Post on 10-Aug-2021
POKOK PIKIRAN KEBUDAYAAN DAERAHKOTA MOJOKERTO
Disusun Sesuai UU Nomor 5 Tahun 2017Perpres Nomor 65 Tahun 2018
Permendikbud Nomor 45 Tahun 2018POKOK PIKIRAN KEBUDAYAAN DAERAH KOTA MOJOKERTO
1 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
KATA PENGANTAR
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan
Kebudayaan mengamanatkan bahwa setiap Kabupaten/Kota sesuai dengan
kewenangannya wajib melakukan pencatatan dan pendokumentasian Objek
Pemajuan Kebudayaan yang kemudian disusun menjadi Pokok Pikiran Kebudayaan
Daerah (PPKD) dengan melibatkan masyarakat melalui para ahli yang memiliki
kompetensi dan kredibilitas dalam Objek Pemajuan Kebudayaan di
kabupaten/kota.
Hal ini berangkat dari suatu keyakinan bahwa keberagaman kebudayaan daerah
merupakan kekayaan dan identitas bangsa yang sangat diperlukan untuk
memajukan Kebudayaan Nasional Indonesia di tengah dinamika perkembangan
dunia. Bahwa untuk memajukan Kebudayaan Nasional Indonesia, diperlukan
langkah strategis berupa upaya Pemajuan Kebudayaan melalui Pelindungan,
Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan guna mewujudkan masyarakat
Indonesia yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan
berkepribadian dalam Kebudayaan. Sebagaimana di sebut dalam UUD 1945 pasal
32 ayat (1). Negara berkewajiban memajukan kebudayaan nasional.
PPKD Kabupaten/Kota menjadi dasar penyusunan dan dimuat dalam Pokok Pikiran
Kebudayaan Daerah provinsi; PPKD provinsi menjadi bahan dasar penyusunan
Strategi Kebudayaan; Sedangkan Strategi Kebudayaan menjadi dasar penyusunan
Rencana Induk Pemajuan Kebudayaan (RIPK). Dan Rencana Induk Pemajuan
Kebudayaan menjadi dasar penyusunan dan dimuat dalam rencana pembangunan
jangka panjang dan rencana pembangunan jangka menengah.
Objek Pemajuan Kebudayaan, sebagaimana dideskripsikan dalam UU No 5/Tahun
2017 meliputi 10 (sepuluh) aspek, yaitu Tradisi Lisan; Manuskrip; Adat Istiadat;
Permainan Rakyat; Olahraga Tradisional; Pengetahuan Tradisional; Teknologi
Tradisional; Seni; Bahasa; dan Ritus. Disamping itu juga dilengkapi dengan cagar
budaya sebagai salah satu faktor budaya di luar Objek Pemajuan Kebudayaan.
Berangkat dari landasan itulah maka kali ini Pemerintah Kota Mojokerto
menyusun PPKD meski dalam hitungan waktu terhitung agak terlambat dibanding
2 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
kota-kota lain yang sudah selesai tahun 2018 yang lalu. Meski demikian, tidak ada
kata terlambat sebab dokumen PPKD ini sangat penting sebagai pedoman
pembangunan kota Mojokerto sendiri khususnya dalam bidang kebudayaan.
Karena kebudayaan bukan hanya sesempit kesenian saja sebagaimana anggapan
banyak orang. Kebudayaan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan cipta,
rasa, karsa, dan hasil karya masyarakat.
Tentang petunjuk teknis. Tahapan, mekanisme dan semua hal-hal yang berkaitan
dengan proses pengerjaan studi dokumen PPKD. Telah menerapkan seperti yang
diatur dalam PERPRES 65 tahun 2018, tentang Penyusunan Pokok Pikiran
Kebudayaan Daerah dan Strategi Kebudayaan dan PERMENDIKBUD 45 tahun
2018, tentang Pedoman Penyusunan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah.
Dengan demikian maka dengan selesainya penyusunan PPKD Kota Mojokerto ini
dapat melengkapi dokumen lain yang sudah ada dan/atau juga dapat menjadi
acuan penyusunan dokumen lain yang saling terkait. Semuanya demi mewujudkan
semangat pemajuan Kebudayaan dan Visi Misi serta RPJMD Kota Mojokerto,
terkait membangun dengan memperhatikan budaya luhur wilayahnya.
SAMBUTAN WALIKOTA MOJOKERTO
3 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
DAFTAR ISI
1. Kata Pengantar
4 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
2. Sambutan Walikota Mojokerto
3. Daftar Isi
4. BAB I
4.1 Rangkuman Umum
5. BAB II – PROFIL KOTA MOJOKERTO
5.1. Tentang Kota Mojokerto
5.1.1 Letak dan Kondisi Geografis
5.1.2 Wilayah dan Karakteristik Alam
5.1.3 Kondisi Geografis
5.2 Latar Belakang Budaya
5.2.1 Corak Utama
5.2.2 Keragaman Budaya
5.3. Sejarah
5.3.1 Sejarah Singkat Budaya
5.3.2 Sejarah Singkat Wilayah Administratif
5.4. Peraturan Daerah Terkait Kebudayaan
5.4.1 Peraturan yang Masih Berlaku
5.4.2 Peraturan yang pernah ada dan sudah tidak berlaku
5.5. Ringkasan Proses Penyusunan PPKD
5.5.1 Tim Penyusun
5.5.2 Proses Pendataan
5.5.3 Proses Penyusunan Masalah dan Rekomendasi
5.5.4 Catatan Evaluasi atas Proses Penyusunan
6. BAB III - LEMBAGA PENDIDIKAN BIDANG KEBUDAYAAN
6.1 Lembaga Pendidikan Menengah Bidang Kebudayaan
6.2 Lembaga Pendidikan Tinggi Bidang Kebudayaan
7. DATA OBJEK PEMAJUAN KEBUDAYAAN
7.1 Manuskrip
5 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
7.2 Tradisi Lisan
7.3 Adat Istiadat
7.4 Ritus
7.5 Pengetahuan Tradisional
7.6 Teknologi Tradisional
7.7 Seni
7.8 Bahasa
7.9 Permainan Rakyat
7.10 Olahraga Tradisional
7.11 Cagar Budaya
8. DATA SUMBER DAYA MANUSIA KEBUDAYAAN DAN LEMBAGA
KEBUDAYAAN
8.1 Manuskrip
8.2 Tradisi Lisan
8.3 Adat Istiadat
8.4 Ritus
8.5 Pengetahuan Tradisional
8.6 Teknologi Tradisional
8.7 Seni
8.8 Bahasa
8.9 Permainan Rakyat
8.10 Olahraga Tradisional
8.11 Cagar Budaya
9. PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI
9.1 Permasalahan Dan Rekomendasi
9.1.1 Manuskrip
9.1.2 Tradisi Lisan
9.1.3 Adat Istiadat
9.1.4 Ritus
9.1.5 Pengetahuan Tradisional
6 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
9.1.6 Teknologi Tradisional
9.1.7 Seni
9.1.8 Bahasa
9.1.9 Permainan Rakyat
9.1.10 Olahraga Tradisional
9.1.11 Cagar Budaya
9.2. Upaya
9.3 Permasalahan Umum dan Rekomendasi Umum
LAMPIRAN
BAB I
7 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
4.1. RANGKUMAN UMUM
Nama Mojokerto selama ini identik dengan Trowulan yang dipercaya pernah
menjadi ibukota kerajaan besar Majapahit. Padahal nama Trowulan sekarang ini
hanyalah sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Mojokerto. Tetapi
kawasan Trowulan pada masa kejayaan Majapahit dulu meluas hingga menembus
daerah Jombang sekarang yang kemudian ditetapkan sebagai kawasan cagar
budaya.
Sedangkan Kota Mojokerto adalah sebuah wilayah kecil yang berada di lingkungan
kabupaten Mojokerto namun memiliki pemerintahan sendiri. Bahkan Kota
Mojokerto dengan keluasan hanya wilayah 16,47 Km² merupakan kota terkecil di
Indonesia. Kota Mojokerto juga dikenal dengan julukan Kota Onde-onde, karena
banyak industri Onde-onde yang sudah dikenal dimana-mana. Sejak zaman
Kerajaan Majapahit, kudapan onde-onde menjadi kuliner khas andalan Kota
Mojokerto.
Kota Mojokerto hanya terdiri dari 3 (tiga) kecamatan, tetapi dalam konteks
budaya tentu tidak terlepaskan dari pengaruh budaya Majapahit. Ada banyak
persamaan potensi objek pemajuan kebudayaan di Kota Mojokerto dan
Kabupaten Mojokerto, khususnya terkait dengan budaya peninggalan Majapahit.
Tetapi sebagaimana sebuah kota, kota Mojokerto memiliki objek pemajuan
kebudayaan yang tidak dimiliki oleh Kabupaten Mojokerto, dalam hal ini antara
lain berupa peninggalan kuno atau objek yang diduga cagar budaya bekas zaman
pendudukan Hindia Belanda.
Yang membedakan lagi, sebagai sebuah kota maka Mojokerto juga berkembang
kesenian modern dan kontemporer, tetapi dalam ketika yang sama juga masih
bertahan adat istiadat masyarakat Jawa sebagaimana yang hidup di pedesaan.
Kota Mojokerto menjadi tempat bertemunya berbagai kebudayaan yang beraneka
ragam. Peninggalan budaya Tionghoa juga masih berkembang dan hidup damai
dengan yang lainnya. Bahkan di kota Mojokerto inilah terdapat Museum Wayang
yang antara lain banyak memamerkan wayang-wayang Potehi yang notabene
merupakan budaya dari daratan China.
8 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Sementara itu Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas yang juga mengalir melewati
Kota Mojokerto ikut membentuk wajah budaya kota ini. Di sungai besar itulah
pada zaman dulu kapal-kapal berlayar ketika sungai masih menjadi sarana
transportasi yang utama. Lantaran sungai itu pula menjadikan Kota Mojokerto
merupakan kawasan subur sehingga dimanfaatkan untuk perkebunan tebu pada
zaman Belanda.
Alhasil Kota Mojokerto adalah sebuah habitat budaya yang unik. Modernisasi dan
hal-hal yang tradisional hidup berdampingan. Bangunan-bangunan modern dan
jalanan sibuk yang kadang macet di satu sisi tetapi di sisi lain masih ada kawasan
yang tetap bertahan dan dipertahankan sebagai sawah dan Ruang Terbuka Hijau
(RTH). Masih ada aktivitas di sawah beserta adat isiadat dan tradisinya
sebagaimana yang berlaku pada masyarakat desa.
Pemertahanan luasan lahan pertanian tersebut sudah dilindungi oleh peraturan
pemerintah kota untuk mencegah terjadinya pergeseran lahan dari agraris
menjadi non-agraris akibat pertumbuhan penduduk. Data BPS Kota Mojokerto
Tahun 2017 menyebutkan, tanah yang bukan sawah seluas 1.472,88 hektar, terdiri
dari 1.234,84 hektar digunakan untuk bangunan perumahan, halaman dan
pekarangan. Selebihnya adalah merupakan tegal, kebun, dan lainnya
Berangkat dari latar belakang yang kompleks itulah maka penyusunan Pokok
Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) Kota Mojokerto ini merupakan tantangan
tersendiri.
Penyusunan dokumen Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) dalam PPKD ini
dilakukan dengan cara:
- Menjaring opini dan masukan data dari para pemangku kepentingan dalam
Kelompok Diskusi Terpumpun (Focus Group Discussion) untuk mencatat dan
menginventarisasi permasalahan serta memertajam rumusan masalah.
- Melakukan studi pustaka terkait dengan sejarah dan budaya Kota Mojokerto,
baik dari literatur ilmiah maupun sumber-sumber formal di lingkungan
pemerintah Kota Mojokerto.
9 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
- Survey langsung di lapangan terkait Objek Pemajuan Kebudayaan di
lingkungan Kota Mojokerto
- Wawancara dengan seniman, budayawan, pemerhati sejarah dan para pihak-
pihak terkait.
- Diskusi intensif dengan anggota Tim Penyusun untuk menyusun hasil akhir
dan rekomendasi
Dengan demikian maka penyusunan PPKD ini dapat diselesaikan sebagai
dokumen penting bagi pemerintah Kota Mojokerto untuk dijadikan landasan
pembangunan bidang kebudayaan dan sekaligus melengkapi Masterplan
Pengembangan Kebudayaan Kota Mojokerto 2016 – 2020 yang sudah disusun oleh
Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Mojokerto.
BAB II
PROFIL KOTA MOJOKERTO10 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
5. 1. TENTANG KOTA MOJOKERTO
5.1.1. Letak dan Kondisi Geografis
Kota Mojokerto adalah salah satu dari 9 kota dan 28 kabupaten di wilayah
provinsi Jawa Timur. Kota ini terletak 50 km barat daya Surabaya. Secara
geografis, wilayah Kota Mojokerto berada di antara 7°33 LS dan 122°28′ ′ BT dengan ketinggian rata-rata adalah 22 meter di atas permukaan laut
(mdpl)dengan kondisi permukaan tanah agak miring ke Timur dan Utara
antara 0 – 3 %.
Kota Mojokerto memiliki luas wilayah 16,47 Km² atau 0,03% dari luas
wilayah Propinsi Jawa Timur. Hal ini menjadikan Kota Mojokerto sebagai
kota dengan luas wilayah terkecil di Jawa Timur, bahkan di Indonesia.
Dengan luas tersebut Kota Mojokerto memiliki batas-batas wilayah
sebagai berikut :
Sebelah Utara : Sungai Brantas
Sebelah Timur : Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto
Sebelah Selatan: Kecamatan Sooko dan Puri Kabupaten Mojokerto
Sebelah Barat : Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto
Hanya ada 3 (tiga) kecamatan di kota Mojokerto, yaitu: Magersari di
sebelah barat, Pajurit Kulon di sebelah timur, dan kecamatan Kranggan
berada di tengah-tengahnya, dimana masing-masing kecamatan terdiri
dari 6 (enam) kelurahan. Dari total 18 kelurahan tersebut terdiri dari 175
Rukun Warga (RW) dan 676 Rukun Tetangga (RT). Dengan catatan bahwa
Kecamatan Kranggan merupakan kecamatan baru yang terbentuk tahun
2016 berdasarkan Perda No. 17 Tahun 2016 yang diperkuat dengan Surat
Kemendagri No 138/2058/BAK tanggal 18 April 2016.
11 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Perbandingan Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Mojokerto
(Km2), 2017
Sumber: Kota Mojokerto dalam angka 2018 – Biro Pusat Statistik Kota
Mojokerto 2018
Secara topografis, wilayah Kota Mojokerto terletak pada ketinggian ±22
meter dari permukaan laut dan kemiringan tanah 0% – 3%. Dengan
demikian Kota Mojokerto mempunyai permukaan tanah yang relatif datar,
sehingga aliran sungai/saluran menjadi relatif lambat dan hal ini
mempercepat terjadinya pendangkalan yang pada akhirnya timbul
12 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
kecenderungan ada genangan pada berbagai bagian kota apabila terjadi
hujan.
Kota Mojokerto berada pada jalur transportasi regional lintas selatan yang
menghubungkan kota Surabaya – Yogyakarta hingga Bandung dan Jakarta.
Sebagai kota yang berbatasan langsung dengan Surabaya sehingga Kota
Mojokerto memiliki posisi strategis dalam mendukung kegiatan
pembangunan di Jawa Timur dan menjadi penyangga kegiatan ekonomi
dan pemerintahan bagi ibukota provinsi Jawa Timur.
Keterkaitan dengan kota Surabaya ini tergabung dalam akronim Gerbang
Kertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan
Lamongan). Secara regional Kota Mojokerto berperan utama sebagai
pusat aktivitas ekonomi dan jasa bagi wilayah belakangnya (hinterland)
yaitu Kabupaten Mojokerto, masyarakat di wilayah perbatasan Jombang,
Gresik, Sidoarjo dan Lamongan.
5.1.2. Wilayah dan Karakteristik Alam
13 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Secara Geologi/Lapisan batuan yang terdapat di Kota Mojokerto sebagian
besar merupakan seri batuan aluvium, Plistosen Fasies Sedimen dan
Alluvium Fasies Gunung Api. Jenis aluvium mendominasi di sebagian besar
wilayah di Kota Mojokerto seluas 902,16 Ha, Plistosen Fasies Sedimen
seluas 222,33 Ha terdapat di Kelurahan Gunung Gedangan dan
Kedundung, Alluvium Fasies Gunung Api seluas 393,79 Ha meliputi
Kelurahan Surodinawan, Miji, Prajuritkulon, Blooto, Mentikan, Kauman,
Pulorejo, Jagalan, Sentanan, Purwotengan dan Magersari.
Terdapat 2 jenis tanah di Kota Mojokerto yaitu Grumosol kelabu tua dan
Asosiasi aluvial kelabu dan aluvial coklat kekuningan. Jenis tanah Asosiasi
aluvial kelabu dan aluvial coklat kekuningan terdapat di Kelurahan
Mentikan, Kauman, Pulorejo, dan seluruh wilayah di Kecamatan Magersari
seluas 617,75 Ha. Sedangkan jenis tanah Grumosol cukup mendominasi
jenis tanah di Kota Mojokerto, luas wilayah yang memiliki jenis tanah
tersebut adalah 1.028,55 Ha terdapat di Kelurahan Meri, Gunung
Gedangan, Kedundung, Balongsari, Jagalan, Santanan dan seluruh wilayah
di Kecamatan Prajurit Kulon.
Kota Mojokerto memiliki temperatur udara maksimum 36,3 0C yang
terjadi pada bulan Nopember, dan minimum sebesar 19,7 0C yang terjadi
pada bulan Juni. Sedangkan kelembaban udara pada bulan Mei
mengalami tahap paling rendah sebesar 95%, sedangkan bulan-bulan
lainnya berkisar antara 97-100%. Pada tahun 2010 kecepatan angin
berkisar antara 3-6 knot.
Wilayah Kota Mojokerto secara keseluruhan masuk dalam Daerah Aliran
Sungai (DAS) Brantas yang merupakan wilayah sungai strategis nasional.
Berdasarkan Sub DAS, Kota Mojokerto masuk dalam Sub DAS Brantas Hilir
meliputi wilayah sebagian Kelurahan Gunung Gedangan, sebagian
Kelurahan Meri, sebagian Kelurahan Miji, Kelurahan Balongsari, Kelurahan
Jagalan, Kelurahan Sentanan, Kelurahan Purwotengah, sebagian
Kelurahan Mentikan, Kelurahan Kauman, Kelurahan Gedongan, Kelurahan
Magersari, Kelurahan Wates dan Kelurahan Kedundung.
14 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Keberadaan Sungai Brantas yang mengalir ke Kota Mojokerto juga
memiliki muatan sejarah tersendiri mengingat merupakan sarana
transportasi utama sejak masa Airlangga, Majapahit, Mataram Islam,
Japann, bahkan hingga abad ke-20 Kali Brantas menjadi jalur transportasi
hasil hutan dan pertanian. Dalam catatan sejarah Japan (Mojokerto tempo
doeloe) merupakan daerah pemasok kayu jati dalam jumlah besar yang
dimonopoli oleh Gubernur Jeneral Daendels pada tahun 1808 – 1809.
Sungai Brantas menjadi jalur transportasi utama sebelum diarahkan
menuju Surabaya melalui Kali Mas. Begitu pula kayu jati yang dijual ke
para pengusaha Jawa dan Cina di Tuban pasti melalui kawasan Sungai
Brantas.
Mengutip data dari RTRW Kota Mojokerto 2012 – 2032, Daerah Aliran
Sungai (DAS) di Wilayah Kota Mojokerto terdiri dari Sungai Brantas (11
kilometer), Sungai Brangkal (7.6km), Sungai Sadar (7.86 km), Sungai
Cemporat (1.87 km), Sungai Ngrayung (3.8 km), Watu Dakon (4.2 km) dan
Ngotok/Pulo (4.9 km).
Posisi Kota Mojokerto yang berada pada aliran Sungai Brantas membuat
kondisi tanah di Kota ini menjadi subur untuk dijadikan lahan pertanian
dan perkebunan. Terutama untuk tanaman padi dan tebu. Keberadaan
pabrik gula (PG) atau suiker fabriek (SF) pertama di Mojokerto diawali
dengan berdirinya SF Sentanen Lor, Kota Mojokerto pada tahun 1834. Jika
dihitung yang termasuk dalam wilayah kabupaten Mojokerto sekarang
terdapat setidaknya hingga akhir abad Ke-19 tercatat ada 12 PG yang
berdiri di wilayah Mojokerto. Hanya PG Gempol Kerep yang merupakan
satu-satunya pabrik gula yang tersisa saat ini.
Sebagai pusat produksi gula, secara tidak langsung menyebabkan arus
migrasi dalam Kota Mojokerto. Banyaknya pabrik gula yang ada di
berbagai distrik wilayah Mojokerto menyebabkan tersedianya lapangan
kerja sehingga menimbulkan arus migrasi tersebut. Pabrik-pabrik gula
tersebut menyerap tenaga kerja yang banyak, sehingga penduduk dari
kota lain banyak berdatangan ke Mojokerto. Penduduk asing seperti
15 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Eropa, Tionghoa dan Timur Asing banyak ditemui di kota ini. Pada awal
abad ke-19 jumlah warga Tionghoa di Mojokerto mencapai sekitar 10 %
(Gill, 1995:224).
5.1.3. Kondisi Demografis
Berdasarkan hasil dari Registrasi Penduduk Akhir Tahun 2017, Kota
Mojokerto mempunyai penduduk sebanyak 142.625 jiwa yang terdiri dari
penduduk laki-laki sebanyak 70.729 jiwa atau sebesar 49,59 persen; dan
penduduk yang berjenis kelamin perempuan adalah sebanyak 71.896 atau
sebesar 50,41 persen.
Besarnya jumlah penduduk di Kota Mojokerto dengan luas wilayah yang
sangat kecil akan menyebabkan kepadatan Kota Mojokerto menjadi
sangat tinggi, yaitu 8.660 penduduk per kilometer persegi (km2) di tahun
2017. Pada tahun 2017 wilayah yang mempunyai tingkat kepadatan
tertinggi adalah Kelurahan Mentikan, yaitu sebesar 39.974 jiwa per km2;
disusul oleh Kelurahan Miji sebesar 23.957 jiwa per km2; selanjutnya
Kelurahan Jagalan sebesar 19.181 jiwa per km2.
Dari jumlah penduduk di atas apabila dilihat secara kelompok umur, maka
struktur umur penduduk Kota Mojokerto adalah struktur umur muda yang
artinya jumlah penduduk usia muda yang terdiri dari usia remaja dan usia
produktif yang dominan, sedangkan untuk usia tua masih relatif. Struktur
penduduk menurut kelompok umur ini apabila digambarkan akan
berbentuk piramida.
16 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
5.2. LATAR BELAKANG BUDAYA
5.2.1. Corak Utama
17 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Dalam konteks kebudayaan provinsi Jawa Timur memiliki wilayah-wilayah
sub-etnis yang terdiri dari wilayah Arek, Mataraman, Madura,
Pandalungan, Using dan Tengger. Kalau mau dirinci lagi masih ada
kawasan subetnis Panaragan, Bawean dan Madura Kepulauan. Pembagian
yang dilakukan oleh Ayu Sutarto itu juga menyebut wilayah Samin, tetapi
belakangan masyarakat Samin menolaknya karena bagi mereka Samin itu
ajaran, bukan wilayah.
Kota Mojokerto termasuk dalam wilayah Arek, yang juga meliputi
Kabupaten Mojokerto, Jombang, Sidoarjo, Surabaya, sebagian Pasuruan,
dan Malang. Diantara ciri budaya di wilayah Arek adalah berkembangnya
nilai kesetaraan (egaliter), gaya bicara yang terbuka (blokosuto) dan
cenderung inklusif (terbuka). Nilai/norma yang mendasari nilai budaya
tersebut kentara dalam pergaulan sehari-hari di kalangan masyarakat dan
terekspresikan dalam sikap/perilaku maupun berbagai unsur kebudayaan
warga kota Mojokerto.
Dalam hal bahasa misalnya, masyarakat kota Mojokerto menggunakan
strata bahasa Jawa ngoko dan krama madya yaitu kulo (kata ganti orang
pertama), ndiko atau sampeyan (kata ganti orang kedua) dan tidak
mengenal kata panjenengan sebagai kata ganti orang kedua yang
termasuk strata krama inggil sebagaimana digunakan masyarakat
Mataraman atau Kulonan.
18 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Peta Wilayah Subetnis di Jawa Timur
Sumber: https://www.goodnewsfromindonesia.id/
Keterangan:
Madura Mataraman Arek Pandalungan
5.2.2. Keragaman Budaya
19 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Unsur religi memengaruhi wujud-wujud kebudayaan nilai/norma,
sikap/perilaku, dan wujud fisik budaya kota Mojokerto. Terjadi sinkretisme
antara praktek kepercayaan/religi dengan tradisi lokal yang kemungkinan
besar berasal dari era Majapahit atau sebelumnya. Misalnya tampak
dalam tradisi Bersih Desa atau Ruwah Desa, ritual menyambut kelahiran
bayi (neloni, tingkeban, pendhak pasar, slapanan, mudhun lemah), ritual
memeringati kematian (tahlilan, haul), kesenian tradisional (dibaan,
hadrah, terbangan, qasidah), ritual perkawinan (ruwah ngaturi, temu
manten, ngundhuh mantu, pendhak pasar), dan sebagainya.
Islam yang dipeluk oleh mayoritas warga Kota Mojokerto tampak
mendominasi warna berbagai praktek ritual/tradisi bernuansa Islam
namun praktek ritual/tradisi tersebut diduga telah ada sejak era sebelum
Islam.
Dalam hal kesenian, berbagai jenis kesenian, baik yang tradisional
maupun yang modern/kontemporer, diselenggarakan dalam kehidupan
masyarakat Kota Mojokerto dan semakin berkembang dari waktu ke
waktu. Namun sampai sekarang belum ada kesepakatan tentang kesenian
khas yang lahir dari Kota Mojokerto dan menjadi identitas kesenian
daerah. Ludruk yang menjadi salah satu ikon kesenian tradisional dan
tumbuh subur di kota Mojokerto bukanlah kesenian yang lahir dari kota
Mojokerto.
5.3. SEJARAH
5.3.1. Sejarah Singkat Budaya
Sebagian Kota Mojokerto termasuk dalam kawasan cagar budaya
sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan RI Nomor 260/M/2013 tertanggal 30 Desember 2013.
Dalam SK itu disebutkan bahwa kawasan Trowulan ditetapkan sebagai
satuan ruang geografis Kawasan Cagar Budaya Peringkat Nasional yang
merupakan bekas wilayah ibukota Mojopahit, sebuah kerajaan besar yang
menguasai Nusantara pada abad XII – XIV Masehi.
20 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Yang dimaksud Satuan Ruang Geografis Trowulan adalah tidak hanya
terbatas pada wilayah administratif Kecamatan Trowulan yang ada
sekarang melainkan meliputi kawasan seluas 92,6 kilometer persegi
dengan batas-batas sebagai berikut:
- Sebelah Barat : Sungai Gunting (Kec. Mojowarno dan Kec.
Mojoagung Kab. Jombang)
- Sebelah Timur : Sungai Brangkal (Kec. Jatirejo dan Kec. Sooko
Kab. Mojokerto serta Kec. Prajurit Kulon Kota Mojokerto).
- Sebelah Utara : Sungai Konto (Kec. Sooko Kab. Mojokerto dan
Kec. Prajurit Kulon Kota Mojokerto)
- Sebelah Selatan : Batas hutan KPH Jombang, jalan selatan Desa
Pakis dan Desa Tanggalrejo).
Dengan demikian wilayah administratif yang masuk dalam batas kawasan
cagar budaya tersebut terdiri dari 49 desa/kelurahan yang ada di 5
kecamatan di wilayah Kota Mojokerto, Kab. Mojokerto dan Kab. Jombang.
Wilayah Kota Mojokerto yang masuk dalam kawasan cagar budaya
peringkat nasional tersebut adalah Kelurahan Prajurit Kulon, Kelurahan
Surodinawan dan Kelurahaan Blooto, dimana ketiga berada di wilayah
kecamatan Prajurit Kulon. Sebenarnya secara administratif ada dua
kelurahan lagi yang sebagian wilayahnya masuk kawasan cagar budaya
tersebut adalah Kelurahan Mentikan (Lingkungan/Dusun Cakarayam Baru)
dan Kelurahan Pulorejo (Lingkungan/Dusun Balongcangkring).
Masuknya wilayah Kota Mojokerto dalam kawasan cagar budaya
membuktikan bahwa Kota Mojokerto dulunya adalah bagian dari
kawasan Ibukota Kerajaan Majapahit. Dengan kata lain dalam konteks
sejarah kebudayaan bahwa sesungguhnya kebudayaan di Kota Mojokerto
memiliki akar budaya dari warisan Majapahit.
Selain menjadi bagian dari Satuan Ruang Geografis Trowulan Kota
Mojokerto juga memiliki peninggalan-peninggalan dari zaman kolonial
21 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Belanda yang memiliki nilai sejarah. Misalnya saja, Ir. Soekarno, ternyata
pernah meninggalkan jejak sejarah di kota Mojokerto, yakni pernah
tinggal di sebuah rumah di sekitar kawasan Sekarsari, Kota Mojokerto.
Proklamator Republik Indonesia itu tinggal di sana sekitar selama 4-5
tahun. Bung Karno lalu disekolahkan di sekolah Belanda yang kini jadi SMP
Negeri 2 Mojokerto.
5.3.2. Sejarah Pemerintahan
Sejarah Kota Mojokerto dapat dilacak sejak masih bernama Japan bahkan
sebelum kerajaan Majapahit berdiri. Setelah kerajaan Majapahit
dideklarasikan maka Sumenep menjadi bagian dari Majapahit meski
bukan termasuk wilayah sejenis negara bagian dari kerajaan Majapahit
pada masa itu. Dalam literatur sejarah Sumenep disinggung nama Japan
dan kisah Joko Tole atau Raden Arya Kuda Panoleh, cucu Adipati
Sumenep, Wakung Rukyat, yang bergelar Saccadiningrat I. Alkisah
Jokotole memenangkan sayembara pembuatan pintu gerbang Majapahit
yang kemudian diperintah Raja Majapahit menaklukkan kerajaan
Blambangan. Setelah menang, Joko Tole diberi hadiah dengan dinikahkan
salah satu puteri Raja Majapahit, yaitu Ratna Dewi Maskumambang.
Namun hal ini ditentang oleh Sang Patih sehingga beralih dinikahkan
dengan puterinya yang lain yang tidak sejelita sebelumnya, yaitu Dewi
Ratnadi. Joko Tole kembali ke Sumenep dan diangkat menjadi Adipati
Saccadiningrat II. Sedangkan Ratna Dewi Maskumambang dihadiahi
wilayah Japan dengan gelar Ratu Japan yang membawahi wilayah
Sumenep.
Keberadaan Japan sebagai sebuah kadipaten juga dapat dilacak dari
legenda Jaka Sambang yang hidup di masa Jaka Tingkir menjadi Sultan
Pajang atau pada masa akhir kerajaan Demak hingga penguasa kerajaan
Pajang, Sultan Adiwijaya meninggal dunia (1549-1583 M). Waktu itu Japan
terbagi dua wilayah yaitu Japan Kulon dan Japan Wetan.
22 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Selanjutnya, dalam perjanjian Giyanti tahun 1755 menyebutkan wilayah
Mataram dibagi menjadi dua yaitu Kasunanan Surakarta dan Kasultanan
Yogyakarta. Atas dasar pembagian tersebut, wilayah Japan (Mojokerto)
dan Wirosobo yang masuk dalam wilayah Mataram juga terbagi
peruntukannya. Wilayah Japan (Mojokerto) untuk Kasultanan Yogyakarta
dan Wirosobo (Mojoagung) untuk Kasunanan Surakarta.
Perjanjian lainnya antara Hamengku Buwana III dan Gubernemen Inggris
(Raffles) menyatakan bahwa Sultan menyerahkan Japan dan beberapa
lainnya ke Inggris. Pada masa pemerintahan Raffles, Sunan Surakarta dan
Sultan Yogyakarta bersekutu untuk melawan Inggris namun mengalami
kegagalan. Sebagai hukumannya Sunan Surakarta dipaksa untuk
menyerahkan daerah Wirosobo, Kedu, Pacitan dan Blora kepada Inggris.
Setelah pemerintah Inggris meninggalkan Indonesia tahun 1816 masa
pemerintahannya beralih ke Belanda. Pada masa ini wilayah Wirosobo
dan Japan disatukan kembali dengan Kabupaten Japan beralih menjadi
Mojokerto dengan Wirosobo didalamnya.
Terdapat beberapa pendapat tentang perubahan nama Japan menjadi
Mojokerto. Pendapat tersebut diantaranya dikemukakan oleh R.A.A
Kromodjojo Adi Negoro dan J.F Niermeyer. R.A.A Kromodjojo Adi Negoro
menyebutkan bahwa nama “Mojo” berasal dari nama desa Mojojejer dan
didasarkan pada keserasian nama sesuai dalam Besluit no. 14/ 1838,
tanggal 12 September 1838. Lain halnya J.F Niermeyer menyebutkan kata
“Japan” kurang tepat untuk semangat kerja karena berarti “malas” dan
akhirnya mengalami perubahan menjadi Mojokerto. Hal ini dimaksudkan
sebagai penyemangat etos kerja di bidang pertanian/ perkebunan dan
efisiensi administrasi pemerintahan.
Mojokerto dikenal sebagai nama sebuah Kabupaten sejak beberapa tahun
lalu tepatnya berdasarkan keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda
pada tanggal 12 September 1838 No. 14 tentang perubahan Kabupaten
Japan menjadi Mojokerto. Adanya pergeseran nama Japan menjadi
23 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Mojokerto tentunya terjadi pergeseran pusat pemerintahan. Japan
merupakan sebuah desa yang berada sekitar ± 3 km sebelah selatan
Mojokerto (kini) dan termasuk dalam wilayah kecamatan Sooko, namun
berdasarkan data sejarah nama Japan sudah disebutkan dalam bukunya
Raffles tahun 1817 “History of Java”. Selain Raffles, beberapa pakar
sejarah seperti Schrieke, de Graaf dan Soekanto mengidentikkan Japan
sebagai toponim Mojokerto. Salah satu sumber sejarah yaitu Kitab
Negarakrtagama pupuh XVII/ 10 baris 1 menyebutkan bahwa Japan
merupakan tempat pertama yang disinggahi raja Majapahit Hayam Wuruk
dalam perjalanannya ke Lamajang, menyinggahi beberapa tempat di Jawa
Timur dan tercatat ditemukannya banyak asrama dan candi. Ini berarti
Japan pernah dijadikan sebagai tempat para pendeta dan menunjukkan
kedudukannya sebagai kota lama dan pernah menjadi pusat administrasi
kabupaten Japan. Dihubungkan dengan berdirinya kerajaan Majapahit
oleh Raden Wijaya melalui pembukaan kawasan hutan “Tarik/ Trik”,
kemungkinan sudah adanya Japan sebagai wilayah pedukuhan kecil yang
akhirnya berkembang menjadi perkotaan dan sebuah kerajaan besar
Majapahit.
Bahkan pada masa sebelum Majapahit diperkirakan telah ada pemukiman
seperti yang tertuliskan pada beberapa prasasti yang menyebutkan
adanya pemukiman di sebuah desa tidak jauh di sebelah barat Desa Tarik.
Disebutkan pula Calon Arang mengerjakan kegiatannya di kubur Lemah
Abang yang terletak dekat Trowulan. Pada masa berikutnya yaitu pada
masa perjuangan kemerdekaan, Mojokerto dan Mojoagung masih
berperan penting sebagai basis pertahanan terhadap agresi militer
Belanda. Terlepas dari perubahan nama Japan atau Mojokerto, terbukti
bahwa Kota Mojokerto sekarang merupakan bagian dari Japan di masa
silam berkembang sebagai pusat administrasi pemerintahan.1
Menurut catatan Wolter Robert Baron van Hoevel yang memulai ekspedisi
ke Jawa, Madura dan Bali tahun 1847, nama Mojokerto merupakan
1https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjatim/sejarah-kabupaten-mojokerto/
24 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
gabungan dari kata “Mojo” yang berarti nama buah di lokasi
pendeklaasian kerajaan Majapahit dan kata “kerto” yang berarti indah,
berkilauan. Pengubahan nama itu guna menghapus pencitraan
masyarakat Japan yang dianggap pemalas oleh penguasa kerajaan Demak.
Saat berkunjung ke Mojokerto Van Hoevell bertemu dengan Bupati
Mojokerto dan menanyakan alasan pengubahan nama tersebut. Bupati
menjelaskan bahdia dia mengutip cerita tutur yang berkembang di
masyarakat waktu itu tentang nama Japan, yang berarti lambat dan malas.
Pada masa pemberlakuan sistem cultuurstelsel, Kota Mojokerto beserta
kota yang lainnya termasuk dalam Karesidenan Surabaya, yang juga
meliputi Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Gresik, Kabupaten Jombang
dan Kabupaten Sidoarjo.
Pembentukan Pemerintah Kota Mojokerto diawali melalui status sebagai
staadsgemente, berdasarkan Undang-undang Desentralisasi dari
Gubernur Jendral Hindia Belanda J. Van Limburgstirum dengan staatblad
Nomor 324 Tahun 1918 tanggal 20 Juni 1918. Undang-undang tersebut
lahir tahun 1903 sebagai awal dari munculnya pemerintahan gemeente.
Pada waktu itu otonomi daerah disebut dengan desentralisasi yang
diberlakukan oleh pemerintah Hindia Belanda. Desentralisasi itu timbul
karena adanya dorongan yang kuat dari orang-orang Eropa yang berada di
daerah dan ingin mengambil alih sebagian wewenang dari pusat untuk
dilimpahkan ke daerah.
Gemeente dalam bahasa Belanda berarti suatu kota dengan struktur
administrasi yang otonom. Istilah ini mempunyai makna lain yaitu
masyarakat desa, ketika dikaitkan dengan istilah Inlandsche Gemeente.
Fungsi dan struktur administrasi masa Hindia Belanda yang tertinggi
dipegang oleh Gubernur, kemudian Bupati, Wedana dan Lurah. Otonomi
daerah merupakan sebuah kebijakan yang sarat dengan cerminan
pelimpahan wewenang dan penyerahan wewenang dari pemerintah pusat
ke pemerintah daerah. Wewenang tersebut diberikan kepada daerah
25 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
untuk melaksanakan fungsi-fungsi publik dan politik, kewenangan untuk
mengelola dan memanfaatkan berbagai sumberdaya serta melibatkan
sumberdaya yang ada di wilayahnya dalam berbagai kegiatan publik dan
politik. Jadi otonomi daerah bukan hanya bersifat vertikal, namun juga
horizontal (Rochmadi, 2001:7).
Keluarnya Undang-undang Desentralisasi memiliki implikasi yang amat
besar terhadap kota-kota di Indonesia (Basundoro, 2009:268). Pemberian
status otonom kepada daerah dilakukan di kota-kota yang memenuhi
syarat. Syarat-syarat tersebut antara lain adanya sumberdaya manusia
yang dinilai mampu untuk membentuk suatu dewan yang bisa menyusun
anggaran pemerintahan dan mengelolanya secara rasional. Dengan syarat
seperti itu, maka hanya kota-kota dengan komposisi penduduk Eropa yang
cukup signifikan yang bisa diberi status otonom. Karena mereka dianggap
memiliki kematangan politik yang cukup untuk dapat dipercaya mengurusi
kepentingan daerahnya sendiri (Wignjosoebroto, 2005:29).
Jumlah penduduk Eropa yang cukup banyak di Mojokerto menyebabkan
pembangunan sarana fisik di Kota ini. Pembangunan-pembangunan
tersebut sebenarnya diperuntukkan untuk kepentingan penduduk Eropa,
tetapi penduduk
Bumi Putra dan penduduk asing lainnya juga ikut merasakan dampak dari
pembangunan tersebut. Pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah
kota meliputi pembangunan jalan, perbaikan kampung, pembangunan
pasar serta pembentukan dinas-dinas kota. Dinas-dinas tersebut antara
lain dinas kebersihan dan kesehatan, dinas pemakaman, dinas
pemungutan pajak dan lain-lain.
Pada masa Pemerintahan Pendudukan Jepang Mojokerto berstatus Sidan
diperintah oleh seorang Si Ku Cho dari 8 Mei 1942 sampai dengan 15
Agustus 1945. Pada zaman revolusi 1945 - 1950 Pemerintah Kota
Mojokerto dalam pelaksanaan Pemerintah menjadi bagian dari
Pemerintah Kabupaten Mojokerto dan diperintah oleh seorang Wakil Wali
26 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
kota disamping Komite Nasional Daerah. Daerah Otonomi Kota Kecil
Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950,
tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai Kota Praja
menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957.
Setelah dikeluarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 Kota Praja
Mojokerto berubah menjadi Kotamadya Mojokerto. Selanjutnya berubah
menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto berdasarkan Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1974. Kemudian dengan adanya Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 1999, tentang Pemerintahan Daerah, Kotamadya Daerah
Tingkat II Mojokerto seperti Daerah-Daerah yang lain berubah
Nomenklatur menjadi Pemerintah Kota Mojokerto.
Namun demikian sebetulnya penetapan Hari Jadi Kota Mojokerto baru
dilakukan melalui Surat Keputusan (SK) Wali Kota Madya Mojokerto No.
HK.66 tahun 1982, yang secara hukum posisinya masih dibawah Peraturan
Daerah (Perda) dimana saat itu kursi wali kota diduduki oleh HR
Mochammad Samiudin. Keputusan ini sebetulnya masih gamang sebab
memahami keberadaan wilayah tidak hanya dilihat dari kapan
pemerintahannya ada tetapi juga dapat diukur dari kapan peradaban di
wilayah tersebut ada walaupun masih di bawah kekuasaan pemerintahan
lain.
5.4. Peraturan Daerah Terkait Kebudayaan
4.4.1. Peraturan yang masih berlaku
- PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 60 TAHUN 2014
TENTANG PENGURUS DEWAN KESENIAN KOTA MOJOKERTO yang
berakhir masa kepengurusannya per tanggal 1 Juli 2019.
- PERATURAN DAERAH NOMOR 17 TAHUN 2019, TENTANG
PENGELOLAAN CAGAR BUDAYA
- KEPUTUSAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR
188.45/320/417/111/2019 s/d No. 188.45/320.6/417.111/2019
27 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
TENTANG PENETAPAN BANGUNAN CAGAR BUDAYA PERINGKAT KOTA
( SDN Purwotengah I & II , SMPN I , SMPN 2, Denkesyah, Klenteng,
Gereja Katolik Paroki Santo Yosef, Gereja GBIP )
- KEPUTUSAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR
188.45/320.7/417.111/2019 TENTANG PENETAPAN SITUS CAGAR
BUDAYA PERINGKAT KOTA (Kantor Detasemen Korem 082 )
4.4.2. Peraturan yang pernah ada dan sudah tidak berlaku
5.5. Ringkasan Proses Penyusunan PPKD
5.5.1. Tim Penyusun
Dr. PONIMIN M. Hum.
Lahir di Jombang 02-02-1965, Doktor Penciptaan Seni
Pascasarjana ISI Yogyakarta ini menjadi staf pengajar di
Universitas Negeri Malang (UM). Pernah mengenyam
pendidikan di jurusan Kriya SMSR Yogyakarta dan jurusan
seni Kriya FSRD ISI Yogyakarta. Kini beralamat di studio
“Kreasi Kriya Nusantara” Jl. Martorejo No. 65, RT. 03 RW.02,
Areng-areng Dadaprejo Junrejo Batu Malang. No. Hp.
081334691576. E-mail: ponimin.fs@um.ac.id, blog:
Ponimic.blogspot.com.
Kegiatan Kajian Seni dan prestasi seni yang pernah diraihnya
antara lain: Menulis buku berjudul, Desain dan Teknik
Berkarya Kriya Keramik, penerbit Lubuk Agung, Bandung
2010; Menulis Buku berjudul : Keramik Kendi: Tradisi,
Produksi, dan Inovasi Artistik. Penerima Award Program
Learning University Award UM 2012 bidang Sosial,
Humaniora, dan seni. Penerima penghargaan 13 besar dosen
berprestasi tingkat Nasional 2011; Dosen Berprestasi I
Universitas Negeri Malang; Penghargaan “ Certificate of
28 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Excellene In Conducting Ceramic Workshops’” program Delhi
Blue Trust Pottery New Delhi 2017 India.
Pameran dan workshop keramik diselenggarakan dan
diikutinya di berbagai negara dan aktif berkarya Seni dalam
proyek seni wisata, aktif sebagai tutor/fasilitator
Pengembangan Industri kreatif Khususnya bidang Kriya kota
dan kabupaten di kawasan Jawa Timur yang didanai Dinas
Perindustrian/Perdagangan propinsi Jawa Timur dan LP2M
UM sejak 1996 sampai sekarang.
Arif Subekti, S.Pd., M.A. Pengajar Universitas Negeri Malang
(UM) ini masih tinggal di Klaten, Jawa Tengah, tepatnya di
Gang Masjid, RT/RW 003/006, Tegalrejo, Kecamatan Ceper.
Menyelesaikan pendidikan sarjana jurusan sejarah di UM,
dilanjutkan S-2 di Universitas Gadjah Mada jurusan yang
sama, pernah mengikuti Summer School Program in Southeast
Asian Studies juga peserta Summer School Program in
Southeast Asian Studies, dengan tema “(In)congruities
between Nation, State, and Civil Society”, kerjasama
University Sains Malaysia, Humboldt-Universität zu Berlin, dan
Universitas Gadjah Mada. Pengalaman dalam pendidikan dan
pengajaran dalam bidang Filsafat Sejarah, Sejarah Sosial,
Sejarah Indonesia Kontemporer, Otonomi dan Hegemoni,
Sejarah Hubungan Internasional, Revolusi dan Modernisasi.
Pernah melakukan penelitian Pengembangan Bank Video
Berbasis Kehidupan Masyarakat Masa Prasejarah Sebagai
Media Pembelajaran Mandiri Sebagai Media Pembelajaran
Mandiri
Henri Nurcahyo
Lahir di Lamongan, 22 Januari 1959, berpengalaman dalam
dunia tulis menulis, pernah menjadi wartawan sejumlah
29 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
media massa, penulis lepas dan akhirnya mengkhususkan diri
menulis buku berbagai macam topik, khususnya seni budaya.
Pernah menjadi juara Lomba Karya Tulis sebanyak 10
(sepuluh) kali, mendapatkan Penghargaan Seni Budaya
Gubernur Jawa Timur sebagai Penggerak Kesenian bidang
penulisan. Aktivitas terakhir sebagai Sekretaris Umum Asosiasi
Tradisi Lisan (ATL) Jawa Timur, Ketua Komunitas Seni Budaya
BranGWetaN, inisiator Pusat Konservasi Budaya Panji dan
menjadi staf pengajar luar biasa mata kuliah Kajian Panji di
Universitas PGRI Adibuana (Unipa) Surabaya.
Ridho Saiful Ashadi, SH.
Lahir di Surabaya 4 Agustus 1977. Alumni Fakultas Hukum
Universitas Widyagama Malang. Sejak tahun 2001 memiliki
minat dan gairah terbaik di ruang kepedulian sosial
kemasyarakatan, lingkungan, Seni budaya dan pemberdayaan
masyarakat perdesaan. Aktifitasnya berkontribusi pada
program peningkatan kapasitas. Menjadi peneliti beberapa
kajian bidang sosial budaya di Cerah Institute (2008-2014).
Pendiri perusahaan Inovasi Sosial yang bernama Yayasan
Inovasi Sosial Indonesia (2014). ISI foundation fokus pada
pengembangan kapasitas, berkontribusi pada perubahan
sosial, mengembangan penelitian praktis dan strategis, serta
mengelola pertemuan secara kreatif. Secara inovatif, sejak
2010 sedang menumbuhkan beberapa inisiatif perubahan
sosial bersama komunitas Lingkar Inspirasi Dolanan Indonesia
(LIDI). Untuk terus menerus mendata, mengkaji, mereplikasi
dan menumbuhkan jaringan pelaku pelestari permainan
rakyat dan olahraga tradisional.
Setahun terakhir secara aktif mempopulerkan Elingpiade
(eling permaine dewe), Mojotirto Festival (hari air sedunia
30 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
dengan muatan lokalitas di Kota Mojokerto), serta menjadi
Creative Consultan pada even Mojospekta Drama Kolosal
Babagan Mojopahit 1 tahun 2019. Penelitian 2016-2019 yang
di lakukan diantaranya adalah : “Peluang Pengakuan
Masyarakat Hukum Adat Sendi, Pacet Mojokerto. Serta pada
tahun 2019 terlibat sebagai salah satu ahli dalam penelitian
nasional bertema Ekonomi Nusantara yang di insiasi Eksekutif
NAsional WALHI di 8 Provinsi Indonesia.”.
Selain ketrampilan penelitian, fasilitasi pertemuan
berdampak, cak ipoel (panggilan akrab) juga sering diminta
menjadi narasumber terkait pengembangan kapasitas
bertema khusus di bidang sosial budaya, lingkungan hidup,
pendidikan, permainan tradisional dan pengembangan
komunitas kreatif. Kegiatan terakhir yang di kerjakan adalah
diminta menjadi konsultan kreatif Mojospekta 2019 pemkot
Mojokerto. Selain menjadi produser, juga menjadi
inisiatorseni pertunjukan Babad Klasik, yang di kerjakan
melalui Drama Kolosal Babagan I Majapahit.
II.2.2 Proses Pendataan
Tahapan kegiatan ini diawali dengan tahap persiapan tim peneliti,
pembuatan dan penetapan metodologi studi dan pembagian
peran, penggalian data primer dan sekunder, tabulasi data,
reduksi data, menganalisis data, perumusan simpulan dan
rekomendasi. Kemudian mendokumentasikan seluruh rangkaian
proses pelaksanaan kegiatan menjadi sebuah dokumen dan yang
mudah dibaca dan menjadi sumber rujukan pembuatan Strategi
Pemajuan Kebudayaan dan Program Kerja Tahunan Pemerintah
Kota Mojokerto ;
31 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Dari proses ini juga dapat diketahui ketersediaan sumberdaya
potensi apa saja dari para pihak pemangku kepentingan untuk
pemajuan kebudayaan. Tentunya seluruh temuan perlu dicek
apakah sesuai dengan semangat VISI dan MISI Walikota
Mojokerto dan Dokumen RJMD Kota Mojokerto.
Adapun rincian tahapan tersebut meliputi:
Tahap pertama. Koordidasi tim, pembuatan instrumen, untuk
mengumpulkan data primer dan data sekunder berupa format
wawancara, daftar pertanyaan, tabel isian data dokumen kajian
lapangan. Instrumen penelitian juga berupa peralatan perekam
data visual dan non visual yang digunakan untuk mengumpulkan
data serta analisisnya.
Proses pendataan PPDK Kota Mojokerto dilakukan dengan
menggunakan beberapa tahapan dan penyebaran kuisioner
penggalian informasi. Tahapan tersebut adalah pengumpulan data
sebagai analisis data dasar yang dikerjakan untuk digunakan
dalam mengukur potensi keunggulan dan potensi persoalan.
Tahap kedua melakukan pengumpulan atau penjaringan data
dengan para pemangku kepentingan di Disporabudpar dan OPD
terkait yang memiliki Dokumen Program terkait pemajuan
Kebudayaan. Penjaringan data menggunalkan metode observasi,
wawancara terstruktur dan nonterstruktur, dan dokumentasi.
Data berupa data verbal dan data visual terkait dengan aspek
aspek kebudayaan yang telah ditetapkan.
Pengumpulan data dalam PPKD ini dilakukan dengan
pengumpulan dokumen, wawancara mendalam (indepth
interview), diskusi group fokus, dan pengamatan lapangan. Data
yang dikumpulkan data primer dan data sekunder.
Data-data sekunder yang diperlukan antara lain, jenis, cakupan
objek, periode dan manfaat/kegunaan. Data sekunder tersebut
32 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
akan dinilai dari laporan tertulis, baik yang sudah terpublikasikan
maupun yang belum terpublikasi. Selanjutnya untuk mengetahui
pemahaman capaian manfaat dan dampak program maka akan
dikumpulkan dan dianalisis oleh tim ahli yang tergabung dalam
pelaksana tim ahli penyusunan PPKD dan Tim Teknis.
Untuk melengkapi data-data objek dan subjek pemajuan
kebudayaan maka tim peneliti diperlukan pula data mengenai
bagaimana data-data informasi pendukung dari mulai Dinas,
hingga kecamatan dan Kelurahan. Yang digunakan sebagai dasar
untuk menetapkan target pencapaian program maupun indikator
keberhasilan program.
Tahap ketiga melakukan tabulasi dan reduksi data yang telah
terkumpul untuk dikaji/ direview, tentang data yang mana dan
yang bagaimana untuk dapat dikaji dan dipetakan dalam bagian
kebijakan pemajuan kebudayaan kota Mojokerto.
Tahap keempat. Melakukan kajian hasil temuan di lapangan
adalah melakukan pendalaman data mereview seluruh data yang
sudah terinduksi untuk dimaknai sebagai temuan penelitian ini.
Selain itu proses pelaksanaan review (kajian) dikaitkan dengan
dokumen perundang-undangan serta produk legislasi daerah yang
berkaitan dengan pemajuan kebudayaan. Proses analisis dengan
mengkompilasi hasil temuan, dokumentasi temuan fakta dari
observasi, serta wawancara penanggungjawab bidang budaya,
menyusun hasil analisis dan mensistematikakan dokumen
menjadi laporan awal dan akhir yang di dalamnya terdapat hasil
analisis beserta rekomendasi.
Setelah data sekunder dipelajari, maka evaluasi capaian program
menggunakan pendekatan kualitatif dilakukan dengan melakukan
interview kepada stakeholder, pengamatan di lapangan dan Focus
Group Discussion (FGD). Stakeholder yang dimaksud adalah pihak-
33 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
pihak yang dianggap dapat mempengaruhi dan atau menentukan
kebijakan program Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata, antara lain
pejabat struktural di SKPD, mitra program, instansi pemerintah,
Lembaga Swadaya Masyarakat, masyarakat dan tokoh
agama/adat/masyarakat.
Wawancara mendalam yang telah ditanyakan kepada informan
didasarkan atas instrumen yang berupa pedoman wawancara
(guideline inteview). Selanjutnya untuk lebih detail pertanyaan
akan dikembangkan oleh pewawancara sesuai dengan kondisi
permasalahan dan keadaan di lapangan. Tujuan dari wawancara
mendalam untuk mendapatkan bagaimana pandangan dan
pemahaman program dan dampak program terhadap keadaan
ekonomi dan sosial masyarakat serta keadaan lingkungan
sekitarnya.
Sedangkan penggalian informasi dengan melalui Fokus Group
Discussion (FGD) bertujuan untuk mendapatkan bagaimana
program ini dirasakan oleh masyarakat serta apa permasalahan
dalam masyarakat. Pengamatan di lapangan dilakukan untuk
melakukan cross check terhadap aktivitas dan hasil program di
masyarakat. Penerima manfaat adalah orang-orang yang dipilih
dengan pertimbangan a) mengetahui permasalahan sesuai
dengan bidangnya, b) keterwakilan wilayah sektoral Kota
Mojokerto (Kecamatan Prajurit Kulon, Kecamatan Magersari,
Kecamatan Kranggan). FGD juga dilakukan pada bukan penerima
manfaat untuk melalukan cross check informasi dari sisi
masyarakat yang tidak memiliki kepetingan. Dengan demikian
diharapkan informasi yang didapat dari FGD menjadi lebih akurat.
Tahap keempat adalah melakukan penyimpulan hasil analisis data
ragam atau unsur kebudayaan di wilayah Mojokerto yang menjadi
fokus kajian untuk dapat direkomendasi terhadap pemangku
kepentingan.
34 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Dengan keempat tahap di atas, harapannya diperoleh data dan
informasi penting lainnya. Bagaimana nilai strategis objek
kebudayaan, manfaat program, profil kelompok utama pelestari
dan pelaku pemajuan kebudayaan, serta fungsi peran, serta
relasi-relasi efektif antara Dinas terkait dengan target capaian
bidang pemajuan kebudayaan terealisasi di lapangan.
Penyusunan laporan
Penyusunan laporan ini memperhatikan dari proses penelitian
dan kajian dokumen. Dimana ada beberapa aspek penting yang
menjadi perhatian. Diantaranya adalah terkait norma, komitmen
kebijakan, dokumen strategis yang berhubungan dengan
pencapaian program Pemajuan Kebudayaan.
Informan
Informan indepth interview(wawancara mendalam) dalam
metode kualitatif terdiri dari unsur:
1. Stakeholder yang mewakili masyarakat suatu wilayah atau
komunitas di dalam masing-masing site, antara lain tokoh agama,
tokoh masyarakat, tokoh sosial, tokoh perempuan, tokoh Pemuda
(termasuk Karang Taruna), dan ketua kelompok suatu program
inisiatif pemajuan kebudayaan.
2. Yang mewakili personal aktif di bidang budaya dan pelaksana
program di masing-masing isu dan bidang yang menjadi bidang
tugasnya.
3. Yang mewakili mitra sosial program adalah kelompok masyarakat
yang bekerjasama untuk menjadi pelaksana teknis.
4. Yang mewakili unsur Pemerintah Daerah yang terdiri dari Kepala
Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas
Pendidikan, Bappeko, Dinas Arsip dan Perpustakaan, Kecamatan,
Kelurahan dan pengelola sanggar seni budaya.
35 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Peserta FGD adalah tim ahli dan tim teknis di tiap-tiap
bidang (pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial budaya termasuk
infrastruktur). FGD dilakukan satu kali untuk tim ahli dan satu kali
untuk tim teknis di masing-masing group.
Kriteria peserta yang dipilih sebagai adalah unsur reseprentasi
kewargaan (Komunitas, pelaku penumbuh dan pembakti objek
kebudayaan) yang memiliki pengetahuan tentang pemajuan kebudayaan,
mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik, dan bukan
ketua kelompok. Untuk pertimbangan keterwakilan wilayah maka
diupayakan mempertimbangan wilayah merata dari seluruh Kota
Mojokerto. Sebagai informasi pengontrol, FGD dilakukan juga terhadap
nonpenerima manfaat program (NPM). Informan tersebut sangat
diperlukan dalam mendapatkan keseimbangan informasi, hasil dan
dampak program Pemajuan Kebudayaan dan penguatan pelaku
kebudayaan.
Kriteria penetapan nonpelaku pemajuan kebudayaan adalah
masyarakat yang tidak menerima manfaat program baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam program pemajuan kebudayaan, bukan
tokoh masyarakat, mengetahui program dan memertimbangkan
keterwakilan wilayah. Kelompok NPM antara lain guru, RT, PPL, PNS, dll.
Penggalian informasi dan data menggunakan beberapa tahapan
dan kuisioner kualitatif terhadap obyek kebudayaan, pelaku kebudayaan,
sarana prasarana dan potensi persoalannya yang ada di Kota Mojokerto.
Tahapan tersebut adalah pengumpulan data sebagai bahan analisis
didalam melakukan penyusunan dokumen PPKD dan analisas potensi
persoalan di beberapa tahun mendatang.
36 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Tabel 1. Metode dan Jumlah Informan di Masing-masing Group
Wilayah
Informan
Wilayah dan Jumlah Informan
Kec
Prajurit
Kulon
Kec
Kranggan
Kec
Magersari
Lingkungan Komunitas
Non Seni
Budaya
Indepth Interview
OPD 2 2 2 2
Kecamatan 4 4 4 4 4
Kelurahan 4 4 4 4 4
Komunitas 1 1 1 1 1
Penerima
Manfaat
Program
3 3 3 6 6
Diskusi Grup Fokus
Tim Ahli 4 4 4 4 4
Tim Teknis 11 11 11 11 11
Jumlah 29 29 29 29 29
Kategori tokoh informal terdiri dari tokoh masyarakat pengurus kampung,
tokoh agama, tokoh lingkungan sosial, tokoh perempuan dan tokoh pemuda.
Sedangkan kategori mitra adalah penerima manfaat dalam bentuk individu
maupun kelompok seperti Sanggar Seni, Pelaku Budaya, dan Lembaga
Kebudayaan. Kategori pemerintah adalah yang mewakili pemerintah mulai dari
tingkat Kelurahan, Kecamatan dan Kota (dinas pemuda olahraga beserta jajaran
struktur birokrasinya, termasuk Liponsos).
37 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Tabel 1. Metode dan Jumlah Informan di Masing-masing Group
Wilayah
Informan
Wilayah dan Jumlah Informan
Kec
Prajurit
Kulon
Kec
Kranggan
Kec
Magersar
i
Lingkungan Komunitas
Non Seni
Budaya
Indepth Interview
OPD 2 2 2 2
Kecamatan 4 4 4 4 4
Kelurahan 4 4 4 4 4
Komunitas 1 1 1 1 1
Penerima
Manfaat
Program
3 3 3 6 6
Diskusi Grup Fokus
Tim Ahli 4 4 4 4 4
Tim Teknis 11 11 11 11 11
Jumlah 29 29 29 29 29
Kategori tokoh informal terdiri dari tokoh masyarakat pengurus kampung,
tokoh agama, tokoh lingkungan sosial, tokoh perempuan dan tokoh pemuda.
Sedangkan kategori mitra adalah penerima manfaat dalam bentuk individu
maupun kelompok seperti Sanggar Seni, Pelaku Budaya, dan Lembaga
Kebudayaan. Kategori pemerintah adalah yang mewakili pemerintah mulai dari
38 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
tingkat Kelurahan, Kecamatan dan Kota (Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan
dan Pariwisata beserta jajaran struktur birokrasinya, termasuk Liponsos).
FOKUS PENDATAAN dan KUISIONER PENELITIAN
UNTUK MEMPERDALAM TEMUAN/ANALISIS
PENDATAAN INFORMASI PENYUSUNAN PPKD
PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Alamat :
Kecamatan :
Profesi :
No. Telp/Hp :
Kategori Narasumber :
39 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Tanggal Wawancara :
Pewawancara :
II.2.3. Proses Penyusunan Masalah dan Rekomendasi
II.2.4 Catatan Evaluasi atas Proses Penyusunan
III. LEMBAGA PENDIDIKAN BIDANG KEBUDAYAAN
III.1. Lembaga Pendidikan Menengah Bidang Kebudayaan
III.2. Lembaga Pendidikan Tinggi Bidang Kebudayaan
IV DATA OBJEK PEMAJUAN KEBUDAYAAN
No Jenis Objek Pemajuan
Kebudayaan
Jumlah Jenis
1. Manuskrip 9
2. Tradisi Lisan 25
3. Adat Istiadat 29
4. Ritus 14
5. Pengetahuan Tradisional 9
6. Teknologi Tradisional 20
7. Seni 26
8. Bahasa 7
9. Permainan Rakyat 42
10. Olahraga Tradisional 14
11. Cagar Budaya 19
Total 265
40 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
IV.1 Manuskrip
IV.2 Tradisi Lisan
IV.3 Adat Istiadat
IV.4 Ritus
IV.5 Pengetahuan Tradisional
IV.6 Teknologi Tradisional
IV.7 Seni
o IV.7.1 Seni Lukis
o IV.7.2 Seni Patung
o IV.7.3 Seni Tari
o IV.7.4 Seni Teater
o IV.7.5 Seni Musik
- Orkes Keroncong
- Karawitan
o IV.7.6 Seni Sastra
o IV.7.7 Seni Tradisi
- Bantengan
- Campursari
- Jaranan
- Ludruk
- Qasidah/Musik Islami
- Reyog Ponorogo
- Wayang Kulit
IV.8 Bahasa
IV.9 Permainan Rakyat
IV.10 Olahraga Tradisional
41 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
IV.11 Cagar Budaya
FORM IDENTIFIKASI
Obyek & Subyek Kebudayaan
I. OBYEK KEBUDAYAAN
A. TRADISI LISAN
No. CERITA / KISAH
TENTANG APA(Sejarah Desa atau Tempat Tertentu, Tokoh, Legenda,
Punden, Pusaka, Pesan Kebajikan, Sungai, Hewan,
Pohon, Makanan, Dll)
SIAPA yang masih
menuturkan, kapan
dituturkan & dimana
Kekuatan pesan pentingnya
(isi cerita) dan maknanya
1. PANDANSARI (ASAL
MULA KEDUNGSARI)
Dari : Buku Cerita
Rakyat Mojokerto
Penulis : Onny Trio Froni
YD
Diterbitkan : Kantor
Perpustakaan dan Arsip
Kota Mojokerto
Sudah ada upaya
membukukan dalam
bentuk literasi di
kantor Perpustakaan
Kota Mojokerto
Pentingnya pengendalian
diri dan mengendalikan
emosi.
Kisah singkatnya mengenai
sepasang kekasih bernama
Pandansari, anak juragan
kaya, dengan pembantunya
yang bernama Surohandiko,
atau dipanggil Cak Soro.
Sang Juragan tidak setuju,
maka Pandansari dijodohkan
dengan lelaki kaya. Namun
menjelang hari pernikahan
Pandansari melarikan diri
menyusul kekasihnya yang
sudah tinggal di hutan
42 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
karena diusir. Sang Juragan
menyusulnya, Soro dihajar,
Pandansari berusaha
menolongnya keduanya
tercebur di danau. Keduanya
meninggal dunia. Sejak itu
daerah danau (kedung)
tersebut dinamakan Kedung
Soro. Tapi karena makna
kata Soro berarti susah
maka diganti Kedungsari.
2. ASAL MULA NAMA
MAJAPAHIT
Dari : Buku Cerita
Rakyat Mojokerto
Penulis : Onny Trio Froni
YD
Diterbitkan : Kantor
Perpustakaan dan Arsip
Kota Mojokerto
Mirip dengan yang
diceritakan dalam
sejarah terbentuknya
Kerajaan Majapahit.
Ketika kerajaan Singhasari
diserang pasukan Gelang-
gelang yang berpusat di
Kediri, Raja Kertanegara
dibunuh, maka Raden
Wijaya melarikan diri
bersama pengikutnya hingga
ditolong oleh Arya Wiraraja
dari Sumenep. Raden Wijaya
diminta menghamba ke Raja
Jayakatwang di Kediri, dan
kemudian dipercaya
menyiapkan lahan
perburuan di hutan Tarik. Di
sinilah pengikut Raden
Wijaya memakan buah Maja
yang ternyata pahit rasanya.
Karena itulah kelak Raden
Wijaya menamakan daerah
itu Majapahit.
3. ASAL MULA Mirip dengan yang di Pentingnya berbagi dengan
43 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
KELURAHAN GUNUNG
GEDANGAN
Buku Cerita Rakyat
Mojokerto
Penulis : Onny Trio Froni
YD
Diterbitkan : Kantor
Perpustakaan dan Arsip
Kota Mojokerto
ceritakan para
informan
sesama.
Kisah seorang juragan kaya
raya namun pelitnya luar
biasa. Kebun pisangnya yang
luas tak pernah dibagikan
hasilnya ke tetangga, hanya
disimpan di gudang hingga
menggunung. Suatu ketika
sang juragan sakit keras,
dalam mimpinya didatangi
orang tua yang berpesan
agar suka beramal. Maka
keesokan harinya semua
pisangnya diamalkan ke
tetangga. Sejak saat itulah
desa tersebut dinamakan
Gunung Gedang (gedang
artinya pisang).
4. BAJUL KROMAN
(MISTERI DI KALI
BRANTAS)
Buku Cerita Rakyat
Mojokerto
Penulis : Onny Trio Froni
YD
Diterbitkan : Kantor
Perpustakaan dan Arsip
Kota Mojokerto
Ditambah sumber cerita
lisan
Sampai sekarang
masih diceritakan oleh
warga kampung
setempat sehingga
warga tidak berani
bermain-main Kali
Brantas.
Penyesalan tidak mematuhi
nasehat orang tua.
Cerita tentang buaya di Kali
Brantas yang dapat
menjelma menjadi manusia,
bahkan pernah buwuh ke
rumah warga yang punya
hajat dengan membawa
uang yang terbuat dari
kuningan.
5. ASAL MULA
KELURAHAN MERI
Mirip dengan yang di
kisahkan beberaoa
Pentingnya usaha dan kerja
keras untuk meningkatkan
44 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Buku Cerita Rakyat
Mojokerto
Penulis : Onny Trio Froni
YD
Diterbitkan : Kantor
Perpustakaan dan Arsip
Kota Mojokerto
informan dan warga
meri
kesejahteraan.
Kisah singkatnya perihal asal
mula penduduk setempat
yang memelihara itik.
Sedemikian banyaknya itik
tersebut karena banyak
yang bertelur dan menjadi
itik-itik kecill, yang dalam
bahasa Jawa disebut Meri
(bunyi “e” dalam tebu).
Sejak saat itu kampung itu
dinamakan Meri.
6. JUM’AT LEGI (KISAH
MISTERI DI KALI
BRANTAS)
Mirip dengan yang di
ceritakan Mbah Man
yang asli Pulorejo.
Bahwa kawasan hilir
sungai yang menjadi
perjumpaan dua atau
tiga sungai memang
salahsatu wilayah yang
di sukai oleh para
“penunggu” ekosistem
sungai.
Mengingat untuk selalu
mendahulukan ibadah
sebagai kewajiban
beragama.
Kisah tentang seorang
pemuda yang lalai
melaksanakan sholat Jumat
meski sudah diingatkan
isterinya, namun lebih
memilih mencari ikan pada
hari Jumat Legi. Padahal
mereka pasangan pengantin
baru yang belum genap
sepasar (lima hari). Pemuda
itu akhirnya terjerembab
dalam sungai yang ternyata
di dalamnya disambut oleh
banyak orang, disuguhi
makanan serba enak. Tapi
dia menolak makan meski
45 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
dipaksa sehingga tahu-tahu
petir menyambar dan
mendapati dirinya
tergeletak di tepi sungai.
Maka sejak itu masyarakat
percaya bahwa Jumat Legi
adalah hari keramat.
7. THOK THOK UGEL
Buku Cerita Rakyat
Mojokerto
Penulis : Onny Trio Froni
YD
Diterbitkan : Kantor
Perpustakaan dan Arsip
Kota Mojokerto
Jangan menjadi orang yang
malas dan serakah.
Thok Thok Ugel adalah nama
julukan seorang jejaka tua
yang malas. Kalau berjalan
tengkuknya (jithok, Jawa)
geleng-gelen (ugel-ugel).
Harta kekayaan almarhum
ibunya dihabiskan tanpa sisa
hingga dia kelaparan namun
tak seorangpun mau
menolongnya. Maka dengan
terpaksa dia memakan buah
Lo yang sejatinya memang
tak bisa dimakan. Maka
tenggorokannya terasa
sakit, gatal, dan dia minum
air sungai hingga perutnya
sangat besar, air sungaipun
habis. Ikan-ikan dan
penghuni sungai resah,
maka mereka berusaha
mematuk perut pemuda itu.
Setelah berulangkali
berusaha akhirnya berhasil,
46 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
sehingga air sungai normal
dan Thok Ugel sembuh serta
menyadari sifatnya yang
malas.
8. DONGENG BURUNG
SIHTERE
Buku Cerita Rakyat
Mojokerto
Penulis : Onny Trio Froni
YD
Diterbitkan : Kantor
Perpustakaan dan Arsip
Kota Mojokerto
Barang siapa menggali
lobang pasti akan
terperosok ke dalamnya.
Ceritanya, seorang janda
bernama Darmini dengan
dua puteri dan satu anak
angkat bernama Setyowati.
Perlakuan Darmini kepada
mereka sangat berbeda,
terutama kepada anak
tirinya yang bernama
Setyowati.
Suatu ketika salah satu
anaknya, Asih namanya,
meminjam kalung milik
Setyowati dengan maksud
tak mengembalikannya.
Namun malam harinya,
Darmini masuk ke kamar,
mencekik Setyasih, dan
mengambil kalungnya,
tanpa tahu bahwa itu Asih.
Anaknya sendiri. Mayat Asih
yang dikira Setyowati itu
lantas dibuang ke Kali
Brantas. Selang beberapa
waktu kemudian, begitu dia
tahu Setyowati masih hidup,
47 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Darmini sangat menyesal.
Dia berlari-lari di tepi sungai
memanggil-manggil nama
anaknya” “Asiiih kintiiir. Asih
Kintiiir”. (KIntir, hanyut
dalam bahasa Jawa). Saat
itulah ada burung yang
menirukan suara Darmini
“Sihtereee…..” Maka burung
itu dinamakan Burung
Sihtere.
9. SABUK ALU (ASAL
MULA KELURAHAN
PRAJURIT KULON)
Buku Cerita Rakyat
Mojokerto
Penulis : Onny Trio Froni
YD
Diterbitkan : Kantor
Perpustakaan dan Arsip
Kota Mojokerto
Ada yang berbeda
dengan cerita yang
beredar di
masyarakat. Kata
“Balong”
diterjemahkan sebagai
tulang, padahal arti
sebenarnya rawa-
rawa. Tulang adalah
Balung, bukan Balong.
Demikian pula makna
kata Cangkring, itu
nama pohon.
Perhatikan cerita
lainnya di bawah
perihal asal usul desa
Balongcangkring.
Kegigihan dan nilai
patriotisme para prajurit.
Cerita ringkasnya mengenai
prajurit Mataram di
Mojokerto yang dipimpin
orang sakti bernama Sabuk
Alu melawan Belanda.
Lokasi pertempuran yang
hebat itu sekarang
dinamakan Tempuran.
Prajurit Mataram terdesak,
lantas mundur ke hutan
belantara yang ternyata
tidak bisa dilihat oleh
pasukan Belanda. Ini berkat
kesaktian Sabuk Alu yang
disebut Njayeng, sehingga
tempat itu kemudian
dinamakan Jayeng. Giliran
pasukan Mataram balas
menyerang sehingga tulang
48 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
belulang berserakan dan di
kemudian hari dinamakan
Balongcangkring. Pasukan
dibawah pimpinan Sabuk
Alu terus mendesak Belanda
dan untuk mengenang
heroisme para prajurit
tersebut daerah itu
dinamakan Prajurit Kulon.
10. ASAL MULA GUNUNG
PENANGGUNGAN
Buku Cerita Rakyat
Mojokerto
Penulis : Onny Trio Froni
YD
Diterbitkan : Kantor
Perpustakaan dan Arsip
Kota Mojokerto
Hidup tolong menolong dan
menyayangi sesama.
Cerita singkatnya mengenai
seorang gadis yang
membenci dan suka
menyiksa burung kutilang
sampai suatu ketika burung-
burung itu membalasnya
hingga gadis itu jatuh sakit
parah. Ayah si gadis
bermimpi bahwa yang bisa
menyembuhkannya adala
1001 burung kutilang. Maka
dia meminta bantuan
seluruh penduduk untuk
mengumpulkannya dengan
imbalan akan menanggung
hidup mereka selama tiga
purnama. Nah dari kata
“menanggung” itulah lantas
dipakai menjadi nama
49 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
gunung Penanggungan.
11. WATU BLOROK
Buku Cerita Rakyat
Mojokerto
Penulis : Onny Trio Froni
YD
Diterbitkan : Kantor
Perpustakaan dan Arsip
Kota Mojokerto
Hendaklah hidup rukun
dengan saudara.
Cerita ringkasnya adalah
perihal seorang abdi keraton
yang diperintahkan mencari
pusaka kerajaan yang hilang.
Setelah bertahun-tahun
mencari pusaka itu tetap
tidak ditemukan, malah abdi
tersebut lupa dengan
tugasnya, dan menikah di
perantauan hingga
mendapatkan dua anak.
Nah, dua anaknya inilah
yang kemudian tanpa
sengaja disabda menjadi
batu karena bertengkar.
12. NYI GONGSA
Buku Cerita Rakyat
Mojokerto
Penulis : Onny Trio Froni
YD
Diterbitkan : Kantor
Perpustakaan dan Arsip
Kota Mojokerto
Kasih ibu sepanjang jalan,
kasih anak sepanjang galah.
Dikisahkan seorang wanita
bernama Nyi Gongsa
memiliki keahlian membuat
gong meneruskan almarhum
suaminya. Suatu ketika gong
pesanan kerajaan yang
sudah diselesaikan ternyata
tidak diambil oleh
pemesannya. Maka Nyi
Gongsa meminta puterinya
datang ke keraton untuk
50 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
memberi tahukan hal itu.
Ternyata anak tersebut tidak
kembali. Nyi Gongsa sedih,
berulangkali memanggil
puterinya dengan menabuh
gong itu setiap hari sampai
penduduk hapal kebiasaan
tersebut. Sampai suatu
ketika penduduk heran
karena tidak terdengar
bunyi gong, ternyata Nyi
Gongsa meninggal dunia
dengan posisi tertelungkup
di lantai dan tangannya
masih memegang pemukul
gong. Kisah ini kemudian
dihubungkan dengan nama
dusun Karang Gongsa desa
Padi kecamatan Gondang
yang sebetulnya termasuk
wilayah kabupaten
Mojokerto. Di tempat itulah
terdapat makam Ki Gangsa
dan isterinya.
13. KERIS KYAI SENGKELAT
Buku Cerita Rakyat
Mojokerto
Penulis : Onny Trio Froni
YD
Diterbitkan : Kantor
Perpustakaan dan Arsip
Kota Mojokerto
Kader pemuda yang tangguh
dan rela membela negara.
Seorang pemuda bernama
Jaka Supa, anak pembuat
keris ternama, suatu ketika
menjaga keraton
menggantikan ayahnya.
51 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Tiba-tiba muncul sebuah
keris melayang-layang
mengobarkan api. Jaka Supa
melemparkan kerisnya yang
bernama Kyai Sengkelat dan
kedua keris itu bertempur
dengan akhir kemenangan
Kyai Sengkelat. Dengan
kemenangan ini maka
wabah pagebluk yang
melanda kerajaan langsung
punah. Kembali ke sedia
kala.
14. AMUKTI PALAPA
Buku Cerita Rakyat
Mojokerto
Penulis : Onny Trio Froni
YD
Diterbitkan : Kantor
Perpustakaan dan Arsip
Kota Mojokerto
Seperti yang tersebut
di berbagai naskah
sejarah, novel sejarah,
juga kakawin Gajah
Mada.
Kerja keras menyatukan
nusantara.
Yang diceritakan dalam
dongeng ini sangat mirip
dengan sejarah munculnya
Gadjah Mada terpilih
sebagai Mahapatih
Majapahit yang kemudian
mengucapkan sumpahnya
yang terkenal itu: Sumpah
Palapa.
15. Cerita Makam Mbah
Derpo
Zaman Belanda Kelurahan Gunung
Gedangan
16. Cerita legenda
SUMOLEPEN
Bpk. Durajak
(Sumolepen)
Sumo = Nama Orang
Lepen = Sungai
52 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
17. BALONGCOK Sebuah cerita pintas
yang perlu di dalami
dengan para
narasumber lainya.
Sudah ada sejak zaman
sebelum datangnya penjajah
Belanda. Mbah Selo adalah
orang pertama yang
menempati kampung
Balongcok. Kata balong
sendiri adalah bermakna
tempat wadah air yang tidak
terlalu besar tapi juga tidak
sangat kecil. Bisa berbentu
memanjang maupun
bundar.
Dikisahkan bahwa mbah
selo adalah sworang yang
dilimpahi kekuatan yang
berbeda dengan orang
kebanyakan. Selo sendiri
dalam bahasa jawa kuno
berrarti Batu.
Memang dulunya ada
sebuah batu besar sebagai
penanda di tempat dia biasa
beraktifitas.
18. Asal Usul
Balongcangkring
Masih diingat oleh
orang-orang tua di
kampung, khususnya
Pak Slamet (57 tahun)
Kata Balongcangkring
berasal dari nama pohon
Cangkring, banyak durinya.
Pada zaman dulu kalau ada
bayi pupak puser (lepas
53 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
pusar) dipasangi pandan dan
tangkai dan daun cangkring
di depan rumahnya. Balong
artinya genangan air,
semacam rawa atau
Kalimati.
19. GEMBONGSARI Tempat para petani
berkumpul
Membahas genangan air
20. Asal Usul Kelurahan
Jagalan
Masih diiingat oleh
warga kampung,
khususnya yang tua-
tua
Dulu ada di kampung ini ada
Tempat Pemotongan
Hewan, masyarakat
setempat menyebutnya
belehan, tepatnya di Jalan H.
Nawawi, kemudian pindah
ke Jalan Mpu Nala. Dulu ada
Dinas Pembantaian.
21. PUTRI CEMPO Zaman Mojopahit Sejarah
22. MAKAM MBAH
BANJAR
Trenggilis RW II Dayang / punden
23. MBAH JIMAT Kemasan Dari mojopahit
24. MBAH KERTOWONGSO Trenggilis RW 01 Punden
25.
Kelurahan Kedundung
54 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
25
.
Cerita makam Mbah
Samsudin yang dikenal
“Mbah Carowo”
Beliau yang babat alas
desa Randegan
Pada masa itu desa
Randegan masih berupa
alas
Mbah Samsudin pada
saat babat alas dibantu
oleh Mbah Rewok dan
Mbah Jagung.
Selang berjalannya
waktu, akhirnya beliau
dan pembantu
penyebar agama Islam
tersebut meninggal
Di era milenial ini
makam Mbah Corowo
mendapat perhatian
khusus dari Pemerintah
Daerah
PADA ZAMAN PURBA,
diceritakan secara
menular. Melalui
turun temurun.
Yang menuturkan
sampai saat ini adalah
sesepuh desa
randegan (Bpk.
Kumaidi)
Zaman itu jaman
banyak warga yang
belum menganut
agama Islam
Berkat kesabaran dan
keuletan akhirnya
banyak warga yang
mulai menganut
agama Islam.
Sampai saat ini berkat
bimbingan Mbah
Samsudin (Mbah
Corowo) desa
Randegan merupakan
daerah santri (kaum
Islami).
Perhatian pemerintah
diwujudkan dengan:
- Terbangunnya
gapura Mojopahit
tahun 2018
- Pagar Mojopahit
Mbah Carowo merupakan
saudara tua dari Troloyo
Trowulan sekaligus saudara
dari Sunan Ampel yang ada
di Surabaya
Sampai saat ini makam ini
banyak dikunjingi
masyarakat umum dalam
kota maupun luar kota
Berkat beliau membimbing
warga untuk menganut
agama Islam
Akhirnya Mbah Samsudin
berhasil dalam misi Islamnya
yaitu menyebarkan agama
Islam.
Keberhasilan
pengembangan Islam yang
luar biasa sehingga 100%
warga Desa Randegan
memeluk agama Islam.
Dan saat ini makam tersebut
banyak dikunjungi dari
peziarah dari kalangan
umum
55 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
tahun 2019
- Pagar keliling dan
pendopo di atas
petilasan
-Paving di area makam
B. MANUSKRIP
No. BENTUK MANUSKRIP PENJELASAN
SEJARAH,
ISI DAN MAKNA
SIAPA YANG MERAWAT
SEKARANG & DIMANA
1. Kitab Fatkhul Mu’in Pedoman dalam
berperilaku baik
KH Rofi’i di Pondok
Assolichiyah Penarip Kota
Mojokerto
2. Kitab Fiqih at Thasul Pedoman dalam
berperilaku yang baik
KH Rofi’i di Pondok
Assolichiyah Penarip Kota
Mojokerto
3. Kitab Ma’danul Ma’lum
Ful Malakut
KH Rofi’i di Pondok
Assolichiyah Penarip Kota
Mojokerto
4. Kitab Sejarah Ulama
Abil Lays
KH Rofi’i di Pondok
Assolichiyah Penarip Kota
Mojokerto
5. Kitab Sorof Kuno Tata bahasa penulisan
dalam membaca kitab
kuning
KH Rofi’i di Pondok
Assolichiyah Penarip Kota
Mojokerto
6. Kitab Sorof Kuno Tata bahasa dalam
membaca kitab
KH Rofi’i di Pondok
Assolichiyah Penarip Kota
56 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
kuning Mojokerto
7. Tembang Syair Jawa
Pegon
Tembang yang
menceritakan ajaran
perilaku yang baik
KH Rofi’i di Pondok
Assolichiyah Penarip Kota
Mojokerto
8. Cotrul Ghois (Sejarah
Ulama)
Sejarah ulama KH Rofi’i di Pondok
Assolichiyah Penarip Kota
Mojokerto
9. Surat KH Hasyim Asyary
kepada ayah KH Rofi’i
Surat pribadi KH
Hasyim Asyari kepada
ayah KH Rofi’i
KH Rofi’i di Pondok
Assolichiyah Penarip Kota
Mojokerto
C. ADAT ISTIADAT
NO NAMA BENDA
BENTUK/POSISI/KONDISI
( makna bagi Masyarakat)
DAN SIAPA YANG MERAWAT
1 Pusaka kawasan yang
berbentuk situs dan putukan
keramat
Lingkungan Kedungsari. Lumpang Bolong.
Lingkungan Gunung Gedangan – Situs Nyi Dewi
Pandan Sari
Lingkungan Tenggilis – Kelurahan Mblooto
Lingkungan Pulokulon – Kelurahan Pulorejo
Lingkungan Sabuk – Kelurahan Prajurit Kulon
Lingkungan Cinde – Kelurahan Prajurit Kulon
57 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Lingkungan Sekar Putih – Kelurahan Kedundung
Lingkungan Miji – Mbah Batu Putih, belkang RS
Rekso Waluyo
2 Bentuk pilihan busana khas
adat
Baju Motif
Sembong Motif
Udeng Motif
Selendang Motif
Sarung [model]
3 Peninggalan benda gerabah
alat rumah tangga sebagai ciri
perabotan
Masih ditemukan lumpang Batu
4 Alat/metode berladang,
bertani, dan berkebun,
menyusuri di kawasan
sungai/perairan
Cikaran
Petengan
5 Makam leluhur, putuk, punden,
situs yang ditinggikan
masyarakat
Situs Watu Bolong berupa lumpang batu yang
diibaratkan sebagai sosok perempuan dan
alunya dipisah di daerah Tarik. Berlokasi di
makam umum Kedungsari. Pada zaman dulu di
musim kemarau bila penduduk ingin
mendatangkan (meminta) hujan maka lumpang
dan alu disatukan. Pada saat tertentu juga
diadakan acara sedekah bumi.
MAKAM MBAH SELO
Yang merawat Mbah Wari,
Lokasi Balongsari.
58 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Ada ( Punden Makam )
(Mbah Surojo) (Mbah Dermo)
Lokasi Gunung Gedangan
6 Mata air, sungai/kedung dan
jenis kawasan yang diyakini tak
terpisahkan dengan leluhurnya
Ada 3 macam makam leluhur
Mbah Corowo, Mbah Jagung, Mbah Rewok.
Di area makam ada sumur tua yang dipakai
untuk kebutuhan aktivitas beliau (pembabatan
alas pada masa itu).
Lokasi : Kelurahan Kedundung.
8 Bahasa penyebutan untuk hal-
hal khusus terkait musim dan
cuaca
- Rendeng dan Ketigo.
- Angin Lesus.
- Tandur
- Panen
- Ngelep
- Ngerabuk
- Dadak
- Matun
Bancaan Keleman : membuat jajan pasar, pleret,
klanting sebagai sajian untuk bersyukur.
Bancaan Panen : Metik. Membuat tumpeng.
Melalui kegiatan “wiwit”, memulai panen yang
kali pertama. Sambil membawa “cok bakal”
berupa merang dan kemenyan dibakar di tiap
pojok sawah.
Di Lingkungan Gedangan – Kelurahan Gunung
Gedangan.
D. RITUS
NO JENIS PENGETAHUAN MANFAAT DAN MAKNA SIAPA DAN DI
MANA LOKASINYA
59 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
1 Sebutan dan tatacara
mengumpulkan forum
pertemuan
“Minggon” sebuah rembug
kesehatan, kuliner, arisan dan
berbagai fungsi sosial
kemasyarakatan
Ibu-ibu di
Lingkungan
Kemasan.
Barikan (Mauludan 17-an) HUT
Kota.
Silaturahmi
Semua RW.
Kelurahan Wates
2 Jenis resep masakan
“taste kuliner” khas,
bisa untuk jualan dan
dimasak setahun sekali
atau di momen tertentu
- Nasi Jamu, yaitu nasi
dengan berbagai
macam sayur (oseng
daun dan bunga
pepaya, oseng ontong,
oseng pare, dll)
Manfaat: menjaga
kesehatan badan
- Jajan Bolot
Jajan tradisional terbuat
dari tepung beras
warna warni yang
dibentuk pecut, jamur,
orang-orangan, dll
ditusuk lidi dan
ditancapkan di batang
daun pisang (gedebog)
- Pencipta: Pak Pri- Lokasi: Jl. Hayam
Wuruk
- Lokasi:Gedongan/Purwotengah
3 Jenis minuman seduhan
tertentu yang
terwariskan secara
turun temurun
Wedangan
(wedang Teh, Wedang Jahe,
Kopi tubruk, Angsle, Skoteng,
Ronde, dll)
Hamper masih
banyak di jumpai
yang bisa di
kampung-kampung
60 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
4 Ramuan tanaman
obat/jamu tradisional
yang masih bisa dibuat
sendiri
Jamu kencur, sinom, kunyit
asam dan bahan empon-
emponanserta rempah.
Perkumpulan Hawa
5 Dukun bayi, dadah bayi
(pijat bayi)
Kalau untuk persalinan sudah
tidak lagi masyarakat ke dukun
bayi. Tetapi ketika “ndadah”
(pijat khusus untuk bayi yang
lahir diatas selapan (40 hari).
Masih ada yang biasa membawa
ke dukun pijat bayi.
Tidak banyak yang
bisa. Jika tidak ada
di sekitar wilayah
kota, kadang ke
Desa yang ada di
wilayah Kabupaten
lainnya.
6 Cara menangani anak
purik/terkena virus
gatal, tubuh panas,
kesurupan
Keahlian khusus, untuk
mengatasi dan membantu kaum
ibu
Wates RW. 2 (Sdr.
Joko)
Bancang 1 (Sdr.
Bastomi)
7 Mengenali tanda-tanda
perubahan musim
Bediding. Seuatu istiah yang
masih bisa d ijumpai ketika di
musim kemarau yang baru di
mulai, biasanya di tandai
dengan naiknya suhu dingin di
kala malam dan menjelang pagi
hari. Padahal siang harinya
cuaca tetap sangat terik.
Hal ini juga di tandai dengen
beberapa jenis pohon yang
mulai berbunga.
Kemampuan
menuturkan
pengetahuan ini
tidak banyak di
kalangan anak
muda. Tetrapi
warga di usia diatas
40 tahun masih
banyak yang bisa
menuturkan.
8. Sebutan untuk musim
tertentu
Ketigo dan rendeng. Adalah
sebutan yang paling umum
masih di gunakan. Selain musim
tandur, musim panen untuk
petani yang masih mengelola
sawah.
Rending untuk
musim hujan. Dan
ketigo untuk
musim panas.
61 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
9. Sebutan tradisional
saling bantu saat ada
tetangga mendirikan
rumah baru dan/atau
pindahan
SOYO. Yang secara istilah bisa
berarti “semakin bagus”, juga
senantiasa. Dalam kebersamaan
SOYO dimaknai sebagai
senantiasa saling membantu
dan mendapat kebaikan hingga
“so – kroso, Yo – joyo”
merasakan kejayaan bersama.
Kelurahan
Balongsari dan
beberapa
kelurahan lainnya
masih merawat
tradisi Soyo.
Meringankan beban Bogel di Wates RW.
2
10. Tradisi memasak jenis
kuliner tertentu untuk
menyambut hari
besar/momen khusus
Memasak Srabi Kuah yang khas
dari Kemasan. Juga jenis
masakan kudapan tape. Sudah
ada sejak dulu di lingkungan
masyarakat
Lingkungan
Kemasan
E. PENGETAHUAN TRADISIONAL
NO JENIS PENGETAHUAN
MANFAAT DAN MAKNA SIAPA DAN DI MANA
LOKASINYA
1 Sebutan dan tata cara mengumpulkan forum pertemuan
“Minggon” sebuah rembug kesehatan, kuliner, arisan dan berbagai fungsi sosial kemasyarakatan
Ibu-ibu di Lingkungan Kemasan.
BARIKAN (MAULUDAN 17-AN) HUT KOTASILATURAHMI
Semua RW. Kelurahan Wates
2 Jenis resep masakan “taste kuliner” khas, bisa untuk jualan dan
- Nasi JamuYaitu nasi dengan berbagai macam sayur (oseng daun dan bunga
- Pencipta: Pak Pri- Lokasi: Jl. Hayam
62 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
dimasak setahun sekali atau di momen tertentu
pepaya, oseng ontong, oseng pare, dll) Manfaat: menjaga kesehatan badan
- Jajan BolotJajan tradisional terbuat dari tepung beras warna warni yang dibentuk pecut, jamur, orang-orangan, dll ditusuk lidi dan ditancapkan di batang daun pisang (gedebog)
Wuruk
- Lokasi:Gedongan/Purwotengah
3 Jenis minuman seduhan tertentu yang terwariskan secara turun temurun
Wedangan (wedang The, Wedang Jahe, Kopi tubruk, Angsle, Skoteng, Ronde, dll)
Masih banyaj ibu-ibu yang bisa membuatnya. Biasanya di sesuaikan dengan musim dan kebutuhan tertentu.
4 Ramuan tanaman obat/jamu tradisional yang masih bisa dibuat sendiri
JAMU KENCUR,SINOM,KUNYIT ASAM
Perkumpulan Hawa
5 Cara menangani anak purik/terkena virus gatal, tubuh panas, kesurupan
Keahlian khusus, untuk mengatasi dan membantu
WATES RW. 2 (SDR. JOKO)BANCANG 1 (SDR. BASTOMI)
6 Sebutan tradisional saling bantu saat ada tetangga mendirikan rumah baru dan/atau pindahan
SOYO. Yang secara istilah bisa berarti “semakin bagus”, juga senantiasa. Dalam kebersamaan SOYO dimaknai sebagai senantiasa saling membantu dan mendapat kebaikan hingga “so – kroso, Yo – joyo” merasakan kejayaan bersama.
Kelurahan Balongsari dan beberaoa kelurahan lainnya. Masih merawat tradisi Soyo.
MERINGANKAN BEBAN BOGEL DI WATES RW. 2
63 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
7 Tradisi memasak jenis kuliner tertentu untuk menyambut hari besar/momen khusus
Memasak Srabi Kuah yang khas dari Kemasan. Juga jenis masakan kudapan Tape. Sudah ada sejak dulu di lingkungan masyarakat
Lingkungan Kemasan
F. TEKNOLOGI TRADISIONAL
NO JENIS TEKNOLOGI UNSUR, BAHAN, DAN
FUNGSINYA
SIAPA DAN DI MANA
LOKASINYA
1 Teknologi penggalian
tanah
CANGKUL, LINGGIS,
LEMPAK. Terbuat dari
unsur besi dan kayu.
Di bebrapa wilayah
lingkungan dan
kelurahan. masih banyak
akrab dengan alat
pertanian dan
pertukangan ini.
2 Teknologi pengangkutan Dokar, adalah kereta yang
di tarik menggunakan
kuda. Cikar, adalah kereta
yang ditarik dengan sapi
di zaman dahulu.
Untuk dokar yang masih
ada adalah sekitar satu
atau dua saja di
kelurahan meri. Yang
biasanya mangkal di
alun-alun Kota
Mojokerto.
3 Teknologi pengolahan
tanah, sawah/kebun
NYINGKAL dan NGGARU.
Adalah teknik membalik
tanah yang di persiapkan
untuk masa tanam yang
baru. Sering di lakuan
ketika pergantian musim
dari kemarau ke musim
hujan. Agar tanah tidak
dalam posisi yang
Singkal dulu berjalan di tarik oleh sapi atau kerbau. Sedang garu biasanya jika bukan di tari k seekor sapi ya seekor kerbau juga. Kadang petani langsung yang menarik alat untuk memilah tanah setelah di balik dalam beberapa hari.
64 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
mengeras.
4 Teknologi pengolahan
hasil panen
MEPE. SELEP. GILING..
Adalah TEKNIK yang di
gunakan untuk menjemur
hasil panen secara
alamiah. Kemudian di
bawa tempat
penggilingan.
Proses pemisahan kulit padi dan beras banyak meggunakan selep. Juga untuk menghasilkan katul bahan pkan ternak.Giling biasanya untuk membuat adonan dan penghalusasn
5 Teknologi pengecoran
baja dan emas
Ada produsen cetakan kue
dan makanan. Yang eksis
dari dulu hingga kini.
Mengolah bahan
alumunium dan tembaga.
Lokasinya di Pulorejo
kecataman Prajurit
Kulon.
6 Teknologi memasak
bahan makanan
(pemanas, pengawet,
bakar, sangrai)
Bebakaran. Brengkes
menggunakan daun
pisang. Kukus. Adalah
jenis teknik memasak
yang masih d ikuasai
masyrakat.
Tempayan / Nanangan /
Tuman g. masih bisa di
jumpai di masyarakat
yang menyukai membuat
kopi suguh untuk
mendapatkan citarasa
kopi sendiri buat para
tamunya.
Bahwa jenis masakan
“bakar” ini adalah sejak
era majapahit. Kemudian
teknik brengkes juga
untuk memadukan
bumbu dalam bungkus
daun pisang atau daun
yang lainnya.
Mengolah kopi dari
sekitar kawasan kaki
gunung memang di
kuasai oleh masyarakat
sejak dahulu. Hingga
sekarang semakin
berkurang jumlahnya.
65 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
9 Teknologi
penumbuk/penghalus
TUMBUK/DEPLOK .
DENGAN MENGGUNAKAN
ALU DAN LUMPANG dan
LESUNG.
Bahan batu dan kayu.
Teknik tumbuk. Ini di
gunakan sesuai dengan
kebutuhannya. Jika
untuk mengolah bumbu
dan kopi maka alu
lumping akan di pilih.
Tetapi kadang lesung
yang besar, di ujungnya
juga ada tempat khusus
untuk menumbuk
semacam kopi dan biji-
bijiian untuk menjadi
tepung atau bahan
olahan untuk di masak
selanjutnya.
10 Teknologi pembuatan
warna
Daun pandan
(menghasilkan warna
hijau). Daun jati
menghasilkan warna
merah
. Di gunakan untuk
memasak mengolah kue.
Srta untuk memasak
makanan lauk pauk.
Misalnya dalam
membuat gudeg.
11 Teknologi pembuatan
bata
Berkembang sejak era
majapahit. Hingga kini
bebrapa warga masih ada
yang bsia membuat.
Apalagi yang berdekatan
dengan tetangga desa di
wilayah pengrajin.
Wilayah barat, daerah
prajurit kulon yang
bertasan dengan wilayah
kabupaten Mojokerto.
Masih ada pengetahuan
dan ketrampilan yang di
miliki, tapi tidak
berkembang seperti di
Wilayah terdekatnya
66 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
yang berkembang jadi
pengrajin bata merah.
14 Teknologi anyam bambu
dan pemanfaatannya
Membuat Sesek. Gedeg,
kurungan, kombong dan
kandang. Adalah
kemampuan lampau yang
di miliki masyarakat desa.
Sejak proses menebang, merapikan. Mengirat dan mengolahnya dalam penghalusan untuk siap di gunakan sebagao alat-alat fungsional. Juga untuk membuat hiasan rumah dari bamboo. Di beberapa Lingkungan masih ada yang bisa menyanyam dan menghaluskan bahan bambu.
G. SENI/KESENIAN
NO JENIS KESENIAN BENTUK CIPTA KARYA
DAN KARSA
SIAPA DAN DI MANA
LOKASINYA
1 Seni rupa Batik Khas Mojokerto
Motif …… Gringsing (Sisik,
Sulur, Kembang,
Godhong, Ornamental)
Surodinawan / Bu Erna
Suratan / Pak Ali – Bu Mis
Kedung Kwali / Bu Badu
Meri – Bu Dar
Keboan – Bu Hindun
Miji Baru / Bu Sofia
Lukis Kanvas Tersebar di lintas
lingkungan dan Kelurahan
Lukis Wayang – Sinoman dan Miji
67 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Nyungging
Lukis Kaca
2 Seni suara – kidung,
tembang, musik khas,
- Clumpringan (alat
musik yang terbuat
dari batok kelapa)
- Pencipta/praktisi:
Pak Sulkan
- Lokasi:
Bancang
Hadrah
- Khosidah
- Campursari
MASJID MU’TABIM DI
Lingkungan Randegan
Perum The Suam RT
1/3
Anggota Mocopat Wulandari (GPI)
Sumiati (Banjar Anyar)
3 Seni tari:
- Tari Pembukaan
- Tari Pergaulan
- Tari Bedhaya
Bedhaya Lenggang Kali
Brantas
Bedhaya Pasar
TanjungAnyar
Mba Novi – Java Dance
Kelurahan Pulorejo
Kelurahan Magersari
4 Seni tradisi Jaranan
Barongan
Bantengan
Barongsai
Macan Putih – Pulorejo
Balongcangkring
Kleneng
5 Seni ukir Ukir kayu - kerajinan Kelurahan Kranggan
6 Seni pahat Ukir Kerajinan Kelurahan Kranggan
7. Seni Patung Sentanan Praktisi dan Ahli Pak putut
68 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
8. Seni pertunjukan:
- Ludruk
- Wayang
- Ketoprak
- Teater
- Tari
- Musik
- Wayang Beber
- Wayang purwo
- Teater pelajar
- Ludruk Bocah
- Sanggar Tari
- Sanggar Tari
- Komunitas Musik
- Praktisi: Arif Gopar
- Lokasi: Jl. Empunala
- Sinoman
- Purwotengah
- Magersari , Pulorejo
- Sentanan
- Kranggan
- Ludruk Barubudi - Cak Bowo Kedungsari
- Wayang Kulit Ki
Dalang Malkan
-
- Lokasi Balongrawe
RW.03
- Wayang Klaras - Pelaku, Pak Agus.
Lokasi Meri
Reog Mini Pak RT Yono Mangunrejo
H. BAHASA
NO JENIS BAHASA ISTILAH DAN SEBUTAN
1 Bahasa sehari-hari
(orangtua dan anaknya)
Sebagian besar masyarakat kota Mojokerto
menggunakan bahasa JOWO Ngoko.
Sedangkan untuk anak-anak ke orang tuanya ada yang
sudah makin banyak berbahasa Indonesia. Serta yang
masih bisa menggunakan “jowo kromo” semakin
sedikit.
2 Bahasa di kantor dan
ruang kerja
Mayoritas berhaasa Indonesia dalam relasi hubungan
“bawahan dan atasan”. Tetapi antar teman sejawat
hapir memakai bahasa JOWO Ngoko dan sebagian
terselip jowo kromo.
69 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
3 Bahasa ruang
pendidikan/sekolah
Menggunakan bahasa Indonesia. Yang kadang di selipi
boso Jowo Ngoko sebagai ungkapan bahasa
keseharian.
4 Bahasa rambu – peta
jalan – papan
pengumunan
Menggunakan huruf alphabet dan bahasa Indonesia
sebagai petunjuk jalan.
5 Bahasa khotbah rumah
ibadah
Rata-rata di rumah ibadah (masjid) dan Gereja,
menggunakan bahasa Indonesia. Tentu dengan
kutipan ayat-ayat kitab suci dengan bahasa asal
masing-masing agama.
6 Bahasa pergaulan–
persahabatan
Kebayakan menggunakan bahasa Jowo Ngoko selain
bahasa Indonesia.
7 Bahasa sumber media
informasi
(radio, koran, televisi,
media sosial)
Hamper semuanya menggunakan bahasa Indonesia.
Dan semakin jarang yang masih ada menggunakan
siaran / berota jowo ngoko dan bahasa keseharian …
8. Kampung Pengembangan
ketrampilan bahasa Asing
Lembaga kursus dan bimbingan belajar, di POulorejo
Kecamatan Prajurit Kulon.
I. PERMAINAN RAKYAT
NO
NAMA PERMAINAN
(Memakai Alat/tanpa alat,
tembang,
kelompok/individu)
MUSIM, BAHAN/UNSUR
ALAM
(Air, angin, tanah, api,
elemen turunan: batu,
biji, daun, kayu, pasir,
tenun)
SIAPA DAN DI MANA
LOKASINYA
(Desa/halaman,
sawah, sungai,
selokan, kebun,
lorong)
70 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
1 Permainan sehari–hari yang
pernah ada:
- Layangan Soangan
(layang-layang
raksasa yang diberi
senar sehingga
menimbulkan suara
keras. Ada juga yang
diberi tambahan
layangan kecil yang
bisa naik ke atas
membawa serpihan
kertas)
-
Sebagai penanda musim
telah berganti. Juga
sebagai hiburan
kesenangan si pembuat
dan perancang. Sekarang
malam hari pun masih ada
yang main laying-layang,
dengan hiasan kampu
kerlap-kerlip.
- Lokasi:
Lapangan dan
pematang sawah.
Selain kadang di
halaman yang
luas dan atap
rumah untuk
memainkan
layangan di era
yang lahan makin
menyempit.
- Musim:
Kemarau
- Bahan:
Buluh bambu dan
kertas
Biasanya di mainkan
di halaman rumah
yang agak luas.
- Anak-anak dan
remaja
2 Patil Lele
Jumpritan
Sandak/Gedrik
Gobag Sodor
Kasti
Berbahan bambu / kayu,
batu sungai, pecahan
kreweng / bata merah,
bola.
Di sekolah dan
halaman lingkungan
sosial. Masih di
perkenalkan dan di
mainkan.
3 Permainan yang masih
lestari (memakai alat atau
tanpa alat bantu)
- Hom Pimpah Alaih
Hom Gambreng
Kasti
Semprengan /
Lompat Tali
Di lingkungan
Kelurahan Blooto juga
di lingkungan
kelurahan yang lainnya
seperti Gunung
71 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
- Damparan
- Uncal Sarung
- Gotri Ala Gotri
- Cublak-cublak
suweng
- Sluku-sluku Bathok
- Balang Watu
- Jumpritan
- Uncal Sarung
- Sunggi Tempeh
- Loncat Tali
- Klompen Bathok
- Bakiak Dowo
- Dakon
- Balap Sarung
- Paseran
- Tarik Tambang
- Tarik Sarung
- Cundrikan
- Engkle / Sondah
- Bola Sarung
- Balap Kodok / Balap
Kuro
- Boneka Sarung
- Wayang Debog
- Gasing Tarik
- Bluron
- Kintir/Kintiran
- Ninja sarung
- Pletokan
- Mercon bumbung
- Kitiran
Gedangan, Kemasan,
72 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
- Ban-banan
- Telpun2an
- Pasar-pasaran
- Kebo-keboan
- Gendongan
- Uncal karet
-
4 Permainan yang diajarkan di
sekolah
Di sekolah tingkat SD dan
SMP mulai di perkanlakan
kembali Olahraga
Tradisional dan Permainan
Rakyat.
Hal ini di fasilitasi langsung
oleh dinas Pendidikan
dengan membuat
pelatihan Pemandu
bermain permainan rakyat
dan olahraga tradisional.
Mulai dari Gobak
Sodor, Lompat Tali,
Tarik tambang, Balap
Karung, Uncal Sarung,
Klompen Batok, Bakiak
Panjang, Balap Sarung,
Cublak-sublak suweng,
Gotri ala Gotri, Sluku-
sluku bathok,
damparan, baling
watu, gendongan, dll.
J. OLAHRAGA TRADISIONAL
NO
JENIS DAN NAMA
OLAHRAGA
(Beladiri, kebugaran, olah raga,olah rasa untuk usia
anak/remaja/dewasa)
KETRAMPILAN INDIVIDU /
GRUP
(Memakai alat/tanpa alat, memakai batu, kayu, kain/sarung/jarit, dll)
SIAPA DAN DI MANA
LOKASINYA
(Desa/di darat/di Air: halaman, sawah, sungai, selokan, kebun, lorong)
1 Olahraga sehari–hari yang
pernah ada
Beladiri Tradisional. Gobak
Sodor yang di tempat lain
dinamai dengan berbagai
sebutan. Lalu secara istilah
umum di nasional di sebut
Hadang.
Biasa di mainkan di
halaman dan tanah
lapangan terbuka.
73 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
2 Olahraga yang sudah
hilang
Silat Kali Majapahit dan
Sundang Majapahit. Juga
sudah tidak ada yang bisa,
ahli, maupun terampil
Biasa dilakukan untuk
mengasah para
prajurit dan pendekar
rakyat.
3 Olahraga yang masih
lestari (memakai alat dan
tanpa alat bantu)
Bela Diri Tradisional.
Pencak Dor – variasi atau
rumpunnya pencak silat.
Selain Setia Hati Tetarai,
Pagar Nusa, Perisai diri,
Tapak Suci, Wushu.
Pelatihnya sekaligus
Pendekar bernama
Pak Saji. Sampai
sekarang masih aktif
berlatih. Jumlah murid
berlatih yang aktif
sekitar 100 orang.
Terdiri usia anak,
remaja dan dewasa.
4 Hadang / Gobak Sodor Adalah salahsatu permianan
rakyat yang telah di
tetapkan memiliki standar
keolahragaan.
Baik standar ukuran
lahan, jumlah pemain,
tata cara permainan
dan kepelatihan.
5. Egrang Salah satu olahraga
keseimbangan favorit yang
masih bisa dimainkan anak-
anak
Ada standart
permainan. Masih di
kenalkan di sekolah
dan kampung
6. Kasti Olahraga perpaduan kerja
tim dan kekompakan
memenangkan
pertandingan
Memiliki aturan main
yang jelas dan masih
masuk sebagai
pembelajaran di
sekolah
74 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
7. Balap Sarung Olahraga kekompakan
memanfaatkan alat bantu
sarung.
Diajarkan di sekolah,
juga sebagai materi
kegiatan jam olahraga.
8. Balap Karung Menggunakan alat bantu
karung goni dan
menekankan kekuatan
individu
Diajarkan di sekolah
dan dimainkan
berdasar momentum
event tertentu seperti
hari besar nasional
K. CAGAR BUDAYA
NO JENIS/NAMA
BANGUNAN
STATUS (TERDAFTAR /BELUM
TERDAFTAR)
PENJELASAN SEJARAH DAN
LOKASI
POTENSI MANFAAT,
PERAWATAN DAN
KONDISI TERKINI
1 Losmen Mutiara - Status:
Belum terdaftar
- Sejarah:
Dibangun sekitar tahun
1930 oleh H. M.
Moedofier. Pada
masanya merupakan
salah satu penginapan
yang terkenal di Kota
Mojokerto selain
Penginapan Barat
- Lokasi:
Sidomulyo Gang V No. 10,
- Potensi manfaat:
Penginapan
backpacker
bernuansa tempo
doeloe
- Perawatan:
1. Memasukkan
dalam daftar
bangunan cagar
budaya
2. Renovasi dengan
tidak mengubah
bentuk bangunan
75 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Kelurahan Mentikan,
Kecamatan Prajurit Kulon
3. Pemberian plakat
BCB dan deskripsi
sejarah bangunan
- Kondisi saat ini:
Sangat tidak terawat
2 Gedung Bioskop Indra - Status:
Belum terdaftar
- Sejarah:
Dibangun sekitar tahun
1930an. Dulu bernama
Sirene Bioscoop,
kemudian berganti nama
menjadi Bisokop Rex dan
terakhir bernama Bioskop
Indra. Di dalam terdapat
dua kelas tempat duduk
untuk penonton. Tribun
atas (lantai 2) untuk
penonton VIP/kelas 1 dan
tempat duduk bawah
untuk penonton kelas
ekonomi.
Pada bagian belakang
terdapat bekas kolam
penampungan air karena
dulu area belakang dan
barat pernah digunakan
sebagai tempat parkir
truk
- Lokasi:
Jl. Veteran
- Potensi manfaat:
1. Gedung
serbaguna
(gedung seni,
pameran dan
pertunjukkan)
2. Ikon heritage
Kota Mojokerto
dimana pada saat
tertentu
diadakan festival
tempo doeloe
dengan
mengambil
setting/lokasi di
sekitar gedung
- Perawatan:
1. Memasukkan
dalam daftar
bangunan cagar
budaya
2. Mencopot display
yang menutupi
bagian depan
bangunan
3. Renovasi dengan
tidak mengubah
76 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
bentuk bangunan
4. Pemberian plakat
BCB dan deskripsi
sejarah bangunan
- Kondisi saat ini:
Mangkrak, tidak
terawatt
3 Bunker GPIB - Status:
Belum terdaftar
- Sejarah;
- Lokasi:
Jl. A. Yani
- Potensi manfaat:
Objek studi sejarah
- Perawatan:
1. Memasukkan
dalam daftar
bangunan cagar
budaya
2. Pembersihan
bagian dalam dan
area sekitar
bunker
3. Pemberian plakat
BCB dan deskripsi
sejarah
bangunan
- Kondisi saat ini:
Lubang bunker
tertutup tanah dan
dipakai sebagai
tempat penimbunan
sampah
4 Bunker DPPKA - Status:
Belum terdaftar
- Potensi manfaat:
Objek studi sejarah
77 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
- Sejarah;
- Lokasi:
Jl. Letjen Sumarjo
- Perawatan:
1. Memasukkan
dalam daftar
bangunan cagar
budaya
2. Pemberian plakat
BCB dan deskripsi
sejarah bangunan
- Kondisi saat ini:
Terawat namun
akses/pintu masuk
bunker sudah ditutup
5 Rumah Radio - Status:
Belum terdaftar
- Sejarah;
Dibangun oleh Lie Gien
Sien yang pada masa
kemerdekaan digunakan
sebagai radio penerangan
masyarakat
- Lokasi:
Jl. Veteran
- Potensi manfaat:
Objek studi
sejarah/museum
- Perawatan:
1. Memasukkan
dalam daftar
bangunan cagar
budaya
2. Pemberian plakat
BCB dan deskripsi
sejarah bangunan
- Kondisi saat ini:
Mangkrak/tidak
terawat
6 Water Toren Sekarsari - Status:
Belum terdaftar
- Sejarah;
Dibangun pada jaman
kolonial dan sumber air
- Potensi manfaat:
Objek studi sejarah
- Perawatan:
1. Memasukkan
dalam daftar
78 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
konon berasal dari Jubel
- Lokasi:
Jl. Gajahmada
bangunan cagar
budaya
2. Pemberian plakat
BCB dan deskripsi
sejarah bangunan
- Kondisi saat ini:
Mendapat
penambahan
bangunan baru
7 Pabrik Karet Sioe Toe
Kong
- Status:
Belum terdaftar
- Sejarah;
Pernah dipergunakan
sebagai markas Bung
Tomo
- Lokasi:
Jl. Mojopahit
- Potensi manfaat:
Objek studi
sejarah/museum
- Perawatan:
1. Memasukkan
dalam daftar
bangunan cagar
budaya
2. Pemberian plakat
BCB dan deskripsi
sejarah bangunan
- Kondisi saat ini:
Masih dipergunakan
sebagai pabrik karet
8 Makam Pekuncen - Status:
Sudah terdaftar
- Sejarah;
Area pemakaman para
tokoh, pejabat jaman
kolonial dan pahlawan
- Lokasi:
Pekuncen, Surodinawan
- Potensi manfaat:
Objek studi
sejarah/museum
- Perawatan:
Pemberian plakat
BCB dan deskripsi
sejarah bangunan
- Kondisi saat ini:
79 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Terawat
9 Pemandian Tirta Suam - Status:
Belum terdaftar
- Sejarah;
Dibanguna pada masa
kolonial
- Lokasi:
Jl. Raya By Pass
Kedundung
- Potensi manfaat:
Objek studi
sejarah/wisata
- Perawatan:
Pemberian plakat
BCB dan deskripsi
sejarah bangunan
- Kondisi saat ini:
Tidak terawatt
10 SMPN 7 dan Sekolah
Terbuka
- Status:
Belum terdaftar
- Sejarah;
Merupakan bekas sekolah
etnis Tionghoa (THHK)
sekitar tahun 1946-1966
- Lokasi:
Jl. Karyawan
- Potensi manfaat:
Objek studi
sejarah/museum
pendidikan
- Perawatan:
1. Memasukkan
dalam daftar
bangunan cagar
budaya
2. Pemberian plakat
BCB dan deskripsi
sejarah bangunan
- Kondisi saat ini:
Terawat
11 Asrama Polisi - Status:
Belum terdaftar
- Sejarah;
Bekas kantor dan rumah
dinas pabrik gula
- Potensi manfaat:
Objek studi
sejarah/museum
pendidikan
- Perawatan:
80 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Sentanen Lor
- Lokasi:
Jl. Hayam Wuruk
1. Memasukkan
dalam daftar
bangunan
cagar budaya
2. Pemberian
plakat BCB dan
deskripsi
sejarah
bangunan
- Kondisi saat ini:
Terawat
12 Lingga / Yoni + Prasasti
“The Stone Of Bloota”
Sesuai berita acara
pengangkatan Prasasti sejak
era belanda 1936 batu prasasti
yang dikenal dengan nama The
Stone Of Bloota. Juga dinamai
oleh museum Trowulan
sebagai Panggumulan 3.
Kondisinya sekarang tersimpan
di Museum Trowulan.
Yang menarik dari inkripsi yang
ada dan terjemahan. Bahwa
sejak dulu kala ada nama-
nama desa pada era 850 Caka
(928-929 Masehi) batas desa
wilayah Barat (sasab), sisi
timur Katidur, Sisi utara
(mbrat) sampai sekarang
masih ada dan eksis.
Belum diverifikasi dan
dijadikan penanda
jejak perkembangan
sosial budaya dan
peradaban di wilayah
sekitar kawasan.
Jika ada tinulat / replika
yang bisa
diadaptasikan pada
lokasi asalnya. Lalu
melibatkan
masyarakat
setempat. Maka akan
berpotensi menjadi
destinasi wisata
edukasi dan budaya.
81 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
13 Kantor Detasemen
Korem 082
Lokasi: Jalan Gajahmada 02,
07 dan 11, Kelurahan/Kec.
Magersari.
Status Kepemilikan: PG
Gempol Krep.
Pengelola: Detasemen Korem
082 Kota Mojokerto.
Terdiri dari 3 bangunan.
Bangunan 1: Detasemen
Perhubungan (Gajahmada 07);
2: Bangunan Peralatan (Nomor
11); 3: Bengkel Peralatan
(Nomor 2)
Sejarah:
Pada masa pendudukan
pemerintah Kolonial, kota
Mojokerto merupakan
perkebunan tebu. Lokasi
Mojokerto yang berada di
Daeah Aliran Sungai (DAS)
Brantas, membuat kondisi
tanah yang subur untuk lahan
pertanian dan perkebunan
sekaligus sebagai lokasi yang
sangat strategis sebagai pusat
produksi gula sehingga
dibangunlah pabrik gula di
Mojokerto yang didirikan di
Pabrik Gula Gempol Krep.
Sebagai pusat produksi gula,
Inventarisasi Objek
Yang Diduga Cagar
Budaya Kota Mojokerto
oleh Pemerintah Kota
Mojokerto dan Balai
Pelestarian Cagar
Budaya Jawa Timur
tahun 2018.
82 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
secara tidak langsung
membuat arus migrasi ke
dalam kota Mojokerto.
Pabrik Gula Gempol Krep pada
awalnya merupakan pabrik
gula milik Belanda yaitu Suiker
Fabriek Gempol Krep dengan
nama NV.Cultuur
Maatschappij Gempol Krep
milik dari NV. Kooy A Coster
Van Voor Haaout yang
didirikan pada tahun 1894.
Pada waktu itu banyak pabrik
gula di wilayah Mojokerto
namun dalam
perkembangannya pabrik gula
tersebut ditutup kecuali pabrik
gula Gempol Krep.
Perumahan bagi pegawai
pabrik gula ini terlihat di
sepanjang jalan Gajah Mada
Kota Mojokerto yang saat ini
merupakan asset milik pabrik
gula Gempol Krep.
Dalam perkembangannya,
asset milik pabrik gula Gempol
Krep yang berada di sekitar
Jl.Gajah Mada berupa rumah-
rumah bergaya kolonial serta
beberapa bangunan seperti
bekas pabrik saat ini dipinjam
pakai oleh TNI sebagai markas
83 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Komando Resort Militer 082
atau disebut Korem 082
Detasemen Perhubungan dan
Detasemen Peralatan yang
merupakan bagian dari
Komando Resort Militer
082/Citra Panca Yudha Jaya
atau disingkat Korem 082 CPYJ.
Komando Resort Militer
082/Citra Panca Yudha Jaya
merupakan satuan territorial
yang berada di bawah
Komando Daerah Militer
V/Brawijaya. Korem 082
memiliki markas di pinggir
sungai Brantas tepatnya di
Jl,Veteran No.03 Mojokerto
Jawa Timur.
14 Gedung Detasemen
Kesehatan Wilayah
(Dankesyah) 05.04.02
Mojokerto
Lokasi: Jl Yani No. 9,
Purwotengah,
Magersari
Sejarah:
Status Kepemilikan: Kodam V
Brawijaya
Status Pengelola: Detasemen
Kesehatan Wilayah
(Dankesyah) 05.04.02
Mojokerto
Ketika BKR berubah menjadi
Inventarisasi Objek Yang
Diduga Cagar Budaya
Kota Mojokerto oleh
Pemerintah Kota
Mojokerto dan Balai
Pelestarian Cagar Budaya
Jawa Timur tahun 2018.
84 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
TKR dari kesatuan Divisi VI,
maka anggota kesehatan
dipimpin Letkol dr. I.P. Rajimin
mengambil alih RS. Darmo
untuk merawat korban
pertempuran. Setelah
Surabaya tidak dapat
dipertahankan lagi, BKR
mundur ke arah selatan di
wilayah Mojokerto sedangkan
satuan Kesehatan membentuk
pos belakang (RS. Gatoel) yaitu
DKT Divisi VI yang membentuk
pos lapangan yaitu di Bangsal,
Mojosari, Krembung,
Tulangan, Karang Pilang,
Karang Nongko, Krian dan
Sidoarjo untuk memberikan
pertolongan pada korban
daerah perang.
Pos belakang yang bermarkas
di Mojokerto (RS. DKT. Gatoel)
menjadi pusat Komando dalam
mengatur/ menyusun strategi
khususnya bidang kesehatan.
Pada tahun 1947 pernah
dilakukan pemindahan RS. DKT
dari Mojokerto ke Kediri (RS.
PMI yang sekarang menjadi
Polin 05.08.01) karena
Mojokerto telah diduduki oleh
Belanda. Pada masa
85 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
penyerahan kedaulatan tahun
1950, Kesatuan Kesehatan
Angkatan Darat Jawa Timur
disusun kembali menjadi DKT
Divisi I Teritorium V Jawa
Timur yang berkedudukan di
Surabaya. Selanjutnya menjadi
Kesdam V Brawijaya yang
sekarang berkedudukan di Jl.
Pattimura No. 1 Malang.
Sedangkan DKT ST 17 masuk
Mojokerto menempati RS.
DKT. Gatoel kembali,
kemudian DKT ST 17 yang
sekarang menjadi Dankesyah
05.04.02 Mojokerto
berkedudukan di Jl. A.Yani No
9 Mojokerto pada tahun 1960.
Pada masa revolusi Dankesyah
pernah difungsikan sebagai
markas BKR/TKR. Selain itu
pernah dijadikan sebagai lokasi
titik kumpul kegiatan militer di
Kota Mojokerto yang pada
waktu itu dipimpin oleh Letkol
Sumardjo.
15 Gereja Baptis
Indonesia Pertama
(GPIB)
Lokasi: Jl. Pemuda No. 39
Gedongan, Magersari, Kota
Mojokerto.
Status Kepemilikan: Yayasan
Inventarisasi Objek Yang
Diduga Cagar Budaya
Kota Mojokerto oleh
Pemerintah Kota
Mojokerto dan Balai
86 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Baptis Indonesia
Status Pengelola: Gereja
Baptis Indonesia Pertama
(GBIP)
Sejarah:
Pada mulanya bangunan
Gereja Baptis Indonesia
Pertama (GBIP) merupakan
sebuah rumah tinggal milik
keluarga Tuan Willian Lodewijk
Camphuisen, tertulis atas
nama Caroline Margaretha
Camphuisen c. s. ahliwaris dari
A. F. Camphuisen. Namun
akhirnya bangunan rumah
tersebut dibeli di bawah
tangan yang diwakili oleh R.
Sidono Abdurachman dari
tahun 1958, secara resmi
bangunan tanah sekaligus
rumah tinggal ini telah menjadi
milik Yayasan Missi Baptis
Indonesia di Jakarta pada
tanggal 24 Desember 1963
berdasarkan Akta Notaris
Soembono Mojokerto N.2.
Akhirnya rumah tinggal
tersebut digunakan sebagai
kegiatan beribadat umat
Kristiani. Pada awal digunakan
sebagai tempat peribadatan,
kondisinya masih asli berupa
Pelestarian Cagar Budaya
Jawa Timur tahun 2018.
87 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
ruang-ruang yang terdiri dari
ruang utama dan beberapa
kamar di samping kanan
kirinya dengan pintu saling
berhadapan hingga kurun
waktu sekitar 1998
(berdasarkan data foto).
Sekitar tahun 2000-an sekat-
sekat ruangan tersebut
dibongkar menjadi satu
ruangan los tanpa sekat
dengan lantai tengah tetap,
sedangkan lantai samping
kanan dan kiri yang dulunya
berupa lantai semen saat ini
berupa lantai keramik
berwarna putih. Secara umum
bangunan gereja ini tetap atau
tidak banyak mengalami
perubahan bentuk, hanya
untuk kebutuhan ibadat umat
yang tidak mencukupi,
sehingga terdapat perubahan
fungsi ruang yang saat ini
berupa ruang los tanpa sekat
agar dapat menampung
jumlah jemaat yang lebih
banyak.
16 Klenteng Hok Sian
Kiong
Lokasi: PB. Sudirman No. 1,
Jagalan, Magersari, Kota
Mojokerto
Status Kepemilikan: Klenteng
Inventarisasi Objek Yang
Diduga Cagar Budaya
Kota Mojokerto oleh
Pemerintah Kota
88 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Hok Sian Kiong
Pengelola: Yayasan Tri Dharma
Hok Sian Kiong Metta Sraddha
Sejarah:
Tempat ibadat Tri Dharma
lazim disebut dengan nama
klenteng yang merupakan
nama sederhana yang berarti
rumah tempat untuk
bersembahyang bagi
kebanyakan orang Tionghoa
yang menganut agama seperti
yang diajarkan Sakyamuni
sebagai Buddha Dharma, oleh
Nabi Konghu Cu sebagai
agama Konghucu, dan Tao
yang dituturkan oleh Nabi Lao
Tze. Penyebutan klenteng
tidak diketahui secara jelas
asal muasalnya, namun jika
ditilik dari etimologi memiliki
arti “bunyi seperti bunyi
genta/ bel”. Hal ini disebabkan
pada setiap kegiatan
sembahyang selalu
menggunakan genta/bel yang
berbunti “teng-teng”,
sedangkan berdasarkan istilah
asing klenteng biasanya
disebut dengan Chinese
Temple yang berarti Kuil orang
Mojokerto dan Balai
Pelestarian Cagar Budaya
Jawa Timur tahun 2018.
89 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Tionghoa.
Berdirinya tempat ibadat Tri
Dharma Hok Sian Kiong pada
tahun 1823 dengan akte
notaris tanggal 23 Desember
1823 pada masa penjajahan
kolonial Belanda berlokasi di
Sentanan Kidul (Sekarang Jalan
Kapten Piere Tendean) yang
merupakan gudang milik
Bapak Oei Kiem Hoa Alm.
Kemudian berkat jasa dari
Letnan Ong An Thay, Alm, Oei
Kiem Hoa, Alm dan Letnan
Tjoa Sien Kie, Alm (dari
Surabaya), keberadaan tempat
ibadat Tri Dharma Hok Siang
Kiong dipindahkan ke Jalan
Panglima Sudirman No. 1 pada
tahun 1874 hingga sekarang.
Bangunan awalnya berada di
halaman sisi selatan yang saat
ini digunakan sebagai ruang
altar Kwan Im Hud Co. Baru
pada tahun 1906 atas usaha
Letnan Ong An Thay dilakukan
pembangunan gedung yang
baru berada di depannya
(utara bangunan lama) yang
saat ini digunakan sebagai
bangunan induk altar Makco
90 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Thian Shang Sheng Mu.
Perubahan dan perbaikan
terus dilakukan beberapa kali.
Sekitar tahun 1955 bangunan
sebelah barat klenteng
digunakan sebagai Vihara.
Peresmian Vihara Metta
Sraddha dilakukan pada
tanggal 21 Oktober 1984.
17 Gedung SDN
Purwotengah I dan II
Lokasi: Jalan Tamansiswa
No.16, Purwotengah,
Magersari, Kota Mojokerto.
Status Kepemilikan: Dinas
Pendidikan Kota Mojokerto
Pengelola: SDN Purwotengah I
dan II
Sejarah:
SDN Purwotengah
sebelumnya telah menjadi
sekolah favorit di Kota
Mojokerto karena keberadaan
sekolah ini sudah mulai sejak
zaman kolonial Belanda.
Bahkan menurut cerita dari
tokoh masyarakat yang masih
ada di sekitar sekolah,
Presiden RI yang pertama,
yakni Ir. Sukarno, pernah
mengenyam pendidikan di
sekolah yang dulu disebut
Inventarisasi Objek Yang
Diduga Cagar Budaya
Kota Mojokerto oleh
Pemerintah Kota
Mojokerto dan Balai
Pelestarian Cagar Budaya
Jawa Timur tahun 2018.
91 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Sekolah Ongko Loro ini. Ayah
Soekarno, Soekemi, juga
ditempatkan sebagai guru di
Inlandsche School yang kini
menjadi SDN Purwotengah.
Inlandsche School juga biasa
dikenal pula dengan Sekolah
Ongko Loro. Sebutan itu
mengacu pada peruntukannya
yang menampung anak-anak
pribumi, warga kelas dua. Di
sekolah yang memakai bahasa
Melayu sebagai bahasa
pengantar itu, Soekemi
berkedudukan selaku mantri
guru. Jabatan setara dengan
kepala sekolah yang tidak
boleh didudukinya. Pasalnya,
hanya orang berkebangsaan
Belanda atau Eropa yang bisa
menjadi kepala sekolah.
18 Gereja Katolik Paroki
Santo Yoseph
Lokasi: Jl. Pemuda No. 7 – 11,
Gedongan, Magersari, Kota
Mojokerto.
Status Kepemilikan:
Keuskupan Surabaya
Status Pengelola: Gereja Paroki
Santo Yosef Mojokerto
Sejarah:
Agama Kristen yang pertama
Belum ditetapkan
sebagai Bangunan Cagar
Budaya dan
peringkatnya.
92 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
masuk di Indonesia adalah
Kristen Katolik yang dimulai
dengan kehadiran missionaris
bangsa Portugis dan Spanyol di
Indonesia bagian timur yaitu
Ambon, Ternate, dan
Halmahera. Kehadiran para
missionaris ini berkaitan
dengan upaya Portugis dan
Spanyol untuk mencari sumber
rempah-rempah dan
melakukan perdagangan. Misi
Katolik Portugis di kepulauan
timur Indonesia dikendalikan
dari pusat pemerintahan
Portugis di Goa, India Selatan
dan Malaka, sedangkan
missionaris katolik Spanyol
dikendalikan dari Manila. Pada
tahun 1605 VOC melarang
kegiatan missionaris Katolik di
Hindia Timur (Indonesia).
Kegiatan missionaris tersebut
baru diizinkan kembali sekitar
pertengahan abad ke-18 M
dengan diumumkannya
otonomi Gereja Katolik untuk
melakukan kegiatan
missionaris. Ketika daerah
Flores Timur dan pulau-pulau
di sekitarnya berpindah dari
kekuasaan Portugis ke
93 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
pemerintah Hindia-Belanda
pada akhir abad ke-18 M, para
missionaris Belanda
menggantikan kegiatan para
missionaris. Pada awal abad
ke-20 perkembangan
missionaris Katolik terus
berkembang, misi Katolik
biasanya dibangun lengkap
dengan gereja, sarana rumah
sakit, sekolah dan asrama.
Menurut Bapak Yanto, salah
satu pengurus gereja, Gereja
Katolik Paroki Santo Yosef yang
berada di Jalan Pemuda, Kota
Mojokerto didirikan pada
tahun 1933. Namun untuk
bangunan gereja diperkirakan
dibangun pada tahun 1916 dan
pernah mengalami perluasan
pada tahun 1969. Tetapi
keterangan tersebut kurang
didukung oleh dokumen
tertulis maupun prasasti yang
menjelaskan hal tersebut.
Hanya didapatkan informasi
secara lisan serta beberapa
dokumentasi berupa foto-foto
lama yang memperlihatkan
tiga bentuk bangunan gereja
yang berbeda sebagai data
pendukung yang menguatkan
94 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
bahwa pernah terjadi
perubahan pada bangunan
gereja tersebut.
Keberadaan Gereja Paroki
Santo Yosef ini memberikan
gambaran bahwa telah
tumbuh dan berkembang
agama Katolik di wilayah kota
Mojokerto seiring dengan
masa pendudukan pemerintah
kolonial di Indonesia
khususnya di Mojokerto. Selain
mereka menjalankan misi
pendudukan kekuasaannya di
wilayah jajahan, mereka juga
menjalankan misi keagamaan
seiring kebutuhan para tentara
mereka untuk memperkuat
dan membekali jiwa spiritual,
maka didirikanlah bangunan-
bangunan gereja.
19 Gedung SMPN 1 Kota
Mojokerto
Lokasi: Jl. Gajahmada No.141,
Kelurahan/Kecamatan
Balongsari, Kota Mojokerto
Status Kepemilikan: Dinas
Pendidikan Kota Mojokerto
Status Pengelola: SMP N 1
Mojokerto
Sejarah:
SMPN I Mojokerto merupakan
Inventarisasi Objek Yang
Diduga Cagar Budaya
Kota Mojokerto oleh
Pemerintah Kota
Mojokerto dan Balai
Pelestarian Cagar Budaya
Jawa Timur tahun 2018.
95 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
sekolah menengah tingkat
pertama tertua di Mojokerto
sebagai peninggalan
Pemerintah Kolonial Hindia
Belanda yang berdiri pada
tahun 1926 dengan nama
Sekolah “Jerman” Hindia
Belanda (Setingkat SLTP) yang
dipimpin oleh Bloeme sebagai
kepala sekolah selama 16
tahun dari tahun 1926-1942.
Pada masa pemerintahan
Jepang tahun 1942 berubah
namanya menjadi Sekolah
Pertanian “Jerman” Jepang.
Namun dalam
perkembangannya, pada tahun
1945 hingga kini berubah
nama menjadi Sekolah
Menengah Pertama (SMP)
yang dikenal dengan SMPN I
Mojokerto.
20 Gedung SMPN 2 Kota
Mojokerto
Lokasi: Jl. Jenderal Ahmad
Yani No. 15, Purwotengah,
Magersari, Kota Mojokerto
Status Kepemilikan: Dinas
Pendidikan Kota Mojokerto
Status Pengelola: SMPN 2
Kota Mojokerto
Sejarah:
Inventarisasi Objek Yang
Diduga Cagar Budaya
Kota Mojokerto oleh
Pemerintah Kota
Mojokerto dan Balai
Pelestarian Cagar Budaya
Jawa Timur tahun 2018.
96 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Bangunan ini didirikan pada
tahun 1919. Kemudian pada
tahun 1958 difungsikan
sebagai gedung Sekolah Guru
4 tahun atau SGB Negeri II.
Namun dalam
perkembangannya, sesuai
dengan keputusan Menteri
Pendidikan, Pengadjaran dan
Kebudajaan Republik
Indonesia tertanggal 22 Djuli
tahun 1959 No.69691/S
Sekolah Guru 4 tahun atau SGB
Negeri diubah menjadi Sekolah
Menengah Umum Tingkat
Pertama (SMP) Negeri.
Sehingga perubahan Sekolah
Guru B Negeri II Mojokerto
berubah menjadi SMP Negeri 2
Mojokerto hingga sekarang.
Dalam catatan sejarah
disebutkan bahwa Presiden
pertama Republik Indonesia, Ir
Soekarno pernah tinggal
selama kurang lebih 9 tahun di
Kota Mojokerto. Dalam masa
itu anak dari pasangan
Soekemi Sosrodihardjo dan Ida
Ayu Nyoman Rai ini berhasil
menamatkan bangku
pendidikan setingkat sekolah
dasar (SD) yang waktu itu
97 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
disebut Inlandsche School
atau Sekolah Ongko Loro
dengan masa pendidikan lima
tahun. Karena tamatan
Sekolah Ongko Loro tidak bisa
melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi maka
saat kenaikan kelas 4 ke kelas
5 ayah Soekarno
memindahkannya ke
Europesche Lagere School
(ELS), yang sekarang ditempati
SMPN 2 Kota Mojokerto. ELS
memang dikhususkan untuk
menampung siswa Belanda.
Kalaupun ada warga pribumi,
itu hanya diperuntukkan bagi
keturunan priyayi. Namun
Soekarno dapat diterima di
situ berkat pertolongan Kepala
Inlandsche School hingga
akhirnya, Soekarno resmi
pindah di ELS tahun 1911.
Sekolah yang dijuluki sekolah
kelas satu atau Eerteste Klasse.
Sekolah ELS dan Sekolah
Ongko Loro sebenarnya sama-
sama setingkat Sekolah Dasar,
hanya saja di ELS sampai
dengan kelas VI sedangkan
Sekolah Ongko Loro hanya
98 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
sampai kelas V.
Selain itu, di ELS semua
fasilitas lebih bagus, dan
menggunakan standar
pendidikan Belanda, dimana
lulusannyadipersiapkan untuk
menjadi pejabat pemerintah
(Hindia Belanda) dan pegawai
perusahaan level menengah.
Namun karena dianggap tidak
mahir berbahasa belanda, di
ELS Soekarno tidak bisa masuk
di kelas V tapi tetap di kelas IV.
Untuk mengejar ketertinggalan
pelajaran khususnya
kemampuan berbahasa
Belanda, Soekemi meminta
bantuan seorang pengajar
bahasa Belanda Maria Paulina
untuk menggembleng
Soekarno. Di samping itu,
Soekarno juga dekat dengan
siswi ELS bernama Rika
Meelbuysen yang
membuatnya semakin fasih
berbahasa Belanda.
Sampai akhirnya, Soekarno
berhasil lulus dari ELS dan
melanjutkan pendidikan ke
Hogere Burger School (HBS) di
Surabaya. Sejak saat itulah,
99 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Soekarno meninggalkan
Mojokerto
V DATA SUMBER DAYA MANUSIA KEBUDAYAAN DAN LEMBAGA KEBUDAYAAN
V.1 Manuskrip
V.2 Tradisi Lisan
V.3 Adat Istiadat
V.4 Ritus
V.5 Pengetahuan Tradisional
V.6 Teknologi Tradisional
V.7 Seni
- Dewan Kesenian Kota Mojokerto
V.8 Bahasa
V.9 Permainan Rakyat
V.10 Olahraga Tradisional
V.11 Cagar Budaya
DAFTAR SDM SUBYEK (PELAKU) KEBUDAYAAN
INISIATIF, SEJAK KAPAN, DI MANA,
100 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
NO NAMA PELAKU BIDANG OBJEK
YANG DIKERJAKAN
PENGHARGAAN,
SISTEM PENDANAAN
1 Ki Dalang Malkan Dalang Wayang
Kulit
Kelurahan Balongrawe,
RW.03
2 Widya Kartika Pemusik
3 Mbak Novi Koreografer Tari –
Penari
Kelurahan Pulorejo
4 Mbak Heni Penari – Pelatih
Tari
Kelurahan Meri
5 Tavia Dewi Penari
6 Bella Melinda Penari GPM Meri
7 Dewi Masulah Penari Miji
8 Ovi Penari Miji
9 Ernawanti Penari
10 Pak Heri Teater, Tari Jl. Arjuno Perumnas Wates
11 Mijil Pawestri Seniwati Teater
12 Kukun Triyoga Seniman Teater
13 Bagus Mahayasa Seniman Teater
14 Glewo Anam Seniman Ludruk
15 Pak Sulkan Ludruk Bancang
16 Jabbar Abdullah Pegiat Ludruk
17 Cak Bowo Seni /Ludruk Lingkungan Kedungsari
18 Alisyah Shafa Pelukis Pekayon Baru 20 A
19 Andita Shevia Pelukis Pekayon Baru 20 A
20 Arief Budi Santono
(Ghofar)
Pelukis Wayang
Beber
Jl. Empunala
21 Avrilia Pelukis Cakarayam Kota Mojokerto
22 Budi Suhartono Pelukis Residen Pamuji
23 Caprianto Pelukis Meri
24 Dedik Pelukis Prajurit Kulon
25 Diut Martu Pratama Pelukis Prajurit Kulon 4 No 177 C
101 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
(Komo)
26 Eddy Sucahyono Pelukis Residen Pamuji
27 Edi Pelukis Jl. Taman Siswa
28 Gathuk Pelukis Balongsari
29 Hari Pelukis Mentikan
30 Hari Widiarto Pelukis Mentikan
31 Hengky Pelukis Jagalan
32 Herman Seni Rupa – kartun
– Komik
Balong Cangkring
33 Herman Effendy (Dul) Pelukis Balongrawe
34 Heru Gedebog Pelukis Magersari Indah
35 Ivo Pelukis Jagalan
36 Ken Andhisti Pelukis
37 M. Sholeh Pelukis Jagalan
38 Marzuki Pelukis
39 Mas Rony Pelukis
40 Mbah Min Seni Ukir Bancang
41 Oki Sunarko Pelukis Empunala
42 Priyok Dinasti Pelukis Jl. Balongsari
43 Priyok Dinasti Pelukis Balongsari
44 Putut Nugroho Pelukis Suratan
45 Reza Dwi Anggraini Pelukis Surodinawan
46 Soni Pelukis Hayam Wuruk
47 Sonny Pelukis Jl. Hayam Wuruk
48 Sumadi Pelukis KH. Haji Nawawi
49 Suyanto Al Meri Pelukis Meri
50 Thomas Pelukis Wates
51 Totok Pelukis Wates
52 Tiara Putri Widyawati Pelukis Mentikan
53 Wiranto Trenggono Pelukis Gedongan
54 Wito Pelukis Empunala
55 Yusak Pelukis Wates
102 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
DATA SANGGAR KESENIAN KOTA MOJOKERTO 2019
1. Sholawat Mardhatilah
Alamat : Griya Permata, Meri.
Telepon : 081216684388
Bidang Kesenian: Musik Islami
Nomor Sk Badan Hukum: Mi.431/111.Keb/417.319/2013
Nama Ketua/Pengurus : Latifah K
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Aktif
2. Utama
Alamat : Pulowetan Rt 01/Rw 02, Pulorejo
Telepon : 081331891364
Bidang Kesenian : Elekton
Nomor Sk Badan Hukum : El.431/62.Keb417.301/2011
Nama Ketua/Pengurus : Darmo Utomo
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Tidak Aktif
3. Brewoks
Alamat : Lingk Meri Rt 04 Rw 03 Kelurahan Meri
Telepon : 085648844446
103 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Bidang Kesenian : Elekton
Nomor Sk Badan Hukum: El.431/30/Senbud/417.306/2016
Nama Ketua/Pengurus : Hadi Wiyono
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Aktif
4. Ambon Musik Elekton
Alamat : Jl Semeru 281
Telepon : 085748044870
Bidang Kesenian : Elekton
Nomor Sk Badan Hukum: El.431/01.Senbud/417.306/2017
Nama Ketua/Pengurus : Bambang Sutikno
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Tidak Aktif
5. Abinada
Alamat : Lingk Meri Rt 01 Rw 01 Kelurahan Meri
Telepon : 085706932907
Bidang Kesenian : Elekton Dan Orkes Melayu
Nomor Sk Badan Hukum : El.431/23.Senbud/417.314/2017
Nama Ketua/Pengurus : Joko Susilo
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Tidak Aktif
6. Condro Laris
Alamat : Jalan Taman Siswa 27
Telepon : 0321326302
Bidang Kesenian : Karawitan
Nomor Sk Badan Hukum : Krw.435/001.Keb/
Nama Ketua/Pengurus : Joko Susilo
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Tidak Aktif
104 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
7. Dewantara
Alamat : Jalan Taman Siswa 30
Telepon : 085850456399
Bidang Kesenian : Karawitan
Nomor Sk Badan Hukum : Krw.431/01.Senbud/417.314/2018
Nama Ketua/Pengurus : Drs. Suradiyana, Mpd
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Aktif
8. Mardika
Alamat : Pangreman VI-32
Telepon : 085785655799
Bidang Kesenian : Musik Islami
Nomor Sk Badan Hukum : Qsd/51.Keb/417.301/2010
Nama Ketua/Pengurus : Harianto
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Tidak Aktif
9. Karya Budaya
Alamat : Suromulang Barat 11/15
Telepon : 08123189347
Bidang Kesenian : Ludruk
Nomor Sk Badan Hukum : Ld.431/53.Keb/417.301/2011
Nama Ketua/Pengurus : Eko Edy S
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Aktif
10.Baru Budi
Alamat : Kedung Turi
Telepon : 081330429934
Bidang Kesenian : Ludruk
105 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Nomor Sk Badan Hukum: Ldr.431/12.Senbud/417.314/2019
Nama Ketua/Pengurus : Isbandi Wibowo
Periode Kepengurusan : 2019
Status Keaktivan : Aktif
11. Tunas Muda
Alamat : Jagalan Gg 2
Telepon : 085733184050
Bidang Kesenian : Ludruk Remaja
Nomor Sk Badan Hukum: Ldr.431/10.Senbud/417.306/2016
Nama Ketua/Pengurus : Saiful Bakri
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Tidak Aktif
12.Ngesti Laras
Alamat : Jl. Empu Nala 451
Telepon : 085733804897
Bidang Kesenian : Wayang Kulit/Dalang
Nomor Sk Badan Hukum: Dl.431/14.Keb/417.306/2016
Nama Ketua/Pengurus : Malkan Cahyo Pitoyo
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Tidak Aktif
13.Tri Madyo Laras
Alamat : Bancang Iv32
Telepon : 085843970970
Bidang Kesenian : Wayang Kulit
Nomor Sk Badan Hukum: Dl.431/60.Keb/417.303/2011
Nama Ketua/Pengurus : Marto Aji
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Tidak Aktif
106 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
14.Lidhe Art Forum Indonesia
Alamat : Jl. Benteng Pancasila 62
Telepon : 085731874322
Bidang Kesenian : Sanggar Seni
Nomor Sk Badan Hukum: Sgr.43/135.Keb/417.313/2014
Nama Ketua/Pengurus : Bagus Yuwono
Periode Kepengurusan : 2019
Status Keaktivan : Aktif
15.Asmorodhana
Alamat : Banjaranyar I-35
Telepon : 08814308210
Bidang Kesenian : Sanggar Tari
Nomor Sk Badan Hukum: Sgr.431/11.Senbud/417.306/2016
Nama Ketua/Pengurus : Danny Setyo Susanti
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Aktif
16.Yovanda
Alamat : Taman Siswo 16
Telepon : 08563449882
Bidang Kesenian : Sanggar Tari
Nomor Sk Badan Hukum: Sg.431/78.Keb/417/301/2012
Nama Ketua/Pengurus : Munaimah
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Aktif
17.Dewantara
Alamat : Taman Siswo 16
Telepon : 085850456399
Bidang Kesenian : Sanggar Seni Pertunjukan
Nomor Sk Badan Hukum: Ptj.431/02.Senbud/417.314/2018
107 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Nama Ketua/Pengurus : Drs. Suradiyana
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Aktif
18.Dewantara
Alamat : Taman Siswo 16
Telepon : 085850456399
Bidang Kesenian : Sanggar Seni Tari
Nomor Sk Badan Hukum: Ptj.431/03.Senbud/417.314/2018
Nama Ketua/Pengurus : Drs. Suradiyana
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Aktif
19. Bg Mz Nyong
Alamat : Meri Dukuhan 578, Kel. Meri
Telepon : 081216220500
Bidang Kesenian : Sanggar Tari
Nomor Sk Badan Hukum: Sg.431/16.Senbud/417.314/2017
Nama Ketua/Pengurus : Nyong Larunga
Periode Kepengurusan : 2019
Status Keaktivan : Aktif
20.Gagrak Anyar
Alamat : Bancang 4/39
Telepon : 08814303647
Bidang Kesenian: Campusari
Nomor Sk Badan Hukum: Cpsr.431/113.Keb/
Nama Ketua/Pengurus : Supriyono
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Tidak Aktif
21.Panggung Campursari
108 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Alamat : Kedungsari
Telepon : 081330429934
Bidang Kesenian : Campursari
Nomor Sk Badan Hukum: Cpsr.431/11.Senbud/417.314/2019
Nama Ketua/Pengurus : Isbandi Wibowo
Periode Kepengurusan : 2019
Status Keaktivan : Aktif
22.Wulan Condro Wida
Alamat : Perum Griya Ijen
Telepon : 081249099577
Bidang Kesenian : Campursari
Nomor Sk Badan Hukum: Cpsr.431/20.Senbud/417.306/2016
Nama Ketua/Pengurus : Yani Wulandari
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Aktif
23.Isbandiah Musik
Alamat : Jl. Riyanto 13 A
Telepon : 081357925678
Bidang Kesenian : Campursari
Nomor Sk Badan Hukum: Cpsr.431/21.Senbud/417.3014/2017
Nama Ketua/Pengurus : Isbandiah
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Tidak Aktif
24.Singo Joyo Mulyo
Alamat : Balong Rawe
Telepon : 088814306286
Bidang Kesenian : Reyog
Nomor Sk Badan Hukum: Ryg.431/95.Keb/
109 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Nama Ketua/Pengurus : Hadi Ismanto
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Tidak Aktif
25.Widodo Joyo Binangun
Alamat : Balongsari V-7
Telepon : 085730217611
Bidang Kesenian : Reyog Mini
Nomor Sk Badan Hukum: Ryg.431/02.Senbud/417.314/2019
Nama Ketua/Pengurus : Suyono
Periode Kepengurusan : 2019
Status Keaktivan : Aktif
26. Wijaya Kusuma
Alamat : Griya Permata Meri A3-43
Telepon : 081216684388
Bidang Kesenian : Mocopat
Nomor Sk Badan Hukum: Mcpt.431/04.Senbud/417.306/2016
Nama Ketua/Pengurus : Wijaya Kusuma
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Aktif
27.Pudhak Wangi
Alamat : Prajurit Kulon V-25 A
Telepon : 08131056492
Bidang Kesenian : Mocopat
Nomor Sk Badan Hukum: Mcp.431/12/Senbud/417.306/2016
Nama Ketua/Pengurus : Soeharmawan
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Aktif
28.Alas Terik Production
110 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Alamat : Jalan Pendidikan 18
Telepon : 085799963478
Bidang Kesenian : Komunitas Film
Nomor Sk Badan Hukum: Kf.431/33.Senbud/417.306/2016
Nama Ketua/Pengurus : Agus Santoso
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Aktif
29.Oyot Mimang
Alamat : Jagalan Gang 2
Telepon : 085733184050
Bidang Kesenian : Musik Akustik
Nomor Sk Badan Hukum: Om.431/09/Senbud/417.306/2016
Nama Ketua/Pengurus : Saiful Bakri
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Tidak Aktif
30.Rastamaniez Reggae
Alamat : Miji Baru I-5
Telepon : 081330005900
Bidang Kesenian : Band
Nomor Sk Badan Hukum: Band.431/19.Senbud/417.314/2017
Nama Ketua/Pengurus : Sendang Larasa
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Tidak Aktif
31.Devista
Alamat : Tropodo 605
Telepon : 085748102427
Bidang Kesenian : Orkes Melayu
Nomor Sk Badan Hukum: Om.431/104.Keb/
111 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Nama Ketua/Pengurus : Moh Soctif
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Aktif
32.Widya Budaya
Alamat : Gedongan 4/2
Telepon : 0321324341
Bidang Kesenian : Ludruk
Nomor Sk Badan Hukum: Ldr.431/35.Senbud/417.306/2016
Nama Ketua/Pengurus : Tanti Anjariani, Spd
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Aktif
33.Surya Mojopahit
Alamat : Gedongan 4/2
Telepon : 0321324341
Bidang Kesenian : Tari, Seni Rupa
Nomor Sk Badan Hukum: Sggr.431/36.Senbud/417.306/2016
Nama Ketua/Pengurus : Tanti Anjariani, Spd
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Aktif
34. Wahana
Alamat : Balongrawe Rt 03/Rw 04
Telepon : 081332742410
Bidang Kesenian : Orkes Melayu
Nomor Sk Badan Hukum: Om.431/03.Keb/417.306/2015
Nama Ketua/Pengurus : Mochtar Ad
Periode Kepengurusan : 2019
Status Keaktivan : Aktif
35.Mustika Nada
112 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Alamat : Lingkungan Randegan
Telepon : 085733922455
Bidang Kesenian : Orkes Melayu
Nomor Sk Badan Hukum : Om/431/09.Keb/417
Nama Ketua/Pengurus : Amin
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Tidak Aktif
36. Andromeda Super
Alamat : Empu Nala 248
Telepon : 081330006449
Bidang Kesenian : Orkes Melayu
Nomor Sk Badan Hukum: Om/431/11.Keb/417.306/2015
Nama Ketua/Pengurus : Roni Mustof
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Tidak Aktif
37.Joneta
Alamat : Yayasan Mojopahit Balongcangkring
Telepon : 081556548500
Bidang Kesenian : Orkes Melayu
Nomor Sk Badan Hukum: Om.431/08.Senbud/417.314/2019
Nama Ketua/Pengurus : Joni S
Periode Kepengurusan : 2019
Status Keaktivan : Aktif
38. Hivanada
Alamat : Empu Nala 297 B
Telepon : 085731734082
Bidang Kesenian : Orkes Melayu
Nomor Sk Badan Hukum: Om.431/02.Senbud/417.306/2016
113 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Nama Ketua/Pengurus : Achmad Rivai
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Aktif
39.Mina Mustika
Alamat : Balong Cangkring Ii Rt 01 Rw 06
Telepon : 085732822793
Bidang Kesenian : Orkes Melayu
Nomor Sk Badan Hukum: Om.431/01.Keb/417.313/2015
Nama Ketua/Pengurus : Yoyok Mugianto
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Tidak Aktif
40.Gita Buana
Alamat : Prajurit Kulon Gang Vi
Telepon : 081232617115
Bidang Kesenian : Orkes Melayu
Nomor Sk Badan Hukum: Om.431/09.Senbud/417.314/2019
Nama Ketua/Pengurus : Sugito
Periode Kepengurusan : 2019
Status Keaktivan : Aktif
41.Anggun Nada
Alamat : Jl Sekar Abang No 112 Kedundung
Telepon : 085707700288
Bidang Kesenian : Orkes Melayu
Nomor Sk Badan Hukum: Om.431/25.Senbud/417.306/2016
Nama Ketua/Pengurus : Agus Sugiarto
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Tidak Aktif
42.Farrel Senada
114 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Alamat : Jl Empunala 214
Telepon : 085648484547
Bidang Kesenian : Orkes Melayu
Nomor Sk Badan Hukum: Om.431/29/Senbud/417.306/2016
Nama Ketua/Pengurus : Angga Oktavia
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Tidak Aktif
43.Purnama
Alamat : Lingkungan Balongkrai
Telepon : 085655777324
Bidang Kesenian : Orkes Melayu
Nomor Sk Badan Hukum: El.431/06.Senbud/417.314/2017
Nama Ketua/Pengurus : Purwanto
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Aktif
44.Risky Entertainment
Alamat : Dsn Balong Cangkring I Rt 01 Rw 02
Telepon : 085648881500
Bidang Kesenian : Orkes Melayu
Nomor Sk Badan Hukum: Om.431/20.Senbud/417.314/2017
Nama Ketua/Pengurus : Santi Rahayu
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Tidak Aktif
45.Muda Jaya
Alamat : Pulorejo V/7
Telepon : 085855305041
Bidang Kesenian : Jaran Kepang
Nomor Sk Badan Hukum: Jrn.431/61.Keb/
115 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Nama Ketua/Pengurus : Suwariyo
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Aktif
46.Eyang Macan Putih
Alamat : Balongkrai-Pulorejo
Telepon : 081554374499
Bidang Kesenian : Jaranan
Nomor Sk Badan Hukum: Jrn.431/14.Senbud/417.314/2019
Nama Ketua/Pengurus : Yudi
Periode Kepengurusan : 2019
Status Keaktivan : Aktif
47.Sekar Muncul
Alamat : Sekar Putih-Kedundung
Telepon : 08563774724
Bidang Kesenian : Kuda Lumping
Nomor Sk Badan Hukum: Kl.431/03.Senbud/417.314/2019
Nama Ketua/Pengurus : Misdi
Periode Kepengurusan : 2019
Status Keaktivan : Aktif
48.Tresno Kertojoyo/ Tresno
Alamat : Kuwung 173 Kelurahan Meri
Telepon : 08563774724
Bidang Kesenian : Kuda Lumping
Nomor Sk Badan Hukum : Btgn.431/19.Senbud/417.306/2016
Nama Ketua/Pengurus : Didit Mariyon
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Aktif
49.Duta Wijaya
116 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Alamat : Jl Raya Meri
Telepon : 081332189224
Bidang Kesenian : Bantengan, Kuda Lumping
Nomor Sk Badan Hukum: Klb.431/15.Senbud/417.314/2019
Nama Ketua/Pengurus : Susiawan
Periode Kepengurusan : 2019
Status Keaktivan : Aktif
50.Gusti Ratu Penguoso
Alamat : Suratan I/21
Telepon : 081515102201
Bidang Kesenian : Jaranan Dan Campursari
Nomor Sk Badan Hukum: Jrn.431/12.Keb/
Nama Ketua/Pengurus : Syaifu Choider
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Tidak Aktif
51.Turonggo Putro Kencono
Alamat : Jl Raya Pulorejo Rt 04 Rw 01
Telepon : 085704772055
Bidang Kesenian : Kuda Lumping
Nomor Sk Badan Hukum: Kl/431/24.Senbud/417.306/2016
Nama Ketua/Pengurus : Kuswanto
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Tidak Aktif
52.Rogo Sawongso Putra
Alamat : Suratan Gang 3 Kranggan
Telepon : 085607976746
Bidang Kesenian : Kuda Lumping
Nomor Sk Badan Hukum : Kl.431/23.Senbud/417.314/2019
117 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Nama Ketua/Pengurus : Achmad Jainuri
Periode Kepengurusan : 2019
Status Keaktivan : Aktif
53.Ferdista
Alamat : Balongrawe Rt 04 Rw 02
Telepon : 085606049594
Bidang Kesenian : Orkes Melayu
Nomor Sk Badan Hukum: Om431/69.Keb/417.301/2011
Nama Ketua/Pengurus : A. Ferdi S
Periode Kepengurusan : 2018
Status Keaktivan : Tidak Aktif
54.Pas Mojo
Alamat : Kuwung No 79
Telepon : 081233706533
Bidang Kesenian : Angklung
Nomor Sk Badan Hukum: Ang.431/01.Senbud
Nama Ketua/Pengurus : Mariadi
Periode Kepengurusan : 2019
Status Keaktivan : Aktif
55.Putra Macan Kumbang
Alamat : Jagalan Gang 2
Telepon : 085785651292
Bidang Kesenian : Jaranan, Campursari
Nomor Sk Badan Hukum: Jrn.431/04.Senbud
Nama Ketua/Pengurus : Budiono
Periode Kepengurusan : 2019
Status Keaktivan : Aktif
56.Mellia Nada
118 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Alamat : Balongcangkring Pulorejo Manggolo
Telepon : 08125217590
Bidang Kesenian : Orkes Melayu
Nomor Sk Badan Hukum: Om.431/05.Senbud/417.314/2019
Nama Ketua/Pengurus : Amellia Tri Andiani
Periode Kepengurusan : 2019
Status Keaktivan : Aktif
57. Manggolo Mertojoyo
Alamat : Balongcangkring Prajuritkulon
Telepon : 081249358248
Bidang Kesenian : Reog
Nomor Sk Badan Hukum: Ryg.431/06.Senbud/417.314/2019
Nama Ketua/Pengurus : Supriono
Periode Kepengurusan : 2019
Status Keaktivan : Aktif
58.Cahraka
Alamat : Gunung Gedangan
Telepon : 085730279289
Bidang Kesenian : Orkes Melayu
Nomor Sk Badan Hukum: Om.431/07.Senbud/417314/2019
Nama Ketua/Pengurus : Sentot Soeharsono
Periode Kepengurusan : 2019
Status Keaktivan : Aktif
59.Grub Slenk
Alamat : Gunung Anyar Rt 04 Rw 06
Telepon : 085852875382
Bidang Kesenian : Orkes Melayu
Nomor Sk Badan Hukum: Om.431/10.Senbud/417.314/2019
119 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Nama Ketua/Pengurus : Dendi Eka Purnama
Periode Kepengurusan : 2019
Status Keaktivan : Aktif
60. Wareng Aji Laras
Alamat : Ling.Kemasan Prajurit Kulon
Telepon : 081216116111
Bidang Kesenian : Karawitan
Nomor Sk Badan Hukum: Krw.431/13.Senbud/417.314
Nama Ketua/Pengurus : Drajat Agus Widodo
Periode Kepengurusan : 2019
Status Keaktivan : Aktif
61. New Harles
Alamat : Gedangan Rt 02 Rw 07
Telepon : 081232028225
Bidang Kesenian : Orkes Melayu
Nomor Sk Badan Hukum: Om.431/16.Senbud/417.314/2019
Nama Ketua/Pengurus : Hendro Kurdiyanto
Periode Kepengurusan : 2019
Status Keaktivan : Aktif
62. Inesta Nada
Alamat : Jl.Nangka Magersari
Telepon : 085732832337
Bidang Kesenian : Orkes Melayu
Nomor Sk Badan Hukum: Om.431/19.Senbud/417.314/2019
Nama Ketua/Pengurus : Eny Pudji
Periode Kepengurusan : 2019
Status Keaktivan : Aktif
63. Sekar Wijoyo Putro
120 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Alamat : Jl.Pendidikan Pulo Kulon
Telepon : 085974792463
Bidang Kesenian : Jaranan Campursari
Nomor Sk Badan Hukum: Jrn.431/20.Senbud/417.314/2019
Nama Ketua/Pengurus : Bayu Undiono
Periode Kepengurusan : 2019
Status Keaktivan : Aktif
64. Sonita Electone
Alamat : Ling.Balongkrai Pulorejo
Telepon : 085733149588
Bidang Kesenian : Electone
Nomor Sk Badan Hukum: El.431/21.Senbud/417.314/2019
Nama Ketua/Pengurus : Sony Prasetyo
Periode Kepengurusan : 2019
Status Keaktivan : Aktif
65. Narayan Music Entertainment
Alamat : Lingk Balongrawe Kedundung
Telepon : 082336690549
Bidang Kesenian : Electone, Music Entertainment
Nomor Sk Badan Hukum: El.431/22.Senbud/417.314/2019
Nama Ketua/Pengurus : Choiri Anwar
Periode Kepengurusan : 2019
Status Keaktivan : Aktif
66. Afinda
Alamat : Prajurit Kulon 01/02
Telepon : 081359290084
Bidang Kesenian : Orkes Melayu
Nomor Sk Badan Hukum: Om.431/29.Senbud/417.314/2019
121 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Nama Ketua/Pengurus : Henri Afrilianto
Periode Kepengurusan : 2019
Status Keaktivan : Aktif
67. Wargo Lara’s
Alamat : Lingkungan Randegan, Kedundung, Magersari
Telepon : 081554332531
Bidang Kesenian : Karawitan
Nomor Sk Badan Hukum:
Nama Ketua/Pengurus : Kunaji Joyo
Periode Kepengurusan :
Status Keaktivan :
68. Paguyuban Seni Dan Budaya Round Art Stoodio
Alamat : Jl.Residen Pamuji No. 60 Kota Mojokerto
Telepon : 08161314549
Bidang Kesenian : Seni Rupa
Nomor Sk Badan Hukum:
Nama Ketua/Pengurus : Eddy Soejahyono
Periode Kepengurusan : 2012
Status Keaktivan :
69. Panji Cemeng
Alamat : Lingkungan Balong Rawe Baru, Kedundung, Magersari
Telepon : 082337442809
Bidang Kesenian : Wayang Beber
Nomor Sk Badan Hukum:
Nama Ketua/Pengurus : Herman Efendi
Jumlah Anggota : 5 (lima)
Status Keaktivan : Aktif
70. Sanggar Wayang Beber Panji Maharddhi
122 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Alamat : SDN Kauman 2, Jl.Keradenan IV/5A, Prajurit Kulon
Telepon : 082231706773
Bidang Kesenian : Wayang Beber
Nomor Sk Badan Hukum:
Nama Ketua/Pengurus : Widya Kartika
Jumlah Anggota : 27
Status Keaktivan : Aktif
71. Sanggar Wayang Beber Lombok Suwelas
Alamat : SMPN 4 Kota Mojokerto, Jl.Lombok No. 11, Perum Gatoel
Telepon : 085536924052
Bidang Kesenian : Wayang Beber
Nomor Sk Badan Hukum:
Nama Ketua/Pengurus : Ken Andhisti
Jumlah Anggota : 10
Status Keaktivan : Aktif
VI DATA SARANA DAN PRASARANA KEBUDAYAAN
VI.1 Manuskrip
- Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Mojokerto mempunyai Depo Arsip yaitu
ruangan khusus untuk menyimpan naskah kuno.
- Pondok Pesantren Assolichiyah, Penarip Kelurahan Kranggan menyimpan
beberapa kitab dan surat kuno.
VI.2 Tradisi Lisan
- Tempat khusus sebagai pusat berkumpul dan pementasan rutin bagi pegiat
Wayang Beber saat ini belum tersedia namun mereka berinisiatif melestarikan
Wayang Beber di kediamanmasing-masing dan dilakukan secara swadaya.
123 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
- Kegiatan rutin pendongeng dan tradisi bertutur bergerak secara mandiri di ruang
publikdengan memanfatkan area pojok alun-alun.
VI.3 Adat Istiadat
- Situs makam keramat/punden yang ada di Kota Mojokertohampir semua sudah
bercungkup namun belum ada sanggar pamujan. Untuk mencapai situs tersebut
sudah tersedia akses jalan masuk yang bisa dilalui dengan jalan kaki dan sepeda
motor.
VI.4 Ritus
- Acara bersih desa, ruwah dusun, sedekah bumi, nyadran di tingkat Lingkungan
dengan menggunakan fasilitasyang terdapat di sekitar punden.
VI.5 Pengetahuan Tradisional
- Tidak ada pedepokan atau perguruan khas terkait merawat pengetahuan
tradisional.
- Tidak ada pusat informasi pelestarian pengetahuan tradisional beserta kegiatan
khasnya yang dilakukan secara periodik atau pada waktu tertentu.
VI.6 Teknologi Tradisional
- Alat pahat, ukir, alat membatik
- Cor logam (industri cetakan aluminium) di Pulorejo
VI.7 Seni
- Ketersediaan sarana dan prasarana berupa GOR Seni Mojopahit Jl. Gajah Mada,
menjadi pusat kegiatan dan pagelaran aneka evenbersifat massal, misalnya
pameran lukisan yang diadakan oleh bagi para perupa wilayah Kawasan
Mojokerto Raya. Di kompleks GOR ini jga terdapat Gedung Dewan Kesenian Kota
Mojokerto.
124 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
- Gedung Veteran, jalan Hayam Wuruk 92, kadang dimanfaatkan untuk pameran
lukisan.
- Panggung Terbuka yang terletak di samping GOR Seni MojopahitJl. Gajah Mada
keadaannya masih layak pakai namun belum banyak dipakai untuk kegiatan
kesenian.
- Pemanfaatan ruang publik alun-alun Kota Mojokerto untuk kegiatan ekspresi seni
pelajar se-Kota Mojokerto yang dilakukan setiap minggu secara bergiliran.
- Adanya pelaku seni yang lahir dan tumbuh dari sanggar seni, seperti seni tari,
ludruk dan perupa. Pelaku seni tersebut umumnya dalam menjalankan
kegiatannya memanfaatkan fasiltias pribadi dan fasilitas publik, seperti Balai
pertemuan RW.
- Selain fasilitas berupa ruang tertutup dan gedung. Pemerintah kota juga
menyediakan sarana prasarana ekspresi kesenian di area Alun-alun Kota
Mojokerto dan sekitarnya untuk dimanfaatkan acara dan kegiatan berkesesnian.
Maupun menjadi ruang pagelaran kreatifitas.
VI.8 Bahasa
- Laboratorium Bahasa tersedia di setiap sekolahmulai dari tingkat SD hingga SMA.
- Kawasan Kursus Ketrampilan Bahasa yang diadakan atas inisiatif dan
dikembangkan secara swadaya oleh para pelaku.
- Penyimpanan koleksi kamus bahasa di gedung Dinas Perpustakaan dan Kearsipan.
Juga ketersediaan bahan bacaan pengembangan budaya literasi di Perpustakaan
Kontainer Alun-alun, Hutan Kota Pulorejo, Taman Semeru dan Taman Anti
Narkoba Magersari Indah.
VI.9 Permainan Rakyat
- Memanfaatkan lapangan dan lahan terbuka di lingkungan sekolah dan dilakukan
atas inisiatif para guru, khususnya guru bakat dan guru olahraga.
125 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
- Memanfaatkan tanggul/bantaran Sungai dalam rangka melestarikan permainan
rakyat dan olahraga tradisional yang sifatnya momentum.
VI.10 Olahraga Tradisional
- Kegiatan alami bermain dan berolahraga tradisional selama ini memanfaatkan
ruang terbuka dan lahan terbuka mulai dari halaman rumah, jalan kampung serta
fasilitaspublik seperti alun-alun, stadion, lapangan kampung.
- Selain memanfaatkan arena lahan terbuka, juga ada yang memanfaatkan jalur
aliran irigasi sebagai tempat penyelenggaraan acara lomba dan sebagai ekspresi
kegembiraan, rasa syukur dan semangat perjuangan dalam menyambut hari
kemerdekaan RI.
VI.11 Cagar Budaya
- Beberapa bangunan cagar budaya yang sudah ditetapkan sebagai Cagar Budaya,
terdiri dari 7 bangunan dan 1 situs (Data terlampir).
- Upaya inventarisasi bangunan yang diduga obyek cagar budaya (ada sekitar dua
puluhan).
- Masih tersedia secara faktual adanya Obyek Diduga Cagar Budaya (ODCB) yang
tersebar di wilayah Kota Mojokerto yang belum masuk inventarisasi baik berupa
benda, struktur, bangunan, situs, kawasan maupunyang bersifat tak benda.
VII PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI
VII.1. Permasalahan dan Rekomendasi (Terlampir)
VII.2. Upaya
VII.2.1. Mempengaruhi Arus Wacana
126 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Dalam kurun waktu beberapa tahun ini upaya melakukan pemajuan kebudayaan
sudah dilakukan melalui kegiatan bersifat menggali pengetahuan, mengkaji
informasi, kajian yang melibatkan komunitas pelaku, institusi pemerintah (formal
non formal) yang dilaksanakan pada hari kerja maupun hari libur sehingga
berlanjut pada lahirnya kegiatan bersama berupa even sebagai strategi merawat
momentummelalui tradisi “ngopi, cangkrukan, jagongan, sarasehan”.
VII.2.2. Membuka Ruang Interaksi Strategis
Hadirnya para pelaku, pembuat kebijakan, penentu kebijakan dalam ruang
komunikasi efektif. Sudah diupayakan melalui berbagai pendekatan. Baik melalui
lobi, dialog terbuka, serap aspirasi dan berbagai dialog interaktif secara rutin. Bisa
dilakukan dengan situasi yang saling bersedia menerima masukan dan melahirkan
tindak lanjut.
Program pemajuan kebudayaan secara strategis melahirkan berbagai produk
dialog kebudayaan. Diantaranya adalah untuk kali pertama ada “Damaran
Budaya”. Yang dilakukan di Rumah Rakyat (sebutan bagi Rumah Dinas Walikota
Mojokerto) untuk berinteraksi secara langsung dengan palaku seni budaya,
generasi milenial, peneliti, pengkaji dan para praktisi di bidangnya.
Berbagai produk diskusi formal yang direncanakan dan diprogramkan oleh lintas
OPD juga sedang mendorong pemajuan kebudayaan. Badan Perencanaan
Pembangunan Kota (BAPPEKO) Mojokerto melakukan Review Dokumen Master
Plan Kebudayaan Kota Mojokerto yang disusun pada tahun 2015 melalui dialog
budaya yang bersifat formal dan non formal.
Fasilitasi yang dilakukan oleh Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata
adalah membuat dialog budaya, sarasehan dan diskusi didalam menyusun kajian
rencana Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Cagar Budaya serta program
pemajuan kebudayaan lainnya.
VII.2.3. Melahirkan komitmen
127 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Selain upaya mempengaruhi arus wacana dan membuka ruang interaksi dialog
efektif para pihak dan pemangku kepentingan, Kota Mojokerto juga berkomitmen
melakukan pemajuan kebudayaan yang bisa diverifikasi di dokumen Misi kelima
Walikota Mojokerto terkait pemajuan kebudayaan, yang berbunyi : "Mewujudkan
ketahanan sosial budaya dalam kerangka integrasi nasional, pada tatanan
masyarakat yang bermartabat, berakhlak mulia, beretika, dan berbudaya luhur
berlandaskan Pancasila.”
Dari Visi dan Misi Walikota Mojokerto inilah kemudian disusun beberapa produk
kebijakan yang diarahkan untuk memajukan kebudayaan, seperti dokumen RPJMD
periode tahun 2019-2024 yang telah disahkan sebagaimana dokumen terlampir.
Juga telah disahkan sebuah produk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Cagar
Budaya Nomor 17 tahun 2019.
VII.2.4. Dukungan Pelaksanaan Kegiatan
Dengan komitmen yang kuat untuk memajukan kebudayaan, Pemerintah Kota
Mojokerto melalui kekuatan yang ada telah memobilisasi sumber daya yang ada
baik mulai dari Organisasi Pemerintah Daerah untuk membuat program yang
berdekatan dengan Pemajuan Kebudayaan.
Memajukan kebudayan perlu dilakukan sejak usia dini dan anak-anak. Oleh karena
itu perlu dikembangkan program yang berkaitan dengan melestarikan permainan
tradisional dan seni pertunjukan melalui berbagai produk kesenian seperti tari
pakem tradisi, tari koreo, ludruk anak-anak, menabuh gamelan, menjadi dalang
wayang beber usia anak dan remaja, serta sinden anak dan remaja. Pada sisi inilah
keberadaan Dinas Pendidikan menjadi bagian tak terisahkan sebagai pelaksana
dan penumbuh kegiatan berbasis siswa.
Sementara untuk kajian hal strategis terkait kebudayaan, Komitmen BAPPEKO
juga sangat tinggi dengan segera melakukan Review Masterplan Kebudayaan
untuk selanjutnya disusun sebuah Rencana Strategis dan Rencana Induk Pemajuan
Kebudayaan Daerah.
128 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata secara aktif juga menumbuhkan
program seni, Budaya, olahraga dan pariwisata yang berkarakter baik melalui
peningkatan pengembangan kapasitas SDM yang difasilitasi dalam program
kegiatan pelatihan ketrampilan serta melakukan pendampingan pada beberapa
pelaku Seni Budaya.
Yang terakhir dukungan pelaksanaan kegiatan ini telah diwujudkan dalam
beberapa program even sebagai strategi antara lain bagaimana mengenali aset
alam dan budaya yang dipadukan dalamsuatu seni pertunjukan, salah satunya
melalui produk Mojotirto Festival (Hari Air yang dikemas dalam pendekatan seni
dan budaya). Selain itu juga melakukan kegiatan Kirab Budaya Mojobangkit pada
Peringatan Hari jadi Pemerintah Kota Mojokerto yang dikemas dengan partisipasi
dan keterlibatan warga. Mulai tahun 2019 juga telah ditumbuhkan untuk
mengapresiasi jejak seni budaya yang berkarakter dari sejarah sosial budaya Kota
Mojokerto dalam produk even seni pertunjukan Mojospekta dan Babagan Kolosal
Mojopahit.
Selain dukungan pelaksanaan seni pertunjukan juga masih terus dirawat program
yang sudah terencana dan terus dikembangkan. Seperti Kirab/Karnaval/Pawai
Ta’aruf yang menjadi pendekatan unjuk ekspresi pluralisme yang melibatkan
semua unsur masyarakat baik institusi pendidikan, komunitas dan Organisasi
Pemerintah Daerah.
Dalam rangka membudayakan seni dalam konteks kreativitas, Pemerintah Kota
melalui Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata juga telah memiliki
kalender even pergelaran seni budaya periodikan yang menyasar lintas usia dan
profesi.
VII.3. Permasalahan dan Rekomendasi
VII.3.1. PERMASALAHAN UMUM
PERMASALAHAN REKOMENDASI
129 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Masih banyak bangunan peninggalan
kolonial yang belum terdata dan belum
diajukan sebagai bangunan cagar
budaya
Segera melakukan pendataan dan
mengusahakan penetapan cagar budaya
Banyak bangunan peninggalan kolonial
yang berpotensi sebagai bangunan cagar
budaya namun dihancurkan untuk
dijadikan bangunan baru/ruko, dll
Perlu segera diinventarisasi, menyusun
tahapan dan target pendaftaran setiap tahun
untuk mendapat perlindungan, pelestarian dan
pemanfataan
Belum tersedianya tempat khusus untuk
galeri/pameran lukisan bagi para pelukis
Membangun atau menyediakan ruang pamer
untuk pelukis sehingga bisa mengadakan event
pameran karya lukis
Banyak kawasan yang sebetulnya
mempunyai potensi untuk dijadikan
destinasi wisata dengan tema tertentu
namun belum mendapat perhatian
Perlu diadakan survey serta pendataan
lapangan serta melakukan koordinasi dengan
masyarakat setempat
Adat istiadat banyak yang ditinggalkan
karena kemajuan zaman
Perlu segera menyusun strategi menyeluruh
dengan melibatkan semua unsur pemangku
kepentingan dan partisipasi masyararkat
VII.3.2. IDENTIFIKASI PROBLEM DAN KATEGORINYA
Isu Penjelasan Kategori
Data base - Belum ada kesadaran update dan
saling update
Strategis, Teknis
130 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
- Belum ada mekanisme sistem
update data yang memudahkan
untuk di akses
- Masih kurang adanya
kepercayaan diri para pelaku
- Kalender / jadwal kegiatan
budaya komunitas / pelaku
(bersih desa – sedekah bumi,
nyadran)
Sinergitas antar OPD – - Lambatnya kordinasi lintas sektor
- Lemahnya kesadaran untuk
terkoneksi
- Sibuk dengan ego sektoralnya
masing-masing
- Hubungan cenderung normatif
sebatas relasi perkerjaan dan jam
kantor
Strategis, Teknis
Sinergitas pelaku
(komunitas) budaya
- Banyak fokus ke bidamg masing-
masing
- Ruag kepedulian terjadwal belum
ada
- Program visi jangka panjang –
menengah - pendek belum ada
- Memilih asiek berkarya dengan
kompetensi tunggalnya masing-
masing
- Sudah mulai ada kolaborasi
pementasan dan pagelaran
pameran karya seni rupa
Teknis
Belum adanya Sebagai manda sejak di sahkannya UU Strategis
131 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Lembaga Kebudayaan 5/2017 memang di tingkat daerah d
iperbolehkan membentuj Dewan
Kebudayaan yang merespresentasikan.
Keterbatasan anggaran - Dukungan pembiayaan pemajuan
kebudayaan belum tinggi
- Kehadiran lembaga pendana non
APBD masih belum optimal
- Skema pendanaan dari sumber
daya publik juga belum pernah di
coba.
Stretegis, Teknis
Apresiasi - Pengharagaan pada para dunia
karya seni budaya masih belum
tinggi
- Belum ada acara yang di desain
khusus untuk semacam awarding
- Perlu menyasar dunia anak,
remaja, dewasa.
Strategis , Teknis
Konservasi –
pelestarian
- Memerlukan semacam tim yang
di tugasi, selain kordinasi PD
terkait
- Perlu pendataan yang update
terus menerus dan pemutakhiran
- Sekma kolaborasi multi pihak
yang kelar
Stretagis, Teknis
Pemanfataan - Belum ada warisan budaya tak
benda yang terdaftar dari kota
Mojokerto kepada kementrian
- Belum ada pemanfaatan dengan
kalender dan jadwal obyek
kebudayaan secara permanen
- Sudah mulai ada inisiatif membat
karya cipta dan karsa terkait
Strategis, Teknis
132 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
beberapa sentuhan busana /
identitas khas seperti udeng dan
even kebudayaan sebagai strategi
Pemberdayaan - Belum ada standard dan upaya
melahirkan program
perencanaan bersama antar
pemangku kepentingan
- kemitraan jangka menengah dan
pendek bahkan. Yang di lakukam
secara rutin dan terjadwal
- Perlu bentuk komunikasi efektif
dalam semacam penyusunan
perencanaan program multi pihak
yang efektif
- Perlu adanya instrument
monitoring dan evaluasi yang bisa
mengukur tiap capaian dan
tahapan program
Strategis, Teknis
Media publikasi –
informasi
- Sajian inforamsi budaya masih
rendah
- Kreasi program yang
memanfaatkan jaringan media
belum di buat
- Fasilitas media komunikasi public
yang mudah d ijumpai, mudah
diakses belum tersedia untuk
menginfomasikan perkembangan
budaya dan agenda pemajuan
kebudayaan
Teknis
Ketersediaan Sarana - Fasilitas seni pertunjukan yang Stretgis
133 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
dan Prasarana yang
representatif
berisisan dengan perkebangan
perkembanan ekonomi kreatif 4.0
masih minim
- Belum ada gedung pamerah /
galeri bergengsi yang menjadi
referensi dan poros produk seni
rupa maupun produk yang laiinya
- Belum ada pusat seni
pertunjukan dan pagelaran yang
mudah di akses dan menitrakan
desain sebuah arena
pertunjukan / pagelaran
Peningkatan kapasitas
SDM
- Tidak hanya peningkatan
kapasitas hanya untuk instusi
OPD, tetapi juga buat para
pelaku. Bisa saja pendekatan
mendtangkan narasumber ahli
secara rutin dan terjadwal. Atau
menggunakan Teleconference
- Membuka kelas belajar inspiratif
bisa mejadi salah satu pilihan
untuk meregenerasikan
ketrampilan.
- menjadikan training sebagai
strategi untuk menumbuhkan
mint bagi para pemula.
Strategis
VII.3.3. Rekomendasi
134 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
Dari berbagai temuan data dasar Obyek dan Subyek Kebudayaan. Telah di ketahui
keberadaan mana saja yang aktif dan tidak aktif. Demikian juga dengan
keberadaan sarana dan pra sarana, mana saja yang masih layak dan tetap perlu di
rawat juga di kembangkan. Serta apa saja yang memungkinan untuk di desain baru
dan di tumbuhkan dalam memajukan kebudayaan.
Tentunya selain data dasar. Di dokumen ini juga telah muncul daftar persoalan
yang cukup banyak dalam kerangka inventarisirnya. Namun selain daftar
persoalan, di matrik daftar persoalan juga telah disebutkan apa saja pilihan solusi,
program yang perlu di susun dan tahapannya. Baik dalam jangka pendek,
menengah dan panjang.
Untuk itu sebagai langkah teknis sebagai keberlanjutan sebuah dokumen berdampak. Tim
perumus dokumen PPKD ini merekomendasikan beberapa hal strategis dan teknis
sebagaimana berikut :
1. setelah dokumen ini menjadi paying pemajuan. Perlu di rancang program teknis
yang berorientasi pada pemajuan kebudayaan. Tentu peran pengambilan
keputusan tertinggi perlu mengumpulkan jajaran teknis untuk saling menakar
kebutuhan dan pengembangan agenda pemajuan kebudayaan berdasarkan
dokumen PPKD.
2. Bahwa dokumen PPKD sifatnya adalah dokumen publik. Maka sudah selayaknya di
umumkan secara terbuka apa saja yang telah menjadi temuan PPKD Kota
Mojokerto dalam pemajuan kebudayaan.
3. Perlunya segera disusun semacam Lembaga atau Dewan Kebudayaan yang bisa
menjadi mitra strategis Pemerintah Kota dalam melakukan Pemajuan Kebudayaan
sebagaimana amanat UU 5 tahun 2017.
4. Selain kehadiran kelembagaan. Penting ada mekanisme saling berkomunikasi
efektif dalam menyusun program strategis bersma untuk memajukan kebudayaan.
Untuk itu selain agenda Damaran Budaya sebagai ruang dialog strategis. Bisa saja
di kembangkan semacam Rembug Budaya Tahunan, yang menjadi semacam
konsep merayakan Visi Pembangunan budaya melalui pendekatan Budaya.
Dimana antara pemerintah, akademisi, media, pelaku budaya dan masyarakat
135 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
subyek kebudayaan bisa berinteraksi dengan berkualitas dan berdampak pada
pemajuan kebudayaan.
5. Komitmen terukur dari para pihak perlu di tetapkan dalam semacam “Pakta
Integrittas” atau “pakta Kebudayaan” yang berbasis lokalitas, kesediaan saling
berkontribusi, mengingatkan dan mengambil peran terbaik dari para pihak dalam
memajukan Kebudayaan di Kota Mojokerto.
6. Bahwa menjadikan komitmen yang terukur tanpa program juga jelas, efektif,
benar-benar bisa dikerjakan. Akan menjadikan visi kehilangan misi. Untuk itu perlu
di tetapkan instrument Monitoring Evaluasi yang efektif dalam membuat
semuanya menjadi jelas dan mampu di kontrol secara konsekkuwen.
7. Selain dokumen monitoring evaluasi bersama. Di perlukan Kota Mojokerto setiap
tahun mengikuti langkah nasional (kementrian dan Dirjend Kebudayaan), yang
telah mendorong perlunya melakukan pengukuran capaiajn pemajuan
kebudayaan melalui sebuah instrument yang telah disusun. Yakni pengukuran
Indeks Kebudayaan.
8. Dalam rangka merawat kebhinekaan dan pluralisme yang menjadi kekuatan
Indonesia. Maka penting tahap pemajuan kebudayaan yang berkaitan dengan
obyek dan subyek ini di buatkan kebijakan yang mengikat dan kuat. Bisa saja di
susun semacam Perda Pelestarian - Pengelolaam Budaya dan Perlindungan
Ekspresi Budaya Tradisi. Akan membantu memperjelas komitmen dan peran para
pihak bisa muncul dalam sebuah produk perundang-undangan.
9. Menumbuhkan semangat kolaborasi dan gotong royong dalam pemajuan
kebudayaan. Tentu saja perlu menjadi arus utama dalam merawat semangat
bersama. Untuk itu diperlukan semacam ruang kreasi dan inovasi sosial bersama.
Dalam merayakan multi gagasan pemauan kebudayaan bisa di akomodir, di
kerjakan, saling mengapresiasi dan menumbuhkan keberlanjutan. Untuk ini bisa
saja pendekatan program inspirasi dan pengembangan kreatifitas di lakukan di
bidang kebudayaan.
10. Menumbuhkan optimisme dan harapan tentunya juga di perlukan kekuatan
melahirkan dampak perubahan. Untuk itu setelah pelaku subyek kebudayaan
jelas. Di perlukan strategi komunikasi untuk merawat energy bersama,
menumbuhkan program bersama dan memberikan apresiasi pada kerja-kerja
136 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
budaya yang berdampak. Bisa saja bentuknya adalah awarding, perluasan
jaringan, akses fasilitas public, dukungan promosi dan kampanye produk kreatif
pelaku. Serta skema lainnya yang sesuai dengan perkembangan zaman.
VIII LAMPIRAN
1. Surat Keputusan Bupati/Walikota tentang Tim Penyusun PPKD
2. Surat Keputusan Tim Penyusun PPKD tentang Pemilihan Koordinator
3. Notulensi-notulensi Forum Terbuka
4. Notulensi-notulensi Forum Diskusi Terpumpun
5. Dokumentasi Foto Kegiatan Penyusunan
6. Peraturan-peraturan yang Berkaitan dengan Kebudayaan
7. Peraturan-peraturan Berkaitan Kebudayaan yang Pernah Ada dan Sudah Tidak
Berlaku
Daftar Pustaka
- Basundoro, P. 2009. Dua Kota Tiga Zaman: Surabaya dan Malang Dari Kolonial
Sampai Kemerdekaan. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
- Cerita Rakyat Kota Mojokerto. Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Mojokerto.
Tanpa Tahun
- Direktori Produk Perundang-undangan Payung Hukum PPKD:
- Pembukaan UUD 1945 (alenea 4)- UUD 1945 Pasal 32 (1)- UU 5 TAHUN 2017 ttg Pemajuan Kebudayaan- PERPRES 65 tahun 2018, tentang Penyusunan Pokok Pikiran
Kebudayaan Daerah dan Strategi Kebudayaan
137 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019
- PERMENDIKBUD 45 tahun 2018, tentang Pedoman Penyusunan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah
- PERMENDIKBUD 46 tahun 2018, tentang Pedoman Pedoman Penyusunan Strategi Pemajuan Kebudayaan
- Kartodirdjo, Sartono, et.all: 700 Tahun Majapahit (1293 – 1993). Suatu Bunga
Rampai. Edisi Kedua. Dinas Pariwisata Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa
Timur, 1993
- KOTA MOJOKERTO DALAM ANGKA, 2018. Biro Pusat Statistik Kota Mojokerto.
- Kota Mojokerto dalam Lintas Hikayat dan Sejarah. Dinas Perpustakaan dan Arsip
Kota Mojokerto, 2017
- MASTERPLAN PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN Kota Mojokerto 2016 – 2020.
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto Tahun 2015
- MOLEONG, MA, Dr. Lexy J. “Metodologi Penelitian Kualitatif”. PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung, cetakan kesembilan, 1998
- Rochmadi, N. W. 2001. Kapita Selekta Otonomi Daerah. Malang: UM Press
- SEJARAH KOTA MOJOKERTO (1918-1942): Wiwik Yulianingsih (Alumni Mahasiswa
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang); Hariyono (Dekan dan Dosen
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang): Reza Hudiyanto (Dosen Fakultas
Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang).
http://jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelF72CF15C64FE791EF86364AF875
FF5E9.pdf
- Suwardi Endraswara, “Metodologi Penelitian Kebudayaan”. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta, cetakan kedua, 2006.
- Wignjosoebroto, S. 2005. Desentralisasi Dalam Tata Pemerintahan Kolonial Hindia-
Belanda: Kebijakan dan Upaya Sepanjang Babak Akhir Kekuasaan Kolonial di
Indonesia (1900-1940). Malang: Bayumedia.
138 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019