Post on 24-Dec-2015
description
K3 & H. KETENAGAKERJAAN
BAB 1 PERKEMBANGAN, TUJUAN DAN PERANAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA
TEKNIK KIMIAPOLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
SEJARAH PERKEMBANGAN K3
Sejarah perkembangan K3 dari zaman pra sejarah sampai dengan zaman modern sekarang diringkas sebagai berikut :
1. Zaman Pra Sejarah
Pada zaman batu dan goa (Paleolithic dan Neolithic) dimana saat itu manusia mulai membuat kapak dan tombak yang mudah digunakan serta tidak membahayakan saat digunakan.
2. Zaman Mesir Kuno
Pada masa ini banyak sekali dilakukan pekerjaan-pekerjaan raksasa yang melibatkan banyak orang sebagai pekerja sehingga Raja Ramses II menyediakan tabib serta pelayan untuk menjaga kesehatan pekerjanya.
3. Zaman Romawi
Pada masa pemerintahan Jenderal Aleksander Yang Agung sudah dilakukan pelayan kesehatan bagi angkatan perang.
4. Abad Pertengahan Pada abad pertengahan sudah dilakukan pembayaran terhadap pekerja yang mengalamiKecelakaan sehingga berakibat cacat atau meninggal.
5. Abad Ke-16 Salah satu tokoh yang bernama Paracelsus mulai memperkenalkan penyakit-penyakit akibat kerja terutama yang dialami oleh pekerja tambang. Dan seorang ahli yang bernama Agricola sudah mulai melakukan upaya pengendalian bahaya timbal di pertambangan dengan menerapkan prinsip ventilasi.
6. Abad Ke-17 Hingga sekarang Pada abad ke-17, Bernardine Ramazzini atau yang dikenal dengan sebutan Bapak K3 menguraikan tentang berbagai jenis penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja kedalam buku yang berjudul “Discourse on the diseases of workers”. Pada pertengahan abad ke-18, dimana saat itu terjadi revolusi industri dengan ditemukannya mesin-mesin baru untuk industri, maka K3 ikut mengalami perkembangan yang pesat lagi.
Selanjutnya pada abad ke-20 saat ini dimana negara-negara maju telah mengalami perkembangan dan kemajuan teknologi seperti teknologi komunikasi, pertambangan dan lain-lain yang merupakan tantangan bagi perkembangan K3. Dan kenyataan mampu berkembang mengikuti kemajuan yang cepat sesuai dengan perkembangan teknologi.
SEJARAH PERKEMBANGAN K3 DI INDONESIA
o Perkembangan K3 di Indonesia tidak diketahui secara pasti kapan tepatnya, namun perkembangan K3 baru dirasakan (terjadi) beberapa tahun setelah negara kita merdeka yaitu pada saat munculnya Undang-Undang Kerja dan Undang-Undang Kecelakaan.
o Pada tahun 1966 didirikan Lembaga igiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja di Departemen Tenaga Kerja, dan Dinas Higiene Perusahaan/Sanitasi umum dan Dinas Kesehatan Tenaga Kerja di Departemen Kesehatan.
o Selanjutnya pada tahun 1967 telah didirikan Lembaga Kesehatan Buruh (Lembaga Keselamatan dan Kesehatan Buruh) oleh Departemen Perburuhan.
Jadi perkembangan K3 di Indonesia berjalan bersama-sama dengan pengembangan kesehatan kerja .
Tujuan k3
Kesehatan kerja memiliki beberapa tujuan sebagai berikut : 1. Mencegah terjadinya penyakit akibat kerja 2. Meningkatkan derajat kesehatan pekerja melalui promosi K3 3. Menjaga status kesehatan dan kebugaran pekerja pada kondisi optimal.
Keselamatan kerja memiliki beberapa tujuan sebagai berikut : 1. Menciptkan sistem kerja yang aman mulai dari input, proses dan output. 2. Mencegah terjadinya kerugian baik moril maupun materil akibat terjadinya
kecelakaan. 3. Melakukan pengendalian terhadap resiko yang ada ditempat kerja.
Peranan k3 terhadap usaha kesehatan masyarakat
Berkonstribusi dalam upaya perlindungan kesehatan para pekerja dengan upaya promosi kesehatan, pemantauan dan survailan kesehatan
Berkonstribusi dalam upaya peningkatan daya tahan tubuh dan kebugaran pekerja. Menciptakan system kerja yang aman atau yang mempunyai potensi resiko yang
rendah terhadap terjadinya kecelakaan dan menjaga aset perusahaan dari kemungkinan loss
Memperbaiki kesadaran terhadap masyarakat dalam kesehatan keselamatan kerja
PENYEBAB TERJADI KECELAKAAN
H.W Heinrich dengan Teori Dominonya menggolongkan penyebab kecelakaan menjadi dua, yaitu :
1. Unsafe Action (Tindakan Tidak Aman)
Unsafe Action adalah suatu tindakan yang memicu terjadinya
suatu kecelakaan kerja. Contohnya adalah tidak mengenakan
masker, merokok di tempat yang rawan terjadi kebakaran, tidak
mematuhi peraturan dan larangan K3, dan lain-lain. Tindakan
ini bisa berbahaya dan menyebabkan terjadinya kecelakaan.
2. Unsafe Coindition (Kondisi Tidak Aman) Unsafe Coindition berkaitan erat dengan kondisi lingkungan
kerja yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan. Banyak ditemui bahwa terciptanya kondisi yang tidak aman ini karena kurangnya ergonomis.
Contohnya lantai yang licin, tangga yang rusak, udara yang pengap, kurangnya pencahayaan dan lain-lain.
Selanjutnya Frank Bird mengembangkan teori dari H.W Heinrich.
Frank Bird menggolongkan penyebab kecelekaan menjadi
penyebab langsung dan penyebab tidak langsung .
Penyebab langsung kecelakaan adalah pemicu yang langsung
menyebabkan terjadinya kecelakaan tersebut, misalkan
terpeleset, kejatuhan suatu benda, dan lain-lain. Sedangkan
penyebab tidak langsung adalah merupakan factor yang memicu
atau memberikan kontribusi terhadap terjadinya kecelakaan
tersebut.
Misalnya tumpahan minyak yang menyebakan lantai licin,
kondisi penerangan yang tidak baik, terburu-buru atau kurang
nya pengawasan, dan lain-lain. Meskipun penyebab tidak
langsung hanyalah sebagai penyebab atau pemicu yang
menyebabkan terjadinya kecelakaan, namun sebenarnya hal
tersebutlah yang harus dianalisa secara detail mengapa faktor
tersebut bisa dan dapat terjadi.
FAKTOR PENYEBAB TERJADI KECELAKAAN
Kecelakaan –kecelakaan akibat kerja yang sering terjadi banyak di sebabkan oleh faktor manusia dan sedikit dipengaruhi oleh faktor alat.
1. FAKTOR MANUSIA Adapun faktor manusia dipengaruhi oleh : a. Latar belakang pendidikan Latar belakang pendidikan seseorang dapat mempengaruhi tindakan seseorang dalam bekerja. Orang yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi cenderung berfikir lebih panjang atau dalam memandang sesuatu pekerjaan akan melihat dari berbagai segi. Misalnya dari segi keamanan alat atau dari segi keamanan diri. Lain halnya dengan orang yang berpendidikan lebih rendah, cenderung akan berfikir lebih pendek atau bisa di katakan ceroboh dalam bertindak. Misalnya ketika kita melakukan pekerjaan yang sangat beresiko terhadap kecelakaan kerja tetapi kita tidak memakai peralatan safety dengan benar. Hal ini yang tentunya akan menimbulkan kecelakaan.
b. Psikologis Faktor Psikologis juga sangat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Psikologis seseorang sangat berpengaruh pada konsentrasi dalam melakukan suatu pekerjaan. Bila konsentrasi sudah terganggu maka akan mempengaruhi tindakan-tindakan yang akan dilakukan ketika bekerja. Sehingga kecelakaan kerja sangat mungkin terjadi. Contoh faktor psikologis yang dapat mempengaruhi konsentrasi adalah : Masalah-masalah dirumah yang terbawa ke tempat bekerja Suasana kerja yang tidak kondusif Adanya pertengkaran dengan dengan teman sekerja
c. Keterampilan Keterampilan disini bisa diartikan pengalaman seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan. Misalnya melakukan start/stop pada sebuah peralatan, memakai alat-alat keselamatan, dan lain-lain. Pengalaman sangat dibutuhkan ketika melakukan pekerjaan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang berakibat timbulnya kecelakaan kerja.
d. Fisik Lemahnya kondisi fisik seseorang berpengaruh pada menurunnya tingkat konsentrasi dan motivasi dalam bekerja. Sedangkan kita tahu bahwa konsentrasi dan motivasi sangat dibutuhkan ketika bekerja. Bila sudah terganggu, kecelakaan sangat mungkin terjadi. Contoh faktor fisik ini adalah :o Kelelahan.o Menderita Suatu Penyakit
2. FAKTOR ALAT Kondisi suatu peralatan baik itu umur maupun kualitas sangat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Alat-alat yang sudah tua kemungkinan rusak itu ada. Apabila alat itu sudah rusak, tentu saja dapat mengakibatkan kecelakaan. Contohnya adalah : -Perpipaan yang sudah tua. -Alat-alat safety yang sudah rusak.
Setelah kita mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan suatu
kecelakaan kerja, kita dapat mencegahnya yaitu dengan cara :
FAKTOR MANUSIA
Menyelesaikan masalah-masalah yang ada tanpa harus
menundanya.
Jangan mencampur adukkan masalah dirumah dan di tempat
kerja.
Sering membaca buku-buku pengetahuan agar wawasan kita
bertambah.
Selalu menjaga kebugaran dan kesehatan dengan teratur
berolahraga.
Menambah penglaman dalam suatu pekerjaan.
FAKTOR ALAT
Melakukan peremajaan pada alat-alat yang sudah tua.
Melakukan kualitas kontrol pada alat-alat yang ada di tempat
kerja.
DAERAH RAWAN
Definisi daerah rawan : berbagai tempat yang memiliki atau adanya :
1. Kerugian ekonomi yang disebabkan tidak efisiennya penanganan
bahan-bahan kimia.
2. Resiko terhadap kesehatan pekerja dan atau lingkungan yang terkait
dengan bahan kimia.
BAGAIMANA MENGENALI “DAERAH RAWAN”?
Dengan cara melakukan peninjauan dimulai dari pembeliaan,
pengiriman, penyimpanan , penanganan, pemrosesan dan terakhir
yaitu pembuangan.