Post on 03-Feb-2016
description
I. Jawaban Pertanyaan
1) Pengendapan Alkohol
1. Tabung – tabung mana yang menunjukkan protein yang tidak larut. Apakah kelarutan albumin dalam air pada titik isoelektriknya?
Jawab : Semua tabung baik tabung 1, 2 dan 3 proteinnya tidak larut, hal ini terlihat
adanya endapan pada masing-masing larutan. Ya, kelarutan albumin dalam air terjadi
pada titik isoelektriknya yang ditandai dengan endapan berwarna putih.
2) Uji Biuret
Pertanyaan:
1. Buatlah standar kurva dan tetapkan kadar protein larutan protein yang diberikan?
2. Berikan penjelasan tentang hukum lambert-beer!
3. Senyawa apa yang dapat mengganggu cara biuret seperti diatas
4. Mengapa reaksi tersebut disebut reaksi biuret?
5. Senyawa kompleks apa yang sebenarnya terjadi?
6. Apakah peptide juga memberi reaksi biuret. jika memberikan, berikalah penjelasan dan
bagaimana cara menentukan kadar protein yan tercampur dengan peptide?
Jawaban
1. Membuat Kurva Standar Konsentrasi Protein Vs Absorban
Dengan : X = Konsentrasi protein (c)
Y = Absorbansi (A)
X Y XY X2
1 0,026 0,026 1
2 0,070 0,14 4
3 0,093 0,279 9
4 0,143 0,572 16
5 0,158 0,79 25
6 0,179 1,074 36
7 0,225 1,575 49
8 0,337 2,696 64
9 0,537 4,833 81
10 0,585 5,85 100
= 55 2,353 17,835 385
n . ΣXY – ΣX . ΣY 10 (17,835) – 55(2,353)
Slope (A) = =
n .ΣX2 – (ΣX)2 10 (385) – (55)2
= 178,35 - 129,415
825
= 0,059
ΣY . ΣX2 – ΣXY . ΣX 2,353 (385) – 17,835 (55)
Intersept (B) = =
n . ΣX2 – (ΣX)2 10 (385) – (55)2
= 905,905 – 980,925
825
= -0,09
Persamaan Regresi Linier :Y = 0,059X - 0,09
Kurva standar : Y = 0,059X - 0,09
X 0 2 4 6 8 10
Y -0,09 0,028 0,146 0,264 0,382 0,5
0 2 4 6 8 10 12
-0.2
-0.1
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
Kurva Standar Konsentrasi Protein Vs Absorban
Konsentrasi protein yang sebenarnya dalam kasein :
Konsentrasi protein pada saat 1 mg/ml
Y = 0,026
0,026 = 0,059X - 0,09
X = 1,966 mg/ml
Konsentrasi protein pada saat 2 mg/ml
Y = 0,070
0,070 = 0,059X - 0,09
X = 2,711 mg/ml
Konsentrasi protein pada saat 3 mg/ml
Y = 0,093 mg/ml
0,093 = 0,059X - 0,09
X = 3,101 mg/ml
Konsentrasi protein pada saat 4 mg/ml
Y = 0,143
0,143 = 0,059X - 0,09
X = 3,949 mg/ml
Konsentrasi protein pada saat 5 mg/ml
Y = 0,158
0,158 = 0,059X - 0,09
X = 4,203 mg/ml
Konsentrasi protein pada saat 6 mg/ml
Y = 0,179
0,179= 0,059X - 0,09
X = 4,449 mg/ml
Konsentrasi protein pada saat 7 mg/ml
Y = 0,225
0,225= 0,059X - 0,09
X = 5,338 mg/ml
Konsentrasi protein pada saat 8 mg/ml
Y = 0,337
0,337 = 0,059X - 0,09
X = 7,237 mg/ml
Konsentrasi protein pada saat 9 mg/ml
Y = 0,537
0,537 = 0,059X - 0,09
X = 10,62 mg/ml
Konsentrasi protein pada saat 10mg/ml
Y = 0,585
0,585 = 0,059X - 0,09
X = 11,44 mg/ml
2. Penjelasan Hukum Lambert – Beer :
Hukum Lambert – Beer dengan mudah digabungkan menjadi pernyataan yang
sesuai. Diketahui bahwa dalam mempelajari akibat perubahan konsentrasi terhadap
absorbsi jarak jalan lewat larutan harus dibuat tetap. Tetapi hasil-hasil yang diukur
akan tergantung pada besarnya harga tetapan. Dengan kata lain dalam hukum Beer
seperti K4 = f(b). Demikian dalam hukum Lambert K2 = f(c). Dimana kemudian
substitusi hubungan dasar ini ke dalam hukum Lambert-Beer:
log Po/P = f(c) b dan log Po/P = f(b) c
Kedua Hukum harus diberlakukan bersamaan pada setiap titik, sehingga f (b) = f(b)
c . Atau kalau dipisahkan variabelnya f(c)/c = f(b)/b
Agar dua fungsi variabel tak bergantungan dapat menjadi sama, adalah bahwa
keduanya sama dengan suatu tetapan.
F(c) / c = f(b) b = K
Substitusi ke dalam pernyataan Lambert-Beer menghasilkan pendapat yang sama
yaitu:
log Po/P = f(c) b = K.b.c
log Po/P = f(b) c = K.b.c
3. Senyawa yang dapat mengganggu yaitu senyawa yang membentuk endapan hitam
atau merah pada reagen biuret yaitu garam Amonia.
4. Reaksi ini disebut dengan reaksi biuret karena pada penentuan kadar protein ini
digunakan reagen biuret yang mana biuret memberikan warna violet dengan CuSO4.
Dan pada reaksi ini terbentuk kompleks berwarna ungu.
5. Senyawa kompleks Cu2+ yang berwarna ungu.
6. Peptida juga memberi reaksi biuret karena adanya –NH pada ikatan pepetida sehingga
dapat membentuk ion kompleks Cu2+ berwarna ungu. Dengan menambahkan reagen
Biuret pada larutan protein dan pengukuran adsorbansi larutan tersebut dan
dibandingkan dengan sampel, dicari yang sama adsorbansinya maka akan diketahui
berapa kadar proteinnya.