jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan...

192
POKOK PIKIRAN KEBUDAYAAN DAERAH KOTA MOJOKERTO Disusun Sesuai UU Nomor 5 Tahun 2017 Perpres Nomor 65 Tahun 2018 Permendikbud Nomor 45 Tahun 2018 1 Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Transcript of jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan...

Page 1: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

POKOK PIKIRAN KEBUDAYAAN DAERAHKOTA MOJOKERTO

Disusun Sesuai UU Nomor 5 Tahun 2017Perpres Nomor 65 Tahun 2018

Permendikbud Nomor 45 Tahun 2018POKOK PIKIRAN KEBUDAYAAN DAERAH KOTA MOJOKERTO

1 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 2: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

KATA PENGANTAR

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan

Kebudayaan mengamanatkan bahwa setiap Kabupaten/Kota sesuai dengan

kewenangannya wajib melakukan pencatatan dan pendokumentasian Objek

Pemajuan Kebudayaan yang kemudian disusun menjadi Pokok Pikiran Kebudayaan

Daerah (PPKD) dengan melibatkan masyarakat melalui para ahli yang memiliki

kompetensi dan kredibilitas dalam Objek Pemajuan Kebudayaan di

kabupaten/kota.

Hal ini berangkat dari suatu keyakinan bahwa keberagaman kebudayaan daerah

merupakan kekayaan dan identitas bangsa yang sangat diperlukan untuk

memajukan Kebudayaan Nasional Indonesia di tengah dinamika perkembangan

dunia. Bahwa untuk memajukan Kebudayaan Nasional Indonesia, diperlukan

langkah strategis berupa upaya Pemajuan Kebudayaan melalui Pelindungan,

Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan guna mewujudkan masyarakat

Indonesia yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan

berkepribadian dalam Kebudayaan. Sebagaimana di sebut dalam UUD 1945 pasal

32 ayat (1). Negara berkewajiban memajukan kebudayaan nasional.

PPKD Kabupaten/Kota menjadi dasar penyusunan dan dimuat dalam Pokok Pikiran

Kebudayaan Daerah provinsi; PPKD provinsi menjadi bahan dasar penyusunan

Strategi Kebudayaan; Sedangkan Strategi Kebudayaan menjadi dasar penyusunan

Rencana Induk Pemajuan Kebudayaan (RIPK). Dan Rencana Induk Pemajuan

Kebudayaan menjadi dasar penyusunan dan dimuat dalam rencana pembangunan

jangka panjang dan rencana pembangunan jangka menengah.

Objek Pemajuan Kebudayaan, sebagaimana dideskripsikan dalam UU No 5/Tahun

2017 meliputi 10 (sepuluh) aspek, yaitu Tradisi Lisan; Manuskrip; Adat Istiadat;

Permainan Rakyat; Olahraga Tradisional; Pengetahuan Tradisional; Teknologi

Tradisional; Seni; Bahasa; dan Ritus. Disamping itu juga dilengkapi dengan cagar

budaya sebagai salah satu faktor budaya di luar Objek Pemajuan Kebudayaan.

Berangkat dari landasan itulah maka kali ini Pemerintah Kota Mojokerto

menyusun PPKD meski dalam hitungan waktu terhitung agak terlambat dibanding

2 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 3: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

kota-kota lain yang sudah selesai tahun 2018 yang lalu. Meski demikian, tidak ada

kata terlambat sebab dokumen PPKD ini sangat penting sebagai pedoman

pembangunan kota Mojokerto sendiri khususnya dalam bidang kebudayaan.

Karena kebudayaan bukan hanya sesempit kesenian saja sebagaimana anggapan

banyak orang. Kebudayaan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan cipta,

rasa, karsa, dan hasil karya masyarakat.

Tentang petunjuk teknis. Tahapan, mekanisme dan semua hal-hal yang berkaitan

dengan proses pengerjaan studi dokumen PPKD. Telah menerapkan seperti yang

diatur dalam PERPRES 65 tahun 2018, tentang Penyusunan Pokok Pikiran

Kebudayaan Daerah dan Strategi Kebudayaan dan PERMENDIKBUD 45 tahun

2018, tentang Pedoman Penyusunan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah.

Dengan demikian maka dengan selesainya penyusunan PPKD Kota Mojokerto ini

dapat melengkapi dokumen lain yang sudah ada dan/atau juga dapat menjadi

acuan penyusunan dokumen lain yang saling terkait. Semuanya demi mewujudkan

semangat pemajuan Kebudayaan dan Visi Misi serta RPJMD Kota Mojokerto,

terkait membangun dengan memperhatikan budaya luhur wilayahnya.

SAMBUTAN WALIKOTA MOJOKERTO

3 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 4: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

DAFTAR ISI

1. Kata Pengantar

4 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 5: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

2. Sambutan Walikota Mojokerto

3. Daftar Isi

4. BAB I

4.1 Rangkuman Umum

5. BAB II – PROFIL KOTA MOJOKERTO

5.1. Tentang Kota Mojokerto

5.1.1 Letak dan Kondisi Geografis

5.1.2 Wilayah dan Karakteristik Alam

5.1.3 Kondisi Geografis

5.2 Latar Belakang Budaya

5.2.1 Corak Utama

5.2.2 Keragaman Budaya

5.3. Sejarah

5.3.1 Sejarah Singkat Budaya

5.3.2 Sejarah Singkat Wilayah Administratif

5.4. Peraturan Daerah Terkait Kebudayaan

5.4.1 Peraturan yang Masih Berlaku

5.4.2 Peraturan yang pernah ada dan sudah tidak berlaku

5.5. Ringkasan Proses Penyusunan PPKD

5.5.1 Tim Penyusun

5.5.2 Proses Pendataan

5.5.3 Proses Penyusunan Masalah dan Rekomendasi

5.5.4 Catatan Evaluasi atas Proses Penyusunan

6. BAB III - LEMBAGA PENDIDIKAN BIDANG KEBUDAYAAN

6.1 Lembaga Pendidikan Menengah Bidang Kebudayaan

6.2 Lembaga Pendidikan Tinggi Bidang Kebudayaan

7. DATA OBJEK PEMAJUAN KEBUDAYAAN

7.1 Manuskrip

5 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 6: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

7.2 Tradisi Lisan

7.3 Adat Istiadat

7.4 Ritus

7.5 Pengetahuan Tradisional

7.6 Teknologi Tradisional

7.7 Seni

7.8 Bahasa

7.9 Permainan Rakyat

7.10 Olahraga Tradisional

7.11 Cagar Budaya

8. DATA SUMBER DAYA MANUSIA KEBUDAYAAN DAN LEMBAGA

KEBUDAYAAN

8.1 Manuskrip

8.2 Tradisi Lisan

8.3 Adat Istiadat

8.4 Ritus

8.5 Pengetahuan Tradisional

8.6 Teknologi Tradisional

8.7 Seni

8.8 Bahasa

8.9 Permainan Rakyat

8.10 Olahraga Tradisional

8.11 Cagar Budaya

9. PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI

9.1 Permasalahan Dan Rekomendasi

9.1.1 Manuskrip

9.1.2 Tradisi Lisan

9.1.3 Adat Istiadat

9.1.4 Ritus

9.1.5 Pengetahuan Tradisional

6 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 7: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

9.1.6 Teknologi Tradisional

9.1.7 Seni

9.1.8 Bahasa

9.1.9 Permainan Rakyat

9.1.10 Olahraga Tradisional

9.1.11 Cagar Budaya

9.2. Upaya

9.3 Permasalahan Umum dan Rekomendasi Umum

LAMPIRAN

BAB I

7 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 8: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

4.1. RANGKUMAN UMUM

Nama Mojokerto selama ini identik dengan Trowulan yang dipercaya pernah

menjadi ibukota kerajaan besar Majapahit. Padahal nama Trowulan sekarang ini

hanyalah sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Mojokerto. Tetapi

kawasan Trowulan pada masa kejayaan Majapahit dulu meluas hingga menembus

daerah Jombang sekarang yang kemudian ditetapkan sebagai kawasan cagar

budaya.

Sedangkan Kota Mojokerto adalah sebuah wilayah kecil yang berada di lingkungan

kabupaten Mojokerto namun memiliki pemerintahan sendiri. Bahkan Kota

Mojokerto dengan keluasan hanya wilayah 16,47 Km² merupakan kota terkecil di

Indonesia. Kota Mojokerto juga dikenal dengan julukan Kota Onde-onde, karena

banyak industri Onde-onde yang sudah dikenal dimana-mana. Sejak zaman

Kerajaan Majapahit, kudapan onde-onde menjadi kuliner khas andalan Kota

Mojokerto.

Kota Mojokerto hanya terdiri dari 3 (tiga) kecamatan, tetapi dalam konteks

budaya tentu tidak terlepaskan dari pengaruh budaya Majapahit. Ada banyak

persamaan potensi objek pemajuan kebudayaan di Kota Mojokerto dan

Kabupaten Mojokerto, khususnya terkait dengan budaya peninggalan Majapahit.

Tetapi sebagaimana sebuah kota, kota Mojokerto memiliki objek pemajuan

kebudayaan yang tidak dimiliki oleh Kabupaten Mojokerto, dalam hal ini antara

lain berupa peninggalan kuno atau objek yang diduga cagar budaya bekas zaman

pendudukan Hindia Belanda.

Yang membedakan lagi, sebagai sebuah kota maka Mojokerto juga berkembang

kesenian modern dan kontemporer, tetapi dalam ketika yang sama juga masih

bertahan adat istiadat masyarakat Jawa sebagaimana yang hidup di pedesaan.

Kota Mojokerto menjadi tempat bertemunya berbagai kebudayaan yang beraneka

ragam. Peninggalan budaya Tionghoa juga masih berkembang dan hidup damai

dengan yang lainnya. Bahkan di kota Mojokerto inilah terdapat Museum Wayang

yang antara lain banyak memamerkan wayang-wayang Potehi yang notabene

merupakan budaya dari daratan China.

8 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 9: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Sementara itu Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas yang juga mengalir melewati

Kota Mojokerto ikut membentuk wajah budaya kota ini. Di sungai besar itulah

pada zaman dulu kapal-kapal berlayar ketika sungai masih menjadi sarana

transportasi yang utama. Lantaran sungai itu pula menjadikan Kota Mojokerto

merupakan kawasan subur sehingga dimanfaatkan untuk perkebunan tebu pada

zaman Belanda.

Alhasil Kota Mojokerto adalah sebuah habitat budaya yang unik. Modernisasi dan

hal-hal yang tradisional hidup berdampingan. Bangunan-bangunan modern dan

jalanan sibuk yang kadang macet di satu sisi tetapi di sisi lain masih ada kawasan

yang tetap bertahan dan dipertahankan sebagai sawah dan Ruang Terbuka Hijau

(RTH). Masih ada aktivitas di sawah beserta adat isiadat dan tradisinya

sebagaimana yang berlaku pada masyarakat desa.

Pemertahanan luasan lahan pertanian tersebut sudah dilindungi oleh peraturan

pemerintah kota untuk mencegah terjadinya pergeseran lahan dari agraris

menjadi non-agraris akibat pertumbuhan penduduk. Data BPS Kota Mojokerto

Tahun 2017 menyebutkan, tanah yang bukan sawah seluas 1.472,88 hektar, terdiri

dari 1.234,84 hektar digunakan untuk bangunan perumahan, halaman dan

pekarangan. Selebihnya adalah merupakan tegal, kebun, dan lainnya

Berangkat dari latar belakang yang kompleks itulah maka penyusunan Pokok

Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) Kota Mojokerto ini merupakan tantangan

tersendiri.

Penyusunan dokumen Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) dalam PPKD ini

dilakukan dengan cara:

- Menjaring opini dan masukan data dari para pemangku kepentingan dalam

Kelompok Diskusi Terpumpun (Focus Group Discussion) untuk mencatat dan

menginventarisasi permasalahan serta memertajam rumusan masalah.

- Melakukan studi pustaka terkait dengan sejarah dan budaya Kota Mojokerto,

baik dari literatur ilmiah maupun sumber-sumber formal di lingkungan

pemerintah Kota Mojokerto.

9 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 10: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

- Survey langsung di lapangan terkait Objek Pemajuan Kebudayaan di

lingkungan Kota Mojokerto

- Wawancara dengan seniman, budayawan, pemerhati sejarah dan para pihak-

pihak terkait.

- Diskusi intensif dengan anggota Tim Penyusun untuk menyusun hasil akhir

dan rekomendasi

Dengan demikian maka penyusunan PPKD ini dapat diselesaikan sebagai

dokumen penting bagi pemerintah Kota Mojokerto untuk dijadikan landasan

pembangunan bidang kebudayaan dan sekaligus melengkapi Masterplan

Pengembangan Kebudayaan Kota Mojokerto 2016 – 2020 yang sudah disusun oleh

Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Mojokerto.

BAB II

PROFIL KOTA MOJOKERTO10 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 11: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

5. 1. TENTANG KOTA MOJOKERTO

5.1.1. Letak dan Kondisi Geografis

Kota Mojokerto adalah salah satu dari 9 kota dan 28 kabupaten di wilayah

provinsi Jawa Timur. Kota ini terletak 50 km barat daya Surabaya. Secara

geografis, wilayah Kota Mojokerto berada di antara 7°33 LS dan 122°28′ ′ BT dengan ketinggian rata-rata adalah 22 meter di atas permukaan laut

(mdpl)dengan kondisi permukaan tanah agak miring ke Timur dan Utara

antara 0 – 3 %.

Kota Mojokerto memiliki luas wilayah 16,47 Km² atau 0,03% dari luas

wilayah Propinsi Jawa Timur. Hal ini menjadikan Kota Mojokerto sebagai

kota dengan luas wilayah terkecil di Jawa Timur, bahkan di Indonesia.

Dengan luas tersebut Kota Mojokerto memiliki batas-batas wilayah

sebagai berikut :

Sebelah Utara : Sungai Brantas

Sebelah Timur : Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto

Sebelah Selatan: Kecamatan Sooko dan Puri Kabupaten Mojokerto

Sebelah Barat : Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto

Hanya ada 3 (tiga) kecamatan di kota Mojokerto, yaitu: Magersari di

sebelah barat, Pajurit Kulon di sebelah timur, dan kecamatan Kranggan

berada di tengah-tengahnya, dimana masing-masing kecamatan terdiri

dari 6 (enam) kelurahan. Dari total 18 kelurahan tersebut terdiri dari 175

Rukun Warga (RW) dan 676 Rukun Tetangga (RT). Dengan catatan bahwa

Kecamatan Kranggan merupakan kecamatan baru yang terbentuk tahun

2016 berdasarkan Perda No. 17 Tahun 2016 yang diperkuat dengan Surat

Kemendagri No 138/2058/BAK tanggal 18 April 2016.

11 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 12: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Perbandingan Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Mojokerto

(Km2), 2017

Sumber: Kota Mojokerto dalam angka 2018 – Biro Pusat Statistik Kota

Mojokerto 2018

Secara topografis, wilayah Kota Mojokerto terletak pada ketinggian ±22

meter dari permukaan laut dan kemiringan tanah 0% – 3%. Dengan

demikian Kota Mojokerto mempunyai permukaan tanah yang relatif datar,

sehingga aliran sungai/saluran menjadi relatif lambat dan hal ini

mempercepat terjadinya pendangkalan yang pada akhirnya timbul

12 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 13: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

kecenderungan ada genangan pada berbagai bagian kota apabila terjadi

hujan.

Kota Mojokerto berada pada jalur transportasi regional lintas selatan yang

menghubungkan kota Surabaya – Yogyakarta hingga Bandung dan Jakarta.

Sebagai kota yang berbatasan langsung dengan Surabaya sehingga Kota

Mojokerto memiliki posisi strategis dalam mendukung kegiatan

pembangunan di Jawa Timur dan menjadi penyangga kegiatan ekonomi

dan pemerintahan bagi ibukota provinsi Jawa Timur.

Keterkaitan dengan kota Surabaya ini tergabung dalam akronim Gerbang

Kertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan

Lamongan). Secara regional Kota Mojokerto berperan utama sebagai

pusat aktivitas ekonomi dan jasa bagi wilayah belakangnya (hinterland)

yaitu Kabupaten Mojokerto, masyarakat di wilayah perbatasan Jombang,

Gresik, Sidoarjo dan Lamongan.

5.1.2. Wilayah dan Karakteristik Alam

13 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 14: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Secara Geologi/Lapisan batuan yang terdapat di Kota Mojokerto sebagian

besar merupakan seri batuan aluvium, Plistosen Fasies Sedimen dan

Alluvium Fasies Gunung Api. Jenis aluvium mendominasi di sebagian besar

wilayah di Kota Mojokerto seluas 902,16 Ha, Plistosen Fasies Sedimen

seluas 222,33 Ha terdapat di Kelurahan Gunung Gedangan dan

Kedundung, Alluvium Fasies Gunung Api seluas 393,79 Ha meliputi

Kelurahan Surodinawan, Miji, Prajuritkulon, Blooto, Mentikan, Kauman,

Pulorejo, Jagalan, Sentanan, Purwotengan dan Magersari.

Terdapat 2 jenis tanah di Kota Mojokerto yaitu Grumosol kelabu tua dan

Asosiasi aluvial kelabu dan aluvial coklat kekuningan. Jenis tanah Asosiasi

aluvial kelabu dan aluvial coklat kekuningan terdapat di Kelurahan

Mentikan, Kauman, Pulorejo, dan seluruh wilayah di Kecamatan Magersari

seluas 617,75 Ha. Sedangkan jenis tanah Grumosol cukup mendominasi

jenis tanah di Kota Mojokerto, luas wilayah yang memiliki jenis tanah

tersebut adalah 1.028,55 Ha terdapat di Kelurahan Meri, Gunung

Gedangan, Kedundung, Balongsari, Jagalan, Santanan dan seluruh wilayah

di Kecamatan Prajurit Kulon.

Kota Mojokerto memiliki temperatur udara maksimum 36,3 0C yang

terjadi pada bulan Nopember, dan minimum sebesar 19,7 0C yang terjadi

pada bulan Juni. Sedangkan kelembaban udara pada bulan Mei

mengalami tahap paling rendah sebesar 95%, sedangkan bulan-bulan

lainnya berkisar antara 97-100%. Pada tahun 2010 kecepatan angin

berkisar antara 3-6 knot.

Wilayah Kota Mojokerto secara keseluruhan masuk dalam Daerah Aliran

Sungai (DAS) Brantas yang merupakan wilayah sungai strategis nasional.

Berdasarkan Sub DAS, Kota Mojokerto masuk dalam Sub DAS Brantas Hilir

meliputi wilayah sebagian Kelurahan Gunung Gedangan, sebagian

Kelurahan Meri, sebagian Kelurahan Miji, Kelurahan Balongsari, Kelurahan

Jagalan, Kelurahan Sentanan, Kelurahan Purwotengah, sebagian

Kelurahan Mentikan, Kelurahan Kauman, Kelurahan Gedongan, Kelurahan

Magersari, Kelurahan Wates dan Kelurahan Kedundung.

14 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 15: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Keberadaan Sungai Brantas yang mengalir ke Kota Mojokerto juga

memiliki muatan sejarah tersendiri mengingat merupakan sarana

transportasi utama sejak masa Airlangga, Majapahit, Mataram Islam,

Japann, bahkan hingga abad ke-20 Kali Brantas menjadi jalur transportasi

hasil hutan dan pertanian. Dalam catatan sejarah Japan (Mojokerto tempo

doeloe) merupakan daerah pemasok kayu jati dalam jumlah besar yang

dimonopoli oleh Gubernur Jeneral Daendels pada tahun 1808 – 1809.

Sungai Brantas menjadi jalur transportasi utama sebelum diarahkan

menuju Surabaya melalui Kali Mas. Begitu pula kayu jati yang dijual ke

para pengusaha Jawa dan Cina di Tuban pasti melalui kawasan Sungai

Brantas.

Mengutip data dari RTRW Kota Mojokerto 2012 – 2032, Daerah Aliran

Sungai (DAS) di Wilayah Kota Mojokerto terdiri dari Sungai Brantas (11

kilometer), Sungai Brangkal (7.6km), Sungai Sadar (7.86 km), Sungai

Cemporat (1.87 km), Sungai Ngrayung (3.8 km), Watu Dakon (4.2 km) dan

Ngotok/Pulo (4.9 km).

Posisi Kota Mojokerto yang berada pada aliran Sungai Brantas membuat

kondisi tanah di Kota ini menjadi subur untuk dijadikan lahan pertanian

dan perkebunan. Terutama untuk tanaman padi dan tebu. Keberadaan

pabrik gula (PG) atau suiker fabriek (SF) pertama di Mojokerto diawali

dengan berdirinya SF Sentanen Lor, Kota Mojokerto pada tahun 1834. Jika

dihitung yang termasuk dalam wilayah kabupaten Mojokerto sekarang

terdapat setidaknya hingga akhir abad Ke-19 tercatat ada 12 PG yang

berdiri di wilayah Mojokerto. Hanya PG Gempol Kerep yang merupakan

satu-satunya pabrik gula yang tersisa saat ini.

Sebagai pusat produksi gula, secara tidak langsung menyebabkan arus

migrasi dalam Kota Mojokerto. Banyaknya pabrik gula yang ada di

berbagai distrik wilayah Mojokerto menyebabkan tersedianya lapangan

kerja sehingga menimbulkan arus migrasi tersebut. Pabrik-pabrik gula

tersebut menyerap tenaga kerja yang banyak, sehingga penduduk dari

kota lain banyak berdatangan ke Mojokerto. Penduduk asing seperti

15 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 16: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Eropa, Tionghoa dan Timur Asing banyak ditemui di kota ini. Pada awal

abad ke-19 jumlah warga Tionghoa di Mojokerto mencapai sekitar 10 %

(Gill, 1995:224).

5.1.3. Kondisi Demografis

Berdasarkan hasil dari Registrasi Penduduk Akhir Tahun 2017, Kota

Mojokerto mempunyai penduduk sebanyak 142.625 jiwa yang terdiri dari

penduduk laki-laki sebanyak 70.729 jiwa atau sebesar 49,59 persen; dan

penduduk yang berjenis kelamin perempuan adalah sebanyak 71.896 atau

sebesar 50,41 persen.

Besarnya jumlah penduduk di Kota Mojokerto dengan luas wilayah yang

sangat kecil akan menyebabkan kepadatan Kota Mojokerto menjadi

sangat tinggi, yaitu 8.660 penduduk per kilometer persegi (km2) di tahun

2017. Pada tahun 2017 wilayah yang mempunyai tingkat kepadatan

tertinggi adalah Kelurahan Mentikan, yaitu sebesar 39.974 jiwa per km2;

disusul oleh Kelurahan Miji sebesar 23.957 jiwa per km2; selanjutnya

Kelurahan Jagalan sebesar 19.181 jiwa per km2.

Dari jumlah penduduk di atas apabila dilihat secara kelompok umur, maka

struktur umur penduduk Kota Mojokerto adalah struktur umur muda yang

artinya jumlah penduduk usia muda yang terdiri dari usia remaja dan usia

produktif yang dominan, sedangkan untuk usia tua masih relatif. Struktur

penduduk menurut kelompok umur ini apabila digambarkan akan

berbentuk piramida.

16 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 17: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

5.2. LATAR BELAKANG BUDAYA

5.2.1. Corak Utama

17 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 18: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Dalam konteks kebudayaan provinsi Jawa Timur memiliki wilayah-wilayah

sub-etnis yang terdiri dari wilayah Arek, Mataraman, Madura,

Pandalungan, Using dan Tengger. Kalau mau dirinci lagi masih ada

kawasan subetnis Panaragan, Bawean dan Madura Kepulauan. Pembagian

yang dilakukan oleh Ayu Sutarto itu juga menyebut wilayah Samin, tetapi

belakangan masyarakat Samin menolaknya karena bagi mereka Samin itu

ajaran, bukan wilayah.

Kota Mojokerto termasuk dalam wilayah Arek, yang juga meliputi

Kabupaten Mojokerto, Jombang, Sidoarjo, Surabaya, sebagian Pasuruan,

dan Malang. Diantara ciri budaya di wilayah Arek adalah berkembangnya

nilai kesetaraan (egaliter), gaya bicara yang terbuka (blokosuto) dan

cenderung inklusif (terbuka). Nilai/norma yang mendasari nilai budaya

tersebut kentara dalam pergaulan sehari-hari di kalangan masyarakat dan

terekspresikan dalam sikap/perilaku maupun berbagai unsur kebudayaan

warga kota Mojokerto.

Dalam hal bahasa misalnya, masyarakat kota Mojokerto menggunakan

strata bahasa Jawa ngoko dan krama madya yaitu kulo (kata ganti orang

pertama), ndiko atau sampeyan (kata ganti orang kedua) dan tidak

mengenal kata panjenengan sebagai kata ganti orang kedua yang

termasuk strata krama inggil sebagaimana digunakan masyarakat

Mataraman atau Kulonan.

18 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 19: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Peta Wilayah Subetnis di Jawa Timur

Sumber: https://www.goodnewsfromindonesia.id/

Keterangan:

Madura Mataraman Arek Pandalungan

5.2.2. Keragaman Budaya

19 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 20: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Unsur religi memengaruhi wujud-wujud kebudayaan nilai/norma,

sikap/perilaku, dan wujud fisik budaya kota Mojokerto. Terjadi sinkretisme

antara praktek kepercayaan/religi dengan tradisi lokal yang kemungkinan

besar berasal dari era Majapahit atau sebelumnya. Misalnya tampak

dalam tradisi Bersih Desa atau Ruwah Desa, ritual menyambut kelahiran

bayi (neloni, tingkeban, pendhak pasar, slapanan, mudhun lemah), ritual

memeringati kematian (tahlilan, haul), kesenian tradisional (dibaan,

hadrah, terbangan, qasidah), ritual perkawinan (ruwah ngaturi, temu

manten, ngundhuh mantu, pendhak pasar), dan sebagainya.

Islam yang dipeluk oleh mayoritas warga Kota Mojokerto tampak

mendominasi warna berbagai praktek ritual/tradisi bernuansa Islam

namun praktek ritual/tradisi tersebut diduga telah ada sejak era sebelum

Islam.

Dalam hal kesenian, berbagai jenis kesenian, baik yang tradisional

maupun yang modern/kontemporer, diselenggarakan dalam kehidupan

masyarakat Kota Mojokerto dan semakin berkembang dari waktu ke

waktu. Namun sampai sekarang belum ada kesepakatan tentang kesenian

khas yang lahir dari Kota Mojokerto dan menjadi identitas kesenian

daerah. Ludruk yang menjadi salah satu ikon kesenian tradisional dan

tumbuh subur di kota Mojokerto bukanlah kesenian yang lahir dari kota

Mojokerto.

5.3. SEJARAH

5.3.1. Sejarah Singkat Budaya

Sebagian Kota Mojokerto termasuk dalam kawasan cagar budaya

sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan RI Nomor 260/M/2013 tertanggal 30 Desember 2013.

Dalam SK itu disebutkan bahwa kawasan Trowulan ditetapkan sebagai

satuan ruang geografis Kawasan Cagar Budaya Peringkat Nasional yang

merupakan bekas wilayah ibukota Mojopahit, sebuah kerajaan besar yang

menguasai Nusantara pada abad XII – XIV Masehi.

20 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 21: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Yang dimaksud Satuan Ruang Geografis Trowulan adalah tidak hanya

terbatas pada wilayah administratif Kecamatan Trowulan yang ada

sekarang melainkan meliputi kawasan seluas 92,6 kilometer persegi

dengan batas-batas sebagai berikut:

- Sebelah Barat : Sungai Gunting (Kec. Mojowarno dan Kec.

Mojoagung Kab. Jombang)

- Sebelah Timur : Sungai Brangkal (Kec. Jatirejo dan Kec. Sooko

Kab. Mojokerto serta Kec. Prajurit Kulon Kota Mojokerto).

- Sebelah Utara : Sungai Konto (Kec. Sooko Kab. Mojokerto dan

Kec. Prajurit Kulon Kota Mojokerto)

- Sebelah Selatan : Batas hutan KPH Jombang, jalan selatan Desa

Pakis dan Desa Tanggalrejo).

Dengan demikian wilayah administratif yang masuk dalam batas kawasan

cagar budaya tersebut terdiri dari 49 desa/kelurahan yang ada di 5

kecamatan di wilayah Kota Mojokerto, Kab. Mojokerto dan Kab. Jombang.

Wilayah Kota Mojokerto yang masuk dalam kawasan cagar budaya

peringkat nasional tersebut adalah Kelurahan Prajurit Kulon, Kelurahan

Surodinawan dan Kelurahaan Blooto, dimana ketiga berada di wilayah

kecamatan Prajurit Kulon. Sebenarnya secara administratif ada dua

kelurahan lagi yang sebagian wilayahnya masuk kawasan cagar budaya

tersebut adalah Kelurahan Mentikan (Lingkungan/Dusun Cakarayam Baru)

dan Kelurahan Pulorejo (Lingkungan/Dusun Balongcangkring).

Masuknya wilayah Kota Mojokerto dalam kawasan cagar budaya

membuktikan bahwa Kota Mojokerto dulunya adalah bagian dari

kawasan Ibukota Kerajaan Majapahit. Dengan kata lain dalam konteks

sejarah kebudayaan bahwa sesungguhnya kebudayaan di Kota Mojokerto

memiliki akar budaya dari warisan Majapahit.

Selain menjadi bagian dari Satuan Ruang Geografis Trowulan Kota

Mojokerto juga memiliki peninggalan-peninggalan dari zaman kolonial

21 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 22: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Belanda yang memiliki nilai sejarah. Misalnya saja, Ir. Soekarno, ternyata

pernah meninggalkan jejak sejarah di kota Mojokerto, yakni pernah

tinggal di sebuah rumah di sekitar kawasan Sekarsari, Kota Mojokerto.

Proklamator Republik Indonesia itu tinggal di sana sekitar selama 4-5

tahun. Bung Karno lalu disekolahkan di sekolah Belanda yang kini jadi SMP

Negeri 2 Mojokerto.

5.3.2. Sejarah Pemerintahan

Sejarah Kota Mojokerto dapat dilacak sejak masih bernama Japan bahkan

sebelum kerajaan Majapahit berdiri. Setelah kerajaan Majapahit

dideklarasikan maka Sumenep menjadi bagian dari Majapahit meski

bukan termasuk wilayah sejenis negara bagian dari kerajaan Majapahit

pada masa itu. Dalam literatur sejarah Sumenep disinggung nama Japan

dan kisah Joko Tole atau Raden Arya Kuda Panoleh, cucu Adipati

Sumenep, Wakung Rukyat, yang bergelar Saccadiningrat I. Alkisah

Jokotole memenangkan sayembara pembuatan pintu gerbang Majapahit

yang kemudian diperintah Raja Majapahit menaklukkan kerajaan

Blambangan. Setelah menang, Joko Tole diberi hadiah dengan dinikahkan

salah satu puteri Raja Majapahit, yaitu Ratna Dewi Maskumambang.

Namun hal ini ditentang oleh Sang Patih sehingga beralih dinikahkan

dengan puterinya yang lain yang tidak sejelita sebelumnya, yaitu Dewi

Ratnadi. Joko Tole kembali ke Sumenep dan diangkat menjadi Adipati

Saccadiningrat II. Sedangkan Ratna Dewi Maskumambang dihadiahi

wilayah Japan dengan gelar Ratu Japan yang membawahi wilayah

Sumenep.

Keberadaan Japan sebagai sebuah kadipaten juga dapat dilacak dari

legenda Jaka Sambang yang hidup di masa Jaka Tingkir menjadi Sultan

Pajang atau pada masa akhir kerajaan Demak hingga penguasa kerajaan

Pajang, Sultan Adiwijaya meninggal dunia (1549-1583 M). Waktu itu Japan

terbagi dua wilayah yaitu Japan Kulon dan Japan Wetan.

22 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 23: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Selanjutnya, dalam perjanjian Giyanti tahun 1755 menyebutkan wilayah

Mataram dibagi menjadi dua yaitu Kasunanan Surakarta dan Kasultanan

Yogyakarta. Atas dasar pembagian tersebut, wilayah Japan (Mojokerto)

dan Wirosobo yang masuk dalam wilayah Mataram juga terbagi

peruntukannya. Wilayah Japan (Mojokerto) untuk Kasultanan Yogyakarta

dan Wirosobo (Mojoagung) untuk Kasunanan Surakarta.

Perjanjian lainnya antara Hamengku Buwana III dan Gubernemen Inggris

(Raffles) menyatakan bahwa Sultan menyerahkan Japan dan beberapa

lainnya ke Inggris. Pada masa pemerintahan Raffles, Sunan Surakarta dan

Sultan Yogyakarta bersekutu untuk melawan Inggris namun mengalami

kegagalan. Sebagai hukumannya Sunan Surakarta dipaksa untuk

menyerahkan daerah Wirosobo, Kedu, Pacitan dan Blora kepada Inggris.

Setelah pemerintah Inggris meninggalkan Indonesia tahun 1816 masa

pemerintahannya beralih ke Belanda. Pada masa ini wilayah Wirosobo

dan Japan disatukan kembali dengan Kabupaten Japan beralih menjadi

Mojokerto dengan Wirosobo didalamnya.

Terdapat beberapa pendapat tentang perubahan nama Japan menjadi

Mojokerto. Pendapat tersebut diantaranya dikemukakan oleh R.A.A

Kromodjojo Adi Negoro dan J.F Niermeyer. R.A.A Kromodjojo Adi Negoro

menyebutkan bahwa nama “Mojo” berasal dari nama desa Mojojejer dan

didasarkan pada keserasian nama sesuai dalam Besluit no. 14/ 1838,

tanggal 12 September 1838. Lain halnya J.F Niermeyer menyebutkan kata

“Japan” kurang tepat untuk semangat kerja karena berarti “malas” dan

akhirnya mengalami perubahan menjadi Mojokerto. Hal ini dimaksudkan

sebagai penyemangat etos kerja di bidang pertanian/ perkebunan dan

efisiensi administrasi pemerintahan.

Mojokerto dikenal sebagai nama sebuah Kabupaten sejak beberapa tahun

lalu tepatnya berdasarkan keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda

pada tanggal 12 September 1838 No. 14 tentang perubahan Kabupaten

Japan menjadi Mojokerto. Adanya pergeseran nama Japan menjadi

23 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 24: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Mojokerto tentunya terjadi pergeseran pusat pemerintahan. Japan

merupakan sebuah desa yang berada sekitar ± 3 km sebelah selatan

Mojokerto (kini) dan termasuk dalam wilayah kecamatan Sooko, namun

berdasarkan data sejarah nama Japan sudah disebutkan dalam bukunya

Raffles tahun 1817 “History of Java”. Selain Raffles, beberapa pakar

sejarah seperti Schrieke, de Graaf dan Soekanto mengidentikkan Japan

sebagai toponim Mojokerto. Salah satu sumber sejarah yaitu Kitab

Negarakrtagama pupuh XVII/ 10 baris 1 menyebutkan bahwa Japan

merupakan tempat pertama yang disinggahi raja Majapahit Hayam Wuruk

dalam perjalanannya ke Lamajang, menyinggahi beberapa tempat di Jawa

Timur dan tercatat ditemukannya banyak asrama dan candi. Ini berarti

Japan pernah dijadikan sebagai tempat para pendeta dan menunjukkan

kedudukannya sebagai kota lama dan pernah menjadi pusat administrasi

kabupaten Japan. Dihubungkan dengan berdirinya kerajaan Majapahit

oleh Raden Wijaya melalui pembukaan kawasan hutan “Tarik/ Trik”,

kemungkinan sudah adanya Japan sebagai wilayah pedukuhan kecil yang

akhirnya berkembang menjadi perkotaan dan sebuah kerajaan besar

Majapahit.

Bahkan pada masa sebelum Majapahit diperkirakan telah ada pemukiman

seperti yang tertuliskan pada beberapa prasasti yang menyebutkan

adanya pemukiman di sebuah desa tidak jauh di sebelah barat Desa Tarik.

Disebutkan pula Calon Arang mengerjakan kegiatannya di kubur Lemah

Abang yang terletak dekat Trowulan. Pada masa berikutnya yaitu pada

masa perjuangan kemerdekaan, Mojokerto dan Mojoagung masih

berperan penting sebagai basis pertahanan terhadap agresi militer

Belanda. Terlepas dari perubahan nama Japan atau Mojokerto, terbukti

bahwa Kota Mojokerto sekarang merupakan bagian dari Japan di masa

silam berkembang sebagai pusat administrasi pemerintahan.1

Menurut catatan Wolter Robert Baron van Hoevel yang memulai ekspedisi

ke Jawa, Madura dan Bali tahun 1847, nama Mojokerto merupakan

1https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjatim/sejarah-kabupaten-mojokerto/

24 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 25: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

gabungan dari kata “Mojo” yang berarti nama buah di lokasi

pendeklaasian kerajaan Majapahit dan kata “kerto” yang berarti indah,

berkilauan. Pengubahan nama itu guna menghapus pencitraan

masyarakat Japan yang dianggap pemalas oleh penguasa kerajaan Demak.

Saat berkunjung ke Mojokerto Van Hoevell bertemu dengan Bupati

Mojokerto dan menanyakan alasan pengubahan nama tersebut. Bupati

menjelaskan bahdia dia mengutip cerita tutur yang berkembang di

masyarakat waktu itu tentang nama Japan, yang berarti lambat dan malas.

Pada masa pemberlakuan sistem cultuurstelsel, Kota Mojokerto beserta

kota yang lainnya termasuk dalam Karesidenan Surabaya, yang juga

meliputi Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Gresik, Kabupaten Jombang

dan Kabupaten Sidoarjo.

Pembentukan Pemerintah Kota Mojokerto diawali melalui status sebagai

staadsgemente, berdasarkan Undang-undang Desentralisasi dari

Gubernur Jendral Hindia Belanda J. Van Limburgstirum dengan staatblad

Nomor 324 Tahun 1918 tanggal 20 Juni 1918. Undang-undang tersebut

lahir tahun 1903 sebagai awal dari munculnya pemerintahan gemeente.

Pada waktu itu otonomi daerah disebut dengan desentralisasi yang

diberlakukan oleh pemerintah Hindia Belanda. Desentralisasi itu timbul

karena adanya dorongan yang kuat dari orang-orang Eropa yang berada di

daerah dan ingin mengambil alih sebagian wewenang dari pusat untuk

dilimpahkan ke daerah.

Gemeente dalam bahasa Belanda berarti suatu kota dengan struktur

administrasi yang otonom. Istilah ini mempunyai makna lain yaitu

masyarakat desa, ketika dikaitkan dengan istilah Inlandsche Gemeente.

Fungsi dan struktur administrasi masa Hindia Belanda yang tertinggi

dipegang oleh Gubernur, kemudian Bupati, Wedana dan Lurah. Otonomi

daerah merupakan sebuah kebijakan yang sarat dengan cerminan

pelimpahan wewenang dan penyerahan wewenang dari pemerintah pusat

ke pemerintah daerah. Wewenang tersebut diberikan kepada daerah

25 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 26: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

untuk melaksanakan fungsi-fungsi publik dan politik, kewenangan untuk

mengelola dan memanfaatkan berbagai sumberdaya serta melibatkan

sumberdaya yang ada di wilayahnya dalam berbagai kegiatan publik dan

politik. Jadi otonomi daerah bukan hanya bersifat vertikal, namun juga

horizontal (Rochmadi, 2001:7).

Keluarnya Undang-undang Desentralisasi memiliki implikasi yang amat

besar terhadap kota-kota di Indonesia (Basundoro, 2009:268). Pemberian

status otonom kepada daerah dilakukan di kota-kota yang memenuhi

syarat. Syarat-syarat tersebut antara lain adanya sumberdaya manusia

yang dinilai mampu untuk membentuk suatu dewan yang bisa menyusun

anggaran pemerintahan dan mengelolanya secara rasional. Dengan syarat

seperti itu, maka hanya kota-kota dengan komposisi penduduk Eropa yang

cukup signifikan yang bisa diberi status otonom. Karena mereka dianggap

memiliki kematangan politik yang cukup untuk dapat dipercaya mengurusi

kepentingan daerahnya sendiri (Wignjosoebroto, 2005:29).

Jumlah penduduk Eropa yang cukup banyak di Mojokerto menyebabkan

pembangunan sarana fisik di Kota ini. Pembangunan-pembangunan

tersebut sebenarnya diperuntukkan untuk kepentingan penduduk Eropa,

tetapi penduduk

Bumi Putra dan penduduk asing lainnya juga ikut merasakan dampak dari

pembangunan tersebut. Pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah

kota meliputi pembangunan jalan, perbaikan kampung, pembangunan

pasar serta pembentukan dinas-dinas kota. Dinas-dinas tersebut antara

lain dinas kebersihan dan kesehatan, dinas pemakaman, dinas

pemungutan pajak dan lain-lain.

Pada masa Pemerintahan Pendudukan Jepang Mojokerto berstatus Sidan

diperintah oleh seorang Si Ku Cho dari 8 Mei 1942 sampai dengan 15

Agustus 1945. Pada zaman revolusi 1945 - 1950 Pemerintah Kota

Mojokerto dalam pelaksanaan Pemerintah menjadi bagian dari

Pemerintah Kabupaten Mojokerto dan diperintah oleh seorang Wakil Wali

26 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 27: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

kota disamping Komite Nasional Daerah. Daerah Otonomi Kota Kecil

Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950,

tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai Kota Praja

menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957.

Setelah dikeluarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 Kota Praja

Mojokerto berubah menjadi Kotamadya Mojokerto. Selanjutnya berubah

menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto berdasarkan Undang-

Undang Nomor 5 Tahun 1974. Kemudian dengan adanya Undang-Undang

Nomor 22 Tahun 1999, tentang Pemerintahan Daerah, Kotamadya Daerah

Tingkat II Mojokerto seperti Daerah-Daerah yang lain berubah

Nomenklatur menjadi Pemerintah Kota Mojokerto.

Namun demikian sebetulnya penetapan Hari Jadi Kota Mojokerto baru

dilakukan melalui Surat Keputusan (SK) Wali Kota Madya Mojokerto No.

HK.66 tahun 1982, yang secara hukum posisinya masih dibawah Peraturan

Daerah (Perda) dimana saat itu kursi wali kota diduduki oleh HR

Mochammad Samiudin. Keputusan ini sebetulnya masih gamang sebab

memahami keberadaan wilayah tidak hanya dilihat dari kapan

pemerintahannya ada tetapi juga dapat diukur dari kapan peradaban di

wilayah tersebut ada walaupun masih di bawah kekuasaan pemerintahan

lain.

5.4. Peraturan Daerah Terkait Kebudayaan

4.4.1. Peraturan yang masih berlaku

- PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 60 TAHUN 2014

TENTANG PENGURUS DEWAN KESENIAN KOTA MOJOKERTO yang

berakhir masa kepengurusannya per tanggal 1 Juli 2019.

- PERATURAN DAERAH NOMOR 17 TAHUN 2019, TENTANG

PENGELOLAAN CAGAR BUDAYA

- KEPUTUSAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR

188.45/320/417/111/2019 s/d No. 188.45/320.6/417.111/2019

27 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 28: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

TENTANG PENETAPAN BANGUNAN CAGAR BUDAYA PERINGKAT KOTA

( SDN Purwotengah I & II , SMPN I , SMPN 2, Denkesyah, Klenteng,

Gereja Katolik Paroki Santo Yosef, Gereja GBIP )

- KEPUTUSAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR

188.45/320.7/417.111/2019 TENTANG PENETAPAN SITUS CAGAR

BUDAYA PERINGKAT KOTA (Kantor Detasemen Korem 082 )

4.4.2. Peraturan yang pernah ada dan sudah tidak berlaku

5.5. Ringkasan Proses Penyusunan PPKD

5.5.1. Tim Penyusun

Dr. PONIMIN M. Hum.

Lahir di Jombang 02-02-1965, Doktor Penciptaan Seni

Pascasarjana ISI Yogyakarta ini menjadi staf pengajar di

Universitas Negeri Malang (UM). Pernah mengenyam

pendidikan di jurusan Kriya SMSR Yogyakarta dan jurusan

seni Kriya FSRD ISI Yogyakarta. Kini beralamat di studio

“Kreasi Kriya Nusantara” Jl. Martorejo No. 65, RT. 03 RW.02,

Areng-areng Dadaprejo Junrejo Batu Malang. No. Hp.

081334691576. E-mail: [email protected], blog:

Ponimic.blogspot.com.

Kegiatan Kajian Seni dan prestasi seni yang pernah diraihnya

antara lain: Menulis buku berjudul, Desain dan Teknik

Berkarya Kriya Keramik, penerbit Lubuk Agung, Bandung

2010; Menulis Buku berjudul : Keramik Kendi: Tradisi,

Produksi, dan Inovasi Artistik. Penerima Award Program

Learning University Award UM 2012 bidang Sosial,

Humaniora, dan seni. Penerima penghargaan 13 besar dosen

berprestasi tingkat Nasional 2011; Dosen Berprestasi I

Universitas Negeri Malang; Penghargaan “ Certificate of

28 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 29: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Excellene In Conducting Ceramic Workshops’” program Delhi

Blue Trust Pottery New Delhi 2017 India.

Pameran dan workshop keramik diselenggarakan dan

diikutinya di berbagai negara dan aktif berkarya Seni dalam

proyek seni wisata, aktif sebagai tutor/fasilitator

Pengembangan Industri kreatif Khususnya bidang Kriya kota

dan kabupaten di kawasan Jawa Timur yang didanai Dinas

Perindustrian/Perdagangan propinsi Jawa Timur dan LP2M

UM sejak 1996 sampai sekarang.

Arif Subekti, S.Pd., M.A. Pengajar Universitas Negeri Malang

(UM) ini masih tinggal di Klaten, Jawa Tengah, tepatnya di

Gang Masjid, RT/RW 003/006, Tegalrejo, Kecamatan Ceper.

Menyelesaikan pendidikan sarjana jurusan sejarah di UM,

dilanjutkan S-2 di Universitas Gadjah Mada jurusan yang

sama, pernah mengikuti Summer School Program in Southeast

Asian Studies juga peserta Summer School Program in

Southeast Asian Studies, dengan tema “(In)congruities

between Nation, State, and Civil Society”, kerjasama

University Sains Malaysia, Humboldt-Universität zu Berlin, dan

Universitas Gadjah Mada. Pengalaman dalam pendidikan dan

pengajaran dalam bidang Filsafat Sejarah, Sejarah Sosial,

Sejarah Indonesia Kontemporer, Otonomi dan Hegemoni,

Sejarah Hubungan Internasional, Revolusi dan Modernisasi.

Pernah melakukan penelitian Pengembangan Bank Video

Berbasis Kehidupan Masyarakat Masa Prasejarah Sebagai

Media Pembelajaran Mandiri Sebagai Media Pembelajaran

Mandiri

Henri Nurcahyo

Lahir di Lamongan, 22 Januari 1959, berpengalaman dalam

dunia tulis menulis, pernah menjadi wartawan sejumlah

29 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 30: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

media massa, penulis lepas dan akhirnya mengkhususkan diri

menulis buku berbagai macam topik, khususnya seni budaya.

Pernah menjadi juara Lomba Karya Tulis sebanyak 10

(sepuluh) kali, mendapatkan Penghargaan Seni Budaya

Gubernur Jawa Timur sebagai Penggerak Kesenian bidang

penulisan. Aktivitas terakhir sebagai Sekretaris Umum Asosiasi

Tradisi Lisan (ATL) Jawa Timur, Ketua Komunitas Seni Budaya

BranGWetaN, inisiator Pusat Konservasi Budaya Panji dan

menjadi staf pengajar luar biasa mata kuliah Kajian Panji di

Universitas PGRI Adibuana (Unipa) Surabaya.

Ridho Saiful Ashadi, SH.

Lahir di Surabaya 4 Agustus 1977. Alumni Fakultas Hukum

Universitas Widyagama Malang. Sejak tahun 2001 memiliki

minat dan gairah terbaik di ruang kepedulian sosial

kemasyarakatan, lingkungan, Seni budaya dan pemberdayaan

masyarakat perdesaan. Aktifitasnya berkontribusi pada

program peningkatan kapasitas. Menjadi peneliti beberapa

kajian bidang sosial budaya di Cerah Institute (2008-2014).

Pendiri perusahaan Inovasi Sosial yang bernama Yayasan

Inovasi Sosial Indonesia (2014). ISI foundation fokus pada

pengembangan kapasitas, berkontribusi pada perubahan

sosial, mengembangan penelitian praktis dan strategis, serta

mengelola pertemuan secara kreatif. Secara inovatif, sejak

2010 sedang menumbuhkan beberapa inisiatif perubahan

sosial bersama komunitas Lingkar Inspirasi Dolanan Indonesia

(LIDI). Untuk terus menerus mendata, mengkaji, mereplikasi

dan menumbuhkan jaringan pelaku pelestari permainan

rakyat dan olahraga tradisional.

Setahun terakhir secara aktif mempopulerkan Elingpiade

(eling permaine dewe), Mojotirto Festival (hari air sedunia

30 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 31: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

dengan muatan lokalitas di Kota Mojokerto), serta menjadi

Creative Consultan pada even Mojospekta Drama Kolosal

Babagan Mojopahit 1 tahun 2019. Penelitian 2016-2019 yang

di lakukan diantaranya adalah : “Peluang Pengakuan

Masyarakat Hukum Adat Sendi, Pacet Mojokerto. Serta pada

tahun 2019 terlibat sebagai salah satu ahli dalam penelitian

nasional bertema Ekonomi Nusantara yang di insiasi Eksekutif

NAsional WALHI di 8 Provinsi Indonesia.”.

Selain ketrampilan penelitian, fasilitasi pertemuan

berdampak, cak ipoel (panggilan akrab) juga sering diminta

menjadi narasumber terkait pengembangan kapasitas

bertema khusus di bidang sosial budaya, lingkungan hidup,

pendidikan, permainan tradisional dan pengembangan

komunitas kreatif. Kegiatan terakhir yang di kerjakan adalah

diminta menjadi konsultan kreatif Mojospekta 2019 pemkot

Mojokerto. Selain menjadi produser, juga menjadi

inisiatorseni pertunjukan Babad Klasik, yang di kerjakan

melalui Drama Kolosal Babagan I Majapahit.

II.2.2 Proses Pendataan

Tahapan kegiatan ini diawali dengan tahap persiapan tim peneliti,

pembuatan dan penetapan metodologi studi dan pembagian

peran, penggalian data primer dan sekunder, tabulasi data,

reduksi data, menganalisis data, perumusan simpulan dan

rekomendasi. Kemudian mendokumentasikan seluruh rangkaian

proses pelaksanaan kegiatan menjadi sebuah dokumen dan yang

mudah dibaca dan menjadi sumber rujukan pembuatan Strategi

Pemajuan Kebudayaan dan Program Kerja Tahunan Pemerintah

Kota Mojokerto ;

31 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 32: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Dari proses ini juga dapat diketahui ketersediaan sumberdaya

potensi apa saja dari para pihak pemangku kepentingan untuk

pemajuan kebudayaan. Tentunya seluruh temuan perlu dicek

apakah sesuai dengan semangat VISI dan MISI Walikota

Mojokerto dan Dokumen RJMD Kota Mojokerto.

Adapun rincian tahapan tersebut meliputi:

Tahap pertama. Koordidasi tim, pembuatan instrumen, untuk

mengumpulkan data primer dan data sekunder berupa format

wawancara, daftar pertanyaan, tabel isian data dokumen kajian

lapangan. Instrumen penelitian juga berupa peralatan perekam

data visual dan non visual yang digunakan untuk mengumpulkan

data serta analisisnya.

Proses pendataan PPDK Kota Mojokerto dilakukan dengan

menggunakan beberapa tahapan dan penyebaran kuisioner

penggalian informasi. Tahapan tersebut adalah pengumpulan data

sebagai analisis data dasar yang dikerjakan untuk digunakan

dalam mengukur potensi keunggulan dan potensi persoalan.

Tahap kedua melakukan pengumpulan atau penjaringan data

dengan para pemangku kepentingan di Disporabudpar dan OPD

terkait yang memiliki Dokumen Program terkait pemajuan

Kebudayaan. Penjaringan data menggunalkan metode observasi,

wawancara terstruktur dan nonterstruktur, dan dokumentasi.

Data berupa data verbal dan data visual terkait dengan aspek

aspek kebudayaan yang telah ditetapkan.

Pengumpulan data dalam PPKD ini dilakukan dengan

pengumpulan dokumen, wawancara mendalam (indepth

interview), diskusi group fokus, dan pengamatan lapangan. Data

yang dikumpulkan data primer dan data sekunder.

Data-data sekunder yang diperlukan antara lain, jenis, cakupan

objek, periode dan manfaat/kegunaan. Data sekunder tersebut

32 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 33: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

akan dinilai dari laporan tertulis, baik yang sudah terpublikasikan

maupun yang belum terpublikasi. Selanjutnya untuk mengetahui

pemahaman capaian manfaat dan dampak program maka akan

dikumpulkan dan dianalisis oleh tim ahli yang tergabung dalam

pelaksana tim ahli penyusunan PPKD dan Tim Teknis.

Untuk melengkapi data-data objek dan subjek pemajuan

kebudayaan maka tim peneliti diperlukan pula data mengenai

bagaimana data-data informasi pendukung dari mulai Dinas,

hingga kecamatan dan Kelurahan. Yang digunakan sebagai dasar

untuk menetapkan target pencapaian program maupun indikator

keberhasilan program.

Tahap ketiga melakukan tabulasi dan reduksi data yang telah

terkumpul untuk dikaji/ direview, tentang data yang mana dan

yang bagaimana untuk dapat dikaji dan dipetakan dalam bagian

kebijakan pemajuan kebudayaan kota Mojokerto.

Tahap keempat. Melakukan kajian hasil temuan di lapangan

adalah melakukan pendalaman data mereview seluruh data yang

sudah terinduksi untuk dimaknai sebagai temuan penelitian ini.

Selain itu proses pelaksanaan review (kajian) dikaitkan dengan

dokumen perundang-undangan serta produk legislasi daerah yang

berkaitan dengan pemajuan kebudayaan. Proses analisis dengan

mengkompilasi hasil temuan, dokumentasi temuan fakta dari

observasi, serta wawancara penanggungjawab bidang budaya,

menyusun hasil analisis dan mensistematikakan dokumen

menjadi laporan awal dan akhir yang di dalamnya terdapat hasil

analisis beserta rekomendasi.

Setelah data sekunder dipelajari, maka evaluasi capaian program

menggunakan pendekatan kualitatif dilakukan dengan melakukan

interview kepada stakeholder, pengamatan di lapangan dan Focus

Group Discussion (FGD). Stakeholder yang dimaksud adalah pihak-

33 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 34: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

pihak yang dianggap dapat mempengaruhi dan atau menentukan

kebijakan program Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata, antara lain

pejabat struktural di SKPD, mitra program, instansi pemerintah,

Lembaga Swadaya Masyarakat, masyarakat dan tokoh

agama/adat/masyarakat.

Wawancara mendalam yang telah ditanyakan kepada informan

didasarkan atas instrumen yang berupa pedoman wawancara

(guideline inteview). Selanjutnya untuk lebih detail pertanyaan

akan dikembangkan oleh pewawancara sesuai dengan kondisi

permasalahan dan keadaan di lapangan. Tujuan dari wawancara

mendalam untuk mendapatkan bagaimana pandangan dan

pemahaman program dan dampak program terhadap keadaan

ekonomi dan sosial masyarakat serta keadaan lingkungan

sekitarnya.

Sedangkan penggalian informasi dengan melalui Fokus Group

Discussion (FGD) bertujuan untuk mendapatkan bagaimana

program ini dirasakan oleh masyarakat serta apa permasalahan

dalam masyarakat. Pengamatan di lapangan dilakukan untuk

melakukan cross check terhadap aktivitas dan hasil program di

masyarakat. Penerima manfaat adalah orang-orang yang dipilih

dengan pertimbangan a) mengetahui permasalahan sesuai

dengan bidangnya, b) keterwakilan wilayah sektoral Kota

Mojokerto (Kecamatan Prajurit Kulon, Kecamatan Magersari,

Kecamatan Kranggan). FGD juga dilakukan pada bukan penerima

manfaat untuk melalukan cross check informasi dari sisi

masyarakat yang tidak memiliki kepetingan. Dengan demikian

diharapkan informasi yang didapat dari FGD menjadi lebih akurat.

Tahap keempat adalah melakukan penyimpulan hasil analisis data

ragam atau unsur kebudayaan di wilayah Mojokerto yang menjadi

fokus kajian untuk dapat direkomendasi terhadap pemangku

kepentingan.

34 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 35: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Dengan keempat tahap di atas, harapannya diperoleh data dan

informasi penting lainnya. Bagaimana nilai strategis objek

kebudayaan, manfaat program, profil kelompok utama pelestari

dan pelaku pemajuan kebudayaan, serta fungsi peran, serta

relasi-relasi efektif antara Dinas terkait dengan target capaian

bidang pemajuan kebudayaan terealisasi di lapangan.

Penyusunan laporan

Penyusunan laporan ini memperhatikan dari proses penelitian

dan kajian dokumen. Dimana ada beberapa aspek penting yang

menjadi perhatian. Diantaranya adalah terkait norma, komitmen

kebijakan, dokumen strategis yang berhubungan dengan

pencapaian program Pemajuan Kebudayaan.

Informan

Informan indepth interview(wawancara mendalam) dalam

metode kualitatif terdiri dari unsur:

1. Stakeholder yang mewakili masyarakat suatu wilayah atau

komunitas di dalam masing-masing site, antara lain tokoh agama,

tokoh masyarakat, tokoh sosial, tokoh perempuan, tokoh Pemuda

(termasuk Karang Taruna), dan ketua kelompok suatu program

inisiatif pemajuan kebudayaan.

2. Yang mewakili personal aktif di bidang budaya dan pelaksana

program di masing-masing isu dan bidang yang menjadi bidang

tugasnya.

3. Yang mewakili mitra sosial program adalah kelompok masyarakat

yang bekerjasama untuk menjadi pelaksana teknis.

4. Yang mewakili unsur Pemerintah Daerah yang terdiri dari Kepala

Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas

Pendidikan, Bappeko, Dinas Arsip dan Perpustakaan, Kecamatan,

Kelurahan dan pengelola sanggar seni budaya.

35 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 36: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Peserta FGD adalah tim ahli dan tim teknis di tiap-tiap

bidang (pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial budaya termasuk

infrastruktur). FGD dilakukan satu kali untuk tim ahli dan satu kali

untuk tim teknis di masing-masing group.

Kriteria peserta yang dipilih sebagai adalah unsur reseprentasi

kewargaan (Komunitas, pelaku penumbuh dan pembakti objek

kebudayaan) yang memiliki pengetahuan tentang pemajuan kebudayaan,

mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik, dan bukan

ketua kelompok. Untuk pertimbangan keterwakilan wilayah maka

diupayakan mempertimbangan wilayah merata dari seluruh Kota

Mojokerto. Sebagai informasi pengontrol, FGD dilakukan juga terhadap

nonpenerima manfaat program (NPM). Informan tersebut sangat

diperlukan dalam mendapatkan keseimbangan informasi, hasil dan

dampak program Pemajuan Kebudayaan dan penguatan pelaku

kebudayaan.

Kriteria penetapan nonpelaku pemajuan kebudayaan adalah

masyarakat yang tidak menerima manfaat program baik secara langsung

maupun tidak langsung dalam program pemajuan kebudayaan, bukan

tokoh masyarakat, mengetahui program dan memertimbangkan

keterwakilan wilayah. Kelompok NPM antara lain guru, RT, PPL, PNS, dll.

Penggalian informasi dan data menggunakan beberapa tahapan

dan kuisioner kualitatif terhadap obyek kebudayaan, pelaku kebudayaan,

sarana prasarana dan potensi persoalannya yang ada di Kota Mojokerto.

Tahapan tersebut adalah pengumpulan data sebagai bahan analisis

didalam melakukan penyusunan dokumen PPKD dan analisas potensi

persoalan di beberapa tahun mendatang.

36 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 37: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Tabel 1. Metode dan Jumlah Informan di Masing-masing Group

Wilayah

Informan

Wilayah dan Jumlah Informan

Kec

Prajurit

Kulon

Kec

Kranggan

Kec

Magersari

Lingkungan Komunitas

Non Seni

Budaya

Indepth Interview

OPD 2 2 2 2

Kecamatan 4 4 4 4 4

Kelurahan 4 4 4 4 4

Komunitas 1 1 1 1 1

Penerima

Manfaat

Program

3 3 3 6 6

Diskusi Grup Fokus

Tim Ahli 4 4 4 4 4

Tim Teknis 11 11 11 11 11

Jumlah 29 29 29 29 29

Kategori tokoh informal terdiri dari tokoh masyarakat pengurus kampung,

tokoh agama, tokoh lingkungan sosial, tokoh perempuan dan tokoh pemuda.

Sedangkan kategori mitra adalah penerima manfaat dalam bentuk individu

maupun kelompok seperti Sanggar Seni, Pelaku Budaya, dan Lembaga

Kebudayaan. Kategori pemerintah adalah yang mewakili pemerintah mulai dari

tingkat Kelurahan, Kecamatan dan Kota (dinas pemuda olahraga beserta jajaran

struktur birokrasinya, termasuk Liponsos).

37 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 38: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Tabel 1. Metode dan Jumlah Informan di Masing-masing Group

Wilayah

Informan

Wilayah dan Jumlah Informan

Kec

Prajurit

Kulon

Kec

Kranggan

Kec

Magersar

i

Lingkungan Komunitas

Non Seni

Budaya

Indepth Interview

OPD 2 2 2 2

Kecamatan 4 4 4 4 4

Kelurahan 4 4 4 4 4

Komunitas 1 1 1 1 1

Penerima

Manfaat

Program

3 3 3 6 6

Diskusi Grup Fokus

Tim Ahli 4 4 4 4 4

Tim Teknis 11 11 11 11 11

Jumlah 29 29 29 29 29

Kategori tokoh informal terdiri dari tokoh masyarakat pengurus kampung,

tokoh agama, tokoh lingkungan sosial, tokoh perempuan dan tokoh pemuda.

Sedangkan kategori mitra adalah penerima manfaat dalam bentuk individu

maupun kelompok seperti Sanggar Seni, Pelaku Budaya, dan Lembaga

Kebudayaan. Kategori pemerintah adalah yang mewakili pemerintah mulai dari

38 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 39: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

tingkat Kelurahan, Kecamatan dan Kota (Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan

dan Pariwisata beserta jajaran struktur birokrasinya, termasuk Liponsos).

FOKUS PENDATAAN dan KUISIONER PENELITIAN

UNTUK MEMPERDALAM TEMUAN/ANALISIS

PENDATAAN INFORMASI PENYUSUNAN PPKD

PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO

IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Alamat :

Kecamatan :

Profesi :

No. Telp/Hp :

Kategori Narasumber :

39 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 40: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Tanggal Wawancara :

Pewawancara :

II.2.3. Proses Penyusunan Masalah dan Rekomendasi

II.2.4 Catatan Evaluasi atas Proses Penyusunan

III. LEMBAGA PENDIDIKAN BIDANG KEBUDAYAAN

III.1. Lembaga Pendidikan Menengah Bidang Kebudayaan

III.2. Lembaga Pendidikan Tinggi Bidang Kebudayaan

IV DATA OBJEK PEMAJUAN KEBUDAYAAN

No Jenis Objek Pemajuan

Kebudayaan

Jumlah Jenis

1. Manuskrip 9

2. Tradisi Lisan 25

3. Adat Istiadat 29

4. Ritus 14

5. Pengetahuan Tradisional 9

6. Teknologi Tradisional 20

7. Seni 26

8. Bahasa 7

9. Permainan Rakyat 42

10. Olahraga Tradisional 14

11. Cagar Budaya 19

Total 265

40 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 41: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

IV.1 Manuskrip

IV.2 Tradisi Lisan

IV.3 Adat Istiadat

IV.4 Ritus

IV.5 Pengetahuan Tradisional

IV.6 Teknologi Tradisional

IV.7 Seni

o IV.7.1 Seni Lukis

o IV.7.2 Seni Patung

o IV.7.3 Seni Tari

o IV.7.4 Seni Teater

o IV.7.5 Seni Musik

- Orkes Keroncong

- Karawitan

o IV.7.6 Seni Sastra

o IV.7.7 Seni Tradisi

- Bantengan

- Campursari

- Jaranan

- Ludruk

- Qasidah/Musik Islami

- Reyog Ponorogo

- Wayang Kulit

IV.8 Bahasa

IV.9 Permainan Rakyat

IV.10 Olahraga Tradisional

41 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 42: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

IV.11 Cagar Budaya

FORM IDENTIFIKASI

Obyek & Subyek Kebudayaan

I. OBYEK KEBUDAYAAN

A. TRADISI LISAN

No. CERITA / KISAH

TENTANG APA(Sejarah Desa atau Tempat Tertentu, Tokoh, Legenda,

Punden, Pusaka, Pesan Kebajikan, Sungai, Hewan,

Pohon, Makanan, Dll)

SIAPA yang masih

menuturkan, kapan

dituturkan & dimana

Kekuatan pesan pentingnya

(isi cerita) dan maknanya

1. PANDANSARI (ASAL

MULA KEDUNGSARI)

Dari : Buku Cerita

Rakyat Mojokerto

Penulis : Onny Trio Froni

YD

Diterbitkan : Kantor

Perpustakaan dan Arsip

Kota Mojokerto

Sudah ada upaya

membukukan dalam

bentuk literasi di

kantor Perpustakaan

Kota Mojokerto

Pentingnya pengendalian

diri dan mengendalikan

emosi.

Kisah singkatnya mengenai

sepasang kekasih bernama

Pandansari, anak juragan

kaya, dengan pembantunya

yang bernama Surohandiko,

atau dipanggil Cak Soro.

Sang Juragan tidak setuju,

maka Pandansari dijodohkan

dengan lelaki kaya. Namun

menjelang hari pernikahan

Pandansari melarikan diri

menyusul kekasihnya yang

sudah tinggal di hutan

42 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 43: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

karena diusir. Sang Juragan

menyusulnya, Soro dihajar,

Pandansari berusaha

menolongnya keduanya

tercebur di danau. Keduanya

meninggal dunia. Sejak itu

daerah danau (kedung)

tersebut dinamakan Kedung

Soro. Tapi karena makna

kata Soro berarti susah

maka diganti Kedungsari.

2. ASAL MULA NAMA

MAJAPAHIT

Dari : Buku Cerita

Rakyat Mojokerto

Penulis : Onny Trio Froni

YD

Diterbitkan : Kantor

Perpustakaan dan Arsip

Kota Mojokerto

Mirip dengan yang

diceritakan dalam

sejarah terbentuknya

Kerajaan Majapahit.

Ketika kerajaan Singhasari

diserang pasukan Gelang-

gelang yang berpusat di

Kediri, Raja Kertanegara

dibunuh, maka Raden

Wijaya melarikan diri

bersama pengikutnya hingga

ditolong oleh Arya Wiraraja

dari Sumenep. Raden Wijaya

diminta menghamba ke Raja

Jayakatwang di Kediri, dan

kemudian dipercaya

menyiapkan lahan

perburuan di hutan Tarik. Di

sinilah pengikut Raden

Wijaya memakan buah Maja

yang ternyata pahit rasanya.

Karena itulah kelak Raden

Wijaya menamakan daerah

itu Majapahit.

3. ASAL MULA Mirip dengan yang di Pentingnya berbagi dengan

43 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 44: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

KELURAHAN GUNUNG

GEDANGAN

Buku Cerita Rakyat

Mojokerto

Penulis : Onny Trio Froni

YD

Diterbitkan : Kantor

Perpustakaan dan Arsip

Kota Mojokerto

ceritakan para

informan

sesama.

Kisah seorang juragan kaya

raya namun pelitnya luar

biasa. Kebun pisangnya yang

luas tak pernah dibagikan

hasilnya ke tetangga, hanya

disimpan di gudang hingga

menggunung. Suatu ketika

sang juragan sakit keras,

dalam mimpinya didatangi

orang tua yang berpesan

agar suka beramal. Maka

keesokan harinya semua

pisangnya diamalkan ke

tetangga. Sejak saat itulah

desa tersebut dinamakan

Gunung Gedang (gedang

artinya pisang).

4. BAJUL KROMAN

(MISTERI DI KALI

BRANTAS)

Buku Cerita Rakyat

Mojokerto

Penulis : Onny Trio Froni

YD

Diterbitkan : Kantor

Perpustakaan dan Arsip

Kota Mojokerto

Ditambah sumber cerita

lisan

Sampai sekarang

masih diceritakan oleh

warga kampung

setempat sehingga

warga tidak berani

bermain-main Kali

Brantas.

Penyesalan tidak mematuhi

nasehat orang tua.

Cerita tentang buaya di Kali

Brantas yang dapat

menjelma menjadi manusia,

bahkan pernah buwuh ke

rumah warga yang punya

hajat dengan membawa

uang yang terbuat dari

kuningan.

5. ASAL MULA

KELURAHAN MERI

Mirip dengan yang di

kisahkan beberaoa

Pentingnya usaha dan kerja

keras untuk meningkatkan

44 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 45: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Buku Cerita Rakyat

Mojokerto

Penulis : Onny Trio Froni

YD

Diterbitkan : Kantor

Perpustakaan dan Arsip

Kota Mojokerto

informan dan warga

meri

kesejahteraan.

Kisah singkatnya perihal asal

mula penduduk setempat

yang memelihara itik.

Sedemikian banyaknya itik

tersebut karena banyak

yang bertelur dan menjadi

itik-itik kecill, yang dalam

bahasa Jawa disebut Meri

(bunyi “e” dalam tebu).

Sejak saat itu kampung itu

dinamakan Meri.

6. JUM’AT LEGI (KISAH

MISTERI DI KALI

BRANTAS)

Mirip dengan yang di

ceritakan Mbah Man

yang asli Pulorejo.

Bahwa kawasan hilir

sungai yang menjadi

perjumpaan dua atau

tiga sungai memang

salahsatu wilayah yang

di sukai oleh para

“penunggu” ekosistem

sungai.

Mengingat untuk selalu

mendahulukan ibadah

sebagai kewajiban

beragama.

Kisah tentang seorang

pemuda yang lalai

melaksanakan sholat Jumat

meski sudah diingatkan

isterinya, namun lebih

memilih mencari ikan pada

hari Jumat Legi. Padahal

mereka pasangan pengantin

baru yang belum genap

sepasar (lima hari). Pemuda

itu akhirnya terjerembab

dalam sungai yang ternyata

di dalamnya disambut oleh

banyak orang, disuguhi

makanan serba enak. Tapi

dia menolak makan meski

45 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 46: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

dipaksa sehingga tahu-tahu

petir menyambar dan

mendapati dirinya

tergeletak di tepi sungai.

Maka sejak itu masyarakat

percaya bahwa Jumat Legi

adalah hari keramat.

7. THOK THOK UGEL

Buku Cerita Rakyat

Mojokerto

Penulis : Onny Trio Froni

YD

Diterbitkan : Kantor

Perpustakaan dan Arsip

Kota Mojokerto

Jangan menjadi orang yang

malas dan serakah.

Thok Thok Ugel adalah nama

julukan seorang jejaka tua

yang malas. Kalau berjalan

tengkuknya (jithok, Jawa)

geleng-gelen (ugel-ugel).

Harta kekayaan almarhum

ibunya dihabiskan tanpa sisa

hingga dia kelaparan namun

tak seorangpun mau

menolongnya. Maka dengan

terpaksa dia memakan buah

Lo yang sejatinya memang

tak bisa dimakan. Maka

tenggorokannya terasa

sakit, gatal, dan dia minum

air sungai hingga perutnya

sangat besar, air sungaipun

habis. Ikan-ikan dan

penghuni sungai resah,

maka mereka berusaha

mematuk perut pemuda itu.

Setelah berulangkali

berusaha akhirnya berhasil,

46 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 47: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

sehingga air sungai normal

dan Thok Ugel sembuh serta

menyadari sifatnya yang

malas.

8. DONGENG BURUNG

SIHTERE

Buku Cerita Rakyat

Mojokerto

Penulis : Onny Trio Froni

YD

Diterbitkan : Kantor

Perpustakaan dan Arsip

Kota Mojokerto

Barang siapa menggali

lobang pasti akan

terperosok ke dalamnya.

Ceritanya, seorang janda

bernama Darmini dengan

dua puteri dan satu anak

angkat bernama Setyowati.

Perlakuan Darmini kepada

mereka sangat berbeda,

terutama kepada anak

tirinya yang bernama

Setyowati.

Suatu ketika salah satu

anaknya, Asih namanya,

meminjam kalung milik

Setyowati dengan maksud

tak mengembalikannya.

Namun malam harinya,

Darmini masuk ke kamar,

mencekik Setyasih, dan

mengambil kalungnya,

tanpa tahu bahwa itu Asih.

Anaknya sendiri. Mayat Asih

yang dikira Setyowati itu

lantas dibuang ke Kali

Brantas. Selang beberapa

waktu kemudian, begitu dia

tahu Setyowati masih hidup,

47 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 48: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Darmini sangat menyesal.

Dia berlari-lari di tepi sungai

memanggil-manggil nama

anaknya” “Asiiih kintiiir. Asih

Kintiiir”. (KIntir, hanyut

dalam bahasa Jawa). Saat

itulah ada burung yang

menirukan suara Darmini

“Sihtereee…..” Maka burung

itu dinamakan Burung

Sihtere.

9. SABUK ALU (ASAL

MULA KELURAHAN

PRAJURIT KULON)

Buku Cerita Rakyat

Mojokerto

Penulis : Onny Trio Froni

YD

Diterbitkan : Kantor

Perpustakaan dan Arsip

Kota Mojokerto

Ada yang berbeda

dengan cerita yang

beredar di

masyarakat. Kata

“Balong”

diterjemahkan sebagai

tulang, padahal arti

sebenarnya rawa-

rawa. Tulang adalah

Balung, bukan Balong.

Demikian pula makna

kata Cangkring, itu

nama pohon.

Perhatikan cerita

lainnya di bawah

perihal asal usul desa

Balongcangkring.

Kegigihan dan nilai

patriotisme para prajurit.

Cerita ringkasnya mengenai

prajurit Mataram di

Mojokerto yang dipimpin

orang sakti bernama Sabuk

Alu melawan Belanda.

Lokasi pertempuran yang

hebat itu sekarang

dinamakan Tempuran.

Prajurit Mataram terdesak,

lantas mundur ke hutan

belantara yang ternyata

tidak bisa dilihat oleh

pasukan Belanda. Ini berkat

kesaktian Sabuk Alu yang

disebut Njayeng, sehingga

tempat itu kemudian

dinamakan Jayeng. Giliran

pasukan Mataram balas

menyerang sehingga tulang

48 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 49: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

belulang berserakan dan di

kemudian hari dinamakan

Balongcangkring. Pasukan

dibawah pimpinan Sabuk

Alu terus mendesak Belanda

dan untuk mengenang

heroisme para prajurit

tersebut daerah itu

dinamakan Prajurit Kulon.

10. ASAL MULA GUNUNG

PENANGGUNGAN

Buku Cerita Rakyat

Mojokerto

Penulis : Onny Trio Froni

YD

Diterbitkan : Kantor

Perpustakaan dan Arsip

Kota Mojokerto

Hidup tolong menolong dan

menyayangi sesama.

Cerita singkatnya mengenai

seorang gadis yang

membenci dan suka

menyiksa burung kutilang

sampai suatu ketika burung-

burung itu membalasnya

hingga gadis itu jatuh sakit

parah. Ayah si gadis

bermimpi bahwa yang bisa

menyembuhkannya adala

1001 burung kutilang. Maka

dia meminta bantuan

seluruh penduduk untuk

mengumpulkannya dengan

imbalan akan menanggung

hidup mereka selama tiga

purnama. Nah dari kata

“menanggung” itulah lantas

dipakai menjadi nama

49 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 50: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

gunung Penanggungan.

11. WATU BLOROK

Buku Cerita Rakyat

Mojokerto

Penulis : Onny Trio Froni

YD

Diterbitkan : Kantor

Perpustakaan dan Arsip

Kota Mojokerto

Hendaklah hidup rukun

dengan saudara.

Cerita ringkasnya adalah

perihal seorang abdi keraton

yang diperintahkan mencari

pusaka kerajaan yang hilang.

Setelah bertahun-tahun

mencari pusaka itu tetap

tidak ditemukan, malah abdi

tersebut lupa dengan

tugasnya, dan menikah di

perantauan hingga

mendapatkan dua anak.

Nah, dua anaknya inilah

yang kemudian tanpa

sengaja disabda menjadi

batu karena bertengkar.

12. NYI GONGSA

Buku Cerita Rakyat

Mojokerto

Penulis : Onny Trio Froni

YD

Diterbitkan : Kantor

Perpustakaan dan Arsip

Kota Mojokerto

Kasih ibu sepanjang jalan,

kasih anak sepanjang galah.

Dikisahkan seorang wanita

bernama Nyi Gongsa

memiliki keahlian membuat

gong meneruskan almarhum

suaminya. Suatu ketika gong

pesanan kerajaan yang

sudah diselesaikan ternyata

tidak diambil oleh

pemesannya. Maka Nyi

Gongsa meminta puterinya

datang ke keraton untuk

50 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 51: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

memberi tahukan hal itu.

Ternyata anak tersebut tidak

kembali. Nyi Gongsa sedih,

berulangkali memanggil

puterinya dengan menabuh

gong itu setiap hari sampai

penduduk hapal kebiasaan

tersebut. Sampai suatu

ketika penduduk heran

karena tidak terdengar

bunyi gong, ternyata Nyi

Gongsa meninggal dunia

dengan posisi tertelungkup

di lantai dan tangannya

masih memegang pemukul

gong. Kisah ini kemudian

dihubungkan dengan nama

dusun Karang Gongsa desa

Padi kecamatan Gondang

yang sebetulnya termasuk

wilayah kabupaten

Mojokerto. Di tempat itulah

terdapat makam Ki Gangsa

dan isterinya.

13. KERIS KYAI SENGKELAT

Buku Cerita Rakyat

Mojokerto

Penulis : Onny Trio Froni

YD

Diterbitkan : Kantor

Perpustakaan dan Arsip

Kota Mojokerto

Kader pemuda yang tangguh

dan rela membela negara.

Seorang pemuda bernama

Jaka Supa, anak pembuat

keris ternama, suatu ketika

menjaga keraton

menggantikan ayahnya.

51 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 52: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Tiba-tiba muncul sebuah

keris melayang-layang

mengobarkan api. Jaka Supa

melemparkan kerisnya yang

bernama Kyai Sengkelat dan

kedua keris itu bertempur

dengan akhir kemenangan

Kyai Sengkelat. Dengan

kemenangan ini maka

wabah pagebluk yang

melanda kerajaan langsung

punah. Kembali ke sedia

kala.

14. AMUKTI PALAPA

Buku Cerita Rakyat

Mojokerto

Penulis : Onny Trio Froni

YD

Diterbitkan : Kantor

Perpustakaan dan Arsip

Kota Mojokerto

Seperti yang tersebut

di berbagai naskah

sejarah, novel sejarah,

juga kakawin Gajah

Mada.

Kerja keras menyatukan

nusantara.

Yang diceritakan dalam

dongeng ini sangat mirip

dengan sejarah munculnya

Gadjah Mada terpilih

sebagai Mahapatih

Majapahit yang kemudian

mengucapkan sumpahnya

yang terkenal itu: Sumpah

Palapa.

15. Cerita Makam Mbah

Derpo

Zaman Belanda Kelurahan Gunung

Gedangan

16. Cerita legenda

SUMOLEPEN

Bpk. Durajak

(Sumolepen)

Sumo = Nama Orang

Lepen = Sungai

52 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 53: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

17. BALONGCOK Sebuah cerita pintas

yang perlu di dalami

dengan para

narasumber lainya.

Sudah ada sejak zaman

sebelum datangnya penjajah

Belanda. Mbah Selo adalah

orang pertama yang

menempati kampung

Balongcok. Kata balong

sendiri adalah bermakna

tempat wadah air yang tidak

terlalu besar tapi juga tidak

sangat kecil. Bisa berbentu

memanjang maupun

bundar.

Dikisahkan bahwa mbah

selo adalah sworang yang

dilimpahi kekuatan yang

berbeda dengan orang

kebanyakan. Selo sendiri

dalam bahasa jawa kuno

berrarti Batu.

Memang dulunya ada

sebuah batu besar sebagai

penanda di tempat dia biasa

beraktifitas.

18. Asal Usul

Balongcangkring

Masih diingat oleh

orang-orang tua di

kampung, khususnya

Pak Slamet (57 tahun)

Kata Balongcangkring

berasal dari nama pohon

Cangkring, banyak durinya.

Pada zaman dulu kalau ada

bayi pupak puser (lepas

53 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 54: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

pusar) dipasangi pandan dan

tangkai dan daun cangkring

di depan rumahnya. Balong

artinya genangan air,

semacam rawa atau

Kalimati.

19. GEMBONGSARI Tempat para petani

berkumpul

Membahas genangan air

20. Asal Usul Kelurahan

Jagalan

Masih diiingat oleh

warga kampung,

khususnya yang tua-

tua

Dulu ada di kampung ini ada

Tempat Pemotongan

Hewan, masyarakat

setempat menyebutnya

belehan, tepatnya di Jalan H.

Nawawi, kemudian pindah

ke Jalan Mpu Nala. Dulu ada

Dinas Pembantaian.

21. PUTRI CEMPO Zaman Mojopahit Sejarah

22. MAKAM MBAH

BANJAR

Trenggilis RW II Dayang / punden

23. MBAH JIMAT Kemasan Dari mojopahit

24. MBAH KERTOWONGSO Trenggilis RW 01 Punden

25.

Kelurahan Kedundung

54 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 55: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

25

.

Cerita makam Mbah

Samsudin yang dikenal

“Mbah Carowo”

Beliau yang babat alas

desa Randegan

Pada masa itu desa

Randegan masih berupa

alas

Mbah Samsudin pada

saat babat alas dibantu

oleh Mbah Rewok dan

Mbah Jagung.

Selang berjalannya

waktu, akhirnya beliau

dan pembantu

penyebar agama Islam

tersebut meninggal

Di era milenial ini

makam Mbah Corowo

mendapat perhatian

khusus dari Pemerintah

Daerah

PADA ZAMAN PURBA,

diceritakan secara

menular. Melalui

turun temurun.

Yang menuturkan

sampai saat ini adalah

sesepuh desa

randegan (Bpk.

Kumaidi)

Zaman itu jaman

banyak warga yang

belum menganut

agama Islam

Berkat kesabaran dan

keuletan akhirnya

banyak warga yang

mulai menganut

agama Islam.

Sampai saat ini berkat

bimbingan Mbah

Samsudin (Mbah

Corowo) desa

Randegan merupakan

daerah santri (kaum

Islami).

Perhatian pemerintah

diwujudkan dengan:

- Terbangunnya

gapura Mojopahit

tahun 2018

- Pagar Mojopahit

Mbah Carowo merupakan

saudara tua dari Troloyo

Trowulan sekaligus saudara

dari Sunan Ampel yang ada

di Surabaya

Sampai saat ini makam ini

banyak dikunjingi

masyarakat umum dalam

kota maupun luar kota

Berkat beliau membimbing

warga untuk menganut

agama Islam

Akhirnya Mbah Samsudin

berhasil dalam misi Islamnya

yaitu menyebarkan agama

Islam.

Keberhasilan

pengembangan Islam yang

luar biasa sehingga 100%

warga Desa Randegan

memeluk agama Islam.

Dan saat ini makam tersebut

banyak dikunjungi dari

peziarah dari kalangan

umum

55 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 56: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

tahun 2019

- Pagar keliling dan

pendopo di atas

petilasan

-Paving di area makam

B. MANUSKRIP

No. BENTUK MANUSKRIP PENJELASAN

SEJARAH,

ISI DAN MAKNA

SIAPA YANG MERAWAT

SEKARANG & DIMANA

1. Kitab Fatkhul Mu’in Pedoman dalam

berperilaku baik

KH Rofi’i di Pondok

Assolichiyah Penarip Kota

Mojokerto

2. Kitab Fiqih at Thasul Pedoman dalam

berperilaku yang baik

KH Rofi’i di Pondok

Assolichiyah Penarip Kota

Mojokerto

3. Kitab Ma’danul Ma’lum

Ful Malakut

KH Rofi’i di Pondok

Assolichiyah Penarip Kota

Mojokerto

4. Kitab Sejarah Ulama

Abil Lays

KH Rofi’i di Pondok

Assolichiyah Penarip Kota

Mojokerto

5. Kitab Sorof Kuno Tata bahasa penulisan

dalam membaca kitab

kuning

KH Rofi’i di Pondok

Assolichiyah Penarip Kota

Mojokerto

6. Kitab Sorof Kuno Tata bahasa dalam

membaca kitab

KH Rofi’i di Pondok

Assolichiyah Penarip Kota

56 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 57: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

kuning Mojokerto

7. Tembang Syair Jawa

Pegon

Tembang yang

menceritakan ajaran

perilaku yang baik

KH Rofi’i di Pondok

Assolichiyah Penarip Kota

Mojokerto

8. Cotrul Ghois (Sejarah

Ulama)

Sejarah ulama KH Rofi’i di Pondok

Assolichiyah Penarip Kota

Mojokerto

9. Surat KH Hasyim Asyary

kepada ayah KH Rofi’i

Surat pribadi KH

Hasyim Asyari kepada

ayah KH Rofi’i

KH Rofi’i di Pondok

Assolichiyah Penarip Kota

Mojokerto

C. ADAT ISTIADAT

NO NAMA BENDA

BENTUK/POSISI/KONDISI

( makna bagi Masyarakat)

DAN SIAPA YANG MERAWAT

1 Pusaka kawasan yang

berbentuk situs dan putukan

keramat

Lingkungan Kedungsari. Lumpang Bolong.

Lingkungan Gunung Gedangan – Situs Nyi Dewi

Pandan Sari

Lingkungan Tenggilis – Kelurahan Mblooto

Lingkungan Pulokulon – Kelurahan Pulorejo

Lingkungan Sabuk – Kelurahan Prajurit Kulon

Lingkungan Cinde – Kelurahan Prajurit Kulon

57 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 58: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Lingkungan Sekar Putih – Kelurahan Kedundung

Lingkungan Miji – Mbah Batu Putih, belkang RS

Rekso Waluyo

2 Bentuk pilihan busana khas

adat

Baju Motif

Sembong Motif

Udeng Motif

Selendang Motif

Sarung [model]

3 Peninggalan benda gerabah

alat rumah tangga sebagai ciri

perabotan

Masih ditemukan lumpang Batu

4 Alat/metode berladang,

bertani, dan berkebun,

menyusuri di kawasan

sungai/perairan

Cikaran

Petengan

5 Makam leluhur, putuk, punden,

situs yang ditinggikan

masyarakat

Situs Watu Bolong berupa lumpang batu yang

diibaratkan sebagai sosok perempuan dan

alunya dipisah di daerah Tarik. Berlokasi di

makam umum Kedungsari. Pada zaman dulu di

musim kemarau bila penduduk ingin

mendatangkan (meminta) hujan maka lumpang

dan alu disatukan. Pada saat tertentu juga

diadakan acara sedekah bumi.

MAKAM MBAH SELO

Yang merawat Mbah Wari,

Lokasi Balongsari.

58 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 59: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Ada ( Punden Makam )

(Mbah Surojo) (Mbah Dermo)

Lokasi Gunung Gedangan

6 Mata air, sungai/kedung dan

jenis kawasan yang diyakini tak

terpisahkan dengan leluhurnya

Ada 3 macam makam leluhur

Mbah Corowo, Mbah Jagung, Mbah Rewok.

Di area makam ada sumur tua yang dipakai

untuk kebutuhan aktivitas beliau (pembabatan

alas pada masa itu).

Lokasi : Kelurahan Kedundung.

8 Bahasa penyebutan untuk hal-

hal khusus terkait musim dan

cuaca

- Rendeng dan Ketigo.

- Angin Lesus.

- Tandur

- Panen

- Ngelep

- Ngerabuk

- Dadak

- Matun

Bancaan Keleman : membuat jajan pasar, pleret,

klanting sebagai sajian untuk bersyukur.

Bancaan Panen : Metik. Membuat tumpeng.

Melalui kegiatan “wiwit”, memulai panen yang

kali pertama. Sambil membawa “cok bakal”

berupa merang dan kemenyan dibakar di tiap

pojok sawah.

Di Lingkungan Gedangan – Kelurahan Gunung

Gedangan.

D. RITUS

NO JENIS PENGETAHUAN MANFAAT DAN MAKNA SIAPA DAN DI

MANA LOKASINYA

59 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 60: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

1 Sebutan dan tatacara

mengumpulkan forum

pertemuan

“Minggon” sebuah rembug

kesehatan, kuliner, arisan dan

berbagai fungsi sosial

kemasyarakatan

Ibu-ibu di

Lingkungan

Kemasan.

Barikan (Mauludan 17-an) HUT

Kota.

Silaturahmi

Semua RW.

Kelurahan Wates

2 Jenis resep masakan

“taste kuliner” khas,

bisa untuk jualan dan

dimasak setahun sekali

atau di momen tertentu

- Nasi Jamu, yaitu nasi

dengan berbagai

macam sayur (oseng

daun dan bunga

pepaya, oseng ontong,

oseng pare, dll)

Manfaat: menjaga

kesehatan badan

- Jajan Bolot

Jajan tradisional terbuat

dari tepung beras

warna warni yang

dibentuk pecut, jamur,

orang-orangan, dll

ditusuk lidi dan

ditancapkan di batang

daun pisang (gedebog)

- Pencipta: Pak Pri- Lokasi: Jl. Hayam

Wuruk

- Lokasi:Gedongan/Purwotengah

3 Jenis minuman seduhan

tertentu yang

terwariskan secara

turun temurun

Wedangan

(wedang Teh, Wedang Jahe,

Kopi tubruk, Angsle, Skoteng,

Ronde, dll)

Hamper masih

banyak di jumpai

yang bisa di

kampung-kampung

60 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 61: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

4 Ramuan tanaman

obat/jamu tradisional

yang masih bisa dibuat

sendiri

Jamu kencur, sinom, kunyit

asam dan bahan empon-

emponanserta rempah.

Perkumpulan Hawa

5 Dukun bayi, dadah bayi

(pijat bayi)

Kalau untuk persalinan sudah

tidak lagi masyarakat ke dukun

bayi. Tetapi ketika “ndadah”

(pijat khusus untuk bayi yang

lahir diatas selapan (40 hari).

Masih ada yang biasa membawa

ke dukun pijat bayi.

Tidak banyak yang

bisa. Jika tidak ada

di sekitar wilayah

kota, kadang ke

Desa yang ada di

wilayah Kabupaten

lainnya.

6 Cara menangani anak

purik/terkena virus

gatal, tubuh panas,

kesurupan

Keahlian khusus, untuk

mengatasi dan membantu kaum

ibu

Wates RW. 2 (Sdr.

Joko)

Bancang 1 (Sdr.

Bastomi)

7 Mengenali tanda-tanda

perubahan musim

Bediding. Seuatu istiah yang

masih bisa d ijumpai ketika di

musim kemarau yang baru di

mulai, biasanya di tandai

dengan naiknya suhu dingin di

kala malam dan menjelang pagi

hari. Padahal siang harinya

cuaca tetap sangat terik.

Hal ini juga di tandai dengen

beberapa jenis pohon yang

mulai berbunga.

Kemampuan

menuturkan

pengetahuan ini

tidak banyak di

kalangan anak

muda. Tetrapi

warga di usia diatas

40 tahun masih

banyak yang bisa

menuturkan.

8. Sebutan untuk musim

tertentu

Ketigo dan rendeng. Adalah

sebutan yang paling umum

masih di gunakan. Selain musim

tandur, musim panen untuk

petani yang masih mengelola

sawah.

Rending untuk

musim hujan. Dan

ketigo untuk

musim panas.

61 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 62: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

9. Sebutan tradisional

saling bantu saat ada

tetangga mendirikan

rumah baru dan/atau

pindahan

SOYO. Yang secara istilah bisa

berarti “semakin bagus”, juga

senantiasa. Dalam kebersamaan

SOYO dimaknai sebagai

senantiasa saling membantu

dan mendapat kebaikan hingga

“so – kroso, Yo – joyo”

merasakan kejayaan bersama.

Kelurahan

Balongsari dan

beberapa

kelurahan lainnya

masih merawat

tradisi Soyo.

Meringankan beban Bogel di Wates RW.

2

10. Tradisi memasak jenis

kuliner tertentu untuk

menyambut hari

besar/momen khusus

Memasak Srabi Kuah yang khas

dari Kemasan. Juga jenis

masakan kudapan tape. Sudah

ada sejak dulu di lingkungan

masyarakat

Lingkungan

Kemasan

E. PENGETAHUAN TRADISIONAL

NO JENIS PENGETAHUAN

MANFAAT DAN MAKNA SIAPA DAN DI MANA

LOKASINYA

1 Sebutan dan tata cara mengumpulkan forum pertemuan

“Minggon” sebuah rembug kesehatan, kuliner, arisan dan berbagai fungsi sosial kemasyarakatan

Ibu-ibu di Lingkungan Kemasan.

BARIKAN (MAULUDAN 17-AN) HUT KOTASILATURAHMI

Semua RW. Kelurahan Wates

2 Jenis resep masakan “taste kuliner” khas, bisa untuk jualan dan

- Nasi JamuYaitu nasi dengan berbagai macam sayur (oseng daun dan bunga

- Pencipta: Pak Pri- Lokasi: Jl. Hayam

62 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 63: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

dimasak setahun sekali atau di momen tertentu

pepaya, oseng ontong, oseng pare, dll) Manfaat: menjaga kesehatan badan

- Jajan BolotJajan tradisional terbuat dari tepung beras warna warni yang dibentuk pecut, jamur, orang-orangan, dll ditusuk lidi dan ditancapkan di batang daun pisang (gedebog)

Wuruk

- Lokasi:Gedongan/Purwotengah

3 Jenis minuman seduhan tertentu yang terwariskan secara turun temurun

Wedangan (wedang The, Wedang Jahe, Kopi tubruk, Angsle, Skoteng, Ronde, dll)

Masih banyaj ibu-ibu yang bisa membuatnya. Biasanya di sesuaikan dengan musim dan kebutuhan tertentu.

4 Ramuan tanaman obat/jamu tradisional yang masih bisa dibuat sendiri

JAMU KENCUR,SINOM,KUNYIT ASAM

Perkumpulan Hawa

5 Cara menangani anak purik/terkena virus gatal, tubuh panas, kesurupan

Keahlian khusus, untuk mengatasi dan membantu

WATES RW. 2 (SDR. JOKO)BANCANG 1 (SDR. BASTOMI)

6 Sebutan tradisional saling bantu saat ada tetangga mendirikan rumah baru dan/atau pindahan

SOYO. Yang secara istilah bisa berarti “semakin bagus”, juga senantiasa. Dalam kebersamaan SOYO dimaknai sebagai senantiasa saling membantu dan mendapat kebaikan hingga “so – kroso, Yo – joyo” merasakan kejayaan bersama.

Kelurahan Balongsari dan beberaoa kelurahan lainnya. Masih merawat tradisi Soyo.

MERINGANKAN BEBAN BOGEL DI WATES RW. 2

63 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 64: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

7 Tradisi memasak jenis kuliner tertentu untuk menyambut hari besar/momen khusus

Memasak Srabi Kuah yang khas dari Kemasan. Juga jenis masakan kudapan Tape. Sudah ada sejak dulu di lingkungan masyarakat

Lingkungan Kemasan

F. TEKNOLOGI TRADISIONAL

NO JENIS TEKNOLOGI UNSUR, BAHAN, DAN

FUNGSINYA

SIAPA DAN DI MANA

LOKASINYA

1 Teknologi penggalian

tanah

CANGKUL, LINGGIS,

LEMPAK. Terbuat dari

unsur besi dan kayu.

Di bebrapa wilayah

lingkungan dan

kelurahan. masih banyak

akrab dengan alat

pertanian dan

pertukangan ini.

2 Teknologi pengangkutan Dokar, adalah kereta yang

di tarik menggunakan

kuda. Cikar, adalah kereta

yang ditarik dengan sapi

di zaman dahulu.

Untuk dokar yang masih

ada adalah sekitar satu

atau dua saja di

kelurahan meri. Yang

biasanya mangkal di

alun-alun Kota

Mojokerto.

3 Teknologi pengolahan

tanah, sawah/kebun

NYINGKAL dan NGGARU.

Adalah teknik membalik

tanah yang di persiapkan

untuk masa tanam yang

baru. Sering di lakuan

ketika pergantian musim

dari kemarau ke musim

hujan. Agar tanah tidak

dalam posisi yang

Singkal dulu berjalan di tarik oleh sapi atau kerbau. Sedang garu biasanya jika bukan di tari k seekor sapi ya seekor kerbau juga. Kadang petani langsung yang menarik alat untuk memilah tanah setelah di balik dalam beberapa hari.

64 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 65: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

mengeras.

4 Teknologi pengolahan

hasil panen

MEPE. SELEP. GILING..

Adalah TEKNIK yang di

gunakan untuk menjemur

hasil panen secara

alamiah. Kemudian di

bawa tempat

penggilingan.

Proses pemisahan kulit padi dan beras banyak meggunakan selep. Juga untuk menghasilkan katul bahan pkan ternak.Giling biasanya untuk membuat adonan dan penghalusasn

5 Teknologi pengecoran

baja dan emas

Ada produsen cetakan kue

dan makanan. Yang eksis

dari dulu hingga kini.

Mengolah bahan

alumunium dan tembaga.

Lokasinya di Pulorejo

kecataman Prajurit

Kulon.

6 Teknologi memasak

bahan makanan

(pemanas, pengawet,

bakar, sangrai)

Bebakaran. Brengkes

menggunakan daun

pisang. Kukus. Adalah

jenis teknik memasak

yang masih d ikuasai

masyrakat.

Tempayan / Nanangan /

Tuman g. masih bisa di

jumpai di masyarakat

yang menyukai membuat

kopi suguh untuk

mendapatkan citarasa

kopi sendiri buat para

tamunya.

Bahwa jenis masakan

“bakar” ini adalah sejak

era majapahit. Kemudian

teknik brengkes juga

untuk memadukan

bumbu dalam bungkus

daun pisang atau daun

yang lainnya.

Mengolah kopi dari

sekitar kawasan kaki

gunung memang di

kuasai oleh masyarakat

sejak dahulu. Hingga

sekarang semakin

berkurang jumlahnya.

65 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 66: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

9 Teknologi

penumbuk/penghalus

TUMBUK/DEPLOK .

DENGAN MENGGUNAKAN

ALU DAN LUMPANG dan

LESUNG.

Bahan batu dan kayu.

Teknik tumbuk. Ini di

gunakan sesuai dengan

kebutuhannya. Jika

untuk mengolah bumbu

dan kopi maka alu

lumping akan di pilih.

Tetapi kadang lesung

yang besar, di ujungnya

juga ada tempat khusus

untuk menumbuk

semacam kopi dan biji-

bijiian untuk menjadi

tepung atau bahan

olahan untuk di masak

selanjutnya.

10 Teknologi pembuatan

warna

Daun pandan

(menghasilkan warna

hijau). Daun jati

menghasilkan warna

merah

. Di gunakan untuk

memasak mengolah kue.

Srta untuk memasak

makanan lauk pauk.

Misalnya dalam

membuat gudeg.

11 Teknologi pembuatan

bata

Berkembang sejak era

majapahit. Hingga kini

bebrapa warga masih ada

yang bsia membuat.

Apalagi yang berdekatan

dengan tetangga desa di

wilayah pengrajin.

Wilayah barat, daerah

prajurit kulon yang

bertasan dengan wilayah

kabupaten Mojokerto.

Masih ada pengetahuan

dan ketrampilan yang di

miliki, tapi tidak

berkembang seperti di

Wilayah terdekatnya

66 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 67: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

yang berkembang jadi

pengrajin bata merah.

14 Teknologi anyam bambu

dan pemanfaatannya

Membuat Sesek. Gedeg,

kurungan, kombong dan

kandang. Adalah

kemampuan lampau yang

di miliki masyarakat desa.

Sejak proses menebang, merapikan. Mengirat dan mengolahnya dalam penghalusan untuk siap di gunakan sebagao alat-alat fungsional. Juga untuk membuat hiasan rumah dari bamboo. Di beberapa Lingkungan masih ada yang bisa menyanyam dan menghaluskan bahan bambu.

G. SENI/KESENIAN

NO JENIS KESENIAN BENTUK CIPTA KARYA

DAN KARSA

SIAPA DAN DI MANA

LOKASINYA

1 Seni rupa Batik Khas Mojokerto

Motif …… Gringsing (Sisik,

Sulur, Kembang,

Godhong, Ornamental)

Surodinawan / Bu Erna

Suratan / Pak Ali – Bu Mis

Kedung Kwali / Bu Badu

Meri – Bu Dar

Keboan – Bu Hindun

Miji Baru / Bu Sofia

Lukis Kanvas Tersebar di lintas

lingkungan dan Kelurahan

Lukis Wayang – Sinoman dan Miji

67 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 68: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Nyungging

Lukis Kaca

2 Seni suara – kidung,

tembang, musik khas,

- Clumpringan (alat

musik yang terbuat

dari batok kelapa)

- Pencipta/praktisi:

Pak Sulkan

- Lokasi:

Bancang

Hadrah

- Khosidah

- Campursari

MASJID MU’TABIM DI

Lingkungan Randegan

Perum The Suam RT

1/3

Anggota Mocopat Wulandari (GPI)

Sumiati (Banjar Anyar)

3 Seni tari:

- Tari Pembukaan

- Tari Pergaulan

- Tari Bedhaya

Bedhaya Lenggang Kali

Brantas

Bedhaya Pasar

TanjungAnyar

Mba Novi – Java Dance

Kelurahan Pulorejo

Kelurahan Magersari

4 Seni tradisi Jaranan

Barongan

Bantengan

Barongsai

Macan Putih – Pulorejo

Balongcangkring

Kleneng

5 Seni ukir Ukir kayu - kerajinan Kelurahan Kranggan

6 Seni pahat Ukir Kerajinan Kelurahan Kranggan

7. Seni Patung Sentanan Praktisi dan Ahli Pak putut

68 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 69: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

8. Seni pertunjukan:

- Ludruk

- Wayang

- Ketoprak

- Teater

- Tari

- Musik

- Wayang Beber

- Wayang purwo

- Teater pelajar

- Ludruk Bocah

- Sanggar Tari

- Sanggar Tari

- Komunitas Musik

- Praktisi: Arif Gopar

- Lokasi: Jl. Empunala

- Sinoman

- Purwotengah

- Magersari , Pulorejo

- Sentanan

- Kranggan

- Ludruk Barubudi - Cak Bowo Kedungsari

- Wayang Kulit Ki

Dalang Malkan

-

- Lokasi Balongrawe

RW.03

- Wayang Klaras - Pelaku, Pak Agus.

Lokasi Meri

Reog Mini Pak RT Yono Mangunrejo

H. BAHASA

NO JENIS BAHASA ISTILAH DAN SEBUTAN

1 Bahasa sehari-hari

(orangtua dan anaknya)

Sebagian besar masyarakat kota Mojokerto

menggunakan bahasa JOWO Ngoko.

Sedangkan untuk anak-anak ke orang tuanya ada yang

sudah makin banyak berbahasa Indonesia. Serta yang

masih bisa menggunakan “jowo kromo” semakin

sedikit.

2 Bahasa di kantor dan

ruang kerja

Mayoritas berhaasa Indonesia dalam relasi hubungan

“bawahan dan atasan”. Tetapi antar teman sejawat

hapir memakai bahasa JOWO Ngoko dan sebagian

terselip jowo kromo.

69 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 70: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

3 Bahasa ruang

pendidikan/sekolah

Menggunakan bahasa Indonesia. Yang kadang di selipi

boso Jowo Ngoko sebagai ungkapan bahasa

keseharian.

4 Bahasa rambu – peta

jalan – papan

pengumunan

Menggunakan huruf alphabet dan bahasa Indonesia

sebagai petunjuk jalan.

5 Bahasa khotbah rumah

ibadah

Rata-rata di rumah ibadah (masjid) dan Gereja,

menggunakan bahasa Indonesia. Tentu dengan

kutipan ayat-ayat kitab suci dengan bahasa asal

masing-masing agama.

6 Bahasa pergaulan–

persahabatan

Kebayakan menggunakan bahasa Jowo Ngoko selain

bahasa Indonesia.

7 Bahasa sumber media

informasi

(radio, koran, televisi,

media sosial)

Hamper semuanya menggunakan bahasa Indonesia.

Dan semakin jarang yang masih ada menggunakan

siaran / berota jowo ngoko dan bahasa keseharian …

8. Kampung Pengembangan

ketrampilan bahasa Asing

Lembaga kursus dan bimbingan belajar, di POulorejo

Kecamatan Prajurit Kulon.

I. PERMAINAN RAKYAT

NO

NAMA PERMAINAN

(Memakai Alat/tanpa alat,

tembang,

kelompok/individu)

MUSIM, BAHAN/UNSUR

ALAM

(Air, angin, tanah, api,

elemen turunan: batu,

biji, daun, kayu, pasir,

tenun)

SIAPA DAN DI MANA

LOKASINYA

(Desa/halaman,

sawah, sungai,

selokan, kebun,

lorong)

70 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 71: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

1 Permainan sehari–hari yang

pernah ada:

- Layangan Soangan

(layang-layang

raksasa yang diberi

senar sehingga

menimbulkan suara

keras. Ada juga yang

diberi tambahan

layangan kecil yang

bisa naik ke atas

membawa serpihan

kertas)

-

Sebagai penanda musim

telah berganti. Juga

sebagai hiburan

kesenangan si pembuat

dan perancang. Sekarang

malam hari pun masih ada

yang main laying-layang,

dengan hiasan kampu

kerlap-kerlip.

- Lokasi:

Lapangan dan

pematang sawah.

Selain kadang di

halaman yang

luas dan atap

rumah untuk

memainkan

layangan di era

yang lahan makin

menyempit.

- Musim:

Kemarau

- Bahan:

Buluh bambu dan

kertas

Biasanya di mainkan

di halaman rumah

yang agak luas.

- Anak-anak dan

remaja

2 Patil Lele

Jumpritan

Sandak/Gedrik

Gobag Sodor

Kasti

Berbahan bambu / kayu,

batu sungai, pecahan

kreweng / bata merah,

bola.

Di sekolah dan

halaman lingkungan

sosial. Masih di

perkenalkan dan di

mainkan.

3 Permainan yang masih

lestari (memakai alat atau

tanpa alat bantu)

- Hom Pimpah Alaih

Hom Gambreng

Kasti

Semprengan /

Lompat Tali

Di lingkungan

Kelurahan Blooto juga

di lingkungan

kelurahan yang lainnya

seperti Gunung

71 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 72: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

- Damparan

- Uncal Sarung

- Gotri Ala Gotri

- Cublak-cublak

suweng

- Sluku-sluku Bathok

- Balang Watu

- Jumpritan

- Uncal Sarung

- Sunggi Tempeh

- Loncat Tali

- Klompen Bathok

- Bakiak Dowo

- Dakon

- Balap Sarung

- Paseran

- Tarik Tambang

- Tarik Sarung

- Cundrikan

- Engkle / Sondah

- Bola Sarung

- Balap Kodok / Balap

Kuro

- Boneka Sarung

- Wayang Debog

- Gasing Tarik

- Bluron

- Kintir/Kintiran

- Ninja sarung

- Pletokan

- Mercon bumbung

- Kitiran

Gedangan, Kemasan,

72 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 73: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

- Ban-banan

- Telpun2an

- Pasar-pasaran

- Kebo-keboan

- Gendongan

- Uncal karet

-

4 Permainan yang diajarkan di

sekolah

Di sekolah tingkat SD dan

SMP mulai di perkanlakan

kembali Olahraga

Tradisional dan Permainan

Rakyat.

Hal ini di fasilitasi langsung

oleh dinas Pendidikan

dengan membuat

pelatihan Pemandu

bermain permainan rakyat

dan olahraga tradisional.

Mulai dari Gobak

Sodor, Lompat Tali,

Tarik tambang, Balap

Karung, Uncal Sarung,

Klompen Batok, Bakiak

Panjang, Balap Sarung,

Cublak-sublak suweng,

Gotri ala Gotri, Sluku-

sluku bathok,

damparan, baling

watu, gendongan, dll.

J. OLAHRAGA TRADISIONAL

NO

JENIS DAN NAMA

OLAHRAGA

(Beladiri, kebugaran, olah raga,olah rasa untuk usia

anak/remaja/dewasa)

KETRAMPILAN INDIVIDU /

GRUP

(Memakai alat/tanpa alat, memakai batu, kayu, kain/sarung/jarit, dll)

SIAPA DAN DI MANA

LOKASINYA

(Desa/di darat/di Air: halaman, sawah, sungai, selokan, kebun, lorong)

1 Olahraga sehari–hari yang

pernah ada

Beladiri Tradisional. Gobak

Sodor yang di tempat lain

dinamai dengan berbagai

sebutan. Lalu secara istilah

umum di nasional di sebut

Hadang.

Biasa di mainkan di

halaman dan tanah

lapangan terbuka.

73 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 74: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

2 Olahraga yang sudah

hilang

Silat Kali Majapahit dan

Sundang Majapahit. Juga

sudah tidak ada yang bisa,

ahli, maupun terampil

Biasa dilakukan untuk

mengasah para

prajurit dan pendekar

rakyat.

3 Olahraga yang masih

lestari (memakai alat dan

tanpa alat bantu)

Bela Diri Tradisional.

Pencak Dor – variasi atau

rumpunnya pencak silat.

Selain Setia Hati Tetarai,

Pagar Nusa, Perisai diri,

Tapak Suci, Wushu.

Pelatihnya sekaligus

Pendekar bernama

Pak Saji. Sampai

sekarang masih aktif

berlatih. Jumlah murid

berlatih yang aktif

sekitar 100 orang.

Terdiri usia anak,

remaja dan dewasa.

4 Hadang / Gobak Sodor Adalah salahsatu permianan

rakyat yang telah di

tetapkan memiliki standar

keolahragaan.

Baik standar ukuran

lahan, jumlah pemain,

tata cara permainan

dan kepelatihan.

5. Egrang Salah satu olahraga

keseimbangan favorit yang

masih bisa dimainkan anak-

anak

Ada standart

permainan. Masih di

kenalkan di sekolah

dan kampung

6. Kasti Olahraga perpaduan kerja

tim dan kekompakan

memenangkan

pertandingan

Memiliki aturan main

yang jelas dan masih

masuk sebagai

pembelajaran di

sekolah

74 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 75: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

7. Balap Sarung Olahraga kekompakan

memanfaatkan alat bantu

sarung.

Diajarkan di sekolah,

juga sebagai materi

kegiatan jam olahraga.

8. Balap Karung Menggunakan alat bantu

karung goni dan

menekankan kekuatan

individu

Diajarkan di sekolah

dan dimainkan

berdasar momentum

event tertentu seperti

hari besar nasional

K. CAGAR BUDAYA

NO JENIS/NAMA

BANGUNAN

STATUS (TERDAFTAR /BELUM

TERDAFTAR)

PENJELASAN SEJARAH DAN

LOKASI

POTENSI MANFAAT,

PERAWATAN DAN

KONDISI TERKINI

1 Losmen Mutiara - Status:

Belum terdaftar

- Sejarah:

Dibangun sekitar tahun

1930 oleh H. M.

Moedofier. Pada

masanya merupakan

salah satu penginapan

yang terkenal di Kota

Mojokerto selain

Penginapan Barat

- Lokasi:

Sidomulyo Gang V No. 10,

- Potensi manfaat:

Penginapan

backpacker

bernuansa tempo

doeloe

- Perawatan:

1. Memasukkan

dalam daftar

bangunan cagar

budaya

2. Renovasi dengan

tidak mengubah

bentuk bangunan

75 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 76: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Kelurahan Mentikan,

Kecamatan Prajurit Kulon

3. Pemberian plakat

BCB dan deskripsi

sejarah bangunan

- Kondisi saat ini:

Sangat tidak terawat

2 Gedung Bioskop Indra - Status:

Belum terdaftar

- Sejarah:

Dibangun sekitar tahun

1930an. Dulu bernama

Sirene Bioscoop,

kemudian berganti nama

menjadi Bisokop Rex dan

terakhir bernama Bioskop

Indra. Di dalam terdapat

dua kelas tempat duduk

untuk penonton. Tribun

atas (lantai 2) untuk

penonton VIP/kelas 1 dan

tempat duduk bawah

untuk penonton kelas

ekonomi.

Pada bagian belakang

terdapat bekas kolam

penampungan air karena

dulu area belakang dan

barat pernah digunakan

sebagai tempat parkir

truk

- Lokasi:

Jl. Veteran

- Potensi manfaat:

1. Gedung

serbaguna

(gedung seni,

pameran dan

pertunjukkan)

2. Ikon heritage

Kota Mojokerto

dimana pada saat

tertentu

diadakan festival

tempo doeloe

dengan

mengambil

setting/lokasi di

sekitar gedung

- Perawatan:

1. Memasukkan

dalam daftar

bangunan cagar

budaya

2. Mencopot display

yang menutupi

bagian depan

bangunan

3. Renovasi dengan

tidak mengubah

76 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 77: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

bentuk bangunan

4. Pemberian plakat

BCB dan deskripsi

sejarah bangunan

- Kondisi saat ini:

Mangkrak, tidak

terawatt

3 Bunker GPIB - Status:

Belum terdaftar

- Sejarah;

- Lokasi:

Jl. A. Yani

- Potensi manfaat:

Objek studi sejarah

- Perawatan:

1. Memasukkan

dalam daftar

bangunan cagar

budaya

2. Pembersihan

bagian dalam dan

area sekitar

bunker

3. Pemberian plakat

BCB dan deskripsi

sejarah

bangunan

- Kondisi saat ini:

Lubang bunker

tertutup tanah dan

dipakai sebagai

tempat penimbunan

sampah

4 Bunker DPPKA - Status:

Belum terdaftar

- Potensi manfaat:

Objek studi sejarah

77 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 78: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

- Sejarah;

- Lokasi:

Jl. Letjen Sumarjo

- Perawatan:

1. Memasukkan

dalam daftar

bangunan cagar

budaya

2. Pemberian plakat

BCB dan deskripsi

sejarah bangunan

- Kondisi saat ini:

Terawat namun

akses/pintu masuk

bunker sudah ditutup

5 Rumah Radio - Status:

Belum terdaftar

- Sejarah;

Dibangun oleh Lie Gien

Sien yang pada masa

kemerdekaan digunakan

sebagai radio penerangan

masyarakat

- Lokasi:

Jl. Veteran

- Potensi manfaat:

Objek studi

sejarah/museum

- Perawatan:

1. Memasukkan

dalam daftar

bangunan cagar

budaya

2. Pemberian plakat

BCB dan deskripsi

sejarah bangunan

- Kondisi saat ini:

Mangkrak/tidak

terawat

6 Water Toren Sekarsari - Status:

Belum terdaftar

- Sejarah;

Dibangun pada jaman

kolonial dan sumber air

- Potensi manfaat:

Objek studi sejarah

- Perawatan:

1. Memasukkan

dalam daftar

78 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 79: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

konon berasal dari Jubel

- Lokasi:

Jl. Gajahmada

bangunan cagar

budaya

2. Pemberian plakat

BCB dan deskripsi

sejarah bangunan

- Kondisi saat ini:

Mendapat

penambahan

bangunan baru

7 Pabrik Karet Sioe Toe

Kong

- Status:

Belum terdaftar

- Sejarah;

Pernah dipergunakan

sebagai markas Bung

Tomo

- Lokasi:

Jl. Mojopahit

- Potensi manfaat:

Objek studi

sejarah/museum

- Perawatan:

1. Memasukkan

dalam daftar

bangunan cagar

budaya

2. Pemberian plakat

BCB dan deskripsi

sejarah bangunan

- Kondisi saat ini:

Masih dipergunakan

sebagai pabrik karet

8 Makam Pekuncen - Status:

Sudah terdaftar

- Sejarah;

Area pemakaman para

tokoh, pejabat jaman

kolonial dan pahlawan

- Lokasi:

Pekuncen, Surodinawan

- Potensi manfaat:

Objek studi

sejarah/museum

- Perawatan:

Pemberian plakat

BCB dan deskripsi

sejarah bangunan

- Kondisi saat ini:

79 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 80: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Terawat

9 Pemandian Tirta Suam - Status:

Belum terdaftar

- Sejarah;

Dibanguna pada masa

kolonial

- Lokasi:

Jl. Raya By Pass

Kedundung

- Potensi manfaat:

Objek studi

sejarah/wisata

- Perawatan:

Pemberian plakat

BCB dan deskripsi

sejarah bangunan

- Kondisi saat ini:

Tidak terawatt

10 SMPN 7 dan Sekolah

Terbuka

- Status:

Belum terdaftar

- Sejarah;

Merupakan bekas sekolah

etnis Tionghoa (THHK)

sekitar tahun 1946-1966

- Lokasi:

Jl. Karyawan

- Potensi manfaat:

Objek studi

sejarah/museum

pendidikan

- Perawatan:

1. Memasukkan

dalam daftar

bangunan cagar

budaya

2. Pemberian plakat

BCB dan deskripsi

sejarah bangunan

- Kondisi saat ini:

Terawat

11 Asrama Polisi - Status:

Belum terdaftar

- Sejarah;

Bekas kantor dan rumah

dinas pabrik gula

- Potensi manfaat:

Objek studi

sejarah/museum

pendidikan

- Perawatan:

80 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 81: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Sentanen Lor

- Lokasi:

Jl. Hayam Wuruk

1. Memasukkan

dalam daftar

bangunan

cagar budaya

2. Pemberian

plakat BCB dan

deskripsi

sejarah

bangunan

- Kondisi saat ini:

Terawat

12 Lingga / Yoni + Prasasti

“The Stone Of Bloota”

Sesuai berita acara

pengangkatan Prasasti sejak

era belanda 1936 batu prasasti

yang dikenal dengan nama The

Stone Of Bloota. Juga dinamai

oleh museum Trowulan

sebagai Panggumulan 3.

Kondisinya sekarang tersimpan

di Museum Trowulan.

Yang menarik dari inkripsi yang

ada dan terjemahan. Bahwa

sejak dulu kala ada nama-

nama desa pada era 850 Caka

(928-929 Masehi) batas desa

wilayah Barat (sasab), sisi

timur Katidur, Sisi utara

(mbrat) sampai sekarang

masih ada dan eksis.

Belum diverifikasi dan

dijadikan penanda

jejak perkembangan

sosial budaya dan

peradaban di wilayah

sekitar kawasan.

Jika ada tinulat / replika

yang bisa

diadaptasikan pada

lokasi asalnya. Lalu

melibatkan

masyarakat

setempat. Maka akan

berpotensi menjadi

destinasi wisata

edukasi dan budaya.

81 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 82: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

13 Kantor Detasemen

Korem 082

Lokasi: Jalan Gajahmada 02,

07 dan 11, Kelurahan/Kec.

Magersari.

Status Kepemilikan: PG

Gempol Krep.

Pengelola: Detasemen Korem

082 Kota Mojokerto.

Terdiri dari 3 bangunan.

Bangunan 1: Detasemen

Perhubungan (Gajahmada 07);

2: Bangunan Peralatan (Nomor

11); 3: Bengkel Peralatan

(Nomor 2)

Sejarah:

Pada masa pendudukan

pemerintah Kolonial, kota

Mojokerto merupakan

perkebunan tebu. Lokasi

Mojokerto yang berada di

Daeah Aliran Sungai (DAS)

Brantas, membuat kondisi

tanah yang subur untuk lahan

pertanian dan perkebunan

sekaligus sebagai lokasi yang

sangat strategis sebagai pusat

produksi gula sehingga

dibangunlah pabrik gula di

Mojokerto yang didirikan di

Pabrik Gula Gempol Krep.

Sebagai pusat produksi gula,

Inventarisasi Objek

Yang Diduga Cagar

Budaya Kota Mojokerto

oleh Pemerintah Kota

Mojokerto dan Balai

Pelestarian Cagar

Budaya Jawa Timur

tahun 2018.

82 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 83: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

secara tidak langsung

membuat arus migrasi ke

dalam kota Mojokerto.

Pabrik Gula Gempol Krep pada

awalnya merupakan pabrik

gula milik Belanda yaitu Suiker

Fabriek Gempol Krep dengan

nama NV.Cultuur

Maatschappij Gempol Krep

milik dari NV. Kooy A Coster

Van Voor Haaout yang

didirikan pada tahun 1894.

Pada waktu itu banyak pabrik

gula di wilayah Mojokerto

namun dalam

perkembangannya pabrik gula

tersebut ditutup kecuali pabrik

gula Gempol Krep.

Perumahan bagi pegawai

pabrik gula ini terlihat di

sepanjang jalan Gajah Mada

Kota Mojokerto yang saat ini

merupakan asset milik pabrik

gula Gempol Krep.

Dalam perkembangannya,

asset milik pabrik gula Gempol

Krep yang berada di sekitar

Jl.Gajah Mada berupa rumah-

rumah bergaya kolonial serta

beberapa bangunan seperti

bekas pabrik saat ini dipinjam

pakai oleh TNI sebagai markas

83 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 84: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Komando Resort Militer 082

atau disebut Korem 082

Detasemen Perhubungan dan

Detasemen Peralatan yang

merupakan bagian dari

Komando Resort Militer

082/Citra Panca Yudha Jaya

atau disingkat Korem 082 CPYJ.

Komando Resort Militer

082/Citra Panca Yudha Jaya

merupakan satuan territorial

yang berada di bawah

Komando Daerah Militer

V/Brawijaya. Korem 082

memiliki markas di pinggir

sungai Brantas tepatnya di

Jl,Veteran No.03 Mojokerto

Jawa Timur.

14 Gedung Detasemen

Kesehatan Wilayah

(Dankesyah) 05.04.02

Mojokerto

Lokasi: Jl Yani No. 9,

Purwotengah,

Magersari

Sejarah:

Status Kepemilikan: Kodam V

Brawijaya

Status Pengelola: Detasemen

Kesehatan Wilayah

(Dankesyah) 05.04.02

Mojokerto

Ketika BKR berubah menjadi

Inventarisasi Objek Yang

Diduga Cagar Budaya

Kota Mojokerto oleh

Pemerintah Kota

Mojokerto dan Balai

Pelestarian Cagar Budaya

Jawa Timur tahun 2018.

84 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 85: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

TKR dari kesatuan Divisi VI,

maka anggota kesehatan

dipimpin Letkol dr. I.P. Rajimin

mengambil alih RS. Darmo

untuk merawat korban

pertempuran. Setelah

Surabaya tidak dapat

dipertahankan lagi, BKR

mundur ke arah selatan di

wilayah Mojokerto sedangkan

satuan Kesehatan membentuk

pos belakang (RS. Gatoel) yaitu

DKT Divisi VI yang membentuk

pos lapangan yaitu di Bangsal,

Mojosari, Krembung,

Tulangan, Karang Pilang,

Karang Nongko, Krian dan

Sidoarjo untuk memberikan

pertolongan pada korban

daerah perang.

Pos belakang yang bermarkas

di Mojokerto (RS. DKT. Gatoel)

menjadi pusat Komando dalam

mengatur/ menyusun strategi

khususnya bidang kesehatan.

Pada tahun 1947 pernah

dilakukan pemindahan RS. DKT

dari Mojokerto ke Kediri (RS.

PMI yang sekarang menjadi

Polin 05.08.01) karena

Mojokerto telah diduduki oleh

Belanda. Pada masa

85 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 86: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

penyerahan kedaulatan tahun

1950, Kesatuan Kesehatan

Angkatan Darat Jawa Timur

disusun kembali menjadi DKT

Divisi I Teritorium V Jawa

Timur yang berkedudukan di

Surabaya. Selanjutnya menjadi

Kesdam V Brawijaya yang

sekarang berkedudukan di Jl.

Pattimura No. 1 Malang.

Sedangkan DKT ST 17 masuk

Mojokerto menempati RS.

DKT. Gatoel kembali,

kemudian DKT ST 17 yang

sekarang menjadi Dankesyah

05.04.02 Mojokerto

berkedudukan di Jl. A.Yani No

9 Mojokerto pada tahun 1960.

Pada masa revolusi Dankesyah

pernah difungsikan sebagai

markas BKR/TKR. Selain itu

pernah dijadikan sebagai lokasi

titik kumpul kegiatan militer di

Kota Mojokerto yang pada

waktu itu dipimpin oleh Letkol

Sumardjo.

15 Gereja Baptis

Indonesia Pertama

(GPIB)

Lokasi: Jl. Pemuda No. 39

Gedongan, Magersari, Kota

Mojokerto.

Status Kepemilikan: Yayasan

Inventarisasi Objek Yang

Diduga Cagar Budaya

Kota Mojokerto oleh

Pemerintah Kota

Mojokerto dan Balai

86 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 87: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Baptis Indonesia

Status Pengelola: Gereja

Baptis Indonesia Pertama

(GBIP)

Sejarah:

Pada mulanya bangunan

Gereja Baptis Indonesia

Pertama (GBIP) merupakan

sebuah rumah tinggal milik

keluarga Tuan Willian Lodewijk

Camphuisen, tertulis atas

nama Caroline Margaretha

Camphuisen c. s. ahliwaris dari

A. F. Camphuisen. Namun

akhirnya bangunan rumah

tersebut dibeli di bawah

tangan yang diwakili oleh R.

Sidono Abdurachman dari

tahun 1958, secara resmi

bangunan tanah sekaligus

rumah tinggal ini telah menjadi

milik Yayasan Missi Baptis

Indonesia di Jakarta pada

tanggal 24 Desember 1963

berdasarkan Akta Notaris

Soembono Mojokerto N.2.

Akhirnya rumah tinggal

tersebut digunakan sebagai

kegiatan beribadat umat

Kristiani. Pada awal digunakan

sebagai tempat peribadatan,

kondisinya masih asli berupa

Pelestarian Cagar Budaya

Jawa Timur tahun 2018.

87 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 88: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

ruang-ruang yang terdiri dari

ruang utama dan beberapa

kamar di samping kanan

kirinya dengan pintu saling

berhadapan hingga kurun

waktu sekitar 1998

(berdasarkan data foto).

Sekitar tahun 2000-an sekat-

sekat ruangan tersebut

dibongkar menjadi satu

ruangan los tanpa sekat

dengan lantai tengah tetap,

sedangkan lantai samping

kanan dan kiri yang dulunya

berupa lantai semen saat ini

berupa lantai keramik

berwarna putih. Secara umum

bangunan gereja ini tetap atau

tidak banyak mengalami

perubahan bentuk, hanya

untuk kebutuhan ibadat umat

yang tidak mencukupi,

sehingga terdapat perubahan

fungsi ruang yang saat ini

berupa ruang los tanpa sekat

agar dapat menampung

jumlah jemaat yang lebih

banyak.

16 Klenteng Hok Sian

Kiong

Lokasi: PB. Sudirman No. 1,

Jagalan, Magersari, Kota

Mojokerto

Status Kepemilikan: Klenteng

Inventarisasi Objek Yang

Diduga Cagar Budaya

Kota Mojokerto oleh

Pemerintah Kota

88 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 89: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Hok Sian Kiong

Pengelola: Yayasan Tri Dharma

Hok Sian Kiong Metta Sraddha

Sejarah:

Tempat ibadat Tri Dharma

lazim disebut dengan nama

klenteng yang merupakan

nama sederhana yang berarti

rumah tempat untuk

bersembahyang bagi

kebanyakan orang Tionghoa

yang menganut agama seperti

yang diajarkan Sakyamuni

sebagai Buddha Dharma, oleh

Nabi Konghu Cu sebagai

agama Konghucu, dan Tao

yang dituturkan oleh Nabi Lao

Tze. Penyebutan klenteng

tidak diketahui secara jelas

asal muasalnya, namun jika

ditilik dari etimologi memiliki

arti “bunyi seperti bunyi

genta/ bel”. Hal ini disebabkan

pada setiap kegiatan

sembahyang selalu

menggunakan genta/bel yang

berbunti “teng-teng”,

sedangkan berdasarkan istilah

asing klenteng biasanya

disebut dengan Chinese

Temple yang berarti Kuil orang

Mojokerto dan Balai

Pelestarian Cagar Budaya

Jawa Timur tahun 2018.

89 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 90: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Tionghoa.

Berdirinya tempat ibadat Tri

Dharma Hok Sian Kiong pada

tahun 1823 dengan akte

notaris tanggal 23 Desember

1823 pada masa penjajahan

kolonial Belanda berlokasi di

Sentanan Kidul (Sekarang Jalan

Kapten Piere Tendean) yang

merupakan gudang milik

Bapak Oei Kiem Hoa Alm.

Kemudian berkat jasa dari

Letnan Ong An Thay, Alm, Oei

Kiem Hoa, Alm dan Letnan

Tjoa Sien Kie, Alm (dari

Surabaya), keberadaan tempat

ibadat Tri Dharma Hok Siang

Kiong dipindahkan ke Jalan

Panglima Sudirman No. 1 pada

tahun 1874 hingga sekarang.

Bangunan awalnya berada di

halaman sisi selatan yang saat

ini digunakan sebagai ruang

altar Kwan Im Hud Co. Baru

pada tahun 1906 atas usaha

Letnan Ong An Thay dilakukan

pembangunan gedung yang

baru berada di depannya

(utara bangunan lama) yang

saat ini digunakan sebagai

bangunan induk altar Makco

90 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 91: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Thian Shang Sheng Mu.

Perubahan dan perbaikan

terus dilakukan beberapa kali.

Sekitar tahun 1955 bangunan

sebelah barat klenteng

digunakan sebagai Vihara.

Peresmian Vihara Metta

Sraddha dilakukan pada

tanggal 21 Oktober 1984.

17 Gedung SDN

Purwotengah I dan II

Lokasi: Jalan Tamansiswa

No.16, Purwotengah,

Magersari, Kota Mojokerto.

Status Kepemilikan: Dinas

Pendidikan Kota Mojokerto

Pengelola: SDN Purwotengah I

dan II

Sejarah:

SDN Purwotengah

sebelumnya telah menjadi

sekolah favorit di Kota

Mojokerto karena keberadaan

sekolah ini sudah mulai sejak

zaman kolonial Belanda.

Bahkan menurut cerita dari

tokoh masyarakat yang masih

ada di sekitar sekolah,

Presiden RI yang pertama,

yakni Ir. Sukarno, pernah

mengenyam pendidikan di

sekolah yang dulu disebut

Inventarisasi Objek Yang

Diduga Cagar Budaya

Kota Mojokerto oleh

Pemerintah Kota

Mojokerto dan Balai

Pelestarian Cagar Budaya

Jawa Timur tahun 2018.

91 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 92: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Sekolah Ongko Loro ini. Ayah

Soekarno, Soekemi, juga

ditempatkan sebagai guru di

Inlandsche School yang kini

menjadi SDN Purwotengah.

Inlandsche School juga biasa

dikenal pula dengan Sekolah

Ongko Loro. Sebutan itu

mengacu pada peruntukannya

yang menampung anak-anak

pribumi, warga kelas dua. Di

sekolah yang memakai bahasa

Melayu sebagai bahasa

pengantar itu, Soekemi

berkedudukan selaku mantri

guru. Jabatan setara dengan

kepala sekolah yang tidak

boleh didudukinya. Pasalnya,

hanya orang berkebangsaan

Belanda atau Eropa yang bisa

menjadi kepala sekolah.

18 Gereja Katolik Paroki

Santo Yoseph

Lokasi: Jl. Pemuda No. 7 – 11,

Gedongan, Magersari, Kota

Mojokerto.

Status Kepemilikan:

Keuskupan Surabaya

Status Pengelola: Gereja Paroki

Santo Yosef Mojokerto

Sejarah:

Agama Kristen yang pertama

Belum ditetapkan

sebagai Bangunan Cagar

Budaya dan

peringkatnya.

92 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 93: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

masuk di Indonesia adalah

Kristen Katolik yang dimulai

dengan kehadiran missionaris

bangsa Portugis dan Spanyol di

Indonesia bagian timur yaitu

Ambon, Ternate, dan

Halmahera. Kehadiran para

missionaris ini berkaitan

dengan upaya Portugis dan

Spanyol untuk mencari sumber

rempah-rempah dan

melakukan perdagangan. Misi

Katolik Portugis di kepulauan

timur Indonesia dikendalikan

dari pusat pemerintahan

Portugis di Goa, India Selatan

dan Malaka, sedangkan

missionaris katolik Spanyol

dikendalikan dari Manila. Pada

tahun 1605 VOC melarang

kegiatan missionaris Katolik di

Hindia Timur (Indonesia).

Kegiatan missionaris tersebut

baru diizinkan kembali sekitar

pertengahan abad ke-18 M

dengan diumumkannya

otonomi Gereja Katolik untuk

melakukan kegiatan

missionaris. Ketika daerah

Flores Timur dan pulau-pulau

di sekitarnya berpindah dari

kekuasaan Portugis ke

93 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 94: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

pemerintah Hindia-Belanda

pada akhir abad ke-18 M, para

missionaris Belanda

menggantikan kegiatan para

missionaris. Pada awal abad

ke-20 perkembangan

missionaris Katolik terus

berkembang, misi Katolik

biasanya dibangun lengkap

dengan gereja, sarana rumah

sakit, sekolah dan asrama.

Menurut Bapak Yanto, salah

satu pengurus gereja, Gereja

Katolik Paroki Santo Yosef yang

berada di Jalan Pemuda, Kota

Mojokerto didirikan pada

tahun 1933. Namun untuk

bangunan gereja diperkirakan

dibangun pada tahun 1916 dan

pernah mengalami perluasan

pada tahun 1969. Tetapi

keterangan tersebut kurang

didukung oleh dokumen

tertulis maupun prasasti yang

menjelaskan hal tersebut.

Hanya didapatkan informasi

secara lisan serta beberapa

dokumentasi berupa foto-foto

lama yang memperlihatkan

tiga bentuk bangunan gereja

yang berbeda sebagai data

pendukung yang menguatkan

94 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 95: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

bahwa pernah terjadi

perubahan pada bangunan

gereja tersebut.

Keberadaan Gereja Paroki

Santo Yosef ini memberikan

gambaran bahwa telah

tumbuh dan berkembang

agama Katolik di wilayah kota

Mojokerto seiring dengan

masa pendudukan pemerintah

kolonial di Indonesia

khususnya di Mojokerto. Selain

mereka menjalankan misi

pendudukan kekuasaannya di

wilayah jajahan, mereka juga

menjalankan misi keagamaan

seiring kebutuhan para tentara

mereka untuk memperkuat

dan membekali jiwa spiritual,

maka didirikanlah bangunan-

bangunan gereja.

19 Gedung SMPN 1 Kota

Mojokerto

Lokasi: Jl. Gajahmada No.141,

Kelurahan/Kecamatan

Balongsari, Kota Mojokerto

Status Kepemilikan: Dinas

Pendidikan Kota Mojokerto

Status Pengelola: SMP N 1

Mojokerto

Sejarah:

SMPN I Mojokerto merupakan

Inventarisasi Objek Yang

Diduga Cagar Budaya

Kota Mojokerto oleh

Pemerintah Kota

Mojokerto dan Balai

Pelestarian Cagar Budaya

Jawa Timur tahun 2018.

95 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 96: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

sekolah menengah tingkat

pertama tertua di Mojokerto

sebagai peninggalan

Pemerintah Kolonial Hindia

Belanda yang berdiri pada

tahun 1926 dengan nama

Sekolah “Jerman” Hindia

Belanda (Setingkat SLTP) yang

dipimpin oleh Bloeme sebagai

kepala sekolah selama 16

tahun dari tahun 1926-1942.

Pada masa pemerintahan

Jepang tahun 1942 berubah

namanya menjadi Sekolah

Pertanian “Jerman” Jepang.

Namun dalam

perkembangannya, pada tahun

1945 hingga kini berubah

nama menjadi Sekolah

Menengah Pertama (SMP)

yang dikenal dengan SMPN I

Mojokerto.

20 Gedung SMPN 2 Kota

Mojokerto

Lokasi: Jl. Jenderal Ahmad

Yani No. 15, Purwotengah,

Magersari, Kota Mojokerto

Status Kepemilikan: Dinas

Pendidikan Kota Mojokerto

Status Pengelola: SMPN 2

Kota Mojokerto

Sejarah:

Inventarisasi Objek Yang

Diduga Cagar Budaya

Kota Mojokerto oleh

Pemerintah Kota

Mojokerto dan Balai

Pelestarian Cagar Budaya

Jawa Timur tahun 2018.

96 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 97: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Bangunan ini didirikan pada

tahun 1919. Kemudian pada

tahun 1958 difungsikan

sebagai gedung Sekolah Guru

4 tahun atau SGB Negeri II.

Namun dalam

perkembangannya, sesuai

dengan keputusan Menteri

Pendidikan, Pengadjaran dan

Kebudajaan Republik

Indonesia tertanggal 22 Djuli

tahun 1959 No.69691/S

Sekolah Guru 4 tahun atau SGB

Negeri diubah menjadi Sekolah

Menengah Umum Tingkat

Pertama (SMP) Negeri.

Sehingga perubahan Sekolah

Guru B Negeri II Mojokerto

berubah menjadi SMP Negeri 2

Mojokerto hingga sekarang.

Dalam catatan sejarah

disebutkan bahwa Presiden

pertama Republik Indonesia, Ir

Soekarno pernah tinggal

selama kurang lebih 9 tahun di

Kota Mojokerto. Dalam masa

itu anak dari pasangan

Soekemi Sosrodihardjo dan Ida

Ayu Nyoman Rai ini berhasil

menamatkan bangku

pendidikan setingkat sekolah

dasar (SD) yang waktu itu

97 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 98: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

disebut Inlandsche School

atau Sekolah Ongko Loro

dengan masa pendidikan lima

tahun. Karena tamatan

Sekolah Ongko Loro tidak bisa

melanjutkan pendidikan ke

jenjang yang lebih tinggi maka

saat kenaikan kelas 4 ke kelas

5 ayah Soekarno

memindahkannya ke

Europesche Lagere School

(ELS), yang sekarang ditempati

SMPN 2 Kota Mojokerto. ELS

memang dikhususkan untuk

menampung siswa Belanda.

Kalaupun ada warga pribumi,

itu hanya diperuntukkan bagi

keturunan priyayi. Namun

Soekarno dapat diterima di

situ berkat pertolongan Kepala

Inlandsche School hingga

akhirnya, Soekarno resmi

pindah di ELS tahun 1911.

Sekolah yang dijuluki sekolah

kelas satu atau Eerteste Klasse.

Sekolah ELS dan Sekolah

Ongko Loro sebenarnya sama-

sama setingkat Sekolah Dasar,

hanya saja di ELS sampai

dengan kelas VI sedangkan

Sekolah Ongko Loro hanya

98 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 99: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

sampai kelas V.

Selain itu, di ELS semua

fasilitas lebih bagus, dan

menggunakan standar

pendidikan Belanda, dimana

lulusannyadipersiapkan untuk

menjadi pejabat pemerintah

(Hindia Belanda) dan pegawai

perusahaan level menengah.

Namun karena dianggap tidak

mahir berbahasa belanda, di

ELS Soekarno tidak bisa masuk

di kelas V tapi tetap di kelas IV.

Untuk mengejar ketertinggalan

pelajaran khususnya

kemampuan berbahasa

Belanda, Soekemi meminta

bantuan seorang pengajar

bahasa Belanda Maria Paulina

untuk menggembleng

Soekarno. Di samping itu,

Soekarno juga dekat dengan

siswi ELS bernama Rika

Meelbuysen yang

membuatnya semakin fasih

berbahasa Belanda.

Sampai akhirnya, Soekarno

berhasil lulus dari ELS dan

melanjutkan pendidikan ke

Hogere Burger School (HBS) di

Surabaya. Sejak saat itulah,

99 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 100: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Soekarno meninggalkan

Mojokerto

V DATA SUMBER DAYA MANUSIA KEBUDAYAAN DAN LEMBAGA KEBUDAYAAN

V.1 Manuskrip

V.2 Tradisi Lisan

V.3 Adat Istiadat

V.4 Ritus

V.5 Pengetahuan Tradisional

V.6 Teknologi Tradisional

V.7 Seni

- Dewan Kesenian Kota Mojokerto

V.8 Bahasa

V.9 Permainan Rakyat

V.10 Olahraga Tradisional

V.11 Cagar Budaya

DAFTAR SDM SUBYEK (PELAKU) KEBUDAYAAN

INISIATIF, SEJAK KAPAN, DI MANA,

100 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 101: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

NO NAMA PELAKU BIDANG OBJEK

YANG DIKERJAKAN

PENGHARGAAN,

SISTEM PENDANAAN

1 Ki Dalang Malkan Dalang Wayang

Kulit

Kelurahan Balongrawe,

RW.03

2 Widya Kartika Pemusik

3 Mbak Novi Koreografer Tari –

Penari

Kelurahan Pulorejo

4 Mbak Heni Penari – Pelatih

Tari

Kelurahan Meri

5 Tavia Dewi Penari

6 Bella Melinda Penari GPM Meri

7 Dewi Masulah Penari Miji

8 Ovi Penari Miji

9 Ernawanti Penari

10 Pak Heri Teater, Tari Jl. Arjuno Perumnas Wates

11 Mijil Pawestri Seniwati Teater

12 Kukun Triyoga Seniman Teater

13 Bagus Mahayasa Seniman Teater

14 Glewo Anam Seniman Ludruk

15 Pak Sulkan Ludruk Bancang

16 Jabbar Abdullah Pegiat Ludruk

17 Cak Bowo Seni /Ludruk Lingkungan Kedungsari

18 Alisyah Shafa Pelukis Pekayon Baru 20 A

19 Andita Shevia Pelukis Pekayon Baru 20 A

20 Arief Budi Santono

(Ghofar)

Pelukis Wayang

Beber

Jl. Empunala

21 Avrilia Pelukis Cakarayam Kota Mojokerto

22 Budi Suhartono Pelukis Residen Pamuji

23 Caprianto Pelukis Meri

24 Dedik Pelukis Prajurit Kulon

25 Diut Martu Pratama Pelukis Prajurit Kulon 4 No 177 C

101 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 102: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

(Komo)

26 Eddy Sucahyono Pelukis Residen Pamuji

27 Edi Pelukis Jl. Taman Siswa

28 Gathuk Pelukis Balongsari

29 Hari Pelukis Mentikan

30 Hari Widiarto Pelukis Mentikan

31 Hengky Pelukis Jagalan

32 Herman Seni Rupa – kartun

– Komik

Balong Cangkring

33 Herman Effendy (Dul) Pelukis Balongrawe

34 Heru Gedebog Pelukis Magersari Indah

35 Ivo Pelukis Jagalan

36 Ken Andhisti Pelukis

37 M. Sholeh Pelukis Jagalan

38 Marzuki Pelukis

39 Mas Rony Pelukis

40 Mbah Min Seni Ukir Bancang

41 Oki Sunarko Pelukis Empunala

42 Priyok Dinasti Pelukis Jl. Balongsari

43 Priyok Dinasti Pelukis Balongsari

44 Putut Nugroho Pelukis Suratan

45 Reza Dwi Anggraini Pelukis Surodinawan

46 Soni Pelukis Hayam Wuruk

47 Sonny Pelukis Jl. Hayam Wuruk

48 Sumadi Pelukis KH. Haji Nawawi

49 Suyanto Al Meri Pelukis Meri

50 Thomas Pelukis Wates

51 Totok Pelukis Wates

52 Tiara Putri Widyawati Pelukis Mentikan

53 Wiranto Trenggono Pelukis Gedongan

54 Wito Pelukis Empunala

55 Yusak Pelukis Wates

102 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 103: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

DATA SANGGAR KESENIAN KOTA MOJOKERTO 2019

1. Sholawat Mardhatilah

Alamat : Griya Permata, Meri.

Telepon : 081216684388

Bidang Kesenian: Musik Islami

Nomor Sk Badan Hukum: Mi.431/111.Keb/417.319/2013

Nama Ketua/Pengurus : Latifah K

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Aktif

2. Utama

Alamat : Pulowetan Rt 01/Rw 02, Pulorejo

Telepon : 081331891364

Bidang Kesenian : Elekton

Nomor Sk Badan Hukum : El.431/62.Keb417.301/2011

Nama Ketua/Pengurus : Darmo Utomo

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Tidak Aktif

3. Brewoks

Alamat : Lingk Meri Rt 04 Rw 03 Kelurahan Meri

Telepon : 085648844446

103 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 104: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Bidang Kesenian : Elekton

Nomor Sk Badan Hukum: El.431/30/Senbud/417.306/2016

Nama Ketua/Pengurus : Hadi Wiyono

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Aktif

4. Ambon Musik Elekton

Alamat : Jl Semeru 281

Telepon : 085748044870

Bidang Kesenian : Elekton

Nomor Sk Badan Hukum: El.431/01.Senbud/417.306/2017

Nama Ketua/Pengurus : Bambang Sutikno

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Tidak Aktif

5. Abinada

Alamat : Lingk Meri Rt 01 Rw 01 Kelurahan Meri

Telepon : 085706932907

Bidang Kesenian : Elekton Dan Orkes Melayu

Nomor Sk Badan Hukum : El.431/23.Senbud/417.314/2017

Nama Ketua/Pengurus : Joko Susilo

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Tidak Aktif

6. Condro Laris

Alamat : Jalan Taman Siswa 27

Telepon : 0321326302

Bidang Kesenian : Karawitan

Nomor Sk Badan Hukum : Krw.435/001.Keb/

Nama Ketua/Pengurus : Joko Susilo

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Tidak Aktif

104 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 105: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

7. Dewantara

Alamat : Jalan Taman Siswa 30

Telepon : 085850456399

Bidang Kesenian : Karawitan

Nomor Sk Badan Hukum : Krw.431/01.Senbud/417.314/2018

Nama Ketua/Pengurus : Drs. Suradiyana, Mpd

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Aktif

8. Mardika

Alamat : Pangreman VI-32

Telepon : 085785655799

Bidang Kesenian : Musik Islami

Nomor Sk Badan Hukum : Qsd/51.Keb/417.301/2010

Nama Ketua/Pengurus : Harianto

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Tidak Aktif

9. Karya Budaya

Alamat : Suromulang Barat 11/15

Telepon : 08123189347

Bidang Kesenian : Ludruk

Nomor Sk Badan Hukum : Ld.431/53.Keb/417.301/2011

Nama Ketua/Pengurus : Eko Edy S

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Aktif

10.Baru Budi

Alamat : Kedung Turi

Telepon : 081330429934

Bidang Kesenian : Ludruk

105 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 106: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Nomor Sk Badan Hukum: Ldr.431/12.Senbud/417.314/2019

Nama Ketua/Pengurus : Isbandi Wibowo

Periode Kepengurusan : 2019

Status Keaktivan : Aktif

11. Tunas Muda

Alamat : Jagalan Gg 2

Telepon : 085733184050

Bidang Kesenian : Ludruk Remaja

Nomor Sk Badan Hukum: Ldr.431/10.Senbud/417.306/2016

Nama Ketua/Pengurus : Saiful Bakri

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Tidak Aktif

12.Ngesti Laras

Alamat : Jl. Empu Nala 451

Telepon : 085733804897

Bidang Kesenian : Wayang Kulit/Dalang

Nomor Sk Badan Hukum: Dl.431/14.Keb/417.306/2016

Nama Ketua/Pengurus : Malkan Cahyo Pitoyo

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Tidak Aktif

13.Tri Madyo Laras

Alamat : Bancang Iv32

Telepon : 085843970970

Bidang Kesenian : Wayang Kulit

Nomor Sk Badan Hukum: Dl.431/60.Keb/417.303/2011

Nama Ketua/Pengurus : Marto Aji

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Tidak Aktif

106 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 107: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

14.Lidhe Art Forum Indonesia

Alamat : Jl. Benteng Pancasila 62

Telepon : 085731874322

Bidang Kesenian : Sanggar Seni

Nomor Sk Badan Hukum: Sgr.43/135.Keb/417.313/2014

Nama Ketua/Pengurus : Bagus Yuwono

Periode Kepengurusan : 2019

Status Keaktivan : Aktif

15.Asmorodhana

Alamat : Banjaranyar I-35

Telepon : 08814308210

Bidang Kesenian : Sanggar Tari

Nomor Sk Badan Hukum: Sgr.431/11.Senbud/417.306/2016

Nama Ketua/Pengurus : Danny Setyo Susanti

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Aktif

16.Yovanda

Alamat : Taman Siswo 16

Telepon : 08563449882

Bidang Kesenian : Sanggar Tari

Nomor Sk Badan Hukum: Sg.431/78.Keb/417/301/2012

Nama Ketua/Pengurus : Munaimah

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Aktif

17.Dewantara

Alamat : Taman Siswo 16

Telepon : 085850456399

Bidang Kesenian : Sanggar Seni Pertunjukan

Nomor Sk Badan Hukum: Ptj.431/02.Senbud/417.314/2018

107 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 108: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Nama Ketua/Pengurus : Drs. Suradiyana

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Aktif

18.Dewantara

Alamat : Taman Siswo 16

Telepon : 085850456399

Bidang Kesenian : Sanggar Seni Tari

Nomor Sk Badan Hukum: Ptj.431/03.Senbud/417.314/2018

Nama Ketua/Pengurus : Drs. Suradiyana

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Aktif

19. Bg Mz Nyong

Alamat : Meri Dukuhan 578, Kel. Meri

Telepon : 081216220500

Bidang Kesenian : Sanggar Tari

Nomor Sk Badan Hukum: Sg.431/16.Senbud/417.314/2017

Nama Ketua/Pengurus : Nyong Larunga

Periode Kepengurusan : 2019

Status Keaktivan : Aktif

20.Gagrak Anyar

Alamat : Bancang 4/39

Telepon : 08814303647

Bidang Kesenian: Campusari

Nomor Sk Badan Hukum: Cpsr.431/113.Keb/

Nama Ketua/Pengurus : Supriyono

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Tidak Aktif

21.Panggung Campursari

108 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 109: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Alamat : Kedungsari

Telepon : 081330429934

Bidang Kesenian : Campursari

Nomor Sk Badan Hukum: Cpsr.431/11.Senbud/417.314/2019

Nama Ketua/Pengurus : Isbandi Wibowo

Periode Kepengurusan : 2019

Status Keaktivan : Aktif

22.Wulan Condro Wida

Alamat : Perum Griya Ijen

Telepon : 081249099577

Bidang Kesenian : Campursari

Nomor Sk Badan Hukum: Cpsr.431/20.Senbud/417.306/2016

Nama Ketua/Pengurus : Yani Wulandari

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Aktif

23.Isbandiah Musik

Alamat : Jl. Riyanto 13 A

Telepon : 081357925678

Bidang Kesenian : Campursari

Nomor Sk Badan Hukum: Cpsr.431/21.Senbud/417.3014/2017

Nama Ketua/Pengurus : Isbandiah

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Tidak Aktif

24.Singo Joyo Mulyo

Alamat : Balong Rawe

Telepon : 088814306286

Bidang Kesenian : Reyog

Nomor Sk Badan Hukum: Ryg.431/95.Keb/

109 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 110: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Nama Ketua/Pengurus : Hadi Ismanto

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Tidak Aktif

25.Widodo Joyo Binangun

Alamat : Balongsari V-7

Telepon : 085730217611

Bidang Kesenian : Reyog Mini

Nomor Sk Badan Hukum: Ryg.431/02.Senbud/417.314/2019

Nama Ketua/Pengurus : Suyono

Periode Kepengurusan : 2019

Status Keaktivan : Aktif

26. Wijaya Kusuma

Alamat : Griya Permata Meri A3-43

Telepon : 081216684388

Bidang Kesenian : Mocopat

Nomor Sk Badan Hukum: Mcpt.431/04.Senbud/417.306/2016

Nama Ketua/Pengurus : Wijaya Kusuma

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Aktif

27.Pudhak Wangi

Alamat : Prajurit Kulon V-25 A

Telepon : 08131056492

Bidang Kesenian : Mocopat

Nomor Sk Badan Hukum: Mcp.431/12/Senbud/417.306/2016

Nama Ketua/Pengurus : Soeharmawan

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Aktif

28.Alas Terik Production

110 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 111: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Alamat : Jalan Pendidikan 18

Telepon : 085799963478

Bidang Kesenian : Komunitas Film

Nomor Sk Badan Hukum: Kf.431/33.Senbud/417.306/2016

Nama Ketua/Pengurus : Agus Santoso

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Aktif

29.Oyot Mimang

Alamat : Jagalan Gang 2

Telepon : 085733184050

Bidang Kesenian : Musik Akustik

Nomor Sk Badan Hukum: Om.431/09/Senbud/417.306/2016

Nama Ketua/Pengurus : Saiful Bakri

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Tidak Aktif

30.Rastamaniez Reggae

Alamat : Miji Baru I-5

Telepon : 081330005900

Bidang Kesenian : Band

Nomor Sk Badan Hukum: Band.431/19.Senbud/417.314/2017

Nama Ketua/Pengurus : Sendang Larasa

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Tidak Aktif

31.Devista

Alamat : Tropodo 605

Telepon : 085748102427

Bidang Kesenian : Orkes Melayu

Nomor Sk Badan Hukum: Om.431/104.Keb/

111 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 112: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Nama Ketua/Pengurus : Moh Soctif

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Aktif

32.Widya Budaya

Alamat : Gedongan 4/2

Telepon : 0321324341

Bidang Kesenian : Ludruk

Nomor Sk Badan Hukum: Ldr.431/35.Senbud/417.306/2016

Nama Ketua/Pengurus : Tanti Anjariani, Spd

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Aktif

33.Surya Mojopahit

Alamat : Gedongan 4/2

Telepon : 0321324341

Bidang Kesenian : Tari, Seni Rupa

Nomor Sk Badan Hukum: Sggr.431/36.Senbud/417.306/2016

Nama Ketua/Pengurus : Tanti Anjariani, Spd

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Aktif

34. Wahana

Alamat : Balongrawe Rt 03/Rw 04

Telepon : 081332742410

Bidang Kesenian : Orkes Melayu

Nomor Sk Badan Hukum: Om.431/03.Keb/417.306/2015

Nama Ketua/Pengurus : Mochtar Ad

Periode Kepengurusan : 2019

Status Keaktivan : Aktif

35.Mustika Nada

112 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 113: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Alamat : Lingkungan Randegan

Telepon : 085733922455

Bidang Kesenian : Orkes Melayu

Nomor Sk Badan Hukum : Om/431/09.Keb/417

Nama Ketua/Pengurus : Amin

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Tidak Aktif

36. Andromeda Super

Alamat : Empu Nala 248

Telepon : 081330006449

Bidang Kesenian : Orkes Melayu

Nomor Sk Badan Hukum: Om/431/11.Keb/417.306/2015

Nama Ketua/Pengurus : Roni Mustof

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Tidak Aktif

37.Joneta

Alamat : Yayasan Mojopahit Balongcangkring

Telepon : 081556548500

Bidang Kesenian : Orkes Melayu

Nomor Sk Badan Hukum: Om.431/08.Senbud/417.314/2019

Nama Ketua/Pengurus : Joni S

Periode Kepengurusan : 2019

Status Keaktivan : Aktif

38. Hivanada

Alamat : Empu Nala 297 B

Telepon : 085731734082

Bidang Kesenian : Orkes Melayu

Nomor Sk Badan Hukum: Om.431/02.Senbud/417.306/2016

113 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 114: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Nama Ketua/Pengurus : Achmad Rivai

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Aktif

39.Mina Mustika

Alamat : Balong Cangkring Ii Rt 01 Rw 06

Telepon : 085732822793

Bidang Kesenian : Orkes Melayu

Nomor Sk Badan Hukum: Om.431/01.Keb/417.313/2015

Nama Ketua/Pengurus : Yoyok Mugianto

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Tidak Aktif

40.Gita Buana

Alamat : Prajurit Kulon Gang Vi

Telepon : 081232617115

Bidang Kesenian : Orkes Melayu

Nomor Sk Badan Hukum: Om.431/09.Senbud/417.314/2019

Nama Ketua/Pengurus : Sugito

Periode Kepengurusan : 2019

Status Keaktivan : Aktif

41.Anggun Nada

Alamat : Jl Sekar Abang No 112 Kedundung

Telepon : 085707700288

Bidang Kesenian : Orkes Melayu

Nomor Sk Badan Hukum: Om.431/25.Senbud/417.306/2016

Nama Ketua/Pengurus : Agus Sugiarto

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Tidak Aktif

42.Farrel Senada

114 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 115: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Alamat : Jl Empunala 214

Telepon : 085648484547

Bidang Kesenian : Orkes Melayu

Nomor Sk Badan Hukum: Om.431/29/Senbud/417.306/2016

Nama Ketua/Pengurus : Angga Oktavia

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Tidak Aktif

43.Purnama

Alamat : Lingkungan Balongkrai

Telepon : 085655777324

Bidang Kesenian : Orkes Melayu

Nomor Sk Badan Hukum: El.431/06.Senbud/417.314/2017

Nama Ketua/Pengurus : Purwanto

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Aktif

44.Risky Entertainment

Alamat : Dsn Balong Cangkring I Rt 01 Rw 02

Telepon : 085648881500

Bidang Kesenian : Orkes Melayu

Nomor Sk Badan Hukum: Om.431/20.Senbud/417.314/2017

Nama Ketua/Pengurus : Santi Rahayu

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Tidak Aktif

45.Muda Jaya

Alamat : Pulorejo V/7

Telepon : 085855305041

Bidang Kesenian : Jaran Kepang

Nomor Sk Badan Hukum: Jrn.431/61.Keb/

115 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 116: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Nama Ketua/Pengurus : Suwariyo

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Aktif

46.Eyang Macan Putih

Alamat : Balongkrai-Pulorejo

Telepon : 081554374499

Bidang Kesenian : Jaranan

Nomor Sk Badan Hukum: Jrn.431/14.Senbud/417.314/2019

Nama Ketua/Pengurus : Yudi

Periode Kepengurusan : 2019

Status Keaktivan : Aktif

47.Sekar Muncul

Alamat : Sekar Putih-Kedundung

Telepon : 08563774724

Bidang Kesenian : Kuda Lumping

Nomor Sk Badan Hukum: Kl.431/03.Senbud/417.314/2019

Nama Ketua/Pengurus : Misdi

Periode Kepengurusan : 2019

Status Keaktivan : Aktif

48.Tresno Kertojoyo/ Tresno

Alamat : Kuwung 173 Kelurahan Meri

Telepon : 08563774724

Bidang Kesenian : Kuda Lumping

Nomor Sk Badan Hukum : Btgn.431/19.Senbud/417.306/2016

Nama Ketua/Pengurus : Didit Mariyon

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Aktif

49.Duta Wijaya

116 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 117: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Alamat : Jl Raya Meri

Telepon : 081332189224

Bidang Kesenian : Bantengan, Kuda Lumping

Nomor Sk Badan Hukum: Klb.431/15.Senbud/417.314/2019

Nama Ketua/Pengurus : Susiawan

Periode Kepengurusan : 2019

Status Keaktivan : Aktif

50.Gusti Ratu Penguoso

Alamat : Suratan I/21

Telepon : 081515102201

Bidang Kesenian : Jaranan Dan Campursari

Nomor Sk Badan Hukum: Jrn.431/12.Keb/

Nama Ketua/Pengurus : Syaifu Choider

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Tidak Aktif

51.Turonggo Putro Kencono

Alamat : Jl Raya Pulorejo Rt 04 Rw 01

Telepon : 085704772055

Bidang Kesenian : Kuda Lumping

Nomor Sk Badan Hukum: Kl/431/24.Senbud/417.306/2016

Nama Ketua/Pengurus : Kuswanto

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Tidak Aktif

52.Rogo Sawongso Putra

Alamat : Suratan Gang 3 Kranggan

Telepon : 085607976746

Bidang Kesenian : Kuda Lumping

Nomor Sk Badan Hukum : Kl.431/23.Senbud/417.314/2019

117 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 118: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Nama Ketua/Pengurus : Achmad Jainuri

Periode Kepengurusan : 2019

Status Keaktivan : Aktif

53.Ferdista

Alamat : Balongrawe Rt 04 Rw 02

Telepon : 085606049594

Bidang Kesenian : Orkes Melayu

Nomor Sk Badan Hukum: Om431/69.Keb/417.301/2011

Nama Ketua/Pengurus : A. Ferdi S

Periode Kepengurusan : 2018

Status Keaktivan : Tidak Aktif

54.Pas Mojo

Alamat : Kuwung No 79

Telepon : 081233706533

Bidang Kesenian : Angklung

Nomor Sk Badan Hukum: Ang.431/01.Senbud

Nama Ketua/Pengurus : Mariadi

Periode Kepengurusan : 2019

Status Keaktivan : Aktif

55.Putra Macan Kumbang

Alamat : Jagalan Gang 2

Telepon : 085785651292

Bidang Kesenian : Jaranan, Campursari

Nomor Sk Badan Hukum: Jrn.431/04.Senbud

Nama Ketua/Pengurus : Budiono

Periode Kepengurusan : 2019

Status Keaktivan : Aktif

56.Mellia Nada

118 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 119: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Alamat : Balongcangkring Pulorejo Manggolo

Telepon : 08125217590

Bidang Kesenian : Orkes Melayu

Nomor Sk Badan Hukum: Om.431/05.Senbud/417.314/2019

Nama Ketua/Pengurus : Amellia Tri Andiani

Periode Kepengurusan : 2019

Status Keaktivan : Aktif

57. Manggolo Mertojoyo

Alamat : Balongcangkring Prajuritkulon

Telepon : 081249358248

Bidang Kesenian : Reog

Nomor Sk Badan Hukum: Ryg.431/06.Senbud/417.314/2019

Nama Ketua/Pengurus : Supriono

Periode Kepengurusan : 2019

Status Keaktivan : Aktif

58.Cahraka

Alamat : Gunung Gedangan

Telepon : 085730279289

Bidang Kesenian : Orkes Melayu

Nomor Sk Badan Hukum: Om.431/07.Senbud/417314/2019

Nama Ketua/Pengurus : Sentot Soeharsono

Periode Kepengurusan : 2019

Status Keaktivan : Aktif

59.Grub Slenk

Alamat : Gunung Anyar Rt 04 Rw 06

Telepon : 085852875382

Bidang Kesenian : Orkes Melayu

Nomor Sk Badan Hukum: Om.431/10.Senbud/417.314/2019

119 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 120: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Nama Ketua/Pengurus : Dendi Eka Purnama

Periode Kepengurusan : 2019

Status Keaktivan : Aktif

60. Wareng Aji Laras

Alamat : Ling.Kemasan Prajurit Kulon

Telepon : 081216116111

Bidang Kesenian : Karawitan

Nomor Sk Badan Hukum: Krw.431/13.Senbud/417.314

Nama Ketua/Pengurus : Drajat Agus Widodo

Periode Kepengurusan : 2019

Status Keaktivan : Aktif

61. New Harles

Alamat : Gedangan Rt 02 Rw 07

Telepon : 081232028225

Bidang Kesenian : Orkes Melayu

Nomor Sk Badan Hukum: Om.431/16.Senbud/417.314/2019

Nama Ketua/Pengurus : Hendro Kurdiyanto

Periode Kepengurusan : 2019

Status Keaktivan : Aktif

62. Inesta Nada

Alamat : Jl.Nangka Magersari

Telepon : 085732832337

Bidang Kesenian : Orkes Melayu

Nomor Sk Badan Hukum: Om.431/19.Senbud/417.314/2019

Nama Ketua/Pengurus : Eny Pudji

Periode Kepengurusan : 2019

Status Keaktivan : Aktif

63. Sekar Wijoyo Putro

120 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 121: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Alamat : Jl.Pendidikan Pulo Kulon

Telepon : 085974792463

Bidang Kesenian : Jaranan Campursari

Nomor Sk Badan Hukum: Jrn.431/20.Senbud/417.314/2019

Nama Ketua/Pengurus : Bayu Undiono

Periode Kepengurusan : 2019

Status Keaktivan : Aktif

64. Sonita Electone

Alamat : Ling.Balongkrai Pulorejo

Telepon : 085733149588

Bidang Kesenian : Electone

Nomor Sk Badan Hukum: El.431/21.Senbud/417.314/2019

Nama Ketua/Pengurus : Sony Prasetyo

Periode Kepengurusan : 2019

Status Keaktivan : Aktif

65. Narayan Music Entertainment

Alamat : Lingk Balongrawe Kedundung

Telepon : 082336690549

Bidang Kesenian : Electone, Music Entertainment

Nomor Sk Badan Hukum: El.431/22.Senbud/417.314/2019

Nama Ketua/Pengurus : Choiri Anwar

Periode Kepengurusan : 2019

Status Keaktivan : Aktif

66. Afinda

Alamat : Prajurit Kulon 01/02

Telepon : 081359290084

Bidang Kesenian : Orkes Melayu

Nomor Sk Badan Hukum: Om.431/29.Senbud/417.314/2019

121 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 122: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Nama Ketua/Pengurus : Henri Afrilianto

Periode Kepengurusan : 2019

Status Keaktivan : Aktif

67. Wargo Lara’s

Alamat : Lingkungan Randegan, Kedundung, Magersari

Telepon : 081554332531

Bidang Kesenian : Karawitan

Nomor Sk Badan Hukum:

Nama Ketua/Pengurus : Kunaji Joyo

Periode Kepengurusan :

Status Keaktivan :

68. Paguyuban Seni Dan Budaya Round Art Stoodio

Alamat : Jl.Residen Pamuji No. 60 Kota Mojokerto

Telepon : 08161314549

Bidang Kesenian : Seni Rupa

Nomor Sk Badan Hukum:

Nama Ketua/Pengurus : Eddy Soejahyono

Periode Kepengurusan : 2012

Status Keaktivan :

69. Panji Cemeng

Alamat : Lingkungan Balong Rawe Baru, Kedundung, Magersari

Telepon : 082337442809

Bidang Kesenian : Wayang Beber

Nomor Sk Badan Hukum:

Nama Ketua/Pengurus : Herman Efendi

Jumlah Anggota : 5 (lima)

Status Keaktivan : Aktif

70. Sanggar Wayang Beber Panji Maharddhi

122 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 123: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Alamat : SDN Kauman 2, Jl.Keradenan IV/5A, Prajurit Kulon

Telepon : 082231706773

Bidang Kesenian : Wayang Beber

Nomor Sk Badan Hukum:

Nama Ketua/Pengurus : Widya Kartika

Jumlah Anggota : 27

Status Keaktivan : Aktif

71. Sanggar Wayang Beber Lombok Suwelas

Alamat : SMPN 4 Kota Mojokerto, Jl.Lombok No. 11, Perum Gatoel

Telepon : 085536924052

Bidang Kesenian : Wayang Beber

Nomor Sk Badan Hukum:

Nama Ketua/Pengurus : Ken Andhisti

Jumlah Anggota : 10

Status Keaktivan : Aktif

VI DATA SARANA DAN PRASARANA KEBUDAYAAN

VI.1 Manuskrip

- Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Mojokerto mempunyai Depo Arsip yaitu

ruangan khusus untuk menyimpan naskah kuno.

- Pondok Pesantren Assolichiyah, Penarip Kelurahan Kranggan menyimpan

beberapa kitab dan surat kuno.

VI.2 Tradisi Lisan

- Tempat khusus sebagai pusat berkumpul dan pementasan rutin bagi pegiat

Wayang Beber saat ini belum tersedia namun mereka berinisiatif melestarikan

Wayang Beber di kediamanmasing-masing dan dilakukan secara swadaya.

123 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 124: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

- Kegiatan rutin pendongeng dan tradisi bertutur bergerak secara mandiri di ruang

publikdengan memanfatkan area pojok alun-alun.

VI.3 Adat Istiadat

- Situs makam keramat/punden yang ada di Kota Mojokertohampir semua sudah

bercungkup namun belum ada sanggar pamujan. Untuk mencapai situs tersebut

sudah tersedia akses jalan masuk yang bisa dilalui dengan jalan kaki dan sepeda

motor.

VI.4 Ritus

- Acara bersih desa, ruwah dusun, sedekah bumi, nyadran di tingkat Lingkungan

dengan menggunakan fasilitasyang terdapat di sekitar punden.

VI.5 Pengetahuan Tradisional

- Tidak ada pedepokan atau perguruan khas terkait merawat pengetahuan

tradisional.

- Tidak ada pusat informasi pelestarian pengetahuan tradisional beserta kegiatan

khasnya yang dilakukan secara periodik atau pada waktu tertentu.

VI.6 Teknologi Tradisional

- Alat pahat, ukir, alat membatik

- Cor logam (industri cetakan aluminium) di Pulorejo

VI.7 Seni

- Ketersediaan sarana dan prasarana berupa GOR Seni Mojopahit Jl. Gajah Mada,

menjadi pusat kegiatan dan pagelaran aneka evenbersifat massal, misalnya

pameran lukisan yang diadakan oleh bagi para perupa wilayah Kawasan

Mojokerto Raya. Di kompleks GOR ini jga terdapat Gedung Dewan Kesenian Kota

Mojokerto.

124 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 125: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

- Gedung Veteran, jalan Hayam Wuruk 92, kadang dimanfaatkan untuk pameran

lukisan.

- Panggung Terbuka yang terletak di samping GOR Seni MojopahitJl. Gajah Mada

keadaannya masih layak pakai namun belum banyak dipakai untuk kegiatan

kesenian.

- Pemanfaatan ruang publik alun-alun Kota Mojokerto untuk kegiatan ekspresi seni

pelajar se-Kota Mojokerto yang dilakukan setiap minggu secara bergiliran.

- Adanya pelaku seni yang lahir dan tumbuh dari sanggar seni, seperti seni tari,

ludruk dan perupa. Pelaku seni tersebut umumnya dalam menjalankan

kegiatannya memanfaatkan fasiltias pribadi dan fasilitas publik, seperti Balai

pertemuan RW.

- Selain fasilitas berupa ruang tertutup dan gedung. Pemerintah kota juga

menyediakan sarana prasarana ekspresi kesenian di area Alun-alun Kota

Mojokerto dan sekitarnya untuk dimanfaatkan acara dan kegiatan berkesesnian.

Maupun menjadi ruang pagelaran kreatifitas.

VI.8 Bahasa

- Laboratorium Bahasa tersedia di setiap sekolahmulai dari tingkat SD hingga SMA.

- Kawasan Kursus Ketrampilan Bahasa yang diadakan atas inisiatif dan

dikembangkan secara swadaya oleh para pelaku.

- Penyimpanan koleksi kamus bahasa di gedung Dinas Perpustakaan dan Kearsipan.

Juga ketersediaan bahan bacaan pengembangan budaya literasi di Perpustakaan

Kontainer Alun-alun, Hutan Kota Pulorejo, Taman Semeru dan Taman Anti

Narkoba Magersari Indah.

VI.9 Permainan Rakyat

- Memanfaatkan lapangan dan lahan terbuka di lingkungan sekolah dan dilakukan

atas inisiatif para guru, khususnya guru bakat dan guru olahraga.

125 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 126: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

- Memanfaatkan tanggul/bantaran Sungai dalam rangka melestarikan permainan

rakyat dan olahraga tradisional yang sifatnya momentum.

VI.10 Olahraga Tradisional

- Kegiatan alami bermain dan berolahraga tradisional selama ini memanfaatkan

ruang terbuka dan lahan terbuka mulai dari halaman rumah, jalan kampung serta

fasilitaspublik seperti alun-alun, stadion, lapangan kampung.

- Selain memanfaatkan arena lahan terbuka, juga ada yang memanfaatkan jalur

aliran irigasi sebagai tempat penyelenggaraan acara lomba dan sebagai ekspresi

kegembiraan, rasa syukur dan semangat perjuangan dalam menyambut hari

kemerdekaan RI.

VI.11 Cagar Budaya

- Beberapa bangunan cagar budaya yang sudah ditetapkan sebagai Cagar Budaya,

terdiri dari 7 bangunan dan 1 situs (Data terlampir).

- Upaya inventarisasi bangunan yang diduga obyek cagar budaya (ada sekitar dua

puluhan).

- Masih tersedia secara faktual adanya Obyek Diduga Cagar Budaya (ODCB) yang

tersebar di wilayah Kota Mojokerto yang belum masuk inventarisasi baik berupa

benda, struktur, bangunan, situs, kawasan maupunyang bersifat tak benda.

VII PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI

VII.1. Permasalahan dan Rekomendasi (Terlampir)

VII.2. Upaya

VII.2.1. Mempengaruhi Arus Wacana

126 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 127: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Dalam kurun waktu beberapa tahun ini upaya melakukan pemajuan kebudayaan

sudah dilakukan melalui kegiatan bersifat menggali pengetahuan, mengkaji

informasi, kajian yang melibatkan komunitas pelaku, institusi pemerintah (formal

non formal) yang dilaksanakan pada hari kerja maupun hari libur sehingga

berlanjut pada lahirnya kegiatan bersama berupa even sebagai strategi merawat

momentummelalui tradisi “ngopi, cangkrukan, jagongan, sarasehan”.

VII.2.2. Membuka Ruang Interaksi Strategis

Hadirnya para pelaku, pembuat kebijakan, penentu kebijakan dalam ruang

komunikasi efektif. Sudah diupayakan melalui berbagai pendekatan. Baik melalui

lobi, dialog terbuka, serap aspirasi dan berbagai dialog interaktif secara rutin. Bisa

dilakukan dengan situasi yang saling bersedia menerima masukan dan melahirkan

tindak lanjut.

Program pemajuan kebudayaan secara strategis melahirkan berbagai produk

dialog kebudayaan. Diantaranya adalah untuk kali pertama ada “Damaran

Budaya”. Yang dilakukan di Rumah Rakyat (sebutan bagi Rumah Dinas Walikota

Mojokerto) untuk berinteraksi secara langsung dengan palaku seni budaya,

generasi milenial, peneliti, pengkaji dan para praktisi di bidangnya.

Berbagai produk diskusi formal yang direncanakan dan diprogramkan oleh lintas

OPD juga sedang mendorong pemajuan kebudayaan. Badan Perencanaan

Pembangunan Kota (BAPPEKO) Mojokerto melakukan Review Dokumen Master

Plan Kebudayaan Kota Mojokerto yang disusun pada tahun 2015 melalui dialog

budaya yang bersifat formal dan non formal.

Fasilitasi yang dilakukan oleh Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata

adalah membuat dialog budaya, sarasehan dan diskusi didalam menyusun kajian

rencana Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Cagar Budaya serta program

pemajuan kebudayaan lainnya.

VII.2.3. Melahirkan komitmen

127 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 128: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Selain upaya mempengaruhi arus wacana dan membuka ruang interaksi dialog

efektif para pihak dan pemangku kepentingan, Kota Mojokerto juga berkomitmen

melakukan pemajuan kebudayaan yang bisa diverifikasi di dokumen Misi kelima

Walikota Mojokerto terkait pemajuan kebudayaan, yang berbunyi : "Mewujudkan

ketahanan sosial budaya dalam kerangka integrasi nasional, pada tatanan

masyarakat yang bermartabat, berakhlak mulia, beretika, dan berbudaya luhur

berlandaskan Pancasila.”

Dari Visi dan Misi Walikota Mojokerto inilah kemudian disusun beberapa produk

kebijakan yang diarahkan untuk memajukan kebudayaan, seperti dokumen RPJMD

periode tahun 2019-2024 yang telah disahkan sebagaimana dokumen terlampir.

Juga telah disahkan sebuah produk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Cagar

Budaya Nomor 17 tahun 2019.

VII.2.4. Dukungan Pelaksanaan Kegiatan

Dengan komitmen yang kuat untuk memajukan kebudayaan, Pemerintah Kota

Mojokerto melalui kekuatan yang ada telah memobilisasi sumber daya yang ada

baik mulai dari Organisasi Pemerintah Daerah untuk membuat program yang

berdekatan dengan Pemajuan Kebudayaan.

Memajukan kebudayan perlu dilakukan sejak usia dini dan anak-anak. Oleh karena

itu perlu dikembangkan program yang berkaitan dengan melestarikan permainan

tradisional dan seni pertunjukan melalui berbagai produk kesenian seperti tari

pakem tradisi, tari koreo, ludruk anak-anak, menabuh gamelan, menjadi dalang

wayang beber usia anak dan remaja, serta sinden anak dan remaja. Pada sisi inilah

keberadaan Dinas Pendidikan menjadi bagian tak terisahkan sebagai pelaksana

dan penumbuh kegiatan berbasis siswa.

Sementara untuk kajian hal strategis terkait kebudayaan, Komitmen BAPPEKO

juga sangat tinggi dengan segera melakukan Review Masterplan Kebudayaan

untuk selanjutnya disusun sebuah Rencana Strategis dan Rencana Induk Pemajuan

Kebudayaan Daerah.

128 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 129: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata secara aktif juga menumbuhkan

program seni, Budaya, olahraga dan pariwisata yang berkarakter baik melalui

peningkatan pengembangan kapasitas SDM yang difasilitasi dalam program

kegiatan pelatihan ketrampilan serta melakukan pendampingan pada beberapa

pelaku Seni Budaya.

Yang terakhir dukungan pelaksanaan kegiatan ini telah diwujudkan dalam

beberapa program even sebagai strategi antara lain bagaimana mengenali aset

alam dan budaya yang dipadukan dalamsuatu seni pertunjukan, salah satunya

melalui produk Mojotirto Festival (Hari Air yang dikemas dalam pendekatan seni

dan budaya). Selain itu juga melakukan kegiatan Kirab Budaya Mojobangkit pada

Peringatan Hari jadi Pemerintah Kota Mojokerto yang dikemas dengan partisipasi

dan keterlibatan warga. Mulai tahun 2019 juga telah ditumbuhkan untuk

mengapresiasi jejak seni budaya yang berkarakter dari sejarah sosial budaya Kota

Mojokerto dalam produk even seni pertunjukan Mojospekta dan Babagan Kolosal

Mojopahit.

Selain dukungan pelaksanaan seni pertunjukan juga masih terus dirawat program

yang sudah terencana dan terus dikembangkan. Seperti Kirab/Karnaval/Pawai

Ta’aruf yang menjadi pendekatan unjuk ekspresi pluralisme yang melibatkan

semua unsur masyarakat baik institusi pendidikan, komunitas dan Organisasi

Pemerintah Daerah.

Dalam rangka membudayakan seni dalam konteks kreativitas, Pemerintah Kota

melalui Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata juga telah memiliki

kalender even pergelaran seni budaya periodikan yang menyasar lintas usia dan

profesi.

VII.3. Permasalahan dan Rekomendasi

VII.3.1. PERMASALAHAN UMUM

PERMASALAHAN REKOMENDASI

129 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 130: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Masih banyak bangunan peninggalan

kolonial yang belum terdata dan belum

diajukan sebagai bangunan cagar

budaya

Segera melakukan pendataan dan

mengusahakan penetapan cagar budaya

Banyak bangunan peninggalan kolonial

yang berpotensi sebagai bangunan cagar

budaya namun dihancurkan untuk

dijadikan bangunan baru/ruko, dll

Perlu segera diinventarisasi, menyusun

tahapan dan target pendaftaran setiap tahun

untuk mendapat perlindungan, pelestarian dan

pemanfataan

Belum tersedianya tempat khusus untuk

galeri/pameran lukisan bagi para pelukis

Membangun atau menyediakan ruang pamer

untuk pelukis sehingga bisa mengadakan event

pameran karya lukis

Banyak kawasan yang sebetulnya

mempunyai potensi untuk dijadikan

destinasi wisata dengan tema tertentu

namun belum mendapat perhatian

Perlu diadakan survey serta pendataan

lapangan serta melakukan koordinasi dengan

masyarakat setempat

Adat istiadat banyak yang ditinggalkan

karena kemajuan zaman

Perlu segera menyusun strategi menyeluruh

dengan melibatkan semua unsur pemangku

kepentingan dan partisipasi masyararkat

VII.3.2. IDENTIFIKASI PROBLEM DAN KATEGORINYA

Isu Penjelasan Kategori

Data base - Belum ada kesadaran update dan

saling update

Strategis, Teknis

130 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 131: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

- Belum ada mekanisme sistem

update data yang memudahkan

untuk di akses

- Masih kurang adanya

kepercayaan diri para pelaku

- Kalender / jadwal kegiatan

budaya komunitas / pelaku

(bersih desa – sedekah bumi,

nyadran)

Sinergitas antar OPD – - Lambatnya kordinasi lintas sektor

- Lemahnya kesadaran untuk

terkoneksi

- Sibuk dengan ego sektoralnya

masing-masing

- Hubungan cenderung normatif

sebatas relasi perkerjaan dan jam

kantor

Strategis, Teknis

Sinergitas pelaku

(komunitas) budaya

- Banyak fokus ke bidamg masing-

masing

- Ruag kepedulian terjadwal belum

ada

- Program visi jangka panjang –

menengah - pendek belum ada

- Memilih asiek berkarya dengan

kompetensi tunggalnya masing-

masing

- Sudah mulai ada kolaborasi

pementasan dan pagelaran

pameran karya seni rupa

Teknis

Belum adanya Sebagai manda sejak di sahkannya UU Strategis

131 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 132: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Lembaga Kebudayaan 5/2017 memang di tingkat daerah d

iperbolehkan membentuj Dewan

Kebudayaan yang merespresentasikan.

Keterbatasan anggaran - Dukungan pembiayaan pemajuan

kebudayaan belum tinggi

- Kehadiran lembaga pendana non

APBD masih belum optimal

- Skema pendanaan dari sumber

daya publik juga belum pernah di

coba.

Stretegis, Teknis

Apresiasi - Pengharagaan pada para dunia

karya seni budaya masih belum

tinggi

- Belum ada acara yang di desain

khusus untuk semacam awarding

- Perlu menyasar dunia anak,

remaja, dewasa.

Strategis , Teknis

Konservasi –

pelestarian

- Memerlukan semacam tim yang

di tugasi, selain kordinasi PD

terkait

- Perlu pendataan yang update

terus menerus dan pemutakhiran

- Sekma kolaborasi multi pihak

yang kelar

Stretagis, Teknis

Pemanfataan - Belum ada warisan budaya tak

benda yang terdaftar dari kota

Mojokerto kepada kementrian

- Belum ada pemanfaatan dengan

kalender dan jadwal obyek

kebudayaan secara permanen

- Sudah mulai ada inisiatif membat

karya cipta dan karsa terkait

Strategis, Teknis

132 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 133: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

beberapa sentuhan busana /

identitas khas seperti udeng dan

even kebudayaan sebagai strategi

Pemberdayaan - Belum ada standard dan upaya

melahirkan program

perencanaan bersama antar

pemangku kepentingan

- kemitraan jangka menengah dan

pendek bahkan. Yang di lakukam

secara rutin dan terjadwal

- Perlu bentuk komunikasi efektif

dalam semacam penyusunan

perencanaan program multi pihak

yang efektif

- Perlu adanya instrument

monitoring dan evaluasi yang bisa

mengukur tiap capaian dan

tahapan program

Strategis, Teknis

Media publikasi –

informasi

- Sajian inforamsi budaya masih

rendah

- Kreasi program yang

memanfaatkan jaringan media

belum di buat

- Fasilitas media komunikasi public

yang mudah d ijumpai, mudah

diakses belum tersedia untuk

menginfomasikan perkembangan

budaya dan agenda pemajuan

kebudayaan

Teknis

Ketersediaan Sarana - Fasilitas seni pertunjukan yang Stretgis

133 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 134: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

dan Prasarana yang

representatif

berisisan dengan perkebangan

perkembanan ekonomi kreatif 4.0

masih minim

- Belum ada gedung pamerah /

galeri bergengsi yang menjadi

referensi dan poros produk seni

rupa maupun produk yang laiinya

- Belum ada pusat seni

pertunjukan dan pagelaran yang

mudah di akses dan menitrakan

desain sebuah arena

pertunjukan / pagelaran

Peningkatan kapasitas

SDM

- Tidak hanya peningkatan

kapasitas hanya untuk instusi

OPD, tetapi juga buat para

pelaku. Bisa saja pendekatan

mendtangkan narasumber ahli

secara rutin dan terjadwal. Atau

menggunakan Teleconference

- Membuka kelas belajar inspiratif

bisa mejadi salah satu pilihan

untuk meregenerasikan

ketrampilan.

- menjadikan training sebagai

strategi untuk menumbuhkan

mint bagi para pemula.

Strategis

VII.3.3. Rekomendasi

134 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 135: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

Dari berbagai temuan data dasar Obyek dan Subyek Kebudayaan. Telah di ketahui

keberadaan mana saja yang aktif dan tidak aktif. Demikian juga dengan

keberadaan sarana dan pra sarana, mana saja yang masih layak dan tetap perlu di

rawat juga di kembangkan. Serta apa saja yang memungkinan untuk di desain baru

dan di tumbuhkan dalam memajukan kebudayaan.

Tentunya selain data dasar. Di dokumen ini juga telah muncul daftar persoalan

yang cukup banyak dalam kerangka inventarisirnya. Namun selain daftar

persoalan, di matrik daftar persoalan juga telah disebutkan apa saja pilihan solusi,

program yang perlu di susun dan tahapannya. Baik dalam jangka pendek,

menengah dan panjang.

Untuk itu sebagai langkah teknis sebagai keberlanjutan sebuah dokumen berdampak. Tim

perumus dokumen PPKD ini merekomendasikan beberapa hal strategis dan teknis

sebagaimana berikut :

1. setelah dokumen ini menjadi paying pemajuan. Perlu di rancang program teknis

yang berorientasi pada pemajuan kebudayaan. Tentu peran pengambilan

keputusan tertinggi perlu mengumpulkan jajaran teknis untuk saling menakar

kebutuhan dan pengembangan agenda pemajuan kebudayaan berdasarkan

dokumen PPKD.

2. Bahwa dokumen PPKD sifatnya adalah dokumen publik. Maka sudah selayaknya di

umumkan secara terbuka apa saja yang telah menjadi temuan PPKD Kota

Mojokerto dalam pemajuan kebudayaan.

3. Perlunya segera disusun semacam Lembaga atau Dewan Kebudayaan yang bisa

menjadi mitra strategis Pemerintah Kota dalam melakukan Pemajuan Kebudayaan

sebagaimana amanat UU 5 tahun 2017.

4. Selain kehadiran kelembagaan. Penting ada mekanisme saling berkomunikasi

efektif dalam menyusun program strategis bersma untuk memajukan kebudayaan.

Untuk itu selain agenda Damaran Budaya sebagai ruang dialog strategis. Bisa saja

di kembangkan semacam Rembug Budaya Tahunan, yang menjadi semacam

konsep merayakan Visi Pembangunan budaya melalui pendekatan Budaya.

Dimana antara pemerintah, akademisi, media, pelaku budaya dan masyarakat

135 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 136: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

subyek kebudayaan bisa berinteraksi dengan berkualitas dan berdampak pada

pemajuan kebudayaan.

5. Komitmen terukur dari para pihak perlu di tetapkan dalam semacam “Pakta

Integrittas” atau “pakta Kebudayaan” yang berbasis lokalitas, kesediaan saling

berkontribusi, mengingatkan dan mengambil peran terbaik dari para pihak dalam

memajukan Kebudayaan di Kota Mojokerto.

6. Bahwa menjadikan komitmen yang terukur tanpa program juga jelas, efektif,

benar-benar bisa dikerjakan. Akan menjadikan visi kehilangan misi. Untuk itu perlu

di tetapkan instrument Monitoring Evaluasi yang efektif dalam membuat

semuanya menjadi jelas dan mampu di kontrol secara konsekkuwen.

7. Selain dokumen monitoring evaluasi bersama. Di perlukan Kota Mojokerto setiap

tahun mengikuti langkah nasional (kementrian dan Dirjend Kebudayaan), yang

telah mendorong perlunya melakukan pengukuran capaiajn pemajuan

kebudayaan melalui sebuah instrument yang telah disusun. Yakni pengukuran

Indeks Kebudayaan.

8. Dalam rangka merawat kebhinekaan dan pluralisme yang menjadi kekuatan

Indonesia. Maka penting tahap pemajuan kebudayaan yang berkaitan dengan

obyek dan subyek ini di buatkan kebijakan yang mengikat dan kuat. Bisa saja di

susun semacam Perda Pelestarian - Pengelolaam Budaya dan Perlindungan

Ekspresi Budaya Tradisi. Akan membantu memperjelas komitmen dan peran para

pihak bisa muncul dalam sebuah produk perundang-undangan.

9. Menumbuhkan semangat kolaborasi dan gotong royong dalam pemajuan

kebudayaan. Tentu saja perlu menjadi arus utama dalam merawat semangat

bersama. Untuk itu diperlukan semacam ruang kreasi dan inovasi sosial bersama.

Dalam merayakan multi gagasan pemauan kebudayaan bisa di akomodir, di

kerjakan, saling mengapresiasi dan menumbuhkan keberlanjutan. Untuk ini bisa

saja pendekatan program inspirasi dan pengembangan kreatifitas di lakukan di

bidang kebudayaan.

10. Menumbuhkan optimisme dan harapan tentunya juga di perlukan kekuatan

melahirkan dampak perubahan. Untuk itu setelah pelaku subyek kebudayaan

jelas. Di perlukan strategi komunikasi untuk merawat energy bersama,

menumbuhkan program bersama dan memberikan apresiasi pada kerja-kerja

136 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 137: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

budaya yang berdampak. Bisa saja bentuknya adalah awarding, perluasan

jaringan, akses fasilitas public, dukungan promosi dan kampanye produk kreatif

pelaku. Serta skema lainnya yang sesuai dengan perkembangan zaman.

VIII LAMPIRAN

1. Surat Keputusan Bupati/Walikota tentang Tim Penyusun PPKD

2. Surat Keputusan Tim Penyusun PPKD tentang Pemilihan Koordinator

3. Notulensi-notulensi Forum Terbuka

4. Notulensi-notulensi Forum Diskusi Terpumpun

5. Dokumentasi Foto Kegiatan Penyusunan

6. Peraturan-peraturan yang Berkaitan dengan Kebudayaan

7. Peraturan-peraturan Berkaitan Kebudayaan yang Pernah Ada dan Sudah Tidak

Berlaku

Daftar Pustaka

- Basundoro, P. 2009. Dua Kota Tiga Zaman: Surabaya dan Malang Dari Kolonial

Sampai Kemerdekaan. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

- Cerita Rakyat Kota Mojokerto. Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Mojokerto.

Tanpa Tahun

- Direktori Produk Perundang-undangan Payung Hukum PPKD:

- Pembukaan UUD 1945 (alenea 4)- UUD 1945 Pasal 32 (1)- UU 5 TAHUN 2017 ttg Pemajuan Kebudayaan- PERPRES 65 tahun 2018, tentang Penyusunan Pokok Pikiran

Kebudayaan Daerah dan Strategi Kebudayaan

137 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019

Page 138: jdih.mojokertokota.go.id · Web viewDaerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai

- PERMENDIKBUD 45 tahun 2018, tentang Pedoman Penyusunan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah

- PERMENDIKBUD 46 tahun 2018, tentang Pedoman Pedoman Penyusunan Strategi Pemajuan Kebudayaan

- Kartodirdjo, Sartono, et.all: 700 Tahun Majapahit (1293 – 1993). Suatu Bunga

Rampai. Edisi Kedua. Dinas Pariwisata Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa

Timur, 1993

- KOTA MOJOKERTO DALAM ANGKA, 2018. Biro Pusat Statistik Kota Mojokerto.

- Kota Mojokerto dalam Lintas Hikayat dan Sejarah. Dinas Perpustakaan dan Arsip

Kota Mojokerto, 2017

- MASTERPLAN PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN Kota Mojokerto 2016 – 2020.

Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto Tahun 2015

- MOLEONG, MA, Dr. Lexy J. “Metodologi Penelitian Kualitatif”. PT. Remaja

Rosdakarya, Bandung, cetakan kesembilan, 1998

- Rochmadi, N. W. 2001. Kapita Selekta Otonomi Daerah. Malang: UM Press

- SEJARAH KOTA MOJOKERTO (1918-1942): Wiwik Yulianingsih (Alumni Mahasiswa

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang); Hariyono (Dekan dan Dosen

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang): Reza Hudiyanto (Dosen Fakultas

Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang).

http://jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelF72CF15C64FE791EF86364AF875

FF5E9.pdf

- Suwardi Endraswara, “Metodologi Penelitian Kebudayaan”. Gadjah Mada

University Press, Yogyakarta, cetakan kedua, 2006.

- Wignjosoebroto, S. 2005. Desentralisasi Dalam Tata Pemerintahan Kolonial Hindia-

Belanda: Kebijakan dan Upaya Sepanjang Babak Akhir Kekuasaan Kolonial di

Indonesia (1900-1940). Malang: Bayumedia.

138 – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto 2019