Post on 14-Feb-2018
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SENAM
KESEIMBANGAN DALAM PENJASORKES MELALUI
PENDEKATAN LINGKUNGAN BEKAS REL
KERETA TEBU PADA SISWA KELAS III
SD NEGERI GROBOG KULON 02
DI KECAMATAN PANGKAH
KABUPATEN TEGAL
SKRIPSI diajukan dalam rangka Penyelesaian Studi Strata 1
Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Is Pujiati
6102909121
JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
ii
SARI
Is Pujiati (2011), Pengembangan Model Pembelajaran Senam Keseimbangan
Dalam Penjorkes Melalui Pendekatan Lingkungan Bekas Rel Kereta Tebu
Pada Siswa Kelas III SD Negeri Grobog Kulon 02 Di Kecamatan Pangkah
Kabupaten Tegal. Skripsi, Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi,
Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Utama
Rumini, S.Pd, M.Pd Pembimbing Pendamping Drs Kriswantoro, M.Pd.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk model
pembelajaran senam keseimbangan dalam penjasorkes melalui pendekatan
lingkungan bekas rel kereta tebu pada siswa kelas III SD Negeri Grobog Kulon
02 di Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal. Adapun tujuan penelitian ini adalah
untuk menghasilkan model pembelajaran senam keseimbangan melalui
pendekatan lingkungan bekas rel kereta tebu siswa Kelas III SD Negeri Grobog
Kulon 02 di Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal.
Penelitian ini menggunakan metode pengembangan yang merupakan
dasar untuk mengembangkan produk yang akan di hasilkan, adapun
prosedur/langkah-langkahnya sebagai berikut : 1) melakukan analisis produk yang
akan dikembangkan; 2) mengembangkan produk awal; 3) validasi ahli dan revisi;
4) uji coba lapangan skala kecil dan revisi produk; dan 5) uji coba lapangan skala
besar dan produk akhir. Tekhnik pengambilan sampel menggunakan total sample
dengan jumlah sampel sebanyak 30 siswa. Data diambil dengan kuesioner/angket
Hasil penelitian menunjukan bahwa pengembangan model pembelajaran
keseimbangan gerak melalui pendekatan lingkungan bekas rel kereta tebu pada
siswa kelas III SD Negeri Grobog Kulon 02 Kecamatan Pangkah Kabupaten
Tegal ternyata memenuhi kriteria Baik sehingga dapat digunakan untuk siswa SD.
Hal ini berdasarkan analisis data evaluasi ahli Penjasorkes dan ahli pembelajaran
pada uji coba skala kecil, didapat rata-rata presentase 90.00%. Dengan kategori
sangat tinggi. Hasil analisis data uji coba skala kecil didapat rata-rata presentase
pilihan jawaban yang sesuai 87.33%, hasil analisis data uji coba skala besar rata-
rata prosentasi sebesar 89,75 %.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran senam keseimbangan dalam penjasorkes melalui pendekatan
lingkungan bekas rel kereta tebu pada siswa kelas III SD Negeri Grobog Kulon
02 dapat digunakan dan sangat baik. Harapan peneliti kepada guru penjas untuk
dapat memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada dilingkungan sekitar Saran
agar bagi guru penjasorkes di sekolah dasar diharapkan dapat mengembangkan
model-model pembelajaran yang menarik untuk digunakan dalam pembelajaran
keseimbangan gerak di sekolah.
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar karya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian ataupun
seluruhnya. Pendapat dan temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 2011
Is Pujiati
6102909121
iv
PENGESAHAN
Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Semarang
Pada Hari :
Tanggal :
Panitia ujian
Ketua
Drs. Said Junaidi, M.Kes
NIP. 19690715 199403 1 001
Sekretaris
Drs Tri Rustiadi, M.Kes
NIP. 19641023 199002 1 001
Dewan Penguji
1. Drs Hermawan Pamot R, M.Pd (Penguji Utama)
NIP 19651020 199103 1 002
2. Rumini, S.Pd.,M.Pd (Penguji 1)
NIP 19700223 199512 2 001
3. Drs Kriswantoro, M.Pd (Penguji 2)
NIP 19610630 198703 1 003
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Menurut sastrawan Romawi Vergilius “Labor Omniavin Cit Impobus”, yang
artinya kerja penuh ketekunan pasti dapat mengalahkan segala rintangan (Engkos
Kosasih). Kerja keras adalah kumpulan dari hal-hal yang telah kau kerjakan saat
seharusnya kau kerjakan (John Maxwell).
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan sebagai
ungkapan rasa terimakasih kepada :
1. Suamiku yang tercinta atas doa dan
kasih sayangnya yang selalu mengalir.
2. Buat anak-anakku yang tercinta yang
telah selalu menyayangi aku.
3. Teman-temanku yang selalu
mendukungku
vi
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan
HidayahNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Keberhasilan
dalam penyelesaian skripsi ini juga atas bantuan dari berbagai pihak, dengan rasa
rendah hati saya sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberi kesempatan untuk
kuliah di UNNES
2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan kesempatan untuk mengadakan penelitian
3. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk mengadakan
penelitian.
4. Pembimbing Utama Rumini,S.Pd., M.Pd dan Pembimbing Pendamping. Drs.
Kriswantoro, M.Pd atas petunjuk dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi
ini.
5. Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Pangkah atas ijin penelitian.
6. Kepala SD Negeri Grobog Kulon 02 Kecamatan Pangkah yang telah memberi
kemudahan dalam penelitian ini.
7. Dewan Guru SD Negeri Grobog Kulon 02 Kecamatan Pangkah yang telah
membantu dan memberi motivasi dalam pelaksanaan penelitian ini.
8. Rekan-rekan seperjuangan yang telah banyak membantu pelaksanaan
penelitian
vii
9. Siswa putra kelas III SD Negeri Grobog Kulon 02 Kecamatan Pangkah
Kabupaten Tegal yang telah bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini
10. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik langsung maupun tidak
langsung dalam peneletian skripsi ini.
Semoga segala amal baik dari semua pihak, mendapat imbalan yang
berlipat ganda dari Allah SWT. Akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa
skripsi ini masih jauh dari sempurna, diharapkan adanya saran kritik dari semua
pihak dan bermanfaat bagi pembaca.
Semarang, Agustus 2011
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................ i
SARI......................................................................................................... ii
PERNYATAAN....................................................................................... iii
PENGESAHAN....................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................................... v
KATA PENGANTAR.............................................................................. vi
DAFTAR ISI............................................................................................ viii
DAFTAR TABEL................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR.............................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................
1.2 Perumusan Masalah..........................................................................
1.3 Tujuan Pengembangan......................................................................
1.4 Spesifikasi Produk............................................................................
1.5 Pentingnya Pengembangan...............................................................
1.6 Sumber Pemecahan Masalah...........................................................
1
4
5
5
5
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
2.1 Kajian Pustaka..................................................................................
2.1.1 Karakteristik Penjasorkes SD.........................................................
2.1.2 Pembelajaran dan Belajar Gerak....................................................
2.1.3 Karakter.........................................................................................
2.1.4 pembelajaran Senam.......................................................................
2.1.5 Keseimbangan................................................................................
2.1.6 Teori Keseimbangan Gerak..........................................................
2.1.7 Komponen-komponen pengontrol keseimbangan.........................
2.1.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan.........................
2.1.9 Teori Modifikasi Media Pembelajaran.........................................
2.1.10 Modifikasi materi pembelajaran..................................................
2.1.11 Modifikasi Lingkungan Persawahan............................................
2.2 kerangka Berpikir.............................................................................
10
10
13
15
16
18
19
20
23
25
29
31
35
ix
BAB III METODE PENGEMBANGAN
3.1 Model Pengembangan.......................................................................
3.2 Prosedur Penilitian............................................................................
3.2.1 Analisis Kebutuhan........................................................................
3.2.2 Pembuatan Produk Awal................................................................
3.2.3 Uji Coba Produk.............................................................................
3.2.4 Revisi Produk Pertama...................................................................
3.2.5 Revisi Produk akhir........................................................................
3.2.6 Hasil akhir......................................................................................
3.3 Uji Coba Produk...............................................................................
3.3.1 Desain Uji Coba.............................................................................
3.3.2 Subyek Uji Coba............................................................................
3.4 Cetak biru produk.............................................................................
3.5 Jenis Data..........................................................................................
3.6 Instrumen Data..................................................................................
3.7 Analisis Data......................................................................................
37
38
38
39
39
39
39
39
40
40
42
42
43
43
45
BAB IV HASIL PENGEMBANGAN
4.1 Penyajian Hasil Data Uji Coba I........................................................
4.1.1 data analisis kebutuhan...................................................................
4.1.2 diskripsi draf produk awal..............................................................
4.1.3 validasi ahli....................................................................................
4.2 Hasil Analisis Data Uji Coba I..........................................................
4.2.1 data uji coba kelompok kecil.........................................................
4.2.2 Analisis hasil uji coba skala kecil...................................................
4.3 Revisi Produk.....................................................................................
4.4 Penyajian Data Hasil Uji Coba II......................................................
4.5 Hasil Analisis Data Uji Coba II.........................................................
4.6 Prototipe produk................................................................................
47
47
48
51
53
53
53
54
55
58
59
BAB V KAJIAN DAN SARAN
5.1 Kajian Prototipe produk.....................................................................
5.2 Saran Pemanfaatan, Diseminasi dan pengembangan lebih Lanjut....
63
64
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................
66
LAMPIRAN-LAMPIRAN...................................................................... 67
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Faktor, indikator dan jumlah butir kuesioner ahli............................ 44
2 Skor jawaban kuesioner ya dan tidak............................................... 44
3 Faktor, indikator dan jumlah butir kuesioner siswa.......................... 45
4 Klasifikasi persentase........................................................................ 46
5 Hasil rata-rata skor penilaian ahli...................................................... 52
6 Model pembelajaran keseimbangan gerak........................................ 59
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Keseimbangan................................................................................... 24
2 Berjalan kedepan............................................................................... 57
3 Berjalan mundur................................................................................ 57
4 Berjalan lomba kedepan.................................................................... 58
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Usulan Pembimbing.......................................................................... 67
2. Penetapan Pembimbing..................................................................... 68
3. Permohonan ijin penelitian................................................................ 70
4. Ijin Penelitian UPTD Pendidikan Kecamatan Pangkah.................... 71
5. Ijin Penelitian dari SDN Grobog Kulon 02.............. ....................... 72
6. Surat Keterangan Penelitian dari SDN Grobog Kulon 02................. 73
7. Jadwal kegiatan penelitian I.............................................................. 74
8. Jadwal kegiatan penelitian II............................................................. 76
9. Lembar Kuesioner ahli...................................................................... 78
10. Lembar kuesioner siswa.................................................................... 82
11. Hasil pengisian kuesioner ahli dan guru penjas................................ 84
12. Data Nama Sampel Uji Coba skala kecil......................................... 85
13. Hasil pengisian kuesioner skala kecil............................................... 86
14. Hasil uji coba skala kecil................................................................... 87
15 Analisis data hasil uji coba skala kecil.............................................. 88
16. Data nama uji coba skala besar....................................................... 90
17. Pengukuran denyut nadi.................................................................... 91
18. Instrumen pada uji coba skala besar................................................ 94
19. Dokumentasi ..................................................................................... 95
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Penjasorkes adalah bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan.
Oleh karena itu, sudah selayaknya bila diberikan perhatian yang proporsional.
Sejalan dengan hal tersebut, pelaksanaan pendidikan Penjasorkes di sekolah
seharusnya dilaksanakan secara efesien, efektif serta sesuai dengan kondisi fisik
dan psikis anak.
Pada saat ini, dapat dikatakan kondisi pembelajaran Penjasorkes di sekolah
dasar masih jauh dari harapan. Berbagai isu muncul dari rendahnya kualitas
pengajaran (Mutphir,1993; Mudjiharsono,1993) terbatasnya sarana dan prasarana
kegiatan PBM (Mutohir,1989) sampai pada kurang relevannya model
pembelajaran dengan kondisi perkembangan fisik dan psikis anak. Anak sering
dianggap sebagai “orang dewasa kecil”, sehingga yang terjadi dalam
pembelajaran adalah penggunaan peralatan olahraga yang mestinya digunakan
orang dewasa juga digunakan anak-anak. Belum lagi mengenai ukuran lapangan
maupun aturan mainnya.
Salah satu fakta yang tidak bisa dipungkiri tentang pengajaran penjasorkes
di sekolah adalah pengajaran memerlukan dukungan berbagai sumber untuk
mengembangkan proses pembelajaran yang mereka inginkan. Dalam kasus ini
penjasorkes sering dalam posisi yang kurang menguntungkan. Pertama banyak
orang menganggap bahwa Penjasorkes kurang pendidikan dibanding pelajaran
yang lain, seperti matematika, bahasa, dan sebagainya. Kedua penjasorkes adalah
xiv
program yang relatif mahal untuk dilaksanakan karena memerlukan banyak
perlengkapan. Pengajaran yang baik dalam Penjasorkes dalam kenyataannya lebih
dari mengembangkan keterampilan olahraga. Pengajaran yang baik tersebut
melibatkan aspek-aspek yang berhubungan dengan apa yang sebenarnya dipelajari
oleh siswa melalui partisipasinya, bukan aktivitas atau olahraga yang mana dapat
mereka lakukan. Agar program Penjasorkes berhasil dengan baik maka perlu
dikaitkan dengan program-program kegiatan lain.
Mengingat makna penting tersebut, aktivitas Penjasorkes harus diartikan
sebagai kegiatan peserta didik untuk meningkatkan keterampilan motorik dan
nilai-nilai fungsional yang mencakup kognitif, afektif, dan sosial. Aktivitas
tersebut seharusnya dipilih dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak.
Melalui kegiatan Penjasorkes diharapkan anak didik menjadi tumbuh dan
berkembang sehat dan segar jasmaninya, serta perkembangan pribadinya secara
harmonis. Dalam hubungannya dengan peningkatan prestasi olahraga, Penjasorkes
berupaya membentuk keterampilan gerak dasar yang bermanfaat dalam usaha
pembibitan olahragawan melalui kegiatan ekstra-kurikuler.
Selama ini yang terjadi di lapangan adalah guru mengajarkan penjasorkes
yang baku kepada anak yang notabene, belum mampu melakukan aktivitas
sebagaimana yang dilakukan oleh orang dewasa. Atas dasar pemikiran tersebut,
perlu melakukan modifikasi olahraga yang mengarah pada pengembangan model
pembelajaran penjasorkes yang sesuai bagi siswa di sekolah dasar. Kurikulum
Penjasorkes SD 1994, mengisyaratkan tiga pokok bahasan utama yang harus
diajarkan di sekolah dasar yaitu 1) atletik, 2) permainan, 3) senam. Johar (1990),
xv
menjelaskan pemanfaatan lingkungan lokal merupakan pendekatan sosialisasi
anak didik terhadap obyek dan persoalan kehidupan di lingkungan anak didik.
Pada gilirannya mereka mampu menyatu dengan lingkungannya, menyatu dengan
keadaannya. Sosialisasi sejak dini dengan memanfaatkan lingkungan lokal dengan
alam dan budaya setempat kepada anak didik akan menuju terwujudnya manusia
Indonesia yang cinta tanah air, berkepribadian dan berkesadaran nasional.
Sekaligus dapat menumbuhkan pemahaman mengenai relevansi lingkungan alam,
dan kehidupan sehari-hari.
Dari dasar itulah, peneliti akan mengembangkan model pembelajaran
senam keseimbangan gerak pada siswa kelas III SD Negeri Grobog Kulon 02
Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal. Pembelajaran senam Pada SD Negeri
Grobog Kulon 02 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal hampir tidak diberikan
materi pembelajaran senam, baik itu senam lantai maupun senam ritmik.
Keterbatasan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan pembelajaran
senam tidak ada, ini merupakan salah satu kendala di Sekolah Dasar Negeri
Grobog Kulon 02 dalam kegiatan pembelajaran senam. Alat-alat yang dapat
digunakan dalam kegiatan pembelajaran senam sama sekali tidak
mempunyai,diantarannya matras, Pembelajaran setiap hari hanya sepak bola,
kasti, dan Atletik.
Setiap hari pada waktu peneliti berangkat mengajar di SD Negeri Grobog
Kulon 02 melihat anak-anak berangkat sekolah berjalan di atas bantalan rel kereta
tebu yang sudah lama tidak dipergunakan lagi untuk mengangkut tebu. Dari
pengamatan setiap hari peneliti lakukan, maka peneliti bergerak hatinya untuk
xvi
mengadakan penelitian dengan materi senam keseimbangan dengan pokok
bahasan gerak dasar Jalan. Pokok bahasan gerak dasar jalan pada materi senam
keseimbangan yang sesuai dengan kurikulum KTSP tahun 2006 pada Silabus
dengan Standar Kompetensi “Mempraktikkan gerak senam dasar dan nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya dan Kompetensi Dasar ”Mempraktikkan
keseimbangan dalam bentuk senam dasar, serta nilai keselamatan, disiplin dan
keberanian,adalah pada siswa kelas III.” atas dasar itulah peneliti menggunakan
siswa kelas III sebagai subjek penelitian.
Pengembangan gerak dasar jalan pada senam keseimbangan dalam
penelitian ini, menggunakan berbagai modivikasi gerakan berjalan yang bersifat
permainan, yang menyenangkan, selain itu kaitan dengan penelitian ini tujuan
yang ingin dicapai adalah meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mengikuti
pembelajaran Penjasosrkes.
Adapun dalam penelitian ini peneliti mengambil judul ” Pengembangan
Model Pembelajaran Senam Keseimbangan Dalam Penjosorkes Melalui
Pendekatan Lingkungan Bekas Rel Kereta Tebu Pada Siswa Kelas III SD Negeri
Grobog Kulon 02 di Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal”
1.2. Perumusan Masalah.
Sehubungan dengan latar belakang masalah yang telah dikemukakan,
maka masalah yang perlu dikaji lebih mendalam melalui penelitian ini adalah
“Bagaimana bentuk model keseimbangan dalam penjasorkes melalui pendekatan
lingkungan bekas rel kereta tebu pada siswa kelas III SD Negeri Grobog Kulon
02 di Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal ”
xvii
1.3. Tujuan Pengembangan
Sesuai dengan kedua rumusan masalah penelitian di atas, maka penelitian
ini akan didasarkan pada beberapa rumusan tujuan adalah menghasilkan model
pembelajaran senam keseimbangan melalui pendekatan lingkungan bekas rel
kereta tebu untuk meningkatkan kreativitas siswa Kelas III SD Negeri Grobog
Kulon 02 di Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal
1.4. Spesifikasi Produk.
Program pengembangan Pembelajaran senam keseimbangan di lingkungan
bekas rel kereta tebu akan memuat berbagai variasi gerak dasar jalan. Produk ini
disusun untuk siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri Grobog Kulon 02 di
Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal Adapun Spesifikasi Penerapan program
pengembangan pembelajaran senam keseimbangan siswa kelas III Sekolah
Dasar Negeri Grobog Kulon 02 di Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal.
1.5 Pentingya Pengembangan
Pengembangan ini adalah untuk memperoleh pengalaman yang nyata juga
mengaplikasikan teori dan praktek selama mengikuti kegiatan pembelajaran
dalam bentuk penelitian pengembangan bentuk – bentuk program latihan senam
keseimbangan siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri Grobog Kulon 02 di
Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal.
1) Bagi peneliti sebagai sarana untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu
pengetahuan khususnya yang berhubungan dengan senam keseimbangan.
xviii
Selain itu sebagai guru penjasorkes penelitian ini dapat dijadikan bekal
dalam membina kegiatan pembelajaran Penjasorkes di sekolah.
2) Bagi Siswa dengan banyaknya model pembelajaran mereka mendapatkan
banyak variasi dalam pembelajaran. Selain itu siswa dapat meningkatkan
aktivitas belajar
3) Bagi Sekolah bagi lembaga terkait terutama Sekolah, diharapkan model
pembelajaran senam keseimbangan dengan pendekatan lingkungan fisik luar
sekolah, ini dapat dijadikan masukan sebagai alternatif untuk
mengembangkan potensi anak sedini mungkin.
1.6 Sumber Pemecahan Masalah
1) Model
Model menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (W.J.S Poerwadarminta
1984:653) adalah pola, acuan atau ragam. Model merupakan bentuk atau cara
yang dapat di pakai dalam proses tujuan tertentu.
2) Pembelajaran
Pembelajaran menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (W.J.S.
Poerwadarminta, 1984:22) adalah cara perbuatan petunjuk atau mengajar.
Menurut Udin S.Winataputra, dkk, 2008:1.18 Pembelajaran merupakan kegiatan
yang dilakukan untuk menginisiasi, menfasilitasi dan meningkatan intensitas dan
kualitas belajar pada diri peserta didik. Oleh karena pembelajaran upaya sistematis
dan sistematik untuk menginisiasi, menfasilitasi, dan meningkatkan proses belajar
maka kegiatan pembelajaran berkaitan erat dengan jenis hakikat, dan jenis belajar
serta hasil belajar tersebut.
xix
3) Keseimbangan
Keseimbangan menurut O`Sullivan, keseimbangan adalah untuk
mempertahankan pusat gravitasi pada bidang tumpu terutama ketika saat posisi
tegak.Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai kemampuan relatif untuk
mengontrol pusat massa tubuh (center of mass) atau pusat gravitasi (center of
gravity ) terhadap bidang tumpu (base of support).Kemampuan untuk
menyeimbangkan massa tubuh dengan bidang tumpu akan membuat manusia
mampu untuk beraktivitas secara efektif dan efisien.
http://dhaenkpedro.wordpress.com/keseimbangan-balance (14.01.2011)
4) Gerak
Gerak adalah merupakan proses keterlibatan dalam memperoleh dan
menyempurnakan keterampilan gerak (motor skil), keterampilan gerak sangat
terikat dengan latihan dan pengalaman individu yang bersangkutan. Belajar gerak
khususnya manusia dipengaruhi oleh berbagai bentuk latihan, pengalaman, atau
situasi belajar gerak manusi. (Amung Ma`mun 2000:3)
5) Penjasorkes
Penjasorkes adalah suatu proses pendidikan yang dilakukan secara sadar
dan sistematis melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh
kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan dan
pembentukan watak.
Penjasorkes adalah mata pelajaran yang merupakan bagian dari pendidikan
keseluruhan yang dalam proses pembelajaran mengutamakan aktivitas jasmani
xx
dan kebiasaan hidup sehat menuju pada pertumbuhan dengan pengembangan
jasmani, mental, sosial, dan emosional yang selaras, serasi dan seimbang.
6) Pendekatan
Pendekatan adalah hal atau perubahan, usaha ( W.J.S Poerwadarminta
1984:234)
7) Lingkungan
Menurut kamus Bahasa Indonesia (S Wojowasito, 1972:174) lingkungan
adalah bulatan atau kalangan atau mengelilingi. Lingkungan adalah semua
kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi
tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life pfocesses (M. Dalyono
2009:132)
Menurut Undang-Undang nomor 23 tahun 1997, lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk
manusi dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
8) Siswa SD
Siswa adalah peserta didik pada SD. Sekolah Dasar selanjutnya disebut
adalah bentuk satuan pendidikan dasar menyelenggarakan program pendidikan
enam tahun. Pendidikan dasar adalah enam tahun di SD dan program pendidikan
tiga tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. (Sistem Pendidikan Nasional,
2006:16)
xxi
Siswa dalam penelitian ini adalah siswa atau peserta didik di Sekolah
Dasar (SD) yang adal di SD Negeri Grobog Kulon 02 Kecamatan Pangkah
Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2010/2011
9) Kelas III
Kelas adalah tingkat pada pembelajaran di SD yang selanjutnya disebut
kelas. Di sekolah dasar ada enam kelas . Kelas III adalah tingkat III pada satuan
pendidikan di SD. ( Sistem Pendidikan Nasional,2000:18)
Kelas dalam penelitian ini adalah kelas III pada SD Negeri Grobog Kulon
02 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2010/2011.
xxii
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
2.1. Kajian Pustaka
2.1.1 Karakteristik Penjasorkes SD
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral
dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek
kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan
sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan
pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan
terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan nasional.
Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung
seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di
sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui
aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara
sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina
pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus
membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.
Pendidikan memiliki sasaran pedagogis, oleh karena itu pendidikan kurang
lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, karena gerak
sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan
dirinya sendiri yang secara alami berkembang searah dengan perkembangan
xxiii
zaman. Selama ini telah terjadi kecenderungan dalam memberikan makna mutu
pendidikan yang hanya dikaitkan dengan aspek kemampuan kognitif. Pandangan
ini telah membawa akibat terabaikannya aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti,
seni, psikomotor, serta life skill. Dengan diterbitkannya Undang-undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan akan memberikan
peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang komprehensif dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan nasional.
Penjasorkes merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik,
perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran,
penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta
pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.
2.1.1.1 Tujuan Penjasorkes
Penjasorkes bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut. 1) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat
melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih, 2) Meningkatkan
pertumbuhan dan pengembangan fisik, 3) Meningkatkan kemampuan dan
keterampilan gerak dasar, 4) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat
melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani,
olahraga dan kesehatan, 5) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin,
xxiv
bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis, 6) Mengembangkan
keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
Memahami konsep aktivitas Penjasorkes dan olahraga di lingkungan yang
bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola
hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.
2.1.1.2 Ruang Lingkup Penjasorkes
Ruang lingkup mata pelajaran penjasorkes meliputi aspek-aspek sebagai
berikut. 1) Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan.
eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik,
kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis
lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya, 2) Aktivitas
pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani,
dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya ,3) Aktivitas senam meliputi:
ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan
senam lantai, serta aktivitas lainnya, 4) Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas,
senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya, 5) Aktivitas air
meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan
renang serta aktivitas lainnya, 6) Pendidikan luar kelas, meliputi:
piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan,berkemah, menjelajah, dan mendaki
gunung,7) Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan
sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat,
merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat,
mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan
xxv
aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri,
dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.
2.1.2. Pembelajaran Dan Belajar Gerak
Keterampilan gerak adalah kemampuan seseorang untuk melakukan suatu
tugas gerak secara maksimal sesuai dengan kemampuannya. Keterampilan gerak
pada setiap orang berbeda-beda, banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain
faktor tingkatan usia, pengalaman gerak. Sifat dasar dari sebuah keterampilan
adalah memaksa seorang pelajar untuk lebih membuat pertimbangan ketika
merencanakan belajar dari pengalaman.
Untuk membantu praktisi memahami sifat dasar dari keterampilan
gerak, beberapa sistem klasifikasi atau taksonomi telah mengembangkan
keterampilan gerak dari beberapa unsur-unsur umum. Mengetahui perbedaan
keterampilan dapat membantu praktisi dalam merencanakan pembelajaran dan
mempraktekan pengalamannya sebagai sebuah titik awal untuk penilaian
penampilan.
Pengertian belajar gerak adalah belajar suatu proses yang dilibatkan dalam
melakukan gerak dan penyaringan/seleksi suatu ketrampilan motorik tentang apa
yang menjadi penghambat gerak tersebut. Tingkatan yang dipilih dalam
pembahasan rancangan pembelajaran penjasorkes disini adalah siswa kelas III
SD, yang berusia sekitar 6-9 tahun. Pemilihan tingkatan kelas ini dilatar belakangi
oleh petunjuk kurikulum yang tercantum dalam Undang-undang Sisdiknas bahwa
pendidikan harus diutamakan pada usia sekolah dasar dan menengah.
xxvi
2.1.2.1. Periode Fase Tahapan Perkembangan Gerak
Pada bagan “Jam Pasir” Gallahu (the phases and stages of motor
development) di bawah ini, nampak jelas pembagian periode usia yang dikaitkan
dengan fase dan tahapan perkembangan geraknya. Melalui bagan tersebut saya
memilih untuk menganalisa tahapan belajar keterampilan gerak pada periode usia
7-9 tahun pada fase gerakan spesialisasi dan tahapan transisi.
2.1.2.2. Fase Gerakan Spesialisasi
Fase Gerakan Spesialisasi adalah Gerakan stability, locomotor, dan
manipulative semakin halus, dapat dikombinasikan dan dikolaborasikan untuk
situasi yang diinginkan
2.1.2.3. Tahapan Transisi,
Haubans tricker & Seefeld, 1986; mengungkapkan bahwa anak-anak usia
7-8 tahun tahun akan memasuki tahapan transisi. Pembelajaran mulai
menggabungkan dan mengaplikasikan gerakan dasar ke bentuk kegiatan olahraga
maupun aktivitas rekreasi. Contoh: berjalan di jembatan tali, lompat tali, dan
bermain bola tending (kickball) Konsep Periodisasi, Fase dan Tahap
Perkembangan Motorik: yang dipilih adalah kelas 3 Sekolah Dasar, dalam hal ini
masuk ke dalam periode perkembangan usia 7-10 tahun, fase gerakan spesialisasi,
dan tahap perkembangan gerak tahap transisi. Artinya: Keterampilan yang
dipelajari siswa dapat dimanfaatkan sebagai ajang rekreasi, dan bagi siswa yang
memiliki keterampilan yang baik dapat ditingkatkan sebagai ajang untuk meraih
prestasi
xxvii
Dengan melihat model hourglass (jam pasir) tersebut sudah cukup jelas
bahwa perkembangan gerak anak mempunyai tahap-tahap dan perkembangan
gerak berdasarkan usianya.
Hal ini dapat dijadikan pedoman dalam pembinaan atau pembelajaran
gerak anak peserta didik pada lembaga pendidikan baik formal maupun non
formal.
2.1.3 Karakteristik
Pada anak Sekolah Dasar kelas 3 semester 1, anak masuk pada rentang
usia 6-10 tahun. Adapun karakteristik anak SD tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut:
1) Karakteristik Masa Anak-anak, karakteristik masa anak-anak (anak besar),
usia 6 Sampai 10 Tahun ditinjau dari Ranah Kognitif, Afektif, Perkembangan
Gerak dan Implikasi Program Perkembangan Gerak
2) Karakteristik Perkembangan Gerak, waktu untuk bereaksi melambat,
menyebabkan kesukaran mata menyampaikan dan memandang koordinasi
kaki pada awal periode ini. Pada akhirnya mereka secara umum lebih mapan.
Anak laki-laki dan anak perempuan adalah keduanya penuh dengan energi
tetapi sering kali rendah dalam menguasai daya tahan, mengukur daya tahan
dan mudah lelah. Kemampuan reaksi pada latihan bagaimanapun sangat
besar.
3) Kemampuan-kemampuan gerakan yang paling pokok mempunyai potensi
menjadi baik digambarkan oleh permulaan dari periode ini.
xxviii
4) Keterampilan-keterampilan dasar penting bagi keberhasilan permainan
menjadi modal untuk dikembangkan.
5) Aktivitas yang yang melibatkan mata dan anggota tubuh- anggota tubuh lain
berkembang pelan-pelan. Aktivitas seperti itu seperti memvoly atau
membentur bola yang di berdirikan dan melempar memerlukan praktek
yang cukup yang mempertimbangkan untuk penguasaan.
6) Periode ini menandai suatu transisi dari kemampuan-kemampuan gerak
dasar murni ke penetapan ketrampilan-ketrampilan gerak transisi dalam
kepemimpinan permainan dan ketrampilan-ketrampilan atletis.
2.1.4 Pembelajaran Senam (Keseimbangan)
2.1.4.1. Pengertian Senam
Senam adalah aktivitas fisik yang dilakukan baik sebagai cabang olahraga
tersendiri maupun sebagai latihan untuk cabang olahraga lainnya. Berlainan
dengan cabang olahraga lain umumnya yang mengukur hasil aktivitasnya pada
obyek tertentu, senam mengacu pada bentuk gerak yang dikerjakan dengan
kombinasi terpadu dan menjelma dari setiap bagian anggota tubuh dari
komponen-komponen kemampuan motorik seperti : kekuatan, kecepatan,
keseimbangan, kelentukan, agilitas dan ketepatan. Dengan koordinasi yang sesuai
dan tata urutan gerak yang selaras akan terbentuk rangkaian gerak artistik yang
menarik. Pada tingkat sekolah atau yunior pertandingan dapat dibatasi pada
nomor-nomor tertentu, biasanya senam lantai dan kuda-kuda lompat.
Pertandingan tingkat Nasional dan Internasional bagi pria terdiri dari 6 (enam)
nomor yakni : senam lantai, kuda-kuda lompat, kuda-kuda pelana, palang sejajar,
xxix
palang tunggal, dan gelang-gelang. Sedang bagi wanita ada 4 (empat) nomor :
senam lantai, kuda-kuda lompat, balok keseimbangan, dan palang bertingkat.
Penilaian diberikan oleh 4 (empat) orang wasit yang dipimpin oleh seorang
wasit kepala. Setiap peserta pertandingan harus melakukan 2 (dua) macam
rangkaian pada setiap nomor atau alat, satu rangkaian wajib (yang telah
ditentukan terlebih dahulu) dan satu rangkaian pilihan atau bebas masing-masing.
Nilai seseorang adalah rata-rata dari dua nilai tengah dengan membuang nilai
tertinggi dan nilai terendah dari 4 (empat) orang wasit. Pesenam dengan nilai
akumulasi tertinggi menjadi juara ke I dalam kategori serba bisa, tertinggi kedua
menjadi juara ke II dan seterusnya.
Juara regu ditentukan dengan penjumlahan 5 (lima) nilai terbaik dari 6
(enam) anggota regu dan setiap alat. 6 (enam) peserta terbaik dari semua atlet
turut dalam pertandingan final pada tiap-tiap atlet dan nilai akhir yaitu rata-rata
dari rangkaian bebas/pilihan dan wajib terdahulu disatukan dengan nilai rangkaian
bebas/pilihan dalam final. Nilai ini menentukan urutan pemenang tiap alat.
Para wasit memberikan nilai pada waktu bersamaan. Nilai maksimum
adalah :10,000. Hukuman-hukuman diberikan dengan pengurangan nilai pada
pelaksanaan yang salah, penguasaan yang kurang baik, dibantu orang lain, jatuh
dari alat atau melampaui batas waktu. Selain itu dinilai pula faktor kesulitan gerak
dan penampilan estetikanya. Besar pengurangan nilai adalah persepuluhan.
Peraturan penilaian direvisi setiap 2 (dua) tahun. Semua gerakan mempunyai
faktor kesulitan yaitu : A, B dan yang tersukar adalah C. Rangkaian latihan
biasaya terdiri atas sikap-sikap statis yang memerlukan tenaga yang besar
xxx
disambung dengan gerakan-gerakan berirama yang sesuai. Sementara sejumlah
bentuk gerak memerlukan kekuatan yang lain memerlukan mobilitas atau
keterampilan
2.1.5 Keseimbangan
2.1.5.1 Keseimbangan (balance)
Keseimbangan adalah istilah yang digunakan untuk menerangkan
kemampuan atau ketidakmampuan seseorang untuk memelihara equilibrium, baik
yang bersifat statis seperti dalam posisi diam, bisa juga bersifat dinamis seperti
pada saat melakukan gerakan lokomotor. Mengingat fungsinya yang demikian
penting Mengapa Keseimbangan Penting? Adalah hal yang paling jelas bahwa
unsur keseimbangan merupakan salah satu aspek yang paling penting dalam
olahraga senam.
Banyak keterampilan senam sangat tergantung pada kualitas
keseimbangan dan hakikat beberapa peralatan senam pun membuat pelaksanaan
gerakannya sangat ditentukan oleh kemampuan keseimbangan yang di atas rata-
rata.
2.1.5.2 Apakah Yang Membatasi Keseimbangan
Secara umum kurangnya keseimbangan pada seseorang lebih ditentukan
oleh kurang banyaknya orang itu terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang bertipe
keseimbangan. Jika keterlibatannya dalam hal keseimbangan ditingkatkan, maka
keterbatasannya dalam keseimbangan akan menurun. Dalam beberapa
keterampilan, keseimbangan juga lebih banyak ditentukan oleh kekuatan
xxxi
(misalnya headstand). Tanpa adanya kekuatan otot kaki mustahil seorang anak
mampu melakukan gerak berjalan di atas rel
2.1.5.3 Pengembangan Keseimbangan
Umumnya, banyaknya keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan
keseimbangan, baik yang statis maupun yang dinamis, akan menghasilkan
peningkatan dalam kemampuan tersebut. Secaral ebih khusus, pelatih atau guru
dapat melatih para siswanya dengan kegiatan-kegiatan keseimbangan yang
bermacam-macam (terutama yang statis) dengan berjalan di atas rel. Dengan
melakukan itu para siswa akan dipaksa untuk memanfaatkan rasa kinestetisnya.
2.1.6 Teori Keseimbangan Gerak
Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan
tubuh ketika di tempatkan di berbagai posisi. Definisi menurut O’Sullivan,
keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan pusat gravitasi pada
bidang tumpu terutama ketika saat posisi tegak. Selain itu menurut Ann Thomson,
keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan tubuh dalam posisi
kesetimbangan maupun dalam keadaan statik atau dinamik, serta menggunakan
aktivitas otot yang minimal. Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai
kemampuan relatif untuk mengontrol pusat massa tubuh (center of mass) atau
pusat gravitasi (center of gravity) terhadap bidang tumpu (base of support).
Keseimbangan melibatkan berbagai gerakan di setiap segmen tubuh
dengan di dukung oleh sistem muskuloskleletal dan bidang tumpu. Kemampuan
untuk menyeimbangkan massa tubuh dengan bidang tumpu akan membuat
manusia mampu untuk beraktivitas secara efektif dan efisien.Keseimbangan
xxxii
terbagi atas dua kelompok, yaitu: 1) Keseimbangan statis : kemampuan tubuh
untuk menjaga kesetimbangan pada posisi tetap (sewaktu berdiri dengan satu kaki,
berdiri diatas papan keseimbangan); 2) Keseimbangan dinamis adalah
kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan ketika
bergerak.Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari inte-
grasi/interaksi sistem sensorik (vestibular, visual, dan somatosensorik termasuk
proprioceptor) dan muskuloskeletal (otot, sendi, dan jar lunak lain) yang
dimodifikasi/diatur dalam otak (kontrol motorik, sensorik, basal ganglia,
cerebellum, area asosiasi) sebagai respon terhadap perubahan kondisi internal dan
eksternal. Dipengaruhi juga oleh faktor lain seperti, usia, motivasi, kognisi,
lingkungan, kelelahan, pengaruh obat dan pengalaman terdahulu.
2.1.7 Komponen-komponen pengontrol keseimbangan adalah :
2.1.7.1 Sistem informasi sensoris
Sistem informasi sensoris meliputi visual, vestibular, dan somatosensoris.
2.1.7.1.1 Visual
Visual memegang peran penting dalam sistem sensoris. Cratty & Martin
(1969) menyatakan bahwa keseimbangan akan terus berkembang sesuai umur,
mata akan membantu agar tetap fokus pada titik utama untuk mempertahankan
keseimbangan, dan sebagai monitor tubuh selama melakukan gerak statik atau
dinamik.
Penglihatan juga merupakan sumber utama informasi tentang lingkungan
dan tempat kita berada, penglihatan memegang peran penting untuk
xxxiii
mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan tempat kita berada.
Penglihatan muncul ketika mata menerima sinar yang berasal dari obyek sesuai
jarak pandang. Dengan informasi visual, maka tubuh dapat menyesuaikan atau
bereaksi terhadap perubahan bidang pada lingkungan aktivitas sehingga
memberikan kerja otot yang sinergis untuk mempertahankan keseimbangan tubuh
2.1.7.2 Sistem vestibular
Komponen vestibular merupakan sistem sensoris yang berfungsi penting
dalam keseimbangan, kontrol kepala, dan gerak bola mata. Reseptor sensoris
vestibular berada di dalam telinga. Reseptor pada sistem vestibular meliputi
kanalis semisirkularis, utrikulus, serta sakulus.
Reseptor dari sistem sensoris ini disebut dengan sistem labyrinthine.
Sistem labyrinthine mendeteksi perubahan posisi kepala dan percepatan
perubahan sudut. Melalui refleks vestibulo-occular, mereka mengontrol gerak
mata, terutama ketika melihat obyek yang bergerak. Mereka meneruskan pesan
melalui saraf kranialis VIII ke nukleus vestibular yang berlokasi di batang otak.
Beberapa stimulus tidak menuju nukleus vestibular tetapi ke serebelum, formatio
retikularis, thalamus dan korteks serebri.
Nukleus vestibular menerima masukan (input) dari reseptor labyrinth,
retikular formasi, dan serebelum. Keluaran (output) dari nukleus vestibular
menuju ke motor neuron melalui medula spinalis, terutama ke motor neuron yang
menginervasi otot-otot proksimal, kumparan otot pada leher dan otot-otot
punggung (otot-otot postural).
xxxiv
2.1.7.1.3 Somatosensoris
Sistem somatosensoris terdiri dari taktil atau proprioseptif serta persepsi-
kognitif. Informasi propriosepsi disalurkan ke otak melalui kolumna dorsalis
medula spinalis. Sebagian besar masukan (input) proprioseptif menuju serebelum,
tetapi ada pula yang menuju ke korteks serebri melalui lemniskus medialis dan
talamus.
Kesadaran akan posisi berbagai bagian tubuh dalam ruang sebagian
bergantung pada impuls yang datang dari alat indra dalam dan sekitar sendi. Alat
indra tersebut adalah ujung-ujung saraf yang beradaptasi lambat di sinovia dan
ligamentum. Impuls dari alat indra ini dari reseptor raba di kulit dan jaringan lain ,
serta otot di proses di korteks menjadi kesadaran akan posisi tubuh dalam ruang.
1) Respon otot-otot postural yang sinergis (Postural muscles response
synergies)
Respon otot-otot postural yang sinergis mengarah pada waktu dan jarak
dari aktivitas kelompok otot yang diperlukan untuk mempertahankan
keseimbangan dan kontrol postur. Beberapa kelompok otot baik pada ekstremitas
atas maupun bawah berfungsi mempertahankan postur saat berdiri tegak serta
mengatur keseimbangan tubuh dalam berbagai gerakan. Keseimbangan pada
tubuh dalam berbagai posisi hanya akan dimungkinkan jika respon dari otot-otot
postural bekerja secara sinergi sebagai reaksi dari perubahan posisi, titik tumpu,
gaya gravitasi, dan aligment tubuh.
xxxv
2) Kekuatan otot (Muscle Strength)
Kekuatan otot umumnya diperlukan dalam melakukan aktivitas. Semua
gerakan yang dihasilkan merupakan hasil dari adanya peningkatan tegangan otot
sebagai respon motorik. Kekuatan otot dapat digambarkan sebagai kemampuan
otot menahan beban baik berupa beban eksternal (eksternal force) maupun beban
internal (internal force). Kekuatan otot sangat berhubungan dengan sistem
neuromuskuler yaitu seberapa besar kemampuan sistem saraf mengaktifasi otot
untuk melakukan kontraksi. Sehingga semakin banyak serabut otot yang
teraktifasi, maka semakin besar pula kekuatan yang dihasilkan otot tersebut.
Kekuatan otot dari kaki, lutut serta pinggul harus adekuat untuk mempertahankan
keseimbangan tubuh saat adanya gaya dari luar. Kekuatan otot tersebut
berhubungan langsung dengan kemampuan otot untuk melawan gaya garvitasi
serta beban eksternal lainnya yang secara terus menerus mempengaruhi posisi
tubuh.
3) Lingkup gerak sendi (Joint range of motion)
Kemampuan sendi untuk membantu gerak tubuh dan mengarahkan gerakan
terutama saat gerakan yang memerlukan keseimbangan yang tinggi.
2.1.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan
2.1.8.1 Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG)
Pusat gravitasi terdapat pada semua obyek, pada benda, pusat gravitasi
terletak tepat di tengah benda tersebut. Pusat gravitasi adalah titik utama pada
tubuh yang akan mendistribusikan massa tubuh secara merata. Bila tubuh selalu
ditopang oleh titik ini, maka tubuh dalam keadaan seimbang. Pada manusia, pusat
xxxvi
gravitasi berpindah sesuai dengan arah atau perubahan berat. Pusat gravitasi
manusia ketika berdiri tegak adalah tepat di atas pinggang diantara depan dan
belakang vertebra sakrum ke dua.
Derajat stabilitas tubuh dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu : ketinggian
dari titik pusat gravitasi dengan bidang tumpu, ukuran bidang tumpu, lokasi garis
gravitasi dengan bidang tumpu, serta berat badan.
2.1.8.2 Garis gravitasi (Line of Gravity-LOG)
Garis gravitasi merupakan garis imajiner yang berada vertikal melalui
pusat gravitasi dengan pusat bumi. Hubungan antara garis gravitasi, pusat
gravitasi dengan bidang tumpu adalah menentukan derajat stabilitas tubuh.
Gambar 1 :Keseimbangan
2.1.8.2 Bidang tumpu (Base of Support-BOS)
Bidang tumpu merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan dengan
permukaan tumpuan. Ketika garis gravitasi tepat berada di bidang tumpu, tubuh
dalam keadaan seimbang. Stabilitas yang baik terbentuk dari luasnya area bidang
xxxvii
tumpu. Semakin besar bidang tumpu, semakin tinggi stabilitas. Misalnya berdiri
dengan kedua kaki akan lebih stabil dibanding berdiri dengan satu kaki. Semakin
dekat bidang tumpu dengan pusat gravitasi, maka stabilitas tubuh makin tinggi.
2.1.9 Teori modifikasi media pembelajaran
Penyelenggaraan program pendidikan Penjasorkes hendaknya
mencerminkan karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri, yaitu
“Developmentally Appropriate Practice” (DAP). Artinya bahwa tugas ajar yang
disampaikan harus memperhatikan perubahan kamampuan atau kondisi anak, dan
dapat membantu mendorong perubahan tersebut. Dengan demikian tugas ajar
tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan dan tingkat kematangan anak
didik yang diajarnya. Perkembangan atau kematangan dimaksud mencakup fisik,
psikis maupun keterampilannya. Tugas ajar itu juga harus mampu
mengakomodasi setiap perubahan dan perbedaan karakteristik individu dan
mendorongnya ke arah perubahan yang lebih baik.
Modifikasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh para
guru agar proses pembelajaran dapat mencerminkan DAP. Esensi modifikasi
adalah menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara
meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial sehingga dapat
memperlancar siswa dalam belajarnya.
Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajar-
kan siswa yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, yang tadinya kurang terampil
menjadi lebih terampil. Cara-cara guru memodifikasi pembelajaran akan
tercermin dari aktivitas pembelajarannya yang diberikan guru mulai awal hingga
akhir pelajaran.
xxxviii
2.1.9.1 Memodifikasi Penjasorkes
Beberapa aspek analisis modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan
guru tentang: tujuan, karakteristik materi, kondisi lingkungan dan
evaluasinya.Disamping pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang tujuan,
karakteristik materi, kondisi lingkungan, dan evaluasi, keadaan sarana, prasarana
dan media pengajaran Penjasorkes yang dimiliki oleh sekolah akan mewarnai
kegiatan pembelajaran itu sendiri.
Minimnya sarana dan prasarana Penjasorkes yang dimiliki sekolah-
sekolah, menuntut guru Penjasorkes untuk lebih kreatif dalam memberdayakan
dan mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada, sesuai dengan
kondisi siswa dan sekolahnya. Guru yang kreatif akan mampu menciptakan
sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada untuk disajikan dengan cara
yang lebih menarik, sehingga anak merasa senang mengikuti pelajaran yang
diberikan. Halaman sekolah, taman, ruangan kosong, parit, selokan bantalan rela
bekas kerata tebu dan sebagainya yang ada di lingkungan sekolah dapat
direkayasa dan dimanfaatkan untuk mengoptimalkan pembelajaran pendidikan
penjasorkes. Dengan melakukan modifikasi sarana maupun prasarana tidak akan
mengurangi aktivitas siswa dalam melaksanakan pelajaran Penjasorkes..
Melainkan sebaliknya siswa lebih aktif, karena siswa akan difasilitasi untuk lebih
banyak bergerak, dengan pendekatan bermain dalam suasana riang gembira.
2.1.9.2 Modifikasi.
Lutan (1988) menyatakan: modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan
jasmani diperlukan dengan tujuan agar: 1) siswa memperoleh kepuasan dalam
xxxix
mengikuti pelajaran, 2) meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam
berpartisipasi, 3) siswa dapat melakukan pola gerak secara benar
Pendekatan modifikasi ini dimaksudkan agar materi yang ada di dalam
kurikulum dapat disajikan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan kognitif,
afektif dan psikomotorik anak.
Aussie (1996), mengembangkan modifikasi di Australia dengan
pertimbangan: 1) anak-anak belum memiliki kematangan fisik dan emosional
seperti orang dewasa. 2) berolahraga dengan peralatan dan peraturan yang
dimodifikasi akan mengurangi cedera pada anak, 3) olahraga yang dimodifikasi
akan mampu mengembangkan keterampilan anak lebih cepat disbanding dengan
peralatan standard untuk orang dewasa, dan, 4) olahraga yang dimodifikasi
menumbuhkan kegembiraan dan kesenangan pada anak-anak dalam situasi
kompetitif.
Dengan melakukan modifikasi, guru penjasorkes akan lebih mudah
menyajikan materi pelajaran yang sulit menjadi lebih mudah dan disederhanakan
tanpa harus takut kehilangan makna dan apa yang akan diberikan. Anak akan lebih
banyak bergerak dalam berbagai situasi dan kondisi yang dimodifikasi
2.1.9.3 Tujuan Modifikasi Pembelajaran
Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan pula dengan tujuan
pembelajaran, dari mulai tujuan yang paling rendah sampai dengan tujuan yang
paling tinggi. Modifikasi tujuan materi ini dapat dilakukan dengan cara membagi
tujuan materi ke dalam tiga komponen, yakni: 1) tujuan perluasan, 2) tujuan
penghalusan 3) tujuan penerapan.
xl
2.1.9.3.1 Tujuan perluasan
Tujuan perluasan maksudnya adalah tujuan pembelajaran yang lebih
menekankan pada perolehan pengetahuan dan kemampuan melakukan bentuk atau
wujud keterampilan yang dipelajarinya tanpa memperhatikan aspek efisiensi atau
efektifitasnya.
2.1.9.3.2 Tujuan penghalusan
Tujuan penghalusan maksudnya adalah tujuan pembelajaran yang lebih
menekankan pada perolehan pengetahuan dan kemampuan melakukan gerak
secara efisien. Misalnya: siswa mengetahui dan melakukan gerak berjalan dengan
mentransfer kecepatan awalan ke dalam tumpuannya. Pada level ini wujud
jalanannya sudah menekankan pada esensi efisiensi gerak berjalan.
2.1.9.3.3 Tujuan penerapan
Tujuan penerapan maksudnya tujuan pembelajaran yang lebih
menekankan pada perolehan pengetahuan dan kemampuan tentang efektif
tidaknya gerakan yang dilakukan melalui kriteria tertentu sesuai dengan tingkat
kemampuan siswa. Misalnya siswa mengetahui efektifitas gerak berjalan yang
dipelajarinya berdasarkan ketepatan tumpuan pada bantalan rel kerata tebu. Siswa
dapat mengetahui dan menemukan pada jarak awalan berapa meter dengan
seberapa cepat sehingga ia dapat melakukan langkah secara tepat dan konsisten
pada bantalan rel kerata tebu.
xli
2.1.10 Modifikasi Materi Pembelajaran.
2.1.10.1 Komponen keterampilan (skill).
Materi pembelajaran Penjasorkes dalam kurikulum pada dasarnya
merupakan keterampilan-keterampilan yang akan dipelajari siswa. Guru dapat
memodifikasi keterampilan tersebut dengan cara mengurangi atau menambah
tingkat kesulitan dengan cara menganalisa dan membagi keterampilan
keseluruhan ke dalam komponen-komponen , lalu melatihnya perkomponen.
Berlatih perbagian ini akan kurang bermakna apabila siswa belum tahu
ujud gerak secara keseluruhan. Oleh karena itu berikan gambaran secara
keseluruhan terlebih dahulu dengan demonstrasi guru atau bimbinglah siswa
melakukan gerak keseluruhan.
2.1.10.2 Klasifikasi Keterampilan (skill).
Materi pembelajaran dalam bentuk keterampilan yang akan dipelajari
siswa dapat disederhanakan berdasarkan klasifikasi keterampilannya dan
memodifikasinya dengan jalan menambah atau mengurangi tingkat kesulitannya.
Klasifikasi keterampilan tersebut yaitu: a) close skill (keterampilan tertutup), b)
close skill pada lingkungan yang berbeda, c) open skill (kerampilan terbuka), dan,
d) keterampilan permainan
Close skill merupakan tingkat keterampilan yang paling sederhana,
sementara keterampilan permainan merupakan tingkatan yang paling tinggi,
termasuk di dalamnya permainan berbagai kecabangan olahraga. Dalam tingkatan
ini pemain selain dituntut menguasai berbagai skill yang diperlukan untuk
xlii
melakukan permainan, mengkombinasikan skill yang berbeda, juga harus
menguasai berbagai strategi, baik ofensif maupun difensif.
2.1.10.3 Kondisi penampilan.
Guru dapat memodifikasi kondisi penampilan (skill) dengan cara
mengurangi atau menambah tingkan kompleksitas dan kesulitannya. Misalnya
tinggi rendahnya kecepatan penampilan, tinggi rendahnya kekuatan penampilan,
melakukan di tempat atau bergerak, maju ke depan atau ke segala arah, dikurangi
atau ditambah peraturannya. Contoh tersebut seringkali didapat dalam gerak
manipulatif misalnya : melempar, menangkap, atau memukul dan permainan
2.1.10.4 Jumlah Keterampilan.
Guru dapat memodifikasi pembelajaran dengan jalan menambah atau
mengurangi jumlah keterampilan yang dilakukan siswa dengan cara
mengkombinasikan gerakan atau keterampilan. Misal: dalam gerakan berjalan di
atas bantalan rel kereta tebu siswa hanya diperbolehkan : berupa: 1) jalan ke
depan tanpa rintangan 2) jalan mundur tanpa hambatan 3) jalan kesamping pada
tempat yang sama.
2.1.10.5 Perluasan jumlah perbedaan respon.
Guru dapat menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar
dengan cara menambah jumlah perbedaan respon terhadap konsep yang sama.
Cara seperti ini dimaksudkan untuk mendorong terjadinya “ transfer of learning”.
Perluasan aktivitas belajarnya berkisar antara aktivitas yang bertujuan
untuk membantu siswa mendefinisikan konsep sampai pada macam-macam
xliii
aktivitas yang memiliki konsep dasar sama. Misal konsep berjalan ke depan
secara individu. Pada awalnya bentuk aktivitas berupa pembelajaran berjalan
secara individu, kemudian berpasangan saling bergandengan dan dapat di
kembangkan lagi gerakan gerakannya.
2.1.11 Modifikasi Lingkungan Pembelajaran.
Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan kondisi lingkungan
pembelajaran. Modifikasi lingkungan pembelajaran ini dapat diklasifikasikan ke
dalam beberapa klasifikasi seperti yang diuraikan di bawah ini.
2.1.11.1 Peralatan
Peralatan ialah sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh
siswa untuk melakukan kegiatan/aktivitas di atasnya, di bawahnya,di dalam/di
antaranya, misalnya : bangku Swedia, gawang, start block, mistar, peralatan
lompat tinggi, bola, alat pemukul, bantalan rel kereta, dsb.
Peralatan yang dimiliki sekolah-sekolah, biasanya kurang memadai dalam
arti kata kuantitas maupun kualitasnya. Peralatan yang adapun dan sangat sedikit
jumlahnya itu biasanya peralatan standar untuk orang dewasa. Guru dapat
menambah/mengurangi tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara
memodifikasi peralatan yang digunakan untuk aktivitas pendidikan jasmani.
Misalnya memodifikasi berat ringannya, besar kecilnya, panjang pendeknya.
maupun menggantinya dengan peralatan lain sehingga dapat digunakan untuk
berbagai bentuk kegiatan Penjasorkes.
xliv
2.1.11.2 Penataan ruang gerak.
Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan
kesulitan tugas ajar dengan cara menata ruang gerak siswa dalam kegiatannya.
Misalnya : melakukan gerak dasar jalan keseimbangan, di tempat bantalan rel
kereta tebu yang sudah lama tidak dipergunakan aktivitasnya.
2.1.11.3 Jumlah siswa yang terlibat.
Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan
kesulitan tugas ajar dengan cara mengurangi atau menambah jumlah siswa yang
terlibat dalam melakukan tugas ajar tersebut. Misal: berjalan saling berpasangan
berpegangan tangan,berjalan bertiga saling berpegangan bahu, berpasangan,
berempat, berlima, dst. Berkaitan dengan modifikasi lingkungan pembelajaran
tersebut komponen-komponen penting yang dapat dimodifikasi menurut Aussie
(1996), meliputi: 1) Ukuran, berat atau bentuk peralatan yang digunakan, 2)
Lapangan permainan 3) Waktu bermain atau lamanya permainan, 4) Peraturan
permainan, dan 5) Jumlah pemain
Dalam hal ini,pembelajaran gerak berjalan keseimbangan pada rel kereta
tebu,yang perlu dikembangkan antaralain: a) waktu bermain atau lamanya
permainan, b) peraturan permainan, dan c) jumlah pemain
Artinya memodifikasi lingkungan yang ada dan menciptakan baru,
merupakan salah satu alternatif yang dapat dikembangkan oleh guru sebagai
upaya untuk menyesuaikan dengan kerakteristik dan perkembangan siswa.
xlv
2.1.11.4 Pengembangan Sarana Pendidikan Jasmani
Seperti telah dikemukakan pada penjelasan di atas, bahwa salah satu
kendala kurang lancarnya pembelajaran pendidikan Penjasorkes di sekolah-
sekolah termasuk di dalamnya, adalah kurang memadainya sarana yang dimiliki
oleh sekolah-sekolah tersebut. Disamping itu ketergantungan para guru
Penjasorkes pada sarana yang standard serta pendekatan pembelajaran pada
penyajian teknik-teknik dasar yang juga standar sesuai dengan kurikulum yang
ditetapkan. Kedua hal tersebut menyebabkan pola pembelajaran yang kurang
variatif dan cenderung membosankan siswa peserta didik.
Sebenarnya untuk pembelajaran Penjasorkes, guru dapat berbuat banyak
dan leluasa dalam menggunakan, memanfaatkan bahkan mengembangkan atau
memodifikasi sarana yang akan digunakan. Pada tingkatan pendidikan dasar,
pemberian berbagai gerak dasar umum maupun gerak dasar dominan harus
banyak dilakukan.
Dengan upaya tersebut diharapkan siswa peserta didik akan mempunyai
pengalaman gerak yang banyak dan bermacam-macam, sehingga akan menjadi
anak yang kaya gerak dan bisa membina serta menumbuhkan konsep-konsep
gerak yang variatif.
Pengembangan sarana pendidikan Penjasorkes, artinya melengkapi yang
sudah ada dengan jalan mengadakan, memperbanyak dan membuat alat-alat yang
sederhana atau dimodifikasi. Tujuannya adalah tetap untuk memberdayakan anak
agar bisa lebih banyak bergerak dalam situasi yang menarik dan gembira tanpa
kehilangan esensi penjas itu sendiri.
xlvi
2.1.11.5 Sarana Kegiatan senam.
Materi senam yang akan diberikan bisa berupa senam dasar, senam irama,
senam lantai dan senam alat. Pada senampun gerak – gerak dasar jalan, lari,
lompat, berayun, berjalan dengan tangan, keseimbangan tangan dan kaki,
berguling ke depan, ke belakang, ke kiri atau kenanan dan sebagainya dapat
dilakukan di segala tempat. Di dalam ruangan, ruang kelas, halaman sekolah,
lapangan atau di taman atau kebun sekolah dapat digunakan untuk kegiatan
pembelajaran senam.Dalam Penelitian gerak dasar keseimbangan berjalan akan
dikembangkan di rel kereta tebu sebagai saran pembelajaran gerak dasar berjalan.
2.1.11.6 Pengembangan Senam Keseimbangan
Materi yang akan di kembangkan dalam penelitian senam
keseimbangan pada bekas rel kereta tebu pada siswa kelas III SD Negeri
Grobok Kulon 02 di Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal,adalah :
1) Jalan ke depan
Cara Melakukan: siswa dibariskan menjadi 2 sap,satu sap anak laki-laki dan
satu sap anak perempuan, anak melakukan berjalan di atas rel satu satu sambil
memegang tongkat, setelah menempuh jarak 50 meter bergantian barisan di
belakangnya. Bila anak yang jatuh di ulang sampai menempuh batas yang
ditentukan.
2) Berjalan mundur
Cara Melakukan: siswa dibariskan menjadi 2 sap,satu sap anak laki-laki dan
satu sap anak perempuan, anak melakukan berjalan mundur di atas rel satu
satu, setelah menempuh jarak 25 meter saling bergantian,kemudian disusul
xlvii
barisan di belakangnya. Bila anak yang jatuh di ulang sampai menempuh batas
yang ditentukan.
3) Lomba berjalan
Cara Pelaksanaan: Siswa melakukan lomba jalan satu satu di atas bantalan rel
kerata dengan menempuh jarak sejauh 10 meter, Siswa dikatakan menang apa
bila dalam berjalan paling cepat sesuai waktu yang diperoleh,Waktu yang
paling sedikit dalam menempuh jarak 10 meter itulah yang paling menang.
Apabila perserta jatuh sampai 3 kali dinyatakan gugur.
2.2 Kerangka Berpikir
Pada dasarnya setiap siswa tidak sama cara belajarnya, demikian juga
dalam memahami konsep-konsep abstrak melalui tingkat belajar yang berbeda
antara satu dengan yang lainnya. Johnson dan Rising mengemukakan orang dapat
mengingat sekita 1/3 dari ¾ dari diperbuatnya, berdasarkan presentase dari
keadaan di atas maka dalam proses pembelajaran penjasorkes di Sekolah Dasar,
khususnya saat menanamkan konsep baru, menggunakan model pembelajaran
merupakan salah satu hal yang mutlak dan harus dilaksanakan agar pokok bahasan
yang disampaikan mudah dimengerti.
Sejalan dengan asumsi/pendapat diatas maka pembelajaran penjasorkes
dalam hal ini berkaitan dengan keseimbangan gerak melalui pendekatan
lingkungan bekas rel kereta tebu harus diwujudkan dalam proses belajar mengajar
karena alasan-alasan sebagai berikut : untuk mengatasi kejenuhan siswa dalam
pembelajaran yang selalu monoton contohnya dalam keseimbangan gerak hanya
dilakukan menggunakan alat balok titian saja, untuk mengetahui minat siswa
xlviii
dalam kegiatan di luar lingkungan sekolah dengan model pembelajaran yang
menarik contohnya pembelajaran keseimbangan gerak dilakukan di bekas rel
kereta tebu aman dan luas, memanfaatkan alam sekitar untuk pembelajaran
contohnya lingkungan bekas rel kereta tebu dekat SD Negeri Grobog Kulon 02
yang panjang bisa dijadikan untuk bermain anak.
Maka dapat dikatakan bahwa dengan adanya pengembangan model
pembelajaran keseimbangan gerak dalam penjasorkes melalui pendekatan bekas
rel kereta tebu maka siswa akan lebih banyak mengikuti pelajaran dengan gembira
sehingga minat mempelajari pelajaran keseimbangan gerak semakin besar. Hasil
yang diharapkan dari penggunaan model pembelajaran sebagai berikut : gairah
belajar dapat ditingkatkan dalam proses pembelajaran dengan menghayati
kemampuan secara mandiri, siswa akan senang, semangat, tertarik dan bersikap
positif terhadap pembelajaran keseimbangan gerak, memberikan kontribusi
terhadap hasil belajar. Dengan adanya uraian di atas dapat diduga kaitan yang erat
antara penggunaan pendekatan pembelajaran dengan peningkatan belajar siswa.
xlix
BAB III
METODE PENGEMBANGAN
3.1.Model Pengembangan
Penelitian ini menggunakan metode “Research Development ( Penelitian
pengembangan )”, sebagaimana dikemukakan Brong dan Gall (1979), yang
artinya “Pendidikan penelitian dan pengembangan merupakan proses yang
digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan ”Produk
yang dikembangkan dengan metode ini, bukan yang menyangkut bahan-bahan
material saja seperti: media pembelajaran, tempat pembelajaran, dan sejenisnya,
tetapi menyangkut, program model pembelajaran senam keseimbangan yang
mencakup prosedur, proses pembelajaran dan evaluasinya.
Untuk memberikan gambaran dan deskripsi kerja peneliti mencoba
mengembangkan desain penelitian, pengembangan sebagai berikut : studi awal
(preliminary research) yang bertujuan untuk memperoleh data-data sekunder
mengenai proses pembelajaran yang selama ini berlangsung di Sekolah Dasar
.Setelah itu dilanjutkan dengan studi literature dan studi hasil penelitian
sebelumnya.
Langkah berikutnya adalah merancang model pembelajaran senam
keseimbangan yang sesuai dengan kurikulum dan karakteristik siswa Kelas III SD
Negeri Grobog Kulon 02 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal,y ang mencakup
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan).
Model Pembelajaran senam keseimbangan tersebut kemudian
diujicobakan dan direvisi pada kelompok kecil. Langkah terakhir adalah validitas
l
model dan finalisasi model. Secara rinci langkah-langkah yang ditempuh dalam
“Research Development” menurut Borg dan Gall adalah :1) Pengumpulan riset
dan informasi yang meliputi kajian literatur, observasi tempat penelitian dan
menyiapkan laporan, 2) Perijinan penggunaan sempel penelitian dengan kepala
Sekolah dan perijinan tempat penelitian secara tertulis maupun lisan, 3)
Perencanaan, mencakup penjelasan menetapkan tujuan khusus dan menetapkan
urutan pembelajaran yang disesuaikan dengan kurikulum Penasorkes kelas III, 4)
Pembuatan drap model pembelajaran senam keseimbangan dan penyusunan
instrumen penelitian, 5) Uji coba kelompok kecil, 6) Revisi produk utama,7) Uji
coba kelompok besar, 8) Perbaikan hasil operasional, 9) Analisis dan diskripsi
hasil Uji coba kelompok besar.
3.2. Prosedur Penelitian
Pada pengembangan program pembelajaran senam keseimbangan
dilakukan melalui beberapa tahap. Tahap dari prosedur ini antara lain sebagai
berikut:
3.2.1.Analisis kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan langkah-langkah yang digunakan untuk
mengkaji keadaan lapangan dengan tujuan apakah produk yang dikembangkan
diterima atau tidak oleh subjek. Analisis kebutuhan tersebut dilakukan dengan
melakukan observasi, perijinan penggunaan subjek penelitian dan tempat
penelitian, wawancara guru sarjan olahraga mengenai produk yang
dikembangkan peneliti.
li
3.2.2.Pembuatan Produk Awal
Setelah melakukan analisis kebutuhan, langkah selanjutnya adalah
membuat produk awal berupa pembuatan program model Pembelajaran senam
keseimbangan yang disesuaikan dengan Kurikulum Penjasorkes Kelas III.
Dalam pembuatan Produk yang dikembangkan ini, peneliti membuat
produk kemudian di uji cobakan kepada siswa kelas III yang berjumlah 10 anak
sebagai uji coba Produk. Namun sebelum uji coba Produk sudah dikonsultasikan
oleh Sarjana Guru Penjasorkes. Dalam hal in berperan sebagai konsultan.
3.2.3. Uji coba produk
Uji coba produk ini dimaksudkan untuk memperoleh masukan, saran
dan penilaian terhadap produk yang dikembangkan. Dalam uji coba produk
mengambil 10 siswa bertempat di lingkungan bekas rel keta tebu .
3.2.4. Revisi Produk Pertama
Setelah uji coba produk, maka dilakukan revisi produk pertama hasil dari
evaluasi ahli dan uji coba kelompok kecil sebagai perbaikan dari produk yang
diujicobakan.
3.2.5. Revisi Produk Akhir
Revisi produk akhir adalah dari hasil uji coba kelompok besar yang telah
diujicobakan pada siswa kelas III SD Negeri Grobog Kulon 02 Kecamatan
Pangkah Kabupaten Tegal yang berjumlah 30 siswa
3.2.6. Hasil Akhir
Hasil akhir produk pengembangan dari uji kelompok besar yang berupa
model pembelajaran senam keseimbangan yang dikembangkan di lingkungan
bekas rel keta tebu
lii
3.3. Uji Coba Produk
Uji coba Produk ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang digunakan
sebagai dasar dalam menetapkan kelayakan dari produk yang
dikembangkan.Dalam bagian ini yang harus diperhatikan yaitu: (1) rancangan uji
coba (2) Subjek uji coba (3) intrumen pengumpulan data dan (4) tehnik analisi
data
3.3.1.Desain uji coba
Desain uji coba dilaksanakan melalui dua tahap yaitu: 1) Uji Coba I (
Kelompok Kecil), 2) Uji Coba II ( Kelompok Besar)
3.3.1.1.Uji coba kelompok Kecil
Uji coba kelompok kecil dilaksanakan di siswa kelas III SD Negeri
Grobog Kulon 02 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal, untuk siswa yang
mengikuti penelitian model pembelajaran senam keseimbangan dengan subjek 10
siswa
Metode pengambilan subjek yaitu menggunakan prosedur yang dilakukan
dalam bentuk uji coba ini, adalah: (1) menerapkan penerapan program latihan
senam keseimbangan kepada siswa. (2) meminta kepada siswa untuk memberikan
tanggapan dan pendapat tentang model pembelajaran senam keseimbangan.
Program evaluasi pembelajaran senam keseimbangan dengan menggunakan
koesioner. Tujuan kelompok kecil ini digunakan untuk meminimalkan kesalahan
yang ditemui.
liii
Produk model pembelajaran senam keseimbangan pada kelompok kecil
ini, melibatkan satu (1) orang ahli yang berasal dari dosen, yaitu
Kriswantoro,M.Pd.dan dua (2) orang guru Penjasorkes,y aitu Subekhi,.S.Pd,dan
Kuntoro.S.Pd,adalah merupak guru sarjan di Sekolah Dasar dengan tujuan untuk
memvalidasi produk yang dihasilkan,peniliti.
3.3.1.2.Tinjauan Ahli
Untuk memperoleh masukan tentang rancangan penerapan informasi
program model pembelajaran senam keseimbangan, maka produk ini
dikembangkan terlebih dahulu dan diuji oleh para ahli.
3.3.1.3. Revisi produk Pertama
Hasil dari data ahli tersebut dianalisis, selanjutnya dijadikan acuan untuk
merevisi produk penerapan program pembelajaran senam keseimbangan dalam
permainan sebelum diuji cobakan untuk kelompok besar Reabel yang direvisi
pada uji coba kelompok kecil berupa penggunaan alat batu yang dipegang siswa
untuk membantu keseimbangan, dan pada materi senam keseimbangan di tambah
satu meteri yaitu bentuk perlombana.
Untuk menghimpun data dari para ahli dilakukan dengan cara memberikan
draf awal dengan disertai lembar evaluasi kepada ahli Pensaorkes dan ahli
pelajaran.Hasil revisi dari para ahli yang alat pembelajaran dan saran terhadap
produk yang telah dibuat, dipergunakan sebagai acuan dasar pengembangan
produk.
liv
3.3.1.4.Uji coba kelompok Besar
Uji coba kelompok besar dilaksanakan di kelas III SD Negeri Grobog
Kulon 02 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal untuk siswa yang mengikuti
model pembelajaran senam keseimbangan dengan subjek 30 siswa, metode
pengambilan subjek yaitu menggunakan prosedur yang dilakukan dalam bentuk
uji coba ini adalah (1) menerapkan penerapan Program pembelajaran senam
keseimbangan kepada siswa. (2) meminta kepada siswa untuk memberikan
tanggapan dan pendapat tentang penerapan Program Pembelajaran senam
keseimbangan dengan menggunakan koesioner.
3.3.2.Subyek Uji Coba
Dalam penelitian produk pembelajaran senam keseimbangan, subjek uji coba
terdapat dua kelompok uji coba yaitu:
1) Subjek uji coba kelompok kecil adalah siswa Kelas III SD Negeri Grobog
Kulon 02 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal berjumlah 10 yang
pelaksanaannya di lingkungan bekas rel kereta tebu
2) Subjek uji coba bersekala besar pada produk pengembangan 30 siswa III SD
Negeri Grobog Kulon 02 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal
3.4.Cetak Biru Produk
Cetak biru produk merupakan bentuk model pembelajaran senam
keseimbangan yang tersusun secara terperinci yang di pergunakan pada uji coba
kelompok kecil. Bentuk model pembelajaran senam keseimbanga terlapir pada
lampiran halaman
lv
3.5. Jenis Data
Dari data yang diperoleh dari hasil evaluasi ahli, pengembangan ini data
yang digunakan adalah berbentuk kuantitatif
3.6. Intrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah berbentuk
lembar evaluasi dan kuesioner. Lembar evaluasi digunakan untuk menghimpun
data dari pada para ahli Penjasorkes dan ahli pembelajaran. Kuesioner digunakan
untuk mengumpulkan data dari evaluasi ahli dan uji coba. Alasan memilih
kuesioner adalah jumlah subyek yang relative banyak sehingga dapat diambil
secara serentak dan waktu yang singkat. Kepada ahli dan siswa diberikan
kuasioner yang berbeda. Kuesioner ahli dititikberatkan pada produk pertama yang
dibuat, sedangkan kuesioner siswa dititikberatkan pada kenyamanan produk.
Kuesioner yang digunakan untuk ahli berupa sejumlah aspek yang harus
dinilai kelayakanya. Factor yang digunakan dalam kuesioner berupa kualitas
model pembelajaran senam keseimbangan.Serta komentar dan saran umum jika
ada. Rentangan evaluasi mulai dari “tidak baik” sampai dengan “sangat baik”
dengan cara member tanda “√” pada kolom yang tersedia.
1) nilai 1 = tidak baik,
2) nilai 2 = kurang baik,
3) nilai 3 = cukup baik,
4) nilai 4 = baik ,
5) nilai 5 = sangat baik
lvi
Berikut adalah factor, indicator, dan jumlah butir kuesioner yang akan
digunakan pada kuesioner ahli :
Tabel 1
Faktor, indicator, dan jumlah butir kuesioner
No Faktor indikator Jumlah
1 Kualitas Model Kualitas produk tahap standar kompetensi,
keaktifan siswa, dan kelayakan untuk
diajarkan pada siswa SD
10
Kuesioner yang digunakan siswa berupa sejumlah pertanyaan, yang harus
dijawab oleh siswa dengan alternative jawaban “Ya” dan “ Tidak”. Factor yang
digunakan dalam kuesioner meliputi aspek psikomotor, kognitif, afektif. Cara
Pemberian skor pada alternative jawaban adalah sebagai berikut
Tabel 2
Skor Jawaban Kuesioner “ Ya” dan “Tidak”
No Alternative Jawaban Positif Negative
1 Ya 2 0
2 Tidak 0 1
Berikut adalah factor-faktor, indicator, dan jumlah butir kuesioner yang
akan digunakan pada siswa :
lvii
Tabel 3
faktor, indicator, dan jumlah butir kuesioner
No Faktor Indikator Jumlah
soal
Jumlah
Nilai
1 Psikomotorik
Kemampuan siswa mempraktekan
variasi gerak dalam model
pengembangan senam keseimbangan
5 10
2 Kognitif
Kemampuan siswa memahami
peraturan dan pengetahuan tentang
model pengembangan senam
keseimbangan
5
10
3 Afektif
Menampilkan sikap dalam bermain
model permainan pengembangan
senam keseimbangan,serta nilai
kerjasama, sportifitas, dan kejujuran
5 10
3.7.Analisa Data
Pengembangan ini tehnik analisis data yang digunakan adalah tehnik
analisis diskriptif dengan persentase. Tehnik ini digunakan untuk analisis data
kuantitatif yang diperoleh dari hasil penyebaran angket.
Rumus yang digunakan untuk menganalisis dan menggunakan rumus dari
Sudjana (1990:40 )
3.7.1.Rumus untuk mengolah data per sebjek uji coba
F = X 100%
Keterangan :
lviii
F = frekuensi relatif/angka persentase
f = frekuensi yang dicari persentasenya
N = jumlah seluruh data
a. Konstanta
3.7.2.Rumus untuk mengolah data secara keseluruhan uji coba
P = X 100%
Keterangan
P : Persentase hasil keseluruhan subyek uji coba
∑X : Jumlah keseluruhan jawaban subyek uji coba dalam keseluruhan
aspek penilaian
∑Xi : jumlah keseluruhan maksimal subyek uji coba
100% : Kostanta
Untuk menentukan penafsiran terhadap hasil analisis persentase tingkat
kemenarikan produk pengembangan digunakan klasifikasi persentase guilford (
dalam Fagih, 1996: 58 ) maka ditetapkan kriteria sebagai berikut:
Tabel 4
Klafikasi Persentase
guilford ( dalam Fagih, 1996: 58 )
No Persentase Klasifikasi Makna
1. 0-20 % Tidak baik Dibuang
2. 20, 1- 40 % Kurang baik Diperbaiki
3. 40,1- 70% Cukup baik Digunakan
4. 70, 1-90 % Baik Digunakan
5. 90, 1-100 % Sangat baik Digunakan
lix
BAB IV
HASIL PENGEMBANGAN
4.1. Penyajian Data Hasil Uji Coba
4.1.1.Data analisis Kebutuhan
Untuk mengetahui permasalahan–permasalahan pembelajaran yang terjadi
di lapangan terutama yang berkaitan dengan proses pembelajaran gerak dasar lari,
serta bentuk pemecahan dari permasalahan tersebut,maka perlu dilakukan
analisis kebutuhan.
Kegiatan ini dilakukan dengan Kegiatan ini dilakukan dengan cara
menganalisis proses pembelajaran yang terjadi sesungguhnya di lapangan
melakukan observasi pembelajaran dan melakukan studi pustaka atau kajian
literatur.
Sesuai dengan kopetensi dasar pada materi senam keseimbangan
khususnya senam keseimbangan pada siswa kelas III, disebutkan bahwa siswa
dapat mempraktekan teknik senam keseimbangan yang dimodifikasi untuk
membentuk kretivitas dan kelincahan dalam berlari.Kenyataan yang ada dalam
proses pembelajaran senam keseimbangan di SD Negeri Grobog Kulon 02
Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal masih jauh dari yang diharapkan.
Pada proses pembelajaran senam keseimbangan ditemui beberapa hal,
antara lain alat dan fasilitas yang digunakan tidak sesuai dengan tahap
pertumbuhan dan karakteristik siswa, kurang semangat dalam mengikuti senam
keseim-bangan, pembelajaran senam keseimbangan yang diberikan oleh guru
masih belum dikemas dalam bentuk modifikasi, sehingga dijumpai siswa yang
lx
merasa tidak senang, bosan, dan malas untuk bergerak. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran senam keseimbangan yang diberikan oleh guru
masih kurang efektif dan kurang menumbuhkan minat siswa agar aktif bergerak.
Berdasarkan uraian di atas,maka peneliti memutuskan untuk mengembangkan
model pembelajaran senam keseimbangan yang sesuai dengan karakteristik siswa
Kelas III SD Negeri Grobog Kulon 02 Kecamatan Pangkah Kabupaten
Tegal.Peneliti mengharapkan produk yang dihasilkan nanti dapat meningkatkan
kretivitas dan kualitas pembelajaran senam keseimbangan,yang dapat membuat
siswa aktif mengikuti pembelajaran, sehingga diharapkan dapat meningkatkan
kebugaran jasmani siswa. Produk yang dihasilkan juga diharapkan dapat
membantu guru Penjasorkes dalam memberikan pembelajaran senam
keseimbangan lebih bervariasi dengan mengunakan produk yang dihasilkan ini.
4.1.2.Diskripsi Draf Produk Awal.
Setelah menentukan produk yang akan dikembangkan berupa model
pembelajaran senam keseimbangan yang sesuai bagi siswa SD. Tahap selanjutnya
yang dilakukan adalah membuat produk dengan menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut: 1) analisa tujuan dan karakteristik senam keseimbangan di SD, 2)
analisa karakteristik siswa SD, 3) mengkaji literature tentang prinsip-prinsip atau
acara membuat atau mengembangkan modifikasi senam keseimbangan, 4)
menetapkan prinsip-prinsip untuk mengembangkan model modifikasi senam
keseimbangan 5) menetapkan tujuan,isi,dan strategi pengelolaan pembelajaran, 6)
pengembangan prosedur pengukuran hasil pembelajaran, 7) menyusun produk
awal senam keseimbangan
lxi
Setelah melalui produk desaian dan produk maka dihasilkan produk awal
model pembelajaran senam keseimbangan yang sesuai bagi siswa Kelas III SD
Negeri Grobog Kulon 02 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal tersebut.
Setelah tersusun model pembelajaran senam keseimbangan akan di
ujicobakan pada sekala kecil, apakah produk ini betul-betul layak seagai
penelitian pada siswa Kelas III SD Negeri Grobog Kulon 02 Kecamatan Pangkah
Kabupaten Tegal.
Berikut ini adalah draf materi model pembelajaran senam keseimbangan,
produk awal pembelajaran senam keseimbangan yang diujicobakan skala kecil
pada siswa kelas III sebelum divalidasi oleh ahli dan guru Penjasorkes :
4.1.2.1.Draf uji coba skala kecil model pembelajaran keseimbangan gerak
1) Menentukan Standar Kompetensi dan Kompetisi Dasa
a) Standar Kompetensi : 3. Mempraktikkan gerakan senam lantai, senam
ketangkasan dasar dan nilai- nilai yang terkandung didalamnya
b) Kompetisi Dasa :3.1.Mempraktikkan keseimbangan dalam bentuk senam
lantai dasar, serta nilai keselamatan, disiplin dan keberanian
2) Menentukan Indikator :
Indikator pada model pembelajaran senam keseimbangan meliputi:
a) berjalan satu-satu sambil merentangkan tangan
b) berjalan kesamping, saling hadapan
c) berjalan mundur
lxii
3) Kegiatan Belajar Mengajar ( Kbm )
a) Langkah-langkah pembelajaran
1. Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal melaksanakan pemanasan.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan materi yang akan di kembangkan pada uji coba
kelompok kecil.Adapun materi sebagai berikut :
1) Berjalan di atas rel
Cara Melakukan: siswa dibariskan menjadi 2 sap,satu sap anak laki-laki
dan satu sap anak perempuan,anak melakukan berjalan di atas rel sambil tangan
direntangkant,setelah menempuh jarak 50 meter bergantian barisan di
belakangnya.Bila anak yang jatuh di ulang sampai menempuh batas yang
ditentukan.
2) Berjalan mundur
Cara Melakukan: siswa dibariskan menjadi 2 sap,satu sap anak laki-laki
dan satu sap anak perempuan,anak melakukan berjalan mundur di atas rel satu
satu,setelah menempuh jarak 25 meter saling bergantian,kemudian disusul barisan
di belakangnya.Bila anak yang jatuh di ulang sampai menempuh batas yang
ditentukan.
3) Lomba Jalan
Cara melakukan: Membentuk barisan dua-dua,untuk kelompok putra
sendiri dan untuk kelompok putri sendiri..Berpasangan berhadap-hadapan saling
lxiii
berpegangan tangan,kaki dilang-kahkan/digeser kesamping saling bergantian
dengan menempuh jarak 50 meter bolak balik.gerakan ini dilaksanakan sampai
semua siswa melaksanakan.
3. Kegiatan Akhir ( 15 menit )
1) Dengan bimbingan guru siswa menyimpulkan materi yang
telah dipelajari
2) Siswa melaksanakan tes formatif
4.1.3.Validasi Ahli
Produk pengembangan model pembelajaran senam keseimbangan siswa
Kelas III SD Negeri Grobog Kulon 02 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal
sebelum diujicobakan dalam uji kelompok besar perlu dilakukan validasi oleh
para ahli yang sesuai dengan bidang penelitian ini. Untuk memvalidasi produk
yang dihasilkan, peniliti melibatkan satu ( 1) orang ahli yang berasal dari
dosen,yaitu Kriswantoro,M.Pd dan dua ( 2 ) orang guru Penjasorkes sekolah
Dasar, yaitu Subekhi,.S.Pd,, dan Kuntoro.S.Pd
Validasi dilakukan dengan cara memberikan draf produk awal model
senam keseimbangan dengan disertai lembar evaluasi untuk ahli Penjasorkes dan
guru pembelajaran. Lembar evaluasi berupa kuesoner yang berisi aspek kualitas
model pembelajaran,saran,serta komentar. Hasil evaluasi berupa nilai dari aspek
kualitas medel pembelajaran senam keseimbangan dengan menggunakan skala
Likert 1 sampai 5. Caranya dengan menyontreng salah satu angka yang tersedia
pada lembar evaluasi. Lembar evaluasi untuk kualitas medel pembelajaran senam
keseimbangan dapat dilihat pada lampiran
lxiv
4.1.3.1.Diskripsi Data Validasi Ahli
Data yang diperoleh dari kuesoner oleh para ahli pada uji coba skala kecil,
merupakan pedoman untuk menyatakan produk model pembelajaran senam
keseimbangan dapat digunakan untuk uji coba skala besar. Berikut ini adalah hasil
pengisisan kuesioner dari para ahli dan guru Penjasorkes Sekolah Dasar setelah
pelaksanaan uji coba skala kecil pada siswa Kelas III SD Negeri Grobog Kulon 02
Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal.
Tabel 5
Hasil Rata-rata Skor Penilaian Ahli
No. Ahli Jumlah Rata-rata Prosentase
1.
2.
3.
Ahli Penjas
Ahli Pembelajaran I
Ahli Pembelajaran II
69
68
67
4.60
4.53
4.46
92.00%
90.67%
89.33%
Rata-rata 68 4.53 90.00%
Berdasarkan hasil pengisian kuesoner yang dilakukan oleh ahli
Penjasorkes dan guru Penjasorkes Sekolah Dasar didapat rata-rata lebih dari 4 (
empat) atau masuk dalam katagori penilaian “ baik”.Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran senam keseimbangan bagi siswa Kelas
III SD Negeri Grobog Kulon 02 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal dapat
digunakan untuk uji coba skala besar. Hasil evaluasi ahli untuk kualitas model
pembelajaran senam keseimbangan dapat dilihat pada lampiran. Masukan berupa
saran dan komentar pada produk model pembelajaran senam keseimbangan,
sangat diperlukan untuk perbaikan terhadap model tersebut. Saran perbaikan
lxv
model dan komentar umum untuk kualitas model pembelajaran senam
keseimbangan dapat di lihat pada lampiran.
4.2.Hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil
4.2.1. Data Uji Coba Kelompok Kecil.
Setelah produk model pembelajaran senam keseimbangan divalidasi oleh
ahli dan para guru Penjasorkes Sekolah Dasar serta dilakukan revisi, maka pada
tanggal 19 April 2011 produk diujicobakan kepada siswa siswa Kelas III SD
Negeri Grobog Kulon 02 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal sejumlah 10
siswa.Pengambilan sempel dengan menggunakan motode sampel secara total (
total sampling).
Uji coba ini untuk mengetahui dan mengindetifikasi berbagai
permasalahan seperti kelemahan, kekurangan, ataupun keefektifan produk saat
digunakan oleh siswa. Data yang diperoleh dari uji coba ini digunakan sebagai
dasar untuk melakukan revisi produk sebelum digunakan pada uji coba pada uji
coba lapangan.
Uji coba kelompok kecil ini juga bertujuan untuk mengetahui tanggapan
awal dari produk yang dikembangkan. Data uji coba kelompok kecil dihimpun
dengan menggunakan kuesioner.Data uji coba kelompok kecil model
pembelajaran senam keseimbangan.
4.2.2. Analisa Hasil Uji Coba Kelompok Kecil.
Hasil analisa data pada uji coba kelompok kecil yang sesuai dengan
lampiran 7 pada aspek psimotorik didapat nilai rata-rata prosentasi sebesar 92%
lxvi
dengan kategori sangat baik.Pada aspek kognetif nilai rata-rata prosentase yang
didapat sebesar 82% dengan katagori baik. Dan pada aspek afaktif nilai rata-rata
propsentasi yang didapat sebesar 90%dengan kata gori sngat baik..
Dari hasil analisis data pada ketiga aspek baik aspek psikomotorik, aspek
kognetif dan aspek afektif nilai rata-rata diperoleh sebesar 88% dengan kategori
baik. Berdasarkan hasil nila rata-rata sebesar 88% pada uji coba skala kecil
menujukan model pembelajaran digemari atau disenangi oleh siswa kelas III SD
Negeri grobog Kulon 02 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal. Dilihat dari
pembelajaran siswa melaksanakan semua kegiatan senam kesimbangan tidak
merasa ditekan oleh guru, riang gembira dan selalu ingin mencoba dan mencoba
dan siswa sangat antusis setiap melakukan gerakan-gerakan senam kesimbangan
Dengan demikian model pembelajaran senam keseimbangan yang telah
diujicobakan pada uji coba kelompok kecil dapat dipergunakan pada uji coba
kelompok besar.
4.3.Revisi Uji Coba Skala Kecil
Berdasarkan saran dari ahli Penjasorkes dan guru pembelajaran pada
produk atau model pembelajaran senam keseimbangan yang telah diujicobakan
pada kelompok kecil, seperti yang telah diuraikan di atas, maka dapat segera
dilaksanakan revisi produk.Proses revisi produk berdasarkan saran dari ahli
Penjasorkes dan guru pembelajaran sebagai berikut :
1) Pada materi berjalan satu-satu sambil merentangkan tangan pelaksanaannya
kurang maksimal, maka pada materi ini perlu alat bantu misalnya tongkat.
lxvii
Pada pelaksanaan uji coba kelompok besar berjalan satu satu untuk menjaga
keseimbangan stabil siswa berjalan sambil memegang tongkat.
2) Pada pelaksanaan uji coba kelompok besar ditambah satu materi. Materi
yang perlu diberikan pada uji coba kelompok besar adalah berjalan yang
mempunyai unsur perlombaan.
3) Alat evaluasi yang berupa angket, pada pelaksanaan uji coba kelompok kecil
setiap aspek berjumlah 10 butir, maka pada pelaksanaan uji coba kelompok
besar jumlah angket hanya 5 butir pada setiap aspek kecuali aspek
psikomotorik.
4) Pada angket pertanyaan aspek psikomotorik waktu uji coba skala kecil
berjumlah 10 soal. Pada aspek ini pengambilan nilainya dengan mendeteksi
denyut nadi,yang pelaksanaannya diambil sebelum dan sesudah
pembelajaran.
4.4. Penyajian Data Hasil Uji Coba Kelompok Besar
Setelah mengadakan uji coba skala kecil yang dilaksanakan pada tanggal
19 April 2011,maka peneliti mempersiapkan penelitian pada uji coba sekala besar
Pada persiapan uji coba sekala besar peneliti merujuk hasil dari tinjaun
ahli Penjasorkes dan ahli pembelajaran pada bentuk model pembelajaran senam
keseimbangan yang telah direvisi baik model pembelajaran maupun bentuk
menilaian.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan uji coba sekala besar sebagi berikut:
4.4.1.Tahap Perencanaan
lxviii
Tahap perencanaan model pembelajaran senam keseimbangan,dilakukan
beberapa kegiatan seperti: analisis situasi dan identifikasi kekurangan dari model
yang telah dikembangkan pada uji coba kelompok kecil dengan melakukan
pengkaijian terhadap model pembelajaran yang akan digunakan pada uji coba
kelompok besar, menentukan subjek pengembangan, tolak ukur keberhasilan dan
manfaat atau keuntungan dari pengembangan model pembelajaran senam
keseimbangan.Selain itu pada tahap ini juga dilakukan penentuan terhadap ruang
lingkup metode yang dikembangkan untuk memberikan pandangan umumt
erhadap model pembelajaran senam keseimbangan yang telah direvisi oleh ahli
dan guru penjasorkes.
4.4.2.Menentukan Subjek Pengembangan
Pada uji coba kelompok besar sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas
III SD Grobog Kulon 02 Kecamatan Pangkah dengan jumah 30 siswa,
4.4.3.Tempat dan waktu pengembangan
Pengembangan model pembelajaran senam keseimbangan dilaksanakan
pada tanggal 03 Juni 2011, yang dilaksanakan di lingkungan bekas rel kereta
tebu
4.4.4.Pembuatan draf Uji Coba Kelompok Besar
Model pembelajaran senam keseimbangan disusun berdasarkan hasil revisi
ahli dan guru penjasorkes, adapun drap yang tersusun sebagai beriku:
1) Berjalan ke depan
Cara Melakukan: siswa dibariskan menjadi 2 sap,satu sap anak laki-laki dan
satu sap anak perempuan, anak melakukan berjalan di atas rel satu satu sambil
lxix
memegang tongkat, setelah menempuh jarak 50 meter bergantian barisan di
belakangnya. Bila anak yang jatuh di ulang sampai menempuh batas yang
ditentukan.
Gambar 2: Berjalan satu-satu sambil
memegang tongkat
2) Berjalan mundur
Cara Melakukan: siswa dibariskan menjadi 2 sap,satu sap anak laki-laki dan
satu sap anak perempuan, anak melakukan berjalan mundur di atas rel satu
satu, setelah menempuh jarak 25 meter saling bergantian,kemudian disusul
barisan di belakangnya. Bila anak yang jatuh di ulang sampai menempuh batas
yang ditentukan.
Gambar 3 ; berjalan mundur
3) Lomba berjalan
Cara Pelaksanaan: Siswa melakukan lomba jalan satu satu di atas bantalan rel
kerata dengan menempuh jarak sejauh 10 meter, Siswa dikatakan menang apa
bila dalam berjalan paling cepat sesuai waktu yang diperoleh,Waktu yang
lxx
paling sedikit dalam menempuh jarak 10 meter itulah yang paling menang.
Apabila perserta jatuh sampai 3 kali dinyatakan gugur.
Gambar 4 : berjalan maju
4.5. Hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar.
Hasil analisa data pada uji coba kelompok besar yang sesuai dengan
lampiran 7 pada aspek psimotorik didapat nilai rata-rata prosentasi sebesar 8.99%
dengan kategori sangat baik. Pada aspek kognetif nilai rata-rata prosentase yang
didapat sebesar 92.67% dengan kategori baik. Dan pada aspek afaktif nilai rata-
rata propsentasi yang didapat sebesar 91.67%dengan kategori sngat baik..
Dari hasil analisis data pada ketiga aspek baik aspek psikomotorik,aspek
kognitif dan aspek afektif nilai rata-rata diperoleh sebesar 64.44% dengan kategori
cukup baik. Berdasarkan hasil nila rata-rata sebesar 64.44% pada uji coba skala
besar di pengaruhi oleh kondisi gizi anak kurang menunjang karena sebagian
besar orang tua siswa berpenghasilan menengah kebawah. Faktor ekonomi orang
tua sangat berpengaruh besar pada kebutuhan gizi pada anak.Sedangkan pada
aspek kogneti dan aspek afaktif nilai rata-rata dengan kategori sangat baik. Ini
menujukan model pembelajaran digemari atau disenangi oleh siswa kelas III SD
Negeri grobog Kulon 02 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal. Dilihat dari
lxxi
pembelajaran siswa melaksanakan semua kegiatan senam kesimbangan tidak
merasa ditekan oleh guru, riang gembira dan selalu ingin mencoba dan mencoba
dan siswa sangat antusis setiap melakukan gerakan-gerakan senam kesimbangan
Dengan demikian model pembelajaran senam keseimbangan yang telah
diujicobakan pada uji coba kelompok besar dapat dipergunakan acuan bagi guru
penjasorkes di Sekolah Dasara.
4.6.Prototipe Produk
Tabel 6
Model Pembelajaran Keseimbangan Gerak
No Uraian Gambar
materi Ket.
1 Sekolah : SDN Grobog Kulon 02
Mata Pelajaran : Penjasorkes
Materi pokok : Senam Keseimbangan
Kelas/Semester : III
Jumlah siswa : 10 anak
Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : 3 Mempraktikkan
senam ketangkasan dasar dan nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya
Kompetensi Dasar : 3.1 Mempraktikkan
senam ketangkasan dasar dan nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya
I Tujuan Pembelajaran**:
Siswa dapat melakukan gerakan
ketangkasan
Melatih keberanian dan percaya diri
Karakter siswa yang diharapkan :
– Disiplin ( Discipline )
– Tekun ( diligence )
– Tanggung jawab ( responsibility )
– Ketelitian ( carefulness)
lxxii
– Kerja sama ( Cooperation )
– Toleransi ( Tolerance )
– Percaya diri ( Confidence )
– Keberanian ( Bravery )
II. Materi Ajar (Materi Pokok):
Gerakan ketangkasan tanpa alat
III . Metode Pembelajaran:
Ceramah
Demonstrasi
Praktek
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal:
Apresepsi/ Motivasi
Siswa dibariskan menjadi empat
barisan
Mengecek kehadiran siswa
Menegur siswa yang tidak berpakaian
lengkap
Melakukan gerakan pemanasan yang
berorientasi pada kegiatan inti
Mendemonstrasikan materi inti yang
akan dilakukan/dipelajari
B Kegiatan Inti:
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1) Melakukan berjalan satu-satu sambil
memegang tongkat
Cara Melakukan: siswa dibariskan
menjadi 2 sap,satu sap anak laki-laki dan
satu sap anak perempuan,anak
melakukan berja-lan di atas rel satu satu
sambil memegang tongkat,setelah
menem-puh jarak 50 meter bergantian
barisan di belakangnya.Bila anak yang
jatuh di ulang sampai menempuh batas
yang ditentukan.
lxxiii
2) Berjalan mundur
Cara Melakukan: siswa dibariskan
menjadi 2 sap,satu sap anak laki-laki dan
satu sap anak perempuan,anak
melakukan berjalan mundur di atas rel
satu satu,setelah menempuh jarak 25
meter saling bergantian,kemudian
disusul barisan di belakangnya.Bila anak
yang jatuh di ulang sampai menempuh
batas yang ditentukan.
3) Lomba berjalan
Cara Pelaksanaan: Siswa melakukan
lomba jalan satu satu di atas bantalan rel
kerata dengan menempuh jarak sejauh
10 meter,Siswa dikatakan menang apa
bila dalam berjalan paling cepat sesuai
waktu yang diperoleh,Waktu yang
paling sedikit dalam menempuh jarak 10
meter itulah yang paling
menang.Apabila perserta jatuh sampai 3
kali dinyatakan gugur.
4) melibatkan peserta didik secara aktif
dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
5) memfasilitasi peserta didik melakukan
percobaan di lapangan.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1) Melakukan erjalan satu-satu sambil
memegang tongkat
2) Melakukan berjalan berpasangan saling
berpegangan tangan
lxxiv
3) Berjalan kesamping, saling hadapan
4) Berjalan mundur
5) Berjalan mundur saling berpegang tangan
6) Lomba berjalan
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang
belum diketahui siswa
2) Guru bersama siswa bertanya jawab
meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
C. Kegiatan Akhir / Penenangan
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Siswa di kumpulkan mendengarkan
penjelasan dari guru tentang materi yang
telah dilakukan/ diajarkan
Memperbaikai tentang kesalahan-
kesalahan gerakan
V Alat dan Sumber Belajar:
Buku Penjaskes kls. 2
Pluit
Tongkat
lxxv
BAB V
KAJIAN DAN SARAN
5.1. Kajian
Hasil akhir dari kegiatan penelitian pengembangan ini adalah prodiuk
model pembelajaran senam keseimbangan yang berdasarkan data pada saat uji
coba lapangan (N=30)
Berdasarkan data hasil uji coba dan pengamatan selama penelitian maka
dilakukan beberapa revisi meliputi :
1. Alat yang digunaka dalam model pembelajaran senam keseimbangan
menggunan alat yang ada pada lingkungan bekas rel kereta tebu
2. Pengambilan data pada kognitif, menggunakan pengukuran denyut nadi baik
sebelum pelaksanaan dan sesudah pelaksanaan pembelajaran senam
keseimbangan
Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahaasan dalam skripsi ini,
maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Produk model pembelajaran senam keseimbangan sudah dapat dipraktikan
kepada subjek uji coba. Hal itu berdasarkan hasil analisis data dari evaluasi
ahli penjas didapat rata-rata presentase 90.00%, hasil analisis data dari
evaluasi ahli pembelajaran I didapat rata-rata presentase 90,67, dan hasil
analisis data dari evaluasi ahli pembelajaran II didapar rata-rata presentase
89.337%. berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka model
lxxvi
pembelajaran senam keseimbangan ini telah memenuhi kriteria baik
sehingga dapat digunakan untuk siswa SD Negeri Grobog Kulon 02
2. Produk model pembelajaran senam keseimbangan sudah dapat digunakan
bagi siswa SD Grobog Kulon 02. Hal itu berdasarkan hasil analisis data uji
coba kelompok kecil didapat rata-rata presentase 87.33% dan hasil analisis
data uji coba kelompok besar didapat rata-rata presentase pilihan jawaban
yang sesuai 91.17%. berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka model
pembelajaran senam keseimbangan ini telah memenuhi kriteria sangat baik
sehingga dapat digunakan untuk siswa SD Negeri Grobog Kulon 02 faktor
yang menjadikan model pembelajaran senam keseimbangan dapat diterima
oleh siswa SD adalah dari semua aspek uji coba yang ada, lebih dari 90%
siswa dapat memprektikan dengan baik. Baik dari pemahaman terhadap
materi yang telah dilakukan, penerapan sikap dan aktivitas gerak siswa yang
sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan. Secara keseluruhan
model pembelajaran senam keseimbangan dapat diterima siswa dengan baik,
sehingga baik dari uji coba kelompok kecil maupun dari uji coba kelompok
besar model ini dapat di gunakan bagi siswa SD Negeri Grobog Kulon 02
Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal
5.2 Saran
1. Bagi kepala sekolah adalah model pembelajaran senam keseimbangan
sebagai produk yang telah dihasilkan dari penelitian ini dapat digunakan
sebagai alternatif penyampaian materi pembelajaran senam keseimbangan
lxxvii
untuk siswa SD. Penggunaan model ini dilaksanakan seperti apa yang
direncanakan sehinggga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
2. Bagi guru penjasorkes di SD diharapkan dapat mengembangkan model-model
pembelajaran keseimbangan gerak yang lebih menarik lainya untuk
digunakan dalam pembelajaran disekolah.
3. Model pembelajaran senam keseimbangan ini dapat memudahkan siswa
melakukan senam keseimbangan karena sesuai dengan karakteristik siswa.
lxxviii
DAFTAR PUSTAKA
Agus Mahendra, Drs.MA, Senam, 2000, Departemen pendidikan Nasional, 2000
Agus Mahendra, Drs.MA, Senam, 2001, Departemen pendidikan Nasional, 2001
Ari Kuntoto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Praktek. Rinek : Jakarta
.2002. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek. Rineka : jakarta
Dalyono, 2009 psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Depdiknas. 1997. Petunjuk Pelaksanaan Pola Umum Pembinaan dan
Pengembangan Kesegaran Jasmani. Jakarta : Bagian Proyek Peningkatan
Kesegaran Jasmani dan Rekreasi
H.J.S Husdarta, 2009. Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung
Keputusan Dekan Nomor 540/FIK/2009 tentang Pedoman Penyusunan Skripsi
Mahasiswa Program Strata 1 Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Semarang
Mudjito. 2007. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI.
Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Rusli Lutan. 2002. Asas-Asas Pendidikan: Pendekatan Pendidikan Gerak di
Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Samsudin, 2008 Pembelajaran Jasmani olahraga dan kesehatan SD/MI, Jakarta
edisi pertama
Sugandi Akhmad, 2004 Teori Pembelajaran. Semarang : UPT MKK Unnes
S. Wojowasito, 1972. Kamus Bahasa Indonesia, bandung, Shintha Dharma
Tisnowati & mekerto Marwan, 2004. Pendidikan Jasamni dan Kesehatan, jakarta ,
Universitas Terbuka
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional
Undang –Undang Nomor 23 tahun 1997 tentang lingkungan hidup
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahrgaan Nasional
Udin. S. Winataputra dkk. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta.
Universitas Terbuka
Wjs Poerwadarminta, 1984. Kamus Bahasa Indonesia, Balai Pustaka.
lxxix
LEMBAR OBSERVASI UNTUK AHLI
EVALUASI MODEL PEMBELAJARAN SENAM KESEIMBANGAN
MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN BEKAS REL KERETA TEBU
BAGI SISWA KELAS III SD NEGERI GROBOG KULON 02 KECAMATAN
PANGKAH KEBUPATEN TEGAL
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani,Olahraga dan Kesehatan
Materi Pokok : Senam Keseimbangan
Sasar Program : Siswa kelas III SDN Grobog Kulon 02
Evaluator : ...........................................
Tanggal : ...........................................
Lembar evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu,sebagai
ahli Pendidikan Penjasorkes terhadap model pembelajaran senam keseimbangan
yang efektif dan efesien untuk proses Pembelajaran Penjasorkes bagi siswa kelas
III SD Negeri Grobog Kulon 02 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal yang saya
modifikasi.
Sehubungan dengan hal tersebut saya berharap kesedian Bapak/Ibu
untuk memberikan respon pada setiap pertanyaan sesuai dengan petunjuk di
bawah ini :
Lembar evaluasi ini diisi oleh ahli Penjasorkes
Evaluasi mencakup aspek bentuk/model pembelajaran senam keseim-
bangan ,komentar dan saran umum,serta kesimpulan
Rancangan evaluasi mulai dari “tidak baik” sampai dengan “sangat
baik”dengan cara memberi tanda “√” pada kolom yang tersedia.
Keterangan :
1.= tidak baik
2.= kurang baik
3.= cukup baik
4= baik
5= sangat baik
Komentar, kritik, dan saran mohon dituliskan pada kolom yang telah
disediakan dan apabila tidak mencukupi saya mohon ditulis pada kertas tambahan
yang telah disediakan
lxxx
Kualitas Model Pembelajaran
No Aspek yang dinilai Sikap Penilaian
Ket. 1 2 3 4 5
1 Kesesuaian dengan Kompetensi Dasar dan
Dasar Kompetensi
2 Kejelasan petunjuk Pembelajaran
3 Ketepatan memilih bentuk/model
Pembelajaran bagi siswa
4 Kesesuaian alat dan fasilitas yang digunakan
5 Kesesuaian bentuk/model pembelajaran untuk
diajarakan siswa
6 Kesesuaian bentuk/model pembelajaran
dengan Karakteristik siswa
7 Mendorong Perkembangan aspek
fisik/Jasmani siswa
8 Mendorong perkembangan aspek kognitif
siswa
9 Mendorong perkembangan aspek psikomotor
siswa
10 Mendorong Perkembangan aspek efekti siswa
11 Dapat dimainkan siswa yang terampil maupun
tidak terampil
12 Dapat dimainkan siswa putra maupun putri
13 Mendorong siswa aktif bergerak
14
Meningkatkan minat dan motivasi siswa
berprestasi dalam pembelajaran senam
keseimbangan
15 Aman untuk diterapkan dalam pembelajaran
senam keseimbangan
lxxxi
Saran untuk Perbaikan model Pembelajaran
Petunjuk :
1. Apabila diperlukan revisi pada model Pembelajaran ini,mohon di tuliskan pada
kolom 2.
2. Alasan diperlukannya revisi,mohon dituliskan pada kolom 3
3. Saran untuk perbaikan mohon ditulis dengan singkatan dan jelas pada kolom 4
No Bagian yang direvisi Alasan direvisi Saran perbaikan
1 2 3 4
lxxxii
Komentar
Kesimpulan
Model pembelajaran senam keseimbangan ini dinyatakan :
1.Layak untuk digunakan/uji coba skala kecil tanpa revisi
2. .Layak untuk digunakan/uji coba skala kecil dengan revisi sesuai saran
3.Tidak layak untuk digunakan/uji coba skala kecil
Mohon diberi tanda silang pada nomor sesui dengan kesimbangan anda )
Semarang ,...................2011
Evaluator
( ..........................................)
lxxxiii
LEMBAR EVALUASI MODEL PEMBELAJARAN SENAM
KESEIMBANGAN SISWA KELAS III SDN GROBOG KULON 02
KECAMATAN PANGKAH KABUPATEN TEGAL
I. Identitas Responden
1) Nama : …………………………….
2) Kelas : …………………………….
3) No. Absen : …………………………….
4) Jenis Kelamin : …………………………….
5) Alamat : SD Negeri Grobog Kulon 02 Kecamatan Pangkah
Kabupaten Tegal
6) Tanda tangan :
II. Petunjuk Pengisian Angket
1) Tulis identitasmu pada lembar yang telah tersedia.
2) Bacalah dengan teliti semua pernyataan dan pertanyaan.
3) Jawablah semua pertanyaan dengan memberi tanda silang (X) pada kolom
alternatif jawaban.
a) YA
b) TIDAK
lxxxiv
A. Pertanyaan Kognitif
1. Apakah menurut kamu,model pembelajaran senam keseimbangan merupakan
pembelajaran yang sulit untuk dimainkan
a. ya b. Tidak
2. Apakah kamu bisa melakukan gerak berjalan di bantalan rel kereta tebu?
a. ya b. Tidak
3. Apakah dalam pembebelajaran senam keseimbangan,kamu mudah untuk
melakukan?
a. ya b. Tidak
4. Apakah kamu senang pembelajaran senam keseimbangan dilaksanakan di
lingkungan bekas rel kereta tebu
a. ya b. Tidak
5. Apakah kamu bisa melakukan gerakan ber jalan mudur di atas bantalan rel
kereta tebu?
a. ya b. Tidak
B. Pertanyaan psikomotor
1. Apakah kamu serius atau sungguh-sungguh ketika melakukan pembelajaran
senam keseimbangan?
a. ya b. Tidak
2. Apakah kamu akan mentaati peraturan selama latihan senam keseimbangan?
a. ya b. Tidak
3. Apakah dalam mengikuti Penjasorkes harus memakai kaos olahraga?
a. ya b. Tidak
4. Apakah dalam latihan berjalan di atas rel dibutuhkan kerjasama dengan teman?
a. ya b. Tidak
5. Apakah cara pembelajaran senam keseimbangan lebih mudah dilaksankan di
lapangan.?
a. ya b. Tidak
C. Pertanyaan afektif
1. Saya akan mempelajari gerak senam keseimbangan yang telah diajarkan oleh
guru
a. ya b. Tidak
2. Siswa-siswi semangat dalam mengikuti gerak senam keseimbangan yang
dicontohkan oleh guru
a. ya b. Tidak
3. Siswa sangat senang apabila guru Penjasorkes berhalangan hadir, sehingga
tidak jadi olahraga
a. ya b. Tidak
4. Jika dalam melakukan olahraga tidak diawasi guru, maka saya tetap
melakukan o;ahraga dengan sungguh-sungguh
a. ya b. Tidak
5. Jika guru Penjasorkes menyuruh mengulang gerakan berjalan di atas rel,
maka saya akan menghafalkan sampai bisa
a. ya b. Tidak
lxxxv
Hasil Pengisian Kuesoner Ahli dan Guru Penjas
NO Aspek yang dinilai Sekor Ahli
1 2 I II II
1 Kesesuaian dengan Kopetensi Dasar dan Dasar
Kopetensi 5 5 5
2 Kejelasan petunjuk Pembelajaran 4 4 4
3 Ketepatan memilih benuk/model Pembelajaran
bagi siswa 4 5 4
4 Kesesuaian alat dan fasilitas yang digunakan 3 4 3
5 Kesesuaian bentuk/model pembelajaran untuk
diajarakan siswa 5 5 4
6 Kesesuaian bentuk/model pembelajaran dengan
Karakteristik siswa 5 4 4
7 Mendorong Perkembangan aspek fisik/Jasmani
siswa 5 5 4
8 Mendorong perkembangan aspek koknetif
siswa 5 5 5
9 Mendorong perkembangan aspek psikomotor
siswa 4 4 4
10 Mendorong Perkembangan aspek efekti siswa 4 4 5
11 Dapat dimainkan siswa yang terampil maupun
tidak terampil 5 4 5
12 Dapat dimainkan siswa putra maupun putri 5 5 5
13 Mendorong siswa aktif bergerak 5 4 5
14 Meningkatkan minat dan motivasi siswa
berprestasi dalam pembelajaran senam
keseimbangan
5 5 5
15 Aman untuk diterapkan dalam pembelajaran
senam keseimbangan 5 5 5
Nilai Skor 69 68 67
Nilai Rata 4.60 4.53 4.46
lxxxvi
Hasil Angket Uji Coba Skala Kecil
Aspek psikomotorik
No Nama Butir Soal Jumlah Rata-
rata % 1 2 3 4 .5 1
1 Abdul Yaqin 1 2 2 2 2 10
2 Aldi Dwi Ayani 1 2 2 2 2 10
3 Dwi Ilham MF. 1 2 2 2 1 9
4 Faizal Nurul F. 1 2 1 2 2 9
5 Muhamad Fadilah 1 2 2 2 2 10
6 Reza Riyani.P. 1 2 2 2 2 10
7 Rita Darwati 1 2 2 2 2 10
8 Eva Widia Sari 1 2 2 2 1 9
9 Putri Rismawati 2 1 2 2 2 9
10 Retno Andriani 1 2 2 2 2 10
Jumlah 11 19 19 20 18
Jawaban Ya 1 9 9 10 8
% 10 90 90 100 80
92%
Jawaban Tidak 9 1 1 0 2
% 90 10 10 0 20
8%
Aspek Kognitif
No Nama. Butir Soal
Jumlah Rata-
rata % 1 2 3 4 5.
1 Abdul Yaqin 2 2 2 2 2 9
2 Aldi Dwi Ayani 2 2 2 2 2 9
3 Dwi Ilham MF. 2 2 2 2 2 8
4 Faizal Nurul F. 2 1 2 2 1 8
5 Muhamad Fadilah 2 2 2 2 1 7
6 Reza Riyani.P. 1 1 2 2 2 8
7 Rita Darwati 2 2 1 1 2 8
8 Eva Widia Sari 2 2 2 2 1 8
9 Putri Rismawati 2 2 2 2 2 9
10 Retno Andriani 2 1 2 2 2 8
Jumlah 19 17 18 19 17
Jawaban Ya 9 7 8 8 7
% 90 90 80 80 70
82%
Jawaban Tidak 1 3 2 2 3
% 10 30 20 20 30
22%
lxxxvii
Aspek Afektif
No
Nama Butir Soal Jumlah Rata-
rata % . 1 2 3 4 5 Total
1 Abdul Yaqin 2 2 2 2 2 10
2 Aldi Dwi Ayani 1 1 2 2 2 8
3 Dwi Ilham MF. 2 2 1 2 2 9
4 Faizal Nurul F. 2 2 2 2 2 10
5 Muhamad Fadilah 2 2 2 1 2 9
6 Reza Riyani.P. 2 2 1 2 2 9
7 Rita Darwati 2 2 2 2 2 10
8 Eva Widia Sari 2 2 2 2 2 10
9 Putri Rismawati 2 2 2 2 2 10
10 Retno Andriani 2 2 2 2 2 10
Jumlah 19 19 18 19 20
Jawaban Ya 9 9 8 9 10
% 90 90 80 90 100
90%
Jawaban Tidak 1 1 2 1 0
% 10 10 20 10 0
10%
lxxxviii
Hasil Uji Coba Sekala Kecil I (N=15)
No Aspek Jawaban Presentase
1.
2.
3
4.
5
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Apakah menurut kamu,model pembelajaran senam
keseimbangan merupakan pembelajaran yang sulit
untuk dimainkan
Apakah kamu bisa melakukan gerak berjalan di
bantalan rel kereta tebu?
Apakah dalam pembebelajaran senam
keseimbangan,kamu mudah untuk melakukan?
Apakah kamu senang pembelajaran senam
keseimbangan dilaksanakan di lingkungan bekas
rel kereta tebu
Apakah kamu bisa melakukan gerakan ber jalan
mudur di atas bantalan rel kereta tebu?
Apakah kamu serius atau sungguh-sungguh ketika
melakukan pembelajaran senam keseimbangan?
Apakah kamu akan mentaati peraturan selama
latihan senam keseimbangan?
Apakah dalam mengikuti Penjasorkes harus
memakai kaos olahraga?
Apakah dalam latihan berjalan di atas rel
dibutuhkan kerjasama dengan teman untuk
meningkatklan prestasi.?
Apakah cara pembelajaran senam keseimbangan
lebih mudah dilaksankan di lapangan.?
Saya akan mempelajari gerak senam keseimbangan
yang telah diajarkan oleh guru
Siswa-siswi semangat dalam mengikuti gerak
senam keseimbangan yang dicontohkan oleh guru
Siswa sangat senang apabila guru Penjasorkes
berhalangan hadir, sehingga tidak jadi olahraga
Jika dalam melakukan olahraga tidak diawasi guru,
maka saya tetap melakukan o;ahraga dengan
sungguh-sungguh
Jika guru Penjasorkes menyuruh mengulang
gerakan berjalan di atas rel, maka saya akan
menghafalkan sampai bisa
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
90%.
90%
90%.
100%.
80%.
90%
90%
80%
80%
70%
90%
90%
80%
90%
100%
lxxxix
Analisis Data Hasil Uji Coba Kelompok Kecil (N=15)
No. Aspek Prosentasi Kreteria Makna
1.
2.
3
4.
5
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Apakah menurut kamu,model
pembelajaran senam keseimbangan
merupakan pembelajaran yang sulit
untuk dimainkan
Apakah kamu bisa melakukan gerak
berjalan di bantalan rel kereta tebu?
Apakah dalam pembebelajaran senam
keseimbangan,kamu mudah untuk
melakukan?
Apakah kamu senang pembelajaran
senam keseimbangan dilaksanakan di
lingkungan bekas rel kereta tebu
Apakah kamu bisa melakukan
gerakan ber jalan mudur di atas
bantalan rel kereta tebu?
Apakah kamu serius atau sungguh-
sungguh ketika melakukan
pembelajaran senam keseimbangan?
Apakah kamu akan mentaati
peraturan selama latihan senam
keseimbangan?
Apakah dalam mengikuti Penjasorkes
harus memakai kaos olahraga?
Apakah dalam latihan berjalan di atas
rel dibutuhkan kerjasama dengan
teman untuk meningkatklan prestasi.?
Apakah cara pembelajaran senam
keseimbangan lebih mudah
dilaksankan di lapangan.?
Saya akan mempelajari gerak senam
keseimbangan yang telah diajarkan
oleh guru
Siswa-siswi semangat dalam
mengikuti gerak senam keseimbangan
yang dicontohkan oleh guru
Siswa sangat senang apabila guru
Penjasorkes berhalangan hadir,
sehingga tidak jadi olahraga
Jika dalam melakukan olahraga tidak
diawasi guru, maka saya tetap
melakukan o;ahraga dengan sungguh-
sungguh
Jika guru Penjasorkes menyuruh
90%.
90%
90%.
100%.
80%.
90%
90%
80%
80%
70%
90%
90%
80%
90%
100%
Sangat
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Cukup
Baik
Sangat
Baik
Baik
Baik
Sangat
Baik
Cukup
Baik
Baik
Sangat
Baik
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
xc
mengulang gerakan berjalan di atas
rel, maka saya akan menghafalkan
sampai bisa
xci
Instrumen pada uji Coba Skala Besar
Model Pembelajaran Keseimbangan Gerak
No Faktor Indikator
Jumlah
soal
Jumlah
Nilai
1 Kognitif
Kemampuan siswa mempraktekan
variasi gerak dalam model
Pengembangan gerak dasar lari
5 10
2
Psikomotorik
Pengukuran denyut nadi,sebelum dan
sesudah pembelajaran gerak dasar lari
1 -
3 Afektif
Menampilkan sikap dalam bermain
model permainan Pengembangan
gerak dasar lari, serta nilai kerjasama,
sportifitas, dan kejujuran
5 10
xcii
Hasil NilaiUji Coba Skala Besar
Aspek Kognitif
No Nama Butir Soal Jumlah
1 2 3 4 5 Total
1 NURFANI 2 2 2 2 2 10
2 RAHMAT ABDUL 2 2 1 1 2 8
3 RIZALI 2 2 1 2 2 9
4 ANGGI ANDRIANSYAH S. 2 2 2 2 2 10
5 SUMITRI 2 2 2 2 2 10
6 SYARIFUDIN 2 2 2 1 2 9
7 SITI ELA MAESAROH 2 2 2 2 2 10
8 EVA MONIKA 2 2 2 2 2 10
9 LELI AYU LEPENIA 2 2 1 1 2 8
10 LEPAN APRILIANI 2 2 2 1 2 9
11 M. AGNIN HANAFIE 1 2 1 2 2 8
12 SOLEMAN 2 1 1 2 2 8
13 TASRIPIN 2 2 2 2 2 10
14 RUKAYAH 2 2 2 2 1 9
15 M. AGIL PRATAMA 2 2 2 2 2 10
16 DIDI SUPRIADI 1 2 2 2 2 9
17 IVAN ABI LESMANA 2 2 2 1 2 9
18 DILAH MADIYANTI 2 2 2 1 1 8
19 SACHUROH 2 1 2 2 2 9
20 SAYLI LANA TUNNISA 2 2 2 2 1 9
21 ABDI KHARIS PRASETYU 2 2 2 2 2 10
22 M. AGUS SUPRIYADI 2 2 2 2 2 10
23 NICKHAYATUN FR. 2 2 1 2 2 9
24 M. ILHAM FADILAH 2 2 2 2 2 10
25 WIKI WIKIYONO 2 2 1 2 2 9
26 KHOLIDIN 2 2 1 2 2 9
27 NELDA WAHYU ARISTI 2 2 2 2 2 10
28 NUR IZA ASTUTI 2 2 2 2 2 10
29 LIA PUJI ASTUTI 2 2 1 2 2 9
30 M. PAHAD AZEVIN 2 2 2 2 2 10
Jumlah 58 58 51 54 57
Rata-rata % 96.67 96.67 85.00 90.00 95.00
xciii
Pengukuran Denyut Nadi
Siswa kelas III SDN Grobog Kulon 02
Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal
Aspek Psikomotorik
No. NAMA SISWA L/P Umur
Sebelum
latihan
Sesudah
latihan Selisih ket.
1 NURFANI P 9 60 89 29 15.36%
2 RAHMAT ABDUL L 9 75 90 15 8.82%
3 RIZALI L 8 72 96 24 13.71%
4 ANGGI A. L 9 68 85 17 9.51%
5 SUMITRI P 9 67 78 11 6.11%
6 SYARIFUDIN L 9 60 80 20 10.60%
7 SITI ELA
MAESAROH P
9 72 86 14 8.06%
8 EVA MONIKA P 8 78 90 12 7.16%
9 LELI AYU LEPENIA P 8 80 92 12 7.27%
10 LEPAN APRILIANI P 9 80 95 15 9.16%
11 M. AGNIN HANAFIE L 9 64 76 12 6.53%
12 SOLEMAN L 9 77 90 13 7.76%
13 TASRIPIN L 9 72 84 12 6.91%
14 RUKAYAH P 9 73 85 12 6.965
15 M. AGIL PRATAMA L 10 74 87 13 7.65%
16 DIDI SUPRIADI L 8 79 95 16 9.625
17 IVAN ABI LESMANA L 8 79 85 6 3.61%
18 DILAH MADIYANTI P 8 60 89 29 15.26%
19 SACHUROH P 8 74 93 19 11.01%
20 SAYLI LANA
TUNNISA P
10 70 81 11 6.29%
21 ABDI KHARIS P. L 9 72 82 10 5.76%
22 M. AGUS
SUPRIYADI L
9 65 88 23 12.60%
23 NICKHAYATUN FR. P 9 60 80 20 10.60%
24 M. ILHAM FADILAH L 9 80 91 11 6.72%
25 WIKI WIKIYONO L 9 81 91 10 6.15%
26 KHOLIDIN L 8 76 92 16 9.41%
27 NELDA WAHYU A. P 9 70 78 8 4.54%
28 NUR IZA ASTUTI P 9 60 85 25 13.25%
29 LIA PUJI ASTUTI P 9 70 88 18 10.21%
30 M. PAHAD AZEVIN L 9 65 89 24 13.15%
Rata-rata Prosentase 8.99%
xciv
Hasil Nilai Uji Coba Skala Besar
Aspek Afektif
No Nama Butir Soal
Jumla
h
1 2 3 4 5 Total 1 NURFANI 2 2 2 2 2 10
2 RAHMAT ABDUL 2 2 2 1 2 9
3 RIZALI 2 2 2 2 2 10
4 ANGGI ANDRIANSYAH S. 2 2 2 2 1 9
5 SUMITRI 2 2 2 2 2 10
6 SYARIFUDIN 1 2 2 1 2 8
7 SITI ELA MAESAROH 2 2 2 2 1 9
8 EVA MONIKA 2 2 1 2 2 9
9 LELI AYU LEPENIA 1 2 2 1 2 8
10 LEPAN APRILIANI 2 2 2 1 2 9
11 M. AGNIN HANAFIE 1 2 2 2 1 8
12 SOLEMAN 2 1 2 2 2 9
13 TASRIPIN 2 2 2 2 1 9
14 RUKAYAH 2 2 1 2 2 9
15 M. AGIL PRATAMA 2 2 2 2 2 10
16 DIDI SUPRIADI 2 2 2 2 2 10
17 IVAN ABI LESMANA 2 2 2 1 2 9
18 DILAH MADIYANTI 2 2 2 1 2 9
19 SACHUROH 2 2 1 2 2 9
20 SAYLI LANA TUNNISA 2 2 2 2 2 10
21 ABDI KHARIS PRASETYU 2 2 2 2 2 10
22 M. AGUS SUPRIYADI 2 2 2 2 1 9
23 NICKHAYATUN FR. 2 2 2 1 2 9
24 M. ILHAM FADILAH 2 2 1 2 2 9
25 WIKI WIKIYONO 1 2 2 2 2 9
26 KHOLIDIN 2 2 2 1 1 8
27 NELDA WAHYU ARISTI 2 2 2 2 2 10
28 NUR IZA ASTUTI 2 2 2 2 1 9
29 LIA PUJI ASTUTI 2 2 2 2 2 10
30 M. PAHAD AZEVIN 1 2 2 2 2 9
Jumlah 55 59 56 52 53
Rata-rata %
91.6
7
98.3
3
93.3
3
86.6
7
88.3
3
xcv
Data Nama Kelas III SDN Grobog Kulon 02
(Sebagai Sampel Uji Coba Skala Kecil )
No Nama Kelas
1 Abdul Yaqin III (tiga)
2 Aldi Dwi Ayani III (tiga)
3 Dwi Ilham MF. III (tiga)
4 Faizal Nurul F. III (tiga)
5 Muhamad Fadilah III (tiga)
6 Reza Riyani.P. III (tiga)
7 Rita Darwati III (tiga)
8 Eva Widia Sari III (tiga)
9 Putri Rismawati III (tiga)
10 Retno Andriani III (tiga)
xcvi
Data Nama Kelas III SDN Grobog Kulon 02
(Sebagai Sampel Uji Coba Skala Besar)
No Nama Kelas
1 NURFANI III (tiga)
2 RAHMAT ABDUL III (tiga)
3 RIZALI III (tiga)
4 ANGGI ANDRIANSYAH S. III (tiga)
5 SUMITRI III (tiga)
6 SYARIFUDIN III (tiga)
7 SITI ELA MAESAROH III (tiga)
8 EVA MONIKA III (tiga)
9 LELI AYU LEPENIA III (tiga)
10 LEPAN APRILIANI III (tiga)
11 M. AGNIN HANAFIE III (tiga)
12 SOLEMAN III (tiga)
13 TASRIPIN III (tiga)
14 RUKAYAH III (tiga)
15 M. AGIL PRATAMA III (tiga)
16 DIDI SUPRIADI III (tiga)
17 IVAN ABI LESMANA III (tiga)
18 DILAH MADIYANTI III (tiga)
19 SACHUROH III (tiga)
20 SAYLI LANA TUNNISA III (tiga)
21 ABDI KHARIS PRASETYU III (tiga)
22 M. AGUS SUPRIYADI III (tiga)
23 NICKHAYATUN FR. III (tiga)
24 M. ILHAM FADILAH III (tiga)
25 WIKI WIKIYONO III (tiga)
26 KHOLIDIN III (tiga)
27 NELDA WAHYU ARISTI III (tiga)
28 NUR IZA ASTUTI III (tiga)
29
LIA PUJI ASTUTI
III (tiga)
30 M. PAHAD AZEVIN III (tiga)
xcvii
xcviii
xcix
c
ci
cii
ciii
civ
cv
cvi
cvii
cviii
cix
cx
cxi
cxii
cxiii
cxiv
cxv
cxvi
cxvii
cxviii
cxix
cxx
cxxi
cxxii
cxxiii
cxxiv
cxxv
cxxvi
cxxvii
cxxviii
cxxix
cxxx
cxxxi
cxxxii
cxxxiii
cxxxiv
cxxxv