat majemuk hubungan cara

Ditandai dengan : Dengan

Contoh : Dengan cara menjual koran, dia mendapatkan uang untuk menghidupi

keluarganya.

9. Kalimat majemuk hubungan sangkalan

Ditandai dengan: seolah-olah, seakan-akan

Contoh : Markus diam saja, seolah-olah tidak terjadi apapun.

10. Kalimat majemuk hubungan kenyataan

Ditandai dengan: padahal, sedangkan

Contoh : Gina terus belajar, padahal dia sedang sakit.

11. Kalimat majemuk hubungan hasil

Ditandai dengan : makannya

Contoh: Doni anak pemalas, makannya nilainya selalu jelek

12. Kalimat majemuk hubungan penjelasan

Ditandai dengan : bahwa

Contoh : Nilai raportnya menunjukan bahwa dia benar-benar siswa yang pandai

13. Majemuk hubungan atributif

Ditandai dengan : yang

Contoh : anak yang sedang berlari itu teman saya

C. Kalimat Majemuk Campuran

Kalimat majemuk campuran adalah kalimat yang merupakan hubungan antara

majemuk setara dan majemuk bertingkat.

Contoh : Pekerjaan itu sudah selesai ketika ayah datang dari kantor dan ibu

sudah menidurkan adikku.

Page 21: TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA

2.4 Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang

disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.

Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:

1. Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.

2. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar

atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.

Ciri-Ciri Kalimat Efektif :

1. Kesepadanan

Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S),

predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki

keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.

Contoh:

Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)

Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)

2. Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata

Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu

(menimbulkan tafsiran ganda).

Contoh:

Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan

tidak efektif).

Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah

(efektif).

Page 22: TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA

3. Kehematan

Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam

mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi

tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang

berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria

yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu:

a. Menghilangkan pengulangan subjek.

b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.

c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.

d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.

Contoh:

Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif)

Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)

Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif)

Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif)

4. Kelogisan

Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan

penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam

kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.

Contoh:

Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)

Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)

Page 23: TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA

5. Kesatuan atau Kepaduan

Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam

kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:

a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir

yang tidak simetris.

b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib

dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.

c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau

tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.

Contoh:

Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang

telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)

Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah

meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)

Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)

Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)

6. Keparalelan atau Kesajajaran

Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang

digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua

juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja

berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja

berimbuhan me- juga.

Page 24: TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA

Contoh:

Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)

Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)

Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)

Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)

7. Ketegasan

Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok

dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa

cara, yaitu:

a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).

Contoh:

Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.

Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.

(ketegasan)

Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan

kemampuan yang ada pada dirinya.

Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.

(ketegasan)

b. Membuat urutan kata yang bertahap.

Contoh:

Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan

kepada anak-anak terlantar. (salah)

Page 25: TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA

Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan

kepada anak-anak terlantar. (benar)

c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).

Contoh:

Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.

d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.

Contoh:

Anak itu bodoh, tetapi pintar.

e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun,

dan –kah.

Contoh:

Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?

Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini.

Page 26: TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat digunakan untuk

menyampaikan ide atau gagasan. Suatu pernyataan dapat dikatakan kalimat jika di

dalam pernyataan itu sekurang-kurangnya terdapat predikat dan subjek, baik

disertai objek, pelengkap, atau keterangan maupun tidak, bergantung kepada tipe

verba predikat kalimat tersebut. Unsur-unsur kalimat yaitu terdiri dari subjek,

predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Kalimat didasarkan pada adanya

intonasi, tanda baca, jeda, dan keterkaitannya pada konstruksi lain yang lebih

besar, kalimat ditandai juga dengan kemungkinannya untuk diubah susunannya

tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan makna.

3.2  Saran

      Apabila di dalam makalah ini terdapat kata-kata yang salah ataupun kurang

tepat, kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membagun sangat kami

harapkan untuk kesempurnaan makalah ini.

Page 27: TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA

http://henker17.blogspot.com/2012/09/makalah-bahasa-indonesia-kalimat.html

http://banggaberbahasa.blogspot.com/2012/11/jenis-jenis-kalimat.html

http://forum.kompas.com/sekolah-pendidikan/210981-macam-macam-kalimat-

majemuk-dan-contohnya.html

http://zabidin1993.blogspot.com/2013/11/kalimat-efektif.html

http://kalimatefektif2013.blogspot.com/