Post on 16-Jul-2016
description
JAWABAN UJIAN EKOLOGI DAN ILMU LINGKUNGANPROGRAM PASCASARJANA S2 KIMIA
NAMA : PUTRY APRIYANI
NPM : H2061151001
Soal No. 4
Menurut saudara, bagaimanakah kondisi Kota Pontianak saat ini (2016) bila
dibandingkan 10 tahun yang lalu (2006) ditinjau dari kajian ilmu lingkungan.
Jawab:
Kota merupakan wilayah yang dinamis, sehingga dapat dipastikan terus
mengalami perubahan. Migrasi sendiri memiliki peran besar dalam proses
pertambahan jumlah penduduk, disamping pertumbuhan alami. Selain itu
perkembangan kota itu sendiri dipengaruhi oleh faktor alam dan faktor manusia.
Akibat pengaruh dari faktor alam dan faktor manusia tersebut maka
perkembangan kota membawa perubahan kondisi fisik kota. Perkembangan juga
terjadi di Kota Pontianak, karena Kota Pontianak sebagai Ibukota Propinsi
Kalimantan Barat adalah tempat terpusatnya aktivitas kota, dengan berbagai
fungsinya sebagai pusat pemerintahan, pusat pendidikan dan pusat perdagangan
serta industri memicu Kota Pontianak untuk terus mengalami perkembangan.
Konsekuensi perkembangan kota adalah kebutuhan akan ruang, sehingga terjadi
perubahan kenampakan fisik kota ke arah tertentu yang dalam prosesnya
dipengaruhi oleh faktor alam dan faktor campur tangan manusia.
Perbandingan kenampakan fisik Kota Pontianak tahun 2006-2016 dan perubahan-
perubahan yang terjadi pada penggunaan lahannya dengan rencana struktur tata
ruang yang telah terjadi di kota Pontianak dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah.
Aktivitas developer dalam bentuk pembangunan komplek perumahan di beberapa
lokasi/titik yang mengarah ke luar pusat kota merupakan salah satu usaha untuk
mensukseskan perkembangan kota. Dengan adanya permukiman – permukiman
baru akan membuka pusat kegiatan baru lainnya yang menunjang perekonomian
masyarakat setempat.
Bila dikaitkan dengan aspek ilmu lingkungan maka pembangunan pemukiman
yang banyak terjadi di pontianak harus mengedepankan lingkungan. Dimana
pemukiman yang dibuat sedemikian rupa di olah agar ekosistem asalnya masih
tetap terjaga. Misalnya pemukiman tersebut terdapat di pegunungan maka
landscape tersebut harus terlihat. Sehingga komponen abiotik dan biotik asal dari
lahan yang teralihfungsikan tersebut masih bisa menempati ruang terbuka hijau
dari lahan yang beralih fungsi menjadi pemukiman tersebut. Selain itu ruang
terbuka hijau dapat dimanfaatkan untuk badan air di wilayah tersebut yang harus
dijaga sehingga dapat mendukung keberlanjutan lingkungan dalam pengendalian
air yang ada di lingkungan tersebut. Sehingga pada saat hujan air tersebut masih
dapat terserap dan dapat digunakan kembali pada saat kemarau.
Bila lahan terbuka yang ada di pontianak banyak dijadikan pemukiman yang tidak
mengedepankan aspek lingkungan maka saat ini kota pontianak akan merasakan
dampak global worming yang terjadi akibat maraknya pembangunan tanpa
mempertimbangkan aspek lingkungan. Apalagi di tambah dengan makin
banyaknya volume kendaraan yang disebabkan oleh bertambahnya penduduk
disetiap tahunnya sehingga mengakibatkan ruas jalan semakin menyempit. Selain
itu Pontianak adalah kota yang dilintasi oleh garis khatulistiwa sehingga panas
akibat global warming akan sangat terasa. Hal itu dapat di lihat dari peningkatan
suhu yang terjadi di kota pontianak dari 10 tahun terakhir.
Maka dari itu perlunya ilmu lingkungan dalam penataan kota agar kota pontianak
tetap menjadi kota yang layak huni meliputi sumber air maupun udaranya, dan
menjadi kota yang nyaman untuk di huni bagi masyarakat Pontianak.
UAS Soal No. 3
Saat ini, Pemerintah Kota Pontianak sedang mengembangkan sistem hutan kota.
Bila diakitkan dengan konsep-konsep ekologi dan ilmu lingkungan, jelaskan
pendapat saudara.
Jawab:
Pendapat saya, saat ini, ilmu lingkungan sangat dibutuhkan untuk menunjang
perencanaan wilayah dan kota. Bahkan, sudah menjadi keharusan bahwa ilmu
lingkungan dan ekologi dapat terintegrasi dengan disiplin ilmu perencanaan
wilayah dan kota. Ilmu lingkungan dapat menjadi modal dasar bagi perencana
untuk mewujudkan konsep kota berkelanjutan. Dimana, ilmu Lingkungan
mempelajari hubungan manusia dengan lingkungannya mencakup aspek abiotik,
biotik, dan culture(sosial). Seorang perencana semestinya dapat memasukkan
ketiga unsur lingkungan tersebut kedalam proses perancangan dan pengambilan
kebijakan. Banyak gejala penting yang harus dipertimbangkan sewaktu
melakukan perencanaan dan perancangan pengembangan wilayah yang memiliki
akibat terhadap aspek abiotik, biotik dan culture.
Berdasarkan hal tersebut baik adanya jika Pemerintah Kota Pontianak dapat
dengan baik mengembangkan sistem hutan kota dengan mempertimbangkan
aspek ilmu lingkungan dan ekologi untuk mengurangi bahkan menghindari
menurunnya kualitas lingkungan yang terjadi di kota Pontianak. Menurunnya
kualitas lingkungan yang terjadi adalah satu ciri dari tidak diterapkannya konsep
pembangunan berkelanjutan yang tidak memperhatikan aspek ilmu lingkungan
dan ekologi.
Dimana dapat di katakan bahwa saat ini kota merupakan pusat pencemaran udara.
Wilayah perkotaan memberi sumbangsih yang cukup besar terhadap
meningkatnya polusi udara dan emisi gas rumah kaca. Pengaruh terbesar yaitu
aktivitas industri dan penggunaan energi untuk transportasi. Aktivitas industri dan
transportasi sama-sama menghasilkan limbah berupa zat pencemar udara, seperti
CO2 dan semacamnya. Selain itu terjadi peningkatan suhu udara di perkotaan di
mana suhu udara di wilayah kota lebih tinggi dari pada suhu udara di pinggiran
kota atau di desa. Akibat dari fenomena ini, masyarakat kota menjadi tidak
nyaman, terjadi pemborosan energi, serta rentan terhadap penyakit-penyakit baru.
Hal lain yang terjadi adalah hilangnya keanekaragaman hayati di perkotaan.
Keadaan seperti itu terjadi di hampir seluruh kota, termasuk kota Pontianak. Kota-
kota sudah kehilangan keanekaragaman hayatinya. Burung-burung dan spesies-
spesies lain telah kehilangan habitatnya, seperti tanaman dan pepohonan, akibat
pembangunan kota yang tidak ekologis.
Kota rentan terhadap bencana banjir. Penataan ruang yang tidak sehat
mengakibatkan daerah resapan air di perkotaan tertutupi oleh bangunan, sehingga
limpasan air tertahan di permukaan dan menjadi penyebab banjir. Beberapa
contoh di atas setidaknya memberi gambaran betapa ilmu lingkungan perlu
dijadikan pertimbangan bagi perencana wilayah dan kota. Berdasarkan undang-
undang pun, perencanaan tata ruang sekarang ini diharuskan untuk memasukkan
kajian lingkungan hidup strategis sebagai upaya menyelaraskan keberlangsungan
pembangunan dengan keberlanjutan lingkungan hidup.