Post on 07-Feb-2017
Potensi Sumber Daya Kabupaten Sleman
Sistem Produksi Kabupaten Sleman
Nilai Hasil Produksi Kabupaten Sleman
Variasi Kecepatan Pertumbuhan
Rekomendasi Pengembangan Kluster Kawasan Cepat Tumbuh
i KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………… 1
1.2 Dasar Hukum ………………………………………………………….. 2
1.3 Tujuan …………………………………………………………………. 3
1.4 Wilayah Kajian ………………………………………………………… 3
1.5 Keluaran/Output Kegiatan ……………………………………………... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KEBIJAKAN
2.1 Pusat Pertumbuhan dan Perkembangan Wilayah ……………………… 7
2.2 Indikator Pengukur Perkembangan Wilayah dan
Pusat Pertumbuhan ………………..…………………………………… 9
2.3 Tinjauan Kebijakan Tata Ruang Wilayah ……………………………... 11
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tahapan Pelaksanaan …………………………..……………………… 18
3.2 Unit Amatan dan Unit Analisis
3.2.1 Unit Amatan …………………………………………………………… 19
3.2.2 Unit Analisis …………………………………………………………… 20
3.3 Metode Pengumpulan Data ……………..……………………………... 21
3.4 Metode Analisis Data
3.4.1 Analisis Potensi Sumber Daya Wilayah ……………………………….. 23
3.4.2 Analisis Variasi Sistem Produksi Wilayah …………………………….. 24
3.4.3 Analisis Nilai Produksi Wilayah ………..…………………………….. 26
3.4.4 Analisis Pusat Pertumbuhan dan Perkembangan Wilayah ……………. 26
BAB IV HASIL ANALISIS
4.1 Variasi Potensi Sumber Daya Wilayah
4.1.1 Potensi Sumber Daya Alam (SDA)…..………………………………… 27
4.1.2 Potensi Sumber Daya Manusia (SDM) …...…………………………… 44
ii KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
4.1.3 Ketersediaan Infrastruktur ……………..,,,,……………………............. 50
4.1.4 Pendanaan ……………………………………………………………… 61
4.1.5 Agregat Potensi Sumber Daya Wilayah ……………………………….. 64
4.2 Indikator Variasi Perkembangan Sistem Produksi Wilayah
4.2.1 Nilai Produksi ………………………..………………………………… 65
4.2.2 Transaksi ……………………………..…...…………………………… 73
4.2.3 Transformasi …………………………..,,,,……………………............. 80
4.2.4 Agregat Indikator Sistem Produksi Wilayah ………………………….. 84
4.3 Indikator Variasi Perkembangan Hasil/Nilai Produksi Wilayah
4.3.1 Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB).…………..…………… 87
4.3.2 Kepala Keluarga (KK) Miskin …………...…………………………… 89
4.3.3 Agregat Indikator Hasil/Nilai Produksi Wilayah ……..………............. 93
BAB V PEMBAHASAN DAN INTERPRETASI
5.1 Tipologi Kawasan Cepat Tumbuh
5.1.1 Klaster 1 Umbul-Kepuh-Glagah harjo…..………..…………………… 106
5.1.2 Klaster 2 Giri-Wono kerto …………...…...…………………………… 107
5.1.3 Klaster 3 Candi-Harjo-Pakem binangun ,,,……………………............. 108
5.1.4 Klaster 4 Tlogoadi Tri-Mulyo-Harjo dadi…..………..………………… 108
5.1.5 Klaster 5 Condongcatur – Caturtunggal – Maguwoharjo –
Sendangtirto ………………………………………………………...…. 109
5.1.6 Klaster 6 Kali-Jogo Tirto ,,,……………………………………............. 110
5.1.7 Klaster 7 Sambirejo Boko-Wukir-Gayam Harjo…..…………………… 111
5.1.8 Klaster 8 Sido Luhur-Mulyo ………….…...…………………………… 112
5.1.9 Klaster 9 Sendang Sari-Arum …………,,,……………………............... 112
5.1.10 Desa Embrio 1 Sumberrahayu…..………..………….………………... 113
5.1.11 Desa Embrio 2 Sumberrejo …………...…...………………………….. 114
5.1.12 Desa Embrio 3 Sindumartani …………..,,,…………………................ 114
1 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Sleman merupakan kabupaten yang terletak paling utara di Provinsi
Derah Istimewa Yogyakarta (DIY). Secara administratif, Kabupaten Sleman terdiri dari
17 Kecamatan, 86 desa serta memiliki ketinggian tanah yang beragam dari 100 – 2500
meter di atas permukaan air laut. Dalam lingkup Nasional Kabupaten Sleman memiliki
beberapa keistimewaan yang tidak dimiliki oleh kabupaten lain seperti :
Memiliki kawasan strategis pelestarian sosial budaya tingkat Nasional yaitu
kawasan taman wisata Cand Prambanan dan Candi Ratu Boko
Kawasan strategis nasional Taman Nasional Gunung Merap seluas 1.743,250 Ha.
Sementara dari lingkup Provinsi DIY Kabupaten Sleman memiliki keistimewaan yaitu :
Luasnya daerah yang termasuk dalam Pusak Kegiatan Nasional (Aglomerasi
Perkotaan Yogyakarta) yaitu 9.755,95 Ha atau 16,9% dari luas total kabupaten.
Adanya kawasan teknologi tinggi di wilayah Gunung Merapi
Dilalui jalur koridor Tempel-Parangtritis
Dilalui jalur koridor Temon – Wates – Yogyakarta - Prambanan
Beberapa kawasan candi kecil
Cukup besarnya peran Kabupaten Sleman dalam lingkup Provinsi DIY maupun
nasional membuat banyak pembangunan di berbagai sektor terjadi dari tahun ke tahun
seperti pembangunan perumahan, obyek wisata, pusat perdagangan, dan lain – lain.
Proyek – proyek pembangunan tersebut ada yang berasal dari masyarakat, pemerintah,
maupun swasta. Hal tersebut tentu akan menyebabkan trickle down effect yaitu pengaruh
perubahan guna lahan di sekitar kawasan proyek seperti meningkatnya harga tanah,
perubahan jenis guna lahan, perubahan kondisi transportasi, perubahan jumlah penduduk,
yang akhirnya akan berujung pada perubahan kualitas hidup masyarakat sekitar.
Perkembangan pusat – pusat pertumbuhan baru tersebut perlu dianalisis secara mendalam
kondisi eksistingnya sebagia bahan evaluasi bagi pemerintah Kabupaten Sleman dalam
merevisi rencana struktur dan pola ruang Kabupaten Sleman.
2 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Pusat – pusat pertumbuhan tersebut dapat disebut dengan Kawasan Strategis Cepat
Tumbuh. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No.29 tahun 2008 disebutkan bahwa
Kawasan Strategis Cepat Tumbuh adalah bagian kawasan strategis yang telah
berkembang atau potensial untuk dikembangkan karena memiliki keunggulan sumber
daya dan geografis yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi wilayah sekitarnya.
Dalam rangka mendorong percepatan pengembangan kawasan tersebut, mengurangi
kesenjangan pembangunan antar wilayah, dan mendorong pertumbuhan daerah yang
masih tertinggal dan perbatasan di Kabupaten Sleman, maka perlu dilakukan kajian
analisis dan pembuatan rencana pengembangan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh
Kabupaten Sleman.
1.2 Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
b. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa
Yogyakarta
c. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang
d. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional
e. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Pulau Jawa-Bali
f. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019
g. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2008 tentang Pengembangan
Kawasan Strategis Cepat Tumbuh di Daerah
i. Peraturan Daerah DIY Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Daerah Istimewa Yogyakarta
j. Peraturan Daerah DIY tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) DIY Tahun 2012-2017
k. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Sleman
3 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
1.3 Tujuan
1. Melakukan identifikasi potensi pusat-pusat pertumbuhan baru berskala besar
pada kawasan strategis Kabupaten Sleman
2. Menyusun rekomendasi dan memberi masukan bagi penataan dan arahan
pengembangan pusat-pusat pertumbuhan pada kawasan strategis keistimewaan
DIY di Kabupaten Sleman melalui penataan infrastruktur sehingga kemampuan
potensi sumber daya alam dan manusia dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin.
1.4 Wilayah Kajian
Lokasi pelaksanaan kegiatan ini meliputi 86 desa yang terletak di 17 kecamatan di
Kabupaten Sleman. Adapun pertimbangan dalam pemilihan unit lokasi skala desa adalah:
1. Jika data yang digunakan adalah skala desa maka dapet diperoleh hasil analisis
yang cukup terperinci sehingga dapat dirumuskan rencana yang tepat sasaran.
2. Tersedianya data yang cukup terperinci hingga skala desa.
Berikut adalah desa - desa yang termasuk dalam wilayah kajian:
No Kecamatan Desa Luas No Kecamatan Desa Luas
1. Berbah
Tegaltirto 5.72
10. Ngaglik
Sukoharjo 8.03
Sendangtirto 5.22 Sinduharjo 6.09
Kalitirto 6.21 Sariharjo 6.89
Jogotirto 5.84 Sardonoharjo 9.38
2. Cangkringan
Wukirsari 14.56 Minomartani 1.53
Umbulharjo 8.26 Donoharjo 6.6
Kepuhharjo 8.75
11. Ngemplak
Widodomartani 6.15
Glagahharjo 7.95 Wedomartani 12.44
Argomulyo 8.47 Umbulmartani 6.66
3. Depok
Maguwoharjo 15.01 Sindumartani 4.44
Condongcatur 9.5 Bimomartani 6.02
Caturtunggal 11.04
12. Pakem
Purwobinangun 13.48
4. Gamping
Trihanggo 5.62 Pakembinangun 4.18
Nogotirto 3.49 Harjobinangun 5.52
Banyuraden 4 Hargobinangun 14.3
Balecatur 9.86 Candibinangun 6.36
Ambarketawang 6.28
13. Prambanan
Wukirharjo 4.75
5. Godean Sidorejo 5.44 Sumberharjo 9.15
Sidomulyo 2.5 Sambirejo 8.39
Tabel 1.1 Nama Desa dan Luas Wilayah Delineasi (km2)
4 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
No Kecamatan Desa Luas No Kecamatan Desa Luas
Sidomoyo 3.02 Madurejo 7.09
Sidoluhur 5.19 Gayamharjo 6.5
Sidokarto 3.64 Bokoharjo 5.4
Sidoarum 3.73
14. Seyegan
Margomulyo 5.19
Sidoagung 3.32 Margoluwih 5
6. Kalasan
Tirtomartani 7.53 Margokaton 5.15
Tamanmartani 7.3 Margodadi 6.11
Selomartani 8.96 Margoagung 5.18
Purwomartani 12.05
15. Sleman
Triharjo 5.32
7. Minggir
Sendangsari 4.58 Tridadi 5.04
Sendangagung 6.56 Trimulyo 5.79
Sendangrejo 5.98 Pandowoharjo 7.27
Sendangmulyo 6.7 Caturharjo 7.02
Sendangarum 3.45
16. Tempel
Tambakrejo 3.26
8. Mlati
Tlogoadi 4.82 Sumberrejo 2.92
Tirtoadi 4.97 Pondokrejo 3.27
Sumberadi 6 Mororejo 3.37
Sinduadi 7.37 Merdikorejo 6.13
Sendangadi 5.36 Margorejo 5.39
9. Moyudan
Sumbersari 5.46 Lumbungrejo 3.33
Sumberrahayu 6.31 Banyurejo 4.82
Sumberarum 7.65
17. Turi
Wonokerto 15.58
Sumberagung 8.2 Girikerto 13.07
Donokerto 7.41
Bangunkerto 7.03
Sumber: Kecamatan Dalam Angka 17 Kecamatan, 2015
5 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Berikut merupakan peta batas asministrasi Kabupaten Sleman:
Kabupaten Sleman memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.075.126 jiwa pada
tahun 2015. Dengan luas wilayah 574,82 km2 maka kepadatan penduduk Kabupaten
Sleman adalah 2.031 jiwa/km2. Kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk yang
relative tinggi adalah Kecamatan Depok (5.224 jiwa/km2), Mlati (3.898 jiwa/km2),
Gamping (3.635 jiwa/km2), serta Ngaglik (2.994 jiwa/km2). Adapun perbandingan sex
ratio (jumlah penduduk pria dibanding jumlah penduduk perempuan) secara umum di
Kabupaten Sleman rata-rata sebesar 100,19 atau didominasi oleh laki - laki.
Aksesibilitas di Kabupaten Sleman baik internal maupun eksternal wilayah sudah
cukup baik. Dalam hal internal hal ini ditandai dengan sudah tersebar cukup meratanya
jalan lokal di setiap desa di kecamatan – kecamatan. Dalam hal eksternal sudah terdapat
jalan kolektor dan arteri yang cukup memadai untuk menghubungkan Kabupaten Sleman
dengan wilayah sekitarnya seperti jalan outer ring road Yogyakarta yang
Gambar 1.1 Peta Batas Deliniasi Kawasan Kajian
Sumber: RTRW Kabupaten Sleman Tahun 2011 - 2031
6 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
menghubungkan Sleman dengan Kota Yogyakarta maupun Kabupaten Bantul,
Gunungkidul, serta Kulonprogo, koridor Tempel – Parangtritis yang merupakan jalan
utama yang menghubungkan Sleman dengan Kabupaten Magelang, serta koridor Temon
– Wates – Yogyakarta – Prambanan yang menghubungkan wilayah barat dan timur
bagian selatan Kabupaten Sleman.
1.5 Keluaran/Output Kegiatan
Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah dokumen identifikasi potensi
pusat-pusat pertumbuhan di Kabupaten Sleman serta arahan pengembangan pada pusat-
pusat pertumbuhan baru tersebut melalui penataan infrastruktur, sehingga kemampuan
potensi sumber daya alam dan manusia dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin tanpa
mengabaikan kelestarian lingkungan hidup.
Output substansi dari kegiatan ini:
a. Peta Variasi Potensi Sumber Daya Wilayah
b. Peta Variasi Sistem Produksi Wilayah
c. Peta Variasi Nilai Produksi Wilayah
d. Peta Variasi Kecepatan Pertumbuhan
e. Peta Tipologi Kluster Kawasan Cepat Tumbuh
f. Arahan Pengembangan Kluster Kawasan Cepat Tumbuh
Output dokumen dari kegiatan ini terdiri dari:
a. Dokumen Laporan
b. Album Peta
7 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KEBIJAKAN
2.1 Pusat Pertumbuhan dan Perkembangan Wilayah
Perkembangan wilayah atau regional development pada umumnya diartikan
sebagai peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam wilayah tersebut (Pender, dkk.,
2012). Dalam konteks ini, pertumbuhan (terutama pertumbuhan ekonomi), merupakan
aspek penting dalam perkembangan wilayah. Pertumbuhan dapat diukur dari beberapa
aspek, antara lain pertumbuhan penduduk, pertumbuhan lahan terbangun, ataupun
pertumbuhan produksi/pendapatan ekonomi.
Peningkatan kesejahteraan tidak hanya diukur dari peningkatan nilai produksi
regional yang sering dinyatakan melalui angka PDRB, tetapi merupakan akumulasi dari
aset-aset pertumbuhan wilayah (Friedman, 2007). Variabel-variabel untuk mengkaji
pertumbuhan sebagai akibat langsung dari sistem produksi ekonomi dalam mengolah
potensi wilayah dapat diturunkan dari teori Solow-Swan (1956) melalui formula berikut:
Y = A x K x L
dimana Y menunjukkan tingkat pertumbuhan wilayah, A (technology) ditunjukkan
melalui sarana prasarana, K (capital) yaitu modal yang ditunjukkan dengan kandungan
sumber daya alam, dan L (labour) ditunjukkan melalui jumlah penduduk produktif.
Dengan kata lain, tingginya pendapatan wilayah bergantung dari besaran sumber daya
alam, jumlah angkatan kerja, dan ketersediaan serta kualitas teknologi (mencakup
kualitas SDM/kemampuan manajemen dan infrastruktur) yang menentukan produktifitas.
Lebih lanjut, pusat pertumbuhan wilayah terbentuk dari hubungan antara potensi
sumber daya, sistem produksi, dan nilai produksi. Potensi sumber daya dapat bersifat
given seperti sumber daya alam ataupun bersumber dari hasil intervensi manusia seperti
alokasi proyek dan pendanaan. Pengelolaan potensi akan membentuk sistem produksi,
yang direpresentasikan melalui kegiatan produksi, transaksi, dan transformasi ekonomi
ke arah non primer. Hasil atau nilai dari sistem produksi tersebut kemudian dinyatakan
dalam PDRB (pendapatan domestik regional bruto) yang merupakan agregat nilai produk
yang dihasilkan dari suatu wilayah. Hubungan antara potensi, sistem produksi, dan hasil
tersebut digambarkan dalam skema berikut:
8 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Secara normatif, wilayah yang memiliki potensi tinggi diharapkan akan memiliki
sistem produksi yang tinggi dan mencatat nilai PDRB yang tinggi serta tingkat
kemiskinan yang rendah. Akan tetapi, terdapat kasus wilayah yang mampu mencatat nilai
PDRB tinggi walaupun sistem produksi dan potensi yang dimiliki rendah. Kondisi
tersebut mencerminkan adanya kemampuan wilayah untuk dapat tumbuh lebih cepat dari
wilayah lainnya. Lokasi-lokasi tumbuh cepat tersebut kemudian disebut sebagai pusat-
pusat pertumbuhan, yang dapat diidentifikasi melalui deviasi antara nilai PDRB dengan
nilai potensi maupun nilai sistem produksi wilayah tersebut.
Pusat-pusat pertumbuhan ataupun lokasi-lokasi tumbuh cepat tersebut dapat
mengakselerasi pertumbuhan kawasan yang ada di pinggiran (hinterland). Alokasi
pembangunan pada pusat-pusat pertumbuhan akan memicu peningkatan aktivitas
produksi di wilayah tersebut. Efek dari peningkatan aktivitas produksi di suatu pusat
pertumbuhan akan menyebar hingga ke wilayah pinggiran (hinterland) melalui perluasan
rantai distribusi yang menciptakan area pemasaran “baru” (Friedmann, 1972). Dalam
penciptaan spread effect tersebut, transportasi memiliki peran penting (Amos, 1990), di
samping kualitas dan kapabilitas sumber daya manusia (Hansent, 1975).
Kawasan yang terpengaruh oleh spread effect atau diperkirakan terpicu
perkembangannya oleh pusat-pusat pertumbuhan, baik karena adanya potensi di kawasan
tersebut ataupun karena kedekatannya dengan pusat pertumbuhan disebut sebagai
kawasan strategis tumbuh cepat. Berdasarkan UU 26/2007 tentang Penataan Ruang,
kawasan strategis merupakan kawasan yang di dalamnya berlangsung kegiatan yang
berpengaruh besar terhadap (1) tata ruang wilayah di sekitarnya, (2) kegiatan lain di
bidang yang sejenis dan kegiatan di bidang lainnya, dan (3) peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Oleh karena itu, penentuan kawasan strategis dapat dilihat dari sudut
kepentingan (1) pertahanan dan keamanan, (2) pertumbuhan ekonomi, (3) sosial budaya,
(4) pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi, (5) fungsi dan daya
dukung lingkungan hidup.
Potensi
SDA dan Non-SDA
Sistem Produksi
Produksi, Transaksi,
dan Transformasi
Hasil
PDRB, KK Miskin
Gambar 2.1 Kerangka Teori Pusat Pertumbuhan
9 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Dalam Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun
2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun
2009-2029, kawasan strategis didefinisikan sebagai wilayah di dalam kewenangan DIY
yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting
dalam lingkup DIY terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan. Lebih lanjut,
penentuan kawasan strategis lebih bersifat indikatif dan batasan fisik dari kawasan
strategis akan ditetapkan lebih lanjut dalam rencana tata ruang kawasan strategis.
2.2 Indikator Pengukur Perkembangan Wilayah dan Pusat Pertumbuhan
Indikator atau benchmark merupakan suatu standar atau titik rujukan yang dapat
diukur. Dalam konteks perkembangan wilayah, identifikasi pusat-pusat pertumbuhan
dapat dilakukan melalui formulasi indikator-indikator yang mencerminkan adanya suatu
kegiatan ataupun variabel pertumbuhan (Özaslan, dkk., 2006). Variabel pertumbuhan
umumnya tercermin pada tingginya sifat kekotaan yang ditandai dengan tingginya
konsumsi barang dan jasa (Manyanhaire, 2011), di samping adanya konsentrasi sumber
daya pada wilayah tersebut.
Berdasarkan kerangka teori (lihat Gambar 2.1.), terdapat 3 aspek utama dalam
identifikasi pusat-pusat pertumbuhan, yaitu potensi, sistem produksi, dan nilai produksi.
Pada skala makro, nilai produksi mencerminkan performa wilayah yang dapat diukur
melalui nilai PDRB atau pendapatan domestik regional bruto (Capannelli, dkk., 2009).
Secara lebih detil, Russ dan Jones (2008) menyebutkan beberapa variabel yang
mempengaruhi performa wilayah, meliputi variabel budaya, infrastruktur, intervensi
pemerintah melalui alokasi proyek-proyek pembangunan, pendidikan, diversifikasi
sosial, sumber daya alam, sumber daya manusia, pendanaan, dan akses terhadap jalur
distribusi/pemasaran produk.
Variabel-variabel tersebut merupakan faktor pembentuk potensi ataupun sistem
produksi wilayah. Potensi dianalogikan sebagai bentuk bahan mentah yang belum diolah
sementara sistem produksi wilayah dianalogikan sebagai kegiatan ekonomi yang
dilakukan untuk mengolah bahan mentah tersebut. Dengan analogi tersebut, maka potensi
terbentuk dari variabel (1) SDA, (2) SDM dan Institusi Sosial - Ekonomi, (3) ketersediaan
infrastruktur, dan (4) Pendanaan. Sementara sistem produksi terbentuk dari variabel (1)
produksi, (2) transaksi, dan (3) transformasi. Pemanfaatan potensi dan pengelolaan sistem
10 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
produksi menghasilkan nilai produksi sebagai variabel hasil dengan PDRB dan KK
Miskin sebagai indikator.
Variabel potensi SDA secara lebih detil dapat diukur melalui indikator ketersediaan
dan cadangan air, potensi perikanan budidaya, potensi pertanian, potensi kehutanan,
potensi peternakan, wisata, rawan bencana, dan kesesuaian lahan untuk permukiman.
Potensi rawan bencana dianggap menjadi indikator yang bersifat sebagai penghambat
(constraint) perkembangan wilayah.
Variabel potensi SDM dan Institusi Sosial Ekonomi diukur melalui tingkat
pendidikan penduduk tamatan SMA ke atas, tingkat partisipasi masyarakat dalam
kelompok tani, jumlah pusat pelatihan pertanian dan desa swadaya, serta jumlah
penduduk usia kerja. Tingkat pendidikan mencerminkan kualitas sumber daya manusia
di suatu wilayah. Tingkat partisipasi masyarakat dalam kelompok tani mencerminkan
jumlah kelompok tani dan jumlah anggotanya. Jumlah pusat pelatihan pertanian dan desa
swadaya mencerminakan jumlah lembaga pelatihan masyarakat. Sementara penduduk
usia kerja mencerminkan jumlah penduduk usia produktif dari usia 15 taun hingga 64
tahun di tiap desa.
Variabel ketersediaan infrastruktur menjadi bagian salah satu pembentuk potensi
sumber daya wilayah. Ketersediaan infrastruktur diukur melalui kerapatan sarana
pendidikan (SMA/MA/SMK serta Perguruan Tinggi), kerapatan sarana kesehatan
(poliklinik dan puskesmas serta rumah sakit), kerapatan jalan (lokal, kolektor, arteri),
banyaknya pelanggan listrik, serta persentase KK pengguna air PDAM. Sarana
pendidikan dan kesehatan terkait dengan pembentukan kualitas sumber daya manusia.
Kerapatan jalan, banyaknya pelanggan listrik, serta pengguna PDAM terkait dengan
kesediaan infrastruktur dasar yang menunjang perekonomian. Sementara itu variabel
pendanaan diukur dari indikator alokasi dana desa (ADD).
Pada aspek sistem produksi, variabel produksi diukur dari jumlah UMKM, jumlah
industry menengah, jumlah penduduk angkatan kerja, serta jumlah usaha dan jasa
pariwisata. Argumen penggunaan indikator tersebut adalah jumlah UMKM dan Industri
menegah merepresentasikan besaran produk yang dihasilkan suatu wilayah, angkatan
kerja merepresentasikan penduduk usia kerja (15 hingga 64 tahun) yang bekerja, atau
punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran. Kemudian jumlah
jasa pariwisata merepresentasikan besaran kegiatan wisata pada suatu wilayah tertentu.
11 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Variabel transaksi diukur dari kerapatan sarana perdagangan dan niaga berupa pasar,
pertokoan, mall, dan bank. Variabel transformasi diukur dari rasio tenaga kerja pada
sektor non primer terhadap sektor primer. Secara lebih lengkap, variabel dan indikator
yang digunakan pada kajian ini dideskripsikan pada bab 3.
2.3 Tinjauan Kebijakan Tata Ruang Wilayah
Tinjauan kebijakan dalam kajian ini dilakukan terhadap rencana terkait di
Kabupaten Sleman. Tinjauan didasarkan pada Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2010
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi DIY, serta Peraturan Daerah
Kabupaten Sleman Nomor 12 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Sleman. Berdasarkan peraturan-peraturan tersebut, rencana pengembangan
dan/atau pembangunan di Kabupaten Sleman dirinci per kecamatan dapat dilihat pada
tabel berikut.
Kecamatan Rencana Pengembangan dan/atau Pembangunan
Berbah - Pengembangan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
- Pembangunan jembatan timbang
- Pengembangan jalur kereta api Jakarta-Yogyakarta-Surabaya
- Pengembangan tempat pengelolaan sampah terpadu
- Pembangunan jalur evakuasi bencana banjir lahar dingin
- Pembangunan RTH Perkotaan seluas 122 Ha
- Pengembangan pertanian tanaman pangan jagung, kedelai, kacang tanah,
umbi – umbian
- Pengembangan pertanian hortikultura jambu air, mete, tebu
- Pengembangan komoditas ternak kambing Peranakan Etawa, domba,
- Pengembangan kawasan perikanan dengan konsep minapolitan
- Pembangunan industri menengah
- Pengembangan wisata budaya Candi Abang
Cangkringan - Pemindahan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) kawasan perkotaan
- Pembangunan jalur evakuasi bencana letusan gunung merapi
- Pembangunan jalur evakuasi bencana banjir lahar dingin
- Pengembangan ruang evakuasi bencana berupa hunian sementara
(huntara) dan hunian tetap (huntap)
- Pembangunan kawasan Taman Nasional Gunung Merapi
- Pengembangan kawasan pertanian hortikultura durian, alpukat, nangka,
sayur – sayuran, jamur, dan tanaman hias
Tabel 2.2 Rencana Pengembangan dan/atau Pembangunan di
Kabupaten Sleman
12 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Kecamatan Rencana Pengembangan dan/atau Pembangunan
- Pengembangan kawasan perkebunan kopi, cengkeh, coklat
- Pengembangan komoditas ternak sapi perah, ayam ras,
- Pengembangan kawasan agropolitan
- Pengembangan kawasan strategis nasional Taman Nasional Gunung
Merapi
Depok - Pengembangan terminal penumpang tipe C
- Pengembangan jalur kereta api Jakarta-Yogyakarta-Surabaya
- Pembangunan stasiun Maguwo
- Pembangunan jaringan pipa minyak
- Pembangunan jaringan transmisi tenaga listrik
- Pembangunan gardu induk Gejayan
- Pengembangan tempat pengelolaan sampah terpadu
- Pembangunan jalur evakuasi bencana banjir lahar dingin
- Pembangunan RTH Perkotaan seluas 1.067 Ha
- Pengembangan komoditas ternak kambing Peranakan Etawa, domba
- Pengembangan wisata perkotaan (pendidikan, belanja, ilmu
pengetahuan)
Gamping - Pengembangan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) di kawasan perkotaan
(Desa Ambarketawang, Banyuraden, Nogotirto, Trihango)
- Pengembangan terminal penumpang tipe C
- Pengembangan jalur kereta api Jakarta-Yogyakarta-Surabaya
- Pembangunan stasiun Patukan
- Pembangunan jaringan pipa minyak bawah tanah
- Pembangunan saluran udara tegangan tinggi (SUTET)
- Pembangunan pembangkit listrik tenaga surya
- Pengembangan tempat pengelolaan sampah terpadu
- Pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
- Pembangunan jalur evakuasi bencana longsor
- Pembangunan RTH Perkotaan seluas 582 Ha
- Pengembangan wisata budaya situs Kraton Ambarketawang
- Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan kacang tanah
- Pengembangan kawasan perkebunan mete, tebu
- Pengembangan industri menengah
Godean - Pengembangan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) di Desa Sidoarum
- Pengembangan terminal penumpang tipe C
- Pengembangan jalur kereta api Jakarta-Yogyakarta-Surabaya
- Pembangunan saluran udara tegangan tinggi (SUTET)
- Pembangunan gardu induk Godean
- Pembangunan RTH Perkotaan seluas 163 Ha
- Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan jagung, kacang
tanah, umbi – umbian,
13 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Kecamatan Rencana Pengembangan dan/atau Pembangunan
- Pengembangan kawasan perkebunan tembakau, tebu, coklat,
- Pengembangan komoditas ternak kerbau, domba, ayam ras,
- Pengembangan kawasan industri kecil dan mikro
- Pengembangan kawasan strategis kabupaten berupa kawasan pertanian
tanaman pangan beririgasi selokan mataram
Kalasan - Pengembangan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
- Pembangunan jalan bebas hambatan Yogyakarta – Surakarta
- Pengembangan terminal barang
- Pembangunan jembatan timbang
- Pengembangan jalur kereta api Jakarta-Yogyakarta-Surabaya
- Pembangunan stasiun Kalasan
- Pembangunan jaringan pipa minyak bawah tanah
- Pembangunan jalur evakuasi bencana banjir lahar dingin
- Pengembangan kawasan cagar budaya peninggalan arkeologis
- Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan jagung, kacang tanah
- Pengembangan kawasan hortikultura sayur – sayuran,
- Pengembangan kawasan perkebunan tembakau, mete, tebu, coklat,
- Pengembangan komoditas ternak kambing peranakan Etawa, ayam ras
- Pengembangan kawasan industri menengah
- Pengembangan kawasan wisata budaya Candi Kalasan, Sambisari, dan
Sari.
Minggir - Pengembangan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
- Pengembangan terminal penumpang tipe C
- Pengembangan sumber energi pembangkit listrik tenaga Mikro Hidro
- Pengembangan kawasan hortikultura durian, nangka
- Pengembangan kawasan perkebunan tebu, mendong
- Pengembangan komoditas ternak kerbau, kambing, domba, itik
- Pengembangan kawasan industri kecil dan mikro
- Pengembangan kawasan strategis kabupaten berupa kawasan pertanian
tanaman pangan beririgasi selokan mataram
Mlati - Pengembangan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) di kawasan perkotaan
(Desa Sendangadi, Sinduadi)
- Pengembangan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) di perkotaan kecamatan
- Pengembangan terminal penumpang tipe B
- Pengembangan jalur kereta api Parangtritis – Yogyakarta – Borobudur
- Pembangunan stasiun Sendangadi
- Pembangunan saluran udara tegangan tinggi (SUTET)
- Pengembangan sumber energi pembangkit listrik tenaga Mikro Hidro
- Pengembangan tempat pengelolaan sampah terpadu
- Pembangunan jalur evakuasi bencana banjir lahar dingin
14 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Kecamatan Rencana Pengembangan dan/atau Pembangunan
- Pembangunan RTH Perkotaan di PKN seluas 382 Ha dan PPK seluas 182
Ha
- Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan jagung, kacang tanah
- Pengembangan kawasan hortikultura duku, sayur – sayuran
- Pengembangan kawasan perkebunan tebu
- Pengembangan komoditas ternak kambing peranakan Etawa
- Pengembangan kawasan industri kecil dan mikro
- Pengembangan wisata perkotaan (pendidikan, belanja, ilmu
pengetahuan)
Moyudan - Pengembangan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
- Pengembangan jalur kereta api Jakarta-Yogyakarta-Surabaya
- Pembangunan RTH Perkotaan di seluas 235 Ha
- Pengembangan kawasan hortikultura durian
- Pengembangan kawasan perkebunan tebu
- Pengembangan komoditas ternak kerbau, itik
- Pengembangan kawasan industri kecil dan mikro
- Pengembangan kawasan strategis kabupaten berupa kawasan pertanian
tanaman pangan beririgasi selokan mataram
Ngaglik - Pengembangan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) di kawasan perkotaan
(Desa Sariharjo, Sinduharjo, Minomartani)
- Pengembangan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
- Pembangunan jalan bebas hambatan Yogyakarta – Bawen
- Pembangunan saluran udara tegangan tinggi (SUTET)
- Pembangunan gardu induk Kentungan
- Pengembangan tempat pengelolaan sampah terpadu
- Pembangunan jalur evakuasi bencana banjir lahar dingin
- Pembangunan RTH Perkotaan di PKN seluas 435 Ha dan PPK seluas 144
Ha
- Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan jagung, kacang tanah,
umbi – umbian
- Pengembangan kawasan hortikultura sayur – sayuran, bio farmako
- Pengembangan kawasan perkebunan tembakau
- Pengembangan komoditas ternak sapi perah, kambing peranakan Etawa,
kelinci
- Pengembangan wisata perkotaan (pendidikan, belanja, ilmu
pengetahuan)
Ngemplak - Pengembangan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) di kawasan perkotaan
(Desa Wedomartani)
- Pengembangan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
- Pembangunan jalan bebas hambatan Yogyakarta – Bawen
- Pembangunan jalan bebas hambatan Yogyakarta – Surakarta
15 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Kecamatan Rencana Pengembangan dan/atau Pembangunan
- Pembangunan saluran udara tegangan tinggi (SUTET)
- Pengembangan tempat pengelolaan sampah terpadu
- Pengembangan ruang evakuasi bencana berupa hunian sementara
(huntara) dan hunian tetap (huntap)
- Pembangunan RTH Perkotaan di PKN seluas 373 Ha dan PPK seluas 182
Ha
- Pengembangan kawasan cagar budaya peninggalan arkeologis
- Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan jagung, kacang tanah,
umbi – umbian
- Pengembangan kawasan hortikultura durian, alpukat, nangka, sayur –
sayuran
- Pengembangan kawasan perkebunan tembakau, tebu
- Pengembangan komoditas ternak sapi perah, kambing peranakan Etawa,
domba, kelinci
- Pengembangan kawasan perikanan dengan konsep minapolitan
- Pengembangan kawasan industri kecil dan mikro
- Pengembangan kawasan wisata budaya Candi Gebang
Pakem - Pengembangan Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
- Pembangunan jalan bebas hambatan Yogyakarta – Bawen
- Pengembangan terminal penumpang tipe C
- Pengembangan sumber energi pembangkit listrik tenaga Mikro Hidro
- Pengembangan ruang evakuasi bencana berupa hunian sementara
(huntara) dan hunian tetap (huntap)
- Pembangunan RTH Perkotaan seluas 127 Ha
- Pembangunan kawasan Taman Nasional Gunung Merapi
- Pengembangan kawasan hortikultura salak, alpukat, sayur – sayuran,
jamur, bio farmako, tanaman hias
- Pengembangan kawasan perkebunan kopi, cengkeh, tebu, coklat
- Pengembangan komoditas ternak sapi perah, kambing, kelinci, ayam ras
- Pengembangan kawasan agropolitan
Prambanan - Pengembangan Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
- Pengembangan terminal penumpang tipe C
- Pengembangan jalur kereta api Jakarta-Yogyakarta-Surabaya
- Pembangunan jaringan pipa minyak bawah tanah
- Pembangunan pembangkit listrik tenaga surya
- Pengembangan tempat pengelolaan sampah terpadu
- Pengembangan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
- Pembangunan RTH Perkotaan seluas 79 Ha
- Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan jagung, kedelai,
kacang tanah, umbi – umbian
16 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Kecamatan Rencana Pengembangan dan/atau Pembangunan
- Pengembangan kawasan hortikultura jambu air, sayur – sayuran, bio
farmako
- Pengembangan kawasan perkebunan tembakau, mete, tebu
- Pengembangan komoditas ternak domba, itik
- Pengembangan kawasan wisata budaya Komplek Candi Prambanan,
Komplek Candi Ratu Boko, Candi Barong, Candi Banyunibo, dan Candi
Ijo
Seyegan - Pengembangan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
- Pembangunan RTH Perkotaan seluas 165 Ha
- Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan jagung, kacang tanah,
umbi – umbian
- Pengembangan kawasan hortikultura durian, nangka, duku, sayur –
sayuran
- Pengembangan kawasan perkebunan tembakau, coklat
- Pengembangan komoditas ternak kerbau, kambing, domba, kelinci, itik
- Pengembangan kawasan industri kecil dan mikro
- Pengembangan kawasan strategis kabupaten berupa kawasan pertanian
tanaman pangan beririgasi selokan mataram
Sleman - Pengembangan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
- Pengembangan jalur kereta api Parangtritis – Yogyakarta – Borobudur
- Pembangunan stasiun Tridadi
- Pembangunan saluran udara tegangan tinggi (SUTET)
- Pembanguna gardu induk Medari
- Pengembangan tempat pengelolaan sampah terpadu
- Pembangunan RTH Perkotaan seluas 1.253 Ha
- Pengembangan kawasan cagar budaya peninggalan arkeologis
- Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan jagung, kacang tanah,
umbi – umbian
- Pengembangan kawasan hortikultura sayur – sayuran, jamur,
- Pengembangan kawasan perkebunan tembakau
- Pengembangan komoditas ternak sapi perah
Tempel - Pengembangan Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
- Pembangunan jalan bebas hambatan Yogyakarta – Bawen
- Pengembangan terminal penumpang tipe C
- Pengembangan terminal barang
- Pengembangan jalur kereta api Parangtritis – Yogyakarta – Borobudur
- Pembangunan saluran udara tegangan tinggi (SUTET)
- Pengembangan sumber energi pembangkit listrik tenaga Mikro Hidro
- Pembangunan jalur evakuasi bencana letusan gunung merapi
- Pembangunan jalur evakuasi bencana banjir lahar dingin
17 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Kecamatan Rencana Pengembangan dan/atau Pembangunan
- Pengembangan ruang evakuasi bencana berupa hunian sementara
(huntara) dan hunian tetap (huntap)
- Pembangunan RTH Perkotaan seluas 192 Ha
- Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan kacang tanah, umbi –
umbian
- Pengembangan kawasan hortikultura salak, sayur – sayuran, jamur
- Pengembangan kawasan perkebunan tembakau, tebu
- Pengembangan komoditas ternak sapi perah, kerbau, domba, kelinci,
ayam ras
- Pengembangan kawasan agropolitan
- Pengembangan kawasan strategis kabupaten berupa kawasan pertanian
tanaman pangan beririgasi selokan mataram
Turi - Pengembangan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
- Pembangunan jalan bebas hambatan Yogyakarta – Bawen
- Pembangunan saluran udara tegangan tinggi (SUTET)
- Pengembangan sumber energi pembangkit listrik tenaga Mikro Hidro
- Pembangunan jalur evakuasi bencana letusan gunung merapi
- Pembangunan jalur evakuasi bencana banjir lahar dingin
- Pengembangan ruang evakuasi bencana berupa hunian sementara
(huntara) dan hunian tetap (huntap)
- Pembangunan RTH Perkotaan seluas 179 Ha
- Pembangunan kawasan Taman Nasional Gunung Merapi
- Pengembangan kawasan hortikultura salak, alpukat
- Pengembangan kawasan perkebunan kopi, coklat
- Pengembangan komoditas ternak sapi perah, kerbau, kambing, kelinci,
ayam ras
- Pengembangan kawasan agropolitan
Sumber : RTRW DIY 2010, RTRW Sleman 2012
18 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tahapan Pelaksanaan
Penyusunan Kajian Perencanaan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten
Sleman dilakukan melalui beberapa tahap pelaksanaan. Pada tahap awal dilakukan studi
terhadap teori dan konsep serta metode pengukuran pertumbuhan dan perkembangan
wilayah. Tahap ini menghasilkan kerangka teori mengenai hubungan antara potensi,
sistem produksi, dan nilai/hasil produksi wilayah sebagai representasi dari pusat
pertumbuhan wilayah. Kerangka teori tersebut menghasilkan arahan indikator yang
dijabarkan secara lebih detil pada bab 4.
Tahap kedua berupa penghimpunan data-data pendukung sesuai dengan variabel
dan indikator yang diturunkan dari teori dan konsep tentang pertumbuhan wilayah. Data
dan informasi yang diperoleh kemudian dianalisis baik secara kuantitatif, kualitatif,
maupun spasial dengan tingkat kedetilan pada skala kecamatan dan desa. Analisis
tersebut menghasilkan variasi potensi, variasi sistem produksi, dan variasi nilai/hasil
produksi wilayah yang kemudian dijabarkan melalui narasi deskriptif maupun pemetaan
spasial. Dengan menggunakan kerangka teori terkait dengan hubungan antara potensi,
sistem produksi, dan nilai/hasil produksi, maka pusat-pusat pertumbuhan yang terbentuk
saat ini dapat diidentifikasi.
Hasil dari identifikasi tersebut kemudian ditelaah secara mendalam sebagai dasar
dalam merumuskan rencana pengembangan. Secara lebih rinci, tahapan pelaksanaan
tersebut dapat digambarkan melalui gambar berikut:
19 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
3.2 Unit Amatan dan Unit Analisis
3.2.1 Unit Amatan
Kajian ini dilakukan di 86 desa di 17 kecamatan Kabupaten Sleman. Berikut
adalah rincian nama setiap desa.
Kecamatan Desa Kecamatan Desa
Berbah
Tegaltirto
Ngaglik
Sukoharjo
Sendangtirto Sinduharjo
Kalitirto Sariharjo
Jogotirto Sardonoharjo
Cangkringan
Wukirsari Minomartani
Umbulharjo Donoharjo
Kepuhharjo
Ngemplak
Widodomartani
Glagahharjo Wedomartani
Argomulyo Umbulmartani
Telaah teori dan konsep pusat
pertumbuhan dan perkembangan wilayah Telaah kebijakan tata ruang
Indikator pertumbuhan dan
perkembangan wilayah Konstelasi tata ruang
Data dan informasi
Analisis kuantitatif dan spasial
Identifikasi pusat pertumbuhan eksisting
dan potensial
Perumusan Rekomendasi
Variasi potensi
Variasi sistem produksi
Nilai/Hasil Produksi
Tabel 3.1 Daftar nama tiap Desa di Kabupaten Sleman
Gambar 3.1. Skema Tahapan Pelaksanaan Penelitian
Sumber: Analisis Penulis, 2016
20 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Kecamatan Desa Kecamatan Desa
Depok
Maguwoharjo Sindumartani
Condongcatur Bimomartani
Caturtunggal
Pakem
Purwobinangun
Gamping
Trihanggo Pakembinangun
Nogotirto Harjobinangun
Banyuraden Hargobinangun
Balecatur Candibinangun
Ambarketawang
Prambanan
Wukirharjo
Godean
Sidorejo Sumberharjo
Sidomulyo Sambirejo
Sidomoyo Madurejo
Sidoluhur Gayamharjo
Sidokarto Bokoharjo
Sidoarum
Seyegan
Margomulyo
Sidoagung Margoluwih
Kalasan
Tirtomartani Margokaton
Tamanmartani Margodadi
Selomartani Margoagung
Purwomartani
Sleman
Triharjo
Minggir
Sendangsari Tridadi
Sendangagung Trimulyo
Sendangrejo Pandowoharjo
Sendangmulyo Caturharjo
Sendangarum
Tempel
Tambakrejo
Mlati
Tlogoadi Sumberrejo
Tirtoadi Pondokrejo
Sumberadi Mororejo
Sinduadi Merdikorejo
Sendangadi Margorejo
Moyudan
Sumbersari Lumbungrejo
Sumberrahayu Banyurejo
Sumberarum
Turi
Wonokerto
Sumberagung Girikerto
Donokerto
Bangunkerto
3.2.2 Unit Analisis
Unit analisis pada kajian ini adalah 86 desa yang sudah didelineasi
sebelumnya. Sesuai dengan kerangka teori yang menitikberatkan pada potensi
Sumber : 17 Dokumen Kecamatan Dalam Angka 2016
21 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
sumber daya wilayah, sistem produksi, dan nilai/hasil produksi, maka pengumpulan
data pada unit analisis dilakukan untuk memenuhi indikator-indikator sebagai
berikut:
Komponen Variabel Indikator
Variasi Potensi
Sumber Daya
Wilayah
SDA
Cadangan Air
Perikanan budidaya
Pertanian
Kehutanan
Peternakan
Wisata
Rawan Bencana
Kesesuaian lahan permukiman
SDM
Tingkat pendidikan penduduk SMA ke atas
Partisipasi masyarakat dalam kelompok tani
Jumlah pusat pelatihan pertanian dan desa swadaya
Jumlah penduduk usia produktif
Infrastruktur
Jalan
Kerapatan sarana SMA/SMK/MA
Kerapatan sarana Perguruan Tinggi
Kerapatan sarana Poliklinik dan Puskesmas
Kerapatan sarana Rumah Sakit
Banyaknya Pelanggan Listrik
Persentase KK Pengguna Air PDAM
Dana Jumlah Alokasi Dana Desa
Variasi Sistem
Produksi
Wilayah
Produksi
Jumlah UMKM
Jumlah Industri Besar Menengah
Jumlah Penduduk Angkatan Kerja
Jumlah usaha dan jasa Pariwisata
Transaksi
Kerapatan sarana Pasar
Kerapatan sarana Pertokoan
Kerapatan sarana Mall
Kerapatan sarana Bank
Transformasi Rasio tenaga kerja non-primer terhadap primer
Kontribusi
PDRB Hasil
PDRB (Pendapatan Domestik Regional Bruto)
Jumlah KK Miskin
3.3 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait maupun
mengunduh data yang dirilis di internet oleh website resmi pemerintah ataupun lembaga
Tabel 3.2 Variabel dan Indikator
Sumber : Analisis Penulis
22 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
terkait. Berikut merupakan data-data yang telah dikumpulkan dan digunakan dalam
kajian ini:
No. Jenis Data dan Informasi
1 Cadangan air stats dan dinamis
2 Produksi tanaman pangan (padi sawah, padi ladang, jagung, kedelai, kacang
tanah, kacang hijau, ubi jalar, ubi kayu, talas, ganyong, irut)
3
Produksi sayuran (bawang daun, kubis, kembang kol, petsai/sawi, kacang
panjang, cabe besar, cabe rawit, jamur, tomat, terung, buncis, ketimun, labu siam,
kangkung, bayam)
4
Produksi buah (alpukat, belimbing, duku/langsat/kokosan, durian, jambu biji,
jambu air, jeruk siam/keprok, jeruk besar, manga, manggis, nagka, nanas, pisang,
rambutan, salak, sawo, markisa, sirsak, sukun, mlinjo, petai, jengkol, melon,
semangka
5 Produksi hasil hutan (jati/oak, mahoni/mahogany, S.Keling/Rosewoo, sengon,
lainnya)
6 Jumlah ternak (sapi potong, sapi perah, kerbau, domba, kambing, kambng PE,
kelinci, itik, ayam buras, babi)
7 Luas kawasan terdampak bencana
8 Luas Kesesuaian Lahan
9
Institusi Sosial-Ekonomi masyarakat (jumlah kelompok dan anggota tani
kehutanan, perkebunan, peternakan, budidaya ikan, jumlah pusat pelatihan
pertanian dan desa swadaya)
10 Luas desa
11 Jumlah sarana pendidikan (SMA/MA/SMK, perguruan tinggi)
12 Jumlah sarana kesehatan (poliklinik, puskesmas, rumah sakit)
13 Jumlah sarana perdagangan dan niaga (pasar, pertokoan, mall, bank)
14 Jumlah UMKM binaan
16 Nilai PDRB
17 Jumlah KK
18 Jumlah KK miskin
19 Jumlah penduduk (perdesa, perkecamatan, usia produktif, angkatan kerja,
bekerja di sektor primer, bekerja di sektor non primer)
20 Jumlah usaha pariwisata (obyek wisata, desa wisata, jasa wisata)
21 Jumlah potensi wisata (lanskap alam, cagar budaya)
22 Panjang jalan (jalan lokal, kolektor, arteri)
23 Jumlah KK pelanggan listrik
24 Jumlah KK pengguna air PDAM
25 Jumlah Alokasi Dana Desa
Tabel 3.3 Jenis Data yang Digunakan
Sumber : Kabupaten Sleman Dalam Angka, Kecamatan Dalam Angka,
Instansi Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman
23 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
3.4 Metode Analisis Data
Analisis data dilakukan menggunakan metode overlay dengan pemberian skor atau
bobot yang sesuai dengan kontribusi masing-masing indikator terhadap tingkat (variasi)
pertumbuhan. Agregat dari pembobotan indikator tersebut kemudian diklasifikasikan
dengan menggunakan statistik deskriptif. Identifikasi pusat-pusat pertumbuhan dilakukan
melalui analisis terhadap 3 aspek, yaitu (1) potensi sumber daya wilayah, (2) sistem
produksi wilayah, dan (3) nilai/hasil produksi wilayah. Deviasi atau selisih dari nilai
ketiga aspek tersebut digunakan sebagai basis dalam identifikasi pusat-pusat
pertumbuhan dengan proses perhitungan yang digambarkan pada skema berikut:
Kecamatan yang merupakan pusat pertumbuhan eksisting dinyatakan dengan indeks
pertumbuhan wilayah eksisting yaitu nilai deviasi yang tinggi antara nilai produksi
dengan sistem produksi. Sementara kecamatan yang berpotensi sebagai pusat
pertumbuhan di masa mendatang dinyatakan dengan indeks pertumbuhan wilayah
potensial yaitu nilai deviasi tinggi antara sistem produksi dengan potensi. Kedua nilai
deviasi dapat dianalisis terpisah secara mendalam. Selain itu jumlah kedua nilai deviasi
dapat digunakan untuk mengetahui daerah mana saja yang memiliki tingkat pertumbuhan
paling cepat.
3.4.1 Analisis Potensi Sumber Daya Wilayah
Analisis potensi sumber daya wilayah merupakan agregat dari indikator pembentuk
potensi wilayah yang meliputi potensi sumber daya alam (SDA) dan potensi non sumber
daya alam (meliputi sumber daya manusia (SDM), ketersediaan infrastruktur, dan
pendanaan). Dengan menggunakan metode AHP (analytical hierarchical process)
diperoleh bobot untuk aspek SDA yaitu 60% dan aspek Non SDA 40%.
Nilai dari masing-masing indikator dikelompokkan ke dalam 10 hirarki. Semakin
besar korelasi (positif) terhadap tingkat perkembangan wilayah, maka semakin tinggi
nilainya. Sebagai catatan, indikator “rawan bencana” memiliki korelasi negatif karena
bersifat menghambat pertumbuhan wilayah, sehingga makin tinggi tingkat rawan bencana
Potensi (x) Sistem Produksi (y) Nilai produksi (z) deviasi deviasi
24 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
suatu desa, makin rendah nilainya. Secara umum, proses analisis data untuk mendapatkan
variasi potensi sumber daya wilayah dapat dilihat pada gambar di bawah.
3.4.2 Analisis Variasi Sistem Produksi Wilayah
Analisis variasi sistem produksi dilakukan dengan mengacu pada konsep bahwa
sistem produksi meliputi kegiatan produksi, transaksi barang dan jasa, serta transformasi
ekonomi. Ketiga aspek kegiatan tersebut merupakan penurunan dari teori Solow-Swan
(1956) yang menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan wilayah sebagai fungsi dari
teknologi, sumber daya, dan tenaga kerja yang dinyatakan sebagai berikut:
Y = A x K x L
Pada konteks sistem produksi, elemen teknologi, sumberdaya, dan tenaga kerja
melebur pada kegiatan ekonomi yang meliputi produksi barang dan jasa, transaksi, serta
transformasi ekonomi. Hal ini dapat dituliskan secara matematis sebagai berikut:
F(sistem produksi) = f(produksi + transaksi + transformasi)
Kegiatan produksi dapat diukur melalui jumlah UMKM, jumlah Industri Besar
Menengah (IBM), jumlah penduduk angkatan kerja, dan jumlah usaha dan jasa
pariwisata. Kegiatan transaksi diidentifikasi melalui kerapatan sarana ekonomi terhadap
Potensi SDA
1. Cadangan air
2. Perikanan budidaya
3. Pertanian
4. Kehutanan
5. Peternakan
6. Wisata
7. Rawan bencana
8. Kesesuaian lahan
permukiman
Potensi SDM
1. Tingkat
pendidikan
2. Partisipasi
masyarakat dalam
lembaga ekonomi
3. Penduduk usia
produktif
Infrastruktur
1. Jalan
2. Sarana pendidikan
3. Sarana kesehatan
4. Jumlah sambungan
listrik
5. Jumlah sambungan
air PDAM
60% 40%
Variasi Potensi Sumber Daya Wilayah (skala desa)
Pendanaan
(Alokasi
Dana Desa)
Gambar 3.2 Kerangka Analisis Potensi Sumber Daya Wilayah
Sumber: Analisis Penyusun, 2016
25 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
luas desa meliputi pasar, toko, mall, dan bank. Sementara transformasi ekonomi dilihat
melalui terjadinya diversifikasi ekonomi yang diindikasikan dengan adanya perubahan
dominasi sektor ekonomi primer menjadi non primer. Hal ini dapat diukur melalui rasio
jumlah tenaga kerja di sektor non primer (industri dan pengolahan, gas air dan listrik,
konstruksi dan bangunan, perdagangan dan hotel, transportasi dan komunikasi, keuangan
dan persewaan, serta jasa lainnya) terhadap jumlah tenaga kerja di sektor primer
(pertanian, pertambangan dan penggalian).
Dari tiga aspek tersebut, aspek transformasi memiliki bobot yang paling tinggi dalam
sistem produksi wilayah dibanding aspek transaksi dan produksi karena melambangkan
diversifikasi ekonomi sebagai pusat pertumbuhan. Pembobotan dilakukan menggunakan
metode AHP (analytical hierarchical process) sehingga diperoleh bobot untuk aspek
transformasi yaitu 50%, sementara aspek transaksi memiliki bobot 20% dan aspek
produksi memiliki bobot 30%.
Data dan informasi pada masing-masing aspek (seperti data angkatan kerja pada
aspek produksi atau data kerapatan sarana ekonomi pada aspek transaksi) dikelompokkan
ke dalam 10 hirarki. Semakin besar korelasi (positif) terhadap tingkat perkembangan
wilayah, maka semakin tinggi nilainya. Sebagai contoh, nilai angkatan kerja memiliki
korelasi positif terhadap perkembangan wilayah, sehingga nilai angkatan kerja pada
quintile pertama (10% nilai angkatan kerja teratas) akan dimasukkan ke dalam kelas
“hirarki 10”, quintile kedua masuk pada kelas “hirarki 9”, quintile ketiga masuk pada
kelas “hirarki 8”, dan seterusnya. Secara umum, proses analisis data untuk mendapatkan
variasi perkembangan sistem produksi wilayah dapat dilihat pada gambar di bawah.
Produksi
1. UMKM
2. IMB
3. Angkatan Kerja
4. Jumlah usaha pariwisata
Transaksi
Sarana
perdagangan dan
niaga
Transformasi
Rasio jumlah tenaga
kerja sektor non
primer terhadap
sektor primer
30% 20% 50%
Variasi Sistem Produksi Wilayah (skala Kecamatan)
Gambar 3.3 Kerangka Analisis Variasi Sistem Produksi Wilayah
Sumber: Analisis Penyusun, 2016
26 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
3.4.3 Analisis Nilai Produksi Wilayah
Analisis nilai/hasil produksi wilayah diperoleh melalui PDRB (Pendapatan
Domestik Regional Bruto) dan jumlah KK miskin. Kontribusi PDRB kecamatan terhadap
PDRB Provinsi DIY merupakan gambaran nilai produksi kecamatan dengan korelasi
yang positif sehingga makin tinggi kontribusi PDRB maka makin tinggi nilai produksi
wilayah tersebut. Sementara jumlah KK miskin sama seperti variabel rawan bencana
memiliki korelasi yang negative sehingga makin besar jumlah KK miskin maka makin
rendah nilai produksi wilayah tersebut. Nilai PDRB memiliki persentase bobot 60%
sedangkan jumlah KK miskin 40%.
3.4.4 Analisis Pusat Pertumbuhan dan Perkembangan Wilayah
Analisis pusat pertumbuhan dan perkembangan wilayah pada kajian ini dilakukan
dengan menggunakan dua metode. Metode pertama adalah melalui analisis spasial
berdasarkan bukti empiris. Hasil dari analisis spasial diverifikasi dengan metode yang
kedua, yaitu melalui metode matematis. Metode matematis, yaitu dengan menghitung
deviasi antara sistem produksi dan potensi sumber daya yang menghasilkan pusat-pusat
pertumbuhan potensial serta deviasi antara nilai/hasil produksi dengan sistem produksi
yang menghasilkan pusat – pusat pertumbuhan eksisting.
Kedua nilai deviasi kemudian dijumlahkan untuk menghasilkan nilai kecepatan
pertumbuhan masing – masing daerah. Kemudian dibedakan daerah – daerah dengan nilai
kecepatan pertumbuhan tinggi. Daerah – daerah yang saling menempel disebut dengan
klaster sedangkan daerah yang terpisah sendiri disebut dengan embrio pusat
pertumbuhan. Kemudian dilihat kembali nilai setiap variabel dari masing – masing klaster
dan embrio. Variabel - variabel yang memiliki nilai tinggi akan menjadi dasar dalam
menyusun rencana pengembangan daerah.
27 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
BAB IV
HASIL ANALISIS
4.1 Variasi Potensi Sumber Daya Wilayah
Potensi sumber daya wilayah meliputi potensi sumber daya alam (SDA), potensi sumber
daya manusia (SDM), ketersediaan infrastruktur, dan pendanaan. Sumber daya alam memiliki
bobot 60%, sumber daya manusia 15%, infrastruktur 15%, pendanaan 10%. Dari bobot
tersebut, dapat diartikan bahwa keberadaan sumber daya alam (SDA) memegang peran yang
sangat penting dalam menggerakkan pertumbuhan wilayah. Indikator yang digunakan untuk
menghitung masing-masing potensi tersebut adalah sebagai berikut:
4.1.1 Potensi Sumber Daya Alam (SDA)
Potensi sumber daya alam (SDA) mencakup ketersediaan sumber daya air, perikanan,
pertanian, kehutanan, peternakan, dan wisata. Selain itu, terdapat 2 (dua) indikator lain yang
berkaitan dengan daya dukung dan daya tampung pemanfaatan sumber daya alam (SDA), yaitu
kerawanan bencana dan kesesuaian lahan. Berikut merupakan pembobotan dari masing-masing
indikator:
1. Air (bobot 7%)
2. Perikanan (bobot 8%)
3. Pertanian (bobot 8%), terbagi menjadi:
a. Tanaman pangan (bobot 3%)
b. Sayuran (bobot 2%)
c. Buah-buahan (bobot 3%)
4. Kehutanan (bobot 8%), terbagi menjadi:
a. Bambu (bobot 3%)
b. Kayu (bobot 5%)
5. Peternakan (bobot 8%)
6. Wisata (bobot 7%), terbagi menjadi:
a. Lanskap alam (bobot 3%)
b. Cagar budaya (bobot 4%)
7. Kerawanan bencana alam (bobot 7%)
8. Kesesuaian lahan (bobot 7%)
28 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Data-data indikator diperoleh dari Dinas SDAEM, Dinas Pertanian Perikanan dan
Kehutanan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan, dan
dari dokumen Kabupaten Sleman Dalam Angka Tahun 2016. Untuk lebih jelasnya data setiap
indikator di tiap desa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Kecamatan Desa
Cadangan air Perikanan
Budidaya
(kg/m2)
Pertanian
Air Statis
(m3)
Air
Dinamis
(lt/dtk)
Tanaman
Pangan
(ton)
Sayuran
(ton)
Buah-
Buahan
(ton)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Berbah
Tegaltirto 210.637.890 3.755,42 7,447 5.513,70 278,237 1.492,723
Sendangtirto 210.637.890 3.755,42 3,322 5.031,74 253,916 1.362,241
Kalitirto 210.637.890 3.804,42 3,634 5.986,03 302,072 1.620,597
Jogotirto 210.637.890 3.780,42 3,990 5.629,38 284,074 1.524,039
Cangkringan
Wukirsari 598.930.596 8.835,70 3,291 6.020,60 6.386,892 5.341,874
Umbulharjo 598.930.596 9.074,70 1,555 3.415,53 3.623,333 3.030,486
Kepuhharjo 598.930.596 8.849,70 2,296 3.618,15 3.838,276 3.210,261
Glagahharjo 598.930.596 8.809,70 1,000 3.287,35 3.487,348 2.916,751
Argomulyo 598.930.596 8.823,20 4,897 3.502,37 3.715,451 3.107,532
Depok
Maguwoharjo 423.317.215 8.001,61 5,072 3.839,27 247,296 916,053
Condongcatur 423.917.215 7.946,61 3,687 2.429,92 156,516 579,781
Caturtunggal 423.347.215 7.946,61 6,214 2.823,82 181,888 673,766
Gamping
Trihanggo 201.818.461 1.349,71 2,498 4.181,86 257,137 1.138,962
Nogotirto 201.838.461 1.372,71 3,598 2.596,92 159,681 707,291
Banyuraden 201.848.461 1.356,71 2,776 2.976,41 183,015 810,649
Balecatur 201.826.461 1.349,71 2,982 7.336,85 451,133 1.998,250
Ambarketawang 201.818.461 1.349,71 2,903 4.672,96 287,334 1.272,719
Godean
Sidorejo 200.599.214 1.338,46 2,576 4.681,06 26,268 821,091
Sidomulyo 200.629.214 1.364,46 2,238 2.151,22 12,072 377,340
Sidomoyo 200.599.214 1.334,46 3,176 2.598,67 14,582 455,826
Sidoluhur 200.599.214 1.358,46 2,961 4.465,93 25,061 783,357
Sidokarto 200.599.214 1.354,46 4,509 3.132,18 17,576 549,406
Sidoarum 200.599.214 1.340,46 3,331 3.209,62 18,011 562,991
Sidoagung 200.599.214 1.392,46 2,735 2.856,82 16,031 501,107
Kalasan
Tirtomartani 457.870.115 21.048,72 3,095 5.548,75 320,739 1.941,853
Tamanmartani 457.870.115 21.098,72 2,368 5.379,27 310,943 1.882,540
Selomartani 457.870.115 21.048,72 4,663 6.602,50 381,650 2.310,625
Purwomartani 457.870.115 21.048,72 3,970 8.879,48 513,268 3.107,481
Minggir
Sendangsari 196.130.436 11.507,19 2,108 3.886,03 102,668 1.389,938
Sendangagung 196.130.436 11.512,69 1,942 5.566,02 147,053 1.990,828
Sendangrejo 196.130.436 11.501,19 4,031 5.073,90 134,051 1.814,810
Sendangmulyo 196.130.436 11.499,69 2,062 5.684,80 150,191 2.033,315
Sendangarum 196.130.436 11.496,69 1,553 2.927,25 77,337 1.047,006
Tabel 4.1 Indikator-Indikator dari Variabel Potensi Sumber Daya Alam
29 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Kecamatan Desa
Cadangan air Perikanan
Budidaya
(kg/m2)
Pertanian
Air Statis
(m3)
Air
Dinamis
(lt/dtk)
Tanaman
Pangan
(ton)
Sayuran
(ton)
Buah-
Buahan
(ton)
Mlati
Tlogoadi 430.162.536 4.909,94 2,413 2.873,75 261,619 1.060,062
Tirtoadi 430.103.136 4.833,94 2,182 2.963,18 269,760 1.093,051
Sumberadi 430.103.136 4.830,94 5,322 3.577,28 325,666 1.319,579
Sinduadi 430.103.136 4.827,94 2,848 4.394,09 400,027 1.620,883
Sendangadi 430.103.136 4.866,94 3,095 3.195,70 290,928 1.178,824
Moyudan
Sumbersari 160.434.452 11.020,50 5,302 4.521,20 2.905,542 1.520,918
Sumberrahayu 160.434.452 11.020,50 2,748 5.225,05 3.357,870 1.757,691
Sumberarum 160.434.452 11.028,00 1,714 6.334,65 4.070,952 2.130,956
Sumberagung 160.434.452 11.020,50 4,373 6.790,09 4.363,635 2.284,162
Ngaglik
Sukoharjo 590.806.801 7.770,74 2,539 5.934,84 557,806 1.053,406
Sinduharjo 590.806.801 7.775,74 1,980 4.501,02 423,043 798,909
Sariharjo 590.806.801 7.750,74 1,955 5.092,29 478,615 903,856
Sardonoharjo 590.806.801 7.740,74 3,249 6.932,60 651,584 1.230,504
Minomartani 590.806.801 7.740,74 1,440 1.130,80 106,282 200,711
Donoharjo 590.806.801 7.755,74 2,961 4.877,95 458,470 865,813
Ngemplak
Widodomartani 617.049.085 48.589,39 5,874 5.462,15 728,993 1.466,545
Wedomartani 617.049.085 48.607,39 4,139 11.048,64 1.474,581 2.966,475
Umbulmartani 617.049.085 48.592,39 2,713 5.915,11 789,446 1.588,161
Sindumartani 617.049.085 48.577,39 4,850 3.943,41 526,297 1.058,774
Bimomartani 617.049.085 48.593,89 3,598 5.346,69 713,583 1.435,545
Pakem
Purwobinangun 701.727.564 2.778,16 3,157 8.021,89 6.787,998 4.520,162
Pakembinangun 701.701.538 2.728,16 2,217 2.487,50 2.104,884 1.401,653
Harjobinangun 701.680.311 2.713,16 2,172 3.284,93 2.779,655 1.850,986
Hargobinangun 701.664.311 2.772,16 1,667 8.509,87 7.200,918 4.795,128
Candibinangun 701.660.311 2.791,16 1,772 3.784,81 3.202,646 2.132,658
Prambanan
Wukirharjo 120.818.717 2.464,96 0,000 3.901,39 1.186,315 1.523,429
Sumberharjo 120.818.717 2.447,96 2,962 7.515,31 2.285,217 2.934,605
Sambirejo 120.818.717 2.470,46 0,000 6.891,09 2.095,407 2.690,857
Madurejo 120.818.717 2.472,96 2,221 5.823,34 1.770,731 2.273,918
Gayamharjo 120.848.717 2.462,96 2,131 5.338,75 1.623,378 2.084,692
Bokoharjo 120.818.717 2.464,96 3,578 4.435,27 1.348,653 1.731,898
Seyegan
Margomulyo 298.297.907 3.950,06 2,582 5.170,90 7,971 864,922
Margoluwih 298.297.907 3.994,06 1,817 4.981,60 7,679 833,258
Margokaton 298.297.907 3.985,06 11,053 5.131,05 7,910 858,256
Margodadi 298.297.907 3.975,06 2,577 6.087,51 9,384 1.018,241
Margoagung 298.300.907 3.980,06 2,452 5.160,94 7,956 863,255
Sleman
Triharjo 480.936.191 3.335,08 2,166 5.084,58 760,250 1.312,284
Tridadi 480.951.191 3.333,08 2,758 4.816,98 720,237 1.243,216
Trimulyo 480.936.191 3.340,08 3,258 5.533,79 827,415 1.428,219
Pandowoharjo 480.936.191 3.326,08 2,573 6.948,30 1.038,913 1.793,290
Caturharjo 480.936.191 3.336,08 2,805 6.709,36 1.003,187 1.731,623
30 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Kecamatan Desa
Cadangan air Perikanan
Budidaya
(kg/m2)
Pertanian
Air Statis
(m3)
Air
Dinamis
(lt/dtk)
Tanaman
Pangan
(ton)
Sayuran
(ton)
Buah-
Buahan
(ton)
Tempel
Tambakrejo 467.151.531 4.799,99 3,097 2.506,66 959,839 1.788,172
Sumberrejo 467.151.531 4.789,99 2,148 2.245,23 859,733 1.601,676
Pondokrejo 467.151.531 4.789,99 2,805 2.514,35 962,783 1.793,658
Mororejo 467.151.531 4.799,99 1,829 2.591,24 992,226 1.848,509
Merdikorejo 467.151.531 4.789,99 1,686 4.713,44 1.804,850 3.362,422
Margorejo 467.151.531 4.789,99 2,060 4.144,44 1.586,973 2.956,518
Lumbungrejo 467.151.531 4.789,99 2,276 2.560,48 980,449 1.826,569
Banyurejo 467.151.531 4.814,99 3,040 3.706,16 1.419,148 2.643,862
Turi
Wonokerto 581.726.369 3.918,31 3,714 2.684,65 1.249,256 21.954,913
Girikerto 581.746.369 4.003,31 2,647 2.252,14 1.047,996 18.417,889
Donokerto 581.786.369 3.908,31 3,333 1.276,84 594,159 10.441,971
Bangunkerto 581.728.369 3.965,31 4,573 1.211,37 563,689 9.906,485
Lanjutan Tabel 4.1
Kecamatan Desa
Kehutanan
Peternakan
(ekor)
Wisata
Bambu
(batang)
Kayu
(batang)
Lanskap
Alam
(obyek)
Cagar
Budaya
(obyek)
(1) (2) (9) (10 (11) (12) (13)
Berbah
Tegaltirto 130.374 41.794 1.479 0 0
Sendangtirto 174.941 38.141 955 0 0
Kalitirto 172.019 45.374 291 0 0
Jogotirto 72.572 42.671 2.365 0 0
Cangkringan
Wukirsari 510.960 3.375.989 0 0 0
Umbulharjo 153.888 1.915.224 1.818 1 0
Kepuhharjo 17.635 2.028.839 992 1 0
Glagahharjo 471.749 1.843.346 839 0 0
Argomulyo 216.844 1.963.917 414 0 0
Depok
Maguwoharjo 69.097 12.787 404 0 0
Condongcatur 9.872 8.093 111 0 0
Caturtunggal 30.656 9.405 259 0 0
Gamping
Trihanggo 2.149 52.505 350 0 0
Nogotirto 4.877 32.606 604 0 0
Banyuraden 2.071 37.370 149 0 0
Balecatur 31.576 92.118 2.266 0 0
Ambarketawang 7.327 58.671 1.485 0 0
Godean
Sidorejo 12.674 7.794 0 0 0
Sidomulyo 20.704 3.582 39 0 0
Sidomoyo 12.941 4.327 361 0 0
Sidoluhur 5515 7.435 96 0 0
31 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Kecamatan Desa
Kehutanan
Peternakan
(ekor)
Wisata
Bambu
(batang)
Kayu
(batang)
Lanskap
Alam
(obyek)
Cagar
Budaya
(obyek)
Sidokarto 4.988 5.215 159 0 0
Sidoarum 8.525 5.344 90 0 0
Sidoagung 2.154 4.756 15 0 0
Kalasan
Tirtomartani 7.327 10.937 827 0 2
Tamanmartani 2.071 10.603 562 0 0
Selomartani 4.877 13.014 625 0 0
Purwomartani 31.576 17.502 312 0 1
Minggir
Sendangsari 134.942 11.421 2.214 0 0
Sendangagung 70.148 16.358 1.929 0 0
Sendangrejo 85.955 14.912 842 0 0
Sendangmulyo 121.674 16.707 2.785 0 0
Sendangarum 225.833 8.603 94 0 0
Mlati
Tlogoadi 76.686 6.961 525 0 0
Tirtoadi 191.131 7.177 567 0 0
Sumberadi 429.474 8.665 0 0 0
Sinduadi 370.790 10.643 0 0 0
Sendangadi 174.299 7.741 0 0 0
Moyudan
Sumbersari 275.072 20.327 92 0 0
Sumberrahayu 268.014 23.491 998 0 0
Sumberarum 276.394 28.480 208 0 0
Sumberagung 102.060 30.528 742 0 0
Ngaglik
Sukoharjo 10.535 8.447 1.005 0 0
Sinduharjo 44.757 6.406 275 0 0
Sariharjo 5.957 7.248 418 0 0
Sardonoharjo 12.079 9.867 608 0 0
Minomartani 1.461 1.609 20 0 0
Donoharjo 6.003 6.943 725 0 0
Ngemplak
Widodomartani 6.831 10.858 0 0 0
Wedomartani 3.467 21.962 0 0 1
Umbulmartani 8.684 11.758 0 0 0
Sindumartani 9.810 7.839 0 0 0
Bimomartani 5.312 10.628 0 0 0
Pakem
Purwobinangun 67.692 106.235 85.675 0 0
Pakembinangun 17.997 32.942 2.186 0 0
Harjobinangun 34.164 43.503 716 0 0
Hargobinangun 5.265.841 112.697 2.263 4 0
Candibinangun 75.158 50.123 762 0 0
Prambanan
Wukirharjo 26.334 112.187 265 0 0
Sumberharjo 8.953 216.108 607 0 0
Sambirejo 46.057 198.158 268 0 2
Madurejo 11.669 167.454 1.800 0 0
32 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Kecamatan Desa
Kehutanan
Peternakan
(ekor)
Wisata
Bambu
(batang)
Kayu
(batang)
Lanskap
Alam
(obyek)
Cagar
Budaya
(obyek)
Gayamharjo 6.784 153.519 147 0 0
Bokoharjo 25.356 127.539 427 0 4
Seyegan
Margomulyo 104.787 26.931 644 0 0
Margoluwih 151.484 25.945 1.513 0 0
Margokaton 62.867 26.724 4.450 0 0
Margodadi 45.575 31.705 1.413 0 0
Margoagung 213.590 26.879 658 0 0
Sleman
Triharjo 162.587 6.336 1.284 0 0
Tridadi 103.995 6.003 314 0 0
Trimulyo 305.576 6.896 291 0 0
Pandowoharjo 19.309 8.659 455 0 0
Caturharjo 19.555 8.361 771 0 0
Tempel
Tambakrejo 853 9.220 0 0 0
Sumberrejo 29.599 8.258 0 0 0
Pondokrejo 4.217 9.248 0 0 0
Mororejo 10.804 9.531 0 0 0
Merdikorejo 592 17.336 78 0 0
Margorejo 16.450 15.243 939 0 0
Lumbungrejo 1.476 9.418 0 0 0
Banyurejo 21.093 13.631 1.122 0 0
Turi
Wonokerto 169.238 292.784 561 0 0
Girikerto 333.243 245.615 3.393 0 0
Donokerto 49.154 139.251 352 0 0
Bangunkerto 86.490 132.110 62 0 0
Lanjutan Tabel 4.1
Kecamatan Desa Kerawanan Bencana (%) Kesesuaian Lahan
(1) (2) (14) (15)
Berbah
Tegaltirto 0,857 10,000
Sendangtirto 0,859 10,000
Kalitirto 0,736 10,000
Jogotirto 0,746 9,810
Cangkringan
Wukirsari 0,409 10,000
Umbulharjo 0,987 8,805
Kepuhharjo 1,000 8,448
Glagahharjo 1,000 7,480
Argomulyo 0,792 10,000
Depok Maguwoharjo 0,117 10,000
33 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Kecamatan Desa Kerawanan Bencana (%) Kesesuaian Lahan
Condongcatur 0,111 10,000
Caturtunggal 0,091 10,000
Gamping
Trihanggo 0,000 10,000
Nogotirto 0,000 10,000
Banyuraden 0,000 10,000
Balecatur 0,497 10,000
Ambarketawang 0,213 10,000
Godean
Sidorejo 0,010 9,029
Sidomulyo 0,000 10,000
Sidomoyo 0,142 10,000
Sidoluhur 0,003 9,944
Sidokarto 0,015 10,000
Sidoarum 0,000 10,000
Sidoagung 0,020 10,000
Kalasan
Tirtomartani 0,071 10,000
Tamanmartani 0,264 9,767
Selomartani 0,291 9,959
Purwomartani 0,182 9,948
Minggir
Sendangsari 0,022 10,000
Sendangagung 0,003 10,000
Sendangrejo 0,010 9,999
Sendangmulyo 0,054 10,000
Sendangarum 0,000 10,000
Mlati
Tlogoadi 0,000 10,000
Tirtoadi 0,026 10,000
Sumberadi 0,000 10,000
Sinduadi 0,039 10,000
Sendangadi 0,022 10,000
Moyudan
Sumbersari 0,115 10,000
Sumberrahayu 0,156 9,039
Sumberarum 0,000 9,881
Sumberagung 0,082 9,987
Ngaglik
Sukoharjo 0,072 10,000
Sinduharjo 0,056 10,000
Sariharjo 0,076 10,000
Sardonoharjo 0,118 10,000
Minomartani 0,032 10,000
Donoharjo 0,085 10,000
Ngemplak
Widodomartani 0,053 9,716
Wedomartani 0,167 9,952
Umbulmartani 0,084 10,000
Sindumartani 0,921 10,000
34 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Kecamatan Desa Kerawanan Bencana (%) Kesesuaian Lahan
Bimomartani 0,289 10,000
Pakem
Purwobinangun 0,602 9,056
Pakembinangun 0,227 10,000
Harjobinangun 0,009 10,000
Hargobinangun 0,876 5,860
Candibinangun 0,282 10,000
Prambanan
Wukirharjo 1,000 7,531
Sumberharjo 0,903 9,468
Sambirejo 1,000 6,811
Madurejo 0,711 9,650
Gayamharjo 1,000 7,531
Bokoharjo 0,440 9,480
Seyegan
Margomulyo 0,057 10,000
Margoluwih 0,143 9,910
Margokaton 0,000 9,734
Margodadi 0,056 9,517
Margoagung 0,001 10,000
Sleman
Triharjo 0,000 10,000
Tridadi 0,000 10,000
Trimulyo 0,000 10,000
Pandowoharjo 0,001 10,000
Caturharjo 0,009 10,000
Tempel
Tambakrejo 0,013 10,000
Sumberrejo 0,106 10,000
Pondokrejo 0,027 10,000
Mororejo 0,125 10,000
Merdikorejo 0,163 10,000
Margorejo 0,000 10,000
Lumbungrejo 0,077 10,000
Banyurejo 0,056 10,000
Turi
Wonokerto 0,513 9,437
Girikerto 0,658 9,029
Donokerto 0,004 10,000
Bangunkerto 0,000 10,000
Data indikator di atas merupakan data nominal yang memiliki nilai yang berbeda-beda,
maka untuk memudahkan analisis semua nilai indikator diubah menjadi data ordinal dengan
cara diklasifikasikan ke dalam 10 kelas. Kelas 1 adalah kelas dengan nilai terendah, sedangkan
kelas 10 adalah kelas dengan nilai tertinggi. Data hasil klasifikasi kemudian diolah ke dalam
bentuk peta-peta indikator potensi sumber daya alam (SDA). Berikut adalah petanya.
Sumber : Olah Data, 2016
35 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa desa-desa dengan potensi air tiga tertinggi
yaitu:
Kecamatan Ngemplak (Desa Womartani, Umbulmartani, Sindumartani, Bimomartani,
dan Widodomartani) = Skala 10
Kecamatan Cangkringan (Desa Wukirsari, Glagahharjo, Kepuhharjo, Umbulharjo, dan
Agromulyo), Kecamatan Kalasan (Desa Tirtomartani, Selomartani, Purwomartani,
Tamanmartani), Kecamatan Pakem (Desa Hargobinangun, Purwobinangun,
Candibinangun, Harjobinangun, dan Pakembinangun), Kecamatan Ngaglik (Desa
Donoharjo, Sinduharjo, Minomartani, Sukoharjo, Sardonoharjo, dan Sariharjo) = Skala
6
Kecamatan Depok (Desa Caturtunggal, Maguwoharjo, dan Condongcatur), Kecamatan
Turi (Desa Girikerto, Wonokerto, Bangunkerto, dan Donokerto), Kecamatan Sleman
(desa Caturharjo, Pandowoharjo, Tridadi, Trimulyo, dan Triharjo) = Skala 4
Gambar 4.1 Peta Potensi Air Setiap Desa di Kabupaten Sleman
Sumber: Analisis Penulis
36 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa desa-desa dengan potensi perikanan tiga
tertinggi yaitu:
Kecamatan Seyegan (Desa Margokaton) = Skala 10
Kecamatan Berbah (Desa Tegaltirto) = Skala 7
Kecamatan Depok (Desa Caturtunggal), Kecamatan Ngemplak (Desa
Widodomartani) = Skala 6
Gambar 4.2 Peta Potensi Perikanan Setiap Desa di Kabupaten Sleman
Sumber: Analisis Penulis, 2016
37 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa desa-desa dengan potensi pertanian
tanaman pangan tiga tertinggi yaitu:
Kecamatan Ngemplak (Desa Wedomartani) = Skala 10
Kecamatan Pakem (Desa Hargobinangun), Kecamatan Kalasan (Desa Purwomartani)
= Skala 8
Kecamatan Prambanan (Desa Sumberharjo), Kecamatan Gamping (Desa Balecatur),
Kecamatan Pakem (Desa Purwobinangun) = Skala 6
Gambar 4.3 Peta Potensi Pertanian Tanaman Pangan Setiap Desa di Kabupaten Sleman
Sumber: Analisis Penulis, 2016
38 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa desa-desa dengan potensi pertanian
sayuran tiga tertinggi yaitu:
Kecamatan Pakem (Desa Hargobinangun, Purwobinangun) = Skala 10
Kecamatan Cangkringan (Desa Wukirsari) = Skala 9
Kecamatan Moyudan (Desa Sumberagung) = Skala 7
Gambar 4.3 Peta Potensi Pertanian Sayuran Setiap Desa di Kabupaten Sleman
Sumber: Analisis Penulis, 2016
Gambar 4.4 Peta Potensi Pertanian Buah - buahan Setiap Desa di Kabupaten Sleman
Sumber: Analisis Penulis, 2016
39 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa desa-desa dengan potensi pertanian buah-
buahan tiga tertinggi seluruhnya berada di Kecamatan Turi, yaitu:
Desa Wonokerto = Skala 10
Desa Girikerto = Skala 9
Desa Bangunkerto dan Donokerto = Skala 5
Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa Desa Hargobinangun (Kecamatan Pakem)
merupakan desa satu-satunya yang memiliki potensi bambu paling tinggi jauh dari desa lain
yaitu dengan skala 10.
Gambar 4.5 Peta Potensi Hutan Bambu Setiap Desa di Kabupaten Sleman
Sumber: Analisis Penulis, 2016
40 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa desa-desa dengan potensi kehutanan kayu
tiga tertinggi seluruhnya berada di Kecamatan Cangkringan, yaitu:
Desa Wukirsari = Skala 10
Desa Kepuhharjo = Skala 7
Desa Glagahharjo, Umbulharjo, Agromulyo = Skala 6
Gambar 1. Peta Potensi Peternakan Setiap Desa di Kabupaten Sleman
Gambar 4.6 Peta Potensi Hutan Kayu Setiap Desa di Kabupaten Sleman
Sumber: Analisis Penulis, 2016
Gambar 4.7 Peta Potensi Peternakan Setiap Desa di Kabupaten Sleman
Sumber: Analisis Penulis, 2016
41 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa Desa Purwobinangun (Kecamatan Pakem)
adalah satu-satunya desa yang memiliki potensi peternakan tertinggi, yaitu dengan skala 10.
Tingginya populasi ternak di desa ini dikarenakan jumlah populasi ayam buras di desa ini
mencapai 85.000 ekor (tertinggi).
Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa Desa Hargobinangun (Kecamatan Pakem)
merupakan desa dengan potensi wisata lanskap alam tertinggi dengan skala 10, kemudian
disusul oleh Desa Kepuhharjo dan Umbulharjo (Kecamatan Cangkringan) dengan skala 3.
Gambar 4.8 Peta Potensi Lanskap Alam Setiap Desa di Kabupaten Sleman
Sumber: Analisis Penulis, 2016
42 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa desa-desa dengan potensi wisata cagar
budaya (candi) tiga tertinggi adalah:
Kecamatan Prambanan (Desa Bokoharjo) = Skala 10
Kecamatan Prambanan (Desa Sambirejo), Kecamatan Kalasan (Desa Tortomartani) =
Skala 6
Kecamatan Kalasan (Desa Purwomartani), Kecamatan Ngemplak (Desa Wedomartani)
= Skala 3
Gambar 4.9 Peta Potensi Wisata Cagar Budaya Setiap Desa di Kabupaten Sleman
Sumber: Analisis Penulis, 2016
43 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa desa-desa dengan tingkat kerawanan
bencana tiga tertinggi adalah:
Kecamatan Prambanan (Desa Sumberharjo, Gayamharjo, Wukirharjo, Sambirejo),
Kecamatan Cangkringan (desa Glagahharjo, Kepuhharjo, Umbulharjo), Kecamatan
Ngemplak (Desa Sindumartani) = Skala 10
Kecamatan Pakem (Desa Hargobinangun), Kecamatan Berbah (Desa Sendangtirto) =
Skala 9
Kecamatan Berbah (Desa Kalitirto dan Jogotirto), Kecamatan Prambanan (Desa
Madurejo), Kecamatan Cangkringan (Desa Agromulyo) = Skala 8
Gambar 4.10 Peta Potensi Rawan Bencana Setiap Desa di Kabupaten Sleman
Sumber: Analisis Penulis, 2016
44 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa hampir sebagian besar desa-desa di
Kabupaten Sleman memiliki kesesuaian lahan untuk dikembangkan terutama sebagai
permukiman yang tinggi. Sementara itu, jika melihat perpolaan pada peta desa-desa dengan
tingkat kesesuaian yang rendah cenderung berada di kawasan lereng gunung merapi dan di
kawasan perbukitan prambanan. Desa-desa dengan tingkat kesesuaian tiga paling rendah
adalah:
Kecamatan Pakem (Desa Hargobinangun) = Skala 1
Kecamatan Prambanan (Desa Sambirejo) = Skala 3
Kecamatan Cangkringan (Desa Glagahharjo) = Skala 4
4.1.2 Potensi Sumber Daya Manusia (SDM)
Potensi sumber daya manusia (SDM) mencakup tingkat pendidikan penduduk (penduduk
tamatan SMA ke atas), partisipasi masyarakat dalam kelompok tani, ketersediaan pusat
pelatihan pertanian dan desa swadaya/P4S, dan penduduk usia produktif. Berikut merupakan
pembobotan dari masing-masing indikator:
1. Tingkat pendidikan/penduduk tamatan SMA ke atas (bobot 4%)
Gambar 4.11 Peta Kesesuaian Lahan Permukiman Setiap Desa di Kabupaten Sleman
Sumber: Analisis Penulis, 2016
45 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
2. Partisipasi masyarakat dalam kelompok tani (bobot 3,5%)
3. Ketersediaan pusat pelatihan pertanian dan desa swadaya/P4S (bobot 3,5%)
4. Penduduk usia produktif (bobot 4%)
Data-data indikator diperoleh dari Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan, Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata, dokumen Kabupaten Sleman Dalam Angka Tahun 2016 dan
Kecamatan Dalam Angka Tahun 2016. Untuk lebih jelasnya data setiap indikator di tiap desa
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Kecamatan Desa
Tamatan
SMA ke
Atas (orang)
Partisipasi Masyarakat
dalam Kelompok Tani
(orang per kelompok)
Ketersediaan
P4S (buah)
Penduduk
Usia Produktif
(orang)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Berbah
Tegaltirto 4.396 36 0 8.655
Sendangtirto 6.117 34 0 12.043
Kalitirto 5.252 30 0 10.340
Jogotirto 4.608 28 0 9.072
Cangkringan
Wukirsari 6.200 32 1 8.175
Umbulharjo 2.900 27 0 3.824
Kepuhharjo 1.952 34 0 2.574
Glagahharjo 2.252 26 0 2.970
Argomulyo 4.795 46 0 6.322
Depok
Maguwoharjo 13.483 36 0 26.754
Condongcatur 16.688 38 0 33.114
Caturtunggal 18.374 33 0 36.460
Gamping
Trihanggo 6.218 29 0 13.751
Nogotirto 6.018 30 0 13.309
Banyuraden 5.756 34 0 12.729
Balecatur 6.777 30 0 14.986
Ambarketawang 7.517 35 0 16.623
Godean
Sidorejo 2.902 32 0 5.499
Sidomulyo 2.549 36 0 4.831
Sidomoyo 3.310 34 0 6.273
Sidoluhur 4.466 27 0 8.463
Sidokarto 4.886 30 0 9.258
Sidoarum 5.971 41 0 11.314
Sidoagung 3.339 35 0 6.327
Kalasan
Tirtomartani 5.802 35 0 11.149
Tamanmartani 6.604 39 0 12.691
Selomartani 5.417 36 0 10.409
Purwomartani 14.560 37 0 27.978
Minggir Sendangsari 2.263 31 0 4.577
Tabel 4.2 Indikator-Indikator dari Variabel Potensi Sumber Daya Manusia
46 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Kecamatan Desa
Tamatan
SMA ke
Atas (orang)
Partisipasi Masyarakat
dalam Kelompok Tani
(orang per kelompok)
Ketersediaan
P4S (buah)
Penduduk
Usia Produktif
(orang)
Sendangagung 3.450 26 0 6.976
Sendangrejo 3.502 28 0 7.082
Sendangmulyo 2.788 31 0 5.637
Sendangarum 1.641 28 0 3.319
Mlati
Tlogoadi 4.419 33 0 9.768
Tirtoadi 3.631 28 1 8.026
Sumberadi 5.361 27 0 11.852
Sinduadi 13.649 33 0 30.173
Sendangadi 6.602 31 0 14.615
Moyudan
Sumbersari 3.678 52 0 7.271
Sumberrahayu 3.090 46 0 6.064
Sumberarum 3.079 66 0 6.027
Sumberagung 5.114 39 0 10.011
Ngaglik
Sukoharjo 6.053 42 0 11.246
Sinduharjo 5.527 27 0 14.740
Sariharjo 8.677 34 0 16.121
Sardonoharjo 8.099 39 0 15.047
Minomartani 7.934 20 0 10.269
Donoharjo 4.009 43 0 7.448
Ngemplak
Widodomartani 3.128 28 0 6.516
Wedomartani 10.165 50 0 21.175
Umbulmartani 3.185 27 0 6.635
Sindumartani 3.077 34 0 6.409
Bimomartani 3.011 31 0 6.272
Pakem
Purwobinangun 3.713 29 1 7.730
Pakembinangun 2.523 24 1 5.252
Harjobinangun 2.378 26 0 4.949
Hargobinangun 2.952 27 3 6.144
Candibinangun 2.380 28 0 4.954
Prambanan
Wukirharjo 1.012 30 0 2.057
Sumberharjo 5.234 26 0 10.637
Sambirejo 2.157 34 0 4.383
Madurejo 4.960 26 0 10.081
Gayamharjo 1.892 32 0 3.844
Bokoharjo 4.462 31 0 9.067
Seyegan
Margomulyo 4.155 36 0 9.400
Margoluwih 3.265 32 0 7.387
Margokaton 2.588 29 0 5.855
Margodadi 2.971 29 0 6.722
Margoagung 3.530 28 0 7.987
Sleman Triharjo 5.604 37 0 12.495
Tridadi 5.145 30 0 11.471
47 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Kecamatan Desa
Tamatan
SMA ke
Atas (orang)
Partisipasi Masyarakat
dalam Kelompok Tani
(orang per kelompok)
Ketersediaan
P4S (buah)
Penduduk
Usia Produktif
(orang)
Trimulyo 3.306 39 1 7.371
Pandowoharjo 4.445 40 1 9.910
Caturharjo 5.142 42 0 11.465
Tempel
Tambakrejo 1.705 47 0 4.003
Sumberrejo 1.576 38 0 3.700
Pondokrejo 1.780 35 0 4.179
Mororejo 1.708 36 0 4.010
Merdikorejo 2.083 34 2 4.889
Margorejo 3.365 37 0 7.898
Lumbungrejo 2.395 33 0 5.622
Banyurejo 2.548 36 0 5.981
Turi
Wonokerto 3.274 43 0 7.947
Girikerto 2.623 33 0 6.366
Donokerto 2.920 27 0 7.087
Bangunkerto 2.936 33 1 7.125
Sama halnya pada potensi SDA, data indikator-indikator potensi SDM diklasifikasikan
ke dalam 10 kelas, lalu diolah ke dalam bentuk peta-peta indikator potensi sumber daya
manusia (SDM). Berikut adalah peta-petanya.
Sumber : Olah Data, 2016
Gambar 4.12 Peta Tingkat Jumlah Penduduk Tamatan SMA ke Atas Setiap Desa
di Kabupaten Sleman
Sumber: Analisis Penulis, 2016
48 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa desa-desa dengan tingkat pendidikan tiga
tertinggi rata-rata merupakan wilayah perkotaan, desa-desa tersebut adalah:
Kecamatan Depok (Desa Caturtunggal dan Condongcatur) = Skala 10
Kecamatan Depok (Desa Maguwoharjo), Kecamatan Mlati (Desa Sinduadi),
Kecamatan Kalasan (Desa Purwomartani) = Skala 8
Kecamatan Ngemplak (Desa Wedomartani) = Skala 6
Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa desa-desa dengan partisipasi penduduknya
yang tinggi dalam kelompok tani adalah:
Kecamatan Moyudang (Desa Sumberarum) = Skala 10
Kecamatan Moyudan (Desa Sumbersari), Kecamatan Ngemplak (Desa Wedomartani)
= Skala 7
Kecamatan Moyudan (Desa Sumberrahayu), Kecamatan Tempel (Desa Tambakrejo),
Kecamatan Cangkringan (Desa Agromulyo) = Skala 6
Gambar 4.12 Peta Partisipasi Masyarakat dalam Kelompok Tani di Setiap Desa di
Kabupaten Sleman
Sumber: Analisis Penulis, 2016
49 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa Desa Hargobinangun (Kecamatan Pakem)
merupakan desa dengan Pusat Pelatihan Pertanian dan Desa Swadaya/P4S terbanyak, yaitu
skala 10. Selanjutnya disusul oleh Desa Merdikorejo (Kecamatan Tempel) dengan skala 7.
Gambar 4.13 Peta Ketersediaan Pusat Pelatihan Pertanian dan Desa
Swadaya/P4S Setiap Desa di Kabupaten Sleman
Sumber: Analisis Penulis, 2016
Gambar 4.14 Peta Penduduk Usia Produktif Setiap Desa di Kabupaten Sleman
Sumber: Analisis Penulis, 2016
50 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa desa-desa dengan penduduk usia produktif
terbanyak cenderung berada di wilayah perkotaan, yaitu:
Kecamatan Depok (Desa Caturtunggal dan Condongcatur) = Skala 10
Kecamatan Mlati (Desa Sinduadi) = Skala 9
Kecamatan Depok (Desa Maguwoharjo), Kecamatan Kalasan (Desa Purwomartani) =
Skala 8
4.1.3 Ketersediaan Infrastruktur
Ketersediaan infrastruktur mencakup ketersediaan prasarana jalan, sarana pendidikan,
sarana kesehatan, prasarana listrik, dan prasarana air. Berikut merupakan pembobotan dari
masing-masing indikator tersebut:
1. Prasarana jalan (bobot 3%), terbagi menjadi:
a. Kerapatan jalan (bobot 0,5%)
b. Ketersediaan jalan arteri (bobot 1,5%)
c. Ketersedian jalan kolektor (bobot 1%)
2. Sarana pendidikan (bobot 4%), terbagi menjadi:
a. Kerapatan SMA/SMK (bobot 1%)
b. Kerapatan Perguruan Tinggi (bobot 3%)
3. Sarana kesehatan (bobot 4%), terbagi menjadi:
a. Kerapatan poliklinik dan puskesmas (bobot 1%)
b. Kerapatan rumah sakit (bobot 3%)
4. Prasarana listrik (bobot 2%)
5. Prasarana air (bobot 2%)
Data-data indikator diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan, PDAM, dan
dokumen Kecamatan Dalam Angka Tahun 2016. Untuk lebih jelasnya data setiap indikator di
tiap desa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Kecamatan Desa
Prasarana Jalan Sarana Pendidikan
Kerapatan
Jalan
(m/km2)
Ketersediaan
Jalan Arteri
(m)
Ketersediaan
Jalan
Kolektor (m)
Kerapatan
SMA/SMK
(buah/km2)
Kerapatan
Perguruan
Tinggi
(buah/km2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Berbah Tegaltirto 1.891,26 151,00 384,00 0,35 0,00
Sendangtirto 2.733,91 0,00 1.848,00 0,19 0,00
Tabel 4.3 Indikator-Indikator dari Variabel Ketersediaan Infrastruktur
51 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Kecamatan Desa
Prasarana Jalan Sarana Pendidikan
Kerapatan
Jalan
(m/km2)
Ketersediaan
Jalan Arteri
(m)
Ketersediaan
Jalan
Kolektor (m)
Kerapatan
SMA/SMK
(buah/km2)
Kerapatan
Perguruan
Tinggi
(buah/km2)
Kalitirto 2.914,81 1.155,00 0,00 0,32 0,00
Jogotirto 2.270,21 0,00 1.568,00 0,00 0,00
Cangkringan
Wukirsari 1.228,57 0,00 5.773,00 0,14 0,00
Umbulharjo 898,91 0,00 0,00 0,00 0,12
Kepuhharjo 1.444,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Glagahharjo 1.358,87 0,00 0,00 0,00 0,00
Argomulyo 2.077,80 0,00 3.456,00 0,24 0,00
Depok
Maguwoharjo 1.902,80 5.756,00 0,00 0,33 0,53
Condongcatur 2.458,95 3.136,00 936,00 0,21 1,16
Caturtunggal 3.068,21 4.944,00 436,00 0,82 1,81
Gamping
Trihanggo 2.605,52 3.100,00 0,00 0,00 0,00
Nogotirto 2.706,88 1.842,00 234,00 0,00 0,29
Banyuraden 3.074,75 2.786,00 45,00 0,50 0,50
Balecatur 1.781,54 3.085,00 0,00 0,00 0,00
Ambarketawang 2.039,33 2.776,00 0,00 0,00 0,32
Godean
Sidorejo 1.764,34 0,00 1.033,00 0,00 0,00
Sidomulyo 3.226,40 0,00 0,00 0,00 0,00
Sidomoyo 2.690,40 0,00 314,00 0,00 0,00
Sidoluhur 1.158,96 0,00 2.016,00 0,00 0,00
Sidokarto 2.856,59 0,00 1.343,00 0,27 0,00
Sidoarum 2.626,81 0,00 1.443,00 0,27 0,00
Sidoagung 2.623,19 0,00 1.388,00 0,60 0,00
Kalasan
Tirtomartani 2.778,09 2.738,00 0,00 0,27 0,00
Tamanmartani 3.092,88 1.457,00 3.583,00 0,82 0,00
Selomartani 2.347,66 0,00 2.401,00 0,00 0,00
Purwomartani 2.231,29 978,00 0,00 0,08 0,25
Minggir
Sendangsari 1.628,60 0,00 2.030,00 0,00 0,00
Sendangagung 1.493,60 0,00 2.345,00 0,15 0,00
Sendangrejo 1.773,41 0,00 4.052,00 0,17 0,00
Sendangmulyo 1.314,18 0,00 708,00 0,15 0,00
Sendangarum 1.885,22 0,00 731,00 0,00 0,00
Mlati
Tlogoadi 2.651,45 0,00 0,00 0,21 0,00
Tirtoadi 3.171,23 0,00 0,00 0,00 0,00
Sumberadi 2.284,00 0,00 0,00 0,17 0,00
Sinduadi 3.183,31 3.900,00 96,00 0,81 0,41
Sendangadi 2.611,19 3.455,00 0,00 0,00 0,37
Moyudan
Sumbersari 2.017,95 0,00 0,00 0,00 0,00
Sumberrahayu 1.175,44 0,00 2.009,00 0,00 0,00
Sumberarum 1.363,27 0,00 1.690,00 0,13 0,00
Sumberagung 2.618,41 0,00 7.601,00 0,37 0,00
52 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Kecamatan Desa
Prasarana Jalan Sarana Pendidikan
Kerapatan
Jalan
(m/km2)
Ketersediaan
Jalan Arteri
(m)
Ketersediaan
Jalan
Kolektor (m)
Kerapatan
SMA/SMK
(buah/km2)
Kerapatan
Perguruan
Tinggi
(buah/km2)
Ngaglik
Sukoharjo 2.652,18 0,00 813,00 0,12 0,12
Sinduharjo 2.006,24 0,00 3.066,00 0,49 0,00
Sariharjo 2.605,95 754,00 5.729,00 0,15 0,29
Sardonoharjo 1.876,87 0,00 2.721,00 0,11 0,21
Minomartani 2.632,03 0,00 0,00 0,00 0,00
Donoharjo 1.915,76 0,00 3.192,00 0,30 0,00
Ngemplak
Widodomartani 1.810,57 0,00 0,00 0,00 0,00
Wedomartani 2.521,30 0,00 0,00 0,16 0,00
Umbulmartani 2.527,33 0,00 2.944,00 0,00 0,15
Sindumartani 2.261,71 0,00 0,00 0,00 0,00
Bimomartani 2.269,60 0,00 4.104,00 0,50 0,00
Pakem
Purwobinangun 1.767,51 0,00 3.572,00 0,07 0,00
Pakembinangun 1.467,70 0,00 4.941,00 1,44 0,00
Harjobinangun 16.733,00 0,00 966,00 0,72 0,00
Hargobinangun 2.201,19 0,00 6.814,00 0,00 0,00
Candibinangun 1.580,35 0,00 1.005,00 0,00 0,00
Prambanan
Wukirharjo 1.242,95 0,00 0,00 0,00 0,00
Sumberharjo 1.831,91 0,00 717,00 0,00 0,00
Sambirejo 988,92 0,00 0,00 0,00 0,00
Madurejo 2.280,39 0,00 2.400,00 0,14 0,00
Gayamharjo 173,54 0,00 0,00 0,00 0,00
Bokoharjo 1.932,41 410,00 3.405,00 0,74 0,00
Seyegan
Margomulyo 2.565,90 0,00 0,00 0,19 0,00
Margoluwih 2.102,40 0,00 0,00 0,00 0,00
Margokaton 2.791,65 0,00 117,00 0,00 0,00
Margodadi 3.099,18 0,00 0,00 0,16 0,00
Margoagung 3.088,80 0,00 0,00 0,58 0,00
Sleman
Triharjo 2.707,33 1.791,00 0,00 0,38 0,00
Tridadi 2.762,70 2.960,00 0,00 0,60 0,00
Trimulyo 2.487,56 0,00 0,00 0,00 0,00
Pandowoharjo 2.949,66 23,00 0,00 0,14 0,00
Caturharjo 2.881,62 1.792,00 0,00 0,28 0,00
Tempel
Tambakrejo 2.617,79 0,00 1.405,00 0,00 0,00
Sumberrejo 1.384,93 0,00 1.160,00 0,34 0,00
Pondokrejo 2.706,12 0,00 1.673,00 0,00 0,00
Mororejo 2.134,72 0,00 1.108,00 0,30 0,00
Merdikorejo 2.292,66 0,00 1.139,00 0,33 0,00
Margorejo 1.575,88 2.522,00 1.288,00 0,19 0,00
Lumbungrejo 2.919,22 930,00 1.268,00 0,00 0,00
Banyurejo 1.521,16 0,00 2.838,00 0,00 0,00
53 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Kecamatan Desa
Prasarana Jalan Sarana Pendidikan
Kerapatan
Jalan
(m/km2)
Ketersediaan
Jalan Arteri
(m)
Ketersediaan
Jalan
Kolektor (m)
Kerapatan
SMA/SMK
(buah/km2)
Kerapatan
Perguruan
Tinggi
(buah/km2)
Turi
Wonokerto 1.404,24 0,00 466,00 0,06 0,00
Girikerto 1.445,07 0,00 101,00 0,00 0,00
Donokerto 2.678,41 0,00 2.791,00 0,27 0,00
Bangunkerto 1.908,53 0,00 2.502,00 0,14 0,00
Lanjutan Tabel 4.3
Kecamatan Desa
Sarana Kesehatan Banyaknya
Pelanggan
Listrik (KK)
Persentase
KK
Pengguna Air
PDAM (%)
Kerapatan Poliklinik
& Puskesmas
(buah/km2)
Kerapatan
RS
(buah/km2)
(1) (2) (8) (9) (10) (11)
Berbah
Tegaltirto 0,17 0,00 3.130 0,20
Sendangtirto 0,19 0,00 3.755 0,69
Kalitirto 0,32 0,00 3.751 0,17
Jogotirto 0,17 0,00 2.943 0,09
Cangkringan
Wukirsari 0,07 0,00 2.526 0,00
Umbulharjo 0,12 0,00 1.142 0,00
Kepuhharjo 0,11 0,00 809 0,00
Glagahharjo 0,13 0,00 2.672 0,00
Argomulyo 0,12 0,00 1.869 2,79
Depok
Maguwoharjo 0,40 0,20 11.236 9,66
Condongcatur 0,84 0,21 13.629 16,72
Caturtunggal 0,63 0,18 15.301 9,21
Gamping
Trihanggo 0,36 0,18 5.149 6,24
Nogotirto 0,29 0,29 4.845 22,31
Banyuraden 0,25 0,00 4.531 8,73
Balecatur 0,30 0,10 5.531 39,93
Ambarketawang 0,48 0,16 6.278 5,79
Godean
Sidorejo 0,18 0,00 1.629 0,00
Sidomulyo 0,40 0,00 1.480 0,00
Sidomoyo 0,33 0,00 1.949 0,11
Sidoluhur 0,39 0,00 2.955 3,33
Sidokarto 0,27 0,00 2.611 6,50
Sidoarum 0,54 0,00 3.289 14,63
Sidoagung 0,30 0,00 1.638 17,16
Kalasan
Tirtomartani 0,13 0,27 4.829 0,00
Tamanmartani 0,00 0,00 4.410 2,08
Selomartani 0,00 0,00 3.461 3,57
Purwomartani 0,17 0,08 9.494 19,91
54 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Kecamatan Desa
Sarana Kesehatan Banyaknya
Pelanggan
Listrik (KK)
Persentase
KK
Pengguna Air
PDAM (%)
Kerapatan Poliklinik
& Puskesmas
(buah/km2)
Kerapatan
RS
(buah/km2)
Minggir
Sendangsari 0,22 0,00 1.270 13,87
Sendangagung 0,15 0,00 2.022 0,98
Sendangrejo 0,17 0,00 2.015 45,23
Sendangmulyo 0,15 0,15 1.751 0,00
Sendangarum 0,29 0,00 839 0,00
Mlati
Tlogoadi 0,21 0,00 3.363 7,17
Tirtoadi 0,20 0,00 2.760 2,45
Sumberadi 0,33 0,00 3.990 24,74
Sinduadi 0,68 0,27 11.470 5,88
Sendangadi 0,19 0,37 5.246 23,63
Moyudan
Sumbersari 0,18 0,00 2.218 0,00
Sumberrahayu 0,16 0,00 2.357 0,37
Sumberarum 0,13 0,00 1.975 0,00
Sumberagung 0,24 0,00 2.887 23,03
Ngaglik
Sukoharjo 0,12 0,00 4.593 44,90
Sinduharjo 0,16 0,00 4.127 7,46
Sariharjo 0,15 0,15 6.668 9,62
Sardonoharjo 0,11 0,11 6.283 5,75
Minomartani 1,31 0,00 6.155 26,12
Donoharjo 0,15 0,00 3.076 16,54
Ngemplak
Widodomartani 0,33 0,16 2.650 17,66
Wedomartani 0,40 0,08 7.442 13,00
Umbulmartani 0,15 0,00 2.364 8,89
Sindumartani 0,23 0,00 2.661 9,68
Bimomartani 0,33 0,00 2.484 20,06
Pakem
Purwobinangun 0,22 0,00 2.968 0,00
Pakembinangun 0,48 0,24 1.394 8,59
Harjobinangun 0,18 0,00 1.474 0,00
Hargobinangun 0,07 0,07 2.379 11,06
Candibinangun 0,16 0,00 1.402 0,00
Prambanan
Wukirharjo 0,21 0,00 663 0,00
Sumberharjo 0,33 0,11 3.362 0,00
Sambirejo 0,12 0,00 1.431 0,00
Madurejo 0,14 0,00 2.935 0,00
Gayamharjo 0,00 0,00 1.141 0,00
Bokoharjo 0,37 0,00 2.941 14,22
Seyegan
Margomulyo 0,19 0,00 2.671 0,00
Margoluwih 0,20 0,20 2.279 0,06
Margokaton 0,19 0,00 1.342 0,00
Margodadi 0,16 0,00 1.882 0,00
Margoagung 0,58 0,00 2.728 0,00
55 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Kecamatan Desa
Sarana Kesehatan Banyaknya
Pelanggan
Listrik (KK)
Persentase
KK
Pengguna Air
PDAM (%)
Kerapatan Poliklinik
& Puskesmas
(buah/km2)
Kerapatan
RS
(buah/km2)
Sleman
Triharjo 0,94 0,19 4.242 2,67
Tridadi 0,20 0,00 3.230 16,10
Trimulyo 0,35 0,00 2.400 0,00
Pandowoharjo 0,14 0,00 3.656 12,45
Caturharjo 0,14 0,00 3.762 0,00
Tempel
Tambakrejo 0,31 0,00 1.358 4,46
Sumberrejo 0,68 0,00 1.368 0,96
Pondokrejo 0,31 0,00 1.418 0,00
Mororejo 0,30 0,00 1.428 0,00
Merdikorejo 0,16 0,00 1.836 0,00
Margorejo 0,19 0,00 2.746 0,00
Lumbungrejo 0,30 0,00 1.982 0,00
Banyurejo 0,41 0,00 2.265 11,21
Turi
Wonokerto 0,06 0,00 2.192 0,00
Girikerto 0,08 0,00 1.835 0,00
Donokerto 0,13 0,00 2.020 8,38
Bangunkerto 0,14 0,00 2.245 0,00
Data di atas selanjutnya diklasifikasikan ke dalam 10 kelas, untuk diolah ke dalam bentuk
peta-peta indikator ketersediaan infrastruktur. Desa dengan kelas 1 menggambarkan bahwa
desa tersebut ketersediaan infrastrukturnya terendah, sedangkan desa dengan kelas 10 adalah
desa yang ketersediaan infrastrukturnya tertinggi. Berikut adalah petanya.
Sumber : Olah Data, 2016
Gambar 4.15 Peta Tingkat Kerapatan Jalan Setiap Desa di Kabupaten Sleman
Sumber: Analisis Penulis, 2016
56 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa Desa Harjobinangun (Kecamatan Pakem)
merupakan satu-satunya desa dengan kerapatan jalan tertinggi yaitu skala 10
Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa desa-desa dengan ketersediaan jalan arteri
tertinggi desa yang berada di Kawasan Perkotaan Yogyakarta, yaitu:
Kecamatan Depok (Desa Maguwoharjo) = Skala 10
Kecamatan Depok (Desa Caturtunggal) = Skala 9
Kecamatan Mlati (Desa Sinduadi dan Sendangadi) = Skala 7
Gambar 4.15 Peta Panjang Jalan Arteri Tiap Desa di Kabupaten Sleman
Sumber: Analisis Penulis, 2016
57 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa desa-desa dengan ketersediaan jalan
kolektor tertinggi adalah:
Kecamatan Moyudan (Desa Sumberagung) = Skala 10
Kecamatan Pakem (Desa Hargobinangun) = Skala 9
Kecamatan Cangkringan (Desa Wukirsari), Kecamatan Ngaglik (Desa
Sariharjo) = Skala 8
Gambar 4.16 Peta Panjang Jalan Kolektor Tiap Desa di Kabupaten Sleman
Sumber: Analisis Penulis, 2016
Gambar 4.16 Peta Tingkat Kerapatan SMA/MA/SMK Tiap Desa di Kabupaten Sleman
Sumber: Analisis Penulis, 2016
58 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa desa-desa dengan kerapatan SMA/SMK
tida tertinggi adalah:
Kecamatan Pakem (Desa Pakembinangun) = Skala 10
Kecamatan Depok (desa Caturtunggal), Kecamatan Mlati (Desa Sinduadi), Kecamatan
Pakem (Desa Harjobinangun), Kecamatan Kalasan (Desa Tamanmartani), dan
Kecamatan Prambanan (Desa Bokoharjo) = Skala 6
Kecamatan Sleman (Desa Tridadi), Kecamatan Seyegan (Desa Margoagung),
Kecamatan Godean (Desa Sidoagung) = Skala 5
Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa desa yang memiliki tingkat kerapatan
perguruan tinggi tertinggi seluruhnya berada di Kecamatan Depok, yaitu adalah Desa
Caturtunggal dengan skala 10, dan. Desa Condongcatur dengan skala 9.
Gambar 4.16 Peta Tingkat Kerapatan Perguruan Tinggi Tiap Desa di Kabupaten Sleman
Sumber: Analisis Penulis, 2016
59 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa desa-desa dengan kerapatan poliklinik dan
puskesmas kelas 3 tertinggi adalah:
Kecamatan Ngaglik (Desa Minomartani) = Skala 10
Kecamatan Sleman (Desa Triharjo) = Skala 8
Kecamatan Depok (Desa Condongcatur) = Skala 7
Gambar 4.16 Peta Tingkat Kerapatan Poliklinik dan Puskesmas Tiap Desa di Kabupaten
Sleman
Sumber: Analisis Penulis, 2016
Gambar 4.16 Peta Tingkat Kerapatan Rumah Sakit Tiap Desa di Kabupaten Sleman
Sumber: Analisis Penulis, 2016
60 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa desa-desa dengan kerapatan rumah sakit
kelas 3 tertinggi adalah:
Kecamatan Mlati (Desa Sendangadi) = Skala 10
Kecamatan Kalasan (Desa Tortomartani), Kecamatan Mlati (Desa Sinduadi),
Kecamatan Gamping (Desa Nogotirto) = Skala 8
Kecamatan Pakem (Desa Pakembinangun) = Skala 7
Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa desa-desa dengan ketersediaan prasarana
listrik tertinggi merupakan desa-desa yang sudah tergolong perkotaan, seperti:
Kecamatan Depok (Desa Caturtunggal) = Skala 10
Kecamatan Depok (Desa Condongcatur) = Skala 9
Kecamatan Depok (Desa Maguwoharjo), Kecamatan Mlati (Desa Sinduadi) = Skala 8
Gambar 4.16 Peta Banyaknya pelanggan Listrik Tiap Desa di Kabupaten Sleman
Sumber: Analisis Penulis, 2016
61 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa desa-desa dengan ketersediaan prasarana
air kelas 3 tertinggi adalah:
Kecamatan Minggir (Desa Sendangrejo), Kecamatan Ngaglik (Desa Sukoharjo) =
Skala 10
Kecamatan Gamping (Desa Balecatur) = Skala 9
Kecamatan Moyudan (Desa Sumberagung), Kecamatan Ngaglik (Desa Minomartani),
Kecamatan Mlati (Desa Sumberadi, Sendangadi) = Skala 6
4.1.4 Pendanaan
Variabel pendanaan diukur melalui alokasi dana desa (ADD), yang merupakan hak desa
dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima kabupaten. Pada kajian ini,
data ADD diperoleh dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Untuk lebih jelasnya
berikut nalai nilai ADD dari setiap desa.
Gambar 4.16 Peta Tingkat Pengguna Air (KK) PDAM Tiap Desa di Kabupaten Sleman
Sumber: Analisis Penulis, 2016
62 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Kecamatan Desa Alokasi Dana Desa
(rupiah) Kecamatan Desa
Alokasi Dana Desa
(rupiah)
Berbah
Tegaltirto Rp699.627.000,00
Ngaglik
Sukoharjo Rp851.435.000,00
Sendangtirto Rp663.580.000,00 Sinduharjo Rp1.200.052.000,00
Kalitirto Rp792.973.000,00 Sariharjo Rp1.061.201.000,00
Jogotirto Rp511.510.000,00 Sardonoharjo Rp819.014.000,00
Cangkringan
Wukirsari Rp664.117.000,00 Minomartani Rp1.870.155.000,00
Umbulharjo Rp460.800.000,00 Donoharjo Rp607.595.000,00
Kepuhharjo Rp878.576.000,00
Ngemplak
Widodomartani Rp1.170.108.000,00
Glagahharjo Rp389.718.600,00 Wedomartani Rp808.514.000,00
Argomulyo Rp1.240.766.000,00 Umbulmartani Rp944.717.000,00
Depok
Maguwoharjo Rp902.361.000,00 Sindumartani Rp1.103.380.000,00
Condongcatur Rp570.566.000,00 Bimomartani Rp674.830.000,00
Caturtunggal Rp941.018.000,00
Pakem
Purwobinangun Rp1.159.086.000,00
Gamping
Trihanggo Rp997.433.000,00 Pakembinangun Rp768.279.000,00
Nogotirto Rp959.669.000,00 Harjobinangun Rp844.529.000,00
Banyuraden Rp1.025.953.000,00 Hargobinangun Rp738.112.000,00
Balecatur Rp879.576.000,00 Candibinangun Rp560.772.000,00
Ambarketawang Rp1.281.483.000,00
Prambanan
Wukirharjo Rp595.799.000,00
Godean
Sidorejo Rp1.205.690.000,00 Sumberharjo Rp423.043.000,00
Sidomulyo Rp940.959.000,00 Sambirejo Rp647.074.000,00
Sidomoyo Rp978.234.000,00 Madurejo Rp659.651.000,00
Sidoluhur Rp569.989.000,00 Gayamharjo Rp887.338.000,00
Sidokarto Rp1.032.374.000,00 Bokoharjo Rp484.664.000,00
Sidoarum Rp739.612.000,00
Seyegan
Margomulyo Rp775.692.000,00
Sidoagung Rp1.538.662.000,00 Margoluwih Rp786.791.000,00
Kalasan
Tirtomartani Rp760.717.000,00 Margokaton Rp958.859.000,00
Tamanmartani Rp761.607.000,00 Margodadi Rp1.662.714.000,00
Selomartani Rp850.047.000,00 Margoagung Rp846.590.000,00
Purwomartani Rp523.657.000,00
Sleman
Triharjo Rp597.559.000,00
Minggir
Sendangsari Rp628.005.000,00 Tridadi Rp1.307.250.000,00
Sendangagung Rp1.058.728.000,00 Trimulyo Rp552.723.000,00
Sendangrejo Rp614.996.000,00 Pandowoharjo Rp898.685.000,00
Sendangmulyo Rp1.002.629.000,00 Caturharjo Rp769.599.000,00
Sendangarum Rp1.054.303.000,00
Tempel
Tambakrejo Rp592.720.000,00
Mlati
Tlogoadi Rp944.242.000,00 Sumberrejo Rp546.062.000,00
Tirtoadi Rp839.071.000,00 Pondokrejo Rp767.372.000,00
Sumberadi Rp937.808.000,00 Mororejo Rp1.818.776.000,00
Sinduadi Rp753.201.000,00 Merdikorejo Rp2.024.898.400,00
Sendangadi Rp1.787.908.000,00 Margorejo Rp1.021.254.000,00
Moyudan Sumbersari Rp441.086.000,00 Lumbungrejo Rp759.634.000,00
Sumberrahayu Rp668.723.000,00 Banyurejo Rp627.642.000,00
Tabel 4.4 Alokasi Dana Desa di Kabupaten Sleman
63 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Kecamatan Desa Alokasi Dana Desa
(rupiah) Kecamatan Desa
Alokasi Dana Desa
(rupiah)
Sumberarum Rp482.832.000,00
Turi
Wonokerto Rp673.305.000,00
Sumberagung Rp759.440.000,00 Girikerto Rp693.464.000,00
Donokerto Rp687.789.000,00
Bangunkerto Rp900.963.000,00
Data ADD di atas selanjutnya diklasifikasikan ke dalam 10 kelas. Desa dengan kelas 1
adalah desa yang nilai ADDnya terendah, sedangkan desa dengan kelas 10 adalah desa yang
nilai ADDnya tertinggi. Berikut adalah peta yang menampilkan variasi ADD setiap desa.
Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa desa-desa dengan alokasi dana desa kelas 3
tertinggi adalah:
Kecamatan Ngaglik (Desa Minomartani), Kecamatan Tempel (desa Merdikorejo) =
Skala 10
Kecamatan Tempel (Desa Mororejo), Kecamatan Mlati (Desa Sendangadi) = Skala 9
Kecamatan Seyegan (Desa Margodadi), Kecamatan Godean (Desa Sidoagung) =
Skala 8
Sumber : Bappeda Kabupaten Sleman
Gambar 4.17 Peta Tingkat Alokasi Dana Desa Tiap Desa di Kabupaten Sleman
Sumber: Analisis Penulis, 2016
64 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
4.1.5 Agregat Potensi Sumber Daya Wilayah
Untuk melihat agregat total potensi wilayah, nilai kelas masing-masing indikator setiap
desa dikali dengan persentase bobot setiap variabel. Hasil perkalian pada setiap indikator
selanjutnya dijumlahkan, lalu hasil penjumlahan diklasifikasikan ke dalam 10 kelas sehingga
diketahui tingkatan potensi sumber daya wilayah dari setiap desa. Berikut adalah peta agregat
potensi sumber daya wilayah dari setiap desa.
Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa desa-desa yang memiliki nilai potensi
sumber daya wilayah tertinggi adalah:
Kecamatan Depok (Desa Caturtunggal), Kecamatan Ngemplak (Desa Wedomartani) =
Skala 10
Kecamatan Ngemplak (Desa Widodomartani), Kecamatan Depok (Desa Maguwoharjo
dan Condongcatur), Kecamatan Mlati (Desa Sendangadi) = Skala 9
Kecamatan Kalasan (Desa Tortomartani dan Purwomartani), Kecamatan Mlati (Desa
Sinduadi), Kecamatan Pakem (Desa Purwobinangun), Kecamatan Ngaglik (Desa
Minomartani dan Sariharjo)
Gambar 4.18 Peta Variasei Potensi Sumber Daya Tiap Desa di Kabupaten Sleman
Sumber: Analisis Penulis, 2016
65 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
4.2. Indikator Variasi Perkembangan Sistem Produksi Wilayah
Sistem produksi wilayah meliputi nilai produksi, transaksi, dan transformasi
tenaga kerja tiap desa. Transformasi memiliki bobot 50%, produksi 30%, dan transaksi
20%. Dengan kata lain daerah yang kemungkinan besar memiliki sistem produksi yang
baik adalah daerah dengan jumlah penduduk yang bekerja di sektor non primer jauh lebih
besar dibandingkan yang bekerja di sektor primer. Berikut merupakan penjelasan dari
ketiga indikator:
4.2.1 Produksi
Produksi mencerminkan jumlah pihak yang berperan dalam mendukung proses
pembuatan barang dan jasa. Semakin tinggi nilai produksi maka semakin besar pula
peran suatu daerah sebagai pusat pertumbuhan. Nilai produksi terdiri atas beberapa
variabel yaitu :
- Jumlah UMKM (bobot 8%)
- Jumlah IBM (bobot 7%)
- Jumlah penduduk angkatan kerja (bobot 6%)
- Jumlah usaha dan jasa pariwisata (bobot 9%) yang dibagi menjadi :
Jumlah objek wisata (3%)
Jumlah desa wisata (3%)
Jumlah jasa pendukung pariwisata (3%)
Data variabel - variabel di atas berasal dari dokumen Kecamatan Dalam Angka
17 kecamatan serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman. Untuk
lebih jelasnya data dari setiap variabel di tiap desa dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Kecamatan Desa
Produksi
Jumlah
UMKM
(buah)
Jumlah
Indutri
Besar
Menengah
(buah)
Jumlah
Penduduk
Angkatan
Kerja
(orang)
Usaha dan Jasa Kepariwisataan
Jumlah
Objek
Wisata
(buah)
Jumlah
Desa
Wisata
(buah)
Jasa
Pendukung
Pariwisata
(buah)
Berbah
Tegaltirto 103.00 5.00 5,923 0.00 0.00 2.00
Sendangtirto 254.00 5.00 8,242 0.00 0.00 0.00
Kalitirto 123.00 5.00 7,076 0.00 0.00 1.00
Tabel 4.5 Jumlah tiap Variabel Produksi tiap Desa di Kabupaten Sleman
66 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Kecamatan Desa
Produksi
Jumlah
UMKM
(buah)
Jumlah
Indutri
Besar
Menengah
(buah)
Jumlah
Penduduk
Angkatan
Kerja
(orang)
Usaha dan Jasa Kepariwisataan
Jumlah
Objek
Wisata
(buah)
Jumlah
Desa
Wisata
(buah)
Jasa
Pendukung
Pariwisata
(buah)
Jogotirto 37.00 5.00 6,208 0.00 1.00 0.00
Cangkringan
Wukirsari 126.00 0.00 5,434 0.00 0.00 1.00
Umbulharjo 71.00 0.00 2,542 1.00 1.00 17.00
Kepuhharjo 34.00 0.00 1,711 2.00 0.00 0.00
Glagahharjo 57.00 0.00 1,974 0.00 0.00 0.00
Argomulyo 90.00 0.00 4,203 0.00 0.00 0.00
Depok
Maguwoharjo 831.00 25.00 17,258 0.00 0.00 62.00
Condongcatur 842.00 25.00 21,360 0.00 0.00 34.00
Caturtunggal 605.00 25.00 23,518 4.00 0.00 194.00
Gamping
Trihanggo 206.00 14.00 9,329 0.00 0.00 2.00
Nogotirto 246.00 14.00 9,029 0.00 1.00 11.00
Banyuraden 204.00 14.00 8,635 0.00 1.00 6.00
Balecatur 180.00 14.00 10,167 0.00 0.00 3.00
Ambarketawang 751.00 14.00 11,278 0.00 0.00 5.00
Godean
Sidorejo 345.00 0.00 4,037 0.00 0.00 0.00
Sidomulyo 144.00 0.00 3,546 0.00 0.00 0.00
Sidomoyo 137.00 0.00 4,605 0.00 0.00 0.00
Sidoluhur 492.00 0.00 6,212 0.00 0.00 0.00
Sidokarto 205.00 0.00 6,796 0.00 1.00 1.00
Sidoarum 433.00 0.00 8,306 0.00 0.00 1.00
Sidoagung 1198.00 0.00 4,645 0.00 0.00 0.00
Kalasan
Tirtomartani 261.00 20.00 7,565 2.00 0.00 9.00
Tamanmartani 179.00 20.00 8,611 0.00 0.00 3.00
Selomartani 163.00 20.00 7,062 0.00 0.00 1.00
Purwomartani 317.00 20.00 18,984 1.00 0.00 11.00
Minggir
Sendangsari 201.00 0.00 3,384 0.00 0.00 0.00
Sendangagung 696.00 0.00 5,157 0.00 1.00 0.00
Sendangrejo 388.00 0.00 5,236 0.00 0.00 0.00
Sendangmulyo 377.00 0.00 4,168 0.00 0.00 0.00
Sendangarum 322.00 0.00 2,454 0.00 0.00 0.00
Mlati
Tlogoadi 258.00 27.00 6,777 0.00 0.00 2.00
Tirtoadi 306.00 27.00 5,568 0.00 2.00 0.00
Sumberadi 769.00 27.00 8,223 0.00 0.00 0.00
Sinduadi 485.00 27.00 20,934 0.00 0.00 40.00
Sendangadi 164.00 27.00 10,140 0.00 0.00 15.00
Moyudan
Sumbersari 309.00 0.00 5,018 0.00 0.00 0.00
Sumberrahayu 325.00 0.00 4,185 0.00 2.00 0.00
Sumberarum 665.00 0.00 4,159 0.00 0.00 0.00
67 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Kecamatan Desa
Produksi
Jumlah
UMKM
(buah)
Jumlah
Indutri
Besar
Menengah
(buah)
Jumlah
Penduduk
Angkatan
Kerja
(orang)
Usaha dan Jasa Kepariwisataan
Jumlah
Objek
Wisata
(buah)
Jumlah
Desa
Wisata
(buah)
Jasa
Pendukung
Pariwisata
(buah)
Sumberagung 899.00 0.00 6,909 0.00 1.00 0.00
Ngaglik
Sukoharjo 155.00 16.00 7,605 0.00 0.00 8.00
Sinduharjo 327.00 16.00 9,969 0.00 1.00 7.00
Sariharjo 285.00 16.00 10,902 1.00 0.00 26.00
Sardonoharjo 167.00 16.00 10,176 0.00 0.00 4.00
Minomartani 108.00 16.00 6,944 0.00 0.00 2.00
Donoharjo 119.00 16.00 5,037 0.00 1.00 0.00
Ngemplak
Widodomartani 253.00 5.00 4,217 0.00 1.00 0.00
Wedomartani 271.00 5.00 13,704 1.00 0.00 1.00
Umbulmartani 113.00 5.00 4,294 0.00 0.00 6.00
Sindumartani 299.00 5.00 4,148 0.00 1.00 0.00
Bimomartani 148.00 5.00 4,059 0.00 0.00 0.00
Pakem
Purwobinangun 109.00 6.00 5,059 0.00 2.00 0.00
Pakembinangun 696.00 6.00 3,437 0.00 1.00 40.00
Harjobinangun 36.00 6.00 3,239 0.00 0.00 2.00
Hargobinangun 169.00 6.00 4,021 8.00 1.00 358.00
Candibinangun 104.00 6.00 3,242 0.00 0.00 0.00
Prambanan
Wukirharjo 38.00 5.00 1,601 0.00 0.00 0.00
Sumberharjo 100.00 5.00 8,277 0.00 1.00 0.00
Sambirejo 21.00 5.00 3,411 2.00 0.00 0.00
Madurejo 242.00 5.00 7,844 0.00 0.00 1.00
Gayamharjo 49.00 5.00 2,992 0.00 1.00 0.00
Bokoharjo 508.00 5.00 7,055 6.00 1.00 4.00
Seyegan
Margomulyo 715.00 1.00 6,596 0.00 0.00 0.00
Margoluwih 423.00 1.00 5,183 0.00 0.00 0.00
Margokaton 153.00 1.00 4,108 0.00 0.00 0.00
Margodadi 179.00 1.00 4,716 0.00 1.00 0.00
Margoagung 643.00 1.00 5,604 0.00 0.00 0.00
Sleman
Triharjo 825.00 17.00 8,762 0.00 0.00 12.00
Tridadi 396.00 17.00 8,044 0.00 0.00 0.00
Trimulyo 112.00 17.00 5,168 0.00 1.00 0.00
Pandowoharjo 177.00 17.00 6,949 0.00 4.00 0.00
Caturharjo 275.00 17.00 8,040 0.00 0.00 1.00
Tempel
Tambakrejo 144.00 2.00 2,905 0.00 0.00 0.00
Sumberrejo 163.00 2.00 2,685 0.00 0.00 0.00
Pondokrejo 102.00 2.00 3,033 0.00 0.00 0.00
Mororejo 134.00 2.00 2,909 0.00 0.00 0.00
Merdikorejo 172.00 2.00 3,548 0.00 1.00 0.00
68 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Kecamatan Desa
Produksi
Jumlah
UMKM
(buah)
Jumlah
Indutri
Besar
Menengah
(buah)
Jumlah
Penduduk
Angkatan
Kerja
(orang)
Usaha dan Jasa Kepariwisataan
Jumlah
Objek
Wisata
(buah)
Jumlah
Desa
Wisata
(buah)
Jasa
Pendukung
Pariwisata
(buah)
Margorejo 46.00 2.00 5,731 0.00 0.00 1.00
Lumbungrejo 870.00 2.00 4,080 0.00 0.00 5.00
Banyurejo 166.00 2.00 4,340 0.00 0.00 1.00
Turi
Wonokerto 171.00 1.00 5,412 0.00 3.00 0.00
Girikerto 177.00 1.00 4,336 0.00 2.00 2.00
Donokerto 327.00 1.00 4,827 0.00 3.00 0.00
Bangunkerto 113.00 1.00 4,852 0.00 3.00 0.00
Karena tiap variabel memiliki standar jumlah yang berbeda – beda maka untuk
memudahkan analisis semua nilai disamaratakan dengan cara diklasifikasikan ke
dalam 10 kelas dimana kelas 1 adalah kelas dengan nilai terendah dan 10 adalah kelas
dengan nilai tertinggi. Nilai kelas kemudian dikali bobot persentase tiap variabel
sehingga diperoleh nilai akhir tiap variabel. Berikut adalah peta sebaran spasial dari
tiap variabel produksi.
Sumber : 17 dokumen Kecamatan Dalam Angka 2016, Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Sleman 2011
Gambar 4.19 Peta sebaran Jumlah UMKM tiap Desa di Kabupaten Sleman Sumber : Analisis Penulis
69 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa desa dengan
jumlah UMKM terbanyak sebagian besar terletak di selatan dan barat daya
Kabupaten Sleman. Untuk lebih jelasnya desa dengan skala tiga tertingi adalah
sebagai berikut :
- Kecamatan Godean (Desa Sidoagung) = Skala 10
- Kecamatan Moyudan (Desa Sumberagung), Kecamatan Tempel (Desa
Lumbungrejo) = Skala 8
- Kecamatan Depok (Desa Maguwoharjo, Desa Condongcatur), Kecamatan
Sleman (Desa Triharjo), Kecamatan Mlati (Desa Sumberadi), Kecamatan
Gamping (Desa Ambarketawang)= Skala 7
Untuk data jumlah IBM yang diperoleh memiliki skala unit kecamatan.
Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa kecamatan dengan
Gambar 4.20 Peta Sebaran Jumlah Industri Besar Menengah (IBM) tiap Desa di Kabupaten Sleman Sumber : Analisis Penulis
70 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
jumlah IBM terbanyak sebagian besar terletak di tengah Kabupaten Sleman. Untuk
lebih jelasnya desa dengan skala tiga tertingi adalah sebagai berikut :
- Kecamatan Depok = Skala 10
- Kecamatan Mlati = Skala 10
- Kecamatan Kalasan = Skala 8
Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa desa dengan
jumlah penduduk angkatan kerja terbanyak sebagian besar terletak di daerah KPY.
Untuk lebih jelasnya desa dengan skala tiga tertingi adalah sebagai berikut :
- Kecamatan Depok (Desa Caturtunggal, Condongcatur) = Skala 10
- Kecamatan Mlati (Desa Sinduadi) = Skala 9
Gambar 4.21 Peta Sebaran Jumlah Penduduk Angkatan Kerja tiap Desa di Kabupaten Sleman Sumber : Analisis Penulis
71 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
- Kecamatan Depok (Desa Maguwoharjo), Kecamatan Kalasan (Desa
Purwomartani) = Skala 8
Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa desa dengan
jumlah obyek wisata terbanyak sebagian besar terletak di sebelah utara dan timur
Kabupaten Sleman. Untuk lebih jelasnya desa dengan skala tiga tertingi adalah
sebagai berikut :
- Kecamatan Pakem (Desa Hargobinangun) = Skala 10
- Kecamatan Prambanan (Desa Bokoharjo) = Skala 8
- Kecamatan Depok (Desa Caturtunggal) = Skala 8
Gambar 4.22 Peta Sebaran Jumlah Objek Wisata tiap Desa di Kabupaten Sleman Sumber : Analisis Penulis
72 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa desa dengan
jumlah desa wisata terbanyak sebagian besar terletak di sebelah barat laut Kabupaten
Sleman. Untuk lebih jelasnya desa dengan skala tiga tertingi adalah sebagai berikut :
- Kecamatan Sleman (Desa Pandowoharjo) = Skala 10
- Kecamatan Turi (Desa Bangunkerto, Donokerto, Wonokerto) = Skala 8
- Kecamatan Turi (Desa Girikerto), Kecamatan Pakem (Desa Purwobinangun),
Kecamatan Moyudan (Desa Sumberrahayu), Kecamatan Mlati (Desa
Tirtoadi) = Skala 6
Gambar 4.23 Peta Sebaran Jumlah Desa Wisata tiap Desa di Kabupaten Sleman Sumber : Analisis Penulis
73 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa hanya sedikit desa
yang memiliki jasa pendukung pariwisata. Desa - desa dengan jumlah jasa
pendukung pariwisata terbanyak terletak di sebelah utara Kabupaten Sleman dan
daerah KPY. Untuk lebih jelasnya desa dengan skala tiga tertingi adalah sebagai
berikut :
- Kecamatan Pakem (Desa Hargobinangun) = Skala 10
- Kecamatan Depok (Desa Caturtunggal) = Skala 6
- Kecamatan Pakem (Desa Pakembinangun), Kecamatan Mlati (Desa
Sinduadi), Kecamatan Depok (Desa Maguwoharjo) = Skala 2
4.2.2 Transaksi
Transaksi mencerminkan jumlah usaha yang berperan dalam mendukung
proses distribusi barang dan jasa dalam hal ini berarti sarana perdagangan dan jasa.
Gambar 4.24 Peta Sebaran Jumlah Jasa Pendukung Pariwisata tiap Desa di Kabupaten Sleman Sumber : Analisis Penulis
74 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Idealnya sebuah daerah yang memilik banyak sarana perdagangan dan jasa memiliki
tingkat kemajuan ekonomi yang tinggi karena tingkat frekuensi sirkulasi uang yang
tinggi. Oleh karena itu semakin tinggi nilai transaksi maka semakin besar pula peran
suatu daerah sebagai pusat pertumbuhan. Komponen transaksi memiliki bobot 20%
yang terdiri atas beberapa variabel yaitu :
- Kerapatan pasar (bobot 2,5%)
- Kerapatan pertokoan (bobot 5%)
- Kerapatan Mall (bobot 7,5%)
- Kerapatan Bank (bobot 5%)
Tingkat kerapatan sarana dapat diartikan sebagai tingkat pelayanan sarana
dalam satuan luas daerah. Data variabel - variabel di atas berasal dari dokumen
Kecamatan Dalam Angka 17 kecamatan 2016 serta Kabupaten Sleman Dalam Angka
2016. Untuk lebih jelasnya data dari setiap variabel di tiap desa dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Kecamatan Desa
Transaksi
Kerapatan
Pasar
(buah/km2)
Kerapatan
Pertokoan
(buah/km2)
Kerapatan
Mall
(buah/km2)
Kerapatan
Bank
(buah/km2)
Berbah
Tegaltirto 0.00 0.35 0.00 0.87
Sendangtirto 0.19 0.38 0.00 0.00
Kalitirto 0.32 0.32 0.00 0.00
Jogotirto 0.17 0.17 0.00 0.00
Cangkringan
Wukirsari 0.00 0.00 0.00 0.00
Umbulharjo 0.00 0.12 0.00 0.00
Kepuhharjo 0.00 0.11 0.00 0.00
Glagahharjo 0.13 0.00 0.00 0.00
Argomulyo 0.24 0.24 0.00 0.59
Depok
Maguwoharjo 0.13 0.67 0.00 0.27
Condongcatur 0.21 1.26 0.11 0.63
Caturtunggal 0.18 0.72 0.18 0.91
Gamping
Trihanggo 0.18 0.36 0.00 0.00
Nogotirto 0.00 0.00 0.00 0.00
Banyuraden 0.25 0.50 0.00 0.00
Balecatur 0.10 0.10 0.00 0.00
Ambarketawang 0.64 0.16 0.00 0.00
Godean Sidorejo 0.18 0.00 0.00 0.00
Tabel 4.6 Jumlah tiap Variabel Transaksi tiap Desa di Kabupaten Sleman
75 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Kecamatan Desa
Transaksi
Kerapatan
Pasar
(buah/km2)
Kerapatan
Pertokoan
(buah/km2)
Kerapatan
Mall
(buah/km2)
Kerapatan
Bank
(buah/km2)
Sidomulyo 0.00 0.00 0.00 0.40
Sidomoyo 0.00 0.00 0.00 0.00
Sidoluhur 0.19 0.19 0.00 0.39
Sidokarto 0.27 0.27 0.00 0.00
Sidoarum 0.00 0.54 0.00 0.00
Sidoagung 0.30 0.30 0.00 1.81
Kalasan
Tirtomartani 0.13 0.27 0.00 0.40
Tamanmartani 0.14 0.14 0.00 0.14
Selomartani 0.11 0.11 0.00 0.00
Purwomartani 0.25 0.25 0.00 0.25
Minggir
Sendangsari 0.22 0.00 0.00 0.00
Sendangagung 0.15 0.00 0.00 0.15
Sendangrejo 0.17 0.00 0.00 0.17
Sendangmulyo 0.15 0.00 0.00 0.00
Sendangarum 0.00 0.00 0.00 0.00
Mlati
Tlogoadi 0.00 0.62 0.00 0.00
Tirtoadi 0.00 0.00 0.00 0.40
Sumberadi 0.17 0.00 0.00 0.00
Sinduadi 0.14 1.49 0.14 0.68
Sendangadi 0.19 0.37 0.00 0.19
Moyudan
Sumbersari 0.18 0.00 0.00 0.00
Sumberrahayu 0.32 0.00 0.00 0.00
Sumberarum 0.13 0.00 0.00 0.00
Sumberagung 0.12 0.00 0.00 0.24
Ngaglik
Sukoharjo 0.12 0.50 0.00 0.00
Sinduharjo 0.16 1.15 0.00 0.66
Sariharjo 0.15 1.60 0.00 0.87
Sardonoharjo 0.11 0.75 0.00 0.43
Minomartani 0.00 5.23 0.00 0.00
Donoharjo 0.00 0.45 0.00 0.00
Ngemplak
Widodomartani 0.16 0.00 0.00 0.33
Wedomartani 0.08 0.00 0.00 0.00
Umbulmartani 0.00 0.00 0.00 0.15
Sindumartani 0.23 0.00 0.00 0.00
Bimomartani 0.00 0.00 0.00 0.17
Pakem
Purwobinangun 0.07 0.07 0.00 0.00
Pakembinangun 0.48 0.00 0.00 1.67
Harjobinangun 0.00 0.36 0.00 0.00
Hargobinangun 0.07 0.28 0.00 0.00
76 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Kecamatan Desa
Transaksi
Kerapatan
Pasar
(buah/km2)
Kerapatan
Pertokoan
(buah/km2)
Kerapatan
Mall
(buah/km2)
Kerapatan
Bank
(buah/km2)
Candibinangun 0.00 0.47 0.00 0.00
Prambanan
Wukirharjo 0.00 0.00 0.00 0.00
Sumberharjo 0.11 0.00 0.00 0.00
Sambirejo 0.00 0.00 0.00 0.00
Madurejo 0.14 0.00 0.00 0.00
Gayamharjo 0.15 0.00 0.00 0.00
Bokoharjo 0.37 0.00 0.00 0.00
Seyegan
Margomulyo 0.00 0.39 0.00 1.35
Margoluwih 0.00 0.20 0.00 0.00
Margokaton 0.00 0.19 0.00 0.39
Margodadi 0.16 0.16 0.00 0.16
Margoagung 0.19 0.19 0.00 0.39
Sleman
Triharjo 0.19 0.00 0.00 1.13
Tridadi 0.20 0.00 0.00 1.98
Trimulyo 0.00 0.00 0.00 0.00
Pandowoharjo 0.00 0.00 0.00 0.00
Caturharjo 0.28 0.00 0.00 0.28
Tempel
Tambakrejo 0.00 0.00 0.00 0.31
Sumberrejo 0.34 0.34 0.00 0.34
Pondokrejo 0.00 0.31 0.00 0.00
Mororejo 0.00 0.00 0.00 0.00
Merdikorejo 0.33 0.33 0.00 0.16
Margorejo 0.37 0.56 0.00 0.37
Lumbungrejo 0.30 2.40 0.00 1.20
Banyurejo 0.21 0.00 0.00 0.21
Turi
Wonokerto 0.06 0.13 0.00 0.13
Girikerto 0.08 0.08 0.00 0.23
Donokerto 0.13 0.27 0.00 0.54
Bangunkerto 0.14 0.28 0.00 0.28
Karena tiap variabel memiliki standar jumlah yang berbeda – beda maka untuk
memudahkan analisis semua nilai disamaratakan dengan cara diklasifikasikan ke
dalam 10 kelas dimana kelas 1 adalah kelas dengan nilai terendah dan 10 adalah kelas
dengan nilai tertinggi. Nilai kelas kemudian dikali bobot persentase tiap variabel
Sumber : 17 dokumen Kecamatan Dalam Angka 2016, Kabupaten Sleman Dalam
Angka 2016, Analisis Penulis 2016
77 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
sehingga diperoleh nilai akhir tiap variabel. Berikut adalah peta sebaran spasial dari
tiap variabel transaksi.
Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa tingkat
pelayanan pasar di tiap desa di Kabupaten Sleman sudah cukup merata. Adapun desa
- desa dengan skala tiga tertingi adalah sebagai berikut :
- Kecamatan Gamping (Desa Ambarketawang) = Skala 10
- Kecamatan Pakem (Desa Pakembinangun) = Skala 8
- Kecamatan Tempel (Desa Margorejo, Merdikorejo, Sumberrejo), Kecamatan
Prambanan (Desa Bokoharjo), Kecamatan Berbah (Desa Kalitirto) = Skala 6
Gambar 4.25 Peta Tingkat Kerapatan Pasar tiap Desa di Kabupaten Sleman Sumber : Analisis Penulis
78 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa tingkat
pelayanan pertokoan di tiap desa di Kabupaten Sleman terpusat di tengah kabupaten
serta dua desa di sebelah barat laut. Adapun desa - desa dengan skala tiga tertingi
adalah sebagai berikut :
- Kecamatan Ngaglik (Desa Minomartani) = Skala 10
- Kecamatan Tempel (Desa Lumbungrejo) = Skala 5
- Kecamatan Nganglik (Desa Sariharjo) = Skala 4
Gambar 4.26 Peta Tingkat Kerapatan Pertokoan tiap Desa di Kabupaten Sleman Sumber : Analisis Penulis
79 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa hanya sedikit
desa yang memiliki mall. Semua mall berada di dalam daerah KPY. Adapun desa -
desa dengan skala tiga tertingi adalah sebagai berikut :
- Kecamatan Depok (Desa Caturtunggal) = Skala 10
- Kecamatan Mlati (Desa Sinduadi) = Skala 8
- Kecamatan Depok (Desa Condongcatur) = Skala 4
Gambar 4.27 Peta Tingkat Kerapatan Mall tiap Desa di Kabupaten Sleman Sumber : Analisis Penulis
80 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa persebaran
dan tingkat pelayanan bank sudah cukup merata di semua desa Kabupaten Sleman.
Desa – desa dengan tingkat pelayanan bank (buah/km2) tinggi tidak mengumpul di
satu lokasi yang berdekatan namun terpencar cukup jauh. Adapun desa - desa dengan
skala tiga tertingi adalah sebagai berikut :
- Kecamatan Godean (Desa Sidoagung), Kecamatan Sleman (Desa Tridadi) =
Skala 10
- Kecamatan Pakem (Desa Pakembinangun) = Skala 8
- Kecamatan Tempel (Desa Lumbungrejo), Kecamatan Seyegan (Desa
Margomulyo) = Skala 7
4.2.3 Trasformasi
Transformasi mencerminkan nilai perbandingan antara jumlah tenaga kerja di
sektor non primer (industri dan pengolahan, gas air dan listrik, konstruksi dan
Gambar 4.28 Peta Tingkat Kerapatan Bank tiap Desa di Kabupaten Sleman Sumber : Analisis Penulis
81 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
bangunan, perdagangan dan hotel, transportasi dan komunikasi, keuangan dan
persewaan, serta jasa lainnya) terhadap jumlah tenaga kerja di sektor primer
(pertanian, pertambangan dan penggalian). Idealnya sebuah daerah yang memiliki
jumlah tenaga kerja yang tinggi di bidang non primer akan cepat mendorong
perekonomian daerah tersebut. Oleh karena itu semakin tinggi nilai transformasi
maka semakin besar pula peran suatu daerah sebagai pusat pertumbuhan. Komponen
transformasi memiliki bobot 50%. Data jumlah tenaga kerja tiap sektor adalah tingkat
kecamatan yang berasal dari dokumen Kabupaten Sleman Dalam Angka 2016. Untuk
menunjukan jumlah tenaga kerja di tiap desa data kemudian dikalikan dengan
perbandingan antara jumlah penduduk tiap desa dengan jumlah penduduk kecamatan
tempat desa tersebut berada. Rumusnya adalah sebagai berikut.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑒𝑛𝑘𝑒𝑟 𝐷𝑒𝑠𝑎 𝑋 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝐷𝑒𝑠𝑎 𝑋
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝐾𝑒𝑐𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐷𝑒𝑠𝑎 𝑋 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 (𝑌)
𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑒𝑛𝑘𝑒𝑟 𝐾𝑒𝑐𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑌
Berdasarkan rumus di atas maka dapat diperoleh hasil proxy tenaga kerja sektor
primer dan non primer tiap desa di Kabupaten Sleman. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Kecamatan Desa Sektor Primer
Sektor Non
Primer Kecamatan Desa
Sektor Primer
Sektor Non
Primer
Berbah
Tegaltirto 1221 4266
Ngaglik
Sukoharjo 1118 6005
Sendangtirto 1699 5936 Sinduharjo 1021 5484
Kalitirto 1458 5096 Sariharjo 1603 8609
Jogotirto 1279 4471 Sardonoharjo 1496 8035
Cangkringan
Wukirsari 2102 2953 Minomartani 1465 7872
Umbulharjo 984 1381 Donoharjo 740 3977
Kepuhharjo 662 930
Ngemplak
Widodomartani 1163 2707
Glagahharjo 764 1073 Wedomartani 3779 8795
Argomulyo 1626 2284 Umbulmartani 1184 2756
Depok Maguwoharjo 1096 15534 Sindumartani 1144 2662
Condongcatur 1357 19226 Bimomartani 1119 2605
Tabel 4.7 Jumlah tenaga kerja Sektor Primer dan Non Primer tiap Desa di
Kabupaten Sleman
82 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Kecamatan Desa Sektor Primer
Sektor Non
Primer Kecamatan Desa
Sektor Primer
Sektor Non
Primer
Caturtunggal 1494 21169
Pakem
Purwobinangun 1424 3410
Gamping
Trihanggo 2334 6498 Pakembinangun 967 2317
Nogotirto 2259 6289 Harjobinangun 912 2183
Banyuraden 2160 6015 Hargobinangun 1132 2710
Balecatur 2543 7081 Candibinangun 912 2185
Ambarketawang 2821 7855
Prambanan
Wukirharjo 424 1076
Godean
Sidorejo 979 2741 Sumberharjo 2193 5565
Sidomulyo 860 2408 Sambirejo 904 2293
Sidomoyo 1117 3127 Madurejo 2078 5274
Sidoluhur 1507 4218 Gayamharjo 793 2011
Sidokarto 1648 4615 Bokoharjo 1869 4744
Sidoarum 2014 5640
Seyegan
Margomulyo 1859 4033
Sidoagung 1126 3154 Margoluwih 1461 3169
Kalasan
Tirtomartani 1548 5554 Margokaton 1158 2512
Tamanmartani 1762 6322 Margodadi 1329 2884
Selomartani 1445 5185 Margoagung 1580 3426
Purwomartani 3884 13938
Sleman
Triharjo 2119 5963
Minggir
Sendangsari 1208 1934 Tridadi 1946 5474
Sendangagung 1841 2948 Trimulyo 1250 3517
Sendangrejo 1869 2993 Pandowoharjo 1681 4729
Sendangmulyo 1488 2383 Caturharjo 1945 5471
Sendangarum 876 1403
Tempel
Tambakrejo 956 1799
Mlati
Tlogoadi 1025 5467 Sumberrejo 884 1663
Tirtoadi 842 4492 Pondokrejo 998 1878
Sumberadi 1244 6633 Mororejo 958 1802
Sinduadi 3166 16887 Merdikorejo 1168 2197
Sendangadi 1532 8168 Margorejo 1887 3549
Moyudan
Sumbersari 1697 2976 Lumbungrejo 1343 2527
Sumberrahayu 1426 2500 Banyurejo 1429 2688
Sumberarum 1421 2491
Turi
Wonokerto 2746 2161
Sumberagung 2360 4137 Girikerto 2200 1731
Donokerto 2449 1927
Bangunkerto 2462 1937
Sumber : 17 dokumen Kecamatan Dalam Angka 2016, Kabupaten Sleman Dalam
Angka 2016, Analisis Penulis 2016
83 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Setelah diperoleh nilai perbandingan antara jumlah tenaga kerja sektor non
primer dengan non primer, nilai kemudian disamaratakan dengan cara
diklasifikasikan ke dalam 10 kelas dimana kelas 1 adalah kelas dengan nilai terendah
dan 10 adalah kelas dengan nilai tertinggi. Nilai kelas kemudian dikali bobot
persentase yaitu 50% sehingga diperoleh nilai akhir transformasi. Berikut adalah peta
sebaran spasial dari tiap variabel transformasi.
Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa jumlah tenaga
kerja sektor primer yang lebih tinggi dibandingkan non primer terletak di tengah
Kabupaten Sleman, tepatnya di sekitar KPY. Adapun desa - desa dengan skala tiga
tertingi adalah sebagai berikut :
- Kecamatan Depok (Desa Condongcatur, Caturtunggal) = Skala 10
- Kecamatan Depok (Desa Maguwoharjo) = Skala 8
- Kecamatan Mlati (Desa Sinduadi) = Skala 4
Gambar 4.29 Peta Tingkat Perbandingan Jumllah Tenaga Kerja Sektor
Primer dengan Non Primer tiap Desa di Kabupaten Sleman Sumber : Analisis Penulis
84 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
4.2.4 Agregat Indikator Sistem Produksi Wilayah
Setelah mengetahui nilai produksi, transaksi, dan transformasi di masing –
masing desa maka untuk mengetahui kondisi dari sistem produksi di masing – masing
desa adalah dengan menyatukan ketiga nilai. Seperti yang sudah disebutkan
sebelumnya bahwa ketiga variabel memiliki bobot persentase yang berbeda yaitu :
- Produksi (30%)
- Transaksi (20%)
- Tansformasi (50%)
Setelah didapatkan nilai akhir dari masing – masing variabel, ketiga nilai
dijumlahkan kemudian diklasifikasikan ke dalam 10 kelas dimana kelas 1 adalah
kelas dengan nilai terendah, dan 10 adalah kelas dengan nilai tertinggi. Untuk
hasilnya dapat dilihat pada tebl di bawah ini.
Kecamatan Desa Agregat
Nilai/Hasil Produksi
Kecamatan Desa Agregat
Nilai/Hasil Produksi
Berbah
Tegaltirto 2
Ngaglik
Sukoharjo 2
Sendangtirto 2 Sinduharjo 3
Kalitirto 2 Sariharjo 3
Jogotirto 2 Sardonoharjo 2
Cangkringan
Wukirsari 1 Minomartani 2
Umbulharjo 1 Donoharjo 1
Kepuhharjo 1
Ngemplak
Widodomartani 1
Glagahharjo 1 Wedomartani 2
Argomulyo 1 Umbulmartani 1
Depok
Maguwoharjo 8 Sindumartani 1
Condongcatur 10 Bimomartani 1
Caturtunggal 10
Pakem
Purwobinangun 1
Gamping
Trihanggo 1 Pakembinangun 2
Nogotirto 1 Harjobinangun 1
Banyuraden 2 Hargobinangun 2
Balecatur 1 Candibinangun 1
Ambarketawang 2
Prambanan
Wukirharjo 1
Godean
Sidorejo 1 Sumberharjo 2
Sidomulyo 1 Sambirejo 1
Sidomoyo 1 Madurejo 1
Tabel 4.8 Agregat Sistem Produksi tiap Desa di Kabupaten Sleman
85 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Kecamatan Desa Agregat
Nilai/Hasil Produksi
Kecamatan Desa Agregat
Nilai/Hasil Produksi
Sidoluhur 1 Gayamharjo 1
Sidokarto 1 Bokoharjo 2
Sidoarum 1
Seyegan
Margomulyo 2
Sidoagung 2 Margoluwih 1
Kalasan
Tirtomartani 2 Margokaton 1
Tamanmartani 2 Margodadi 1
Selomartani 1 Margoagung 1
Purwomartani 4
Sleman
Triharjo 3
Minggir
Sendangsari 1 Tridadi 2
Sendangagung 1 Trimulyo 1
Sendangrejo 1 Pandowoharjo 2
Sendangmulyo 1 Caturharjo 2
Sendangarum 1
Tempel
Tambakrejo 1
Mlati
Tlogoadi 3 Sumberrejo 1
Tirtoadi 2 Pondokrejo 1
Sumberadi 3 Mororejo 1
Sinduadi 6 Merdikorejo 1
Sendangadi 2 Margorejo 1
Moyudan
Sumbersari 1 Lumbungrejo 2
Sumberrahayu 1 Banyurejo 1
Sumberarum 1
Turi
Wonokerto 1
Sumberagung 2 Girikerto 1
Donokerto 1
Bangunkerto 1
Dari tabel di atas maka dapat dibuat peta tingkat agregat sistem produksi tiap
desa dimana makin tinggi nilai agregat maka warna peta akan semakin tua. Berikut
adalah gambar petanya.
Sumber : Analisis Penulis 2016
86 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa desa dengan
tingkat sistem produksi tertinggi tiga skala tertinggi terletak di :
- Kecamatan Depok (Desa Condongcatur, Caturtunggal) = Skala 10
- Kecamatan Depok (Desa Maguwoharjo) = Skala 8
- Kecamatan Mlati (Desa Sinduadi) = Skala 6
Dapat disimpulkan bahwa nilai/produksi wilayah Kabupaten Sleman terpusat
di Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY). Sedangkan sebagian besar desa lainnya
memiliki skala nilai 3 (32%) cukup jauh berbeda dengan desa – desa skala tertinggi.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini
Gambar 4.30 Peta Agregat Sistem Produksi tiap Desa di Kabupaten Sleman Sumber : Analisis Penulis
87 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
4.3. Indikator Variasi Perkembangan Hasil/Nilai Produksi Wilayah
Hasil/nilai produksi wilayah meliputi nilai Pendapatan Domestik Regional Bruto
(PDRB) tiap kecamatan dan Jumlah KK Miskin tiap desa. Nilai/Hasil produksi daerah
yang ideal adalah daerah dengan jumlah PDRB tinggi dan jumlah KK miskin yang
rendah. Berikut merupakan penjelasan dari kedua indikator:
4.3.1 Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB mencerminkan kondisi perekonomian daerah. Semakin tinggi nilai
PDRB maka semakin besar pula peran suatu daerah sebagai pusat pertumbuhan. Data
PDRB tiap kecamatan di tahun 2015 diperoleh dari dokumen Kecamatan dalam
Angka tahun 2016. Untuk menunjukan kondisi perekonomian tiap desa maka data
dikali dengan perbandingan antara jumlah penduduk tiap desa dengan jumlah
penduduk kecamatan tempat desa tersebut berada. Rumusnya adalah sebagai berikut.
𝑃𝐷𝑅𝐵 𝐷𝑒𝑠𝑎 𝑋 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝐷𝑒𝑠𝑎 𝑋
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝐾𝑒𝑐𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐷𝑒𝑠𝑎 𝑋 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 (𝑌)
𝑥 𝑃𝐷𝑅𝐵 𝐾𝑒𝑐𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑌
Berdasarkan rumus di atas maka dapat diperoleh hasil proxy PDRB tiap desa.
Untuk lebih jelasnya hasil proxy PDRB tiap desa dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Kecamatan Desa PDRB Desa (juta)
Kecamatan Desa PDRB Desa (juta)
Berbah
Tegaltirto 65,795
Ngaglik
Sukoharjo 81,057
Sendangtirto 91,554 Sinduharjo 106,248
Kalitirto 78,603 Sariharjo 116,199
Jogotirto 68,964 Sardonoharjo 108,458
Cangkringan
Wukirsari 53,251 Minomartani 74,015
Umbulharjo 24,911 Donoharjo 53,685
Kepuhharjo 16,769
Ngemplak
Widodomartani 50,329
Glagahharjo 19,347 Wedomartani 163,541
Argomulyo 41,185 Umbulmartani 51,241
Depok Maguwoharjo 392,482 Sindumartani 49,502
Tabel 4.9 Hasil Proxy Nilai PDRB tiap Desa di Kabupaten Sleman
88 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Kecamatan Desa PDRB Desa (juta)
Kecamatan Desa PDRB Desa (juta)
Condongcatur 485,783 Bimomartani 48,438
Caturtunggal 534,872
Pakem
Purwobinangun 84,645
Gamping
Trihanggo 91,930 Pakembinangun 57,518
Nogotirto 88,975 Harjobinangun 54,194
Banyuraden 85,095 Hargobinangun 67,282
Balecatur 100,187 Candibinangun 54,246
Ambarketawang 111,131
Prambanan
Wukirharjo 18,514
Godean
Sidorejo 43,299 Sumberharjo 95,729
Sidomulyo 38,039 Sambirejo 39,449
Sidomoyo 49,396 Madurejo 90,724
Sidoluhur 66,636 Gayamharjo 34,599
Sidokarto 72,899 Bokoharjo 81,601
Sidoarum 89,092
Seyegan
Margomulyo 65,735
Sidoagung 49,821 Margoluwih 51,656
Kalasan
Tirtomartani 88,701 Margokaton 40,946
Tamanmartani 100,973 Margodadi 47,007
Selomartani 82,813 Margoagung 55,851
Purwomartani 222,601
Sleman
Triharjo 274,691
Minggir
Sendangsari 35,031 Tridadi 252,181
Sendangagung 53,393 Trimulyo 162,039
Sendangrejo 54,207 Pandowoharjo 217,858
Sendangmulyo 43,149 Caturharjo 252,061
Sendangarum 25,403
Tempel
Tambakrejo 32,888
Mlati
Tlogoadi 78,845 Sumberrejo 30,394
Tirtoadi 64,785 Pondokrejo 34,333
Sumberadi 95,665 Mororejo 32,939
Sinduadi 243,550 Merdikorejo 40,168
Sendangadi 117,971 Margorejo 64,882
Moyudan
Sumbersari 54,351 Lumbungrejo 46,189
Sumberrahayu 45,329 Banyurejo 49,132
Sumberarum 45,049
Turi
Wonokerto 70,639
Sumberagung 74,832 Girikerto 56,588
Donokerto 62,998
Bangunkerto 63,332
Sumber : 17 dokumen Kecamatan dalam Angka 2016, Analisis Penulis 2016
89 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Dari tabel di atas maka dapat dibuat peta tingkat PDRB dengan membagi
semua nilai PDRB tiap desa ke dalam 10 kelas. Nilai 1 adalah kelas terendah, dan
nilai 10 adalah kelas tertinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa desa dengan
PDRB tertinggi sebagian besar terletak di Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY).
Untuk lebih jelasnya desa dengan skala tiga tertingi adalah sebagai berikut :
- Kecamatan Depok (Desa Condongcatur, Caturtunggal) = Skala 10
- Kecamatan Depok (Desa Maguwoharjo) = Skala 8
- Kecamatan Sleman (Desa Caturharjo, Tridadi, Triharjo) = Skala 5
4.3.2 Kepala Keluarga (KK) Miskin
Jumlah Kepala Keluarga (KK) miskin mencerminkan kondisi perekonomian
masyarakat di tiap daerah. Semakin tinggi jumlah KK miskin maka semakin rendah
Gambar 4.31 Tingkat PDRB tiap Desa di Kabupaten Sleman Sumber : Analisis Penulis
90 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
peran suatu daerah sebagai pusat pertumbuhan. Data jumlah KK miskin tiap
kecamatan di tahun 2015 diperoleh dari dokumen Kecamatan dalam Angka tahun
2016. Untuk menunjukan kondisi jumlah KK miskin di tiap desa maka data dikali
dengan perbandingan jumlah KK tiap desa dengan jumlah KK dalam satu kecamatan
tempat desa tersebut berada. Rumusnya adalah sebagai berikut.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝐾 𝑀𝑖𝑠𝑘𝑖𝑛 𝐷𝑒𝑠𝑎 𝑋 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝐾 𝐷𝑒𝑠𝑎 𝑋
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝐾 𝐾𝑒𝑐𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
𝐷𝑒𝑠𝑎 𝑋 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 (𝑌)
𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝐾 𝑚𝑖𝑠𝑘𝑖𝑛 𝐾𝑒𝑐𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑌
Berdasarkan rumus di atas maka dapat diperoleh hasil proxy jumlah KK miskin
di tiap desa. Untuk lebih jelasnya hasil proxy PDRB tiap desa dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.
Kecamatan Desa Jumlah KK
Miskin Kecamatan Desa
Jumlah KK Miskin
Berbah
Tegaltirto 469
Ngaglik
Sukoharjo 411
Sendangtirto 563 Sinduharjo 296
Kalitirto 562 Sariharjo 343
Jogotirto 441 Sardonoharjo 537
Cangkringan
Wukirsari 827 Minomartani 165
Umbulharjo 161 Donoharjo 333
Kepuhharjo 235
Ngemplak
Widodomartani 249
Glagahharjo 627 Wedomartani 698
Argomulyo 612 Umbulmartani 222
Depok
Maguwoharjo 425 Sindumartani 250
Condongcatur 515 Bimomartani 233
Caturtunggal 578
Pakem
Purwobinangun 343
Gamping
Trihanggo 644 Pakembinangun 161
Nogotirto 407 Harjobinangun 171
Banyuraden 583 Hargobinangun 275
Balecatur 632 Candibinangun 162
Ambarketawang 839 Prambanan
Wukirharjo 275
Godean Sidorejo 453 Sumberharjo 881
Tabel 4.10 Hasil Proxy Jumlah KK miskin tiap Desa di Kabupaten Sleman
91 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Kecamatan Desa Jumlah KK
Miskin Kecamatan Desa
Jumlah KK Miskin
Sidomulyo 247 Sambirejo 481
Sidomoyo 365 Madurejo 881
Sidoluhur 413 Gayamharjo 377
Sidokarto 598 Bokoharjo 526
Sidoarum 582
Seyegan
Margomulyo 885
Sidoagung 343 Margoluwih 755
Kalasan
Tirtomartani 590 Margokaton 444
Tamanmartani 538 Margodadi 623
Selomartani 423 Margoagung 904
Purwomartani 1,159
Sleman
Triharjo 863
Minggir
Sendangsari 406 Tridadi 482
Sendangagung 647 Trimulyo 558
Sendangrejo 644 Pandowoharjo 596
Sendangmulyo 560 Caturharjo 1,166
Sendangarum 268
Tempel
Tambakrejo 400
Mlati
Tlogoadi 542 Sumberrejo 349
Tirtoadi 650 Pondokrejo 467
Sumberadi 886 Mororejo 359
Sinduadi 667 Merdikorejo 497
Sendangadi 463 Margorejo 501
Moyudan
Sumbersari 416 Lumbungrejo 485
Sumberrahayu 442 Banyurejo 507
Sumberarum 370
Turi
Wonokerto 407
Sumberagung 541 Girikerto 555
Donokerto 622
Bangunkerto 634
Dari tabel di atas maka dapat dibuat peta tingkat jumlah KK miskin dengan
membagi semua nilai jumlah KK miskin tiap desa ke dalam 10 kelas. Nilai 1 adalah
kelas dengan jumlah KK miskin terendah, dan nilai 10 adalah kelas dengan jumlah
KK miskin tertinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Sumber : Kabupaten Sleman dalam Angka 2016, 17 dokumen Kecamatan dalam
Angka 2016, Analisis Penulis 2016
92 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa desa dengan
tingkat kemiskinan tiga skala tertinggi terletak di :
- Kecamatan Kalasan (Desa Purwomartani), Kecamatan Sleman (Desa
Caturharjo) = Skala 10
- Kecamatan Prambanan (Desa Madurejo, Sumberharjo), Kecamatan Mlati
(Desa Sumberadi), Kecamatan Seyegan (Desa Margomulyo, Margoagung) =
Skala 8
- Kecamatan Cangkringan (Desa Wukirsari), Kecamatan Sleman (Desa
Triharjo), Kecamatan Gamping (Desa Ambarketawang) = Skala 7
4.3.3 Agregat Indikator Hasil/Nilai Produksi Wilayah
Setelah mengetahui nilai PDRB dan kemiskinan di masing – masing desa maka
untuk mengetahui kondisi dari hasil/nilai produksi di masing – masing desa adalah
Gambar 4.32 Tingkat Kemiskinan tiap Desa di Kabupaten Sleman Sumber : Analisis Penulis
93 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
dengan menyatukan kedua nilai. Kedua variabel memiliki bobot persentase yang
berbeda yaitu :
- PDRB (60%)
- Jumlah KK Miskin (40%)
PDRB memiliki bobot persentase yang berbeda karena PDRB merupakan tolak
ukur utama yang menunjukan kondisi nilai/hasil produksi suatu wilayah.
Berdasarkan pembagian bobot persentase tersebut maka diperoleh nilai kelas untuk
masing – masing desa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tebl di bawah ini.
Kecamatan Desa Agregat
Nilai/Hasil Produksi
Kecamatan Desa Agregat
Nilai/Hasil Produksi
Berbah
Tegaltirto 3
Ngaglik
Sukoharjo 4
Sendangtirto 4 Sinduharjo 5
Kalitirto 4 Sariharjo 5
Jogotirto 4 Sardonoharjo 4
Cangkringan
Wukirsari 1 Minomartani 5
Umbulharjo 5 Donoharjo 4
Kepuhharjo 5
Ngemplak
Widodomartani 5
Glagahharjo 2 Wedomartani 3
Argomulyo 2 Umbulmartani 5
Depok
Maguwoharjo 9 Sindumartani 5
Condongcatur 10 Bimomartani 5
Caturtunggal 10
Pakem
Purwobinangun 5
Gamping
Trihanggo 3 Pakembinangun 5
Nogotirto 4 Harjobinangun 5
Banyuraden 3 Hargobinangun 4
Balecatur 3 Candibinangun 5
Ambarketawang 2
Prambanan
Wukirharjo 4
Godean
Sidorejo 3 Sumberharjo 1
Sidomulyo 5 Sambirejo 3
Sidomoyo 3 Madurejo 1
Sidoluhur 3 Gayamharjo 3
Sidokarto 3 Bokoharjo 4
Sidoarum 3
Seyegan
Margomulyo 1
Sidoagung 4 Margoluwih 2
Kalasan Tirtomartani 3 Margokaton 3
Tabel 4.11 Agrehat Nilai/Hasil Produksi tiap Desa di Kabupaten Sleman
94 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Kecamatan Desa Agregat
Nilai/Hasil Produksi
Kecamatan Desa Agregat
Nilai/Hasil Produksi
Tamanmartani 4 Margodadi 2
Selomartani 4 Margoagung 1
Purwomartani 2
Sleman
Triharjo 5
Minggir
Sendangsari 3 Tridadi 6
Sendangagung 2 Trimulyo 5
Sendangrejo 2 Pandowoharjo 5
Sendangmulyo 3 Caturharjo 3
Sendangarum 4
Tempel
Tambakrejo 3
Mlati
Tlogoadi 4 Sumberrejo 4
Tirtoadi 2 Pondokrejo 3
Sumberadi 1 Mororejo 4
Sinduadi 5 Merdikorejo 3
Sendangadi 4 Margorejo 3
Moyudan
Sumbersari 3 Lumbungrejo 3
Sumberrahayu 3 Banyurejo 3
Sumberarum 3
Turi
Wonokerto 4
Sumberagung 4 Girikerto 3
Donokerto 2
Bangunkerto 2
Dari tabel di atas maka dapat dibuat peta tingkat agregat nilai/hasil produksi
tiap desa dimana makin tinggi nilai agregat maka warna peta akan semakin tua.
Berikut adalah gambar petanya.
Sumber : Analisis Penulis 2016
Gambar 4.33 Tingkat Nilai/Produksi tiap Desa di Kabupaten Sleman Sumber : Analisis Penulis
95 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
7%
13%
32%23%
21%
1%1% 2%
Skala 1
Skala 2
Skala 3
Skala 4
Skala 5
Skala 6
Skala 9
Skala 10
Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa desa dengan
nilai/hasil produksi tertinggi tiga skala tertinggi terletak di :
- Kecamatan Depok (Desa Condongcatur, Caturtunggal) = Skala 10
- Kecamatan Depok (Desa Maguwoharjo) = Skala 9
- Kecamatan Sleman (Desa Tridadi) = Skala 6
Dapat disimpulkan bahwa nilai/produksi wilayah Kabupaten Sleman terpusat
di Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY). Sedangkan sebagian besar desa lainnya
memiliki skala nilai 3 (32%) cukup jauh berbeda dengan desa – desa skala tertinggi.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini
Gambar 4.34 Persentase jumlah Desa berdasarkan Tingkat Nilai/Produksi di
Kabupaten Sleman Sumber : Analisis Penulis
96 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
4.4. Variasi Kecepatan Pertumbuhan Wilayah
Untuk mengetahui lokasi – lokasi wilayah yang paling cepat tumbuh adalah
dengan menjumlahkan indeks pertumbuhan wilayah eksisting dan indeks pertumbuhan
wilayah potensial. Indeks pertumbuhan wilayah eksisting adalah selisih nilai hasil
produksi dengan nilai sistem produksi. Semakin tinggi nilai membuktikan bahwa suatu
daerah telah berhasil menghasilkan produk yang memiliki nilai jual atau ekonomi tinggi
dengan proses pembuatan/produksi yang efektif dan efisien. Sedangkan pusat
pertumbuhan wilayah potensial adalah selisih antara nilai sistem produksi dengan nilai
potensi. Semakin tinggi nilai membuktikan bahwa suatu daerah telah memiliki
kemampuan yang baik dalam mengelola potensi yang ada dan patut untuk dikembangkan
lebih jauh. Berikut adalah penjelasan kedua perhitungan tersebut.
4.4.1 Indeks Pertumbuhan Wilayah Eksisting
Berikut adaah rumus perhitungan indeks pertumbuhan eksisting.
Indeks pertumbuhan Eksisting (Ye) = z – y
Keterangan :
Ye = Indeks pertumbuhan Eksisting
y = nilai sistem produksi
z = nilai produksi
Berdasarkan rumus tersebut maka hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Kecamatan Desa Komponen Perhitungan
z y Ye
Berbah
Tegaltirto 3 2 1
Sendangtirto 4 2 2
Kalitirto 4 2 2
Jogotirto 4 2 2
Cangkringan
Wukirsari 1 1 0
Umbulharjo 5 1 4
Kepuhharjo 5 1 4
Glagahharjo 2 1 1
Argomulyo 2 1 1
Tabel 4.12 Indeks Pertumbuhan Eksisting tiap Desa di Kabupaten Sleman
97 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Kecamatan Desa Komponen Perhitungan
z y Ye
Depok
Maguwoharjo 9 8 1
Condongcatur 10 10 0
Caturtunggal 10 10 0
Gamping
Trihanggo 3 1 2
Nogotirto 4 1 3
Banyuraden 3 2 1
Balecatur 3 1 2
Ambarketawang 2 2 0
Godean
Sidorejo 3 1 2
Sidomulyo 5 1 4
Sidomoyo 3 1 2
Sidoluhur 3 1 2
Sidokarto 3 1 2
Sidoarum 3 1 2
Sidoagung 4 2 2
Kalasan
Tirtomartani 3 2 1
Tamanmartani 4 2 2
Selomartani 4 1 3
Purwomartani 2 4 -2
Minggir
Sendangsari 3 1 2
Sendangagung 2 1 1
Sendangrejo 2 1 1
Sendangmulyo 3 1 2
Sendangarum 4 1 3
Mlati
Tlogoadi 4 3 1
Tirtoadi 2 2 0
Sumberadi 1 3 -2
Sinduadi 5 6 -1
Sendangadi 4 2 2
Moyudan
Sumbersari 3 1 2
Sumberrahayu 3 1 2
Sumberarum 3 1 2
Sumberagung 4 2 2
Ngaglik
Sukoharjo 4 2 2
Sinduharjo 5 3 2
Sariharjo 5 3 2
Sardonoharjo 4 2 2
Minomartani 5 2 3
Donoharjo 4 1 3
Ngemplak Widodomartani 5 1 4
Wedomartani 3 2 1
98 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Kecamatan Desa Komponen Perhitungan
z y Ye
Umbulmartani 5 1 4
Sindumartani 5 1 4
Bimomartani 5 1 4
Pakem
Purwobinangun 5 1 4
Pakembinangun 5 2 3
Harjobinangun 5 1 4
Hargobinangun 4 2 2
Candibinangun 5 1 4
Prambanan
Wukirharjo 4 1 3
Sumberharjo 1 2 -1
Sambirejo 3 1 2
Madurejo 1 1 0
Gayamharjo 3 1 2
Bokoharjo 4 2 2
Seyegan
Margomulyo 1 2 -1
Margoluwih 2 1 1
Margokaton 3 1 2
Margodadi 2 1 1
Margoagung 1 1 0
Sleman
Triharjo 5 3 2
Tridadi 6 2 4
Trimulyo 5 1 4
Pandowoharjo 5 2 3
Caturharjo 3 2 1
Tempel
Tambakrejo 3 1 2
Sumberrejo 4 1 3
Pondokrejo 3 1 2
Mororejo 4 1 3
Merdikorejo 3 1 2
Margorejo 3 1 2
Lumbungrejo 3 2 1
Banyurejo 3 1 2
Turi
Wonokerto 4 1 3
Girikerto 3 1 2
Donokerto 2 1 1
Bangunkerto 2 1 1
Tabel 4. Indeks Pertumbuhan Eksisting tiap Desa di Kabupaten Sleman
99 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Dari hasil indeks di atas maka dapat dibuat peta sebaran spasial indeks
pertumbuhan eksisting Kabupaten Sleman. Berikut adalah petanya.
Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa desa yang berhasil
menghasilkan produk yang memiliki nilai jual tinggi dengan sistem produksi yang
efektif dan efisien cukup banyak dan lebih terpusat di utara kabupaten. Untuk lebih
jelasnya desa dengan skala tertingi adalah sebagai berikut :
- Kecamatan Sleman (Desa Trimulyo, Tridadi), Kecamatan Pakem (Desa
Candibinangun, Harjobinangun, Purwobinangun), Kecamatan Ngemplak
(Desa Bimomartani, Sindumartani, Umbulmartani, Widodomartani),
Kecamatan Godean (Desa Sidomulyo), Kecamatan Cangkringan
(Kepuhharjo, Umbulharjo) = Skala 4
Gambar 4.35 Peta Indeks Pertumbuhan Eksisting tiap Desa di Kabupaten Sleman Sumber : Analisis Penulis
100 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
4.4.1 Indeks Pertumbuhan Wilayah Potensial
Berikut adalah rumus perhitungan indeks pertumbuhan potensial.
Indeks pertumbuhan Eksisting (Yp) = y – x
Keterangan :
Yp = Indeks pertumbuhan Potensial
x = nilai potensi
y = nilai sistem produksi
Berdasarkan rumus tersebut maka hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Kecamatan Desa Komponen Perhitungan
y x y-x
Berbah
Tegaltirto 2 6 -4
Sendangtirto 2 3 -2
Kalitirto 2 4 -2
Jogotirto 2 3 -1
Cangkringan
Wukirsari 1 7 -8
Umbulharjo 1 3 -5
Kepuhharjo 1 4 -5
Glagahharjo 1 2 -3
Argomulyo 1 7 -8
Depok
Maguwoharjo 8 9 -2
Condongcatur 10 9 1
Caturtunggal 10 10 0
Gamping
Trihanggo 1 6 -5
Nogotirto 1 7 -6
Banyuraden 2 6 -4
Balecatur 1 6 -5
Ambarketawang 2 7 -5
Godean
Sidorejo 1 5 -4
Sidomulyo 1 5 -3
Sidomoyo 1 5 -4
Sidoluhur 1 4 -4
Sidokarto 1 6 -5
Sidoarum 1 6 -5
Sidoagung 2 6 -5
Kalasan Tirtomartani 2 8 -7
Tabel 4.13 Indeks Pertumbuhan Potensial tiap Desa di Kabupaten Sleman
101 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Kecamatan Desa Komponen Perhitungan
y x y-x
Tamanmartani 2 6 -6
Selomartani 1 6 -7
Purwomartani 4 8 -5
Minggir
Sendangsari 1 4 -3
Sendangagung 1 5 -4
Sendangrejo 1 5 -4
Sendangmulyo 1 5 -4
Sendangarum 1 5 -3
Mlati
Tlogoadi 3 5 -3
Tirtoadi 2 5 -3
Sumberadi 3 6 -3
Sinduadi 6 8 -2
Sendangadi 2 9 -7
Moyudan
Sumbersari 1 5 -3
Sumberrahayu 1 4 -3
Sumberarum 1 5 -3
Sumberagung 2 6 -4
Ngaglik
Sukoharjo 2 7 -6
Sinduharjo 3 7 -5
Sariharjo 3 8 -6
Sardonoharjo 2 7 -6
Minomartani 2 8 -7
Donoharjo 1 6 -6
Ngemplak
Widodomartani 1 9 -9
Wedomartani 2 10 -8
Umbulmartani 1 7 -7
Sindumartani 1 6 -6
Bimomartani 1 7 -7
Pakem
Purwobinangun 1 8 -8
Pakembinangun 2 6 -6
Harjobinangun 1 6 -6
Hargobinangun 2 6 -5
Candibinangun 1 5 -5
Prambanan
Wukirharjo 1 1 0
Sumberharjo 2 3 -2
Sambirejo 1 1 0
Madurejo 1 3 -3
Gayamharjo 1 2 -1
Bokoharjo 2 5 -3
Seyegan Margomulyo 2 5 -3
Margoluwih 1 5 -4
102 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Kecamatan Desa Komponen Perhitungan
y x y-x
Margokaton 1 7 -6
Margodadi 1 6 -6
Margoagung 1 5 -4
Sleman
Triharjo 3 6 -4
Tridadi 2 7 -6
Trimulyo 1 5 -5
Pandowoharjo 2 7 -6
Caturharjo 2 6 -5
Tempel
Tambakrejo 1 5 -4
Sumberrejo 1 4 -4
Pondokrejo 1 5 -5
Mororejo 1 6 -6
Merdikorejo 1 7 -8
Margorejo 1 6 -6
Lumbungrejo 2 5 -4
Banyurejo 1 5 -5
Turi
Wonokerto 1 5 -4
Girikerto 1 4 -3
Donokerto 1 5 -5
Bangunkerto 1 7 -6
Dari hasil indeks di atas maka dapat dibuat peta sebaran spasial indeks
pertumbuhan potensial Kabupaten Sleman. Berikut adalah petanya.
Sumber : Analisis Penulis
Gambar 4.36 Peta Indeks Pertumbuhan Potensial tiap Desa di Kabupaten Sleman Sumber : Analisis Penulis
103 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa desa yang berhasil
memanfaatkan potensi yang ada dengan sistem produksi yang baik lebih terpusat
pada KPY dan kawasan sebelah tenggara kabupaten. Untuk lebih jelasnya desa
dengan 3 skala tertingi adalah sebagai berikut :
- Kecamatan Depok (Desa Condongcatur) = Skala 1
- Kecamatan Prambanan (Desa Wukirharjo, Sambirejo), Kecamatan Depok
(Desa Caturtunggal) = Skala 0
- Kecamatan Prambanan (Desa Gayamharjo), Kecamatan Berbah (Desa
Jogotirto) = Skala -1
4.4.3 Kecepatan Pertumbuhan Wilayah
Setelah diketahui nilai kedua indeks maka untuk mnegetahui tingkat kecepatan
pertumbuhan tiap desa yaitu dengan menjumlahkan nilai keduanya. Berikut adalah
gambar peta kecepatan pertumbuhan wilayah tiap desa di Kabupaten Sleman.
Gambar 4.37 Peta Variasi Kecepatan Pertumbuhan tiap Desa di Kabupaten Sleman Sumber : Analisis Penulis
104 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa desa yang paling
menunjukan pertumbuhan yang signifikan lebih terpusat pada kawasan sebelah
tenggara kabupaten dan beberapa di utara. Untuk lebih jelasnya terdapat total 29 desa
dengan 4 skala tertingi adalah sebagai berikut :
- Kecamatan Prambanan (Desa Wukirharjo, Sambirejo), Kecamatan
Cangkringan (Desa Umbulharjo) = Skala 10
- Kecamatan Prambanan (Desa Gayamharjo), Kecamatan Berbah (Desa
Jogotirto, Sendangtirto), Kecamatan Depok (Desa Condongcatur),
Kecamatan Cangkringan (Desa Kepuhharjo) = Skala 9
- Kecamatan Berbah (Desa Kalitirto), Kecamatan Depok (Desa Caturtunggal,
Maguwoharjo), Kecamatan Godean (Desa Sidomulyo), Kecamatan Tempel
(Desa Sumberrejo), Kecamatan Sleman (Desa Trimulyo), Kecamatan Pakem
(Desa Candibinangun), Kecamatan Cangkringan (Desa Glagaharjo) = Skala
8
- Kecamatan Turi (Desa Girikerto, Wonokerto), Kecamatan Sleman (Desa
Triharjo, Tridadi), Kecamatan Prambanan (Desa Bokoharjo), Kecamatan
Pakem (Desa Harjobinangun, Pakembinangun), Kecamatan Ngemplak (Desa
Sindumartani), Kecamatan Moyudan (Desa Sumberrahayu), Kecamatan
Mlati (Desa Tlogoadi), Kecamatan MInggir (Desa Sendangarum,
Sendangsari), Kecamatan Godean (Desa Sidoluhur).
105 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
BAB V
PEMBAHASAN DAN INTERPRETASI
5.1 Tipologi Kawasan Cepat Tumbuh
Pada bab IV telah diperoleh peta tingkat kecepatan pertumbuhan tiap desa di
Kabupaten Sleman. Berdasarkan hal tersebut maka perlu disusun tipologi pada desa –
desa dengan nilai yang tinggi. Tipologi disini memiliki arti ciri khas atau karakteristik
tiap desa. Tipologi disusun berdasarkan beberapa variabel – variabel yang telah dinilai
sebelumnya yaitu Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia (SDM) dan Institusi
Sosial – Ekonomi, ketersediaan infrastruktur, alokasi dana desa, produksi, transaksi,
tansformasi tenaga kerja, PDRB, dan tingkat kemiskinan. Analisis dilakukan dengan
penjabaran data tiap variabel dalam bentuk diagram batang untuk kedua puluh Sembilan
desa yang dikategorikan ke dalam 9 kluster dan 3 desa (embrio pusat pertumbuhan) yang
masuk ke dalam 4 kelas teratas. Berikut adalah peta pembagian kluster.
Gambar 5.1 Peta Pembagian Kluster dengan Pertumbuhan Tercepat Sumber : Analisis Penulis
1 2
3
4
5
6 7
8
9
1
2 3
106 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Berdasarkan gambar di atas maka terdapat 9 kluster dan 3 desa embrio
pertumbuhan dengan keterangan :
1. Kluster 1 = Desa Umbulharjo, Kepuhharjo, Glagaharjo
2. Kluster 2 = Desa Girikerto, Wonokerto
3. Kluster 3 = Desa Candibinangun, Harjobinangun, Pakembinangun
4. Kluster 4 = Desa Trimulyo, Triharjo, Tridadi, Tlogoadi
5. Kluster 5 = Desa Condongcatur, Caturtunggal, Maguwoharjo, Sendangtirto
6. Kluster 6 = Desa Kalitirto, Jogotirto
7. Kluster 7 = Desa Bokoharjo, Sambiharjo, Wukirharjo, Gayamharjo
8. Kluster 8 = Desa Sidoluhur, Sidomulyo
9. Kluster 9 = Desa Sendangsari, Sendangarum
10. Embrio 1 = Desa Sumberrahayu
11. Embrio 2 = Desa Sumberrejo
12. Embrio 3 = Desa Sindumartani
Berikut adalah diagram data dari masing – masing kelompok
5.1.1 Klaster 1 Umbul-Kepuh-Glagah Harjo
Berdasarkan gambar diagram di atas maka dapat disimpulkan bahwa klaster 1
memiliki lima aspek yang tinggi total nilainya dibandingkan aspek lain yaitu cadangan
0
5
10
15
20
25
30
Air
Per
ikan
an
Tan
aman
Pan
gan
Sayu
ran
Bu
ah
Bam
bu
Kay
u
Pet
ern
akan
Lan
skap
Ala
m
Cag
ar B
ud
aya
Ke
aman
an B
en
can
a
Ke
sesu
aian
Lah
an
Pen
du
du
k Ta
mat
an S
MA
…
Par
tisi
pas
i Mas
yara
kat…
Pu
sat
Pel
atih
an P
erta
nia
n…
Pen
du
du
k U
sia
Pro
du
ktif
Ke
rap
atan
Jal
an
Pan
jan
g Ja
lan
Art
eri
Pan
jan
g Ja
lan
Ko
lekt
or
Ke
rap
atan
SM
A/S
MK
Ke
rap
atan
Per
guru
an T
ingg
i
Ke
rap
atan
Po
liklin
ik d
an…
Ke
rap
atan
RS
Ban
yakn
ya P
ela
ngg
an L
istr
ik
KK
Pen
ggu
na
Air
PD
AM
AD
D
UM
KM
IBM
An
gkat
an K
erj
a
Ob
jek
Wis
ata
De
sa W
isat
a
Usa
ha
& J
asa…
Ke
rap
atan
Pas
ar
Ke
rap
atan
Per
toko
an
Ke
rap
atan
Mal
l
Ke
rap
atan
Ban
k
Ras
io T
en
aker
No
n…
Tin
gkat
Ke
seja
hte
raan
PD
RB
Total NilaiKlaster 1
Gambar 5.2 Diagram Total Nilai Kecepatan Pertumbuhan Klaster 1 Umbul-Kepuh-Glagah Harjo Sumber : Analisis Penulis
107 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
air, produksi sayuran, produksi kayu, kesesuaian lahan untuk
dikembangkan, serta tingkat kesejahteraan. Untuk lokasi potensi di
tiap komponen desanya (nilai > 5) adalah :
- Cadangan Air : Kepuhharjo, Umbulharo, Glagahharjo
- Sayuran : Umbulharjo, Kepuuharjo, Glagahharjo
- Kayu : Umbulharjo, Kepuhharjo, Glagahharjo
- Kesesuaian Lahan : Umbulharjo, Kepuhharjo
- Kesejahteraan : Umbulharjo, Kepuhharjo, Glagahharjo
5.1.2 Klaster 2 Giri-Wono Kerto
Berdasarkan gambar diagram di atas maka dapat
disimpulkan bahwa kluster 2 memiliki empat aspek yang tinggi total
nilainya dibandingkan aspek lain yaitu produksi buah, kesesuaian lahan
untuk dikembangkan, jumlah desa wisata, serta tingkat kesejahteraan.
Kedua desa memiliki nilai lebih dari 5 di keempat aspek.
02468
101214161820
Air
Per
ikan
anTa
nam
an P
anga
nSa
yura
nB
uah
Bam
bu
Kay
uP
ete
rnak
anLa
nsk
ap A
lam
Cag
ar B
ud
aya
Ke
aman
an B
en
can
aK
ese
suai
an L
ahan
Pen
du
du
k Ta
mat
an S
MA
ke
…P
arti
sip
asi M
asya
raka
t…P
usa
t P
elat
ihan
Per
tan
ian
…P
end
ud
uk
Usi
a P
rod
ukt
ifK
era
pat
an J
alan
Pan
jan
g Ja
lan
Art
eri
Pan
jan
g Ja
lan
Ko
lekt
or
Ke
rap
atan
SM
A/S
MK
Ke
rap
atan
Per
guru
an T
ingg
iK
era
pat
an P
olik
linik
dan
…K
era
pat
an R
SB
anya
knya
Pe
lan
ggan
Lis
trik
KK
Pen
ggu
na
Air
PD
AM
AD
DU
MK
MIB
MA
ngk
atan
Ke
rja
Ob
jek
Wis
ata
De
sa W
isat
aU
sah
a &
Jas
a K
epar
iwis
ataa
nK
era
pat
an P
asar
Ke
rap
atan
Per
toko
anK
era
pat
an M
all
Ke
rap
atan
Ban
kR
asio
Te
nak
er N
on
…Ti
ngk
at K
ese
jah
tera
anP
DR
B Total NilaiKlaster 2
Gambar 5.3 Diagram Total Nilai Kecepatan Pertumbuhan Klaster 2 Giri-Wono Kerto Sumber : Analisis Penulis
108 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
5.1.3 Klaster 3 Candi-Harjo-Pakem Binangun
Berdasarkan gambar diagram di atas maka dapat disimpulkan bahwa
klaster 3 memiliki lima aspek yang tinggi total nilainya dibandingkan aspek lain
yaitu cadangan air, keamanan bencana, kesesuaian lahan untuk dikembangkan,
kerapatan sarana SMA/MA/SMK, serta tingkat kesejahteraan. Ketiga desa
memiliki nilai lebih dari 5 untuk empat aspek kecuali aspek kerapatan sarana
SMA/MA/SMK Desa Candibinangun memiliki nilai kurang dari 5, tepatnya
hanya 1.
5.1.4 Klaster 4 Tlogoadi Tri-Mulyo-Harjo Dadi
0
5
10
15
20
25
30
35A
irP
erik
anan
Tan
aman
Pan
gan
Sayu
ran
Bu
ahB
amb
uK
ayu
Pet
ern
akan
Lan
skap
Ala
mC
agar
Bu
day
aK
eam
anan
Be
nca
na
Ke
sesu
aian
Lah
anP
end
ud
uk
Tam
atan
SM
A k
e…
Par
tisi
pas
i Mas
yara
kat…
Pu
sat
Pel
atih
an P
erta
nia
n…
Pen
du
du
k U
sia
Pro
du
ktif
Ke
rap
atan
Jal
anP
anja
ng
Jala
n A
rte
riP
anja
ng
Jala
n K
ole
kto
rK
era
pat
an S
MA
/SM
KK
era
pat
an P
ergu
ruan
Tin
ggi
Ke
rap
atan
Po
liklin
ik d
an…
Ke
rap
atan
RS
Ban
yakn
ya P
ela
ngg
an L
istr
ikK
K P
engg
un
a A
ir P
DA
MA
DD
UM
KM
IBM
An
gkat
an K
erj
aO
bje
k W
isat
aD
esa
Wis
ata
Usa
ha
& J
asa
Kep
ariw
isat
aan
Ke
rap
atan
Pas
arK
era
pat
an P
erto
koan
Ke
rap
atan
Mal
lK
era
pat
an B
ank
Ras
io T
en
aker
No
n…
Tin
gkat
Ke
seja
hte
raan
PD
RB
Total NilaiKlaster 3
Gambar 5.4 Diagram Total Nilai Kecepatan Pertumbuhan Klaster 3 Candi-Harjo-Pakem Binangun Sumber : Analisis Penulis
Gambar 5.5 Diagram Total Nilai Kecepatan Pertumbuhan Klaster 4 Tlogoadi Tri-Mulyo-Harjo Dadi Sumber : Analisis Penulis
05
1015202530354045
Air
Per
ikan
anTa
nam
an P
anga
nSa
yura
nB
uah
Bam
bu
Kay
uP
ete
rnak
anLa
nsk
ap A
lam
Cag
ar B
ud
aya
Ke
aman
an B
en
can
aK
ese
suai
an L
ahan
Pen
du
du
k Ta
mat
an S
MA
…P
arti
sip
asi M
asya
raka
t…P
usa
t P
elat
ihan
Per
tan
ian
…P
end
ud
uk
Usi
a P
rod
ukt
ifK
era
pat
an J
alan
Pan
jan
g Ja
lan
Art
eri
Pan
jan
g Ja
lan
Ko
lekt
or
Ke
rap
atan
SM
A/S
MK
Ke
rap
atan
Per
guru
an T
ingg
iK
era
pat
an P
olik
linik
dan
…K
era
pat
an R
SB
anya
knya
Pe
lan
ggan
Lis
trik
KK
Pen
ggu
na
Air
PD
AM
AD
DU
MK
MIB
MA
ngk
atan
Ke
rja
Ob
jek
Wis
ata
De
sa W
isat
aU
sah
a &
Jas
a…K
era
pat
an P
asar
Ke
rap
atan
Per
toko
anK
era
pat
an M
all
Ke
rap
atan
Ban
kR
asio
Te
nak
er N
on
…Ti
ngk
at K
ese
jah
tera
anP
DR
B
Total NilaiKlaster 4
109 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Berdasarkan gambar diagram di atas maka dapat disimpulkan
bahwa klaster 4 memiliki empat aspek yang tinggi total nilainya
dibandingkan aspek lain yaitu keamanan bencana, kesesuaian lahan untuk
dikembangkan, jumlah Industri Besar – Menengah (IBM), serta tingkat
kesejahteraan. Keempat desa memiliki nilai lebih dari 5 hampir untuk
semua aspek kecuali aspek tingkat kesejahteraan dimana Desa Triharjo
nilainya kurang dari 5 yaitu 4.
5.1.5 Klaster 5 Condongcatur – Caturtunggal – Maguwoharjo - Sendangtirto
Berdasarkan gambar diagram di atas maka dapat
disimpulkan bahwa klaster 5 memiliki banyak aspek dengan total
nilai yang tinggi dibandingkan aspek lain tepatnya 13 aspek yaitu
keamanan bencana, kesesuaian lahan untuk dikembangkan,
jumlah penduduk tamatan SMA ke atas, jumlah penduduk usia
produktif, ketersediaan jalan arteri, kerapatan perguruan tinggi,
ketersediaan prasarana listrik, jumlah UMKM, jumlah Industri
Besar – Menengah (IBM), jumlah angkatan kerja, rasio tenaga
Gambar 5.6 Diagram Total Nilai Kecepatan Pertumbuhan Klaster 5 Sumber : Analisis Penulis
05
1015202530354045
Air
Per
ikan
anTa
nam
an P
anga
nSa
yura
nB
uah
Bam
bu
Kay
uP
ete
rnak
anLa
nsk
ap A
lam
Cag
ar B
ud
aya
Ke
aman
an B
en
can
aK
ese
suai
an L
ahan
Pen
du
du
k Ta
mat
an S
MA
ke
…P
arti
sip
asi M
asya
raka
t…P
usa
t P
elat
ihan
Per
tan
ian
…P
end
ud
uk
Usi
a P
rod
ukt
ifK
era
pat
an J
alan
Pan
jan
g Ja
lan
Art
eri
Pan
jan
g Ja
lan
Ko
lekt
or
Ke
rap
atan
SM
A/S
MK
Ke
rap
atan
Per
guru
an T
ingg
iK
era
pat
an P
olik
linik
dan
…K
era
pat
an R
SB
anya
knya
Pe
lan
ggan
Lis
trik
KK
Pen
ggu
na
Air
PD
AM
AD
DU
MK
MIB
MA
ngk
atan
Ke
rja
Ob
jek
Wis
ata
De
sa W
isat
aU
sah
a &
Jas
a K
epar
iwis
ataa
nK
era
pat
an P
asar
Ke
rap
atan
Per
toko
anK
era
pat
an M
all
Ke
rap
atan
Ban
kR
asio
Te
nak
er N
on
…Ti
ngk
at K
ese
jah
tera
anP
DR
B
Total NilaiKlaster 5
110 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
kerja primer dan non primer, tingkat kesejahteraan, serta PDRB. Untuk lokasi potensi di
tiap komponen desanya (nilai > 5) adalah :
- Keamanan Bencana: Maguwoharjo, Condongcatur, CaturtunggalSayuran :
Umbulharjo, Kepuuharjo, Glagahharjo
- Kesesuaian Lahan: Maguwoharjo, Condongcatur, Caturtunggal, Sendangtirto
- Tamatan SMA ke Atas: Maguwoharjo, Condongcatur, Caturtunggal
- Penduduk Usia Produkstif: Maguwoharjo, Condongcatur, Caturtunggal
- Ketersediaan Jalan Arteri: Maguwoharjo, Condongcatur, Caturtunggal
- Kerapatan Perguruan Tinggi: Condongcatur, Caturtunggal
- Ketersediaan Prasarana Listrik: Maguwoharjo, Condongcatur, Caturtunggal
- UMKM: Maguwoharjo, Condongcatur, Caturtunggal
- IBM: Maguwoharjo, Condongcatur, Caturtunggal
- Angkatan Kerja: Maguwoharjo, Condongcatur, Caturtunggal
- Rasio Tenaga Kerja Primer Non-Primer : Maguwoharjo, Condongcatur,
Caturtunggal
- Tingkat Kesejahteraan: Maguwoharjo, Condongcatur, Caturtunggal
- PDRB: Maguwoharjo, Condongcatur, Caturtunggal
5.1.6 Klaster 6 Kali-Jogo Tirto
Gambar 5.7 Diagram Total Nilai Kecepatan Pertumbuhan Klaster 6 Kali-Jogo Tirto Sumber : Analisis Penulis
0
5
10
15
20
25
Air
Per
ikan
anTa
nam
an P
anga
nSa
yura
nB
uah
Bam
bu
Kay
uP
ete
rnak
anLa
nsk
ap A
lam
Cag
ar B
ud
aya
Ke
aman
an B
en
can
aK
ese
suai
an L
ahan
Pen
du
du
k Ta
mat
an S
MA
ke
…P
arti
sip
asi M
asya
raka
t…P
usa
t P
elat
ihan
Per
tan
ian
…P
end
ud
uk
Usi
a P
rod
ukt
ifK
era
pat
an J
alan
Pan
jan
g Ja
lan
Art
eri
Pan
jan
g Ja
lan
Ko
lekt
or
Ke
rap
atan
SM
A/S
MK
Ke
rap
atan
Per
guru
an T
ingg
iK
era
pat
an P
olik
linik
dan
…K
era
pat
an R
SB
anya
knya
Pe
lan
ggan
Lis
trik
KK
Pen
ggu
na
Air
PD
AM
AD
DU
MK
MIB
MA
ngk
atan
Ke
rja
Ob
jek
Wis
ata
De
sa W
isat
aU
sah
a &
Jas
a K
epar
iwis
ataa
nK
era
pat
an P
asar
Ke
rap
atan
Per
toko
anK
era
pat
an M
all
Ke
rap
atan
Ban
kR
asio
Te
nak
er N
on
…Ti
ngk
at K
ese
jah
tera
anP
DR
B Total NilaiKlaster 6
111 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Berdasarkan gambar diagram di atas maka dapat
disimpulkan bahwa klaster 6 memiliki lima aspek yang lebih tinggi
total nilainya dibandingkan aspek lain yaitu perikanan, tanaman
pangan, kesesuaian lahan untuk dikembangkan, kerapatan pasar,
serta tingkat kesejahteraan. Kedua desa yaitu Kalitirto dan Jogotirto
memiliki nilai tinggi di kelima aspek.
5.1.7 Klaster 7 Sambirejo Boko-Wukir-Gayam Harjo
Berdasarkan gambar diagram di atas maka dapat disimpulkan
bahwa klaster 7 memiliki empat aspek yang lebih tinggi total nilainya
dibandingkan aspek lain yaitu tanaman pangan, cagar budaya,
kesesuaian lahan untuk dikembangkan, serta tingkat kesejahteraan.
0
5
10
15
20
25
30
35
Air
Per
ikan
anTa
nam
an P
anga
nSa
yura
nB
uah
Bam
bu
Kay
uP
ete
rnak
anLa
nsk
ap A
lam
Cag
ar B
ud
aya
Ke
aman
an B
en
can
aK
ese
suai
an L
ahan
Pen
du
du
k Ta
mat
an S
MA
…P
arti
sip
asi M
asya
raka
t…P
usa
t P
elat
ihan
Per
tan
ian
…P
end
ud
uk
Usi
a P
rod
ukt
ifK
era
pat
an J
alan
Pan
jan
g Ja
lan
Art
eri
Pan
jan
g Ja
lan
Ko
lekt
or
Ke
rap
atan
SM
A/S
MK
Ke
rap
atan
Per
guru
an T
ingg
iK
era
pat
an P
olik
linik
dan
…K
era
pat
an R
SB
anya
knya
Pe
lan
ggan
Lis
trik
KK
Pen
ggu
na
Air
PD
AM
AD
DU
MK
MIB
MA
ngk
atan
Ke
rja
Ob
jek
Wis
ata
De
sa W
isat
aU
sah
a &
Jas
a…K
era
pat
an P
asar
Ke
rap
atan
Per
toko
anK
era
pat
an M
all
Ke
rap
atan
Ban
kR
asio
Te
nak
er N
on
…Ti
ngk
at K
ese
jah
tera
anP
DR
B
Total NilaiKlaster 7
Gambar 5.8 Diagram Total Nilai Kecepatan Pertumbuhan Klaster 7
Sambirejo Boko-Wukir-Gayam Harjo Sumber : Analisis Penulis
112 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
5.1.8 Klaster 8 Sido Luhur-Mulyo
Berdasarkan gambar diagram di atas maka dapat
disimpulkan bahwa klaster 8 memiliki tiga aspek yang lebih tinggi
total nilainya dibandingkan aspek lain yaitu keamanan bencana,
kesesuaian lahan untuk dikembangkan, serta tingkat kesejahteraan.
Kedua desa memiliki nilai tinggi di ketiga aspek.
5.1.9 Klaster 9 Sendang Sari-Arum
Gambar 5.9 Diagram Total Nilai Kecepatan Pertumbuhan Klaster 6 Kali-Jogo Tirto Sumber : Analisis Penulis
0
5
10
15
20
25
Air
Per
ikan
anTa
nam
an P
anga
nSa
yura
nB
uah
Bam
bu
Kay
uP
ete
rnak
anLa
nsk
ap A
lam
Cag
ar B
ud
aya
Ke
aman
an B
en
can
aK
ese
suai
an L
ahan
Pen
du
du
k Ta
mat
an S
MA
…P
arti
sip
asi M
asya
raka
t…P
usa
t P
elat
ihan
Per
tan
ian
…P
end
ud
uk
Usi
a P
rod
ukt
ifK
era
pat
an J
alan
Pan
jan
g Ja
lan
Art
eri
Pan
jan
g Ja
lan
Ko
lekt
or
Ke
rap
atan
SM
A/S
MK
Ke
rap
atan
Per
guru
an T
ingg
iK
era
pat
an P
olik
linik
dan
…K
era
pat
an R
SB
anya
knya
Pe
lan
ggan
Lis
trik
KK
Pen
ggu
na
Air
PD
AM
AD
DU
MK
MIB
MA
ngk
atan
Ke
rja
Ob
jek
Wis
ata
De
sa W
isat
aU
sah
a &
Jas
a…K
era
pat
an P
asar
Ke
rap
atan
Per
toko
anK
era
pat
an M
all
Ke
rap
atan
Ban
kR
asio
Te
nak
er N
on
…Ti
ngk
at K
ese
jah
tera
anP
DR
B
Total NilaiKlaster 8
Gambar 5.10 Diagram Total Nilai Kecepatan Pertumbuhan Klaster 9 Sendang Sari-Arum Sumber : Analisis Penulis
0
5
10
15
20
25
Air
Pe
rika
nan
Tan
aman
Pan
gan
Sayu
ran
Bu
ahB
amb
uK
ayu
Pe
tern
akan
Lan
skap
Ala
mC
agar
Bu
day
aK
eam
anan
Ben
can
aK
eses
uai
an L
ahan
Pe
nd
ud
uk
Tam
atan
SM
A k
e…P
arti
sip
asi M
asya
raka
t…P
usa
t P
ela
tih
an P
erta
nia
n…
Pe
nd
ud
uk
Usi
a P
rod
ukt
ifK
erap
atan
Jal
anP
anja
ng
Jala
n A
rte
riP
anja
ng
Jala
n K
ole
kto
rK
erap
atan
SM
A/S
MK
Ker
apat
an P
ergu
ruan
Tin
ggi
Ker
apat
an P
olik
linik
dan
…K
erap
atan
RS
Ban
yakn
ya P
elan
ggan
Lis
trik
KK
Pen
ggu
na
Air
PD
AM
AD
DU
MK
MIB
MA
ngk
atan
Ker
jaO
bje
k W
isat
aD
esa
Wis
ata
Usa
ha
& J
asa
Kep
ariw
isat
aan
Ker
apat
an P
asar
Ker
apat
an P
erto
koan
Ker
apat
an M
all
Ker
apat
an B
ank
Ras
io T
enak
er N
on
…Ti
ngk
at K
ese
jah
tera
anP
DR
B
Total NilaiKlaster 9
113 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Berdasarkan gambar diagram di atas maka dapat disimpulkan
bahwa klaster 8 memiliki tiga aspek yang lebih tinggi total nilainya
dibandingkan aspek lain yaitu keamanan bencana, kesesuaian lahan
untuk dikembangkan, serta tingkat kesejahteraan. Kedua desa memiliki
nilai tinggi di ketiga aspek.
5.1.10 Desa Embrio 1 Sumberrahayu
Berdasarkan gambar diagram di atas maka dapat disimpulkan
bahwa Desa Sumberrahayu memiliki delapan aspek yang lebih tinggi
nilainya dibandingkan aspek lain yaitu tanaman pangan, sayuran,
keamanan bencana, kesesuaian lahan untuk dikembangkan, partisipasi
masyarakat, jumlah desa wisata, kerapatan pasar, serta tingkat
kesejahteraan.
Gambar 5.11 Diagram Total Nilai Kecepatan Pertumbuhan Desa Embrio 1 Sumberrahayu Sumber : Analisis Penulis
0123456789
10
Air
Per
ikan
anTa
nam
an P
anga
nSa
yura
nB
uah
Bam
bu
Kay
uP
ete
rnak
anLa
nsk
ap A
lam
Cag
ar B
ud
aya
Ke
aman
an B
en
can
aK
ese
suai
an L
ahan
Pen
du
du
k Ta
mat
an S
MA
…P
arti
sip
asi M
asya
raka
t…P
usa
t P
elat
ihan
Per
tan
ian
…P
end
ud
uk
Usi
a P
rod
ukt
ifK
era
pat
an J
alan
Pan
jan
g Ja
lan
Art
eri
Pan
jan
g Ja
lan
Ko
lekt
or
Ke
rap
atan
SM
A/S
MK
Ke
rap
atan
Per
guru
an T
ingg
iK
era
pat
an P
olik
linik
dan
…K
era
pat
an R
SB
anya
knya
Pe
lan
ggan
Lis
trik
KK
Pen
ggu
na
Air
PD
AM
AD
DU
MK
MIB
MA
ngk
atan
Ke
rja
Ob
jek
Wis
ata
De
sa W
isat
aU
sah
a &
Jas
a…K
era
pat
an P
asar
Ke
rap
atan
Per
toko
anK
era
pat
an M
all
Ke
rap
atan
Ban
kR
asio
Te
nak
er N
on
…Ti
ngk
at K
ese
jah
tera
anP
DR
B
NilaiEmbrio 1
114 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
5.1.11 Desa Embrio 2 Sumberrejo
Berdasarkan gambar diagram di atas maka dapat
disimpulkan bahwa Desa Sumberrejo memiliki lima aspek yang lebih
tinggi nilainya dibandingkan aspek lain yaitu keamanan bencana,
kesesuaian lahan untuk dikembangkan, kerapatan poliklinik dan
puskesmas, kerapatan pasar, serta tingkat kesejahteraan.
5.1.12 Desa Embrio 3 Sindumartani
Gambar 5.12 Diagram Total Nilai Kecepatan Pertumbuhan Desa Embrio 2 Sumberrejo Sumber : Analisis Penulis
0
2
4
6
8
10
12A
irP
erik
anan
Tan
aman
Pan
gan
Sayu
ran
Bu
ahB
amb
uK
ayu
Pet
ern
akan
Lan
skap
Ala
mC
agar
Bu
day
aK
eam
anan
Be
nca
na
Ke
sesu
aian
Lah
anP
end
ud
uk
Tam
atan
SM
A…
Par
tisi
pas
i Mas
yara
kat…
Pu
sat
Pel
atih
an P
erta
nia
n…
Pen
du
du
k U
sia
Pro
du
ktif
Ke
rap
atan
Jal
anP
anja
ng
Jala
n A
rte
riP
anja
ng
Jala
n K
ole
kto
rK
era
pat
an S
MA
/SM
KK
era
pat
an P
ergu
ruan
Tin
ggi
Ke
rap
atan
Po
liklin
ik d
an…
Ke
rap
atan
RS
Ban
yakn
ya P
ela
ngg
an L
istr
ikK
K P
engg
un
a A
ir P
DA
MA
DD
UM
KM
IBM
An
gkat
an K
erj
aO
bje
k W
isat
aD
esa
Wis
ata
Usa
ha
& J
asa…
Ke
rap
atan
Pas
arK
era
pat
an P
erto
koan
Ke
rap
atan
Mal
lK
era
pat
an B
ank
Ras
io T
en
aker
No
n…
Tin
gkat
Ke
seja
hte
raan
PD
RB
NilaiEmbrio 2
Gambar 5.13 Diagram Total Nilai Kecepatan Pertumbuhan Desa Embrio 3 Sindumartani Sumber : Analisis Penulis
0
2
4
6
8
10
12
Air
Per
ikan
anTa
nam
an P
anga
nSa
yura
nB
uah
Bam
bu
Kay
uP
ete
rnak
anLa
nsk
ap A
lam
Cag
ar B
ud
aya
Ke
aman
an B
en
can
aK
ese
suai
an L
ahan
Pen
du
du
k Ta
mat
an S
MA
…P
arti
sip
asi M
asya
raka
t…P
usa
t P
elat
ihan
Per
tan
ian
…P
end
ud
uk
Usi
a P
rod
ukt
ifK
era
pat
an J
alan
Pan
jan
g Ja
lan
Art
eri
Pan
jan
g Ja
lan
Ko
lekt
or
Ke
rap
atan
SM
A/S
MK
Ke
rap
atan
Per
guru
an T
ingg
iK
era
pat
an P
olik
linik
dan
…K
era
pat
an R
SB
anya
knya
Pe
lan
ggan
Lis
trik
KK
Pen
ggu
na
Air
PD
AM
AD
DU
MK
MIB
MA
ngk
atan
Ke
rja
Ob
jek
Wis
ata
De
sa W
isat
aU
sah
a &
Jas
a…K
era
pat
an P
asar
Ke
rap
atan
Per
toko
anK
era
pat
an M
all
Ke
rap
atan
Ban
kR
asio
Te
nak
er N
on
…Ti
ngk
at K
ese
jah
tera
anP
DR
B
NilaiEmbrio 3
115 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016
Berdasarkan gambar diagram di atas maka dapat
disimpulkan bahwa Desa Sindumartani memiliki lima aspek yang
lebih tinggi nilainya dibandingkan aspek lain yaitu cadangan air,
perikanan, kesesuaian lahan untuk dikembangkan, Alokasi Dana Desa
(ADD), serta tingkat kesejahteraan