Post on 02-Mar-2016
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN MATERI POKOK
SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA
MELALUI KOMBINASI MODEL NUMBERED HEADS
TOGETHER DAN MIND MAPPING DI SMP
MUHAMMADIYAH 08 MIJEN SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Ilmu Tarbiyah
Jurusan Tadris Biologi
Disusun Oleh:
RISDA FITRI INDRIYANI063811033
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010
ABSTRAK
Risda Fitri Indriyani (NIM. 063811033). Efektifitas Pembelajaran Materi PokokSistem Peredaran Darah Melalui Kombinasi Model Numbered Heads Together(NHT) Dan Mind Mapping Di SMP Muhammadiyah 08 Mijen Semarang. Skripsi.Semarang: Program Strata 1 Jurusan Pendidikan Biologi IAIN Walisongo, 2011.
Melalui kegiatan observasi yang dilaksanakan pada bulan April hinggaMei 2010, diketahui pembelajaran di SMP Muhammadiyah 08 Mijen Semarangmenggunakan metode ceramah yang diselingi tanya jawab, diskusi dan pemberiantugas tanpa danya kontrol akan tugas tersebut sehingga pembelajaran cenderungberpusat pada guru.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan pembelajarandengan kombinasi Model Numbered Heads Together (NHT) dan Mind Mappingdapat meningkatkan hasil belajar biologi peserta didik SMP Muhammadiyah 08Mijen Semarangf serta untuk mengetahui persepsi peserta didik akan pembelajarandengan menggunakan pendekatan kombinasi Model Numbered Heads Together(NHT) dan Mind Mapping. Jenis Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif..
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 08 Mijen Semarangpada bulan Septemper-Oktober 2010. Subjek penelitian ini adalah peserta didikkelas VIII C dan VIII D SMP Muhammadiyah 08 Mijen Semarang yangberjumlah 68 orang. Data penelitian ini berupa hasil belajar peserta didik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik pada nilaipostes kelas eksperimen menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan nilaipretes kelas eksperimen. Peningkatan persentase masing-masing indikator yaituindikator Attention sebesar 7,82% Relevance 3,60%, Confidence 12,13%, danSatisfaction 7,10% Skor hasil belajar rata-rata angket sebelum tindakan 2,90meningkat menjadi 11,01setelah pelaksanaan tindakan. Rerata kelas dari hasilevaluasi di setiap kuis juga mengalami peningkatan, pada prites eksperimensebesar 56,00 dan hasil belajar pada prites kontrol sebesar 60,47 denganpeningkatan sebesar 7,69. Ketuntasan belajar secara klasikal pada posteseksperimen 87,09 sebesar 70,96% dan pada postes kontrol meningkat menjadi79,53 sebesar 93,54% Jadi, ketuntasan belajar mengalami peningkatan sebesar40,58%serta melalui hasil angket dan observasi menunjukkan persepsi pesertadidik terhadap pembelajaran dengan kombinasi Model Numbered Heads Together(NHT) dan Mind Mapping cukup baik serta lebih disukai peserta didik karenapeserta didik merasa lebih percaya diri dalam berpendapat akan materi terkait.
Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran dengan kombinasi ModelNumbered Heads Together (NHT) dan Mind Mapping lebih disukai peserta didiksehingga diharapkan guru dapat menerapkan kombinasi Model Numbered HeadsTogether (NHT) dan Mind Mapping sebagai variasi dalam pembelajaran Biologi.Keterbatasan penelitian yang hanya menerapkan kombinasi Model NumberedHeads Together (NHT) dan Mind Mapping pada materi Sistem Peredaran darahpada manusia dengan waktu penelitian yang cukup singkat, maka diharapkan dapatdilakukan penelitian lanjutan pada materi yang lain.
KEMENTERIAN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAHAlamat: Prof. Dr. Hamka Kampus II Telp. 7601295 Fak. 7615387 Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Semarang, 6 Desember 2010Lamp : 4 (Empat) EksemplarHal : Naskah Skripsi Kepada Yth.
An. Sdr. Risda Fitri Indriyani Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamualaikum Wr. Wb
Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama inisaya kirim naskah skripsi saudari:
Nama : Risda Fitri IndriyaniNIM : 063811033Judul : EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN MATERI POKOK
SISTEM PEREDARAN DARAH MELALUIKOMBINASI MODEL NUMBERED HEADSTOGETHER (NHT) DAN MIND MAPPING DI SMPMUHAMMADIYAH 08 MIJEN SEMARANG
Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudari tersebut dapatdimunaqosahkan.
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
MOTTO
t yur/ 3 s9$BNuq yJ 9$#$tBurF{ $#$Y Hsdm ZiB4b ) 9s;M t Uy5Qq s)j9
cr 3 xtG tdan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi
semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir. (Al-
Jatsiyah :13)
PERSEMBAHAN
Dalam perjuangan mengarungi samudra illahi tanpa batas, dengan segala
kerendahan hati, kupersembahkan karya tulis sederhana ini kepada orang-orang
yang telah memberi arti dalam hidupku.
1. Ayahanda Mashudi S.Ag dan Ibunda Sri Mulyani WS, yang senantiasa ikhlas
mendidikku,
2. Ayah mertua H. Abdus Syakur dan Ibu Hj. Istimak, yang senantiasa ikhlas
memberikan motivasi,
3. Suami tercinta Abdul Muflih, yang selalu ikhlas dan sabar mendampingi dalam
pembuatan skripsi ini.
4. Bintang kecilku Ibnu Abdillah Ummami(alm) sebagai sumber inspirasiku,
5. Adik-adikku tersayang (Afif, Danie, Miyung) serta keponakan kecilku (Mb
Aya, De Mila dan De Wildan) yang selalu memberikan keceriaan,
6. Temen senasib seperjuangan ( Cenus, Idoet, N-Fies, Milla, Budi, Tafiet dan
Sukron) yang selalu ada dalam suka dan duka,
7. Bolo-bolone Koplenk ar-Risdha (Blank-on, Raja Kamso, Gareng, Monyos,
Pedot, Katrem, Aconk dan Metafisis_isme) yang selalu menghiburku,
8. My Scooter Love, trims selalu mengantarku menjelajahi siang dan malam,
9. Teman-teman Tadris Biologi spesial 2006 yang kompak selalu,
10. Best friend in Hijau Hitam yang memberikan solusi-solusi, serta
11. Semua yang ada saat aku ada.
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai bahan rujukan.
Semarang, 06 Desember 2010
Deklarator,
Risda Fitri IndriyaniNIM. 063811033
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulisan skripsi
ini dapat terselesaikan.
Sholawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepada beliau Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta orang-orang
mukmin yang senantiasa mengikutinya.
Dengan kerendahan hati, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak
mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.
Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada:
1. Sudjai, Dr. M. Ag., Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
2. Lianah, M.Pd, pembimbing satu yang telah berkenan memberikan bimbingan
dan pengarahan dalam penulisan skripsi.
3. Alis Asikin, M.A, pembimbing dua yang telah berkenan memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi.
4. Andi Fadlan, S. Pd, M. Si., Wali Studi selama penulis menuntut ilmu di IAIN
Walisongo Semarang.
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah
membekali ilmu pengetahuan dan keterampilan serta membantu kelancaran
selama kuliah.
6. Bapak Drs.Muh Ansori, Kepala SMP Muhammadiyah 8 Mijen Semarang,
yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.
7. Ibu Eko sustiyani, S. Pd, Guru mata pelajaran biologi SMP Muhammadiyah 8
Mijen Semarang, yang telah sabar memberikan pengarahan selama proses
penelitian.
8. Orang tua tercinta dan keluarga di Kendal yang senantiasa mendoakan dan
mengarahkan, sehingga sekripsi ananda dapat terselesaikan.
9. Keluarga besar mertua di Rembang yang selalu memberikan motivasi-
motivasinya.
10. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga jasa-jasa mereka mendapatkan balasan yang lebih baik dari Allah
SWT. Demi sempurnanya skripsi ini, saran dan kritik sangat penulis harapkan.
Mudah-mudahan skripsi ini dapat membawa manfaat, amin.
Semarang, 06 Desember 2010
Penulis,
Risda Fitri IndriyaniNIM. 063811033
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................i
HALAMAN ABSTRAK...............................................................................................ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................................... iii
PENGESAHAN PENGUJI...........................................................................................iv
MOTTO..........................................................................................................................v
PERSEMBAHAN..........................................................................................................vi
PERNYATAAN...........................................................................................................vii
KATA PENGANTAR.................................................................................................viii
DAFTAR ISI..................................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR............ ......................................................................................xiii
DAFTAR TABEL............ ...........................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................xv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................................1
B. Identifikasi Masalah.............................................................................. 4
C. Penegasan Istilah....................................................................................5
D. Pembatasan Masalah..............................................................................8
E. Rumusan Masalah..................................................................................8
F. Manfaat Penelitian.................................................................................8
BAB II : LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan teori.......................................................................................10
1. Belajar.............................................................................................10
a.Ciri-ciri Belajar............................................................................11
b.Prinsip-prinsip Belajar.................................................................12
c.Unsur-unsur dalam belajar...........................................................13
2. Hasil Belajar....................................................................................13
a.Faktor-faktor yang mempengarui hasil belajar............................16
b.Indikato-indikator hasil belajar....................................................16
3. Pembelajaran Biologi......................................................................19
a.Fungsi pembelajaran biologi........................................................20
b.Tujuan Pembelajarn biologi.........................................................20
4. Pengertian Pembelajaran Cooperative Learning.............................21
a.Ciri pembelajaran kooperatif........................................................24
b. Tujuan pembelajarn kooperatif...................................................24
c. Unsur dalam pembelajarn kooperatif..........................................25
d. Langkah pembelajaran kooperatif...............................................25
5. Model Pembelajaran Numbered Heads Togetheer.........................25
6. Metede Mind Mapping....................................................................27
7. Materi Sistem Peredaran Darah pada Manusia...............................28
a.Pengetian sistem peredarn darah..................................................28
b.Fungsi sistem peredaran darah.....................................................29
c.Darah............................................................................................29
d.Golongan Darah...........................................................................33
e.Alat peredarn darah......................................................................34
f. Macam peredarn darah.................................................................36
g.Gangguan pada sistem sirkulasi...................................................38
B. Kajian Penelitian yang Relevan............................................................39
C. Kerangka Berpikir.................................................................................40
D. Hipotesis Penelitian..............................................................................43
BAB III: METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian..................................................................................44
B. Waktu dan Tempat Penelitian ...........................................................44
C. Variabel penelitian................................................................................45
D. Metode penelitian.................................................................................45
E. Metode penentuan obyek......................................................................47
F. Teknik pengumpulan data.....................................................................47
G. Teknik analisis data...............................................................................48
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi dan hasil penelitian..................................................................55
B. Pengujian hipotesis..................................................................................55
a. Analisis validitas tes.............................................................................55
b. Analisis Reabilitas................................................................................56
c.Analisis indek kesukaran.......................................................................56
d. Analisis daya beda................................................................................57
C. Pembahasan hasil penelitian....................................................................62
D. Keterbatasan penelitian............................................................................63
BAB V : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................65
B. Saran...................................................................................................65
C. Penutup...............................................................................................65
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1. : Struktur hipotesis.............................................................19
2. Gambar 2.2. : Sel darah merah................................................................31
3. Gambar 2.3. : Sel darh putih...................................................................32
4. Gambar 2.4. : Keping darah....................................................................33
5. Gambar 2.5. : Plasma darah...................................................................34
6. Gambar 2.7. : Alat peredaran darah.......................................................36
7. Gambar 2.8. : Peredaran darah besar.....................................................40
8. Gambar 2.9. : Bagan kerangka berfikir pembelajaran kombinasi.........44
9. Gambar 3.1. : Pretes-postes control group design.................................46
DAFTAR TABEL DAN DIGRAM
1. Tabel 2.1. Perbandingan arteri dan vena...........................................................38
2. Tabel 3.1. Perincian waktu penelitian...............................................................45
3. Tabel 4.1. Prosentase kesukaran butir soal.......................................................57
4. Tabel 4.2. Prosentase daya beda butir soal.......................................................58
5. Diagram 4.1 Prosentase kesukaran butir soal...................................................58
6. Diagram 4.2 Prosentase daya beda butir soal...58
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar nama kelas uji coba
2. Daftar nama kelas eksperimen
3. Daftar nama kelas kontrol
4. Nilai pretes kelas eksperimen dan control
5. Nilai postes kelas eksperimen dan control
6. Hasil anlisis uji coba soal
7. Perhitungan validitas tes
8. Perhitungan Reabilitas tes
9. Perhitungan tingkat kesukaran soal
10. Perhitungan daya pembeda soal
11. Uji normalitas nilai pre tes kelas eksperimen
12. Uji normalitas nilai pre tes kelas kontrol
13. Homogenitas dengan uji Barlett
14. Uji kesamaan dua variant data pre tes kelas ekperimen dan kontrol
15. Perbedaan dua rata-rata pre test antara kelompok eksperimen dan
kontrol
16. Uji normalitas nilai post test kelas eksperimen
17. Uji normalitas nilai post test kelas kontrol
18. Uji homogenitas dengan uji Barlett
19. Uji kesamaan dua variant data post tes kelas ekperimen dan kontrol
20. Uji perbedaan dua rata-rata hasil belajar antara kelompok
eksperimen dan kontrol
21. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kelas kontrol
22. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kelas eksperimen
23. Kisi-kisi soal uji coba
24. Lembar soal uji coba
25. Lembar jawab soal uji coba
26. Lembar kuis 1
27. Lembar kuis 2
28. Lembar jawab soal kuis 1 dan kuis 2
29. Soal pre test
30. Soal post test
31. Lembar jawab soal pri test dan post tes
32. Daftar guru mata pelajaran
33. Denah ruang SMP Muhammadiyah 8 Mijen Semarang
34. Sejarah singkat SMP Muhammadiyah 08 Mijen Semarang
35. Surat Penunjukan Pembimbing
36. Surat Izin Riset
37. Surat Pengesahan dari Sekolah
38. Surat keterangan bebas kuliah
BAB I
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu
tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya
penguasaan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pada tingkat SMP, Biologi
dipandang penting untuk diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri dengan
beberapa pertimbangan. Pertama, selain memberikan bekal ilmu kepada
peserta didik, mata pelajaran Biologi dimaksudkan untuk menumbuhkan
kemampuan berfikir yang berguna untuk memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari. Kedua, mata pelajaran Biologi perlu diajarkan untuk
tujuan yang lebih khusus. Yaitu membekali peserta didik pengetahuan,
pemahaman, dan sejumlah pengetahuan yang dipersyaratkan untuk memasuki
jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan
teknologi. Pembelajaran Biologi dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk
menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup.
Ungkapan di atas sejalan dengan UU nomor: 20 Tahun 2003 pasal 3
bahwa tujuan pendidikan nasional untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya, memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara1.
Kenyataan lapangan pembelajaran biologi sekolah sejauh ini masih
didominasi oleh pembelajaran langsung dengan menggunakan metode
ekspositori. Peserta didik diposisikan sebagai obyek yang sering di anggap
tidak tahu atau belum tahu apa-apa. Sedangkan posisi guru sebagai centered
learning yang mempunyai pengetahuan, guru ceramah dan menggurui, otoritas
1 Kardiyat Wiharyanto. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta : Sahabat Setia, 2005,hlm: 30.
1
2tertinggi adalah guru. Banyak peserta didik yang kurang aktif dalam mengikuti
pembelajaran biologi karena selama ini metode pembelajaran yang digunakan
oleh guru masih menggunakan metode ekspositori. Hal itu sangat
bertentangan dengan makna belajar sendiri sebagaimana diungkapkan oleh
George Polya bahwa belajar adalah serangkaian proses heuristic yang meliputi
understand the problem, devise a plan, carry out the plan, dan look back.2
Menghadapi peserta didik dengan berbagai pribadi dan beragam
kesulitan belajar, menuntut guru untuk memilih metode yang tepat untuk
menyampaikan materi sesuai dengan perbedaan kemampuan otak peserta
didik dan berusaha keras di dalam menjelaskan permasalahan dan menyajikan
kata-kata dengan ungkapan yang jelas dan dapat dipahami sesuai dengan
tingkatan para peserta didiknya, hal ini diterapkan oleh Rasulullah dalam
mengajar para sahabat yang terdapat dalam hadis diantaranya yang
diriwayatkan oleh al-Bukhari di dalam shahihnya dari Ali bin Abi Thalib r.a
dia berkata:
???????????????????????????????????????????????????????????????????????Hendaklah berbicara kepada manusia sesuai dengan yang merekaketahui; apakah kalian mau Allah dan Rasul-Nya didustakan? 3
Guru adalah orang yang sangat berperan dalam mengatur alur skenario
pembelajaran yang akan berlangsung di dalam kelas dengan berbagai
kepribadian dan kemampuan peserta didik yang beraneka ragam, E. Mulyasa
menjelaskan bahwa:4
Tugas guru dalam pembelajaran tidak terbatas pada penyampaian
informasi kepada peserta didik. Sesuai kemajuan dan tuntutan zaman, guru
harus memiliki kemampuan untuk memahami peserta didik dengan berbagai
keunikannya agar mampu membantu mereka dalam menghadapi kesulitan
belajar. Dalam pada itu, guru dituntut memahami berbagai model
2Gatot Muhsetyo, dkk, Materi Pokok Pembelajaran Biologi SD, (Jakarta: Universitasterbuka, 2008), Cet. 2, hlm.18.
3 Imam Abi Abdillah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim ibn al-Maghirah Bardizbah al-Bukhari al-Jafi, Shahih al-Bukhari, Beirut Libanon: Darul Kitab al-Alamiah, 1992, hlm. 42
4 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional,( Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008) Hal.21.
3pembelajaran yang efektif agar dapat membimbing peserta didik dengan
optimal.
Untuk mewujudkan pemahaman konsep dan meningkatkan hasil
belajar peserta didik diperlukan suatu terobosan baru diantaranya yaitu
pemilihan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang akan
diajarkan dan kondisi mental peserta didiknya karena model pembelajaran,
dirasakan mempunyai peran strategis dalam upaya mendongkrak keberhasilan
proses belajar mengajar. Karena model pembelajaran bergerak melihat kondisi
kebutuhan peserta didiknya sehingga guru diharapkan mampu menyampaikan
materi dengan tepat tanpa mengakibatkan peserta didik mengalami kebosanan.
Namun sebaliknya, peserta didik diharapkan dapat tertarik dan terus tertarik
mengikuti pelajaran, dengan keingintahuan yang berkelanjutan. Berbagai
model pembelajaran yang telah dikembangkan secara intensif melalui
berbagai penelitian, tujuannya untuk meningkatkan kerjasama akademik antar
peserta didik, membentuk hubungan positif, mengembangkan rasa percaya
diri, serta meningkatkan kemampuan akademik melalui aktifitas individu
maupun kelompok..5
Pada model Numbered Heads Together (NHT) siswa dilatih untuk
aktif dalam kegiatan pembelajaran, berani mengungkapkan pendapat,
memberikan informasi, menerima informasi dan adanya kerja sama dalam
suatu kelompok belajar. Guru berperan dalam memantau jalannya
pembelajaran dengan memberikan bimbingan kepada kelompok atau individu
yang mengalami kesulitan.
Mind Mapping (Peta pikiran) adalah cara mempelajari suatu konsep
dengan merujuk pada metode pemprosesan informasi mengacu pada konsep.6
Pada peta pikiran siswa dapat menuangkan hasil belajar yang diperoleh dari
kegiatan pembelajaran sehingga siswa dapat mengetahui tema utama, hal-hal
penting dari tema utama, pengembangan dari setiap hal penting tersebut dan
mencari hubungan antara setiap hal. Selain itu dalam membuat peta pikiran
5 http://www.edubenchmark.com/menguak-pentingnya-model-pembelajaran.htlm6 Tony Buzan, Brain Chil, ( Jakarta: Gramedia Pustaka,2007 ), hlm 71
4juga menggunakan variasi warna, gambar dan symbol sehingga dapat
meningkatkan kreatifitas dan daya imajinasi siswa dalam menuangkan
informasi yang diperolehnya.
Dengan pembelajaran model Numbered Heads Together dan Mind
Mapping, guru dapat mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi
pelajaran. Model Numbered Heads Together merupakan salah satu metode
kooperatif sehingga siswa dapat belajar dan bekerja sama dengan siswa lain.
Siswa akan semakin aktif dengan membuat peta pikiran berdasarkan
pengetahuan yang diterima dari kegiatan pembelajaran dengan hubungan
konsep utama dengan sub-sub konsepnya. Pembelajaran kooperatif model
NHT dan MIND MAPPING dapat diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman dan hasil belajar serta aktifitas siswa, selain itu dengan MIND
MAPPING diharapkan dapat meningkatkan kreatifitas dan daya imajinasi
siswa serta mempermudah penerapan model NHT.
Berdasarkan uraian di atas, penulis terdorong untuk melakukan
penelitian dalam bentuk penelitian kuantitatif yang berjudul efektifitas
pembelajaran materi pokok sistem peredaran darah melalui kombinasi model
numbered heads together (NHT) dan mind mapping di SMP Muhammadiyah
08 Mijen Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011.
B. Identifikasi Masalah
Dari pemaparan masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah bahwa
peserta didik pada umumnya masih mengalami kesulitan dalam memahami
materi pokok sistem peredaran darah manusia sehingga hasil belajar peserta
didik dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan Sistem peredaran
darah manusia untuk mata pelajaran biologi masih tergolong rendah, salah
satu penyebabnya dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan guru
masih menggunakan model pembelajaran langsung dengan menggunakan
metode ekspositori. Oleh karena itu, diterapkan kombinasi model
pembelajaran Numbered Heads Together dan Mind Mapping sebagai alternatif
model pembelajaran untuk meningkatkan output peserta didik. Karena
5diterapkan kombinasi model pembelajaran baru yaitu Heads Together dan
Mind Mapping maka adakah perbedaan hasil belajar peserta didik pada materi
pokok Sistem peredaran darah manusia dengan menggunakan model
pembelajaran langsung (metode ekspositori) dibandingkan dengan
menggunakan kombinasi model pembelajaran Numbered Heads Together dan
Mind Mapping. Dengan adanya perbedaan tersebut akan memperlihatkan
keefektifan model tersebut.
C. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul di atas
dan demi menghindari dari bermacam-macam penafsiran, maka penulis
memberikan penjelasan tentang pengertian beberapa kata yang tercantum
dalam judul sehingga diketahui arti dan makna dalam pembelajaran yang
diadakan.
1. Efektivitas
Keefektifan berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa
hasil guna (untuk usaha, tindakan).7 Sedangkan efektivitas pengajaran
adalah tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan pengajaran yang
ditetapkan.8 Jadi efektivitas merupakan usaha untuk dapat mencapai
sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan
untuk memperoleh hasil yang maksimal.
Efektivitas dalam penelitian ini diukur secara statistik dengan
menunjukkan perbedaan yang signifikan antara rata-rata hasil belajar
biologi peserta didik yang menggunakan kombinasi model pembelajaran
NHT dan Mind Mapping dengan rata-rata hasil belajar biologi peserta
didik yang menggunakan model pembelajaran langsung dengan metode
ekspositori.
2. Pembelajaran
7Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: BalaiPustaka, 2002), hlm. 250.
8St. Vembriarto, dkk., Kamus Pendidikan, (Jakarta: Grasindo, 1994), hlm. 17.
6Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih
baik.9 Pembelajaran merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta
didik melakukan kegiatan belajar agar terwujud efisiensi dan efektivitas
kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik.10 Pembelajaran yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah proses pemberian suatu materi
pelajaran agar siswa lebih aktif dan hasil belajar dapat meningkat.
3. Materi Pokok Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah pada manusia adalah sistem transport yang
mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh manusia11. Sistem
Peredaran Darah Pada Manusia merupakan salah satu materi dalam KTSP
(kurikulum tingkat satuan pendidikan) untuk mata pelajaran Biologi yang
di pelajari peserta didik kelas VIII di tingkat SLTP atau sejenisnya
Sistem peredaran darah terdiri atas jantung, pembuluh darah dan
saluran limfe. Jantung merupakan organ pemompa yang besar yang
memelihara peredaran melalui seluruh tubuh.
4. Model NHT
Menurut Speaker Kagan teknik ini memberikan kesempatan
kepada siswa untuk saling membagi ide-ide dan mempertimbangkan
jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga dapat mendorong
siswa untuk meningkatkan semangat kerja mereka. Jadi model
pembelajaran NHT mengacu pada suatu cara untuk mempelajari dan
memahami suatu konsep dalam suatu kelompok12.
Inti dari kegiatan NHT adalah :
a) Mengajar : Guru mempresentasikan materi pembelajaran.
b) Belajar dalam tim : Siswa belajar melalui kegiatan kerja dalam
kelompok/tim mereka, untuk menuntaskan materi pelajaran.
9 M Darsono, A Sugandi, Martensi, Belajar dan Pembelajaran, (Semarang, IKIPSemarang Press,2001)
10 Isjono, Efektivitas Pembelajaran Kelompok,( Bandung,Alfabeta,2007)11 Purwoko,et.al.,IPA Terpadu SMP Kelas VIII, (Ghalia Indonesia printing : Pustaka
nasional,2009),hlm.54-68.12 Anita,Lie, Cooperative Learning, Jakarta, PT Gramedia, 2007,hlm59-60
7c) Pemberian kuis: Siswa mengerjakan pertanyaan secara kelompok
d) Penghargaan: Pemberian penghargaan kepada siswa yang berprestasi
dan tim/kelompok yang memperoleh skor tinggi dalam kuis13.
5. Mind Mapping
Mind Mapping (Peta pikiran) adalah ekspresi alamiah dari cara
kerja otak manusia.14 Pada peta pikiran siswa dapat menuangkan hasil
belajar yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran sehingga siswa dapat
mengetahui tema utama, hal-hal penting dari tema utama, pengembangan
dari setiap hal penting tersebut dan mencari hubungan antara setiap hal.
Selain itu dalam membuat peta pikiran juga menggunakan variasi warna,
gambar dan symbol sehingga dapat meningkatkan kreatifitas dan daya
imajinasi siswa dalam menuangkan informasi yang diperolehnya. Peta
pikiran menggambarkan tema utama sebagai titik sentral / tengah dan
cabang-cabangnya sebagaimana turunan yang keluar dari titik tengah
tersebut dan mencari hubungan antara tema turunan.
Pemetaan pikiran merupakan cara kreatif bagi tiap siswa untuk
menghasilkan gagasan, mencatat apa yang di pelajari, atau merencanakan
tugas baru. Meminta siswa untuk membuat peta pikiran memungkinkan
siswa untuk mengidentifikasi dengan jelas dan kreatif apa yang telah
mereka pelajari atau apa yang telah mereka rencanakan.15
Langkah-langkah untuk membuat peta pikiran, yaitu:
a) memilih suatu bahan bacaan.
b) merupakan konsep-konsep yang relevan.
c) mengelompokkan (mengusulkan konsep-konsep yang relevan).
d) Menyusun konsep-konsep tersebut ke dalam bagan.
13 Amin Suyitno, Pembelajaran Inovatif (Semarang: Fakultas Matematika danIPA,2009)hlm.19.
14 Tony Buzan, Brain Child, (Jakarta: Gramedia Pustaka,2005 ), hlm 7115 Melvin, L, Silbermen, Active Learnin : 101 cara belajar siswa aktif , (Bandung,
Nusamedia, 2009), hlm.200
8e) Menghubungkan konsep-konsep itu dengan kata atau menggunakan
kata penghubung.16
D. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan yang akan
diteliti, yaitu :
1. Sasaran penelitian ini adalah siswa SMP Muhammadiyah 08 Mijen
Semarang kelas VIII semester ganjil.
2. Materi Yang Dipelajari Dalam Penelitian Ini Hanya Pada Sub Materi
sistem peredaran darah pada manusia, sub pokok bahasan darah, alat-alat
peredaran darah, penggolongan darah dan kelainan yang terjadi dalam
sistem peredaran darah pada manusia.
3. Hasil belajar yang di evaluasi hanya pada aspek kognitif tingkat
pengenalan, pengetahuan dan pemahaman.
E. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Apakah kombinasi model NHT dan Mind Mapping
efektif dalam pembelajaran biologi materi pokok Sistem peredaran darah di
SMP Muhammadiyah 08 Mijen Semarang ?
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini antara lain sebagai berikut.
1. Bagi sekolah
a. Sebagai bahan informasi untuk menentukan kebijakan-kebijakan
(kurikulum) pembelajaran biologi. Bahan informasi bagi kepala
sekolah dalam menentukan kurikulum biologi apakah sudah sesuai
dengan standar kurikulum yang ditentukan oleh pemerintah.
16 Trianto, mendesain model pembelajaran inovatif progresif, (Jakarta: Prestasi Pustaka,2007) hlm 160
9b. Sebagai koreksi terhadap guru bidang studi yang bersangkutan.
Koreksi dari kepala sekolah terhadap guru biologi apakah sudah
memenuhi syarat sebagai pengajar yang profesional.
2. Bagi guru biologi yang bersangkutan
a. Meningkatkan kualitas dan profesionalitas guru biologi. Meningkatkan
kemampuan bagaimana menjadi pengajar sekaligus pendidik dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
b. Bahan koreksi terhadap cara mengajar guru. Bahan koreksi agar guru
dapat menerapkan metode yang tepat dalam menyampaikan materi
pelajaran. Sehingga peserta didik dengan mudah menangkap materi
pelajaran yang disampaikan.
c. Meningkatkan keakraban antara guru dengan peserta didik. Suasana
pembelajaran yang menyenangkan dan santai menjadikan peserta didik
senang terhadap guru yang bersangkutan. Sehingga antara guru dan
peserta didik terjalin komunikasi yang baik dan akrab.
3. Bagi peserta peneliti
a. Dapat menerapkan ilmu yang diperoleh di kampus pada dunia
pendidikan (sekolah). Penelitian yang dilaksanakan penulis agar dapat
dilaksanakan oleh peserta didik lain di sekolah yang dikehendaki.
b. Memberi bekal agar peneliti sebagai calon guru biologi siap
melaksanakan tugas di lapangan, sesuai dengan kebutuhan
4. Bagi peserta didik kelas VIII
a. Peserta didik merasa senang terhadap pelajaran biologi. Penerapan
kombinasi model pembelajaran Numbered Heads Together dan Mind
Mapping dilaksanakan agar peserta didik merasa senang dan santai
selama pembelajaran biologi.
b. Diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik.
c. Diharapkan dapat memotivasi dan menjadi daya tarik peserta didik
terhadap mata pelajaran Biologi.
10
d. Dapat menumbuhkan semangat kerjasama, karena dalam pembelajaran
Cooperative learning tipe Numbered Head Together (NHT)
keberhasilan individu merupakan tanggung jawab kelompok.
e. Diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi
pokok Sistem peredaran darah.
11
II BAB
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESISA. Landasan Teori
1. Belajar
Pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana
proses belajar peserta didik. Hampir semua ahli telah mencoba
merumuskan dan membuat tafsiran tentang belajar. Seringkali pula
perumusan dan tafsiran itu berbeda satu sama lain.
Menurut Cronbach sebagaimana dikutip dalam Djamarah, learning
is shown by change in behaviour as result of experience.17 (Belajar sebagai
suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari pengalaman). Sedangkan Hutchinson dan Water, Learning is a
mechanical process of habit formation and proceeds by meaning of the
frequent reinforcement of a stimulus-response sequence.18 (Belajar
adalah sebuah proses mekanik (aktivitas) dari bentuk kebiasaan dan
dihasilkan oleh seringnya penguatan dari sebuah rangkaian stimulus dan
respon). menurut Lyle E Bourne, JR. Bruce R.E kstran: Learning is any
relatively permanent change in behaviour that is a result of past
experience.19 (Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap
yang merupakan hasil pengalaman dan latihan).
Pengertian-pengertian di atas mengemukakan bahwa belajar bukan
hanya suatu tujuan tetapi juga merupakan suatu proses atau aktivitas untuk
menghasilkan perubahan tingkah laku. Aktivitas belajar inilah yang oleh
Harold Spears dalam Achmad diartikan dengan learning is to observe, to
read, to imitate, to try something them selves, to listen, to follow direction.
(Belajar terdiri dari mengamati, membaca, meniru, mencoba sendiri
17Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, ( Jakarta; Rineka Cipta, 2002), hlm. 13.18Tom Hutchinson dan Alan Waters, A Learning-Centred Approach, (Cambridge:
Cambridge University Prss, 1987), hlm. 40.19 Mustaqim, Psikologi pendidikan,( Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,2001
12
sesuatu, mendengarkan, mengikuti arahan).20 Hal tersebut sejalan dengan
ungkapan Ash-Shieddieqy dalam bukunya Al-Islam, belajar ialah berusaha
menguasai ilmu pengetahuan, baik dengan cara bertanya, melihat dan
mendengar.21
Sebagaimana dalam Al-Quran banyak menunjukkan aktivitas
belajar, di antaranya surat An-Nahl ayat 78:
!$#urN 3 y_t z r&. `iBbq /N 3 F ygB&wcq J n= s?$\ x@yy_urN 3 s9yJ 9$#t | / F{$#urno yF{ $#ur N 3 =ys9cr 3 s?
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaantidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran,penglihatan dan hati agar kamu bersyukur(Q.S. An-Nahl: 78)22
a. Ciri-ciri Belajar
Dari beberapa rumusan pengertian belajar menurut para ahli
pedadodig di atas, menurut Baharuddin dan Wahyuni dapat
disimpulkan adanya beberapa ciri belajar sebagai berikut.
(1) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku(change behaviour);
(2) Perubahan prilaku relative permanent;(3) Perubahan perilaku tidak harus segera dapat diamati pada saat
proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebutbersifat potensional;
(4) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan ataupengalaman; dan
(5) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. 23
20http://www.roelamzone.com/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=39,diakses 15 September 2009, pukul 21:00 WIB.
21Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Al-Islam, (Semarang: Pustaka Rizki Putra,2001), Cet. 2, hlm. 611.
22Al-Quran dan Terjemahnya, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah / PentafsirAl-Quran, 1971), hlm. 413. Pendengaran sebagai aktivitas mendengar, penglihatan sebagaiaktivitas mengamati dan hati untuk memahami. Quraisy Shibab dalam bukunya Tafsir al-MisbahVolume VII mengartikan kata af-idah sebagai daya nalar, yaitu potensi/kemampuan berpikir logisdengan kata lain akal. Dalam kamus Arab-Indonesia Al-Munawwir kata af-idah memilikipersamaaan kata dengan qolb yang berarti hati (akal). Dalam surat al-Arof ayat 179, qolb (akal)digunakan untuk memahami.
23 Baharuddin dan Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-RuzzMedia group, 2008), hlm. 15-16.
13
b. Prinsip-prinsip Belajar
Banyaknya teori dan prinsip-prinsip belajar yang di
kemukakan oleh para ahli pedagogi, namun terdapat beberapa prinsip
yang berlaku umum yang dapat dipakai sebagai dasar dalam upaya
meningkatkan aktivitas pembelajaran. Menurut Dimyati dan Mudjiono
dalam bukunya Belajar dan Pembelajaran setidaknya ada tujuh
prinsip-prinsip belajar yang perlu diperhatikan, prinsip-prinsip tersebut
di antaranya.
1) Perhatian dan motivasiPerhatian mempunyai peranan penting dalam peranan
belajar. Tanpa adanya perhatian tidak mungkin terjadinya belajar.Di samping perhatian, motivasi juga mempunyai peranan penting.Ia adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitasseseorang. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada pesertadidik apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya.Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yangdibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut dan akanmembangkitkan motivasi untuk mempelajarinya.
2) KeaktifanBelajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif
mengalami sendiri karena belajar menyangkut apa yang harusdikerjakan peserta didik untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harusdatang dari peserta didik sendiri. Guru sekedar pembimbing danpengarah.
3) Keterlibatan langsung atau pengalamanBelajar melalui pengalaman langsung peserta didik tidak
sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati,terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawabterhadap hasilnya.
4) PengulanganBelajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia
yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat,mengkhayal, merasakan, berpikir, dan sebagainya. Denganmengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akanberkembang.
5) TantanganSituasi belajar peserta didik menghadapi suatu tujuan yang
ingin dicapai selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahanbelajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitudengan mempelajari bahan belajar tersebut. Apabila hambatan itutelah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai, maka ia akanmasuk dalam medan baru dan tujuan baru, demikian seterusnya.
14
6) Balikan dan penguatanFormat sajian berupa tanya jawab, diskusi, eksperimen,
metode penemuan, dan sebagainya merupakan cara belajarmengajar yang memungkinkan terjadinya balikan dan penguatan.Balikan yang segera diperoleh peserta didik setelah belajar melaluipenggunaan metode-metode ini akan membuat peserta didikterdorong untuk belajar lebih giat dan bersemangat.
7) Perbedaan individualPerbedaan individual akan berpengaruh pada cara dan hasil
belajar peserta didik. Karenanya, perbedaan individu perludiperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran. 24
c. Unsur-unsur Dalam Belajar
Seperti halnya prinsip-prinsip belajar yang telah dijelaskan di
atas, yang tidak kalah pentingnya dalam proses belajar untuk
diperhatikan adalah unsur-unsur dalam belajar itu sendiri. sebagaimana
unsur-unsur tersebut sudah tentu berpengaruh dalam kegiatan belajar
dan hasil yang diperoleh. Menurut Oemar Hamalik unsur-unsur dalam
perbuatan belajar atau proses belajar antara lain sebagai berikut.
(1) Motivasi belajar, yakni dorongan untuk berbuat; (2) Bahan belajar, yakni materi yang dipelajari; (3) Alat bantu belajar, yakni alat yang digunakan untuk
membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar; (4) Suasana belajar, yakni keadaan lingkungan fisik dan
psikologis yang menunjang belajar; dan (5) Kondisi subjek belajar, yakni keadaan jasmani dan mental
untuk melakukan kegiatan belajar. 25Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, belajar
merupakan suatu usaha sadar dalam hal ini aktivitas individu untuk
mencapai tujuan peningkatan diri atau perubahan diri melalui latihan-
latihan, pengulangan-pengulangan dan perubahan yang terjadi bukan
karena peristiwa kebetulan.
2. Hasil Belajar
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, hasil belajar adalah
sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan) oleh usaha (pikiran)26. Hasil
24 Dimyati dan Mudjiono, op. cit., hlm. 42-49.25 Oemar Hamalik, op. cit., hlm. 50-52.
15
belajar atau prestasi belajar berasal dari kata prestasi dan belajar.
Prestasi merupakan hasil usaha yang diwujudkan dengan aktivitas yang
sesuai dengan tujuan yang dikehendaki.27 Sedangkan belajar menurut
Oemar Malik, belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan
melalui pengalaman (learning is defined the modification or
strenghthening of behaviour through experiencing)28. Menurutnya belajar
adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi
dengan lingkungannya29. Belajar umumnya ditafsirkan sebagai suatu
proses perubahan tingkah laku peserta didik berkat interaksi antara
individu dengan lingkungannya melalui proses latihan dan pengalaman.
Belajar menurut Asri Budiningsih, belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya30. Sedangkan belajar menurut Mustofa
Fahmi adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan-perubahan tingkah
laku dan pengalaman31.
Untuk lebih memahami devinisi dari belajar, berikut ini disajikan
beberapa pengertian belajar menurut para ahli :
a. Menurut Hilgard dan Bower, dalam buku Theories of learning(1975),
mengatakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah
laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh
pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi tersebut.
b. Morgan dalam buku Introduction ti Psichology(1978),mengatakan
bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam
tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau
pengalaman.
26 Wjs. Poerwadarminta, loc.Cit,hlm.408.27 Anto Moeliono, dkk, Kamus Besar Bahas Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka,1988).hlm.28.28 Prof.Dr.Oemar Malik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara,2009)hlm.27.29 Ibid.hlm.28.30 Arif Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta,1995).hlm.30.31 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2001).Cet.2.hlm.34.
16
c. Witherington dalam buku Educational Psychology, juga mengatakan
bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang
menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa
kecakapan, sikap, kepandaian, kebiasaan, atau suatu pengertian32.
d. Nana Sudjana adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah
menerima pengalaman belajar33. Sedangkan menurut Dimyati, hasil
belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar yang diakhiri adanya proses evaluasi hasil belajar34.
e. Horward Kingsley membagi 3 hasil belajar 35:
1) Keterampilan dan kebiasaan
2) Pengetahuan dan pengertian
3) Sikap dan cita-cita
f. Gagne membagi lima kategori hasil belajar yakni :1) Informasi verbal (verbal information)2) Keterampilan intelektual (intelektual skill)3) Strategi kognitif( cognitive strategy)4) Attitude (sikap)5) Motor skill (keterampilan motoris). 36
g. Jabir Abdul Hamid, dalam bukunya yang berjudul Siikuuluujiyyah at
talum mendefinisikan bahwa :
Dinamakan belajar dikarenakan karena adanya perubahantindakan atau penyesuaian tingkah laku melalui pengetahuan37.
Dari beberapa definisi, dapat dikemukakan bahwa belajar adalah
suatu proses perubahan tingkah laku yang dilakukan oleh seseorang
32M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya,2000)hlm.84.
33 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya,2002) hlm.22.
34 Dimyati dan Mudjiono,Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:Rineka Cipta,2002)hlm.3.35 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru algensindo,
2009) hlm.45.`36 Ibid37 Jabir Abdul Hamid, Siikuuluujiyyat at tallum, (Mesir : Nahdhot AL-Arabiyyah,1978),
hlm.8.
17
melalui interaksi dengan lingkungan untuk memperoleh pengetahuan dan
pengalaman yang baru.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Hasil belajar yang dicapai peserta didik dipengaruhi oleh dua
faktor :
1) Faktor internal (faktor dari dalam diri peserta didik)
Meliputi dua aspek, yaitu aspek fisiologis (yang bersifat
jasmani) dan aspek psikologis (yang bersifat rohani).
Aspek fisiologis yaitu kondisi umum jasmani peserta didik.
Hal ini dapat mempengaruhi semangat peserta didik dalam
mengikuti pelajaran, sehingga berpengaruh pada hasil belajar.
Aspek psikologis yaitu kondisi umum kejiwaan atau
kerohaniahan, yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas
hasil belajar peserta didik. Diantara faktor-faktor rohaniah peserta
didik adalah tingkat kecerdasan atau inteligensi peserta didik,
sikap, bakat, minat dan motivasi peserta didik.
2) Faktor eksternal (faktor dari luar diri peserta didik)
Yaitu kondisi lingkungan disekitar peserta didik yaitu
lingkungan sosial, seperti keluarga, guru, para staff administrasi
dan teman sekelas peserta didik. Juga lingkungan non esensial
seperti rumah, sekolah, alat-alat belajar dan waktu belajar yang
digunakan38.
b. Indikator-indikator hasil belajar
Hasil belajar dapat dikatakan berhasil apabila telah mencapai
tujuan pendidikan. Dimana tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar
peserta didik secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga , yakni :
aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik.
38 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: RemajaRosda Karya,2006),hlm.132.
18
1) Aspek kognitif, yaitu segi kemampuan yang berkenaan dengan
ingatan atau pengenalan terhadap pengetahuan dan informasi serta
pengembangan ketrampilan intelektual.
Bloom mengemukakan aspek kognitif terdiri dari enam
kategori:
a) Pengetahuan atau pengenalan
Dalam hal ini peserta didik dituntut untuk dapat
mengetahui atau mengenali adanya konsep fakta atau istilah-
istilah lain.
b) Pemahaman
Dengan pemahaman peserta didik diminta untuk
membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana
diantara fakta-fakta dan konsep.
c) Penerapan atau aplikasi
Penerapan atau aplikasi merupakan kemampuan peserta
didik untuk menyeleksi atau memiliki konsep, hukum, dalil,
gagasan dan cara secara tepat untuk diterapkan dalam situasi
yang baru.
d) Analisis
Analisis merupakan kemampuan peserta didik untuk
menganalisis suatu hubungan atau situasi yang kompleks atau
konsep-konsep dasar.
e) Sintesis
Sintesis merupakan kemampuan peserta didik untuk
menggabungkan unsur-unsur pokok ke dalam struktur yang
baru.
f) Evaluasi
Evaluasi merupakan kemampuan peserta didik untuk
mampu mengevaluasi situasi, keadaan, pernyataan atau konsep
19
berdasarkan suatu kriteria tertentu39. Dan dapat
digambar pada gambar 2.1.
Gambar. 2.1 Struktur hipotesis menurut Bloom40 :
2) Ranah afektif
berkenaan dengan sikap yang terdiri dari 5 aspek yaitu
penerimaan, jawaban atas reaksi, penilaian, organisasi dan
internalisasi.
3) Ranah psikomotorik, berkenaan dengan skills (keterampilan).41
Keefektifan proses pembelajaran ditandai dengan ciri-ciri
sebagai berikut.42
a) Berhasil menghantarkan peserta didik mencapai tujuan-tujuan
instruksional yang telah ditetapkan.
39 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: BumiAksara,2007).Cet.7.hlm117-121.
40 Ibid.hlm.121.41Catharina Tri Anni, dkk, Psikologi Belajar, (Semarang: UPT MKK UNNES, 2005),
hlm. 7-10.42Agung Wicaksono, Efektifitas Pembelajaran, http://agungprudent.wordpress.com/2009
/06/18/efektifitas-pembelajaran/, diakses 7 September 2009, pukul 20:21 WIB.
Evaluasi
Sintesis
Analisis
Aplikasi
Pemahaman
Ingatan
20
b) Memberikan pengalaman belajar atraktif, melibatkan peserta didik
secara aktif sehingga menunjang pencapaian tujuan instruksional.
c) Memiliki sarana-sarana yang menunjang proses belajar-mengajar.
Berdasarkan ciri-ciri di atas pembelajaran dikatakan efektif jika
usaha atau aktivitas yang dilakukan peserta didik dalam proses
pembelajaran mempunyai ketepatan atau kesesuaian dengan tujuan
yang telah ditentukan. Pencapaian tujuan tersebut ditandai dengan
adanya penilaian setelah proses belajar mengajar berlangsung yang
disebut dengan hasil belajar. Semakin baik hasil belajar yang dicapai
peserta didik maka dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran
tersebut semakin efektif.
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
nilai yang dicapai seseorang dengan kemampuan maksimal. Hasil
belajar merupakan hal yang penting yang akan dijadikan sebagai tolak
ukur keberhasilan peserta didik dalam belajar dan sejauh mana sistem
pembelajaran
3. Pembelajaran Biologi
Biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup serta
sistem dalam kehidupan.43
Dalam aliran konstruktivisme memandang bahwa untuk belajar
Biologi senantiasa membentuk pengertian sendiri. Menurut Atkinson,
sebagaimana dikutip dalam Trianto, orang yang belajar tidak hanya meniru
atau mencerminkan apa yang diajarkan atau dibaca, melainkan membentuk
pengertian sendiri.
Berdasarkan pembahasan tentang konstruktivisme dalam biologi,
tampaklah bahwa peserta didik yang belajar harus berperan secara aktif
membentuk pengetahuan atau pengertian biologi jadi bukan hanya
menerima secara pasif dari guru. Anak yang belajar biologi dianggap
43 Hernando,Palar dan Asmon,Rialdi, Kamus Biologi, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya,2003), hlm.36
21
subyek yang memiliki potensi untuk dikembangkan sesuai dengan
penalaran sendiri.44 Jadi dengan kata lain, ciri pembelajaran biologi secara
konstruktivis adalah peserta didik terlibat secara aktif dalam belajarnya,
peserta didik belajar materi biologi secara bermakna dalam bekerja dan
berfikir, peserta didik belajar bagaimana belajar itu; informasi baru harus
dikaitkan dengan informasi lain sehingga menyatu dengan skemata yang
dimiliki peserta didik agar pemahaman terhadap informasi (materi)
kompleks terjadi; orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan
yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah. Jadi ciri penting dari
pembelajaran biologi secara konstruktivis adalah berorientasi pada
pemecahan masalah.
Pembelajaran biologi merupakan suatu kegiatan belajar mengajar
yang menitik beratkan pada biologi. Dalam pembelajaran ini peserta didik
diharapkan mampu berlatih untuk bekerja mandiri atau bekerjasama dalam
kelompok, bersikap kritis dan kreatif, mampu berpikir logis dan sistematis,
dapat menghargai pendapat orang lain, serta bertindak jujur dan tanggung
jawab.
1. Fungsi pembelajaran biologi
Mata pembelajaran biologi berfungsi untuk menanamkan
kesadaran terhadap keindahan dan keteraturan alam dalam
mempelajari makhluk hidup serta sistem yang ada dalam kehidupan
sehingga siswa dapat meningkatkan kenyakinan terhadap Tuan Yang
Maha Esa.
2. Tujuan Pembelajaran Biologi
Mata pelajaran biologi bertujuan untuk :a) Memahami konsep biologi dan saling ketergantungan nya.b) Mengembangkan ketrampilan dasar biologi untuk menumbuhkan
nilai serta sikap ilmiah.c) Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk menghasilkan
karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhanmanusia.
44 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yangKreatif dan efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 128.
22
d) Mengembangkan kepekaan nalar untuk memecahkan masalahyang berkaitan dengan proses kehidupan sehari-hari.
e) Meningkatkan kesadaran dan kelestarian lingkungan.f) Memberikan bekal pengetahuan dasar untuk melanjutkan
pendidikan45.Dari berbagai pendapat tersebut diatas maka dapat disimpulkan
bahwa proses belajar mengajar biologi merupakan suatu proses belajar
yang dilakukan dengan sadar dan terarah dimana individu belajar biologi
dengan tujuan untuk melatih cara berfikir dan bernalar serta melatih
kemampuan memecahkan masalah.
4. Pengertian Pembelajaran Cooperative Learning
Pembelajaran berasal dari kata belajar yang artinya berusaha
atau berlatih supaya mendapatkan kepandaian46. Menurut Amin Suyitno
dalam dasar-dasar dan proses pembelajaran matematika, dikatakan bahwa
pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap
kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan peserta didik yang
beragam agar terjadi interaksi yang optimal antara peserta didik dengan
peserta didik serta antara peserta didik dengan peserta didik
lainnya47.Pembelajaran adalah proses belajar mengajar yang terprogram
berdasarkan kurikulum48.
Dalam proses belajar mengajar, sangat banyak model-model
pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran, salah
satunya adalah model pembelajaran cooperative learning.
Model pembelajaran cooperative learning adalah salah satu model
pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subyek pembelajaran
(student oriented). Dengan suasana kelas yang demokratis, yang saling
45 Kurikulum 2004, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Biologi SM, (Jakarta: PendidikanNasional,2003),hlm.2.
46 Wjs poerwardarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka),hlm.14847 Amin Suyitno, loc.Cit, hlm.1.48 Wjs Poerwardarminta, op.cit, hlm. 773.
23
membel ajarkan memberi kesempatan peluang lebih besar dalam
memberdayakan potensi siswa secara maksimal49.
Pembelajaran cooperative learning merupakan model
pembelajaran dimana peserta didik bekerja sama dalam kelompok-
kelompok kecil untuk saling membantu belajar satu sama lainnya.
Kelompok-kelompok kecil tersebut beranggotakan peserta didik dengan
hasil belajar tinggi, rata-rata dan rendah, laki-laki dan perempuan, peserta
didik dengan latar belakang suku yang berbeda dan heterogen.50
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang bernaung
dalam teori konstruktitivis yang muncul dari konsep bahwa siswa akan
lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka
saling berdiskusi dengan temannya.51.
Dalam pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu sebagai
siswa ataupun sebagai guru. Dengan bekerja secara kolaboratif untuk
mencapai sebuah tujuan bersama, maka siswa akan mengembangkan
keterampilan berhubungan dengan sesama manusia yang akan sangat
bermanfaat bagi kehidupan diluar sekolah52.
Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-
kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi
heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku, atau ras dan satu sama lain
saling membantu. Tujuan terbentuknya kelompok tersebut adalah untuk
memberikan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam
proses berpikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam kelompok,
tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang di
sajikan oleh guru, dan saling membantu teman sekelompoknya untuk
mencapai ketuntasan belajar.
49http://xpresiriau.com/teroka/artikel-tulisan-pendidikan/kelebihan-dan-kekurangancooperative - learning/ (20 januari 2010, 19. 38.)
50 Trianto, loc.cit.hlm.4151 Ibid.52 Ibid.hlm.42.
24
Pembentukan kelompok didasarkan agar peserta didik dapat teratur
dan saling bekerjasama dalam kelompok. Seperti dalam firman Allah surat
Al-Maidah ayat 2 sebagai berikut :
...(#q Rur$ys?urn? th99$#3uq )-G9$#ur(wur(#q Rur$ys?n? tO O M}$#bur9$#ur4(#q )?$#ur!$#(b )!$# x>$s)9$#
dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya
Allah Amat berat siksa-Nya.
Ayat di atas menunjukkan bahwa dianjurkan untuk saling tolong-
menolong dalam hal kebajikan. Kerja kelompok dapat meningkatkan harga
diri karena anggota kelompok merasa pendapatnya diterima. Hubungan
teman sebaya membuat mereka merasa senang menikmati bagian dari
proses belajar.
Menurut Triyanto dengan bekerja secara bersama atau tolong-
menolong untuk tujuan bersama, maka peserta didik akan
mengembangkan keterampilan berhubungan dengan sesama manusia yang
akan sangat bermanfaat bagi lingkungan di luar sekolah53.
Selama belajar secara kooperatif, siswa tetap tinggal dalam
kelompoknya selama beberapa kali pertemuan. Mereka diajarkan
keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di
dalam kelompoknya. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota
kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan guru dan
saling membantu di antara teman sekelompok nya untuk mencapai materi.
53 Trianto, Loc. Cit, hlm. 42
25
Belajar belum selesai jika salah satu anggota kelompok ada yang belum
menguasai materi pelajaran54.
a. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Sebagai sebuah model pembelajaran, Pembelajaran Kooperatif
memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
(1) Peserta didik bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk
menuntaskan materi belajar;
(2) Kelompok dibentuk dari peserta didik yang memiliki kemampuan
akademik yang heterogen;
(3) Bila keadaan memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras,
budaya, suku, jenis kelamin berbeda-beda; dan Penghargaan lebih
berorientasi kelompok ketimbang individu.55
b. Tujuan pembelajaran kooperatif
Tujuan utama dalam pengembangan model pembelajaran
cooperative learning adalah belajar kelompok bersama teman-
temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan
kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya,
dengan cara menyampaikan pendapat mereka dengan cara. Berkumpul
secara berkelompok sehingga ditemukan sosok seorang pribadi
manusia (karakter manusia) seperti yang dikemukakan oleh Paul B
Horton dan Charles L Hunt (1993) bahwa: Pengalaman berkelompok
yang membuat manusia memiliki ciri-ciri norma-norma hidup serta
bersama-sama memiliki nilai-nilai, tujuan, perasaan dan banyak
membedakan kita dengan orang lain seperti perasaan dan perilaku
seseorang dipengaruhi oleh keunggulan kelompok, apakah ia menjadi
54 Ibid.55 Ibrahim, et. al., Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: Pusat Sains dan Matematika
Sekolah UNESA, 2000), hlm. 6.
26
manusia yang bersifat manusiawi dan melalui pengalaman
berkelompok kita menghayati baik atau pengecut56.
c. Unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif
Roger dan David Johnson, dalam Anita Lie mengatakan bahwa
tidak semua kerja kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif,
Agar dalam proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif, maka
perlu diterapkan lima unsur pembelajaran kooperatif. 57
(1) Saling ketergantungan positif;(2) Tanggung jawab perseorangan;(3) Tatap muka;(4) Komunikasi antar anggota; dan(5) Evaluasi proses kelompok.
d. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif
Dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif setidaknya
ada enam langkah utama yang harus di lakukan.
(1) Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingindicapai dan memberikan motivasi belajar kepada peserta didik;
(2) Guru menyampaikan informasi kepada peserta didik, baik denganperagaan atau teks;
(3) Peserta didik dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompokbelajar;
(4) Bimbingan kelompok-kelompok belajar pada saat peserta didikbekerja sama mengerjakan tugas yang diberikan;
(5) Setiap akhir pembelajaran guru mengadakan evaluasi untukmengetahui penguasaan materi pelajaran oleh peserta didik; dan
(6) Menyampaikan hasil evaluasi kepada peserta didik. 58
5. MODEL PEMBELAJARAN NHT
a) Pengertian
NHT singkatan dari Numberds Heads Together. Pembelajaran
kooperatif NHT merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif
yang cukup sederhana, dengan pengelompokan campur yang
56http://xpresiriau.com/teroka/artikel-tulisan-pendidikan/tujuan-pengembangan-model-cooperative-learning/
57 Anita Lie, Cooperative Learning, (Mempraktikkan Pembelajaran Kooperatif di Ruang-ruang Kelas), (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004), Cet. 3, hlm. 31.
58 Iskandar, op. cit., hlm. 127-128.
27
melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk
pembelajaran individu anggota59. Pembelajaran kooperatif tipe NHT
ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif
dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah
anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali
dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi,
kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok.
Tujuan dibentuknya kelompok adalah untuk memberikan
kesempatan kepada semua peserta didik untuk dapat terlibat secara
aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar, dengan harapan
bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep
yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya60
NHT dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya
di Universitas John Hopkin, ia mengatakan bahwa dalam NHT
merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif atau cooperative
learning yang paling sederhana, dimana siswa ditempatkan dalam tim
belajar 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi,
jenis kelamin dan suku61.
Memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan
belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakang nya
Numbered Head Together ( NHT ). Menurut Speaker Kagan teknik ini
memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagi ide-ide
dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik
ini juga dapat mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja
mereka. Jadi model pembelajaran NHT mengacu pada cara untuk
mempelajari dan memahami suatu konsep dalam suatu kelompok.
Cara-cara merealisasikannya adalah sebagai berikut:
a) Siswa dibagi dalam kelompok. Setiap siswa dalam setiap
kelompok mendapat nomor.
59 Drs. Amin Suyitno,loc.cit.hlm1960 Trianto, loc.cit.hlm 4161 Ibid.hlm.52.
28
b) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok
mengerjakannya.
c) Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan
memestikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini.
Guru memanggil salah satu.
d) Nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.62
6. MIND MAPPING ( Peta Pikiran )
Peta pikiran adalah cara mempelajari suatu konsep dengan merujuk
pada metode pemprosesan informasi.63 Konsep ini didasarkan pada cara
kerja otak menyimpan informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
otak tidak menyimpan informasi dalam kotak-kotak sel saraf yang terjejer
rapi melainkan dikumpulkan pada sel-sel saraf yang bercabang-cabang.64
Menurut De Porter, et. al., (2004) manfaat peta pikiran diantaranya
adalah:
a) Fleksibel untuk menjelaskan suatu hal tentang pemikiran karena siswa
dapat mudah menambahkannya di tempat yang sesuai dalam peta
pikiran siswa tanpa harus kebingungan.
b) Dapat memusatkan perhatian siswa.
c) Meningkatkan pemahaman.
d) Menyenangkan karena dapat menjadikan daya imajinasi dan kreativitas
siswa tidak terbatas.
Untuk menguasai konsep dapat digunakan warna, bentuk, besar,
jumlah dan sebagainya untuk memudahkan penggolongan. Seperti
penggolongan manusia berdasarkan hubungan keluarga, bangsa, pekerjaan
dan sebagainya.65
Langkah-langkah untuk menyusun peta konsep, yaitu:
62 Anita ,Lie, Cooperative Learning, Jakarta, PT Gramedia, 2007, hlm59-60
63 Tony Buzan, Brain child ( how smart parents make smart kids), (Jakarta, PT.Gramediapustaka utama,2005) hlm 71
64 Fidelis E. Waruwu, /http:www.edutraco.com/fidelis@edutraco.com65 Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar,(Jakarta,
PT.Bumi Aksara, 2000), CET 7, HLM 138
29
1. Memilih suatu bahan bacaan
2. Menentukan konsep-konsep yang relevan
3. Mengelompokkan ( mengusulkan konsep-konsep yang relevan)
4. Menyusun konsep-konsep tersebut dalam suatu bagan
5. Menghubungkan konsep-konsep itu dengan kata atau menggunakan
kata penghubung.66
7. Materi Sistem Peredaran Darah
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna
(fi ahsan taqwim). Sempurna dalam bentuk dan rupa. Sempurna dalam
derajatnya dibanding makhluk Tuhan yang lain. Sebagaimana dinyatakan
Allah dalam surat al-maidah ayat 5
Y u= s` |RM} $#N Bt, = zMaka hendaklah manusia memperhatikan dari Apakah Dia diciptakan?
Serta surat Asy-syams ayat 7
30
membawa oksigen dan sari-sari makanan dari jantung menuju seluruh
tubuh untuk menghasilkan energi.
b. Fungsi Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah berfungsi untuk:
1. Sebagai alat transport :
a) O2 dari paru-paru di angkut ke seluruh tubuh
b) CO2 di angkut dari seluruh tubuh ke paru-paru
c) Sari makanan di angkut dari jonjot usus ke seluruh jaringan
yang membutuhkan.
d) Zat sampah hasil metabolisme dari seluruh tubuh ke alat
pengeluaran.
e) Mengedarkan hormon dari kelenjar endokrin (kelenjar buntu)
ke bagian tubuh tertentu.
2. Mengatur keseimbangan asam dan basa
3. Sebagai pertahanan tubuh dari infeksi kuman
4. Untuk mengatur stabilitas suhu tubuh
c. Darah
Darah adalah cairan tubuh yang terdapat dalam pembuluh
darah, yang terdiri dari 45% bagian padat (sel-sel darah) dan 55%
bagian cair (plasma darah)67.
Manusia diciptakan oleh Allah dari segumpal darah, seperti
dalam firman Allah surat al-Alaq, ayat 2 :
t, n=y{z` |SM}$# `B@, n=t Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.68
67 Evelyn C Pearce, Anatomi da Fisiologi untuk paramedic, (Jakarta, PT.Gramedia PustakaUtama, 2006) hlm.133
68 Departemen Agama RI, Loc. Cit, hlm. 597
31
1. Sel-sel darah
a. Eritrosit (sel darah merah)
gambar 2.2 Sel darah merah. 69
Sel darah merah (eritrosit) Tidak ber inti, mengandungHemoglobin (Hb) (protein yang mengandung senyawa hemindan Fe yang mempunyai daya ikat terhadap O2 dan CO2),berbentuk bikonkav, dibentuk oleh sumsum merah pada tulangpipa dan tulang pipih. Sedang pada bayi dibentuk dalam hatidan limpa. Dalam 1 mm3 terkandung 5 juta eritrosit (laki-laki) dan 4 juta eritrosit (wanita).70
b. Leukosit (sel darah putih)
Leukosit mempunyai inti, setiap 1 mm3 mengandung
6000 9000 sel darah putih, bergerak bebas secara ameboid,
berfungsi melawan kuman secara fagositosis, dibentuk oleh
jaringan retikulo endothelium di sumsum tulang untuk
granulosit dan kelenjar limpha untuk agranulosit.
Leukosit, meliputi :
1) Granulosit: Merupakan sel darah putih yang mengandung
sitoplasma dan bergranula.
a) Neutrofil : Granula merah kebiruan, bersifat fagosit.
b) Basofil : Granula biru, fagosit.
c) Eosinofil : Granula merah, fagosit.
2) Agranulosit : Merupakan sel darah putih yang
sitoplasmanya tidak bergranula , terdapat sebagai :
69http://images.google.co.id/imglanding?q=sistemperedarandarah&imgurl=http://addedq.files.wordpress.com.2007/09/sel-sel darah-3.jpgeimgureful.
70 Evelyn C Pearce,loc.Cit,hlm.134.
32
a) Monosit : Inti besar, bersifat fagosit, dapat bergerak
cepat.
b) Limphosit: Inti sebuah, untuk imunitas, tidak dapat
bergerak71.
Gambar 2.3 Sel darah putih. 72
c. Trombosit (Keping Darah)
Trombosit adalah badan-badan berbertuk bulat yang
sebenarnya merupakan fragmen-fragmen dari sel-sel berukuran
lebih besar yang di hasilkan di sum-sum tulang merah.
trombosit tidak berinti dan mudah pecah, bentuk tidak teratur,
berperan dalam pembekuan darah, keadaan normal 1 mm3
mengandung 200.000 300.000 butir trombosit. Tombosit
berfungsi sebagai pembeku darah. Jika suatu jaringan terjadi
luka, trombosit pada permukaan yang luka akan pecah dan
mengeluarkan enzim trombokinase. Enzim ini akan mengubah
protrombin menjadi trombin. Trombin adalah sebuah enzim
yang mengkatalisis perubahan fibrinogen menjadi fibrin.
Pembentukan benang-benang fibrin menyebabkan luka akan
tertutup73.
71 Ibid,hlm.135-136.72 Ibid.73.Suyitno A Sukiman, Biologi 2 SMP Kelas VIII, (Bogor : Yudhistira,2009), hlm.55
33
Gambar 2.4 Sel-sel darah. 74
2. Plasma darah
Gambar 2.5 Plasma darah. 75
Plasma darah tersusun dari 91,5% air dan 8,5% zat terlarut.
Dalam plasma darah terlarut terdapat molekul-molekul dan ion-ion,
diantaranya:
a) Protein, meliputi : Fibrinogen(untuk pembekuan darah),
Albumin (menjaga tekanan osmotik darah) dan Globulin( yang
berfungsi untuk membentuk zat kebal / zat antibody).
b) Sari-sari makanan, meliputi :glukosa, asam amino, asam lemak
dan gliserin
c) Garam mineral, meliputi : Kation (Na+, K++, Ca++, Mg++) dan
(Anion : Cl-, HCO3-, PO4- )
d) Zat hasil produksi sel, meliputi :Hormon, Enzim dan Antibodi.
e) Zat hasil sisa metabolisme, meliputi :Urea dan Asam ureat.
f) Gas-gas pelepasan, meliputi : O2, CO2 dan N2.
74http://images.google.co.id/imglanding?q=sistemperedarandarah&imgurl=http://addedq.files.wordpress.com.2007/09/sel-sel darah-3.jpgeimgureful.
75Ibid.
34
d. Golongan Darah
Terdapat 3 sistem penggolongan darah pada manusia :
1. Sistem MN (Serum) : golongan darah digolongkan menjadi 3 yaitu
M, MN dan N.
2. Sistem Rh (Rhesus) : golongan darah manusia di golongkan
menjadi 2 yaitu Rh+ dan Rh-.
Orang bergolongan Rh+ di dalam eritrositnya terkandung
aglutinogen Rhesus, 85% dimiliki orang berkulit berwarna. Sedang
yang bergolongan Rh- dalam eritrositnya tidak terdapat aglutinogen
Rhesus, 85% dimiliki orang berkulit putih.
Apabila bayi bergolongan Rh+ berada dalam kandungan ibu
bergolongan RH- , dimana darah ibu sudah terbentuk zat anti Rh+,
maka tubuh bayi akan kemasukan zat anti Rh+, dan anak itu akan
menderita penyakit kuning sejak lahir yang disebut
erythroblastosis foetalis (sel-sel darah merahnya tidak dapat
dewasa).
3. Sistem A, B, O
Orang yang pertama kali menggolongkan darah menurut
sistem ABO adalah Karl Landsteiner dan Donath. Mereka
membedakan golongan darah manusia menjadi 4, yaitu A, B, AB
dan O.
Golongan darah A : Sel darah merahnya mengandung
aglutinogen A, sedangkan dalam plasmanya terdapat aglutinin b
atau zat anti B.
Golongan darah B : sel darah merahnya mengandung
aglutinogen B, sedangkan dalam plasmanya terdapat aglutinin a
atau zat anti A.
Golongan darah AB : sel darah merah mengandung
aglutinogen A dan B, sedangkan dalam plasmanya tidak terdapat
agglutinin a dan b.
35
Golongan darah O : sel darah merahnya tidak terdapat
aglutinogen A dan B, tetapi plasma nya mengandung aglutinin a
dan b.
Aglutinogen adalah protein di dalam sel darah yang dapat
digumpalkan oleh agglutinin. Ada dua macam aglutinogen, yaitu
aglutinogen A dan Aglutinogen B. Sedangkan aglutinin adalah
protein di dalam plasma darah yang dapat menggumpal kan
aglutinogen., Ada dua aglutinin, yaitu agglutinin a dan aglutinin b.
Gambar 2.6 Tabel golongan darah76
Golongan darah Aglutinogen Aglutinin
A
B
AB
O
A
B
A dan B
Tidak Ada
b
a
Tidak Ada
a dan b
Secara teori golongan darah AB dapat menerima semua
golongan darah disebut respien universal, dan golongan darah O
dapat memberi kepada semua golongan darah disebut donor
universal.
e. Alat Peredaran Darah
Alat peredaran darah terdiri atas jantung (cor) dan
pembuluh (vasa darah).
1. Jantung (cor)
Gambar 2.7 Jantung. 77
76 Istamar Syamsuri, loc.Cit, hlm.114.
36
Jantung merupakan alat pemompa darah. Jantung terdiri
dari otot jantung (miokardium), selaput jantung (perikardium)
dan selaput yang membatasi ruangan jantung (endokardium).
Otot jantung mendapatkan zat makanan dan O2 dari
arah melalui arteri koroner. Peristiwa penyumbatan arteri
koroner disebut koronariasis.
Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu 2 atrium dan 2
ventrikel.
a) Atrium (serambi)
Merupakan ruangan tempat masuknya darah dari
pembuluh balik (vena). Atrium kanan (dexter) dan atrium
kiri (sinister) terdapat katup valvula bikuspidalis. Pada fetus
antara atrium kanan dan atrium kiri terdapat lubang disebut
foramen ovale.
b) Ventrikel (bilik)
Ventrikel mempunyai otot lebih tebal dari atrium,
dan ventrikel kiri lebih tebal daripada ventrikel kanan,
karena berfungsi memompakan darah keluar jantung.
Antara ventrikel kanan dan ventrikel kiri terdapat katup
valvula trikuspidalis.
Saat ventrikel berkontraksi, darah dari ventrikel kiri
yang kaya O2 dipompakan menuju aorta. Sedangkan darah
dari ventrikel kanan yang kaya CO2 dipompakan melalui
arteri paru-paru (arteri pulmonalis). Bila ventrikel
mengendur (relaksasi) maka jantung akan menerima darah
dari vena cava superior, dan vena cava inferior yang kaya
CO2 masuk ke dalam atrium kanan. Sedangkan darah dari
pembuluh balik paru-paru (vena pulmonalis) yang kaya O2masuk ke atrium kiri.
77http://images.google.co.id/imglanding?q=sistemperedarandarah&imgurl=http://addedq.files.wordpress.com.2007/09/jantung-3.jpgeimgureful.
37
Pada jantung yang mengempis (kontraksi) maka
tekanan jantung menjadi maksimum disebut sistole.
Keadaan jantung yang relaksasi (mengendur) maksimum,
maka tekanan ruang jantung menjadi minimum disebut
diastole.
Jantung manusia berdenyut kira-kira 70 80 kali
setiap menit, sehingga dalam sehari 100.000 kali. Pada
bayi yang baru lahir berdenyut 130 setiap menit. Umur 20
tahun 72 / menit dan 45 tahun 75 / menit.
2. Pembuluh darah
a. Pembuluh nadi (arteri) : pembuluh darah yang membawa
darah dari jantung.
b. Pembuluh vena (balik) : pembuluh darah yang membawa
darah ke jantung.
Tabel 2.1 Perbedaan antara arteri dan vena
Obyek Arteri (pembuluh nadi) Vena (pembuluh balik)
DindingAliranDarah
Tekanan
LetakKatup
Nama
Tebal, elastisMeninggalkan jantungKaya O2 kecuali arteripulmonalis.Jika terpotong darahmemancar.Agak ke dalamHanya satu dipangkal aorta.
Sesuai dengan organ yangdituju.
Tipis, kurang elastisMenuju ke jantungKaya CO2 kecuali venapulmonalis.Jika terpotong, darahhanya menetes.Di permukaan tubuhBanyak terdapat disepanjang vena yang besar.Sesuai dengan organ yangditinggalkan.
f. Macam-macam peredaran darah :
Peredaran darah pada manusia adalah peredaran darah tertutup
dan peredaran darah ganda. Peredaran darah tertutup artinya bahwa
38
setiap kali beredar darah melewati pembuluh darah. Peredaran darah
ganda maksudnya setiap kali beredar darah melewati jantung dua kali.
Peredaran darah ganda terdiri dari :
1. Peredaran darah kecil, yaitu peredaran darah yang dimulai dari
jantung menuju paru-paru, kemudian kembali lagi ke jantung.
Darah yang kaya CO2 dari jaringan tubuh bergerak menuju serambi
kanan kemudian ke bilik kanan. Kemudian bilik kanan memompa
darah ke paru-paru melalui arteri paru-paru. Di paru-paru terjadi
pertukaran gas. CO2 dari darah masuk ke paru-paru sedangkan O2paru-paru masuk ke darah. Kemudian, darah yang kaya O2mengalir kembali ke jantung melalui vena paru-paru dan masuk ke
serambi kiri jantung.
Ventrikel dexter arteri pulmonalis paru-paru vena
pulmonalis atrium sinister. Atau :
Jantung paru-paru jantung.78
2. Peredaran darah besar adalah peredaran darah dari bilik kiri
jantung ke seluruh tubuh kemudian kembali ke serambi kanan
jantung. Bilik kiri jantung berkontraksi memompa darah kaya O2.
darah tersebut keluar dari jantung melalui aorta kemudian ke
seluruh tubuh. Pertukaran zat terjadi pada saat darah sampai di
kapiler organ, setelah mengalir melalui kapiler, darah menjadi kaya
CO2 Darah tersebut di angkut oleh vena cava masuk ke serambi
kanan.
Ventrikel siniste aorta arteri arteriola kapiler
venula vena vena cava superior dan vena cava
inferior atrium dexter.79
78. Suyitno A Sukiman, Loc.Cit, hlm.86.5379 Ibid.
39
Gambar 2.8 Peredaran Darah Besar. 80
g. Gangguan Pada Sistem Sirkulasi Darah
1. Hemofili : Darah sukar membeku akibat faktor keturunan (genetis).
2. Anemia : Penyakit kurang darah, akibat kandungan Hb rendah,
kurangnya eritrosit atau menurunnya volume darah dari normal.
3. Polistemia : Kelebihan eritrosit akibat meningkatnya viskositas
(kekentalan) darah.
4. Leukimia : Kanker darah, akibat bertambahnya leukosit yang tidak
terkendali.
5. Leukopenia : Menurunnya jumlah leukosit karena infeksi kuman
tifus sehingga eritrosit dapat menurun hingga 3000 per mm3.
6. Thalasemia : Rendahnya daya ikat eritrosit terhadap O2 karena
kegagalan pembentukan haemoglobin (eritrosit pecah). Penyakit ini
genetis.
7. Sklerosis : Pengerasan pembuluh nadi akibnat endapan senyawa
lemak atau zat kapur.
8. Koronarialis : Penyempitan arteri koroner pada jantung.
80http://images.google.co.id/imglanding?q=sistemperedarandarah&imgurl=http://addedq.files.wordpress.com.2007/09/jantungdan-pembuluh-darah-3.jpgeimgurefu
40
9. Varises : Pelebaran pembuluh vena dan umumnya di bentis,
sedang yang di anus disebut ameien (hemoroit).
10. Hipertensi : Tekanan darah tinggi.
11. Hipotensi : Tekanan darah rendah..81
Begitu indah dan sempurnanya Allah menciptakan manusia
dengan tiada kekurangan, untuk itu wajib bagi manusia
mensyukuri-Nya, firman Allah surat an- Naml ayat 73 :
b ) ury7-/ ur% s!@@ sn? t$Z9$# `3 s9urN d usY2r&wtbr 3 odan Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mempunyai kurnia yangbesar (yang diberikan-Nya) kepada manusia, tetapi kebanyakanmereka tidak mensyukuri(nya).82
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Pada dasarnya urgensi kajian penelitian adalah sebagai bahan auto
kritik terhadap penelitian yang ada, mengenai kelebihan maupun
kekurangannya, sekaligus sebagai bahan perbandingan terhadap kajian yang
terdahulu. Dan untuk menghindari terjadinya pengulangan hasil temuan yang
membahas permasalahan yang sama dan hampir sama dari seseorang, baik
dalam bentuk skripsi, buku dan dalam bentuk tulisan lainnya maka penulis
akan memaparkan beberapa bentuk tulisan yang sudah ada, di antaranya
sebagai berikut:
1) Skripsi yang disusun oleh Nur Azizah (Nim :4101403043) pada tahun
2007, mahasiswa unnes matematika dan ilmu pengetahuan alam dengan
judul keefektifan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
(numbered heads together) dengan memanfaatkan LKS pada pokok
bahasan dengan bangun ruang sisi batur (kubus dan balok) siswa kelas
VIII semester 2 SMP N 6 Semarang pada tahun pelajaran 2006/2007.
81 Suyitno A Sukiman loc.Cit,hlm.55-5682 Departemen Agama RI, Loc. Cit, hlm. 383
41
Berdasarkan data yang disbanding pembelajaran konvensional pada pokok
bahasan bangun ruang sisi datar (kubus dan balok) untuk siswa kelas VIII
semester 2 SMP N 6 Semarang. Disarankan guru dapat terus
mengembangkan pembelajaran kooperatif NHT dan penerapan pada materi
lain..
2) Skripsi yang disusun mahasiswa Unnes oleh Fery Lutfiana Dewi yang
berjudul Peta konsep sebagai upaya peningkatan hasil belajar biologi
pokok bahasan animalia di SMA 5 Semarang tahun ajaran 2004/2005.
Penelitian menunjukkan hasil belajar peserta didik pokok bahasan
animalia meningkat, yaitu dari siklus 1 dengan ketuntasan belajar 59,5%,
kemudian menjadi 71,47 dengan ketuntasan belajar 81,63 % dan siklus 3
meningkat menjadi 92,9 dengan ketuntasan belajar 93,9 %.
3) Skripsi yang disusun mahasiswa IAIN Walisongo Semarang oleh Siti
Khariroh yang berjudul Efektifitas pembelajaran cooperative learning
tipe stad (student teams achievement division) terhadap hasil belajar
biologi kelas viii mts uswatun hasanah mangkang semarang materi pokok
sistem peredaran darah pada manusia. Dari hasil tes yang telah dilakukan
diperoleh rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen adalah 87,09
sedangkan rata-rata hasil belajar kelompok kontrol adalah
79,53.Berdasarkan uji perbedaan rata-rata satu pihak yaitu uji pihak kanan
diperoleh thitung = 1,979 dan ttabel = 1,67 Karena thitung > ttabel berarti Ho
ditolak, artinya bahwa hasil belajar biologi kedua kelompok tersebut
berbeda secara nyata atau signifikan. maka dapat dikatakan bahwa hasil
belajar dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning
tipe STAD (Student Teams Achievement Division) lebih baik daripada
hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
C. Kerangka BerfikirBerdasarkan kajian teori yang telah diuraikan, pada hakekatnya
kegiatan belajar mengajar merupakan proses komunikasi antara guru dan
peserta didik. Guru harus dapat menciptakan komunikasi yang memberikan
42
kemudahan bagi peserta didik agar mampu menerima pengetahuan yang
diberikan guru. Kenyataannya komunikasi dalam proses belajar mengajar